Limbah (2)

download Limbah (2)

of 35

Transcript of Limbah (2)

LimbahDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). [1] Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Daftar isi[sembunyikan] 1 Pengolahan limbah 2 Karakteristik Limbah 3 Limbah Industri 4 Referensi

[sunting] Pengolahan limbahBeberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi: 1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan 2. pengolahan menurut karakteristik limbah Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya. [1]

1. Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus. [1] 2. Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.[1] 3. Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.[1] 4. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.[1] 5. Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.[1]

[sunting] Karakteristik Limbah1. 2. 3. 4. Berukuran mikro Dinamis Berdampak luas (penyebarannya) Berdampak jangka panjang (antar generasi)

[sunting] Limbah IndustriBerdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi empat bagian 1. Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan bahan buangan anorganik. 2. Limbah padat 3. Limbah gas dan partikel 4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk

mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan

Air Limbah Menghasilkan Listrik dan Air Terdesalinasioleh: bagusspeedy

Summar y rating: 3 stars

(9 Tinjauan)

Kunjungan : 403 kata:600

Air Limbah Mengh

Suatu proses yag dapat membersihan air limbah dan juga dapat menghasilkan sumber listrik dapat diterapkan untuk mengurangi 90 persen garam yang terkandung dalam suatu larutan atau air laut, hal ini dinyatakan oleh tim peneliti internasional dari China dan Amerika.

Air bersih untuk minum, mencuci, dan industri terdapat dalam jumlah yang terbatas dibeberapa Negara yang ada di dunia. Ketersediaannya di masa yang akan datang menjadi salah satu permasalahan dunia. Beberapa Negara menerapkan proses desalinasi air dengan menggunakan osmosis balik-yaitu proses yang menerapkan tekanan tinggi pada air melalui suatu membran yang hanya dapat dilewati oleh molekul air bukan molekul garamnya-atau ada juga yang menerapkan elektrodialisis yaitu proses yang menggunakan listrik untuk memisahkan ion-ion garam dari air melalui suatu membrane. Yang perlu di catat kedua proses diatas samasama mengkonsumsi energi yang tinggi.

Desalinasi air dapat dilakukan tanpa energi listrik atau tekanan yang tinggi dengan cara menggunakan sumber materi organic sebagai bahan bakar untuk mendesalinasi air, para peneliti melaporkan dalam jurnal Environmental Science and Technology.

Salah satu kendala yang dihadapi untuk proses desalinasi air adalah dibutuhkannya energi listrik yang cukup banyak, dan dengan menggunakan desalinasi sel mikroba kami secara nyata dapat mendesalinasi air sekaligus menghasilkan listrik pada saat kami mengambil material organic dari air limbah, kata Bruce Logan, Profesor Kappe dari Environmental Engineering, Penn State.

Tim tersebut memodifikasi mikroba fuel sel yaitu suatu alat yang mengunakan bakteri secara alami untuk mengubah air limbah menjdai air bersih dan listrik-sehingga alat ini dapat dipakai untuk desalinasi air laut.

Mikroba fuel sel terdiri dari dua bilik, satu bilik diisi dengan air limbah atau nutrien dan satunya diisi dengan air, setiap bilik terdapat elektroda. Secara alami bakteri yang terdapat dalam limbah akan mengkonsumsi material organic yang terdapat dalam limbah dan sekaligus meghasilkan arus listrik.

Dengan sedikit mengubah mikroba fuel sel yaitu dengan cara menambah bilik ketiga diantara dua bilik yang sudah ada dan meletakkan sejumlah membrane yang spesifik terhadap ionyaitu membrane yang dapat dilewati ion positif aja atau sebaliknya dan tidak dapat dilewati keduanya yang diletakkan diantara bilik pusat dan elektroda positif dan negative. Air yang mengandug garam kemudian diletakkan di bilik ini.Diterbitkan di: September 12, 2009 Updated: Oktober 04, 2010

Pati Dari Limbah Batang Pisangoleh: sukarto Pengarang : Marsin

Summar y rating: 2 stars

(4 Tinjauan)

Kunjungan : 60 kata:300

Pati Dari Limbah B

1. Batang pisang yang telah diambil buahnya segera dipotong menjadi bagian kecil-kecil. Selanjutnya dihancurkan dengan tambahan air bersih.Secara praktis dengan mengulang 3 kali ekstraksi, seluruh pati dari batang pisang sudah dapat dikeluarkan semuanya

2. Cairan keluar setiap kali disaring melalui saringan dengan mash sampai 70.Dengan metode ini pati yang da pat diperoleh sekitar 99 persen dari seluruh pati yang terkandung dalam batang pisang.

3.Pada tahap akhir cairan yang sudah bersih dari kotoran diendapkan ke dalam bejana tersendiri. Pati yang tebal yang terdapat di dasar bejana diencerkan dan dibiarkan di atas meja. Bagian pati yang encer akan jatuh terlebih dahulu dengan air pengencer. Pati dari hasil ini kemudian diletakkan lagi di atas meja untuk pencucian terakhir, pati diangkat dari meja dan dikeringkan untuk dibuat tepung.

4.Rendeman pati dari batang pisang sekita 2 sampai 4,8 persen bergantung varitas batang pisang. Batang pisang kaya akan kandungan mineral terutama kalori.Serta serat-serat hemiselulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak,serat dari hasil ini dapat dimanfaatkan untuk produksi pupuk.Diterbitkan di: September 20, 2010 Updated: Oktober 05, 2010

Pembuatan Biosurfaktan secara Biotransformasi dengan Limbah Cair Tahuoleh: infotech25 Pengarang : Sri Suratmi

Not yet rated Kunjungan : 11

kata:300

Pembuatan Biosu

Pembuatan biosurfaktan menggunakan limbah cair tahu (tofu whey) sebagai media secara biotransformasi oleh Pseudomonas fluorescens dengan variasi media telah dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum pembuatan biosurfaktan. Identifikasi, karakterisasi dan uji aktivitas sebagai zat pengemulsi dan aplikasi biosurfaktan yang diperoleh untuk degradasi senyawa aromatik juga ditentukan. Penentuan kondisi optimum dilakukan dengan memvariasikan media yang meliputi perlakuan awal dan komposisi media. Pengukuran kepadatan sel (Optical Density/OD), tegangan muka dan indeks emulsi dilakukan setiap hari selama 12 hari terhadap media fermentasi. Isolasi biosurfaktan dilakukan

dengan pengasaman media fermentasi dilanjutkan dengan ekstraksi menggunakan pelarut kloroform metanol. Identifikasi biosurfaktan berdasarkan analisa spektra UV- Vis dan FT-IR, kemudian dikarakterisasi, diuji aktivitasnya sebagai zat pengemulsi dan diaplikasikan untuk degradasi fenol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk pembuatan biosurfaktan adalah NBTWS dengan lama fermentasi selama 2 hari. Biosurfaktan yang telah dibuat selanjutnya disebut BioSflutofuwhey. Analisa spektra UV-Vis dan FT-IR menunjukkan bahwa BioSflutofuwhey merupakan rhamnolipida. BioSflutofuwhey mempunyai nilai konsentrasi kritik misel (KKM) 638,710 mg/L dengan tegangan muka sebesar 0,0545 N/m. Biosflutofuwhey terbukti menurunkan tegangan antarmuka dan membentuk emulsi dengan beberapa hidrokarbon, yaitu minyak sawit, minyak kedelai, minyak zaitun, minyak pelumas, minyak tanah, minyak diesel, parafin, n-pentana, n-heksana, benzena, benzaldehid, benzil klorida, anilin, anisaldehid dan toluen. Untuk aplikasi bioremediasi lingkungan BioSflutofuwhey terbukti efektif dalam degradasi fenol.Diterbitkan di: Oktober 16, 2010 Updated: Oktober 16, 2010

Pembuatan Biosurfaktan secara Biotransformasi dengan Limbah Cair Tahuoleh: infotech25 Pengarang : Sri Suratmi

Not yet rated Kunjungan : 11 kata:300

Pembuatan Biosu

Pembuatan biosurfaktan menggunakan limbah cair tahu (tofu whey) sebagai media secara biotransformasi oleh Pseudomonas fluorescens dengan variasi media telah dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum pembuatan biosurfaktan. Identifikasi, karakterisasi dan uji aktivitas sebagai zat pengemulsi dan aplikasi biosurfaktan yang diperoleh untuk degradasi senyawa aromatik juga ditentukan. Penentuan kondisi optimum dilakukan dengan memvariasikan media yang meliputi perlakuan awal dan komposisi media. Pengukuran kepadatan sel (Optical Density/OD), tegangan muka dan indeks emulsi dilakukan setiap hari selama 12 hari terhadap media fermentasi. Isolasi biosurfaktan dilakukan dengan pengasaman media fermentasi dilanjutkan dengan ekstraksi menggunakan pelarut kloroform metanol. Identifikasi biosurfaktan berdasarkan analisa spektra UV- Vis dan FT-IR, kemudian dikarakterisasi, diuji aktivitasnya sebagai zat pengemulsi dan diaplikasikan untuk degradasi fenol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk pembuatan biosurfaktan adalah NBTWS dengan lama fermentasi selama 2 hari. Biosurfaktan yang telah dibuat selanjutnya disebut BioSflutofuwhey. Analisa

spektra UV-Vis dan FT-IR menunjukkan bahwa BioSflutofuwhey merupakan rhamnolipida. BioSflutofuwhey mempunyai nilai konsentrasi kritik misel (KKM) 638,710 mg/L dengan tegangan muka sebesar 0,0545 N/m. Biosflutofuwhey terbukti menurunkan tegangan antarmuka dan membentuk emulsi dengan beberapa hidrokarbon, yaitu minyak sawit, minyak kedelai, minyak zaitun, minyak pelumas, minyak tanah, minyak diesel, parafin, n-pentana, n-heksana, benzena, benzaldehid, benzil klorida, anilin, anisaldehid dan toluen. Untuk aplikasi bioremediasi lingkungan BioSflutofuwhey terbukti efektif dalam degradasi fenol.Diterbitkan di: Oktober 16, 2010 Updated: Oktober 16, 2010

Top page > Pengelolaan Limbah Padat > Peran Lokasi Tanah urukan Pengelolaan dan Kegiatan Lokasi Penimbunan limbah Rencana Pemanfaatan Lokasi PaskaPenimbunan limbah

Peran Lokasi Penimbunan limbah

Pencegahan Polusi Sekunder

1. Peran Lokasi Penimbunan Limbah1) Tujuan penimbunan limbahTujuan pembuatan penimbunan limbah ialah menstabilkan limbah padat dan membuatnya menjadi bersih melalui penyimpanan limbah secara benar dan penggunaan fungsi metabolis alami yang benar.

2) Klasifikasi lokasi penimbunan limbah

3) Klasifikasi struktur penimbunan limbah

Lokasi penimbunan limbah digolongkan ke dalam 5 jenis menurut struktur sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 1. Dari segi mutu lindi dan gas yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah, baik metode penimbunan limbah semi-aerobik maupun aerobik yang dikehendaki.Tabel 1. Klasifikasi Struktur Penimbunan limbah Limbah padat harus ditimbun kedalam galian di area tanah datar atau lembah. Limbah berisi air dan dalam keadaan anaerobik. Penimbunan limbah anaerobik dengan penutup berbentuk "sandwich". Kondisi limbah padat sama dengan penimbunan limbah anaerobik. Memiliki sistem penampungan lindi di dasar lokasi penimbunan limbah. Sedangkan yang lainnya sama seperti penimbunan limbah saniter anaerobik. Kondisinya tetap anaerobik dan kadar air jauh lebih sedikit dibandingkan dengan penimbunan limbah saniter anaerobik. Saluran penampungan lindi lebih besar dari pada saluran penimbunan limbah saniter yang telah disempurnakan. Lubang saluran dikelilingi udara dan salurannya ditutupi batu yang telah dihancurkan kecil-kecil. Kadar air pada limbah padat kecil. Oksigen disediakan bagi limbah padat dari saluran penampungan lindi Di samping saluran penampungan lindi, pipa persediaan udara dipasang dan udara didorong agar memasuki limbah padat sehingga kondisinya menjadi lebih aerobik dibandingkan dengan penimbunan limbah semi-aerobik.

Penimbunan limbah anaerobik

Penimbunan limbah saniter anaerobik

Penimbunan limbah saniter anaerobik yang telah disempurnakan (penimbunan limbah saniter yang telah disempurnakan)

Penimbunan limbah semiaerobik

Penimbunan limbah aerobik

Gambar 1. Klasifikasi struktur penimbunan limbah

4) Struktur penimbunan limbah semi-aerobikSebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2, penimbunan limbah semiaerobik memungkinkan terjadinya proses masuknya udara melalui pipa penampung lindi yang dipasang di dasar penimbunan limbah, yang membantu memperbesar terjadinya proses aerobik, dan membuat bakteri aerobik menjadi aktif, serta mempercepat terjadinya dekomposisi limbah. Gambar 2. Jenis Penimbunan limbah dan Sistem Penampungan Lindi

Selanjutnya kegiatan ini akan membuat mutu dari lindi menjadi lebih baik dengan terjadinya penurunan kepekatan lindi, juga mengurangi terbentuknya gas berbahaya, yang seluruhnya dapat menimbulkan stabilisasi lokasi dari penimbunan limbah menjadi lebih cepat. Lihat Gambar 3. Gambar 3. Perubahan Kadar Kepekatan Lindi dalam BOD sesuai dengan jenis Penimbunan

5) Fasilitas lokasi penimbunan limbah saniter khususLokasi penimbunan limbah dapat melaksanakan fungsinya hanya apabila kita memiliki rancangan dan cara kerja yang baik. Rancangan yang baik dengan cara kerja yang buruk atau rancangan yang buruk dengan cara kerja yang baik tidak akan menimbulkan hasil yang baik. Lihat Gambar 4. Gambar 4. Ilustrasi konsep Lokasi Penimbunan limbah Sanitasi Khusus

Peran Lokasi Penimbunan limbah

Pencegahan Polusi Sekunder

Pengelolaan dan Kegiatan Lokasi Penimbunan limbah

Rencana Pemanfaatan Lokasi PaskaPenimbunan limbah

Top page > Pengelolaan Limbah Padat > Pencegahan Polusi Sekunder Pengelolaan dan Kegiatan Lokasi Penimbunan limbah Rencana Pemanfaatan Lokasi PaskaPenimbunan limbah

Peran Lokasi Penimbunan limbah

Pencegahan Polusi Sekunder

2. Pencegahan Polusi Sekunder1) Keadaan sekarang dan masa depan lokasi penimbunan limbahUmumnya orang tidak menghendaki lokasi penimbunan limbah dibuat dekat dengan tempat tinggal mereka karena hal ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup dan warga setempat. Dampak negatif demikian disebut "polusi sekunder" mengingat tujuan utama lokasi penimbunan limbah ialah menghindari polusi lingkungan hidup di daerah kota dengan membawa limbah dari daerah kota, dan menampungnya di lokasi penimbunan limbah yang baik. Meskipun demikian, lokasi penimbunan limbah merupakan fasilitas umum yang sangat diperlukan bagi setiap kota modern di dunia. Oleh karena itu, setiap kota perlu merencanakan dan merancang lokasi penimbunan limbah dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat . Guna membuat lokasi penimbunan limbah yang dapat diterima masyarakat setempat, polusi sekunder dan dampak buruk yang ditimbulkannya perlu diperkecil. Perlu juga untuk dirumuskan rencana pemakaian lokasi paska-penutupan dengan mempertimbangkan pendapat masyarakat setempat.

2) Polusi sekunder yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah(a) Pencemaran air

Lindi yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah, jika tidak diolah akan, mencemarkan sungai, laut dan air tanah.(b) Pembentukan gas

Gas utama yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah adalah metan, amonium, hidrogen sulfida, dan karbon dioksida.(c) Bau tak sedap

Ada dua jenis bau tak enak yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah. Pertama adalah bau yang ditimbulkan dari limbahnya sendiri, yang lainnya adalah gas yang ditimbulkan melalui dekomposisi limbah.

(d) Hama dan vektor

Limbah dapur cenderung menjadi sarang lalat, dan menarik tikus dan burung gagak.(e) Kebisingan dan getaran

Kendaraan angkutan limbah yang masuk dan peralatan penimbunan limbah dapat menjadi sumber kebisingan dan getaran.(f) Kebakaran

Kebakaran dapat terjadi secara spontan akibat pembentukan gas metan atau pemakaian bahan kimia. Kebakaran juga dapat disebabkan oleh para pemulung atau orang lain.

3) Pencegahan polusi sekunder dengan menggunakan tanah penutupJika kita ingin mencegah polusi sekunder dengan sempurna dengan mendirikan fasilitas pengolahan air limbah, misalnya, sejumlah besar uang dan teknologi tinggi diperlukan. Penggunaan tanah penutup, meskipun tidak sempurna dalam pencegahan polusi sekunder, dianjurkan karena cara ini ekonomis dan efektif. Bahan penutup seperti tanah harus digunakan untuk menutup limbah padat dengan cepat setelah diturunkan. Setelah penurunan limbah terakhir setiap hari, tanah penutup limbah harus dikumpulkan pada lerengan lapisan limbah yang harus diatur setiap hari. Aplikasi tanah penutup sebagaimana mestinya akan cukup banyak mengurangi polusi sekunder.

4) Efektifitas metode tanah penutupPenggunaan tanah penutup, akan memberi manfaat dan pengaruh sebagai berikut: (a) Pencegahan terjadinya penyebaran sampah (b) Pencegahan terjadinya bau tak sedap (c) Menyingkirkan hama dan vektor (d) Pencegahan kebakaran serta penyebarannya

(e) Penyempurnaan lansekap (f) Pengurangan pembentukan lindi Sebagaimana disebutkan di atas, aplikasi tanah penutup sangat efektif dalam pencegahan polusi lingkungan hidup. Bahan tanah penutup tidak perlu yang harus dibeli. Limbah tanah, limbah pembongkaran, atau limbah lama dapat digunakan sebagai tanah penutup.Pengelolaan dan Kegiatan Lokasi Penimbunan limbah Rencana Pemanfaatan Lokasi PaskaPenimbunan limbah

Peran Lokasi Penimbunan limbah

Pencegahan Polusi Sekunder

Top page > Pengelolaan Limbah Padat > Pengelolaan dan Kegiatan Lokasi Penimbunan limbah Pengelolaan dan Kegiatan Lokasi Penimbunan limbah Rencana Pemanfaatan Lokasi PaskaPenimbunan limbah

Peran Lokasi Penimbunan limbah

Pencegahan Polusi Sekunder

3. Pengelolaan dan Kegiatan Lokasi Penimbunan limbahHal yang penting diperhatikan ialah memelihara lokasi penimbunan limbah agar tetap bersih dan sehat, dan memperbesar kapasitas lokasi penimbunan limbah dengan operasi yang baik. Aktivitas pengelolaan dan operasi lokasi meliputi hal-hal berikut:(a) Analisa limbah

Periksa semua jenis limbah yang masuk. Jangan menerima limbah berbahaya jenis apapun. Buat catatan limbah yang masuk mengenai jenis dan banyaknya.

(b) Penimbunan limbah saniter

Membuat rencana kegiatan lokasi penimbunan limbah dimuka, dan ikuti rencana ini. "Merencanakan sebelum Operasi" sungguh penting bagi sanitasi lokasi penimbunan limbah.(c) Upaya pelestarian lingkungan hidup

Memantau linindi dan gas secara reguler, dan kontrol vektor.(d) Catatan Penimbunan limbah

Ukur dan buat catatan ketinggian lokasi penimbunan secara rutin, yang dapat berguna untuk memperkirakan kapasitas lokasi penimbunan yang masih ada. Sediakan semua bahan yang diperlukan.(e) Pengelolaan lokasi paska-penimbunan limbah

Bahkan setelah penyelesaian pembuatan lokasi penimbunan limbah, perlu dilanjutkan dengan pemantauan penurunan tanah dan polusi lingkungan hidup yang diakibatkan oleh lindi.Pengelolaan dan Kegiatan Lokasi Penimbunan limbah Rencana Pemanfaatan Lokasi PaskaPenimbunan limbah

Peran Lokasi Penimbunan limbah

Pencegahan Polusi Sekunder

4. Rencana Pemanfaatan Lokasi Paska-Penimbunan limbahKegiatan penimbunan limbah dapat dipertimbangkan sebagai langkah pembentukan tanah. Kegiatan penimbunan limbah harus dirancang sedemikian rupa sehingga mempercepat penggunaan kembali lokasi paska-penutupan, dan mempermudah pengelolaan lokasi paska-penutupan sebelum digunakan kembali. Karena pembuangan secara terbuka akan menciptakan tanah lempung, dan memerlukan waktu lebih lama sebelum pembentukan gas metan dan bau tak sedap hilang, metode pembuangan terbuka memerlukan waktu yang lama sebelum pemakaian kembali dimungkinkan, dan karenanya kegiatan ini

tidak dianjurkan. Berbagai faktor yang mempengaruhi permulaan penggunaan kembali penimbunan limbah paska-penutupan meliputi 1) kecepatan penurunan tanah, 2) mutu lindi, 3) mutu dan kadar gas, dan 4) suhu endapan limbah di lokasi penimbunan limbah paska-penutupan. Adalah sangat penting untuk menggunakan rencana penggunaan lokasi paska-penutupan ke dalam rancangan dan kegiatan lokasi penimbunan limbah.

Dasar-Dasar Teknologi PENGOLAHAN LIMBAH CAIRIndustri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair. Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan: 1. pengolahan secara fisika 2. pengolahan secara kimia 3. pengolahan secara biologi Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi. Pengolahan Secara Fisika Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahanbahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.Penapisan Pemisahan Cair - Padatan Presipitasi Klarifier Tipe konvensional Tipe resirkulasi berlumpur Tipe selimut lumpur Tipe pallet selimut lumpur Pemekatan Flotasi Filtrasi Filtrasi Filtrasi lambat Filtrasi cepat

Gambar 1. Skema Diagram Pengolahan Fisik Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening) dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation). Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa. Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut. Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal. Pengolahan Secara Kimia Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.Netralisasi Pengolahan Kimia - Fisik Koagulasi & Flokulasi Oksidasi dan/atau Reduksi Oksidasi kimia/reduksi Aerasi Elektrolisis Ozonisasi UV

Gambar 2. Skema Diagram pengolahan Kimiawi Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).

Penyisihan bahan-bahan organik beracun seperti fenol dan sianida pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya dengan klor (Cl2), kalsium permanganat, aerasi, ozon hidrogen peroksida. Pada dasarnya kita dapat memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan secara kimia, akan tetapi biaya pengolahan menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia. Pengolahan secara biologi Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya. Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: 1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor); 2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor). Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontakstabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan. Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari

di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja. Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain: 1. trickling filter 2. cakram biologi 3. filter terendam 4. reaktor fludisasi Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%-90%. Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis: 1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen; 2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen. Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l, proses anaerob menjadi lebih ekonomis.Pengolahan aerob Pengolahan Biologi Proses lumpur aktif Metode standar Aerasi Proses bebas bulki Saluran oksidasi Proses nitrifikasi dan denitrifikasi Pengolahan film biologi Lagoon Filter trikling Cakram biologi Aerasi kontak Proses filter biologi diaerasi Proses media unggun biologi Anaerobic treatment Pencerna anaerobi Proses UASB

Gambar 3. Skema Diagram pengolahan Biologi

Dalam prakteknya saat ini, teknologi pengolahan limbah cair mungkin tidak lagi sesederhana seperti dalam uraian di atas. Namun pada prinsipnya, semua limbah yang dihasilkan harus melalui beberapa langkah pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan atau kembali dimanfaatkan dalam proses produksi, dimana uraian di atas dapat dijadikan sebagai acuan. [DAW]

Pencemaran

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udaraoleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:

Pencemaran air Pencemaran udara Pencemaran tanah

Fashion - Rabu, 17 Maret 2010 | 09:47:05

Ampas Kelapa Penurun KolesterolAuthor: MD

Penyakit orang kaya, begitu biasanya jika disebut mengenai kolesterol. Kabarnya lebih banyak menyerang strata ekonomi menengah atas dan kabarnya juga obatnya pun mahal. Kadar kolesterol darah merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya penyakit jantung. Sebenarnya bukan soal kaya-nya, tetapi karena kebiasaan makan, gaya hidup dan ada kaitannya juga dengan keturunan menjadi penyebabnya. Telah lama diketahui bahwa kenaikan kadar kolesterol dapat dicegah dengan mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung senyawa galaktomanan. Kabar baiknya senyawa galaktomanan terkandung cukup banyak dalam ampas kelapa. Barang yang selama ini hanya dianggap sampah. Galaktomanan dari ampas kelapa dapat diisolasi dan telah diuji pada kelinci percobaan dalam mencegah kenaikan kadar kolesterol, tanpa memperlihatkan efek negatif bagi kelinci. Penelitian ini dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah memproduksi isolat galaktomana dari ampas kelapa. Tahap kedua membuat sediaan isolat galaktomana yang mudah dikonsumsi. Tahap ketiga menguji daya terima serta kemampuan menurunkan kadar kolesterol darah dari sediaan isolat galaktomanan pada subyek penelitian. Hasilnya cukup menggembirakan. Minuman ekstrak ampas kelapa ini mampu mempertahankan kadar HDL (high-density-lipoprotein) darah secara signifikan. Kondisi kesehatan subyek dari hasil pemeriksaan klinis tidak berubah dan tidak ada keluhan selama pengujian isolat, mereka menerima sediaan isolat galaktomanan yang dikemas untuk minuman. Saatnya untuk kembali menggunakan kelapa parut dengan tak menyisakan ampasnya sedikit pun.Daftarkan pengguna baru atau Masuk log jika sudah terdaftar sebelumnya

Azril anifDari Wikibooks Indonesia, sumber buku teks bebas berbahasa Indonesia Langsung ke: navigasi, cariArtikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikibooks.Perapian bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau mewikifisasi artikel. Setelah dirapikan, Anda boleh menghapus pesan ini.

APLIKASI TEKNOLOGI MEMBRAN PADA VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

Oleh : 1. Azril 2. Hanif Syahputra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa merupakan tanaman asli Indonesia. Kelapa tumbuh hampir di sepanjang pantai. Negara Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Bisa tumbuh subur pada ketinggian 0600 dpl, dengan temperatur rata-rata 25 0c, dan kelembaban 80-90 %. Daerah ini umumnya dilewati oleh garis khatulistiwa, sehingga beriklim tropis. Setelah namanya berubah menjadi minyak kelapa murni (virgin coconut oil, VCO), kini pamor minyak kelapa/ minyak kelentik kembali digemari oleh semua kalangan. Minyak kelapa murni dipercaya ampuh memberantas penyakit degeneratif, sebut saja, darah tinggi, stroke, diabetes melitus, juga berkhasiat untuk menghaluskan kulit, dan menghitamkan rambut. VCO adalah minyak kelapa yang diproses dari kelapa segar dengan atau tanpa pemanasan dan tidak melalui pemurnian dengan bahan kimia. Dibandingkan dengan minyak kelapa yang diolah secara tradisional, VCO memiliki keunggulan, yaitu kadar air dan asam lemak bebas rendah, tidak berwarna (bening), beraroma harum, dan daya simpan lebih lama. Dalam perkembangannya VCO telah dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi, kosmetik, dan pangan. Saat ini telah berkembang pengolahan VCO tanpa pemanasan dengan menggunakan minyak pancing sebagai starter. Dengan cara ini harus disediakan dahulu minyak pancing. Petani yang baru pertama kali mengolah VCO biasanya sulit memperoleh minyak pancing. Oleh karena itu, perlu dicari cara lain yang lebih mudah untuk memecahkan emulsi santan/krim melalui proses fermentasi tanpa menggunakan minyak pancing. Virgin Coconut Oil atau VCO adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa segar. Berbeda dengan minyak kelapa biasa, VCO dihasilkan tidak melalui penambahan bahan kimia atau pun proses yang melibatkan panas yang tinggi. Selain warna dan rasa yang berbeda, VCO mempunyai asam lemak yang tidak terhidrogenasi seperti pada minyak kelapa biasa. VCO menjadi populer karena manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan VCO mengandung banyak asam lemak rantai menengah (Medium Chain Fatty Acid/MCFA). Sifat MCFA yang mudah diserap sampai ke mitokondria akan meningkatkan metabolisme tubuh. Penambahan energi yang dihasilkan oleh metabolisme itu menghasilkan efek stimulasi dalam seluruh tubuh manusia sehingga meningkatkan tingkat energi yang dihasilkan. MCFA yang paling banyak terkandung dalam VCO adalah asam laurat (lauric acid). Manfaat

lain dari VCO diantaranya adalah peningkatan daya tahan terhadap penyakit serta mempercepat proses penyembuhan. Manfaat tersebut ditimbulkan dari peningkatan metabolisme dari penambahan energi yang dihasilkan, sehingga mengakibatkan sel-sel dalam tubuh bekerja lebih efisien. Mereka membentuk sel-sel baru serta mengganti sel-sel yang rusak dengan lebih cepat. VCO di dalam tubuh menghasilkan energi saja tidak seperti minyak sayur yang berakhir di dalam tubuh sebagai energi, kolestrol dan lemak. VCO memiliki harga jual yang jauh lebih mahal daripada harga minyak kelapa biasa, hal ini disebabkan masih kurangnya ketersediaan VCO serta berkaitan dengan manfaatnya yang besar bagi kesehatan. Harga VCO berada pada kisaran US$ 10-15 per liter, ditambah dengan harga bahan baku yang murah dan berlimpah serta proses yang relatih mudah membuat investasi di bidang ini sangat menarik. 1.2 Tujuan Permasalahan Tujuan utama pada pemasalahan ini adalah untuk mengetahui aplikasi teknologi membran pada pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) termasuk jenis tanaman palma yang memiliki multi fungsi karena hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan. Tanaman ini banyak dijumpai di Indonesia yang merupakan penghasil kopra terbesar kedua di dunia, sesudah Phillipina. Usaha budidaya tanaman kelapa melalui perkebunan terutama dilakukan untuk memproduksi minyak kelapa yang berasal dari daging buahnya dengan hasil samping berupa ampas kelapa (Hamid, 1999). Pada proses pembuatan minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil), daging kelapa segar yang telah diparut kemudian dikeringkan dan dipres hingga minyaknya terpisah. Hasil samping dari proses pembuatan minyak kelapa murni ini adalah ampas kelapa. Ampas kelapa hasil samping pembuatan minyak kelapa murni masih memiliki kandungan protein yang cukup tinggi (Sardjono, 1989). VCO adalah minyak kelapa yang diproses dari kelapa segar dengan atau tanpa pemanasan dan tidak melalui pemurnian dengan bahan kimia. Dibandingkan dengan minyak kelapa yang diolah secara tradisional, VCO memiliki keunggulan, yaitu kadar air dan asam lemak bebas rendah, tidak berwarna (bening), beraroma harum, dan

daya simpan lebih lama (Timoti, 2005). Saat ini telah berkembang pengolahan VCO tanpa pemanasan dengan menggunakan minyak pancing sebagai starter. Dengan cara ini harus disediakan dahulu minyak pancing. Petani yang baru pertama kali mengolah VCO biasanya sulit memperoleh minyak pancing. Oleh karena itu, perlu dicari cara lain yang lebih mudah untuk memecahkan emulsi santan/ krim melalui proses fermentasi tanpa menggunakan minyak pancing (Elfianus, 2008).

BAB III DESKRIPSI PROSES 3.1 Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) adalah buah kelapa (Cocos nucifera) yang berumur 11 12 bulan dengan kulit sabut berwarna cokelat. Jenis buah kelapa yang digunakan berasal dari jenis kelapa dalam dengan varietas berdaging tebal atau jenis hibrida lokal. Varietas ini memiliki kadar air yang lebih sedikit dibanding varietas buah kelapa lainnya serta menghasilkan minyak lebih banyak. Ketuaan serta varietas kelapa harus diperhatikan karena berpengaruh terhadap kualitas minyak yang dihasilkan. Buah kelapa terdiri dari beberapa bagian, yaitu kulit luar (epicarp), sabut (mesocarp), tempurung (endocarp), kulit daging buah (testa), daging buah (endosperm), air kelapa dan lembaga. Bagian yang menghasilkan VCO adalah daging buahnya. Selain daging buah, bagian kelapa yang lainnya berguna untuk hal yang lain. Contoh, ampas daging buah yang sudah diambil minyaknya berguna sebagai bahan baku pembuatan makanan (untuk kue, dan sebagainya) dapat juga digunakan sebagai bahan baku pangan ternak. 3.2 Proses Pengolahan VCO Konvensional Proses-proses konvensional pengolahan VCO yang banyak ditemukan diantaranya adalah: 1) Fermentasi Buah kelapa yang telah diparut diberi air, kemudian parutan daging diperas. Santan yang dihasilkan disaring dan ditampung dalam wadah transparan lalu ditutup dan didiamkan. Satu jam berselang krim yang terbentuk dipisahkan dari air. Setelah ditambahkan mikroba dan diaduk, krim didiamkan selama 10 jam hingga menghasilkan minyak. Mikroba membantu penggumpalan protein agar terpisah dengan minyak. Gambar 3.1 Skema pembuatan VCO dengan cara fermentasi 2) Sentrifugasi Pengolahan awalnya sama dengan cara fermentasi, hanya berbeda pada teknik pengambilan minyaknya. Buah kelapa yang telah diparut diberi air kemudian parutan dagingnya diperas. Setelah dihasilkan santan, kemudian disaring dan ditampung dalam wadah. Proses selanjutnya, santan disentrifugasi sehingga menghasilkan tiga lapisan, yaitu lapisan protein, air

serta minyak. Terbentuknya ketiga lapisan tersebut meruipakan pemanfaatan beda berat jenis komponen dalam santan. Lapisan paling atas yang berupa minyak merupakan produk hasil yang diinginkan yaitu VCO.

Gambar 3.2 Skema pembuatan VCO dengan cara sentrifugasi 3) Metode basah Metode ini paling sederhana dan sekarang hampir tidak dilakukan lagi untuk tujuan komersial. Kelapa dipilih yang tua, daging buah dipisahkan dari tempurung, diparut, diperas dengan tangan atau alat sampai santan menjadi encer sekali. Santan didiamkan, diambil bagian kental di sebelah atas setelah didiamkan beberapa jam sampai ada yang mendiamkan 2 3 hari. Bagian kental atau padat ini kemudian digoreng dengan api kecil untuk menguapkan airnya. Setelah air menguap habis penggorengan dihentikan. Bagian padat dipisahkan dengan disaring.

Bagian padat ini dinamakan blondo yang dapat digunakan untuk berbagai campuran makanan (rendang, gudeg, roti dan kue, dodol, dll.). Minyak dikemas dalam botol dan bisa digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga si pembuat. Hasilnya sangat bergantung padafermentasi alamnya. Makin lama didiamkan untuk mengurangi kadar air, hasilnya juga makin bias. Terutama blondo seringkali berbau busuk demikian pula minyak kelapanya. Untuk menghindari ini, petani biasanya hanya mendiamkan beberapa jam langsung dibuat minyak. Akibatnya kandungan air masih tinggi dan pemanasan minyak jadi lama. Dengan cara ini minyak yang didapat meskipun tanpa pemanasan (minyak pertama diambil terlebih dahulu), penulis tidak sarankan untuk dikonsumsi sebagai vico. Karena pembuatannya tidak sehat (Diperam terlampau lama, sehingga memungkinkan kontaminan lebih banyak). 4) Metode dingin dan segar Metode dingin dan segar yaitu dengan memilih kelapa secara khusus. Buah kelapa segar dipilih dari pohon cukup tua dan kelapa yang benar-benar cukup tua bila dibuat bibit. Setelah dipanen, kelapa dibiarkan ditempat teduh selama dua minggu atau satu bulan. Maksudnya agar ensim pembentuk minyak segera terbentuk dan nantinya memisahkan minyak dari bagian kasar dan padat. Setelah didiamkan, kelapa diparut kemudian diperas tanpa ditambah air sama sekali terlebih dahulu. Hasil perasan pertama didiamkan sekitar tiga sampai lima jam. Akan segera terbentuk tiga lapisan, air paling bawah, bagian padat berwarna putih dan paling atas adalah minyak. Demikian pula ampas perasan kedua dan selanjutnya yang ditambahkan air matang, juga didiamkan dengan cara yang sama. Akan terbentuk tiga lapisan yang sama yang dapat segera dipisahkan. Cara ini sungguh pembuatan vico yang paling sempurna. Prosesnya benar-benar dingin, bersih dan sekaligus sehat. Vico yang diperoleh secara ini memiliki nilai yang tinggi dan nyaris sempurna. Hanya yang terakhir ini mengharuskan pemilihan buah yang sempurna.

BAB IV PROSES MEMBRAN Proses pemisahan VCO dari larutan santan dilakukan dengan menggunakan ultrafiltrasi dan reverse osmosis. Keduanya merupakan teknik pemisahan yang menggunakan membran sebagai komponen utamanya. Ultrafiltrasi digunakan untuk memisahkan protein dari air dan minyak sedangkan reverse osmosis berperan dalam pemisahan minyak (asam lemak) sebagai produk dari air yang merupakan pelarutnya. Proses ultrafiltrasi dan reverse osmosis mempunyai spesifikasi tersendiri baik dari segi material maupun fenomena perpindahannya. 4.1 Pengetahuan Tentang Membran Membran didifinisikan sebagai lapisan tipis (film) yang berada diantara dua fasa dan berfungsi sebagai pemisah yang sangat selektif. Pemisahan pada membran bekerja berdasarkan perbedaan koefisisn difusi, perbedaan potensial listrik, perbedaan tekanan, atau perbedaan konsentrasi. Iptek membran mampu menyajikan air dengan mutu yang bermacam-macam. Dalam aplikasinya, membran biasanya digunakan dalam bentuk modulmodul yang merupakan satuan unit terkecil dari proses membran. Konfigurasi modul secara umum dapat dibedakan menjadi konfigurasi membran tubular dan membran datar. Dua modul membran yang paling umum dijumpai dipasaran adalah hollow fiber (kapiler) dan spiral wound. Bentuk modul lainnnya adalah plate&frame, tubular, rotary module, vibrating modul, dan modul vorteks dean. Proses-proses dalam membran dapat diklasifikasikan berdasarkan gaya dorongnya (Driving Force). Proses Mikrofiltrasi (MF), Ultrafiltrasi (UF), Nanofiltrasi (NF), dan Reverse Osmosis (RO) menggunakan perbedaan tekanan sebagai gaya dorongnya. a) Mikrofiltrasi Mikrofiltrasi merupakan pemisahan partikel berukuran mikron atau submikron. Baik mikrofiltrasi maupun ultrafiltrasi merupakan proses pemisahan dengan mekanisme penyaringan, yaitu memisahkan spesi tertentu dari yang lain berdasarkan ukuran dan digunakan baik untuk penyaringan udara maupun cairan. Mikrofiltrasi mencakup diameter pori antara 0,1 sampai 10 . Pada industri dapat digunakan untuk sterilsasi, yaitu memisahkan mikroorganisme hidup seperti bakteri atau sel ragi dari larutan encer. Karena membran mikrofiltrasi mempunyai pori yang relatif besar maka ketahanan terhadap tekanan relatif kecil dan sebagai gaya penggerak cukup digunakan tekanan rendah. b) Ultrafiltrasi Ultrafiltrasi (UF) juga merupakan untuk memisahkan atau memekatkan larutam yang mengandung koloid dan bahan berberat molekul tinggi.. Pori pori membran ultrafiltrasi yang halus mempunyai ukuran beberapa puluh angstrom. Sesuai dengan ukuran pori membran, pada industri karet, ultrafiltrasi digunakan untuk pemekatan lateks encer dengan kadar padatan 0,5% sampai 2,5%. Pada kondisi ideal partikel partikel lateks dengan ukuran antara 0,05 sampai 0,5 secra keseluruhan dapat ditolak oleh membran ultrafiltrasi dan diperoleh permeabilitas yang tinggi. Pada ultrafiltrasi dapat terjadi penurunan permeabilitas karena gejala-gejala berikut ini : a. Zat terlarut teradsorpsi pada permukaan membran dan pori porinya (adsorpsi primer). b. Zat terlarut tetahan didalam pori (blocking). c. Zat terlarut secara mekanik tertahan pada bagian atas membran (saringan).

c) Nanofiltrasi Nanofiltrasi (NF) atau pelunakan membran merupakan teknologi muda. Nano berarti sepermilyar, menunjukkan ukuran porinya. Nanofilter ialah membran bertekanan sangat rendah, hanya melewatkan partikel di bawah 1 nanometer (10-3 mikron), berciri membran RO dan UF. d) Reverse Osmosis Reverse Osmosis (RO) merupakan proses yang didorong tekanan, menahan semua ion, melepaskan/meloloskan air. Pemompaan bertekanan melebihi tekanan osmosis larutan garam terhadap membran semi permeabel. Proses yang lebih tepat disebut dengan piezoosmosis ini juga praktis untuk menghilangkan zat organik. Kontaminan yang lain pun, semisal bakteri, pirogen dan koloid tertahan oleh struktur pori yang berfungsi sebagai penyaring. 4.2 Karakteristik Produk Virgin Coconut Oil (VCO) sering disebut juga sebagai minyak kelapa murni. Penyebutan nama pada minyak kelapa jenis ini dengan penambahan atribut murni mengindikasikan terdapatnya beberapa perbedaan pada penampakan, sifat fisik, dan prinsip proses pengolahannya terhadap jenis minyak kelapa biasa. Warna minyak kelapa murni ini relatif lebih bening dan tak berwarna apabila dibandingkan dengan minyak kelapa biasa. Kadar air dalam minyak kelapa murni yang rendah menyebabkan minyak ini tidak mudah berbau tengik. Kandungan kimiawi yang berbeda dengan minyak kelapa biasa, menyebabkan sifat khas dari minyak kelapa murni. Hal ini disebabkan kandungan asam lemak jenuh (rantai pendek dan medium) yang tinggi. Asam lemak jenuh ini memiliki potensi kegunaan yang sangat besar baik bagi dunia kesehatan, industri farmasi, kosmetika maupun sebagai pendukung industri pangan. Karena tidak menggunakan pemanasan yang tinggi, maka kandungan asam lemak trans menjadi tidak ada, sedangkan kandungan asam laurat yang tinggi menyebabkan VCO bersifat anti bakteri. Komoditas VCO masih belum terpublikasikan secara luas sehingga standar produknya masih belum dikenal umum seperti minyak kelapa biasa. Pada Gambar 2.2, dapat dilihat salah satu contoh produk VCO. Kemudian pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 dapat dilihat komposisi kandungan kimia yang ada pada VCO serta standar mutu VCO dari berbagai sumber. Tabel 2.1 Komposisi kandungan kimia VCO

Tabel 2.2 Standar mutu VCO

4.3 Potensi Aplikasi Teknologi Membran Proses inti pada pembuatan VCO terletak pada pemisahan minyak dari air dan protein. Pada berbagai proses, pemisahan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan berat jenis minyak yang lebih ringan. Akan tetapi cara tersebut mempunyai kendala yaitu waktu yang lama (pada cara fermentasi) serta kesulitan dalam kemurnian produk (pada cara sentrifugasi, karena pemisahan dilakukan dengan cara dekantasi). Berkembangnya teknologi membran memberikan alternatif proses lain pada produksi VCO. Dengan memanfaatkan besar molekul, kendala pemisahan, diantaranya waktu yang lama serta kemurnian produk pada proses lain, dapat dihindari. Proses produksi VCO dengan memakai teknologi membran yang diusulkan adalah sebagai berikut: 1) Pemisahan daging buah dan

tempurung Buah kelapa yang digunakan hendaknya cukup tua. Daging buah kelapa dipisahkan dari tempurungnya dengan menggunakan linggis. 2) Pemarutan Pemarutan ini berfungsi untuk memperkecil ukuran dan merusak sel-sel daging buah kelapa agar minyaknya mudah dikeluarkan. 3) Pemerasan Parutan kelapa diperas untuk mendapatkan santannya. Minyak dapat dikeluarkan dari buah kelapa dengan membentuk emulsi santan dengan air. 4) Penyaringan Untuk memisahkan santan yang dihasilkan dengan cake (parutan kelapa yang sudah diperas). 5) Pemisahan Dilakukan secara dua tahap yaitu: a) Ultrafiltrasi, untuk memisahkan protein dari air dan minyak. b) Reverse osmosis, untuk memisahkan minyak dari air.

Gambar 3.3 Skema pembuatan VCO dengan aplikasi teknologi membran

4.4 Karakteristik dan Metoda Karakterisasi Membran a) Ultrafiltrasi Spesifikasi ultrafiltrasi yang akan digunakan untuk pemisahan protein dari air dan minyak dalam produksi VCO, adalah sebagai berikut: Membran : asimetrik porous Ketebalan : 150 m Ukuran pori : 2 nm Driving force : tekanan (5 bar) Prinsip pemisahan : sieving mechanism Material membran : polysulfone b) Reverse Osmosis Spesifikasi reverse osmosis yang akan digunakan untuk pemisahan asam lemak dari air dalam produksi VCO, adalah sebagai berikut: Membran : asimetrik Ketebalan : sublayer = 150 mm; toplayer = 1mm Ukuran pori : < 2 nm Driving force : tekanan (20 bar) Prinsip pemisahan : solution diffusion Material membran : cellulose triacetate VCO mengandung molekul organik asam laurat sebagai komponen utama dengan Mr sekitar 100, sedangkan perkiraan dimensi molekul sebesar 0,5 nm. Berdasarkan data tersebut diperkirakan

membran yang diperlukan adalah sebesar 0,4 nm atau 4 Angstrom (besar molekul air adalah 0,2 nm, sehingga pori membran tidak lebih kecil dari 0,2 nm). c) Metoda Karakterisasi Membran Beberapa metoda karakterisasi membran porous diantaranya adalah: a) Gas adsorption-desorption b) Thermoporometry c) Permporometry d) Liquid displacement e) Solute rejection measurements Karakterisasi ini diperlukan untuk mengukur ukuran membran apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan atau belum. Karakterisasi membran untuk ultrafiltrasi dan reverse osmosis pada proses ini dilakukan dengan metode solute rejection measurements (pengukuran rejeksi solut). 4.5 Kegunaan VCO Minyak Kelapa (Cocus nucifera) adalah minyak yang paling sehat dan paling aman dibandingkan dengan minyak goreng golongan Minyak Sayur seperti Minyak Jagung, Minyak Kedele, Minyak Biji Bunga Matahari dan Canola. Virgin Coconut Oil atau VCO merupakan minyak kelapa yang diperoleh dengan tidak melibatkan bahan kimia ataupun panas yang tinggi. Banyaknya manfaat VCO disebabkan oleh tingginya kandungan asam lemak jenuh yang tinggi (90%-w). Asam lemak yang bersifat jenuh ini mengakibatkan tidak mudahnya asam lemak ini untuk teroksidasi oleh radikal bebas. Asam lemak yang teroksidasi oleh radikal bebas mengakibatkan terbentuknya LDL kolesterol teroksidasi yang dapat menyumbat pembuluh darah. Seperti yang diketahui bahwa komposisi asam lemak jenuh terdiri dari asam lemak jenuh berantai rendah, medium dan panjang. Asam lemak jenuh berantai rendah dan medium memiliki sifat antimikrobial dan menunjang sistem kekebalan tubuh sehingga dapat menjaga tubuh kita dari virus, jamur dan bakteri patogen lainnya. VCO dapat dibuktikan bermanfaat dalam pengobatan berbagai jenis penyakit berbahaya seperti kanker dan HIV/ AIDS, karena di dalam coconut oil terdapat kandungan senyawa penting yaitu Medium Triglyceride Chain (MTC) yang dapat berperan sebagai zat aktif penyerang penyakit. Zat ini sebenarnya dihasilkan secara alami oleh kelenjar manusia guna membentuk sistem pertahanan tubuh. Selain itu juga VCO mempunyai kandungan MCFA (Medium Chain Fatty Acid) yang merangsang pembentukan kolesterol baik di dalam tubuh. Bila minyak ini digunakan sebagai minyak goreng, akan mengurangi resiko penumpukan kolesterol di dalam darah yang bisa menjadi penyebab penyakit obesitas serta jantung. Berikut ini adalah daftar manfaat VCO bagi kesehatan yang banyak dipublikasikan oleh banyak peneliti di dunia: a) Menambah sistem kekebalan tubuh b) Membantu mencegah infeksi bakteri, virus dan jamur c) Mengurangi bahaya kanker d) Membantu mengendalikan diabetes e) Membantu menghilangkan batu ginjal f) Mengurangi resiko atherosclerosis dan serangan jantung g) Memperbaiki pencernaan dan penyerapan makanan h) Menjaga kulit lembut dan halus i) Sebagai carrier oil yang baik untuk aromaterapi

4.6 Jenis membran Membran didifinisikan sebagai lapisan tipis (film) yang berada diantara dua fasa dan berfungsi sebagai pemisah yang sangat selektif. Pemisahan pada membran bekerja berdasarkan perbedaan koefisisn difusi, perbedaan potensial listrik, perbedaan tekanan, atau perbedaan konsentrasi. Iptek membran mampu menyajikan air dengan mutu yang bermacammacam. Dalam aplikasinya, membran biasanya digunakan dalam bentuk modul-modul yang merupakan satuan unit terkecil dari proses membran. Konfigurasi modul secara umum dapat dibedakan menjadi konfigurasi membran tubular dan membran datar. Dua modul membran yang paling umum dijumpai dipasaran adalah hollow fiber (kapiler) dan spiral wound. Bentuk modul lainnnya adalah plate&frame, tubular, rotary module, vibrating modul, dan modul vorteks dean.

Gbr 1. Type modul membran (a) Spiral Wound dan (b) Hollow Fiber Proses-proses dalam membran dapat diklasifikasikan berdasarkan gaya dorongnya (Driving Force). Proses Mikrofiltrasi (MF), Ultrafiltrasi (UF), Nanofiltrasi (NF), dan Reverse Osmosis (RO) menggunakan perbedaan tekanan sebagai gaya dorongnya. Proses membran lainnya menggunakan perbedaan konsentrasi (pemisah gas, pervaporasi, membran cair dialisis), perbedaan suhu (membran distilasi, termo-osmosis), dan perbedaan potensial listrik (elektrodialisis) sebagai gaya dorongnya. Membran asimetris dapat dibedakan menjadi membran asimetris integral dan dan membran asimetris komposit.

Gbr 2. Struktur membran simetris dan asimetris 4.7 Modul membran Dalam aplikasinya, membran biasanya digunakan dalam bentuk modul-modul yang merupakan satuan unit terkecil dari proses membran. Konfigurasi modul secara umum dapat dibedakan menjadi konfigurasi membran tubular dan membran datar. Dua modul membran yang paling umum dijumpai dipasaran adalah hollow fiber (kapiler) dan spiral wound. Bentuk modul lainnnya adalah plate&frame, tubular. Plate and Frame module Tubular ModuleGbr 3. Plat and Frame Module Gbr 4. Turbular Module Spiral Wound Module Gbr 5. Spiral-Wound Module Hollow Fibre Module Gbr 6. Hollow-Fibre Module

4.8 Keuntungan dan kerugian modul membran Modul Keuntungan Kerugian Plate and Frame -

Sangat kompak (rapat) - - Biaya rendah untuk penggantian membran. - Memerlukan filtrasi awal - Penggantian membran agak sukar. Tubular - Mudah dibersihkan - Tidak perlu filtrasi awal - Biaya penyediaan tinggi - Memerlukan energi besar Spiral Wound - Kompak (rapat) - Biaya penyediaan tinggi - Memerlukan filtrasi awal Hollow fiber - Sangat kompak (rapat) - Biaya penyediaan rendah. - Memerlukan filtrasi awal. Tabel 1. Keuntungan dan kerugian modul membran 4.9 Proses penyaringan Proses-proses dalam membran dapat diklasifikasikan berdasarkan gaya dorongnya (Driving Force). Proses Mikrofiltrasi (MF), Ultrafiltrasi (UF), Nanofiltrasi (NF), dan Reverse Osmosis (RO) menggunakan perbedaan tekanan sebagai gaya dorongnya. Proses membran lainnya menggunakan perbedaan konsentrasi (pemisah gas, pervaporasi, membran cair dialisis), perbedaan suhu (membran distilasi, termo-osmosis), dan perbedaan potensial listrik (elektrodialisis) sebagai gaya dorongnya. BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut: 1) Aplikasi teknologi membran pada produksi Virgin Coconut Oil (VCO) dapat diimplementasikan. 2) Konfigurasi sistem yang dipakai adalah ultrafiltrasi dengan modul plat & frame serta pola aliran dead-end untuk menghilangkan protein, disambung dengan reverse osmosis yang memakai modul hollow fiber dan pola aliran cross flow untuk menghasilkan VCO dari air. 3) Proses konvensional pengolahan VCO yang banyak ditemukan yaitu fermentasi dan sentrifugasi. 4) Ultrafiltrasi digunakan untuk memisahkan protein dari air dan minyak sedangkan reverse osmosis berperan dalam pemisahan minyak (asam lemak) sebagai produk dari air yang merupakan pelarutnya. 5) Spesifikasi produk VCO yang dihasilkan sesuai dengan standar yang diperlukan. 6) Produksi VCO dengan memakai teknologi membran sangat ideal karena tidak melibatkan energi panas yang dapat merusak kualitas VCO. 7) Harga VCO yang dihasilkan sangat bergantung dengan harga instalasi ultrafiltrasi dan reverse osmosis yang digunakan. 8) Proses-proses dalam membran dapat diklasifikasikan berdasarkan gaya dorongnya (Driving Force) Proses Mikrofiltrasi (MF), Ultrafiltrasi (UF), Nanofiltrasi (NF), dan Reverse Osmosis (RO) menggunakan perbedaan tekanan sebagai gaya dorongnya. 9) Manfaat VCO bagi kesehatan yang banyak dipublikasikan oleh banyak peneliti di dunia antara lain menambah sistem kekebalan tubuh, membantu mencegah infeksi bakteri, virus dan jamur, mengurangi bahaya kanker, membantu mengendalikan diabetes.

DAFTAR PUSTAKA Anonim1. 2006. Pengetahuan Tentang Membran. www.membranes.com [6 Januari 2010] Anonim2. 2005. Pengolahan Virgin Coconut Oil. http://www.ipteknet.id [6 Januari 2010] Rindengan, B, H. Novarianto. 2002. Pembuatan & Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni. Penebar Swadaya, Depok Setiyaji, B, S. Prayogo. 2002. Membuat VCO Berkualitas Tinggi. Penebar Swadaya, Depok. Elfianus, Goniwala. 2008. Teknik Pengolahan Virgin Coconut Oil Menggunakan Ragi Tape. Buletin Teknik Pertanian IPB, Bogor. Timoti, Hana. 2005. Aplikasi Teknologi Membran Pada Pembuatan Virgin Coconut Oil. PT. Nawapanca Adhi Cipta, Jakarta. Hamid, Helmi, T. Purwadaria, T. Haryati dan A.P. Sinurat. 1999. Perubahan Nilai Bilangan Peroksida Bungkil Kelapa Dalam Proses Penyimpanan Dan Fermentasi. Bina Rupa Aksara, Jakarta. Sardjono, D. Wibowo; S. Margino dan S.R. Endang. 1989. Mikrobiologi Pangan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.