Limbah Industri Bakery

3
Limbah Industri Bakery Bakery waste (limbah industri roti) adalah limbah proses pembuatan roti atau kue termasuk roti atau kue yang tidak terjual. Limbah dari pabrik roti ini merupakan sumber energi terbaik bagi ruminansia dan efektif sebagai pengganti jagung bagi ternak unggas, tetapi karena mempunyai kadar garam yang relatif tinggi maka penggunaannya dalam ransum dibatasi hingga 20%. Komposisi nutrient sangat bervariasi, tergantung kepada bahan yang digunakan dalam pembuatan roti. Bakery waste mengandung bahan kering 89,8%, protein kasar 10,7%, abu 3,8% dan lemak kasar 12,7% (Gohl, 1981 dalam Ebook) . Limbah roti tawar yang tidak terpakai dijual oleh Sari Roti kepada penangkar ikan sebagai makanan ikan sementara untuk limbah roti manis akan dijual kepada peternak sapi dan bebek sebagai makanan ternak. Sumber Limbah Industry Bagel 1. Kegiatan penerimaan Bahan Baku. Pada tahap ini, jika ada bahan baku yang tidak memenuhi standar, maka akan tidak akan digunakan dan akan menjadi limbah. 2. Penyimpanan bahan baku, dimana penyimpanan bahan baku dibedakan berdasarkan spesifikasinya, ada yang disimpan dalam Cold Storage dan ada yang disimpan di ruangan biasa. 3. Penyiapan Bahan Baku untuk pembuatan produk roti. 4. Sponge Mixing (Pencampuran Awal) yaitu bahan dasar terlebih dahulu (Tepung, Telur dan Ragi). Pada tahap ini limbah yang dihasilkan adalah cangkang telur. 5. Fermentasi (Suhu yang digunakan 27 o C, kelembaban (RH) 75% waktu fermentasi 3 sampai 5 jam). 6. Dough Mixing dan Floor Time (Pencampuran semua bahan). 7. Dividing dan Rounding (Pembagian adonan berdasarkan jenis adonan serta pembulatan adonan). 8. Intermediate Proving (Adonan di istirahatkan sebentar). 9. Sheeting (Pemipihan Adonan). 10. Moulding (Pengisian) 11. Panning (Adonan ditata seperti bentuk yang diinginkan). 12. Baking (Pemanggangan Roti, Suhu yang digunakan 200 o C dalam waktu 8 sampai 35 menit). 13. Depanning dan Cooling (Roti yang sudah dipanggang kemudian didinginkan agar ketika di packing tidak ada uap atau pengembunan pada kemasan). 14. Slicing White Bread ( Pemotongan untuk produk roti tawar). Pada tahap ini, bagian sisi pada roti dibuang dengan ukuran tertentu (sesuai standar) sehingga bagian yang dibuang tersebut menjadi limbah padat. 15. Packaging ( dengan kecepatan 110 rpm / tergantung pada jenis produk). Pada tahap ini tidak menutup kemungkinan adanya kecacatan pada kemasan, sehingga pengemasan yang cacat dapat dibuang dan akhirnya menjadi limbah.

description

sdadad

Transcript of Limbah Industri Bakery

Limbah Industri BakeryBakery waste (limbah industri roti) adalah limbah proses pembuatan roti atau kue termasuk roti atau kue yang tidak terjual. Limbah dari pabrik roti ini merupakan sumber energi terbaik bagi ruminansia dan efektif sebagai pengganti jagung bagi ternak unggas, tetapi karena mempunyai kadar garam yang relatif tinggi maka penggunaannya dalam ransum dibatasi hingga 20%. Komposisi nutrient sangat bervariasi, tergantung kepada bahan yang digunakan dalam pembuatan roti. Bakery waste mengandung bahan kering 89,8%, protein kasar 10,7%, abu 3,8% dan lemak kasar 12,7% (Gohl, 1981 dalam Ebook) . Limbah roti tawar yang tidak terpakai dijual oleh Sari Roti kepada penangkar ikan sebagai makanan ikan sementara untuk limbah roti manis akan dijual kepada peternak sapi dan bebek sebagai makanan ternak.Sumber Limbah Industry Bagel1. Kegiatan penerimaan Bahan Baku. Pada tahap ini, jika ada bahan baku yang tidak memenuhi standar, maka akan tidak akan digunakan dan akan menjadi limbah.2. Penyimpanan bahan baku, dimana penyimpanan bahan baku dibedakan berdasarkan spesifikasinya, ada yang disimpan dalam Cold Storage dan ada yang disimpan di ruangan biasa.3. Penyiapan Bahan Baku untuk pembuatan produk roti.4. Sponge Mixing (Pencampuran Awal) yaitu bahan dasar terlebih dahulu (Tepung, Telur dan Ragi). Pada tahap ini limbah yang dihasilkan adalah cangkang telur.5. Fermentasi (Suhu yang digunakan 27oC, kelembaban (RH) 75% waktu fermentasi 3 sampai 5 jam).6. Dough Mixing dan Floor Time (Pencampuran semua bahan).7. Dividing dan Rounding (Pembagian adonan berdasarkan jenis adonan serta pembulatan adonan).8. Intermediate Proving (Adonan di istirahatkan sebentar).9. Sheeting (Pemipihan Adonan).10. Moulding (Pengisian)11. Panning (Adonan ditata seperti bentuk yang diinginkan).12. Baking (Pemanggangan Roti, Suhu yang digunakan 200oC dalam waktu 8 sampai 35 menit).13. Depanning dan Cooling (Roti yang sudah dipanggang kemudian didinginkan agar ketika di packing tidak ada uap atau pengembunan pada kemasan).14. Slicing White Bread ( Pemotongan untuk produk roti tawar). Pada tahap ini, bagian sisi pada roti dibuang dengan ukuran tertentu (sesuai standar) sehingga bagian yang dibuang tersebut menjadi limbah padat.15. Packaging ( dengan kecepatan 110 rpm / tergantung pada jenis produk). Pada tahap ini tidak menutup kemungkinan adanya kecacatan pada kemasan, sehingga pengemasan yang cacat dapat dibuang dan akhirnya menjadi limbah.16. Metal Detecting ( Pengamatan apakah ada pencemaran logam dalam produk roti yang dihasilkan). Jika ditemukan adanya kontaminasi logam pada produk, maka produk akan dibuang sehingga menjadi limbah.

*Ammonium atau ammonia merupakan nutrisi bagi biota air, sehingga jika limbah cair mengandung ammonia, maka akan terjadi pertumbuhan biota air yang berlebihan sehingga menimbulkan pendangkalan badan air. Hal demikian harus dikendalikan

Limbah produksi seperti sisa cake dan tart di olah kembali menjadi adonan pralin kemudian di cetak dan didinginkan menjadi tart dengan variasi baru ; limbah putih telur digunakan untuk membuat beraneka macam brownis dan cake ; limbah roti di jual pada konsumen untuk digunakan sebagai pakan ternak.Limbah padat industri bakery (roti) pada umunya digunakan sebagai pakan ternak. Limbah industri roti, merupakan salah satu bahan pakan yang banyak mengandung karbohidrat. Pembuatan pakan ternak tidak hanya berasal dari limbah roti, akan tetapi diperlukan bahan-bahan yang lain dalam bentuk formulasi. Dalam memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu menggunakan tabel patokan kebutuhan nutrisi.Limbah produksi seperti sisa cake dan tart di olah kembali menjadi adonan pralin kemudian di cetak dan didinginkan menjadi tart dengan variasi baru ; limbah putih telur digunakan untuk membuat beraneka macam brownis dan cake ; limbah roti di jual pada konsumen untuk digunakan sebagai pakan ternak.Limbah padat industri bakery (roti) pada umunya digunakan sebagai pakan ternak. Limbah industri roti, merupakan salah satu bahan pakan yang banyak mengandung karbohidrat. Pembuatan pakan ternak tidak hanya berasal dari limbah roti, akan tetapi diperlukan bahan-bahan yang lain dalam bentuk formulasi. Dalam memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu menggunakan tabel patokan kebutuhan nutrisi.

Teknologi pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan yang bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan memperpanjang masa simpan. Teknik pengolahan pakan dari limbah industri bakery dapat dilakukan dengan cara pembuatan pakan penguat. Pakan penguat atau keonsentrat yang terbentuk seperti tepung. Pakan penguat bersifat mudah dicerna karena terbuat dari berbagai bahan pakan sumber energi (karbohidrat) seperti serealia, biji-bijian, bungkil, kacang-kacangan, dan lain-lain.Tahapan pembuatan pakan adalah sebagai berikut :