limbah
-
Upload
umi-latifah -
Category
Documents
-
view
27 -
download
0
description
Transcript of limbah
-
5/26/2018 limbah
1/18
PEMANFAATAN LIMBAH JERAMI PADI SEBAGAI BAHAN BAKU
PEMBUATAN BIOETNOL
Tugas Terstruktur Teknologi Pemanfaatan Limbah Hasil Pertanian
Oleh
Umi LatifahA1M011020
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITASS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
-
5/26/2018 limbah
2/18
RINGKASAN
Jerami padi merupakan limbah pertanian terbesar di Indonesia,
produksinya mencapai 12- 15 ton/ha/panen bervariasi tergantung pada lokasi danvarietas padi yang ditanam (BPS, 2006). Sejauh ini pemanfaatan jerami padi
sebagai pakan ternak baru mencapai 31-39%, untuk keperluan industri sekitar 7-
16%, sedangkan sisanya digunakan sebagai pupuk atau dibakar. Jerami padi
mengandung lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Bahan inilah yang mendorong
jerami padi untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bioetanol.
Jerami padi yang tidak diolah atau dimanfaatkan dengan baik akan
menimbulkan dampak bagi lingkungannya, selain itu juga menimbulkan dampak
bagi sosial ekonomi masyarakat.
Bioetanol adalah etanol yang. berasal dari sumber hayati. Bioetanol
bersumber dari karbohidrat yang potensial sebagai bahan baku seperti tebu, nira
sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, sagu, jagung: jerami, bonggol jagung dan kayu.
Pembuatan bioetanol dari jerami dilakukan melalui proses delignifikasi, hidrolisa,
fermentasi dan pemurnian (destilasi). Pada tahap delignifikasi akan menghasilkan
selulosa. Selulosa akan diproses lebih lanjut dengan proses hidrolisa sehingga
akan dihasilkan glukosa. Kemudian dilakukan proses fermentasi. Fermentasi
merupakan pembentukan alkohol dari gula dilakukan oleh mikroba. Untuk
memisahkan alkohol dari hasil fermentasi dapat dilakukan dengan destilasi.
Setelah prose destilasi selesai maka bioetanol siap untuk digunakan.
Selain dapat menggantikan fungsi dari bahan bakar minyak bioetanol juga
mempunyai banyak manfaat lainnya, yaitu sebagai bahan dasar minuman
beralkohol, sebagai bahan kimia dasar senyawa organik, pelarut untuk parfum, cat
dan larutan obat, antidote beberapa racun, sebagai antiseptic, pengobatan untuk
mengobati depresi dan obat bius, serta dapat digunakan untuk pembuatan
beberapa deodoran.
-
5/26/2018 limbah
3/18
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya jumlah penduduk telah meningkatkan kebutuhan sarana
transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan
dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Untuk memenuhi kebutuhan dan
konsumsi BBM harus mencari sumber energi alternatif yang terbarukan, karena
semakin menipisnya persediaaan bahan bakar fosil dan harga minyak dunia
yang tidak stabil. Kemajuan bidang teknologi menggerakkan masyarakat untuk
memanfaatkan bahan-bahan yang tidak bermanfaat menjadi produk baru yang
bermutu. Salah satunya adalah memanfaatkan limbah jerami padi.
Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian di Indonesia yang
belum dimanfaatkan. Jerami adalah tanaman padi yang telah diambil buahnya
(gabahnya), sehingga tinggal batang dan daunnya yang merupakan limbah
pertanian terbesar serta belum sepenuhnya dimanfaatkan karena adanya faktor
teknis dan ekonomis. Pada sebagian petani, jerami sering digunakan sebagai
mulsa pada saat menanam palawija. Di lain pihak jerami sebagai limbah
pertanian, sering menjadi permasalahan bagi petani, sehingga sering di bakar
untuk mengatasi masalah tersebut. Produksi jerami padi dapat mencapai 12 -
15 ton per hektar per panen, bervariasi tergantung pada lokasi dan jenis
varietas tanaman padi yang digunakan.
Produksi padi nasional mencapai 54,75 juta ton pertahun pada tahun
2006, meningkat sebesar 1,11% dibandingkan produksi padi tahun 2005.
Peningkatan produksi padi juga diiringi peningkatan limbah jerami padi (Berita
Resmi Statistik, 2006).Jerami padi merupakan limbah berlignoselulosa yang belum
termanfaatkan secara optimal. Bahan lignoselulosa merupakan biomassa yang
berasal dari tanaman dengan komponen utama lignin, selulosa dan
hemiselulosa (Hermiati, et a l.; 2010). Ketersediaaan yang cukup melimpah,
terutama sebagai limbah pertanian, menjadikan bahan ini berpotensi sebagai
salah satu alternatif baru bahan baku pembuatan bioetanol. Alternatif tersebut
-
5/26/2018 limbah
4/18
adalah pemanfaatan bahan berselulosa. Bahan berselulosa dapat dimanfaatkan
menjadi bioetanol karena bahan berselulosa ini bila dihidrolisis akan
menghasilkan gula dan dilanjutkan dengan fermentasi akan menghasilkan
bioetanol.
Dengan pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku pembuatan
bioetanol, maka dapat meningkatkan nilai ekonomi dari jerami yang selama ini
masih rendah. Kesejahteraan petani bisa meningkat dengan bertambahnya
pendapatan dari penjualan hasil samping jerami padi. Di dalam makalah ini
akan dibahas pemanfaatan limbah jerami padi sebagai bahan baku pembuatan
bioetanol.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas padat ditentukan rumusan masalah
yang akan dikaji yaitu :
1. Bagaimana potensi limbah jerami padi untuk dimanfaatkan sebagai
bioetanol?
2. Bagaimana proses pembuatan bioetanol dari limbah jerami padi?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui potensi limbah jerami padi sebagai bahan baku bioetanol
2. Mengetahui dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dari limbah jerami
padi
3. Mengetahui proses pembuatan bioetanol dari limbah jerami padi
-
5/26/2018 limbah
5/18
II. STUDI PUSTAKA
Padi merupakan tumbuhan monocotyl yang tumbuh di daerah tropis.
Tanaman padi yang lelah siap panen akan diambil butiran - butirannya dan batang
serta daunnya akan dibuang. Batang dan daun inilah yang disebut dengan jerami.
Jerami merupakan salah satu limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara
optimal. Selama ini jerami padi digunakan untuk pakan ternak dan media tumbuh
jamur.Meskipun demikian jerami masih berlimpah dan terkadang harus dibakar.
Sebatang jerami yang telah dirontokkan gabahnya terdiri atas :
1. Batang (lidi jerami)
Bagian batang jerami kurang lebih sebesar lidi kelapa dengan rongga
udara memanjang di dalamnya.
2. Ranting jerami
Ranting jerami merupakan tempat dimana butiran butiran menempel.
Ranting jerami ini lebih kecil, seperti rambut yang bercabang cabang
meskipun demikian ranting jerami mempunyai tekstur yang kasar dan kuat.
3. Selongsong jerami
Selongsong jerami adalah pangkal daun pada jerami yang membungkus
batang atau lidi jerami.
Jerami padi merupakan limbah pertanian terbesar di Indonesia, produksinya
mencapai 12- 15 ton/ha/panen bervariasi tergantung pada lokasi dan varietas padi
yang ditanam (BPS, 2006). Sejauh ini pemanfaatan jerami padi sebagai pakan
ternak baru mencapai 31-39%, untuk keperluan industri sekitar 7-16%, sedangkan
sisanya digunakan sebagai pupuk atau dibakar. Jerami padi mengandung lignin,
selulosa, dan hemiselulosa. Berdasarkan uji kandungan kimia dengan metodeChesson, jerami padi varietas Ciherang mengandung 22,97% hemiselulosa;
30,73% selulosa; 8,85% lignin. Selulosa yang ada di dalam jerami padi dapat
digunakan sebagai bahan baku bioetanol, namun memerlukan tahapan khusus
dalam proses konversinya. Tahapan tersebut antara lain pretreatment fisik,
delignifikasi, hidrolisis, fermentasi, dan purifikasi (Rachmania dan Lazuardi,
2009).
-
5/26/2018 limbah
6/18
Jerami merupakan golongan kayu lunak yang mempunyai komponen
utama selulosa. Selulosa adalah serat polisakarida yang berwarna putih yang
merupakan hasil dari fotosintesa tumbuh - tumbuhan. Jumlah kandungan selulosa
dalam jerami antara 35 - 40 %. Kandungan lain pada jerami adalah lignin dan
komponen lain yang terdapat pada kayu dalam jumlah sedikit.
a. Lignoselulosa
Lignoselulosa merupakan komponen utama tanaman yang
menggambarkan jumlah sumber bahan organik yang dapat diperbaharui.
Lignoselulosa mengandung tiga komponen penyusun utama, yaitu selulosa
(30-50%-berat), hemiselulosa (15-35%-berat), dan lignin (13-30%-berat) dan
beberapa bahan ekstraktif lain. Semua komponen lignoselulosa terdapat pada
dinding sel tanaman. Susunan dinding sel tanaman terdiri dari lamela tengah,
dinding primer serta dinding sekunder yang terbentuk selama pertumbuhan dan
pendewasaan sel yang terdiri dari lamela transisi, dinding sekunder utama dan
dinding sekunder bagian dalam.
b. Selulosa
Selulosa merupakan senyawa organik yang paling banyak di alam,
karena struktur bahan seluruh tumbuhan terdiri atas sebagian besar selulosa.
Suatu jaringan yang terdiri atas beberapa lapis serat selulosa adalah unsur
penguat utama dinding sel tumbuhan. Selulosa merupakan senyawa
polisakarida yang mempunyai rumus (C 6H10O5)n dimana n berkisar dari 2000
sampai 3000, selulosa terdapat dalam tanaman sebagi komponen penyusun
dinding sel.
Sifat sifat selulosa adalah :
1.Tidak berwarna
2. Tidak larut dalam air dan alkali
3. Hidrolisa sempurna dalam suasana asam menghasilkan glukosa
4. Hidrolisa tak sempurna menghasilkan maltosa.
c. Hemiselulosa
Nama hemiselulosa pertama kali diusulkan oleh Schulzz pada tahun 1981
untuk menunjukkan polisakarida yang dapat di saring atau dapat diekstraksi
-
5/26/2018 limbah
7/18
sebagai larutan alkali, hemiselulosa mudah di ekstraksi dari serat sert dan
kayu dengan larutan alkali. Hemiselulosa termasuk polisakarida yang terdapat
brsama-sama dengan selulosa, bila di hidrolisa menghasilkan bermacam
macam sakarida seperti hektosa dan pentosa.
Sifat sifat dari hemiselulosa :
1. Larut dalam alkali encer dan air panas
2. Terhidrolisa oleh asam encer membentuk pentosa dan hektosa
d. Lignin
Lignin adalah polimer yang komplek dengan berat molekul tinggi dan
tersusun atas limit limit propan, meskipun tersusun atas karbon, hydrogen
dan oksida, tetapi lignin bukanlah karbohidrat. Lignin terdapat diantara sel
sel dan didalam dinding sel, lignin berfungsi sebagai pengikat untuk sel secara
bersama sama. Lignin yang terdapat didalam dinding sel sangat erat
hubungannya dengan selulosa yang berfungsi untuk memberikan ketegaran
pada sel, lignin juga tidak larut dalam air. Lignin merupakan bahan yang tidak
berwarna didalam tumbuh tumbuhan, jika lignin bersentuhan dengan udara
terutama dengan adanya sinar matahari, maka lama kelamaan lignin
cenderung menjadi kuning, karenannya kertas koran yang terbuat dari serat
serat yang dipisahkan secara mekanis tanpa bahan kimia, tidak bertahan lama
karena cenderung menjadi kuning.
Komposisi kimia jerami padi dapat dilihat pada table berikut ini
Komposisi Jerami KeringSenyawa
12
6,8
Air (%)
Protein (%)
2,3Lemak (%)
74Karbohidrat(%)
0,32Kalsium (mg/100gr)
0,17Phospor (mg/l00gr)
(Anggorodi, 1979)
Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol
saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna,
dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman
-
5/26/2018 limbah
8/18
beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang
paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia
C2H5OH dan rumus empiris C 2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari
dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan
singkatan dari gugus etil (C 2H5).
a. Sifat - sifat fisik etanol (Perry, 1979)
1. Rumus molekul : C 2H5OH
2. BM : 46,07 gram/mol
3. Titik didih pada 760 mmHg : 78,4C
4. Titik beku : - 112C
5. Densitas : 0, 789 gr/ml pada 20C
6. Kelarutan dalam 100 bagian air sangat larut sedangkan pada eter sangat
larut
b. Sifat kimia
- Dihasilkan dari fermentasi glukosa yang menghassilkan etanol dan
karbondioksida.
- Untuk minuman diperoleh dari peragian karbohidrat, ada dua tipe yaitu tipe
pertama mengubah karbohidratnya menjadi glukosa kemudian menjadi
etanol, tipe yang lain menghasilkan cuka (asam asetat)
- Pembentukan etanol
C6H12O6ENZIM
2CH 3CH 2OH + 2CO 2
glukosa etanol karbondioksida
- Pembakaran etanol
CH 3CH 2OH + 3O 2 2CO 2+ 3H2O + energi
Bioetanol adalah etanol yang. berasal dari sumber hayati. Bioetanolbersumber dari karbohidrat yang potensial sebagai bahan baku seperti tebu, nira
sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, sagu, jagung: jerami, bonggol jagung dan kayu.
Setelah melalui proses fermentasi, dihasilkan etanol.
-
5/26/2018 limbah
9/18
III. ANALISIS DAMPAK
Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2006, keseluruhan luas sawah di
Indonesia adalah 11,9 juta ha. Artinya, potensi jerami padinya kurang lebih adalah
119 juta ton. Dengan limbah jerami padi yang begitu banyak, maka diperlukan
pengolahan khusus pada limbah ini. Jika tidak dikelola dengan baik dan tidak
dimanfaatlkan maka akan menimbulkan dampak baik lingkungan, sosial, maupun
ekonomi.
a. Analisis Dampak Lingkungan
Keberadaan limbah jerami padi di lahan persawahan akan menimbulkan
dampak bagi lingkungan sekitarnya. Jerami padi yang tidak segera diangkuut
dari lahan setelah panen akan menimbulkan bau yang kurang sedap jika terlalu
lama dibiarkan. Hal ini karena jerami akan mengalami dekomposisi atau
pembusukan yang akan menimbulkan berbagai gas seperti CO, CO 2, CH 4, H 2S,
dan lain-lain yang secara langsung akan mengganggu komposisi gas alamiah di
udara.
Disekitar daerah pembuangan jerami padi akan terjadi kekurangan
oksigen. Keadaan ini disebabkan karena selama proses peromabakan jerami
padi menjadi senyawa-senyawa sederhana diperlukan oksigen yang diambil
dari udara disekitarnya. Karena kekurangan oksigen dapat menyebankan
kehiidupan flora dan fauna menjadi terdesak.
Di samping bau yang ditimbulkan, maka dengan menumpuknya jerami di
areal persawahan akan memerlukan tempat yang banyak dan mengganggu
keindahan tempat di sekitarnya terlebih jika areal persawahan dekat dengan
pemukiman penduduk.Kebiasaan petani yang membakar jerami setelah panen merupakan
kebiasaan yang salah. Kerugian dalam membakar jerami padi diantanranya
adalah:
- Dengan membakar jerami padi kita berarti telah membakar unsur hara yang
terkandung dalam jerami tersebut. Sayang sekali unsur hara yang
-
5/26/2018 limbah
10/18
seharusnya bisa menambahkan kesuburan tanah kita hanya kita buang sia-
sia.
- Batang dan daun padi yang bisa menyuburkan tanah secara fisika (jika
membusuk akan menjadi humus, bahan organik atau C-organik) hanya akan
terbakar menjadi karbon atau arang.
- Jerami padi yang jika kita tanamkan ketanah akan menjadi makanan
mikroorganisme tanah jika kita bakar justru akan membunuh
mikroorganisme dipermukaan tanah.
- Secara perlahan namun pasti pembakaran jerami akan menurunkan
produktifitas tanah kita sehingga panen kita semakin hari akan semakin
menurun.
- Sebenarnya pembakaran jerami padi adalah pemborosan bagi kita kaum
petani. Karena jika kita mau mengembalikan jerami padi kesawah tentunya
pemupukan akan bisa kita kurangi, namun jika kita bakar kita akan
memerlukan biaya pupuk lebih banyak.
- Asap yang dihasilkan dari pembakaran jerami akan mengakibatkan polusi/
pencemaran udara dan sekaligus juga akan merusak ozon pelindung bumi.
- Pengembalian jerami padi kesawah akan mengembalikan unsur hara Kalium
ke tanah. Unsur kalium ini berfungsi sebagai penguat dan pengeras bagian
tanaman yang akan membantu ketahanan tanaman dari serangan hama dan
penyakit. Jika kita bakar terus-menerus tanpa penambahan unsur hara K
ketanah akan menyebabkan tanaman padi kita rentan terserang hama dan
penyakit,
Akan tetapi, limbah jerami padi yang dibiarkan di lahan persawwahan,
secara langsung bisa digunakan sebagai pupuk. Dengan adanya penangananlimbah jerami yang lebih maksimal, maka dampak terhadap lingkungan ini bisa
teratasi. Salah satunya dengan menggunakan jerami padi sebagai bahan baku
bioetanol.
-
5/26/2018 limbah
11/18
b. Analisis Dampak Sosial dan Ekonomi
Pengelolaan limbah jerami padi yang kurang baik akan membentuk
lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat. Hal ini dapat
menimbulkan masalah sosial, warga yang dekat dengan keberadaan jerami padi
mungkin akan merasa dirugikan dengan dampaknya. Hal ini akan
menimbulkan rasa canggung atau tidak enak petani terhadap tetangga
sekitarnya. Sehinggga penanganan limbah yang tepat akan sangat berpengaruh.
Dari segi ekonomi, limbah jerami padi ini memiliki nilai ekonomi yang
sangat rendah karena jarang dimanfaatkan. Dengan adanya pemanfaatan jerami
padi, nilai ekonomi dari jerami padi akan meningkat. Karena jerami ini tidak
hanya dibiarkan begitu saja di lahan. Apabila jerami bisa diproduksi secara
massal sebagai bioetanol, kompos atau yang lainnya, maka secara tidak
langsung akan meningkatkan pendapatan petani. Petani akan memperoleh
pendapatan selain dari hasil penen gabah, sehingga kesejahteraan petani biasa
meningkat.
-
5/26/2018 limbah
12/18
IV. PEMBAHASAN
Jerami padi ini dipilih sebagai bahan dasar pembuatan bioetanol, pertama
karena tidak berkompetisi terhadap kebutuhan pangan sehingga kekuatiran akan
ketahan pangan bisa dihindari lagipula biaya yang diperlukan untuk produksi
bioetanol menjadi lebih murah. Kedua limbah jerami padi ini juga menimbulkan
masalah penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan
dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga
penanggulangannya perlu dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah
memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah.
Pembuatan bioetanol dari jerami dilakukan melalui proses delignifikasi,
hidrolisa, fermentasi dan pemurnian (destilasi).
a. Persiapan bahan baku
Persiapan bahan baku dilakukan untuk mendapatkan glukosa. Glukosa
diperoleh melalui 2 tahap yaitu delignifikasi dan hidrolisa. Pada tahap
delignifikasi akan menghasilkan selulosa. Selulosa akan diproses lebih lanjut
dengan proses hidrolisa sehingga akan dihasilkan glukosa.
1. Delignifikasi
Lignin merupakan salah satu bagian yang mengayu dari tanaman
seperti janggel, kulit keras, biji, bagian serabut kasar, akar, batang dan daun.
Lignin mengandung substansi yang kompleks dan merupakan suatu
gabungan beberapa senyawa yaitu karbon, hidrogen dan oksigen. Selain
lignin, bagian yang lain dari jerami adalah selulosa. Selulosa merupakan
polisakarida yang didalamnya mengandung zat - zat gula.
Dalam pembuatan etanol dari kayu (jerami) yang digunakan adalahselulosanya sehingga lignin dalam kayu harus dihilangkan. Proses
pemisahan atau penghilangan lignin dari serat serat selulosa disebut
delignifikasi atau pulping.
Proses pemisahan lignin dapat dibedakan menjadi 3, yaitu cara
mekanis, cara kimia dan cara semikimia.
-
5/26/2018 limbah
13/18
2. Hidrolisa
Glukosa memiliki 6 atom karbon di dalam rantai molekulnya dan
merupakan monosakarida yang paling banyak terdapat di alam sebagai
produk fotosintesa. Dalam bentuk bebas terdapat dalam buah - buahan,
tumbuh - tumbuhan, madu, darah dan cairan tubuh binatang. Dalam bentuk
ikatan terdapat sebagai disakarida dan polisakarida di daiam tumbuhan.
Glukosa juga dapat dihasilkan melalui polisakarida atau disakarida, baik
dengan asam maupun enzim (Tjokroadikoesoemo, 1993).
Pemecahan molekul gula, karbohidrat dan selulosa yang kompleks
menjadi molekul monosakarida mudah dilakukan dalam laboratorium
dengan mendidihkan larutan atau suspensi karbohidrat dengan larutan encer
asam.
Hidrolisis merupakan salah satu tahapan penting dalam proses
biokonversi jerami padi menjadi bioetanol dimana pada proses ini terjadi
degradasi selulosa menjadi gula yang lebih sederhana baik berupa selobiosa
maupun glukosa dengan bantuan katalis. Hidrolisis dapat dilakukan secara
kimia (asam) atau enzimatik. Hidrolisis enzimatik menggunakan enzim
selulase sebagai katalisnya, katalis enzim menjanjikan proses yang lebih
ramah lingkungan, kondisi operasi yang lebih lunak (suhu rendah, pH
netral) serta berpotensi memberikan hasil yang lebih tinggi jika
dibandingkan katalis asam (Taherzadeh dan Karimi, 2007).
Hidrolisa adalah proses antara reaktan dengan menggunakan air
supaya suatu persenyawaan pecah atau terurai. Reaksi hidrolisa yaitu :
(C6H10O5)n+ nH2O nC 6H12O6
Selulosa
Air
GlukosaZat - zat penghidrolisa ada beberapa rnacam, antara lain air, asam,
basa dan enzim.
b. Fermentasi
Fermentasi adalah suatu kegiatan penguraian bahan - bahan karbohidrat
yang tidak menimbulkan bau busuk dan menghasilkan gas karbondioksida.
-
5/26/2018 limbah
14/18
Suatu fermentasi yang busuk merupakan fermentasi yang mengalami
kontaminasi.
Fermentasi merupakan pembentukan alkohol dari gula dilakukan oleh
mikroba. Mikroba yamg biasa digunakan adalah Saccharomyces cereviseae.
Perubahan yang terjadi biasanya dinyatakan dalarn persamaan berikut:
C6H12O6+ Saccharomyces cereviseae 2 C 2H5OH + 2 CO 2
Gula sederhana + ragi (yeast) alkohol + karbondioksida
Yeast tersebut dapat berbentuk bahan murni pada media agar - agar atau
dalam bentuk yeast yang diawetkan (dried yeast). Misalnya ragi roti dengan
dasar pertimbangan teknik dan ekonomis, maka biasanya sebelum digunakan
untuk meragikan gula menjadi alkohol, yeast terlebih dahulu dibuat starter.
Tujuan pembuatan starter adalah :
1. Memperbanyak jumlah yeasst, sehingga yang dihasilkan lebih banyak,
reaksi biokimianya akan berjalan dengan baik
2. Melatih ketahanan yeast terhadap kondisi must
Untuk tujuan tersebut yang perlu diperhatikan adalah zat asam yang
terlarut. Karena itu botol pembuatan starter cukup ditutup dengan kapas atau
kertas saring, dikocok untuk memberi aerasi. Aerasi ini penting karena pada
pembuatan starter tidak diinginkan terjadinya peragian alkohol.
C6H12O6+ 6O2 6CO 2+ 6H2O + energi
c. Pemurnian / Destilasi
Untuk memisahkan alkohol dari hasil fermentasi dapat dilakukan dengan
destilasi. Destilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih.
Proses ini dilakukan untuk mengambil alkohol dari hasil fermentasi. Destilasi
dapat dilakukan pada suhu 80C, karena titik alkohol 78C. sedangkan titikdidih air 100
oC.
Destilasi adalah memisahkan komponen - komponen yang mudah
menguap suatu campuran cair dengan cara menguapkannya (separating
agentnya panas), yang diikuti dengan kondensasi uap yang terbentuk dan
menampung kondensat yang dihasilkan. Uap yang dikeluarkan dari campuran
-
5/26/2018 limbah
15/18
disebut sebagai uap bebas, kondensat yang jatuh sebagai destilat dan bagian
campuran yang tidak menguap disebut residu.
Diagram alir peoses pembuatan bioetanol dari jerami padi dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Etanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang mempunyai
kelebihan dibandingkan BBM. Berdasarkan siklus karbon, etanol dianggap lebih
ramah lingkungan karena CO 2 yang dihasilkan oleh hasil buangan mesin akan
diserap oleh tanaman. Etanol dapat juga meningkatkan efisiensi pembakaran
karena mengandung 35% oksigen, selain itu juga etanol ramah lingkungan karena
emisi gas buangannya seperti kadar karbon monoksida, nitrogen oksida, dan gas-
gas lain rendah (19-25%). Bensin premium memiliki angka oktan 88. Beberapa
keunggulan lain yang dapat diperoleh dari bioethanol sebagai bahan bakar adalah
Glukosa
DelignifikasiLarutan NaOH 15%
Penyaringan
Hidrolisa
FermentasiCO 2
H2ODestilasi
Larutan etanol
Jerami
Larutan NaOH 15%
niLiL
Selulosa
Larutan HCl 0,1 N
Starter
Etanol (bioetanol)
-
5/26/2018 limbah
16/18
nilai oktan yang tinggi menyebabkan campuran bahan bakar terbakar tepat pada
waktunya sehingga tidak menyebabkan fenomena knocking, pembakaran tidak
menghasilkan partikel timbal dan benzena yang bersifat karsinogen, serta
mempunyai efisiensi yang tinggi dibandingkan bensin, mengurangi emisi fine-
particulates yang membahayakan kehidupan manusia. Akan tetapi penggunaan
bioetanol sebagai pengganti bahan bakar minyak memunyai kelemahan yaitu
mesin memerlukan modifikasi terlebih dahulu jika ingin meenggunakan etanol
murni pada kendaraan dan juga ada kemungkinan etanol akan mengeluarkan emisi
polutan beracun.
Selain dapat menggantikan fungsi dari bahan bakar minyak bioetanol juga
mempunyai banyak manfaat lainnya, yaitu :
a. Sebagai bahan dasar minuman beralkohol
b. Sebagai bahan kimia dasar senyawa organic, pelarut untuk parfum, cat dan
larutan obat, antidote beberapa racun
c. Sebagai antiseptic, pengobatan untuk mengobati depresi dan obat bius
d. Digunakan untuk pembuatan beberapa deodoran
-
5/26/2018 limbah
17/18
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan :
1. Limbah jerami yang tidak dimanfaatkan dengan baik akan menimbulkan
dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi
2. Jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol,
dengan proses pembuatannya melalui beberapa tahap yaitu delignifikasi,
hidrolisa, fermentasi dan pemurnian (destilasi)
B. Saran
Pemanfaatan limbah pertanian terutama jerami padi harus lebih
ditingkatkan lagi. Perlu adanya peran serta dari pemerintah agar hasil
pemanfaatannya lebih maksimal, selain itu perlu adanya tindak lanjut atau
follow up dari hasil pengolahannya.
-
5/26/2018 limbah
18/18
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi. 1979. Limit Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia: Jakarta.
Berita Resmi Statistik. 2006. Produksi Jagung, Padi dan Kedelai . Berita Resmi
Statistik Volome 35/IX
Fox, P.F. 1991. Food Enzymology, vol 1, Elsevier Applied Science Ltd., New
York
Hermiati, E., D. Mangunwidjaja, T.C. Sunarti, O. Suparno, dan B. Prasetya. 2010.
Pemanfaatan Biomassa Lignosellulosa Ampas Tebu Untuk Produksi
Bioetanol. Jurnal Litbang pertanian. 29 (4). 121-130
Perry,R.H. 1979. Perry's Chemical Engineering Handbooks. Me. Graw Hill. New
York
Rachmania, F. dan Lazuardi. 2009. Pengaruh Liquid Hot Water terhadap
Perubahan Struktur Sel Bagas . Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi
Industri, Institut Teknologi Sepuluh November.
Taherzadeh, M.J. dan Karimi, K. Enzyme-based hydrolysis processes for ethanol
from lignocellulosic materials: a review . 2007. BioResources. Vol. 2, pp.
707-738.