LILA (Lingkar Lengan Atas)

4
LILA merupakan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Pengukuran LILA dilakukan pada pertengahan antara pangkal lengan atas dan ujung siku dalam ukuran cm (centi meter) (Zeman dan Ney, 1988). Lingkaran Lengan Atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini berguna untuk skrining malnutrisi protein yang biasanya digunakan oleh DepKes untuk mendeteksi ibu hamil dengan resiko melahirkan BBLR bila LILA < 23,5 cm (Wirjatmadi B, 2007). Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis. Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23.5 cm. Apabila ukuran kurang dari 23.5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah ( Arisman, 2007) Pengukuran LILA bertujuan untuk mendapatkan gambaran status gizi klien. Pada pasien yang tidak dapat diukur berat badannya (misalnya pada pasien bed rest “on bed” seperti stroke, dll), selain pengukuran albumin, cara ini merupakan cara yang cepat dan praktis. Nilai ini nantinya akan dibandingkan dengan nilai standar sesuai golongan usianya. Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan deteksi dini Kurang Energi Kronis (KEK). Bumil yang KEK berpotensi melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir

description

tentang pengukuran lingkar lengan atas pada pengukuran antropometri

Transcript of LILA (Lingkar Lengan Atas)

Page 1: LILA (Lingkar Lengan Atas)

LILA merupakan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah

kulit. Pengukuran LILA dilakukan pada pertengahan antara pangkal lengan atas dan

ujung siku dalam ukuran cm (centi meter) (Zeman dan Ney, 1988).

Lingkaran Lengan Atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan

otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini berguna untuk

skrining malnutrisi protein yang biasanya digunakan oleh DepKes untuk mendeteksi

ibu hamil dengan resiko melahirkan BBLR bila LILA < 23,5 cm (Wirjatmadi B,

2007). Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang

menderita Kurang Energi Kronis. Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK di

Indonesia adalah 23.5 cm. Apabila ukuran kurang dari 23.5 cm atau dibagian merah

pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan

melahirkan berat bayi lahir rendah ( Arisman, 2007)

Pengukuran LILA bertujuan untuk mendapatkan gambaran status gizi klien. Pada

pasien yang tidak dapat diukur berat badannya (misalnya pada pasien bed rest “on

bed” seperti stroke, dll), selain pengukuran albumin, cara ini merupakan cara yang

cepat dan praktis. Nilai ini nantinya akan dibandingkan dengan nilai standar sesuai

golongan usianya.

Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan deteksi dini Kurang Energi

Kronis (KEK). Bumil yang KEK berpotensi melahirkan bayi dengan Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang anak.

Pita LILA (lingkar lengan atas) biasa digunakan untuk mengukur lingkar lengan atas

dari lengan kiri atau lengan yang tidak aktif. Pita ukur ini terbuat dari karton

berukuran 36,8 x 3,5 cm dengan lubang di ujungnya dan memiliki skala dalam ukuran

sentimeter di kedua sisinya. Sisi pertama untuk mengukur lingkar lengan atas dan sisi

lainnya untuk mengukur berat badan. Warna putih menandakan bahwa berat

badan/lingkar lengan atas yang cukup, sedangkan warna merah merah menandakan

bahwa berat badan/lingkar lengan atas kurang.

Kelebihan :

Mudah dilakukan dan waktunya cepat

Alatnya sederhana danmudah dibawa

Page 2: LILA (Lingkar Lengan Atas)

Dapat dipakai mendeteksi masalah gizi akut

Dapat digunakan untuk penapisan masalah KEK (Bumil)

Kekurangan :

Sering sulit dalam memperoleh umur yang pasti

Tidak memberikan gambaran pertumbuhan/keadaan yang jelas.

PERSIAPAN :

1. Pastikan pita LiLA tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau tidak sobek

2. Jika lengan responden > 33cm, gunakan meteran kain

3. Responden diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang apapun serta

otot lengan tidak tegang

4. Baju pada lengan kiri disingsingkan keatas sampai pangkal bahu terlihat atau lengan

bagian atas tidak tertutup.

PENGUKU RAN:

Sebelum pengukuran, dengan sopan minta izin kepada responden bahwa petugas akan

menyingsingkan baju lengan kiri responden sampai pangkal bahu. Bila responden

keberatan, minta izin pengukuran dilakukan di dalam ruangan yang tertutup.

1. Tentukan posisi pangkal bahu.

2. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan ke arah

perut.

3. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan menggunakan pita

LiLA atau meteran, dan beri tanda dengan pulpen/spidol (sebelumnya dengan sopan

minta izin kepada responden). Bila menggunakan pita LiLA perhatikan titik nolnya.

4. Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan responden sesuai tanda

(di pertengahan antara pangkal bahu dan siku).

5. Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.

6. Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.

Page 3: LILA (Lingkar Lengan Atas)

7. Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA (kearah angka yang

lebih besar).

8. Tuliskan angka pembacaan

Keterangan: Jika lengan kiri lumpuh, yang diukur adalah lengan kanan (beri

keterangan pada kolom catatan pengumpul data).