Logika Matematika - Copy
-
Upload
rabiatul-umuth -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Logika Matematika - Copy
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 1/16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar BelakangLogika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan pelajaran-
pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal tambahan untuk
menyampaikan pelajaran di sekolah. Dalam Logika dipelajari metode-metode dan
prinsip-prinsip yang dapat dipakai untuk membedakan cara berpikir benar (correct)
atau tidak benar (incorrect), sehingga dapat membantu menyatakan ide-ide tepat dan
tidak mempunyai arti ganda. Jadi, dalam ilmu logika hanya mempelajari atau
memperhatikan kebenaran dan kesalahan dari penalaran, dan penarikan kesimpulan
dari sebuah pernyataan atau lebih.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana menentukan nilai kebenaran dan ingkaran suatu pernyataan ?
Bagaimana menentukan nilai kebenaran dari disjungsi, konjungsi, dan
ingkarannya ?
Bagaimana menentukan nilai kebenaran dari implikasi, konvers, invers, dan
kontraposisi beserta ingkarannya ?
Apa arti kuantor universal dan eksistensial beserta ingkarannya ?
Bagaimana cara membuat ingkaran suatu pernyataan berkuantor ?
Bagaimana cara menarik kesimpulan dengan silogisme, modus ponen, dan modus
tolens ?
C. Tujuan
Mampu menentukan nilai kebenaran dan ingkaran suatu pernyataan
Mampu menentukan nilai kebenaran dari disjungsi, konjungsi, dan ingkarannya
Mampu menentukan nilai kebenaran dari implikasi, konvers, invers, dan
kontraposisi beserta ingkarannya ?
Mengetahui arti kuantor universal dan eksistensial beserta ingkarannya
Mengetahui cara membuat ingkaran suatu pernyataan berkuantor
Mengetahui cara menarik kesimpulan dengan silogisme, modus ponen, dan
modus tolens
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 2/16
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kalimat Deklaratif Majemuk1. Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif diartikan sebagai kalimat yang mempunyai nilai
kebenaran. Nilai kebenaran yang dimaksud adalah benar saja atau salah saja, akan
tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Kalimat deklaratif disebut juga pernyataan
atau proposisi.
Contoh :
a. Bilangan genap habis dibagi 2. (Benar)
b. Nilai x yang memenuhi persamaan 2 x – 1 = 5 adalah 1. (Salah)
c. 3 > 1. (Benar)
2. Negasi
Operasi negasi atau ingkaran adalah operasi yang dikenakan hanya pada
sebuah pernyataan. Operasi negasi dilambangkan “ ~ “.
Definisi: Suatu pernyataan dan negasinya mempunyai nilai kebenaran yang
berlawanan
Contoh :
a. Jakarta ibukota negara Republik Indonesia (benar)
Negasinya : Jakarta bukan ibukota negara Republik Indonesia (salah)
Untuk memudahkan dalam membicarakan kalimat deklaratif, digunakan
simbol – simbol huruf, seperti p,q,r , atau sejenisnya untuk suatu kalimat
deklaratif. Misalkan p adalah kalimat deklaratif. Berikut adalah nilai kebenarandari negasi p yang mungkin.
Keterangan :
B : Benar
S : Salah
p ~ p
B S
S B
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 3/16
3
3. Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang masih mengandung variabel,
sehingga belum dapat ditentukan nilai kebenarannya (benar atau salah). Kalimat
terbuka tersebut dapat diubah menjadi bentuk pernyataan, jika variabelnya
diganti dengan suatu konstanta.
Contoh :
a. Jika p(x) : x + 5 = 9, untuk x bilangan real
Jika variabelnya diganti dengan 4 maka 4 + 5 = 9 (benar)
Jika variabelnya diganti dengan 7 maka 7 + 5 = 12 (salah)
4. Pernyataan Majemuk.
Apabila suatu pernyataan terdiri lebih dari satu pernyataan maka diantarasatu pernyataan dengan pernyataan lainnya dibutuhkan suatu kata penghubung
sehingga diperoleh suatu pernyataan majemuk.
Untuk Logika matematika ada 4 macam kata penghubung pernyataan
yaitu konjungsi (dan) dengan simbol (˄), disjungsi (atau) dengan symbol (˅),
implikasi (jika…maka…) dengan simbol (→), dan biimplikasi (jika dan hanya
jika) dengan simbol (↔). Kalimat deklaratif majemuk yang selalu bernilai benar
dinamakan tautologi, sedangkan yang selalu bernilai salah dinamakan
kontradiksi.
a. Konjungsi
Kata hubung dalam konjungsi adalah “ dan “dilambangkan dengan tanda
“˄”. Untuk menentukan nilai tabel kebenaran dari konjungsi, perhatikan
gambaran berikut.
Misalkan :
p : Tahun 2008 adalah tahun kabisat
q : Tahun 2008 memiliki 29 hari pada bulan Februari
Sekarang tentukan negasi dari p dan q
~ p : Tahun 2008 adalah bukan tahun kabisat
~ q : Tahun 2008 tidak memiliki 29 hari pada bulan Februari
Dari pernyataan diatas dapat dibuat hubungan konjungsi sebagai berikut :
1.
Tahun 2008 adalah tahun kabisat dan memiliki 29 hari pada bulan
Februari. (benar)
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 4/16
4
2. Tahun 2008 adalah tahun kabisat dan tidak memiliki 29 hari pada bulan
Februari. Kalimat tersebut bernilai salah karena setiap tahun kabisat pasti
memiliki 29 hari pada bulan Februari.
3.
Tahun 2008 adalah bukan tahun kabisat dan memiliki 29 hari pada bulan
Februari. Kalimat tersebut bernilai salah karena tidak mungkin ada bulan
Februai berjumlah 29 hari, sedangkan tahunnya tidak kabisat.
4. Tahun 2008 adalah bukan tahun kabisat dan tidak memiliki 29 hari pada
bulan Februari. Kalimat ini bernilai salah karena jelas bahwa tahun 2008
adalah tahun kabisat dan jumlah hari pada bulan Februari adalah 29 hari.
Dari deskripsi di atas, dapat disusun tabel nilai kebenaran konjungsi.
p q p ˄ q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
S
b. Disjungsi
Kata hubung dalam disjungsi adalah “atau” dilambangkan dengan tanda ” ˅”.
Sebagai contoh, perhatikan gambaran berikut :
Misalkan Nina lulus ujian. Begitu dia lulus, dia akan mengajak adiknya jalan
– jalan atau memberi uang RP5.000,00 kepada adiknya
Misalkan :
p : Nina mengajak adiknya jalan – jalan
q : Nina memberi uang RP5.000,00 kepada adiknya
Dari pernyataan di atas dapat dibuat hubungan disjungsi sebagai berikut :
1.
Nina mengajak adiknya jalan – jalan atau memberi uang RP5.000,00
kepada adiknya. (benar)
2. Nina mengajak adiknya jalan – jalan atau tidak memberi uang RP5.000,00
kepada adiknya. (benar)
3. Nina tidak mengajak adiknya jalan – jalan atau memberi uang RP5.000,00
kepada adiknya. (benar)
4.
Nina tidak mengajak adiknya jalan – jalan atau tidak memberi uang
RP5.000,00 kepada adiknya. (salah)
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 5/16
5
Dari deskripsi diatas, dapat dibuat tabel nilai kebenaran Disjungsi
p q p ˅ q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
B
B
S
c. Implikasi.
Implikasi adalah penggabungan dua pernyataan yang menggunakan kata
hubung “ jika …. Maka ….” Yang dilambangkan “→“. Implikasi dari
pernyataan p dan q ditulis p → q dan dibaca “ jika p maka q”. Pernyataan
bersyarat p → q juga dapat dibaca “ p hanya jika q” atau “ p adalah syarat cukup
bagi q atau “ q adalah syarat perlu bagi p”.
Untuk menentukan tabel kebenaran, perhatikan gambaran berikut.
Misalkan jika Nina lulus ujian maka ia akan memberikan uang kepada adiknya.
Misalnya :
p : Nina lulus ujian (benar)
q : Nina memberikan uang kepada adiknya (benar)
Dari pernyataan di atas dapat dibuat hubungan disjungsi sebagai berikut :
1. Jika Nina lulus ujian maka ia memberikan uang kepada adiknya. Kalimat
ini bernilai benar karena Nina menepati janjinya.
2. Jika Nina lulus ujian maka ia tidak memberikan uang kepada adiknya.
Kalimat ini bernilai salah karena Nina tidak menepati janjinya.
3. Jika Nina tidak lulus ujian maka ia memberikan uang kepada adiknya.
Kalimat ini bernilai benar karena meskipun janjinya gugur ia tetap
memberikan uang kepada adiknya.
4. Jika Nina tidak lulus ujian maka ia tidak memberikan uang kepada adiknya.
Kalimat ini bernilai benar karena Nina bebas dari janjinya.
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 6/16
6
Dari deskripsi diatas, dapat dibuat tabel nilai kebenaran Implikasi
p q p → q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B
Dari suatu pernyataan bersyarat “ p →q ” yang diketahui dapat dibuat
pernyataan lain sebagai berikut :
1) q → p disebut pernyataan Konvers dari p → q
2) ~p → ~q disebut pernyataan Invers dari p → q
3)
~q → ~p disebut pernyataan Kontraposisi dari p → q
Berikut adalah tabel nilai kebenaran dari ketiga hubungan tersebut.
Implikasi Konvers Invers Kontraposisi
p q ~p ~q p → q q → p ~p → ~q ~q → ~p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
Dari tabel diatas ternyata implikasi senilai dengan kontraposisinya dan
invers suatu implikasi sebilai dengan konvers implikasi tersebut. Kesamaan
nilai semacam ini dinamakan ekuivalen atau ekuivalensi.
d. Biimplikasi
Biimplikasi yaitu pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung
“……jika dan hanya jika …..” dinotasikan “↔” . Biimplikasi dari pernyataan
p dan q ditulis p ↔ q dibaca p jika dan hanya jika q.
Pernyataan p ↔ q dapat juga dibaca :
1) p ekuivalen q
2)
p adalah syarat perlu dan cukup bagi q
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 7/16
7
Tabel nilai kebenaran operasi Biimplikasi.
p q p → q q → p (p → q) ˄ (q → p)
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B
B
B
S
B
B
S
S
B
Dari tabel kebenaran tersebut berarti p ↔ q ≡ (p → q) ˄ (q → p).
Tanda “ ≡ ” adalah tanda ekuivalen. Sehingga diperoleh tabel kebenaran
biimplikasi sebagai berikut.
p q p ↔ q
BB
S
S
BS
B
S
BS
B
B
B. Negasi Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, dan Biimplikasi
1. Negasi Konjungsi dan Disjungsi
Jika diketahui konjungsi p ˄ q , negasinya adalah ~p ˅ ~q Jika diketahui disjungsi , p ˅ q negasinya adalah ~p ˄ ~q
Untuk pembuktiannya dapat dilakukan dengan menggunakan tabel kebenaran
berikut
p q ~p ~q p ˄ q ~( p ˄ q) ~p ˅ ~q p ˅ q ~(p ˅ q) ~p ˄ ~q
B
B
S
S
B
S
B
S
S
S
B
B
S
B
S
B
B
S
S
S
S
B
B
B
S
B
B
B
B
B
B
S
S
S
S
B
S
S
S
B
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai kebenaran ~(p ˄ q) sama dengan ~p ˅ ~q
dan ~(p ˅ q) sama dengan ~p ˄ ~q
2. Negasi Implikasi dan Biimplikasi
Apabila diketahui implikasi p → q, negasinya adalah p ˄ ~q
Apabila diketahui biimplikasi p ↔ q, negasinya adalah (~p ˄ q) ˅ ( p ˄ ~q)
Untuk pembuktiannya dapat dilakukan dengan menggunakan tabel kebenaran berikut
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 8/16
8
p q ~p ~q p → q ~(p → q) p ˄ ~q p ↔ q ~(p ↔ q) (~p ˄ q) p ˄ ~q (~p ˄ q) ˅ (p ˄ ~q)
B
B
SS
B
S
BS
S
S
BB
S
B
SB
B
S
BB
S
B
S
S
S
B
S
S
B
S
SB
S
B
BS
S
S
BS
S
B
SS
S
B
BS
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai kebenaran ~(p → q) sama dengan p ˄ ~q
dan ~(p ↔ q) sama dengan (~p ˄ q) ˅ ( p ˄ ~q)
C. Kuantifikasi
1. Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensial
Suatu Kuantor adalah suatu ucapan yang apabila dibubuhkan pada suatukalimat terbuka akan mengubah kalimat terbuka tersebut menjadi suatu kalimat
deklaratif atau pernyataan.
Kuantor dibedakan atas:
1)
Kuantor Universal notasinya : “ ”
2) Kuantor Eksistensial notasinya : “ “
Kedua kuantor tersebut diletakkan di depan kalimat terbuka. Makna dari
kuantor universal adalah bahwa semua anggota dari semesta pembicaraan (SP)
memenuhi kalimat terbuka tersebut, sedangkan makna dari kuantor eksistensial
adalah bahwa tidak semua (sekurang – kurangnya satu) anggota dari semesta
pembicaraan yang memenuhi kalimat terbuka tersebut.
Contoh:
1) SP : Himpunan semua manusia
p(x) : x adalah seorang dosen
q(x) : x akan mati
Jika kedua kalimat tersebut dihubungkan dengan kuantor universal, kalimat
deklaratif yang terbentuk adalah sebagai berikut.
( x) p(x) : Setiap manusia adalah seorang dosen. (salah)
( x)q(x) : Setiap manusia akan mati. (benar)
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 9/16
9
2) SP : Himpunan semua bilangan bulat
p(x) : x > 5
q(x) : x + 0 = x
Jika kedua kalimat tersebut dihubungkan dengan kuantor universal,
kalimat deklaratif yang terbentuk adalah sebagai berikut.
(x) p(x) : Terdapat bilangan bulat yan lebih besar dari 5 (benar)
(x)q(x) : Terdapat bilangan bulat yang memenuhi x + 0 = x. (salah)
2. Negasi Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensial
Negasi pernyataan berkuantor adalah lawan/ kebalikan dari pernyataan
berkuantor tersebut.
Contoh:SP : Himpunan seluruh manusia
P(x) : x adalah pemberani
Tentukan kalimat kuantifikasi dan negasinya.
Jawab
Kalimat kuantifikasinya adalah sebagai berikut.
x, p(x) : Seluruh manusia adalah pemberani. (salah)
Negasinya adalah
x, p(x) : Terdapat manusia yang tidak pemberani. (benar)
x, p(x) : Terdapat manusia yang pemberani. (benar)
Negasinya adalah
x, p(x) : Seluruh manusia adalah tidak pemberani. (salah)
D. Penarikan Kesimpulan
Suatu proses penarikan kesimpulan terdiri atas beberapa pernyataan yang
diketahui (premis), Kemudian dengan memakai prinsip logika dapat diturunkan suatu
pernyataan baru yang ditarik dari premis-premis semula (konklusi). Penarikan seperti
itu disebut argumentasi. Kalau konjungsi dari premis-premis berimplikasi konklusi
merupakan suatu tautologi maka argumentasi itu dikatakan berlaku atau sah.
Selanjutnya akan dipelajari beberapa cara penarikan kesimpulan, diantaranya
adalah Modus Ponens, Modus Tollens, dan Silogisme.
1. Modus Ponens
Jika p → q benar dan p benar maka q benar.
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 10/16
10
Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut
p → q . . . . . . premis 1
p . . . . . . premis 2
q . . . . . konklusi
Tanda dibaca “jadi”.
Dalam bentuk implikasi, argumentasi tersebut dapat dituliskan sebagai
((p → q) ˄ p) → q
Tabel nilai kebenaran dari ((p → q) ˄ p) → q
P q p → q (p → q) ˄ p ((p → q) ˄ p) → q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B
B
S
S
S
B
B
B
B
Dari tabel pada kolom (5) tampak bahwa ((p → q) ˄ p) → q merupakan
tautologi, Jadi argumen tersebut sah.
Contoh : p → q : Jika Indah rajin belajar maka ia naik kelas
p : Indah rajin belajar
q : Indah naik kelas
2. Modus Tolens
Jika q p benar dan q~ benar maka p benar
Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut:
p → q . . . . . premis 1
~q . . . . . premis 2
~ p . . . . . . konlusi
Dalam bentuk implikasi, argumentasi tersebut dapat dituliskan sebagai
((p → q) ˄ ~q) → ~p
Tabel nilai kebenaran dari ((p → q) ˄ ~q) → ~p
p q ~p ~q p → q (p → q) ˄ ~q ((p → q) ˄ ~q) → ~p
B B S S B S B
B S S B S S B
S B B S B S B
S S B B B B B
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 11/16
11
Dari tabel pada kolom 7 tampak bahwa ((p → q) ˄ ~q) → ~p merupakan
tautologi. Jadi modus tollens merupakan argumentasi yang sah .
Contoh : p → q : Jika segiempat ABCD adalah persegi maka panjang semua sisi
segiempat ABCD sama
~q : Tidak semua panjang sisi segiempat ABCD sama
~ p : ABCD bukan persegi
3. Silogisme
Dari premis-premis q p dan r q dapat ditarik konklusi r p .
Penarikan kesimpulan seperti ini disebut kaidah silogisma . Skema argumnya
dapat dinyatakan sebagai berikut :
p → q . . . . . premis 1
q → r . . . . . premis 2
p → r . . . . . konklusi
Dalam bentuk implikasi, silogisme dapat dituliskan sebagai
((p → q) ˄ (q → r) → (p → r)
Tabel nilai kebenaran ((p → q) ˄ (q → r) → (p → r)
P q R p → q q → r p → r (p → q) ˄ (q → r) ((p → q) ˄ (q → r) → (p → r)
B B B B B B B B
B B S B S S S BB S B S B B S B
B S S S B S S B
S B B B B B B B
S B S B S B S B
S S B B B B B B
S S S B B B B B
Dari tabel pada kolom (8) tampak bahwa ((p → q) ˄ (q → r) → (p → r)
merupakan tautologi. Jadi silogisme merupakan argumentasi yang sah.
Contoh : p → q : Jika 6 bilangan genap maka 6 habis dibagi 2
q → r : Jika 6 habis dibagi 2 maka 6 memiliki faktor 2
p → r : Jika 6 bilangan genap maka 6 memiliki faktor 2
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 12/16
12
E. Penarikan Kesimpulan Pernyataan Berkuantor
1. Spesifikasi Universal
Contoh :
Setiap makhluk hidup pasti bernapas
Harimau merupakan makhluk hidup
Harimau pasti bernapas
Premis pertama dapat dikatakan secara lengkap sebagai berikut.
Untuk setiap benda, jika benda itu adalah makhluk hidup maka benda itu
pasti bernapas.
Misalnya, x merupakan notasi dari semua benda, M merupakan notasiyang menyatakan makhluk hidup, dan N merupakan notasi yang menyatakan
bernapas. Pernyataan premis tersebut dapat dinotasikan sebagai berikut.
( x)( Mx → Nx)
Selanjutnya, misalnya notasi h merupakan harimau maka premis kedua
dapat dinyatakan sebagai
Mh
Secara lengkap, penalaran di atas dapat ditulis
( x)( Mx → Nx)
Mh
Nh
Premis ( x)( Mx → Nx), berarti bahwa untuk setiap benda x pasti akan
berlaku Mx → Nx sehingga dalam hal ini juga akan berlaku bahwa jika burung
makhluk hidup maka burung pasti bernapas; jika kucing makhluk hidup maka
kucing pasti bernapas ; jika manusia makhluk hidup maka manusia pasti
bernapas, dan sebagainya. Dengan demikian, jika harimau makhluk hidup
maka harimau pasti bernapas atau Mh → Nh
Berdasarkan penalaran tersebut maka konklusi (kesimpulan) dari
penalaran di atas adalah sah.
Penalaran di atas dinamakan penalaran spesifikasi universal karena
menyimpulkan untuk suatu yang lebih spesifik dari premis yang berkuantor
universal.
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 13/16
13
2. Generalisasi Eksistensial
Penalaran yang menggunakan aturan generalisasi eksistensial
menyimpulkan pernyataan eksistensial yang sifatnya umum.
Contoh :
Penguin adalah termasuk jenis burung
Penguin tidak dapat terbang
Ada jenis burung yang tidak dapat terbang
Pada contoh ini, misalkan notasi B menandakan jenis burung. T
merupakan notasi yang menerangkan tidak dapat terbang, dan p
merupakan notasi untuk penguin maka penalaran di atas dapat dituliskan
sebagai berikut. Bp
Tp
( x)Bx ˄ Tx
Kesimpulan penalaran di atas adalah benar, karena suatu pernyataan
eksistensial akan benar apabila terdapat minimal satu benda x yang
memenuhi pernyataan tersebut. Dalam hal ini, x yang dimaksudkan
adalah p (penguin).
3. Generalisasi Universal
Konsep dari penalaran yang menggunakan aturan generalisasi universal
adalah dengan memilih sebarang benda/objek untuk x yang selanjutnya akan
disimpulkan berlaku untuk semua x. Sebagai gambaran, perhatikan contoh
berikut ini.
Semua makhluk hidup akan mati
Semua manusia adalah makhluk hidup
Semua manusia akan mati
Misalkan pada penalaran di atas H adalah notasi untuk makhluk hidup, M
untuk manusia, dan D untuk mati. Penalaran di atas dapat dituliskan sebagai
berikut.
( x) Hx → Dx
( x) Mx → Hx
( x) Mx → Dx
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 14/16
14
Untuk menyelidiki validitas penalaran di atas, ambil sebarang benda x,
katakanlah a. Dengan demikian, untuk a berlaku Ha → Da yang artinya
bahwa jika a makhluk hidup maka a akan mati. Selain itu berlaku pula
Ma→ Ha yang artinya jika a adalah manusia a maka a merupakan makhluk
hidup.
Berdasarkan dua keterangan tersebut, dapat dikaitkan antara keduanya.
Dari keterangan pertama Ma → Ha dan Ha → Da dapat disimpulkan bahwa
Ma → Da yang artinya bahwa jika manusia maka akan mati
Selanjutnya, generalisasi bahwa penalaran tersebut berlaku untuk x.
Dengan demikian, kesimpulan dari pernyataan di atas adalah ( x) Mx → Dx.
4.
Spesifikasi Eksistensial Contoh :
Semua bilangan genap akan habis dibagi dua
Ada bilangan genap yang lebih besar dari 10
Ada bilangan yang lebih besar dari 10 yang habis dibagi dua
Premis pertama dari pernyataan di atas dinotasikan dengan ( x)Gx →
Dx (G menyatakan bilangan genap dan D menyatakan habis dibagi dua), dan
premis kedua dinotasikan dengan ( x)Gx → Tx dengan T menyatakan
bilangan lebih besar dari 10. Penyajian pernyataan di atas dalam bentuk notasi
adalah sebagai berikut.
Selanjutnya akan diselidiki validitas penalaran pernyataan di atas.
Perhatikan premis kedua. Misalkan suatu bilangan c merupakan bilangan
genap yang lebih besar dari 10, yang selanjutnya dinotasikan dengan Gc ˄ Tc
atau Tc ˄ Gc. Berdasarkan premis pertama maka akan berlaku Gc → Dc
karena premis pertama berlaku untuk semua bilangan genap (termasuk c).
Dari dua keterangan, yaitu Tc ˄ Gc. serta Gc → Dc, dapat disimpulkan bahwa
Tc ˄ Dc atau bermakna c bilangan lebih besar dari 10 dan habis dibagi dua.
Hal ini didasarkan bahwa c merupakan bilangan genap lebih besar dari 10.
Padahal, jika c genap maka c dapat dibagi dua.
Dengan demikian, kesimpulan penalaran di atas adalah benar, karena
terdapat bilangan lebih besar dari 10 dan habis dibagi dua (dalam hal ini
adalah c) atau ( x)Tx → Dx.
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 15/16
15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang mempunyai nilai kebenaran. Nilai
kebenaran yang dimaksud adalah benar atau salah.
Negasi adalah suatu ingkaran dari suatu kalimat deklaratif.
Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat suatu variabel. Nilai dari variabel
yang diisikan akan memengaruhi nilai kebenaran kalimat tersebut.
Kalimat majemuk deklaratif adalah kalimat yang dibentuk oleh dua atau lebih
kalimat deklaratif yang digabungkan dengan kata hubung. Kata hubung yang
dimaksud antara lain konjungsi (dan) dengan simbol (˄), disjungsi (atau) dengan
symbol (˅), implikasi (jika…maka…) dengan simbol (→), dan biimplikasi (jika
dan hanya jika) dengan simbol (↔).
Suatu kalimat terbuka dapat diubah menjadi kalimat deklaratif dengan
menggunakan kuantifikasi. Proses kuantifikasi dapat dilakukan dengan memberi
kuantor pada kalimat terbuka tersebut.
Terdapat dua buah kuantor yang dapat digunakan, yaitu
a.
Kuantor universal, simbolnya b.
Kuantor eksistensial, simbolnya
Terdapat 3 macam metode penarikan kesimpulan, yaitu modus ponens, modus
tolens, dan silogisme.
7/23/2019 Logika Matematika - Copy
http://slidepdf.com/reader/full/logika-matematika-copy 16/16
16
DAFTAR PUSTAKA
Y, Ari Rosihan dan Indriyastuti. 2008. Perspektif Matematika 1. Solo : Platinum.
https://parjono.files.wordpress.com/rumus-matematika-logika-matematika diunggah
pada hari Sabtu, 7 November 2015 pukul 09:00 WIB
https://ibnufajar75.files.wordpress.com/bab-6-logika-matematika diunggah pada hari
Sabtu, 7 November 2015 pukul 09:00 WIB
https://jokosby.files.wordpress.com/logikamatematika diunggah pada hari Sabtu, 7
November 2015 pukul 09:00 WI