lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS...

75
UNIVERSITAS INDONESIA PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI JAKARTA PUSAT TESIS YUNILASARI 0906564920 FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANAK JAKARTA JULI 2014 Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Transcript of lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS...

Page 1: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

UNIVERSITAS INDONESIA

PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA DI JAKARTA PUSAT

TESIS

YUNILASARI 0906564920

FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANAK

JAKARTA JULI 2014

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 2: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

UNIVERSITAS INDONESIA

PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA DI JAKARTA PUSAT

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Dokter Spesialis Anak

YUNILASARI 0906564920

FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANAK

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK JAKARTA JULI 2014

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 3: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 4: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 5: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT, Sang Maha Kuasa atas

segala rahmat dan hidayah-Nya hingga saya dapat menyelesaikan penyusunan

tesis ini. Tesis ini merupakan salah satu persyaratan guna mendapatkan gelar

Spesialis Ilmu Kesehatan Anak pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pada kesempatan ini, saya ingin menghaturkan hormat dan terimakasih yang

sebesar-besarnya pada dr. Sudung O Pardede, Sp.A(K) selaku pembimbing materi

dan dr. Darmawan B Setyanto, Sp.A(K) selaku pembimbing metodologi, yang

selalu bersedia meluangkan waktu ditengah kesibukan beliau, dengan penuh

perhatian dan sabar senantiasa membimbing saya sejak penyusunan proposal,

pelaksanaan penelitian, sampai penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga saya

haturkan kepada Prof. dr. Soepardi Soedibyo, Sp.A(K), dr. Aman B Pulungan,

Sp.A(K), dan Dr. dr. Mulyadi M Djer, Sp.A(K), SpA(K) selaku dewan penguji,

yang tak jemu mengoreksi serta memberikan masukan berharga untuk perbaikan

dan penyempurnaan tesis ini.

Penghargaan dan terima kasih saya haturkan pula kepada dr. Bambang Tridjaja

AAP, Sp.A(K) selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Anak

FKUI/RSCM yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat untuk segera

menyelesaikan program studi ini. Terimakasih juga saya ucapkan kepada Dr. dr

Aryono Hendarto, SpA.(K), selaku Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak

FKUI-RSCM, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti

Pogram Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak. Rasa hormat dan

terima kasih yang sedalam-dalamnya pula saya sampaikan kepada Dr. dr Partini P

Trihono, Sp.A(K) dan Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, Sp.A(K) selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Anak FKUI/RSCM dan Kepala

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM periode sebelumnya atas segala

bimbingannya selama saya menempuh proses pendidikan.

iv Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 6: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

Rasa hormat dan ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh staf

pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM yang telah

mencurahkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sangat

berharga selama saya menempuh proses pendidikan. Kepada seluruh perawat,

pegawai, dan pekarya Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, yang telah

mengajari saya sisi lain keperawatan dan melengkapi proses pendidikan saya, saya

ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus.

Ucapan terimakasih juga saya haturkan para siswa-siswi SMPN 4, SMPN 216,

SMP Trisula Perwari II dan SMP Taman Siswa Jakarta beserta Bapak dan Ibu

Guru, dr. Caroline, dr. Putri, dan dr. Chriscahya atas segala bantuan, dukungan

dan kerjasamanya selama proses pengambilan data.

Terima kasih juga saya ucapkan untuk seluruh sejawat PPDS IKA, khususnya

teman-teman PPDS IKA angkatan Juli 2009: dr. Adrieanta Sp.A, dr. Alvina

Christine Sp.A, dr. Arif Budiman Sp.A, dr. Firda Fairuza Sp.A, dr. Lisa Safira

Sp.A, dr. Meida Tanakusumah, Sp.A, dr. Mery Susantri, dr. Mirari Judio, Sp.A,

dr. Nurul Iman Nilam Sari, Sp.A, dr. Otty Mitha Sevianti Sp.A, dr. Suryawati

Sukmono, dan dr.Yurika Maryanti, Sp.A yang senantiasa menemani dan

mendukung dalam suka dan duka selama masa pendidikan.

Sembah sujud dan terima kasih saya haturkan kepada Ayahanda H. Hasan Syarif

dan Ibunda Hj. Khadijah yang telah membesarkan, membimbing, mendidik dan

mendoakan saya tanpa pamrih. Bakti diri saya takkan pernah cukup untuk

membalas semua limpahan dan kasih sayang dan dukungan yang saya terima dari

Ayah dan Bunda. Gelar ini saya persembahkan untuk mereka berdua. Kepada

Mama mertua Hj. Syamsidar Magek dan Papa mertua H. Lukman Luthan yang

selalu mendukung dan mendoakan saya tanpa henti. Kepada adik saya tercinta

Mayangsari, SE dan kakak ipar saya Devita Reskiwaty dan Lusita Titiandri, SE

yang selalu memotivasi dan menjadi haluan kebersamaan kami, semoga Allah

SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya bagi kita semua. Amin.

v Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 7: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

Kepada suami tercinta, Arnes Lukman, SE, MSE yang selalu memberikan

dukungan, kelapangan, pengertian, cinta, dan kasih sayang. Terima kasih telah

banyak bersabar dan mengalah selama masa pendidikan saya, memaklumi

keterbatasan dan mengambil alih sebagian besar tugas saya sebagai ibu. Kedua

permata hati kami, Muhammad Alifiansyah Firdaus dan Muhammad Audwin

Aryasatya, hadirnya ananda berdua telah menjadi sumber energi yang tak pernah

habis dalam masa pendidikan ini. Semoga Allah SWT menjadikan kalian berdua

menjadi anak yang baroqah. Amin.

Akhir kata, tentunya tesis ini masih memiliki banyak kekurangan dan memerlukan

penyempurnaan. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, saya memohon saran

dan masukan demi perbaikan tesis ini.

Jakarta, 2 Juli 2014

Yunilasari

vi Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 8: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 9: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

ABSTRAK

Nama : Yunilasari Program Studi : Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Judul : Prevalens dan faktor yang memengaruhi hipertensi pada

remaja siswa sekolah menengah pertama di Jakarta Pusat Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko kejadian penyakit kardiovaskular. Hipertensi pada remaja dapat terus berlanjut pada usia dewasa dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi. Faktor risiko hipertensi pada remaja multifaktorial.

Tujuan: Mengetahui prevalens dan faktor yang memengaruhi kejadian hipertensi pada remaja siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta Pusat Metode: Studi potong lintang pada 313 anak usia 12-18 tahun siswa SMP. Data riwayat hipertensi dalam keluarga, ras/suku, berat lahir, aktifitas fisis, merokok dan konsumsi alkohol diperoleh dari kuesioner. Pada subjek penelitian juga dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Kriteria hipertensi berdasarkan The Fourth Report of National High Blood Pressure Education Programme Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescent. Hasil: Di antara 313 remaja dengan rerata usia 13,97±1,02 tahun, prevalens hipertensi adalah sebesar 9,6%. Pada analisis bivariat didapatkan hubungan yang bermakna antara riwayat hipertensi dalam keluarga (ayah hipertensi; p = 0,012, IK 95% = 1,20-6,02) dan berat badan lebih/obesitas (p<0,001; IK 95% = 2,99-14,42) dengan hipertensi. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa berat badan lebih/obesitas mempunyai risiko enam kali mengalami hipertensi dibandingkan remaja dengan berat badan normal. (OR = 6,5; IK 95% = 2,99-14,43). Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin, berat lahir rendah, ras/suku, aktivitas fisis, dan merokok dengan hipertensi.

Simpulan: Prevalens hipertensi pada remaja dalam penelitian ini cukup tinggi. Terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat hipertensi dalam keluarga dan berat badan lebih/obesitas dengan hipertensi. Pencegahan berat badan lebih atau obesitas diharapkandapat menurunkan prevalens hipertensi pada remaja.

Kata kunci: hipertensi, prevalens, remaja

viii Universitas Indonesia Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 10: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

ABSTRACT

Name : Yunilasari Study Progran : Pediatric Residency of Faculty of Medicine, Universitas Indonesia Judul : Prevalence and contributing factors of hypertension in

adolescents in junior high school in Central Jakarta Background: Hypertension in adolescent has been often associated with other cardiovascular risk factors. Contributing factors of hypertension in adolescent are multifactorial. Objectives: To determine the prevalence of hypertension in Junior High School adolescents in Central Jakarta and its potentially associated factors, such as gender, family history of hypertension, race/ethnic, low birth weight, overweight/obesity, physical activity, smoking, and alcohol consumption. Methods: A cross sectional study involved 313 children aged 12-18 years, where were randomly selected from Junior High Schools in Central Jakarta, during March – May 2014. Information about family history, race/ethnic, birth weight, physical activity levels, smoking and consumption of alcohol was gathered by questionnaire. Body weigth, heigth and blood pressure were measured. Hypertension was defined according to The Fourth Report of National High Blood Pressure Education Programme Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescent.

Results: The study included 313 adolescents with mean age 13.97±1.02 years. Prevalence of hypertension was 9.6%. Bivariate analysis showed that family history of hypertension (parental hypertension; p = 0.012; CI 95% = 1.20-6.02) and overweight/obesity (p<0.001; CI 95% = 2.99-14.42) were significantly associated with hypertension. The multivariate analysis indicated that overweight/obese adolescents displayed six times more chance of having hypertension than adolescents with light/normal weight (OR = 6.5; CI 95% = 2.99-14.43). Gender, low birth weight, race/ethnic, physical activity, and smoking were not significantly associated with hypertension. Conclusions: The prevalence of hypertension in the sample studied was high. Overweight/obesity and family history of hypertension were significantly associated with hypertension. The prevention of overweight and obesity can decrease the prevalence of hypertension.

Keywords: hypertension, prevalence, adolescent.

ix Universitas Indonesia Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 11: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xv BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar belakang masalah ............................................................................. 1 1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 3 1.3 Hipotesis ................................................................................................... 3 1.4 Tujuan penelitian....................................................................................... 4 1.5 Manfaat penelitian..................................................................................... 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6 2.1 Definisi ...................................................................................................... 6 2.2 Etiologi ...................................................................................................... 8 2.3 Epidemiologi ............................................................................................. 9 2.4 Faktor yang memengaruhi hipertensi ........................................................ 9

2.4.1 Umur ................................................................................................ 10 2.4.2 Jenis kelamin ................................................................................... 10 2.4.3 Ras/Etnik ......................................................................................... 10 2.4.4 Berat lahir ........................................................................................ 10 2.4.5 Status gizi ........................................................................................ 11 2.4.6 Genetik............................................................................................. 11 2.4.7 Kebiasaan merokok ......................................................................... 12 2.4.8 Olah raga / aktivitas fisis ................................................................. 12 2.4.9 Konsumsi alkohol ............................................................................ 14

2.5 Patofisiologi hipertensi ............................................................................. 15 2.6 Pengukuran tekanan darah ........................................................................ 15 2.7 Evaluasi diagnostik hipertensi .................................................................. 17 2.8 Penatalaksanaan ........................................................................................ 18 BAB 3 KERANGKA KONSEP .................................................................... 20 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 21 4.1 Desain penelitian ....................................................................................... 21 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 21 4.3 Populasi penelitian .................................................................................... 21 4.4 Perkiraan besar sampel.............................................................................. 21 4.5 Cara pemilihan sampel .............................................................................. 22

x Universitas Indonesia Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 12: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

4.6 Kriteria penelitian ................................................................................... 22 4.6.1 Kriteria inklusi .............................................................................. 22 4.6.2 Kriteria eksklusi ............................................................................ 22

4.7 Etik penelitian ......................................................................................... 23 4.8 Prosedur dan cara kerja penelitian .......................................................... 23 4.9 Alur penelitian ........................................................................................ 24 4.10 Pengolahan, analisis data dan penyajian hasil penelitian ...................... 24 4.11 Batasan operasional ................................................................................ 25 BAB 5 HASIL PENELITIAN ....................................................................... 29 5.1 Alur subjek penelitian ............................................................................. 29 5.2 Karakteristik subjek penelitian ............................................................... 30 5.3 Prevalens hipertensi ................................................................................ 32 5.4 Hubungan faktor risiko dengan hipertensi .............................................. 32 5.5 Analisis multivariat ................................................................................. 33 BAB 6 PEMBAHASAN ................................................................................. 35 6.1 Keterbatasan dan kelebihan penelitian ................................................... 35 6.2 Karakteristik subjek penelitian ............................................................... 36 6.3 Prevalens hipertensi ................................................................................ 37 6.4 Faktor yang memengaruhi hipertensi ..................................................... 38

6.4.1 Jenis kelamin ................................................................................. 38 6.4.2 Riwayat hipertensi dalam keluarga ............................................... 38 6.4.3 Ras/Suku ....................................................................................... 39 6.4.4 Berat lahir ...................................................................................... 40 6.4.5 Status gizi ...................................................................................... 40 6.4.6 Aktivitas fisis ................................................................................ 41 6.4.7 Faktor merokok ............................................................................. 42 6.4.8 Faktor konsumsi alkohol ............................................................... 43

6.5 Analisis multivariat untuk menilai hubungan beberapa faktor risiko dengan hipertensi pada remaja................................................................ 43

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 44 7.1 Simpulan ................................................................................................. 44 7.2 Saran ....................................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 46 LAMPIRAN .................................................................................................... 50

xi Universitas Indonesia Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 13: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penyebab hipertensi pada anak menurut kelompok umur ............. 9

Tabel 2.2 Contoh aktivitas fisis intensitas sedang dan tinggi ....................... 14

Tabel 2.3 Ukuran manset yang direkomendasikan untuk pengukuran tekanan darah pada anak ............................................................... 17

Tabel 5.1 Karakteristik subjek ...................................................................... 30

Tabel 5.2 Perilaku merokok dan konsumsi alkohol ...................................... 31

Tabel 5.3 Prevalens hipertensi remaja siswa SMP di Jakarta Pusat ............. 32

Tabel 5.4 Analisis bivariat antara jenis kelamin, suku/ras, berat lahir, status gizi, aktivitas fisik, riwayat hipertensi dalam keluarga, kebiasaan merokok dan minum alkohol dengan hipertensi. ......... 32

Tabel 5.5 Analisis regresi logistik antara faktor risiko dengan hipertensi .... 34

xii Universitas Indonesia Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 14: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme patofisiologi hipertensi darah pada anak ................. 17

Gambar 2.2 Tata laksana hipertensi pada anak .............................................. 19

Gambar 5.1 Alur subjek penelitian ................................................................. 29

xiii Universitas Indonesia Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 15: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat keterangan lolos kaji etik ................................................. 50

Lampiran 2 Lembar informasi penelitian untuk orangtua .............................. 51

Lampiran 3 Lembar persetujuan mengikuti penelitian (informed consent) orangtua ...................................................................................... 52

Lampiran 4 Lembar informasi untuk siswa .................................................... 53

Lampiran 5 Lembar persetujuan subjek penelitian ........................................ 54

Lampiran 6 Kuesioner penelitian ................................................................... 55

xiv Universitas Indonesia Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 16: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

DAFTAR SINGKATAN

BB GPAQ HDL IMT kg Kemenkes RI kkal MET Riskesdas RSCM SD SKRT SMP SPSS TB WHO

Berat badan Global Physical Activity Questionnaire High density lipoprotein Indeks Massa Tubuh kilogram Kementrian Kesehatan Republik Indonesia kalori metabolic equivalent Riset Kesehatan Dasar Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Standar Deviasi Survei Kesehatan Rumah Tangga Sekolah Menengah Pertama Statistical Package for the Social Science Tinggi Badan World Health Organization

xv Universitas Indonesia Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 17: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Hipertensi telah lama diketahui sebagai salah satu masalah kesehatan di dunia.

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko kejadian penyakit kardiovaskular

pada dewasa yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas akibat dari infark

miokard, stroke, gagal jantung, retinopati, dan gagal ginjal.1 Setiap kenaikan

tekanan darah diastolik 5 mmHg akan meningkatkan risiko penyakit jantung

koroner sebesar 20% dan risiko mengalami stroke sebesar 35%. Prevalens

hipertensi meningkat sesuai usia, berkisar 15% pada usia dewasa muda hingga

60% pada orang yang berusia 65 tahun ke atas.2 Hipertensi yang dialami pada

masa dewasa dapat berawal dari masa anak dan remaja. Remaja yang mengalami

hipertensi dapat terus berlanjut pada usia dewasa dan memiliki morbiditas dan

mortalitas yang lebih tinggi.3 Remaja yang memiliki tekanan darah lebih besar

dari persentil ke-90 berdasarkan umur dan jenis kelamin mempunyai risiko 3 kali

lipat akan mengalami hipertensi pada masa dewasa dibandingkan remaja dengan

tekanan darah pada persentil ke-50.2 Pengukuran tekanan darah pada anak dan

remaja diperlukan untuk mendeteksi ada tidaknya kecenderungan hipertensi pada

anak dan remaja. Tata laksana hipertensi pada anak dan remaja dapat

menurunkan prevalens hipertensi pada masa dewasa.4

Prevalens hipertensi pada anak dan remaja bervariasi. Laporan di berbagai negara

maju menyebutkan kisaran angka kejadian antara 1,3 – 21,6%.5 Prevalens

hipertensi pada anak usia sekolah diperkirakan antara 1-3%.6 McNiece dkk, dalam

penelitiannya pada remaja usia 11-17 tahun periode 2003-2005 menemukan

prevalens prehipertensi 15,7% dan hipertensi 3,2%.7 Prevalens hipertensi pada

remaja kebanyakan diperoleh dari studi yang dilakukan di negara maju, sedangkan

di negara berkembang masih sedikit data yang melaporkan. Di Indonesia,

berdasarkan penelitian Wila Wirya dkk (1988) di Jakarta dilaporkan prevalens

hipertensi pada anak sekolah usia 6 – 18 tahun adalah 3,11%.8 Thaib dkk (1993)

di Medan melaporkan prevalens hipertensi 4,5% pada anak lelaki dan 4,6% pada

1 Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 18: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

2

anak perempuan usia 6-16 tahun.9 Prevalens hipertensi pada remaja di Jakarta

belum ada yang melaporkannya.

Secara klinis hipertensi pada anak dan remaja dibedakan atas hipertensi primer

atau esensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder sebagian besar

disebabkan oleh kelainan parenkim dan pembuluh darah ginjal, sedangkan

penyebab hipertensi primer belum diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder

pada anak kejadiannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa, dan

60-70% penyebabnya berasal dari penyakit parenkim ginjal, akan tetapi bila anak

sudah mencapai usia remaja maka bentuk hipertensi yang banyak ditemukan

adalah hipertensi esensial.2,10,11 Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa

sekitar 85 – 90% penyebab hipertensi pada remaja adalah hipertensi primer dan

diikuti oleh penyakit ginjal lainnya.11

Mekanisme terjadinya hipertensi primer atau esensial belum banyak dimengerti.

Beberapa penelitian tentang tekanan darah menyebutkan bahwa terdapat berbagai

hal yang dianggap menjadi faktor risiko atau faktor yang memengaruhi

terjadinya hipertensi esensial anak dan remaja. Faktor tersebut di antaranya

adalah berat badan lebih atau obesitas, riwayat hipertensi dalam keluarga/faktor

genetik, ras/etnik, jenis kelamin, berat lahir rendah, konsumsi garam yang tinggi,

merokok, dan olahraga.1,3,11

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak ke masa dewasa muda.

Pada masa ini terjadi perubahan besar dan cepat dalam proses pertumbuhan fisik,

kognitif, dan psikososial/tingkah laku serta hormonal. Perubahan ini

menyebabkan berbagai perubahan dalam pola hidup, pola makan, pergaulan, dan

sebagainya sehingga dapat meningkatkan risiko timbulnya masalah kesehatan

pada remaja termasuk hipertensi.12

Seberapa besar masalah hipertensi pada remaja di Indonesia maupun faktor risiko

yang berhubungan hingga saat ini belum ada suatu penelitian yang

melaporkannya. Berdasarkan latar belakang ini kami mencoba menyusun

penelitian untuk mengetahui prevalens hipertensi pada remaja beserta faktor risiko

yang mendasari. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 19: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

3

prevalens dan faktor yang memengaruhi hipertensi pada remaja sehingga upaya

pencegahan hipertensi untuk menurunkan prevalens dapat segera dilakukan.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka

dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1.2.1 Berapa prevalens hipertensi pada remaja Sekolah Menengah Pertama (SMP)

di Jakarta Pusat?

1.2.2 Apakah terdapat hubungan antara:

1. Jenis kelamin terhadap hipertensi pada remaja SMP di Jakarta Pusat

2. Faktor genetik (riwayat hipertensi dalam keluarga) terhadap hipertensi

pada remaja SMP di Jakarta Pusat

3. Ras/etnik terhadap hipertensi pada remaja SMP di Jakarta Pusat

4. Berat lahir rendah terhadap hipertensi pada remaja SMP di Jakarta

Pusat

5. Status gizi terhadap hipertensi pada remaja SMP di Jakarta Pusat

6. Merokok terhadap hipertensi pada remaja SMP di Jakarta Pusat

7. Aktivitas fisis terhadap hipertensi pada remaja SMP di Jakarta Pusat

8. Konsumsi alkohol terhadap hipertensi pada remaja SMP di Jakarta

Pusat

1.3 Hipotesis

Untuk menjawab pertanyaan bagaimana pengaruh faktor risiko terhadap

hipertensi pada remaja maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara jenis kelamin terhadap hipertensi pada

remaja SMP di Jakarta Pusat

2. Terdapat hubungan antara faktor genetik (riwayat hipertensi dalam

keluarga) terhadap hipertensi pada remaja SMP di Jakarta Pusat

3. Terdapat hubungan antara ras/etnik terhadap hipertensi pada remaja

SMP di Jakarta Pusat

4. Terdapat hubungan antara berat lahir rendah terhadap hipertensi pada

remaja SMP di Jakarta Pusat

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 20: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

4

5. Terdapat hubungan antara status gizi terhadap hipertensi pada remaja

SMP di Jakarta Pusat

6. Terdapat hubungan antara merokok terhadap hipertensi pada remaja

SMP di Jakarta Pusat

7. Terdapat hubungan antara aktivitas fisis terhadap hipertensi pada

remaja SMP di Jakarta Pusat

8. Terdapat hubungan antara konsumsi alkohol terhadap hipertensi pada

remaja SMP di Jakarta Pusat

1.4 Tujuan penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui prevalens dan faktor yang memengaruhi hipertensi pada remaja

1.4.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui prevalens hipertensi pada remaja SMP di Jakarta Pusat

2. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin terhadap hipertensi pada

remaja SMP di Jakarta Pusat

3. Mengetahui hubungan antara faktor genetik (riwayat hipertensi dalam

keluarga) terhadap hipertensi pada remaja SMP di Jakarta Pusat

4. Mengetahui hubungan antara ras/etnik terhadap hipertensi pada remaja

SMP di Jakarta Pusat

5. Mengetahui hubungan antara berat lahir rendah terhadap hipertensi pada

remaja SMP di Jakarta Pusat

6. Mengetahui hubungan antara status gizi terhadap hipertensi pada remaja

SMP di Jakarta Pusat

7. Mengetahui hubungan antara merokok terhadap hipertensi pada remaja

SMP di Jakarta Pusat

8. Mengetahui hubungan antara aktivitas fisis terhadap hipertensi pada

remaja SMP di Jakarta Pusat

9. Mengetahui hubungan konsumsi alkohol terhadap hipertensi pada remaja

SMP di Jakarta Pusat

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 21: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

5

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaat dalam bidang akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh data prevalens dan faktor

yang memengaruhi hipertensi pada remaja. Penelitian ini juga diharapkan

menjadi wadah pelatihan bagi peneliti sehingga mempunyai kemampuan

untuk melakukan penelitian lainnya di masa mendatang.

1.5.2 Manfaat dalam bidang pelayanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai acuan bagi praktisi

klinis dalam mencegah, mendeteksi, dan mengatasi hipertensi sedini

mungkin sehingga prevalens hipertensi pada anak dan remaja dapat

diturunkan dan hipertensi pada orang dewasa dapat dicegah.

1.5.3 Manfaat dalam bidang pengembangan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai landasan atau

pertimbangan penelitian lanjutan tentang hipertensi.

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 22: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Definisi hipertensi pada anak dan remaja didasarkan pada distribusi normal

tekanan darah pada anak sehat dan tidak dapat disebut dalam satu angka karena

nilai tekanan darah normal bervariasi pada berbagai usia. Gauthier dkk membagi

hipertensi menjadi hipertensi ringan, sedang dan berat dengan menambahkan 10

mmHg setiap tingkatnya di atas persentil ke-95 pada grafik persentil dari Task

Force on The High Blood Pressure Control in Children 1977.13 Khusus untuk

remaja, Gauthier membagi hipertensi tersebut menjadi hipertensi ringan apabila

tekanan darah 140/90 – 149/99 mmHg, hipertensi sedang 150/100 – 159/109

mmHg, dan hipertensi berat 160/100 mmHg. Jadi pada remaja dikatakan

menderita hipertensi bila tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah

diastolik ≥ 90 mmHg.13

Berdasarkan Task Force Report on High Blood Pressure in Children and

Adolescents pada tahun 1987 dan 1996, tekanan darah tinggi atau hipertensi

adalah rerata tekanan darah sistolik dan/atau diastolik lebih besar atau sama

dengan persentil 95 terhadap umur dan jenis kelamin pada tiga kali pengukuran.

Hipertensi ini dibagi menjadi dua kelas, yaitu hipertensi signifikan bila tekanan

darah sistolik dan/atau diastolik terus menerus berada di antara persentil ke-95 dan

ke-99, dan hipertensi berat bila tekanan darah sistolik dan/atau diastolik terus

menerus berada di atas persentil ke-99 terhadap umur dan jenis kelamin.14,15

Berdasarkan The Fourth Report on The Diagnosis, Evaluation and Treatment of

High Blood Pressure in Children and Adolescent (2004), tekanan darah normal

adalah tekanan darah sistolik dan diastolik di bawah persentil 90 menurut umur,

jenis kelamin dan tinggi badan. Hipertensi adalah rerata tekanan darah sistolik

atau diastolik lebih tinggi atau sama dengan persentil 95 menurut umur, jenis

kelamin dan tinggi badan pada 3 kali pengukuran. Hipertensi stadium 1 yaitu

tekanan sistolik atau diastolik berada antara persentil 95 sampai dengan persentil

99 + 5 mmHg. Hipertensi stadium 2 yaitu tekanan darah sistolik atau diastolik di

6 Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 23: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

7

atas persentil 99 + 5 mmHg. Tekanan darah sistolik atau diastolik lebih tinggi atau

sama dengan persentil 90 tetapi lebih rendah daripada persentil 95 disebut

prehipertensi. Remaja dengan tekanan darah ≥ 120/80 mmHg sebaiknya juga

dipertimbangkan sebagai prehipertensi.4,16 Prehipertensi juga penting diperhatikan

karena prehipertensi merupakan indikator peningkatan risiko hipertensi pada anak

dan berhubungan dengan penyakit pada saat dewasa, khususnya dewasa muda.17

Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang dinamis

dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa

anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik,

mental, emosional dan sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa

kehidupan. Buku pediatri pada umumnya mendefinisikan remaja apabila telah

mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak

lelaki. World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai

kelompok anak usia 10-19 tahun.12,18

Perkembangan masa remaja dibagi atas masa remaja awal (usia 10-13 tahun),

menengah (usia 14-16 tahun) dan akhir (usia 17-19 tahun). Pada masa remaja

awal terjadi fase awal perkembangan maturasi fisik, seksual, dan pubertas yang

ditandai dengan munculnya tanda seks primer dan sekunder. Pada fase ini juga

terjadi penurunan ketergantungan diri pada keluarga, mulai terbentuk kemampuan

berpikir konkrit, mulai belajar untuk mengambil keputusan sendiri, mulai

terbentuk rasa ketertarikan seksual, bereksperimen dengan perilaku baru, dan

pengaruh teman sebaya menjadi faktor yang penting saat remaja ingin berusaha

sama seperti kelompoknya. Pada masa remaja menengah, remaja cenderung untuk

mencoba berbagai peran untuk menemukan identitas diri, mulai terbentuk

pemikiran abstrak, kemampuan berpikir kritis, ketertarikan seksual lebih

berkembang, dan pengaruh teman sebaya masih menjadi faktor utama yang

menentukan peran tersebut. Pada masa remaja akhir, individu cenderung memiliki

orientasi masa depan, merupakan masa transisi untuk memutuskan pekerjaan atau

pendidikan lebih lanjut, serta mulai membina hubungan personal dengan lawan

jenisnya dan terjadi internalisasi nilai-nilai pribadi.12,19 Soetjiningsih (1998) di

Bali meneliti bahwa pada umur 12 tahun anak perempuan mempunyai berat dan

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 24: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

8

tinggi yang lebih besar daripada anak lelaki, tetapi sebaliknya pada umur 13,14,

dan 15 tahun anak lelaki mempunyai tinggi dan berat badan yang lebih besar dari

perempuan.20 Pubertas dan “adolescent growth spurt” menyebabkan berbagai

perubahan metabolik pada tubuh remaja. Sebagai contoh meningkatnya kadar

hormon pertumbuhan pada masa remaja menyebabkan peningkatan resistensi

insulin yang dapat menyebabkan hipertensi.19

2.2 Etiologi

Hipertensi pada anak dan remaja dapat diklasifikasikan sebagai hipertensi primer

dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer (esensial) adalah bentuk hipertensi

yang tidak diketahui penyebabnya atau bukan merupakan akibat penyakit lain.

Hipertensi yang lebih sering ditemukan pada remaja adalah hipertensi primer atau

esensial, meliputi 85-90%.4 Hipertensi primer jarang ditemukan pada anak berusia

kurang dari 10 tahun. Faktor risiko yang bermakna untuk terjadinya hipertensi

primer adalah riwayat hipertensi dalam keluarga dan peningkatan indeks massa

tubuh. Obesitas dijumpai pada hampir 50% kasus.3 Beberapa faktor risiko lainnya

adalah ras, jenis kelamin, berat lahir rendah, konsumsi garam yang tinggi,

konsumsi alkohol, merokok, aktivitas, serta sindrom metabolik yang meliputi

kadar high density lipoprotein (HDL) yang rendah, trigliserida yang tinggi, dan

peningkatan kadar gula darah.2,4

Hipertensi sekunder juga ditemukan pada remaja, namun kejadiannya lebih sering

pada anak. Penyakit parenkim ginjal dan renovaskular merupakan penyebab

tersering hipertensi sekunder pada remaja. Penyakit parenkim ginjal yang sering

menimbulkan hipertensi antara lain glomerulonefritis, sindrom hemolitik uremik,

gagal ginjal kronik, tumor intrarenal (tumor Wilms’), renal scaring akibat

nefropati refluks maupun uropati obstruktif, ginjal polikistik dan renal displasia.

Penyakit renovaskular yang menimbulkan hipertensi adalah vaskulitis, penyakit

aortoarteritis Takayasu, stenosis atau trombosis arteri renalis, neurofibromatosis.4

Penyakit renovaskular dijumpai sebanyak 12% penyebab hipertensi kronik pada

remaja.3 Penyakit endokrin yang tersering menyebabkan hipertensi antara lain

feokromositoma, sindrom Cushing, neuroblastoma, hiperaldosteronisme primer

dan hipertiroid.4

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 25: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

9

Tabel 2. 1 Penyebab hipertensi pada anak menurut kelompok umur1,11

Umur Penyebab Neonatus Trombosis arteri/vena renalis, koarktasio aorta, kelainan

ginjal kongenital

< 1 tahun Koartasio aorta, penyakit renovaskular, penyakit parenkim ginjal

1 – 6 tahun Penyakit parenkim ginjal, penyakit renovaskular, penyakit endokrin, koartasio aorta, hipertensi esensial

6 – 12 tahun Penyakit parenkim ginjal, hipertensi esensial, penyakit renovaskular, penyakit endokrin, koartasio aorta

12 – 18 tahun Hipertensi esensial, penyakit parenkim ginjal, penyakit renovaskular, penyakit endokrin, koartasio aorta

2.3 Epidemiologi

Angka kejadian hipertensi di dunia sangat bervariasi.21 Laporan di berbagai

negara maju menyebutkan kisaran angka kejadian antara 1,3 – 21,6%.5 Di

Amerika, penelitian Jago dkk, pada remaja kelas 8 (13,6 ± 6 tahun) mendapatkan

prevalens hipertensi sebesar 23,9%.22 Di Rio Grande do Sul didapatkan 6,6%

tekanan darah diastolik dan 12,9% tekanan darah sistolik di atas persentil 95.23 Di

Portugal, penelitian Ramos dan Baros pada remaja 13 tahun didapatkan prevalens

hipertensi sebesar 22% dan prehipertensi 13,3%.24 Di India, berdasarkan

penelitian Savitha dkk, pada usia 10-16 tahun didapatkan prevalens hipertensi

sebesar 6,61%.21 McNiece dkk mendapatkan hipertensi pada remaja 11-17 tahun

sebesar 3,2% dan prehipertensi sebesar 15,7%.7

2.4 Faktor yang memengaruhi hipertensi

Tekanan darah pada remaja dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain umur,

tinggi badan, jenis kelamin, ras/etnik, gizi lebih atau obesitas, berat lahir rendah,

genetik, aktivitas fisis, merokok dan konsumsi alkohol.2,25 Selain yang akan

dijelaskan lebih lanjut di bawah ini terdapat hal-hal lain yang dapat meningkatkan

tekanan darah yaitu stress psikologis, kopi, obat-obatan seperti pseudoephedrin,

ibuprofen, obat stimulan, herbal, dan sebagainya.

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 26: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

10

2.4.1 Umur

Tekanan darah pada anak akan meningkat secara bertahap bersamaan dengan

bertambahnya umur dan ukuran badan sampai anak mencapai usia dewasa. Anak

yang lebih berat atau lebih tinggi, mempunyai nilai tekanan darah yang lebih

tinggi dibandingkan dengan anak sebaya dengan berat badan yang kurang.25

2.4.2 Jenis kelamin

Pada anak usia di bawah 6 tahun perbedaan jenis kelamin tidak terlalu berbeda

bermakna, namun setelah umur tersebut sampai pubertas tekanan darah sistolik

maupun diastolik pada anak perempuan sedikit lebih tinggi daripada anak lelaki.

Pada masa pubertas dan sesudahnya, tekanan darah sedikit lebih tinggi pada

remaja lelaki dibandingkan remaja perempuan. Perbedaan ini mungkin disebabkan

oleh perbedaan kecepatan tumbuh kembang anak.26,27 Sinaiko dkk dalam

penelitiannya terhadap pelajar SMP di Minnesota, Minneapolis menemukan

tekanan darah remaja lelaki lebih tinggi dibanding perempuan.28

2.4.3 Ras/Etnik

Berdasarkan The Task Force on Blood Pressure Control in Children and

Adolescent, tidak terdapat perbedaan tekanan darah antara anak African American

dan anak Caucassian, tetapi tahanan pembuluh darah perifer dan sensitivitas

tekanan darah terhadap asupan garam tampak lebih besar pada anak African

American dibandingkan pada anak Caucassian. Tekanan darah pada populasi Asia

juga didapatkan tidak berbeda bermakna dengan populasi lainnya.27 Remaja kulit

hitam mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi dibanding yang kulit putih.2

2.4.4 Berat lahir

Interaksi antara nutrisi saat dalam kandungan dengan pertumbuhan janin turut

memengaruhi jenis penyakit kardiovaskular pada kehidupan selanjutnya. Nutrisi

dalam kandungan yang kurang optimal akan membatasi pertumbuhan janin dan

mengakibatkan berat lahir rendah sehingga berat lahir rendah menjadi petunjuk

klinis dari lingkungan dalam rahim yang kurang optimal dan merupakan faktor

risiko timbulnya penyakit kronik di kemudian hari. Beberapa penelitian

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 27: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

11

melaporkan adanya hubungan yang bermakna antara berat lahir dengan tekanan

darah.29,30 Studi di Eropa dan Amerika pada dewasa menunjukkan bahwa orang

yang berat lahir lebih rendah mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi.30,31

Law dkk menemukan peningkatan tekanan darah pada anak-anak di China,

Guatemala dan Chile berhubungan dengan berat lahir rendah.31 Beberapa peneliti

menemukan adanya penurunan tekanan darah sistolik sebesar 1,48 – 2,80 mmHg

untuk setiap kenaikan 1 kg berat lahir. Walaupun demikian beberapa penelitian

lain juga menemukan adanya hubungan yang lemah atau tidak ada hubungan

antara berat lahir dengan tekanan darah pada remaja atau dewasa.30

2.4.5 Status gizi

Hubungan status gizi dengan kejadian hipertensi telah banyak dilaporkan terutama

pada anak dengan obesitas.21,24,29 Pada anak dengan obesitas terjadi peningkatan

kadar trigliserida, penurunan HDL, peningkatan kolesterol dan peningkatan

resistensi terhadap insulin serta penurunan aktivitas. Hal tersebut dapat memicu

terjadinya hipertensi. Anak dengan obesitas mengalami 1,5 kali lebih besar

menderita hipertensi daripada anak tanpa obesitas.21 Sorof dan Daniel melaporkan

prevalens hipertensi 3 kali lebih besar pada anak obesitas dibandingkan tanpa

obesitas.32 Patofisiologi hipertensi pada obesitas adalah gangguan fungsi otonom,

resistensi insulin dan kelainan struktur dan fungsi pembuluh darah. Hiperaktivitas

sistem saraf simpatis mengakibatkan peningkatan frekuensi denyut jantung dan

variabilitas tekanan darah, dan peningkatan kadar katekolamin plasma.32

Prevalens berat badan lebih dan obesitas dengan hipertensi pada remaja (10-19

tahun) antara 41,09 – 67,33%.33

2.4.6 Genetik

Secara statistik peranan genetik terhadap kejadian hipertensi menunjukkan

hubungan yang sangat bermakna. Menurut beberapa penelitian, hipertensi pada

anak dan remaja akan meningkat bila terdapat riwayat hipertensi pada

keluarga.2,21,23,26,29 Jika kedua orangtua hipertensi, maka angka kejadian hipertensi

pada keturunannya meningkat 4 sampai 15 kali dibanding bila kedua orangtua

adalah normotensi.3

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 28: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

12

2.4.7 Kebiasaan merokok

Hubungan antara rokok dengan peningkatan risiko terjadinya penyakit

kardiovaskular telah banyak dibuktikan. Selain dari lamanya merokok, risiko

akibat merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap per hari.

Seseorang yang menghisap lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih

rentan daripada mereka yang tidak merokok. Zat kimia beracun, seperti nikotin

dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok, masuk ke dalam aliran darah

dan merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, mengakibatkan proses

aterosklerosis dan hipertensi.34 Hanya dalam beberapa detik nikotin sudah

mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada

kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan

menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat

karena tekanan yang lebih tinggi. Setelah merokok dua batang saja, baik tekanan

sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg. Tekanan darah akan tetap

pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti mengisap rokok. Sementara

efek nikotin perlahan-lahan menghilang, tekanan darah juga akan menurun

dengan perlahan. Pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level tinggi

sepanjang hari.35

Perokok pasif juga berhubungan dengan kerusakan endotel pembuluh darah dan

dapat berdampak terhadap peningkatan tekanan darah. Penelitian yang dilakukan

oleh Seyedzadeh dkk menunjukkan bahwa paparan terhadap asap rokok dapat

meningkatkan tekanan darah pada anak dan mempunyai risiko terjadi penyakit

kardiovaskular di kemudian hari.36 Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

menunjukkan prevalens tertinggi umur pertama kali merokok terdapat pada

kelompok umur 15-19 tahun (43,3%) disusul kelompok umur 10-14 tahun

(17,5%) dan umur 20-24 tahun (14,6%). Anak sekolah yang terpapar asap rokok

selama mereka di rumah atau menjadi perokok pasif sebesar 64,2%.37

2.4.8 Olah raga / aktivitas fisis

Olah raga/aktivitas fisis dapat memengaruhi tekanan darah. Hal ini disebabkan

oleh pengaruh hormonal dan aktivitas jantung.2 Aktivitas fisis adalah perilaku

yang menghasilkan gerakan yang memberi kontribusi pada total energy

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 29: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

13

expenditure seseorang, yang meliputi seluruh pergerakan otot besar, untuk tujuan

apapun, yang dilakukan sepanjang hari. Olah raga adalah bagian dari aktivitas

fisis total, yang dilakukan secara sengaja, terstruktur dan berulang, yang bertujuan

untuk meningkatkan kardio-respirasi atau dimensi lain ketahanan fisik.38 Olah

raga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular, karena

olah raga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan

menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga

menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat

karena adanya kondisi tertentu. Kurangnya aktifitas fisis meningkatkan risiko

hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak

aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi

sehingga otot jantungnya bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras

dan sering otot jantung memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada

arteri.35

Pengukuran aktivitas fisis dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain

dengan kuesioner yang dianggap cocok untuk penelitian epidemiologi yang

melibatkan sampel yang besar karena tidak memerlukan peralatan teknis yang

rumit, biaya yang lebih murah dan tidak mengganggu aktivitas harian subjek.39

Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) merupakan kuesioner yang

dibuat oleh WHO untuk melakukan survey mengenai hubungan risiko penyakit

kronik dan aktivitas fisis di populasi, terutama di negara berkembang. Kuesioner

ini telah melalui uji validitas dan realibilitas di 9 negara berkembang termasuk

Indonesia.40 Kuesioner ini mengumpulkan informasi mengenai aktivitas fisis dan

gaya hidup santai yang terdiri dari 16 pertanyaan (P1 – P16) yang mencakup

aktivitas di sekolah, perjalanan ke berbagai tempat, aktivitas olahraga dan

rekreasional serta perilaku santai. Intensitas aktivitas fisis dinyatakan dalam

satuan metabolic equivalent (MET) yaitu rasio laju metabolisme kerja

dibandingkan laju metabolisme istirahat. Satu MET didefinisikan sebagai energi

yang digunakan untuk duduk tenang dan setara dengan penggunaan 1 kkal/kg/jam.

Analisis data GPAQ mengestimasi perbandingan terhadap energi saat duduk

tenang dibagi konsumsi kalori saat beraktivitas sedang dinilai 4 kali lipat dan

aktivitas tinggi dinilai 8 kali lipat, jadi untuk menilai keluaran energi total (overall

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 30: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

14

energy expenditure), 4 MET ditambahkan untuk setiap waktu yang dibutuhkan

saat melakukan aktivitas sedang dan 8 MET saat melakukan aktivitas tinggi. 41

Tabel 2.2 adalah contoh aktivitas fisis intensitas sedang dan tinggi yang

disesuaikan dengan aktivitas remaja.

Tabel 2.2 Contoh aktivitas fisis intensitas sedang dan tinggi42

Aktivitas fisis intensitas sedang Aktivitas fisis intensitas tinggi Aerobik ringan Badminton Skateboard Dansa Senam (gymnastic) Volly Tenis meja Permainan outdoor tidak

terstruktur Golf Jalan kaki Baseball Bersepeda santai Sepatu roda santai Fitness (latihan beban)

Aerobik – intensitas sedang-berat Basket Tenis lapangan Karate/judo/silat/taekwondo Jogging Berenang Lompat tali Atletik Panjat tebing Futsal Bersepeda jauh/mendaki Sepatu roda jauh/balapan

2.4.9 Konsumsi alkohol

Hampir 75% remaja kelas 12 di Amerika Serikat pernah minum alkohol dan 25%

di antaranya pertama kali minum alkohol sebelum usia 13 tahun. Penyalahgunaan

alkohol pada usia dini berhubungan dengan meningkatnya masalah yang

disebabkan oleh konsumsi alkohol tersebut.43 Penyalahgunaan alkohol atau

minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang berkembang di dunia

remaja dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ketahun.

Data Riskesdas (2010) menyebutkan jumlah remaja pengkonsumsi minuman

keras mencapai 6%.37

Konsumsi alkohol akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Alkohol

bersifat meningkatkan aktivitas saraf simpatis karena dapat merangsang sekresi

corticotropin releasing hormone (CRH) yang berujung pada peningkatan tekanan

darah. Selain itu pada penggunaan alkohol dalam waktu yang lama dapat

menyebabkan reaktivitas pembuluh darah.44 Hubungan antara konsumsi alkohol

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 31: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

15

dan tekanan darah telah dilaporkan dalam beberapa penelitian. Penelitian yang

dilakukan Jerez dkk menunjukkan bahwa prevalens hipertensi lebih besar pada

lelaki peminum alkohol berat.45

2.5 Patofisiologi hipertensi

Patogenesis hipertensi esensial masih belum banyak dimengerti. Banyak faktor

patofisiologi yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi seperti peningkatan

sistem saraf simpatis, peningkatan hormon retensi natrium dan vasokonstriktor,

asupan tinggi natrium, asupan kalium dan kalsium yang tidak adekuat dalam

makanan, peningkatan sekresi renin dengan akibat peningkatan angiotensin II dan

aldosteron, kurangnya vasodilator seperti nitric oxide dan prostasiklin, diabetes

melitus, resistensi insulin, obesitas, dll.46

Gambar 2.1 Mekanisme patofisiologi hipertensi46

2.6 Pengukuran tekanan darah

Sebagian besar hipertensi pada anak dan remaja tidak menunjukkan gejala, tetapi

berhubungan dengan terjadinya kerusakan target organ dan morbiditas yang tinggi

maka pengukuran tekanan darah pada anak dan remaja merupakan hal yang sangat

penting dan memerlukan pengukuran yang tepat dan benar karena terdapat banyak

faktor yang berpengaruh. Berdasarkan rekomendasi National High Blood

Pressure Education Program, semua anak usia 3 tahun atau lebih harus diukur

tekanan darahnya pada saat pertama kali datang ke fasilitas kesehatan.1,11,47

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 32: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

16

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Pengukuran tekanan darah secara langsung dilakukan secara intra-arterial. Cara

ini lebih akurat tetapi invasif sehingga tidak digunakan dalam praktik klinis. Cara

praktis pengukuran tekanan darah adalah secara tidak langsung dengan auskultasi.

Baku emas pengukuran tekanan darah secara tidak langsung adalah menggunakan

manometer air raksa. Dibandingkan hasil pengukuran tekanan darah intra-arterial,

maka pengukuran tekanan darah secara tidak langsung dengan auskultasi

menghasilkan tekanan sistolik yang lebih rendah dan tekanan diastolik yang

sedikit lebih tinggi.48

Ketidaktepatan hasil pengukuran tekanan darah menggunakan manometer dengan

auskultasi terutama bersumber dari kesalahan manusiawi yang dapat berupa

ketidaktepatan memilih ukuran manset, ketidaktepatan pemasangan manset,

singkatnya waktu istirahat bagi pasien, penurunan tekanan yang terlalu cepat,

kurangnya konsentrasi pemeriksa, bias/pembulatan hasil, dan kurangnya

pemeriksaan ulangan. Kesalahan manusiawi ini dapat diatasi dengan pelatihan

petugas secara berkala dan benar. Untuk mendapatkan hasil pengukuran tekanan

darah yang tepat perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Manset yang digunakan harus cocok dengan ukuran anak. (Tabel. 2.3).16,48

b. Lebar kantung karet harus menutupi minimal 40% lingkar lengan atas

pada pertengahan antara olekranon dan akromion sehingga memberikan

ruangan yang cukup untuk meletakkan stetoskop bell di daerah fossa

kubiti sedangkan panjang kantung karet harus dapat menutupi 80-100%

dari lingkaran lengan atas.1,11,27,48

c. Manometer yang akan digunakan harus diperiksa terlebih dahulu, apakah

ada kerusakan mekanik yang memengaruhi hasil pengukuran.48

d. Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan dalam suasana yang

tenang. Idealnya anak yang hendak diukur tekanan darahnya tidak sedang

mengonsumsi obat stimulan, telah duduk beristirahat dengan tenang

selama 5 menit pada kursi bersandar, kaki berpijak pada lantai/tidak

tergantung, dan lengan kanan ditopang sedemikian rupa sehingga fosa

kubiti berada setinggi jantung. Pada anak yang lebih kecil pengukuran

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 33: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

17

dilakukan dalam posisi anak berbaring telentang dengan lengan lurus

disamping badan.16,48

Tabel 2.3 Ukuran manset yang direkomendasikan untuk pengukuran tekanan darah pada anak16

Rentang umur Lebar (cm) Panjang (cm) Lingkar lengan atas maksimum (cm)

Neonatus 4 8 10 Bayi 6 12 15 Anak-anak 9 18 22 Dewasa kecil 10 24 26 Dewasa 13 30 34 Dewasa besar 16 38 44 Paha 20 42 52

Pada penentuan tekanan darah sistolik digunakan bunyi Korotkoff I yaitu bunyi

yang mulai terdengar melalui stetoskop ketika tekanan dalam manset diturunkan

perlahan-lahan, sedangkan tekanan darah diastolik menggunakan kriteria bunyi

Korotkoff V yaitu saat menghilangnya bunyi. Namun pada beberapa anak jika

fase V sulit didengar, maka Korotkoff IV digunakan sebagai petunjuk tekanan

darah diastolik.16,48

2.7 Evaluasi diagnostik hipertensi

Setelah hipertensi ditegakkan harus dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis

yang sangat cermat untuk menentukan etiologi dan mendeteksi kerusakan target

organ sebagai komplikasi hipetensi. Gejala/tanda yang mengarah ke hipertensi

sekunder antara lain disuria, poliuria, nokturia, hematuria, nyeri dan

pembengkakan sendi, nyeri abdomen, edema, kelemahan otot, kejang, penurunan

berat badan, dan palpitasi. Gejala/tanda yang mengarah kepada adanya kerusakan

target organ adalah sakit kepala, epistaksis, vertigo, gangguan penglihatan, nyeri

dada, dan sesak napas.4

Pemeriksaan fisis juga perlu dilakukan secara teliti dan sistematis oleh karena ada

beberapa kelainan yang dapat ditemukan dan merupakan tanda penyebab

hipertensi atau lamanya hipertensi berlangsung.25 Pemeriksaan fisis pada anak

hipertensi meliputi indeks massa tubuh, ada tidaknya edema, mengukur tekanan di

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 34: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

18

keempat ekstremitas untuk menyingkirkan adanya koarktasio aorta, mencari bruit

pada pembuluh darah besar, memeriksa retina, mencari tanda dan gejala lain yang

mengarah kepada hipertensi sekunder.4

Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan ditujukan untuk menapis etiologi

hipertensi, mencari komorbiditas, dan mendeteksi kerusakan target organ.

Pemeriksaan awal meliputi darah tepi lengkap, elektrolit, asam urat, ureum,

kreatinin, profil lipid, gula darah, urinalisis lengkap, kultur urin, ultrasonografi

(USG) ginjal, elektrokardiografi (EKG), ekokardiografi, dan polisomnografi.

Pemeriksaan penunjang selanjutnya tergantung pada indikasi klinis.4

2.8 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi pada remaja ditujukan pada pengendalian tekanan

darah dan penyakit yang mendasarinya, meliputi tata laksana farmakologi dan

nonfarmakologi. Tujuan pengobatan adalah menurunkan tekanan darah sampai di

bawah persentil 95, namun bila terdapat keadaan komorbiditas seperti penyakit

ginjal kronik, diabetes melitus, atau sudah didapatkan kerusakan target organ,

maka target penurunan tekanan darah adalah di bawah persentil 90.4,25

Tata laksana non farmakologi meliputi pengurangan berat badan, melakukan

aktivitas fisis secara reguler, mengurangi aktivitas yang dilakukan sambil duduk

saja (dianjurkan kurang dari 2 jam per hari), modifikasi diet (membatasi garam,

menambah asupan buah dan sayur segar, serat, non fat dairy) dan menghindari

rokok.4

Fourth Report on The Diagnosis, Evaluation and Treatment of High Blood

Pressure on Children and Adolescent merekomendasikan alur identifikasi dan

penatalaksanaan hipertensi pada anak sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 35: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

19

Gambar 2.2 Tata laksana hipertensi pada anak16

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 36: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

BAB 3

KERANGKA KONSEP

Aktivitas kurang Obesitas Pemakaian

obat telarang Hubungan sex tidak

aman

Konsumsi alkohol

Resistensi insulin

hiperinsulinemi

Remaja - Pengaruh peer

group - Masalah emosional

dan perilaku

Perubahan pola hidup, pola makan, pergaulan,dll

Merokok

Retensi Na &

Volume plasma

Nikoti

Curah jantung (autoregulasi)

Aktivitas saraf simpatis

HIPERTENSI

Penyempitan pembuluh darah

Tahanan perifer

Kalsium intrasel

Sensitivitas vaskular

Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol

- Hipertensi dalam keluarga

- Jenis Kelamin - Ras/etnis - Berat lahir

= ruang lingkup

penelitian

Kerusakan endotel vaskular

Diet tinggi garam

20 Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 37: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik potong lintang untuk mengetahui

prevalens dan faktor yang memengaruhi hipertensi pada remaja siswa SMP.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP di Jakarta selama 3 bulan, yaitu bulan Maret 2014

sampai dengan Mei 2014 setelah mendapat persetujuan etik dari Panitia Tetap

Etik Penelitian Kedokteran FKUI. Pengambilan sampel diakhiri setelah besar

sampel terpenuhi.

4.3 Populasi penelitian

Populasi target penelitian ini adalah semua remaja siswa SMP. Populasi

terjangkau adalah seluruh remaja siswa SMP di beberapa SMP di wilayah Jakarta

Pusat.

4.4 Perkiraan besar sampel

Untuk prevalens hipertensi, besar sampel ditetapkan dengan perhitungan sampel

tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi dengan menggunakan ketepatan

relatif yaitu:

n = Zα2PQ d2

n = besar sampel penelitian yang dibutuhkan

P = prevalens hipertensi yang diperkirakan, berdasarkan kepustakaan adalah 6%

Q = 1-P

Zα = interval kepercayaan yang ditetapkan, yaitu 95% = 1,96

d = perbedaan hasil yang dianggap bermakna, ditetapkan 3% (0,03)

Maka besar sampel:

n= (1,96)2 x 0,06 x 0,94 = 245 0,032

21 Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 38: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

22

Dengan perhitungan perkiraan jumlah subjek yang akan dieksklusi maka akan

diambil sampel sebanyak 300 orang.

Besar sampel untuk faktor risiko menggunakan “rule of thumb” dengan 8 faktor

yang diteliti adalah

10 x 8 = 80

Dengan demikian besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berdasarkan rumus estimasi proporsi yaitu 300 sampel.

4.5 Cara pemilihan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster sampling:

1. Dilakukan pengambilan data sekunder dari Dinas Pendidikan DKI tentang

jumlah SMP di Jakarta Pusat.

2. Dilakukan randomisasi sederhana untuk mendapatkan 2 SMP negeri dan 2

SMP swasta yang akan dijadikan sampel.

3. Dilakukan randomisasi sederhana terhadap kelas dari tiap tingkatan kelas

di masing-masing SMP sehingga didapatkan 300 orang subjek penelitian

4. Kepada semua calon sampel akan diberikan lembar informasi orangtua

murid dan lembar persetujuan orangtua murid.

4.6 Kriteria penelitian

4.6.1 Kriteria inklusi

Sampel penelitian ini adalah semua remaja yang bersekolah di SMP di wilayah

Jakarta Pusat.

4.6.2 Kriteria eksklusi

• Tidak mendapat ijin dari orangtua subjek.

• Tidak hadir pada hari penelitian dilaksanakan.

• Secara klinis terdeteksi menderita kelainan bawaan/sindrom/hormonal

yang berpotensi menyebabkan hipertensi.

• Sedang minum obat anti hipertensi.

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 39: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

23

4.7 Etik penelitian

Persetujuan etik penelitian telah diperoleh dari Komisi Etik Penelitian Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia melalui Surat Keterangan Lolos Kaji Etik

nomor 196/H2.F1/ETIK/2014 tertanggal 7 April 2014 (Lampiran 1). Subjek

diikutsertakan dalam penelitian, persetujuan akan dimintakan juga dari

orangtua/wali dengan mengisi lembar persetujuan (informed consent) setelah

mendapat penjelasan mengenai tujuan, prosedur, dan manfaat penelitian.

4.8 Prosedur dan cara kerja penelitian

• Setelah mendapat ijin dari pihak sekolah dan menetapkan kelas yang akan

dijadikan subjek penelitian, peneliti menyebarkan penjelasan tertulis

penelitian (Lampiran 2) dan lembar informed consent (Lampiran 3) untuk

ditandatangani orangtua, lembar informasi subjek (lampiran 4) dan lembar

persetujuan subjek (lampiran 5) serta lembar kuesioner (Lampiran 6)

untuk diisi oleh subjek. Waktu pengumpulan lembar informed consent dan

kuesioner dilakukan 1 minggu kemudian.

• Subjek yang bersedia mengikuti penelitian dilakukan pemeriksaan

antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, tekanan

darah dan pemeriksaan fisis. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada

posisi duduk, di lengan kanan menggunakan tensimeter digital merek

Omron model HEM-7111 yang telah ditera dan dilakukan tiga kali

pemeriksaan dengan interval 5 menit.

• Data tambahan diperoleh dengan melakukan wawancara kepada subjek.

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 40: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

24

4.9 Alur penelitian

4.10 Pengolahan, analisis data dan penyajian hasil penelitian

Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan peranti lunak

stastistical package for social studies version 17.0 for windows (SPSS Inc). Data

disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan grafik.

Uji statistik yang dipakai untuk uji hipotesis variabel kategorik tidak berpasangan

menggunakan uji Chi Square dan untuk data yang tidak memenuhi kriteria uji

Chi Square digunakan uji Fischer. Nilai p<0,05 dianggap bermakna secara

statistik.

Analisis yang digunakan untuk analisis multivariat ditentukan berdasarkan

variabel tergantungnya. Oleh karena variabel tergantungnya merupakan variabel

kategorikal maka akan digunakan regresi logistik. Langkah-langkah analisis

multivariat adalah menseleksi variabel yang akan dimasukan ke dalam analisis

multivariat adalah variabel yang ada pada analisis bivariat mempunyai nilai

p<0,25.

Populasi target(siswa SMP)

Proses perijinan dan diseminasi penelitian pada kepala SMP

Pengolahan dan analisis data

Pemilihan subjek penelitian sesuai kriteria inklusi dan eksklusi

Informed consent

Pengisian kuesioner, pemeriksaan antropometris dan tekanan darah

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 41: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

25

4.11 Batasan operasional

1. Faktor yang diduga berpotensi memengaruhi kejadian hipertensi pada

subjek dalam penelitian ini adalah: jenis kelamin, riwayat hipertensi dalam

keluarga, ras/etnik, berat lahir rendah, berat badan lebih atau obesitas,

merokok, aktivitas fisis dan konsumsi alkohol.

2. Usia ditentukan berdasarkan anamnesis tanggal kelahiran dari orangtua

atau subjek sendiri. Usia dinyatakan dalam tahun; usia yang lebih dari 6

bulan dibulatkan ke atas, sedangkan di bawah 6 bulan dibulatkan ke

bawah.

3. Remaja adalah kelompok anak usia 10 sampai dengan 19 tahun.18

4. Berat badan adalah ukuran berat badan anak yang diukur memakai

timbangan berat badan berdiri tanpa menggunakan sepatu dan alas kaki,

dan hanya memakai seragam sekolah saja. Berat badan ditimbang dengan

menggunakan timbangan pegas yang telah ditera dengan ketelitian 0,5 kg.

5. Tinggi badan adalah tinggi badan anak yang diukur pada posisi berdiri

dengan punggung bersandar pada dinding, muka lurus menghadap ke

depan, telapak kaki dirapatkan tanpa menggunakan sepatu dan alas kaki.

Tinggi badan diukur dengan menggunakan alat ukur yang telah ditera

dengan ketelitian 0,1 cm.

6. Tekanan darah adalah hasil pengukuran tekanan sistolik dan diastolik yang

diukur pada lengan kanan atas subjek dengan lengan bawah diletakkan di

atas meja, agar lengan atas berada setinggi jantung. Pengukuran dilakukan

setelah beristirahat sekitar 15 menit dengan menggunakan tensimeter

digital merek Omron model HEM-7111 dengan lebar manset 9 atau 10 cm.

Pengukuran dilakukan 3 kali dengan jarak waktu 5 menit.

7. Hipertensi berdasarkan Fourth Report on The Diagnosis, Evaluation and

Treatment of High Blood Pressure in Children and Adolescent (2004)

adalah rata-rata tekanan darah sistolik atau diastolik ≥ 95 persentil

menurut umur, jenis kelamin dan tinggi badan pada 3 kali pengukuran.

Hipertensi stadium 1 yaitu tekanan sistolik atau diastolik berada antara

persentil 95 sampai dengan persentil 99 + 5 mmHg. Hipertensi stadium 2

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 42: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

26

yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik diatas persentil 99 + 5 mmHg

menurut umur, jenis kelamin dan tinggi badan.16

8. Prehipertensi adalah tekanan darah sistolik atau diastolik lebih tinggi atau

sama dengan persentil 90 tetapi lebih rendah daripada persentil 95.16

9. Ras/etnik adalah latar belakang suku subjek seperti Jawa, Sunda, Betawi,

Minang, Batak, Palembang dan lainnya. Data diperoleh dari kuesioner.

10. Faktor genetik dinilai berdasarkan riwayat hipertensi pada ayah dan ibu

kandung. Data riwayat hipertensi orangtua didapat dari kuesioner.

11. Berat lahir adalah berat pertama bayi yang ditimbang dalam waktu satu

jam setelah lahir. Berat badan lahir rendah (BBLR) bila 1500-2499 gram,

normal 2500 – 3999 gram dan bayi besar bila ≥ 4000 gram.49 Berat lahir

diperoleh berdasarkan hasil kuesioner.

12. Status gizi; adalah status atau gizi subjek dinilai berdasarkan pemeriksaan

klinis dan antropometris berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang

diplot di kurva NCHS/CDC 2000 dan dikelompokkan sebagai berikut:17

1. Obesitas, jika BB menurut TB subjek di atas 120% dan indeks massa

tubuh (IMT) menurut usia dan jenis kelamin terletak di atas persentil

95.

2. Gizi lebih, jika BB menurut TB subjek 110-120% dan hasil

perhitungan IMT menurut usia dan jenis kelamin terletak antara

persentil 85-95%.

3. Gizi baik, jika BB menurut TB subjek 90-110%.

4. Gizi kurang, jika BB menurut TB subjek 70-90%.

5. Gizi buruk, jika BB menurut TB subjek kurang dari 70% disertai

tanda-tanda klinis gizi buruk seperti wajah orangtua susah, iga

gambang, wasting dan baggy pants.

13. Aktifitas fisis / olah raga

Aktifitas fisis adalah semua aktifitas muskuloskeletal yang menghasilkan

gerakan yang memberi kontribusi pada total energy expenditure

seseorang, yang meliputi seluruh pergerakan otot besar untuk tujuan

apapun yang dilakukan sepanjang hari.38

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 43: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

27

Kriteria aktivitas fisis berdasarkan kuesioner GPAQ. 41

Aktivitas tinggi

Jika (P2 + P11) ≥ 3 hari dan mencapai ≥ 1500 MET-menit/minggu

ATAU

Jika (P2 + P5 + P8 + P11 + P14) ≥ 7 hari dan mencapai ≥ 3000 MET-

menit/minggu

Aktivitas sedang

Seseorang yang tidak memenuhi kriteria di atas, namun setidaknya

memenuhi salah satu kriteria berikut:

Jika (P2 + P11) ≥ 3 hari dan ((P2 x P3) + (P11 x P12)) ≥ 3 x 20

menit

ATAU

Jika (P5 + P8 + P14) ≥ 5 hari dan ((P5 x P6) + (P8 x P9) + (P14 x

P15) ≥ 150 menit

ATAU

Jika (P2 + P5 + P8 + P11 + P14) ≥ 5 hari dan mencapai ≥ 600

MET-menit/minggu

Aktivitas rendah

Seseorang yang tidak memenuhi ke-2 kriteria di atas

14. Kebiasaan merokok, adalah subjek yang memenuhi definisi sebagai

perokok setiap hari, perokok kadang-kadang, dan mantan perokok

berdasarkan Riskesdas:37

Perokok setiap hari : orang yang merokok produk tembakau

apapun minimal satu kali sehari.

Perokok kadang-kadang : orang yang merokok produk tembakau,

tetapi tidak setiap hari.

Mantan perokok : orang yang sebelumnya perokok setiap hari

atau kadang-kadang dengan jumlah minimal 100 batang selama hidupnya,

namun saat ini telah berhenti merokok.

15. Faktor risiko merokok adalah bila subjek menjawab “ya” saat ditanyakan

tentang kebiasaan merokok pada subjek, atau bila orangtua mempunyai

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 44: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

28

kebiasaan merokok atau sering berada di lingkungan orang yang sedang

merokok.

16. Faktor risiko konsumsi alkohol adalah bila subjek minum alkohol minimal

satu kali per minggu dan minimal 1 gelas per minggu.

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 45: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Alur subjek penelitian

Penelitian dilakukan pada empat SMP di wilayah Jakarta Pusat, terdiri atas 2 SMP

negeri dan 2 SMP swasta yang dipilih secara acak dari 36 SMP negeri dan 65

SMP swasta. Sekolah menengah pertama yang terpilih adalah SMP negeri 4, SMP

negeri 216, SMP Trisula Perwari II dan SMP Taman Siswa. Setiap SMP diambil

satu kelas dari tiap tingkatan (kelas 7,8 dan 9). Kepada semua siswa di kelas

tersebut dibagikan kuesioner dan lembar persetujuan untuk diisi dan

ditandatangani. Penyebaran kuesioner ini dilakukan bulan Maret 2014.

Pemeriksaan antropometri dan tekanan darah dilakukan pada April 2014 setelah

mendapat persetujuan dari subjek dan orangtua.Sebanyak 387 kuesioner dibagikan

dan sebanyak 313 subjek penelitian memenuhi kriteria inklusi. (Gambar 5.1)

Gambar 5.1 Alur subjek penelitian

SMP di Jakarta Pusat

SMPN 4

SMPN 216

SMP

SMP Taman Siswa

104 subjek

103 subjek

73 subjek 107 subjek

Randomisasi

SMP Negeri

SMP Swasta

Randomisasi

Eksklusi 74 subjek: • 35 subjek tidak hadir • 39 subjek orangtua

tidak setuju

387 subjek dari 4 SMP

Total 313 subjek penelitian

29 Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 46: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

30

5.2 Karakteristik subjek penelitian

Sebagian besar subjek penelitian adalah anak perempuan dengan rasio

perempuan:lelaki=1,52:1, dengan rerata usia subjek adalah 13,97 tahun (SD 1.02

tahun). Tabel 5.1 menunjukkan sebaran karakteristik subjek. Kelompok usia

terbanyak adalah usia remaja menengah (14-16 tahun) sebanyak 198 (63,3%).

Berat lahir sebagian besar subjek adalah normal (73,2%) dan sebagian besar

subjek memiliki status gizi yang baik (62,3%) sedangkan subjek yang memiliki

gizi lebih 11,8% dan obesitas 8,6%. Aktifitas fisis subjek pada penelitian ini

sebagian besar adalah aktifitas rendah (62,6%). Suku terbanyak adalah suku Jawa

sebanyak 50,5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 61 orang subjek

(19,5%) memiliki ayah yang menderita hipertensi, 47 orang subjek (15%)

memiliki ibu yang menderita hipertensi dan 19 orang subjek (6,1%) memiliki

kedua orangtua hipertensi.

Tabel 5.1 Karakteristik subjek

Karakteristik Kategori n (%) Usia Mean: `13,97 tahun

(SD: 1,02 )

Kelompok usia Remaja awal (10-13 tahun) Remaja menengah (14-16 tahun) Remaja akhir (17-18 tahun)

112 (35,8) 198 (63,3)

3 (1) Jenis kelamin Lelaki

Perempuan 124 (39,6) 189 (60,4)

Berat lahir Rendah Normal Besar Tidak ingat

14 (4,5) 229 (73,2)

8 (2,6) 62 (19,8)

Status gizi Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih Obesitas

54 (17,3) 195 (62,3) 37 (11,8) 27 (8,6)

Aktivitas fisis Rendah Sedang Tinggi

196 (62,6) 76 (24,3) 41 (13,1)

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 47: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

31

Karakteristik Kategori n (%) Suku/ras Jawa

Sunda Betawi Minang Batak Palembang Lainnya

158 (50,5) 58 (18,5) 45 (14,4) 19 (6,1) 8 (2,5) 4 (1,3) 21(6,7)

Ayah hipertensi Ya Tidak

61(19,5) 252 (80,5)

Ibu hipertensi Ya Tidak

47 (15) 266 (85)

Kedua orangtua hipertensi

Ya Tidak

19 (6,1) 294 (93,9)

Total 313 (100) Tabel 5.2 memperlihatkan bahwa sebanyak 16,6% subjek mempunyai kebiasaan

merokok dan sebagian besar subjek memiliki ayah yang mempunyai kebiasaan

merokok (62%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 15 orang subjek

(4,8%) pernah mencoba minum alkohol tetapi hanya 2 orang subjek yang rutin

minum alkohol maksimal satu kali per bulan. Hal ini tidak masuk dalam kriteria

faktor risiko terjadinya hipertensi pada penelitian ini.

Tabel 5.2 Perilaku merokok dan konsumsi alkohol

Karakteristik Kategori n (%) Subjek merokok Ya

Tidak 52 (16,6)

261 (83,4) Ayah merokok Ya

Tidak 194 (62) 119 (38)

Ibu merokok Ya Tidak

19 (6,1) 294 (93,9)

Kedua orangtua merokok Ya Tidak

13 (4,2) 300 (85,8)

Paparan asap rokok Ya Tidak

189 (60,4) 124 (39,6)

Konsumsi alkohol Ya Tidak

15 (4,8) 298 (95,2)

Total 313 (100)

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 48: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

32

5.3 Prevalens hipertensi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalens hipertensi pada remaja siswa

SMP di Jakarta Pusat adalah sebesar 9,6% dan prehipertensi sebesar 5,1%

Tabel 5.3 Prevalens hipertensi remaja siswa SMP di Jakarta Pusat

Hipertensi N (%)

Prehipertensi N (%)

Tidak Hipertensi N (%)

Lelaki 16 (12,9) 12 (9,7) 96 (77,4) Perempuan 14 (7,4) 4 (2,1) 171 (90,5) Total 30 (9,6) 16 (5,1) 267(86,3)

5.4 Hubungan faktor risiko dengan hipertensi

Hasil akhir penelitian menunjukkan 9,6% subjek mengalami hipertensi. Tabel 5.4

memperlihatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara gizi lebih/obesitas

dan riwayat hipertensi dalam keluarga terhadap hipertensi.

Tabel 5.4 Analisis bivariat antara jenis kelamin, suku/ras, berat lahir, status gizi, aktivitas fisik, riwayat hipertensi dalam keluarga, kebiasaan merokok

dan minum alkohol dengan hipertensi.

Variabel Hipertensi OR

(IK 95%) p value Ya n(%)

Tidak n (%)

Jenis kelamin Lelaki 16 (53,3) 108 (38,2) 0.54 0.119 Perempuan 14 (46,7) 17 (61,8) (0.25-1.15) Berat lahir < 2500 gram 2 (7,7) 12 (5.3) 0.64 0.644 ≥ 2500 gram 24 (92,3) 213 (94.7) (0.14-3.20) Suku Luar Jawa-Bali 5 (16.7) 47 (16.6) 1.00 1.000 Jawa-Bali 25 (83.3) 236 (83.4) (0.37-2.76) Aktivitas Rendah 20 (66.7) 176 (62.2) 1.216 0.777 Sedang-tinggi 10 (33.3) 107 (37.8) (0.54-2.39) Status gizi Gizi lebih/obesitas 17 (56.7) 47 (16.6) 6.57 < 0.001 Tidak 13 (43.3) 236 (83.4) (2.99-14.42)

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 49: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

33

Variabel Hipertensi OR

(IK 95%) p value Ya n(%)

Tidak n (%)

Ayah hipertensi Ada 11 (36.7) 50 (17,7) 2.69 0.012 Tidak 19 (63.3) 233 (82,3) (1,20-6,02) Ibu hipertensi Ada 6 (20) 41 (14,5) 1,48 0,422* Tidak 24 (80) 242 (85,5) (0,57-3,83) Kedua orangtua hipertensi

Ada 3 (10) 16 (5,7) 1,85 0,409* Tidak 27 (90) 267 (94,3) (0,51-6,77) Subjek merokok Ya 7 (23.3) 45 (15,9) 1,61 0.298 Tidak 23 (76.7) 238 (84,1) (0,65-3,97) Ayah merokok Ya 21 (70) 173 (61,1) 1,48 0,341 Tidak 9 (30) 110 (38,9) (0,65-3,36) Ibu merokok Ya 2 (6,7) 17 (6) 1,12 0,701* Tidak 28 (93,3) 266 (94) (0,24-5,09) Kedua orangtua merokok

Ya 1(3,3) 12 (4,2) 0,78 1,000 Tidak 29 (96,7) 271 (95,8) (0,09-6,20) Paparan asap rokok Ya 22 (73,3) 167 (59) 1,91 0,127 Tidak 8 (26,7) 116 (41) (0,82-4,44) Alkohol Ya 0 (0.0) 0 (0.0) TD TD Tidak 30 (100) 283 (100.0) *Fisher test; TD = tidak dianalisis

5.5 Analisis multivariat

Pada penelitian ini digunakan analisis multivariat untuk menghitung hubungan

antara beberapa variabel independen dengan luaran hipertensi yang merupakan

variabel dependen dikotom. Pada penelitian ini dinilai beberapa variabel

independen dengan menggunakan SPSS for MS Windows release 17.0 dengan

metode Backward stepwise (Backward LR).

Variabel yang diikutkan dalam analisis multivariat adalah variabel yang pada

analisis bivariat memberikan nilai p <0,250 yaitu jenis kelamin, status gizi,

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 50: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

34

faktor genetik (ayah merokok), dan merokok (paparan asap rokok). Analisis

multivariat dilakukan dengan menggunakan regresi logistik, maka didapatkan

Tabel 5.5. Pada tabel tersebut dapat dilihat satu variabel yaitu status gizi yang

pada akhir analisis multivariat yang mencapai kemaknaan secara statistik.

Tabel 5.5 Analisis regresi logistik antara faktor risiko dengan hipertensi

Langkah Variabel p OR (IK 95%) Langkah 1 Jenis kelamin 0,375 1,444 (0,643-3,247)

Status gizi 0,000 6,071 (2,711-13,597) Faktor genetik 0,108 0,51 (0,224-1,159) Merokok 0,154 0,465 (0,162-1,332)

Langkah 2 Status gizi 0,000 6,248 (2,799-13,949) Faktor genetik 0,080 0,485 (0,215-1,092) Merokok 0,128 0,443 (0,155-1,263)

Langkah 3 Status gizi 0,000 6,021 (2,715-13,356) Faktor genetik 0,103 0,512 (0,229-1,145)

Langkah 4 Status gizi 0,000 6,566 (2,989-14,426)

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 51: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan dan kelebihan penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pertama tentang prevalens dan faktor yang

memengaruhi hipertensi pada remaja siswa SMP. Namun penelitian ini memiliki

beberapa keterbatasan yaitu:

1. Penelitian merupakan studi potong lintang yang menilai tekanan darah

pada satu saat. Banyak faktor yang dapat memengaruhi hasil pengukuran

tekanan darah pada saat pemeriksaan seperti stress psikologis, kondisi

puasa dan tidak puasa, kurang tidur, sedang minum obat-abatan seperti

pseudoefedrin, ibuprofen maupun herbal, yang tidak dikontrol pada

penelitian ini.

2. Pengukuran tingkat aktivitas fisis hanya dilakukan berdasarkan kriteria

subjektif menggunakan kuesioner, namun kuesioner yang kami gunakan

telah divalidasi di 9 negara berkembang (termasuk Indonesia) dan telah

ditranskulturasi ke dalam bahasa Indonesia, dengan menggunakan contoh

kegiatan yang mudah dipahami oleh remaja. Pengisian kuesioner mandiri

juga dilakukan secara terpimpin dan didampingi oleh peneliti untuk

menghindari kesalahan persepsi saat pengisian.

3. Penilaian faktor risiko merokok dan konsumsi alkohol bersifat subjektif

melalui kuesioner dan kuesioner yang digunakan mencantumkan identitas

sehingga data yang diperoleh belum tentu menggambarkan keadaan yang

sebenarnya.

4. Recall bias untuk beberapa pertanyaan penelitian, antara lain berat lahir

karena sebagian orangtua tidak ingat berat lahir anaknya.

5. Pemilihan kelas yang akan diambil sebagai sampel tidak dapat dilakukan

secara acak seperti rencana semula karena tergantung dari pihak sekolah

yang memilih kelas berdasarkan kelas yang jam pelajaran kosong saat itu

sehingga tidak mengganggu pelajaran.

35 Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 52: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

36

Namun demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

mengenai prevalens hipertensi pada remaja siswa SMP dengan karakteristik

serupa.

6.2 Karakteristik subjek penelitian

Subjek penelitian merupakan siswa SMP yang berasal dari kelas 7, 8 dan 9.

Pemilihan kelas ditentukan oleh pihak sekolah yang lebih mengetahui kegiatan

belajar mengajar di sekolah tersebut sehingga tidak mengganggu proses

pembelajaran. Pelaksanaan pemeriksaan antropometri dan tekanan darah

dilaksanakan setelah lembar persetujuan dikembalikan.

Proporsi subjek perempuan lebih besar dibandingkan dengan subjek lelaki.

Berdasarkan data statistik kependudukan Indonesia untuk kelompok usia 10-14

tahun dan 15-19 tahun di wilayah DKI Jakarta, proporsi anak perempuan lebih

banyak daripada anak lelaki.50 Lebih tingginya proporsi perempuan pada

penelitian ini terjadi secara kebetulan (by chance).

Berat lahir subjek pada penelitian ini yang terbanyak adalah berat lahir normal

dan hanya 4,5% subjek yang mempunyai berat lahir rendah. Namun pada

penelitian ini tidak semua subjek mengisi data berat lahir disebabkan karena

orangtua tidak ingat berat lahir subjek (19,8%), sehingga hal ini dapat

memengaruhi hasil penelitian.

Subjek yang memiliki gizi lebih dan obesitas pada penelitian ini sebanyak 11,8%

dan 8,6%. Hal ini tidak jauh berbeda dengan data Riskesdas 2013 yang

menunjukkan bahwa prevalens gemuk pada remaja 13-15 tahun di Indonesia

sebesar 10,8%, terdiri dari 8,3% gemuk dan 2,5% sangat gemuk (obesitas) dan

pada remaja 16-18 tahun sebanyak 7,3% yang terdiri dari 5,7% gemuk dan 1,6%

obesitas. Prevalens obesitas ini meningkat daripada data tahun 2007, salah satu

faktor yang menyebabkan hal ini adalah aktivitas yang rendah.51 Pada penelitian

ini menunjukkan aktifitas fisis pada subjek sebagian besar adalah aktivitas rendah

(62,6%).

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 53: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

37

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa hipertensi pada anak dan remaja akan

meningkat bila terdapat riwayat hipertensi pada keluarga.21,23,26,29 Pada penelitian

ini didapatkan hubungan yang bermakna antara ayah hipertensi dengan kejadian

hipertensi pada anak dan tidak ada hubungan antara ibu hipertensi ataupun kedua

orangtua hipertensi dengan kejadian hipertensi pada anak.

Perilaku merokok pada subjek penelitian ini adalah sebesar 16,6% dan sebagian

besar subjek mempunyai ayah merokok yaitu sebesar 62%. Hal ini meningkatkan

risiko paparan asap rokok sehingga subjek yang tidak merokok mempunyai risiko

menjadi perokok pasif. Seyedzadeh dkk menunjukkan bahwa paparan terhadap

asap rokok dapat meningkatkan tekanan darah pada anak dan mempunyai risiko

terjadi penyakit kardiovaskular di kemudian hari.36

6.3 Prevalens hipertensi

Prevalens hipertensi remaja pada penelitian ini adalah sebesar 9,6% dengan

tekanan darah sistolik dan/atau tekanan darah diastolik lebih besar atau sama

dengan persentil 95 menurut umur, jenis kelamin dan tinggi badan. Prevalens ini

lebih tinggi dibandingkan dengan prevalens hipertensi usia 15-24 tahun

berdasarkan Riskesdas 2013 yaitu sebesar 8,7%.51 Penelitian di berbagai negara

menunjukkan bahwa prevalens hipertensi pada anak bervariasi sekitar 1,3-21,6%.5

Hasil penelitian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan penelitian Savitha dkk21

di India pada usia 10-16 tahun sebesar 6,61% dan penelitian da Silva dkk52 pada

remaja usia 14-17 tahun di Brazil sebesar 7,4%. namun lebih rendah dibandingkan

penelitian serupa oleh Jago dkk22 dan Sundar dkk53 yang mendapatkan prevalens

hipertensi pada remaja sebesar 23,9% dan 21,5%. Penelitian di Indonesia belum

ada yang khusus pada remaja. Penelitian Wila Wirya dkk (1988) di Jakarta pada

anak usia 6-18 tahun melaporkan prevalens hipertensi sebesar 3,11% dan

penelitian Thaib dkk (1993) di Medan pada anak usia 6-16 tahun melaporkan

prevalens hipertensi 4,5% pada anak lelaki dan 4,6% pada anak perempuan.8,9

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 54: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

38

6.4 Faktor yang memengaruhi hipertensi

Pada akhir penelitian sebanyak 30 orang (9,6%) subjek mengalami hipertensi.

Faktor risiko yang mempunyai hubungan bermakna adalah riwayat hipertensi

dalam keluarga (ayah hipertensi; p = 0,012) dan gizi lebih/obesitas (p < 0,001),

sedangkan faktor yang tidak bermakna secara statistik adalah jenis kelamin,

ras/suku, berat lahir, aktivitas fisis, merokok dan konsumsi alkohol.

6.4.1 Jenis kelamin

Pada penelitian ini persentase anak lelaki yang mengalami hipertensi lebih tinggi

daripada anak perempuan yaitu 12,9% dan 7,4%. Analisis bivariat menyimpulkan

tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan prevalens

kejadian hipertensi (p = 0,119). Hasil penelitian da Silva dkk menunjukkan

bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada lelaki dibandingkan perempuan secara

bermakna.52 Penelitian yang dilakukan oleh Sundar dkk di India pada remaja usia

13-17 tahun juga menunjukkan prevalens hipertensi lebih tinggi pada anak lelaki

dibandingkan anak perempuan secara bermakna.53 Pada penelitian ini juga

ditemukan bahwa prevalens hipertensi lebih tinggi pada remaja lelaki

dibandingkan remaja perempuan tetapi tidak mempunyai hubungan yang

bermakna. Hal ini mungkin disebabkan karena terdapat perbedaan proporsi

jumlah lelaki dibandingkan perempuan antara penelitian ini dengan penelitian da

Silva dan Sundar. Prevalens hipertensi pada remaja lelaki dalam penelitian da

Silva dan Sundar jauh lebih tinggi dibandingkan prevalens hipertensi pada remaja

perempuan.

6.4.2 Riwayat hipertensi dalam keluarga

Dari semua subjek yang menderita hipertensi, sebanyak 46,7% mempunyai

riwayat hipertensi dalam keluarga (ayah atau ibu atau keduanya hipertensi),

sedangkan dari semua subjek yang tidak hipertensi, hanya 26,5% yang

mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga. Besar risiko terjadinya hipertensi

pada subjek yang mempunyai ayah hipertensi adalah sebesar 17,4%. Subjek

dengan riwayat ibu hipertensi mempunyai probabilitas 8,3% menjadi hipertensi

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 55: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

39

sedangkan bila kedua orangtua hipertensi maka probabilitas subjek untuk menjadi

hipertensi adalah sebesar 19,3%.

Pada penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara tekanan darah tinggi

dengan riwayat hipertensi pada keluarga. Hal ini sesuai dengan beberapa

penelitian sebelumnya. Penelitian di Lagos, Nigeria menunjukkan bahwa remaja

dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai tekanan darah sistolik dan

diastolik yang berbeda bermakna dengan remaja yang tidak mempunyai riwayat

keluarga hipertensi.54 Penelitian Okoh dkk pada anak usia 6-12 tahun

menunjukkan bahwa riwayat hipertensi pada keluarga berhubungan dengan

prevalens hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan anak tanpa riwayat hipertensi

pada keluarga.55 Selain itu, penelitian Mijinyawa dkk mencatat bahwa remaja

dengan hipertensi di Kano, Nigeria mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga

dua kali lebih besar dibandingkan remaja normotensi.56Anak yang mempunyai

keluarga hipertensi sebaiknya menjadi sasaran dalam pencegahan primer dengan

melakukan pemantauan tekanan darah dan pengaturan diet serta modifikasi gaya

hidup.

6.4.3 Ras/Suku

Beberapa penelitian yang membedakan tekanan darah antara anak African

American dan Caucassian, menunjukkan bahwa tekanan darah anak African

American lebih tinggi dibandingkan anak Caucassian.2 Penelitian Brady dkk

menunjukkan pada usia lebih dari 13 tahun, tekanan darah anak African American

lebih tinggi secara bermakna dibandingkan anak non African American. Penyebab

perbedaan ini disebutkan karena perbedaan pola makan, reaktivitas vaskular, dan

lingkungan.57 Tekanan darah pada populasi Asia juga didapatkan tidak berbeda

bermakna dengan populasi lainnya.27 Data Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa

prevalens hipertensi di Indonesia pada umur lebih dari 18 tahun di luar Jawa dan

Bali lebih tinggi dibandingkan Jawa dan Bali. Prevalens tertinggi di Bangka

Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur

(29,6%) dan Jawa Barat (29,4%).52 Di Indonesia belum ada penelitian yang

mencari hubungan antara hipertensi dengan ras/suku, pada penelitian ini

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 56: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

40

menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara suku di Jawa-Bali dan

suku di luar Jawa-Bali.

6.4.4 Berat lahir

Nutrisi dalam kandungan yang kurang optimal akan membatasi pertumbuhan

janin dan mengakibatkan berat lahir rendah sehingga berat lahir rendah menjadi

petunjuk klinis dari lingkungan dalam rahim yang kurang optimal dan merupakan

faktor risiko timbulnya penyakit kronik di kemudian hari. Beberapa penelitian

menunjukkan adanya hubungan terbalik antara berat lahir rendah dan tekanan

darah pada remaja, namun tidak terbukti pada penelitian ini.30 Pada penelitian ini

didapatkan 4,5% subjek memiliki berat lahir rendah dan 14,2% dari subjek yang

memiliki berat lahir rendah tersebut mengalami hipertensi. Analisis bivariat

menyimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara berat lahir dengan

kejadian hipertensi. Hal ini sesuai dengan penelitian kasus kontrol pada anak usia

11-19 tahun di Brazil yang menyatakan tidak ada hubungan antara berat lahir dan

hipertensi pada remaja.23 Law dkk menemukan peningkatan tekanan darah pada

anak-anak di China, Guatemala dan Chile berhubungan dengan berat lahir

rendah.31 Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan karena terdapat 19,8% subjek

yang tidak mengisi data berat lahir karena orangtua tidak ingat berat lahir subjek.

6.4.5 Status gizi

Obesitas mempuyai dampak yang cukup besar pada kesehatan kardiovaskular

anak dan remaja. Obesitas dan hipertensi pada masa anak-anak dan remaja akan

menetap menjadi obesitas dan hipertensi pada saat dewasa. Oleh sebab itu dokter

anak mempunyai peranan penting dalam pencegahan obesitas dan hipertensi

secara dini. Berbeda dengan obesitas yang dapat didiagnosis dengan peningkatan

indeks massa tubuh, kelainan tekanan darah seringkali tidak terdeteksi sehingga

perlu meningkatkan skrining hipertensi pada anak atau menjadikan pengukuran

tekanan darah dalam pemeriksaan rutin khususnya pada anak yang mempunyai

gizi lebih.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya tekanan darah yang lebih

tinggi pada anak obesitas dibandingkan anak tidak obesitas secara bermakna.32,58

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 57: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

41

Eisenmenn dkk melaporkan gizi lebih dan obesitas berhubungan dengan tekanan

darah tinggi secara bermakna.59 Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan

yang bermakna antara gizi lebih dan obesitas dengan kejadian hipertensi.

Hubungan antara obesitas dan hipertensi telah lama diketahui namun mekanisme

yang pasti bagaimana terjadinya hipertensi akibat obesitas hingga saat ini belum

jelas. Sebagian peneliti menitikberatkan patofisiologi tersebut pada tiga hal utama

yaitu adanya gangguan sistem autonom, resistensi insulin serta abnormalitas

struktur dan fungsi pembuluh darah. Patogenesis obesitas sehingga meng-

akibatkan suatu hipertensi merupakan hal yang kompleks karena penyebabnya

multi-faktor dan saling berhubungan. Leptin, asam lemak bebas dan insulin serta

obstructive sleep apnea yang meningkat pada anak obesitas akan menyebabkan

konstriksi dan aktivasi sistem saraf simpatis. Resistensi insulin dan disfungsi

endotel juga menyebabkan vasokonstriksi. Peningkatan aktivitas saraf simpatis

ginjal, resistensi insulin dan hiperaktivitas sistem renin angiotensin menjadikan

reabsorbsi natrium pada ginjal meninggi. Semua faktor di atas akan

mengakibatkan terjadinya hipertensi.32 Pada penelitian prevalens resistensi insulin

pada remaja obesitas di Jakarta dilaporkan bahwa prevalens hipertensi pada anak

obese sebesar 34,8%.60 Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara obesitas,

resistensi insulin dan hipertensi.

6.4.6 Aktivitas fisis

Sebagian besar subjek pada penelitian ini mempunyai aktivitas fisis yang rendah

namun analisis bivariat menyimpulkan tidak ada hubungan bermakna antara

aktivitas fisis dan kejadian hipertensi pada penelitian ini. Temuan ini sesuai

dengan penelitian observasional yang dilakukan oleh Klesges dkk61 dan Brage

dkk62 juga tidak menemukan hubungan antara aktivitas fisis dan tekanan darah

pada anak prapubertas. Kelley dkk melakukan meta-analisis terhadap 12

penelitian randomized controlled trial (RCT) pada anak dengan intervensi latihan

fisik selama ≥ 8 minggu dan menemukan penurunan rata-rata tekanan darah

sistolik sebesar 1% dan diastolik 3% dibanding kontrol, dengan perbedaan klinis

yang tidak berbeda bermakna.63 Penelitian ini berbeda dengan temuan Leary dkk64

dan Gidding dkk65 yang menyatakan bahwa anak yang menjalani hidup lebih aktif

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 58: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

42

mempunyai tekanan darah sistolik yang lebih rendah. Perbedaan hasil ini dapat

disebabkan jumlah subjek yang jauh lebih besar pada kedua penelitian di atas

(masing-masing 5505 dan 964 subjek) dibanding penelitian kami.

6.4.7 Faktor merokok

Asap rokok mengandung lebih dari 4000 zat kimia yang berbeda. Nikotin dan zat

toksik lainnya melalui paru masuk ke peredaran darah. Menghirup asap rokok

menimbulkan respon pada jantung dan pembuluh darah. Dalam satu menit setelah

merokok denyut jantung mulai meningkat dan dapat meningkat sampai 30%

selama 10 menit pertama merokok. Nikotin merangsang tubuh untuk

menghasilkan adrenalin yang membuat denyut jantung lebih cepat dan

meningkatkan tekanan darah, sedangkan karbon monoksida pada asap rokok

menyebabkan efek negatif pada jantung dengan mengurangi kemampuan darah

membawa oksigen.66

Pada penelitian ini faktor risiko merokok tidak mempunyai hubungan bermakna

dengan kejadian hipertensi, baik pada ayah merokok, ibu merokok, kedua

orangtua merokok, subjek merokok maupun paparan asap rokok. Hasil tersebut

sesuai dengan beberapa penelitian lainnya yang menyatakan tidak ada hubungan

antara merokok dan hipertensi.52,67 Berbeda halnya dengan penelitian pada

populasi dewasa menunjukkan adanya hubungan antara rokok dengan hipertensi

dan morbiditas kardiovaskular lainnya.66 Hal ini mungkin disebabkan karena

beberapa hal seperti merokok tidak umum pada populasi ini, sebagian besar

subjek baru dalam tahap mecoba-coba, dan kebenaran informasi yang diberikan

dalam kuesioner dapat memengaruhi hasil penelitian.

Berdasarkan penelitian ini bila subjek merokok maka probabilitas untuk menjadi

hipertensi adalah sebesar 8,1%, bila ayah merokok probabilitasnya 6,9%, bila ibu

merokok probabilitasnya 5,6% dan bila kedua orang tua merokok probabilitasnya

6,2%. Paparan asap rokok memberikan probabilitas yang lebih tinggi

dibandingkan semuanya yaitu sebesar 10%.

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 59: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

43

6.4.8 Faktor konsumsi alkohol

Hubungan antara konsumsi alkohol dan tekanan darah tinggi telah dilaporkan

dalam beberapa studi. Prevalens hipertensi sistolik lebih sering terjadi pada

peminum alkohol sedang dan berat dibandingkan orang yang tidak minum

alkohol.45

Pada penelitian ini tidak ada subjek yang memenuhi kriteria konsumsi alkohol

sebagai faktor risiko penyebab terjadinya hipertensi karena 15 subjek yang pernah

meminum alkohol, 13 subjek hanya pernah mencoba 1 gelas dan tidak pernah

minum lagi sedangkan 2 subjek minum maksimal 1 kali per bulan. Konsumsi

alkohol yang dianggap sebagai faktor risiko pada penelitian ini adalah subjek yang

mengonsumsi alkohol minimal 1 kali per minggu atau minimal 1 gelas per

minggu.

6.5 Analisis multivariat untuk menilai hubungan beberapa faktor risiko dengan hipertensi pada remaja

Analisis multivariat digunakan untuk menilai variabel mana yang memiliki

pengaruh paling kuat terhadap variabel dependen. Penelitian ini hanya

mendapatkan satu faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna terhadap

terjadinya hipertensi. Berat badan lebih atau obesitas merupakan merupakan

prediktor paling kuat sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi dengan nilai OR

6,566 (IK 95% 2,989 sampai 14,426). Hasil serupa juga dilaporkan oleh Nur dkk

pada analisis multivariat yang dilakukan terhadap faktor risiko kejadian hipertensi

mendapatkan indeks massa tubuh merupakan prediktor kuat terjadinya

hipertensi.67

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 60: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

BAB 7

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Prevalens hipertensi pada remaja siswa sekolah menengah pertama di

Jakarta Pusat adalah 9,6%.

2. Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin terhadap

hipertensi pada remaja SMP di Jakarta Pusat.

3. Faktor genetik (riwayat hipertensi pada ayah) merupakan faktor yang

memengaruhi kejadian hipertensi pada remaja SMP di Jakarta Pusat.

4. Tidak terdapat hubungan antara ras/etnik terhadap hipertensi pada remaja

SMP di Jakarta Pusat.

5. Tidak terdapat hubungan bermakna antara berat lahir rendah terhadap

hipertensi pada remaja SMP di Jakarta Pusat.

6. Gizi lebih/obesitas merupakan faktor yang memengaruhi kejadian

hipertensi pada remaja SMP di Jakarta Pusat.

7. Hubungan antara merokok terhadap hipertensi pada remaja SMP di

Jakarta Pusat tidak dapat dibuktikan pada penelitian ini karena jumlah

sampel sedikit.

8. Tidak terdapat hubungan bermakna antara aktivitas fisis terhadap

hipertensi pada remaja SMP di Jakarta Pusat.

9. Hubungan antara konsumsi alkohol terhadap hipertensi pada remaja SMP

di Jakarta Pusat tidak dapat disimpulkan pada penelitian ini karena

jumlah sampel yang minum alkohol sedikit dan tidak memenuhi kriteria

batasan operasional sehingga tidak dianalisis.

7.2 Saran

1. Perlu skrining berkala dan pemantauan tekanan darah pada remaja

bekerjasama puskesmas dan program sekolah seperti usaha kesehatan

sekolah (UKS) dan palang merah remaja (PMR) sehingga dapat

mengidentifikasi kelompok risiko hipertensi pada remaja dan dapat

dilakukan tindakan pencegahan.

44 Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 61: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

45

2. Perlu upaya untuk mencegah obesitas dengan cara menerapkan pola

makan sehat dan aktivitas fisis yang cukup sehingga diharapkan dengan

berkurangnya obesitas dapat mencegah terjadinya hipertensi pada remaja.

3. Perlu upaya untuk mendeteksi dini hipertensi pada remaja dengan

melakukan pemeriksaan tekanan darah sebagai salah satu pemeriksaan

rutin pada remaja saat pertama kali datang ke fasilitas kesehatan.

4. Perlu dilakukan penelitian multisenter untuk mendapatkan prevalens dan

faktor risiko hipertensi pada remaja di Indonesia dengan batasan yang

lebih tegas dalam mengontrol faktor yang dapat memengaruhi tekanan

darah pada saat pemeriksaan.

5. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dalam menilai faktor risiko

merokok dan minum alkohol, perlu dibuat kuesioner tanpa identitas

sehingga diharapkan subjek mengisi kuesioner dengan jujur. Selain itu

juga dipertimbangkan untuk menilai kadar nikotin dan alkohol dalam

darah pada penelitian selanjutnya.

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 62: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

DAFTAR PUSTAKA

1. McCrindle BW. Assesment and management of hypertension in children

and adolescent. Nat Rev Cardiol. 2010;7:155-63. 2. Barnstein D. Systemic hypertension. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE,

Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: Elsevier Inc; 2007. h.1988-95.

3. Saing JH. Hipertensi pada remaja. Sari Pediatri. 2005;6:159-65. 4. Trihono PP. Tata laksana hipertensi pada anak. Dalam: Prawitasari T,

Kuswandani N, penyunting. Manajemen penyakit pediatri di poliklinik. Jakarta: IDAI; 2008. h.1-13.

5. Ejike C, Ugwu CE, Ezeanyika L. Variations in the prevalence of point (pre) hypertension in a Nigerian school-going adolescent population living in a semi-urban and an urban area. BMC Pediatrics. 2010;10:1-7.

6. Akgun C, Dogan M, Akbayram S, Tuncer O, Peker E, Taskin G, dkk. The incidence of asymtomatic hypertension in school children. J Nippon Med Sch. 2010;77:160-5.

7. McNiece KL, Poffenbarger TS, Turner JL, Franca KD, Sorof JM, Portman RJ. Prevalence of hypertension and pre-hypertension among adolescent. J Pediatr. 2007;150:640-4.

8. Wila Wirya IGN, Alatas H, Tambunan T, Harmanses S, Widiastuti E. Studies of blood pressure and prevalence of hypertension in school children in Jakarta. Pediatr Indones. 1988;28:183-9.

9. Thaib TM, Alam AM, Lubis AM, Ramayati R, Rusdidjas. Blood pressure values in school age children in Medan. Pediatr Indones. 1993;34:154-63.

10. Empar E, Alcon JJ, Redon J. Epidemiology and consequences of childhood hypertension. Dalam: Geary DF, Schaefer F, penyunting. Comprehensive Pediatrics Nephrology. Edisi ke-1. Philadelphia: Mosby Inc; 2008. h. 636-42.

11. Luma GB, Spiotta RT. Hypertension in children and adolescent. Am Fam Physician. 2006;9:1558-66.

12. Pardede N. Masa remaja. Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranu IGN, Wiradisuria S, penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta: Balai Penerbit IDAI; 2002. h.138-67.

13. Gauthier B, Edelman CMJr, Barnet HL. Hypertension. Nephrology and urology for the pediatrician. Boston: Little Brown; 1982. h.21-30.

14. Task Force on Blood Pressure Control in Children. Report of the second task force on blood pressure control in children - 1987. Pediatrics. 1987;79:1-25.

15. National High Blood Pressure Education Program Working Group on Hypertension Control in Children and Adolescents. Update on the 1987 task force report on high blood pressure in children and adolescent: A working group report from the national high blood pressure education program. Pediatrics. 1996:98:649-58.

16. National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescents.The fourth report on diagnosis, evaluation, and treatment of high blood pressure in children and adolescents. Pediatrics. 2004;114:555-76.

46 Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 63: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

47

17. Obarzanek E, Wu CO, Cutler JA, Kavey RW, Pearson GD, Daniels SR. Prevalence and incidence of hypertension in adolescent girls. J Pediatr. 2010;157:461-7.

18. World Health Organization. Adolescent development. Diunduh dari: www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/adolescence/dev/en/. Diakses tanggal 18 Februari 2014.

19. Rusmil K. Kualitas hidup remaja dengan kondisi penyakit kronis. 2009. Diunduh dari http://www.idai.or.id/remaja.asp. Diakses tanggal 3 Oktober 2010.

20. Soetjiningsih. Adolescent somatic development of junior high school students in Denpasar. 1999:154-62.

21. Savitha MRK, Fatthepur SSR, Kumar Y, Khan MA. Essential hypertension in early and mid-adolescence. Indian J Pediatr. 2007;74:1007-11.

22. Jago R, Harrel JS, McMurray RG, Edelstein S, El Ghormli L, Basin S. Prevalence of abnormal lipid and blood pressure values among an ethnically diverse population of eight-grade adolescents and screening implications. Pediatrics. 2006;117:2065-73.

23. Kuschnir MCC, Mendonca GAS. Risk factors associated with arterial hypertension in adolescents. J Pediatr. 2007;83:335-42.

24. Ramos E, Barros H. Prevalence of hypertension in 13-year old adolescents in Porto, Portugal. Rev Port Cardiol. 2005:1075-87.

25. Bahrun D. Hipertensi sistemik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, penyunting. Buku ajar nefrologi anak. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit IDAI; 2002. h.242-87.

26. Sinaiko AR. Hypertension in children. N Engl J Med. 1996;26:1678-3. 27. Rodriguez-Cruz E. Hypertension. 2010. Diunduh dari

http://emedicine.medscape.com/article. Diakses tanggal 9 Agustus 2010. 28. Sinaiko AR. Prevalence of "significant" hypertension in junior high

school-aged children: The children and adolescent blood pressure program. J Pediatr. 1989;114:664-9.

29. Hansen ML, Gunn PW, Keelber DC. Underdiagnosis of hypertension in children and adolescents. JAMA. 2007;298:874-9.

30. Falkner B, Hulman S, Kushner H. Effect of birth weigth on blood pressure and body size in early adolescence. Hypertension. 2004;43:203-7.

31. Law CM, Egger P, Dada O, Delgado H, Kylberg E, Lvin P dkk. Body size at birth and blood pressure among children in developing countries. Intern J Epidemiol. 2000;29:52-9.

32. Sorof J, Daniels S. Obesity hypertension in children. Hypertension. 2002;40:441-7

33. Relationship of obesity with high blood pressure in children and adolescents. Arq Bras Cardiol. 2010;94:671-5.

34. Centers for Disease Control and Prevention. Cigarette smoking among adults. 2007. Diunduh dari http://www.medscape.com/viewarticle/566744. Diakses tanggal 3 Oktober 2010.

35. Anonim. Faktor risiko hipertensi yang dapat dikontrol. 2010. Diunduh dari http://www.smallcrab.com/kesehatan/511-faktor-resiko-hipertensi-yang-dapat-dikontrol. Diakses tanggal 25 September 2010.

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 64: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

48

36. Seyedzadeh A, Hashemi F, Soleimani A. Relationship between blood pressure and passive smoking in elementarry school children. Iran J Pediar. 2012;22:351-6.

37. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2010. Diunduh dari http://www.litbang.depkes.go.id Diakses tanggal 12 Februari 2014.

38. Bauman A, Phongsavan P, Schoeppe S, Owen N. Physical activity measurement-a primer for health promotion. IUHPE-Promotion & Education. 2006;13:92-103.

39. Bernstein A, Sloutskis D, Kumanyika S, Sparti A, Schutz Y, Morabia A. Data-based approach for developing physical activity frequency questionnaire. Am J Epidemiol. 2009;147:147-54.

40. Craig CL, Marshal AL, Sjostrom M, Bauman AE, Booth ML, Ainsworth BE,. International physical activity questionnaire: 12-country realibility and validity. Med Sci Sports Exerc. 2009;35:1381-95.

41. World Health Organization. Global physical activity questionnaire analysis guide. Diunduh dari: www.who.int/chp/steps. Diakses tanggal 27 Februari 2014.

42. World Health Organization. Global strategy on diet, physical activity and health. Diunduh dari: www.who.int/dietphysicalactivity/physical_activity_intensity/en/. Diakses tanggal 24 Februari 2014.

43. Jenkins RR, Adger H. Substance abuse. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: Elsevier Inc; 2007. h.828-9.

44. Clark LT. Alcohol-induced hypertension: Mechanisms, complication, and clinical implication. Journal of the the national medical association. 1985;7:385-9.

45. Jerez SJ, Coviello A. Alcohol drinking and blood pressure among adolescents. Alcohol. 1998;16:1-5.

46. Oparil S ZM, Calhoun DA. Pathogenesis of hypertension. Ann Intern Med. 2003;139:761-76.

47. National high blood pressure education program working group on high blood pressure in children and adolescent.A pocket guide to blood pressure measurement in children. NIH Publication. 2007. h. 1-4

48. Umboh A. Pengukuran tekanan darah pada anak. Dalam: Rauf S, Albar H, Taufiq MA, Pelupessy NM, penyunting. Kegawatan pada penyakit ginjal anak. Makassar: UKK Nefrologi; 2006. h.132-8.

49. Damanik SM. Klasifikasi bayi menurut berat lahir dan masa gestasi. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, penyunting. Neonatologi. Edisi ke-1. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2008. h.11-30.

50. Badan Pusat Statistik. Statistics Indonesia. Diunduh dari: http://www.datastatistik-indonesia.com. Diakses tanggal 5 Mei 2014.

51. Badan peneltian dan pengembangan kesehatan kementerian kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Diunduh dari http://www.litbang.depkes.go.id Diakses tanggal 29 April 2014.

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 65: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

49

52. Da Silva KS, de Farias JC. Risk factors associated with high blood pressure in adolescents. Rev Bras Med Esporte. 2007;4:213e-6e.

53. Sundar JS, Andaikalam JM, Parameswari, Valamarthi, Kalpana, Shantaram. Prevalence and determinants of hypertension among urban school children in the age groups of 13-17 years in Chennai, Tamilnadu. Epidemiol. 2013;3:1-5.

54. Amadi C, Mbakwem A, Oke A, Ajuluchukwu J . Left ventricular mass of normotensive adolescent progeny of Nigeria hypertensives. Internet J Cardiol. 2011. Diunduh dari http://ispub.com/IJC/10/1/9899. Diakses tanggal 16 Maret 2014.

55. Okoh BAN, Alikor EAD. Childhood hypertension and family history of hypertension in primary school children in Port Harcourt. Niger J Paed. 2013;40: 184-8.

56. Mijinyawa MS, Iliyasu Z, Borodo MM. Prevalence of hypertension among teenage students in Kano, Nigeria. Niger J Med. 2008; 17:173-8.

57. Brady TM, Fivush B, Parekh RS, Flynn JT. Racial differences among children with primary hypertension. Pediatrics. 2010;126:931-7.

58. Behjati M, Barkhordari K, Lookzadeh MH. The relation between blood pressure and body mass index in Iranian School age children. Iran J Med Sci. 2006;31:33-6.

59. Eisenmann JC, Wrede J, Heelan KA. Association between adiposity, family history of CHD and blood pressure in 3-8 year-old children. J Hum Hypertens. 2005;19:675-81.

60. Pulungan AB, Puspitadewi A, Sekartini R. Prevalence of insulin resistance in obese adolescents. Pediatr Indones. 2013;3:168-72.

61. Klesges RC, Haddock CK. A multimethode approach to the measurement of childhood physical activity and its relationship to blood pressure and body weigth. J Pediatr 1990; 116:888-93.

62. Brage S, Wedderkop N, Ekelund U, Franks PW, Wareham NJ, Andersen LB, dkk. Features of the metabolic syndrome are associated with objectively measured physical activity and fitness in Danish children: European Youth Heart Study. Diabetes Care. 2004;27:2141-8.

63. Kelley GA, Kelley KS, Ran ZV. The effect of exercise on resting blood pressure in children and adolescents: a meta-analysis of randomised controlled trials. Prev Cardiol. 2003;6:8-16.

64. Leary SD, Ness AR, Smith GD, Mattocks C, Deere K, Blair SN. Physical activity and blood pressure in childhood. Findings from a population-based study. Hypertension. 2008;51:92-8.

65. Gidding SS, Barton BA, Dorgan JA, Kimm SYS, Kwiterovich PO, Lasser NL. Higher self-reported physical activity is associated with lower systolic blood pressure: the Dietary Intervention Study in Childhood (DISC). Pediatrics. 2006;118:2388-93.

66. Mitchell BE, Sobel HL, Alexander MH.The adverse health effects of tobacco and tobacco-related product. Primary Care:Clinics in Office Practice.1999;26:463-98.

67. Nur N, Çetinkaya S, Yilmaz A, Ayvaz A, Bulut MO, Sümer H. Prevalence of hypertension among high school students in a Middle Anatolian Province of Turkey. J Health Popul Nutr. 2008;26:88-94.

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 66: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

50

Lampiran 1

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 67: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

51

Lampiran 2 Departemen IKA FKUI-RSCM Divisi Nefrologi

PENELITIAN

PREVALENS DAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI JAKARTA

Lembar informasi orang tua murid Bapak/Ibu yang terhormat, Hipertensi/darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Angka kejadian hipertensi pada remaja meningkat di seluruh dunia akibat perubahan gaya hidup dan faktor lingkungan. Hipertensi pada remaja cenderung menetap sampai dewasa dan merupakan faktor risiko timbulnya penyakit jantung, gagal ginjal, gangguan pada mata, dan stroke di kemudian hari. Hipertensi seringkali tidak menunjukkan gejala, oleh karena itu pengukuran tekanan darah pada anak dan remaja diperlukan untuk mendeteksi ada tidaknya kecenderungan hipertensi pada anak dan remaja, dengan kata lain tata laksana dini hipertensi pada anak dan remaja dapat menurunkan angka kejadian hipertensi pada masa dewasa. Saat ini sub-bagian Nefrologi anak FKUI-RSCM sedang melakukan penelitian mengenai angka kejadian dan faktor risiko yang berhubungan dengan timbulnya hipertensi pada remaja. Penelitian ini bersifat sukarela tanpa dipungut biaya. Kami akan memberikan pertanyaan dalam lembar pertanyaan/kuesioner dan melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Semua data penelitian akan diperlakukan secara rahasia sehingga tidak memungkinkan orang lain mengubungkannya dengan putra/putri Bapak/Ibu. Bapak/Ibu juga diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan keadaan putra/putri Bapak/Ibu. Bila Bapak/Ibu menyetujui, mohon lembar persetujuan ini ditandatangani. Peneliti Dr. Yunilasari

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 68: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

52

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN ORANGTUA MURID

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : …………………………………………………… Umur : …………………………………………………… Alamat : …………………………………………………… ……………………………………………………. Telepon : …………………………………………………… adalah orangtua dari: Nama : …………………………………………………… Umur :……………………………………………………. Jenis kelamin : L/P setelah mendapat penjelasan secara lengkap dan menyadari tujuan, cara pelaksanaan, dan manfaat penelitian ini selanjutnya saya menyatakan:

BERSEDIA/ TIDAK BERSEDIA untuk mengikutsertakan anak saya dalam penelitian ini. Jakarta, ……………………… 2014 Hormat saya, Yang membuat pernyataan (dr. Yunilasari) (………………………...) Peneliti Hp: 081585787827

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 69: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

53

Lampiran 4 Departemen IKA FKUI-RSCM Divisi Nefrologi

PENELITIAN

PREVALENS DAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI JAKARTA

Lembar informasi siswa Adik-adik yang terhormat, Hipertensi/darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Angka kejadian hipertensi pada remaja meningkat di seluruh dunia akibat perubahan gaya hidup dan faktor lingkungan. Hipertensi pada remaja cenderung menetap sampai dewasa dan merupakan faktor risiko timbulnya penyakit jantung, gagal ginjal, gangguan pada mata, dan stroke di kemudian hari. Hipertensi seringkali tidak menunjukkan gejala, oleh karena itu pengukuran tekanan darah pada anak dan remaja diperlukan untuk mendeteksi ada tidaknya kecenderungan hipertensi pada anak dan remaja, dengan kata lain tata laksana dini hipertensi pada anak dan remaja dapat menurunkan angka kejadian hipertensi pada masa dewasa.

Saat ini sub-bagian Nefrologi anak FKUI-RSCM sedang melakukan penelitian mengenai angka kejadian dan faktor risiko yang berhubungan dengan timbulnya hipertensi pada remaja. Penelitian ini bersifat sukarela tanpa dipungut biaya. Kami akan memberikan pertanyaan dalam lembar pertanyaan/kuesioner dan melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Semua data penelitian akan diperlakukan secara rahasia sehingga tidak memungkinkan orang lain menghubungkannya dengan adik-adik. Atas perhatiannya, kami sampaikan terima kasih.

Peneliti Dr. Yunilasari

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 70: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

54

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN OLEH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN

Setelah mendapat penjelasan dan membaca informasi yang telah disampaikan oleh dokter, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : .............................................................................................. Umur : .............................................................................................. Jenis kelamin : .............................................................................................. Alamat : ..............................................................................................

menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian berjudul ”Prevalens dan faktor risiko hipertensi pada remaja siswa menengah pertama di Jakarta Pusat”. Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju secara sukarela dan sadar untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Demikianlah surat persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa paksaan untuk dipergunakan dengan semestinya.

Jakarta, ............................................... 2014 Tanda tangan responden penelitian

( ................................................................. )

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 71: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

55

Lampiran 6 Nomor Urut: Departemen IKA FKUI-RSCM Divisi Nefrologi

PENELITIAN PREVALENS DAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI JAKARTA PUSAT

Petunjuk pengisian:

1. Jawablah setiap pertanyaan dengan keadaan yang sebenarnya 2. Tidak ada jawaban yang salah, yang diharapkan adalah jawaban yang

sejujur-jujurnya 3. Setiap jawaban dijaga kerahasiaannya

========================================================== I. IDENTITAS

ANAK 1. Nama anak : ………………………………………………… 2. Jenis kelamin : ………………………………………………… 3. Tanggal lahir : ………………………………………………… 4. Alamat rumah : Jl……………………………………………….

Rt ……… Rw……… Kelurahan ……………. Kecamatan …………………………………… JakPus/Ut/Tim/Bar/Sel/Luar Jakarta

5. No. Telp : Rumah …………….. HP…………………….. 6. Suku bangsa :Jawa/Sunda/Minang/Batak/Tionghoa/lain2,

sebutkan………………………………………. 7. Berat badan lahir : ……………………………………………….. 8. Umur Kehamilan : ……………………………………………….. 9. Anak ke : ………….. Jumlah saudara: ……………

AYAH

1. Nama ayah : ………………………………………… 2. Umur : …………… tahun 3. Pendidikan terakhir : tidak sekolah/SD/SMP/SMA/S1/S2/S3 4. Pekerjaan : ………………………………………… 5. Penghasilan/bulan : Rp………………………………………

IBU

1. Nama ibu : ……………………………………………… 2. Umur : ………...... tahun 3. Pendidikan terakhir : tidak sekolah/SD/SMP/SMA/S1/S2/S3 4. Pekerjaan : …………………………………………… 5. Penghasilan/bulan : Rp …………………………………………

II. RIWAYAT HIPERTENSI PADA ANAK 1. Apakah anda menderita darah tinggi atau hipertensi?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 72: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

56

2. Apakah saat ini anda sedang minum obat penurun tekanan darah? a. Ya b. Tidak

Jika Ya, sebutkan nama obatnya………………………

III.RIWAYAT HIPERTENSI DALAM KELUARGA 1. Apakah bapak menderita darah tinggi atau hipertensi?

a. Ya b.Tidak 2. Apakah ibu menderita darah tinggi atau hipertensi?

a. Ya b. Tidak

III. AKTIVITAS FISIK Pertanyaan berikut ini mengenai kebiasaan kamu melakukan berbagai aktivitas fisis dalam satu minggu. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini walaupun kamu merasa tidak aktif secara fisis. Dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut, pertanyaan mengenai: Aktivitas fisis intensitas tinggi adalah aktivitas yang memerlukan usaha fisis yang keras dan menyebabkan peningkatan frekuensi napas dan denyut jantung yang tinggi Aktifitas fisis intensitas sedang adalah aktivitas fisis yang memerlukan usaha fisis yang moderat dan menyebabkan peningkatan frekuensi napas yang rendah.

Contoh aktivitas fisis intensitas sedang dan tinggi Aktivitas fisis intensitas sedang Aktivitas fisis intensitas tinggi Aerobik ringan Badminton Skateboard Dansa Senam (gymnastic) Volly Tenis meja Permainan outdoor tidak

terstruktur Golf Jalan kaki Baseball Bersepeda santai Sepatu roda santai Fitness (latihan beban)

Aerobik – intensitas sedang-berat Basket Tenis lapangan Karate/judo/silat/taekwondo Jogging Berenang Lompat tali Atletik Panjat tebing Futsal Bersepeda jauh/mendaki Sepatu roda jauh/balapan

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 73: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

57

Pertama-tama, ingatlah mengenai aktivitas-aktivitas fisis yang kamu lakukan selama di sekolah.

Aktivitas fisis di sekolah Pertanyaan (P) Respon

1. Apakah aktivitas di sekolahmu melibatkan aktivitas fisis intensitas tinggi selama ≥ 10 menit secara kontinyu

Ya Tidak* Jika tidak, lanjutkan ke pertanyaan no.4

2. Dalam satu minggu, berapa hari anda mengerjakan aktivitas intensitas tinggi di sekolah?

Jumlah hari : ________

3. Berapa lama kamu melakukan aktivitas intensitas tinggi di sekolah dalam satu hari?

………. Jam atau ……….. menit

4. Apakah kegiatan di sekolahmu melibatkan aktivitas fisis intensitas sedang selama ≥ 10 menit secara kontinyu?

Ya Tidak* Jika tidak, lanjutkan ke pertanyaan no.7

5. Dalam satu minggu, berapa hari anda mengerjakan aktivitas intensitas sedang di sekolah?

Jumlah hari: _______

6. Berapa lama kamu melakukan aktivitas intensitas sedang di sekolah dalam satu hari?

………… jam atau ………… menit

*lingkari pilihanmu Pertanyaan berikut adalah untuk aktivitas selain di sekolah. Saya akan bertanya mengenai kebiasaan kamu bepergian ke berbagai tempat (contoh: berangkat kerja, belanja, ke pasar dan tempat ibadah).

Perjalanan ke berbagai tempat Pertanyaan (P) Respon

7. Apakah kamu jalan atau menggunakan sepeda selama ≥ 10 menit secara kontinyu untuk pergi ke berbagai tempat?

Ya Tidak* Jika tidak, lanjutkan ke pertanyaan no.10

8. Dalam satu minggu, berapa hari kamu jalan atau bersepeda ≥ 10 menit secara kontinyu?

Jumlah hari: _______

9. Berapa lama kamu menghabiskan waktu untuk berjalan atau bersepeda untuk bepergian dalam satu hari

………… jam atau ………… menit

*lingkari pilihanmu

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 74: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

58

Pertanyaan berikut adalah untuk aktivitas selain di sekolah dan bepergian yang telah disebutkan di atas. Saya akan bertanya tentang aktivitas olahraga dan rekreasi.

Aktivitas olahraga dan rekreasi Pertanyaan (P) Respon

1. Apakah kamu rutin melakukan aktivitas olahraga/rekreasi intensitas tinggi selama ≥ 10 menit secara kontinyu?

Ya Tidak* Jika tidak, lanjutkan ke pertanyaan no.13

2. Dalam satu minggu, berapa hari kamu melakukan aktivitas olahraga/rekreasi intensitas tinggi?

Jumlah hari :_______

3. Berapa lama kamu melakukan aktivitas olahraga/rekreasi intensitas tinggi dalam 1 hari?

………. Jam atau ………. Menit

4. Apakah kamu melakukan aktivitas olehraga/rekreasi intensitas sedang selama ≥ 10 menit secara kontinyu?

Ya Tidak* Jika tidak, lanjutkan ke pertanyaan no.16

5. Dalam satu minggu, berapa hari kamu melakukan olahraga/rekreasi intensitas sedang?

Jumlah hari: ______

6. Berapa lama kamu melakukan aktivitas olahraga/rekreasi intensitas sedang dalam 1 hari?

………. Jam atau ………. Menit

Pertanyaan berikut adalah mengenai duduk atau istirahat saat kerja, di rumah, selama perjalanan atau waktu bersama teman (duduk di meja, duduk bersama teman, bepergian menggunakan mobil, bis, kereta, bermain kartu, membaca atau menonton televisi), tetapi tidak termasuk waktu yang digunakan untuk tidur.

Perilaku Santai Pertanyaan (P) Respon

7. Berapa lama kamu menghabiskan waktu untuk duduk atau istirahat dalam sehari? (tidak termasuk tidur)

………. Jam atau ………. Menit

IV. PERILAKU MEROKOK 1. Apakah teman anda ada yang merokok?

a. ya b. tidak 2. Apakah anda pernah mencobanya juga?

a. ya, pertama kali pada usia ………………. tahun b. tidak

3. Jika jawaban ya, seberapa sering anda merokok? a. setiap hari b. tidak setiap hari c. dulu pernah, tetapi sekarang tidak d. tidak tahu pernah

4. Apakah ayah merokok? a. Ya b. Tidak

5. Jika jawaban ya, seberapa sering merokok? a. setiap hari b. tidak setiap hari c. dulu pernah, tetapi sekarang tidak d. tidak tahu pernah

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014

Page 75: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391215-SP-Yunilasari.pdf · UNIVERSITAS INDONESIA. PREVALENS DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI HIPERTENSI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH

59

6. Apakah ibu merokok? a. Ya b. Tidak

7. Jika jawaban ya, seberapa sering merokok? a. setiap hari b. tidak setiap hari c. dulu pernah, tetapi sekarang tidak d. tidak tahu pernah

8. Apakah kamu sering terpapar asap rokok? a. Ya b. Tidak

V. PERILAKU MINUM ALKOHOL

1. Apakah anda minum minuman beralkohol? a. Ya b. Tidak 2. Jika jawaban ya, seberapa sering minum minuman beralkohol? a. 1x/minggu b. > 1x/minggu

c. maksimum 1x/bulan d. pernah mencoba, tetapi tidak lagi 3. Berapa banyak biasanya setiap kali minum minuman beralkohol? a. 1 gelas b. 2-4 gelas c. ≥ 5 gelas

Terimakasih atas kesediaannya menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan sejujur-jujurnya.

Universitas Indonesia

Prevalens dan faktor ..., Yunilasari, FK UI, 2014