LOGIKA

28
LOGIKA

description

LOGIKA. PENALARAN (REASONING). salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of LOGIKA

Page 1: LOGIKA

LOGIKA

Page 2: LOGIKA

PENALARAN (REASONING)

salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui

Unsur penalaran yang dimaksud adalah pengertian (ide atau konsep) yang merupakan pembagian (analisis) dari pengertian yang bersifat umum menjadi unsur yang terkecil sehingga tidak lagi terjadi kekaburan arti.

ide (Yunani “eidos) atau konsep (concipere) yang artinya gambar, rupa yang dilihat, ditangkap.oleh Akal budi manusia saat menangkap sesuatu obyek melalui bentuk gambarnya.

Ide atau konsep harus memiliki arti denotasi , bukan konotasi

Page 3: LOGIKA

DEFINISI Logika berasal dari kata Yunani logos. Kata logos berarti

kata, nalar, teori, atau uraian. Logika juga didefinisikan sebagai kecakapan bernalar yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa, atau alat untuk berpikir secara lurus

logika juga merupakan sarana ilmu. Sama halnya dengan matematika dan statistika.

Objek material logika adalah manusia itu sendiri (pemikiran), sedangkan objek formalnya ialah kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang lurus, tepat dan teratur yang terlihat lewat ungkapan pikirnya yang diwujudkan dalam PRINSIP, HUKUM

Page 4: LOGIKA

Konotasi Konotasi manusia adalah hewan

(substansi: unsur dasar sebagai organisme yang berbadan dan berkembang) yang berakal budi (berperasaan dan berakal sebagai sifat pembeda) berpikir secara lurus.

Page 5: LOGIKA

Guna Logika

Unsur utama, yaitu

1. pernyataan awal yang telah diketahui kebenarannya dan disebut sebagai pangkal pikir (premise),

2. Pernyataan berikutnya yang merupakan kesimpulan (conclusion).

3. Peran matematika sangat kuat

Unsur Logika

1. Untuk berfikir rasional, kritis, tertib, metodis, tepat dan koheren 2. Meningkatan kemampuan berpikir abstrak, cermat dan objektif 3. Menambah kecerdasan, meningkatkan ketajaman dan kemandirian berpikir 4. Cinta ilmu pengetahuan dan menghindari kekeliruan serta kesesatan

Page 6: LOGIKA

•Apa yang dimaksud dengan pengertian (Konsep)?•Apa yang dimaksud dengan putusan (proposisi)?•Apa yang dimaksud dengan penyimpulan (inferensi)?•Apa aturan untuk dapat menyimpulan secara lurus?•Apa macam silogisme?•Apa macam sesat pikir (fallacy)?

Persoalan logika

Page 7: LOGIKA

Pengertian lahirilah(Kata atau tanda)

Pengertian lahirilah(Kata atau tanda)

Pengertian lahirilah(Kata atau tanda)

Pengertian lahirilah(Kata atau tanda)

Keputusan(Kalimat, term, premis)

Keputusan(Kalimat, term, premis)

Penyimpulan(Asas, hukum)

Gambar Unsur dan Asas Bernalar

Page 8: LOGIKA

Persoalan logika Apa yang dimaksud dengan pengertian (Konsep)? Apa yang dimaksud dengan putusan (proposisi)? Apa yang dimaksud dengan penyimpulan (inferensi)? Apa aturan untuk dapat menyimpulan secara lurus? Apa macam silogisme?, Apa dan bagaiman melakukan

generalisasi? Apa macam sesat pikir (fallacy)?

Page 9: LOGIKA

PREDIKABEL

Genus Hewan(jenis)

Manusia(hewan berakal budi)

differentia

Monyet(hewan tidak

berakal)

Kuda(hewan tidak

berakal)

Bisa memecahkan masalah matematika (propium =sifat

khusus)

Page 10: LOGIKA

PROPOSISI:Pro. AnalitikPro. Sintetik

OPOSISI:Hub.IndependenHub.EquivalenHub.KontradiktoriHub.KontrariHub.Sub.-KnontrariHub.Implikasi

INFERENSILangsung• Konversi Obversi Kontraposisi InversiI Oposisi

Tidak langsung• Silogisme

Generalisaisi

Analogi

Sebab-Akibat(Canon Mill)

LOGIKA

Page 11: LOGIKA

LOGIKA DEDUKTIF Deduksi adalah penyimpulan yang

bertolak dari hal umum menuju pada fenomena khusus atau satu kasus

Logika deduktif disebut logika formal, karena yang dibicarakan hanya bentuknya saja dan terlepas isi apa yang dibicarakan

Page 12: LOGIKA

PREMIS Premis dapat berupa pernyataan positif atau negatif Kedua premis dapat positif, tetapi keduanya tidak

boleh negatif Kedua premis tidak boleh partikular

Premis A : proposisi pernyataan positif universal (semua..) atau Singular (individu) Premis E : Proposisi pernyataan negatif universal atau singular Premis I : Proposisi pernyataan positif particular (beberapa ….) Premis O : Proposisi pernyataan negatif partikular

Page 13: LOGIKA

1. Kedua premis positif, penyimpulan juga positif2. Penyimpulan harus mengacu pada premis yang lemah3. Jika salah satu premis negatif, maka penyimpulan harus negatif

PENYIMPULAN

Contoh silogisme tunggal :

Semua manusia dapat mati (A)Semua orang Indonesia adalah manusia (A)Jadi, semua orang Indonesia dapat mati (A)

Semua anjing menggonggong ( )Bruno adalah anjing ( )Jadi, …………………………………………………. ( )

Page 14: LOGIKA

Tidak ada kucing yang mempunyai sayap ( )Semua burung mempunyai sayap ( )Jadi, ………………………………………………….( )

Semua manusia berakal budi ( )Kera tidak berakal budi ( )Jadi, ………………………………………………… ( )

Semua manusia bukanlah abadi ( )Semua orang Indonesia adalah manusia ( )Jadi, ……………………………………………….. ( )

Semua manusia berakal budi ( )Semua manusia adalah hewan ( )Jadi, ……………………………………………….. ( )

Page 15: LOGIKA

Epicherema

Silogisme yang salah satu premisnya atau juga kedua duanya disambung dengan pembuktian.

Soekarno pahlawan Jadi soekarno adalah agung Pembuktiannya. Setiap pahlawan adalah agung, karena

pahlawan adalah orang yang berani mengerjakan hal hal yang mengatasi tuntutan kewajibannya

EnthymemaSilogisme enthymema atau silogisme yang

dipersingkat adalah silogimse yang salah satu premisnya atau kesimpulannya dilampaui.• Jiwa manusia adalah rohani• Jadi, tidak akan mati

Page 16: LOGIKA

PolysillogismeDeretan silogisme, disusun sedemikian rupa, sehingga penyimpulannya yang satu menjadi premis untuk silogisme lainnya. Seorang, yang komitmen, memberikan kontribusi lebih daripada yang dimiliki, merasa puas. Seorang yang loyal adalah seorang yang memberikan lebih daripada yang dimilikinya Jadi, seorang yang loyal memberikan lebih daripada yang dimiliknya. Seorang yang loyal adalah serorang yang puas Jadi seorang yang puas akan menjadi loyal Joko adalah pelanggan yang puas. Jadi Joko menjadi loyal

A B C

Page 17: LOGIKA

LOGIKA INDUKTIF

Metodologi penelitian - pend. Induktif

( Empiris – Rasional ). Ciri Pokok Penelitian : Logis. Logika induktif : proses penalaran

dari jumlah fenomena menuju

kesimpulan umum

Page 18: LOGIKA

INDUKSI

GENERALISASI1..Generalisasi

sempurna2..Generalisasi

probabilitas ANALOGI1..Analogi argumentasi2..Analogi deklaratif (estimasi)

SEBAB-AKIBAT1. .Metode persetujuan2. .Metode perbedaan3. .Metode persamaan

variasi.4. Metode sisasisihan.5. Metode gabungan

persetujuan dan perbedaanHIPOTESIS DAN TEORI

Page 19: LOGIKA

GENERALISASIGeneralisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.

Page 20: LOGIKA

3. HUBUNAN SEBAB AKIBAT Ada dua pengertian : - Necessary causa. - Sufficient causa. Metode induksi menurut filosof John Stuart Mill dari

Inggris. a. Metode persetujuan. Hukum Identitas (Principium

Identitatis atau Law of Identity) atau hukum persamaan b. Metode perbedaan. Hukum Kontradiksi (Principium

Contradictionis atau Law of Contradiction) atau hukum perbedaan

c. Metode persamaan variasi. Hukum Cukup Alasan (Principium Rationis Sufficientis atau Law of Sufficinet Reason)

d. Metode sisa-sisihan (residu). Hukum Tiada Jalan Tengah (Principium Exclusi Tertii atau Law of Excluded Middle)

Page 21: LOGIKA

Necessary Cause ; Adanya sesuatu tidak harus terjadi loss (penyakit, kecelakaan, kebakaran)

Sufficient cause adanya sesuatu itu yang menyebabkan terjadinya loss

NC SC Dampak

Kebakaran SPBU

Bensin Puntung rokok

Minamata Desease

mercuri Makan ikan tercemar

Lumpuh

BGM Bayi

Tidak lulus Mhs Tdk ikut ujian

Hamil Laki & Wan

Sanggama

Page 22: LOGIKA

Hukum Logika (John Stuart Mill)Ada empat hukum dasar dalam logika (Aristotoles, ;G.W. Leibniz, 1646-

1716; John Stuart Mill, 1806-1873.1. Hukum Identitas (Principium Identitatis/Law of Identity) yang

menegaskan bahwa sesuatu itu adalah sama dengan dirinya sendiri. Hukum ini adalah hukum kesamaan yang artinya bahwa jika a=b dan b=c, maka a=c atau a terjadi maka c juga terjadi.

2. Hukum Kontradiksi (Principium Contradictionis/Law of Contradiction) atau hukum perbedaan, yang menyatakan bahwa sesuatu itu pada saat yang sama tidak dapat sekaligus memiliki sifat tertentu dan juga tidak memiliki sifat tertentu itu. Jika a tidak sama dengan b, dan b tidak sama dengan c, maka tidak mungkin a dan c terjadi bersamaan pada waktu yang sama.

3. Hukum Tiada Jalan Tengah (Principium Exclusi Tertii/Law of Excluded Middle) yang mengungkapkan bahwa sesuatu itu pasti memiliki suatu sifat tertentu atau tidak memiliki sifat tertentu itu dan tidak ada kemungkinan lain. Jika a diketahui dan b diketahui, maka adanya kejadian tersebut (c) mesti karena sebab lain.

4. Hukum Cukup Alasan (Principium Rationis Sufficientis/Law of Sufficinet Reason) yang menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan pada sesuatu, perubahan itu haruslah berdasarkan alasan yang cukup. Artinya tidak ada perubahan yang tiba tiba tanpa alsan yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Hukum ini merupakan hukum pelengkap hukum identitas.

Page 23: LOGIKA

J Stuart MillBakmi Goreng

Rujak cingur

Nasi goreng

Es Krim

SalaD

Bakso

Es Dawet

v v v v v v v diarev Tdk

Diarev v v TD

V V V D

Page 24: LOGIKA

Pengetahuan dengan

keumuman tinggi

Pengetahuan khusus/spesifik

Pengetahuan khusus/spesifik

Pengetahuan khusus/spesifik

Deduksi

Induksi

Page 25: LOGIKA

TEKNIK LOGIKA INDUKSI

1. GENERALISASI -- mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.

Dasar pengujian : a. Jumlah SAMPEL yang representatif b. Jumlah variasi fenomena c. Hal – hal yang menyimpang. d. Konsistensi dalam penyimpulan.

Page 26: LOGIKA

2. ANALOGI bertolak dari satu atau

sejumlah peristiwa menuju kepada satu peristiwa lain yang

sejenis. Unsur pokok dalam penyimpulan

Analogi a. Peristiwa pokok yang menjadi

dasar. b. Peristiwa prinsipal yg menjadi

pengikat c. Peristiwa yg akan dianalogikan.

Page 27: LOGIKA

Cara menilai analogi:a. Jumlah peristiwa sejenis.b. Sedikit aspek yg menjadi dasar

analogic. Sifat analogi yg dibuatd. Mempertimbangkan unsur yg

berbeda.e. Relevan.

Page 28: LOGIKA

4. HIPOTESIS DAN TEORI

Hipotesis proposisi yg masih perlu diuji

Teori proposisi yg telah teruji.