Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2227/4/BAB III.pdf · 32 3.1.1...

22
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2227/4/BAB III.pdf · 32 3.1.1...

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

31

BAB III

ANALISIS DATA PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum Data Primer

Dari topik permasalahan yang diteliti oleh penulis pada pembuatan tugas akhir ini,

penulis melakukan wawancara dengan narasumber yang merupakan salah seorang

dokter spesialis jantung anak yang menangani kasus penyakit Kawasaki.

Wawancara ini dilakukan untuk lebih memahami bahaya dari penyakit Kawasaki

yang menyerang balita. Penulis menyebarkan kuisioner online kepada para

orangtua, terutama ibu-ibu, untuk menanyakan pengertian mereka mengenai

penyakit Kawasaki dan bahaya dari penyakit tersebut terhadap anak-anak. Selain

itu, penulis juga menanyakan tentang jenis media apa yang lebih dinikmati oleh

target audiens.

Kurangnya pengetahuan orang tua akan penyakit Kawasaki ini membuat

banyak orang tua yang tidak mengetahui dampak bahaya dari penyakit Kawasaki

ini. Hal ini juga dikarenakan penyakit Kawasaki ini memiliki gejala yang hampir

mirip dengan penyakit lainnya seperti campak. Namun, kenyataannya penyakit

Kawasaki ini lebih berbahaya dari penyakit campak dikarenakan komplikasinya

yang berat yaitu pembuluh darah jantung. Kali ini penulis akan

mengkampanyekan bahaya dari penyakit Kawasaki ini sekaligus

mensosialisasikan tentang penyakit Kawasaki ini untuk orang tua.

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

32

3.1.1 Kawasaki Center

Penulis menggandeng Omni Hospitals sebagai sponsor dalam kampanye sosial

yang dilakukan oleh penulis sebagai Tugas Akhir karena Omni Hospitals

memiliki Kawasaki Center yang merupakan satu-satunya pelayanan dan pusat

informasi terlengkap mengenai penyakit Kawasaki di Indonesia. Omni Hospitals

memiliki alat Echo Cardiography khusus untuk pemeriksaan jantung anak. Selain

itu, Dr. dr. Najib Advani, Sp.A(K)., Mmed (Paed)., selaku dokter spesialis anak

dan ahli jantung anak terdapat di Kawasaki Center Omni Hospitals.

Gambar 3.1 Logo Omni Hospitals

(Sumber : Data Perusahaan)

3.1.2 Wawancara

Penulis menggunakan metode wawancara untuk melengkapi data-data yang

dibutuhkan melalui narasumber terpercaya yang memahami tentang penyakit

Kawasaki dan dampak bahaya dari penyakit Kawasaki ini. Penulis melakukan

wawancara dengan seorang dokter spesialis jantung anak yang juga baru

menangani penyakit Kawasaki ini selama 15 tahun. Narasumber penulis adalah

Dr. dr. Najib Advani, SpA(K)., MMed (Paed), selaku dokter spesialis anak dan

ahli jantung anak.

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

33

3.1.2.1 Wawancara dengan Dr. dr. Najib Advani, SpA(K)., MMed (Paed).

Penulis melakukan wawancara dengan Dr. dr. Najib Advani, SpA(K).,

MMed(Paed)., yang dilakukan pada tanggal 31 Maret 2015 dan pada tanggal 8

April 2015 untuk lebih mengetahui lebih dalam mengenai penyakit Kawasaki.

Wawancara ini dilakukan di kediaman beliau di BSD pada waktu praktek. Beliau

menjelaskan lebih lanjut mengenai penyakit Kawasaki ini melalui pertanyaan

yang saya ajukan kepada beliau.

Dr. dr. Najib Advani, SpA(K)., MMed(Paed)., mengatakan bahwa

penyakit Kawasaki merupakan penyakit demam akut. Beliau menjelaskan banyak

kasus Penyakit Kawasaki (PK) yang tidak atau terlambat terdiagnosis di Indonesia

padahal kasus penyakit Kawasaki di Indonesia diperkirakan mencapai 5000 kasus

per tahunnya. Namun, kurang lebih hanya 100 sampai 200 kasus yang baru

ditangani oleh beliau sejauh ini per tahunnya. Menurut beliau, hal yang paling

ditakuti dari penyakit yang terutama menyerang balita ini adalah komplikasi ke

pembuluh darah jantung, yakni pelebaran abnormal pada pembuluh nadi yang

dikarenakan kondisi dinding pembuluh darah yang lemah (pada hampir 40%

kasus yang tidak diobati). Selanjutnya dapat terjadi penyempitan pembuluh

koroner sehingga aliran darah ke otot jantung akan tersumbat. Akibatnya otot

jantung kurang sirkulasi darah sehingga terjadi kematian otot jantung yang

menjadikan terkenanya serangan jantung.

Dr. dr. Najib Advani, SpA(K)., MMed(Paed)., menjelaskan bahwa ada

ciri-ciri atau gejala dari penyakit Kawasaki ini yaitu demam minimal 5 hari dan

bisa mencapai 41 derajat celcius. Kemudian sekitar 2-3 hari setelah demam, mulai

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

34

muncul ruam di sekitar badan dan sering terasa gatal. Selain itu, mata merah dan

sembap dan tidak disertai dengan belekan. Gejala lainnya adalah kelainan pada

bibir dan rongga mulut ; lidah “stroberi”, rongga mulut merah, bibir merah dan

pecah. Lalu ada juga kelainan pada tangan dan kaki yaitu memerah dan

mengalami pembengkakan, disertai kulit terlupas di ujung jari. Yang terakhir

adalah membesarnya kelenjar getah bening yang berukuran lebih dari 1.5 cm.

Diagnosis penyakit Kawasaki dapat ditentukan jika ditemukan gejala demam

ditambah empat dari lima kriteria lainnya. Diagnosis dini disertai pengobatan

yang cepat dan tepat dapat mencegah dan mengurangi secara bermakna

komplikasi jantung. Penyakit Kawasaki dibagi atas tiga fase, yakni fase akut yang

berlangsung selama 0-10 hari, subakut yang berlangsung dari hari ke-11 sampai

dengan hari ke-25, dan fase kanvalesen yang berlangsung lebih dari hari ke-25.

Pengobatan yang dapat dilakukan oleh penderita Kawasaki menurut dr.

Najib Advani ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu yang pertama

adalah semua pasien dengan penyakit Kawasaki harus dirawat inap dan

melakukan ekokardiografi (oleh kardiolog anak). Kemudian pasien harus

diberikan immunoglobulin 2 gram per kilogram berat badan selama 10-12 jam dan

tetap diberikan pada hari kelima sampai hari ketujuh. Tetapi jika demam tetap

berlanjut atau adanya pelebaran pembuluh darah koroner disertai peningkatan

LED (laju endap darah) atau CRP (untuk mengukur kadar radang) masih tinggi,

maka immunoglobulin mungkin masih perlu diberikan. Selain itu, pasien juga

diberikan asam asetil salisilat sebanyak 80-100 miligram per kilogram berat

badannya per hari (dibagi 4 dosis) sampai 2-3 hari setelah demam reda untuk

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

35

mencegah kerusakan jantung dan sumbatan pembuluh koroner. Jika tidak ada

komplikasi, maka pasien dapat dipulangkan dalam beberapa hari. Namun, pada

pasien dengan pelebaran pembuluh darah koroner berat, pasien perlu diberi

antikoagulan (anti pembekuan darah) selain asam asetil salisilat, serta tindakan

bedah pintas koroner akan dipertimbangkan pada kasus penyempitan koroner

yang berat. Imunisasi campak dan varisela ditunda minimal 11 bulan setelah

pemberian immunoglobulin.

Menurut dr. Najib yang telah mendalami penyakit Kawasaki selama 15

tahun, ada beberapa masalah diagnosis yang sering dijumpai pasien dalam

beberapa kasus penyakit Kawasaki, seperti penyakit Kawasaki yang terdiagnosis

sebagai campak atau rubella (campak jerman). Selain itu dengan adanya gejala

demam yang disertai dengan pembengkakan getah bening leher pada satu sisi,

biasanya pasien akan didiagnosis gondong atau radang kelenjar getah bening.

Kemudian biasanya penderita akan diberikan obat, lalu setelah dapat obat akan

muncul ruam kemerahan pada kulit dan bibir yang kemudian disangka sebagai

reaksi obat. Kesalahan diagnosis yang ketiga adalah ditemukannya sel darah putih

pada anak dengan demam dan ruam akan didiagnosis sebagai infeksi saluran

kemih. Kesalahan diagnosis yang keempat adalah anak dengan demam, ruam, dan

peningkatan kadar bilirirubin (pigmen kuning) dan enzim transaminase (enzim

hati) didiagnosis sebagai hepatitis. Terkadang anak dengan demam, ruam, dan

nyeri perut hebat akan disangka sebagai akut abdomen. Selain itu, bayi dengan

demam dan ruam yang disertai peningkatan cairan serebrospinal (cairan otak)

didiagnosis sebagai meningitis viral (radang selaput otak).

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

36

Dr. Najib mengatakan setelah mendiagnosa pasien terkena penyakit

Kawasaki, orangtua dari pasien sebagian akan menyangkal bahwa anaknya

terkena Kawasaki karena biasanya mereka tidak akan percaya. Walau masih

sedikit yang mengetahui tentang penyakit Kawasaki ini, dr. Najib juga sudah

mensosialisasikan penyakit Kawasaki ini melalui seminar, brosur yang diberikan

kepada dokter, TV, radio, koran, majalah, internet, menjadi pembicara ke sekolah,

maupun melalui twitter dengan modalnya sendiri dan tidak meminta bayaran jika

beliau menjadi pembicara di TV, radio, ataupun jika diwawancara oleh media.

Penyakit Kawasaki merupakan jenis penyakit yang langka dan

membutuhkan biaya yang sangat besar untuk pengobatannya. Pengobatan yang

mahal ini tentu menjadi kendala. Harga satu gram untuk immunoglobulin berkisar

Rp1.000.000,-. Sedangkan pasien penyakit Kawasaki (PK) membutuhkan

immunoglobulin sebanyak 2 gram per kilogram berat badannya. Sebagai contoh,

anak yang memiliki berat badan 10 kg akan membutuhkan 20 gram dengan

kisaran biaya Rp20.000.000,-. Namun, sebagai dokter, dr. Najib mengatakan jika

ada yang tidak mampu dan anaknya terkena penyakit Kawasaki, maka dr. Najib

tidak akan mengenakan biaya jasa dokter. Akan tetapi, untuk pengobatannya, dr.

Najib menyarankan agar orang tua pasien mencari donatur untuk mengobati

anaknya. Obat yang diberikan kepada pasien ini mahal dikarenakan obat ini

impor.

Dari pengobatan yang telah disebutkan di atas menunjukkan bahwa

penyakit Kawasaki ini merupakan penyakit yang mahal dan bisa terjadi pada siapa

saja tanpa memandang kelas sosial. Penyakit Kawasaki ini tidak dapat dicegah

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

37

karena penyakit ini belum diketahui penyebabnya dan menyerang balita dengan

perbandingan anak laki-laki lebih banyak 3:2 daripada perempuan. Penderita

penyakit Kawasaki dapat disembuhkan dengan pengobatan yang biayanya cukup

mahal. Walaupun demikian, komplikasi bahaya dari penyakit Kawasaki ini yang

mengenai koroner jantung dan dapat menyebabkan kematian pun bisa dihindari.

3.1.2.2 Kesimpulan Wawancara

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh Dr. dr. Najib Advani, SpA(K).,

MMed(Paed)., selaku narasumber, penulis menyimpulkan bahwa penyakit

Kawasaki adalah suatu penyakit dengan kumpulan gejala seperti demam, kedua

mata merah tanpa mengeluarkan cairan atau belekan, bintik-bintik merah pada

badan, bibir merah dan pecah-pecah yang disertai dengan lidah “stroberi”, kaki

dan tangan merah-merah yang disertai dengan pengelupasan kulit di ujung jari,

dan bengkaknya kelenjar getah bening lebih dari 1.5 cm pada satu sisi leher.

Penyakit Kawasaki ini menyerang anak dibawah usia 5 tahun. Yang paling

berbahaya dari penyakit Kawasaki ini adalah komplikasi ke koroner jantung dan

dapat menyebabkan kematian.

Penyakit Kawasaki masih kurang diketahui oleh banyak masyarakat,

khususnya para orang tua, yang dibuktikan dengan masih rendahnya pengetahuan

mengenai penyakit Kawasaki. Penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang

memiliki gejala yang dapat membuat beberapa kesalahan diagnosa seperti

campak, gondong, alergi obat, dan lain-lain. Kesalahan diagnosa ini dapat dicegah

jika para orang tua sudah mengenal gejala dari penyakit Kawasaki sehingga orang

tua juga tidak menganggap remeh penyakit Kawasaki ini.

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

38

Pengobatan yang mahal dalam menangani penyakit Kawasaki memang

menjadi kendala dalam mencegahnya. Namun, dari hasil wawancara dengan

narasumber, bagi yang kurang mampu dapat mencari donatur untuk melakukan

pengobatan. Selain itu, obat yang diberikan pun bukan obat impor, melainkan

generiknya.

3.1.3 Kuisioner

Penulis menyebarkan kuisioner online dan mendapatkan responden

sebanyak 312 orang. Penyebaran kuisioner ini dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Kawasaki dan bahaya

dari penyakit ini. Kuisioner diawali dengan pertanyaan umum mengenai apa yang

terlintas oleh responden begitu mendengar kata “Kawasaki” dan pengetahuan

responden terhadap penyakit Kawasaki beserta dampak bahayanya. Berikut hasil

jawaban dari responden.

a. Jenis Kelamin

Diagram 3.1 Jenis Kelamin Responden

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

39

b. Usia

Diagram 3.2. Usia Responden

c. Jenis Pekerjaan

Diagram 3.3 Jenis Pekerjaan Responden

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

40

d. Apakah Anda pernah mendengar atau mengetahui kata “Kawasaki”?

Diagram 3.4 Pernah Mendengar Kata Kawasaki

e. Yang muncul pertama kali di pikiran begitu mendengar kata

“Kawasaki”

Diagram 3.5. Yang Muncul Pertama Mendengar Kata Kawasaki

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

41

Dari hasil kuisioner menyatakan bahwa 58% dari responden yang mengetahui

Kawasaki sebagai merk motor, 19% dari responden mengetahui Kawasaki sebagai

penyakit, dan 23% dari responden tidak mengetahui.

f. Apakah mengetahui penyakit Kawasaki sebelum melihat survey ini ?

Diagram 3.6 Mengetahui atau Tidak Tentang Kawasaki

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

42

g. Penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang seperti apa ?

Diagram 3.7 Kategori Penyakit Kawasaki

Dari hasil kuisioner menyatakan bahwa 53% responden mengetahui bahwa

penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang berbahaya. Sedangkan 41%

responden hanya menganggap penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang

cukup berbahaya saja. 6% dari responden menganggap penyakit Kawasaki

merupakan penyakit ringan dan tidak berbahaya.

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

43

h. Darimanakah mengetahui tentang penyakit Kawasaki?

Diagram 3.8 Media yang Digunakan oleh Responden

Dari hasil kuisioner menyatakan bahwa sebagian masyarakat mengetahui penyakit

Kawasaki dari media sosial. Sedangkan sebagian lagi masih belum mengetahui

tentang penyakit Kawasaki.

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

44

Diagram 3.9 Pengetahuan Responden tentang Gejala Penyakit Kawasaki

Dari hasil kuisioner menyatakan bahwa ciri-ciri atau gejala dari penyakit

Kawasaki yang responden paling banyak ketahui dan benar adalah demam

minimal 5 hari sebanyak 55% dan gejala bibir kering, merah, dan pecah-pecah,

serta lidah “stroberi” sebanyak 74%.

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

45

j. Apakah Anda mengetahui dampak dari penyakit Kawasaki?

Diagram 3.10 Dampak Penyakit Kawasaki

Dari hasil kuisioner menyatakan bahwa responden sebagian besar mengetahui apa

itu penyakit Kawasaki, namun tidak mengetahui dampak atau akibat dari penyakit

Kawasaki ini. Sebanyak 93% dari responden mengatakan tidak mengetahui

dampaknya.

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

46

k. Dalam mendapatkan informasi mengenai penyakit Kawasaki ini,

bentuk visual yang lebih diminati ?

Diagram 3.11 Bentuk Visual yang Diminati Responden

Hasil survei ini membantu penulis untuk menentukan bentuk visual apa yang

paling diminati oleh para target audiens dalam menyampaikan sosialisasi

mengenai penyakit Kawasaki dengan tepat. 53% dari responden memilih fotografi

sebagai bentuk visual yang paling diminati.

3.1.3.1. Kesimpulan Kuisioner

Dari hasil kuisioner menyatakan bahwa responden pernah mendengar kata

“Kawasaki”. Namun yang terlintas pertama di pikiran mereka adalah motor atau

salah satu merk kendaraan bermotor di Indonesia. Sebagian besar dari responden

mengatakan bahwa bagi mereka penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang

berbahaya. Akan tetapi mereka kurang mengetahui ciri-ciri atau gejala-gejala dari

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

47

penyakit Kawasaki. Mereka hanya mengetahui gejala demam minimal 5 hari dan

bibir kering, merah, pecah-pecah dan lidah “storberi”. Dari 312 responden yang

telah mengisi kuisioner penulis, mereka mengetahui penyakit Kawasaki ini dari

media sosial, tetapi mereka tidak mengetahui dampak bahaya dari penyakit ini.

Inilah yang membuat penulis ingin mensosialisasikan tentang penyakit Kawasaki

dan dampak bahaya dari penyakit ini karena hal yang paling berbahaya dari

keterlambatan penanganan penyakit Kawasaki adalah komplikasi jantung yang

dapat menyebabkan kematian. Dan hanya sedikit orang tua yang mengetahui

tentang dampak penyakit Kawasaki.

3.2. Mind Mapping

Penulis melakukan proses mindmapping terlebih dahulu untuk lebih menjabarkan

topik utama yang dibahas oleh penulis yaitu penyakit Kawasaki (PK). Penulis

juga menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan penyakit Kawasaki, seperti

gejala atau ciri-ciri dari penyakit Kawasaki, dampak bahaya, dan pengobatan

untuk penderita penyakit Kawasaki. Selain itu, penulis juga mengambil

kesimpulan dari hasil wawancara dan kuisioner untuk melengkapi landasan dasar

penulis yang berhubungan dengan penyakit Kawasaki. Berikut proses

mindmapping yang penulis lakukan.

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

48

Gambar 3.2 Mind Mapping

3.3. Analisis Data

Dari semua hasil sumber data yang telah penulis lakukan, dapat ditarik

kesimpulan bahwa memang masih banyak orang tua yang belum benar-benar

mengetahui akan dampak bahaya dari penyakit Kawasaki. Dari hasil wawancara

dan kuisioner menunjukkan bahwa orang tua masih kurang tanggap dengan gejala

penyakit Kawasaki ini. Kurang tanggapnya orang tua akan penyakit Kawasaki ini

membuat anak-anak penderita penyakit Kawasaki ini sering kali mengalami

kesalahan diagnosa yang memiliki gejala yang hampir sama dengan penyakit

Kawsaki. Orang tua merasa penyakit Kawasaki ini adalah penyakit yang

berbahaya, namun masih banyak orang tua yang belum menyadari bahaya seperti

apa yang akan menimpa anak mereka yang terkena penyakit Kawasaki.

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

49

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, dampak bahaya dari penyakit

Kawasaki adalah komplikasi ke jantung yang dapat menyebabkan kematian.

Tentunya hal ini dapat dicegah jika mendapat penanganan yang benar dan tidak

terlambat. Walaupun biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit, namun lebih baik

cepat dilakukan penanganan daripada sudah terlambat kena ke komplikasi jantung

dan meninggal. Bagi yang tidak mampu, ada solusi untuk masalah keuangan,

yaitu dengan mencari donatur dan akan mendapatkan obat yang generik.

3.4. Studi Existing

Gambar 3.3 Kampanye Stroke

(Sumber: http://www.drpamelaross.com/wp-content/uploads/2013/04/StrokeActFAST.png)

Penulis menggunakan gambar ini sebagai referensi penulis dalam merancang

kampanye sosial bahaya penyakit Kawasaki. Desain referensi ini menggunakan

visual nyata berupa fotografi sehingga orang awam atau target audiens

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

50

menunjukkan rasa lebih aware dan rasa takut terhadap gejala penyakitnya. Foto

bisa memberikan banyak kesan bagi yang melihatnya sehingga desain tersebut

sudah dapat menceritakan isi pesan dan tujuan kampanye tersebut. Penyampaian

pesan dari desain poster stroke ini sudah terlihat dari pemilihan kata yang singkat

namun jelas dan dapat mudah dimengerti. Dalam desain poster ini juga lebih

menunjukkan visual dan sedikit tulisan.

Gambar 3.4 Medical Campaign

(Sumber: https://pmcdeadline2.files.wordpress.com/2012/08)

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015

51

Penulis menggunakan gambar ini sebagai referensi penulis dikarenakan visual

foto yang menunjukkan profesinya sebagai dokter. Terlihat sebagai dokter dapat

dilihat dari jas dokter yang berwarna putih dan stetoskop yang dipegang di

sebelah tangan. Penyampaian pesan menggunakan dokter sebagai visual utama

menunjukkan kredibilitas atau keterpercayaan kepada target audiens.

3.5. Analisa SWOT

Kekuatan dari kampanye sosial ini adalah mengajak orang tua untuk lebih sadar

akan bahaya penyakit Kawasaki dan lebih tanggap akan penyakit ini dengan lebih

mengetahui gejala dari penyakit ini. Adapun kelemahan dari kampanye sosial ini,

yakni dari nama penyakit ini sendiri. Nama Kawasaki ini lebih diketahui oleh

masyarakat sebagai nama merk kendaraan bermotor di Indonesia. Sedangkan

peluang dari kampanye sosial ini adalah adanya harapan bahwa kampanye sosial

ini akan mengubah sudut pandang mereka tentang nama Kawasaki. Selain itu juga

juga membuat mereka berpikir kalau ternyata di Indonesia ada nama penyakit

yang namanya mirip dengan merk kendaraan bermotor karena penyakit Kawasaki

ini mematikan. Ancaman dari kampanye sosial ini adalah masih rendahnya tingkat

kesadaran orang tua dengan gejala penyakit Kawasaki sehingga mereka kurang

tanggap dengan penyakit Kawasaki ini.

Perancangan Media..., Fransisca, FSD UMN, 2015