Literasi Media

20
Literasi Media: Sebuah Pendekatan untuk Mengenal dan Memahami Oleh: Mochamad Rofik Twitter: @m_rovik Dewasa ini, arus informasi mengalami signifikansi yang sangat pesat, baik segi kecepatan maupun kuantitas. Seiring dengan berkembanganya teknologi, informasi kian mudah didapatkan. Saking mudahnya, informasi bisa diakses hanya dengan sentuhan jari. Tidak hanya kian mudah dalam memperoleh informasi, kini setiap individu, komunitas, lembaga maupun kelompok-kelompok sosial lainnya juga mempunyai akses yang semakin mudah untuk memproduksi informasi. Namun, kemudahan akses memproduksi dan memperoleh informasi nyatanya tidak berbanding lurus dengan kualitas informasi yang beredar. Kemudahan akses baik produksi maupun mendapatkan informasi membuat ledakan informasi yang sangat besar, informasi yang terlalu banyak ini sering disebut dengan istilah banjir informasi atau overload information. Dengan kemampuan otak manusia yang terbatas, manusia tidak mungkin menyerap semua informasi yang beredar dan memang tidak seharusnya pula semua informasi kita cerna. Supaya lebih efisien, perlu kiranya pemilahan informasi terlebih dahulu sebelum informasi dikonsumsi. Informasi adalah faktor penting dalam mengkonstruksi pikiran manusia, cara pandang dan opini manusia juga dipengaruhi dengan informasi yang ia serap. Informasi yang terus diterima individu secara berulang-ulang dan masif akan membuat individu

Transcript of Literasi Media

Page 1: Literasi Media

Literasi Media: Sebuah Pendekatan untuk Mengenal dan Memahami

Oleh: Mochamad Rofik

Twitter: @m_rovik

Dewasa ini, arus informasi mengalami signifikansi yang sangat pesat, baik segi kecepatan

maupun kuantitas. Seiring dengan berkembanganya teknologi, informasi kian mudah

didapatkan. Saking mudahnya, informasi bisa diakses hanya dengan sentuhan jari. Tidak

hanya kian mudah dalam memperoleh informasi, kini setiap individu, komunitas, lembaga

maupun kelompok-kelompok sosial lainnya juga mempunyai akses yang semakin mudah

untuk memproduksi informasi. Namun, kemudahan akses memproduksi dan memperoleh

informasi nyatanya tidak berbanding lurus dengan kualitas informasi yang beredar.

Kemudahan akses baik produksi maupun mendapatkan informasi membuat ledakan informasi

yang sangat besar, informasi yang terlalu banyak ini sering disebut dengan istilah banjir

informasi atau overload information. Dengan kemampuan otak manusia yang terbatas,

manusia tidak mungkin menyerap semua informasi yang beredar dan memang tidak

seharusnya pula semua informasi kita cerna. Supaya lebih efisien, perlu kiranya pemilahan

informasi terlebih dahulu sebelum informasi dikonsumsi.

Informasi adalah faktor penting dalam mengkonstruksi pikiran manusia, cara pandang dan

opini manusia juga dipengaruhi dengan informasi yang ia serap. Informasi yang terus

diterima individu secara berulang-ulang dan masif akan membuat individu berkecenderungan

untuk membenarkan informasi yang ia terima. Padahal, informasi yang diterima belum tentu

kebenarannya.

Media Massa

Media massa secara sederhana adalah media yang diperuntukkan untuk umum. Bentuk media

massa beraneka ragam, mulai dari TV, radio, portal berita, koran, majalah, dll. Kata media

sendiri berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti antara dan kata massa dapat berarti

padat atau bisa diartikan sebagai kalayak ramai, orang banyak atau masyarakat umum.

Penjabaran mengenai media massa memberi pengertian yang lebih luas, media massa dapat

dipahami sebagai alat penyampai informasi kepada khalayak ramai atau masyarakat umum

dengan tujuan untuk memberikan informasi, edukasi dan hiburan.

Page 2: Literasi Media

Seiring berkembangnya demokrasi, media massa saat ini sering diidentikkan sebagai pilar

demokrasi keempat setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Hal ini menunjukkan jika

media massa mempunyai peran mayor dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegera. Media massa yang mempunyai peran besar dalam mengkonstruk tatanan sosial

tersebut sampai membuat Napoleon Bonaparte juga merasa was-was. “Aku lebih takut satu

surat kabar, ketimbang 10 batalion musuh,” cetus Bonaparte sang revolusioner Perancis pada

akhir abad 19.

Bahkan para praktisi media, khususnya konsentrasi kajian mengenai dampak media massa

menggambarkan jika media mempunyai pengaruh terhadap konstruksi berfikir publik. Salah

satu contoh teori dampak media massa yang tersohor adalah teori jarum suntik, teori ini

berpandangan jika media massa menusuk dan memberi dampak yang sangat besar terhadap

pola pikir masyarakat. Analogi sederhananya, dengan jarum suntik manusia bisa sembuh dari

sakit dan dengan jarum suntik manusia juga bisa meregang nyawa.

Lebih mendalam lagi, obat yang diinjeksikan menggunakan jarum suntik akan mengalir

mengikuti aliran darah, pun demikian dengan informasi yang dibawa media massa. Informasi

yang terserap akan menyatu dengan pikiran, membentuk pola pikir dan akhirnya membentuk

persepsi (opini) publik.

Keterbukaan Informasi dan Era Internet

Berkaca pada sejarah, keterbukaan informasi di Indonesia dimulai pada saat runtuhnya rezim

orde baru, pada tahu 1998. Semenjak keruntuhan Soeharto inilah, Indonesia memulai era

kebebasan dan keterbukaan yang hampir menyentuh segala aspek kehidupan, tak terkecuali

aspek keterbukaan informasi. Kabar baiknya, keterbukaan informasi juga mendorong

pertumbuhan industri media, pada awal era reformasi banyak media massa yang tumbuh dan

perkembang cukup pesat.

Pertumbuhan industri media massa ini tidak hanya terjadi di Ibu kota, beberapa media lokal

tumbuh dan berkembang bak jamur di musim hujan. Pertumbuhan media ini tentunya

mengindikasikan jika memang sudah saatnya masyarakat mendapatkan informasi yang

sebenar-benarnya tanpa propaganda rezim yang berkuasa. Pertumbuhan media massa juga

memberikan sentimen positif untuk sektor ekonomi, karena industri ini menyerap banyak

tenaga kerja.

Page 3: Literasi Media

Kabar buruknya, jika selama orde baru media massa “dikuasai” pemerintah, pada era

reformasi media massa banyak dikuasai oleh konglomerasi besar dan lebih mengkhawatirkan

lagi, banyak diantara media dikuasai oleh para politisi. Bisa dibayangkan, pemberitaan media

yang bersangkutan cenderung akan memihak. Akhirnya, mau tidak mau, afiliasi kepemilikan

akan berpengaruh terhadap kualitas informasi yang disampaikan pada publik.

Tidak hanya masalah kepemilikan dan independensi, pada awal tahun 2000-an internet tak

terbendung merangsek perkembangan zaman. Industri media massa khususnya media cetak

seperti koran dan majalah sempat mengalami kekhawatiran karena dengan internet semua

orang dapat memperoleh informasi dengan lebih cepat dan murah. Belakangan, walaupun

memang sudah ada beberapa media yang memutuskan menutup edisi cetaknya dan beralih ke

media online. Mayoritas media massa di Indonesia percaya jika tradisi membaca

konvensional (koran, majalah, buku) adalah kebiasaan yang tidak akan tergantikan dengan

membaca secara digital.

Walau mayoritas media percaya tradisi membaca konvensional tidak akan pernah memudar,

mereka juga tidak menutup mata untuk mengikuti perkembangan teknologi. Banyak media

massa cetak yang sekarang juga memberikan layanan berita berbasis online, bahkan beberapa

koran sudah memberikan fasilitas untuk membaca koran cetak dengan fasilitas e-paper.

Fasilitas e-paper yang dikembangkan beberapa media membuat masyarakat bisa menikmati

koran bentuk cetak dalam versi digital. Bagaimanapun terlalu sulit untuk melawan

perkembangan teknologi, pilihan terbaik adalah berjalan beriringan.

Dijelaskan pada alinea pembuka, dengan perkembangan teknologi yang pesat, internet,

komputer, tablet, gawai, dll. Persoalan baru juga muncul, kemudahan akses untuk

mendapatkan dan memproduksi informasi tidak jarang digunakan dengan cara tidak

bertanggung jawab. Khusus mengenai kemudahan memproduksi dan menyebarluaskan

informasi, sekarang banyak situs-situs berita baru bermunculan dan memberikan banyak

informasi alternatif. Mulai dari situs yang mengatasnamakan agama, sosialis sampai

nasionalis lengkap berjejer di ranah internet. Penting menjadi perhatian, karena banyak media

online “abal-abal” ini sering memberikan informasi yang menyesatkan dan tidak dilandasi

fakta.

Namun, dengan keahlian dan produksi informasi yang seoalah-olah benar, tidak jarang

banyak orang yang terpedaya dengan informasi yang diproduksi media “abal-abal” ini.

Mengingat akses yang mudah, siapapun bisa mendapatkan informasi tersebut. Namun,

Page 4: Literasi Media

kemudahan akses informasi tidak dibarengi dengan tingkat pendidikan masyarakat Indonesia

yang belum merata. Hal ini menjadi riskan, infromasi-informasi hoax yang dihembuskan

media “abal-abal” bisa mengakibkan keresahan masyarakat dan menginisiasi konflik.

Sosial media

Disadari atau tidak sosial media dalam 10 tahun terakhir telah menjadi bagian yang tidak bisa

dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Facebook, Twitter, Instagram, Path adalah beberapa

sosial media yang sedang booming akhir-akhir ini. Tidak jarang, orang-orang yang kurang

bertanggung jawab juga menggunakan sosial media sebagai media penyebar informasi jonru.

Tidak hanya menyebarkan informasi propaganda negatif, sosial media dalam banyak kasus

juga digunakan untuk aksi kriminalitas seperti penipuan dan pencemaran nama baik.

Apakah harus meninggalkan sosial media? jawabnya tentu tidak. Lagi-lagi, entah itu media

massa cetak, online dan sosial media pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar alat. Alat yang

diciptakan untuk mempermudah akses informasi. Dengan Facebook, kita bisa tetap

berhubungan dengan keluarga dan sanak sasudara yang jaraknya jauh, Twitter dengan

Trending Topiknya membantu melihat fenomena terkini sehingga tetap up to date. Instagram

akan membantu mengabadikan momen-momen penting, ya walaupun lama-kelamaan hampir

semua sosial media di Indonesia tak ubahnya seperti toko online. Seperti yang dikatakan

CEO Twitter Dick Costolo, ia selalu terkejut dengan cara orang Indonesia menggunakan

sosial media.

Mengibaratkan sosial media seperti pisau, mengharuskan pengguna sosial media bijak dalam

menggunakan akun sosialnya. Bijak dalam menggunakan sosial media minimal akan

membantu pengguna (user) menghidari dampak negatif yang dapat ditimbulkan, sehingga

user akan terhindar dari kejadin yang kurang berkenan.

Mungkin ada yang masih ingat mengenai berita mengenai pemutusan pertemanan di

Facebook karena beda pandangan dan pilihan politik, hal ini sungguh tidak elok. Facebook

diciptakan Zuckeberg untuk saling menghubungkan individu agar mereka bertukar informasi

dan membebaskan belenggu keterbelakangan informasi, bukan untuk saling menghina

apalagi sampai memutuskan silaturahmi. Berbeda pandangan adalah keniscayaan, tapi

Facebook atau media sosial lainnya tidak seharusnya digunakan untuk permusuhan. Have fun

guys.

Page 5: Literasi Media

Pada era overload information, sebagai user media, baik media cetak, media online dan sosial

media dituntut untuk jeli dalam menerima informasi. Bahkan, kemampuan memilah

informasi adalah keharusan. Informasi yang sudah tidak pasti kebenarannya bisa dibuang dan

tidak perlu diproses untuk dipahami. Sebaliknya, informasi yang mungkin mempunyai nilai

kebenaran bisa diolah dan dianalisis. Tidak kalah pentingnya, user juga dituntut untuk

mengetahui siapa pembuat informasi, motif dibalik pembuatan informasi dan apa yang

sebenarnya diharapkan dari pembuat informasi. Proses mulai dari menelaah pembuatan

informasi, proses distribusi informasi sampai motif penyebaran informasi inilah yang disebut

dengan literasi media.

Malang, 11 Juni 2015

Mochamad Rofik

Page 6: Literasi Media

Contoh berita straight:

Ekonomi Integratif Jadi Program Unggulan

KEPANJEN - Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 81 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang bertempat di Desa Mangunrejo Kecamatan Kepanjen, menjadikan pemberdayaan ekonomi sebagai program unggulan. Tidak tanggung-tanggung, program ini digarap secara intens hampir tiga minggu. Mulai dari seminar kewirausahaan, pemberdayaan potensi desa dan pelatihan kerajinan tangan.

“Melihat potensi dan kebutuhan desa, KKN 81 UMM akhirnya memberi porsi lebih untuk pemberdayaan ekonomi warga Mangunrejo,” ungkap Mochamad Rofik selaku Kordinator Desa KKN 81 kepada Malang Post kemarin.

Rofik memamparkan, keseriusan mahasiswa KKN 81 UMM untuk menggarap sektor ekonomi bisa dilihat dari program kerja yang hampir tiga minggu ini telah dilaksanakan. KKN 81 UMM memulainya dengan mengadakan seminar kewirausahaan dan pemberdayaan potensi desa yang selanjutnya juga diikuti dengan pelatihan kerajinan tangan dan pembukaan bazar takjil. “Kami memulai dari pembangunan pola fikir dan membantu warga melihat potensi daerahnya,” papar Rofik dengan penuh semangat.

Mahasiswa yang terkenal vokal ini juga menuturkan, jika konsep ekonomi integratif dipilih bukan tanpa alasan. “Setelah melihat banyak faktor akhirnya KKN 81 UMM mantap untuk memberdayakan ekonomi warga secara integratif. Mulai dari pendampingan, pelatihan-pelatihan sampai membuka pasar bagi mereka,” jelas mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika tersebut.

Dulani selaku Kepala Desa Mangunrejo memberi apresiasi positif terhadap program kerja yang diusung KKN 81 UMM. Kepala desa yang terkenal sederhana ini menilai jika program yang dilaksanakan sangat membantu warganya. “Saya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi KKN 81 UMM, mudah-mudahan kerjasama ini bisa terus berlanjut ke depannya,” harap kepala desa yang baru satu tahun menjabat tersebut.

Senada denga Kepala Desa, Mujiati salah satu warga yang mengikuti bazar takjil juga menyampaikan rasa terima kasihnya. “Alhamdulillah, bisa menambah uang jajan anak apalagi mau menyambut lebaran,” ungkapnya dengan wajah sumringah.

Selain berkonsentrasi di pemberdayaan ekonomi, KKN 81 UMM juga menggarap bidang-bidang lain seperti kesehatan dan pendidikan. Retno selaku sekretaris KKN 81 UMM menuturkan, jika di bidang pendidikan KKN 81 UMM konsen pada pengembangan madrasah Diniyah dan TPQ Plus. “Kami bersama masyarakat menggarap administrasi Sekolah Diniyah Al-Anwar dan TPQ Plus. Dalam satu bulan ini peserta didik tidak hanya belajar membaca Al Qur’an saja tetapi juga diberi keterampilan pidato, ceramah, bahasa Arab dll,” jelas mahasiswi semester enam tersebut.

Page 7: Literasi Media

Sementara itu Sumari salah satu peserta penerima pengobatan gratis dan bantuan sembako juga merasa sangat senang dengan adanya KKN 81 UMM. “Saya sangat terbantu dengan adanya pengobatan gratis dan bantuan sembako ini,” tandasnya.(red/lim)

Sumber: Malang Post

Page 8: Literasi Media

Contoh berita features:

Eksklusif: Bupati Suyoto Membangun Bojonegoro

LPM Didaktik. Mendengar kata Bojonegoro tentu bukan hal yang asing, kabupaten yang terkenal dengan ledre sebagai makanan khasnya ini memiliki potensi minyak dan gas (Migas) yang besar. Namun, kita juga sering mendengar jika Bojonegoro identik dengan banjir, kekeringan dan salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Timur.

Kesan negatif Bojonegoro sebagai kawasan tertinggal sedikit demi sedikit mulai terkikis. Tahun 2008 Bojonegoro memulai masa baru. Suyoto terpilih sebagai Bupati Bojonegoro untuk periode 2008-2013, Suyoto yang berpasangan dengan Setyo Hartono diangkat menjadi bupati setelah keluarnya SK Kemendagri bernomor 131-35-88/2008.

Sekarang kita melihat Desa Ngringinrejo, salah satu kawasan yang dulunya selalu menjadi langganan banjir. Dengan dukungan penuh Pemkab Bojonegoro, Ngringinrejo menjelma menjadi kawasan agrowisata belimbing yang terkemuka di Jawa Timur. Ini adalah salah satu contoh keberhasilan Suyoto. Akan tetapi, dibalik wajah Bojonegoro yang sekarang ternyata ada kisah berharga yang dapat kita petik sebagai pelajaran.

Suyoto kecil tidak pernah bercita-cita untuk menjadi bupati, ia hanya berkeinginan menjadi seorang guru dan supir bus. Awal karirnya Suyoto juga terkesan jauh dari politik, Suyoto mengawali karir sebagai dosen, pernah bekerja di perusahaan penerbangan, sampai akhirnya menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik pada tahun 2000.

Singkat cerita, Suyoto terpanggil untuk membenahi tempat kelahirannya dan akhirnya mengambil keputusan untuk maju menjadi calon bupati melalui Partai Amanat Nasional (PAN) pada Pilkada Bojonegoro tahun 2007. Setelah memenangi Pilkada drama politik dimulai, pihak Santoso, rival saat pencalonan bupati menggugat KPUD Bojonegoro. Santoso dan Tim pemenangannya menilai ada kecurangan terkait pencalonan Setyo Hartono. Santoso Cs menganggap Setyo Hartono masih anggota Aktif TNI sehingga tidak bisa mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati.

Gugatan yang dilayangkan ke Pengadilan Tinggi Jawa Timur tersebut sempat membuat rekapitulasi suara tertahan di DPRD Bojonegoro, sebelum akhirnya rekapitulasi diserahkan

Page 9: Literasi Media

ke Kemendagri melalui Gubernur. Hal ini mengakibatkan pelantikan yang awalnya dijadwalkan tanggal 8 Februari molor menjadi 12 Maret 2008.

Setelah Pilkada dan proses pelantikan yang melelahkan, Suyoto dan Setyo Hartono kembali menghadapi tantangan yang tidak mudah. Diketahui waktu itu, Pemkab Bojonegoro mempunyai hutang 350 Miliar dan ditambah lagi, Suyoto dihadapkan dengan birokrat yang mayoritas pro terhadap Bupati yang lama, Santoso.

Pemaafan Politik

Masa-masa awal Suyoto memimpin Bojonegoro, banyak desas-desus dikalangan birokrat di lingkungan Pemkab Bojonegoro. Mereka menduga akan ada pemecatan masal karena mayoritas birokrat pro terhadap Santoso, bupati sebelumnya.

Mendengar isu yang berkembang, Suyoto akhirnya mengambil sikap, ia memutuskan untuk memberi pemaafan politik. “Kita membuat komitmen dan konsensus baru, kita tidak meminta dulu terhadap mereka tetapi meyakinkan, kita bersama-sama bekerja untuk masyarakat Bojonegoro,” ungkap Suyoto kepada Didaktik.

Suyoto menegaskan, konsensus yang ia maksud adalah mengubah pandangan dasar seperti berdebat menjadi berdialog, menyuruh menjadi meminta.

Akhirnya, setelah memastikan tidak akan ada pemecatan masal, Suyoto meminta kesiapan birokratnya untuk bersama-sama membantu dia merealisasikan program kerja yang telah dicanangkan. “Anda siap gak membantu saya? lalu mereka bilang siap, karena anda siap sekarang bantu saya untuk mewujudkan janji-janji kampanye saya,” Suyoto menirukan dirinya sendiri pada awal masa kepemimpinannya.

Selain penguatan internal di Pemkab, Suyoto sadar jika stabilitas politik adalah salah satu elemen penting untuk memajukan sektor lain termasuk sektor ekonomi. “Contohnya sebelum pilihan legislatif (2014), saya mengumpulkan semua calon legislatif dan berdialog mengenai potensi dan rencana pembangunan Bojonegoro,” jelas bupati yang terpilih untuk keduakalinya pada tahun 2013 tersebut.

Page 10: Literasi Media

Mengumpulkan calon legislatif, menurut Suyoto adalah cara dia untuk menjalin komunikasi lebih awal sehingga tidak terjadi keos dibelakang hari. “Ini cara saya, sehingga tidak akan ada kasus seperti Pak Ahok dan Pak Jokowi,” cetusnya. Sebagaimana lazim diketauhi, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok sering berseberangan dengan DPRD Jakarta, pun demikian dengan Jokowi yang tidak jarang berbeda pandangan dengan Koalisi Merah Putih di DPR RI.

Dua Tahun Tak Membangun

Diceritakan diawal saat Suyoto dan Setyo naik menjadi Bupati dan Wakil Bupati, Pemkab Bojonegoro berhutang Rp. 350 Miliar. Di awal masa pemerintahan ini Suyoto berfikir keras, di satu sisi ia harus tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Bojonegoro, di sisi lain ia harus memutar otak untuk membayar hutang.

Menjawab persoalan yang sedang dihadapi, Suyoto akhirnya berkoordinasi dengan pihak Bank Jatim. “Kita Scheduling pembayaran hutang, sehingga hutang tetap bisa kita lunasi dan pelayanan pokok masyarakat tidak terganggu,” Suyoto memaparkan strateginya.

Bupati yang pernah mengajar di UMM ini juga bercerita, dalam dua tahun pertama kepemimpinannya Kabupaten Bojonegoro tidak belanja apapun, hanya memenuhi pelayanan dasar masyarakat seperti pendidikan dan kesehatan selebihnya APBD digunakan Suyoto untuk menutup hutang.

Strategi yang dipilih Suyoto terlihat efektif, setelah dua tahun masa pemerintahannya hutang Pemkab Bojonegoro lunas dan pada tahun ini, Suyoto bisa berbangga hati, jika tujuh tahun lalu Bojonegoro mempunyai hutang Rp. 350 Miliar saat ini Pemkab Bojonegoro masuk jajaran empat besar pemilik saham mayoritas di Bank Jatim.

Bupati yang kerap berbicara di forum internasional mengenai demokrasi tersebut berujar, perekonomian yang tumbuh pesat akan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan Suyoto paham betul, pengusaha swasta dan potensi masyarakat adalah unsur penting untuk meningkatkan ekonomi dan PAD.“Saya melibatkan swasta dan potensi masyarakat Bojonegoro untuk menggenjot perekonomian,” cetusnya.

Page 11: Literasi Media

“Bicara PAD, PAD kan dari pajak restoran, hotel dan semacamnya, lah Bojonegoro tidak punya,” ungkapnya. Untuk meningkatkan PAD Suyoto akhirnya mengeluarkan banyak terobosan, Suyoto mengeluarkan banyak insentif, seperti potongan pajak, UMR yang lebih rendah dan masih banyak lagi. Akhirnya, seperti yang dijelaskan Suyoto, pabrik, hotel dan restoran mulai tumbuh dan secara otomatis PAD Kabuaten Bojonegoro juga akan meningkat.

Dana Abadi Migas

Bojonegoro adalah salah satu tempat yang memiliki kekayaan alam khusunya Migas yang tinggi. Potensi yang dimiliki Bojonegoro tersebut juga tidak lupa menjadi perhatian Bupati Suyoto. Melihat potensi yang besar dan memahami bahwa Migas adalah Sumber Daya Alam (SDA) tidak terbarukan. Maka, Suyoto menggagas untuk menciptakan dana abadi migas. Gagasan Suyoto ini jika terealisasi merupakan dana abadi migas pertama untuk tingkat daerah.

Gagasan yang dikeluarkan Suyoto tentu adalah gagasan yang revolusioner. Selain ini adalah kebijakan dana abadi migas pertama untuk level daerah, Pemkab Bojonegoro juga harus merelakan sebagian pendapatan dari sektor migas disisihkan untuk dana abadi migas. Sehingga, Pemkab Bojonegoro tidak bisa langsung menikmati hasilnya sekarang.

Gagasan yang segera menjadi kebijakan ini adalah keberanian dari Suyoto yang berfikir untuk Bojonegoro di masa depan. Dana abadi migas adalah salah satu kebijakan unggulan yang sedang dan akan segera direalisasikan Suyoto. “Agro insdustri, jasa, lingkungan hidup, dana abadi perminyakan, reformasi birokrasi dan kepemimpinan yang trasformatif menjadi komitmen kami,” ungkap bupati yang juga bercita-cita menjadikan Bojonegoro sebagai kawasan wisata migas.

Menurut Imanuddin Abdullah, dana abadi migas berfungsi untuk menjamin ekonomi berkelanjutan dan hal tersebut menunjukkan komitmen pemerintah untuk melindungi masyarakatnya. Contoh negara yang sudah melakukan dana abadi migas adalah Norwegia. "Norwegia, Sovereign Oil Fund yang dikenal dengan Government Pension Fund Global. Saat ini asetnya sudah mencapai US$ 905 miliar atau US$ 177.000 per penduduk di Norwegia,” ungkap Imanuddin yang merupakan Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) seperti dilansir Jitu News.

Page 12: Literasi Media

Data-data statistik juga menunjukkan Kabupen Bojonegoro mengalami banyak perbaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014, pengangguran terbuka mengalami penurunan sebesar 3,21% dan angka kemiskinan menurun sebesar 14,75%.

Penulis: Mochamad Rofik

Sumber: lpmdidaktik.com

Page 13: Literasi Media

Contoh berita deep news atau investigasi:

Riza Elfana Mencari Keadilan?

LPM Didaktik - Senin petang (10/11), kantor bersama BEM FKIP dan SEFA FKIP terlihat tak biasa, kantor tampak sesak dengan banyaknya mahasiswa yang ada di ruangan tersebut. Bukan seperti biasanya yang selalu ramai karena rapat kegiatan dan kajian-kajian kontemporer, kali ini lembaga intra FKIP ternyata menyikapi surat permohonan dari salah satu dosen Program Studi (Prodi) Bahasa Inggris bernama Riza Elfana.

Tidak lama setelah ditunggu, orang yang bersangkutan datan. Perbincanganpun segera dimulai, suasana yang sebelumnya sedikit gaduh terlihat mulai sunyi. Mahasiswa yang hadir di forum mulai mendengarkan penjelasan Riza tetang surat yang di edarkan kepada beberapa elemen organ mahasiswa di lingkungan kampus UMM. Riza pada pertemuan petang tersebut menyatakan jika ia adalah korban penindasan birokrasi kampus.

Seperti yang diutarakan dalam forum tersebut, pada bulan Februari 2014 Riza telah mendapatkan surat rekomendasi dari jurusan bernomor E.2.f/001/B.ing-FKIP/UMM/II/2014 mengenai pengajuan dosen yang dimandatkan untuk melanjutkan studi S3. Bak gayung bersambut surat rekomendasi dari Prodi Bahasa Inggris disambaut dengan keluarnya surat rekomendasi dari Dekanat FKIP bernomor E.6.g/167/UMM-FKIP/II/2014 pada bulan yang sama, Februari 2014.

Selama proses pengajuan surat rekomendasi dari rektor, Riza berujar terus meningkatkan kemampuan akademik dan melengkapi semua persyaratan-persyaratan agar mendapat beasiswa dari kampus yang akan di tuju. "Atas usaha saya, maka saya berhasil mendapatkan calon supervisor di Queesland Australia, Auckland University New Zeland dan Michigan State University," ungkap Riza kepada mahasiswa yang hadir.

Berbekal apa yang telah didapatkan, Riza Elfana memberanikan diri menghadap Rektor UMM, Muhadjir Efendi, Riza meminta surat rekomendasi. "Atas kemajuan usaha saya, saya memberanikan diri untuk menghadap pak rektor," ungkapnya.

Pada saat itu, Riza mengaku mendapat tanggapan positif dari rektorat, walaupun belum mendapat rekom secara tertulis tapi riza mengaku telah mendapat dukungan dari rektor sehingga ia semakin semangat dalam mengejar beasiswa untuk S3-nya. Riza juga mengaku,

Page 14: Literasi Media

rektor malah menyarankan untuk mengambil di New Zeland atau USA. Ketika merasa mendapat apresiasi yang positif dari rektor, Riza mendaftarkan diri pada beberapa jalur beasiswa sampai akhirnya ia mendapatkan beasiswa prestisius FULLBRIGHT.

Setelah diterima di berbagai univeristas ternama untuk studi S3-nya, Riza mulai merasa ada keanehan dan perubahan sikap dari dosen-dosen senior di Prodi Bahasa Inggris. Tidak hanya di kalangan Prodi, oknum dekanat juga mulai ia rasakan berubah sikap. Walau perubahan sikap itu mulai dirasakan, Riza menangkap gelagat ada yang tidak menginginkan ia melanjutkan studinya. Namun, Riza tetap memberanikan diri untuk minta surat ke PR I Bambang Widagdo. Akan tetapi nihil, karena PR I belum berani memberikan surat rekomendasi sebelum ada memo dari rektor.

Pertemuan dengan PR I menghantarkan Riza kembali untuk bertemu Rektor UMM. Pertemuan yang berlangsung singkat, rektor menjanjikan akan menelepon PR I agar memberikan rekomendasi. Setelah mendapat angin segar dari rektor, Riza kembali menghadap ke PR I untuk meminta surat rekomendasi. Naas, PR I menjawab jika ia belum mendapatkan telfon dari rektor. Padahal surat rekomendasi sangat dibutuhkan Riza karena dalam waktu dekat ia harus mengikuti lokakarya sebagai salah satu syarat menerima beasiswa.

Belum rampungnya surat rekomendasi membuat Riza harus merelakan jika beasiswanya kandas, sampai pada akhirnya 19 September 2014 Riza menulis surat resmi kepada Rektor UMM, Sayang, hari itu Muhadjir Efendi sedang berada di luar negeri. Selama rektor berada di luar negeri inilah Riza mengaku banyak keanehan yang terjadi dari rekan kerjanya di Universitas Muhammadiyah Malang. Keanehanpun berlanjut ketika Riza mulai mendapatkan teror melalui sms walaupun ia menolak untuk memberitahu isi sms dan pengirimnya. "Tapi yang jelas ini sangat tidak pantas".

Hari demi hari kasus ini semakin berlarut-larut sampai akhirnya Riza dipanggil oleh Dekan FKIP, Poncojari Wahyono untuk diminta mundur atau diberhentikan dengan tidak hormat."Saya sangat shock ketika Dekan meminta saya mundur atau diberhentikan dengan tidak hormat,". Tidak lama, surat tugas turun dengan ditandatangani PR I yang isinya semua jam mengajar Riza Elfana digantikan oleh dosen lain. Ketika ditanya apakah Riza sudah mencoba meminta klarifikasi, Riza menjawab jika Dekan FKIP menyerahkan semuanya ke pimpinan univeristas.

Page 15: Literasi Media

Didaktik akhirnya mencoba mengkonfirmasi ke pihak dekanat mengenai kasus Riza Elfana ini. Salah satu sumber Didaktik mengatakan, sebenarnya permasalahan ini sudah lama dan sudah barang tentu pimpinan mempunyai banyak pertimbangan untuk mengambil keputusan. Sumber Didaktik yang enggan disebutkan namanya tersebut juga bercerita jika hal ini terjadi karena sikap Riza Elfana tidak bisa ditolerir. "Bukannya mencoba menyelesaikan masalah dengan baik, ia malah psy war menantang UMM di pengadilan," ungkap sumber yang tidak mau disbutkan namanya tersebut. Dari sini terlihat Dekanat FKIP merasa Riza tidak ada niatan baik untuk menyelesaikan permasalahan dengan jalan kekeluargaan sesuai dengan kultur Muhammadiyah.

Setelah dari fakultas, wartawan Didaktik mencoba kepihak rektorat walaupun hasilnya nihil karena yang bersangkutan tidak bisa ditemui. Wartawan kami akhirnya menemui salah satu Kepala Biro di lingkup UMM yang notabene mempunyai kedekatan baik dengan Riza Elfana dan pihak universitas. Sumber Didaktik kali ini awalnya enggan bercerita mengenai permasalahan tersebut dan terkesan tutup mulut. Namun, pada akhirnya setelah agak lama berbicang narasumber mulai berani buka suara.

Ketika kami bertanya apakah benar Riza memberi ancaman akan membawa kasus ini ke pengadilan? narasumber kami yang kantornya berdekatan dengan rektorat ini mengaku tidak benar. "Setelah mendengar isu itu saya sempat ketemu dengan kuasa hukum Riza yang tak lain adalah suaminya berinisial M. Ia menuturakan jika beliau tidak pernah mengancam universitas melainkan kepada oknum jurusan yang dirasa telah mencemarkan nama baik Riza Elfana,".

Usut punya usut ternyata orang yang mempunyai masalah dengan Riza juga dekat dengan oknum dekanat FKIP yang kebetulan juga mempunyai masalah pribadi dengan suami Riza Elfana. Singkat cerita, menurut sumber kami kasus ini terdengar oleh Rektor UMM yang pada akhirnya muncul surat tugas untuk menggantikan jam mengajar Riza Elfana. Ketika ditanya mengenai apakah ada kode etik yang dilanggar oleh Riza? Narasumber kami menjelaskan jika hanya status pernikahan dan perceraiannya yang mungkin bisa dipermasalahkan. Usut punya usut ternyata Riza telah menikah lagi tanpa memberi tahu pada pihak kepegawaian UMM.

Wartawan media ini juga mencari informasi ke PR III, walaupun melalui pihak ketiga. Dyah Karmiyati selaku PR III menyatakan jika permasalah ini akan dibicarakan denga pimpinan universitas. yang jelas menurutnya pasti ada pertimbangan kenapa Riza Elfana akan diberhentikan.

Page 16: Literasi Media

Informasi terus kami cari dan ternyata sumber kami di internal Prodi Bahasa Inggirs mengungkap jika Prodi secara resmi telah mengajukan permohonan mediasi kepada Dekanat FKIP untuk menjadi penengah konflik antara Riza Elfana dan orang yang berseteru dengan Riza baik dari oknum Prodi Bahasa Inggris maupun oknum dekanat. Namun hasilanya nihil.

Sampai laporan ini diturunkan kajian-kajian di elemen-elemen mahasiswa terus berlangsung. Tak lupa Didaktik juga meminta tanggapan dari mahasiswa Bahasa Inggris yang pernah diajar Riza Elfana dan hampir semua mengatakan jika Riza adalah dosen yang baik dan peduli tehadap mahasiswanya.

Penulis : Mochamad Rofik / Luthfi Nurul Rosyidah

Sumber: lpmdidaktik.com