Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2057/3/BAB II.pdf11 BAB II...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2057/3/BAB II.pdf11 BAB II...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum menggali lebih dalam mengenai kampanye sosial mitigasi gempa bumi
untuk gedung perkantoran di daerah Jakarta secara spesifik, berikut merupakan
kerangka teori yang menjadi dasar acuan penelitian bagi penulis:
Bagan 1 Kerangka Teori
Pada bagian awal pembahasan teori, penulis meninjau pengertian
kampanye secara umum, jenis-jenis kampanye, tujuan dan manfaat kampanye
sosial. Penulis juga meninjau strategi komunikasi kampanye dan teori persuasi
sebagai teknik komunikasi yang digunakan dalam kampanye sosial sampai
mengerucut pada jenis dan aplikasi media kampanye yang disesuaikan untuk
karyawan perkantoran usia 25-50 tahun.
Karyawan Perkantoran Usia 25-50 tahun
Mitigasi Gempa Bumi Untuk Gedung
Perkantoran
Kampanye Sosial
Media Visual Kampanye Sosial Mitigasi Gempa Bumi Untuk
Gedung Perkantoran Di Daerah Jakarta
Media Kampanye
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
12
Penulis juga meninjau teori gempa bumi secara umum, data wilayah
geografis Indonesia dan daerah Jakarta sebagai daerah rawan gempa bumi lalu
mengerucut pada manajemen bencana dan informasi mitigasi bencana gempa
bumi pada gedung perkantoran yang akan digunakan oleh penulis sebagai isi pada
kampanye sosial.
Pada bagian akhir penulis meninjau elemen visual yang berfungsi sebagai
panduan dalam merancang media visual kampanye sosial.
2.1. Kampanye
2.1.1. Definisi Kampanye
Kampanye adalah suatu kegiatan promosi, komunikasi atau rangkaian pesan
terencana yang secara spesifik digunakan untuk memecahkan masalah kritis, baik
masalah komersial ataupun masalah sosial, budaya, politik, lingkungan hidup
(Safanayong, 2006, 71).
Venus (2007, 7) menjelaskan pesan-pesan yang disampaikan melalui
kampanye bersifat terbuka untuk didiskusikan bahkan dikritisi. Isi pesan
kampanye bukan untuk menyesatkan khalayak sehingga tidak diperlukan tindakan
pemaksaan dalam upaya untuk mempengaruhi publik. Kegiatan kampanye
dilandasi oleh prinsip persuasi yaitu mengajak dan mendorong publik untuk
menerima atau melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar kesukarelaan.
Ruslan (2007, 25) menjelaskan kampanye terbagi menjadi tiga jenis yaitu:
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
13
a. Kampanye Produk
Kampanye produk adalah kampanye yang bertujuan untuk promosi
pemasaran suatu produk, sebagai contoh kampanye Love Life oleh Sharp.
b. Kampanye Politik
Kampanye politik adalah kampanye yang bertujuan untuk mendapakatkan
dukungan masyarakat bagi calon (kandidat) dalam kampanye politik,
sebagai contoh kampanye pemilihan presiden 2014 oleh Prabowo
Subianto.
c. Kampanye Sosial
Kampanye sosial adalah kampanye yang bersifat khusus dan bertujuan
untuk melakukan perubahan sosial, sebagai contoh kampanye Anti
Korupsi oleh KPK. Cakupan kampanye sosial sangat luas antara lain
kampanye kesehatan, kampanye lingkungan, kampanye pendidikan,
kampanye lalu lintas, kampanye ekonomi, dan kampanye kemanusiaan.
2.1.2. Tujuan & Manfaat Kampanye Sosial
Kampanye sosial berorientasi pada tujuan-tujuan yang spesifik dan berfungsi
untuk melakukan perubahan sosial pada sikap dan perilaku publik yang terkait.
Menggunakan komunikasi persuasif, kampanye sosial dapat menjadi solusi dari
masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat ( Venus, 2007,11).
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
14
2.1.3. Strategi Komunikasi Dalam Kampanye
Ruslan (2007, 37) menjelaskan strategi adalah suatu perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik
operasionalnya. Menurut Wilbur Schramm di dalam bukunya The Process and
Effects of Mass Communications yang dijelaskan oleh Ruslan (2007, 38), terdapat
kondisi yang membuat suatu pesan sukses atau tidak dalam penyampaiannya
melalui kampanye, yaitu:
a. Pesan dibuat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian.
b. Pesan dirumuskan melalui lambang-lambang yang mudah dipahami atau
dimengerti oleh khalayak.
c. Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi khalayaknya.
d. Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi, sesuai dengan situasi
dan keadaan kondisi dari khalayaknya.
Pikiran dan perasaan tersebut tidak mungkin dapat diketahui oleh khalayak
jika tidak menggunakan “suatu lambang yang sama-sama dimengerti.” William
Abig dalam Ruslan (2007, 38) menjelaskan definisi komunikasi dalam kampanye
adalah: “Suatu pengoperan lambang-lambang yang bermakna antarindividu.”
Penyampaian pesan dalam kampanye dapat menggunakan prosedur teknik
komunikasi, salah satunya dengan slogan “AIDDA” yang merupakan singkatan
dari:
a. A, attention, menarik perhatian.
b. I, interest, membangkitkan minat.
c. D, desire, menumbuhkan hasrat.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
15
d. D, decision, membuat keputusan.
e. A, action, melakukan penggiatan.
Dengan cara tersebut, kampanye akan menimbulkan efek dari proses komunikasi,
bisa berbentuk menarik perhatian, simpati, empati, dan bisa sebaliknya antipati
(Ruslan, 2007, 39).
2.1.4. Teori Persuasi
Pesan persuasi dapat disimpulkan sebagai pesan yang berisi pernyataan
berdasarkan fakta psikologis, sosiologis, dan budaya masyarakat yang dituju
dengan tujuan untuk mempertahankan atau mengubah sikap, kepercayaan,
motivasi, dan perilaku khalayak sasaran (Ritonga, 2005, 25). Agar pesan mudah
dipahami oleh khalayak sasaran, sebuah pesan harus memerhatikan unsur
kesederhanaan (simplicity), kesatuan (unity), dan memiliki penekanan dalam
pesan (emphasis) (Ritonga, 2005, 31).
Venus (2007, 7) menjelaskan bahwa kampanye pada prinsipnya adalah
contoh tindakan persuasi secara nyata. Kampanye dalam praktiknya selalu
menggunakan teori-teori dan teknik persuasi yang diperoleh di ruang-ruang
laboratorium untuk diterapkan agar tujuan di lingkungan nyata tercapai.
Sebuah pesan dapat dinilai persuasif bila dalam penyampaiannya berisi
isi, struktur, dan format penyajian pesan yang sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan khalayak sasaran (Ritonga, 2005, 11). Kertapati (1981, 30) dalam
Ritonga (2005, 14) menjelaskan tujuan fundamental persuasi adalah untuk
memengaruhi pikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang atau sekelompok
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
16
orang. Sebuah pesan harus dikomunikasikan dengan memerhatikan unsur
kesederhanaan (simplicity), kesatuan (unity), dan memiliki penekanan dalam
pesan (emphasis) agar mudah dipahami oleh khalayak sasarannya (Ritonga, 2005,
31). Menurut Ritonga (2005, 30) pesan akan berpeluang menjadi persuasif jika :
a. Isi pesan sesuai dengan kebutuhan khalayak sasaran atau sesuai antara
tujuan komunikator dengan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan
khalayak.
b. Struktur pesan yang digunakan sesuai dengan kecerdasan khalayak,
sehingga khalayak mudah memahami pesan yang dikomunikasikan.
c. Format pesan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan disukai
khalayak. Beberapa tipologi pesan dapat dipilih, antara lain pesan satu sisi,
pesan dua sisi, pesan rasional, pesan emosional, pesan klimaks, pesan
antiklimaks, dan lainnya.
Untuk menambah daya tarik informasi yang disampaikan perlu penggunaan
format atau tipologi pesan yang sesuai dalam menyampaikan informasi. Adapun
jenis tipologi pesan yang dapat digunakan yaitu:
a. Pesan Satu Sisi & Pesan Dua Sisi
Pesan satu sisi berisi pesan yang memuat argumentasi dari sisi positif atau
yang negatif saja mengenai suatu masalah atau objek. Pesan dua sisi berisi
pesan yang memuat argumentasi dari sisi positif dan sisi negatif mengenai
suatu masalah atau objek.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
17
b. Pesan Klimaks & Pesan Antiklimaks
Pesan klimaks berisi pesan yang menjelaskan materi mulai dari hal-hal
yang tidak rumit dan diakhiri pada hal-hal yang rumit mengenai topik
yang dikomunikasikan. Pesan antiklimaks berisi pesan yang menjelaskan
materi mulai dari hal-hal yang rumit dan diakhiri pada hal-hal yang tidak
rumit mengenai topik yang dikomunikasikan.
c. Pesan Emosional & Pesan Rasional
Pesan emosional berisi pesan yang menjelaskan pernyataan emosi positif
(rasa cinta, keindahan, kasih sayang, kebanggaan, percaya diri,
kesenangan, dan lainnya) dan pernyataan emosi negatif (rasa takut, nafsu,
rasa bersalah, malu, marah, penderitaan, cemas, dan lainnya) tanpa
mengacu pada bukti atau data. Pesan rasional berisi pesan yang berisi fakta
atau bukti-bukti yang relevan dan logis yang disajikan secara argumentatif
dengan menonjolkan kualitas dan nilai atau keuntungan dari produk atau
ide yang dikomunikasikan.
d. Pengulangan Pesan & Pesan Satu Kali
Pengulangan pesan berisi pesan yang yang dikomunikasikan berulang kali
baik dalam bentuk tulisan, lisan, maupun gambar mengenai suatu topik
tertentu. Pesan satu kali berisi pesan yang dikomunikasikan hanya satu
kali saja mengenai topik tertentu.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
18
e. Simpulan Tersurat & Tersirat
Simpulan tersurat berisi pesan berupa rangkuman penting dari keseluruhan
isi pesan yang dikomunikasikan di awal atau di akhir. Simpulan tersirat
tidak memuat uraian singkat berupa rangkuman penting dari keseluruhan
isi pesan yang dikomunikasikan dan menyerahkan kepada khalayak untuk
membuat kesimpulan sendiri dari isi pesan yang diterimanya.
2.1.5. Teknik Persuasi
Salah satu strategi persuasi adalah berusaha untuk mencari tahu sesuatu yang telah
diketahui dan diyakini dapat membujuk khalayak. Seorang komunikator akan
mempengaruhi pikiran khalayak agar sesuai dengan keinginan dan tujuan dari
komunikasi tersebut, antara lain melalui taktik persuasi (Ruslan, 2007, 41):
a. Teknik “Ya – ya”
Teknik persuasi yang berusaha untuk mengajak khalayak untuk
mengatakan “ya” sebagai suatu kesepakatan bersama sesuai dengan
keinginan komunikator.
b. Jangan tanya “apabila”, tetapi “yang mana”
Teknik yang digunakan oleh komunikator untuk memojokkan khalayak
yang “keras kepala” agar tidak mempunyai kesempatan untuk memilih
jawaban selain yang diinginkan oleh komunikator. Komunikator langsung
memberikan pertanyaan yang memojokkan kepada khalayak yang
menghindar karena berbeda pendapat, dimana komunikator akan segera
mengetahui jawaban dari khalayak tersebut, sesuai yang diinginkan.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
19
c. Menjawab “pertanyaan” dengan melemparkan “pertanyaan”
Teknik persuasi yang digunakan komunikator untuk membimbing kembali
diskusi, rapat, atau dialog yang berbelit-belit untuk difokuskan kembali
pada tema pembicaraan yang disepakati bersama.
d. Membangun kesepakatan (deal)
Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kepentingan banyak
orang, perusahaan dengan karyawan, atasan dengan bawahan, pemimpin
dengan pengikutnya, atau komunikator dengan khalayaknya membangun
kesepakatan terlebih dahulu yang disebut “kesepakatan bersama”. Posisi
yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
e. Dengarkan dahulu pendapat floor kemudian diskusikan
Teknik persuasi dengan mencari informasi khalayak sebanyak-banyaknya
(sounding technique) untuk mencari masukan, kemudian didiskusikan
bersama untuk mencapai suatu keputusan.
f. IOU (I owe you)
Taktik persuasi ini sering disebut trade off. Menempatkan khalayak
sebagai pihak yang merasa mempunyai utang budi, dimana khalayak
tersebut ingin membayar utangnya dengan cara menerima pesan yang
ditawarkan oleh pihak komunikator sebagai balasannya.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
20
2.1.6. Media Kampanye
Kampanye memerlukan media sebagai alat untuk menyampaikan pesan atau
sebagai mediator antara komunikator dengan khalayaknya (Ruslan, 2007, 29).
Jenis media yang dapat digunakan antara lain (Santosa, 2013, 13):
a. Media lini atas (above the line)
Media lini atas adalah iklan-iklan yang dibebani Agency Commision Fee
yang telah disepakati dan telah ditentukan oleh P3I (Persatuan Perusahaan
Periklanan Indonesia), sebesar 17,50% dari neto (Santosa, 2009, 18).
Media ini digunakan untuk menjangkau & menarik perhatian khalayak
yang lebih luas. Karakteristik dari media ini antara lain pemasangan
media yang biasa diletakkan diluar ruangan (outdoor), menggunakan
teknologi yang modern atau media digital.
Media lini atas mempunyai kelebihan sebagai media promosi yang
menjangkau target pemasaran yang lebih luas dibandingkan media lini
bawah. Kekurangan dari media lini atas salah satunya adalah biaya yang
dikeluarkan cukup besar dalam pembuatan dan pemasangan iklannya.
Jenis media lini atas antara lain:
a. Billboard dan baliho
Billboard dan baliho merupakan media luar ruangan dalam format
atau ukuran media dengan skala yang besar. Terbuat dari bahan
kayu, logam, fiberglass, kain, kaca, plastik, dan terdapat juga
billboard digital yang menggunakan media visual bergerak.
Karakteristik dari media ini adalah mudah dilihat, atraktif, dan bisa
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
21
menarik perhatian khalayak yang lebih luas.
Salah satu keunggulan billboard dan baliho adalah efek
constant exposure yaitu dapat menghasilkan penampilan ulang
pesan secara terus menerus. Kelemahan dari media ini billboard
dan baliho hanya dilihat sekilas oleh khalayak dan dapat membuat
khalayak bosan jika dipasang terlalu lama (Santosa, 2009,169).
Gambar 2.1. Contoh Billboard
(Sumber: weburbanist.com)
b. Majalah dan koran
Iklan pada koran atau majalah berfungsi sebagai media promosi
yang mewakili perusahaan mengunjungi konsumen, dengan
membawa pesan. Tujuan iklan pada koran atau majalah dibuat
untuk menciptakan awareness (kesadaran) serta membujuk
konsumen untuk melakukan tindakan tertentu, sebagai contoh
tindakan pembelian. Sebagai media iklan cetak, koran dan majalah
mempunyai kekuatan sebagai media yang receptive yaitu
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
22
memberikan dampak bahwa iklan koran dapat dipercaya serta
dapat menjangkau khalayak yang heterogen. Kekurangan dari
media ini adalah short life span yaitu cuman dibaca sebentar dan
cepat basi (Santosa, 2009, 35).
Gambar 2.2. Contoh Iklan Majalah
(Sumber: cdn.creativeguerrillamarketing.com)
c. Iklan TV
Iklan TV merupakan media promosi yang mampu berpengaruh
sangat besar terhadap audiens yang luas. Iklan TV ditampilkan
diantara suatu acara sehingga audiens dipaksa untuk melihat apa
yang disampaikan oleh produsen iklan. Iklan TV yang
berkesinambungan dengan iklan cetak dapat membuat dampak
yang kuat yaitu pesan melekat dengan kuat dalam pikiran
konsumen karena disampaikan secara terus menerus. Kekuatan
yang besar pada media ini membuat iklan TV juga membutuhkan
biaya yang besar dalam pembuatannya (Santosa, 2009, 99).
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
23
b. Media lini bawah (below the line)
Media lini bawah adalah iklan yang hanya dibebani biaya produksi dan
jasa (Santosa, 2009, 18). Media lini bawah mempunyai karakteristik
sirkulasi yang luas, segmentasi konsumen yang jelas, bersifat portable,
informasi yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama karena
dapat dibaca berulang kali, efisien. Media ini mempunyai kelemahan jika
terjadi pembaruan dan kesalahan informasi, medium statis atau tidak
bergerak, serta short life span (Ardhi, 2013, 14).
a. Poster
Poster merupakan media yang bisa diletakkan di luar ruang
maupun di dalam ruangan. Poster sering digunakan sebagai media
promosi untuk pengumuman, promosi layanan jasa dan produk,
dan propaganda. Poster memiliki karakteristik sebagai media yang
informatif, statis, dapat dibaca berulang-ulang, mampu
menjangkau audiens yang luas, atraktif. Ukuran poster pada
umumnya diatas ukuran kertas A4 (A3, A2, A1, atau lebih).
Untuk menjadi media promosi yang efektif, poster perlu
menggunakan kata-kata yang menarik dan persuasif, desain yang
menarik dari segi visual, kemasan, maupun pemasangannya.
Seimbang dalam penggunaan teks, visual, dan mandatories (Ardhi,
2013, 39).
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
24
Gambar 2.3. Contoh Poster
(Sumber: designspiration.net)
b. Pamphlet dan Leaflet
Pamphlet adalah media berupa lembaran dengan informasi di
kedua sisinya, seperti buku kecil tetapi tidak dijilid. Ketika dilipat
menjadi 4 halaman pamphlet disebut leaflet. Karakteristik dari
media ini adalah sederhana, praktis, portable. Dengan banyak
lipatan yang menghasilkan banyak halaman, informasi yang
terangkum dan disajikan pada pamphlet dan leaflet dapat
ditampilkan secara detail (Ardhi, 2013, 16).
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
25
Gambar 2.4. Contoh Leaflet
(Sumber: wholeinone.co.th)
c. Flyer dan Brosur
Media ini disebut flyer karena disebar melalui pesawat pada PD I
dalam sejarahnya. Untuk menarik audiens dalam membacanya,
flyer tidak hanya disebar di suatu lokasi tertentu, tetapi ada orang
tertentu yang dibayar untuk memberikannya dengan aktif kepada
audiens. Karakteristik media ini adalah mudah dibawa dan bisa
disimpan. Umumnya, flyer berukuran tidak lebih dari A5 (14,8 cm
x 21 cm) karena fungsinya untuk disebar dimana-mana (Ardhi,
2013, 14).
Brosur merupakan media yang hampir sama dengan flyer,
perbedaannya terdapat pada bentuknya. Brosur berbentuk seperti
buku dan mempunyai beberapa halaman, kemudian dilipat dengan
pola tertentu. Brosur mampu memuat informasi yang lebih banyak
dan detail dibandingkan dengan flyer (Ardhi, 2013, 18).
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
26
Gambar 2.5. Contoh Flyer
(Sumber: printhut.co.uk)
d. Banner
Banner merupakan media promosi yang portable dan tidak
memakan banyak tempat. Media ini sering digunakan karena
tampilannya mampu menarik perhatian audiens, bisa di depan
suatu event, stand, maupun pada tempat yang sering dilalui orang.
Secara umum ukuran banner terbagi dua yaitu x-banner
dan roll banner. X-banner adalah banner yang mempunyai tiang
penyangga berbentuk X di belakangnya dengan ukuran berbagai
macam antara lain 60 cm x 160 cm, 80 cm x 180 cm, 80 cm x 200
cm, 25 cm x 40 cm. Sedangkan roll banner merupakan banner
yang bentuknya bisa digulung, dengan menarik penyangganya roll
banner akan langsung tergulung di landasannya yang juga
berfungsi sebagai gulungannya (Ardhi, 2013, 58).
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
27
Gambar 2.6. Contoh x-banner dan roll banner
(Sumber: grizzliesigns.com)
e. Media Table Info atau Table Tent
Media ini sering diletakkan diatas meja dan banyak dijumpai pada
rumah makan dan restoran untuk mempromosikan paket menu atau
promosi yang sedang berlangsung. MTI pada umumnya terbuat
dari bahan acrylic dan pada bagian dalam berisi informasi yang
telah dicetak diatas kertas dan bisa diganti. Karakteristik MTI
adalah mudah terlihat, diletakkan pada lokasi yang strategis, dan
mudah untuk pembauran informasi. Media ini efektif untuk
menjangkau audiens, karena lokasi penempatannya yang sangat
dekat dengan audiens. Hampir dapat dipastikan audiens melihat
dan membaca media ini (Ardhi, 2013, 50).
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
28
Gambar 2.7. Contoh Media Table Info
(Sumber: restaurant-logic.com)
f. Sticker
Stiker menjadi media yang sangat menarik perhatian audiens
karena sifatnya yang fleksibel. Stiker bisa dikreasikan semenarik
mungkin, bisa dibagikan secara gratis maupun bersyarat, ditempel
pada berbagai tempat. Media ini sangat efektif dalam membawa
identitas suatu produk atau perusahaan (Ardhi, 2013, 58).
g. Merchandise
Media ini mempunyai bentuk dan ragam yang banyak seperti
pulpen, boneka, notebook, kaos, jam dinding, dan lainnya. Pada
media ini biasa tertera logo, ilustrasi dengan warna yang
mencermikan suatu perusahaan atau produk. Merchandise juga
memiliki umur yang panjang karena dapat digunakan maupun
disimpan dalam jangka waktu yang lama (Ardhi, 2013, 74).
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
29
Gambar 2.8. Contoh Merchandise
(Sumber: hmdc.co.uk)
2.2. Bencana
2.2.1. Definisi Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis
(Ramli, 2010, 12). Bencana ada bermacam-macam menurut sumber atau
penyebabnya. Menurut Undang-undang No.24 tahun 2007, bencana diklasifikasi
atas 3 jenis yaitu:
a. Bencana Alam
Bencana yang bersumber dari fenomena alam seperti gempa bumi, letusan
gunung api, meteor, pemanasan global, banjir, topan, dan tsunami.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
30
b. Bencana non Alam
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam antara lain berupa kesalahan teknologi, kesalahan modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
c. Bencana Sosial
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok,
antar komunitas masyarakat dan teror.
2.2.2. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi
(pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Penyebab gempa bumi
antara lain proses tektonik akibat pergerakan kulit atau lempeng bumi, aktivitas
sesar di permukaan bumi, pergerakan geomorfologi secara lokal, sebagai contoh
terjadinya runtuhan tanah, aktivitas gunung api, dan ledakan nuklir (Ramli, 2010,
87). Berdasarkan kejadiannya terdapat 3 jenis gempa yaitu (Ramli, 2010, 19):
a. Gempa tektonik
Gempa yang terjadi karena pembentukan patahan (fault) yang berasal dari
tumbukan antar lempeng pembentuk kulit bumi. Pada umumnya gempa
tektonik memiliki kekuatan lebih dari 5 skala Richter. Pembentukan
patahan-patahan besar di Indonesia rata-rata merupakan penyebab gempa
dengan kekuatan besar. Patahan Semangko yang membujur sepanjang
pulau Sumatera adalah salah satu contohnya.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
31
Lempeng bumi dapat bergerak saling bertumbukan, menjauh, atau
bergeser. Lempeng bumi selalu bergerak tapi tidak dapat dirasakan karena
bergerak dalam skala kecil, hanya beberapa cm setiap tahunnya. Jika
gerakan terjadi secara tiba-tiba dan dalam skala besar, maka pergerkan
tersebut yang menyebabkan gempa bumi.
Gambar 2.9. Jenis Pergerakan Lempeng Bumi
(Sumber: Gempa Bumi, 2007)
b. Gempa vulkanik
Gempa yang terjadi karena aktivitas gunung berapi. Pada umumnya gempa
vulkanik berkekuatan kurang dari 4 skala Richter.
c. Terban
Gempa yang terjadi akibat longsoran yang menimbulkan efek gempa dan
pada umumnya merupakan gempa yang berkekuatan kecil. Kekuatan
gempa yang relatif kecil menyebabkan gempa ini kurang dapat dirasakan
dan terdeteksi oleh seismograf.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
32
Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi berbeda-beda. Para ahli
mengukur kekuatan gempa dengan alat seismograf. Seismograf dalam
pengukurannya menggunakan skala yang disebut skala Richter. Semakin besar
nilai skala Richter yang diukur oleh seismograf maka kerusakan dan kerugian
yang ditimbulkan juga makin besar.
Skala Richter dirancang dengan logaritma yang menunjukkan kekuatan
gempa dengan skala 10 kali lebih kuat dari skala sebelumnya, sebagai contoh
gempa bumi dengan kekuatan 5 skala Richter menunjukkan kekuatan gempa
yang 10 kali lebih kuat dari gempa bumi dengan kekuatan 4 skala Richter dan 100
kali lebih kuat dari 3 skala Richter. Nama skala Richter diambil dari nama
fisikawan Charles Richter yang pertama kali mengembangkannya. Adapun
klasifikasi skala kekuatan gempa terbagi sebagai berikut (Suharjanto, 2013, 26) :
a. <2.0 SR
Gempa kecil, tidak dapat dirasakan.
b. 2.0-2.9 SR
Tidak dapat dirasakan, namun terekam oleh alat.
c. 3.0-3.9 SR
Dapat dirasakan, namun jarang menimbulkan kerusakan.
d. 4.0-4.9 SR
Dapat dirasakan dan diketahui dari bergetarnya perabotan dalam ruangan,
suara gaduh bergetar. Kerusakan yang terjadi tidak terlalu parah.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
33
e. 5.0-5.9 SR
Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan yang terletak pada
area yang kecil. Umumnya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain
dengan baik.
f. 6.0-6.9
Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km.
g. 7.0-7.9
Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area yang lebih luas.
h. 8.0-8.9
Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil.
i. 9.0-9.9
Menghancurkan area ribuan mil.
j. >10.0
Belum pernah terekam.
2.2.3. Wilayah Geografis Indonesia Rawan Gempa Bumi
Indonesia tersusun dari ribuan pulau yang dikelilingi jalur gempa paling aktif di
dunia yaitu Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) dan jalur gempa teraktif
nomor dua di dunia yaitu Sabuk Alpide (Alpide Belt). Indonesia juga memiliki
gunung api terbanyak di dunia, setidaknya terdapat 130 gunung api aktif
(Hamidin, 2013, 82).
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
34
Atlas Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia & Dunia (2010, 81) menjelaskan
wilayah Indonesia yang dilalui Ring of Fire tepatnya di bagian utara Pulau Irian
dan Maluku, oleh karena itu pada wiliayah ini sering terjadi gempa tektonik.
Indonesia juga merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu
lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia
bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusa
Tenggara, sedangkan lempeng Pasifik di utara Irian dan Maluku Utara. Pada
lokasi-lokasi tersebut, terjadi pertemuan lempeng yang saling bertabrakan dan
melepaskan energi tabrakannya sebagai gempa bumi. Beberapa daerah aktif
gempa di Indonesia merupakan daerah patahan bumi atau sesar aktif antara lain
sesar Besar Sumatra, sesar Cimandiri dan sesar Baribis Jawa Barat, sesar Palu-
Koroo Sulawesi, sesar Naik Busur Belakang Flores, sesar Naik Wetar dan sesar
Geser Sorong.
Gambar 2.10. Peta Tektonik dan Sesar Aktif di Indonesia
(Sumber: Peta Hazard Gempa Indonesia 2010)
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
35
Gambar 2.11. Peta Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar
dengan perioda ulang 500 tahun
(Sumber: SNI–03-1726-2002)
Buku Gempa Bumi (2007, 12) menjelaskan pulau Kalimantan jarang
mengalami gempa bumi karena merupakan pulau yang stabil, hal tersebut juga
dapat dilihat dari peta wilayah gempa Indonesia. Pada peta wilayah gempa
Indonesia, Jakarta termasuk dalam daerah rawan gempa dengan tingkat
kerentanan gempa 0,20 g (gravitasi) yang berarti intensistas gempa mencapai 7-8
SR.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
36
2.2.4. Manajemen Bencana
Manajemen Bencana merupakan suatu proses terencana yang dilakukan untuk
mengelola bencana dengan baik dan aman melalui 3 tahapan yaitu (Ramli, 2010,
31):
a. Pra Bencana
1. Kesiagaan
Kesiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
2. Peringatan Dini
Peringatan dini merupakan informasi teknis dan ilmiah yang
dimiliki, diolah atau diterima dari pihak berwenang mengenai
kemungkinan akan datangnya suatu bencana. Peringatan dini
memberikan peringatan kepada masyarakat tentang bencana yang
akan terjadi sebelum kejadian.
3. Mitigasi Bencana
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.21 tahun 2008, mitigasi
adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Mitigasi dilakukan sebagai upaya untuk mencegah atau
mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana. Dari
batasan ini sangat jelas bahwa mitigasi bersifat pencegahan
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
37
sebelum kejadian. Mitigasi bencana harus dilakukan secara
terencana melalui berbagai upaya dan pendekatan seperti
pendekatan teknis, pendekatan manusia, pendekatan administratif,
dan pendekatan kultural (Ramli, 2010, 32).
b. Saat Bencana
1. Tanggap Darurat
Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani
dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
c. Pasca Bencana
1. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai
pada wilayah pasca bencana.
2. Rekonstruksi
Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
38
2.2.5. Mitigasi & Kesiapsiagaan Menghadapi Gempa Bumi Pada Gedung
Perkantoran
Informasi mengenai mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi pada
gedung perkantoran didapatkan oleh penulis dan disadur dari 4 sumber buku
utama yaitu :
1. Panduan untuk Keselamatan Saat Bencana oleh Persatuan Pelajar
Indonesia-ISC Tokyo Institute of Technology
2. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Gempa Bumi oleh Divisi
Manajemen Bencana PARAMARTHA
3. Panduan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat oleh
Yayasan IDEP
4. Informasi hasil wawancara dengan BPBD DKI Jakarta
a. Pra Gempa
1. Identifikasi ancaman dalam gedung, jika ada fasilitas pada gedung
yang mengalami kerusakan seperti pondasi gedung yang tidak
kokoh, tembok dan kaca yang retak, lift dan pintu yang sering
macet, jalur evakuasi dalam kondisi yang sudah tidak aman lagi,
segera meminta bantuan ahli bangunan untuk segera memperbaiki
kerusakan-kerusakan tersebut.
2. Benda seperti rak buku, papan pengumuman, alat kantor, lukisan,
lampu, perabotan, dan benda berbobot berat lainnya pastikan
terpasang kokoh, aman pada tembok dan tidak dapat roboh. Jika
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
39
ada yang rusak segera lakukan perbaikan. Pastikan semua benda-
benda berat tersebut jauh dari anda dan meja kantor anda.
3. Jangan menyimpan barang-barang yang besar dan berat di atas
meja kantor anda. Masukkan ke dalam rak atau laci yang letaknya
di bawah anda. Demikian halnya dengan barang pecah belah.
4. Obat pemusnah serangga, pewangi ruangan, bahan kimia, yang
mudah terbakar harus tertutup dengan erat. Lalu simpanlah di
tempat aman.
5. Periksa kabel-kabel listrik dan peralatan elektronik lainnya, jika
ada kerusakan segera perbaiki atau ganti bagian yang rusak.
Kerusakan alat-alat ini merupakan potensi kebakaran.
6. Perlengkapi diri anda dan teman kantor anda dengan pengetahuan
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
7. Siapkan senter, pluit, tas siaga bencana yang berisi makanan ringan
dan cepat saji, minuman, obat-obatan, power bank charger. Bila
memungkinkan tempatkan helm dekat tempat kerja anda, agar
dapat digunakan segera jika terjadi gempa.
8. Pastikan anda dan teman kantor anda mengetahui letak jalur
evakuasi, lift, titik pertemuan darurat, pintu utama, tempat paling
aman jika gempa terjadi, dengan baik pada kantor anda agar anda
tidak terjebak setelah gempa terjadi.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
40
9. Pastikan anda dan teman kantor anda mengetahui nomor-nomor
telepon penting dan letak telepon darurat yang dapat dihubungi
setelah gempa terjadi.
10. Saat gempa terjadi jangan memilih untuk langsung keluar ruangan
karena gempa berlangsung sangat cepat. Tetap tenang dan
berlindung dibawah kolong meja atau meubel yang kuat untuk
berlindung. Pada gedung bertingkat, tangga dan lift, serta sisi
terluar tembok merupakan area paling berbahaya saat terjadi
gempa. Tangga memiliki konstruksi paling rapuh dan dapat rubuh
dengan cepat.
11. Edukasi diri anda dan teman kantor untuk menyelamatkan diri saat
gempa terjadi, terutama berlatih berlindung di bawah kolong meja
atau meubel yang kuat sebagai berikut:
Gambar 2.12. Latihan Berlindung: “Menjatuhkan badan! Berlindung!
Berpegangan!”
(Sumber: espfocus.org)
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
41
b. Saat Gempa
1. Segera cari tempat berlindung di bawah kolong meja yang kokoh
atau meubel yang kuat, terapkan teknik “Menjatuhkan badan!
Berlindung! Berpegangan!”. Jika tidak menemukan meja atau
meubel yang kuat untuk berlindung cari benda yang kuat sebagai
perlindungan untuk menutupi kepala anda.
2. Tetaplah diruangan, tunggu sampai goncangan berhenti dan aman
untuk bergerak. Siap-siap untuk berpindah.
3. Hindari jendela kaca, dinding luar, benda-benda berbobot berat,
tangga dan lift. Jika memungkinkan, tetap di dalam ruangan agar
tidak terkena pecahan kaca, aliran listrik, dan lainnya.
4. Jangan tergesa-gesa untuk lari keluar, benda bisa jatuh dan
menimpa setelah gempa bumi terjadi. Berhati-hatilah terhadap
pecahan kaca dan benda-benda lainnya yang jatuh.
5. Saat kondisi sudah aman, bukalah jendela dan pintu dengan hati-
hati untuk memastikan jalan keluar agar anda tidak terperangkap.
6. Setelah kondisi aman dan gempa sudah berhenti, segera
menghubungi pihak berwenang untuk membantu proses evakuasi
dan mendapatkan informasi mengenai tingkat kerusakan gedung.
7. Turun menggunakan tangga darurat (hindari lift dan eskalator).
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
42
c. Pasca Gempa
1. Periksa keadaan anda dan teman kantor anda. Bila ada yang terluka
pastikan mendapat pertolongan P3K. Tolong orang lain yang
terluka atau terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana,
kemudian berikan pertolongan pertama jika memungkinkan.
Jangan coba memindahkan korban yang luka parah karena justru
bisa memperparah kondisinya.
2. Bila kondisi bangunan mengkhawatirkan, segera keluar ruangan
dengah hati-hati dan cari tempat aman. Bawa serta tas siaga yang
sudah anda siapkan.
3. Periksa keamanan di sekitar anda. Waspada terhadap hal-hal
berikut: kebakaran atau kondisi yang rentan mengalami kebakaran,
pecahan kaca, gas bocor, kerusakan pada sirkuit listrik, dan lain-
lain.
4. Pantau berita melalui radio yang dioperasikan dengan baterai untuk
mengetahui keadaan darurat terakhir. Gunakan handphone untuk
emergency call saja (menghemat baterai).
5. Segera lindungi diri anda dari ancaman sekunder dengan memakai
helm, celana panjang, baju lengan panjang, sepatu bot, dan sarung
tangan. Ini akan melindungi anda dari luka akibat benda yang
pecah, benda yang jatuh atau benda tajam lainnya.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
43
6. Jangan kembali ke dalam gedung sebelum dinyatakan aman oleh
petugas. Saat kembali, berhati-hatilah saat membuka laci, lemari,
dan awasi kepala anda jangan sampai dijatuhi benda dari rak.
Bila anda terjebak dalam reruntuhan, maka hal-hal berikut yang harus
diperhatikan:
1. Bila tidak dapat melepaskan diri, pukul tembok atau pipa, tuiplah
peluit jika ada.
2. Teriakan hanya dapat dilakukan sesekali sebab debu dapat terhirup
dan membuat sesak nafas. Jangan membersihkan debu, hal tersebut
akan mengganggu pernafasan anda.
3. Jangan menyalakan api, untuk menghindari bahaya yang tidak
diinginkan. Jangan memindahkan reruntuhan, kecuali anda yakin
bahwa hal tersebut aman dilakukan dan tidak menimbulkan
reruntuhan lebih parah.
2.3. Elemen Visual
Rustan (2008, 53) menjelaskan kelompok elemen visual dalam sebuah layout
yaitu seluruh elemen bukan teks yang kelihatan dalam sebuah layout:
a. Fotografi
Fotografi mempunyai kekuatan karena kemampuannya untuk
menampilkan realitas, memberi kesan yang dapat dipercaya. Teknik
fotografi banyak digunakan dalam media periklanan.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
44
b. Artworks
Segala jenis karya seni bukan fotografi baik itu ilustrasi, kartun, sketsa,
dan lainnya. Fungsi artworks adalah untuk menyajikan informasi yang
lebih akurat sebagai contoh informasi mengenai jenis dan cara kerja organ
tubuh manusia, cara kerja mesin mobil, dan informasi teknik lainnya. Pada
kondisi tertentu artworks dapat menyampaikan suatu pesan lebih baik
dibandingkan fotografi (Rustan, 2008, 57).
c. Informational Graphics (Infographics)
Fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari survei dan penelitian yang
disajikan dalam bentuk grafik (chart), tabel, diagram, bagan, peta, dan
lainnya. Mark Smicklas (2012, 3) dalam buku The Power of Infographics
menjelaskan kekuatan infografis adalah menyampaikan informasi yang
kompleks kepada audiens dengan bentuk atau visualisasi yang mudah
dimengerti dan cepat dikonsumsi.
d. Garis
Elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis pada suatu karya
desain. Dalam suatu layout, garis mempunyai fungsi untuk membagi suatu
area, penyeimbang berat, dan sebagai grid untuk menjaga kesatuan dalam
suatu layout.
e. Inline Graphics (Inset)
Elemen visual berukuran kecil yang diletakkan di dalam elemen visual
yang lebih besar untuk memberi informasi pendukung. Banyak terdapat
pada informational graphic.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014
45
f. Point
Dalam layout bullets berfungsi untuk membuat suatu daftar yang
memudahkan mata pembaca dalam membaca suatu informasi.
Perancangan Media..., Vincent Aditya Putra Suciadi, FSD UMN, 2014