Lisa Infrared

8
TUGAS PRAKTEK PERALATAN TERAPI “INFRA RED” Disusun oleh: Rahmalisa Suhartina P2.31.38.1.13.030 KELAS C.3 DOSEN PEMBIMBING: SUHARYATI, ST, M.Si KEMENTERIAN KESEHATAN RI

description

elektromedis

Transcript of Lisa Infrared

Page 1: Lisa Infrared

TUGAS PRAKTEK PERALATAN TERAPI

“INFRA RED”

Disusun oleh:

Rahmalisa SuhartinaP2.31.38.1.13.030

KELAS C.3

DOSEN PEMBIMBING: SUHARYATI, ST, M.Si

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK

2013

Page 2: Lisa Infrared

INFRA RED

I. TEORI DASAR

Infra red merupakan alat terapi yang penyembuhannya menggunakan panas

yang membawa frekuensi yang mana memiliki panjang gelombang berkisar 7700

sampai dengan 4 juta A. Gel. Panjang (non penetrasi) 12.000 – 150 000 A,

penetrasinya hanya pada lapisan supervisial epidermis yaitu 0,5 mm dan gel pendek

(penetrasi) 7.700 – 12.000 A, penetrasinya sampai pembuluh darah kapiler, pembuluh

darah limpe, ujung2 syaraf dan jaringan lain di bawah kulit.

Klasifikasi IR :

Type A : 780 -1500 mm, penetrasi dalam

Type B : 1500-3000 mm, penetrasi dangkal.

Type C : 3.000 – 10.000 mm, penetrasi lebih dangkal.

Sehingga dapat kita ketahui bahwa Infra red hanya dapat menembus kulit manusia

pada bagian permukaan saja.

Sumber gelombang IR berasal dari Matahari dan Buatan . Sumber IR Buatan

dibagi menjadi 2 yang bercahaya (Luminouse) dan membara (non lumonouse).

Lampu infra

red(pemancar panas)

Kaki infra red penopang

lampu infra red

Page 3: Lisa Infrared

Berikut ini adalah perbedaan antara luminous dan non luminous.

Luminous mempunyai ciri- ciri :

1. Bercahaya (mengandung UV)

2. Panas superfisial

3. Panjang gelombangnya pendek 7ribu – 12rb Amstrong

Non Luminous mempunyai ciri-ciri

1. Tidak bercahaya (mengandung UV juga)

2. Jaraknya lebih pendek / penentrasi dangkal

3. Intensitanya 200 watt

4. Panjang gelombangnya panjang 12 ribu – 150rbu amstrong.

Fungsi :

Alat terapi infra red mempunyai fungsi sebagai berikut :

Penghilang rasa pegal

Mengurangi spasme otot

Memberikan teraphy pada bagian permukaan tubuh

Efek samping akibat pemakaian infrared yang tidak sesuai SOP :

1. luka bakar

Pemakaian infra red dapat menimbulkan superficial heat burn yaitu terbakar

karena panas yang terjadi pada daerah superficial epidermis. Warna merah

terkadang disertai adanya Blister (melepuh) sewaktu atau sesudah pengobatan.

Luka bakar dapat juga terjadi karena kurang informasi.

2. Electric shock

Bias terjadi apabila terdapat kabel penghantar yang terbuka atau alat terentuh

penderita.

3. Meningkatkan keadaan gangrene

Page 4: Lisa Infrared

Pada keadaan defective arterial blood supplay, dengan pemberian penyinaran

IR justru akan membahayakan penderita, bahkan dapat terjadi presipitasi

ganggren (mati jaringan).

4. Headache

Perasaan pusing setelah penyinaran IR.

5. Faintness

Pingsan atau tak sadar secara tiba-tiba.

6. Chill atau menggigil

Keadaan ini jarang dijumpai pada daerah tropis.

7. Kerusakan pada mata

Sinar IR merupakan predisposing terjadinya katarak, karena itu mata harus

dilindungi dengan kapas basah atau kain kasa.

II. BLOK DIAGRAM

1. Saklar sebagai memutus atau nyabungkan jala.jala PLN

2. Setting dimer sebagai pengatur arus yang mengontrol nyala lampu

dari mati, redup, terang.

3. Lampu infrared sebagai beban.

Tekan tombol

power (ON)

Setting dimmer

(panas)

Lampu

infrared

Page 5: Lisa Infrared

III. SKEMATIK DIAGRAM

C 1

1 0 0 n F / 4 0 0 v

S W 1

1 2

T2

nol

R 11 k

D S 1L A M P

1 2

T1

Q 1TR I A C

G

220 volt

R 2

1 0 0 k

13

2

IV. PRINSIP KERJA

1. Tegangan masuk pada rangkain dan melewati resistor (sebagai pengaman

potensio).

2. Lalu melewati potensio yang berfungsi sebagai pengatur beser kecilnya

arus yang masuk pada triac. Agar lampu bisa menyala mati, redup, terang.

3. Arus masuk menyulut anoda dan katoda sehingga saturasi, lampu infrared

menyala.

4. Capasitor di taroh di antara T2 dan gate triac berfungsi untuk

memperhalus nyala lampu antara mati, redup, terang.

V. SOP PENGOPRASIAN / CARA PEMAKAIAN

1. Lepaskan penutup alat.

2. Periksa kestabilan posisi lampu ( balancing).

3. Perhatikan protap pelayanan.

4. Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan.

5. Atur posisi/ ketinggian lampu, sesuai yang dikehendaki.

6. Putar tombol timer ke arah kanan dan Atur Timer sesuai waktu yang di

inginkan.

7. Hubungkan alat dengan catu daya.

8. Hidupkan alat, pastikan alat dalam keaadan aktif (ON).

9. Nyalakan lampu sesuai dengan lampu yang dikendaki dengan cara

menekan saklar.(tiapa lampu memunyai saklar masing- masing.

Page 6: Lisa Infrared

10. Pastikan alat baik (lampu menyala) dan aman untuk therapi.

11. Lakukan proses theraphi.

12. Setelah selesai/ waktu penyinaran tercapai.

13. Mematikan alat dan pastikan dalam keadaan mati (OFF).(Bila waktu

pengobatan habis, alat secara otomatis akan mati).

14. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.

15. Bersihkan alat

16. Kembalikan posisi lampu infrared pada tempatnya.

17. Pastikan infra red therapy dalam kondidi baik dan siap difungsikan pada

pemakaian berikutnya.

18. Pasang penutup alat.

19. Catat frekuensi penggunaan alat (dalam jumlah pasien dan waktu

penyinaran).

VI. SOP PEMELIHARAAN

Berikut ini cara pemasangan lampu pada infra red:

Pemasangan lampu diatur hingga mendapatkan sinar dapat jatuh tegak

lurus terhadap jaringan yang diobati, baik itu untuk lampu lominous maupun non

luminous. Hanya saja untuk jarak penyinarannya berbeda yakni untuk non

luminous kurang lebih 45- 60 cm, sedangkan untuk lampu luminous kurang lebih

35- 45cm. Namun jarak ini bukan merupakan jarak yang mutlak, karena masih

dipengaruhi oleh toleransi penderita atau besarnya watt lampu.

Pelaksanaan Pemeliharaan

1. Lakukan pembersihan seluruh bagian alat.

2. Lakukan pelumasan pada bagian- bagian yang bergerak.

3. Lakukan pengencangan / tightening.

4. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat.

5. Lakukan penggantian bahan pemeliharaan.

6. Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja.

Page 7: Lisa Infrared

7. Lakukan penyetelan atau adjustment.

8. Kesimpulan hasil pemeliharaan.

Pemeliharaan tersebut dilakukan setiap 3 bulan sekali.