Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi...

30
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi...

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

11

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sejenis pertama yang peneliti ambil berjudul

“Pesan Non Verbal dalam Upacara Adat Ngarot”. Penelitian ini disusun oleh Novi

Diana Purwati, mahasiswi Universitas Padjajaran, fakultas Komunikasi.

Penelitian ini menggunakan teori interaksi simbolik dengan metodologi

Etnografi Komunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

mengkaji simbol-simbol yang terkandung dalam upacara adat Ngarot, pesan-

pesan apa saja yang terdapat dalam simbol-simbol upacara adat Ngarot, dan

pemaknaan upacara adat Ngarot.

Perbedaannya penelitian ini dengan penelitian penulis adalah pada topik

yang dibahas yaitu tradisi upacara Chit Ngiat Phan. Tapi pada dasarnya

pembahasan sudah sama, yaitu tentang upacara adat.

Penelitian terdahulu sejenis kedua berjudul “Pola Komunikasi Etnis

Basemah”. Disusun oleh Tina Kartika, mahasiswi Universitas Bandar Lampung,

Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik.

Penelitian ini menggunakan teori interaksional simbolik, konstruksi

realitas secara sosial, dan etnografi komunikasi. Perbedaannya penelitian ini

dengan penelitian penulis adalah pada topik yang dibahas.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

12

Matriks 2.1 Penelitian Terdahulu

Perbandingan Novi Diana

Purwati

Tina Kartika Mentari Oqtavia

Judul Pesan Non Verbal

dalam Upacara

Adat Ngarot.

Pola Komunikasi

Etnis Basemah.

Tradisi Upacara

Chit Ngiat Phan

Sebagai Bentuk

Komunikasi

Sosial

Masyarakat

Bangka.

Tujuan Untuk mengetahui

dan mengkaji

simbol-simbol

yang terkandung

dalam upacara ada

Ngarot, pesan-

pesan apa saja

yang terdapat

dalam simbol-

simbol upacara

adat Ngarot dan

pemaknaan

upacara Adat

Ngarot.

Bagimana

peristiwa, situasi,

dan tindak

komunikasi

dalam Etnis

Basemah yang

ada di Dusun

Jnagkar

Kelurahan

Jangkar Mas.

Untuk

mengetahui

nilai-nilai

budaya yang

terdapat dalam

perilaku

komunikasi

masyarakat

Sungailiat

melalui tradisi

upacara Chit

Ngiat Phan.

Teori Interasi Simbolik. Interaksi

Simboik,

konstruksi

realitas secara

sosoal dan

etnografi

komunikasi.

Etnografi

Komunikasi,

Interaksi

Simbolik,

Konstruksi

Realitas Sosial,

Bahasa,

Kebudayaan.

Metodologi Etnografi

Komunikasi

Etnografi

Komunikasi

Etnografi

Komunikasi

Hasil

Penelitian

Hasil dari

penelitian ini

adalah pesan non

verbal yang ada

pada upacara adat

Ngarot antara lain

terdapat pada:

simbol, bunga,

pakian, aksesoris

dan perilaku.

Hasil dari

penelitian ini

adalah aktivitas

Komunikasi Etnis

Basemah,

peristiwa, situasi

dan tindak

komunikasi

terbangun secara

komunikatif.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

13

Perbedaan

dengan

penelitian

peneliti

Penelitian ini

menggunakan

metode yang

sama, yaitu

etnografi

komunikasi.

Secara teori

menggunakan

teori yang sama

pula yaitu interksi

simbolik.

Penelitian ini

menggunakan

metode yang

sama, yaitu

etnografi

komunikasi.

Secara teori

menggunakan

teori yang sama,

yaitu interaksi

komunikasi,

etnografi

komunikasi,

konstruksi

realitas secara

sosial.

Penelitian ini

menggunakan

metode yang

sama, yaitu

etnografi

komunikasi.

Secara teori

peneletian ini

menggunakan

teori interaksi

simbolik,

konstruksi

realitas sosial,

etnografi

komunikasi,

bahasa dan

kebudayaan.

2.2Kerangka Teori dan Konsep

2.2.1 Etnografi Komunikasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori etnografi komunikasi

untuk mengkaji peristiwa dalam tradisi upacara Chit Ngiat Phan. Dengan

menggunakan teori ini, maka penelitian mengkaji tentang peristiwa, situasi dan

tindak komunikasi yang dilakukan dalam tradisi upacara tersebut, serta

membangun solidaritas, kebersamaan, keharmonisan dan kesatuan

Etnografi berasal dari kata ethno (bangsa) dan graphy (menguraikan).

Sehingga, etnografi adalah usaha untuk menguraikan kebudayaan atau aspek-

aspek kebudayaan (Moleong, 1990:13)

Menurut Mulyana (2003: 161), dalam etnografi aspek yang diurai beragam

dan menyeluruh, baik yang bersifat seperti artefak budaya (pakaian, bangunan,

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

14

dan sebagainya) maupun yang bersifat abstrak (pengalaman, kepercayaan, norma,

sistem nilai kelompok yang diteliti). Uraian tebal (thick description) merupakan

cirri utama etnografi.

Etnografi komunikasi pertaman kali diperkenalkan oleh Dell Hymes pada

tahun 1962, sebagai kritik terhadap ilmu linguistic yang terlalu memfokuskan diri

pada fisik bahasa saja. Definisi etnografi komunikasi itu sendiri adalah pengkajian

peranan bahasa dalam perilaku komunikayif masyarakat, yaitu cara-cara

bagaimana bahasa dipergunakan dalam masyarakat yang berbeda-beda

kebudayaan. (Kuswarno, 2008: 11).

Beberapa objek penelitian etnografi komunikasi yang diuraikan dalam

Kuswarno (2008: 38-46), sebagai berikut:

1. Masyarakat Tutur (speech Community)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, masyarakat dalam

etnografi komunikasi adalah masyarakat komunikatif tertentu. Kelompok

sosial dalam etnografi komunikasi tidaklah sama dengan suatu suku

bangsa, walaupun mereka berbicara dengan bahasa yang sama.

Banyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai

masyarakat tutur. Namun hanya ada dua yang dapat menunjang penelitian

etnografi komunikasi. Yang pertama menurut Hymes, yang menekankan

bahwa semua anggota masyarakat tutur tidak saja sama-sama memiliki

kaidah untuk berbicara, tetapi juga satu variasi linguistik. Sedangkan

kedua, Seville-Troike membicarakan level analisis dimana masyarakat

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

15

tutur tidak harus memiliki satu bahasa, tetapi memiliki kaidah yang sama

dalam berbicara. Jadi, dalam suatu masyarakat tutur pun bisa saja terdiri

dari masyarakat tutur-masyarakat tutur yang lebih kecil. Hal ini

dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial sudah terlenih dahulu

member label pada masing-masing tindakannya. Pemberian label ini

berimplikasi pada terbentuknya struktur sosial, selanjutnya setiap struktur

sosial membutuhkan peran dan simbol yang berbeda-beda. Itulah sebabnya

penggunaan bahasa pun dapat berbeda-beda antara struktur sosial yang

satu dengan struktur sosial yang lain, walaupun berbicara dengan bahasa

yang sama.

2. Aktivitas Komunikasi

Dalam etnografi komunikasi, menemukan aktivitas komunikasi

sama artinya dengan mengidentifikasian peristiwa komniasi dan atau

proses komunikasi. Sehingga proses atau peristiwa komunikasi yang

dibahasa dalam etnografi komunikasi adalah khas yang dapat dibedakan

dengan proses komunikasi yang dibahas pada konteks komunikasi yang

lain.

Hymes mengemukakan mengenai unit-unit diskrit aktivitas

komunikasi, sebagai berikut:

a) Situasi komunikatif atau konteks terjadinya komunikasi.

b) Peristiwa komunikatif atau keseluruhan perangkat komponen yang

utuh yang dimulai dengan tujuan umum komunikasi, topi umum

yang sama dan melibatkan partisipan yang secara umum

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

16

menggunakan varietas bahasa yang sama, mempertahankan tone

yang sama, dan kaidah-kaidah yang sama untuk interaksi, dalam

setting yang sama. Sebuah peristiwa komunikatif dinyatakan

berakhir, ketika terjadi perubahan partisipan, adanya periode

hening, atau perubahan posisi tubuh.

c) Tindak komunikatif, yaitu fungsi interaksi tunggal, seperti

penyataan, permohonan, perintah, ataupun perilaku non verbal.

Jadi aktivitas komunikasi menurut etnografi komunikasi tidak bergantung

pada adanya pesan, komunikator, media, efek, dan sebagainyaa. Sebaliknya yang

dinamakan aktivitas komunikasi adalah aktivitas khas yang kompleks, yang di

dalamnya terdapat peristiwa-peristiwa khas komunikasi yang melibatkan tindak-

tindak komunikasi tertentu dan dalam konteks komunikasi yang tertentu pula.

Sehingga proses komunikasi dalam etnografi komunikasi, adalah peristiwa-

eristiwa yang khas dan berulang. Kekhasan di sini tiada lain karena mendapat

pengaruh dari aspek sosiokultural partisipan komunikasi. (Kuswarno, 2008: 41-

42)

3. Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi mendapat tempat yang paling penting

dalam etnografi komnikasi. Selain itu, melalui komponen komunikasilah

sebuah peristiwa komunikasi dapa diidentifikasi. Secara tidak langsung

komponen komnikasi juga akan menuntun peneliti etnografi komunikasi

ketika di lapangan.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

17

Sepuluh komponen komunikasi menurut perspektif etnografi

komunikasi adalah:

a. Genre atau tipe peristiwa komunikatif, misalnya lelucon, salam,

perkenalan, dongeng, gossip, dan sebagainya.

b. Topik peristiwa komunikatif.

c. Tujuan dan fungsi peristiwa secara umum dan juga fungsi dan

tujuan partisipan secara individual.

d. Setting termasuk lokasi, waktu, musim, dan aspek fisik situasi yang

lain (misalnya besarnya ruangan tata letak perabotan, dan

sebagainya.)

e. Partisipan, termasuk usianya, jenis kelamin, etnik, status sosial,

atau kategori lain yang relevan, dan hubungannya satu sama lain.

f. Bentuk pesan, termasuk saluran verbal non vocal, non verbal dan

hakikat kode yang digunakan, misalnya bahasa mana dan varietas

yang mana.

g. Isi pesan, mencakup apa yang dikomunikasikan, termasuk level

konotatif dan referensi denotative.

h. Urutan tindakan, atau urutan tindak komunitatif atau tindakan tutur

termasuk alih giliran atau fenomena percakapan.

i. Kaidah interaksi.

j. Norma-norma interpretasi, termasuk pengetahuan umum,

kebiasaan, kebudayaan, nilai dan norma yang dianut, tabu-tabu

yang harus dihindari, dan sebagainya.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

18

4. Kompetensi Komunikasi

Kompetensi komunikasi akan melibatkan segala sesuatu yang

berhubungan dengan penggunaan bahasa dan dimensi komunikatif dalam

setting sosial tertentu.

Karena kompetensi komunikasi melibatkan aspek budaya dan

sosial, maka kompetensi komunikasi mengacu pada pengetahuan dan

keterampilan komuniatif yang sama-sama dimiliki oleh satu kelompok

sosial atau masyarakat. Namun kompetensi komunikasi ini dapat

bervariasi pada tingkat individu, mengingat individu adalah mahluk yang

memiliki motif dan tujuan yang berbeda-beda. Sehingga komunikasi

kompetensi komunikasi tidak dapat berlaku seterusnya, melaikan dinamis

mengikuti perubahan individu-individu yang menggunakannya.

Walaupun demikian, setiapkebudayaan dapat memiliki kompetensi

komunikasi secara global, dan berlaku secara berkelanjutan. Berikut adalah

komponen-komponen kompetensi komunikasi yang dapat ditemukan pada suatu

masyarakat tutur:

1) Pengetahuan linguistik (linguistic knowledge)

a. Elemen-elemen verbal.

b. Elemen-elemen non verbal.

c. Pola elemen-elemen dalam peristiwa tutur tertentu.

d. Rentang varian yang mungkin (dalam semua elemen dan

pengorganisasian elemen-elemen itu).

e. Makna varian-varian dalam situasi tertentu.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

19

2) Keterampilan interaksi (interaction skills)

a. Persepsi cirri-ciri penting dalam situasi komunikatif.

b. Seleksi dan interpretasi bentuk-bentuk yang tepat untuk

situasi, peran, dan hubungan tertentu (kaidah untuk

penggunaan ujaran).

c. Norma-norma interaksi dan interpretasi.

d. Strategi untuk mencapai tujuan.

3) Penetahuan Kebudayaan (cultural knowledge)

a. Struktur sosial.

b. Nilai dan sikap.

c. Peta atau skema kognitif.

d. Proses enkulturasi (transmisi pengetahuan dan

keterampilan.

5. Varietas Bahasa

Hymes menjelaskan bahwa dlaam setiap masyarakat terdapat

varietas kode bahasa (language code) dan cara-cara berbicara yang bisa

dipakai oleh anggota masyarakat atau sebagai repertoire komunikatif

masyarakat tutur.

Variasi ini akan mencakup semua varietas dialek atau tipe yang

digunakan dalam populasi sosial tertentu, dan faktor-faktor sosiokultural

yang mengarahkan pada seleksi dari salah satu variasi bahsa yang ada.

Sehingga pilihan varietas yang dipakai akan menggambarkan hubungan

yang dinamis antara komponen-komponen komunikatif dari suatu

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

20

masyarakat tutur, atau yang dikenal sebagai pemolaan

komunikasi(communication pattering).

Pemolaan komunikasi dan varietas bahasa inilah yang kemudian

akan menjadi tujuan utama peneliti etnografi komunikasi. Mengenai

bagaimana unit komunikatif yang berlaku pada suatu masyarakat tutur,

dan hubungan yang terjadi di antara komponen-komponen

komunikatifnya. Karena penjelasan varietas bahsa dengan sendirinya

menjelaskan pola komunikasi yang digunakannya.

Sehingga dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan

bahwa etnografi komunikasi membahas tentang peristiwa komunikasi,

situasi komunikasi dan tindak komunikasi suatu masyarakat tutur di suatu

daerah. Kegiatan komunikasi dalam etnografi komnikasi merupakan suatu

kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang dan turun temurun dalam

sebuah lingkup masyarakat, seperti tradisi upacara Chit Ngiat Phan

masayarakat Sungailiat, Bangka.

2.2.2 Interaksionisme Simbolik

Interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas

manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. (Mulyana

2013: 68). Adapun pengertian interaksi simbolik menurut Bllummer menjelaskan

bahwa, orang tergerak untuk bertindak berdasarkan makna yang diberikannya

dalam bahasa yang digunakan orang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain

maupun dengan dirinya sendiri atau pikiran pribadinya. (West & Turner 2008: 98)

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

21

Menurut Mulyana (2008: 92), lambang dan simbol adalah suatu yang

digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan kelompok

orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal dan objek

yang maknanya disepakati bersama.

Ralph Larossa & Donald C.Reitzes (1993) (West & Turner 2008)

menjelaskan bahwa asumsi-asumsi ini memperlihatkan tiga tema besar dari tujuh

asumsi yang mendasari interaksi simbolik, yaitu:

1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia

a. Manusia bertindak terhadap manusia lainnya

berdasarkan makna yang diberikan orang lain pada

mereka.

b. Makna diciptakan dalam interaksi antarmanusia.

c. Makna dimodifikasi melalui proses interpretif.

2. Pentingnya konsep mengenai diri

a. Individu-individu mengembangkan konsep diri

melalui interaksi dengan orang lain.

b. Konsep diri memberikan motif yang penting untuk

perilaku.

3. Hubungan antara individu dengan masyarakat

a. Orang dan kelompok di pengaruhi oleh proses budaya

dan sosial.

b. Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

22

Interaksi simbolik pertama kali diperkenalkan dan dimodifikasi oleh

Herbert Blumer, tetapi ide ini sebenarnya telah dikemukakan oleh George

Herbert Mead. Karakteristik dasar ide ini adalah suatu hubungan yang terjadi

secara alami antara manusia dalam masyarakat dan hubungan masyarakat dengan

individu. Interaksi yang terjadi antar individu berkembang melalui simbol-simbol

yang mereka ciptakan. Realitas sosial merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi

pada beberapa individu dalam masyarakat. Interaksi yang dilakukan antar individu

itu berlangsung secara sadar dan berkaitan dengan gerak tubuh, vocal, suara dan

ekspresi tubuh, yang kesemuanya itu mempunyai maksud dan disebut dengan

“simbol (Kuswarno, 2008: 22)

Tiga premis utama dalam pendekatan interaksi simboik menurut Blumer,

yaitu (Kuswarno, 2008:22) :

1) Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna

yang ada pada Sesutu itu bagi mereka.

2) Makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh

orang lain.

3) Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi

sosial sedang berlangsung.

Dari uraian diatas dapat memiliki makna bahwa tindakan sosial tidak yang

melekat pada diri seseorang dapat menimbulkan suatu makna. Sependapat dengan

Weber (Mulyana 2013:61), mendefinisikan tindakan sosial sebagai semua

perilaku manusia ketika dan sejauh individu memberikan suatu makna subjektif

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

23

terhadap perilaku tersebut. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa interaksi

simbolik berbicara mengenai komunikasi berupa pesan-pesan verbal ataupun non

verbal dan simbol-simbol. Hal ini ditemui dalam keberlangsungan tradisi upacara

Chit Ngiat Phan yang juga menggunakan pesan-pesan verbal ataupun nonverbal

dan simbol-simbol.

Sedangkan menurut Littlejhon (2014: 231-236), ada tiga konsep utama

dalam teori Mead, yaitu masyrakat, diri sendiri dan pikiran (society, self, mind)

1. Berfikir (Mind)

Kemampuan anda untuk menggunakan simbol-simbol yang signifikan

untuk merespons pada diri sendiri menjadikan berfikir adalah sesuatu

yang mungkin. Berfikir melibatkan keraguan (menunda tindakan yang

jelas) ketika anda menafsirkan sesuatu. Disini, anda berfikir melalui

situasi dan merencanakan tindakan selanjutnya. Anda membayangkan

beragam hasil dan memilih serta menguji alternatif-alternatif yang

mungkin ada. Objek menjadi objek melalui proses pemikiran simbolis

kita. Ketika kita membayangkan tindakan yang baru atau berbeda

terhadap suaru objek, objek itu sendiri berubah karena kita melihatnya

dari sudut pandang yang berbeda.

2. Diri (Self)

Kegiatan saling memengaruhi antara merespons pada orang lain dan

diri sendiri adalah sebuah konsep penting dalam teori Mead. Anda

memiliki diri karena anda dapat merespons kepada diri anda sendiri

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

24

sebagai sebuah objek. Cara utama anda dapat melihat diri anda seperti

orang lain melihat anda adalah melalui pengambilan peran atau

menggunakan sudut pandang orang lain dan inilah yang menyebabkan

anda memiliki konsep diri.

3. Masyarakat (society)

Terdiri atas perilaku-perilaku kooperatif para angotanya, kerja sama

manusia mengharuskan kita untuk memahami maksud orang lain yang

juga mengharuskan kita untuk mengetahui apa yang akan kita lakukan

selanjutnya. Makna merupakan sebuah hasil komunikasi yang penting.

Pemaknaan anda merupakan hasil interaksi dengan orang lain.

Masyarakat terdiri dari sebuah jaringan interaksi sosial dimana

anggota-anggotanya merupakan makna bagi tindakan mereka dan

tindakan orang lain dengan menggunakan simbol-simbol.

2.2.3 Nilai-nilai Solidaritas

Solidaritas adalah suatu sikap yang selalu dibutuhkan setiap kelompok

masyarakat, karena kesolidaritasan dapat menimbulkan rasa pertanggung jawaban

terhadapa lingkungan sekitarnya. Menurut Durkheim (Soedijati, 1995:25),

solidaritas adalah perasaan saling percaya antara para anggota dalam suatu

kelompok atau komunitas. Kalau orang saling percaya maka mereka akan menjadi

satu/menjadi persahabatan, menjadi saling hormat-menghormati, menjadi

terdorong untuk bertanggung jawab dan memperhatikan kepentingan sesamanya.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

25

Emile Durkheim, sebagaimana dikutip oleh George Ritzer dalam bukunya

Teori Sosiologi Modern, mengambil pendekatan kolektivis terhadap pemahaman

mengenai masyarakat yang melibatkan berbagai bentuk solidaritas. Solidaritas

dalam berbagai lapisan masyarakat bekerja seperi “perekat sosial”, dalam hal ini

dapat berupa nilai, adat istiadat dan kepercayaan yang dianut bersama oleh

masyarakat dalam ikatan kolektif.

Durkheim menjelaskan bahwa solidaritas sosial adalah keadaan saling

percaya antar anggota kelompok atau komunitas. Jika setiap individu dapat saling

percaya akan menjadi satu, menjadi saling menghormato, saling bertanggung

jawab dalam saling membantu antar sesama.

2.2.4 Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan

kata jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Menurut Bungin, 2006: 52)

kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”.

Ada pula pengertian budaya yang menunjukkan hubungan antara budaya dan

komunikasi yang dijabarkan oleh Triandis (Samovar, 2010: 27) yaitu: kebudayaan

merupakan elemen subjektif dan objektif yang dibuat manusia yang di masa lalu

menigkatkan kemungkinan untuk berthan hidup dan berakibat dalam kepuasan

pelaku dalam ceruk ekoligis, dan demikian tersebar di antara mereka yang dapat

berkomunikasi satu sama lainnya, karena mereka mempenyai kesamaan bahasa

dan mereka hidup dalam waktu dan tempat yang sama.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

26

Edward B. Taylor (Ghazali, 2011:13), kebudayaan adalah keseluruhan yang

kompleks, yang ada di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat

seseoarang sebagai anggota masyarakat.

Perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh

manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda

yang bersifat nyata, misalnya pola-pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,

seni,dan lain-lain, yang ditujukan untuk membantu manusia dalam

melangsungkan kehidupan bermasyarakat. (Ghazali, 2011: 32)

Sedangkan, menurut Gerry Philipsen, 1992: 7-8 dalam Martin dan

Nakayama, 1997: 49 (Nasrullah 2012: 16), budaya di artikan sebagai kontruksi

sosial maupun historis yang mentransmisikan pola-pola tertentu melalui simbol,

pemaknaan, premis, bahkan tertuang dalam aturan.

Budaya sudah diturunkan dari generasi ke generasi melalui simbol-simbol.

Menurut Ferarro “simbol mengikat orang yang mungkin saja bukanlah bagian

suatu kelompok yan bersatu.”(Larry A. Samovar,dkk 2010: 45). Melalui budaya

orang-orang dapat belajar komunikasi.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan dapat

berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya, maka praktik dan tingkah laku

komunikasi individu yang sudah ada dalam budayaakan memiliki makna dan arti

yang berbeda pula.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

27

Adapun kebudayaan menjadi acuan individu-individu dalam tingkah laku,

karena suatu budaya cenderung dapat menjadi tradisi. Tradisi adalah sesuatu yang

sudah turun menurun dari generasi ke generasi sehingga tradisi akan sulit berubah

didalam kehidupan masyarakat.

Dalam buku J.J. Honigmann berjudul The World of Man (1951) dalam

Koentjaraningrat (1979: 200 dalam Bungin, 2006: 54) mengatakan ada tiga gejala

kebudayaan, yaitu: (1) ideas; (2) activities; dan (3) artifacts.

Maka sehubungan dengan uraian diatas, Koentjaraningrat (1979: 201

dalam Bungin, 2006: 54), mengatakan ada tiga wujud kebudayaan, yaitu:

1. Wujud kebudayaan sebagai totalitas dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,

norma-norma, peraturan dan sebagainya.

2. Wujud kebudayaan seagai sebuah totalitas dari aktivitas serta tindakan

berpola dari manusia dalam masyarakat.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Menurut Setiadi (2012: 34), kebudayaan memiliki sifat yang hakiki. Sifat

hakiki dari kebudayaan tersebut adalah :

1. Budaya terwujudkan dan tersalur dari perilaku manusia.

2. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi

tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang

bersangkutan.

3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah

lakunya.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

28

4. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-

kewajiban, tindakan yang diterima, ditolak, dilarang dan yang

diizinkan.

Sedangkan menurut C. Kluckhon melalui Universal categories of Culture,

ada 7 unsur kebudayan yang universal (Soekanto 2007:154) yaitu:

1. Sistem teknologi, yaitu peralatan dan perlengkapan hidup manusia

(pakaian, perumahan, alatalat rumah tangga, senjata, alat-alat

produksi transport, dan sebagainya).

2. Sistem mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi

(pertanian, peternakan, system produksi sisten distribusi, dan

lainnya).

3. Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan, organisasi politik,

system hukum, dan system perkawinan).

4. Bahasa (lisan dan tertulis).

5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).

6. System pengetahuan.

7. Religi (sistem kepercayaan).

Dari beberapa unsur diatas, dapat dijelaskan bahwa masing-masing unsur

tersebut adalah macam-macam dari unsur kebudayaan, untuk kepentingan ilmiah

dan analisisnya diklasifikasikan dalam unsur-unsur pokok atau besar kebudayaan,

lazim disebut culture universals. Istilah ini menunjukkan bahwa unsur-unsur

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

29

tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai di setiap kebudayaan (Soekanto,

2007:154)

Dari penelitian ini, penulis akan membahas tentang kebudayaan etnis

Tionghoa, Bangka Belitung. Salah satu kebudayaan yang sampai saat ini masih di

lestarikan di Bangka, adalah tradisi upacara Chit Ngiat Phan.

2.2.5 Komunikasi Sosial

Komunikasi sosial berkaitan dengan komunikasi persona, ketika dua

atau lebih individu berinteraksi, sengaja atau tidak. Pengertian komunikasi itu

sendiri adalah suatu proses yang mendasari intersubjektivisasi, suatu fenomena

yang terjadi sebagai akibat simbolisasi public dan penggunaan serta penyebaran

simbol (Ruben, 1975: 171 dalam Suranto AW, 2010: 142).

Melalui komunikasi sosial individu-individu “menyetel” perasaan-

perasaan, pikiran-pikiran, dan perilaku-perilaku antara yang satu dengan yang

lainnya. Komunikasi sosial dapat dikategorikan ke dalam komunikasi

antarpesona, karena terjadi melalui hubungan-hubungan antarpesona, dan

komunikasi massa, karena suatu proses komunikasi sosial yang lebih umum, yang

dilakukan individu-individu untuk berinteraksi dengan lingkungan sosio-

budayanya, tanpa terlihat dalam hubungan-hubungan antarpesona dengan

individu-individu tertentu (Suranto, 2010: 142).

Menurut Peter L. Berger (1991 dalam Nurudin, 2008:45),hubungan

antara manusia dengan masyarakat berlangsung secara dialektis dalam tiga

momen; eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Eksternalisasi adalah suatu

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 21: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

30

pencurahan kedirian dunia, baik dalam aktivitas maupun mentalitas. Melalui

eksternalisasi manusia mengekspresikan dirinya dengan mambangun dunianya.

Objektivasi adalah disandangnya produk-produk aktivitas (baik fisik maupun

mental) suatu realitas yang berhadapan dengan produsennya (dalam hal ini

manusia itu sendiri) dalam suatu kefaktaan (faktisasi) yang eksternal terhadap

yang lain, dari pada produsennya sendiri. Internalisasi adalah peresapan kembali

realitas oleh manusia dan metransformasikannya sekali lagi struktur-struktur

kesadaran subjektif.

Sedangkan menurut Nurudin, (2008: 46), pada kenyatannya antara

masyarakat dengan manusia ada hubungan saling mempengaruhi tersebut

dibangun tak lain dengan proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikasi dalam

hal ini sebagai sebuah proses sosial di masyarakat. Proses sosial diartikan sebagai

pengaruh timbal balik antara berbagai kehidupan bersama (individu, masyarakat,

organisasi, lembaga kemasyarakatan, asosiasi, dan lain-lain). Dalam hubungannya

dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan

perubahan sosial (social change). Oleh karena itu, komunikasi juga tak akan lepas

dari konteks sosialnya. Artinya, ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola,

norma, pranata masyarakatnya.

Komunikasi sebagai proses sosial adalah bagian integral dari masyarakat.

Sehingga fungsi-fungsi dari komunikasi sebagai proses sosial dimasyarakat

sebagai berikut (Nurudin, 2008: 47-48):

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 22: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

31

1. Komunikasi menghubungkan antar berbagai komponen

masyarakat. Komponen di sini tidak hanya individu dan

masyarakat saja, melainkan juga berbagai bentuk lembaga

sosia (pers, humas, universitas), asosiasi, dan lain-lain.

2. Komunikasi membuka peradaban (civilization) baru

manusia. Menurut Koentjaraningrat (1997), istilah

peradaban dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur

dari kebudayan yang halus dan indah, seperti kesenian,

ilmu pengetahuan serta sopan santun dan system pergaulan

yang kompleks dalam suatu struktur masyarakat yang

kompleks pula. Komunikasi telah mengantarkan peradaban

Negara Barat menjadi maju dalam ilmu pengetahuan.

3. Komunikasi adalah manifestasi kontrol sosial dalam

masyarakat. Berbagai nilai (value), norma (norm), peran

(role), cara (usage), kebiasaan (folkways), tata kelakuan

(mores) dan adat (customs) dalam masyarakat yang

mengalami penyimpangan (deviasi) akan dikontrol dengan

komunikasi, baik melalui bahasa lisan, sikap apatis atau

perilaku nonverbal individu.

4. Tanpa bisa diingkari komunikasi berperan dalam sosialisasi

nilai ke masyarakat. Bagaimana sebuah norma kesopanan

disosialisasikan kepada generasi muda dengam contoh

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 23: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

32

perilaku orang tua (nonverbal) atau dengan penyataan

nasihat langsung (verbal).

5. Individu berkomunikasi dengan orang lain menunjukkan

jati diri kemanusiaanya. Seseorang akan diketahui jati

dirinya sebagai manusia karena menggunakan komunikasi.

Itu juga berarti komunikasi menunjukkan identitas sosial

seseorang. Misalnya, penggunaan bahasa dari kalangan

“bawah” dengan kalangan ningrat akan berbeda. Dengan

peribahasa sering dikenal bahasa menunjukkan bangsa.

Bahsa sebagai alat komunikasi menunjkkan jati diri

individu yang bersangkutan.

Komunikasi sosial terjadi jika individu dengan individu lainnya saling

melakukan interaksi. Komunikasi di dalam masyarakat dibagi 5 jenis (Bungin

2006:31-32)

1. Komunikasi individu dengan individu.

2. Komunikasi kelompok.

3. Komunikasi organisasi

4. Komunikasi sosial.

5. Komunikasi massa.

Dalam penelitian ini, penulis lebih menggunakan komunikasi sosial.

Menurut Astrid (1992:1, Bungin 2006: 32) komunikasi sosial adalah salah satu

bentuk komunikasi yang lebih intensif, dimana komunikasi dapat berlangsung

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 24: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

33

antara komunikator dan komunikan, sehingga komunikasi berlangsung dua arah

dan lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial, melalui

kegiatan ini terjadilah aktualisasi dari berbagai masalah yang dibahas.

2.2.6 Konstruksi Realitas Sosial

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori konstruksi realitas sosial

sebagai acuan dasar penelitian ini. Teori konstruksi realitas sosial dikemukakan

oleh Alfred Schultz melalui konsep fenomenologi, yang kemudian dikembangkan

dalam buku “Tho Social Construction of Reality” oleh Peter Berger dan Thomas

Luckman (Kuswarno, 2008: 22).

Berger berpendapat bahwa konstruksi secara sosial memusatkan

perhatiannya pada proses ketika individu menanggapi kejadian di sekitarnya

berdasarkan pengalaman mereka. beberapa asumsi yang mendasari konstruksi

realitas secara sosial, yaitu (Kuswarno, 2008: 22-23) :

a. Realitas tidak hadir dengan sendirinya, tetapi diketahui dan dipahami

melalui pengalaman yang dipengaruhi oleh bahasa.

b. Realitas dipahami melalui bahasa yang tumbuh dari interaksi sosial pada

saat dan tempat tertentu.

c. Bagaimana realitas dipahami bergantung pada konvensi-konvensi sosial

yang ada.

d. Pemahaman terhadap realitas yang tersusun secara sosial membentuk

banyak aspek penting dalam kehidupan, seperti aktivitas berpikir, dan

berperilaku.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 25: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

34

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, teori ini berhasil menemukan

hubungan antara bahasa, interaksi sosial dan kebudayaan. Yaitu bagaimana

bahasa merupakan jembatan bagi manusia dalam memahami realitas,

sekaligus sebagai pedoman dalam berperilaku. Karena bahasa itu sendiri

kompleks sifatnya dan mendapat pengaruh yang cukup kuat dalam kehidupan

sosial masyarakat (Kuswarno, 2008:23).

Menurut Berger dan Luckman (Bungin, 2007: 83), realitas sosial itu

sendiri adalah proses dialektika yang berlangsung dalam proses simultah:

1.eksternalisasi (penyesuaian diri) dengan dunia sosiokultural sebagai produk

manusia; 2.

objektivasi, yaitu interaksi sosial yang terjadi dalam dunia

intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi;

3.internalisasi, yaitu proses yang mana individu mengidentifikasikan dirinya

dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi

anggotannya.

Sedangkan menurut Berger dan Luckman (Bungin, 2007: 89),

pengetahuan yang dimaksud adalah realitas sosial masyarakat. Realitas sosial

adalah pengetahuan yang bersifat keseharian yang hidup dan berkembang di

masyarakat seperti konsep, kesadaran umum, wacana public, sebagai hasil dari

konstruksi sosial. Realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi,

objektivasi, dan internalisasi. Sehinga konstruksi sosial tidak berlangsung

dalam ruang hampa, namun sarat dengan kepentingan-kepentingan.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 26: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

35

2.2.7 Bahasa

Bahasa adalah sebagai salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh

semua individu dimuka bumi ini. Bahasa sendiri sangat erat hubungannya dengan

budaya karena bahasa merupakan identitas atau cirri khas dari seseorang.

Menurut Martin & Nakayama (2008: 129-131), bahasa merupakan

komponen yang tidak pernah lepas dari kelangsungan suatu budaya, walaupun

terkadang ada perbedaan antara budaya satu dengan yang lainnya. Masyarakat

mengkomunikasikan segala pemikiran mereka melalui bahasa yang dimengerti

satu sama lain untuk mencapai maksud dan tujuannya. Seringkali linguistic

membagi pembelajaran tentang bahasa ke dalam empat bagian, yaitu:

1. Fonologi adalah ilmu yang mempelajari sistem bunyi dari bahasa,

bagaimana melafalkan suatu kata, dimana tulisan dan bunyinya sama

namun memiliki arti yang berbeda.

2. Semantic adalah suatu ilmu tentang pemberian makna, dimana suatu kata

menunjukkan makna suatu hal di daerah tertentu. Misalnya, masyarakat

Inggris menyebut biscuit dengan biscuit, masyarakat Amerika

menyebutnya dengan cookies.

3. Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur suatu bahasa,

aturan tentang penggabungan beberapa kata menjadi kalimat yang

bermakna.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 27: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

36

4. Pragmatik adalah ilm yang mempelajari bagaimana bahsa digunkan dalam

suatu konteks; memilii fokus pada tujuan spesifik digunakannya bahasa

tersebut.

Sedangkan menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi, yaitu

(Mulyana, 2008:266-267) :

1. Penamaan (naming atau labeling),merujuk pada usaha

mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang dengan menyebut

namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.

2. Interaksi, menurut Barker, menekankan berbagai gagasan dan emosi,

yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan

kebingungan.

3. Tansmisi. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang

lain. Misalnya orang mendapatkan informasi setiap hari, sejak bangun

tidur hingga tidur kembali, dari orang lain, baik secara langsung atau

tidak (melalui media massa).

Menurut pandangan Barker, keistimewaan bahasa sebagai sarana transmisi

informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini dan

masa depan, memngkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita. Tanpa bahasa

kita tidak mungkin bertukar informasi; kita tidak mungkin menghadirkan semua

objek dan tempat untuk kita rujuk dalam komunikasi kita.

Littlejohn dalam Kuswarno (2008:3-4) menyatakan bahwa pada

hakikatnya bahasa merupakan simbol yang kompleks. Disebut sebagai simbol

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 28: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

37

yang kompleks karena terbentuk dari proses pengkombinasian dan

pengorganisasian simbol-simbol, hingga memiliki arti khusus yang berbeda jika

simbol itu berdiri sendiri. Bahasa menghubungkan simbol-simbol kedalam

proposisi, jadi merupakan refleksi dari realitas. Sehingga melalui bahasalah,

manusia memahami realitas, berkomunikasi, berpikir, dan merasakan.

Munurut Kuswarno (2008: 6), sifat-sifat hakikat bahasa dapat ditangkap

dengan kesatuan nafas yang sama mengenai bahasa, yaitu:

1. Bahasa itu sistematik atau mempunyai aturan atau pola.

2. Bahasa itu manasuka (arbitrer), karena seringkali tida ada

hubungan logis antara kata dengan simbol yang diwakilinya.

3. Bahasa itu ucapan/vocal atau ujaran (selalu dinyatakan, walau

dalam hati sekalipun).

4. Bahasa itu simbol yang kompleks.

5. Bahasa itu mengacu pada dirinya, mampu menjelaskan aturan-

aturan untuk mempergunakan dirinya.

6. Bahasa itu manusiawi, hasil dari akal budi manusia.

7. Bahasa itu komunikasi, karena bahasa merupakan alat komunikasi

dan interaksi. Selain itu, dengan bahasalah kita mencaci, memuji,

berbohong, mengagungkan Tuhan, dan lain-lain.

Maka dalam kajian etnografi komunikasi, bahasa, komunikasi dan budaya

telah menjadi satu kesatuan yang melahirkan hipotesis relavitas linguistik dari

Edward Safir dan Benjamin Lee Whorf, yang berbunyi “struktur bahasa atau

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 29: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

38

kaidah berbicara suatu budaya akan menentukan perilaku dan pola piker dalam

budaya tersebut”. Hipotesis ini diperkuat oleh pandangan etnografi yang

menyebutkan bahwa (Kuswarno, 2008: 9)

“Bahasa menjadi unsur pertama sebuah kebudayaan, karena bahasa akan

menentukan bagaimana masyarakat penggunanya mengkategorikan

pengalamannya. Bahasa akan menentukan konsep dan makna yang dipahami

oleh masyarakat, yang pada gilirannya akan memberikan pengertian mengenai

pandangan hidup yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain

makna budaya yang mendasari kehidupan masyarakat, terbentuk dari hubungan

antara simbol-simbol/ bahasa”.

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015

Page 30: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/856/3/BAB II.pdfBanyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai masyarakat tutur. Namun hanya ada

39

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.2 Gambar Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan

menggunakan pendekatan kualitatif dan metode etnografi komunikasi. Penelitian

ini menggunakan beberapa teori dan konsep yang menjadi dasar dalam penelitian

yaitu etnografi komunikasi, interaksi simbolik, kebudayaan, konstruksi realitas

sosial dan bahasa. Untuk dapat mengkaji elemen-elemen etnografi komunikasi

dalam upacara Chit Ngiat Phan, sehingga akan mendapatkan hasil penelitian

mengenai nilai-nilai budaya dalam tradisi upacara Chit Ngiat Phan, seperti

pemaknaan simbol-simbol yang ada dalam tradisi tersebut.

Paradigma

Konstruktivis

Fenomena:Tradisi Upacara Chit

Ngiat Phan SebagaI Bentuk

Komunikasi Sosial Masyarakat

Bangka

Elemen-elemen Etnografi

komunikasi dalam upacara

hari Rebut.

Konstruksi nilai-nilai budaya

di balik tradisi upacara hari

rebut.

-Kualitatif

-Etnografi Komunikasi

-Teori etnografi

Komunikasi

-Teori Interaksi Simbolik

-Nilai-nilai Solidaritas

-Konsep Kebudayaan

- Komunikasi Sosial

-Konstruksi Realitas Sosial

-Teori Bahasa

Tradisi Upacara..., Mentari Oqtavia, FIKOM UMN, 2015