Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2227/4/BAB III.pdf · 32 3.1.1...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2227/4/BAB III.pdf · 32 3.1.1...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
31
BAB III
ANALISIS DATA PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum Data Primer
Dari topik permasalahan yang diteliti oleh penulis pada pembuatan tugas akhir ini,
penulis melakukan wawancara dengan narasumber yang merupakan salah seorang
dokter spesialis jantung anak yang menangani kasus penyakit Kawasaki.
Wawancara ini dilakukan untuk lebih memahami bahaya dari penyakit Kawasaki
yang menyerang balita. Penulis menyebarkan kuisioner online kepada para
orangtua, terutama ibu-ibu, untuk menanyakan pengertian mereka mengenai
penyakit Kawasaki dan bahaya dari penyakit tersebut terhadap anak-anak. Selain
itu, penulis juga menanyakan tentang jenis media apa yang lebih dinikmati oleh
target audiens.
Kurangnya pengetahuan orang tua akan penyakit Kawasaki ini membuat
banyak orang tua yang tidak mengetahui dampak bahaya dari penyakit Kawasaki
ini. Hal ini juga dikarenakan penyakit Kawasaki ini memiliki gejala yang hampir
mirip dengan penyakit lainnya seperti campak. Namun, kenyataannya penyakit
Kawasaki ini lebih berbahaya dari penyakit campak dikarenakan komplikasinya
yang berat yaitu pembuluh darah jantung. Kali ini penulis akan
mengkampanyekan bahaya dari penyakit Kawasaki ini sekaligus
mensosialisasikan tentang penyakit Kawasaki ini untuk orang tua.
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
32
3.1.1 Kawasaki Center
Penulis menggandeng Omni Hospitals sebagai sponsor dalam kampanye sosial
yang dilakukan oleh penulis sebagai Tugas Akhir karena Omni Hospitals
memiliki Kawasaki Center yang merupakan satu-satunya pelayanan dan pusat
informasi terlengkap mengenai penyakit Kawasaki di Indonesia. Omni Hospitals
memiliki alat Echo Cardiography khusus untuk pemeriksaan jantung anak. Selain
itu, Dr. dr. Najib Advani, Sp.A(K)., Mmed (Paed)., selaku dokter spesialis anak
dan ahli jantung anak terdapat di Kawasaki Center Omni Hospitals.
Gambar 3.1 Logo Omni Hospitals
(Sumber : Data Perusahaan)
3.1.2 Wawancara
Penulis menggunakan metode wawancara untuk melengkapi data-data yang
dibutuhkan melalui narasumber terpercaya yang memahami tentang penyakit
Kawasaki dan dampak bahaya dari penyakit Kawasaki ini. Penulis melakukan
wawancara dengan seorang dokter spesialis jantung anak yang juga baru
menangani penyakit Kawasaki ini selama 15 tahun. Narasumber penulis adalah
Dr. dr. Najib Advani, SpA(K)., MMed (Paed), selaku dokter spesialis anak dan
ahli jantung anak.
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
33
3.1.2.1 Wawancara dengan Dr. dr. Najib Advani, SpA(K)., MMed (Paed).
Penulis melakukan wawancara dengan Dr. dr. Najib Advani, SpA(K).,
MMed(Paed)., yang dilakukan pada tanggal 31 Maret 2015 dan pada tanggal 8
April 2015 untuk lebih mengetahui lebih dalam mengenai penyakit Kawasaki.
Wawancara ini dilakukan di kediaman beliau di BSD pada waktu praktek. Beliau
menjelaskan lebih lanjut mengenai penyakit Kawasaki ini melalui pertanyaan
yang saya ajukan kepada beliau.
Dr. dr. Najib Advani, SpA(K)., MMed(Paed)., mengatakan bahwa
penyakit Kawasaki merupakan penyakit demam akut. Beliau menjelaskan banyak
kasus Penyakit Kawasaki (PK) yang tidak atau terlambat terdiagnosis di Indonesia
padahal kasus penyakit Kawasaki di Indonesia diperkirakan mencapai 5000 kasus
per tahunnya. Namun, kurang lebih hanya 100 sampai 200 kasus yang baru
ditangani oleh beliau sejauh ini per tahunnya. Menurut beliau, hal yang paling
ditakuti dari penyakit yang terutama menyerang balita ini adalah komplikasi ke
pembuluh darah jantung, yakni pelebaran abnormal pada pembuluh nadi yang
dikarenakan kondisi dinding pembuluh darah yang lemah (pada hampir 40%
kasus yang tidak diobati). Selanjutnya dapat terjadi penyempitan pembuluh
koroner sehingga aliran darah ke otot jantung akan tersumbat. Akibatnya otot
jantung kurang sirkulasi darah sehingga terjadi kematian otot jantung yang
menjadikan terkenanya serangan jantung.
Dr. dr. Najib Advani, SpA(K)., MMed(Paed)., menjelaskan bahwa ada
ciri-ciri atau gejala dari penyakit Kawasaki ini yaitu demam minimal 5 hari dan
bisa mencapai 41 derajat celcius. Kemudian sekitar 2-3 hari setelah demam, mulai
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
34
muncul ruam di sekitar badan dan sering terasa gatal. Selain itu, mata merah dan
sembap dan tidak disertai dengan belekan. Gejala lainnya adalah kelainan pada
bibir dan rongga mulut ; lidah “stroberi”, rongga mulut merah, bibir merah dan
pecah. Lalu ada juga kelainan pada tangan dan kaki yaitu memerah dan
mengalami pembengkakan, disertai kulit terlupas di ujung jari. Yang terakhir
adalah membesarnya kelenjar getah bening yang berukuran lebih dari 1.5 cm.
Diagnosis penyakit Kawasaki dapat ditentukan jika ditemukan gejala demam
ditambah empat dari lima kriteria lainnya. Diagnosis dini disertai pengobatan
yang cepat dan tepat dapat mencegah dan mengurangi secara bermakna
komplikasi jantung. Penyakit Kawasaki dibagi atas tiga fase, yakni fase akut yang
berlangsung selama 0-10 hari, subakut yang berlangsung dari hari ke-11 sampai
dengan hari ke-25, dan fase kanvalesen yang berlangsung lebih dari hari ke-25.
Pengobatan yang dapat dilakukan oleh penderita Kawasaki menurut dr.
Najib Advani ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu yang pertama
adalah semua pasien dengan penyakit Kawasaki harus dirawat inap dan
melakukan ekokardiografi (oleh kardiolog anak). Kemudian pasien harus
diberikan immunoglobulin 2 gram per kilogram berat badan selama 10-12 jam dan
tetap diberikan pada hari kelima sampai hari ketujuh. Tetapi jika demam tetap
berlanjut atau adanya pelebaran pembuluh darah koroner disertai peningkatan
LED (laju endap darah) atau CRP (untuk mengukur kadar radang) masih tinggi,
maka immunoglobulin mungkin masih perlu diberikan. Selain itu, pasien juga
diberikan asam asetil salisilat sebanyak 80-100 miligram per kilogram berat
badannya per hari (dibagi 4 dosis) sampai 2-3 hari setelah demam reda untuk
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
35
mencegah kerusakan jantung dan sumbatan pembuluh koroner. Jika tidak ada
komplikasi, maka pasien dapat dipulangkan dalam beberapa hari. Namun, pada
pasien dengan pelebaran pembuluh darah koroner berat, pasien perlu diberi
antikoagulan (anti pembekuan darah) selain asam asetil salisilat, serta tindakan
bedah pintas koroner akan dipertimbangkan pada kasus penyempitan koroner
yang berat. Imunisasi campak dan varisela ditunda minimal 11 bulan setelah
pemberian immunoglobulin.
Menurut dr. Najib yang telah mendalami penyakit Kawasaki selama 15
tahun, ada beberapa masalah diagnosis yang sering dijumpai pasien dalam
beberapa kasus penyakit Kawasaki, seperti penyakit Kawasaki yang terdiagnosis
sebagai campak atau rubella (campak jerman). Selain itu dengan adanya gejala
demam yang disertai dengan pembengkakan getah bening leher pada satu sisi,
biasanya pasien akan didiagnosis gondong atau radang kelenjar getah bening.
Kemudian biasanya penderita akan diberikan obat, lalu setelah dapat obat akan
muncul ruam kemerahan pada kulit dan bibir yang kemudian disangka sebagai
reaksi obat. Kesalahan diagnosis yang ketiga adalah ditemukannya sel darah putih
pada anak dengan demam dan ruam akan didiagnosis sebagai infeksi saluran
kemih. Kesalahan diagnosis yang keempat adalah anak dengan demam, ruam, dan
peningkatan kadar bilirirubin (pigmen kuning) dan enzim transaminase (enzim
hati) didiagnosis sebagai hepatitis. Terkadang anak dengan demam, ruam, dan
nyeri perut hebat akan disangka sebagai akut abdomen. Selain itu, bayi dengan
demam dan ruam yang disertai peningkatan cairan serebrospinal (cairan otak)
didiagnosis sebagai meningitis viral (radang selaput otak).
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
36
Dr. Najib mengatakan setelah mendiagnosa pasien terkena penyakit
Kawasaki, orangtua dari pasien sebagian akan menyangkal bahwa anaknya
terkena Kawasaki karena biasanya mereka tidak akan percaya. Walau masih
sedikit yang mengetahui tentang penyakit Kawasaki ini, dr. Najib juga sudah
mensosialisasikan penyakit Kawasaki ini melalui seminar, brosur yang diberikan
kepada dokter, TV, radio, koran, majalah, internet, menjadi pembicara ke sekolah,
maupun melalui twitter dengan modalnya sendiri dan tidak meminta bayaran jika
beliau menjadi pembicara di TV, radio, ataupun jika diwawancara oleh media.
Penyakit Kawasaki merupakan jenis penyakit yang langka dan
membutuhkan biaya yang sangat besar untuk pengobatannya. Pengobatan yang
mahal ini tentu menjadi kendala. Harga satu gram untuk immunoglobulin berkisar
Rp1.000.000,-. Sedangkan pasien penyakit Kawasaki (PK) membutuhkan
immunoglobulin sebanyak 2 gram per kilogram berat badannya. Sebagai contoh,
anak yang memiliki berat badan 10 kg akan membutuhkan 20 gram dengan
kisaran biaya Rp20.000.000,-. Namun, sebagai dokter, dr. Najib mengatakan jika
ada yang tidak mampu dan anaknya terkena penyakit Kawasaki, maka dr. Najib
tidak akan mengenakan biaya jasa dokter. Akan tetapi, untuk pengobatannya, dr.
Najib menyarankan agar orang tua pasien mencari donatur untuk mengobati
anaknya. Obat yang diberikan kepada pasien ini mahal dikarenakan obat ini
impor.
Dari pengobatan yang telah disebutkan di atas menunjukkan bahwa
penyakit Kawasaki ini merupakan penyakit yang mahal dan bisa terjadi pada siapa
saja tanpa memandang kelas sosial. Penyakit Kawasaki ini tidak dapat dicegah
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
37
karena penyakit ini belum diketahui penyebabnya dan menyerang balita dengan
perbandingan anak laki-laki lebih banyak 3:2 daripada perempuan. Penderita
penyakit Kawasaki dapat disembuhkan dengan pengobatan yang biayanya cukup
mahal. Walaupun demikian, komplikasi bahaya dari penyakit Kawasaki ini yang
mengenai koroner jantung dan dapat menyebabkan kematian pun bisa dihindari.
3.1.2.2 Kesimpulan Wawancara
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh Dr. dr. Najib Advani, SpA(K).,
MMed(Paed)., selaku narasumber, penulis menyimpulkan bahwa penyakit
Kawasaki adalah suatu penyakit dengan kumpulan gejala seperti demam, kedua
mata merah tanpa mengeluarkan cairan atau belekan, bintik-bintik merah pada
badan, bibir merah dan pecah-pecah yang disertai dengan lidah “stroberi”, kaki
dan tangan merah-merah yang disertai dengan pengelupasan kulit di ujung jari,
dan bengkaknya kelenjar getah bening lebih dari 1.5 cm pada satu sisi leher.
Penyakit Kawasaki ini menyerang anak dibawah usia 5 tahun. Yang paling
berbahaya dari penyakit Kawasaki ini adalah komplikasi ke koroner jantung dan
dapat menyebabkan kematian.
Penyakit Kawasaki masih kurang diketahui oleh banyak masyarakat,
khususnya para orang tua, yang dibuktikan dengan masih rendahnya pengetahuan
mengenai penyakit Kawasaki. Penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang
memiliki gejala yang dapat membuat beberapa kesalahan diagnosa seperti
campak, gondong, alergi obat, dan lain-lain. Kesalahan diagnosa ini dapat dicegah
jika para orang tua sudah mengenal gejala dari penyakit Kawasaki sehingga orang
tua juga tidak menganggap remeh penyakit Kawasaki ini.
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
38
Pengobatan yang mahal dalam menangani penyakit Kawasaki memang
menjadi kendala dalam mencegahnya. Namun, dari hasil wawancara dengan
narasumber, bagi yang kurang mampu dapat mencari donatur untuk melakukan
pengobatan. Selain itu, obat yang diberikan pun bukan obat impor, melainkan
generiknya.
3.1.3 Kuisioner
Penulis menyebarkan kuisioner online dan mendapatkan responden
sebanyak 312 orang. Penyebaran kuisioner ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Kawasaki dan bahaya
dari penyakit ini. Kuisioner diawali dengan pertanyaan umum mengenai apa yang
terlintas oleh responden begitu mendengar kata “Kawasaki” dan pengetahuan
responden terhadap penyakit Kawasaki beserta dampak bahayanya. Berikut hasil
jawaban dari responden.
a. Jenis Kelamin
Diagram 3.1 Jenis Kelamin Responden
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
39
b. Usia
Diagram 3.2. Usia Responden
c. Jenis Pekerjaan
Diagram 3.3 Jenis Pekerjaan Responden
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
40
d. Apakah Anda pernah mendengar atau mengetahui kata “Kawasaki”?
Diagram 3.4 Pernah Mendengar Kata Kawasaki
e. Yang muncul pertama kali di pikiran begitu mendengar kata
“Kawasaki”
Diagram 3.5. Yang Muncul Pertama Mendengar Kata Kawasaki
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
41
Dari hasil kuisioner menyatakan bahwa 58% dari responden yang mengetahui
Kawasaki sebagai merk motor, 19% dari responden mengetahui Kawasaki sebagai
penyakit, dan 23% dari responden tidak mengetahui.
f. Apakah mengetahui penyakit Kawasaki sebelum melihat survey ini ?
Diagram 3.6 Mengetahui atau Tidak Tentang Kawasaki
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
42
g. Penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang seperti apa ?
Diagram 3.7 Kategori Penyakit Kawasaki
Dari hasil kuisioner menyatakan bahwa 53% responden mengetahui bahwa
penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang berbahaya. Sedangkan 41%
responden hanya menganggap penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang
cukup berbahaya saja. 6% dari responden menganggap penyakit Kawasaki
merupakan penyakit ringan dan tidak berbahaya.
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
43
h. Darimanakah mengetahui tentang penyakit Kawasaki?
Diagram 3.8 Media yang Digunakan oleh Responden
Dari hasil kuisioner menyatakan bahwa sebagian masyarakat mengetahui penyakit
Kawasaki dari media sosial. Sedangkan sebagian lagi masih belum mengetahui
tentang penyakit Kawasaki.
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
44
Diagram 3.9 Pengetahuan Responden tentang Gejala Penyakit Kawasaki
Dari hasil kuisioner menyatakan bahwa ciri-ciri atau gejala dari penyakit
Kawasaki yang responden paling banyak ketahui dan benar adalah demam
minimal 5 hari sebanyak 55% dan gejala bibir kering, merah, dan pecah-pecah,
serta lidah “stroberi” sebanyak 74%.
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
45
j. Apakah Anda mengetahui dampak dari penyakit Kawasaki?
Diagram 3.10 Dampak Penyakit Kawasaki
Dari hasil kuisioner menyatakan bahwa responden sebagian besar mengetahui apa
itu penyakit Kawasaki, namun tidak mengetahui dampak atau akibat dari penyakit
Kawasaki ini. Sebanyak 93% dari responden mengatakan tidak mengetahui
dampaknya.
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
46
k. Dalam mendapatkan informasi mengenai penyakit Kawasaki ini,
bentuk visual yang lebih diminati ?
Diagram 3.11 Bentuk Visual yang Diminati Responden
Hasil survei ini membantu penulis untuk menentukan bentuk visual apa yang
paling diminati oleh para target audiens dalam menyampaikan sosialisasi
mengenai penyakit Kawasaki dengan tepat. 53% dari responden memilih fotografi
sebagai bentuk visual yang paling diminati.
3.1.3.1. Kesimpulan Kuisioner
Dari hasil kuisioner menyatakan bahwa responden pernah mendengar kata
“Kawasaki”. Namun yang terlintas pertama di pikiran mereka adalah motor atau
salah satu merk kendaraan bermotor di Indonesia. Sebagian besar dari responden
mengatakan bahwa bagi mereka penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang
berbahaya. Akan tetapi mereka kurang mengetahui ciri-ciri atau gejala-gejala dari
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
47
penyakit Kawasaki. Mereka hanya mengetahui gejala demam minimal 5 hari dan
bibir kering, merah, pecah-pecah dan lidah “storberi”. Dari 312 responden yang
telah mengisi kuisioner penulis, mereka mengetahui penyakit Kawasaki ini dari
media sosial, tetapi mereka tidak mengetahui dampak bahaya dari penyakit ini.
Inilah yang membuat penulis ingin mensosialisasikan tentang penyakit Kawasaki
dan dampak bahaya dari penyakit ini karena hal yang paling berbahaya dari
keterlambatan penanganan penyakit Kawasaki adalah komplikasi jantung yang
dapat menyebabkan kematian. Dan hanya sedikit orang tua yang mengetahui
tentang dampak penyakit Kawasaki.
3.2. Mind Mapping
Penulis melakukan proses mindmapping terlebih dahulu untuk lebih menjabarkan
topik utama yang dibahas oleh penulis yaitu penyakit Kawasaki (PK). Penulis
juga menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan penyakit Kawasaki, seperti
gejala atau ciri-ciri dari penyakit Kawasaki, dampak bahaya, dan pengobatan
untuk penderita penyakit Kawasaki. Selain itu, penulis juga mengambil
kesimpulan dari hasil wawancara dan kuisioner untuk melengkapi landasan dasar
penulis yang berhubungan dengan penyakit Kawasaki. Berikut proses
mindmapping yang penulis lakukan.
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
48
Gambar 3.2 Mind Mapping
3.3. Analisis Data
Dari semua hasil sumber data yang telah penulis lakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa memang masih banyak orang tua yang belum benar-benar
mengetahui akan dampak bahaya dari penyakit Kawasaki. Dari hasil wawancara
dan kuisioner menunjukkan bahwa orang tua masih kurang tanggap dengan gejala
penyakit Kawasaki ini. Kurang tanggapnya orang tua akan penyakit Kawasaki ini
membuat anak-anak penderita penyakit Kawasaki ini sering kali mengalami
kesalahan diagnosa yang memiliki gejala yang hampir sama dengan penyakit
Kawsaki. Orang tua merasa penyakit Kawasaki ini adalah penyakit yang
berbahaya, namun masih banyak orang tua yang belum menyadari bahaya seperti
apa yang akan menimpa anak mereka yang terkena penyakit Kawasaki.
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
49
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, dampak bahaya dari penyakit
Kawasaki adalah komplikasi ke jantung yang dapat menyebabkan kematian.
Tentunya hal ini dapat dicegah jika mendapat penanganan yang benar dan tidak
terlambat. Walaupun biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit, namun lebih baik
cepat dilakukan penanganan daripada sudah terlambat kena ke komplikasi jantung
dan meninggal. Bagi yang tidak mampu, ada solusi untuk masalah keuangan,
yaitu dengan mencari donatur dan akan mendapatkan obat yang generik.
3.4. Studi Existing
Gambar 3.3 Kampanye Stroke
(Sumber: http://www.drpamelaross.com/wp-content/uploads/2013/04/StrokeActFAST.png)
Penulis menggunakan gambar ini sebagai referensi penulis dalam merancang
kampanye sosial bahaya penyakit Kawasaki. Desain referensi ini menggunakan
visual nyata berupa fotografi sehingga orang awam atau target audiens
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
50
menunjukkan rasa lebih aware dan rasa takut terhadap gejala penyakitnya. Foto
bisa memberikan banyak kesan bagi yang melihatnya sehingga desain tersebut
sudah dapat menceritakan isi pesan dan tujuan kampanye tersebut. Penyampaian
pesan dari desain poster stroke ini sudah terlihat dari pemilihan kata yang singkat
namun jelas dan dapat mudah dimengerti. Dalam desain poster ini juga lebih
menunjukkan visual dan sedikit tulisan.
Gambar 3.4 Medical Campaign
(Sumber: https://pmcdeadline2.files.wordpress.com/2012/08)
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015
51
Penulis menggunakan gambar ini sebagai referensi penulis dikarenakan visual
foto yang menunjukkan profesinya sebagai dokter. Terlihat sebagai dokter dapat
dilihat dari jas dokter yang berwarna putih dan stetoskop yang dipegang di
sebelah tangan. Penyampaian pesan menggunakan dokter sebagai visual utama
menunjukkan kredibilitas atau keterpercayaan kepada target audiens.
3.5. Analisa SWOT
Kekuatan dari kampanye sosial ini adalah mengajak orang tua untuk lebih sadar
akan bahaya penyakit Kawasaki dan lebih tanggap akan penyakit ini dengan lebih
mengetahui gejala dari penyakit ini. Adapun kelemahan dari kampanye sosial ini,
yakni dari nama penyakit ini sendiri. Nama Kawasaki ini lebih diketahui oleh
masyarakat sebagai nama merk kendaraan bermotor di Indonesia. Sedangkan
peluang dari kampanye sosial ini adalah adanya harapan bahwa kampanye sosial
ini akan mengubah sudut pandang mereka tentang nama Kawasaki. Selain itu juga
juga membuat mereka berpikir kalau ternyata di Indonesia ada nama penyakit
yang namanya mirip dengan merk kendaraan bermotor karena penyakit Kawasaki
ini mematikan. Ancaman dari kampanye sosial ini adalah masih rendahnya tingkat
kesadaran orang tua dengan gejala penyakit Kawasaki sehingga mereka kurang
tanggap dengan penyakit Kawasaki ini.
Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015