KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir...

13
KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI DAN AIR CUCIAN BERAS DENGAN VARIASI PENAMBAHAN MOLASE Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: NURUL UMI AFIDAH A420 11 0006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Transcript of KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir...

Page 1: KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung banyak

KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI DAN

AIR CUCIAN BERAS DENGAN VARIASI PENAMBAHAN MOLASE

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

NURUL UMI AFIDAH

A420 11 0006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung banyak

i

Page 3: KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung banyak

ii

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Nurul Umi Afidah

NIM : A420110006

Program Studi : Pendidikan Biologi

Judul Artikel Publikasi : Kualitas Pupuk Cair Berbahan Dasar Air Teh Basi dan Air

Cucian Beras dengan Variasi Penambahan Molase.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa artikel publikasi yang saya serahkan ini benar-benar

hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu/

dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti

artikel publikasi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima

sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surakarta, Maret 2019

Yang membuat pernyataan,

Nurul Umi Afidah

A420110006

Page 4: KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung banyak

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI DAN AIR CUCIAN

BERAS DENGAN VARIASI PENAMBAHAN MOLASE

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

NURUL UMI AFIDAH

A420 110 006

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(Triastuti Rahayu, S.Si., M.Si)

NIP. 0615027401

Page 5: KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung banyak

1

KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI DAN AIR

CUCIAN BERAS DENGAN VARIASI PENAMBAHAN MOLASE

Abstrak

Air teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung

banyak unsur hara yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah.Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui kualitas kimia dan organoleptik pupuk cair dari air teh basi dan air

cucian beras dengan variasi penambahan molase.Penelitian ini menggunakan

Rancangan Acak Lengkap 2 faktor. Faktor 1: molase: 0% (D0), 2,5%(D1),

5%(D2),7,5%(D3). Faktor 2: jenis substrat pupuk cair: air teh basi(P2), dan air cucian

beras(P2). Untuk starter, setiap perlakuan ditambahkan EM4 10%. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kandungan kimia tertinggi untuk pupuk cair dari air cucian beras

pada D3P2 yaitu N(0,15%), P(303,19ppm), K(2432,60ppm), C organik(2,38%) dan rasio

C/N(15,83). Kandungan kimia terendah pada D0P2 yaitu N(0,08%), P(195,90ppm),

K(666,10ppm), C organik(1,03%) dan rasio C/N(12,86). Pada pupuk cair dari air teh

basi, kandungan kimia tertinggi pada D3P1 yaitu N(0,13%), P(276,37ppm),

K(2170,60ppm), C organik(2,11%) dan rasio C/N(16,20). Kandungan kimia terendah

terdapat pada D0P1 yaitu, N(0,09%), P(169,08ppm), K(626,80ppm), C organik(1,04%)

dan C/N ratio(11,59). Kualitas organoleptik menunjukkan bahwa pupuk cair dari air teh

basi berwarna coklat gelap, sedangkan pupuk cair dari air cucian beras berwarna coklat

tua. Kualitas pupuk cair berbahan dasar air cucian beras lebih baik daripada pupuk cair

dari air teh basi, meskipun masih sangat rendah dan belum memenuhi standar dalam

Peraturan Menteri Pertanian No.70/Permentan/SR.140/10/2011 tentang Persyaratan

Tekhnis Minimal Pupuk Organik Cair

Kata kunci: air teh basi, air cucian beras, molase, EM

Abstract

Stale tea water and rice washing water are household wastes containing many nutrients

which are beneficial to fertilize the soil. This research to find out the quality of chemical

contents and organoleptic of stale tea water and rice washing water with variation of

molases addition. This research used 2-Factor Completely Randomized Design. Factor

1: molases: 0% (D0), 2,5% (D1), 5% (D2),7,5% (D3). Factor 2: type of liquid fertilizer

substrate: stale tea water(P2),andrice washing water(P2). For the starter, each treatment

was added EM 10%. Research result revealed that the highest checimal contents for

liquid fertilizer from rice water on D3P2are N(0,15%), P(303,19ppm), K(2432,60ppm),

C organik(2,38%) and ratio of C/N(15,83). The lowest chemical contents on D0P2are

the content of N (0,08%), P (195,90ppm), K (666,10ppm), C organic(1,03%) and ratio

of C/N (12,86). The highest chemical contents of liquid fertilizer from stale tea water on

D3P1are N (0,13%), P (276,37ppm), K (2170,60ppm), C organik (2,11%) and ratio of

C/N (16,20). The lowest chemical contents on D0P1are N (0,09%), P (169,08ppm), K

(626,80ppm), C organic (1,04%) and ratio of C/N(11,59).Organoleptic quality shows

that liquid fertilizer from stale tea water has dark brown colour, while the liquid

fertilizer from rice washing water has deep brown colour. The quality of liquid fertilizer

from rice washing water is better than that from stale tea water although it remains in

low quality and has yet to meet the standard of Ministry Regulation Number

70/Permentan/SR.140/10/2011 concerning the Minimum Technical Requirement for

Liquid Organic Fertilizer.

Keywords: stale tea water, rice washing water, molases, EM.

Page 6: KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung banyak

2

1. PENDAHULUAN

Salah satu cara untuk menjaga kesuburan tanah adalah dengan melakukan pemupukan. Pemupukan

adalah pemberian bahan kepada tanah untuk memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah,

serta mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dengan tujuan mendapatkan produktivitas

pertanian yang maksimal.Pemupukan dengan pupuk organik, salah satunya yaitu dengan

menggunakan pupuk cair yang bisa dibuat dengan memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai

bahan bakunya.

Air sisa teh yang dibuang dapat menjadi limbah rumah tangga.Berdasarkan pengalaman di

lapangan air sisa teh dapat menyuburkan tanaman ketika dibuang di samping tanaman.Tanaman

yang disiram dengan air teh pertumbuhannya lebih baik dibandingkan dengan yang tidak diberi air

teh.Hal ini menunjukkan bahwa sebagai limbah rumah tangga, air teh dapat dimanfaatkan sebagai

pupuk bagi tanaman.Kandungan hara atau mineral air teh cukup beragam, baik unsur makro

maupun mikro (Nadya, 2008).Selain air teh basi, air cucian beras juga masih bisa dimanfaatkan.

Air cucian beras merupakan air sisa proses pencucian beras yang pada umumnya jarang

dimanfaatkan sehingga hanya dibuang. Air cucian beras mengandung unsur fosfor, 80% vitamin

B1, 70% vitamin B3 , 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe),

100% serat, dan asam lemak esensial (Anonim, 2011).Contoh pemanfaatannya untuk menyiram

tanaman dengan tujuan agar tanaman itu dapat tumbuh lebih cepat.

Disamping air teh basi dan air cucian beras, pembuatan pupuk cair ini juga menggunakan

bakteri EM-4 yang berperan dalam mempercepat fermentasi bahan organik sehingga unsur hara

yang terkandung akan terserap dan tersedia bagi tanaman (Hadisuwito, 2012),serta mengunakan

molase sebagai penyedia nutrisi bagi bakteri EM-4. Molase merupakan hasil samping dari

pembuatan gula tebu (Saccharum officinarum L). Molase ini berupa cairan kental dan diperoleh dari

tahap pemisahan kristal gula, sumber karbohidrat untuk merangsang pertumbuhan mikroorganisme

yang menguntungkan dan sebagai sumber energi bagi berbagai bentuk kehidupan mikroba yang

kaya akan biotin, asam pantotenat, tiamin, fosfor, dan sulfur. Selain itu juga mengandung gula yang

terdiri dari sukrosa 30-40%, glukosa 4-9%, dan fruktosa 5-12%. Penambahan molase ini karena

banyak mengandung nutrisi yang mendukung proses fermentasi sebagai penyedia mikroba untuk

mempercepat proses fermentasi pupuk (Hidayat dan Suhartini, 2006).

Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui kualitas pupuk cair berbahan dasar air teh basi dan air

cucian beras dengan variasi penambahan molase, meliputi kandungan kimia (N, P, K, C organik dan

rasio C/N) dan sifat organoleptiknya (warna, bau).

Page 7: KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung banyak

3

2. METODE

Pembuatan pupuk cair dilaksanakan di Green House Universitas Muhammadiyah

Surakarta.Sedangkan untuk melakukan uji kandungan kimiadi Laboratorium Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret.

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu faktor 1variasi penambahan molase: 2,5%, 5%, 7,5%. Faktor

2 bahan yang digunakan: air teh basi dan air cucian beras. Penelitian terdiri dari 8 perlakuan.

Bahan yang digunakan adalah air teh basi, air cucian beras, molase, EM4, air, H2SO4 pekat,

Asam borat NaOH pekat, Indikator Conway, HCl pekat, HNO3 pekat, Ammonium molibat, Reagen

1 (EDTA, tetrasodium salt) dan reagen 2 (Formaldehyde). Alat yang digunakan adalah gelas ukur

100ml, baskom, ember, botol air mineral, pengaduk kayu.labu Kjeldhal,unit Destilator, titrator,

neraca analitik, pengaduk manet (magnetic stirrer), pemanas listrik (Digestion apparatus),

spektrofotometer UV-Visible (SHIMADZU 1240), spektrofotometer DR 500 HACH.

Pembuatan pupuk cair organik diawali dengan mengumpulkan air teh basi dan air cucian

beras.Limbah yang terkumpul kemudian ditakar sebanyak 500ml pada botol aquades untuk masing-

masing perlakuan.Kemudian menambahkan molase untuk masing-masing perlakuan sebanyak

2,5%; 5%; 7,5% dan EM4 50ml pada pembuatan pupuk cair air teh basi maupun air cucian beras.

Tutup rapat dan diamkan selama 14 hari untuk fermentasinya.Proses fermentasi selesai ditandai

dengan adanya bintik-bintik putih pada pupuk cair. Pupuk yang sudah jadi kemudian diujikan

kandungan kimianya.

Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatifyaitu dengan dijelaskan secara

deskriptif untuk mendapatkan gambaran dan keterangan kualitas pupuk organik cair yang

dihasilkan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Uji Organoleptik

Hasil uji organoleptik pupuk cair yang dihasilkan pada D0P1 berwarna coklat, baunya agak

menyengat. D1P1, D2P1, dan D3P1 berwarna coklat gelap dan berbau harum. D0P2 berwarna putih

susu baunya agak menyengat. D1P2 berwarna coklat muda berbau harum, D2P2 dan D3P3 berwarna

coklat tua dan berbau harum.

Warna dan bau yang dihasilkan dipengaruhi adanya penambahan molase dan EM4 pada

proses fermentasi. Molase digunakan sebagai sumber bahan makanan bagi bakteri selama proses

fermentasi berlangsung. Bakteri akan menggunakan sumber karbohidrat sebagai sumber

makanannya. Ketika sumber karbohidrat di dalam medium telah habis terpakai, maka bakteri

beralih menggunakan sumber nitrogen.Penambahan karbohidrat seperti tetes tebu ini dimaksudkan

Page 8: KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung banyak

4

untuk mempercepat terbentuknya asam laktat serta menyediakan sumber energi yang cepat tersedia

bagi bakteri (Sutardi, 1981).

3.2 Kandungan Kimia Pupuk Organik Cair

Tabel 1. Hasil Analisis Uji Organoleptik

Perlakuan Penilaian C.Org

(%)

N

(%)

P

(ppm)

K

(ppm)

C/N

ratio Warna Bau

D0P1* Coklat

Agak menyengat 1,04 0,09 169,08 626,80 11,59

D1 P1 Coklat gelap Harum 1,59 0,10 186,96 797,10 15,87

D2 P1 Coklat gelap Harum 1,72 0,12 258,49 980,50 14,34

D3 P1 ** Coklat gelap Harum 2,11 0,13 276,37 2170,60 16,20

D0 P2***

Putih susu

Agak menyengat 1,03 0,08 195,90 666,10 12,86

D1 P2 Coklat muda Harum 1,76 0,12 267,43 980,50 14,66

D2 P2 Coklat tua Harum 1,85 0,14 303,19 2196,80 13,22

D3 P2****

Coklat tua Harum 2,38 0,15 303,19 2432,60 15,83

Hasil penelitian menunjukkan kandungan kimia terendah pada pupuk cair dari air teh basi

terdapat pada D0P1. Kandungan kimia tertinggi pada D3P1.Untuk pupuk cair dari air cucian beras

kandungan kimia terendah terdapat pada D0P2.Kandungan kimia tertinggi terdapat pada D3P2.

Semua kandungan kimia N, P, K, C organik dan C/N ratio mengalami kenaikan meskipun hanya

sedikit. Hal ini seiring dengan penambahan molase dan EM4 pada masing-masing perlakuan,

semakin banyak molase yang ditambahkan akan mempengaruhi tingginya persentase kandungan

kimianya.

Kandungan unsur hara kimia pupuk cair dari air cucian beras lebih tinggi daripada pupuk

cair dari air teh basi meskipun masih sangat rendah dan belum memenuhi standar dalam Peraturan

Mentri Pertanian No.70/Permentan/SR.140/10/2011 tentang Persyaratan Tekhnis Minimal Pupuk

Organik Cair.

Unsur nitrogen merupakan salah satu unsur penyusun protein sebagai pembentuk jaringan

dalam makhluk hidup, dan di dalam tanah unsur nitrogen sangat menentukan pertumbuhan tanaman

(Sutanto, 2002).Nitrogen memegang peranan penting dalam penyusunan klorofil yang menjadikan

tanaman berwarna hijau (Samekto, 2008).

Kadar nitrogen paling rendah yaitu 0,09% untuk pupuk cair dari air teh basi (D0P1) dan

0,08% untuk pupuk cair dari air cucian beras (D0P2), hal ini memungkinkan karena pada kedua

perlakuan tidak ada penambahan molase dan EM4. Sebaliknya kadar nitrogen paling tinggi yaitu

0,013% untuk pupuk cair dari air teh basi (D3P1), dan 0,15% untuk pupuk cair dari air cucian beras

(D3P2), hal ini memungkinkan karena pada kedua perlakuan ada penambahan molase sebanyak

7,5% dan EM4 50 ml.

Page 9: KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung banyak

5

Hal ini disebabkan oleh jumlah EM4 yang diberikan menyebabkan peningkatan aktivitas

mikroorganisme dalam merombak bahan organik sehingga kandungan nitrogen akan bertambah

seiring dengan penambahan EM4. Hal ini didukung dengan pernyataan Dardjat (2008),

bahwasemakin banyak kandungan bakteri maka kandungan nitrogen akan meningkat pula.

Unsur karbon berperan penting pada tanaman yaitu sebagai pembangun bahan organik,

karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik.Selain itu karbon juga

diperlukan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi (Sutanto, 2002).

Kandungan C organik terendah yaitu sebesar 1,04% untuk pupuk cair dari teh basi (D0P1)

dan 1,04% untuk pupuk cair dari air cucian beras (D0P2), dimana kedua perlakuan tersebut tidak

menggunakan molase dan EM4 dalam proses fermentasinya. Sehingga mikroorganisme yang ada

hanya menggunakan karbon dari medium sebagai nutrisinya selama fermentasi. Sedangkan

kandungan C organik tertinggi yaitu sebesar 2,11% untuk pupuk cair dari air teh basi (D3P1) dan

2,38% untuk pupuk cair dari air cucian beras (D3P2) dimana kedua perlakuan menggunakan molase

7,5% dan EM4 50 ml dalam proses fermentasinya.

Selain dari bahan baku pupuk cair yang digunakan sudah mengandung C organik cukup

tinggi, penambahan konsentrasi molase juga berpengaruh terhadap kandungan C organik, semakin

banyak dosis yang ditambahkan kandungan C organik meningkat seperti pada perlakuan D3P1

danD3P2 yang menggunakan molase sebanyak 7,5%. Sebagaimana pernyataan Hidayat dan

Suhartini (2006), tetes tebu atau molase digunakan secara luas sebagai sumber karbon untuk

fermentasi anaerobik, pengolahan limbah aerobik.Molase sebagai sumber nutrisi bagi EM4, dimana

mikroorganisme memecah senyawa C sebagai sumber energi selama proses fermentasi yang

digunakan ketika ketersediaan karbon atau karbohidrat dalam medium (air teh basi dan air cucian

beras) telah habis, (Eklind et al 2007).

Rasio C/N adalah perbandingan kadar karbon (C) dan kadar nitrogen (N) dalam suatu bahan.

Jumlah rasio C/N dapat digunakan sebagai indikator proses fermentasi yaitu jika jumlah

perbandingan antara karbon dan nitrogen masih berkisar antara 20% sampai 30% maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa pupuk yang difermentasi sudah bisa untuk digunakan. Perbedaan

kandungan C dan N tersebut akan menentukan kelangsungan proses fermentasi pupuk cair yang

pada akhirnya mempengaruhi kualitas pupuk cair yang dihasilkan (Pancapalaga, 2011).

Rasio C/N terendah yaitu 11,59 pada pupuk cair dari air teh basi (D0P1) dan 12,86 pada

pupuk cair dari air cucian beras(D0P2) dimana kedua perlakuan tersebut tidak ada penambahan

molase dalam proses fermentasinya. Sedangkan rasio C/N tertinggi yaitu 16,20 pada pupuk cair dari

air teh basi (D0P1) dan 15,83 pada pupuk cair dari air cucian beras (D0P2) dimana kedua perlakuan

menggunakan molase 7,5% dan EM4 50 ml dalam proses fermentasinya.

Page 10: KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung banyak

6

Penambahan dosis molase dan penambahan EM4 berpengaruh terhadap rasio C/N,

mikroorganisme akan mengikat nitrogen tergantung pada ketersediaan karbon. Jika ketersediaan

karbon terbatas (rasio C/N rendah), sumber energi yang digunakan mikroorganisme untuk mengikat

nitrogen bebas tidak cukup dan kompos yang dihasilkan kualitasnya rendah.Jika ketersediaan

karbon berlebih (rasio C/N terlalu tinggi) dan jumlah nitrogennya terbatas, maka hal ini

menyebabkan laju fermentasi berjalan lambat, (Sutanto 2002). Semakin tinggi C/N bahan proses

fermentasi semakin lama. Pupuk organik yang mempunyai rasio C/N tinggi akan sulit dirombak,

nilai rasio C/N yang ideal untuk pupuk organik adalah 10-20, (Setyorini dan Anwar 2006).

Sedangkan menurut Syaifrudin (2007), rasio C/N mengalami penurunan hingga mencapai rasio C/N

tanah (10-12) terjadi karena penurunan kadar nitrogen dan karbon selama proses fermentasi.

Pada penelitian ini rasio C/N pupuk cair dari air teh basi maupun air cucian beras

menunjukkan hasil yang hampir sama, mendekati C/N tanah (<20), sehingga pupuk atau bahan

organik tersebut dapat digunakan atau diserap tanaman. Idealnya C/N bahan sedikit lebih rendah

dibanding C/N tanah, (Murbondo, 2004).

Adapun grafik kandungan Nitrogen, C organik dan C/N ratio dari pupuk cair berbahan dasar

air teh basi dan air cucian beras dengan variasi penambahan konsentrasi molase yaitu sebagai

berikut;

Gambar 1. Grafik Kandungan Nitrogen, C organik dan C/N ratio pada Pupuk Cair Berbahan

Dasar Air Teh Basi dan Air Cucian Beras

Kandungan fosfor berkaitan dengan kandungan nitrogen dalam substrat, semakin besar

nitrogen yang dikandung maka multiplikasi mikroorganisme yang merombak fosfor akan

meningkat, sehingga kandungan fosfor dalam pupuk cair juga meningkat, (Stofella dan Khan,

2001).

Kandungan fosfor terendah yaitu 0,016908% untuk pupuk cair dari air teh basi (D0P1) dan

0,019590% untuk pupuk cair dari air cucian beras (D0P2) yang keduanya tidak ada penambahan

molase dan EM4. Sebaliknya kandungan fosfor tertinggi yaitu 0,027637% untuk pupuk cair dari air

1,04 1,59 1,72 2,11 1,03

1,76 1,85 2,38

0,09 0,10 0,12 0,13 0,08 0,12 0,14 0,15

11,59

15,87 14,34

16,20

12,86

14,66 13,22

15,83

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

DOP1 DoP2 D1P1 D1P2 D2P1 D2P2 D3P1 D3P2

per

sen

tase

%

perlakuan

C.Org

Page 11: KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung banyak

7

teh basi (D3P1) dan 0,030319% untuk pupuk cair dari air cucian beras (D3P2) yang keduanya

menggunakan penambahan molase 7,5% dan EM4 50ml. Fosfor pada pupuk cair dari air cucian

beras lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk cair dari air teh basi. Karena dalam substrat fosfor

lebih banyak ditemukan pada air cucian beras.Hal tersebut sependapat dengan Aswatawan (2004)

penyiraman dengan air cucian beras dapat meningkatkan kesuburan tanah serta membantu

pertumbuhan tanaman.Kandungan dari zat-zat yang terlarut dalam air leri adalah fosfor.

Penambahan EM4 juga mempengaruhikadarfosfor, semakin tinggi konsentrasi EM4, kadar

fosfor semakin meningkat pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan Amanillah (2011), bahwa

peningkatan kadarfosfor diduga dampak dari aktivitas Lactobacilus sp. yang mengubah glukosa

pada limbah menjadi asam laktat, sehingga lingkungan menjadi asam yang menyebabkan phospat

akan larut dalam asam organik yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut.

Kalium diserap dalam bentuk K+.Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian

tanaman yang banyak mengandung protein, dibutuhkan utuk mengatur mekanisme fotosintesis,

pembukaan stomata dan pasokan karbondioksida. Pada tanaman yang kekurangan unsur kalium

akan menyebabkan daun berwarna kuning, tidak tahan kering dan mudah diserang penyakit.

Kandungan kalium terendah yaitu 0,06% untuk pupuk cair dari air teh basi dan 0,066610%

untuk pupuk cair dari air cucian beras yang keduanya tanpa ada penambahan molase dan EM4.

Sebaliknya kandungan fosfor tertinggi yaitu 0,217060% untuk pupuk cair dari air teh basi dan

0,243260% untuk pupuk cair dari air cucian beras yang keduanya menggunakan penambahan

molase 7,5% dan EM4 50ml. Namun demikian kandungan kalium pada pupuk cair dari air cucian

beras lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk cair dari air teh basi.

Kalium digunakan oleh mikroorganisme dalam bahan substrat sebagai katalisator, dengan

kehadiran bakteri dan aktivitasnya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kandungan

kalium. Kalium diikat dan disimpan dalam sel oleh bakteri dan jamur, jika didegradasi kembali

maka kalium akan menjadi tersedia kembali, (Yuli. A.H., dkk, 2011). Kalium akan meningkat

seiring dengan semakin berkembangnya jumlah bakteri yang ada dalam bahan pembuat pupuk

pupuk cair, (Amanillah 2011).

Adapun grafik kandungan Fosfor dan Kalium dari pupuk cair berbahan dasar air teh basi dan

air cucian beras dengan variasi penambahan molase yaitu sebagai berikut;

Page 12: KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung banyak

8

Gambar 2. Grafik Kandungan Fosfor dan Kalium Pupuk Cair Berbahan Dasar Air Teh Basi

dan Air Cucian Beras

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kualitas pupuk cair berbahan dasar air cucian beras lebih baik daripada pupuk cair berbahan dasar

air teh basi, meskipun masih sangat rendah dan belum memenuhi standar dalam Peraturan Mentri

Pertanian No.70/Permentan/SR.140/10/2011 tentang Persyaratan Tekhnis Minimal Pupuk Organik

Cair.

4.2 Saran

Perlu dilakukan lagi pengujian unsur hara kimia (N, P, K) pada pupuk cair dari air teh basi dan air

cucian beras dengan variasi penambahan molase yang lebih tinggi dan proses fermentasi lebih lama.

Perlu dilakukan lagi pengujian unsur hara kimia pada pupuk cair air teh basi dan air cucian beras

dengan volume substrat yang lebih banyak dan dilakukan penambahan variasi konsentrasi EM4

yang lebih tinggi agar kualitas unsur hara yang dihasilkan lebih bagus.Materi ini dapat digunakan

untuk pengayaan di kurikulum SMA kelas X yaitu tentang limbah dan daur ulang limbah.

DAFTAR PUSTAKA

Amanillah, Z. 2011. Pengaruh Konsentrasi EM4 pada Fermentasi Urin Sapi Terhadap Konsentrasi

N, P, K. Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Malang: Universitas

Brawijaya.

Anonim.2011. Cara Praktis Membuat Kompos. Jakarta: PT. Agromedia Pusaka.

Aswatawan, Made. 2004. Air Cucian Beras. http://www.scribd.com/doc/25950862/seminar-kimia.

(diakses tanggal 05 September 2010)

Darjat, K. 2008. Tekhnologi Kompos. http://www.lembahpinus.com. (diakses tanggal 3 Februari

2014)

169,08 186,96 258,49 276,37 195,9 267,43 203,19 303,19

626,08 797,1

980,5

2170,6

666,1

980,5

2196,8 2432,6

0

500

1000

1500

2000

2500

DOP1 DoP2 D1P1 D1P2 D2P1 D2P2 D3P1 D3P2

kad

ar

pp

m

perlakuan

P

K

Page 13: KUALITAS PUPUK CAIR BERBAHAN DASAR AIR TEH BASI …eprints.ums.ac.id/73422/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfAir teh basi dan air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang mengandung banyak

9

Djariyah, N.M., dan A.S. Djariyah. 2001. Budi Daya Jamur Tiram: Pengendalian Hama Penyakit.

Jogjakarta: Penerbit Kanisus

Eklind, Y., C. Sundberg, S. Smars, K. Steger, I. Sundh, H. Kirchmann, dan H. Jonsson. 2007.

Carbon Turnover and Ammonia Emissions During Composting of Biowaste at Difference

Temperatures. Journal of Environtment Quality 36(5): 1512-1520.

Hadisuwito, Sukamto. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Hidayat, N.M.C. dan Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri. Jakarta: Andi

Murbandono, L.H.S. 2000.Membuat Kompos. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nadya. 2008. Air Teh Basi dan Air Bekas Cucian Beras. http://www.Bluefame.com. Diakses 18

November 2008.

Pancapalaga, W. 2011. Pengaruh Rasio Penggunaan Limbah Ternak dan Hijauan terhadap

Kualitas Pupuk Cair. Gamma 7(1). Hal 61-68.

Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011 PembenahanTentang Pupuk Organik Pupuk

Hayati dan Tanah.

Samekto ,R. 2008. Pemupukan . Yokyakarta: PT.Aji Cipta Pratama.

Setyorini, D.R. Saraswati, dan E.A. Anwar. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor: Balai

Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.

Stofella, P.J. dan Brian A. Khan, 2001.Compost Utilization in Holticultural Cropping Systems.

USA: Lewis Publishers.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.

Sutardi, T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya.Departemen Ilmu Makanan Ternak.

Bogor: Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Syaifrudin, B. Z. 2007. Pengomposan Limbah Teh Hitam dengan Penambahan Kotoran Kambing

pada Variasi yang Berbeda dengan Menggunakan Starter EM4 (Effective Microorganism-

4). Jurnal Teknik 28(2):125-131.

Yuli A.H. et al. 2011. Kualitas Pupuk Cair Hasil Pengolahan Feses Sapi Potong Menggunakan

Saccharomyces cereviceae. Jurnal Ilmu Ternak Vol.11, No.2.