Lighning Arreester
-
Upload
aceplukman -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
description
Transcript of Lighning Arreester
1.1 Lightning Arrester
Lightning Arrester (LA) adalah peralatan listrik yang dapat dengan segera
mengamankan akibat tegangan lebih pada jaringan listrik dengan cara membumikan
muatan listrik berlebihan yang disebabkan oleh gangguan. Oleh karena itu, dalam pusat
listrik harus ada lightning arrester (penangkal petir) yang berfungsi menangkal gelombang
berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit listrik. Gelombang
berjalan juga dapat berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga atau circuit
breaker (switching).
Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang besarnya di atas 350 kV, surja
tegangan yang disebabkan oleh switching lebih besar dari pada surja petir. Saluran udara
yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian instalasi pusat pembangkit
listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya harus diberi lightning arrester.
Selain itu, lightning arrester harus berada di depan setiap transformator dan harus terletak
sedekat mungkin dengan transformator. Hal ini perlu karena pada petir yang merupakan
gelombang berjalan menuju ke transformator akan melihat transformator sebagai suatu
ujung terbuka (karena transformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga
gelombang pantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang. Berarti
transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan gelombang surja
yang datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning arrester harus dipasang sedekat
mungkin dengan transformator. Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas
tegangan operasi untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi
pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada tegangan
operasi, dan perbandingan dua tegangan ini disebut rasio proteksi arester.
Rasio proteksi arester meruapakan tingkat isolasi bahan arrester harus berada di
bawah tingkat isolasi bahan transformator agar apabila sampai terjadi flashover, maka
flashover diharapkan terjadi pada arrester dan tidak pada transformator. Transformator
merupakan bagian instalasi pusat listrik yang paling mahal dan rawan terhadap sambaran
petir, selain itu jika sampai terjadi kerusakan transformator, maka daya dari pusat listrik
tidak dapat sepenuhnya disalurkan dan biayanya mahal serta waktu untuk perbaikan relatif
lama.
Terdapat beberapa jenis arester yang sering digunakan pada jaringan tenaga listrik,
diantaranya :
1. Arester sela batang
Arester sela batang biasanya digunakan untuk menjembatani arus gangguan
pada isolator terbuka.
Karakteristik Arester sela batang adalah sebagai berikut :
Sela batang tidak berfungsi jika gelombang mempunyai muka yang curam,
seperti yang terlihat pada gambar diatas.
Sela batang tidak bisa memotong arus ikutan ( follow current ) karena
tegangan lebih yang tinggi, sela sela batang akan terionisasi yang
menyebabkan terjadinya busur. Akibatnya kekuatan isolasi pada sela
menjadi turun. Sela yang pada awalnya mampu menahan tegangan frekuensi
jala-jala misalnya 30 kV, maka setelah terjadinya busur turun menjadi ± 50
V sehingga arus sistem ikut mengalir ke tanah (follow current ) dan
biasanya pada arrester tertentu dipasang sekering untuk memutus arus
ikutan tersebut.
Sela batang dapat meleleh akibat energi panas dengan temperatur tinggi
yang dilepas melalui busur api, maka diperlukan material dengan kekuatan
isolasi yang tinggi
Karakteristik tembus dari sela batang sangat dipengaruhi oleh keadaan alam,
seperti; kelembaban, temperatur, tekanan dan lain-lain.
Selain tidak dapat memotong tegangan terpa dengan muka curam.
Karakteristik arester ini banyak dipengaruhi oleh polaritas dari terpa,
sehingga tidak dapat diandalkan untuk pelindung utama.
2. Arester SiC,
Arester SiC merupakan arester celah terbuka yang dihubungkan seri dengan
resistor non-linier dari silikon carbide.
Cara kerja arester SiC adalah:
Pada tegangan normal, akan terdapat arus kecil Is yang disebabkan resistor
paralel S, resistor ini menjaga distribusi tegangan pada tempat yang
terhubung seri G.
surja tegangan akan menyalakan celah G dan gelombang arus akan melalui
piringan SiC, dimana energinya akan didisipasi.
Kemudian arus Ia akan melalui kumparan C dan menghasilkan medan
magnet yang akan melebarkan busur di celah udara. Busur akan dingin dan
padam.
3. Arester ZnO,
Arester ZnO meruapaka arester tanpa celah yang terdiri dari campuran
resistor non-linier dari oksida metal.
Perbandingan Kinerja Arester ( Sela batang, SiC, dan ZnO ) :
Sedangkan untuk perhitungan lokasi arester adalah sebagai berikut :
Jarak ini seperti diperlihatkan pada gambar . Dimana gelombang berjalan ke arah
kanan, gelombang yang ditimbulkan sebesar UR dan tiba di arester A sebesar;
UR = S . t .................... 1)
dimana S adalah kecuraman gelombang dalam kV/µd dan t adalah waktu setelah
gelombang tiba di A. Gelombang ini menuju trafo dan dipantulkan kembali oleh trafo T
menuju A dengan amplitudo UL.
UL = r. S(t – 2 t0 ) ..................... 2)
dimana r adalah koefisien pantulan di trafo dan t0 adalah waktu perjalanan antara A dan T.
Kedua gelombang ditambahkan di A sampai arester A tembus pada level Ua, atau;
UR + UL= Ua .................... 3)
atau
S.ta+ r.S.(ta - 2t0) = Ua .................. 3a)
dimana ta adalah waktu arester A tembus.
Gelombang dipotong dengan puncak S.ta bergerak ke kanan, dan dipantulkan lagi oleh
trafo T dengan amplitudo;
( 1 + r )S . ta ............ 4)
Jika gelombang ini sama dengan tegangan ketahanan trafo UT, maka;
( 1 + r )S . ta = UT ...................... 5)
Dengan mengeliminasi ta dari pers. 3a dan 5, di dapat ;
t o=U t−U a
2 rS..................... 6)
dan akhirnya jarak proteksi x0 sama dengan v.t0, dimana v adalah kecepatan merambat
gelombang;
X o=U t−U a
2 rS. v........................ 7)
dengan jarak proteksi arester sejauh x0, maka transformator T dapat di proteksi; jika arester
diletakan lebih jauh dari x0, maka tegangan lebih di trafo T melebihi level UT.