Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5323/5/LAMPIRAN.pdf ·...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5323/5/LAMPIRAN.pdf ·...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
Daftar pertanyaan untuk GM Corporate Communication Alfamart
(Key Informan)
Narasumber : Corporate Communication General Manager PT Sumber Alfaria
Trijaya (Alfamart), Nur Rachman.
1) Menurut bapak, bagaimana pandangan bapak tentang melakukan CSR di
perusahaan?
2) Tanggal dan tahun berapa/sejak kapan berdirinya program CSR Outlet
Binaan Alfamart tersebut ?
3) Adakah tujuan yang spesifik dalam program CSR OBA ini?
4) Alasan Perusahaan mengusung program OBA tersebut ?
5) Selain itu, Apakah ada alasan khusus dengan dibentuknya OBA tersebut ?
(motivasi dari luar dan dalam)
6) Langkah awal yang dilakukan perusahaan terhadap program OBA ?
7) Kesulitan apa yang dihadapi ?
8) Kira-kira jumlah biaya atau budget yang dikeluarkan dalam program OBA
?
9) Apakah perusahaan mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial
ketika memasuki atau meninggalkan suatu komunitas, termasuk dampak
terhadap sumber daya dasar yang dibutuhkan untuk pembangunan yang
berkesinambungan dari masyarakat ?
10) Menurut bapak, apakah program OBA ini dapat membuat citra perusahaan
menjadi semakin baik di mata publik?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
Daftar pertanyaan untuk pakar CSR
Narasumber: Pakar dan Peneliti di Center for Entrepreuneurship, Change and Third
Sector (CECT) dan program MM-CSR Universitas Trisakti CSR, Bonifasius Parikesit.
1. Apakah arti/definisi CSR (Corporate Social Responsibility) menurut anda?
2. Bagaimana perkembangan CSR saat ini, khususnya di Indonesia?
3. Bagaimana sejarah perusahaan/organisasi mulai melaksanaan CSR?
4. Bagaimana CSR dilihat sebagai kewajiban/sebagai bentuk kesadaran
sosial?
5. Tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh profit. Dengan melakukan
CSR, apakah tujuan itu dapat terpenuhi? Bukankah pengeluaran
perusahaan bertambah sehingga mengurangi laba?
6. Menurut anda, adakah kesinambungan antara CSR dan citra sebuah
perusahaan?
7. Dapatkah program CSR meningkatkan citra perusahaan? Kalau bisa,
bagaimana penjelasannya?
8. Apakah tolak ukur keberhasilan pelaksanaan program CSR?
9. Bagaimana cara perusahaan masuk ke komunitas untuk
mengimplementasikan CSR dan bagaimana cara keluar sebaiknya (Exit
strategy)?
10. Menurut anda bagaimana CSR ke depannya? Apa harapan Mas Bony ke
depannya untuk CSR di Indonesia?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
Daftar pertanyaan untuk PR Coordinator Corporate Communication Alfamart
Narasumber : PR Coordinator Alfamart, Edelia Marselina.
1) Apakah bisa dijelaskan arti dari program CSR OBA itu sendiri?
2) Wilayah mana saja yang menjadi sasaran ataupun sudah diberikan bantuan
CSR OBA tersebut ?
3) Bagaimana mekanisme program OBA ?
4) Apakah yang menjadi tolak ukur wilayah/lokasi tersebut ?
5) Pernahkah mengalami kegagalan dalam mengimplementasikan program
OBA tersebut ? dan bagaimana cara mengatasinya
6) Apa saja keberhasilan yang didapat oleh dilakukannya program tersebut ?
7) Apakah ada penghargaan khusus untuk program tersebut (yang pernah
didapat perusahaan) ?
8) Bagaimana sebagai seorang PR Coordinator merespon isu-isu negative
tentang program CSR perusahaan ini, salah satunya OBA ?
9) Apa saja media-media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ke
target audiens?
10) Siapa dan apa saja tanggung jawab dari PIC program OBA tersebut ?
- Siapa yang menangani langsung di lapangan
- Apa saja yangdilakukan ketika dilapangan
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
Daftar pertanyaan untuk Pedagang UMKM
Narasumber : Member pedagang OBA Alfamart (Objek/keluarga/individu yang
diberikan bantuan dari program CSR OBA).
1) Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Alfamart ?
2) Apa yang ibu/bapak ketahui tentang program CSR OBA ?
3) Bagaimana pendapatnya tentang program tersebut ?
4) Apakah program ini sudah cukup berpengaruh terhadap keseharian
berjualan ibu/bapak ?
5) Apa saja yang dilakukan tim OBA untuk ibu/bapak sebelum dan setelah
program OBA ini ?
6) Bagaimana harapanya kedepan untuk perusahaan ini beserta programnya
menurut ibu/bapak ?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN NARASUMBER KUNCI GENERAL
MANAGER CORPORATE COMMUNICATION ALFAMART, NUR
RACHMAN.
(Tempat dan Tanggal wawancara: Kantor Pusat PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
Cikokol-Tangerang, 22 Mei 2017)
1) Menurut bapak, bagaimana pandangan bapak tentang melakukan
CSR di perusahaan?
“Tentang melakukan CSR di sebuah perusahaan, hmm jadi perusahaan ini
melakukan CSR ini untuk membangun citra perusahaan sendiri. Jadi yang
pasti bukan hanya terkait dengan adanya undang-undang no. 40 tahun
2007 jadi tanpa undang-undang tersebut pun kita tetap melaksanakan CSR,
karena hmm perusahaan seperti Alfamart yang tersebar di seluruh
Indonesia tentunya kita hmm perlu untuk membangun nama baik
perusahaan melalui pendekatan CSR itu, gitu.”
2) Jadi lebih pada kesadaran sebuah perusahaan ya bukan daripada
kewajiban pemerintah atau apapun?
“Iya betul, jadi lebih kepada kesadaran perusahaan itu sendiri.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
3) Di Alfamart sendiri selain program CSR Outlet Binaan Alfamart,
adakah program CSR lainnya pak?
“Ya selain Outlet Binaan Alfamart kita punya program Alfamart Class. Ya
jadi kita melakukan transfer knowledge kepada anak-anak SMK,
pendidikan SMK tentang manajemen ritel. Jadi kita ingin lulusan SMK itu
punya keahlian tentang ritel, sehingga jika nanti dia lulus bisa langsung
bekerja. Itu program CSR kami selain OBA, sebagai contoh saja ya.”
4) Baiklah kita langsung fokus ke program CSR OBA saja ya pak.
Tanggal dan tahun berapa atau sejak kapan dilaksanakannya
program CSR Outlet Binaan Alfamart tersebut ?
Iya OBA ini berdiri sejak, maksudnya inisiatif OBA ini berdiri sejak,
bukannya berdiri ya maksudnya program inisiatif ini berjalan sejak 2008.
Jadi dasar pemikirannya kita ini kan adalah mengacu kepada visi Alfamart,
di mana salah satunya adalah berorientasi kepada masyarakat kecil. Jadi
kita ingin pedagang-pedagang di sekitar toko kita dengan kehadiran
Alfamart itu mereka tetep tumbuh dan berkembang. Bagaimana caranya
kita memberikan, merangkul mereka, kita membantu mereka dalam hal
supply barangnya. Jadi selama ini kesulitan mereka adalah mendapatkan
pasokan barang untuk mereka bisa jual kembali dan selain kita
memberikan supply barang, kita juga memberikan pendidikan. Jadi kita
memberikan pengetahuan tentang tren produk yang sedang laku pada saat
ini seperti apa. Kita kan punya datanya penjualan terbaik yang sedang laku
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
saat ini. Jadi si pedagang ini akan lebih efektiv dalam memilih suatu
produk yang akan dijual. Jadi mereka ga dimanfaatkan oleh agen-agen
yang datang ke warung untuk menawarkan suatu produk, di mana produk
tersebut belum tentu laku di pasaran gitu.”
5) Jadi dari awal itu tercipta karena dari visi Alfamart itu sendiri yang
memberdayakan pengusaha kecil? Nah saya sebagai orang luar atau
orang awam pernah beberapa kali membaca dan mendengar bahwa
ada isu minimarket atau ritel khususnya Alfamart mematikan
pedagang kecil. Apakah itu adalah salah satu alasan Alfamart
membuat program CSR OBA tersebut?
“Ya itu salah satu jawaban di mana masih banyak orang mengatakan
bahwa, ritel modern itu mematikan pedagang kecil. Padahal dari sisi
segmentasinya itu juga berbeda antara orang yang suka belanja ke ritel
modern seperti Alfamart dan orang yang suka belanja ke warung ya.
Warung sendiri kan kita tau kalo orang belanja bisa beli rokok bisa beli
batangan gitu kan, dia ngambil barangnya sekarang terus bayarnya nanti
sore atau minggu depan itu bisa dilakukan di warung, sementara di
Alfamart tidak bisa melakukan transaksi seperti itu. Jadi segmen-nya
sendiri berbeda antara Alfamart dengan warung tradisional dan kita
menjalankan program CSR OBA ini ya salah satunya supaya mereka tadi
tetep bisa bertahan dan dia bisa tetep hidup di sekitar toko Alfamart gitu.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
6) Adakah ciri-ciri tertentu atau kriteria warung yang akan diberikan
bantuan CSR OBA ini pak?
“Iya ciri-cirinya adalah warung kelontong yang menjualnya grocery ya.
Jadi bukan warung-warung yang menjual produk di luar non-grocery ya.
Tapi kalo bicara konsepnya, bagaimana kita men-supply barang-barang
tersebut, kita punya yang namanya SSP (Store Sales Point). Jadi toko-toko
Alfamart itu kita akan tunjuk menjadi toko SSP. Jadi tidak semua Alfamart
dijadikan toko SSP, misalnya di jalan itu ada lima nah mungkin yang
menjadi toko SSP-nya hanya satu di toko tersebut, sehingga toko itu bisa
merangkul dua sampai tiga pedagang di sekitar situ untuk membeli barang
dengan harga khusus sehingga si pedagang tadi dia bisa tetep dapet margin
sehingga dia lebih kompetitif lagi menjualnya.”
7) Lalu apakah SSP itu memiliki tanggung jawab dengan program OBA
ini di lapangan?
“Jadi ya kita siapkan SSP itu ya, jadi kita jadikan toko itu SSP. SSP tuh
tokonya, kalo OBA-nya tuh kita yang di lapangan namanya MRO
(Member Relations Officer), Dia yang me-maintain pedagang-pedagang
tersebut, dia yang mengunjungi, dia yang mengajari ke pedagang barang
apa saja yang sedang laku, bagaimana cara men-display produk di warung.
Secara praktiknya mereka yang mengajari pedang-pedagang tersebut.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
8) Untuk divisi terkait bapak sendiri tugas dalam program CSR OBA ini
apa saja pak? Apa saja yang dilakukan divisi PR ini dalam
menjalankan program tersebut?
“Tim PR bekerja dengan tim SSP (Sales Store Point) untuk menjalankan
pelatihan pedagang. Jadi pelatihan pedagang itu sama-sama dilakukan oleh
divisi PR. Setelah dilakukan pelatihan pedagang, kita juga langsung
melakukan publikasi terkait kegiatan-kegiatan itu, selain itu kita juga
melakukan bedah warung dan kita juga melakukan publikasi. Tim kami
dan tim SSP tadi juga melakukan sosialisasi ke pemerintah daerah, kia
presentasikan ke para pejabat, stakeholders terkait tentang program ini.
Jadi pada saat kita bertemu dengan pejabat-pejabat di daerah untuk
membuka usaha Alfamart ini biasanya yang mereka tanya adalah CSR-nya
seperti apa yang mau dijalankan, nah salah satunya adalah program OBA
ini yang kita tawarkan kepada pemerintah daerah bahwa Alfamart ini akan
berekspansi di suatu daerah tetapi kita tidak hanya itu tapi kita juga
memikirkan pedagang-pedagang di sekitar toko kita gitu ke depannya
seperti itu.”
9) Sejauh ini adakah kesulitan yang berarti selama berjalannya program
CSR tersebut?
“Hmm iyah kesulitannya memang ada beberapa pedagang yang memang
pada saat awalnya dia sangat antusias untuk menjalankan kemitraan tapi di
tengah perjalanan bisa saja dia tidak mau mengikuti sistem kita sehingga
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
terputuskan. Ya namanya juga manusia ya pasti ada, ya gimana cara kita
untuk meyakinkan kembali bahwa Alfamart ini benar-benar ingin
membantu mereka untuk mendapatkan produk yang berkualitas dan kita
melatih mereka supaya mengerti bisnis ritel itu seperti apa.”
10) Apakah perusahaan mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial
ketika memasuki atau meninggalkan suatu komunitas, termasuk
dampak terhadap sumber daya dasar yang dibutuhkan untuk
pembangunan yang berkesinambungan dari masyarakat ?
“Iya tentunya pada saat kita meluncurkan program ini kita ingin juga
memberdayakan masyarakat, jadi kita tidak mau kehadiran ritel modern
juga mematikan pedagang kecil. Kita pengen tetep mereka eksis, kits ingin
mengajari mereka supaya mereka mengerti proses bisnis ritel itu seperti
apa.”
11) Apakah program CSR OBA dapat membuat citra perusahaan
semakin baik di mata publik, dan apakah sudah terbukti?
“Iya beberapa stakeholders menyambut positif ya dengan konsep seperti
ini. Memang industry ritel itu memang harus merangkul pedagang-
pedagang kecil supaya mereka bisa tetap tumbuh. Jadi saya piker program
OBA ini sangat tepat ya untuk kita tetap bisa bergandeng tangan dengan
pedagang kecil. Cukup berhasil dengan program ini karena indikatornya
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
adalah hmmm member OBA ini yang terus bertambah dari setiap
tahunnya.”
12) Lalu apakah program OBA ini terdapat jangka waktu yang
ditentukan?
“Oh iya dia harus sustain dia harus berkelanjutan terus di sepanjang dia
mau usaha, artinya kan dia masih butuh barang gitu. Dia harus meng-
update pengetahuan dia tentang program, artinya kalo ada produk baru, si
warung itu kan harus tau produk yang baru itu apa merk-nya, segala
macemnya. Jadi dengan adanya kita mereka lebih aktif gitu, dengan
adanya produk baru atau produk yang udah discontinue atau yang enggak
harus dijual lagi, ya mereka harus hmm jangan sampe mereka terima
barang yang udah discontinue tapi malah mereka tetap jual itu ga akan
laku barangnya nanti, gitu.”
13) Terkait tim di lapangan yaitu MRO, apakah mereka menjalankan
kegiatan sesuai sistem (dalam menjelaskan kegiatan-kegiatan dan
keuntungan apa saja yang di dapat pedagang) ?
“Ya memang kita tidak bisa menjangkau semua, karena pelatihan
pedagang itu kan harus diatrik salah satu tempat, misalnya ke Balai kota
atau kecamatan nah tidak semua pedagang itu mau kita latih di tempat itu.
Jadi ada dua cara kita melatih dengan suatu tempat atau kita melatih oleh
di on the spot atau di warungnya itu, tapi kan sangat terbatas kalo kita
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
mengajari langsung di warung ya. Jadi kalo di random bisa jadi ga smeua
pedagang itu menikmati pelatihannya, karena mereka suka beralasan nanti
yang jaga warung siapa pada saat kita ajak untuk ke suatu tempat. Tapi
sebelumnya dijelaskan oleh MRO benefit apa saja yang di dapat.”
14) Harapan bapak sendiri untuk program CSR khususnya CSR OBA
ini?
“Kalo untuk program saya ini OBA itu yang diharapkannya adalah dengan
adanya OBA ini udah gak ada lagi di isukannya antara pasar tradisional
dengan pasar modern. Jadi dengan hmm masyarakat harus bisa memilih,
hmm masyarakat akan memilih sendiri gitu ya sesuai dengan segmen
pasarnya. Kalo dia mau belanja ke pasar modern ataupun tradisional
karena yang penting adalah bagaiman pengusaha besar seperti ritel modern
ini bisa merangkul pedagang-pedagang kecil itu juga gitu. Kalo CSR saya
piker harus ditingkatkan karena ini akan banyak membantu pemerintah ya
dalam berbagai bidang sosial. Jadi jangan hanya mengandalkan peran
pemerintah saja untuk membantu masyarakat memberdayakan masyarakat
saya rasa kurang cukup. Jadi memang keterlibatan swasta untuk
menjalankan program CSR itu sangat besar sekali gitu.”
15) Jadi kesimpulannya kedua usaha tersebut adalah dua konsep yang
berbeda ya pak?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
“Ya dua konsep yang berbeda ya, tadi yang saya katakana bahwa dia
segmen apa namanya karateristik pembelinya juga sudah berbeda gitu.
Warung itu kan bisa beli ketengan atau sachet banyak ya di warung, kalo
di minimarket yang kecil-kecil gitu kita gak jual.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN NARASUMBER PR
COORDINATOR CORPORATE COMMUNICATION, EDELIA
MARSELINA.
(Tempat dan Tanggal wawancara: Kantor Pusat PT Sumber Alfaria Trijaya
Tbk Cikokol-Tangerang, 8 Mei 2017)
1) Apakah bisa dijelaskan arti dari program CSR OBA itu sendiri?
“OBA itu ya kita taulah ya Outlet Binaan Alfamart, kalo misalnya hmm
perusahaan-perusahaan lain pasti punya kan program CSR-nya sendiri.
Nah kalo program CSR OBA ini, dia program CSR yang dimiliki oleh PT
Sumber Alfa Trijaya Tbk atau Alfamart, di sini kita memberdayakan, kita
berusaha memberdayakan pengusaha kecil khususnya warung-warung
tradisional di sekitar toko Alfamart, kayak gitu.”
2) Nah OBA itu terbentuk dari apasih? Maksudnya ada isu tertentu atau
apa? Soalnya saya pernah baca di beberapa artikel kalo minimarket
itu mematikan pedagang kecil atau UMKM. Nah menurut mba Dedel
itu seperti apa? Apakah benar OBA itu terbentuk karena isu tersebut
atau ada lainnya?
“Kalau misalnya dari kami sebenernya OBA ini adalah perwujudan dari
visi perusahaan, salah satu visi perusahaan, yaitu berorientasi terhadap
pemberdayaan pengusaha kecil. Jadi jauh sebelum isuu itu muncul
sebenernya spirit perusahaan ini sudah mengarah ke sana gitu. Jadi hmm
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
ini implementasinya ya, implementasi dari salah satu visi perusahaan, tapi
kalo misalnya dikatakan ada isu mematikan pedagang kecil, kita juga
tentunya hmm pernah mendengar isu tersebut. CSR itu sendiri kan
sebenarnya bisa diartikan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
dampak yang ditimbulkan dari aktivitas bisnisnya. Mungkin salah satunya
kalo misalkan kita liat sekarang Alfamart sebagai retail modern dituduh
atau dituding sebagai musuh mematikan pedagang kecil dan lain
sebagainya. Hal-hal yang seperti itulah sudah lazimlah kita dengar, gitu.
Cuma hmm dengan adanya OBA ini kita membuktikan bahwa ini loh
retail modern dan retail tradisional itu sebenernya bukan sesuatu yang
berlawanan yang harus di bandingkan atau kayak gimana karena kita
punya target pasar yang beda dan kita sangat bisa untuk tumbuh
berdampingan.”
3) Jadi itu salah satunya isu ya, ga hanya itu aja tapi memang udah dari
visi Alfamart itu sendiri.
“Ya, dari awal yang pertama tentunya dari visi perusahaan kan, karena dari
pertama perusahaan itu didirikan pasti kan merumuskan visinya dulu dong.
Kita merumuskan visinya dan bisa dibilanglah visi itu kan tujuan
perusahaan dalam jangka panjang, gitu kan. Nah untuk mewujudkan visi
kita itu salah satunya kita membuat OBA, gitu.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
4) Gimanasih Alfamart dalam menyiapkan dan mengimplementasikan
rencana program CSR ini?
“Kalo program OBA itu sendiri sebenernya teknis di lapangan itu ada
Member Relations Officer namanya. Itu di bawah departemen SSP, dia
khusus menangani teknisnya OBA di lapangan. Jadi nanti MRO ini dia
biasanya akan keliling mendata warung-warung tradisional di sekitar toko
Alfamart sekitar radius dua sampai 3 km-lah dari toko Alfamart. Nanti
didata warung-warung tradisionalnya lalu dijelaskan “ini loh mba kita
punya program OBA, manfaatnya gini…bisa dapet pendampingan, bisa
dapet stok dengan harga yang lebih murah hmm bisa juga dapet pelatihan
manajemen ritel dan lain sebagainya..”. Setelah didata si member
pedagang ini kita kasih kartu OBA, kartu member OBA-lah, gitu. Nanti
hmm MRO ini juga yang bertugas secara rutin mengunjungi,
mendampingi kita liat oh apanih perkembangannya sekarang, kita kasih
rekomendasi biasanya seratus produk yang paling larislah kayak gitu.
Mereka gak punya data kan, kadang mereka hanya dapat barang dari hmm
apa namanya pemasok gitu ya. Dia dapat barang asal aja, tapi rata-rata
pedagang tradisional itu ga ngerti apasih produk yang lagi laku season-
season ini apasih yang harus diperbanyak, itu biasanya dikasih tau sama
MRO. Terus kalo misalnya nanti si pedagang itu butuh barang, dia bisa
tinggal pesen, “kita butuh ini nih beras sekian, minyak sekian.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
5) Itu berarti jauh lebih murah ya daripada agen-agen di luar sana?
“Jauh lebih murah karena disubsidi langsung oleh perusahaan, dan diantar
langsung tanpa biaya ongkos kirim gitu…, yang pasti sih kualitas juga
terjamin gitu dibandingkan dia ngambil dari agen atau kayak gitu”.
6) Berarti selama toko itu berdiri MRO selalu membantu secara terus
menerus?
“Seharunya iya, seharusnya ya.”
7) Wilayah mana saja yang menjadi sasaran ataupun sudah diberikan
bantuan CSR OBA tersebut ?
“Setau saya sih OBA gak hanya di pualu Jawa ya, ada di Sumatra juga,
ada di Bali, Lombok dan sebagainya.”
8) Memang udah berapa lamasih OBA ini berdiri? Ada jangka
tahunnya gak atau gimana?
“Lama, udah tujuh tahunanlah.”
9) Apakah yang menjadi tolak ukur wilayah/lokasi tersebut ?
Maksudnya ada syaratnya tidak? Ini warung cocok dibantu OBA
atau tidak atau gimana?
“Hmm yang pertamasih lokasi ya, kedekatan dengan Alfamart itu tadi.”
Oh harus dekat dengan Alfamart itu sendiri ya?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
“Iya, tadikan kita sebut ya radiusnya sekitar 2 km, kenapa? Karena gini
loh, kadang orang isu yang tadi , isu yang tadi dibilang mematikan
pedagang tradisional. Jadi katanya orang, warung ini udah berdiri 10
tahun, terus semenjak kehadiran Alfamart di sekitar situ terus omsetnya
menurun, gitu, padahal kita tahu ini adalah hal yang gabisa ditolak gitu loh
ketika konsumen ditawari oleh produk yang lebih berkualitas otomatis dia
akan berpindah gitu kan, padahal mungkin aja dia ga hanya berpindah ke
Alfamart, bisa juga dia memang pindah karena tidak puas dengan
pelayanan warung tersebut atau tidak puas dengan produk-produknya
mungkin kotor atau mungkin sudah kadaluarsa dan lain sebagainya. Ini
yang kita pengen jangkau ya dari jarak-jarak yang paling dekat dululah
sekeliling toko Alfamart . kayak gitu.”
10) Nah program OBA ini Alfamart stakeholdersnya selain pedagang ada
siapa lagi?
“Mungkin supplier ya. Kalo media mungkin bukan dari si SSP-nya ya (tim
OBA di lapangan) dari kitasih, dari divisi Corporate Communication
(Corcomm) iya. Kalo dari pihak Corcomm sih iya, cukup membantu.”
11) Iya soalnya kan dengan adanya program ini pasti baik dan buruknya
itu salah satunya diketahui dengan adanya pemberitaan yang
dikeluarkan oleh media, itu juga salah satunya?
“Iya bisa.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
12) OBA inituh gimanasih kira-kira? Membuat citra Alfamart sendiri
baik atau tidak sejauh ini?
“Hmm sebenernya gini apa ya isu negatif-pun kadang di blow up-nya itu
sama media ya. Dua sisilah kalo kita kenal sama media itu dua sisi.
Kadang dia bisa jadi teman bisa juga tiba-tiba jadi lawan. Kadang isu-isu
negatif itu sendiri dihembuskannya ya sama media gitu bukan hanya sama
warung-warung kecilnya, karena memang belum adasih penelitian atau
apa gitu yang benar-benar membuktikan emang kehadiran Alfamart bener-
bener membunuh. Jadi isu-isu itu ya cukup dipengaruhi juga sama media,
makanya kalo misalkan kita ngadain pelatihan manajemen ritel, itu kita
gapernah lupa undang medua, kita kasih juga siaran pers, ya sekaligus kita
juga ngedukasi mereka. Beberapa kali kita juga ngadain pelatihan
manejemn ritel ini bukan buat pedagang warung tradisional, tapi justru
buat temen-temen wartawan. Jadi kita juga numbuhinlah jiwa entepreneur
ya buat mereka. Siapa tau mereka juga punya usaha atau keluarganya atau
kayak gimana.”
13) Jadi ini salah satu kegiatan Public Relations yang sudah jelas banget
ya? Mengundang media, membuat press release, bahkan mengajak
mereka untuk mengalami kegiatan CSR OBA ini langsung ya.
“Betul.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
14) Nah saya loncat sedikit ya, mau hubungkan pertanyaan yang tadi.
Bagaimana seorang PR Coordinator Alfamart yang berada di dalam
divisi Corporate Communication dalam merespon isu-isu negatif
tersebut?
“Jadi misalkan gini, kalo misalkan ada contohlah media A, dia tiba-tiba
mengangkat isu gitu kan, mematikan warung tradisional, itu biasanya kita
liat dulu seberapa massive sih pemberitaannya. Kalo misalnya memang
besar banget itu mungkin kita bakalan dateng media visit. Kita jelasin
langsungm “ini loh kita punya program ini ini ini..sudah berjalan sekian
tahun, sudah punya puluhan ribu member dan lain sebagainya..”. Biasanya
mereka ikut tertarik dan mau meliput langsung atau gimana itu kita
welcome banget, tapi kalo misalnya pemberitaannya hanya engga terlalu
massive-lah, hanya sekali, yang engga terlalu massive itu biasanya kita
kasih siaran pers, kita kasih tanya jawab, kita kasih press release OBA itu
sendiri. Nah biasanya mereka akan tayangkan, tayangkan berita OBA itu
agar berimbang kan, yang sebelumnya negative dia tayangin release dari
kita agar beritanya berimbang, kayak gitu.”
15) Pernahkah mengalami kegagalan dalam mengimplementasikan
program OBA tersebut ? dan bagaimana cara mengatasinya?
“Kalo misalnya di lapangan mungkin yang tau itu MRO ya, yang tau itu
MRO. Tapi kalo
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
Misalnya selama kita publikasi itu sama media sama stakeholders lainlah
gitu ya , sama media, pejabat daerah dan sebagainya itu belom pernahsih."
16) Ada ga sih berita yang membuat Alfamart ini citranya bener-bener
jelek di masyarakat? Boleh apa saja tetapi khususnya program OBA?
“Kemarin itu di Jakarta ya, kalo ga salah wakil Gubernur Jakarta, Djarot
Saiful Hidayat itu sempet kayak bilang mau ada moretori minimarket,
bilang retail modern udah kebanyakan terus mematikan pedagang kecil
dan lain sebagainya. Itu kita akhirnya adain pelatihan manajemen ritel di
Jakarta Selatan atau di Jakarta Pusat ya lupa. Itu kita undang langsung
wakil Gubernunya, kita undang Djarot itu dateng terus kita tayangin di situ
video-nya. Kita undang juga kan member-member-nya, pak Djarot liat
langsunglah member pedagang OBA-nya, kita tayangin juga video-nya
gimana OBA itu implementasinya seperti apa. Pak Djarot pada saat speech
akhirnya dia menyampaikan bahwa ternyata background keluarganya itu
adalah pedagang juga dan punya warung gitu. Beliau sangat setuju kalo
misalnya dikatakan bahwa yang mematikan bisnis itu ternyata bukan
hanya competitor tapi juga ketika si warung tradisional ini engga bisa
meningkatkan kualitasnya, gabisa beradaptasilah gitu dengan permintaan
pasar, gitu. Pak Djarot juga di situ ikut menghimbau pedagang-pedagang
yang dateng gitu, agar mereka mau belajar lagi, ikutin pelatihan ini dengan
baik, tingkatkan pelayanan kualitas kalian supaya bisa tumbuh bersama.
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
Jadi setelah itu respon pak Djarot justru lebih positif. Itu juga tayangannya
kita tayangin liputannya di Metro Tv kok.”
17) Apa saja keberhasilan yang didapat oleh Alfamart dengan
dilakukannya program OBA tersebut ? Achievement dari CSR ini?
“Kalo dari program OBA ini khususnya ya, itu kita pernah dapet The
Best Social Marketing di ajang Marketing Award 2015 dari majalah
Marketing Jakarta. Terus kita juga dapet penghargaan dari Nusantara
CSR Award 2015 dari Delatovi School of CSR Yogyakarta, 2015 juga
itu. Terus kita juga jadi pemenang terbaik di program PR Inspirational,
IPRAS 2015 yang diselenggarain sama SPS (Serikat Pers). Itu semua
dari program OBA.”
18) Berarti efektif banget dong program CSR OBA ini ya?
“Bisa dibilang efektif karena kita memang menjalankannya secara
berkelanjutan ya. Jadi bukan cuma sekali aja nih pelatihan, tapi kita
adain secara rutin dan itu massive di beberapa daerah, khususnya di
daerah-daerag yang ada kantor cabang Alfamart-nya.”
19) Program OBA ini dilakukannya massive kan, apakah ada kurun
waktu yang benar-benar terinci? Misalnya dua bulan sekali atau satu
bulan sekali atau gimana?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
“Itu yang tau tim SSP sih biasanya, mereka yang bikin jadwalnya nanti
kita misalnya nyocokin sama kesediaan pejabat atau apa misalnya
digelarnya besar ya kayak yang di Jakarta kan kita ngundangnya besar
ya sekitar 150 pedagang. Itu biasanya kita sesuain sama jadwalnya
pejabatnya, kayak tadi kita ngundang wagub, tapi kalo misalnya yang
di daerah itu kadang kita cuma ngundang 50 aja, oh itu bisa nih kita
bikin tiga bulan sekali, kaya gitu.”
20) Sejauh ini respon dari masyarakat dan pedagang itu seperti apa?
“Beberapa pedagang, hmm gini loh tipikal pedagang kan beda-beda ya.
Ada yang emang orangnya mau diajak maju nih, mau diajak belajar,
ada yang semangat git dikasih ilmu nih dikasih bantuan itu ada juga
yang responnya dengan baik, tapi ada juga orang yang “yaudahlah saya
asal dagang”, yang penting dagang gitu atau kadang ada orang yang
“ah saya lebih butuh uang nih daripada ilmu” kayak gitu kan ada juga
yang kayak gitu. Tapi untuk orang-orang yang tadi yang tipikal A,
yang memang mau maju mau belajar dan sebagainya, itu bisa
mengalami kenaikan omset 100 sampai dengan 200 persen, ada sampai
yang kenaikannya sangat signifikan. Bahkan toko yang berdampingan
bener-bener bersebelahan sama Alfamart itu ada juga dan baik-baik aja
gitu enggak yang bangkrut atau kayak gimana.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
21) Jadi tergantung individu si pedagang itu juga ya?
“Tergantung si pedagangnya, jadi balik lagi kan. Kita ngasih nih
pelatihan, kita menawarkan pelatihan, pelatihannya itu bener-bener ada
pelatihan arus kas, pelatihan pelayanan, product knowledge, terus juga
cara men-display barang yang benar. Ini loh produk yang makanan
sama produk non makanan itu enggak boleh digabung gitu. Misalnya
kayak obat pilek sama obat nyamuktuh gaboleh digabung walaupun
sama-sama obat. Terus pelayanan, janganlah gitu ngelayanin
konsumen oaked aster sambil gendong anak yang sambil nangis,
sambil ngomel-ngomelin suami, itu berpengaruh juga loh ke konsumen
yang tadinya dia mau belanja banyak terus karena ga nyaman sama
pelayanannya jadinya dia gamau balik lagi. Itu kita ngelatih banyak hal
gitu, tapi ketika mereka gamau berubah ya kita gabisa bantu apa-apa.
Itu juga yang dibilang sama wagub Djarot juga dia bilang begitu, apa
ya perubahan itu ya tergantung kepada pedagang warung tradisional
ini nih. Mereka sudah disedain ilmu, mereka sudah dikasih
pendampingan mau gak nih bergerak jadi lebih baik, gitu.”
22) Baiklah, itu dari segi pedagang ya, kalo dari masyarakat di luar
sendiri tau gak sih dengan adanya program CSR OBA ini? Dengan
sosialisasi yang diberikan Alfamart kepada publik dan itu berkaitan
dengan citra juga?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
“Iya sebenernya kita udah publikasi lewat media ya, media cetak,
media televisi, media sosial resmi perusahaan juga website, facebook,
instagram dan lain sebagainya. Cuma kadang kita tayangin tapi
masyarakat Indonesia ini ga terlalu suka yang kayak gitu. Ya mungkin
kalo misalnya kamu ga meneliti ini ga akan baca ini gitu kan. Justru
kalo misalkan ada isu negatif cepet bangetlah viral. Tapi sering
bangetsih kita tampilin-tampilin kegiatan OBA ini di sosial media dan
itu kaliatan komen-komen mereka baik dan positif.”
23) Nah menurut anda apakah program CSR OBA ini turut
mendongkrak sehingga turut menjaga citra dari Alfamart tersebut?
“Menjagasih bisa dibilang ya, jadi ketika ada isu negative kita tau nih
kita harus menangkal pake apa. Kadang isu negatif itu muncul karna
mereka gatau, kadang bahkan di tingkat medi-pun ada yang belom tau
gitu kan. Kadanh yang muda-muda ini belom tau terus bikin artikel.
Ketika isu itu muncul kita tau nih harus bertindak apa, bukan yang isu
negatifnya muncul kita baru bikin program yang baik gitu, enggak, tapi
ketika isu itu muncul kita tinggal bilang, iniloh kita udah punya
program yang berjalan sejak lama. Kita gak serta merta mematikan
pedagang kecil, kita juga ga mematikan mereka yang ada di sekitar
toko kita. Kita rangkul mereka, kita latih mereka dan kita punya
member tuh puluhan ribu yang tersebar di Indonesia gitu dan itu fakta
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
ada datanya. Kita udah punya OBA sebagai langkah preventif kita
untuk menjaga isu-isu negatif yang berkembang.”
24) Apa keuntungan atau manfaat dengan adanya program ini untuk
Alfamart sendiri?
“Kalo untuk Alfamart ya tadi, dari kacamata PR ya mungkin menjaga
image ya, menjaga citra tadi. Hmm menangkal isu-isu negatif, intinya
menjaga image ya image perusahaan kan karena tugas kita kan
mengawal image ini tetap positif, tetap baik. Gitusih biasanya.”
25) Apa harapan anda, khususnya untuk program CSR OBA ini seperti
apa?
“Harapannyasih bisa lebih banyak merangkul warung tradisional ya.
Sekarang ini kan sudah banyak ya, sudah cukup banyaklah puluhan
ribu tapi harapannyasaih bisa lebih banyak lagi warung-warung
tradisional yang tersentuh dan bisa kita rangkul dan maju bersama gitu.
Balik lagi kesadaran pedagang warung tradisional itu bisa meningkat,
jadi mereka juga maulah gitu dikasih pelatihan, berubah. Setelah
dikasih pelatihan itu ga sekedar ya udah dateng pelatihan aja tapi
pelatihan yang kita kasih dan ilmu yang kita kasih itu bener-bener bisa
diterapkan di kehidupan sehari-hari gitu.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN NARASUMBER MEMBER
PEDAGANG OBA (OBJEK/ KELUARGA/ INDIVIDU YANG DIBERIKAN
BANTUAN DARI PROGRAM CSR OBA, WAHAB.
(Tempat dan Tanggal wawancara: Warung UMKM Pak Wahab Jalan Irmas
Kebon Nanas no.124 Cikokol-Tangerang, 17 Mei 2017)
1) Model warung bapak itu apa ya?
“Warung sembako ya.”
2) Sudah berapa lama bapak berjualan warung ini?
“Di sini sekitar 4 tahun kalo di sini.”
3) Oh bapak punya warung banyak ya ini salah satu cabang, seperti itu?
“Bukan, tadinya di tempat lain, iya ngontrak tadinya di tempat lain iya.”
4) Apa yang bapak ketahui tentang Alfamart ? Selain Alfamart itu
minimarket?
“Hmm.. apa ya, dia bisa drop, jadi dropping juga.”
5) Maaf pak, maksudnya dropping yang bapak maksud apa ya?
“Iya dia jual buat pedagang lagi bisa. Iya dari pengambilan sedikit,
pengambilan banyak dia bisa, iya.”
6) Bapak merupakan salah satu member pedadagang Alfamart?
“saya, iya yang suka datang itu kan orangnya.”
7) Pertama kali bapak diajak untuk kerja sama dengan Alfamart itu
sejak kapan?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
“Saya udah lupa, udah lama banget..saya ga inget tapi udah bertahun-
tahun.”
8) Bagaimana waktu pertama kali pihak Alfamart datang ke warung
bapak?
“Iyah ada orang datang ke sini, dua orang pake baju Alfamart semua.”
9) Lalu pertama kali mereka datang, apa yang mereka lakukan pak?
Apakah bapak ditawarkan sesuatu atau sebagainya?
“Dia nawarkan barang harga sekian gitu. Iya jadi dia menawarkan barang,
barang yang kita jual juga harga sekian cocok, kalo cocok kita ambil.
Paling mereka jelasin ini harga sampe sekian gitu, ya.”
10) Bagaimana bapak meresponnya untuk pertama kali? Langsung
menerima atau tidak?
“ya nego kan, kalo pengambilan sekian harga sekian hmm pengambilan
sekian kita suka dapet potongan sekian, gitu ya. Kalo lebih murah kita
ambil, kadang-kadang gak lebih murah ga diambil.”
11) Apakah bapak tahu kalau member pedagang Alfamart ini punya 3
macam aktivitas atau project pak? Nah yang pertama itu kartu
member pedagang Alfamart, bapak dikasih tidak?
“iyah, iyah saya dikasih tau itu. Oh iya ini saya ada.”
(Pak Wahab mengambil dompetnya dan mengeluarkan kartu member
pedagang Alfamartnya).
12) Baiklah, pihak Alfamart menjelaskan atau tidak apa fungsi dari kartu
tersebut pak?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
“Iya dijelasinsih katanya ada poin. Cuman kita kan gapernah ke
Alfamartnya poinnya juga gapernah kita ambil, ya.”
13) Seberapa sering tim Alfamart datang ke sini pak? Apakah ada jangka
waktunya?
“Kalo ada harga yang cocok dia ke sini. Kalo, dia kan dia kan tau harga,
harga ini kira-kira bisa masuk gak ke kita. Kalo dia liat harga barang
masuk, dia datang. Kalo barang, harga barang tinggi dia gak ke sini.”
14) Oh jadi tidak tentu ya pak?
“iyah ga ada, ga tentu.”
15) Tapi lumayan sering ya pak?
“Iya kadang-kadang sebulan bisa sampe 5 kali, kadang-kadang kalo dia
lagi punya banyak barang, 3 kali seminggu juga bisa.”
16) Selain itu ada pelatihan pedagang dalam program ini, bapak pernah
ikut gak?
“Ohhh enggak, enggak pernah.”
17) Menuru bapak, setelah dibantu Alfamart efeknya untuk usaha bapak
ini apa?
“Sebenernya kan saya memang cari barang harga lebih murah, kalo dia
dapat, kalo dia tawarim harga lebih murah, saya ambil. Itu sih sebenernya.
Kalo dia datang harga lebih murah saya ambil, kalo engga ya enggak saya
ambil.”
18) Menurut ibu/bapak program ini bagus atau tidak sejauh ini?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
“Bagus, karna bisa dapet harga murah, udah dapet murah terus dikirim
sama mereka lagi kan hahahah.”
19) Sejauh ini apakah Alfamart selalu menawarkan bapak agar terus
bekerja sama dengan mereka?
“Iya ada sih, mereka selalu nawarin, cuman kita gitu aja sistemnya. Kalo
kita cocok ambil.”
20) Bagaimana harapannya kedepan untuk perusahaan ini beserta
programnya menurut ibu/bapak ?
“Iya semoga sukses aja hahaha ya, iya semoga berjaya ya. Karna dia
sering nawarin harga kadang-kadang Indomilk Kids dia sering nawarin
harga di luar kan misalnya 80 dia punya harga 70. Nah mau ga nih
katanya, nah mau barang berapa nah suruh dikirim gitu.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN NARASUMBER MEMBER
PEDAGANG OBA (OBJEK/ KELUARGA/ INDIVIDU YANG DIBERIKAN
BANTUAN DARI PROGRAM CSR OBA, YURI.
(Tempat dan Tanggal wawancara: Warung UMKM Pak Yuri Jl Mh. Thamrin
Kebon Nanas Panunggaan Utara Pinang Tangerang,No 239 RT 03 RW 01., 17
Mei 2017)
1) Bapak sudah berapa lama berjualan atau usaha di warung ini?
“Kurang lebih ada 11 tahun
2) Model warung bapak ini bentuknya apa ya?
“Hmm ya warung kelontong ya, warung kelontong plus kali.”
3) Menurut bapak Alfamart itu apasih selain dia itu minimarket?
“Hmm Alfamart menurut saya ya, menurut saya ya gapapasih bagus, jadi
di situ ada, ada persaingan usaha. Jadi setidaknya nih bagi saya itu hmm
membuat apa, terpicu untuk berbuat lebih maju lagi, gitu..,Jadi menambah
semangatdeh.”
4) Bapak pernah denger isu kalau usaha minimarket itu sempat
mematikan pedagang kecil tidak pak? Menurut bapak gimana?
“Iya mungkin ada benarnya juga, pengaruhnya ada pasti, tapi kita kalo
secara pribadi menurut saya sih ga masalahsih. Emang zaman selalu
berubah gitu ya, bagaimana kita menyikpai aja. Jadi kita, jad kita harus
ngikutin perubahan dan perubahan itu pasti harusnya lebih bagus, gitu.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
5) Bapak merupakan salah satu member pedadagang Alfamart?
“Iyah diajak..”
6) Bagaimana waktu pertama kali pihak Alfamart datang ke warung
bapak?
“Iya kan Alfa punya sales itu ya. Sales apa itu gatau lupa pokonya. Nah
dia nawarin bedak, barang, ini. Jadi dia pastilah harganya di..di…di apa
namanya list harga disamai, jadinya untuk perbandingan. Nah jadi kalo
emang untuk mitra sama ini ya pedagang ya jadi kalo ini ya adasih saya
kalo ngambil jadi barang-barang emang bisa ga jauh beda sama agen,
gitu.”
7) Tapi lebih murah atau gimana itu pak?
“Hmm ya jadi saya juga nyeleksi sih barang-barang yang bisa diambil kan
gitu, keuntungannya. Alfa sendiri bagusnya juga mau ini, dia mendatangi
udah gitu barang dianterin..gitu.”
8) Terus sudah berapa lama pak kerja sama dengan Alfamart atau
menjadi mitra member pedagang Alfamart ini?
“Hmm..kira-kira udah 3 tahun kali ya..”
9) Apakah bapak tahu kalau member pedagang Alfamart ini punya 3
macam aktivitas atau project pak? Nah yang pertama itu kartu
member pedagang Alfamart, bapak dikasih tidak?
“Dulu kan saya dagangnya sama istri saya, jadinya saya gataudeh kartunya
di mana. Sekarang kan istri saya gak ikut dagang lagi, jadi ini saya ga ada
kartunya.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
10) Oh tapi bapak benar pernah didatangi Alfamart kan ya untuk jadi
membernya?
“Iya, pernah ada yang datang sering.”
11) Bapak pernah diajak ikutan pelatihan manajemen ritel?
“Ohh..Belom pernah.”
12) Apakah program Alfamart ini cukup memberikan efek untuk warung
bapak ini?
“Ya itu ini mitra bisnis, mitra usaha lah ya. Ya bagus jugasih cukup
membantu.”
13) Seberapa sering tim Alfamart datang ke sini pak? Apakah ada jangka
waktunya?
“Hmm iya bisa tiap hari, sales-nya tiap hari mampir nanyain apa yang mau
di order apa gitu. Tiap ya kadang ga tiap hari juga tapi seringsih hampir
tiap hari dan enaknya dianterin.”
14) Jadi menurut bapak program ini bagus atau tidak?
“Ya bagus juga, karena ya dia kan ngajak mitra. Jadi menurut sayasih
bagus aja hmm ngajakin pedagang-pedagang ikut gabung sama dia,
maksudnya mitra usaha deh. Ditawarin barangnya ini ini, yang penting kan
saya kan berfikirinya kalo emang harganya bagus ya gamasalahkan, tapi
ga semua barang dari Alfa.”
15) Bagaimana harapannya kedepan untuk perusahaan ini beserta
programnya menurut bapak ? Untuk warung bapak sendiri dan kerja
sama bapak dengan Alfamart ini?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
“Hmm..kalo saya, menurut saya ya. Ada kan saya pernah, mungkin saya
tahu ada perusahaan seperti mungkin Pertamina atau apa gitu. Dia bina
UKM gitu ya macem gitu, jadi yang Pertamina itu bantu modal ya, ya
gatau berapa besarnya haha terserah. Harapan saya sama Alfa bisa seperti
itu, bisa dibantu modalnya ya gitu.”
16) Nah kalau haraopan untuk warung dan pedagang tradisional sendiri
gimana?
“Kalo sebuah usaha itu tergantung pribadi sih, jadi mungkin pemerintah
atau apa badan dan usaha lain atau semacem Alfa hanya bisa mendukung,
men-support, tapi kalo untuk kemajuan UMKM ya itu bagaimana si
pelakunya sendiri, kayak saya gitu, kalo menurut saya gitusih.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN NARASUMBER PAKAR DAN
PENELITI CSR DI CENTER FOR ENTREPRENEURSHIP, CHANGE AND
THIRD SECTOR (CECT) DAN PROGRAM MM-CSR UNIVERSITAS
TRISAKTI CSR, BONIFASIUS PARIKESIT.
(Tempat dan Tanggal wawancara: Citywalk Sudirman, 5 April 2017)
1. Apakah arti atau definisi CSR (Corporate Social Responsibility)
menurut anda?
“CSR ya, kalo aku tuh panduanku tuh pake ISO 26000 kan, berarti bahwa
tanggung jawab organisasi ya atas dampak dan keputusan dari keputusan
terhadap lingkungan, untuk tujuan sustainable development. Karena aku
pake panduannya ISO 26000 kan, kamu udah baca ISO 26000 kan. ISO
26000 harus masuk dalam bab 2 karena dampaknya terhadap perusahaan,
kalau kamu ngomong pelaku usaha yang kecil-kecilan itu (UMKM) semua
punya SR (Social Responsibility), coba kamu tambahin aja yang ISO
26000 ya.”
Berarti definisi sendiri dari CSR apasih mas? Soalnya banyak banget
masyarakat yang salah mengartikan apa itu CSR?
“Nah ya itu, karena kalo kita mengacu pada ISO 26000, itu yang dipahami
yang koor subjek ke-7 kan, tentang community envelopment dan
development kan, nah padahal CSR itu ngomongnya internal dan eksternal
di dalam organisasi. Nah poin satu sampai 6, itu kamu ngomongnya
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
internal, kayak hak asasi manusia, fair operating practices, itu kadang-
kadang ga dipahami. Nah terminologi yang salah itu yang akhirnya harus,
seharusnya dari lingkungan akademisi sama kamu sebagai apa namanya
mahasiswa atau mahasiswi itu untuk memberikan definisi yang tepat
dalam CSR, di buku merah ini sebenernya udah ada (ditunjukan halaman
tentang ISO 26000). Ini ada 7 koor subjek kan, ya kan, mulai dari human
right, terus label practices, apa …. , consumer issues, development, sampe
community envolvement kan. Sama ini ya, organitations governance. Nah
ini semua satu dua tiga empat lima enam, yak an, itu kan ngomonginya
tentang internal baru satu ini yang ngomongnya eksternal. Cuman dalam
perspektif masyarakat, CSR tuh dalam tanda kutip cuman di persepsi yang
ini, jadi kalo temen-temen ledekannya tuh jadi CSR tuh cuma soal rupiah.
Nah sebenernya CSR yang bener itu apa, CSR yang bener itukan CSR itu
is not the way you distribute your profit tapi CSR is the way you make
profit. Jadi CSR tuh sebenernya strategi perusahaan, harusnya kalo kita
ngomong tentang CSR ya. Kalau untuk SR-nya sendiri, (halaman 21). Jadi
kalau kamu ngomong ISO 26000 dia ngomongnya pokoknya organisasi
jangan terjebak cuma dari corporate, corporate tuh bagian dari organisasi.
Jadi organisasi tuh payungnya, di dalam organisasi tuh ada perusahaan ada
koperasi ada yayasan. Jadi semua entitas itu punya kewajiban untuk
melaksanakan SR secara voluntary ya.”
2. Bagaimana perkembangan CSR saat ini, khususnya di Indonesia?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
“Dinamika CSR-nya ya, jadi kalau berbicara tentang dinamika CSR tuh
hari ini tuh CSR jawabnya tentang investasi sosial. Jadi CSR tuh di
asosiasi sebagai bentuk bukan sekedar program tapi investasi sosial yang
di keluarkan oleh perusahaan atau diinvestasikan oleh perusahaan.
Implikasi dari investasi berarti dampaknya harus terukur, itu tren yang
dilakukan sekarang. Jadi kalau kita ngomong program, misalnya ada
program OBA (Outlet Binaan Alfamart), nah itu harus terukur dampaknya
itu pakai apa, salah satu tools-nya misalkan pake SROI (Social Return On
investment). Kenapa harus diukur? Jadi bisa tahu dampaknya kepada
penerima manfaat itu ada gak. Sekarang contoh, aku mau nanya. OBA itu
program binaan Alfamart, itu programnya menyasarnya siapa?.”
Pedagang.
“Apa pedagangnnya di define lagi, pedagang di perumahan atau pedagang
apa?.”
Enggak, intinya pedagang UMKM.
“Kuncinya di UMKM, nah pertanyaannya setelah mendapat program ini,
dampaknya ada gak sih dari mereka, ada ga perubahaannya dari sisi
ekonominya. Nah itu yang seharusnya di ukur oleh perusahaan,
dampaknya seberapa jauh gitu loh dari sisi ekonominya, karena konsep
investasi sosial. Misalnya untuk program OBA, Alfamart tuh ngeluarin
uang satu milyar, nah return yang di hasilkan si pedagang ini, UMKM itu
berapa kira2, jadi harus terukur. Ini tuh gejala yang ada sekarang ya,
beberapa perusahaan udah mulai implementasi untuk investasi sosial. Jadi
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
program CSR sama dengan investasi sosial, itu contohnya ada Pertamina,
terus ada Sevel, terus ada pembangkit listrik Jawa Bali. Itu beberapa
perusahaan yang akhirnya concern-nya mulai bergeser, dan kemudian tren
globalnya untuk SROI itu udah mulai banyak dilakukan di banyak negara
di Eropa terutama di Inggris. Jadi program CSR bukan semata-mata
akhirnya memberi, tapi kita juga sebagai perusahaan harus bisa mengukur
dampaknya gimana. Fungsi yang mengukur dampak itu apasih? Jadi
misalnya nih, Alfamart punya program ada OBA untuk program terus ada
program untuk karyawan dan lain-lain. Dari beberapa program yang
mereka keluarkan, itu yang paling memiliki dampak tuh yang mana. Itu
bisa ketauan, nah dari situ tuh bisa menjadi program unggulan. Nah untuk
program yang nilai return-nya rendah itu bisa menjadi nilai evaluasi untuk
perusahaan.”
Jadi bukan hanya semata-mata tanggung jawab sosial gitu ya mas
“Ya bukan semata hanya kegiatan-kegiatan ya atau program-program ya,
tapi lebih dari itu sekarang mulai berpikir dampaknya apasih gitu.”
3. Bagaimana sejarah perusahaan/organisasi mulai melaksanaan CSR?
“Jadi perusahaan mulai melakukan CSR itu sebenarnya ada tahapannya,
itu sekarang dituntut untuk melakukan social maping, ya kan. Untuk
perusahaan yang ikut serta dalam proper. Kamu udah belajar proper
belom?.”
Proper belum.
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
“Jadi kementrian lingkungan hidup, itu menerbitkan peringkat perusahaan,
nah peringkatnya itu dimulai dari level hitam, itu kategori kalo perusahaan
hitam itu tuh berarti perusahaan itu ga komplay sama regulasi. Berikutnya
ada biru, biru tuh baru komplay. Hijau itu berarti punya program CSR
lebih dari filantropi. Nah kalo kamu sampe emas itu berarti kamu bisa
creating komunitas gitu loh, creating sustainability. Nah konsep itu social
maping juga jadi tren juga ya. Nah balik lagi ke pertanyaan kamu yang
tadi yang sejarah, nah karena ada tuntutan dari publik. Pertama itu ya dari
kementrian ya. Terus yang kedua kalo kamu belajar dari perusahaan-
perusahaan internasional macam Unilever, itu mereka sejarah melakukan
csrnya untuk Unilever Indonesia ya, waktu itu kan aku sempet diskusi
sama salah satu manajernya dulu tapi sekarang jadi direkturnya Danone.
Dia cerita bahwa CSR di Unilever itu berangkat dari komitmen
manajemen di level pusat berarti CEO-nya ya, untuk melaksanakan bahwa
setiap unit bisnis wajib melaksanakan CSR dan itu akhirnya bisa dalam
bentuk memo kalo di Unilever kepada bisnis unit di perwakilan negara-
negara mereka dan itu harus diimplementasi. Itu kenapa Unilever sudah
melaksanakan program CSR sejak tahun 2000. Sementara semua
perusahan berfikir tentang strategi CSR ya. Sebenernya CSR itu strategi
perusahaan kan, bukan the way you distribute your profit tapi the way you
make profit ya. Jadi tuh strageti perusahaan dan itu diterjemahkan dari
Unilever sejak tahun 2000 dan itu semua berangkat dari komitmen ya. Jadi
ada komitmen BOD, BOD turun ke bawahnya harus melaksanakan kan itu
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
yang terjadi sejarahnya di Unilever, dan di Unilever akhirnya sekarang jadi
tren kan. Contohnya ketika kamu cuci tangan atau sikat gigi atau kamuj
mengonsumsi apa, asosianya ketika kamu cuci tangan ngomongnya apa?.”
Lifebouy mas, produk.
“Lifebouy kan, ketika kamu sikat gigi itu apa? Pepsodent kan. Itu sudah
mereka atur sejak tahun 2000. Sama halnya ketika kamu lihat kecap
Bangau, yang soal kedelai Malaika itu loh. Nah itu udah mereka
investasikan sejak lama. Kalo sekarang ngomong Malaika inget kecap
Bangau atau kalo ngomong Bangau inget Malaika, berarti itu hasil
investasi dari program CSR merekaa sejak tahun 2000. Tapi kalo
dilakukan terburu-buru, yang buktinya gapernah berhasil. Contohnya
Danone, program satu liter untuk 10 silakan kamu lihat sendiri.
Nah aku mau ngasi referensi ke kamu, ada tahapan-tahapan melakukan
CSR yang baik mulai dari mengembangkan proposal yang terintegrasi
sampai dia finalisasi. Jadi program CSR yang baik bukan semata kamu
meng-create program, tapi kamu juga harus menyiapkan exit strategy-nya,
gitu loh. Misalnya program OBA ini, seharusnya udah di setting berapa
lamanya, siapa yang menjadi benefeceris-nya, sampe kapan, kan
gamungkin perusahaan itu terus-terusan harus memberi. Program itu ada,
cerminnya ketika kamu melihat exit strategy, bingung ya?.”
Maaf mas, apa bedanya exit strategy sama sustainability? Karena CSR
itu salah satu tujuannya kan sustainability.
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
“Nah, aku sekarang mau nanya ke kamu, yang keberadaan program CSR,
itu yang lebih baik yang manasih? Programnya yang sustain atau
dampaknya yang sustain?.”
Dampaknya..
“Betul, implikasinya berarti apa? Programnya berarti juga harus ada
masanya kan? Nah itu fungsinya exit strategy. Exit strategy fungsinya agar
dampaknya yang bisa sustain.”
Oh baik jadi bukan programnya ya
”Jangan programnya, kalo programnya yang sustain itu yang namanya
program Malaika ga akan pernah berhenti. Perusahaan harus ngucurin
terus, perusahaan harus investasi terus, iya gak. Contoh yang kamu ambil
dari OBA itu apa? Programnya berapa lama?.”
OBA itu ga program yang setiap rutin, tapi setiap pedagang yang
dibantu Alfamart terus di monitor, dan itu termasuk program yang
masih berjalan apa engga ya?
“Nah itu yang nanti kamu tanya, apakah mereka punya exit strategy yang
mereka jalankan. Jangan-jangan mereka cuma mengulang-mengulang
terus, mengulang kana da titik jenuh nanti kan, nah ketika jenuh ga ada
inovasinya, karena program yang bagus harus ada inovasinya ke depan.”
4. Bagaimana CSR dilihat sebagai kewajiban atau sebagai bentuk
kesadaran sosial?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
“Sebenernya CSR bagaimana dilihat sebagai bentuk kesadaran sosial, tren-
nya global itu menuntut, kalo menuntut tuh sebenernya mengikat kamu
ya, untuk sadar terhadap apa namanya ehmm aktivitas bisnismu, contoh
kamu tau yang namanya Nestle, ya kan. Produknya yang terkenal itu apa
yang coklat itu?.”
KitKat.
“Okey, KitKat itu dulu pernah di suspend di pasar Eropa. Faktor
penyebabnya apa? Karena dia men-supply bahan baku itu yang tidak
sustain, dari perusahaan yang tidak sustain. Kamu tau KitKat itu bahan
bakunya apa? Bahan bakunya kan ada coklat, terus minyak nabati yang
dari sawit. Nah dia ngambil sawitnya itu minyak sawit dari Indonesia. Nah
waktu itu lagi rame-ramenya bahwa salah satu produsen minyak sawit
Indonesia itu melakukan praktek yang tidak bertanggung jawab terhadap
aktivitas proses bisnisnya. Sebut nama perusahaannya ya, Sinarmas.
Waktu itu Sinarman pernah kalo kamu denger isunya dia menahan aktivis
Green Peace di Kalimantan. Akhirnya kan jadi rame, iya kan, bahwa
perusahaan itu sudah membabat hutan, tapi dia juga melakukan
pelanggaran hak asasi kan. Nah akibatnya produk mereka itu di suspend
maksudnya ditolak masuk ke pasar Eropa. Dampaknya itu berantai bahkan
perusahaan yang kaya KitKat kan kamu piker ga nyambung dong, ngapain
KitKat harus bertanggung jawab? Ternyata KitKat-pun dituntut. Kamu
dari supply-mu harus bener gitu loh. Dari supply-nya dia udah salah karena
dia mengimpor minyak dari Indonesia ya terutama Sinarmas. Hal itu juga
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
yang berlaku di KFC. KFC pernah mengalami hal yang sama, jadi dia
ditolak produk ayamnya untuk dikonsumsi, karena apa? Karena dia itu
menggunakan minyak dari Indonesia. Contohnya gambarnya tak tunjukin
ya biar kamu bisa paham. Gapapakan jadi loncat-loncat gini?.”
Gapapa hehe gapapa banget.
(Ditunjukan gambar KitKat killer)
“Cobadeh kita beliin minuman mineral Starbuck ya.”
Oh haha gausah mas gapapa
(Beberapa menit langsung disodorkan minuman mineral Starbuck)
“Ni contoh nih terserah mau kamu bawa haha untuk oleh hahaha. Iya ini
cara dia mengkomunikasikan ya kan, apa isu yang mau dijawan sekarang,
Starbucks itu kan perusahaan penjual minuman, ya kan. Dia harus bikin
program dong sesuai sama iniya dia, makanya dia mulai menjelaskan dari
mana kopi didapat, airnya di mana. Nah di sini dia juga tau di Indonesia
isu air itu menjadi isu yang utama, air bersih. Nah dia bikin program,
dalam artinya donation ya sifatnya mengajak para pembeli untuk
berpartisipasi “One bottle one child one..”
Jadi ini yang dialami perusahaan-perusahaan, nanti kalo mau gambar tak
kirimin ke kamu. Itu baru beberapa contoh perusahaan ya. Perusahaan
yang mengalami hal-hal kayak gini tuh banyak. Pringles tau kan? Kentang
itu, karena minyaknya dari sini (Indonesia) hahaha makin bingung atau
makin apa nih pusing? Haha.”
Enggak mas, malah makin nambah wawasan hahah
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
5. Tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh profit. Dengan
melakukan CSR ini, apakah tujuan itu dapat terpenuhi? Bukankah
pengeluaran perusahaan bertambah sehingga mengurangi laba?
“Nah sekarang pertanyaanku pertama ya, berarti kamu CSR tuh sebaiknya
diambilkan melalui profit dari laba atau CSR diambilkan dari biaya, yang
mana?.”
CSR itu dari biaya.
“Betul, iya kan konsekuensinya memang memperbesar dan memperkecil
tingkat laba. Pertanyaannya , ketika tadi kamu kan udah singgung kan.
CSR itu sebagai bentuk investasi sosial memang dia dikeluarkan tapi kan
dia termasuk bentuk investasi. Nah itu ada return-nya dong, nah return-
nya itu yang harusnya juga bisa diukur gitu loh. Jadi dia memang
merupakan komponen biaya, tapi biayanya itu untuk apa, ya untuk
investasi, jadi dia spending untuk investasi.”
Kembali lagi kepada dampak yang tadi ya?
“Betul.”
6. Nah saya lebih kepada judul saya nih, menurut mas Bony sendiri ada
ga sih kesinambungan antara CSR dan citra sebuah perusahaan? Dan
berapa besar?
“Adanya kesinambungan ya beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa
ketika perusahaan melakukan praktek CSR, itu akan meningkatkan dalam
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
tanda kutip yang namanya citra perusahaannya, jika dikomunikasikan
dengan benar. Ya kan itu salah satu manfaatnya, dan kalo kamu mau
manfaat-manfaat dari apa namanya praktek CSR karena aku kan dari
peneliti ya, kamu bisa buka IFC (International Finance Corporation) itu
disebutin manfaat dari CSR itu apa. Kalo tadi yang ngomong soal citra ya
memang itu implikasinya jika dikomunikasikan dengan benar ya, aku ada
ngomong jika dikomunikasikan dengan benar dan memberikan manfaat.
Contoh kenapa aku ngomong “Jika”? karena dulu salah satu program
perusahaan Multinational Company asal Amerika, Chevron ya kalo
gasalah disebutnya. Kamu tau kan program dia yang “We Agree” kami
setuju. Itu salah satu program yang gagal, gagal kenapa? Dia ga menjawab
siapa yang setuju di situ, itu program itu jadi olok-olokan gitu loh, karena
“kami setuju kami setuju” apa. Nah itu ternyata setelah usut punya usut
dalam penelitian salah satu temen juga konsep “We Agree” seharusnya itu
adalah konsep yang dipaksakan. Jadi tuh dari korporet pusat mereka, itu
mengkomando untuk unit bisnis di bawahnya mempromosikan untuk
menggunakan “We Agree” gitu loh. Nah padahal apa namanya konteks
Indonesia masyarakatnya bingung kan “We agree we agree” apa gitu loh.
Yaudah program itu dianggap gagal.”
Jadi sebuah perusahaan untuk melaksanakan CSR harus ditentukan
dulu objeknya dan tujuan?
“Iya dan tujuan programnya untuk siapa, dan yang paling penting juga
komunikasinya seperti apa. Digaris bawahi “komunikasi”, jangan sampe
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
programnya bagus tapi komunikasinya ga baik, ga ada gunanya. Jadi kalo
pengandaiannya CSR, itu tuh tangan kanan memberi, tangan kiri mencatat,
mulut bersuara. Maksudnya kamu tetep giving ke community kan sebagai
bentuk inevasti ya atau bentuk pelakasanaan program. Tapi kamu catet, ya
kan, bahwa itu sebagai spending kamu yang kamu komunikasikan agar
semua orang tau. Kalo program CSR tidak dikomunikasikan ya percuma,
siapa yang tau. Tapi kalo program CSR dikomunikasikan apalagi yang
masiv bisa meningkatkan citra perusahaan bahkan untuk beberapa tingkat
penjualan.”
Salah satu komunikasi CSR yang bagus itu kayak gimana?
“Tergantung jenis perusahaannya ya. Ada perusahaan yang cukup
misalnya dia masih Sustainability Reporting melaporkannya di sana. Terus
ada juga yang masyarakat yang harus dikomunikasikan secara verbal yak
an, dengan bahasa mereka. Terus sekarang juga ada tren-tren yang
laporan-laporan kayak SROI gitu kan untuk menunjukan sebenernya,
mengkomunikasikan. Sebenernya siapasih responding yang akan dituju,
tergantung jenis industrinyasih. Jadi kalo itu gabisa di sama ratain bahwa
ini harus dikomunikasikan melalui SR (Sustainability Reporting).
Mungkin kalo orang kayak kamu yang akademisi ya, maksudnya sekolah
tinggi kamu bisa bacanya. Cuma kalo kamu ngomong itu di wilayah
operasi yang masyarakatnya aja sama computer aja belom kenal, mau
ngomong apa. Kalo kamu komunikasi lewat SR apa mereka paham, kan
enggak. Jadi gabisa di sama ratakan ya, tergantung.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
7. Apakah tolak ukur keberhasilan pelaksanaan program CSR?
“Tolak ukurnya, jadi kalo CSR itu program yang dijalankan itu sebenarnya
mau menjawab isu atau resiko apa yang dialami perusahaan. Isu dan resiko
yang dihadapi perusahaan beda-beda. Contoh ya kalo kamu di industri
ekstratif atau tambang, isu yang paling seru itu terkait demonstrasi, yak an
karena masyarakat di sanakan mungkin bergejolak karena adanya gap ya,
apa namanya masyarakat perusahaanya sama masyrakat lokalnya kan.
Maksudnya antara karyawan sama masyarakat. Nah untuk memitigasi gap
itu ya biasanya kesenjangan ekonomi, makanya program-program
perusahaan ekstratif biasanya menyentuh pemberdayaan kesehatan,
pemberdayaan ekonomi dalam bentuk membuat micro finance atau bikin
posyandu atau lain sebagainya. Nah mungkin untuk Alfamart isu yang
mau dijawab itu apa? Apakah isu yang mau dijawab itu isu terkait
pelanggan ya kan, misalnya sumbangan Alfamart, apakah isu yang mau
dijawab yang itu atau yang isu terkait OBA tadi kan yang mematikan
warung-warung kecil. Nah dari isu itu sebenernya hendaknya diangkat jadi
program, gitu. Jadi dari isu dan resiko yang terjadi dalam bisnis gitu loh.
Ada salah satu cerita menarik nih, itu ada perusahaan rubrikan pelumas ya,
jadi salah satu perusahaan pelumas nasional. Itu isu yang dia mau jawab
itu isu maraknya pemalsuan pelumas. Nah cara untuk memitigasi itu
berarti harus mengenalkan dong, pelumas yang baik harusnya seperti apa
toh, yang produk mereka apakah ada yang segelnya atau yang terkait
barcode-nya, atau ada apa namanya ehh ada kuncinya itu kana tau
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
mengenalkan sebenernya proses yang baik tuh seperti apa. Itu yang
sebenarnya harus di ajarkan, edukasi kepada konsumen. Ya sama kayak di
Alfarmat gitu kan, isunya apa yang harus di mitigasi apa. Kan isunya
mungkin soal dia mematikan pedagang kan, mematikan pedagang
mungkin merupakan sebuah isu makanya keluar program OBA.”
Sebenernya CSR itu bisa dibilang CSR karena berbentuk event atau
kegiatan, atau bisa yang lain. Contohnya seperti karyawan yang
membuang sampah pada tempatnya seperti untuk organik dan tidak,
atau harus gimana? Apa harus event atau program saja yang bisa
disebut CSR?
“CSR itu ya segala aktivitas baik internal maupun eksternal. Tadi makanya
aku bilang ada tujuh kor subject. Bahkan kalo kamu baca di SR, waktu
latian yang diberikan kepada karyawan itu part of CSR kan. Iya kan,
ketika kamu mematikan lampu itu pun part of CSR karena kamu
melakukan penghematan energi. Jadi CSR tuh seluruh aktivitas
stakeholder terkait ya, yang relevan baik karyawan maupun masyarakat
yang terkena dampaknya.”
8. Bagaimana cara perusahaan masuk ke komunitas untuk
mengimplementasikan CSR dan bagaimana cara keluar sebaiknya
(Exit strategy)?
“Nah berarti Exit strategy udah kamu bahas kan tadi. Jadi kalo perusahaan
yang mau masuk ke komunitas, itu sebenernya dia biasanya melakukan
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
social maping kan, yang tadi sempet tak singgung kan. Makanya social
maping ditahapan ini ya, itu tuh jadi perusahaan itu tau sebenernya apa
kondisi real yang terjadi. Dari situ dia tau aktornya siapa, hal yang terjadi
apa. Nah dari situ sebenernya dia bisa masuk kalo udah ada social maping.
Jadi misalnya social maping terkait manufacturing-mu, manufacturing di
Alfamart, karena misalnya di sana sering ada gangguan ya kan. Nah
dengan social maping tuh kamu tau siapasih yang jadi aktornya untuk
“aksi-aksinya” ya itu kan. Nah dari situ kamu bisa melakukan pendekatan,
apakah orang itu bisa didekati ataukah kamu harus mencari mitra lain, nah
ini untuk masuk ke komunitas. Nah kalo misalkan kamu terkait bisnis
maping, sebenernya apasih aktivitas Alfamart dari perpindahan barangnya
misalnya dari pabrik ke tiap outlet, ataukah masalahnya tuh dari outlet ke
customer. Itu yang harus kamu define. Memang butuh costly ya
maksudnya butuh biaya banyak, tapi jika kamu masuk komunitas ya kamu
sebaiknya melakukan social maping. Jadi kamu tau sebenernya siapasih
yang mau menjadi targetmu, apasih yang akan kamu kerjakan, karena
ketika orang melakukan social maping, biasanya setelah kamu dapet data-
datanya ya baik dari data geografi, data mikro ekonominya, kamu juga
bisa dapet rekomendasikan. Nanti di rekomendasi biasanya tuh keluar apa
yang harus dilakukan, gitu.”
Dan untuk mengetahui semua itu apakah perusahaan melakukan
research terlebih dahulu untuk mengetahui objek?
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
“Ya, itu bagian dari social maping, bagian dari social maping ya termasuk
itu.”
9. Menurut mas Bony sendiri nih, bagaimana CSR ke depannya? Apa
harapan Mas Bony ke depannya untuk CSR di Indonesia?
“Haha harapannya, kalo pertama tren globalnya ya kita ngomong ya. Tren
globalnya memang itu jadi tuntutan, aku kan tadi bilang kan tuntutan
karena apa, apa namaya ehhhh dunia semakin terkoneksi satu sama lain ya
bahwa tidak ada bisnis yang bisa bergerak sendirian, ya kan, dan
tranparansi dari semua aktivitas bisnis itu menjadi tuntutan ke depan, dan
yang tadi aku bilang bahwa CSR akan menjadi investasi, akan dikenal
sebagai bentuk investasi sosial gitu loh. Jadi keterukuran terus apa
namanya.. penciptaan dampaknya itu harus bisa lebih diitung dan
diketahui gituloh. Itu tren ke depan akan seperti itu pasti, karena untuk
penghitungan-penghitungan SROI, hari ini aja beberapa badan pemerintah
mulai minta. Nih salah satunya nanti ada Badan Ekonomi Kreatif, itu
mereka juga pengen mengukur bagaimanasih program mereka gitu loh.
Jadi keterukuran akan menjadi satu fase yang ke depannya akan menjadi
tambahan ya, karena selama ini dianggapnya hanya sebagai bentuk
pencitraan kan, atau Cuma untuk meningkatkan penjualan, tapi lebih dari
itu sebenernya programnya berhasil apa enggak akan muncul keterukuran
itu, investasi sosial jadi kata kunci sih.”
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
LAMPIRAN
(Foto bersama narasumber kunci, yaitu Bpk. Nur Rachman selaku General
Manager Departemen Corporate Communication Alfamart).
(Foto bersama Edelia Marselina, selaku narasumber PR Coordinator Departemen
Corporate Communication Alfamart).
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
(Foto bersama Bonifasius Parikesit, selaku narasumber pakar dan peneliti
Corporate Social Responsibilty di Center for Entrepreuneurship, Change and Third
Sector (CECT) dan program MM-CSR Universitas Trisakti CSR).
(Foto bersama Bpk. Wahab (Kiri) dan Bpk. Yuri (Kanan) selaku narasumber
pedagang UMKM member CSR OBA).
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
Penghargaan-penghargaan yang didapat Alfamart dari tahun ke tahun :
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
(Sumber: Website resmi Alfamart, http://alfamartku.com/).
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
CURRICULUM VITAE
Personal Details
Full Name : Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman
Sex : Female
Place & Date of Birth : Tangerang, April 24, 1995
Nationality : Indonesia
Marital Status : Single
Height, Weigh : 161 cm, 45 kg
Religion : Moslem
Address : Taman Lido Perumahan Bumi Mas Raya, A/8 Cikokol- Tangerang
Contact Number : 081806042420
E-mail : [email protected]
Educational Background
2013-now : Multimedia Nusantara University
2010-2013 : Negeri 6 Tangerang Senior High School
2007-2010 : Negeri 4 Tangerang Junior High School
2001-2007 : Sukasari 4 Elementary School
1999-2001 : Trisula Kindergarten School
Course and Education
English Language Course at LPBB LIA, Cikokol - Tangerang
Course at Einstein College, Kebon Jahe - Tangerang
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
Purwacaraka Music School, Modernland – Tangerang
Certificates
Participant in Lembaga Bahasa & Pendidikan Profesional LIA.
Participant at New Student Orientation of UMN.
Participant in Character Building Training held in UMN.
Participant in Teamwork and Leadership Training held in UMN.
Participant in Career Building Workshop held in UMN.
Participant in Kampus Keren ANTV Creative Journalism.
Participant in Event Bike For Hope
Participant in Social Action Rumpin We Care We Share With Love 1
Participant in Social Action Rumpin We Care We Share With Love 2
Personal Skill and Competence Language
Language : Indonesia, English.
Computer Ability : Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Power Point
Talent : Singing.
Another skill :
Teamwork,
Negotiation,
Easy going,
Friendly,
Social Media Management,
Event Management,
Interpersonal communication,
Reputation Management,
Corporate Social Responsible planning.
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017
Experiences
Staff of Event Coordinator “We Care We Share With Love 1” as a PIC (Person In
Charge), presented by LPPM Rumpin.
Staff of Event Coordinator “We Care We Share With Love 2” as a PIC (Person In
Charge), presented by LPPM Rumpin.
Staff of Event Coordinator “BIKE FOR HOPE 2015” as a Property Division, presented
by Yayasan Kanker Gelang Harapan HOPE.
Semi-Finalis Of KangNong Kabupaten Tangerang 2014.
Staff of Event CSR “Belajar Budaya Bangsa” as a Fund Division.
Performers of Event “Starlight” as a solo singer.
Performes of Charity event “Art For Charity” as a group singer.
Analysis Implementation Of..., Mutiaranisa Dwiputri Abdulrakhman, FIKOM UMN, 2017