Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana...

115
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana...

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS

CONTROL (SPC) PADA PT DUTA INDAH SEJAHTERA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi (S.E.)

Nama : Luciana Senjaya

NIM : 12130110021

Fakultas : Bisnis

Program Studi : Manajemen

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

2017

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan Metode

Statistical Process Control (SPC) Pada PT Duta Indah Sejahtera

Oleh

Nama : Luciana Senjaya

NIM : 12130110021

Fakultas : Bisnis

Program Studi : Manajemen

Tangerang, 07 Februari 2017

Dewan Penguji

Thomas Dwi Susmantoro, S.T.,M.S.M. Tessa Handra, S.E.,M.T.

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi Manajemen

Mohammad Annas, S. Tr. Par., M.M. Dewi Wahyu Handayani, SE., M.M.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

iii

Lembar Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat

Dengan ini saya:

Nama : Luciana Senjaya

NIM : 12130110021

Program Studi : Manajemen

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Pengendalian Kualitas Produk

Dengan Menggunakan Metode Statistical Process Control (SPC) Pada PT Duta

Indah Sejahtera” adalah hasil karya ilmiah saya sendiri, bukan plagiat dari karya

ilmiah yang ditulis oleh orang lain. Semua kutipan karya ilmiah orang lain atau

lembaga lain yang dirujuk dalam laporan skripsi ini telah saya sebutkan sumber

kutipannya serta saya cantumkan di Daftar Pustaka.

Tangerang, 10 Februari 2016

Penulis,

Luciana Senjaya

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat

dan Karunia – Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK

DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL

(SPC) PADA PT DUTA INDAH SEJAHTERA” dengan baik dan tepat waktu.

Penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak. Penulis berterima kasih kepada orang – orang yang

telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ninok Leksono selaku Rektor Universitas Multimedia Nusantara.

2. Ibu Dewi Wahyu Handayani, S.E.,M.M. selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Multimedia Nusantara.

3. Kedua Orang Tua serta saudara-saudara penulis yang selalu mendukung,

memberikan nasehat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Praktek Kerja Magang ini dengan baik.

4. Bapak Mohammad Annas, S. Tr. Par., M.M. selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah memberikan arahan dan masukan – masukan kepada

penulis dalam prose penulisan skripsi.

5. Bapak Thomas Dwi Susmantoro, S.T.,M.S.M. selaku ketua sidang yang

telah memberikan masukan dan saran yang bermanfaat bagi penelitian ini.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

v

6. Ibu Tessa Handra, S.E.,M.T. selaku penguji sidang yang telah memberikan

masukan dan saran yang bermanfaat bagi penelitian ini.

7. Tim Dosen Universitas Multimedia Nusantara yang telah memebrikan ilmu,

pengetahuan dan pengalaman yang positif selama penulis masih menjalani

perkuliahan.

8. Bapak Sartiyono selaku kepala bagian produksi yang memberikan informasi

tentang segala hal yang terkait dengan laporan penulis dibagian produksi.

9. Seluruh pihak karyawan pada PT Duta Indah Sejahtera atas kerjasamanya

selama melaksanakan studi lapangan di perusahaan.

10. Sahabat penulis (Paramita Vanessa, Melawati, Kristiyani Chandra, dan

Santy) yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis

selama 4 setengah tahun ini dalam menjalani perkuliahan dan menyelesikan

tugas akhir kuliah skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penggunanya dan

memberikan kontribusi bagi pendidikan serta perusahaan terkait. penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis

memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini dan terbukaan

terhadap kritik serta saran yang membangun untuk kemajuan penelitian ini.

Tangerang, 10 Februari 2016

Luciana Senjaya

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

vi

ABSTRAK

Kualitas suatu produk merupakan salah satu hal penting dalam suatu usaha

atau bisnis yang dijalankan. Untuk menghasilkan produk atau jasa yang memiliki

kualitas yang baik maka diperlukan suatu pengendalian kualitas pada proses

operasional perusahaan, hal ini lebih di tetapkan pada bagian proses karena

menjaga proses maka akan mendapatkan hasil yang baik pada dan sesuai dengan

standar yang ada sebelum produk jadi. Oleh karena itu penelitian dilakukan

dengan menggunakan metode pengendalian kualitas dalam melakukan

pengawasan kualitas dan melakukan proses perbaikan pada proses produksi tisu

facial dan handkherchief PT Duta Indah Sejahtera. Metode yang digunakan adalah

diagram kontrol p-chart, diagram sebab akibat atau cause-effect diagram, dan

diagram pareto.

Berdasarkan dari data – data yang telah di kumpulkan dan di analisis dapat

memberi kesimpulan bahwa dari 10 bulan waktu penelitian yang dilakukan

perusahaan PT Duta Indah Sejahtera masih memiliki proses produksi yang berada

di luar batas kendali disebabkan hasil kecacatan produksi yang masih melebihi

standar. Perlunya perbaikan pada proses produksi dapat dilakukan dengan melihat

penyebab – penyebab dari terjadinya kecacatan produk.

Kata Kunci: Statistical Process Control, Pareto, Ishikawa, Cause-effect Diagram,

Pareto, Quality Control

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

vii

ABSTRACT

The quality of a product is one of the important things in a business or

business run. To produce products or services that are of good quality, we need a

process of quality control in the company's operations, it is more in charge in the

process for keeping the process then it will get a good return on and in

accordance with existing standards before the finished product. The study was

therefore conducted using the method of quality control in monitoring quality and

process improvement in the production process of facial tissue and handkherchief

PT Duta Sejahtera Indah. The method used is the control diagram p-chart,

diagram causal or cause-effect diagrams and Pareto diagrams.

Based on the data - data that has been collected and analyzed can give the

conclusion that the 10-month study period by the company PT Duta Indah

Sejahtera still have a production process that are outside the control limits due to

disability results still exceed production standards. The need for improvements in

the production process can be done by looking at the cause - the cause of the

occurrence of product defects.

Keywords: Statistical Process Control, Pareto, Ishikawa, Cause-effect diagrams,

Pareto, Quality Control

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT ............................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................. vi

ABSTRACT ................................................................................................................. vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 10

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 11

1.4. Pembatasan Masalah .................................................................................... 11

1.5. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 12

1.5.1. Manfaat Teoritis ........................................................................................ 12

1.5.2. Manfaat Manajerial.................................................................................... 12

1.5.3. Manfaat Bagi Penulis ................................................................................ 12

1.6. Sistematika Penulisan Penelitian ................................................................. 13

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 15

2.1. Manajemen Operasional .............................................................................. 15

2.2. Manajemen Kualitas .................................................................................... 16

2.2.1. Dimensi Kualitas Untuk Produk Manufaktur ............................................ 18

2.3. Pengendalian Kualitasa ................................................................................ 19

2.3.1. Tujuan dan Manfaat Pengendalian Kualitas .............................................. 21

2.4. Pengertian Statistical Process Control ......................................................... 22

2.5. Peta Kendali ................................................................................................. 25

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

ix

2.6. Diagram Pareto ............................................................................................ 27

2.7. Cause-and-Effect Diagrams ......................................................................... 28

2.8. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................... 33

3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................. 33

3.1.1. Profil Perusahaan ....................................................................................... 33

3.1.2. Struktur Organisasi .................................................................................... 35

3.1.3. Jenis – Jenis Produk ................................................................................... 36

3.2 Gambaran Objek Penelitian ......................................................................... 40

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 42

3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 44

3.5 Teknik Analisis Data.................................................................................... 49

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 54

4.1 Pengumpulan Data ....................................................................................... 54

4.2 Pengolahan Data .......................................................................................... 56

4.2.1. Membuat Diagram Kontrol P-chart ........................................................... 56

4.2.1.1 Diagram Kontrol P-chart untuk Tisu Facial .................................. 56

4.2.1.2. Diagram Kontrol P-chart Untuk Tisu Handkherchief ................... 61

4.2.2. Prioritas Perbaikan Dengan Diagram Pareto ............................................. 65

4.2.2.1. Diagram Pareto Untuk Tisu Facial ..................................................... 65

4.2.2.2. Diagram Pareto Untuk Tisu Handkhercief ......................................... 68

4.2.3. Analisis Cause-and-Effect Diagram .......................................................... 70

4.3 Analisa Hasil ................................................................................................ 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 82

5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 82

5.2. Saran ............................................................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ xiii

LAMPIRAN I Jenis – Jenis Mesin ............................................................................ xvi

LAMPIRAN II Lokasi Penelitian .............................................................................. xxviii

LAMPIRAN III Data – Data Produksi....................................................................... xxxiii

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Kontribusi Industri Pengelolahan Non Migas Terhadap PDB .................. 2

Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Industri Pengelolahan Non Migas (kumulatif) ........... 3

Tabel 1.3. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu Facial

Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ........................................................................ 8

Tabel 1.4. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu Handkhercief

Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ........................................................................ 9

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 30

Tabel 3.1. Spesifikasi Jenis – Jenis Produk ............................................................... 36

Tabel 3.2. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 43

Tabel 3.3. Kegiatan Observasi Perusahaan ................................................................ 48

Tabel 4.1. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu Facial

Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ........................................................................ 54

Tabel 4.2. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu Handkhercief

Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ........................................................................ 55

Tabel 4.3. Tabel Produksi Tisu Facial ....................................................................... 56

Tabel 4.4. Tabel Perhitungan Persentase Cacat Tisu Facial ...................................... 58

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Persentase Cacat, CL, UCL, dan UCL untuk Produk

Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober 2016 .................................................... 59

Tabel 4.6. Tabel Produksi Tisu Handkhercief ........................................................... 61

Tabel 4.7. Tabel Perhitungan Persentase Cacat Tisu Handkhercief .......................... 62

Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Persentase Cacat, CL, UCL, dan UCL untuk Produk

Tisu Handkhercief Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ......................................... 64

Tabel 4.9. Data Jenis Cacat dan Jumlah Cacat Produk Tisu Facial Periode Januari

2016 – Oktober 2016 .................................................................................................. 65

Tabel 4.10. Data Persentase Kumulatif Produk Tisu Facial Periode Januari 2016 –

Oktober 2016 .............................................................................................................. 66

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xi

Tabel 4.11. Data Jenis Cacat dan Jumlah Cacat Produk Tisu Handkerchief Periode

Januari 2016 – Oktober 2016 ..................................................................................... 68

Tabel 4.12. Data Persentase Kumulatif Produk Tisu Handkerchief Periode Januari

2016 – Oktober 2016 .................................................................................................. 69

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Kendali .......................................................................................... 25

Gambar 2.2. Diagram Pareto ...................................................................................... 28

Gambar 2.3. Cause-and-Effect Diagram .................................................................... 29

Gambar 2.4. Model Cause and Effect Diagram ......................................................... 30

Gambar 3.1. Logo PT Duta Indah Sejahtera .............................................................. 34

Gambar 3.2. Struktur Organisasi ................................................................................ 35

Gambar 3.3. Struktur Organisasi Bagian Produksi .................................................... 36

Gambar 3.4. Flowchart Pembelian Bahan Baku ........................................................ 40

Gambar 3.5. Flowchart Produksi ............................................................................... 41

Gambar 3.6. Flowchart Pengiriman ........................................................................... 42

Gambar 4.1. P-chart Produksi Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober 2016 .... 60

Gambar 4.2. P-chart Produksi Tisu Handkerchief Periode Januari 2016 – Oktober

2016 ............................................................................................................................ 64

Gambar 4.3. Diagram Pareto Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ..... 67

Gambar 4.4. Diagram Pie Persentase Cacat Tisu Facial Periode Januari 2016 –

Oktober 2016 .............................................................................................................. 67

Gambar 4.5. Diagram Pareto Tisu Handkerchief Periode Januari 2016 – Oktober

2016 ............................................................................................................................ 69

Gambar 4.6. Diagram Pie Persentase Cacat Tisu Handkhercief Januari 2016 –

Oktober 2016 .............................................................................................................. 70

Gambar 4.7. Cause-and-Effect Diagram Terjadinya Jenis Cacat Bentuk Emboss

Tidak Terlihat ............................................................................................................. 71

Gambar 4.8. Cause-and-Effect Diagram Terjadinya Jenis Cacat Potongan .............. 73

Gambar 4.9. Cause-and-Effect Diagram Terjadinya Jenis Cacat Kebersihan ........... 75

Gambar 4.10. Cause-and-Effect Diagram Terjadinya Jenis Cacat Lipatan Tidak

Rata ............................................................................................................................ 77

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kinerja industri manufaktur meningkat sepanjang tahun 2015 dilihat dari

hasil kontribusi yang dicapai terhadap PDB nasional sebesar 18,1 %. Pencapaian

yang diperoleh dari tahun 2015 dinilai meningkat jika dibanding dengan tahun

sebelumnya yang memberikan kontribusi sebesar 17,8 % terhadap PDB nasional.

Sekretaris Jendral Kementrian Perindustrian (kemenperin) Syarif Hidayat

mengatakan bahwa kenaikan tersebut disebabkan oleh turunnya kontribusi dari

beberapa sektor lain seperti minyak dan gas (migas), komoditas perkebunan, dan

pertambangan. Nilai industri manufaktur nasional masih terus mengalami

pertumbuhan dilihat dari hasil Laporan Kinerja Kementrian Perindustrian pada

tahun 2015, disebabkan meningkatnya investasi baik dari investor baru maupun

pelaku usaha yang melakukan ekspansi sehingga ekspor produk manufaktur

meningkat menjadi 70,9% dari total nilai ekspor nasional.

Pada kompas.com juga disampaikan bahwa Badan pusat statistik (BPS)

juga melaporkan produksi industri manufaktur setahun terakhir mengalami

pertumbuhan. Pada industri sedang sebesar 4,08% dan besar, dan pertumbuhan

5,91% untuk industri mikro dan kecil.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

2

Tabel 1.1. Kontribusi Industri Pengelolahan Non Migas Terhadap PDB

(dalam %)

No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014* 2015**

1. Industri Makanan dan Minuman 5,24 5,31 5,14 5,32 5,61

2. Industri Pengolahan Tembakau 0,92 0,92 0,86 0,91 0,94

3. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 1,38 1,35 1,36 1,32 1,21

4. Industri Kulit, Barang dari Kulit

dan Alas Kaki 0,28 0,25 0,26 0,27 0,27

5.

Industri Kayu, Barang dari Kayu

dan Gabus dan Barang Anyaman

dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

0,76 0,7 0,7 0,72 0,67

6.

Industri Kertas dan Barang dari

Kertas; Percetakan dan

Reproduksi Media Rekaman

0,96 0,86 0,78 0,8 0,76

7. Industri Kimia, Farmasi dan Obat

Tradisional 1,59 1,67 1,65 1,7 1,81

8. Industri Karet, Barang dari Karet

dan Plastik 0,92 0,89 0,8 0,76 0,74

9. Industri Barang Galian bukan

Logam 0,71 0,73 0,73 0,73 0,72

10. Industri Logam Dasar 0,8 0,75 0,78 0,78 0,78

11.

Industri Barang Logam;

Komputer, Barang Elektronik,

Optik; dan Peralatan Listrik

1,81 1,89 1,95 1,87 1,96

12. Industri Mesin dan Perlengkapan 0,3 0,29 0,27 0,31 0,32

13. Industri Alat Angkutan 1,98 1,93 2,02 1,96 1,91

14. Industri Furnitur 0,28 0,26 0,26 0,27 0,27

15.

Industri Pengolahan Lainnya; Jasa

Reparasi dan Pemasangan Mesin

dan Peralatan

0,2 0,19 0,17 0,18 0,18

Total Industri Pengolahan Non

Migas 18,13 17,99 17,72 17,89 18,18

Sumber: Kementrian Perindustrian, 2015

Keterangan: (*) Angka sementara, (**) Angka sementara

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

3

Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Industri Pengelolahan Non Migas

(dalam%)

No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014* 2015**

1. Industri Makanan dan Minuman 10,98 10,33 4,07 9,49 7,54

2. Industri Pengolahan Tembakau -0,23 8,82 -0,27 8,33 6,43

3. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 6,49 6,04 6,58 1,56 -4,79

4. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan

Alas Kaki 10,94 -5,43 5,23 5,62 3,98

5.

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan

Gabus dan Barang Anyaman dari

Bambu, Rotan dan Sejenisnya

-2,72 -0,8 6,19 6,12 -1,84

6.

Industri Kertas dan Barang dari

Kertas; Percetakan dan Reproduksi

Media Rekaman

3,89 -2,89 -0,53 3,58 -0,11

7. Industri Kimia, Farmasi dan Obat

Tradisional 8,66 12,78 5,1 4,04 7,36

8. Industri Karet, Barang dari Karet dan

Plastik 2,08 7,56 -1,86 1,16 5,05

9. Industri Barang Galian bukan Logam 7,78 7,91 3,34 2,41 6,18

10. Industri Logam Dasar 13,56 -1,57 11,63 6,01 6,48

11.

Industri Barang Logam; Komputer,

Barang Elektronik, Optik; dan

Peralatan Listrik

8,79 11,64 9,22 2,94 7,83

12. Industri Mesin dan Perlengkapan 8,53 -1,39 -5 8,67 7,49

13. Industri Alat Angkutan 6,37 4,26 14,95 4,01 2,33

14. Industri Furnitur 9,93 -2,15 3,64 3,6 5

15.

Industri Pengolahan Lainnya; Jasa

Reparasi dan Pemasangan Mesin dan

Peralatan

-1,09 -0,38 -0,7 7,65 4,89

Industri Pengolahan Non Migas 7,46 6,98 5,45 5,61 5,04

Produk Domestik Bruto 6,17 6,03 5,58 5,02 4,79

Sumber: Kementrian Perindustrian, 2015

Keterangan: (*) Angka sementara, (**) Angka sementara

Dapat dilihat dari data diatas bahwa pada tahun 2015 angka sementara laju

pertumbuhan pada industri kertas berada pada angka penurunan -0,11%. Hal ini

menyatakan bahwa produsen kertas harus terus meningkatkan penjualan, agar

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

4

industri ini dapat berkembang lagi. Namun angka tersebut tidak menunjukkan

bahwa semua industri kertas sedang mengalami penurunan, bahkan dibeberapa

perusahaan besar perindustrian kertas bahkan menambah kapasitas produksi

dikarenakan banyaknya permintaan konsumen.

Industri tisu dan kertas merupakan suatu industri yang cukup berkembang

karena gaya hidup yang semakin modern menarik banyaknya konsumsi kertas dan

tisu disegala kalangan masyarakat. Hidup yang serba instant membuat masyarakat

juga mengubah kebiasaan hidupnya seperti lebih memilih menggunakan tisu

dibandingkan menggunakan kain untuk membersihkan segala hal. Produsen kertas

dan tisu meyakini bahwa industri tisu dan kertas akan terus berkembang tahun

2016 ini, dalam website finance roll pada tahun 2014 PT Suparman TBK (SPMA)

menambah kapasitas mesin produksi mencapai 25.000 metrik ton (MT) per tahun.

Perseroan juga menyiapkan investasi US $25 juta untuk penambahan kapasitas

mesin tersebut. Penambahan mesin tersebut diharapkan dapat membuat penjualan

jenis tisu dapat meningkat mulai dari awal tahun 2015.

Banyak juga produsen kertas dan tisu yang memperluas pangsa pasarnya

seperti yang disampaikan pada website media Indonesia produsen kertas

berikutnya adalah Asia Pulp and Paper (APP) akan terus memperluas pangsa

pasar global produk mereka. Ekspansi salah satunya menyasar pasar produk tisu

di Jepang. APP ingin mengubah minat konsumen jepang dengan memperbesar

penjualan tisu soft pack dengan jumlah lebih banyak yang akan di ekspor

langsung dari pabrik pulp and paper PT OKI Pulp and Paper Mills, anak

perusahaan APP di Sumatera selatan. Kapasitas produksi pabrik 3,2 juta ton

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

5

pertahun yang ditargetkan akhir tahun 2016. Rata - rata penjualan tisu APP ke

Jepang berkisar 1,8 juta ton pertahun, dengan harga US$2 ribu per ton.

Industri pulp dan kertas bisa tumbuh optimal jika pemerintah serius

mendorong ekspor dan mendorong industri dalam negeri. Banyaknya pengguna

kertas yang dicatat oleh kementrian perindustrian bahwa dari sekitar 70 juta ton

kebutuhan bahan baku waste paper yang dibutuhkan indonesia sebanyak 60% -

70% diperoleh dari hasil impor. Aviliani, pengamat ekonomi, mengatakan bahwa

industri pulp dan paper merupakan salah satu industri yang memiliki potensial

yang bisa diandalkan sebagai pendorong ekspor selain kelapa sawit dan batubara.

Sebab, Indonesia saat ini merupakan salah satu eksportir produk pulp dan kertas

terbesar yang memasok kebutuhan di pasar ASEAN. Pemerintah perlu terus

mendukung industri pulp dan kertas dipasar internasional demi meningkatkan

devisa negara. Pulp dan kertas memiliki potensi dan daya saing yang kuat, namun

industri ini juga memiliki banyak tantangan.

Memilih dengan teliti tisu yang baik dan berkualitas dari pabrik tisu yang

memang berkualitas adalah hal utama yang harus anda lakukan apalagi jika anda

adalah seorang konsumen tisu yang sudah terbiasa memakai tisu dalam

keseharian, misalnya setelah makan memakai tisu untuk membersihkan mulut dan

mengeringkan tangan, dan lain sebagainya. Kualitas sebuah tisu tergantung

kepada pembuatan tisu itu sendiri di sebuah pabrik. Penggunaan tisu juga

berpengaruh terhadap kesehatan pemakai, seperti halnya saat anda sedang bersin

jika tisu yang digunakan bukan terbuat dari kualitas yang baik makan akan

membuat kesehatan menjadi lebih buruk karena terhirup serat - serat yang

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

6

bertebaran pada tiap lembaran tisu. Oleh sebab itu anda harus pintar dalam

memilih tisu yang baik dan berkualitas dari pabrik tisu yang memang sudah

dipercaya memproduksi tisu dari bahan - bahan berkualitas.

Sesuai dengan data – data diatas bahwa industri tisu dan kertas akan terus

mengalami peningkatan karena banyaknya pengguna kertas dan tisu bahkan bubur

kertas juga digunakan sebagai bahan baku kemasan – kemasan produk

manufaktur. Banyaknya produsen kertas dan tisu yang menambah kapasitas mesin

dikerenakan ingin memeperluas bidang ushanya hingga ekspor dan impor, salah

satunya produsen tisu dan kertas Asia Pulp and Papper (APP) yang terus mengejar

pangsa pasar di Jepang.

Banyaknya industri makanan yang juga menjadi salah satu dampak yang

cukup mempengaruhi penggunanan tisu, sebab disetiap tempat makan pasti

menyediakan tisu untuk membersihkan mulut dan para konsumen yang datang

jika ingin membersihkan kotoran kecil pada meja pasti menggunakan tisu.

Untuk menembus pangsa pasar global perusahaan harus mampu memiliki

daya saing yang kuat dengan kompetitor bisnisnya. Kualitas suatu produk menjadi

modal utama bagi suatu produk agar dapat dipercaya oleh konsumen. Oleh karena

itu, perusahaan harus melakukan pengendalian kualitas secara terus menerus agar

konsumen tidak merasa dikecewakan oleh produk yang dihasilkan. Bicara tentang

kualitas menurut Dale H. Besterfield biasanya kita berfikir dalam hal produk yang

sangat baik atau pelayanan yang memenuhi atau melebihi harapan kita.

Pengendalian kualitas itu sendiri merupakan penggunaan teknik dan

kegiatan untuk mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas produk

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

7

atau jasa. Pengawasan terhadap produk sebelum sampai ke tangan konsumen

adalah hal yang yang penting, maka quality control harus mampu memastikan

semua produknya berkualitas. Menurut Konjen Umar salah satu hal yang perlu di

perhatikan untuk menembus usaha international terutama di Amerika Serikat

adalah menghasilkan produk yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan pasar

yang kompetitif dan juga keaktifan untuk mencapai standar yang harus dipenuhi.

Quality control tidak hanya dilakukan pada tahap finishing pada produk

melainkan juga saat bahan baku datang, proses produksi, sampai produk akhir dan

disesuaikan dengan standar yang berlaku. Jika bahan baku yang datang tidak

sesuai dengan standard kualitas perusahaan maka produk yang dihasilkan juga

tidak berkualitas dan dapat menyebabkan kerugian yang cukup mempengaruhi

profit perusahaan.

PT Duta Indah Sejahtera adalah salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang Converting Tisu yang merupakan salah satu Perusahaan di Duta Indah

Group. PT Duta Indah Sejahtera memiliki lokasi pabrik dan kantor di Jalan Dipati

Unus No 168, Cibodas Besar, Cibodas, Kota Tangerang Banten. Perusahaan

converting tisu ini memiliki distribusi yang cukup luas, produk-produk tisu yang

dihasilkan banyak di distribusikan ke luar kota, luar pulau dan supermarket. Oleh

karena itu kualitas adalah salah satu faktor penting bagi PT Duta Indah Sejahtera

untuk menjaga loyalitas konsumen dan daya saing mereka. Dengan adanya

distribusi yang cukup besar makan PT Duta Indah Sejahtera mempunyai standar

kualitas pada produksinya.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 21: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

8

PT Duta Indah Sejahtera memproduksi beberapa macam tisu berupa tisu

facial, napkin, toilet, handkhercief, cocktail napkin,dan hand towel. Banyaknya

jenis produk tisu yang diproduksi oleh perusahan membuat para staff kurang

menjaga kualitas pada produk baik dari saat bahan baku datang, proses produksi

hingga output yang dihasilkan. Menurut wawancara yang telah lakukan pada

kepala bagian produksi dan general manager pada PT Duta Indah Sejahtera masih

banyak kecacatan produk yang dihasilkan setiap bulannya. Data jumlah produksi

dan jenis cacat produk tisu facial dan handkerchief bulan januari 2016 sampai

oktober 2016 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.3. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu Facial

Periode Januari 2016 - Oktober 2016

Bulan

Spesifikasi Jenis Cacat Total Cacat (kg)

Jumlah Produksi

(kg)

Bentuk Emboss

(kg)

Potongan (kg)

Kebersihan (kg)

Lipatan (kg)

Jan-16 178,1 453,8 133,3 300,8 1066 45.157,3

Feb-16 111,9 305,6 188,3 314,7 920,5 33.490,0

Mar-16 97,3 153,6 62,2 195,6 508,7 20.896,6

Apr-16 108,7 201,4 202,1 122,4 634,6 19.137,4

Mei-16 99,7 177,2 100,1 169,1 546,1 19.996,6

Jun-16 93,2 276,3 234,3 118,3 722,1 28.504,0

Jul-16 104,1 115,5 183 79,4 482 13.629,0

Agt-16 176,1 202,9 243,1 256,1 878,2 28.153,0

Sep-16 115,8 134,6 151,4 73,9 475,7 20.900,0

Okt-16 163,5 152,9 122,9 95,8 535,1 20.174,3

Total 1248,4 2173,8 1620,7 1726,1 6769 250.038,2

Sumber: PT Duta Indah Sejahtera (2016)

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 22: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

9

Tabel 1.4. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu

Handkhercief Periode Januari 2016 – Oktober 2016

Bulan

Spesifikasi Jenis Cacat Total Cacat (kg)

Jumlah Produksi

(kg)

Bentuk Emboss

(kg)

Potongan (kg)

Kebersihan (kg)

Lipatan (kg)

Jan-16 20,9 26,8 15,2 25,3 88,2 2.852,4

Feb-16 9,1 5,4 6,6 8,6 29,7 1.276,6

Mar-16 17,5 20,1 20,2 37,6 95,4 3.171,8

Apr-16 31,3 18,2 34,9 29,1 113,5 3.947,9

Mei-16 18,9 24,7 30,3 12,2 86,1 3.396,6

Jun-16 14,7 15,5 9 11,5 50,7 1.838,0

Jul-16 4,3 5,8 7,4 16,7 34,2 1.874,0

Agt-16 38,1 48,4 59,1 32,7 178,3 4.207,0

Sep-16 15,8 8,9 4,5 15,8 45 2.037,9

Okt-16 27,4 26,7 22,1 22,3 98,5 3.622,8

Total 198 200,5 209,3 211,8 819,6 28.225,0

Sumber: PT Duta Indah Sejahtera (2016)

Dari tabel diatas terlihat bahwa PT Duta Indah Sejahtera memiliki 2 jenis

produk yang menghasilkan banyak produk yang cacat atau dengan beberapa jenis

kecacatan. Perusahaan menerapkan standar toleransi tingkat kecacatan produk

sebesar 2,5%, sedangkan tisu facial dan handkhercief menghasilkan produk cacat

yang melebihi standar maksimal yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu

sebesar 2,7%. Maka penulis mengusulkan agar PT Duta Indah menggunakan

metode lain untuk memperbaiki standar kualitas yang dihasilkan agar dapat

meminimalkan tingkat produk cacat yang akan dihasilkan. Metode statistical

process control (SPC) adalah salah satu metode yang digunakan untuk

memecahkan masalah yang ada pada perusahaan. Statistical process control

digunakan untuk memonitor standar dengan mengambil pengukuran dan tindakan

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 23: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

10

korektif sebagai produk atau jasa yang diproduksi. Statistical process control

adalah teknik statistik yang banyak digunakan untuk memastikan bahwa proses

memenuhi standar.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian pada PT

Duta Indah Sejahtera mengenai metode Statistical Process Control (SPC) untuk

meminimalkan produk cacat yang akan dihasilkan. Dengan ini penulis mengambil

judul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)

PADA PT DUTA INDAH SEJAHTERA”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

beberapa pokok permasalahan penelitian, sebagai berikut:

1. Apakah pelaksanaan pengendalian kualitas pada PT Duta Indah

Sejahtera dalam batas kendali?

2. Faktor – Faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan/kecacatan

pada produk yang di produksi oleh PT Duta Indah Sejahtera?

3. Bagaimana penetapan SPC (Statistical Process Control ) pada PT

Duta Indah Sejahtera?

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 24: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

11

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

penulis menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas

pada PT Duta Indah Sejahtera dalam upaya menekan jumlah produk

cacat.

2. Mengindentifikasi faktor – faktor apa saja yang menyebabkan

kerusakan/cacat pada produk yang di produksi oleh PT Duta Indah

Sejahtera.

3. Untuk mengetahui penerapan SPC (Statistical Process Control) pada

PT Duta Indah Sejahtera.

1.4. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah penelitian dan lebih fokus pada tujuan penelitian

maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian, sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada perusahaan PT Duta Indah Sejahtera

Jalan Dipati Unus No 168, Cibodas Besar, Kota Tangerang

Banten. Penelitian dilakukan khususnya pada bagian produksi dan

quality control.

2. Data penelitian diambil dari hasil proses produksi dan tingkat

kecacatan produk yang dihasilkan pada produk facial dan

handkherchief.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 25: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

12

3. Penelitian ini dibatasi pada akses data produksi dan quality control

dikarenakan penulis tidak bisa didapat data secara keseluruhan

pada bidang lain.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan

ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan bidang Manajemen operasional

berkaitan dengan pengendalian mutu yang efektif.

1.5.2 Manfaat Manajerial

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan positif dan

membangun serta saran yang berguna bagi perusahaan. Khususnya pada bagian

pengendalian mutu perusahaan agar mampu meminimalkan produk cacat.

1.5.3 Manfaat Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat belajar bagaimana

mengidentifikasi dan menganalisis suatu masalah. Selain itu, penelitian ini juga

diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang

Manajemen Operasi serta dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh

selama perkuliahan, khususnya yang berkaitan dengan pengendalian kualitas.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 26: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

13

1.6. Sistematika Penulisan Penelitian

Penelitian yang penulis terjemahkan ke dalam tulisan ini akan dibahas

dalam lima bab. Setiap bab memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya.

Tulisan ini sudah tersusun sesuai dengan metode dan sistematika penulisan

penelitian skripsi sehingga para pembaca mampu mengerti maksud dan tujuan

dari tulisan ini. Adapun sistematika penulisan penelitian skripsi ini adalah sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang latar belakang dari

penelitian ini yang sekiranya perlu untuk di teliti secara lebih mendalam yang

kemudian dirumuskan kedalam bentuk pertanyaan untuk dapat diteliti lebih jelas,

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dan kepada siapa penelitian ini

ditujukan, serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti menguraikan semua teori–teori yang berhubungan

langsung dengan penelitian ini berdasarkan para ahli dan juga penelitian–

penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini peneliti sekilas menjelaskan tentang sejarah dari perusahaan

objek yang diteliti, jenis data yang digunakan sebagai sumber bahan penelitian,

dan teknik yang digunakan dalam pengumpulannya.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 27: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

14

BAB IV : ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang intisari dari keseluruhan penelitian yang

dilakukan. Disini peneliti menguraikan hasil penelitian yang mencakup gambaran

penelitian secara keseluruhan, dengan menjawab masalah yang ada.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti menyimpulkan hasil akhir bedasarkan dari penelitian ini

yang dibahas pada bab sebelumnya dan saran bagi objek penelitian maupun

penelitian selatjutnya.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 28: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

15

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Manajemen Operasional

Menurut Heizer dan Render pada buku berjudul Principles of Operations

Management (2011:36) mengatakan bahwa Operations Management (OM) is

activities that related to the creation of goods and service through the

transformation of input to output. Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa

manajemen operasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan barang

dan jasa melalui transformasi input ke output.

Sedangkan menurut Reid dan Sanders (2007:3) menyatakan bahwa

Operations Management the business function responsible for planning,

coordinating, and controlling the resources needed to produce a company’s

goods and service. Artinya, manajeman operasi merupakan bagian dari bisnis

yang bertanggung jawab untuk perencanaan, koordinasi, dan pengendalian sumber

daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang dan jasa dari suatu perusahaan.

Menurut Evans dan collier pada buku yang berjudul Operations

Management An Integrated Goods And Service Approach (2007:5) mengatakan

bahwa Operations Management (OM) is the science and art of ensuring that

goods and services are created and delivered successfully to customers. Artinya,

manajemen operasi adalah ilmu dan seni untuk memastikan bahwa barang dan

jasa diciptakan dan berhasil dikirim ke konsumen.

Menurut Schermerhorn pada buku yang berjudul Introduction to

Management (2010:484) menyatakan bahwa Operations Management is the

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 29: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

16

process of managing productive systems that transform resources into finished

product. Artinya, proses mengelolah sistem produktif yang mengubah sumber

daya menjadi barang jadi.

2.2. Manajemen Kualitas

Menurut Evans dan Coiller (2007:631) Quality Management refers to

systematic policies, methods, and procedures used to ensure that goods and

service are procedure with appropriate levels of quality to meet the needs of

customers. Artinya, manajemen kualitas atau manajemen mutu mengacu pada

kebijakan yang sistematis, metode, dan prosedur yang digunakan untuk

memastikan bahwa barang dan jasa yang diproduksi dengan tingkat yang tepat

dari kualitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Menurut Besterfield (1998:3) pada buku Quality Control, Total Quality

Management (TQM) is defined as both a philosophy and a set of guiding

principles that represent the foundation of a continuously improving organization.

Artinya, total quality management didefinisikan sebagai suatu filosofi dan satu set

prinsip yang mewakili dasar dari sebuah organisasi untuk terus menerus

meningkat.

Menurut Heizer dan Render pada buku Principles of Operations

Management (2011:226) mengatakan bahwa total quality management (TQM)

management of an entire organization so that it excels in all aspects of products

and service that are important to the customer. Dari uraian diatas dapat diartikan

bahwa total quality management adalah pengelolaan seluruh organisasi sehingga

menjadi unggul dalam semua aspek produk dan pelayanan yang penting bagi

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 30: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

17

pelanggan. Suatu studi menemukan bahwa perusahaan dengan kualitas terbaik,

lima kali akan lebih produktif (yang diukur berdasarkan unit yang diproduksi per

jam tenaga kerja). Ketika implikasi biaya jangka panjang organisasi dan potensi

peningkatan penjualan dianggap total biaya mungkin menjadi minimal ketika

100% dari barang atau jasa yang dihasilkan dengan sempurna dan bebas dari

cacat.

Menurut Besterfield (1998:458) TQM requires six basic concepts. Artinya

TQM membutuhkan 6 konsep dasar, seperti disebutkan bahwa:

1. A committed and involved management to provide long-term top-to

bottom organizational support. Artinya, sebuah manajemen

berkomitmen dan terlibat untuk memberikan dukungan organisasi

secara jangka panjang.

2. An unwavering focus on the customer, both internally and

externally. Artinya, fokus pada pelanggan, baik internal maupun

eksternal.

3. Effective involvement and utilization of the entire work force.

Artinya, keterlibatan yang efektif dan pemanfaatan seluruh tenaga

kerja.

4. Continuous improvement of the business and production processes.

Artinya, perbaikan terus-menerus dari proses bisnis dan produksi.

5. Treating suppliers as partners. Artinya, menjadikan pemasok

sebagai rekan bisnis.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 31: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

18

6. Establishing performance measures for the processes. Artinya,

membentuk pengukuran kinerja untuk proses.

2.2.1. Dimensi Kualitas Untuk Produk Manufaktur

Menurut Russell dan Taylor (2009:53) pada buku Operations Management

along the supply chain pada produk manufaktur dimensi kualitas yang

diharapkan konsumen sebagai berikut:

1. Performance (kinerja): The basic operating characteristics of a

product; for example, how well a car handles or its gas mileage.

Dapat di artikan bahwa kinerja merupakan karakteristik dasar

operasi dari suatu produk, sebagai contoh; seberapa baik

menangani mobil atau jarak tempuh dari gasnya.

2. Features: The extra items added to the basic features, such as a

stereo CD or a leather interior in car. Dapat diartikan bahwa fitur

berupa karakteristik tambahan, seperti interior kulit dalam mobil.

3. Realibility: The probability that a product will operate properly

within an expected time frame;that is, a TV will work without

repair for about seven years. Dapat diartikan bahwa kehandalan

adalah probabilitas bahwa suatu produk akan beroperasi dengan

baik dalam jangka waktu yang diharapkan, contohnya; sebuah TV

akan bekerja tanpa perbaikan sekitar 7 tahun.

4. Conformance: The degree to wich a product meet preestablished

standards. Dapat diartikan bahwa Conformance adalah tingkat

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 32: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

19

dimana suatu produk memenuhi standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

5. Durability: How long the product lasts. Dapat diartikan bahwa

daya tahan adalah seberapa lama produk dapat terus digunakan.

6. Serviceability: The ease of getting repairs, the speed of repairs,

and the courtesy and competence of the repair person. Dapat

diartikan bahwa kemampuan melayani adalah kemudahan dalam

mendapatkan perbaikan, kecepatan perbaikan dan kompetensi dari

orang yang mengerjakan perbaikan.

7. Aesthetics: How a product looks, feels, sounds, smells, or tastes.

Dapat diartikan bahwa estetika adalah bagaimana suatu produk itu

dilihat, dirasakan, suara, aroma atau rasanya.

8. Safety: Assurance that the customer will not suffer injury or harm

from a product. Yang dapat diartikan keamanan adalah jaminan

bahwa pelanggan terbebas akan cedera atau bahaya dari produk

9. Other perception: Subjective perceptions based on brand name,

advertising, and the like. Dapat diartikan bahwa persepsi lainnya

berupa persepsi subjektif berdasarkan nama merek, iklan, dan

sejenisnya.

2.3. Pengendalian Kualitas

Menurut Besterfield (1998:2) pada buku yang berjudul Quality Control,

Quality Control is the use of techniques and activities to achieve, sustain, and

improve the quality of a product or service. Dapat diartikan bahwa Pengendalian

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 33: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

20

kualitas adalah penggunaan teknik dan kegiatan untuk mencapai,

mempertahankan, dan meningkatkan kualitas produk dan jasa.

Sedangkan menurut Mitra (2008:11) pada buku yang berjudul

Fundamentals of Quality Control and Improvement, Quality control may

generally be defined as a system that maintains a desired level of quality, through

feedback on product/service characteristics and implementation of remedial

actions, in case of a deviation of such characteristics from a specified standard.

Artinya, pengendalian kualitas secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu

sistem yang mempertahankan tingkat yang diinginkan kualitas, melalui umpan

balik dari karakteristik produk atau jasa dan pelaksanaan tingkat perbaikan, dalam

kasus ada penyimpangan karakteristik dari standar yang ditetapkan.

Awaj, Singh, dan Amedie (2013) pada jurnal yang berjudul Quality

improvement using statistical process control tools in glass bottles manufacturing

company mengatakan bahwa, Quality is a concept whose definition has changed

overtime. In the past, quality meant “confermance to valid customer

requirements”. That is, as long as an output fell within acceptable limits, called

specification limits, around a desired value, called the nominal value, or target

value, its was deemed conforming, good, or acceptable. We refer to this as the

“goalpost” definition of quality (Deming,1950). Berdasarkan uraian diatas dapat

diartikan bahwa kualitas adalah sebuah konsep yang definisinya telah berubah

overtime. Dimasa lalu, menurut Deming (1950) manyatakan bahwa kualitas

berarti “ confermance dengan kebutuhan pelanggan yang valid”. Artinya, selama

output berada dalam batas yang bisa diterima yang dimaksud batas spesifikasi,

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 34: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

21

berada dalam nilai yang diinginkan, yang disebut sebagai nilai nominal atau nilai

target, dianggap sesuai, baik atau diterima. Kita lihat itu sebagai “tiang gawang”

itu merupakan definisi kualitas.

2.3.1. Tujuan dan Manfaat Pengendalian Kualitas

Menurut Evans dan Coiller (2007:684) the task of quality control is to

ensure that a good or service conforms to specifications and meets customer

requirements by monitoring an measuring processes and making any necessary

adjustments to maintain a specified level of performance. Dapat diartikan bahwa

tujuan pengendalian kualitas adalah untuk memastikan bahwa layanan yang baik

atau sesuai dengan spesifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan

memantau dan proses pengukuran dan membuat penyesuaian yang diperlukan

untuk mempertahankan tingkat tertentu.

Menurut Russell dan Taylor (2009:60) ada 7 alat terkenal untuk

mengidentifikasi masalah kualitas dan penyebabnya, yaitu sebagai berikut:

1. Process flow chart

2. Cause-and-effect diagrams or fishbone diagram

3. Check sheets

4. Histograms

5. Pareto analysis

6. Scatter diagrams

7. Process control charts

Deming,1981 ( dalam Ogbari dan Borishade, 2015) mengatakan bahwa

also attested to the benefits of better quality through improvement of the process

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 35: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

22

are not just better quality and the long range improvement of market-position, but

also greater productivity and profit. Improvement of the process increases

uniformity of output of product, reduce mistakes, and reduces waste of manpower,

machine-time, and materials. Artinya Deming juga dibuktikan manfaat kualitas

yang lebih baik melalui perbaikan proses yang tidak hanya lebih baik kualitas

melainkan dengan jangka panjang untuk market position, dan juga menghasilkan

produktivitas dan keuntungan yang lebih besar. Proses perbaikan meningkatkan

kinerja kerja, waktu kerja mesin, dan bahan baku. Juran (2001) mengatakan

bahwa the benefits and goals of total quality are lower cost, higher revenues,

delighted customers, and empowered employees. Artinya manfaat dan tujuan dari

total quality adalah biaya yang lebih rendah, lebih tinggi pendapatan, kepuasan

pelanggan, dan pemberdayaan karyawan.

2.4. Pengertian Statistical Process Control

Menurut Heizer dan Render (2011:250) statistical process control a

prosess used to monitor standards by talking measurement and corrective action

as a product or service is being produced. Dapat diartikan bahwa pengendalian

proses statistikal adalah sebuah proses yang digunakan untuk memonitor standar

dengan mengambil pengukuran atau tindakan korektif sebagai produk atau jasa

yang diproduksi.

Dan menurut Jacobs dan Chase (2014:324) Statistical Process Control

techniques for testing a random of output from a process to determine whether the

process is producing items within a prescribed range. Artinya, statistical process

control adalah teknik untuk menguji sampel acak output dari suatu proses untuk

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 36: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

23

menentukan apakah proses ini memproduksi barang-barang dalam kisaran yang

ditentukan.

Sedangkan menurut Evans dan Collier (2007:691) Statistical Process

Control (SPC) is a methodology for monitoring quality of manufacturing and

service delivery processes to help identify and eliminate unwanted causes of

variation. Artinya, Statistical Process Control merupakan suatu metodologi untuk

memantau kualitas proses manufaktur dan pelayanan untuk membantu

mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab yang tidak diinginkan dari variasi.

Menurut Reid dan Sanders (2007:173) Statistical Process Control a

statistical tool that involves inspecting a random sample of the output from a

process and deciding whether the process is producing products with

characteristics that fall within a predetermined range. Artinya, Statistical Process

Control merupakan sebuah alat statistik yang melibatkan pemeriksaan sampel

output secara acak dari sebuah proses dan memutuskan apakah proses ini

menghasilkan produk dengan karakteristik yang jatuh dalam kisaran yeng telah

ditentukan.

Tidak jauh berbeda dengan beberapa pengertian statistical process control

sebelumnya, menurut Russell dan Taylor (2009:104) statistical process control

involves monitoring the production process to detect and prevent poor quality.

Dapat diartikan bahwa statistical process control adalah pemantauan proses

produksi untuk mendeteksi dan mencegah kualitas yang buruk. Proses kontrol

dicapai dengan pengambilan sampel periodik dari proses dan merencanakan titik-

titik sampel pada grafik, untuk melihat apakah proses berada dalam batas kendali

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 37: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

24

statistik. Jika titik sampel berada diluar batas , proses mungkin berada diluar

kendali dan penyebabnya dicari sehingga masalah dapat diperbaiki. Jika sampel

berada dalam batas kontrol maka proses dilanjutkan dengan tetap adanya

pemantauan, dengan cara ini SPC mencegah masalah kualitas dengan

memperbaiki proses sebelum menghasilkan produk yang cacat.

Menurut Benton (1991) dan Talbot (2003) (dalam Awaj, Singh dan

Amedie) pada jurnal yang berjudul quality improvement using statistical process

control tools in glass bottles manufacturing company menyatakan bahwa “ the

advantages of implementing SPC could be categories into the following

categories, viz., maintain a desired degree of conformance to design, increase

product quality, eliminate any unnecessary quality checks, reduce the percentage

of defective parts purchased from vendors, reduce returns from customers, reduce

scrap and rework rates, provide evidence of quality, enable trends to be spotted,

ability to reduce cost and lead times”. Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa

keuntungan dari menerapkan SPC bisa menjadi kategori ke kategori berikutnya

lagi, yaitu mempertahankan tingkat yang diinginkan sesuai desain, meningkatkan

kualitas produk, menghilangkan produk yang tidak perlu di cek, mengurangi

persentase cacat dari produk yang dibeli dari vendor, mengurangi tingkat

pengembalian atau return dari pelanggan, mengurangi pembatalan dan

pengulangan kerja, memberikan bukti kualitas, mengaktifkan untuk melihat tren,

kemampuan untuk mengurangi biaya dan lead time.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 38: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

25

2.5. Peta Kendali

Menurut Heizer dan Render (2011:250) Control Chart a graphical

presentation of process data over time. Dapat diartikan bahwa peta kendali atau

diagram kontrol merupakan sebuah presentasi grafik dari data proses dari waktu

ke waktu.

Sedangkan menurut Russell dan Taylor (2009:107) Control Chart a graph

that establishes the control limits of process. Penulis mengartikan bahwa peta

kendali merupakan grafik yang menetapkan batas kontrol dari sebuah proses.

Batas kontrol itu sendiri adalah berupa batas bawah dan batas atas dari peta

kendali.

Sumber: Heizer & Render (2011)

Gambar 2.1. Peta Kendali

Diagram kontrol dibedakan menjadi 2 kategori, ada data yang bersifat

atribut dan ada data yang bersifat variabel (Russel dan Taylor, 2009:107).

1. Diagram kontrol untuk atribut ( control charts for attributes)

Attribute control charts are discrete values reflecting a simple desicion

criterion such as god or bad. Yang dapat diartikan bahwa Diagram kontrol

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 39: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

26

atribut merupakan nilai-nilai diskrit yang mencerminkan kriteria

keputusan sederhana seperti baik atau buruk. Jenis diagram kontrol untuk

atribut adalah sebagai berikut:

a) P-chart uses the proportion defective in a sample. Dapat diartikan

bahwa P-chart merupakan diagram kontrol yang menggunakan

proporsi cacat dalam sampel.

b) C-chart uses the number of defective items in a sample. Dapat

diartikan bahwa C-chart merupakan diagram kontrol menggunakan

jumlah barang cacat dalam sampel.

2. Diagram kontrol untuk variabel (control charts for variables)

Variable control charts are used for continous variables that can be

measured, such as weight or volume. Dapat diartikan bahwa Diagram

kontrol variabel merupakan peta kendali variabel yang digunakan untuk

variabel terus menerus yang dapat diukur seperti berat atau volume. Jenis

diagram kontrol variabel adalah sebagai berikut:

a) Range (R) chart uses the amount of dispersion in a sample. Dapat

diartikan bahwa R-chart adalah diagram kontrol yang

menggunakan jumlah dispersi dalam sampel. Sedangkan menurut

Heizer dan Render (2011:252) R-chart a control chart that tracks

the “range” within a sample; it indicates that a gain or loss in

uniformity has occurred in dispersion of a production process.

Yang dapat diartikan bahwa R-chart merupakan sebuah peta

kendali yang melacak range dalam sampel, itu menunjukkan bahwa

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 40: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

27

keuntungan atau kerugian pada keseragaman telah terjadi dalam

dispersi dari suatu proses produksi.

b) Mean (X) chart uses the process average of a sample. Dapat

diartikan bahwa X-chart adalah diagram kontrol yang menggunkan

rata-rata proses sampel.

2.6. Pengertian Diagram Pareto

Menurut Besterfield (1998:16) A Pareto diagram is graph that ranks data

classifications in descending order from left to right, the data classifications are

types of field failures. Other possible data classifications are problems, causes,

types of nonconformities, and so forth. Pareto diagram are used to identify the

most important problems. Usually, 80% of the total result from 20% of the items.

Artinya, diagram pareto adalah grafik yang menempati urutan klasifikasi dalam

urutan dari kiri ke kanan, klasifikasi data berupa jenis kegagalan pada lapangan.

Klasifikasi data lain yang mungkin adalah masalah, penyebab, jenis

ketidaksesuaian, dan sebagainya. Diagram pareto digunakan untuk

mengidentifikasi masalah yang paling penting. Biasanya, 80% dari hasil diperoleh

dari kontribusi 20% items.

Menurut Russell dan Taylor pada buku berjudul Operatons Management

along the supply chain (2009:62) pareto analysis is a method of indentifying the

cause of poor quality. Dapat diartikan bahwa analisis pareto adalah metode untuk

mengidentifikasi penyebab rendahnya kualitas. Menurut Grant dan Leavenworth

(2000) dalam jurnal yang quality tools to reduce crankshaft forging defects: an

industrial case study menyatakan bahwa “ pareto diagram helps to separate out

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 41: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

28

the vital few from the trivial many to decide which of the defect to work out first”.

Artinya, diagram pareto membantu memisahkan beberapa hal penting dari

banyaknya hal sepele untuk memutuskan mana yang akan dikerjakan pertama dari

kategori cacat.

Sumber: Heizer & Render (2011)

Gambar 2.2. Diagram Pareto

2.7. Pengertian Cause-and-Effect Diagrams

Menurut Besterfield (1998:22) a cause-and-effect (C&E) diagram is a

picture composed of lines and symbols designed to represent a meaningful

relationship between an effect and its causes. It was developed by Dr. Kaoru

Ishikawa in 1943 and is sometimes referred to as an Ishikawa diagram. Artinya,

diagram sebab akibat adalah gambar yang terdiri dari garis dan simbol yang

dirancang untuk mewakili hubungan antara sebab akibat. Ini dikembangkan oleh

Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943 dan kadang-kadang disebut sebagai diagram

Ishikawa.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 42: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

29

Menurut Heizer dan Render pada buku yang berjudul Principles of

Operations Management (2011:233) cause-and-effect diagram or a fish-bone

chart a schematic technique used to discover possible locations of quality

problems. Dapat diartikan bahwa diagram sebab akibat atau grafik tulang ikan

merupakan teknik skema yang digunakan untuk menemukan lokasi yang tepat

dari masalah kualitas.

Menurut Besterfield (1998:23) menyatakan bahwa Once cause-effect

diagram is complete, it must be evaluated to determine the most likely cause. This

activity is accomplished in a separate session. Artinya setelah cause-effect

diagram selesai maka harus dievaluasi untuk menentukan penyebab yang paling

tepat. Kegiatan ini dilakukan secara terpisah.

Sumber: Dale H. Besterfield (1998)

Gambar 2.3. Causes-and-Effect diagram

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 43: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

31

2

Ali Mostafaeipour,

Ahmad Sedaghat,

Ali Hazrati, &

Mohammadali

Vahdatzad

The use of

statistical

process control

technique in the

ceramic tile

manufacturing:

a case study

2012

Spc bagus dalam pengumpulan data, dan

pareto menjadi prinsip yang dapat

diterapkan untuk mengatasi masalah

sistem secara tepat. Pengambilan sampel

cacat yang digunakan untuk

penghitungan statistik sehingga

menghasilkan faktor-faktor yang

menyebabkan kegagalan produk. Sampel

yang diambil sebanyak 588 sampel, jenis

kecacatan produk yaitu;retak 60,9% ,

patah 9,9% , cetakan cacat 9,4% , rusak

pada tepi 8%, cacat bagian bawah 5,4%,

warna gelap 3,9%, lain-lain 2,6%.

Prinsip pareto benar karena 61% masalah

terjadi hanya karena 1 faktor yaitu retak.

3 Rupa Mahanti &

James R. Evans

Critical success

factors for

implementing

statistical

process control

in the software

industry

2012

Keterlibatan manajemen merupakan

faktor utama keberhasilan pelaksanaan

SPC. Pengumpulan data dan prosedur

pengukuran harus ditetapkan dengan

baik. Kegunaan peta kendali untuk

menguji efektivitas mengukur dan

menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip

SPC dapat bermanfaat untuk organisasi.

4

Yonatan Mengesha

Awaj, Ajit Pal Singh

& Wassihun Yimer

Amedie

Quality

improvement

using statistical

process control

tools in glass

bottles

manufacturing

company

2013

Memalui SPC teknik jadi lebih efisien

untuk meminimalkan atau mengurangi

masalah yang terjadi. Quality control

chart merupakan teknik statistik yang

efektif untuk mencari kesulitan atau

variasi waktu karena penyebab khusus.

Pelaksanaan SPC di perusahaan

diharapkan untuk meningkatkan proses

dan mengurangi variabilitas atau limbah,

karena tidak mungkin untuk sepenuhnya

menghilangkan variabilitas.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 44: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

30

Gambar 2.4. Model Cause and Effect Diagram

2.1. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian Tahun Temuan Inti

1 Jukka Rantamaki,

Eeva-LiisaTianinen,

& Tuomo Kassi

A case of

implementing

SPC in a pulp

mill

2013

Six sigma DMIC kontrol proses sangat

penting untuk menjaga perbaikan. Peta

kendali juga menjadi salah satu alat yang

bisa digunakan dalam mengukur dan fase

kontrol. Kendala keberhasilan SPC

adalah variabilitas pengukuran. Jumlah

penyebab khusus terjadinya kecacatan

produk menurun selama penggunaan

SPC.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 45: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

32

5 Jafri Mohd. Rohani

& Chan Kok Teng

Improving

quality with

basic statistical

process control

(SPC) tools: A

case study

2001

Dari ketujuh alat kualitas yang ada yang

paling sering digunakan adalah grafik

kontrol. Diagram kontrol atribut yang

dirancang untuk mengontrol proses.

Melalui diagram pareto juga terdapat

perbaikan seperti pada data bulan juni

yang semula produk cacat yang

dihasilkan 8,27% menjadi 7,41%.

Sedangkan, diagram fishbone digunakan

untuk menggambarkan suatu kondisi

atau fenomena dan bantuan untuk

memeriksa mengapa masalah bisa

timbul.

Sumber: Penulis, 2016

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 46: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

3.1.1. Profil Perusahaan

PT. Duta Indah Sejahtera adalah salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang Converting Tisu yang merupakan salah satu Perusahaan di Duta Indah

Group yang kantor pusat berkedudukan di Ruko Tubagus Angke Megah Blok A

18 – 20, Jalan Pangeran Tubagus Angke No 20, Jelambar Jakarta Barat.

Visi misi dari Duta indah group adalah menjadi perusahaan terkemuka di

Indonesia dalam bidang properti dan Real Estate. Mengembangkan dan mengelola

portofolio investasi yang bermutu, didukung oleh tim yang berfokus pada kinerja

dan bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia, teknologi informasi canggih,

serta jaringan usaha yang kuat, guna meningkatkan nilai bagi seluruh

stakeholders.

Berhubung semakin majunya perusahaan ini dengan pesat, guna

memenuhi permintaan atau pesanan dari konsumen yang semakin meningkat,

tentunya memerlukan produk yang semakin banyak dan ketepatan waktu untuk

mengirim barang – barang tersebut ke konsumen maka PT Duta Indah Sejahtera

melakukan ekspansi dengan menambah mesin – mesin yang lebih modern,

menambah armada kendaraan, memperluas lokasi pabrik dan gudang. Dengan

cara ini perusahaan merasa dapat meningkatkan jumlah produksi dan ketepatan

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 47: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

34

waktu dalam pengiriman barang, sehingga kami dapat memenuhi semua

permintaan pelanggan dengan baik.

PT Duta Indah Sejahtera adalah pabrik dan distributor Tisu bermerek

Tessy dan Agies. Perusahaan menyalurkan Tisu untuk usaha korporat, hotel dan

juga tempat-tempat perbelanjaan. Perusahaan ini sangat mementingkan kualitas

produk dengan peningkatan mutu, efisiensi dan produktivitas industri tisu.

Sumber: PT Duta Indah Sejahtera (2016)

Gambar 3.1. Logo PT Duta Indah Sejahtera

Untuk mencapai keberhasilan bisnis, Duta Indah menjalankan strategi

bisnis sebagai berikut:

1. Membangun channel dengan berbagai ritel dan distributor untuk

memperluas penyebaran produk. Serta bisa dengan cara memperluas bisnis

secara go global agar produk – produk kami lebih dikenal oleh seluruh

kalangan.

2. Fokus pada sumber daya dan produk yang dihasilkan dengan

mempertahankan kualitas dari produk – produk yang dihasilkan secara

berkesinambungan. Kami sangat mengutamakan kepuasan konsumen yang

diperoleh dari hasil pemakaian produk- produk kami.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 48: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

35

3. Melakukan promosi terhadap setiap produk baru yang akan dipasarkan

agar konsumen mengetahui apa keunggulan dari produk. Promosi ini juga

bisa dilihat dari bagaimana upaya kompetitor melakukan promosi. Promosi

bisa saja dengan cara memberikan kepuasan kepada pelanggan, Pelanggan

yang merasa puas dengan produk Anda akan menjadi pelanggan loyal

yang dapat menarik pelanggan baru. Semakin banyaknya konsumen yang

kami peroleh dapat menjadi pemicu untuk melakukan inovasi secara terus

menerus.

3.1.2. Struktur Organisasi

Berikut merupakan struktur organisasi PT Duta Indah Sejahtera

Sumber: PT Duta Indah Sejahtera

Gambar 3.2. Struktur Organisasi

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 49: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

36

Sumber: Penulis, 2016

Gambar 3.3. Struktur Organisasi Bagian Produksi

3.1.3. Jenis- Jenis Produk

Perusahaan PT Duta Indah Sejahtera memproduksi berbagai jenis tisu

dengan spesifikasi berat, bahan dan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan

permintaan pelanggan. Berikut adalah spesifikasi jenis-jenis produk Duta Indah:

Tabel 3.1. Spesifikasi Jenis – Jenis Produk

I

Facial

No Brand Jenis produk Kemasan Bahan Uk.tisu/

lbr (cm)

1

agies,

avanties,

tessy

facial box 100's

2ply parfum,vp 48 x 100's

facial pulp

1315, 13 gsm

2ply

19 x 19

2

agies,

avanties,

tessy

facial box 50's 2ply

parfum,vp 72 x 50's

facial pulp

1315, 13 gsm

2ply

19 x 19

3 non brand facial kilo 300 grm

2ply.2ply.rc (ball)

10 x 300

grm

toilet hvs

1315, 16 gsm

2ply

19 x 19

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 50: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

37

4 non brand facial kilo 300 grm

2ply.rc

40 x 300

grm

toilet hvs

1315, 16 gsm

2ply

19 x 19

5 avanties,

tessy

facial kilo 300 grm

2ply.rc

40 x 300

grm

toilet hvs

1315, 16 gsm

2ply

19 x 19

6 agies,

avanties

facial kilo 600 grm

2ply.rc

24 x 600

grm

toilet hvs

1315, 16 gsm

2ply

19 x 19

7 non brand facial kilo 600 grm

2ply.vp

24 x 600

grm

toilet hvs

1315, 16 gsm

2ply

19 x 19

8 avanties facial pop up 180's 100 x 180's

facial pulp

1315, 13 gsm

2ply

19 x 9.5

9 agies, tessy facial pop up 200's 100 x 200's

facial pulp

1315, 13 gsm

2ply

19 x 9.5

10 agies facial soft pack

200's.2ply 40 x 200's

facial pulp

1315, 13 gsm

2ply

19 x 19

11 avanties facial travel pack

34's 2ply.vp 80 x 34's

facial pulp

1315, 13 gsm

2ply

19 x 19

12 agies facial travel pack

50's 2ply.vp 100 x 50's

facial pulp

1315, 13 gsm

2ply

19 x 19

II

Mg Napkin

No Brand Jenis produk Kemasan Bahan Uk.tisu/

lbr (cm)

1 troply,

avanties

mg napkin 50's

ass/wht 1ply hvs

kw 1

60 x 50's mg 300, 18

gsm 1ply 30 x 30

2 ausie,

avanties

mg napkin 45's

ass/wht 1ply hvs

kw 1

60 x 45's mg 300, 18

gsm 1ply 30 x 30

3

appolo,

tessy,

avanties

mg napkin 40's

ass/wht 1ply hvs

kw 1

60 x 40's mg 300, 18

gsm 1ply 30 x 30

4 agies, tottis,

avanties

mg napkin 18's

ass/wht 1ply hvs

kw 1

120 x 18's mg 275, 18

gsm 1ply

27.5 x

27.5

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 51: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

38

No Brand Jenis produk Kemasan Bahan Uk.tisu/

lbr (cm)

5

plasma,

claretta,

besamo

mg napkin 300 grm

ass/wht 1ply hvs

kw1

10 x 300

grm

mg 275, 18

gsm 1ply

27.5 x

27.5

6

plasma,

claretta,

besamo

mg napkin 300 grm

ass/wht 1ply hvs

kw1

20 x 300

grm

mg 275, 18

gsm 1ply

27.5 x

27.5

7 agies mg napkin kilo 500

grm hvs kw 1

12 x 500

grm

mg 275, 18

gsm 1ply

27.5 x

27.5

8 non brand napkin lunch 50's

white 1ply.vp 60 x 50's

np pulp 300,

21 gsm 1ply 30 x 30

9 non brand

napkin lunch kilo

500 grm white

1ply.vp

12 x 500

grm

np pulp 300,

21 gsm 1ply 30 x 30

9 impresa

napkin lunch kilo

500 grm white

1ply.vp

12 x 500

grm

np pulp 300,

21 gsm 1ply

27.5 x

27.5

III

Toilet Roll

No Brand Jenis produk Kemasan Bahan Uk.tisu/

lbr (cm)

1

agies,

avanties,

tessy

toilet single roll

emboss.2ply.vp

100 x 55

grm

toilet pulp

2280, 22 gsm

2ply

9.7 cm x

10 cm

2

agies,

avanties,

tessy

toilet single roll

non

emboss.2ply.vp

100 x 70

grm

toilet pulp

2280, 22 gsm

2ply

9.7 x 10

3

agies,

avanties,

tessy

toilet single roll

emboss.2ply.rc

100 x 55

grm

toilet hvs

2280, 22 gsm

2ply

9.7 x 10

4 appolo,

hugo

toilet single roll

emboss.2ply.rc

100 x 40

grm

toilet hvs

2280, 22 gsm

2ply

9.7 x 10

5 agies,

avanties

toilet single roll

non emboss.2ply.rc

100 x 70

grm

toilet hvs

2280, 16 gsm

2ply

9.7 x 10

6

agies,

avanties,

tessy

toilet roll non core

t.32.2ply.vp 32 x 5 roll

toilet pulp

2280, 22 gsm

2ply

9 x 10

7

agies,

avanties,

tessy

toilet roll non core

t.16.2ply.vp 16 x 10 roll

toilet pulp

2280, 22 gsm

2ply

9 x 10

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 52: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

39

8

champion,

avanties,

nine

toilet roll non core

t.32.2ply.rc 32 x 5 roll

toilet hvs

2280, 22 gsm

2ply

9 x 10

9

champion,

avanties,

nine

toilet roll non core

t.16.2ply.rc 16 x 10 roll

toilet hvs

2280, 22 gsm

2ply

9 x 10

IV

Handkhercief

No Brand Jenis produk Kemasan Bahan Uk.tisu/

lbr (cm)

1

chuby,

avanties,

ascot

handkherchieef

parfum

2ply.vp.parfum

128 x 4 x

10's

facial pulp

180, 13 gsm

2ply

18 x 20

2

chuby,

avanties,

ascot

handkherchieef

parfum

2ply.vp.parfum

48 x 6 x

10's

facial pulp

180, 13 gsm

2ply

18 x 20

V

Dinner Cocktail Napkin

No Brand Jenis produk Kemasan Bahan Uk.tisu/

lbr (cm)

1 non brand,

tessy

cocktail napkin

100's . 1 ply.vp 60 x 100's

np pulp 220,

21 gsm 1ply 22 x 21

2 non brand cocktail napkin

100's . 2 ply.vp 60 x 100's

facial pulp

220, 16 gsm

2ply

22 x 21

3 non brand,

tessy

dinner napkin

50's . 2 ply.vp 60 x 50's

np pulp 380,

16 gsm 2ply 38 x 38

VI

Hand Towel-jumbo Roll Tisu

No Brand Jenis produk Kemasan Bahan Uk.tisu/

lbr (cm)

1

agies,

avanties,

tessy

hand towel

150's.1ply. vp 24 x 150's

np pulp 635,

32 gsm 1ply 21 x 21

2 non brand jumbo roll tisu ( jrt

) 2ply.vp

12 x 700

grm toilet pulp -

3 non brand jumbo roll tisu ( jrt

) 2ply.rc

12 x 700

grm toilet hvs -

Sumber: PT Duta Indah Sejahtera (2016)

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 53: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

40

3.2. Gambaran Objek Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada data produksi di kantor dan pabrik PT

Duta Indah Sejahtera yang berada di Jalan Dipati Unus No 168, Cibodas Besar,

Cibodas, Kota Tangerang Banten. Penelitian dilakukan pada produk tisu facial

dan handkerchief.

Sumber : Penulis, 2016

Gambar 3.4. Flowchart Pembelian Bahan Baku

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 54: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

41

Sumber: Penulis, 2016

Gambar 3.5. Flowchart Produksi

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 55: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

42

Sumber: Penulis, 2016

Gambar 3.6. Flowchart Pengiriman

3.3. Jenis dan Sumber Data

Menurut Sekaran dan Bougie (2013:113) menyatakan bahwa data can be

obtained from primary and secondary sources. Artinya, data dapat diperoleh dari

sumber-sumber primer dan sekunder.

1. Data primer

Refer to information obtained first-hand by the research on the variables

of interest for the spesific purpose of the study. Some examples of source of

primary data are individuals, focus groups, panels or respondents

specifically set up by the research and from whom opinions may be sought

on specific issues from time to time, or some unobtrusive source such as a

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 56: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

43

trash can. Artinya, data primer mengacu pada informasi yang diperoleh

dari tangan pertama oleh peneliti pada variabel minat untuk tujuan spesifik

peneliti. Beberapa contoh sumber data primer adalah individu, focus

groups, panel atau responden secara khusus didirikan oleh penelitian dan

dari siapa opini dapat dicari isu-isu tertentu dari waktu ke waktu, atau

beberapa sumber yang tidak mengganggu. Sedangkan menurut Bungin

(2013:129) mengatakan bahwa sumber data primer adalah sumber data

pertama di mana sebuah data dihasilkan.

2. Data sekunder

Refer to information gathered from source that already exist. Data can

also be obtained from secondary sources, for example, company records

or archives, goverment publications, industry analyses offered by media,

website, the internet an so on. Artinya data sekunder merujuk pada

informasi yang dikumpulkan dari sumber yang sudah ada. Data juga dapat

diperoleh dari sumber-sumber sekunder, misalnya, cacatan perusahaan

atau arsip, publikasi pemerintah, analisis industri yang ditawarkan oleh

media, website, internet dan sebagainya.

Tabel 3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis

Data Data yang diambil Sumber Data

Teknik

Pengumpulan

Data

Data

Primer

Data-data terkait objek

penelitian

Standarisasi persentase

maksimal tingkat

kecacatan produk

Jenis-jenis produk

Kepala bagian

produksi Wawancara

Observasi

Dokumenter

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 57: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

44

Data

Sekunder

Profil perusahaan

Teori-teori yang terkait

dalam penelitian

Statistik laju

pertumbuhan industri

negara

Kemajuan industri pulp

dan paper

Situs resmi

perusahaan

Textbook

Media

pembantu

lainnya

Studi literatur

dan media

internet

Sumber: Penulis, 2016

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Bungin (2013:129) metode pengumpulan data adalah

sekumpulan cara pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya

suatu penelitian tersebut.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yakni

sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan

Digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, dan juga sebagai

penyusunan landasan teori dalam penelitian ini. Pengumpulan data

bersumber dari buku, bahan kuliah, dan penelitian terdahulu yang ada

hubungannya dengan objek penelitian (Bungin, 2013). Data-data tersebut

dijadikan tambahan ilmu mengenai penelitian yang dibahas yaitu Statistical

Process Control.

b. Studi Lapangan

Menurut Sekaran dan Bougie (2013:129) pada buku yang berjudul

research and methods for business mengatakan bahwa A useful and natural

technique to collect data on actions an behavior is observation. Observation

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 58: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

45

involves going into “the field” – the factory, the super market, the waiting

room, the office, or the trading room-watching what workers consumers, or

day traders do, and describing, analyzing, and interpreting what one has

seen. Artinya sebuah teknik yang berguna dan alami untuk mengumpulkan

data tentang tindakan perilaku adalah observasi. Observasi melibatkan

terjun langsung ke lapangan seperti pabrik, supermarket, ruang tunggu,

kantor atau apa yang konsumen lakukan, dan menjelaskan, menganalisis,

dan mengintepretasikan apa yang telah dilihat.

Dalam penelitian dengan teknik obervasi ini yang dilakukan yaitu

melakukan pengamatan langsung ke tempat objek penelitian dengan

mengamati proses produksi dan pengecekan pengendalian kualitas pada PT

Duta Indah Sejahtera.

Menurut Sekaran dan Bougie (2013:13) menyatakan bahwa four key

dimensions that characterize the type of observation. Artinya pada metode

observasi terdapat empat karakteristik yang menentukan tipe observasi

yaitu:

1. Controlled versus uncontrolled observational studies

Controlled observation when the situations is manipulated or

contrived by the research. Uncontrolled observations is an observational

technique that makes no attempt to control, manipulate, or influence the

situation. Artinya, controlled observational adalah observasi yang dilakukan

dengan memanipulasi kondisi dan dibuat-buat oleh peneliti. Uncontrolled

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 59: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

46

observations adalah teknik pengamatan yang tidak ada upaya mengontrol,

memanipulasi atau mempengaruhi situasi.

Berdasarkan penjelasan diatas karakteristik observsi yang digunakan

oleh peneliti adalah uncontrolled observation, karena penelitian dilakukan

tanpa memanipulasi kondisi yang terjadi pada objek penelitian.

Penulis tidak melakukan manipulasi dilihat dari data produksi yang

langsung di berikan oleh kepala bagian produksi PT Duta Indah Sejahtera.

Semua data yang akan di olah oleh penulis diperoleh resmi langsung dari

perusahaan. Wawancara yang dilakukan juga langsung pada narasumber

yang terpercaya yaitu anggota organisasi perusahaan seperti kepala bagian

produksi, ADM produksi, ADM gudang, QC, dan bagian delivery. Kondisi

lapangan juga sesuai dengan kondisi di pabrik PT Duta Indah Sejahtera.

2. Participant versus nonparticipant observation

Participant observation the researcher gathers data by participating

in the daily life of the group or organization under study. Nonparticipant

observation, the research is never directly involved in the actions of the

actors, but observes them from outside the actors’visual horizon, for intance

via one-way mirror or a camera. Artinya, Participant observation adalah

penelitian mengumpulkan data dengan berpartisipasi dalam kehidupan

sehari-hari dari kelompok atau organisasi yang diteliti. Nonparticipant

observation, penelitian ini tidak pernah terlibat langsung dalam tindakan

para pemain, tetapi mengamati mereka dari jauh.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 60: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

47

Berdasarkan penjabaran diatas karakteristik observasi yang dilakukan

pada penelitian ini adalah participant observation, karena penelitian

dilakukan dengan ikut berpartisipasi langsung dalam organisasi yang

dijadikan objek penelitian.

Penulis berpartisipasi langsung pada objek penelitian bisa dilihat dari

kegiatan – kegiatan yang dilakukan penulis bersama dengan anggota

organisasi perusahaan seperti keliling perusahaan, meminta data langsung

dan penulis sempat melakukan praktek kerja magang di perusahaan. Penulis

juga mengetahui betul proses produksi pada perushaan dan penyebab –

penyebab cacat yang terjadi.

3. Structured versus nonstructured observational studies

Where the observer has a predetermined set of categories of activities

or phenomena planned to be studied, it is a structured observational. That

observer will record practically everything that is observed, such a study

will be unstructured observational study. Artinya, structured observational

adalah dimana dalam melakukan pengamatan telah terlebih dahulu

merencanakan dan menentukan kategori kegiatan atau fenomena yang akan

dipelajari atau diteliti. Unstructured observational adalah pengamat akan

merekam semua yang diamati.

Berdasarkan penjelasan diatas karakteristik observasi yang dilakukan

adalah structured observational, karena penelitian dilakukan secara

terencana dan menentukan kategori yang akan diteliti adalah bagian proses

produksi dan pengamatan quality control.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 61: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

48

Tabel 3.3. Kegiatan Observasi Perusahaan

No Lokasi Observasi Kegiatan Observasi

1 Pabrik Duta Indah

Penulis melakukan observasi dengan terjun

langsung ke lokasi pabrik ditemani oleh

staff QC. Penulis juga sempat melakukan

praktek kerja magang pada perusahaan ini

pada bulan februari sampai bulan mei pada

bagian QC.

2 Pabrik Duta Indah

Melakukan pengamatan pada produk cacat

yang dihasilkan oleh produk tisu facial dan

handkhercief, dan melihat cara menginput

data produk cacat yang dilakukan oleh

ADM bagian produksi. Serta melihat proses

pemindahan barang dari bagian produksi ke

bagian gudang yang di input oleh ADM

gudang,

3 Kantor Duta Indah

Penulis bertemu langsung dengan kepala

bagian produksi untuk memperoleh data

produksi dan data produk cacat dari bulan

januari 2016 – oktober 2016.

4 Kantor Duta Indah

Melakukan wawancara dengan kepala

bagian produksi untuk mengetahui

informasi lain yang terkait dengan

penelitian yang akan saya lakukan pada

perusahaan.

5 Kantor Duta Indah Penulis melakukan keliling perushaan untuk

memahami flowchart dari produksi dan

meminta data flowchart perusahaan.

Sumber: Penulis, 2016

4. Concealed versus nonconcealed observation

Concealed observation is that research subject are not influenced by

the awareness that they are being observed. Unconcealed observation is

more obtrusive, perhaps upsetting the authenticity of the behavior under

study. Artinya, concealed observation adalah subjek penelitian tidak

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 62: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

49

dipengaruhi oleh kesadaran bahwa mereka sedang diamati atau pengamatan

dilakukan secara tersembunyi. Nonconcealed observation adalah dalam

melakukan penelitian dilakukan tanpa tersembunyi, di mana objek

penelitian menyadari dan mengetahui bahwa mereka sedang menjadi objek

penelitian.

Berdasarkan penjelasan diatas karakteristik observasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah nonconcealed observation, karena penelitian

dilakukan tanpa tersembunyi dan objek penelitian menyadari bahwa mereka

sedang diamati.

Perusahaan mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian pada

bagian produksi, dan penulis juga dibimbing oleh beberapa divisi pada

perusahaan untuk mengolah data dan mendapatkan informasi lebih yang

berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penulis juga sering

melakukan kunjungan pada lokasi pabrik dan kantor untuk mengetahui lebih

lanjut proses produksi perusahaan.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk melakukan analisis data dalam penelitian ini

adalah menggunakan alat bantu pengendalian kualitas yaitu Statistical Process

Control, Pareto Chart, dan Cause-effect diagram. Langkah-langkah penelitian

sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data produksi tisu facial dan handkhercief. Data diperoleh

dari perusahaan yang berupa data total produksi dan data produk cacat. Data

disajikan dalam bentuk tabel.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 63: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

50

2. Membuat diagram kontrol p-chart. Dalam menganalisis data melakukan p-

chart dikarenakan pengendalian kualitas yang dilakukan bersifat atribut,

serta semua hasil produksi dan produk cacat tidak dapat diperbaiki lagi.

Berdasarkan penjelasan diatas adapun langkah-langkah dalam membuat

diagram kontrol p-chart sebagai berikut:

a. Menghitung persentase cacat produk per periode

b. Menghitung rata-rata keseluruhan

c. Menghitung central line (CL), upper control limit (UCL), dan lower

control limit (LCL).

CL= p=

Menurut Evans dan Collier (2007:704) rumus yang digunakan untuk

menghitung p-chart adalah sebagi berikut.

Untuk menghitung batas kendali atas atau UCL dengan rumus:

UCL = p+Z√

Untuk menghitung batas kendali bawah atau LCL dengan rumus:

LCL = p-Z√

Apabila data diperoleh tidak seluruhnya berada dalam batas kendali

yang diterapkan, maka pengendalian kualitas yang dilakukan oleh PT

Duta Indah Sejahtera masih memerlukan adanya perbaikan. Dengan

peta kendali dapat diidentifikasi jenis-jenis cacat dari produk yang

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 64: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

51

dihasilkan. Jenis cacat yang paling dominan akan diatasi terlebih

dahulu.

3. Menentukan prioritas perbaikan dengan menggunakan pareto chart.

Menurut Besterfield (1998:16) menyatakan bahwa construction of a pareto

diagram is very simple. There are six steps. Artinya, ada enam langkah

untuk membuat diagram pareto :

a. Determine the method of classifying the data: by problem, cause, type

of nonconformity, and so forth. Artinya, menentukan metode

mengklasifikasi dengan data; masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian,

dan sebagainya.

b. Decide if dollars (best) or frequency is to be used to rank the

characteristics. Artinya, memutuskan apa yang terbaik atau frekuensi

yang digunakan untuk menentukan peringkat karakteristik.

c. Collect data for an appropriate time interval. Artinya, mengumpulkan

data dengan interval waktu yang tepat.

d. Summarize the data and rank order categories from largest to smallest.

Artinya, meringkas data dan membuat kategori dari urutan terbesar

sampai terkecil.

e. Compute the cummulative percentage if it is to be used. Artinya,

menghitung persentase kumulatif jika akan digunakan.

f. Construct the diagram and find the vital few. Artinya, membangun

diagram dan menentukan mana yang terpenting.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 65: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

52

4. Menentukan faktor penyebab paling dominan dengan cause-effect diagram.

Sehingga dapat dianalisis penyebab produk cacat dengan menggunakan

cause-effect diagram. Menurut Gaspersz (2008:112) penggunaan cause-

effect diagram dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

a. Dapatkan kesempatan tentang masalah yang terjadi dan ungkapkan

masalah itu sebagai suatu pertanyaan masalah (problem question).

b. Analisis sekumpulan penyebab yang mungkin, dengan menggunakan

teknik brainstorming atau membentuk anggota tim yang memiliki ide-

ide terkait dengan masalah yang sedang dihadapi.

c. Gambarkan diagram dengan pernyataan masalah ditempatkan pada sisi

kanan (memebentuk kepala ikan) dan ketegori utama seperti; material,

metode, manusia, mesin, pengukuran, dan lingkungan. Penempatan

pada cabang utama (membentuk tulang-tulang ikan) kategori pertama

dapat diubah sesuai kebutuhan.

d. Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama sesuai dengan

menempatkan pada cabang yang sesuai.

e. Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan “mengapa?” untuk

menentukan akar penyebab, kemudian daftarkan akar-akar penyebab itu

pada cabang – cabang yang sesuai dengan kategori utama.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 66: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

53

f. Interpretasi cause-effect diagram dengan melihat penyebab-penyebab

yang muncul secara berulang, kemudian dapatkan kesepakatan untuk

melakukan perbaikan pada penyebab yang dipilih menjadi fokus

terpenting.

g. Terapkan hasil analisis dengan menggunakan cause-effect diagram,

dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan

korektif secara memonitor hasil-hasil. Hal tersebut dilakukan untuk

menjamin bahwa tindakan korektif yang dilakukan itu efektif.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 67: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

54

BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah hasil produksi dan hasil produk cacat pada tisu facial dan tisu

handkhercief pada periode Januari 2016 – Oktober 2016. Data –data yang didapat

selama observasi di PT Duta Indah Sejahtera kemudian dilanjutkan dengan

melakukan penghitungan menggunakan metode Statistical Process Control,

cause-effect diagram dan diagram pareto.

Tabel 4.1. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu Facial

Periode Januari 2016 - Oktober 2016

Bulan

Spesifikasi Jenis Cacat Total Cacat (kg)

Jumlah Produksi

(kg)

Bentuk Emboss

(kg)

Potongan (kg)

Kebersihan (kg)

Lipatan (kg)

Jan-16 178,1 453,8 133,3 300,8 1066 45.157,3

Feb-16 111,9 305,6 188,3 314,7 920,5 33.490,0

Mar-16 97,3 153,6 62,2 195,6 508,7 20.896,6

Apr-16 108,7 201,4 202,1 122,4 634,6 19.137,4

Mei-16 99,7 177,2 100,1 169,1 546,1 19.996,6

Jun-16 93,2 276,3 234,3 118,3 722,1 28.504,0

Jul-16 104,1 115,5 183 79,4 482 13.629,0

Agt-16 176,1 202,9 243,1 256,1 878,2 28.153,0

Sep-16 115,8 134,6 151,4 73,9 475,7 20.900,0

Okt-16 163,5 152,9 122,9 95,8 535,1 20.174,3

Total 1248,4 2173,8 1620,7 1726,1 6769 250.038,2

Sumber: PT Duta Indah Sejahtera (2016)

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 68: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

55

Tabel 4.2. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu Handkhercief

Periode Januari 2016 – Oktober 2016

Bulan

Spesifikasi Jenis Cacat Total Cacat (kg)

Jumlah Produksi

(kg)

Bentuk Emboss

(kg)

Potongan (kg)

Kebersihan (kg)

Lipatan (kg)

Jan-16 20,9 26,8 15,2 25,3 88,2 2.852,4

Feb-16 9,1 5,4 6,6 8,6 29,7 1.276,6

Mar-16 17,5 20,1 20,2 37,6 95,4 3.171,8

Apr-16 31,3 18,2 34,9 29,1 113,5 3.947,9

Mei-16 18,9 24,7 30,3 12,2 86,1 3.396,6

Jun-16 14,7 15,5 9 11,5 50,7 1.838,0

Jul-16 4,3 5,8 7,4 16,7 34,2 1.874,0

Agt-16 38,1 48,4 59,1 32,7 178,3 4.207,0

Sep-16 15,8 8,9 4,5 15,8 45 2.037,9

Okt-16 27,4 26,7 22,1 22,3 98,5 3.622,8

Total 198 200,5 209,3 211,8 819,6 28.225,0

Sumber: PT Duta Indah Sejahtera (2016)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa kedua produk tisu ini

melewati batas maksimal dari standar perusahaan yaitu 2,5%. Sedangkan pada

lembar periksa diatas (Check Sheet) persentase rata-rata kecacatan produk yang

dihasilkan selama 10 bulan adalah 2,76%. Total produk cacat yang dihasilkan

oleh tisu facial adalah 6.769 kg sedangkan produk tisu handkhercief adalah

sebanyak 819,6 kg. Pada data diatas juga dilihat bahwa kecacatan produk yang

paling dominan pada produk tisu facial disebabkan oleh potongan tisu yang tidak

rapi atau tidak sesuai dengan ukuran standar tisu. Sedangkan pada produk tisu

handkhercief kecacatan produk paling dominan pada kategori lipatan pada tisu

yang tidak benar.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 69: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

56

4.2. Pengolahan data

Berdasarkan dari data-data yang sudah diperoleh, maka penghitungan siap

dilakukan untuk segera menjawab rumusan masalah yang sudah dibuat.

4.2.1. Membuat Diagram Kontrol P-chart

Pada tahap ini dilakukan untuk menganalisis dan mengetahui apakah

produk cacat yang terjadi selama ini berada dalam batas kendali.

4.2.1.1 Diagram Kontrol P-chart untuk Tisu Facial

Berikut merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk

produk tisu facial periode januari 2016 – oktober 2016:

Tabel 4.3. Tabel produksi Tisu Facial (dalam kilogram)

No Periode Total cacat Jumlah yang diproduksi

1 Januari 1.006,0 45.157,3

2 Februari 920,5 33.490,0

3 Maret 508,7 20.896,6

4 April 634,6 19.137,4

5 Mei 546,1 19.996,6

6 Juni 722,1 28.504,0

7 Juli 482,0 13.629,0

8 Agustus 878,2 28.153,0

9 September 475,7 20.900,0

10 Oktober 535,1 20.174,0

Total 6769 250.038,2

Sumber: PT Duta Indah Sejahtera (2016)

a. Menghitung persentase cacat per periode:

p =

x 100

p =

x 100 = 2,2% periode Januari 2016

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 70: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

57

p =

x 100 = 2,7% periode Febuari 2016

p =

x 100 = 2,4% periode Maret 2016

p =

x 100 = 3,3% periode April 2016

p =

x 100 = 2,7% periode Mei 2016

p =

x 100 = 2,5 % periode Juni 2016

p =

x 100 = 3,5% periode Juli 2016

p =

x 100 = 3,1% periode Agustus 2016

p =

x 100 = 2,3% periode September 2016

p =

x 100 = 2,7% periode Oktober 2016

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 71: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

58

Tabel 4.4. Tabel Penghitungan Persentase Cacat Tisu Facial

No Periode Total cacat

(kg)

Jumlah yang diproduksi

(kg)

Persentase (%)

1 Januari 1.006,0 45.157,3 2,2

2 Februari 920,5 33.490,0 2,7

3 Maret 508,7 20.896,6 2,4

4 April 634,6 19.137,4 3,3

5 Mei 546,1 19.996,6 2,7

6 Juni 722,1 28.504,0 2,5

7 Juli 482,0 13.629,0 3,5

8 Agustus 878,2 28.153,0 3,1

9 September 475,7 20.900,0 2,3

10 Oktober 535,1 20.174,3 2,7

Total 6.769 250.038,2 27,6

Sumber: PT Duta Indah Sejahtera (2016)

b. Menghitung rata-rata periksa per periode

n=

n=

= 25.003,82

c. Menghitung central line (CL), upper control limit (UCL), lower control

limit (LCL).

Nilai CL dihitung dengan rumus:

CL= p =

CL =

= 0,0271

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 72: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

59

Nilai UCL atau batas kendli atas dihitung dengan rumus:

UCL= P + Z√

UCL = 0,0271 + 3 √

= 0,03018

Nilai LCL

LCL = P + Z √

LCL = 0,0271 – 3 √

= 0,0240

Tabel 4.5. Hasil Penghitungan Persentase Cacat, CL, UCL, dan UCL untuk

Produk Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober 2016

No Periode Total Cacat (kg)

Jumlah Produksi

(kg)

Persentase Cacat

CL UCL LCL

1 Januari 1066 45.157,3 2,20% 2,71% 3,02% 2,40%

2 Februari 920,5 33.490,0 2,70% 2,71% 3,02% 2,40%

3 Maret 508,7 20.896,6 2,40% 2,71% 3,02% 2,40%

4 April 634,6 19.137,4 3,30% 2,71% 3,02% 2,40%

5 Mei 546,1 19.996,6 2,70% 2,71% 3,02% 2,40%

6 Juni 722,1 28.504,0 2,50% 2,71% 3,02% 2,40%

7 Juli 482 13.629,0 3,50% 2,71% 3,02% 2,40%

8 Agustus 878,2 28.153,0 3,10% 2,71% 3,02% 2,40%

9 September 475,7 20.900,0 2,30% 2,71% 3,02% 2,40%

10 Oktober 535,1 20.174,3 2,70% 2,71% 3,02% 2,40%

Total 6769 250.038,2 27,40% 27,07% 30,20% 24,00%

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 73: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

60

Gambar 4.1. P- chart Produk Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober

2016

Berdasarkan grafik diatas terlihat beberapa data yang keluar dari batas

pengendalian p-chart, sehingga dapat disimpulkan bahwa proses produksi tisu

facial tidak berada dalam batas kendali. Terdapat 3 titik yang berada dalam luar

batas kendali atas yaitu pada bulan April 2016, Juli 2016, dan Agustus 2016.

Sedangkan terdapat 2 titik yang berada diluar batas kendali bawah yaitu pada

bulan Januari 2016 dan September 2016. Hal tersebut menunjukkan bahwa

pengendalian kualitas pada proses produksi tisu facial di PT Duta Indah Sejahtera

masih memerlukan perbaikan.

2.00%

2.20%

2.40%

2.60%

2.80%

3.00%

3.20%

3.40%

3.60%

Persentase Cacat

CL

UCL

LCL

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 74: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

61

4.2.1.2 Diagram Kontrol P-chart Untuk Tisu Handkhercief

Berikut merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk

produk tisu handkerchief periode januari 2016 – oktober 2016:

Tabel 4.6. Tabel Produksi Tisu Handkhercief (dalam kilogram)

No Periode Total cacat Jumlah yang diproduksi

1 Januari 88,2 2.852,4

2 Februari 29,7 1.276,6

3 Maret 95,4 3.171,8

4 April 113,5 3.947,9

5 Mei 86,1 3.396,6

6 Juni 50,7 1.838,0

7 Juli 34,2 1.874,0

8 Agustus 178,3 4.207,0

9 September 45 2.037,9

10 Oktober 98,5 3.622,8

Total 819,6 28.225,0

a. Menghitung persentase cacat per periode:

p =

x 100

p =

x100 = 3,09% periode Januari 2016

p =

x100 = 2,33% periode Februari 2016

p =

x100 = 3,01% periode Maret 2016

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 75: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

62

p =

x100 = 2,87% periode April 2016

p =

x100 = 2,53% periode Mei 2016

p =

x100 = 2,76% periode Juni 2016

p =

x100 = 1,82% periode Juli 2016

p =

x100 = 4,24% periode Agustus 2016

p =

x100 = 2,21% periode September 2016

p =

x100 = 2,72% periode Oktober 2016

Tabel 4.7. Penghitungan Persentase Cacat Tisu Handkhercief

No Periode Total cacat Jumlah yang

diproduksi (kg) Persentase

(%)

1 Januari 88,2 2.852,4 3,09

2 Februari 29,7 1.276,6 2,33

3 Maret 95,4 3.171,8 3,01

4 April 113,5 3.947,9 2,87

5 Mei 86,1 3.396,6 2,53

6 Juni 50,7 1.838,0 2,76

7 Juli 34,2 1.874,0 1,82

8 Agustus 178,3 4.207,0 4,24

9 September 45 2.037,9 2,21

10 Oktober 98,5 3.622,8 2,72

Total 819,6 28.225,0 27,58

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 76: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

63

b. Menghitung rata rata periksa per periode

n =

= 2.822,5

c. Menghitung central line (CL), upper control limit (UCL), lower control

limit (LCL).

Nilai CL dihitung dengan rumus:

CL= p =

CL = p =

=0,0290

Nilai UCL dihitung dengan rumus:

UCL= P + Z √

UCL = 0,0290 + 3 √

= 0,0385

Nilai LCL dihitung dengan rumus:

LCL= P – Z √

LCL = 0,0290 – 3 √

= 0,0195

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 77: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

64

Tabel 4.8. Hasil Penghitungan Persentase Cacat, CL, UCL, dan UCL untuk

Produk Tisu Handkhercief Periode Januari 2016 – Oktober 2016

No Periode Total Cacat (kg)

Jumlah Produksi

(kg)

Persentase Cacat

CL UCL LCL

1 Januari 88,2 2.852,4 3,09% 2,90% 3,85% 1,95%

2 Februari 29,7 1.276,6 2,33% 2,90% 3,85% 1,95%

3 Maret 95,4 3.171,8 3,01% 2,90% 3,85% 1,95%

4 April 113,5 3.947,9 2,87% 2,90% 3,85% 1,95%

5 Mei 86,1 3.396,6 2,53% 2,90% 3,85% 1,95%

6 Juni 50,7 1.838,0 2,76% 2,90% 3,85% 1,95%

7 Juli 34,2 1.874,0 1,82% 2,90% 3,85% 1,95%

8 Agustus 178,3 4.207,0 4,24% 2,90% 3,85% 1,95%

9 September 45 2.037,9 2,21% 2,90% 3,85% 1,95%

10 Oktober 98,5 3.622,8 2,72% 2,90% 3,85% 1,95%

Total 819,6 28.225,0 27,58% 29,04% 38,50% 19,5%

Gambar 4.2. P- chart Produk Tisu Handkhercief Periode Januari 2016 –

Oktober 2016

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa data-data yang dihasilkan

masih ada beberapa yang keluar dari batas kendali p-chart, sehingga dapat

1.00%

1.50%

2.00%

2.50%

3.00%

3.50%

4.00%

4.50%

5.00%

Persentase Cacat

CL

UCL

LCL

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 78: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

65

disimpulkan bahwa proses produksi tisu handkhercief masih belum dalam batas

kendali yang bagus. Terdapat titik pada bulan agustus 2016 yang berada diluar

batas kendali atas. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengendalian kualitas pada

proses produksi tisu handkherchief di PT Duta Indah Sejahtera masih memerlukan

perbaikan.

4.2.2. Prioritas Perbaikan Dengan Diagram Pareto

Diagram pareto adalah grafik tang menempati urutan dari kiri ke kanan

yang menjadikannya sebagai ranking dari tertinggi sampai terendah , klasifikasi

data berupa jenis kegagalan lapangan yang terjadi. Diagram pareto biasanya

berprinsip bahwa 20% penyebab memiliki tanggung jawab terhadap 80% masalah

yang akan ditimbulkan.

4.2.2.1 Diagram Pareto untuk Tisu Facial

Berikut merupakan tabel jenis cacat dan jumlah cacat yang dihasilkan

pada produk tisu facial periode Januari 2016 – Oktober 2016:

Tabel 4.9. Data Jenis Cacat dan Jumlah Cacat Produk Tisu Facial

Periode Januari 2016 – Oktober 2016

Jenis Cacat Jumlah Cacat

Bentuk Emboss Tidak Terlihat 1.248,4

Potongan Tidah Rapi 2.173,8

Kebersihan 1.620,7

Lipatan 1.726,1

Total 6769

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 79: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

66

Dari tabel diatas, maka diperoleh data untuk persentase cacat dan

persentase kumulatif untuk produk tisu facial periode Januari 2016 – Oktober

2016 sebagai berikut:

Tabel 4.10. Data Persentase Kumulatif Produk Tisu Facial Periode Januari

2016 – Oktober 2016

Jenis Cacat Jumlah Cacat

(kg)

Frekuensi Komulatif

(kg)

Persentase Cacat (%)

Persentase Kumulatif

(%)

Bentuk Emboss Tidak Terlihat

1.248,4 1.248,4 18,45 18,45

Potongan Tidak Rapih 2.173,8 3.422,2 32,11 50,56

Kebersihan 1.620,7 5.042,9 23,94 74,5

Lipatan 1.726,1 6.769 25,5 100

Total 6.769

Berdasarkan tabel 4.10. , maka dibuat diagram pareto yang dapat dilihat

sebagai gambar berikut:

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 80: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

67

Gambar 4.3. Diagram Pareto Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober

2016

Gambar 4.4. Digram Pie Persentase Cacat Tisu Facial Periode Januari

2016 – Oktober 2016

18.45

32.11 23.94

25.5

Persentase Cacat (%)

Bentuk Emboss TidakTerlihat

Potongan Tidak Rapi

Kebersihan

Lipatan

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 81: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

68

Pada gambar diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik kualitas yang

paling banyak menghasilkan produk cacat pada proses produksi tisu facial selama

periode Januari 2016 – Oktober 2016 terdapat pada potongan yang tidak rapi yaitu

sebanyak 2.173,8 kilogram atau sebanyak 32,11 % . Selanjutnya cacat terdapat

pada lipatan yang tidak rata sebanyak 1.726,1 kilogram atau sebanyak 25,5 %,

pada kebersihan sebanyak 1.620,7 kilogram atau sebanyak 23,94 % dan diikuti

dengan bentuk emboss yang tidak terlihat sebanyak 1.248,4 kilogram atau

18,54%.

4.2.2.2 Diagram Pareto untuk Tisu Handkhercief

Berikut ini merupakan tabel jenis cacat dan jumlah cacat yang dihasilkan

pada proses produksi produk tisu handkhercief periode januari 2016 – oktober

2016:

Tabel 4.11. Data Jenis Cacat dan Jumlah Cacat Produk Tisu

Handkhercief Periode Januari 2016 – Oktober 2016

Jenis Cacat Jumlah Cacat

Bentuk Emboss Tidak Terlihat 198

Potongan tidak Rapi 200,5

Kebersihan 209,3

Lipatan 211,8

Total 819,6

Dari tabel diatas, maka diperoleh data untuk persentase cacat dan

persentase kumulatif untuk produk tisu handkhercief periode januari 2016 –

oktober 2016 sebagai berikut:

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 82: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

69

Tabel 4.12. Data Persentase Kumulatif Produk Tisu Handkerchief Periode

Januari 2016 – Oktober 2016

Jenis Cacat Jumlah Cacat

(kg) Frekuensi

Kumulatif (kg) Persentase Cacat (%)

Persentase Kumulatif

(%)

Bentuk Emboss Tidak Terlihat

198 198 24,16 24,16

Potongan Tidak Rapih 200,5 398,5 24,46 48,62

Kebersihan 209,3 607,8 25,54 74,16

Lipatan 211,8 819,6 25,84 100

Total 819,6

Berdasarkan tabel 4.12. , maka dibuat diagram pareto yang dapat dilihat

sebagai gambar berikut:

Gambar 4.5. Diagram Pareto Tisu Handkerchief Periode Januari 2016 –

Oktober 2016

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 83: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

70

Gambar 4.6. Digram Pie Persentase Cacat Tisu Handkhercief Periode

Januari 2016 – Oktober 2016

Pada gambar diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik kualitas yang

paling banyak menghasilkan produk cacat pada proses produksi tisu handkhercief

selama periode Januari 2016 – Oktober 2016 terdapat lipatan yang tidak rata yaitu

sebanyak 211,8 kilogram atau sebanyak 25,84 % . Selanjutnya cacat terdapat pada

kebersihan sebanyak 209,3 kilogram atau sebanyak 25,54 %, pada potongan yang

tidak rapi sebanyak 200,5 kilogram atau sebanyak 24,46 % dan diikuti dengan

bentuk emboss yang tidak terlihat sebanyak 198 kilogram atau 24,16 %.

4.2.3. Analisis Cause-effect Diagram

Pada diagram ini penulis akan mengetahui faktor-faktor penyebab yang

mempengaruhi cacat yang ditemukan pada produk tisu facial dan produk tisu

handkhercief pada PT Duta Indah Sejahtera, diantaranya bentuk emboss,

potongan, kebersihan dan lipatan. Untuk mengidentifikasi dengan jelas faktor –

24.16

24.46 25.54

25.84

Persentase Cacat (%)

Bentuk Emboss TidakTerlihat

Potongan Tidak Rapi

Kebersihan

Lipatan

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 84: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

71

faktor yang menjadi penyebabkan terjadinya cacat, maka penulis menggunakan

diagram fishbone ( diagram ishikawa).

1. Bentuk Emboss

Sumber: Penulis (2016)

Gambar 4.7. Cause-and-Effect Diagram Terjadinya Jenis Cacat Bentuk

Emboss Tidak Terlihat

Jenis cacat emboss dapat dilihat dari produk tisu yang dihasilkan tidak

memiliki bentuk emboss, sehingga tisu terlihat terlalu polos dan tidak memiliki

ukiran. Faktor penyebab terjadinya jenis cacat emboss, sebagai berikut:

a. Bahan baku

Bentuk emboss yang tidak terlihat pada bagian pinggir tisu atau

keseluruhan pada tisu dapat terjadi karena kualitas bahan baku tisu yang

terlalu tebal atau terlalu tipis. Bahan baku yang terlalu tebal

menyebabkan bentuk emboss menjadi kurang terlihat karena alat press

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 85: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

72

emboss tidak menempelkan bentuk emboss pada tisu, sedangkan bahan

baku yang terlalu tipis membuat tisu menjadi sobek pada bagian tisu.

b. Mesin

Tingkat produksi tisu yang kurang disebabkan umur mesin pada tisu

yang sudah terlalu lama dan mesin merupakan buatan dari cina yang

menyebabkan kualitas mesin kurang maksimal.

Bentuk emboss yang kurang nyata pada tisu biasa juga disebabkan oleh

adanya baut pada mesin yang kurang kencang.

c. Manusia

Peraturan mesin yang kurang diperhatikan oleh karyawan disebabkan

oleh karyawan yang kurang fokus sehingga dapat mengakibatkan

kesalahan teknis dalam menjalankan mesin.

Terdapatnya kertas pada rollan tisu disebabkan kurang ketelitian pada

karyawan sehingga saat melepas rollan besar tisu dan menempatkan pada

mesin masih tersisa kertas coklat sebagai pembatasan tisu.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 86: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

73

2. Potongan

Sumber: Penulis (2016)

Gambar 4.8. Cause-and-Effect Diagram Terjadinya Jenis Cacat Potongan

a. Bahan Baku

Penyebab dari potongan tisu yang kurang bagus terkadang disebabkan

oleh lipatan tisu yang tidak rata pada gulungan besar tisu sehingga pada

saat gulungan besar tisu telah diletakan kedalam mesin menghasilkan

potongan yang abstrak pada bagian lipatan tisu yang tidak rapi.

b. Mesin

Kualitas mesin yang menurun menyebabkan hasil tisu yang dikeluarkan

menyatu / menempel pada mesin press sehingga tisu banyak yang

terpotong dan menghasilkan barang cacat.

Pisau pemotong pada mesin yang tidak tajam disebabkan oleh beberapa

hal seperti pisau yang sudah karatan / lama dan pisau pemotong yang

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 87: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

74

belum diasa atau digantikan dengan pisau yang baru. Pisau pemotong

pada mesin yang cukup panjang yang berbentuk seperti penggaris besi ini

cukup berperan penting pada hasil akhir suatu produk yang dihasilkan.

c. Manusia

Faktor penyebab potongan tidak rata juga disebabkan oleh manusi atau

karyawan pada pabrik. Potongan yang tidak sesuai dengan pesanan

disebabkan oleh karyawan yang kurang fokus terhadap pekerjaan dan

salah pengaturan ukuran pada mesin. Hal ini menyebabkan produk yang

dihasilkan menumpuk dan kemungkinan kecil ada yang ingin pesan

produk dengan ukuran yang salah atau bukan standar ukuran tisu pada

umumnya. Karena saat tisu dimasukkan pada packaging jika ukuran

terlalu kecil maka packaging akan terlihat terlalu renggang, namun jika

kebesaran / kepanjangan makan packaging tidak cukup besar untuk

packaging tisu dan perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 88: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

75

3. Kebersihan

Sumber: Penulis (2016)

Gambar 4.9. Cause-and-Effect Diagram Terjadinya Jenis Cacat

Kebersihan

a. Metode Kerja

Target penyelesaiaan produk yang mendesak disebabkan oleh banyaknya

pesanan/ permintaan dari konsumen. Hal ini menyebabkan kurangnya

perhatian untuk melihat kebersihan pada tisu sehingga jika ada tisu yang

kotor terus diproduksi sehingga menempel dengan tisu-tisu lain yang

dihasilkan.

b. Lingkungan

Produk tisu kotor disebabkan oleh gudang produksi yang kurang bersih

sehingga banyaknya debu-debu pada gudang dan air tetesan hujan

sehingga menempel pada tisu. Penyebab lainnya banyaknya produksi tisu

sehingga membuat persediaan pada gudang menumpuk dengan tisu-tisu

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 89: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

76

lain sehingga warna tisu yang putih bersih menjadi kekuning-kuningan.

Penempatan layout yang kurang tepat pada bagian gudang menyebabkan

banyaknya brang yang tercampur – campur.

c. Mesin

Kebersihan tisu yang tidak terjaga juga disebabkan oleh oli pada mesin

yang sering mengalami kebocoran sehingga produk tisu yang dihasilkan

juga terkena oli tersebut.

d. Manusia

Tisu yang terkena debu – debu pada mesin disebabkan oleh karyawan

yang tidak menjaga kebersihan pada mesin dan tetasan oli pada mesin

yang berlebihan dibiarkan begitu saja karena kurangnya pengawasan, ini

disebabkan karena karyawan lebih banyak berada pada bagian depan

mesin sehingga kurang memperhatikan daerah belakang mesin.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 90: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

77

4. Lipatan

Sumber: Penulis (2016)

Gambar 4.10. Cause-and-Effect Diagram Terjadinya Jenis Cacat Lipatan

Tidak Rata

a. Metode Kerja

Penggantian shift kerja menjadi hal penting pada hasil produksi , hal ini

dilihat dari penggantian shift karyawan menjadi kurang memperhatikan

lipatan yang terbalik, karena waktu pergantian shift kerja menghabiskan

waktu ±20 menit sedangkan dalam waktu tersebut mesin tetap bejalan

tanpa adanya pengawasan.

b. Measurement

Pada saat akan menjalankan produksi terhadap permintaan konsumen

harus mendapat schedule produksi dari PPIC dan dalam gudang produksi

terdapat standar ukuran dan jenis tisu, dikarenakan banyaknya jenis/tipe

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 91: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

80

pada tisu handkhercief adalah jenis cacat terdapat pada lipatan yang menghasilkan

persentase sebesar 25,84%.

Pada analisis tahap akhir yang dilakukan menggunakan diagram fishbone

atau sebab akibat untuk mengetahui secara jelas faktor – faktor apa saja yang

menyebabkan terjadi kecacatan. Terdapat 6 faktor utama terjadinya kegagalan

kualitas yang dihasilkan yaitu bahan baku, mesin, manusia, metode kerja,

lingkungan dan measurement. Dari faktor – faktor penyebab kecacatan yang

dihasilkan sebaiknya perusahaan perlu melakukan beberapa hal, yaitu:

Dari bahan baku: memilih bahan baku yang memiliki kualitas baik dan

sesuai dengan standar perusahaan yang sudah ditetapkan.

Dari segi mesin: membuat jadwal maintenance secara rutin,

memperhatikan kondisi mesin apakah mesin sudah dalam kondisi siap

untuk dijalankan, dan merawat mesin agar mesin dapat bekerja dengan

baik.

Dari segi manusia: karyawan harus lebih berkonsentrasi dalam bekerja,

jika karyawan tidak konsentrasi maka terjadinya kecacatan akan

berkelanjutan. Perusahaan juga perlu mengadakan training untuk

karyawan agar dapat bekerja sesuai dengan standar perusahaan dan

meningkatkan produktivitas karyawan, karena pengecekan kualitas produk

yang dihasilkan mesin tetap diawasi oleh manusia.

Dari segi metode kerja: membuat scheduling produksi agar tidak terlalu

mengejar target pesanan jika terjadi permintaan pesanan yang banyak.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 92: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

78

tisu yang terkadang terdapat kekeliruan dalam menjalankan standar yang

akan diproduksi.

c. Mesin

Lipatan tisu yang tidak rata atau rapi disebabkan blower pada mesin tidak

berfungsi dengan baik. Blower tidak bekerja dengan baik dikarenakan

oleh kurangnya perawatan pada mesin, umur mesin yang sudah terlalu

lama, dan jadwal maintenance pada mesin yang tidak teratur sehingga

kualitas pada mesin menjadi kurang stabil. Jika produk yang dihasilkan

memiliki lipatan yang tidak rata dan hasil tidak terlalu fatal maka akan

dilipat manual oleh karyawan. Namun jika garis lipatan berjarak terlalu

besar atau jauh makan sulit untuk diperbaiki karena perusahaan akan

mendapatkan komplain dari konsumen dan membuat brand image pada

produk perusahaan menjadi menurun.

d. Manusia

Banyaknya lipatan tisu yang terbalik disebabkan oleh kelalaian karyawan

seperti kurang memperhatikan lipatan dan kurangnya ketelitian pada

karyawan, karena jika pada mesin keluar tisu dengan lipatan yang

terbalik maka perlu dilakukan pematian pada mesin dan menjalankan

kembali, sehingga kecacatan pada lipatan tisu dapat diminimalkan.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 93: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

79

4.3. Analisa Hasil

Berdasarkan analisis dan pengolahan data yang dilakukan, maka hasil dari

pembahasan penulisan ini adalah PT Duta Indah Sejahtera dapat menggunakan

metode Statistical Process Control. Dengan peta kendali P-chart perusahaan akan

mengetahui apakah proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan selama ini

berada dalam batas kendali atau diluar batas kendali. Dari hasil P-chart yang telah

dibuat dapat dilihat masih terdapat proses produksi yang berada diluar batas

kendali, sehingga selanjutnya perusahaaan harus melakukan suatu tindakan agar

proses produksi selalu dapat berada dalam batas kendali.

Pada data menunjukkan pada produk tisu Facial masih ada 3 titik diluar

batas kendali atas dan 2 titik diluar batas kendali bawah. Sedangkan pada produk

Handkhercief masih terdapat 1 titik diluar batas kendali atas dan 1 titik di luar

batas kendali bawahUntuk mengetahui faktor – faktor atau gejala – gejala

penyebab terjadinya kecacatan yang paling dominan terjadi pada produk dan

menentukan perbaikan yang dapat digunakan untuk mengurangi permasalahan

kecacatan produk dalam perusahaan.

Dengan menggunakan diagram pareto perusahaan dapat melihat jenis

kecacatan yang menghasilkan urutan diagram dari yang paling tinggi hingga

paling rendah jumlahnya pada kedua jenis tisu. Sehingga perusahaan dapat

menemukan jenis kecacatan yang paling utama dihadapi oleh perusahaan dan

lebih optimal dalam menangani masalah yang harus lebih di prioritaskan. Dari

hasil diagram pareto ditemukan jenis cacat yang paling mendominasi pada tisu

facial adalah potongan yang tidak rapi dengan persentase sebesar 32,11% dan

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 94: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

81

Dari segi lingkungan: melakukan jadwal piket untuk menjaga kebersihan

gudang atau menambah staff kebersihan.

Dari segi measurement: menempelkan spesifikasi jenis tisu pada bagian

setiap produksi agar tidak terjadi kesalahan pencetakan ukuran, karena

tidak semua karyawan ingat standar – standar jenis tisu.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 95: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada perusahaan PT Duta

Indah Sejahtera untuk jenis produk tisu facial dan handkhercief, penulis

memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pengendalian kualitas pada PT Duta Indah Sejahtera masih

terdapat data data yang keluar dari batas kedali. Dilihat dari perhitungan

peta kendali p untuk tisu facial dan tisu handkhercief pada periode Januari

2016 – Oktober 2016. Untuk produk tisu facial periode Januari 2016 –

Oktober 2016 terdapat 3 titik yang berada diluar batas kendali atas yaitu

pada bulan April, Juli,dan Agustus. Sedangkan terdapat 2 titik yang berada

diluar batas kendali bawah yaitu bulan Januari dan September. Pada

produk tisu handkhercief periode Januari 2016 – Oktober 2016 masih

terdapat 1 titik yang berada diluar batas kendali atas yaitu data pada bulan

agustus. Masih ada 1 titik yang berada diluar batas kendali bawah yaitu

pada bulan juli.

2. Faktor – faktor penyebab kerusakan atau kecacatan pada produk PT Duta

Indah Sejahtera yang paling dominan adalah pada manusia dan mesinya.

Berdasarkan diagram fishbone dapat diketahui terdapat faktor – faktor

penyebab kecacatan pada produk tisu facial dan handkhercief pada periode

Januari 2016 – Oktober 2016 yaitu bahan baku, mesin, manusia, metode

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 96: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

83

kerja, lingkungan dan measurement. Jenis cacat yang paling banyak terjadi

pada proses produksi tisu facial periode Januari 2016 – Oktober 2016

adalah jenis cacat potongan yang tidak rapi sebesar 32,11% atau setara

dengan 2.173,8 kilogram. Sedangkan jenis cacat yang paling dominan

terjadi pada proses produksi tisu handkhercief periode Januari 2016 –

Oktober 2016 yaitu jenis cacat lipatan sebesar 25,84% atau setara dengan

211,8 kilogram. Kedua jenis cacat yang paling dominan ini di sebabkan

oleh kondisi mesin dan manusia.

3. Penerapan Statistical Process Control (SPC) pada PT Duta Indah Sejahtera

masih belum terlaksana. Semua dilihat dari hasil proses produksi, hasil

kecacatan produk dan penulis yang melakukan wawancara langsung

dengan karyawan perusahaan. Pada kualitas manajemen perusahaan

memiliki standar kualitas yaitu 2,5% yang telah diterapkan di perusahaan.

Pada hasil data yang diperoleh dari diagram sebab akibat dapat dilihat

bahwa perusahaan masih kurang memperhatikan penyebab – penyebab

penghambatan suatu kualitas dari hasil produk yang diproduksi.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan

penulis, maka beberapa saran yang dapat penulis diberikan adalah sebagai berikut:

Saran yang dapat diberikan kepada PT Duta Indah Sejahtera:

1. Maintenance mesin secara rutin dan pengawasan yang lebih terhadap

kinerja operator untuk mengurangi penghambatan dalam proses

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 97: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

84

produksi yang disebabkan oleh mesin produksi. Maintenance yang

sekiranya dapat dilakukan dengan:

a) Membuat check list system yang berupa daftar atau schedule yang

dibuat untuk melakukan kegiatan maintenance dengan cara

pemeriksaan terhadap semua mesin secara berkala.

b) Melakukan pemeriksaan kebersihan mesin setelah melakukan

maintenance atau sebelum mesin dijalankan untuk mengurangi

salah satu jenis cacat yang sering terjadi yaitu kebersihan.

c) Melakukan oiling secara teratur dan sekiranya diperlukan, karena

oiling merupakan suatu tindakan pemberian oli terhadap

komponen – komponen yang bergerak. Pada bagian oiling dapat

dilakukan dengan penambahan atau penggantian oli pada suatu

mesin.

d) Penggantian spare part secara rutin sesuai dengan kondisi dan

usia spare part. Penggantian spare part dilakukan untuk

menjamin optimalisasi kerja mesin secara keseluruhan.

Penggantian spare part salah satunya berupa pisau pemotong

pada mesin, baut, dan lain-lain.

e) Penyetelan kerenggangan pada mesin juga sangat diperlukan

untuk mengembalikan peralatan pada kondisi semula, sehingga

kerja peralatan tetap optimal. Penyetelan kerenggangan mesin

menjadi salah satu penyebab jenis cacat yaitu bentuk emboss

yang tidak terlihat.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 98: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

85

2. Perusahaan perlu mengadakan training bagi para karyawan untuk

meningkatkan produktivitas karyawan. Beberapa training yang

menurut penulis perlu dilakukan seperti:

a) Skill training (pelatihan keahlian) yang dilakukan agar para

karyawan mampu menguasai skill yang berhubungan dengan

pekerjaannya. Skill training bisa dilakukan misalnya tentang cara

penggunaan mesin, pelatihan ini dapat dilakukan tidak hanya

sekali melainkan bisa dilakukan sebulan sekali agar karyawan

ingat cara penggunaan mesin sehingga tidak terjadi kesalahan

penjalanan mesin. Materi dapat dijalankan mulai dari penggunaan

mesin hingga perawatan mesin.

b) Perusahaan melakukan training product knowledge untuk

memberi pemahaman kepada seluruh karyawan tentang jenis –

jenis produk, merek, dan lain-lain. Hal ini dapat meminimalkan

kesalahan pada karyawan akan lupa jenis – jenis produk sehingga

terjadi kesalahan pencetakan ukuran.

Sebaiknya perusahaan juga memperhatikan kebersihan pada saat

proses produksi dijalankan dan kebersihan lingkungan penempatan produk

pada saat produk sudah dihasilkan. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa

hal sebagai berikut:

a) Membuat check list pemantauan kebersihan yang diawasi oleh

kepala bagian produksi.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 99: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

86

b) Menjaga kebersihan mesin secara teliti sehingga dapat

mengetahui kondisi mesin dan menghindari kerusakan mesin

seperti ada bagian mesin yang karatan karena tidak terjaganya

kebersihan.

c) Membuat layout untuk masing – masing produk tisu sehingga

produk tidak tercampur – campur. Layout gudang yang efektif

dapat meminimalkan kerusakan bahan digudang.

3. Perusahaan dapat melakukan pertimbangan untuk menerapkan

pengendalian kualitas dengan menggunakan metode Statistical

Process Control karena dinilai lebih efektif untuk mengetahui

penyebab cacat yang lebih dominan terjadi sehingga dapat menangani

masalah – masalah yang terkait dengan kualitas secara optimal.

Cara – cara yang dapat dilakukan perusahan untuk penerapan metode

statistical process control seperti:

a) Melakukan evaluasi terlebih dahulu apakah suatu proses produksi

sudah berada dalam batas kendali menggunakan perhitungan

statistika dengan salah satu tools TQM ( Total Quality

Management) yaitu peta kendali.

b) Mengumpulkan data dengan menggunakan check sheet tentang

jenis masalah yang sedang terjadi.

c) Hasil pengumpulan data dapat dilanjutkan kembali menggunakan

diagram pareto untuk mengetahui jenis masalah mana yang paling

dominan terjadi.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 100: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

87

d) Setelah mengetahui masalah yang paling dominan terjadi maka

perusahaan bisa melakukan analisis sebab akibat dari kecacatan

produk yang terjadi dengan menggunakan metode cause-and-

effect diagram.

e) Melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan.

f) Melakukan feedback kembali untuk mengetahui apakah proses

produksi sudah terjadi perbaikan.

Saran yang diusulkan untuk penelitian selanjutnya:

Menambahkan variabel – variabel SPC lain dalam penelitian seperti

check sheets, histogram, scatters diagram, dan flow chart.

Menggunakan jangka periode yang lebih panjang untuk melihat

perkembangan kualitas.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 101: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, J. (2016, Februari 02). Proses Quality Control dan Cara melakukan

Quality Control. (Luciana, Interviewer)

Awaj, Y. M., Singh, A. P., & Amedie, W. Y. (2013). Quality Improvement Using

Statistical Process Control Tools In Glass Bottles Manufacturing

Company. International Journal for Quality Research, 7(1), 107-126.

Besterfield, Dale H. (1998). Quality control (5th

edition). International Edition.

New jersey: Prentice-Hall,inc.

Bookzz. (2008). Fundamentals of Quality Control and Improvement, Third

Edition. Retrieved from http://bookzz.org/book/2152393/46f5db.

Bungin, B. (2013). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: PT Jaya

Grafindo Persada

Chandna, P., & Chandra, A. (2009). Quality Tools to Reduce Crankshaft Forging

Defects: An Industrial Case Study. Journal of Industrial and Systems

Engineering, 3(1), 27-37.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (3th

ed.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Evans, J. R., & Collier, D. A. (2007). Operations Management: An Intergrated

Goods and Service Approach. USA: Thomson South.

Financeroll. (2014). PT Superma Menambah Kapasitas Mesin Produksi Tisu

Menjadi 2500 mt. Retrieved from http://financeroll.co.id/news/pt-suparma-

menambah-kapasitas-mesin-produksi-tisu-menjadi-2500-mt/.

Fouad, R, H., & Mukattash, A. (2010). Statistical Process Control Tools: A

Practical Guide For Jordanian Industrial Organizations. Jordan Journal of

Mechanical and Industrial Engineering, 4(6), 693-700.

Heizer, J., & Render, B. (2014). Principles Of Operations Management (8th

ed.).

Global edition. New Jersey: Pearson Educations, Inc.

Jacobs, F. R., & Chase, R. B. (2014). Operations and Supply Chain Management

(14th

ed.) Global Edition.UK: McGraw-Hill Education.

Kementrian Perindustian.(2014). Industri Pulp dan Kertas Diproyeksi Tumbuh

12% Tahun Depan. Retrieved from http://financeroll.co.id/news/pt-

suparma-menambah-kapasitas-mesin-produksi-tisu-menjadi-2500-mt/

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 102: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xiv

Kementrian Perindustrian. (2015). Kontribusi Industri Manufaktur Meleset.

Retrieved from https://www.kemenperin.go.id/artikel/14532/Kontribusi-

Industri-Manufaktur-Meleset

Kementrian Perindustrian. (2015). Kontribusi Industri Pengolahan Non Migas

Terhadap PDB. Retrieved from http://

www.kemenperin.go.id/statistik/pdb_share.php

Kemetrian perindustrian. (2015). Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Non

Migas (Kumulatif). Retrieved from

http://www.kemenperin.go.id/statistik/pdb_growthc.php

Kompas. (2016). Produksi Industri Manufaktur Kuartal-I Meningkat. Retrieved

from

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/05/02/140100426/Produksi.I

ndustri.Manufaktur.Kuartal-I.2016.Meningkat

Mahanti, R., & Evans, J. R. (2012). Critical Success Factors For Implementing

Statistical Process Control In the Software Industry. Benchmarking: An

International Journal, 19(3), 374-394.

Media Indonesia. (2016). APP Sasar Ekspansi Pasar Tisu di Jepang. Retrieved

from http://www.mediaindonesia.com/news/read/43793/app-sasar-

ekspansi-pasar-tisu-di-jepang/2016-05-04

Mercy, O., & Taiye, B, T. (2015). Strategic Imperatives of Total Quality

Management and Customer Satisfaction in Organizational Sustainability.

International Journal of Academic Research in Business and Social

Sciences, 5(4).

Mitra, Amitava. (2008). Fundamental Of Quality Control And Improvement (3th

ed.). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Mostafaeipour, A., Sedaghat, A., Hazrati, A., & Vahdatzad, M. (2012). The Use

of Statistical Process Control Technique in the Ceramic Tile

Manufacturing: A Case Study. International Journal of Applied

Information Systems, 2(5), 14-19.

Nicolae, R., Nedelcu, A., & Dumitrascu, A. (2015). Improvement The Quality Of

Industrial Products by Applying The Pareto Chart. Review of The Air

Force Academy, 3(30).

OWL. (2016). Purdue Online Writing Lab. Retrieved from

http://owl.english.purdue.edu/owl/

Rantamaki, J., Tiainen, E. L., & Kassi, T. (2013). A Case Of Implementing SPC

In A Pulp Mill. International Journal of Lean Six Sigma, 4(3), 321-337.

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 103: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xv

Reid, R. D., & Sanders, N. R. (2007). Operations Management: An Integrated

Approach (3th

ed.). USA: John Wiley & Sons, Inc.

Rohani, J. R., & Teng, C. K. (2001). Improving Quality With Basic Statistical

Process Control (SPC) Tools: A Case Study. Jurnal Teknologi,35(A), 21-

34.

Russell, R. S., & Taylor, B. W. (2009). Operations Management: Along The

Supply Chain (6th

ed.).Asia: John Wiley & Sons, Inc.

Satriyono. (2016, September 12). Data-Data Produksi dan proses produksi.

(Luciana, Interviewer)

Schermerhorn, J. R. (2010). Introduction to Management (10th

ed.). International

Student Version. USA: John Wiley & Sons.

Sekan, U., & Bougie. R. (2013). Research Methods for Business (6th ed.). UK:

John Wiley & Sons Ltd.

Sultana, F., Razive, N, I., & Azeem, A. (2009). Implementation Of Statistical

Process Control (SPC) For Manufacturing Performance Improvement.

Journal of Mechanical Engineering, 40(1).

Viva. (2016). Cara Tembus Pasar Dagang Amerika Serikat. Retrieved from

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/833480-cara-tembus-pasar-dagang-

amerika-serikat

www.dutaindah.com Diakses 25 Maret 2016

www.dutaindah.web.indotrading.com Diakses 25 Maret 2016

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 104: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xvi

LAMPIRAN I

Jenis – Jenis Mesin

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 105: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xvii

Jenis

Mesin Gambar Mesin

Mesin Towel

Paper

Mesin

Pemotong

Tisu

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 106: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xviii

Mesin

Packaging

Tisu

Handkerchief

satuan

Mesin

Packaging

Tisu

Handkerchief

Automatic

Mesin Tisu

Handkerchief

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 107: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xix

Mesin Tisu

Napkin(

belah dua &

belah dua

lipat)

Mesin Tisu

Napkin

Standard

Mesin Tisu

Toilet

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 108: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xx

Mesin Tisu

Facial

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 109: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xxi

LAMPIRAN II

Lokasi Penelitian

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 110: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xxii

Deskripsi Gambar

Waste Tisu

Gudang Bahan

Baku &

Barang Jadi

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 111: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xxiii

Tempat

Penyimpanan

Plastik

(packaging)

Tempat

Gudang

Produksi

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 112: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xxiv

Packaging

Manual

Gulungan Tisu

Pada Mesin

yang

Berantakan

Spesifikasi

Produk

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 113: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xxv

Bahan Baku

Pulp

Tempat

Checker dan

Pemasukan

Barang Untuk

Delivery

Quality

Control Untuk

Bahan Pulp

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 114: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xxvi

Kecacatan

Produk Dobel

Press Produk

Hnadkerchief

Proses

Produksi Tisu

Facial

Spesifikasi

Bahan Baku

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017

Page 115: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1395/1/Laporan Skripsi(Luciana Senjaya, 12130110021).pdf · iv . KATA PENGANTAR . Puji syukur penulis panjatkan

xxvii

Proses

Produksi Tisu

Facial

Check sheet

Bahan Baku

Datang

Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017