LO-2

6
LO 2. Komplikasi dan penatalaksanaan bedah prostetik a. Perdarahan Perdarahan dapat terjadi selama atau setelah operasi. Perdarahan reaksioner terjadi dalam 24 jam pertama setelah operasi, dan perdarahan sekunder terjadi 5 sampai 7 hari setelah operasi dan biasanya merupakan akibat dari infeksi. Komplikasi ini adalah yang paling sering terjadi dengan insidensi sebesar 1% sampai 2%. Umumnya perdarahan berhenti secara spontan dalam beberapa hari. Dapat pula terjadi perdarahan berat yang membutuhkan transfusi, dengan insidens sebesar kurang dari 1%. Perdarahan ditangani dengan cara yang sama dengan penanganan epistaksis. b. Hematoma Hematoma merupakan kumpulan dari darah diluar pembuluh darah. Hematoma terjadi karena dinding pembuluh darah, arteri, vena atau kapiler, telah dirusak dan darah telah bocor kedalam jaringan- jaringan. Hematoma bisa terjadi dengan ukuran kecil, dengan hanya satu titik darah atau ia dapat menjadi besar dan menyebabkan pembengkakan yang signifikan. Penanganan hematoma tergantung pada lokasi dan besar hematoma. Pada hematoma yang kecil, tidak perlu tindakan operatif, cukup dilakukan kompres. Pada hematoma yang besar lebih-lebih disertai dengan anemia

description

m

Transcript of LO-2

LO 2. Komplikasi dan penatalaksanaan bedah prostetika. Perdarahan Perdarahan dapat terjadi selama atau setelah operasi. Perdarahan reaksioner terjadi dalam 24 jam pertama setelah operasi, dan perdarahan sekunder terjadi 5 sampai 7 hari setelah operasi dan biasanya merupakan akibat dari infeksi. Komplikasi ini adalah yang paling sering terjadi dengan insidensi sebesar 1% sampai 2%. Umumnya perdarahan berhenti secara spontan dalam beberapa hari. Dapat pula terjadi perdarahan berat yang membutuhkan transfusi, dengan insidens sebesar kurang dari 1%. Perdarahan ditangani dengan cara yang sama dengan penanganan epistaksis.

b. HematomaHematoma merupakan kumpulan dari darah diluar pembuluh darah. Hematoma terjadi karena dinding pembuluh darah, arteri, vena atau kapiler, telah dirusak dan darah telah bocor kedalam jaringan-jaringan. Hematoma bisa terjadi dengan ukuran kecil, dengan hanya satu titik darah atau ia dapat menjadi besar dan menyebabkan pembengkakan yang signifikan.Penanganan hematoma tergantung pada lokasi dan besar hematoma. Pada hematoma yang kecil, tidak perlu tindakan operatif, cukup dilakukan kompres. Pada hematoma yang besar lebih-lebih disertai dengan anemia dan presyok, perlu segera dilakukan pengosongan hematoma tersebut. Dilakukan sayatan di sepanjang bagian hematoma yang paling terenggang. Seluruh bekuan dikeluarkan sampai kantong hematoma kosong. Dicari sumber perdarahan, perdarahan dihentikan dengan mengikat atau menjahit sumber perdarahan tersebut. Luka sayatan kemudian dijahit. Dalam perdarahan difus dapat dipasang drain atau dimasukkan kasa steril sampai padat dan meninggalkan ujung kasa tersebut diluar.

c. Pembengkakan Pembengkakan merupakan reaksi normal untuk setiap prosedur operasi, dan jumlahnya bervariasi dengan individu dan prosedur. Pembengkakan kemungkinan akan meningkat kira-kira 24 sampai 72 jam setelah operasi.

d. NeuralgiaSerangan Trigeminal neuralgia dapat berlangsung dalam beberapa detik sampai semenit. Beberapa orang merasakan sakit ringan, kadang terasa seperti ditusuk. Trigeminal neuralgia biasanya hanya terasa di satu sisi wajah, tetapi bisa juga menyebar dengan pola yang lebih luas. Neuralgia dapat ditangani dengan dilakukan microvascular decompression secara benar, keluhan akan hilang. Pada umumnya kerusakan saraf akan mengalami perbaikan secara spontan terutama saraf alveolaris inferior karena terletak dalam kanalis mandibula sehingga ujung-ujung saraf yang rusak dapat dengan lebih baik mendekat secara spontan.

e. NyeriNyeri dapat terjadi pada tempat pembedahan. Beberapa metode/ cara menanggulangi nyeri pasca pembedahan antara lain :stimulasi ( dilakukan untuk mengalihkan perhatian pada area nyeri ), distraksi (melakukan penekanan syaraf yang menuju ke area nyeri ), obat analgesia.Komplikasi nyeri dari perawatan dental pada pasien dengan penyakit jantung dapat timbul sesaat setelah perawatan, ataupun pada saat perawatan berlangsung. Munculnya rasa sakit pada dada saat perawatan dilakukan dapat disebut sebagai komplikasi perawatan. Apabila pasien merasakan rasa nyeri timbul secara tiba-tiba saat dilakukannya perawatan hal tersebut menunjukkan menurunnya suplai oksigen pada jantung. Hal ini dapat ditangani dengan menghentikan perawatan, kemudian memberikan obat mengandung nitrit sebagai pencegah infark secara sublingual, ditunggu sekitar 15 menit apabila nyeri masih berlangsung dapat diberikan obat kedua. Setelah lima belas menit berikutnya apabila rasa nyeri belum teratasi, maka pasien dapat dirujuk untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.f. ArytmiaKondisi ini adalah peningkatan denyut jantung atau Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan menghentikan perawatan, lalu memberikan sedasi dan oksigen pada pasien yang bertujuan untunk mengurangi tingkat stress pasien selama perawatan.g. InfeksiInfeksimerupakan risiko potensial setiap prosedur operasi, dan jika infeksi terjadi, biasanya diobati dengan antibiotik. Menurut Iwan 2008, pencegahan infeksi pasca bedah pada klien dengan operasi bersih terkontaminasi, terkontaminasi, dan beberapa operasi bersih dengan penggunaan antimikroba profilaksis diakui sebagai prinsip bedah.Pada pasien dengan operasi terkontaminasi dan operasi kotor, profilaksis bukan satu-satunya pertimbangan. Penggunaan antimikroba di kamar operasi, bertujuan mengontrol penyebaran infeksi pada saat pembedahan.Pada pasien dengan operasi bersih terkontaminasi, tujuan profilaksis untuk mengurangi jumlah bakteri yang ada pada jaringan mukosa yang mungkin muncul pada daerah operasi.Tujuan terapi antibiotik profilaksis untuk mencegah perkembangan infeksi dengan menghambat mikroorganisme. CDC merekomendasikan parenteral antibiotik profilaksis seharusnya dimulai dalam 2 jam sebelum operasi untuk menghasilkan efek terapi selama operasi dan tidak diberikan lebih dari 48 jam. Pada luka operasi bersih dan bersih terkontaminasi tidak diberikan dosis tambahan post operasi karena dapat menimbulkan resistensi bakteri terhadap antibiotik .Bernard dan Cole, Polk Lopez-Mayormembuktikan keefektifan antibiotik profilaksis sebelum operasi dalam pencegahan infeksi post operasi elektif bersih terkontaminasi dan antibiotik yang diberikan setelah operasi tidak mempunyai efek profilaksis (Bennet, J.V, Brachman, P, 1992 : 688).Menurut Depkes (1993) dalam Iwan 2008 ,antibiotik profilaksis diberikan secara sistemik harus memenuhi syarat : Tepat dosis Tepat indikasi (hanya untuk operasi bersih terkontaminasi, pemakaian implant dan protesis, atau operasi dengan resiko tinggi seperti bedah vaskuler, atau bedah jantung). Tepat cara pemberian harus diberikan secara I.V. 2 jam sebelum insisidilakukan . Tepat jenis (sesuai dengan mikroorganisme yang sering menjadi penyebab Infeksi Luka Operasi). Kondisi Luka. Pada pre operasi ikut berperan dalam terjadinya infeksi.Luka terbuka karena adanya kecelakaan maka lebih beresiko terjadinya infeksi luka operasi.