Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/447/7/LAMPIRAN.pdf · rata sih...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/447/7/LAMPIRAN.pdf · rata sih...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
79
Lampiran : WAWANCARA
Transkrip wawancara dengan Yohanes
Unit Manager Prudential
Wawancara 1
Tempat : Mal Artha Gading
Keterangan
P : Penulis
R : Responden
P :Bagaimana saudara Yoyo mendapatkan info tentang calon nasabah?
R : Semua orang yang kita kenal tanpa batas usia, gender, dll
P : Bagaimana caranya Yoyo mengajak calon nasabah agar ma8u join ke
asuransi? Cara2 seperti apa sih?
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
80
R : apa ya, kasih kacamata kita ke dia, dalam arti pandangan kita terhadap
asuransi seperti gimana, sampia dia mengerti sama seperti perpesktif kita
memandang
P : Berkaitan dengan yg barusan, pesan apa sih yang disampaikan kira2, mgkn key
point messagenya agar nasabah tersebut dapat mengerti asuransi dari perspektif
yoyo
R: Impian ya, key pointnya adlaah impian. Dimana semua orang ingin mencapai
impiannya, tapi bagaimana impian itu bias tercapai apabila resiko terjadi.
P :Ada ga sih kendala yang Yoyo temui, dalam menyampaikan key message
seperti itu, “gimana impian bias terpenuhi” pasti kan dalam berkomunikasi ada
objection, atau kendala-kendala seperti apa yg ditemui?
R: Kendalanya adalah kalau pas awal dijelasin, dia ga interest awalnya dan kita
juga jadi ga “fight” untuk maksimal. Kadang2 itu yang terjadi. Jadi begitu dia tau
kita ngmgannya menjurus kesana, kitanya sendiri yang kek ga enak sama dia. Itu
salahnya ya.
P :Kenapa bisa ketika yoyo berusaha untuk menjelaskan hal tersebut, kok bias
merasa ga enak? Karena hal apa ?
R: Dulu kaerna belum terlalu percaya, kita ngmg tapi ga percaya. Jadi intinya
dalam berjualan kita ngmg dan kita percaya sama produknya.
P :Bagaimana seorang agen memposisikan dirinya dalam menjual produk
asuransinya?
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
81
R: Harus seprofesional mungkin, jangan Cuma tau tentang asuransi tapi harus tau
byk hal agar orang percaya sama kita, uda gitu baru masuk ke insurance.
P :Hal seperti apa sih hal yang diluar insurance yang perlu tau seperti yang Yoyo
sampaikan?
R: Kan misalnya, kita tau dokter gigi yang bagus. Misalnya lagi ngobrol-ngobrol
dia ada keluhan mau oprasi gigi. Nah pas kita tau dan dia lakukan bagus, kita bisa
dapat kepercayaan dia.
P :Pada asat kapan sih maksudnya seorang agen mulai terbuka tehadap calon
nasabahnya, mungkin kan misalnya dari semua target marketnya ada yang ga
deket
R: Hmm, tergantung orangnya itu musti diliat, Kalau misalnya memang orangnya
itu. Kita itu bukannya mau bohongin dia pas ketemu, tapi kadang-kadang orang
langsung menutup diri untuk bertemu, padahal belum tau apa yang kita
sampaikan. Jadi kadang-kadang kalau anak muda langsung ngmg, tapi kalau yang
berusia dan kita lihatnya dia orangnya kalau kita lgsg ngobrol kesana males, ya
kita jgn ngobrol kesana dlu.
P :Jadi dalam beberapa pertamuan dulu atau satu pertemuan langsung pasti akan
lgsg ngmgin?
R: Hmm, rata-rata sih 1 pertemuan sih ya, jadi basa basi dlu baru masuk ke
bahasan.
P: Cara-cara seperti apa sih yang Yoyo lakukan untuk mengenal karakter
nasabah?
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
82
R: Kita harus gali impian dia tadi. Kaya tadi kita musti tau impian dia, dari situ
kita bsa menggambarkan orang itu dengan baik. Setelah itu baru masuk kitanya.
P :Sebagai seorang agent, pembentukan kualitas seperti apa sih yang dibutuhkan
agar seorang agent terlihat berkualitas?
R :menguasai apa yang dia bicarakan, serta apa yang tidak tahu jangan bilang
tahu. Termasuk juga pengetahuan umum, diperlukan sekali.
P :Kalau misalnya saat lagi bicara sama orang/ calon nasabah, Yoyo mungkin ada
melihat nasabah itu kurang nyaman. Apa sih yang Yoyo lakukan jika melihat hal
demikian?
R :Nanya dulu sama orang itu, misalnya dia liat jam terus, kita nanya,”ohh.. ada
janji sama orang lain yah?” begitu dia jawab,”oh iya ada janji” nah kita buat
senyaman mungkin karena kita memang minjem waktunya dia.
P :Apabila terjadi miskomunikasi antara Yoyo dengan nasabah, maksudnya apa
yang kita ucapkan, dari sudut pandang dia dan persepsinya itu ga sama, nah..
Yoyo bisa tahu dari mana dan apa yang Yoyo lakukan?
R :Tahu nyadari gesture tubuh, misalnya duduk nyamulai ke belakang, silangin
tangan, terus untuk kita buat enak lagi mungkin bisa bilang,” sori kalau tadi ada
ucapan yang salah”
P : Nah.. dalam konteks seperti apa sih Yoyo membagi pembicaraan secara
implisit ataupun eksplisit, maksudnya mungkin ada kontek bahasan yang kita
straight to the poin, adalagi kontek bahasa yang kita harus muter-muter sampai dia
tahu sendiri kita lagi ngomong apa. Pembicaraan seperti apa perbedaannya?
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
83
R :Engga berputar-putar tapi kita tahu impiannya nasabah apa, kita bantu dia
untuk memikirkan itu serta apa yang terjadi resiko dalam hidupnya tapi ga muter-
muter, straight to the poin tapi ga langsung ngomong lu mau beli asuransi ga
karena dia ga akan tahu fungsinya buat apa. Itulah mengapa kita harus cari tahu
dulu apa yang perlu banget dia capai dan kita harus lindungi.
P :Tadi kan kita ngomongin gesture, tapi kalau dari ekspresi yang menurut Yoyo
itu kurang bagus atau negative itukan seolah-olah menandakan ketidak setujuan.
Gimana cara Yoyo menghandle hal tersebut?
R :Selalu bilang sama. “Sama dong guejuga kayak gitu”. Misalnya gesture dia uda
ga enak, saya langsung ngomong,” sama dong..oiya saya juga dulu mikirnya
begitu”
P :Misalnya nih Yoyo melakukan pendekatan nih ke client, lalu Yoyo dikritik nih
oleh si client mungkin karena kekurangan atau satu dan lain hal, apa yang akan
Yoyo lakukan terhadap masukan itu?
R :Tentu memperbaiki kekurangan kita yah.. sambut dengan baik, bilang
terimakasih dan kita harus introspeksi diri juga karena kita ga bisa lihat satu titik
dimana orang lain bisa lihat.
P :Berarti Yoyo lebih cenderung untuk menerima yah. Lalu apabila yang terjadi
sebaliknya,”wah.. Yoyo ternyata orangnya seperti ini..” Nah, reaksiapa yang Yoyo
berikan?
R :Pasti bilang terima kasih dan selalu minta kritik di akhir-akhir.
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
84
P : Nah, apakah dalam berkomunikasi dengan client, yang lebih dominan itu Yoyo
yang bicara sendiri atau clientnya yang lebih dominan? Maksudnya Yoyo mau
clientnya lebih banyak ngomong atau gimana?
R :Sesuai dengan visinya Prudential yah, always listening, always understanding,
artinya bukan kita yang bawa pembicaraan tapi dia. Kita Cuma memberitahu ini
ada jalan keluar.
P :Tapi bagaimana apabila calon client tersebut adalah orang yang pendiem, tidak
terlalu dekat, jadi tidak banyak bicara. Apa yang akan dilakukan Yoyo?
R : Gambarin beberapa pendapat dari teman terdekatnya, misalnya dia teman
dekat dari si A dan dia kenal baik, kita minta tolong A untuk menceritakan tentang
si client ini. Dari temennya tersebut kita tahu bahwa client sudah memikirkan ke
depan. Dari hal tersebut, kita baru menggiring pembicaraannya.
P : Oh, jadi Yoyo berusaha untuk membawa pembicaraan lewat temannya client?
Oke.. lalu kalau misalnya dalam komunikasi ada salah sebutan, misalnya Mbak,
atau Mas atau Koko, apa yang Yoyo akan lakukan?
R : Kalau saya salah, selalu saya terusin, anggep lewat atau dibecandain
P : Sebenarnya seberapa antusias sih seorang agen untuk mendapatkan nasabah?
R : Antusias banget dong
P : Itu berdasarkan faktor apa Yo? Income atau ada faktor lain ?
R : Engga sih. Dari awal kan kita diajakin emang bukan karena income, yah..
mungkin itu salah satunya. Lebih ke misi sih. Bertahan kan gara-gara itu.
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
85
P : Lantas bagaimana cara agent memberikan informasi terkait produknya?
Apakah lewat verbal atau cerita?
R : Bisa semua hal yah..kita kan gaboleh mati akal, bisa itu lewat gambar atau
cerita atau kita deskripsiin gambaran dia, misalnya dia koki, kita bisa kasi
umpama bikin makanan seperti ini ini dan ini, itulah produk Prudent.
P : Apakah ada persiapan khusus agent saat bertemu dengan nasabah, jadi harus
mempersiapkan apa?
R : Setiap ketemu nasabah sih harus persiapin diri yah..harus yang kita tahu paling
engga keluarganya dia, terus sebelumnya yang pasti harus berdoa.
P : Oiya sori Yo.. kalau kita ga kenal deket sama nasabahnya, ataupun sama teman
dekatnya, bagaimana cara kita mempersiapkan diri?
R : Banyak hal, misalnya sekarang kan yang paling gampang lewat facebook,
social media.
P : Apakah agent selalu menjanjikan kualitas yang terbaik untuk calon nasabahnya
tentang produknya?
R : Harus dong.
P : Apakah agent selalu membandingkan produknya dengan produk asuransi lain?
Bagaimana Anda menjelaskan bahwa produk Yoyo adalah yang terbaik?
R : Jelaskan lewat fakta, jangan lewat opini. Fakta yang kita tahu misalnya di
asuransi ada yang namanya Cost of Insurance, ada klausal cara klaim, pokoknya
itu semua ada di klausal. Intinya Cost of Insurance itu Cuma klausal. Ini itu kita
jelaskan lewat data, jadi bawa datanya.
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
86
P : Apakah sebagai agent, Anda mementingkan hak calon nasabah ketika terjadi
klaim atau sesuatu yang tidak dibayar oleh asuransi?
R : iya dong, mementingkan hak nasabah tapi tetap berkaitan dengan yang
namanya klausal
P : Seberapa jauh sih Anda peduli tentang kualitas pelayanan Anda terhadap
nasabah?
R : Seberapa peduli sih sebenarnya dengan kita bisa bayar klaim yang sesuai
dengan kebutuhan dia., tidak perlu dibesar-besarkan tapi sesuai dengan
kebutuhan. Tapi seringkali nasabah ambilnya di bawah kebutuhan dia sehingga
jadi ga sesuai.
P : Jadi Anda melihat nasabah cenderung spent sesuatu yang lebih murah?
R : Bukan lebih murah mungkin dicicil gitu yah.. kualitasnya jadi berkurang.
Karena di benak saya kualitas itu kan Cuma satu, apa yang sesuai dengan
kebutuhan dia. Bukan service bawain kue atau apa, itu ga terlalu dominan tapi
dengan klaim yang sesuai kebutuhan dia.
P : Apakah ada invovasi yang Anda lakukan untuk calon nasabah yang akan
mendaftar, mungkin saat orang mau mendaftar ada ketentuan, maksudnya biasa
kan ada SOP, apakah anda bisa melakukan sesuatu yang memudahkan nasabah?
R : Iya tentu dong. Misalnya untuk data-data tertentu yang sudah tercantum di
KTP bisa kita isiin belakangan, misalnya kita foto dulu lalu isiin belakangan. Tapi
untuk data-data yang tidak tercantum harus kita tanyakan.
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
87
P : Pertanyaan terkahir, Apakah cara masing-masing agent dalam memprospek
calon nasabah itu sama atau beda?
R : Beda dong.
P : Sudah ada SOP dari masing-masing agency begitu?
R : bukan SOP sih, tapi lebih ke sistem. Sistem dengan bisnis duplikasi. Tapi
untuk menjadi agent yang berkualitas, yang pasti kita harus negmbangin diri kita
sendiri. Lewat apa? banyak banget. Mungkin awal banget patokannya SOP.
P : Baik, demikian pertanyaan dari saya. Terima kasih atas waktu dan kesempatan
yang Yoyo berikan.
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
88
Transkrip wawancara dengan Lily
Unit Manager Prudential
Wawancara 2
Tempat : Central Park
P:Lily, bagimana kamu mendapatkan informasi tentang calon nasabah kamu?
R:Biasa sih dari temen saja sih
P:Apakah ada bermain refrensi? Misalnya temen punya temen atau orang yang
tidak dikenal?
R:Selama ini belum pernah sih, tapi rencana baru mau akan mulai. Dimulai dari
orang tua temen.
P:Bagaimana cara Lily dalam menentukan target market / calon nasabah?
R:Biasanya dari orang-orang sekitar dulu
P:Apabila orang-orang sekitar sudah diprospek smua, Lily akan mencari target
dimana ?
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
89
R:Mm, kemana ya. Refrensi kali ya.
P:Bagaimana cara Lily mengajak calon nasabah untuk mau masuk kedalam
asuransi?
R:Kita biasa menggunakan “tools” market survey kan, gali dulu kebutuhannya
gimana. Setelah dapat baru kita kasih tau kalau asuransi yang ini bisa memenuhi
kebutuhannya.
P:Pesan seperti apa yang kamu sampaikan ke calon nasabahmu agar ia ingin join?
R:Sebenarnya intinya itu kalau kita ngasih tau bahwa asuransi itu penting, kenapa
penting karena asuransi itu pada dasarnya mem”protect” apa yang sudah raih
jangan sampai apa yang kita punya akan hilang begitu saja. Banyak ya contohnya,
misalnya pasti pernah dengar harta yang ditimbun bertahun-tahun bisa habis
begitu saja karena penyakit. Nah lewat asuransi, kita menyadarkan calon nasabah
kita kalau asuransi itu untuk memprotect “impian” kalian.
P:Biasanya kalau kita menyampaikan bahwa asuransi itu penting kan menurut
sudut pandang kita, tapi pasti dong ada beberapa orang yang tidak setuju dengan
pemikiran kita, apabila calon nasabah kamu tidak setuju dengan pemikiran bahwa
asuransi itu penting, apa yang Lily lakukan untuk mengatasinya?
R:Yakinin dia sih, pertama kita kan wawancara dulu kemudian kita kasih data
yang valid seperti majalah investor, laporan keuangan. Nah data yang valid itu
untuk menunjukkan kalau di Prudential itu ada tabungan yang keuntungannya bisa
berlipat ganda, biasa disebut “unit link” dan juga selain dari tabungannya,
Prudential juga dapat meng”cover” kita apabila terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
90
P:Bagaimana Lily memposisikan diri ketika menjual produk asuransinya?
R:Sebagai tenaga penjual, kita lebih focus untuk mendengarkan apa sih yang
menjadi kebutuhan calon nasbah kita. Supaya nanti bisa cocok juga dengan
produk yang kita ambilkan untuk mereka.
Pada saat kapan sih Lily mulai terbuka terhadap calon nasabahnya? Kadang kan
ga semua calon nasabah itu ga deket. Kapan sih Lily bisa mulai mengenal dia
lebih jauh gitu?
R:Biasa di approach dulu, maksudnya ditanya dulu kerjanya gimana, dimana dan
waktu availablenya kapan. Setelah ketemuan ajak aja ngobrol dulu, lama2 kita
banyak nanya, orang tersebut banyak cerita. Kenal kan jadinya.
P:Untuk memperolah dukungan dari calon nasabah, penggunaan bahasa itu
pastinya penting bagi Lily. Adakah cara untuk mempersuasi calon nasabahnya
agar ia tertarik untuk membeli produk asuransi?
R:Biasanya kita ga langsung ngomong kita jual asuransi nih pas dateng. Tapi kita
ngobrol-ngobrol dulu dan diselip-selipin lah pastinya akan kebutuhan asuransi.
Biasanya juga ngobrolnya hal-hal sehari-hari dulu karena memang pasarnya kan
dari sekeliling. Jadi penggunaan bahasa yang digunakan ya bahasa sehari-hari
cuman dikemas agar terlihat santai dan ga serius. Ga lupa kita harus membangun
kebutuhannya agar ia mau membeli produk asuransi.
P:Tapi apabila dalam penyampaian mereka menunjukkan gerak-gerik atau gesture
tidak setuju. Apa sih yang kira-kira Lily akan lakukan?
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
91
R:Hmm apa ya, biasanya sih buka pembicaraan lain dulu, ngalihin pembicaraan
nanti baru diomongin lagi. Haha.
P:Sebagai seorang agen, pastinya pembentukan suatu kualitas itu sangat penting
ya, bagaimana Lily sebagai seorang agen membentuk kualitas diri?
R:Banyak belajar, ikut training rutin dan minta feedback dari calon nasabahnya
seperti lu ngerti ga tadi gue ngomongin apa, kurangnya dimana, apakah gue
ngomong kecepetan atau kelambatan. Seperti itu.
P:Apabila lagi ditengah-tengah prospek tiba-tiba customer mulai jenuh dengan
pembicaraan atau tidak nyaman, apa sih yang kira-kira Lily lakukan?
R:Hmm, paling dibawa becanda dan ngomongin topic lain lagi untuk
memecahkan susananya. Pokoknya jangan sampai calon nasabah kita tidak
nyaman, karena pada akhirnya akan tidak closing. Haha.
P:Apabila terjadi miskomunikasi, apa sih yang Lily lakukan?
R:Pastinya akan saya ulang pertanyaannya lewat bahasa yang berbeda, liat
jawabannya seperti apa. Harusnya dengan bahasa yang berbeda, lawan bicara kita
akan mengerti maksud pertanyaan kita.
Ketika Lily sedang memprospek calon nasabah kapan Lily akan bicara straight to
the point / eksplisit atau muter-muter dulu / implisit?
R:Biasanya sih di awal itu, ngobrol dulu ga straight to the point sih, ajak ngalor
ngidur bangun suasana cari kedekatan. Baru di belakang-belakang ngomongin
asuransi, jadi saya rasa sepertinya muter-muter dulu. Tapia da beberapa temen
yang uda deket itu langsung straight to the point. Jadi ya lebih kepada liat
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
92
marketnya siapa. Tapi kebanyakan sih muter-muter karena budaya orang timur
jarang straight to the point.
P:Oh begitu, jadi Lily tidak menunjukkan bahwa Lily menjual asuransi kepada
mereka?
R:Ga juga, ada yang langsung, ada juga yang ngobrol trus lanjut ke asuransi, itu
“based on occasion” sih.
P:Dalam keadaan apa sih Lily bisa langsung straight to the point ngomong kalau
Lily jualan asuransi atau kepada siapa?
R:Kepada temen, karena kan memang rata-rata mereka uda tau. Tapi bilangnya
mau wawancara mereka gitu.
P:Apabila ketika bertemu Client, eh ternyata Lily dikritik pedas nih oleh Client,
apakah Lily akan menerimanya atau Lily akan defensive terhadap kritikan
tersebut?
R:Kita harus tau dulu dong kenapa dia mengkritik kita, kita musti menjelaskan
juga dari sudut pandang kita, tapi yang pasti jangan defensive juga. Saya
menganggap itu sebagai masukan.
P:Tapi gimana apabila client tersebut berkata sebaliknya, client tersebut memuji
Lily, katanya Lily hebat banget mengerti produk dan mengerti dia, Bagaimana
respond Lily?
R:Senang pastinya. Kalau dia muji kita berarti kan apa yang kita jelaskan dia
mengerti. Maksudnya dia mengerti maksud dan tujuan kita.
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
93
P:Apakah dalam berkomunikasi dengan client Lily itu lebih mendominasi atau
lebih banyak mendengarkan?
R:Lebih banyak mendengarkan pastinya, karena lewat mendengarkan kita dapat
mengerti apa yang menjadi kebutuhan si client kita tersebut.
P:Tapi nih, Lily berandai-andai apabila seorang agen mendominasi percakapan,
kira-kira apa sih kemungkinan apa yang terjadi?
R:Kalau lebih mendomasi agennya, bisa jadi si client akan terasa seperti diajari,
kita harus malahan lebih banyak ngejelasin dan mendengar.
P:Apabila dalam berkomunikasi mungkin Lily ada salah menyebut nih misalnya,
seorang yang dipanggil Mba, Lily panggil cici, seorang Mas Lily panggil Koko.
Apa yang Lily lakukan?
R:Nah diawal gue biasanya ngomong dulu, enaknya gue panggil apa nih. Jadi
kedepannya biar ga salah.
P:Nah, sejauh mana sih agen itu antusias mendapatkan nasabah?
R:Ya pasti antusias lah.
P:Faktor dibalik keantusiasan itu apakah karena factor income atau ada factor lain
dibelakangnya?
R:Sebenarnya pertama kan tujuannya membantu orang, asuransi itu penting untuk
diri dia sendiri dan keluarnya dan juga semua orang harus punya. Kedua ya bener
lah ya setelah membantu orang kita mendapatkan uang / komisi yang setimpal.
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
94
P:Bagaimana cara agen menginformasikan kepada client terkait produk-
produknya? Produk kan ada banyak nih.
R:Sebenarnya tidak semua produk yang diinformasikan kepada calon nasabah.
Hanya produk-produk tertentu yang kita percaya akan bermanfaat baginya. Nah
maka dari itu dari awal kita gali dulu apa yang menjadi “needs” dia.
P:Apakah ada persiapan khusus dari calon agen dalam menemui nasabahnya?
R:Ada dong, persiapannya yaitu kita perlu bawa market survey, data-data, dan
juga dalam menemui beberapa calon client yang potensial kita sudah harus lebih
mendalami skill kita, yaitu memberikan contoh-contoh yang relevan bagi
hidupnya agar dapat membuka pikirannya.
P:Apakah seorang agen selalu menjanjikan kualitas yang terbaik pada setiap calon
nasabahnya?
R:Oh ia jelas, memang Prudential yang terbaik sesuai dengan data juga. Dari segi
unit link dengan growth rate 23% on average year on year, juga Prudential adalah
asuransi terbesar di Indonesia saat ini. 2 hal tersebut menunjukkan bahwa
Prudential lah yang terbaik.
P:Apakah sebagai agen Anda mementingkan hak seorang nasabah apabila terjadi
kesalahpahaman, dalam urusan claim ?
R:Memang dari awal kita sudah edukasi dulu ketentuannya bagaimana supaya
nanti dibelakang tidak terjadi kesalahpahaman. Apabila sampai memang claim
tidak terbayarkan, pastinya sebagai agen akan berusaha agar bisa terbayarkan.
P:Seberapa jauh Anda peduli terhadap kualitas pelayanan?
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
95
R:Nasabah adalah nomor satu, pastinya itu hal yang harus dikedepankan.
P:Apakah itu adalah kata hati atau memang karena ketentuan dari perusahaan?
R:DIri sendiri dan juga dari perusahaan juga menerapkan demikian.
P:Adakah inovasi yang dilakukan oleh Lily ketika seorang calon nasabah ingin
masuk kedalam asuransi?
R:Tidak ada, semua dilakukan sesuai prosedur dari Prudential.
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
96
Transkrip wawancara dengan Sheanny
Senior Unit Manager Prudential
Wawancara 3
Tempat : Rumah Pribadi
P:Bagaimana saudara Sheanny mendapatkan info tentang calon nasabah?
R: Ya sebenarnya kalau saya pribadi, teman-teman dulu ya.
P: Bagaimana caranya Sheanny mengajak calon nasabah agar mau join ke
asuransi? Cara2 seperti apa sih?
R: Caranya tidak dengan langsung ngomong kalau saya menawarkan asuransi,
melainkan diajak ngobrol santai baru pelan-pelan kita tanya yang menjurus untuk
mengetahui kebutuhan dia.
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
97
P :Berkaitan dengan yg barusan, pesan apa sih yang disampaikan kira2, mungkin
key point messagenya agar nasabah tersebut dapat mengerti asuransi dari
perspektif Sheanny?
R: Saya akan bilang, kira-kira ya kek lu punya impian lu itu, mungkin ga ditengah
jalan impian itu sirna? Kalau mungkin kira-kira gara-gara kenapa? Nah dari hal
kaya gitu harusnya mereka mikir.
P :Ada ga sih kendala yang Sheanny temui, dalam menyampaikan key message
seperti itu, “gimana impian bisa terpenuhi” pasti kan dalam berkomunikasi ada
objection, atau kendala-kendala seperti apa yg ditemui?
R : pastinya ada, kadang orang ga suka kalau kita ngomongin asuransi, mereka
berkesan kaya kita punya maksud tertentu. Padahal ya sebenarnya dia masuk
asuransi karena memang itu pasti menjadi kebutuhan dia. Tapi di sisi lain,
memang kita meminta waktu dia untuk wawancara, kadang ya ga enak juga.
P : Kenapa bisa ketika Sheanny berusaha untuk menjelaskan hal tersebut, kok bisa
merasa ga enak? Karena hal apa ?
R: Sekali lagi itu karena kita meminta waktu dia, tapi kita tidak memberitahu
kalau sebenarnya kita itu menjual asuransi. Karena, apabila kita kasih tahu banyak
orang yang langsung menolak tanpa mendengar lebih jauh sebenarnya asuransi itu
bagaimana. Banyak orang menutup diri.
P :Bagaimana seorang agen memposisikan dirinya dalam menjual produk
asuransinya?
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
98
R: Seorang agen harus mengerti betul barang apa yang dijualnya dan juga musti
membangun kepercayaan dari orang tersebut, caranya bagaimana? Dengan
membuat diri memiliki wawasan yang luas.
P :Hal seperti apa sih hal yang diluar insurance yang perlu tau seperti yang
Sheanny sampaikan?
R : Oh tentunya banyak, namanya pengetahuan umuma tau wawasan yang luas.
Kaya misalnya dia butuh referensi untuk nanti kuliah jurusan tertentu yang bagus
dimana, kita bisa kasih masukan yang tepat, tentunya akan semakin percaya.
P :Pada asat kapan sih maksudnya seorang agen mulai terbuka tehadap calon
nasabahnya, mungkin kan misalnya dari semua target marketnya ada yang ga
deket?
R : Kita baru bisa mulai terbuka ketika kita sudah cukup banyak tau dia orangnya
bagaimana, sukanya apa, tidak sukanya apa, hobinya apa, dan lain-lain. Kita juga
harus tau apakah dia nyaman bersama kita atau tidak.
P: Cara-cara seperti apa sih yang Sheanny lakukan untuk mengenal karakter
nasabah?
R: Semua dari ngobrol-ngobrol. Kita tentunya sebagai agen sudah banyak ketemu
orang. Pastinya melihat gerak tubuh atau nada bicara kita harusnya sudah bisa
kurang lebih mengenal mereka seperti apa.
P :Sebagai seorang agent, pembentukan kualitas seperti apa sih yang dibutuhkan
agar seorang agen terlihat berkualitas?
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
99
R : Ada beberapa factor ya, pastinya pertama ikut training kantor karena itu akan
membentuk pengetahuan tentang produk kita dan juga pengetahuan umum, karena
kita tidak bisa menjual asuransi hanya ngomongin asuransi saja. Untuk agar bisa
masuk kita perlu banyak basa-basi terlebih dahulu, diantaranya yaitu lewat
pengetahuan umum tersebut.
P :Kalau misalnya saat lagi bicara sama orang/ calon nasabah, Sheanny mungkin
ada melihat nasabah itu kurang nyaman. Apa sih yang Sheanny lakukan jika
melihat hal demikian?
R : Pertama kita lihat dia kurang nyaman dalam bentuk gesture seperti apa? Kalau
badannya mundur ke belakang biasa artinya dia menolak pendapat kita atau berasa
kurang nyaman karena kita terlalu agresif. Kalau sedang lihat jam biasanya takut
dia ada acara lain. Yang saya lakukan adalah menanyakan apakah saya ada salah
ucap atau apakah Anda ada janji setelah ini? Dengan demikian dia akan secara ga
langsung menghilangkan gesture tersebut.
P :Apabila terjadi miskomunikasi antara Yoyo dengan nasabah, maksudnya apa
yang kita ucapkan, dari sudut pandang dia dan persepsinya itu ga sama, nah..
Yoyo bisa tahu dari mana dan apa yang Yoyo lakukan?
R : Tahu dari respond dia yang kadang tidak sesuai ya, Pasti kita kadang nyadar
kalo orang lagi ga konek. Yang saya lakukan saya coba tanya sekali lagi lewat
penyampaian yang berbeda. Haha.
P : Nah.. dalam konteks seperti apa sih Sheanny membagi pembicaraan secara
implisit ataupun eksplisit, maksudnya mungkin ada kontek bahasan yang kita
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
100
straight to the poin, adalagi konteks bahasa yang kita harus muter-muter sampai
dia tahu sendiri kita lagi ngomong apa. Pembicaraan seperti apa perbedaannya?
R : Hampir rata-rata pembicaraan selalu implisit ya, artinya hampir semua hal
diomongin secara muter-muter, karena memang budaya di Indonesia kalau
ngomong straight to the point takutnya tersinggung.
P :Misalnya nih Sheanny melakukan pendekatan nih ke client, lalu Sheanny
dikritik nih oleh si client mungkin karena kekurangan atau satu dan lain hal, apa
yang akan Sheanny lakukan terhadap masukan itu?
R : Tentu dia pasti kritik karena melihat kekurangan dari saya, tidak mungkin asal
ceplos ya. Tentunya itu akan jadi masukan bagi saya agar kedepannya bisa lebih
baik.
P : Lalu apabila yang terjadi sebaliknya, Calon nasabah anda memuji ”wah..
Sheanny ternyata orangnya seperti ini..” Nah, reaksiapa yang Sheanny berikan?
R : Pastinya agar gede rasa ya, haha. Ya paling ucapkan terima kasih dan itu juga
bisa menjadi masukan bagi Sheanny bahwa hal tersebut merupakan kelebihan
saya.
P : Nah, apakah dalam berkomunikasi dengan client, yang lebih dominan itu
Sheanny yang bicara sendiri atau clientnya yang lebih dominan? Maksudnya
Sheanny mau clientnya lebih banyak ngomong atau gimana?
R : Kalau saya pribadi, saya lebih suka dia yang banyak ngomong karena pada
dasarnya orang Indonesia itu suka bicara dan suka kalau lawan bicaranya menjadi
pendengar yang baik. Lewat mendengarkan juga kita bisa mengetahui kebutuhan
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
101
calon nasabah kita. Jadi saya lebih suka kalau lawan bicara saya yang lebih
dominan.
P :Tapi bagaimana apabila calon client tersebut adalah orang yang pendiem, tidak
terlalu dekat, jadi tidak banyak bicara. Apa yang akan dilakukan Sheanny?
R : Nah ini gampang-gampang susah ini. Harus coba beberapa trik, biasa ya ajak
ngomong seputar hobinya, teman dekatnya, atau kegiatannya. Biasa salah satu
dari itu dia bisa ngomong agak panjang.
P : Apabila dalam komunikasi ada salah sebutan, misalnya Mbak, atau Mas atau
Koko, apa yang Sheanny akan lakukan?
R : Simple, langsung saja katakana maaf dan kembali ke topik jangan sampai
diam. Nanti jadi awkward moment. Haha.
P : Sebenarnya seberapa antusias sih seorang agen untuk mendapatkan nasabah?
R : Pastinya antusias banget.
P : Itu berdasarkan faktor apa Sheanny? Income atau ada faktor lain ?
R : Ya, ga lepas dari factor income dan juga dari perusahaan ditanamkan misi
harus membantu orang.
P : Lantas bagaimana cara agent memberikan informasi terkait produknya?
Apakah lewat verbal atau cerita?
R : Banyak cara, kita sebagai agent harus kreatif, tergantung situasi dan kondisi
yang memungkinkan. Kalau Cuma ngomongin asuransi takutnya kan jenuh atau
bete. Jadi lewat cerita kadang diperlukan juga.
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
102
P : Apakah ada persiapan khusus agent saat bertemu dengan nasabah, jadi harus
mempersiapkan apa?
R : Pastinya kebutuhan mendasar seperti sales kit, beberapa teknik yang akan
digunakan sesuai respondennya.
P : kalau kita ga kenal deket sama nasabahnya, ataupun sama teman dekatnya,
bagaimana cara kita mempersiapkan diri?
R : Gampang kita lihat saja background dasarnya apa, kalau pekerja di sector
mana. Kita kan sudah belajar banyak dari kantor kita pakai yang paling mendekati
saja.
P : Apakah agent selalu menjanjikan kualitas yang terbaik untuk calon nasabahnya
tentang produknya?
R : ya pastinya karena memang Prudential yang terbaik.
P : Apakah agent selalu membandingkan produknya dengan produk asuransi lain?
Bagaimana Anda menjelaskan bahwa produk Sheanny adalah yang terbaik?
R : ya lewat data saja. Kalau opini kan sangat subjektif. Lihat dari perkembangan
asuransi di Indonesia perusahaan siapa yang paling banyak nasabah, dan dilihat
dari pertumbuhan unit link siapa yang growthnya terbesar.
P : Apakah sebagai agent, Anda mementingkan hak calon nasabah ketika terjadi
klaim atau sesuatu yang tidak dibayar oleh asuransi?
R : Pastinya, itu sudah wajib dilakukan oleh seorang agen. Harus mengupayakan
agar claim yang memenuhi persayaratan harus terbayarkan.
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016
103
P : Seberapa jauh sih Anda peduli tentang kualitas pelayanan Anda terhadap
nasabah?
R : Sangat peduli, kaya kalau missal nasabah ada perlu untuk kemana, saya sih
ngikut. Musti tau nasabah kabarnya bagaimana.
P : Apakah ada invovasi yang Anda lakukan untuk calon nasabah yang akan
mendaftar, mungkin saat orang mau mendaftar ada ketentuan, maksudnya biasa
kan ada SOP, apakah anda bisa melakukan sesuatu yang memudahkan nasabah?
R : Iya tentu. Misalnya untuk data-data tertentu yang sudah tercantum di KTP
bisa kita isiin belakangan, misalnya kita foto dulu lalu isiin belakangan. Tapi
untuk data-data yang tidak tercantum harus kita tanyakan.
P : Pertanyaan terkahir, Apakah cara masing-masing agent dalam memprospek
calon nasabah itu sama atau beda? Apakah sudah ada SOP dari agency-agency?
R : Tentunya beda ya. Agency pasti memberikan SOP seperti ini, tapi prakteknya
dilapangan kadang ga semua orang menggunakan SOP yang sudah diberikan,
kadang ada agen yang innovasi sendiri, lewat cerita dia.
Strategi Komunikasi..., Wilson Chua, FIKOM UMN, 2016