lipidd
-
Upload
projolhiya-ahciezmail -
Category
Documents
-
view
33 -
download
0
description
Transcript of lipidd
1
BAB IPENDAHULUAN
2.1 Pengertian Lipid
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Dalam tubuh manusia lipid berfungsi sebagai komponen struktural membrane sel, sebagai bentuk penyimpanan energi, sebagai bahan bakar metabolik, dan sebagai agen pengelmusi.
Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip.Sifat kimia dan biologisnya juga berbeda-beda.
2.2 Sifat-sifat Lipid
Sifat asam lemak ditentukan oleh rantai hidrokarbonnya.Asam lemak berantai jenuh yang mengandung 1 sampai 8 atom karbon berupa cairan sedangkan lebih dari 8 atom karbon berupa padatan.Asam stearat mempunyai titik cair 70ºC tetapi dengan adanya satu saja ikatan tidak jenuh seperti pada asam oleat, titik cairnya menurun sampai 14ºC.dengan tambahan beberapa ikatan rangkap, titik cair bisa lebih rendah lagi.
Struktur asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh sangat berbeda sekali. Apabila ada ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak, maka akan didapat isomer geometrik. Pada asam lemak jenuh, ujung rantai hidrokarbon berkonformasi tidak terbatas karena tiap ikatan tulang karbonnya dapat dengan bebas berotasi.Sedangkan asam lemak tidak jenuh berotasi kaku karena adanya rantai ikatan rangkap.Bentuk cis kurang stabil jika dibandingkan dengan bentuk trans. Sebagai contoh asam oleat dapat berubah jadi isomer trans-nya yaitu asam elaidat yang mempunyai titik cair jauh lebih tinggi.Pada asam lemak uang mengandung banyak ikatan rangkap, konfigurasi cis menyebabkan rantai hidrokarbonnya membengkok sehingga rantainya lebih pendek. Tetapi kalau diperhatikan senyawa ini tidak berupa rantai lurus yang dapat mengisi ruangan sempit.Asam lemak yang mempunyai rantai karbon panjang (C10-C18) tidak larut dalam air, tetapi garam Na dan K asam lemak ini yang disebut sabun membentuk misel-misel dalam air yang distabilkan oleh interaksi hidrofobik.
Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah :(1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik
misalnya eter, aseton, kloroform, benzene yang sering disebut “pelarut lemak”. (2) ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya. (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup.
1
Kesepakatan ini telah disetujui oleh Kongres Internasional Kimia Murni dan Terapan (International Congres of Pure and Applied Chemistry). Jadi berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstrasi menggunakan alkohol panas, eter atau pelarut lemak yang lain. Macam senyawa-senyawa serta kuantitasnya yang diperoleh melalui ekstrasi itu sangat tergantung pada bahan alam sumber lipid yang digunakan.
Sifat kimia lemak adalah :Lemak netral dengan unit penyusunnya.Kelarutan asam lemak dalam pelarut organic
tergantung jumlah atom C asam lemaknya dan jumlah ikatan rangkapnya.Asam lemak yang rantai karbonnya panjang tidak larut dalam air, larut dengan pelarut organic.Makin banyak ikatan rangkap, makin mudah larut dalam air.
Titik lebur lemak dapat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya ikatan rangkap dari asam lemak yang jadi penyusunnya.Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair (minyak) mengandung asam lemak tidak jenuh.
Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30%.
2.3 Fungsi Lipid
Fungsi lipid adalah sebagai berikut :
1. Lipid adalah sebagai sumber energi metabolik yang sangat penting dalam pembentukkan ATP. Lipid adalah kelompok nutrien yang sangat kaya energi. Perbandingan nilai energi lipid dengan zat-zat gizi adalah sebagai berikut : Lipid 9,5 kkal/g Protein 5,6 kkal/g Karbohidrat 4,1 kkal/g
Berdasarkan hal tersebut, lipid dapat digunakan sebagai pengganti protein yang sangat berharga untuk pertumbuhan, karena dalam keadaan tertentu, trigliserida (fat dan oil) dapat diubah menjadi asam lemak bebas sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi metabolik dalam otot ternak, khususnya unggas dan monogastrik.
2. Lipid adalah komponen esensial dalam membran sel dan membran sub sel. Lipid yang termasuk dalam kelompok ini adalah asam lemak polyunsaturated/PUFA yang mengandung fosfolipid dan ester sterol.
3. Lipid dapat berguna sebagai penyerap dan pembawa vitamin A, D, E dan K.4. Lipid adalah sebagai sumber asam lemak esensial, yang bersifat sebagai pemelihara dan
integritas membran sel, mengoptimalkan transpor lipid (karena keterbatasan fosfolipid sebagai agen pengemulsi).
5. Sebagai prekursor hormon-hormon sex seperti prostagtandin hormon endrogen, estrogen.6. Lipid berfungsi sebagai pelindung organ tubuh yang vital.
1
7. Lipid sebagai sumber steroid, yang sifatnya meningkatkan fungsi-fungsi biologis yang penting Contoh : Sterol (kolesterol) dilibatkan dalam sistem pemeliharaan membran, untuk transpor lipid dan sebagai prekursor vitamin D3 asam empedu dan, adrenal dan kortikosteroid).
8. Dari aspek teknologi makanan, lipid bertindak sebagai pelicin makanan yang berbentuk pellet, sebagai zat yang mereduksi kotoran dalam makanan dan berperan dalam kelezatan makanan.
2.4 Klasifikasi Lipid
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yakni:
1. lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes).
2. lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid, srebrosida.
3. derivate lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.
Di sampig itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan besar, yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid.
Tabel 1.1 Klasifikasi dan Fungsi LipidLipid Fungsi
1. Asam Lemak
- Prostaglandin
Bahan bakar metabolic, blok pembangun untuk lipid lain Modulator intrasel
2. Ester gliseril- Asilgliserol
- Fosfogliserid
Penyimpanan asam lemak, senyawa antar metabolikStruktur membrane
3. Sfingolipid- Sfingomielin- Glikosfingolipid
Struktur membraneMembran, antigen permukaan
4. Derivat sterol- Kolesterol- Ester kolesterol- Asam empedu- Hormon steroid- Vitamin D
Membrane dan struktur lipoproteinPenyimpanan dan angkutanPencernaan lipid dan absorpsiPengaturan metabolikMetabolisme kalsium dan fosfor
5. Terpen - Dolikol Sintesis glikoprotein
1
- Vitamin A- Vitamin E- Vitamin K
Penglihatan, integritas epitelAntioksidan lipid Penjendalan darah
Dalam bab ini lipid dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu :
ASAM LEMAKAsam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau
lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang dengan rumus umum R-COOH atau R-CO2H. Dimana R adalah rantai karbon jenuh atau yang tidak jenuh dan terdiri atas 4 sampai 24 buah atom karbon.Rantai karbon yang jenuh ialah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang mengandung ikatan rangkap disebut rantai karbon tidak jenuh.Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap. Beberapa asam lemak yang umum terdapat sebagai ester dalam tumbuhan atau hewan adalah :
1. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh memiliki rumus struktur CnH2n+1COOH , contohnya : Asetat CH3COOH , hasil akhir utama fermentasi karbohidrat oleh
organisme usus. Propionat C2H5COOH , suatu hasil akhir fermentasi karbohidrat oleh
organisme usus Butirat C3H7COOH dan kaproat C5H11COOH , terdapat dalam lemak
tertentu dalam jumlah kecil (khususnya mentega) , suatu hasil akhir fermentasi karbohidrat oleh organisme usus
Kaprilat (oktanoat) C7H15COOH dan dekanoat (kaprat) ,dalam jumlah kecil terdapat dala, banyak lemak (termasuk mentega), khususnya yang berasal dari tumbuh0-tumbuhan.
Laurat C11H23COOH , spermaseti , kayu manis, biji kelapa sawit, minyak kelapa, pohon salam
Miristat C13H27COOH , pala, biji kelapa sawit, minyak kelapa, sejenis semak
Palmitat C15H31COOH dan stearat C17H35COOH, sering terdapat pada lemak binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Arakidat C19H39COOH dan behenat C21H43COOH , minyak kacang tanah (arakis) , biji-bijian
Lignoserat C23H47COOH , serebrosida, minyak kacang tanah .2. Asam lemak tidak jenuh
Asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap, contohnya : Asam lemak tak jenuh tunggal (monoetonoid) mempunyai rumus
umum : CnH2n-1COOH, contohnya : asam oleat, asam palmitoleat, ditemukan dalam hampir semua lemak.
Asam tak jenuh banyak (poliotenoid)
1
a. Dua ikatan rangkap , mempunyai rumus umum CnH2n-3COOH b. Tiga ikatam rangkap , mempunyai rumus umum CnH2n-5COOHc. Dua ikatan rangkap , mempunyai rumus umum CnH2n-7COOH
Banyak asam lemak mempunyai banyak rumus umum seperti gugus hidroksi (asam risinoleat) atau gugus siklik.
LEMAKYang dimaksud dengan lemak di sini ialah suatu ester asam lemak dengan
gliserol.Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon.Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH.Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dengan bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida, atau trigliserida.Asam lemak yang terdapat dalam alam ialah asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat.
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair.Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak tidak jenuh.Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung di dalamnya diukur dengan bilangan iodium.Bilangan iodium ialah banyaknya gram iodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak.Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak.Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap.Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap, makin banyak pula iodium yang dapat bereaksi.
Semua gliserida larut dalam ester, kloroform atau benzena. Alkohol panas adalah pelarut lemak yang baik. Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol. Lemak yang kita makan akan terhidrolisis oleh enzim lipase yang terdapat dalam cairan pankreas dan proses hidrolisis ini terjadi dalam usus halus. Lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas. Kelembapan udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketengikan lemak.
Monogliserida
1
LILINYang dimaksud lilin (wax) adalah ester asam lemak dengan monohidroksi alkohol
yang mempunyai rantai karbon panjang, antara 14 sampai 34 atom karbon. Sebagai contoh alkohol panjang adalah setilalkohol dan mirisilalkohol
CH3 - (CH2)14 - CH2OH CH3 - (CH2)28 - CH2OHsetilalkohol mirisilalkohol
Lilin dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus atau lumba-lumba. Lilin lebah dikeluarkan oleh lebah madu untuk membentuk sarang tempat menyimpan madu. Lilin lebah adalah campuran beberapa senyawa, terutama mirisilpalmitat
CH3 - (CH2)14 - C - OCH2(CH2)28 CH3
OMirisilpalmitat
Lilin yang terdapat pada bagian kepala ikan paus atau lumba-lumba disebut spermaseti yang sebagian besar terdiri atas setilpalmitat.Dahulu spermaseti ini digunakan sebagai lilin digunakan sebagai lilin untuk keperluan penerangan.
CH3 - (CH2)14 - C - OCH2(CH2)14 CH3
OSetilpalmitat
Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak.Oleh karena itu lilin yang terdapat pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap air, misalnya yang terdapat pada daun dan buah.Demikian pula lilin memegang peran penting sebagai penahan air pada binatang, misalnya domba, burung, dan serangga.Lilin tidak mudah dihidrolisis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak.Oleh karenanya lilin tidak berfungsi sebagai bahan makanan.
FOSFOLIPID
1
Fosfolipid merupakan suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester asam fosfat.Oleh karena itu fosfolipid ialah suatu fosfogliserida.Senyawa-senyawa dalam golongan fosfogliserida ini dapat dipandang sebagi derivat asam α fosfatidat.
Gugus yang diikat oleh asam fosfatidat ini antar lain kolin, etanolamina, serin dan inositol. Dengan demikian senyawa yang termasuk fosfolipid ini ialah fosfatidikolin, fosfatidiletanolamina, fosfatidilserin dan fosfatidilinositol.
1
Pada umumnya fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan, hewan, dan manusia.Pda tumbuhan fosfolipid terdapat dalam kedelai, pada manusia atau hewan terdapat dalam telur, otak, hati, ginjal, pancreas, paru-paru, dan jantung.
Fosfatidilikol atau lestinin mula-mula diperoleh dari kuning telur (lekhytos), karena itu diberi nama lesitin. Jenis lesitin tergantung pada jenis asam lemaknya.Asam lemak yang terdapat pada lestinin antara lain adalah asam palmitat, stearate, oleat, linoleat, dan linolenat.Asam lemak yang mengikat pada atom karbon nomor 1 pada umumnya adalah lemak jenuh, dan yang terikat pada atom karbon nomor 2 adalah asam lemak tidak jenuh.
Lesitinin berupa zat padat lunak seperti lilin, berwarna putih dan dapat diubah menjadi coklat bila kena cahaya dan bersifat higroskopik dan bila dicampur dengan air membentuk larutan koloid.Lesitin larut dalam semua pelarut lemak kecuali aseton.
Selain itu apabila dipanaskan dengan basa atau asam akan menghasilkan asam lemak, kolin, gliserol, dan asam fosfat. Hidrolisis juga dapat terjadi dengan bantuan enzim lesitinase, yaitu enzim yang khas untuk lesitin. Lestinisase ada dalam cairan bias ular kobra yang dapat menguraikan asam lemak yang terikat pada atom karbon nomor 2 hingga terjadi lisolesitin. Senyawa inindapat menyebabkan terjadinya hemolysis, yaitu perusakan sel-sel darah merah.Hemoglobin, suatu protein gabungan yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) diubah menjadi bilirubin yang terkumpul dalam darah dan kadang-kadang dapat menimbulkan warna kuning pada kulit. Akibatnya orang akan menderita anemia, kekurangan sel darah merah dalam tubuh.
Sefalin adalah fosfoglserid yang tidak larut dalam aseton dan alkohol.Yang termasuk sefalin ialah fosfatidiletanolamina dan fosfatidilserin.Kedua jenis senyawa ini terdapat dalam berbagai jaringan dan sel, terutama banyak terdapat dalam sel otak dan sel syaraf lainnya bersama-sama dengan lesitin.
Fosfatidiletanolamina dan fosfatidilserin dapat dihidrolisis sempurna, sehingga di samping menghasilkan asam lemak, gliserol, dan fosfat juga menghasilkan etanolamina dan fosfatidilserin menghasilkan juga serin.Hidrolisis parsial dapat dilakukan dengan menggunakan enzim fosfatidase tertentu, sehingga asam lemak
1
pada atom karbon nomor 2 dapat diuraikan dan menghasilkan lisosefalin.Fosfatidilinositol terdapat dalam semua sel dan jaringan hewan, sedangkan pada tumbuhan terdapat dalam kedelai.
SFINGOLIPIDSenyawa yang termasuk golongan ini dapat dipandang sebagai derivate sfingosin
atau mempunyai struktur mirip, misalnya dihidrofingosin.Seramida adalah derivate sfingosin yang mengandung gugus asli dari asam
lemak.Gugus ini terikat pada gugus amino dalam bentuk amida. Senyawa-senyawa yang termasuk dalam kelompok ini dibedakan satu dari yang lain pada asam lemak yang terdapat pada molekulnya. Seramida terdapat dalam jumlah kecil pada jaringan tumbuhan maupun hewan.
Sfingomielin adalah kelompok senyawa yang mempunyai rumus dan merupakan satu-satunya sfingolipid yang mengandung fosfat.Sfingomielin terutama terdapat dalam jaringan syaraf.Dalam otak juga terdapat sfingomielin yang mengandung sfingosin dengan beberapa ikatan rangkap.
Di samping kelompok seramida dan sfingomielin ada senyawa dalam golongan sfingolipid yang mengandung karbohidrat.Kelompok ini disebut glikolipid dan salah satu contohnya ialah serebrosida.
1
Serebrosida
Serebrosida terdapat terutama dalam jaringan saraf. Dengan hidrolisis serebrosida akan menghasilkan molekul sfingosin, asam lemak dan heksosa, terutama galaktosa dan kadang-kadang glukosa. Perbedaan antara masing-masing senyawa yang termasuk serebrosida ini ialah pada jenis asam lemak yang terikat.Sebagai contoh kerasin mengandung asam lignoserat dan serebron mengandung asam hidroksilignoserat atau asam serebronat.
LIPID yang DITURUNKAN DARI ISOPREN (TERPEN)Nama terpen pada mulanya digunakan untuk minyak yang bias didestilasi uap,
yang diperoleh dari terpentin (ekstrak cemara). Diketahui bahwa :1. Sebagian besar senyawa yang terdapat dalam minyak tersebut memiliki rumus
C10H15.
2. Terpen yang memiliki lebih dari 10 karbon, jumlah karbon tersebut biasanya merupakan kelipatan dari lima. Struktur terpen luar biasa beragam.
3. Banyak senyawa serupa yang tak larut dalam air terdistribusi sangat luas, terutama ditemukan dalam banyak tanaman dengan jumlah besar, tetapi juga terdapat dalam sebagian besar organisme hidup lainnya.
Terpen dengan 10 atom karbon dikenal sebagai monoterpen.Contohnya :
Geraniol Limonen
Seskuiterpen memiliki 15 atom karbon, sedangkan diterpen memiliki 20 atom karbon. Contohnya :
1
Farnesol Vitamin A
Triterpen (30 atom karbon) dan tetraterpen (40 atom karbon) dapat membentuk steroid dan karotenoid. Contohnya adalah skualen (triterpen) dan β-karoten (tetraterpen).
β-karoten
poliisoprenoid terdapat antara lain dalam bentuk karet. Tetapi dalam konteks biokimia, ubikuinon dan dolikol lebih penting.
Ubikuinon Dolikol
Menurut strukturnya, steroid merupakan turunan dari hidrokarbon aromatik tereduksi yakni perhidroksiklopentanonfenantren.Meskipun strukturnya berkaitan dengan fenantren, namun senyawa ini bukan asetogenin melainkan terpen yang disintesis dalam sestem hidup dari isopren via skualen.
Stenol adalah steroid yang memiliki satu atau lenih gugus hidroksil contohnya antara lain kolesterol, yakni komponen dari membran sitoplasma dalam sel hewan, testosteron, suatu hormon, dan asam folat, suatu konstituen dalam empedu.
1
Kolesterol Testosteron
STEROID
Steroid biasanya dikenal dengan nama trivial atau nama biasa, misalnya
androsteron, progesterone, estron, dan lain-lain. Meskipun nama trivial ini tidak dapat
memberikan gambaran tentang rumus struktur steroid yang dimaksud tetappi sekarang
masih sering digunakan. Untuk memberikan nama pada steroid digunakan patokan yaitu
beberapa jenis hidrokarbon yang mempunyai rumus tertentu sebagai senyawa asal.
Beberapa senyawa penting steroid, yaitu :
1. Kolesterol
Kolesterol merupak derivate lipid yang tergoong steroid atau sterol yang selau
berikatan dengan asam lemak lain dalam bentuk ester. Untuk memisahkannya perlu
hidrolisis melalui proses kimia oleh enzim kolesterol erterase dari pankreas. Pada
tubuh manusia kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar,
dan jaringan saraf.Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak misalnya eter,
kloroform, benzena dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi,
kolesterol mengkristal menjadi Kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau serta mempunyai titk lebur 1500-1510C. Endapan kolesterol apabila terdapat
dalam pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyimpitan pembuluh darah karena
dinding pembuluh darah menjadi tebal.Hal ini mengakibatkan berkurangnya
elastisitas atau kelenturan pembuluh darah sehingga aliran darah terganggu dan untuk
mengatasi gangguan ini jantung harus memompa darah lebih keras.Fungsi kolesterol
1
dalam tubuh sebagai pembentukan membran sel, sintesis hormone-hormon steroid,
dan sintesis asam empedu.
2. Ergosterol
Ergosterol terdapat dalam ergot dan ragi.Ergosterol dapat membentuk vitamin D
apabila dikenai sinar ultraviolet. Sterol ini mempunyai struktur inti yang sama dengan
dehidrokolesterol tetapi beda pada rantai sampingnya.
3. Korposterol
Korposterol terdapat dalam feses sebagai asil reduksi oleh bakteri dalam usus dari
ikatan rangkap kolesterol antara C5 dan C6. Orientasi cincin A dan B (antara atom
karbon 5 dan 10) yang pada kolesterol adalah trans dan koprosterol adalah cis.
4. Asam empedu
Cairan empedu dibuat oleh hati dan disimpan dalam kantung empedu yang
kemudian di keluarkan kedalam usus dua belas jari (duodenum) untuk membantu
proses pencernaan makanan. Cairan empedu mengandung bilirubin yaitu zat warna
yang terjadi dari penguraian hemoglobin.Garam-garam empedu ini berfungsi sebagai
emulgator yaitu suatu zat yang dapat menstabilkan suatu emulsi. Dengan demikian
garam-garam empedu membantu proses pencernaan lipid atau lemak dalam usus dan
adsorpsi hasil-hasil pencernaan melalui dinding usus.
5. Hormo-hormon steroid
Ada dua jenis hormone yaitu hormone laki-laki dan hormone perempuan.Pada
laki-laki terdapat tertosteron dan androsteron, diman testosterone diperoleh dari
ekstrak testis dalam bentuk Kristal sedangkan androsteron didapati pada urin dan
mungkin merupakanhasil kimia atau metabolism testosterone.Horomon pada
perempuan ada dua jenis yaitu estrogen dan progesterone.
LIPID KOMPLEKS
2.5 METODE ANALISIS LIPID
Problem awal yang berkaitan dengan lipid adalah bagaimana mengeluarkannya dari jaringan atau cairan tubuh yang akan dianalisis tanpa mengalami kerusakan. Metode yang banyak digunkaan adalah dengan mengekstrasi material tersebut dengan suatu campuran kloroform-metanol.Lipid yang telah diekstrasi lalu diisolasi dalam larutan kloroform dengan memisahkan
1
campuran kloroform-metanol dalam dua tahap.Hal ini dapat dikerjakan dengan menambahkan garam encer atau larutan asam pada ekstrak klorofom-metanol.
a. Uji kelarutan lemak dan asam lemakUji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
b. Uji AkroleinUji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia (2008), uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih.
c. Uji saponifikasiReaksi ini dikenal dengan reaksi penyabunan (saponifikasi). Reaksi ini bertujuan
untuk pengambilan asam-asam lemak dari minyak, sehingga dihasilkan campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol. Pada pengambilan asam lemak ini, minyak dihidrolisis dengan larutan alkali yaitu KOH (Kalium hidrosida) atau NaOH (Natrium hidroksida).
Proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan. Jumlahmol basa yang digunakan dalam proses penyabunan ini tergantung pada jumlah molasam lemak.Untuk lemak dengan berat tertentu,jumlah mol asam lemak tergantungpada panjang rantai karbon pada asam lemak tersebut. Apabila rantai karbon itupendek,maka jumlah mol asam lemak besar,sebaliknya apabila rantai karbon itupanjang,jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah miligram KOH yang diperlukan untukmenyabunkan 1gram lemak disebut bilanganpenyabunan. Jadi besar atau kecilnya bilangan penyabunan ini tergantungpada panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat dikatakan jugabahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemaktersebut. Makin kecil berat molekul lemak,makain besar bilangan penyabunannya.
Menurut Farmakope edisi III, bilangan penyabunan adalah bilangan yang menunjukkan jumlah mg kalium hidroksida yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dan menyabunkan ester yang terdapat dalam 1 g zat uji. Caranya adalah dengan menentukan jumlah kelebihan KOH yang tersisa setelah saponifikasi.
Zat yang tidak dapat disabunkan adalah zat dalam lemak alam yang tidak dapat disabunkan dengan alkali tetapi larut dalam eter, mereka dapat dipisahkan dari campuran
1
lipid dengan ekstrasi yang menggunakan pelarut ini stelah penyabunan lemak. Keton, hidrokarbon, alkohol dengan berat molekul tinggi, dan steroid adalah contoh dari residu lemak alam yang tidak dapat disabunkan.
d. Uji ketidakjenuhan (IOD)Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocok dan perubahan warna yang terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.
e. Uji liebermann-burchadUji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan kloroform (dari percobaan Salkowski). Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan. Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif (WikiAnswers 2008). Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua.
BAB
1
TUJUAN PERCOBAANTujuan Umum Pratikum :
- Mengetahui dan melakukan reaksi umum untuk identifikasi lipid- Mengetahui sifat, kelarutan dan jenis lipid dalam suatu bahan- Memahami prosedur umum ekstrasi, pemisahan dan identifikasi lipid dari sel/
jaringan.1. Kelarutan Lemak dan Asam Lemak
Tujuan : Mempelajari sifat kelarutan lemak.2. Uji Akloren
Tujuan : Identifikasi gliserol.3. Uji Saponin
Tujuan : Menentukan adanya saponin dalam suatu bahan dengan terbentuknya sabun (busa).
4. Uji Ketidakjenuhan (iod)Tujuan : Menentukan ikatan rangkap dalam suatu bahan (asam lemak).
5. Uji Liebermann-burchadTujuan : Mengetahui adanya kolesterol dalam suatu bahan.
1
BAB IIIBAHAN DAN METODE KERJA
3.1KELARUTAN LEMAK DAN ASAM LEMAK
Alat dan Bahan :1. Minyak Goreng 2. Mentega Cair3. Gliserol4. Alkohol Panas5. Alkohol Dingin6. Heksan 7. Kloroform8. Air Suling
Prosedur :Uji Kelarutan
1. Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih2. Keempat tabung diisi mentega (sebesar biji jagung)3. Dipanaskan sampai cair dengan penangas4. Pipetkan ke dalam tabung reaksi tersebut masing-masing secara beruturut 3 ml
alcohol panas, alcohol dingin, kloroform, air suling.5. Kocok kuat-kuat, diamkan 5 menit. Amati tingkat kelarutan! Saring dengan kertas
saring.6. Pelarut di kaca arloji diuapkan pada penangas air
1
7. Amati besar, dan intensitas bercak lipid8. Ulangi percobaan diatas dengan memakai minyak dan gliserol
Tabel Hasil Pengamatan Uji KelarutanTabung 1 2 3 4
Mentega cair(larut/tidak larut)Besar dan Intensitas Bercak(dalam urutan angka : 1,2,dst)
Tabung 1 2 3 4Minyak(larut/tidak larut)Besar dan Intensitas Bercak(dalam urutan angka : 1,2,dst)
Tabung 1 2 3 4Gliserol(larut/tidak larut)Besar dan Intensitas Bercak(dalam urutan angka : 1,2,dst)
3.2 UJI AKROLEIN
Alat dan Bahan :1. Tabung Reaksi2. Pipet Tetes3. Reagen4. Minyak5. Gliserol
Prosedur :1. Bubuk kalium bisulfat (KHSO4) dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi,
setinggi ± 1 cm.2. Tabung pertama ditambahkan 10 tetes minyak3. Tabung kedua ditambahkan gliserol4. Tabung ketiga ditambahkan asam palmitat5. Panaskan dengan api langsung6. Catat bau gas yang terbentuk. Hasil positif bila tercium bau menyengat
Tabel Hasil Pengamatan Uji Akrolein
1
Perlakuan Hasil (bau gas) Keterangan
1. Minyak
2. Gliesrol
3. Asam palmitat
3.3 UJI SAPONIN
Alat dan Bahan :1. Beaker glass2. Tabung Reaksi3. Pipet tetes4. Reagen5. Minyak6. Mentega cair
Prosedur :1. 5 g mentega cair / minyak didihkan dalam 100 ml aquades selama 5 menit2. Kemudian saring dalam keadaan panas3. 10ml larutan dimasukkan dalam tabung reaksi4. Lalu tambahkan 5ml larutan KOH alcohol 0,5 mol/L, kocok kuat5. Hasil positif jika terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil selama 10 menit dan tidak
hilang dengan penambahan 1 tetes HCL 2 N
4. UJI KETIDAKJENUHAN (IOD)
Alat dan Bahan :1. Tabung reaksi2. Pipet tetes3. Minyak4. Mentega5. Minyak sapi/ayam
1
Prosedur :1. Masing-masing bahan sebanyak 1 g dimasukkan ke dalam tabung reaksi2. Dilarutkan dalam Kloroform/eter/benzene/heksen3. Tambahkan 2-3 tetes larutan iod4. Kocok dan amati warna yang terjadi5. Hilangnya warna pereaksi menunjukkan adanya ikatan rangkap
5. UJI LIBERMANN-BURCHAD
Alat dan Bahan :1. Tabung reaksi2. Pipet tetes3. Minyak4. Mentega5. Minyak sapi/ayam
Prosedur :1. Masing-masing bahan sebanyak 10 mg dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dilarutkan dalam
3 ml kloroform2. Tambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat dan 3 tetes asam sulfat pekat3. Dicampur pelan-pelan4. Amati perubahan warna5. Hasil poritif ditandai dengan perubahan warna merah menjadi biru, kemudian hijau
Tabel Hasil Pengamatan Analisis LipidReaksi Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan
Uji Saponin
Uji Iod
Uji Liebermann-Burchad
1
BAB IIHASIL PERCOBAAN
1
1. KELARUTAN LEMAK DAN ASAM LEMAK
Tabung 1 2 3 4Mentega cair(larut/tidak larut)
LARUTTIDAKLARUT
LARUTTIDAK LARUT
Besar dan Intensitas Bercak(dalam urutan angka : 1,2,dst)
13 cm
22,8 cm
42 cm
32,4 cm
Tabung 1 2 3 4Minyak(larut/tidak larut)
TIDAK LARUT
TIDAKLARUT
LARUTTIDAKLARUT
Besar dan Intensitas Bercak(dalam urutan angka : 1,2,dst)
32,0 cm
12,3 cm
41,5 cm
22,1 cm
Tabung 1 2 3 4Gliserol(larut/tidak larut)
LARUT LARUTTIDAKLARUT
TIDAKLARUT
Besar dan Intensitas Bercak(dalam urutan angka : 1,2,dst)
22,1 cm
32,0 cm
41,5 cm
13,1 cm
2. UJI AKROLEIN
Perlakuan Hasil (bau gas) Keterangan
5. Minyak BAU MENYENGAT (+)
6. Gliesrol TIDAK BERBAU ( - )
7. Asam palmitat BAU MENYENGAT (+)
3. UJI SAPONIN, UJI IOD, UJI LIBERMANN-BURCHAD
Reaksi Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan
Uji Saponin Mentega menghasilkan busa setinggi 3cm ( + )
1
Uji Iod
Minyak : kuning muda + iod hijauMinyak sapi : kuning muda + iod Endapan putihMentega : kuning muda + iod orange
( - )( - )
( - )
Uji Liebermann-Burchad
Minyak : kuning merah hijauMinyak sapi : kuning merah bata kuning keruhMentega : kuning kuning
( + )( - )( - )
BAB IIIPEMBAHASAN
1. UJI KELARUTAN LEMAK DAN ASAM LEMAK
1
Dalam hasil pengamatan kelompok kami, Mentega cair dan minyak larut dalam
kloroform dan alkohol panas, sedangkan dalam alkohol dingin dan air suling tidak
larut.Hal seperti ini dikarenakan senyawa lipid yang terkandung dalam mentega dan
minyak hanya dapat larut dalam pelarut organik non-polar seperti alkohol panas,
kloroform, aseton, eter, benzene.Jika dilarutkan dalam alkohol dingin dan air suling yaitu
pelarut polar tidak bisa terlarut dengan sempurna.
Sedangkan gliserol larut dalam air suling maupun alkohol.Hal ini disebabkan
karena gliserol mempunyai suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom
karbon.Sehingga gliserol mempunyai kepala polar berupa gugus -OH yang dapat
berikatan hidrogen dengan molekul air ataupun alkohol.
Setelah mentega cair, minyak goreng, dan gliserol dilarutkan dalam pelarut,
kemudian disaring dengan kertas saring.Saat uji intensitas bercak, dengan bahan mentega
didapat bahwa yang memiliki intensitas paling besar adalah kloroform, kemudian
mentega dengan air suling, lalu mentega dengan alkohol dingin. sedangkan mentega
dengan alkohol panas memiliki bercak yg paling kecil.
Saat uji intensitas bercak, dengan bahan minyak goreng didapat bahwa yang
memiliki intensitas paling besar adalah kloroform, kemudian minyak goreng dengan
alkohol panas, lalu minyak goreng dan air suling.sedangkan minyak goreng dengan
alkohol dingin memiliki bercak yg paling kecil.
Saat uji menggunakan gliserol, intensitas paling besar yaitu gliserol dengan kloroform,
lalu gliserol dengan alkohol dingin, kemudian gliserol dengan alkohol panas, dan yang
paling kecil intensitasnya yaitu gliserol dengan air sulung.
Hasil percobaan kami tidak sesuai dengan teori, dikarenakan ketidak telitian
dalam mengukur intensitas dan waktu yang diberikan sedikit.
2. UJI AKROLEIN
Dalam percobaan ini minyak dan asam palmitat menimbulkan bau menyengat
sehingga memberikan hasil uji postitif.Sedangkan gliserol tidak menimbulkan bau yang
memberikan hasil uji negatif untuk akrolein.Seharusnya, Gliserol + KHSO4, Asam
1
palmitat + KHSO4, dan minyak + KHSO4 dipanaskan akan menimbulkan bau tajam
yang khas.
Pada pemanasan gliserol KHSO4 akan terbentuk bau seperti lemak yang terbakar,
sedangkan pada minyak di tambahkan KHSO4 akan menimbulkan bau tengik. Hal ini
disebabkan pembentukan akril aldehid atau akrolein yang menyebabkan timbulnya bau
khas tersebut. Molekul molekul lemak yang mengandung radikal asam lemak tidak jenuh
mengalami oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik tersebut disebabkan oleh
pembentukan senyawa-senyawa hasil pemecahan hidropedroksida.
Bila minyak dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan, minyak harus dihidrolisis
dulu menjadi asam lemak + gliserol, dimana asam lemak akan mengalami oksidasi dulu
menjadi asam lemak + gliserol, lalu asam lemak akan dioksidasi menjadi keton dan
aldehida, dan gliserol yang akan menimbulkan bau menyengat. Begitu juga dengan asam
palmitat.
Penyebab kesalahan ini adalah kesalahan dalam mengidentifikasi bau akrolein.
3. UJI SAPONIN
Pada percobaan ini ketika 5g mentega cair di didihkan dalam 100ml aquades, lalu
10ml mentega ditambahkan 5 mL larutan KOH alkohol 0,5 mol/L dan di kocok kuat,
terbentuk busa setinggi 3 cm. Hal ini menunjukkan bahwa mentega telah mengalami
reaksi penyabunan. KOH menghidrolisis mentega dan menghasilkan garam kalium.
R - COOH + KOH R - COOK + H2O
Lemak adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila ester
inibereaksi dengan basa maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknyasabun
dengan residu gliserol. Sabun dalam air akan bersifat basa. Sabun ( RCOONa atau R
COOK ) mempunyai bagian yang bersifat hidrofil (- COO -) danbagian yang bersifat
hidrofob (R – atau alkil). Bagian karboksil menuju air danmenghasilkan buih (kecuali
pada air sadah), sedangkan alkil (R – ) menjauhi airdan membelah molekul atau kotoran
(flok) menjadi partikel yang lebih kecilsehingga air mudah membentuk emulsi atau suatu
lapisan film dengan kotoran.Air adalah senyawa polar sedangkan minyak adalah senyawa
non polar, jadikeduanya sukar bercampur oleh karena itu emulsinya mudah pecah.Untuk
memantapkan suatu emulsi perlu ditambahkan suatu zat emulgator atau
1
zatpemantap.Reaksi lemak atau minyak dengan suatu basa kuat seperti NaOH atauKOH
menghasilkan sabun.Oleh karena itu, reaksinya disebut reaksi
penyabunan(saponifikasi).Reaksi penyabunan menghasilkan gliserol sebagai
hasilsampingan.
Percobaan yang kami lakukan telah membuktikan adanya saponin dalam mentega
dengan terbentuknya sabun (busa).
4. UJI KETIDAKJENUHAN (IOD)
Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah
termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl.Iod
Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan.Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari
asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh
memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya.
Dalam percobaan kami ini minyak yang berwarna kuning muda + iod menjadi
orange sehingga hasil ujinya negative, mentega yang berwarna kuning + iod akan
menghasilkan endapan putih yang menyatakan hasil uji negatif, sedangakan minyak
ayam yang berwarna kuning + iod menghasilkan warna orange sehingga hasil ujinya juga
negative. Hasil negatif tersebut membuktikan bahwa minyak dan mentega mempunyai
ikatan rangkap, sehingga disebut juga dengan asam lemak tidak jenuh.
Hasil percobaan kami tidak sesuai teori, mungkin dikarenakan kocokan yang
tidak kuat atau ketidak telitian dalam mengamati perubahan warna.
5. UJI LIEBERMANN-BURCHAD
Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di alam.dari
rumus kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada atom C nomor 3
mempunyai posisi beta oleh karena dihubungkan oleh garis penuh.
Dalam percobaan kami minyak kelapa dari berwarna kuning menjadi merah saat
dilarutkan dalam kloroform, lalu saat ditambahkan 10 tetes asam asetat anhisrat dan 3
tetes asam sulfat pekat berubah warna menjadi hijau, yang menyatakan adanya kolesterol.
Minyak sapi yang berwarna kuning saat diberi kloroform berubah menjadi merah bata,
lalu saat di beri 10 tetes asam asetat anhidrat dan 3 tetes asam sulfat pekat berubah warna
1
menjadi kuning keruh, yang menyatakan bahwa tidak adanya kolesterol. Sedangkan
mentega yang berwarna kuning saat di beri klorofom tetap menjadi kuning, dan saat di
beri 10 tetes asam asetat anhidran dan 3 tetes asam sulfat pekat juga tetap berwarna
kuning, hal tersebut menyatakan tidak ada kolesterol dalam mentega.
Percobaan kami tidak sesuai teori mungkin dikarenakan tidak teliti saat
mengamati perubahan warna.
BAB IV
KESIMPULAN
1
1. Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang hanya dapat larut dalam
pelarut organik atau pelarut yang bersifat non polar.
2. Sifat lipid dibagi menjadi sifat fisika dan kimia.
3. Fungsi lipid :
a. Lipid adalah sebagai sumber energy metabolic
b. Menyerap dan membawa vitamin A,D,E,K
c. Sebagai pemelihara dan integritas membran sel, mengoptimalkan transpor lipid
d. Sebagai prekursor hormon-hormon sex seperti prostagtandin hormon endrogen, estrogen.
e. Lipid berfungsi sebagai pelindung organ tubuh yang vital.f. Lipid sebagai sumber steroid.
g. lipid bertindak sebagai pelicin makanan yang berbentuk pellet, sebagai zat yang mereduksi kotoran dalam makanan dan berperan dalam kelezatan makanan.
4. Lipid dibagi menjadi asam lemak, ester gliseril, sfingolipid, derivate steriol, terpen dan lipid kompleks.
5. Uji kualitatif lipid bias dengan cara uji kelarutan lemak dan asam lemak, uji akrolein, uji
saponin, uji ketidakjenuhan (iod), dan uji Liebermann-burchad.
DAFTAR PUSTAKA
1
LAMPIRAN
1
Pertanyaan 1. Uji apakah yang dapat digunakan untuk menentukan reducing sugar? Bagaimana prinsip
kerjanya!2. Mengapa sukrosa bukan termasuk reducing sugar? Jelaskan apakah yang dimaksud
dengan reducing sugar?3. Jelaskan perbedaan reduktor dengan oksidator!4. Jelaskan metode ekstrasi, pemurnian dan identifikasi lipid dari jaringan! (jawaban
berdasarkan gambar 7)!
Jawaban1. Untuk menentukan reducing sugar menggunakan uji fehling, uji barfoed dan uji benedict.
Prinsip reaksinya :
Mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai
Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata.
2. Sukrosa bukan gula pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai gugus aldehid dan keton bebas. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer bebas karena karbon anomer glukosa danfruktosa berikatan satu dengan yang lain. Sukrosa juga mudah dihidrolisis menjadi D-glukosa dan D-fruktosa. Reducing sugar adalah gula yang memiliki gugus aldehid (aldosa) atau keton (ketosa) bebas (Makfoeld dkk, 2002).Aldosa mudah teroksidasi menjadi asam aldonat, sedangkan ketosa hanya dapat bereaksi dalam suasana basa (Fennema, 1996).
3.
KARB
- UJI SAPONIN
Oksidator Reduktor- Zat yang bisa mengoksidasi
(menaikkan bilangan oksidasi
senyawa lain)
- Mengalami reduksi (penurunan
bilangan oksidasi)
- Mengikat elektron
- Menghasilkan oksigen
- Zat yang bisa mereduksi
(menurunkan bilangan oksidasi
senyawa lain)
- Mengalami oksidasi (kenaikan
bilangan oksidasi)
- Melepaskan elektron
- Mengikat oksigen
1
MENTEGATerbentuk busa setinggi 3 cm
- UJI IOD
1
MINYAK MENTEGA MINYAK AYAMKuning muda + iod Kuning muda + iod Kuning muda + iod Orange Endapan putih Orange
- UJI LIBERMANN-BURCHAD
1
1
MINYAK MINYAK SAPI MENTEGAKuning Merah Kuning Merah bata Kuning Kuning Hijau Kuning keruh