Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

40
LAPORAN ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATOLOGI NY. E UMUR 20 TAHUN P 2 A 0 POST SC HARI I DENGAN ANEMIA BERAT DI RUANG B3 OBSTETRI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : NAFI’ RUHMITA P17424111026

Transcript of Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

Page 1: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

LAPORAN ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATOLOGI NY. E

UMUR 20 TAHUN P2A0 POST SC HARI I

DENGAN ANEMIA BERAT

DI RUANG B3 OBSTETRI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Disusun oleh :

NAFI’ RUHMITA

P17424111026

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2013

Page 2: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan Ilmiah : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Patologi Ny. E

Umur 20 Tahun P2a0 Post Sc Hari I Dengan Anemia

Berat Di Ruang B3 Obstetri Rsup Dr. Kariadi

Semarang

Nama Penulis : Nafi’ Ruhmita

NIM : P17424111026

Program Studi : D III Kebidanan Semarang Poltekkes Kemenkes

Semarang

Semarang, Oktober 2013

Praktikan

Nafi’ Ruhmita

Mengetahui,

Pembimbing klinik

Uswatuh Khasanah

Pembimbing askeb

Agustin Setianingsih, S.SiT

Page 3: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ilmiah ini dengan lancar

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Bahiyatun, Spd, SsiT, M.Kes, selaku Kepala Prodi Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Semarang

2. Ibu Agustin Setianingsih, S.SiT selaku pembimbing ASKEB penulis pada

semester V ini.

3. Ibu Uswatun Khasanah, selaku pembimbing klinik penulis.

4. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.

5. Rekan serta pihak-pihak yang telah membantu penulis selama praktik klinik.

Penulis menyadari ”Tiada gading yang tak retak” tentunya laporan ini jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menyadari perlunya kritik dan saran dari

semua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Semoga bermanfaat.

Semarang, Oktober 2013

Penulis,

Page 4: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan masa nifas diperlukan pada periode ini karena merupakan masa

kritis baik ibu maupun bayi. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan

terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam

(Sarwono Prawirohardjo, 2001).

Masa nifas merupakan masa kritis yang memerlukan pemantauan yang

melekat dan asuhan masa nifas dapat mencegah, mendeteksi dan menangani

beberapa kematian ini.

Asuhan nifas dilakukan untuk menemukannya kondisi tidak normal dan

masalah-masalah kegawatdaruratan pada ibu dan perlu tidaknya rujukan terhadap

keadaan kritis yang terjadi (Syaifudin, 2002).

Namun dalam hal ini asuhan diberikan pada ibu nifas yang mempunyai

masalah, sehingga diperlukan asuhan yang kompetitif sehingga bisa

meminimalkan terhadap keadaan kritis yang terjadi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan studi pada kasus penulis dapat memperoleh gambaran

asuhan kebidanan pada ibu nifas patologi.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa daat mengembangkan teori / konsep manajemen kebidanan

khusunya ibu nifas patologi, sebagai dasar untuk mengembangkan

kemampuan knowledge, skill maupun attitude.

b. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman, mengidentifikasi perubahan-

perubahan yang terjadi pada ibu nifas paologi dan dapat memerikan

asuhan kebidanan secara periodik.

Page 5: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

c. Penulis dapat mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadi pada

ibu nifas patologi dan dapat memberikan asuhan kebidanan secara

periodik.

C. Metodologi Penulisan

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dalam penulisan laporan ilmiah

ini adalah :

1. Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan langsung kepada klien / pasien yang

melakukan pengkajian data.

2. Wawancara

Yaitu mengadakan tanya jawab kepada ibu dan suami dalam rangka

mengumpulkan data, kaitannya dengan keadaan dan masalah ibu nifas.

3. Pememriksaan

Meliputi pemeriksaan fisik yaitu inspeksi (melihat), palpasi (meraba),

auskutasi (mendengar), perkusi (ketuk), dan pemeriksaan penunjang lainnya

yaitu pemeriksaan laboratorium (darah).

4. Studi Pustaka

Dengan mempelajari buku-buku ilmu pengetahuan, makalah-makalah dan

dokumen yang ada hubungannya dengan studi kasus tentang nifas normal.

D. Sistematika Penyusunan

BAB I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, tujuan, metode, dan sistematika

penyusunan.

BAB II Landasan Teori

Membahas tentang tinjauan teori medis tentang nifas patologi.

BAB III Tinjauan Kasus

Berisi tentang pengkajian kasus pada ibu nifas patologi.

Page 6: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

BAB IV Pembahasan

Berisi tentang pembahasan kasus pada BAB III dengan

membandingkan antara teori dan kasus apakah ada kesenjangan atau

tidak.

BAB V Penutup

Kesimpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

BAB II

LANDASAN TEORI

A.   MASA NIFAS

1.    Pengertian

· Nifas adalah masa pulihnya kembali dari masa persalinan selesai sampai alat-

alat kandungan kembali seperti pra hamil (Mochtar, 1998:115).

· Masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6

minggu (Wiknjosastro, 2007: 237).

2.    Periode Nifas

·         Puerperium dini

Kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap bersih

dan boleh bekerja (setelah 40 hari)

·         Puerperium intermedial

Kepulihan menyeluruh alat-alat kandungan/genital lamanya 6-8 minggu

·         Remote puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna yaiut bila selama hamil

atau waktu bersalin mempunyai komplikasi ( bias berminggu-minggu, bulanan

atau tahunan) (Mochtar, 1998: 115)

3.    Perubahan Fisiologis Masa Nifas

a.    Involusi Uterus

      Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus

kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini

dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus

(Ambarwati, 2010).

Page 8: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

Involusi Tinggi

Fundus

Uteri

Berat

uterus

Bayi

lahir

Uri

lahir

1

minggu

2

minggu

6

minggu

8

minggu

Setinggi

pusat

2 jari bawah

pusat

Pertengahan

pusat-

symfisis

Tidak

teraba di

atas

symfisis

Bertambah

kecil

Sebesar

normal

1000

gr

750 

gr

500

gr

350

gr

50 gr

30 gr

b.    Lochea

Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan, yaitu:

a) Lochea Rubra/Merah (Kruenta)

Lochea ini muncul pada hari ke 1 sampai hari ke 4 masa postpartum.

Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar,

jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut

bayi), dan mekonium.

b) Lochea Sanguinolenta

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir.

Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.

Page 9: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

c) Lochea Serosa

Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan

robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14 postpartum.

d) Lochea Alba/Putih

Mengandung leukosit, sel desidua,  sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut

jaringan yang mati. Lochea alba bisa berlangsung selama 2-6 minggu postpartum

(Ambarwati, 2010).

c.    Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Warna serviks

sendiri merah kehitam-hitaman karena pembuluh darah. Konsistensinya lunak,

kadang-kadang terdapat laserasi/perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang terjadi

selama dilatasi, serviks tidak pernah kembali pada keadaan sebelum hamil.

d.    Vulva dan Vagina

     Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar

selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu

postpartum. Penurunan hormon estrogen pada masa postpartum berperan dalam

penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan terlihat kembali pada

sekitar minggu ke 4 (Ambarwati, 2010).

Page 10: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

B.   ANEMIA

1.    Pengertian

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih

rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 %

pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37 % pada wanita. Memungkinkan terjadinya

penurunan kuantitas hemoglobin, penurunan komponen eritrosit (Rustam, 1998 :

298).

Anemia adalah suatu keadaan dimana seseorang ibu sehabis melahirkan sampai

dengan kira-kira 5 minggu dalam kondisi pucat, lemah dan kurang bertenaga

(Sarwono, 2000 : 188-189).

2.    Etiologi

1) Perdarahan

2) Kecelakaan

3) Pembedahan

4) Persalinan

5) Pecah pembuluh darah

6) Penyakit kronik menahun

7) Pecahnya pembuluh darah

8) Penyakit kronik menahun

9) Perdarahan hidung

10) Wasir

11) Ulkus peptikum

12) Kanker atau polip di saluran pencernaan

13) Tumor ginjal atau kandung kemih

14) Perdarahan menstruasi yang banyak

15) Kekurangan Fe, vitamin B12, asam folat, vitamin c

16) Talasemia (burton, 1990)

Page 11: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

3. Klasifikasi Anemia

1) Anemia ringan Hb   : 8 – 10gr%

2) Anemia sedang Hb : 6 – 8 gr%

3) Anemia berat Hb      : Kurang dari 6 gr%

4. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau

kehilangan sel darah merah yang berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum

tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi akibat pajanan toksik, tumor, atau

kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang

melalui perdarahan atau hemolisis.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik atau

dalam sistem retikuloendotelial terutama hati dan limpa. Sebagai hasil samping

proses ini bilirrubin yang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah.

Setiapkali kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan

dengan meningkatnya bilirrubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau

kurang); kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sklera.

Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai dengan rendahnya

kadar hemoglobin dan eritrosit. Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen

ke seluruh tubuh. Jika suplai kurang, maka asupan oksigen pun kurang. Akibatnya

dapat menghambat kerja organ-organ penting, salah satunya otak (sjaifoellah, 1998)

5. Manifestasi klinis

Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem

dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang

dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica,

serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi

abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman

lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah,

lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala

Page 12: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).

Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa

melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan

jantung(Sjaifoellah, 1998).

 6. Komplikasi

Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita

anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau

gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena

harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat

ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin.

Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu

perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998).

7. Pemeriksaan penunjang

a) Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.

b) Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume

korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan

mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia

(aplastik).

c) Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons

sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).

d) Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat

mengindikasikan tipe khusus anemia).

e) LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal :

peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.

f) Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia,

misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih

pendek.

Page 13: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

g) Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).

SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat

(hemolitik) atau menurun (aplastik).

h) Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi

(hemolitik)

i) Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.

Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).

j) Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan

dengan defisiensi masukan/absorpsi

k) Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)

l) TBC serum : meningkat (DB)

m) Feritin serum : meningkat (DB)

n) Masa perdarahan : memanjang (aplastik)

o) LDH serum : menurun (DB)

p) Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)

q) Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,

menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).

r) Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya

asam hidroklorik bebas (AP).

s) Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah

dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal:

peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).

t) Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan :

perdarahan GI (Doenges, 1999).

 

Page 14: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

8. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti

darah yang hilang.

· Tindakan umum :

1)      Tranfusi sel darah merah.

2)      Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

3)      Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

4)      Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan

oksigen

5)      Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

6)      Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

· Pengobatan

untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya :

1)      Anemia defisiensi besi

Penatalaksanaan :

a) Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang

diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.

b) Pemberian preparat fe

c) Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan

d) Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.

2)      Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12

3)      Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral

4)      Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian

cairan dan transfusi darah.

 

 

Page 15: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2
Page 16: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATOLOGI

NY. E UMUR 20 TAHUN G2P1A0 1 HARI POST PARTUM

DENGAN ANEMIA BERAT

DI RUANG B3 OBSTETRI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 14 Oktober 2013

Waktu : 17.00 W IB

Tempat : B3 Obstetri

No RM : C444671

II. BIODATA

Nama Ibu : Ny. E

Umur : 20 tahun

Suku Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Kelurahan cipluk Rt 14 / V

Kec. Patean, Kendal

III. DATA SUBYEKTIF

1. Alasan datang

Ny. E datang ke RSUP rujukan dari RS Kendal karena perdarahan antepartum

Keluhan utama :

Nyeri pada daerah luka operasi SC

Nama Suami : Tn. S

Umur : 24 tahun

Suku Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Kelurahan cipluk Rt 14 / V

Kec. Patean, Kendal

Page 17: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

2. Riwayat obstetri :

a. Riwayat menstruasi :

Menarche : 14 tahun

Lama : 8 hari

Banyak : 2-3 x/hari ganti pembalut

Siklus : 28 hari

b. Riwayat kehamilan / persalinan

Yang lalu : -

Anak

ke

Umur

kehamilan

Jenis

pertus

Penolong Penyulit BB

lahir

Keadaan anak

Hidup Mati

Umur JK Umur JK

1 aterm normal bidan - 2600 - - 3 hari P

Sekarang

P2A0

Tempat persalinan : IBS RSUP Kariadi

Jenis persalinan : SC

Komplikasi persalinan : Perdarahan antepartum

Plasenta Previa totalis

Shock hipovolemik

IUFD

Atonia Uteri

Anemia Berat

Keadaan plasenta dan tali pusat : Plasenta lengkap, kotiledon lengkap, infark (-)

Lama persalinan :

Kala I : -

Kala II :-

Kala III : -

Kala IV : -

Page 18: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

Jumlah perdarahan :

Kala I : -

Kala II : -

Kala III : -

Kala IV : -

Keadaan bayi

Ditolong oleh : dokter

Jenis kelamin : ♂

Tanggal / jam lahir : 13 oktober 2013 jam 10.14 wib

BB = I : 2900 gram PB = 48 cm LK = 34 cm LD = 34 cm

APGAR SCORE : 0-0-0

Kelainan bawaan : -

Riwayat Perkawinan :

Status nikah : syah

Lama nikah : 2 tahun

3. Riwayat Penyakit

Dahulu : Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit hipertensi,

DM, jantung, asma, HIV/AIDS, hepatitis dan tidak pernah

dirawat sebelumnya.

Sekarang : Pasien menyatakan tidak sedang menderita penyakit

hipertensi, DM, jantung, asma, HIV/AIDS, hepatitis dan

tidak sedang menjalani pengobatan

Keluarga : Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit

hipertensi, DM, jantung, asma, HIV/AIDS, hepatitis.

4. Riwayat KB

Ibu menyatakan tidak pernah menggunakan KB

Ibu belum mempunyai rencana ber-KB

Page 19: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

5. Pola kebutuhan dasar sehari-hari :

Pola Nutrisi : Makan : 3x/hr, porsi tidak selalu habis, jenis makanan

sesuai dengan program diit, menu : bubur, sayur-

sayuran seperti buncis, lauk seperti ayam,tahu.

Minum 3x/hari

Keluhan : ibu tidak nafsu makan karena cemas

Pola Eliminasi :BAB : ibu belum BAB setelah operasi SC

BAK : ibu masih terpasang DC setelah 1 hari operasi

SC, banyak nya urin yang keluar pada saat itu 300 cc

Keluhan : tidak ada

Pola Istirahat : Pasien tidur malam ± 6 jam/hari, keluhan tidak ada

Tidur siang ± 1-2 jam perhari

Keluhan : tidak ada

Pola Aktivitas : pasien hanya berbaring di tempat tidur, sulit untuk

mobilisasi

Keluhan :pasien sulit untuk bergerak karena

kesakitan bekas luka operasi

Personal Hygiene : Mandi 2x/hari, disibin, gosok gigi 2x/hari, ganti

pampers 2x / hari

Keluhan : tidak ada

Pola Seksual : ibu belum melakukan hubungan seksual

Keluhan : tidak ada

Psiko, Sosial, Spiritual, Cultural :

Psiko : ibu merasa ingin cepat sembuh

Sosial : hubungan dengan suami, keluarga baik

Spiritual : ibu menganut kepercayaan, beribadah 5 waktu

Cultural : ibu tidak mempunyai kebiasaan tertentu

Pola Kebiasaan Hidup Sehat : Tidak merokok, mengkonsumsi minum-

minuman keras, dan obat-obatan

terlarang

Pola menyusui : ibu tidak menyusui bayinya.

Page 20: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

Tingkat pengetahuan :

a. Tentang perawatan payudara

ibu menyatakan belum mengetahui tentang perawatan payudara.

b. Tentang senam nifas

ibu menyatakan belum mengerti tentang senam nifas.

c. Komplikasi / tanda bahaya masa nifas

ibu belum mengerti tentang tanda bahaya masa nifas.

IV. Data Obyektif

1. Keadaan Umum : baik

Kesadaran : composmentis

2. Tanda-tanda Vital :

TD : 100/90 mmHg

Nadi : 100 x/menit

RR : 20 x/menit

T : 37º C

3. Pemeriksaan Fisik :

Kepala : Mesochepal, rambut hitam, distribusi merata, tidak

rontok.

Muka : Tidak oedem, conjungtiva tidak anemis, sklera tidak

ikterik.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

Dada : Simetris, tidak ada refraksi dinding dada.

Perut : Hepatomegali tidak ada, nyeri tekan punggung tidak ada.

Ekstremitas : Oedem tidak ada, varises tidak ada.

Genetalia : Kemerahan : tidak ada varises : tidak ada.

Anus : Normal

4. Pemeriksaan Obstetri

Page 21: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

Muka : Oedem tidak ada, conjungtiva tidak anemis, sklera tidak

ikterik.

Payudara : Membesar, tegang ASI : tidak keluar, puting susu

menonjol.

Abdomen : Terdapat bekas luka operasi SC, TFU 2 jari dibawah

pusat, kontraksi baik.

Genetalia : PPV : darah, warna : merah, jumlah ½ pembalut tidak

rata (lokhea rubra).

5. Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 14-02-2013

Hematologi

Hemoglobin

Hematokrit

Eritrosit

MCH

MCV

MCHC

Leukosit

Trombosit

RDW

MPV

Nilai

3.6

10.7

1.26

26.8

84.9

33.6

13.5

157

13.8

9.3

Satuan

Gr%

%

Juta /

mmk

Pg

Fl

g/dl

ribu/mmk

ribu/mmk

%

Page 22: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

6. Analisa

Ny. E Umur 20 Tahun P2A0 1 Hari Post SCTP atas indikasi plasenta

previadengan Anemia Berat

7. Planning

Tanggal 14 Ootober 2012. Jam 16.00 WIB

1. Mengobservasi Keadaan umum ibu, kesadaran, PPV, TFU, ASI,

BAB, dan BAK ibu

Hasil : Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, Tekanan

darah 100/90 mmHg, Nadi 100x/ menit, RR : 20 x / menit, T : 37º C,

terpasang RL 20 tpm, PPV : loche rubra, TFU : 2 jari dibawah pusat,

ASI belum keluar, ibu belum BAB, ibu BAK melalui DC, jumlah :

300 cc

2. Kolaborasi dengan dokter dan petugas laboratorium tranfusi PRC

untuk menaikkan kadar Hb

Hasil :Ny. E telah mendapatkan tranfusi PRC 5 colf, setiap colf

diberikan antara 1-3 jam, tidak ada reaksi alergi.

3. Memberi terapi sesuai program dari advice dokter (inj. Cefazoline 2x1

gr, inj. Ketorolac 3 x 30 mg)

Hasil : ibu telah mendapatkan terapi sesuai program

4. Kolaborasi memberikan terapi O2

Hasil : ibu telah mendapatkan terapi O2 dengan penggunaan masker

5-8 liter/menit

5. Memberi diit lunak tinggi protein, tinggi besi

Hasil : ibu makan sesuai diit 1 porsi habis

6. Mengajarkan ibu teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri

Hasil : Nyeri berkurang, skor nyeri 6

7. Mengajarkan ibu mobilisasi secara bertahap

Hasil : ibu masih kesulitan untuk miring

Page 23: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

PENGKAJIAN II

Tanggal : 15 Oktober 2013

Jam : 19.00 WIB

Tempat : Ruang B31 Obstetri RSUP Dr. Kariadi

A. Data subyektif

Ibu mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi SC

B. Data obyektif

TD : 110/70 mm/Hg

Nadi : 89 x /menit

RR : 20 x /menit

Suhu : 37 ºC

PPV : lochea rubra,

TFU : 2 jari dibawah pusat

ASI : tidak keluar

BAB : ibu belum BAB

BAK : ibu BAK melalui DC, banyak 500 cc

C. Analisa

Ny. E Umur 20 Tahun P2A0 2 Hari Post SCTP atas indikasi plasenta previa,

Anemia Berat dengan nyeri pasca operasi

D. Planning

1. Mengobservasi Keadaan umum ibu, kesadaran, PPV, TFU, ASI, BAB, dan

BAK ibu

Hasil : TD : 110/70 mm/Hg

Nadi : 89 x /menit

RR : 20 x /menit

Suhu : 37 ºC

PPV : lochea rubra,

TFU : 2 jari dibawah pusat

Page 24: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

ASI : tidak keluar

BAB : ibu belum BAB

BAK : ibu BAK melalui DC

2. Mengambil sampel darah untuk mengetahui Hb setelah dilakukan tranfusi PRC

Hasil :

Hematologi Hasil Gr% Normal

Hemoglobin 8.8 % 12-15

Hematokrit 24.6 Juta / mmk 35-47

Eritrosit 2.91 Pg 4,4-5,9

MCH 30.3 Fl 27-32

MCV 84.4 g/dl 76-96

MCHC 35.8 ribu/mmk 29-36

Leukosit 27.9 ribu/mmk 3.6-11

Trombosit 139 % 150-400

RDW 13.4 Gr% 11.6-14.8

MPV 7.9 % 4-11

3. Memberi terapi sesuai program dari advice dokter (inj. Cefazoline 2x1 gr, inj.

Ketorolac 3 x 30 mg)

Hasil : ibu telah mendapatkan terapi sesuai program

4. Memberi diit lunak tinggi protein, tinggi besi

Hasil : ibu makan sesuai diit

5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri

Hasil : Nyeri berkurang, skor nyeri 5

6. Mengajarkan ibu mobilisasi secara bertahap

Hasil : ibu sudah dapat miring ke kanan dan kiri, duduk sendiri

7. Menganjurkan ibu untuk minum secara adekuat dan tinggi serat agar dapat BAB

Hasil : ibu mengerti dan akan minum banyak

Page 25: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

PENGKAJIAN III

Tanggal : 16 Oktober 2013

Jam : 20.00 WIB

Tempat : Ruang B31 Obsteri RSUP Dr. Kariadi

A. Data subyektif

Ibu mengatakan sakit tenggorokan

B. Data obyektif

TD : 110/70

Nadi : 88 x/menit

RR : 19 x/menit

Suhu : 37ºC

PPV : lochea rubra,

TFU : 2 jari dibawah pusat

ASI : tidak keluar

BAB : ibu belum BAB

BAK : ibu BAK melalui DC, banyak 100 cc

C. Analisa

Ny. E Umur 20 Tahun P2A0 3 Hari Post SCTP atas indikasi plasenta previa,

Anemia Berat dengan nyeri pasca operasi

D. Planning

1. Mengobservasi Keadaan umum ibu, kesadaran, PPV, TFU, ASI, BAB, dan

BAK ibu

Hasil : Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,

TD : 110/70

Nadi : 88 x/menit

RR : 19 x/menit

Suhu : 37ºC

PPV : lochea rubra,

Page 26: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

TFU : 2 jari dibawah pusat

ASI : tidak keluar

BAB : ibu belum BAB

BAK : ibu BAK melalui DC, banyak 100 cc

2. Menganjurkan ibu untuk minum yang adekuat

Hasil : ibu minum air putih ¼ botol aqua ukuran sedang

3. Memberi terapi sesuai program dari advice dokter (inj. Cefazoline 2x1 gr,

inj. Ketorolac 3 x 30 mg)

Hasil : ibu telah mendapatkan terapi sesuai program

4. Memberi diit lunak tinggi protein, tinggi besi

Hasil : ibu makan sesuai diit

5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri

Hasil : Nyeri berkurang, skor nyeri 5

Page 27: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan proses manajemen kebidanan pada pasien dengan nifas

patologi, maka beberapa hal yang ingin diuraikan pada BAB pembahasan ini

berkaitan antara penanganan kasus dengan konsep yang menjadi acuan bagi penulis

dalam memberikan asuhan.

1. Gambaran klinis

Pada nifas patologi akan terjadi perubahan-perubahan yang dianggap tidak

normal. Disini terdapat perubahan pada ibu seperti penurunan tekanan darah,

hasil dari pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan penurunan kadar Hb dan

pemeriksaan lainnya. Namun pada involusi dan lokhea menunjukkan keadaan

normal.

2. Diagnosa nifas patologi

Untuk dapat membuat diagnosa nifas patologi perlu dilakukan pengawasan

mengenai hal-hal sebagai berikut :

- Adanya perdarahan dan tanda-tanda vital, pemeriksaan penunjang seperti

darah lengkap.

- Pemeriksaan keadaan umum dan pemeriksaan fisik

3. Planning

Dalam hal ini asuhan nifas patologi dengan anemia berat ini fokus

penatalaksanaannya adalah dengan pemberian tranfusi PRC (pack Red Cells :

sebagian besar darah terdiri dari sel darah merah dan sedikit leukosit dan

trombosit untuk menaikkan kadar Hb)

Page 28: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengkaji asuhan kebidanan pada ibu nifas patologi maka penulis

dapat menyimpulkan bahwa asuhan pada masa nifas sangat diperlukan dan

membutuhkan perhatian baik dari pemberi asuhan terutama pada nifas patologi

dari ibu maupun pihak keluarga. Karena merupakan masa kritis baginya.

Dari sekian asuhan pada ibu nifas patologi dapat diringkas asuhan yang

dibutuhkan oleh ibu nifas patologi adalah :

- Mengobservasi Keadaan umum ibu, dan TTV ibu

- Tranfusi PRC untuk menaikkan kadar HB

- Memberi terapi O2 sesuai dengan advice

- Memberi diit lunak tinggi protein, tinggi besi

- Mengajarkan ibu teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri

- Mengajarkan ibu mobilisasi secara bertahap

B. Saran

1. Hendaknya tenaga kesehatan mengerti tentang perubahan masa nifas yang

mengacu kea rah patologi.

2. Hendaknya tenaga kesehatan mengerti dan memahami penatalaksanaan

asuhan pada ibu nifas patologi.

3. Pada pemberian asuhan kebidanan pada ibu nifas, keberhasilan bukan hanya

ditentukan pada masa nifasnya saja. Melainkan perlu diupayakan adanya

penanganan yang baik secara menyeluruh sejak masa kehamilan sampai masa

nifas untuk mencegah adanya komplikasi.

Page 29: Li_nifas Anemia Berat Jadi n Edited2

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. 2000. Synopsis Obstetric Fisiologi Dan Patologi

Jilid I. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana.

Jakarta : EGC.