LP ANC Poli Kandungan
-
Upload
muhammad-akbar-nugraha -
Category
Documents
-
view
55 -
download
9
description
Transcript of LP ANC Poli Kandungan
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE
A. Definisi
Menurut Mochtar (1998), Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu
hamil, yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan dan
penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan ibu dan anak yang
sehat. Tujuan dari asuhan Antenatal Care adalah untuk memantau kemajuan kehamilan dan
memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi, juga untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu. Disamping tujuan di atas, Antenatal
Care juga bertujuan untuk mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan, mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam
menerima kesehatan bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
B. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur/ ovarium
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam tuba, waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma)
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh
sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur
banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu
sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (fertilisasi).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba),
menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi
diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan untuk janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada
ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (fertilisasi), nidasi dan plasenta.
C. Perubahan fisiologis wanita hamil
Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada pada alat kandung,
dan juga organ lainnya.
1. Uterus
a. Ukuran: karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25 x 20 cm
dengan kapasitas 400 cc (pada kelamin cukup bulan).
b. Berat: dari 30 gr – 1000 gr.
c. Bentuk dan konsistensi: bulan pertama=alpukat, 4 bulan=bulat, akhir
kehamilan=bujur telur.
d. Posisi: awal=antefleksi/retrofleksi, 4 bulan=berada pada rongga pelvis,
akhir=rongga perut sampai hati.
e. Serviks: menjadi lunak yang disebut tanda “boodell”
2. Indung telur (Ovarium)
a. Ovulasi terhenti.
b. Masih terdapat korpus luteum gravidas sampai terbentuknya uri.
3. Vagina dan Vulva
a. Vagina dan vulva terlihat lebih merah dan kebiruan.
b. Warna lipid pada vagina dan portio serviks disebut “tanda Chadwick”,
hipervaskularisasi.
Perubahan yang terjadi juga terjadi pada organ dan sistem lainya, seperti:
1. Sistem Sirkulasi Darah
a. Volume darah: terjadi peningkatan pada volume darah dan plasma.
b. Protein darah: jumlah protein dan albumin menurun, pada trimester 1 secara
bertahap meningkat sampai akhir kehamilan.
c. Hitung jenis dan Hb: Ht menurun karena volume plasma darah eritrosit meningkat
untuk kebutuhan oksigen.
d. Nadi dan TD: TD menurun, nadi meningkat rata-rata 84x/menit.
e. Jantung: pompa jantung meningkat pada trimester 1 sampai menurun pada minggu
terakhir, EKG kadang memperlihatkan deviasi aksis ke kiri.
2. Sistem Pernafasan
a. Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah diafragma akibat
pembesaran rahim.
b. Kapasitas vital paru meningkat.
c. Nafas dalam dan yang lebih menonjol pernafasan dada.
3. Sistem Pencernaan
a. Saliva meningkat, mual dan muntah.
b. Tonus otot saluran pencernaan menurun sehingga motilitas.
c. Muntah (emesis gravidarum) pada pagi hari (morning sickness).
4. Tulang dan Gigi
a. Sendi panggul terasa lebih longgar sampai ligament dan melunak.
b. Kalsium maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi kebutuhan
kalsium janin.
5. Kulit
Terjadi hiperpigmentasi pada:
a. Muka: cloasma gravid.
b. Payudara: puting susu dan areola payudara.
c. Perut: linea nigra.
6. Kelenjar Endokrin
a. Kelenjar tiroid: dapat membesar sedikit.
b. Kelenjar hipofise: dapat membesar terutama lobus anterior.
c. Kelenjar adrenal: tidak satu berpengaruh (-).
7. Payudara
a. Payudara bertambah besar, tegang dan berat.
b. Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli.
c. Bayangan vena lebih membiru.
d. Kalau diperas keluar kolostrum berwarna kuning.
8. Metabolisme
a. BMR meningkat 15 – 20% terutama trimester ketiga.
b. Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan fetus, payudara.
c. Sering haus, nafsu makan kuat, sering kencing.
d. Kolesterol meingkat karena somatotoropin membentuk lemak.
e. BB bumil meningkat 6,5 – 16 kg disebabkan oleh: janin, uri, air ketuban, uterus,
payudara, darah, lemak, protein, retensi urine.
D. Manifestasi klinis
Ada beberapa manifestasi klinis dari ANC, yaitu:
1. Tanda Presumtif
a. Supresi menstruasi.
b. Nausea, vomiting, morning sickness.
c. Sering miksi.
d. Mammae bengkak terasa penuh.
e. Quickening (gerakan pertama kali yang dirasakan oleh ibu).
f. Chadwicks (+).
g. Pigmen pada kulit.
2. Tanda Mungkin
a. Pembesaran abdomen.
b. Tanda Hegar.
c. Ballotemen (+).
d. Perubahan pada serviks.
e. Braxton Hicks.
f. Tes kehamilan.
3. Tanda Pasti
a. Bunyi DJJ, Nadi 120 – 180x/m.
b. Pergerakan fetal.
c. USG – hasil (+).
E. Jadwal pemeriksaan kehamilan
1. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat
1 bulan.
2. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan.
3. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan.
4. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.
F. Pemeriksaan ibu hamil
1. Anamnesa
a. Anamnesa identitas (suami dan istri)
b. Anamnesa umum: tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi,
perkawinan dan HPHT.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Daerah muka (adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau
merah, adakah oedema pada wajah, bagaimana keadaan lidah dan gigi.), leher
(apakah vena terbendung di leher (mis : pada penyakit jantung) apakah kelenjar
gondok membesar atau kelenjar limpa membengkak.), dada (bentuk buah dada,
pigmentasi putting susu dan areola mammae, keadaan putting susu, adakah
colostrums.), perut (perut membesar kedepan atau kesamping (pada ascites perut
membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi linea alba, nampak ada
gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau jaringan parut.),
vulva (keadaan perineum, adakah varises, tanda Chadwick, condiloma, flour
albus.), dan anggota gerak bawah (adakah ascites, oedema, luka, cykatrik pada
lipat paha).
b. Palpasi
Maksud dari palpasi adalah untuk menentukan besarnya rahim (tuanya kehamilan)
dan menentukan letaknya anak dalam rahim. Terdiri dari 4 bagian, yaitu:
Leopold I
Yang dilakukan adalah:
- Kaki klien dibengkokkan pada lutut dan lipatan paha.
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien.
- Rahim dibawah ke tengah.
- Tinggi fundus uteri ditentukan.
- Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah lunak,
kurang bundar dan kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong.
Variasi menurut knebel: menentukan letak kepala atau bokong dengan satu
tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis.
Leopold II
Yang dilakukan adalah:
- Kedua tangan pindah ke samping.
- Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan.
- Tentukan letak punggung anak.
- Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin.
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana
letaknya bagian-bagian kecil). Variasi menurut poudin : menentukan letak
punggung dengan satu tangan menekan di fundus.
Leopold III
Yang dilakukan adalah:
- Dipergunakan satu tangan saja.
- Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya.
- Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan.
Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah bagian bawah
anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Variasi menurut
Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan
tegak di tengah perut.
Leopold IV
Yang dilakukan adalah:
- Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita.
- Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
- Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
- Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan: Kedua tangan pada
pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala sudah melewati pintu atas
panggul) atau Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran
terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul).
Leopold IV untuk menentukan bagian yang terendah dan berapa masuknya
bagian yang bawah ke dalam rongga panggul.
3. Penampilan Umum
Pemeriksaan ini dilakukan pada ibu yang pertama kali datang periksa dan ibu yang
akan melahirkan yang belum pernah memeriksakan diri. Tujuan dilakukan
pemeriksaan umum adalah:
a. Untuk mengetahui keadaan umum ibu.
b. Untuk mentehahui adanya kelainan-kelainan yang dapat mempengaruhi
kehamilan.
c. Untuk membantu menetapkan diagnosis
Pemeriksaan yang dilakukan adalah:
a. Bagaimana keadaan umum klien, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran.
b. Adakah anemia, cyanosis, ikterus dan dyspnoe.
c. Keadaaan jantung dan keadaan paru.
d. Adakah oedema.
e. Tekanan darah.
f. Berat badan.
g. Pemeriksaan laboratorium.
4. Pemeriksaan Semua Sistem
5. Pemeriksaan Panggul Luar
Pemeriksaan panggul ini dilakukan pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil
(primigravida), pada ibu multipara, ibu yang akan bersalin tapi sebelumnya belum
pernah memeriksakan diri terutama primipara. Ukuran-ukuran panggul luar yang
penting:
a. Distantia Spinarum: Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri,
ukuran normal 23 – 26 cm.
b. Distantia Cristarum: Jarak yang terpanjang antara crista iliaka kanan dan kiri,
ukuran normal : 26 – 29 cm.
c. Distantia Tuburum
Ukuran melintang pintu buah panggul jarak antara tuberositas ischii kanan dan
kiri, ukuran normal : 10,5 – 11 cm.
d. Conyugata Eksterm
Jarak antara pinggir atas syimpisis dan ujung prosesus spinosus (ruas tulang
lumbal lima).
e. Lingkar Panggul
Jarak dari pinggir atas sympisis melalui spina iliaka anterior superior kanan ke
pertengahan trochanter mayor kiri, kepertengahan spina iliaca anterior superior
kiri, kemudian kembali ke atas sympisis, ukur normal : 80 – 90 cm.
6. Pertumbuhan Janin
a. 0-4 minggu: pertumbuhan yang cepat, gigi, sistem pusat saraf, jantung mulai
berdenyut, jari mulai keluar/nampak.
b. 4-8 minggu: Pertumbuhan cel yang cepat, kepala, muka, genitalia eksterna mulai
tampak tapi jenis kelamin belum ada, janin bergerak (USG).
c. 8-12 minggu: mata, ginjal mulai berfungsi untuk pengeluaran urin (10mg),
sirkulasi fetal lancar, mulai mengisap/menelan, sex terlihat, bergerak bebas,
beberapa refleks primitive mulai.
d. 12-16 minggu: berkembang skeletal, meconium ada di usus, lanugo ada, spetum
hidung dan palatum menyatu.
e. 16-20 minggu: quecning – ibu merasakan, auskultasi, verniks kaseosa, jari dapat
terlihat, selaput kulit.
f. 20-24 minggu: sebagian organ mampu berfungsi, respon pada suara, kulit merah
keriput.
g. 24-28 minggu: kelangsungan hidup dapat – lahir pergerakan kelompak mata –
respon pernapasan.
h. 28-32 minggu: mengisap, lemak dan besi, testis turun skrotum, lanugo tidak ada di
muka, kulit mulai putih dan keriput kurang.
i. 32-36 minggu: meningkatnya lemak seluruh tubuh, lanugo tidak ada, rambut
kepala panjang, kuku sampai ujung jari, tulang rawan, telinga, rambut.
j. 38-40 minggu: batas untuk lahir, tulang tengkorak kuat.
G. Pemeriksaan penunjang
1. Golongan darah: ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas.
2. Usap vagina/rectal: Tes untuk neisseria gonorrhoea, Chlamydia.
3. Tes Serologi: Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan kelamin.
4. Skrining: Terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis.
5. Pap smear: Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex tipe II.
6. Urinalisis: Skrining untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan, infeksi,
diabetes, penyakit ginjal).
H. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 – 12 minggu), kembali pada
tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir. Denyut nadi meningkat 10
– 15x. murmur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume,
varises, sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trimester terakhir).
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri.
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi perkemihan,
urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid.
4. Makanan/Cairan
Mual dan muntah terutam pada trimester pertama : nyeri ulu hati umum terjadi,
penambahan BB 2 - 4 kg trimester pertama.
5. Nyeri/Ketidaknyamanan
Kram kaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton hicks terlihat
setelah 28 minggu, nyeri punggung.
6. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi pernapasan dapat
meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus, pernapasan torakal.
7. Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan daptone
(mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20 minggu), gerakan janin terasa pada
pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 – 20
minggu, ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea mungkin ada,
peningkatan progresif pada ukuran uterus, perubahan payudara : pembesaran jaringan
adipose, peningkatan vaskularitas, lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12
minggu, perubahan pigmentasi : kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda
goodell, hegar, Chadwick positif.
9. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap maturasi/perkembangan
bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor kehamilan. Respons anggota keluarga
lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan dan Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada usia,
tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.
I. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang muncul pada persalinan normal adalah sebagai berikut:
a. Ansietas b/d adanya faktor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada konsep
diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup,
kurang informasi.
b. Keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan nafsu makan,
mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik.
c. Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan (muntah), peningkatan kebutuhan
cairan.
d. Pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran diafragma.
e. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.
f. Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
g. Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal.
h. Kelebihan volume cairan b/d perubahan, mekanisme regulator, retensi natrium/air.
i. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan.
J. Rencana tindakan keperawatan
Diagnosa keperawatan utama dalam persalinan normal adalah:
1. Ansietas b/d adanya faktor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada konsep
diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup,
kurang informasi.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kecemasan
berkurang/hilang.
Intervensi:
a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan.
Rasional: mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan arah
dan kemungkinan pilihan/ intervensi.
b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam
reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
Rasional: dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan
membantu keluarga mengenai stress, membuat keputusan, dan beradaptasi secara
positif terhadap pilihan.
c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
Rasional: kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi.
Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi pada pasangan yang telah melahirkan
anak dengan penyimpangan kromosom.
d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
Rasional: dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.
2. Keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu makan,
mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi
terpenuhi.
Intervensi:
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit.
Rasional: kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan
sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan.
b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen
vitamin dan zat besi setiap hari.
Rasional: Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang.
c. Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal yang
optimum.
Rasional: ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau dibawah
berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan
intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.
d. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
Rasional: mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status
nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
3. Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan (muntah), peningkatan kebutuhan
cairan.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan volume cairan
terpenuhi.
Intervensi:
a. Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
Rasional: peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik (HCG) perubahan
metabolisme KH dan penurunan motilistas gastric memperberat mual dan muntah
pada trimester pertama.
b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum,
gastritis, kolesistitis).
Rasional: membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi
masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
c. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
Rasional: indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan
hidrasi.
4. Pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran diafragma.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pola nafas menjadi efektif.
Intervensi:
a. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas).
Rasional: menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60%
klien normal meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat
kemampuan difragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran
uterus.
b. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan program
aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk
melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.
Rasional: menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan
oleh kelebihan.
c. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (mis :
alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis).
Rasional: masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan
oksigenasi jaringan ibu/janin.
5. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan perubahan eliminasi
teratasi.
Intervensi:
a. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester
ketiga.
Rasional: membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi berkemih
dan/nokturia pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung
kemih mengakibatkan sering berkemih.
b. Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas sehari.
Rasional: mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang
mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonik.
c. Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan penghilangan
natrium dan diet.
Rasional: kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator rennin-
angiotensin- aldosteron dan kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia
berat.
6. Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan gangguan pola tidur
teratasi.
Intervensi:
a. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan,
teruskan pola tidur saat ini.
Rasional: membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang
berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini.
b. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi
semi fowler.
Rasional: pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen
menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi
fowler memungkinkan diafragma menueun, membantu mengembangkan ekspansi
paru dengan optimal.
c. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat
Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan
penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
Rasional: ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik,
nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
7. Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri berkurang.
Intervensi:
a. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien.
Rasional: data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan.
b. Kaji status pernapasan klien.
Rasional: penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida, yang tidak mengalami
kelegaan dengan ikatan antara bayi dalam kandungannya.
c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan.
Rasional: lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone (relaxing-
progesteron) pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai
dengan pembesaran uterus.
8. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien dapat toleransi
dengan aktivitas.
Intervensi:
a. Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap pekerjaan,
keluarga, komunitas dan diri sendiri.
Rasional: membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk menguji
komitmen.
b. Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
Rasional: istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan dengan
pertumbuhan jaringan ibu/janin.
c. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi
suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
Rasional: kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena
penurunan jumlah pembawa oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
1. Farrer H. Perawatan maternitas. Edisi 2. Jakarta: EGC. 1999.
2. Henderson & Jones. Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta: EGC. 2006.
3. Mochtar R. Sinopsis obstetri. Jakarta: EGC. 1998.
4. NANDA International. NANDA-I: Nursing Diagnoses Definitions & Classification
2009-2010. USA: Willey Blackwell Publication, 2009.
5. Moorhead S, Meridean M, Marion J. Nursing Outcomes Classification (NOC). Fourth
edition. USA: Mosby Elsevier, 2004.
6. Bulechek, Gloria M, Joanne CM. Nursing Intervention Classification (NIC). Fifth
edition. USA: Mosbie Elsevier, 2008.