LKAR 13_An Experimental Assessment

20
KELOMPOK 2 1. RATNA PUJI ASTUTI 13/358328/PEK /18593 2. DYAH HAYU PRADIPTA 13/358330/PEK/18595 3. DIAH KHAIRIYAH 13/358331/PEK/18596 4. NINA NURSIDA 13/358332/PEK/18597 PENILAIAN EKSPERIMENTAL KINERJA BISNIS MAHASISWA: PENGAKUAN FAKTOR RISIKO TERKAIT DENGAN PENYALAHGUNAAN ASET

Transcript of LKAR 13_An Experimental Assessment

Page 1: LKAR 13_An Experimental Assessment

KELOMPOK 21. RATNA PUJI ASTUTI 13/358328/PEK /185932. DYAH HAYU PRADIPTA 13/358330/PEK/18595

3. DIAH KHAIRIYAH 13/358331/PEK/185964. NINA NURSIDA 13/358332/PEK/18597

PENILAIAN EKSPERIMENTAL KINERJA BISNIS MAHASISWA: PENGAKUAN FAKTOR RISIKO

TERKAIT DENGAN PENYALAHGUNAAN ASET

Page 2: LKAR 13_An Experimental Assessment

PENDAHULUAN

Penelitian ini melaporkan hasil dari studi yang dikondisikan untuk menginvestigasi kinerja dari mahasiswa tingkat atas (senior) untuk mengenal beberapa klu tertentu atau faktor risiko yang secara periodik dihubungkan dengan penyalahgunaan aset entitas

KPMG, mendokumentasikan survey jumlah kecurangan pada tahun 1990-an

Page 3: LKAR 13_An Experimental Assessment

PENDAHULUAN

Pada 1993, 96% manajer yang berpartisipasi dalam survey mengindikasikan bahwa mereka memiliki pengetahuan tentang bagaimana kecurangan akan muncul dalam organisasi. Angka ini menurun pada 1995 (80%) dan 1998 (80%)

Tiap tahun, kira-kira 75% dari manajer mengindikasikan bahwa mereka mempertimbangkan kecurangan sebagai problem dalam bisnis dan kira-kira 2/3 dari responden percaya bahwa timbulnya kecurangan akan mengalami peningkatan

Page 4: LKAR 13_An Experimental Assessment

KONTRIBUSI

Peningkatan jumlah dari faktor risiko

Pengetahuan yang terakumulasi dalam kurikulum akuntansi

Membaca artikel tambahan terhadap topik dari pencurian oleh karyawan

Pertemuan langsung dengan karyawan yang mencuri di tempat kerja yang secara positif dan signifikan dihubungkan dengan penilaian kemungkinan yang meningkat bahwa kemungkinan karyawan yang mencuri muncul

Page 5: LKAR 13_An Experimental Assessment

LITERATUR SEBELUMNYA DAN PENGEMBANGAN TEORI

Survey tahunan dari KPMG mengindikasikan bahwa jenis kecurangan yang biasa terjadi adalah penyalahgunaan aset (misappropriation of assets). Presiden KPMG, Norman Inkster, percaya bahwa lingkungan bisnis yang ada sekarang mampu menciptakan peluang bagi adanya kecurangan.

Seidman (1990) menggunakan instrumen survey untuk memperoleh sudut pandang terhadap lebih dari 500 kasus kecurangan dan memungkinkan pengembangan profil kejahatan, mendeskripsikan skema dan metode yang digunakan oleh pelaku.

Welch (1996) mencatat bahwa fungsi audit internal membatasi kemampuan pelaku kejahatan untuk mengakses berbagai akun untuk melakukan kecurangan. Analis ini menganalisa 2.573 kasus yang dilaporkan melibatkan penyalahgunaan aset baik dalam sektor publik dan privat, berfokus kepada korban kecurangan, karakteristik pelaku, skema yang digunakan, dan metode deteksi.

Page 6: LKAR 13_An Experimental Assessment

LITERATUR SEBELUMNYA DAN PENGEMBANGAN TEORI

Beberapa peneliti dan akuntan forensik menyimpulkan bahwa kecurangan yang berhubungan dengan pembelian/pendanaan adalah metode yang paling sering digunakan oleh karyawan terhadap penyalahgunaan aset.

Thornill (1996), seorang akuntan forensik, mencatat bahwa kecurangan tersebut melibatkan penyalahgunaan data yang dimasukkan dalam komputer. Thornill (1996) menyatakan bahwa pelaku dari kecurangan ini biasanya orang yang dipercaya, pemakai komputer yang diotorisasi yang bisa menetralkan atau menghindari pengendalian yang ada.

Page 7: LKAR 13_An Experimental Assessment

LITERATUR SEBELUMNYA DAN PENGEMBANGAN TEORI

Albertch et al. (1980) mengkondisikan review yang ekstensif terhadap literatur yang berhubungan dengan kecurangan untuk mengidentifikasi faktor organisasional dan individual (red flag) yang bisa digunakan untuk mendeteksi kecurangan karyawan. Albertch dan Romney (1986) secara empiris menganalisa kemampuan prediktif dari 87 red flags yang diidentifikasi oleh Albertch (1980).

Hasilnya, hanya sepertiga dari red flags merupakan prediktor yang signifikan dari pencurian oleh karyawan

Page 8: LKAR 13_An Experimental Assessment

PENELITIAN SEBELUMNYA

Red flags yang merupakan prediktor yang signifikan adalah:

1. Kegagalan untuk anggota liburan kepada pihak eksekutif lebih dari satu atau dua hari dalam satu waktu

2. Terlalu banyak kepercayaan yang diberikan kepada pihak eksekutif

3. Kegagalan pengendalian internal dan kegagalan untuk penegakan pengendalian internal

4. Pencatatan akuntansi yang buruk

Page 9: LKAR 13_An Experimental Assessment

LANDASAN TEORI

Shuell (1986), teori pemrosesan informai fokus tentang bagaimana individual berlaku terhadap kejadian lingkungan, melakukan pengkodean informasi dan menghubungkan dengan informasi baru di dalam memori, menyimpan pengetahuan baru di dalam memori, dan mengaplikasikan pengetahuan saat dibutuhkan

Banyak psikolog mengembangkan teori skema untuk meneliti ide tentang bagaimana pengetahuan kita terintegrasi, bahwa kita menyimpan informasi secara bersama-sama, dan kita mengaktifkan pengetahuan yang sudah ada untuk menginterpretasikan kejadian baru (Gagne et al. 1993)

Page 10: LKAR 13_An Experimental Assessment

LANDASAN TEORI

Gagne et al (1993) mencatat bahwa untuk memperoleh skema dibutuhkan dua langkah. Pertama, seseorang harus membangun sebuah skema, dan kemudian dengan instruksi dan pengalaman skema tersebut dikembangkan.Individu membangun sejumlah konsep (skema) yang bersinggungan dengan aktivitas khusus dan kemudian menyaring informasi baru dari lingkungan sekitar lewat skema saat membuat keputusan.

Alba dan Hutchison (1987) melakukan studi mengenai teori tersebut dan menemukan hasil yang secara umum didukung oleh ide tentang peningkatan familiarity dengan sebuah tugas yang menuntun kepada peningkatan kemampuan untuk menganalisa informasi dan untuk meningkatkan keahlian.

Page 11: LKAR 13_An Experimental Assessment

LANDASAN TEORI

Colbert (1989) mereview pengaruh dari pengalaman terhadap orang yang ahli dalam berbagai macam penugasan audit.Dia menemukan bahwa pengalaman merupakan hal yang vital dal am keputusan yang kompleks atau tidak terstruktur, tapi tidak dibutuhkan dalam judgments yang simple atau terstruktur.

Bonner dan Pennington (1990) melakukan penelitian terhadap proses kognitif dan pengetahuan sebagai determinan dari keahlian auditor. Temuan mereka menyatakan bahwa instruksi adalah penting dalam pembelajaran dan untuk kinerja dalam suatu penugasan. Lebih jauh, review mereka menyarankan kebutuhan untuk riset lebih lagi di beberapa area dari tahap perencanaan dari audit, seperti penilaian kecurangan manajemen.

Page 12: LKAR 13_An Experimental Assessment

LANDASAN TEORI

Davis dan Salomon (1989) melakukan review terhadap literatur akuntansi mengenai determinan dari suatu keahlian. Mereka percaya bahwa pengalaman bisa mempengaruhi pengembangan seorang ahli dalam berbagai macam konteks saat pengalaman memfasilitasi formasi dari katagori masalah. Kemudian, pengalaman bisa secara sukses diaplikasikan terhadap berbagai macam situasi yang ditemui. Lebih kuat lagi, peneliti yang menggunakan pengalaman sebagai keahlian harus mempertimbangkan pengalaman penugasan spesifik dari akuntansi.

Page 13: LKAR 13_An Experimental Assessment

HIPOTESIS

Pengetahuan:

H1:Ketika dihadapkan dengan peningkatan jumlah faktor risiko penipuan, siswa jurusan akuntansi akan menilai kemungkinan kecuranganpada tingkat yang lebih tinggi dari jurusan manajemen

H2:Ketika dihadapkan dengan peningkatan jumlah faktor risiko

penipuan, individu yang memiliki pelatihan spesifik mengenai kecuranganakan menilai kemungkinan pencurian karyawan di tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki pelatihan tersebut

H3:Ketika dihadapkan denganpeningkatan jumlahfaktor risiko kecurangan, orang yang membaca artikel dengan topik kecurangan akan menilai kemungkinan pencurian karyawan ditingkat yang lebih tinggi daripada individu yang tidakmembaca artikel tersebut

Page 14: LKAR 13_An Experimental Assessment

HIPOTESIS

Pengalaman:

H4: Ketika dihadapkan dengan peningkatan jumlah faktor risiko fraud, individu yang memiliki pengalaman kerja lebih lama akan menilai kemungkinan pencurian karyawan di tingkat yang lebih tinggi dari pada individu yang memiliki pengalaman kerja lebih sedikit

H5: Ketika dihadapkan dengan peningkatan jumlah faktor risiko kecurangan, orang yang telah memiliki pengalaman dengan pencurian karyawan di tempat kerja akan menilai kemungkinan penipuan di tingkat yang lebih tinggi dari pada individu yang belum memiliki pengalaman seperti itu

Page 15: LKAR 13_An Experimental Assessment

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial 2 x 2 x 2, memanfaatkan tiga faktor risiko penipuan yang terdapat dalam SAS No.82. Faktor-faktor risiko yang diukur pada dua tingkat (ada atau hadir)

Responden berasal dari tiga universitas negeri besar di barat

Responden adalah usia ‘tradisional’ mahasiswa:1. 237 mahasiswa manajemen tingkat senior yang

terdaftar dalam kursus manajemen strategis, kursus teori organisasi, atau kursus manajemen internasional

2. 179 mahasiswa tingkat senior jurusan akuntansi yang terdaftar dalam salah satu dari tujuh bagian yang berbeda dari kursus audit

Page 16: LKAR 13_An Experimental Assessment

HASIL

Efek pengetahuan pada kinerja mahasiswa akuntansi dan mahasiswa manajemen relatif dalam mengenali faktor risiko yang mungkin merupakan sinyal pencurian oleh karyawan

Jurusan akuntansi menilai kemungkinan bahwa pencurian karyawan mungkin terjadi pada tingkat 21,4% lebih tinggi daripada jurusan non-akuntansi. Hasil ini menunjukkan dukungan untuk Hipotesis Satu

Page 17: LKAR 13_An Experimental Assessment

HASIL

Hasil penelitian tidak mendukung Hipotesis Dua. Yaitu, mengenai pelatihan penipuan-spesifik, hasil menunjukkan bahwa jenis pengetahuan ini tidak terlalu membantu mahasiswa dalam penilaian mereka akan kemungkinan bahwa pencurian karyawan mungkin terjadi

Kinerja mahasiswa dalam menilai kemungkinan pencurian karyawan di tingkat yang lebih tinggi sebagai faktor risiko, yang memberikan dukungan untuk Hipotesis Tiga

Page 18: LKAR 13_An Experimental Assessment

HASIL

Efek dari pengalaman terhadap kinerja mahasiswa akuntansi dan manajemen relatif terhadap mengenali faktor risiko yang mungkin sinyal pencurian karyawan. Berdasarkan hasil penelitian, menemukan tidak ada dukungan untuk Hipotesis Empat.

Orang-orang yang secara pribadi telah mengalami pencurian karyawan dalam lingkungan kerja masa lalu menyertakan informasi yang diperoleh dari pengalaman ini dalam skema yang ada terkait penyalahgunaan aset. Hasil ini menunjukkan dukungan untuk Hipotesis Lima.

Page 19: LKAR 13_An Experimental Assessment

KESIMPULAN

Kontribusi utama dari penelitian ini adalah penemuan bahwa, untuk mahasiswa bisnis: (1) peningkatan jumlah faktor risiko (2) persyaratan kurikulum akuntansi (3) membaca artikel tambahan pada topik penipuan (4) pengalaman langsung dengan pencurian karyawan di tempat kerja

Hasil kami juga menunjukkan bahwa pelatihan mengenai penipuan yang diperoleh oleh mahasiswa tidak terlalu berguna, dan pengalaman kerja paruh waktu individu tidak ditemukan terkait dengan kesadaran yang lebih besar dari kemungkinan penyalahgunaan aset

Page 20: LKAR 13_An Experimental Assessment

Thank you