Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

download Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

of 33

Transcript of Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    1/33

    1

    JURNAL REVIEW BIOLOGI MOLEKULER

    Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis

    Kromatografi

    Oleh: 

    Kelompok 7 dan 9

    Cindy Sandra (1406552881)

    Citra Noviasari (1406569882)

    Ghina Marsya .N (1406608025)

    Meidina Sekar .N (1406553045)

    Merisa Aulia (1406531731)

    Rana Najeges (1406553026) 

    Program Studi Teknik Kimia 

    Departemen Teknik Kimia 

    Fakultas Teknik, Universitas Indonesia 

    Depok, April 2016 

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    2/33

    2

    Kata Pengantar

    Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya,

    sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Biologi Molekuler yang berjudul “Lipid Analysis

     by Thin-Layer Chromatography“. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk menyelesaikan

    tugas UTS di semester empat ini, yaitu mata kuliah Biologi Molekuler.

    Selesainya penyusunan makalah “Lipid Analysis by Thin-Layer Chromatography” ini

    tidak terlepas berkat bantuan dari berbagai pihak, terutama kepada Bu Rita selaku dosen mata

    kuliah Biologi Molekuler. Oleh karena itu melalui kesempatan yang sangat berharga ini, kami

    mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.

    Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalasnya dengan yang lebih baik.

    Akhir kata “tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna”, begitupun

    dengan karya tulis ini. Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh

    karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih

    menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan semoga makalah ini dapat

     bermanfaat.

    Depok, 7 April 2016

    Penulis

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    3/33

    3

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar  ............................................................................................................................. 2 Daftar Isi ........................................................................................................................................ 3 

    Isi  .................................................................................................................................................... 3 

    I.  Pendahuluan .....................................................................................................................3

    Struktur Lipid  ....................................................................................................................5

    Metode Analisis Lipid………………………………………………........………11

    Ekstraksi Lipid dari Sampel Biologis……………………………………..……..20 

    II.  Kromatografi Layar Tipis..................................................................................................... 23

    Fase Diam  ....................................................................................................................... 24

    Sistem Deteksi .......................................................................................................26

    Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………. 33 

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    4/33

    4

    I. Pendahuluan

    Ketersediaan pringan pre-coated TLC secara komersial yang terus meningkat telah secara

    signifikan meningkatkan ketercapaian kemampuan memproduksi dari pemisahan yang dahulu

    sangat terbatas pada saat piringan TLC konvensional masih digunakan. Selain itu,

    ketersediaan banyak materi absorben yang berbeda termasuk high performance silica, fase

    tergabung dan lapisan fleksibilitas dari HPLTC untuk banyak pemisahan pada lipid.

    1.  TLC mudah dan sederhana. Jika pelat TLC tersedia secara komersial, bahkan

     pengguna yang kurang berpengalaman mampu melakukan pemisahan berkualitas

    tinggi.

    2.  Peralatan yang dibutuhkan untuk TLC cukup murah, sehingga mudah ditemukan di

    laboratorium.

    3.  TLC sudah terjamin di banyak industri, terutama farmasi. Keuntungan dalam bidang

    itu adalah TLC dapat dengan mudah digunakan untuk menentukan analit yang berbeda

    secara kuantitatif (setidaknya bila ada standar yang terpercaya).

    4.  TLC tidak menyediakan efek “memori” sehingga dalam setiap kasus selalu digunakan

    fase diam yang baru. Ini adalah keuntungan yang signifikan dibandingkan dengan LC,

    dimana kontribusi yang tersisa dari analisis sebelumnya tidak dapat pernah benar-

     benar dihapus.

    5. 

    TLC membutuhkan jumlah pelarut yang jauh lebih kecil dari pada HPLC. Sehingga

    TLC lebih murah dan ramah lingkungan.

    6.  Banyak sampel yang berbeda dapat secara bersamaan ditempatkan ke piring TLC

    tunggal, sehingga dalam prakteknya TLC seringkali lebih cepat daripada LC

    (meskipun baru-baru ini tersedia “multiplexing”  LC yang memungkinkan analisis

     beberapa sampel secara paralel).

    7.  Setelah pemisahan TLC, lipid dapat dengan mudah divisualisasikan dengan

     pewarnaan, misalnya dengan pewarna untuk karakteristik gugus fungsi khusus, sepertiamino atau karbohidrat residu. Ini adalah keuntungan yang signifikan dibandingkan

    dengan HPLC mana “derivatisasi kolom” biasanya lebih sulit .

    8.  TLC juga dapat digunakan untuk analisis sampel “mencurigakan” (belum pasti ada

    lipidnya) yang mudah merusak sistem HPLC. Hal ini terutama penting dalam kimia

    makanan dimana campuran yang tidak diketahui harus dianalisis.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    5/33

    5

    Di bidang lipid, TLC digunakan untuk pemisahan rutin, identifikasi lipid individu dan

     penentuan kuantitatif. Dengan munculnya teknik "automated multiple development" (AMD),

    semua langkah mulai dari aplikasi sampai pencampuran pelarut, pengembangan dan

     pengeringan bisa otomatis. Terutama, gradien elusi yang dapat direproduksi menjadi tersedia.

    Penggunaan gradien (yaitu campuran dari pelarut yang berbeda dan / atau konsentrasi garam

    yang berbeda yang berubah tergantung waktu) adalah sangat umum di HPLC tapi tidak terlalu

    umum di TLC. Meskipun yang otomatis jelas mahal, itu adalah prasyarat untuk penggunaan

    HPTLC yang lebih luas dalam farmasi, kosmetik dan yang paling penting, industri minyak

    dan lemak.

    1.1 Struktur Lipid

    Secara tradisional, "lipid" dapat didefinisikan sebagai senyawa apolar atau merupakan

    senyawa yang tidak larut dalam air dan dapat diperkaya dengan pengobatan /ekstraksi dengan

     pelarut organik seperti kloroform atau heksana [2]. Definisi lain telah diperkenalkan oleh

    Christie [17]: Menurut definisi ini, lipid adalah asam lemak dan mereka derivatif, dan zat

    terkait biosynthetically atau fungsional untuk senyawa ini. Sebuah survei metode ekstraksi

    lipid yang umum digunakan dalam praktek sehari-hari akan diberikan di bawah, tapi pertama,

    survei singkat lipid yang relevan dengan topik ulasan ini akan disediakan. Kita akan berfokus

    terutama pada senyawa yang terjadi dalam

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    6/33

    6

    Gambar 1. Bagan Klasifikasi Lipid

    sistem biologis dan memiliki relevansi fisiologis. Menurut pengalaman kami, kita akan

    fokus pada lipid hewani, sedangkan lipid tanaman tidak akan terlalu focus dibahas.

    Struktur dari glikolipid yang relevan biasanya terjadi pada tanaman akan diperkenalkan di

    tempat yang tepat . Sebuah gambaran kasar dari lipid yang relevan dengan tulisan ini

    diberikan pada Gambar. 1. Harap dicatat bahwa selain senyawa diilustrasikan pada

    Gambar. 1 ada banyak deterjen yang dapat juga dianggap sebagai lipid. Namun, senyawa

    ini tidak memainkan peran utama dalam kami ulasan. Lipid tidak hanya dari relevansi

    mengenai penyimpanan energi, tetapi juga besar-besaran yang terlibat dalam proses

    transduksi sinyal [20]. Dengan demikian, penentuan spesies lipid yang dipilih seperti

    lysophospholipids (hasil residu kurang satu lemak dibandingkan untuk fosfolipid) [21],

    diacylglycerols, asam fosfatidat atau phosphoinositide adalah cukup menarik karena ini

    memungkinkan kesimpulan dari proses metabolisme dan memiliki, dengan demikian,

    signifikan diagnostic relevansi. Beberapa glikolipid yang saat ini juga dianggap sebagai

     penanda penyakit dan penanda diferensiasi mis batang sel menjadi sel kanker. Ada saat

    ini juga banyak protein membran diketahui bahwa terletak di membran sel. Karena

     banyak dari protein ini mewakili enzim, aktivitas mereka diasumsikan diatur oleh

    Komposisi lipid dari membran dan sedikit perubahan dari lipid Komposisi dapat sangat

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    7/33

    7

    mempengaruhi aktivitas enzimatik. Ini, misalnya, untuk terkenal enzim fosfolipase A2

    (PLA2) [22]. Dengan demikian, pengetahuan tentang komposisi lipid adalah kepentingan

    dari sudut pandang yang berbeda

    Lipid dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya,

    yaitu: asam lemak, lemak, lilin, fosfolipid, sfingolipid, terpen, steroid, lipid kompleks.

    1. Asam Lemak

    Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida

    atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam

    karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang dengan rumus umum:

    O = R - C - OH

    Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau yang tidak jenuh dan

    terdiri atas 4 sampai 24 buah atom karbon.Rantai karbon yang jenuh ialah rantai

    karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang mengandung

    ikatan rangkap disebut rantai karbon tidak jenuh.

    Asam lemak tidak jenuh dapat mengandung satu ikatan rangkap atau

    lebih.Asam oleat mengandung satu ikatan rangkap. Ikatan rangkap ini

    memungkinkan terjadinya isomer sis –  trans.

    Asam lemak tidak jenuh yang terdapat dalam alam adalah isomer.Asam

    linoleat mempunyai dua ikatan rangkat, sedangkan asam linolenat mempunyai

    tiga ikatan rangkap.

    2. Lemak

    Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak dengan

    gliserol.Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon.Jadi setiap atom karbon mempunyai gugus  –   OH.Satu molekul glilserol dapat

    mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    8/33

    8

    3. Lilin

    Yang dimaksud dengan lilin (wax) disini ialah ester asam lemak dengan

    monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai karbon panjang, antara 14 sampai

    34 atom karbon. Sebagai contoh alkohol panjang adalah setialkohol dan

    mirisalkohol.

    Lilin dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus atau

    lumba  –   lumba. Lilin lebah dikeluarkan oleh lebah madu untuk membentuk

    sarang tempat menyimpan madu. Lilin lebah adalah campuran beberapa senyawa,

    terutama mirispalmitat.

    Lilin yang terdapat pada bagian kepala, ikan paus atau lumba  –   lumba

    disebut spermaseti. Spermaseti ini digunakan sebagai lilin untuk keperluan

     penerangan.

    Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Lilin yang

    terdapat pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap air,

    misalnya yang terdapat pada daun dan buah.

    4. Fosfolipid

    Fosfolipid atau fosfatidat ialah suatu gliserida yang mengandung fosfor

    dalam bentuk ester asam fosfat. Karenanya fosfolipid ialah suatu fosfogliserida.

    Senyawa  –   senyawa dalam golongan fosfogliserida ini dapat dipandang sebagai

    derivat asam α fosfatidat, yang diikat oleh asam fosfatidat ini antara lain kolin,

    etanolamina, serin dan inositol. Senyawa yang termasuk fosfolipid ini ialah

    fosfatidikolin, fosfatidetanolamina, fosfatidilserin dan fosfatidilinositol.

    5. Spingolipid

    Senyawa yang termasuk golongan ini dapat dipandang derivat sfingosin

    atau mempunyai struktur yang mirip, misalnya dihidrosfingosin.

    Seramida adalah derivat sfingosin yang mengandung asam lemak. Gugus ini

    terikat pada gugus amino. Sfingomielin adalah kelompok senyawa yang

    merupakan satu  –   satunya sfingolipid yang mengandung sfingomielin terutama

    terdapat dalam jaringan syaraf.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    9/33

    9

    Kelompok seramida dan sfingomielin adalah senyawa golongan sfingolipid yang

    mengandung karbohidrat. Ini disebut glikolipid dan salah satu contoh senyawa

    ialah serebrosida. Serebrosida terdapat terutama dalam jaringan syaraf.

    6. Terpen

    Dalam alam banyak terdapat senyawa yang molekulnya dianggap terdiri

    atas beberapa molekul isoprena (2- metilbutadiena) atau mempunyai hubungan

    struktural dengan isoprena. Senyawa  –   senyawa tersebut dikelompokkan dalam

    golongan terpen.

    7. Steroid

    Sejumlah besar senyawa lipid yang mempunyai struktur yang sama dan

    dapat dianggap sebagai derivat perhidrosiklopentanofenantrena, yang terdiri dari

    atas 3 cincin sikloheksana terpadu seperti bentuk fenantrena (cincin A, B, dan C)

    dan sebuah cincin siklopentana yang tergabung pada ujung cincin sikloheksana

    tersebut (cincin D). Senyawa –  senyawa tersebut termasuk dalam suatu kelompok

    steroid.

    Beberapa senyawa penting yang termasuk golongan steroid akan dibahas

     berikut ini :

    a. Kolestrol

    Kolestrol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak

    dialam.Kolestrol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua

    manusia.Tubuh manusia kolestrol terdapat dalam darah. Empedu, kelenjar

    adrenal bagian luar (adrenal cortex) dan jaringan syaraf.

     b. 7 –  Dehidrokolestrol

    Senyawa ini terdapat dibawah kulit dan hanya berbeda sedikit dari

    kolestrol, yaitu terdapat ikatan rangkap C = C. Dengan sinar ultra violet 7

     –  Dehidrokolestrol dapat diubah menjadi vitamin D yang sangat berguna

     bagi tubuh.Kekurangan vitamin D dapat mengakibatkan kerapuhan pada

    tulang.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    10/33

    10

    c. Ergosterol

    Sterol ini mempunyai struktur inti sama dengan 7-

    dehidrokolestrol, tetapi berbeda pada rantai sampingnya. Ergosterol dapat

     juga membentuk vitamin D apabila dikenai sinar ultraviolet.Ergosterol

    maupun 7 –  dehidrokolestrol disebut provitamin D.

    d. Asam –  asam Empedu

    Cairan empedu dibuat oleh hati dan disimpan dalam kantung

    empedu yang kemudian dikeluarkan kedalam usus dua belas jari (

    duodenum ) untuk membantu proses pencernaan makanan. Cairan empedu

    ini mengandung bilirubin yaitu zat warna yang terjadi dari penguraian

    hemoglobin, asam  –   asam empedu dalam bentuk garam empedu dan

    kolestrol. Asam  –   asam empedu yang terdapat dalam cairan empedu

    antara lain ialah asam kolat, asam deoksikolat.

    e. Hormon Kelamin

    Ada dua jenis hormon kelamin yaitu hormone kelamin laki  –   laki

    dan hormon kelamin perempuan. Testosteron dan androsteron adalah

    hormon kelamin laki –  laki. Tertosteron diperoleh dari ekstrak testes dalam

     bentuk kristal, sedangkan androsteron didapati pada urine dan mungkin

    merupakan hasil perubahan kimia atau metabolisme testosteron. Hormon

    kelamin perempuan ada dua jenis yaitu estrogen dan progesteron. Estrol,

    estradiol dan estriol adalah hormon yang termasuk estrogen. Pregnandiol

    adalah hasil metabolisme progesteron.

    8. Lipid Kompleks

    Yang termasuk dengan lipid kompleks ialah lipid yang terdapat

    dalam alam bergabung dengan senyawa lain, misalnya dengan protein atau

    dengan karbohidrat. Gabungan antara lipid dengan protein disebut

    lipoprotein. Lipoprotein pada umumnya ialah trigliserida, fosfolipid atau

    kolestrol. Lipoprotein ini biasanya juga digolongkan dalam protein

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    11/33

    11

    gabungan. Lipopolisakarida ialah gabungan antara lipid dengan

     polisakarida, Lipopolisakarida terbentuk dalam dinding sel beberapa jenis

     bakteri.

    1.2 Metode Analisis Lipid

    1.  Thin-Layer Chromatography

    Memiliki prinsip kerja pemisahan yang tercapai pada fase diam (biasanya yang

    digunakan adalah gel silica) berdasarkan perbedaan kepoaran dari analitnya.

    Keunggulan : Metode TLC dapat dilakukan dengan harga yang sangat murah dan dalam

    waktu yang singkat. Variasi dari fase gerak memungkinkan terjadinya pemisahan bahkan

    untuk senyawa kompleks. Perbedaan warna akan dengan mudah terlihat.

    Kelemahan :  Oksidasi (dari lipid tidak jenuh) hanya akan terjadi jika piringan TLC

    disimpan terlebih dahulu karena sebagian besar permukaan lipid terpapar oleh oksigen

    dari atmosfer.

    Keterangan : Biasa digunakan sebagai metode awal ketika menganalisis campuran lipid

    yang kompleks.

    Cara Kerja KLT :

    a. Fase Diam

    Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran kecil

    dengan diameter partikel antara 10-30 μm. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase

    diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja KLTdalam hal efisiensi dan resolusinya.

    Penjerap yang paling sering digunakan adalah silika dan serbuk selulosa, sementara

    mekanisme sorpsi yang utama pada KLT adalah adsorpsi dan partisi (Gandjar & Rohman,

    2007).

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    12/33

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    13/33

    13

    Bejana kromatografi harus tertutup rapat dan sedapat mungkin volume fase gerak

    sedikit mungkin, akan tetapi harus mampu mengelusi lempeng sampai ketinggian

    lempeng yang telah ditentukan. Untuk melakukan penjenuhan fase gerak, biasanya bejana

    dilapisi dengan kertas saring. Jika fase gerak telah mencapai ujung dari kertas saring,

    maka dapat dikatakan bahwa fase gerak telah jenuh (Gandjar & Rohman, 2007).

    e. Deteksi Bercak

    Deteksi bercak pada KLT dapat dilakukan secara kimia dan fisika. Cara kimia

    yang biasa digunakan adalah dengan mereaksikan bercak dengan suatu pereaksi melalui

    cara penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas. Cara fisika yang dapat digunakan

    untuk menampakkan bercak adalah dengan cara pencacahan radioaktif dan fluorosensi

    sinar ultraviolet. Fluorosensi sinar ultraviolet terutama untuk senyawa yang dapat

     berfluorosensi, membuat bercak akan terlihat jelas (Gandjar & Rohman, 2007).

    Deteksi senyawa dilakukan dengan menggunakan detektor UV di bawah sinar UV 254

    nm, indikator pada plat KLT akan memancarkan warna hijau dan pada UV 366 nm akan

    memancarkan warna ungu. Komponen yang menyerap cahaya pada 254 atau 366 nm

    akan tampak sebagai bercak gelap pada plat yang bercahaya (Gibbons, 2006). Metode

    deteksi lain adalah dengan menggunakan pereaksi semprot.

    2.  High Performance Liquid Chromatography (HPLC)

    Pemisahan pada fase diam pada keadaan tekanan tinggi oleh elusi dengan pelarut

    yang berbeda.

    Kelebihan :  Pemisahan yang dapat terjadi berkualitas tinggi. Dapat diaplikasikan pada

    skala preparat. Jika disertakan dengan MS akan lebih stabil dengan baik.

    Kekurangan : Lebih mahal dan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan TLC.

    Sulit dalam mendeteksi asam lemak jenuh (sedikitnya penyerapan UV). Penurunan post

    kolom masih diragukan.

    Keterangan : Metode rutin yang dilakukan pada banyak laboratorium untuk mengisolasi

    lipid. Namun mencari kesesuaian komposisi fase gerak agak sulit.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    14/33

    14

    Cara Kerja :

    Pada prinsipnya kerja HPLC adalah sama yaitu pemisahan analit-analit

     berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan

    tertentu sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi

    lainnya adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak.

    Campuran analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya dan kecepatannya untuk sampai

    kedektetor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spectrum yang

     puncak-puncaknya terpisah. Ukuran skala polaritas : golongan fluorocarbon < golongan

    hidrokarbon < senyawa terhalogenasi < golongan eter < golongan ester < golongan keton

    < golongan alcohol < golongan asam.

    a. Pompa

    Pompa pendeteksian tetap dapat dibedakan menjadi pompa torak dan pompa

    semprit. Pompa torak menghasilakan aliran yang berdenyut jadi memerlukan peredam

    denyut atau peredam elektronik untuk menghasilkan garis alas detector yang stabil jika

    detector peka terhadap aliran. Pompa semprit menghasilkan aliran yang tak terbatas.

     b. Injector

    Cuplikan harus dimasukan kedalam pangkal kolom (kepala kolom), diusahakan

    agar sedikit mungkin terjadi gangguan pada kemasan kolom. Ada dua ragam utama aliran

    henti dan pelarut mengalir. Ada 3 macam system injector, yaitu:

      Stop flow : aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir, system

    tertutup dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di dalam

    cairan kecil dan resolusi tidak dipengaruhi.

      Septum : septum yang digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan pada

    kromatografi gas. Injector ini dapat digunakan pada kinerja sampa 60  –  70 atmosfir. Tapi

    septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut kromatografi cair. Partikel kecil dari

    septum yang terkoyak (akibat jarum injector) dapat menyebabkan penyumbatan.

      Loop vaive : tipe injector ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume

    lebih besar dari 10µ dan dilakukan dengan cara automatis (dengan menggunakan adaptor

    yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksikan secara manual). Pada posisi load,

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    15/33

    15

    sampel diisikan ke dalam loop pada kinerja atmosfir, bila valve difungsikan, maka sampel

    akan masuk dalam kolom.

    c. Kolom

    Kolom merupakan jantung kromatograf. Keberhasilan atau kegagalan analisis

     bergantung pada pilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Kolom dapat dibagi menjadi

    kolom analitik dan kolom preparative.

    d. Detector

    Detector diperlukan untuk mengindera adanya komponen cuplikan di dalam eluen

    kolom dan mengatur jumlahnya. Detector yang baik sangat peka, tidak banyak berderau,

    rentang tanggapan liniernya lebar dan menggapai semua jenis senyawa.

    Jenis-jenis detector :

    · UV/Vis

    · Retraktif indeks (RI) detector

    · Konduktifitas decetor

    · Elektroimia detector

    · PDA

    · ELSD

    · MS dectetor

    e. Fase gerak

    Fase gerak memiliki syarat-syarat :

    · Murni, tanpa cemaran

    · Tidak bereaksi dengan kemasan

    · Sesuai dengan detector

    · Dapat melarutkan cuplikan

    · Mempunyai viskositas rendah

    · Memungkinkan memperoleh dengan mudah cuplikan jika diperlukan

    · Harganya wajar

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    16/33

    16

    3.  Gas Chromatography

    Pemisahan senyawa-senyawa mudah menguap dalam gas pembawa. Proses

    deteksi biasanya ditunjukan oleh spektrometri masa.

    Kelebihan : Sangat stabil dalam analisis asam lemak. Perlatan otomatis sudah tersedia

    secara komersial.

    Kekurangan : Hanya senyawa udah menguap yang dapat di analisis. Sehingga turunan

    dari analit dibutuhkan.

    Keterangan :  Teknik yang paling banyak digunakan untuk pengujian dan pengukuran

    komposisi asil dari lemak. Namun banyak tergantikan oleh ionisasi teknik MS.

    Cara Kerja GC :

    GC : pemisahan campuran berdasarkan sifat volatilitas masing2 komponen penyusun

    campuran. Interaksi antara komponen sampel dengan fase gerak dan fase diam pada alat

    GC.

      Asam lemak dibuat volatile dengan metode metilasi asam lemak, terbentuk

    senyawa metil ester yang volatile.  Senyawa metil ester asam lemak diinjeksikan dalam kolom GC, terpisah

     berdasarkan volatilitas nya.

      Komponen yang keluar dari kolom akan dideteksi dengan alat detektor ionisasi

    nyala api (Flame Ionization Detector/FID).

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    17/33

    17

    Gambar.2 Skema Gas Kromatografi

      Hasil deteksi dibandingkan dengan standar asam lemak yang telah diketahui jenis

    dan konsentrasinya

      Waktu retensi (relatife retention time / RRT) masing2 asam lemak tergantung

     pada panjang rantau dan jumlah ikatan rangkap.

    Gambar 3. Kromatogram Asam Lemak

    4.  Ionisasi Halus Lembut Spektometri Massa

    MALDI dan ESI MS dapat mengkarakterisasi lipid tanpa fermentasi analit utama.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    18/33

    18

    Keunggulan :

    Kedua teknik sangat sensitive dan dapat menganalisis analit secara langsung. Perlakuan

     biasanya sangat sederhana.

    Kekurangan :  Penurunan tekanan ion dapat terjadi, contohnya ketika terdeteksinya

    kelas lipid dengan perbedaan sensitivitas yang drastic. Pemurnian mempengaruhi kualitas

    spectral secara signifikan.

    Keterangan : Metode ini sangat berkembang dengan pesat. Sejauh ini, metode ESI yang

     paling sering digunakan untuk menganalisis lipid, namun aplikasi dari metode MALDI

     justru bertambah. Dapat mendeteksi jaringan biologis.

    Cara Kerja :

    Electrospray ionization (ESI) merupakan teknik yang digunakan dalam mass spectrometri

    untuk menghasilkan ion. Khususnya untuk menghasilkan ion dari makromolekul karena

    ada kecenderungan molekul tersebut menjadi fragment saat diionisasi. Pengembangan

    electrospray ionization untuk analisa makromolekul biologi merupakan sebuah kerja

    keras jadi John Bennet Fenn pada tahun 2002 dan memperoleh sebuah Nobel dibidang

    Kimia. Satu dari instrumen asli yang digunakan oleh Dr. Fenn saat ini di pajang di

    Chemical Heritage Foundation in Philadelphia, Pennsylvania.

    Mass spectrometry yang menggunakan teknologi ESI disebut dengan electrospray

    ionization mass spectrometry (ESI-MS) atau juga dengan sebutan electrospray mass

    spectrometry (ES-MS).

    MALDI (Matrix-assisted laser desorption/ionization) adalah teknik soft ionization yang

    digunakan pada spektometri masa yang melibatkan analisis biomolekul (seperti DNA,

    Protein, peptide, dan gula) dan molekul organic yang besar (seperti polimer, dendrimer,

    dll).

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    19/33

    19

    5. 1H/

    13C NMR

    Perbedaan masa jenis electron menyebabkan perbedaan perubahan kiawi dari nucleus

    dari senyawa yang diberikan.

    Keunggulan :

    Secara umum, semua jenis lipid dapat terdeksi. Percobaan-percobaan lain yang

    memiliki hubungan dengan metode ini dapat dicantumkan untuk menemukan informasi

    yang lebih lengkap, contohya untuk mengklasifikasikan isomer.

    Kekurangan :

    Diperlukan spectra yang kompleks ketika menganalisis campuran. Sensitivitas

    sangan terbatas (13 C) dan membutuhkan larutan yang terdeturasi. Peralatan yang mahal

    dibutuhkan.

    Keterangan :

     NMR dapat dengan mudah digunakan pada keadaan dalam makhluk hidup (NMR

    Managing).

    Cara Kerja

    1

    H/

    13

    C NMR :

    Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel

    yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Pada umumnya metode ini

     berguna sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa / rumus bangun molekul

    senyawa organik. Jumlah dan tempat proton dalam molekul senyawa organik

    menentukan bentuk spektrum yang dihasilkan.Energi yang dipakai dalam pengukuran

    dengan metode ini berada pada daerah gelombang radio 75-0,5 m atau pada frekuensi 4-

    600 MHz, yang bergantung pada jenis inti yang diukurnya, NMR bermacam-macamragamnya, misalnya NMR

    1H,

    13C,

    19F

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    20/33

    20

    Inti yang dapat diukur dengan NMR yaitu :

    a. Bentuk bulat

     b. Berputar

    c. Bilangan kuantum spin = ½

    d. Jumlah proton dan netron ganjil, contoh :1H,

    19F,

    31P,

    11B,

    13C.

    Dalam keadaan normal (inti tidak dikenai/diletakkan pada medan magnet

    eksternal), semua orientasi dari suatu inti berenergi sama (degenerasi). Bila inti dikenai

    medan magnet, maka orientasi/tingkat spin tidak lagi berenergi sama. Hal ini disebabkan

    karena inti mempunyai momen magnetik (µ) yang ditimbulkan oleh berpusingnya

    muatan. Jumlah orientasi yang mungkin bagi suatu inti bila padanya dikenakan medan

    magnet homogen eksternal ditentukan oleh bilangan kuantum spin (I) dari inti tersebut,

    sesuai dengan persamaan :

    Jadi untuk inti1H dan

    13C, dengan I = ½, masing-masing akan mempunyai dua

    macam orientasi (2 x ½ + 1 = 2), yaitu + ½ (searah dengan medan magnet) dan  –   ½

    (berlawanan arah/melawan medan magnet). Tingkatan spin + ½ berenergi lebih rendah

    karena searah dengan medan magnet karena searah dengan medan magnet eksternal,

    sedang tingkatan spin  –   ½ berenergi lebih tinggi karena melawan medan magnet

    eksternal.

    1.3. Ekstraksi Lipid dari Sampel Biologis

    Langkah awal dari analisis lipid biasanya adalah ekstraksi lipid. Ekstraksi lipid

    sangat penting karena banyak lipid yang tidak bisa langsung dianalisis karena masih

     berada atau terikat di bahan biologis dengan senyawa lain. Misalnya, gugus alifatik

    hidrofobik lipid berinteraksi dengan sisi nonpolar dari protein, terutama dengan asamamino valin, leusin, atau isoleusin. Selain itu, kelompok asam fosfat lipid berinteraksi

    kuat dengan ion logam yang biasanya berikatan dengan protein. Contoh-contoh ini

    menunjukkan bahwa lipid sering berikatan dengan senyawa lain. Oleh karena itu, lipid

    harus diekstraksi dahulu sebelum di analisis.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    21/33

    21

    Pelarut Terutama cocok untuk Keterangan

    CHCl3/CH3OH (2:1,v/v)

    “Metode Folch” 

    Lipid dari hewan,

    tumbuhan, dan jaringan

     bakteri

    Jumlah air sangat

     penting untuk

    menghindari hilangnya

    lipid

    CHCl3/CH3OH (1:1,

    v/v) “Metode Bligh and

    Dyer ” 

    Berguna untuk sistem

    yang kaya air, terutama

    cairan tubuh

    Terjadi kehilangan

    sebagian lipid nonpolar,

    seperti TAG

    Butanol jenuh dengan air Lipid tanaman (contoh:

    lipid dalam pati), lipid

     polar

    Memberikan pemulihan

    lisolipid yang sangat

     baikHeksana/2-propanol (3:2,

    v/v)

    Kandungan rendah non-

    lipid (protein, pigmen,

    molekul kecil) di

    ekstrak karena

    campuran pelarut sangat

    non polar

    Dibandingkan dengan

    CHCl3, heksana dan

    isopropanol adalah

     pelarut untuk yang

    tingkat toksisitasnya

    rendah saja

    Kloroform/isopropanol

    (7:11, v/v)

    Sangat cocok untuk

    eritrosit dengan kadar

    lemak yang tinggi

    Diindikasikan untuk

    memberikan hasil lipid

    (yield) yang besar

    Kloroform/metanol/12N

    HCl (2:4:0.1, v/v/v)

    Fosfolipid asam seperti

    PS dan fosfoinositide

    Penambahan HCl

    meningkatkan hasil

    ekstraksi lipid asam.

    Tetapi metode ini

    menyebabkan hidrolisis

    sempurna dari

     plasmalogen

    Tabel 1. Tabel metode untuk mengekstrak lipid dari sampel biologis

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    22/33

    22

      Metode Folch

    Jaringan dihomogenisasi dengan kloroform / metanol (2/1) untuk volume akhir 20

    kali volume sampel jaringan (1 g dalam 20 ml campuran pelarut). Setelah dispersi,

    seluruh campuran diaduk selama 15-20 menit dalam orbital shaker pada suhu kamar.

    Kemudian homogenat tersebut disaring (dengan kertas saring) atau disentrifugasi untuk

    memulihkan fase cair. Lalu pelarut dicuci dengan 0,2 volume (4 ml untuk 20 ml) air atau

    lebih baik dengan 0,9% larutan NaCl. Setelah divortex selama beberapa detik, campuran

    disentrifugasi pada kecepatan rendah (2000 rpm) untuk memisahkan dua fase. Pisahkan

    fase atas dengan menyedot dan menyimpannya untuk menganalisis gangliosida atau

    molekul polar organik. Setelah sentrifugasi dan menyedot fase atas, fase bawah

    kloroform yang mengandung lipid diuapkan di bawah vakum dalam evaporator putar atau

    di bawah aliran nitrogen jika volume di bawah 2-3 ml.

     

    Metode Bligh dan Dyer

    Merupakan metode yang ekonomis untuk mengekstrak lipid dari sejumlah besar

     jaringan basah, khususnya jaringan ikan beku, dengan mengggunakan volume pelarut

    yang minimum. Air dalam jaringan merupakan komponen penting dalam sistem ekstraksi

    dan hanya kloroform dan metanol secukupnya saja yang ditambahkan ke dalam sistem

    fase tunggal untuk homogenasi. Setelah disaring, residu dire-homogenasikan dengankloroform untuk memastikan bahwa lipid telah terekstrak secara sempurna dan lapisan

    organik ditambahkan ke dalam larutan garam yang membentuk campuran. Lapisan

    kloroform akan mengandung lipid.

      Butanol jenuh dengan air

    Untuk mengekstraksi lipid polar yang dianjurkan ialah butanol yang jenuh dengan

    air. Kompleks lipid-protein atau lipid-karbohidrat mungkin tidak larut dalam pelarut

    nonpolar. Dengan adanya alkohol senyawa kompleks ini terurai, sehingga lipid dapat

    terekstraksi.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    23/33

    23

      Heksana / 2-propanol

    Mencampur lipid dengan heksana dan 2  –  propanol dengan perbandingan volume

    3:2

      Kloroform / isopropanol

    Mencampur lipid dengan kloroform dan isopropanol dengan perbandingan volume 7:11

      Kloroform / metanol / 12N HCl

    Mencampur lipid dengan kloroform, methanol, dan 12N HCl dengan perbandingan

    volume 2:4:0.1

    II. Kromatografi Layar Tipis

    Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi

    cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase

    diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-

    komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda.

    Sedangkan fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung

    substansi yang mana dapat berpendar flour dalam sinar ultra violet. Pendaran ini ditutupi

     pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada, meskipun bercak-bercak itu tidak

    tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Namun, apabila di sinarkan dengan sinar UV

     pada lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi bercak-

     bercak. Bercak tampak sebagai bidang kecil yang gelap.

    Sementara UV tetap di sinarkan pada lempengan, harus dilakukan penandaan posisi-

     posisi dari bercak-bercak dengan menggunakan pensil dan melingkari daerah bercak-

     bercak itu. Ketika sinar UV dimatikan, bercak-bercak tersebut tidak tampak kembali.

    Prinsip Kerja KLT 

    Pada proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungan

    kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak, dimana ada interaksi antara permukaan

    fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah

     berinteraksi dengan fasa geraknya. Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu :

    kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak, serta kepolaran dan ukuran molekul.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    24/33

    24

    Pada kromatografi lapis tipis, eluent adalah fase gerak yang berperan penting pada proses

    elusi bagi larutan umpan ( feed ) untuk melewati fase diam (adsorbent ). Interaksi antara

    adsorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab

    itu pemisahan komponen secara kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluent dan

     jumlah umpan.  Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya

     pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak

    digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Suatu pelarut

    yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang tak polar dari ikatannya

    dengan alumina (gel silika). Semakin dekat kepolaran antara senyawa dengan eluen maka

    senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip “like

    dissolved like”. 

    2.1 Fase Diam

    Fase Diam dan Fase Gerak KLT

    Pada kromatografi, komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah

    fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran

    sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah

    tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam

    fase gerak akan bergerak lebih cepat. Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat

     berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak  (berupa cairan atau gas).

    Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang

    terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang

     berbeda.

    Fase Diam 

    Pelaksanaan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika gel

    atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang

    keras. Gel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi

    lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour dalam

    sinar ultra violet. Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium

    oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    25/33

    25

    Fase Gerak  

    Dalam kromatografi, eluent adalah fase gerak yang berperan penting pada proses

    elusi bagi larutan umpan ( feed ) untuk melewati fase diam (adsorbent ). Interaksi antara

    adsorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen.

    Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau campuran

     pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan adalah jenis

    adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Penggolongan ini dikenal sebagai deret

    eluotropik pelarut. Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut

    yang relatif tak polar dari ikatannya dengan alumina (gel silika).

    Kecepatan gerak senyawa-senyawa ke atas pada lempengan tergantung pada:

     Bagaimana kelarutan senyawa dalam pelarut , Hal ini bergantung pada bagaimana

     besar atraksi antara molekul-molekul senyawa dengan pelarut.

    Kelebihan Metode Kromatografi Lapis Tipis 

    Beberapa keuntungan dari kromatografi lapis tipis ini adalah sebagai berikut :

      Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis.

      Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna,

    fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.  Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending ), menurun (descending ), atau

    dengan cara elusi 2 dimensi.

      Dapat untuk memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang

    dengan metode kertas tidak bisa

      Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan

    ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.

      Hanya membutuhkan sedikit pelarut.

      Waktu analisis yang singkat (15-60 menit)

      Investasi yang kecil untuk perlengkapan (Biaya yang dibutuhkan ringan).

      Preparasi sample yang mudah

      Kemungkinan hasil palsu yang disebabkan oleh komponen sekunder tidak

    mungkin

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    26/33

    26

      Kebutuhan ruangan minimum

    Analisis KLT banyak digunakan karena :

      Waktu yang diperlukan untuk analisis senyawa relatif pendek

      Dalam analisis kualitatif dapat memberikan informasi semi kuantitatif tentang

    konstituen utama dalam sampel

      Cocok untuk memonitor identitas dan kemurnian sampel

      Dengan bantuan prosedur pemisahan yang sesuai, dapat digunakan untuk analisis

    kombinasi sampel terutama dari sediaan herbal.

    2.2 Sistem Deteksi

    2.2.1 Tidak Destruktif dan Tidak spesifik

    Metode identifikasi yang sering digunakan adalah mereaksikan plat TLC

    dengan uap iodine yang akan membentuk ikatan non-kovalen, coklat kompleks dengan

    lipid. Namun, lipid yang jenuh sepenuhnya sulit didapat, dimana iodin tidak bisa

    dihilangkan seluruhnya dari lipid tidak jenuh (mengandung contoh. residu

    arachidonoyl) karena iodin sudah berikatan dengan ikatan rangkap. Adsorbsi dengan

    iodin atau penyemprotan dengan asam sulfat dan pemanasan adalah metode pemisahan

    yang kurang spesifik dan bisa digunakan untuk mengidentifikasi karakter umum darisampel yang sama sekali belum diketahui kandungannya. Absorbsi uap iodin dari

    Kristal pada ruang tertutup akan menghasilkan titik coklat pada latar kuning yang

    mengandung hampir seluruh senyawa organic, kecuali beberapa senyawa alkali jenuh.

    Pewarnaan dengan iodin adalah metode tidak merusak dan reversible setelah evaporasi

    dilakukan.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    27/33

    27

    Gambar 4. Hasil Deteksi lipid dengan Iodin

    Sumber :https://www.researchgate.net/figure/235757923_fig7_A-Autoradiogram-of-

    TLC-plate-showing-hydrolysis-of-the-lipid-DGDG-by-F-solani-pisi 

    Pewarnaan dengan 2,7  –   dichlorofluorescein atau rhodamin 6G akan

    menghasilkan titik berwarna merah muda atau kuning, jika plat TLC disinari sinar

    UV. Rhodamine sangat berguna saat sistem larutan alkalin sudah digunakan dan 2,7

     –   dichlorofluorescein dipilih daripada larutan asam karena kestabilan pewarnanya.

    Kedua pewarna bisa dihilangkan dengan mudah jika kepolaran larutan berubah, atau

    lipid ( dengan pewarna yang terikat) dilewatkan kolom pendek. Hal ini juga berlaku

    untuk pewarna primulin yang bisa digunakan dengan cara serupa dan memiliki

    sensivitas lebih dari rhodamine. Hal ini juga menunjukan polyunsaturated lipids

    menunjukkan warna gelap yang lebih pekat saat pemisahan dilakukan dengan

    AgNO3, ini disebabkan oleh reduksi Ag+  menjadi colloidal silver. Pemekatan ini

     bergantung pada komposisi sisten larutan dan membutuhkan senyawa hidrokarbon

    aromatic, seperti toluene.

    https://www.researchgate.net/figure/235757923_fig7_A-Autoradiogram-of-TLC-plate-showing-hydrolysis-of-the-lipid-DGDG-by-F-solani-pisihttps://www.researchgate.net/figure/235757923_fig7_A-Autoradiogram-of-TLC-plate-showing-hydrolysis-of-the-lipid-DGDG-by-F-solani-pisihttps://www.researchgate.net/figure/235757923_fig7_A-Autoradiogram-of-TLC-plate-showing-hydrolysis-of-the-lipid-DGDG-by-F-solani-pisihttps://www.researchgate.net/figure/235757923_fig7_A-Autoradiogram-of-TLC-plate-showing-hydrolysis-of-the-lipid-DGDG-by-F-solani-pisihttps://www.researchgate.net/figure/235757923_fig7_A-Autoradiogram-of-TLC-plate-showing-hydrolysis-of-the-lipid-DGDG-by-F-solani-pisi

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    28/33

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    29/33

    29

    Gambar 5. Hasil Deteksi Lipid dengan Stain Asam SulfatSumber: https://www.scienceopen.com/document/vid/5499036e-e6af-4582-90e3-

    26a67934e66a

    20% ammonium bisulfat dalam air, juga biasa dipakai sebagai reagent pembakar

    lemak, uap hasil pembakaran dengan ammonium bisulfat juga lebih tidak korosif jika

    dibandingkan dengan asam sulfat. Walaupun proses pembakaran memiliki kekurangan

    yang besar, karena dapat merusak lipid seluruhnya, metode ini sangat sensitive.

    Metode ini dapat mendeteksi lipid hingga 1µg. Sterols memberikan warna merah

    keunguan sebelum menjadi hitam, dan ini merupakan petunjuk yang berguna.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    30/33

    30

    Tabel 4. Reagent Destructive, non –  specific for Lipid Detection

    2.2.3. Destruktif, spesifi

    Reagen berbeda akan bereaksi secara selektif dengan bagian lipid tertentu dan

    menghasilkan produk berwarna. Sebuah survey sangat sering menggunakan reagen pada tabel.

    Reagent Manipulation Spots

    50% H2SO4 in MeOH 110oC

    Brown

     – 

    black

    3%Cupric Acetate in

    8% H3PO4180

    oC Black

    8%Cupric Acetate in

    8% H3PO4160

    oC Black

    5%Molybdophosphoric

    acid in EtOH120

    oC Blue

    0.04%Bromothymol blue

    in 0.1 NaOH-

    Blue-

    green

    0.03%Coomasie brilliant

    blue R in 20% NaOH- Blue

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    31/33

    31

    Banyak zat pewarna berbda dibandingkan berdasarkan kemampuan sensitivitas. Warna

     paling sensitif didapatkan dengan 0.2% amido black 10B dalam 1 M NaCl: Setelah direndam

    dalam air, piring TCL dimasukkkan ke larutan pewarna beberapa menit. Sensitivitasnya

    sekitar 15 ng untuk DAG, TAG, dan PS, sedangkan 100 ng untuk asam lemak bebas dan 500

    ng phorbol ester dapat dideteksi. Ada juga debat apakah metode dicelupkan dan disemprot

    memberikan hasil yang dapat dibandingkan

    Penyemprotan dilakukan di dalam laboratorium.Piring yang sudah dikeringkan

    diletakkan di atas kertas atau kotak semprot. Penyemprotan dialkukan dengan jarak 15 cm

    dengan gerak seragam atas-bawah dan kanan-kiri sampai lapisan tertutup. Pencelupan

     biasanya metode terbaik untuk mengaplikasikan reagen seragam dan menghasilkan hasil

     paling bisa dikembangkan dalam analisis kuantitatif densitometric.Pengunaan reagen spesifik

    menjadikan penggunaan TLC dengan resolusi lebih rendah karena zona interferensi tidak akan

    terdeteksi. Reagen special tertentu digunakan untuk memvisualisasikan senyawa berdasarkan

    aktivitas biologis.

    Contoh:

    1.  Reaksi Orcinol

      Melarutkan 20 mg orcinol dalam 10 mL asam sulfat 70%. Larutan ini dapat

    disimpan beberapa hari pada suhu 4oC.

      Piring disemprotkan dengan larutan orcinol dan dipanaskan pada 100oC dalam

    oven selama 10-15 menit.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    32/33

    32

      Titik yang mengandung gula terlihat pink-violet pada latar belakang putih. Batas

    deteksinya sekitar 0.5 nmol dari total gula per titik, sehingga, sesedikit 0.5-1 mg

    glikolipd dapat dideteksi

    2.  Reaksi Naphthyl ethylenediamine

      Menyiapkan larutan 13 mM N-(1-naphthyl) ethylenediamine (34 mg dalam 10

    mL) dalam methanol/conc. Asam sulfat (97/3, v/v) .

      Menyemprotkan piring dengan reagen dan dipanaskan 125oC selama 10 menit.

      Glikolipid terlihat pink pada latar belakang putih tetapi warnanya memudar

    dengan cepat. Batas deteksi sekitar 100 pmol gula pada titik (0.1 mg lipid)

    3. 

    Reaksi Hydroxytetralone

      Melarutkan 10 mg reagen dalam asam sulfat 80%. Menjaga larutan pada 4oC.

     

    Piring disemprotkan dengan larutan reagen dan dipanaskan pada 120oC selama

    10 menit. Intensitas fulorescent glikolipid pada piring ditentukan pada eksitasi

     panjang gelombang 470 nm dengan optical cut-off filter (500 nm). Glikolipid

     berwarna kuning dan phospholipid berwarna biru. Responnya linear dengan

     batas konsentrasi 10 –  100 pmol dan batas deteksi sekitar 3 pmol glikolipid.

  • 8/18/2019 Lipad Analisis Menggunakan Layar Tipis Kromatografi

    33/33

    Daftar Pustaka

    Campbell, P.N., A.D. Smith. 1982. Biochemistry Illustrated. Wilture Enterprises. Hong Kong.

    De Man, J.M. 1997. Kimia Makanan. Terjemahan. ITB. Bandung.

    Detection (Visualization) of TLC Zones - [www.rhodium.ws]. 2016. Detection (Visualization) of

    TLC Zones - [www.rhodium.ws]. [ONLINE] Available at:

    https://www.erowid.org/archive/rhodium/chemistry/equipment/tlc.visualization.html. [Accessed

    07 April 2016].

    Girindra, A. 1986. Biokimia 1. Gramedia. Jakarta.

    Glycoglycerolipids-TLC. 2016. Glycoglycerolipids-TLC. [ONLINE] Available at:

    http://www.cyberlipid.org/glyt/glyt0003.htm. [Accessed 07 April 2016].

    Houston, M.E. 1995. Biochemistry Primer For Exercise Science. Human

    Kinetics.Champaign.USA.

    Kay, E.R.M. 1966. Biochemistry : An Introduction to Dynamic Biology. Collier-

    Macmillan.Canada.

    Kuchel, P., G. B. Ralston. 2006. Biokimia. Schaum. Terjemahan. Erlangga. Jakarta.

    Lehninger, A..L., et al. 1997. Principles of Biochemistry. 2nd .Worth Publisher. New York.

     Ngili Yohanis.2009. Biokimia : Struktur dan Fungsi Biomolekul. Graha Ilmu. Yogyakarta.

    https://www.erowid.org/archive/rhodium/chemistry/equipment/tlc.visualization.htmlhttps://www.erowid.org/archive/rhodium/chemistry/equipment/tlc.visualization.htmlhttp://www.cyberlipid.org/glyt/glyt0003.htmhttp://www.cyberlipid.org/glyt/glyt0003.htmhttp://www.cyberlipid.org/glyt/glyt0003.htmhttps://www.erowid.org/archive/rhodium/chemistry/equipment/tlc.visualization.html