Lima Peristiwa Beriman Bunda Maria untuk doa Rosario
Click here to load reader
-
Upload
yr-widadaprayitna -
Category
Documents
-
view
2.103 -
download
2
Transcript of Lima Peristiwa Beriman Bunda Maria untuk doa Rosario
1
Bunda Maria, sampaikan kepada Yesus, supaya dibawa
kepada Bapa, bahwa kami bersyukur atas anugerah istimewa : kau
Maria, jadi ibu kami. Siapakah kami ini, orang-orang berdosa jaman
ini, namun Bunda tetap menerima, mencintai, membimbing kami.
Bantu kami ibu, untuk berani beriman sepertimu. Berani bersaksi
seperti anakmu Yesus, dan Yohanes. Agar dunia dan sesama
mengenal dan mengakui, bahwa Bapa mengasihi dan
menyelenggarakan hidup ini. Jangan sampai kami egois dan
serakah, memikir kebutuhan diri sendiri. Dunia ini cukup untuk
semua ciptaan di muka bumi ini, asal, setiap orang merasa hanya
perlu « rejeki cukup untuk hari ini» Amin.
Peristiwa Iman Santa Maria
Santa Maria memperoleh kasih karunia, saat malaikat
berkata: “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki… Ia akan disebut Anak Allah!” (Luk
1:31-32) Atas karunia tersebut St Maria mengimani, dan
mengamini: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut
perkataanmu itu!” = Fiat Voluntas tua! (Luk 1: 38)
Dari iman dan amin St Maria itu, 2 (dua) kali ia memperoleh
pujian langsung. Pertama, dari St Elizabeth saudarinya. Katanya:
“Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah
buah rahimmu!” (Luk 1:42) Maria menanggapinya dengan pujian.
Yang kedua, dari para gembala, ketika Maria dijumpai oleh para
gembala, yang bercerita tentang “apa yang telah dikatakan kepada
mereka tentang Anak itu.” Maria menyimpan di dalam hatinya. (Luk
2:16-19). Dua kali pula memperoleh pujian tidak langsung. Yakni
dari Simeon yang siap mati setelah ia melihat Putra Maria. Yang
kedua, dari seorang ibu yang berkata “Berbahagialah ibu yang telah
mengandung Engkau, dan susu yang telah menyusui Engkau!” (Luk
11:27)
Selebihnya, karunia Tuhan dan iman St Maria adalah
tantangan. Setidaknya ada 5 tantangan dan tantingan iman St
Maria. Inilah yang akan kita renungkan dalam doa Rosario kali ini:
menjadi Lima Peristiwa Iman St Maria.
2
1. Peristiwa pertama:
Santa Maria harus ke Betlekem di saat hamil tua.
St Yusuf menerima perintah kaisar Agustus untuk
meninggalkan Nazaret (di Galilela, ke Yudea,) ke kota Daud,
bernama Betlekem. (Luk 2: 1-14).
Bagi Maria beriman berarti berani bertindak melawan
kebiasaan orang demi keyakinan imannya. Kebiasaan orang hamil
tua: bermanja, disayang, banyak istirahat, tidur dan tiduran. Ia
justru berjalan 2 hari dari Nazaret menuju Betlekem. Tanpa janji
dan jaminan serta kepastian, ia menempuh perjalanan itu di atas
keledai, bersama Yosef yang menuntunnya. Juga kebiasaan
melahirkan di tempat yang penuh kehangatan manusia. Ia justru
melahirkan putra Allah di kehangatan hewani, di kandang.
Santa Maria Bunda kami, ajari kami meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan kami yang terpuji, mencari kenyamanan,
keamanan dan kehangatan sesama saudara seagama. Dan demi
iman kepada Tuhan, pergi ke tanah perutusan kami masing-masing,
sebagaimana Tuhan kehendaki. Sampaikan kepada Yesus Puteramu,
agar iman kami ditumbuhkan sehingga peka pada panggilan Bapa
atas hidup kami, kini dan di sini.
2. Peristiwa kedua:
Santa Maria harus lari ke Mesir, demi buah hati yang
masih merah darah.
Santa Maria mengimani bahwa Tuhan memerintahkan
melalui mimpi Yusuf: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibuNya,
larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman
kepadamu, karena Herodes akan mencari anak itu untuk
membunuh Dia. (Mat 2:13-15)
Meskipun tidak jelas benar, karena –hanya- lewat mimpi,
dan mimpi pun, mimpi suami-nya Yusuf- Santa Maria
meyakininya. Seluruh keluarga harus lari, mengungsi ke Mesir.
Ke tempat yang jauh dan asing, sampai waktu yang tidak pasti.
Keyakinan ini mengoyak kebahagiaan keluarga muda ini, yang
dikelilingi kasih orang-orang lain yang mengenalnya. Bagi Bunda
Maria, kebahagiaan seorang beriman terletak dalam melaksnakan
dengan gembira perutusannya berdasar pada apa yang diimaninya,
apa pun resikonya. Semua itu dijalaninya bersama “teman”
perutusan yang dikaruniakan kepadanya, Yosef dan Yesus. Apa
jaminannya? Iman dan amin di hati bersama teman seperutusan.
Bunda Maria, mohonkan kepada Yesus agar kami boleh
punya keyakinan perutusan yang kuat dalam mengimani rencana
Allah, menemukan dan mengamini teman perutusan kami. Yesus,
tolong sampaikan ke Bapa, agar kami menjalani dengan gembira
hati, panggilan perutusan Tuhan dalam hidup sehari-hari kami.
3. Peristiwa ketiga:
Santa Maria menerima ramalan yang menakutkan
Di hari bahagia keluarga, mempersembahkan putranya
kepada Tuhan, Bunda Maria menerima nubuat Simeon:
“Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau
membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu
tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan
menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati
banyak orang (Luk 2: 34-35)
Di tengah kegembiraan hati, penuh kebanggaan,
mempersembahkan anak tercinta, bunda Maria diberi nubuat,
suatu ramalan yang berbau negatif: jiwanya akan ditembus
3
pedang. Meskipun, masih serba gelap, namun ramalan itu terasa
menyesakkan hati, menghantui hidupnya. Dan justru di sinilah
kelebihan dan kekuatan iman Bunda Maria. Ia tak tergoyahkan
oleh kata orang, kata dunia, berkat atau kutuk. Ia tekun dan setia,
menjalani panggilan perutusannya: mendidik putranya, Anak
Allah, dengan kasih, iman dan harapan.
Bunda Maria, sampaikan kepada Yesus Sang Putra, agar doa
kami ini dibawa kepada Bapa. Agar kami diajari teguh dalam iman,
utuh dalam cinta, penuh dalam harapan, apa pun kata orang, kata
dunia terhadap kami. Semoga kami tetap percaya pada rencana
pengutusanNya dan kasih penyelenggaraanNya dalam hidup kami
hari ini, dan nanti sampai kami mati.
4. Peristiwa keempat.
Santa Maria mengalami perlakuan yang menyakitkan hati.
Sesudah 3 hari mencari Yesus, St Maria dan St Yosef
menemukan Yesus di bait Allah. Kata Maria, “Nak, mengapakah
Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapamu dan aku dengan
cemas mencari Engkau ?” Jawab Yesus : «Mengapa kamu mencari
Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berda di dalam rumah
BapaKu?” Dan Ibunya menyimpan semua perkataan itu dalam
hatinya. (luk 2 : 46-51)
Bunda Maria telah biasa dengan kata dan ungkapan yang tak
enak di hati. Maka ketika anaknya sendiri, terasa menyakiti hati,
itu tidak berarti lagi dibanding apa yang dilakukan Tuhan dalam
hidupnya. Itulah cara Bunda menghayati iman dan aminnya :
membangun relasi hati dalam jiwanya. Di kedalaman relasinya
dengan Allah, tak ada tempat lagi untuk sakit hati. Di hati, Bunda
Maria tahu apa yang sejati. Itu pula yang terjadi ketika di Kana
Bunda berkata kepada Yesus : « Mereka kekurangan anggur » dan
karenanya, Yesus mengubah air menjadi anggur.
Bunda Maria, tolong disampaikan kepada Yesus, agar dibawa
kepada Bapa. bahwa kami boleh menyadari dan mengimani betapa
lebih agungnya relasi kasih dengan Tuhan, katimbang kata-kata,
sikap bahkan perilaku seseorang, termasuk perilaku anak, atau
anggota keluarga tercinta yang kami rasakan. Jika ada relasi di hati,
maka kata, yang menyakitkan sekali pun, tak kan dapat melukai
hati. Kasih penyelenggaraan Tuhan, lebih agung, dan lebih kaya
dari segalanya. Biarlah itu jadi iman dan amin hidup kami sehari-
hari.
5. Peristiwa kelima :
Santa Maria berada di dekat salib Tuhan.
Santa Maria berdiri di dekat salib Yesus, anaknya. Ketika
Yesus melihat ibuNya dan murid yang dikasihiNya di sampingnya,
berkatalah Ia kepada ibuNya : « Ibu, inilah anakmu! » dan berkata
kepada muridnya : « Inilah ibumu ». Dan sejak saat itu, murid itu
menerima dia di dalam rumahnya. (Yoh 19 : 25-27)
Bunda Maria tidak ingat lagi, apa artinya ditembus dengan
pedang, seperti kata Simeon dulu. Tetapi ia tetap berada di dekat
salib, untuk menguatkan hati anaknya mengemban tugas
perutusan Tuhan. Meskipun ibu lain, mungkin hatinya akan
penuh kebencian, sarat pemberontakan atas ketidakadilan, dan
permainan kuasa ini, Bunda Maria tetap focus dengan penuh
iman, berdiri di dekat salib. Siap melanjutkan perutusannya :
menjadi ibu anak-anak Allah. Yesus yang pertama, Yohanes yang
kedua, para rasul yang berikutnya, dan kita semua jaman ini,
adalah putra-putra Bunda tercinta.
4
Litani santa Maria,
Bunda orang beriman.
Tuhan kasihanilah kami, Kristus kasihanilan...
Tuhan kasihanilah kami, Kristus dengarkan…
Kristus kabulkanlah doa kami,
Allah Bapa di surga, kasihanilah kami
Allah Putra Penebus dunia, kasihanilah kami
Allah Roh Kudus, kasihanilah kami
Allah Tritunggal Kudus, Tuhan yang mahaesa, kasihanilah kami.
Santa Maria, doakanlah kami.
Santa Bunda Allah,
Ibu orang yang setia pada rencana Tuhan,
Ibu orang yang suka menyimpan dalam hati,saat tak mengerti
rencana ilahi,
Ibu yang mengerti kebutuhan kami, seperti ketika di Kana,
Ibu orang yang tersakiti hatinya,
Teladan para ibu dalam mendidik anak dengan kasih, iman dan
harapan.
Teladan hidup beriman dalam keluarga,
Teladan para ibu dalam mengasihi suaminya,
Teladan kesungguhan dalam mendidik putra,
Teladan kasih persaudaraan,
Teladan dalam menyimpan rahasia demi perutusan,
Teladan kesetiaan dalam menjalani perutusan Tuhan,
Teman setia dalam perjalanan cinta,
Teman dalam menjalani ketidakpastian hidup,
Teman dalam setiap pergulatan iman,
Penghibur orang yang berkesusahan,
Kekuatan dalam pengampunan,
Inspirasi dalam memaknai kekecewaan hati,
Contoh hidup dalam kasih kesederhanaan,
Ibu yang menerima siapa pun,
Ibu yang memahami artinya tantangan iman,
Ibu yang setia pada kehendak ilahi,
Ibu yang karena iman, berani mengambil resiko dalam mengasihi
Tuhan
Ibu Yesus Tuhan dan juru selamat kami,
Ibu Yohanes murid yang dikasihi Yesus,
Ibu para rasul pilihan Tuhan
Ibu semua orang beriman,
Ibu setiap orang yang mencari Tuhan
Harapan setiap keluarga baru
Harapan putra-putri yang kehilangan orangtua
Harapan setiap orang yang merindukan kekasih sejati
Harapan para lansia yang setia menyemai kasih,
Harapan para orangtua yang menantunya beda agama
Harapan setiap ayah dan ibu yang belum berputra
Harapan setiap orang yang hidup sendirian,
Harapan setiao orang yang kehabisan harapan,
Harapan setiap jiwa, yang rindukan cinta Bapa.
Harapan setiap orang yang percaya akan mukjijat Tuhan.
Marilah berdoa,
Santa Maria Bunda kami semua, kami bersyukur bahwa engkau
senantiasa siap sedia menjadi pengantara kami kepada Yesus.
5
Sampaikan kepadaNya, apa yang jadi kebutuhan kami, seperti
peristiwa di Kana dulu, engkau berkata: Mereka kekurangan
anggur. Biarlah Yesus mengubah air hidup kami menjadi anggur
rahmat yang menghangatkan kasih persaudaraan di antara kami.
Semoga Penyelenggara hidup kami, mengatur segala seusatunya
sesuai rencana dan kehendakNya untuk hidup dan perutusan kami
sehari-hari. Amin.
O KAWULA PUNIKA
O kawula punika palwa upaminya
Alit tur tan prakosa, ngambah ing samodra
Dipun tempuh prahara lan aluning samodra
Dhuh Dèwi Mariyah, pangayoman amba.
Sang sektining sinekti mugi anjagiya
Tuwin tansah ngayomi kula pun baita
Kasirepna prahara lan aluning samodra
Dhuh Dèwi Mariyah pangamyoman amba.
Keparenga kawula mlebet dhateng kraton
Ingkang sumunar mulya wonten redi Siyon
Daleming pra malékat mulya penuh ing nikmat
Dhuh Dèwi Mariyah pangayoman amba.
6
Doa kepada Bunda Maria
Santa Maria, bunda Allah dan bunda kami. Syukur dan terimakasih
atas kesanggupanmu menjadi ibu Tuhan, karena dengan demikian
Engkau memberri contoh dan teladan bagaimana menjalani
perutusanMu. Engkau menunjukkan bagaimana beriman bersama
keluarga, di tengah dunia ini. Terimakasih bahwa engkau telah
menunjukkan bagaimana hidup sebagai orang pilihan Tuhan, sedari
kabar gembira, sampai di bawah salibNya.
Bunda, engkau tahu artinya membangun keluarga di tengah dunia.
Engkau mengalami artinya mencintai suami pilihan Tuhan. Ajari
kami mengasihi suami atau istri pemberian Tuhan. Engkau setia
pada suami, belahan jiwa dan teman seperutusan, dalam mendidik
putra sebagai anak Tuhan. Engkau tahu artinya membesarkan anak,
titipan Tuhan. Ajari kami menjadi ibu yang baik bagi anak anak-
anak kami. Engkau juga tahu tahu artinya setia dalam perutusan
Tuhan dalam hidup keluarga di tengah dunia. Bantu kami untuk
berani melakukan apa yang jadi kehendak Tuhan, daripada
kemauan kami sendiri. Beranikan kami tegas memilih jalan berbeda
daripada pilihan dan tawaran dunia.
Bersama ini kami serahkan seluruh hidup kami, hidup pribadi
maupun hidup keluarga kami. Semoga kami tekun dan percaya
dalam iman, kasih dan harapan, seperti Bunda Maria dan santo
Yusuf suamimu telah menghayatinya. Ajari kami hidup dengan
gembira, menerima dengan penuh syukur setiap rejeki, anugerah
Bapa, apa bentuknya. Ajari kami rajin berbagi, seperti kau ajarkan
pada puteramu sendiri: berbagi kasih, hati, bahkan nyawanya
sendiri.
Kuatkan kami kala kami takut menghadapi hidup kami. Doronglah
kami, saat kami enggan mengampuni. Semangati kami, kala kami
ragu untuk berbagi, takut kehabisan rejeki dan masa depan. Sebab,
engkau bunda, bersama st Yusuf telah membuktikan bahwa dalam
iman, semua jalan terbuka. Dalam iman semua yang gelap menjadi
terang. Dalam iman dan harapan, semua ketidakpastian, menjadi
jelas bagi dirimu dan dan orang-orang sekitar.
Didiklah kami, seperti kau telah mendidik puteramu. Jadi orang
yang penuh iman dan kasih kepada Tuhan, Bapa sang
penyelenggara kehidupan. Didiklah kami agar kami seperti Yesus,
sedia dan rela berbuat untuk berani memberi makan pada yang
kelaparan, memberi pakaian pada yang telanjang tanpa sandang,
menyembuhkan yang sakit karena kekenyangan atau kelaparan
rejeki dan hati. Menghidupkan yang mati karena cinta, iri atau
sombong hati. Tuhan Yesus tentunya telah melihat apa yang Bunda
dan st Yusuf lakukan. Semuanya Ia pelajari dari ibunya, dan
7
bapanya, darimu Bunda Maria, dan St Yusuf teman perutusanmu.
Amin.