FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf ·...

262
UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL KTP ELEKTRONIK (E-KTP) DI KELURAHAN ANCOL, KECAMATAN PADEMANGAN, JAKARTA UTARA (PERIODE AGUSTUS 2011-MARET 2012) SKRIPSI DESTIANI AFRIANA 0806317533 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA DEPOK JUNI 2012 Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf ·...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL KTP ELEKTRONIK (E-KTP) DI KELURAHAN ANCOL, KECAMATAN PADEMANGAN,

JAKARTA UTARA(PERIODE AGUSTUS 2011-MARET 2012)

SKRIPSI

DESTIANI AFRIANA0806317533

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKPROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

DEPOKJUNI 2012

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL KTP ELEKTRONIK (E-KTP) DI KELURAHAN ANCOL, KECAMATAN PADEMANGAN,

JAKARTA UTARA(PERIODE AGUSTUS 2011-MARET 2012)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSarjana Ilmu Administrasi di bidang Ilmu Administasi Negara

DESTIANI AFRIANA0806317533

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKPROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

DEPOKJUNI 2012

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Destiani Afriana

NPM : 0806317533

Tanda Tangan :

Tanggal : Juni 2012

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

iv

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat serta

karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa peneliti sampaikan

shalawat serta salam kepada suri tauladan umat islam yaitu Rasulullah SAW beserta

para keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Peneliti

juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu

penyusunan skripsi ini sehingga dapat selesai antara lain :

1) Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc., selaku Dekan FISIP UI;

2) Dr. Roy Valiant Salomo, M.Soc.Sc., selaku Ketua Departemen Ilmu

Administrasi FISIP UI;

3) Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si., selaku Ketua Program Sarjana Reguler

dan Kelas Paralel, Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI;

4) Achmad Lutfi, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara, Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI;

5) Drs. Bulizuar Buyung M.M, selaku pembimbing akademis;

6) Dra. Afiati Indri Wardhani, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran untuk memberikan pengarahan dengan

sabar selama penyusunan skripsi ini;

7) Dra. Sri Susilih, Drs. Muh. Azis Muslim M.Si, serta kak Murwendah

Wongsodidjoyo, S.IA selaku dewan penguji yang telah memberikan banyak

saran bagi peneliti untuk perbaikan skripsi ini;

8) Pihak Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian

Dalam Negeri khususnya Subdirektorat Identitas Penduduk, Bapak Indersan, Ibu

Kunti serta para staf yang telah menerima serta membantu peneliti dalam

memperoleh data dan informasi untuk penyusunan skripsi;

9) Pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

khususnya Bagian Data dan Informasi, Ibu Alina Balqis beserta para staf yang

telah bersedia membantu peneliti dalam memperoleh data dan informasi yang

diperlukan;

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

vi

10) Pihak Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta

Utara, Bapak Syuhada, Ibu Saanah, dan Mba Yani yang telah membantu peneliti

dalam memperoleh data serta informasi yang diperlukan;

11) Pihak Kelurahan Ancol, Bapak Sugeng, Bapak Sanwani, Mas Tony, Mas Ikrar,

Pak Toto serta para pegawai Kelurahan Ancol yang telah menerima dan

membantu peneliti untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk

skripsi;

12) Masyarakat Kelurahan Ancol yang telah meluangkan waktunya untuk

diwawancarai;

13) Kedua orangtua, adik-adik, dan saudara-saudara yang telah memberikan

dukungan baik dalam bentuk moral dan material kepada peneliti selama

penyusunan skripsi;

14) Semua sahabat yang telah memberikan motivasi, dukungan, semangat yang tak

pernah henti kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, antara lain

Ristiani Fadila, Maria Ulfa, Faridah, Juwita Saputri, Annisa Nur Rachmah, Ratih

Purnamasari, Februdelona, Eka Novianti Dewi, Nurchasanah, Benita Safitri,

Rahmelya Oktari, Deasy Triarini, Nina Meilisa, Intias Maresta, Febrika Kusuma

Pertiwi, Nastia Rini, Andannytia Kinasih, Kak Etha, Kak Dina, Lia Septiana,

Rina Nur Oktaviana, dan teman-teman Ilmu Administrasi Negara angkatan 2008

yang telah berjuang bersama-sama di kampus perjuangan.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,

peneliti memohon untuk kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi dapat

bermanfaat bagi semua pihak

Depok, Juni 2012

Peneliti

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Destiani Afriana

NPM : 0806317533

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Implementasi Program Nasional KTP

Elektronik (e-KTP) di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta

Utara.

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/

formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada Tanggal : Juni 2012

Yang menyatakan

(Destiani Afriana)

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

viii

ABSTRAK

Nama : Destiani AfrianaProgram Studi : Ilmu Administrasi NegaraJudul : Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Implementasi Program

Nasional KTP Elektronik (e-KTP) Di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara

Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang memengaruhiimplementasi program nasional KTP elektronik (e-KTP) di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, dengan menggunakan model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn. Penelitian ini merupakan penelitian positivismedengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari enam faktor yang memengaruhi, empat faktor diantaranya memengaruhi implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol. Keempat faktor tersebut adalah ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya kebijakan, komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksanaan, serta lingkungan sosial.

Kata Kunci : e-KTP, implementasi kebijakan publik

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

ix

ABSTRACT

Name : Destiani AfrianaStudy Program : Public AdministrationTitle : The Factors That Influence Implementation Of A National

Program Of Electronic KTP (E-KTP) In Ancol Village, Pademangan Subdistrict, North Jakarta.

This study discusses are factors that influence implementation of a national program of electronic identity card (e-KTP) in Ancol village, Pademangan subdistrict, North Jakarta by using a model of policy implementation from Van Meter and Van Horn. This study is a descriptive research design with positivism. The resultsshow that there are four factors that influence implementation of a national program of electronic identity card (e-KTP) in the Ancol village. The factors are the size and purpose of the policy, resource policy, communication between the organization and implementation activities, and the social environment.

Keyword : e-KTP, implementation of public policy

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iiLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiiLEMBAR PENGESAHAN ivKATA PENGANTAR vLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH viiABSTRAK viiiABSTRACT ixDAFTAR ISI xDAFTAR TABEL xiiDAFTAR GAMBAR xiiiDAFTAR LAMPIRAN xiv

1. PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang Masalah 11.2 Pokok Permasalahan 131.3 Tujuan Penelitian 141.4 Signifikansi Penelitian 151.5 Batasan Penelitian 151.6 Sistematika Penulisan 15

2. KERANGKA TEORI 172.1 Tinjauan Pustaka 172.2 Kerangka Teori 26

2.2.1 Kebijakan Publik 262.2.2 Implementasi Kebijakan Publik 322.2.3 Model Implementasi Kebijakan Publik 36

2.3 Operasionalisasi Konsep 45

3. METODE PENELITIAN 513.1 Pendekatan Penelitian 513.2 Jenis Penelitian 523.3 Teknik Pengumpulan Data 533.4 Teknik Analisis Data 543.5 Informan 563.6 Site Penelitian 573.7 Proses Penelitian 573.8 Keterbatasan Penelitian 58

4. GAMBARAN UMUM KELURAHAN ANCOL DAN PROGRAM NASIONAL KTP ELEKTRONIK (e-KTP) 594.1 Gambaran Umum Kelurahan Ancol 59

4.1.1 Jumlah dan Kondisi Penduduk Kelurahan Ancol 604.1.2 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kelurahan 61

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

xi

4.1.3 Struktur Organisasi Kelurahan Ancol 634.2 Gambaran Umum Program Nasional KTP Elektronik (e-KTP) 66

4.2.1 Sejarah dan Perkembangan KTP di Indonesia 664.2.2 Program Nasional KTP Elektronik (e-KTP) 69

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IMPLEMENTASIPROGRAM NASIONAL KTP ELEKTRONIK (E-KTP) DI KELURAHAN ANCOL, KECAMATAN PADEMANGAN, JAKARTA UTARA 775.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan 78

5.1.1 Kesesuaian Antara Implementasi Program Nasional Dengan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku 79

5.1.2 Kesesuaian Antara Implementasi Program Nasional Dengan Tujuan Program Nasional tersebut 84

5.1.3 Adanya Sasaran/Target Program Jangka Pendek, Menengah, atau Panjang 86

5.2 Sumber-Sumber Kebijakan 935.2.1 Sarana Dan Prasarana Yang Mendukung 935.2.2 Teknologi Yang Mendukung 1025.2.3 Dana yang dibutuhkan 1055.2.4 Sumber Daya Manusia 111

5.3 Komunikasi Antar Organisasi Terkait Dan Kegiatan Pelaksanaan 1205.3.1 Transmisi 1215.3.2 Kejelasan 1335.3.3 Konsistensi 1355.3.4 Nasihat dan bantuan teknis yang diberikan 1385.3.5 Adanya Berbagai Sanksi Baik Positif Maupun Negatif 140

5.4 Ciri-ciri atau sifat instansi pelaksana 1425.4.1 Struktur formal dari organisasi 1435.4.2 Nilai-nilai yang berkembang dalam organisasi 1435.4.3 Pola hubungan yang terjadi di internal birokrasi 1455.4.4 Fragmentasi organisasi 147

5.5 Sikap Para Pelaksana 1495.5.1 Kognisi (pemahaman) pelaksana tentang program nasional 1505.5.2 Arah kecenderungan pelaksana terhadap program nasional 1515.5.3 Intensitas kecenderungan pelaksana 151

5.6 Lingkungan Ekonomi, Sosial, Dan Politik 1525.6.1 Lingkungan Sosial 1535.6.2 Lingkungan Politik 1615.6.3 Lingkungan Ekonomi 163

6. SIMPULAN DAN REKOMENDASI 1656.1 Simpulan 1656.2 Rekomendasi 165

DAFTAR REFERENSI 167

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2010 Menurut Provinsi 2

Tabel 1.2 Rekapitulasi Hasil Penyerapan e-KTP Di Provinsi DKI JakartaSampai Dengan Tanggal 31 Maret 2012 10

Tabel 1.3 Laporan Perkembangan Penempatan Alat dan Penyerapan e-KTPDinas Kependudukan dan Catatan Sipil Wilayah Jakarta Utara Per Tanggal 31 Maret 2012 11

Tabel 2.1 Matriks Tinjauan Pustaka 22

Tabel 2.2 Operasionalisasi Konsep 47

Tabel 4.1 Jumlah RW dan RT di Kelurahan Ancol 60

Tabel 4.2 Jumlah penduduk Kelurahan Ancol Per Rukun Warga 61

Tabel 5.1 Program Pelayanan e-KTP Keliling Suku Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara Tahun 2012 157

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Kebijakan Publik 29Gambar 2.2 Tahap Kebijakan Publik Menurut Dunn 30Gambar 2.3 Gambar Model Implementasi Kebijakan

Van Meter Dan Van Horn 41Gambar 2.4 Variabel-Variabel Proses Implementasi

Kebijakan Mazmanian Dan Sabatier 45Gambar 4.1 Gambar Kelurahan Ancol 59Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kelurahan Ancol 64Gambar 4.3 Prosedur Perekaman KTP elektronik (e-KTP) 75Gambar 4.4 Prosedur Pengambilan KTP elektronik (e-KTP) 76Gambar 5.1 Satu Set Perangkat E-KTP Yang Digunakan

Dalam Kegiatan Perekaman e-KTP 96Gambar 5.2 Penduduk Yang Sedang Melakukan Kegiatan Perekaman

Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

Gambar 5.3 Contoh Leaflet e-KTP 110Gambar 5.4 Bentuk Publikasi Yang Dilakukan Kelurahan Ancol 132Gambar 5.5 Pengumuman Untuk Mengenakan Pakaian

Rapi Dan Sopan 144Gambar 5.6 Interaksi Data Kependudukan Melalui Aplikasi SIAK

(NIK) Yang Terintegrasi Dengan KTP Elektronik (e-KTP) 146

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara.Lampiran 2 Hasil Wawancara.Lampiran 3 Surat Permohonan Mengadakan Riset Di Kelurahan Ancol.Lampiran 4 Surat Pengantar Untuk Rekomendasi Kepala Badan Kesatuan Bangsa

Politik dan Perlindungan Masyarakat.Lampiran 5 Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 597/2012

Tentang Pemberian Izin Penelitian Kepada Destiani AfrianaLampiran 6 Surat Persetujuan Mengadakan Penelitian Di Sekretariat Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI JakartaLampiran 7 Laporan Perkembangan Penempatan Alat Dan Penyerapan e-KTP

Suku Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara Hingga Tanggal 31 Maret 2012

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

Universitas Indonesia

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penduduk merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu negara. Hal ini

disebabkan karena penduduk adalah salah satu dari unsur-unsur negara yang berperan

sebagai pelaku sekaligus sasaran pembangunan. Maju mundurnya suatu negara secara

tidak langsung bergantung kepada sumber daya manusia yang dimiliki dalam hal ini

penduduk. Oleh karenanya, data mengenai penduduk merupakan data pokok yang

perlu diketahui karakteristiknya (kuantitas, distribusi, komposisi dan kualitas)

sehingga dapat diketahui potensi maupun kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan

dalam rangka menuju subyek yang berkualitas (“penduduk”). Penduduk dalam suatu

negara biasanya menunjukkan ciri khas yang membedakannya dengan bangsa lain

(Budiardjo, 1992:43). Penduduk menurut Said Rusli adalah jumlah orang yang

bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil proses-

proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi (Rusli, 1985:35).

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk tertinggi

urutan keempat di dunia setelah USA (Geohive, 2011). Berdasarkan data yang

diperoleh dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia

mencapai 237.641.326 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010). Jumlah tersebut

mengalami peningkatan sebesar 31.376.731 jiwa atau sekitar 13,2% dari jumlah

penduduk tahun 2000 sebesar 206.264.595 jiwa. Jumlah tersebut akan semakin

meningkat mengingat tingkat kelahiran yang cukup tinggi di Indonesia.

1

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

2

Universitas Indonesia

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2010 Menurut Provinsi

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011

Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu potensi yang dapat

dimanfaatkan dan diberdayakan oleh Indonesia sebagai kekuatan untuk membangun

negara menjadi lebih maju sehingga mampu bersaing dengan negara lain dalam

lingkungan global. Melakukan pengaturan terhadap penduduk yang jumlahnya besar

tidak mudah, diperlukan suatu pengaturan yang komprehensif agar data mengenai

penduduk bersifat valid dan dapat digunakan oleh Pemerintah sebagai dasar untuk

membuat keputusan atau kebijakan. Berdasarkan hal tersebut, maka dibuat suatu

sistem yang mengatur mengenai kependudukan yang dikenal dengan administrasi

kependudukan. Administrasi kependudukan menurut Undang-Undang No. 23 Tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 1 ayat (1) adalah rangkaian kegiatan

penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui

pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi

kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan

pembangunan sektor lain. Administrasi kependudukan memiliki tujuan utama yakni

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

3

Universitas Indonesia

menciptakan ketertiban dalam hal database kependudukan, penertiban NIK (Nomor

Induk Kependudukan), serta ketertiban dalam hal dokumen kependudukan (KK,

KTP, Akta Pencatatan Sipil, dan lain-lain). Administrasi kependudukan merupakan

suatu hal yang sangat penting karena dengan administrasi kependudukan, Pemerintah

dapat memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status

hukum setiap peristiwa kependudukan serta peristiwa penting yang dialami oleh

penduduk. Selain itu, dengan administrasi penduduk yang tertib maka Pemerintah

dapat mengetahui kondisi penduduk yang dimiliki.

Untuk mewujudkan administrasi kependudukan yang tertib dan teratur, maka

setiap penduduk idealnya memiliki sebuah dokumen resmi tunggal yang

menunjukkan bahwa penduduk tersebut merupakan warga negara. Dokumen tersebut

berisi hal-hal yang berkaitan dengan diri pribadi yang bersangkutan seperti nama,

tempat tinggal, tempat dan tanggal lahir, dan sebagainya. Dengan adanya dokumen

resmi, maka seorang penduduk telah terdaftar sebagai warga negara dan mempunyai

hak antara lain dapat memperoleh pelayanan yang sama dalam pendaftaran penduduk

dan pencatatan sipil (Kementerian Dalam Negeri, 2008). Salah satu bentuk dokumen

resmi yang penting di Indonesia adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP). Menurut

Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 14,

KTP adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi

Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

KTP merupakan dokumen resmi yang wajib dimiliki oleh penduduk yang telah

berusia 17 Tahun atau telah kawin atau pernah kawin secara sah. Dengan kepemilikan

KTP, seseorang dapat mengurus berbagai perizinan seperti pembuatan SIM, STNK,

pembuatan paspor, dan sebagainya.

Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar, sudah seharusnya memiliki

sistem administrasi kependudukan yang teratur dan tertata dengan baik. Dalam

kenyataannya tidak demikian, sistem administrasi kependudukan di Indonesia belum

tertata dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya masalah yang terjadi

sebagai akibat dari buruknya administrasi kependudukan. Beberapa masalah yang

muncul antara lain adanya perbedaan data jumlah penduduk di instansi yang memiliki

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

4

Universitas Indonesia

kewenangan dalam mencatat jumlah penduduk seperti Badan Pusat Statistik dengan

Kementerian Dalam Negeri. Data jumlah penduduk versi Badan Pusat Statistik

sebesar 237.641.326 jiwa sedangkan data jumlah penduduk versi Kementerian Dalam

Negeri sebesar 259 Juta (Kementerian Dalam Negeri, 2011). Adanya perbedaan data

jumlah penduduk tersebut mengindikasikan bahwa tingkat akurasi data

kependudukan Indonesia masih sangat kurang. Hal ini secara tidak langsung

berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan

karena data jumlah penduduk menjadi informasi dasar yang penting bagi Pemerintah

dalam membuat sebuah peraturan atau kebijakan publik. Tidak hanya itu, belum

tertatanya administrasi kependudukan di Indonesia juga terlihat dari banyaknya

penduduk yang memiliki identitas ganda (KTP ganda) seperti yang diungkapkan oleh

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta, Purba Hutapea yang

mengatakan bahwa KTP ganda yang tersebar di Ibu Kota mencapai 250 ribu lembar.

Jumlah ini mencakup warga komuter yang dulunya tinggal di Jakarta kemudian

pindah ke Depok, Bekasi dan sekitarnya tetapi mereka tidak mencabut KTP Jakarta

(Kristanti, 2011, par. 1). Hal senada juga diungkapkan oleh Anggota Dewan

Perwakilan Daerah (DPD) Djan Faridz yang mengatakan bahwa jumlah KTP ganda

tersebut diperkirakan jauh lebih besar. Tingginya jumlah komuter yang bekerja di

Jakarta merupakan bukti kuat banyaknya pemilik KTP ganda (Priliawito, 2011, par. ).

Buruknya sistem administrasi kependudukan Indonesia juga mengakibatkan

maraknya aksi-aksi pemboman dan terorisme seperti yang terjadi di Hotel J.W.

Marriott dan hotel The Ritz-Carlton pada 17 Juli. Dalam peristiwa itu, ditengarai

tersangka otak pemboman warga Malaysia Noordin M. Top dapat dengan bebas

mengganti identitasnya dari satu daerah ke daerah lainnya dalam rangka membina

sel-sel terornya (Kementerian Dalam Negeri, 2010). Selain itu, masalah yang

mewarnai pemilihan kepala daerah (pemilukada) di sejumlah daerah di Indonesia

juga terjadi sebagai akibat dari buruknya administrasi kependudukan di Indonesia.

Untuk membenahi masalah-masalah tersebut, maka Pemerintah melalui

Kementerian Dalam Negeri selaku pihak yang berkewajiban dan bertanggung jawab

menyelenggarakan administrasi kependudukan membuat satu program strategis

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

5

Universitas Indonesia

nasional yakni KTP elektronik (e-KTP). e-KTP merupakan dokumen kependudukan

yang memuat sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun

teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional (“apa”).

e-KTP merupakan sebuah inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah yang bertujuan

untuk mewujudkan kepemilikan satu KTP untuk satu penduduk yang memiliki kode

keamanan dan rekaman elektronik data kependudukan berbasis NIK secara nasional

(Kementerian Dalam Negeri, 2011). Oleh sebab itu, adanya program nasional e-KTP

merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mengatasi sejumlah

permasalahan yang terjadi dalam kependudukan.

e-KTP merupakan salah satu bentuk dari electronic government. Electronic

government menurut World Bank adalah “use by government agencies of information

technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that

have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms of

government” (“e-government”). Holmes (2001:2) mendefinisikan electronic

government sebagai berikut, “e-government is the use of information technology, in

particular the internet, to deliver public services in a much more convenient,

customer-oriented, cost-effective, and altogether different better way. It affects an

agency’s dealings with citizens, business, and other public agencies as well as its

internal business process and employess”. Indrajit (2005:5) menambahkan bahwa

jiwa e-government sebenarnya adalah suatu usaha untuk penciptaan suasana

penyelenggaraan Pemerintahan yang sesuai dengan obyektif bersama (shared goals)

dari sejumlah komunitas yang berkepentingan. Berdasarkan definisi-definisi

mengenai e-government tersebut dapat disimpulkan bahwa e-government adalah

penggunaan teknologi informasi seperti internet, WAN, dan mobile computing untuk

meningkatkan pemberian layanan publik sehingga menjadi lebih nyaman dan efisien

dalam hal biaya serta mampu mengubah hubungan dengan masyarakat, sektor bisnis,

serta pihak-pihak yang terkait dengan Pemerintah.

Dalam e-government, penggunaan teknologi informasi amat dominan dalam

pemberian pelayanan kepada masyarakat. Demikian dengan e-KTP, pembuatan KTP

elektronik juga memanfaatkan teknologi informasi yaitu menggunakan pengamanan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

6

Universitas Indonesia

biometric. Autentikasi menggunakan biometric adalah verifikasi dan validasi sistem

melalui pengenalan karakteristik fisik atau tingkah laku manusia. Terdapat berbagai

macam jenis pengamanan dengan cara biometric antara lain sidik jari (fingerprint),

retina mata, DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi (“apa”). Dari berbagai macam jenis

pengamanan dengan biometric tersebut, yang digunakan dalam pembuatan KTP

elektronik antara lain adalah fingerprint (sidik jari), dan pemindai mata (retina).

Selain itu, untuk mendukung pembuatan KTP elektronik ini diperlukan alat-alat lain

seperti komputer, signature pad, kamera, dan sebagainya.

Implementasi program nasional e-KTP merupakan amanat dari Undang-

Undang No. 23 Tahun 2006 pasal 13 ayat (3) tentang Administrasi Kependudukan.

Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa setiap penduduk wajib memiliki NIK

yang dicantumkan dalam setiap dokumen kependudukan dan dijadikan dasar

penerbitan paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat Hak Atas Tanah dan penerbitan dokumen

identitas lainnya. NIK bersifat unik dan tunggal yang diberikan kepada setiap

penduduk dan berlaku seumur hidup. Oleh sebab itu, masing-masing penduduk

memiliki NIK yang berbeda-beda.

Implementasi e-KTP di Indonesia diawali dengan pemutakhiran data di semua

Kabupaten/Kota dan penerbitan NIK di 329 Kabupaten/Kota pada tahun 2010 yang

kemudian dilanjutkan dengan penerbitan NIK di 168 Kabupaten/Kota dan penerapan

e-KTP di 197 di Kabupaten/Kota pada tahun 2011. Dari 497 Kabupaten/Kota di

Indonesia, sebanyak 197 Kabupaten/Kota yang telah menyatakan kesiapannya untuk

melaksanakan program Nasional ini (Kementerian Dalam Negeri, 2011). Salah satu

Provinsi yang sedang melaksanakan program nasional e-KTP adalah DKI Jakarta.

Pemerintah menjadikan Provinsi DKI Jakarta sebagai pilot project pembuatan e-KTP

tingkat nasional karena Provinsi DKI Jakarta merupakan ibukota Negara sekaligus

ibukota Provinsi yang menjadi sorotan dunia. Selain itu, Provinsi DKI Jakarta juga

memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta arus informasi yang cepat. Hal ini

sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

7

Universitas Indonesia

Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian

Dalam Negeri dalam wawancara berikut :

“sebenernya bukan pilot project kalo saya pribadi. Kalo saya pikir jakarta ini bukan pilot project tapi sorotan kalo saya pribadi ya. Karena ibukota negara, ibukota provinsi, semua dunia seluruh Indonesia sorotannya ke jakarta. ah jakarta aja belum, itu kata orang di daerah. Dunia juga, ngeliatnya ke jakarta dulu. wah jakarta udah tuh karena jadi sorotan itu. kalo saya pribadi dari sarana dan prasarananya itu juga kan, gampang, cepat, arus informasinya cepat. jadi kita gak susah-susah kan”(hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012)

Untuk mendukung implementasi e-KTP di Provinsi DKI Jakarta, Gubernur

Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan Instruksi Gubernur No.58 Tahun 2011. Dalam

instruksi tersebut, Gubernur meminta kepada Lurah, Camat serta Walikota yang

bertindak sebagai pelaksana teknis proses pembuatan e-KTP di lima wilayah DKI

Jakarta untuk menjadwalkan pemanggilan secara sistematis melalui RT/RW kepada

warga untuk datang ke Kelurahan (Nuchasin, 2011, par. 13). Pemerintah menargetkan

implementasi e-KTP serentak dilakukan di semua Kelurahan Provinsi DKI Jakarta

pada tanggal 1 Agustus 2011 akan tetapi target tersebut tidak terpenuhi karena

terdapat beberapa hal yang belum siap seperti jaringan, perangkatnya, dan

sebagainya. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Indersan selaku

Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kementerian Dalam Negeri, “Kendalanya pertama jaringan, peralatannya,

binteknya, operator. Karena kita ini kan program baru, alih teknologi, dari teknologi

sederhana ke teknologi baru. Kita perlu persiapan-persiapan, nah persiapan itu yang

bikin waktu pelaksanaan perekaman jadi agak mundur. Persiapan-persiapannya itu

yang bikin mundur” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April

2012).

Dari 267 Kelurahan yang tersebar di Provinsi DKI Jakarta, baru sepuluh

Kelurahan yang siap melakukan ujicoba pada tanggal 1 Agustus 2011. Kesepuluh

Kelurahan tersebut adalah Kelurahan Menteng, Kelurahan Cikoko, Kelurahan Kebon

Sirih, Kelurahan Semper Timur, Kelurahan Mampang Prapatan, Kelurahan Cipinang

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

8

Universitas Indonesia

Cempedak, Kelurahan Klender, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kelurahan

Kemanggisan, dan Kelurahan Tomang (Muhammad, 2011, par. 2). Beberapa

Kelurahan lain menyusul untuk dilakukan ujicoba implementasi e-KTP seperti

Kelurahan Petojo Utara, Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kelurahan Tanah Sereal,

Kelurahan Kuningan Timur, dan Kelurahan Tegal Parang, Kelurahan Kota Bambu

Selatan, Kelurahan Durentiga, Kelurahan Ulujami, Kelurahan Bidaracina, Kelurahan

Srengseng, Kelurahan Meruya utara dan Kelurahan Meruya Selatan. Beberapa

Kelurahan yang terpilih tersebut merupakan Kelurahan yang telah siap baik dari segi

infrastruktur maupun dari segi teknis lainnya. Masing-masing Kelurahan menerima

perangkat sebanyak 2 unit. Pemberian perangkat pada masing-masing Kelurahan

disesuaikan dengan kepadatan penduduk per Kelurahan. Apabila sebuah Kelurahan

memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, maka jumlah perangkat e-KTP

untuk melakukan perekaman akan ditambah. Hal ini dimaksudkan agar proses

perekaman e-KTP berjalan dengan lancar.

Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah yang menjadi pilot project implementasi

e-KTP dan dinilai sebagai wilayah yang paling siap, bukan berarti terbebas dari

sejumlah masalah. Banyak masalah terjadi seputar implementasi e-KTP di Provinsi

DKI Jakarta. Berbagai media baik cetak maupun elektronik melaporkan beberapa

masalah yang terjadi dalam implementasi e-KTP di beberapa wilayah yaitu :

a. Warga Kelurahan Gandaria Selatan mengalami kesulitan mendapatkan layanan e-

KTP selama dua minggu. Hal ini disebabkan karena satu dari dua mesin elektronik

yang ada belum dioperasikan atau diperbaiki (Wandi, 2011, par. 6).

b. Dari 4.322 warga yang diundang, baru sekitar 693 warga yang terlayani e-KTP di

Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barat. Hal ini disebabkan karena keterbatasan

perangkat. Dari 5 unit yang dijanjikan, baru 2 alat yang telah tiba di Kelurahan

tersebut. (Wandi, 2011, par. 9).

c. Warga di Cengkareng juga mengalami masalah dalam penerapan e-KTP. Masalah

yang terjadi berkaitan dengan masalah antrian untuk perekaman e-KTP yang tidak

teratur. Warga yang datang terlebih dahulu harus menunggu lebih lama sementara

warga yang datang belakangan justru dipanggil terlebih dahulu. Hal ini

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

9

Universitas Indonesia

mengakibatkan banyak warga yang kesal dan protes kepada petugas Kelurahan

setempat. (desikapemita, 2011, par. 1).

d. Warga di Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara mengalami

kericuhan. Warga kecewa karena alat yang digunakan untuk membuat KTP

elektronik (e-KTP) rusak. Kekecewaan warga timbul karena warga telah

menunggu sejak sore hari untuk mendapat pelayanan e-KTP, akan tetapi

pelayanan yang diberikan tidak maksimal (Wandi, 2011, par. 1).

e. Warga Kelurahan Semper Barat juga mengalami masalah dalam mendapatkan

pelayanan e-KTP. Masalah terjadi karena kurang tertibnya pembagian nomor

antrean. Puluhan warga yang sudah datang sejak pagi mengaku ditolak oleh

petugas pendaftaran e-KTP (Kristin, 2011, par. 1).

f. Dalam Harian Rakyat Merdeka tanggal 17 Desember 2011 dalam kolom sms

terdapat pengaduan dari warga yang berdomisili di Jakarta Utara. Isi dari

pengaduan tersebut adalah adanya pungutan liar yang dilakukan oleh pihak RT

serta aparat terkait yang meminta bayaran besarannya bervariasi sampai pada

kisaran Rp 300.000,00.

Dari beberapa cuplikan data yang terjadi seputar implementasi e-KTP di

Provinsi DKI Jakarta, mengindikasikan bahwa implementasi e-KTP di Provinsi DKI

Jakarta belum berjalan dengan maksimal. Selain cuplikan data tersebut, terdapat

masalah lain yang terjadi dalam implementasi program nasional e-KTP diantaranya

adalah terlambatnya waktu implementasi program nasional e-KTP dari yang

dijadwalkan yaitu tanggal 1 Agustus 2011, implementasi e-KTP yang tidak dilakukan

secara serentak di seluruh Kelurahan di Jakarta, tidak tercapainya target 100 hari

implementasi e-KTP di Jakarta hingga bulan Desember 2011, dan sebagainya.

Sebelumnya, Pemerintah telah menargetkan implementasi kegiatan perekaman

program nasional e-KTP di Provinsi DKI Jakarta dapat selesai pada bulan Desember

2011 akan tetapi target tersebut tidak berhasil terpenuhi. Hal ini disebabkan karena

masih banyaknya wajib KTP di Provinsi DKI Jakarta yang belum melakukan

perekaman e-KTP sebanyak tiga juta jiwa. Hal tersebut mengakibatkan Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta meminta perpanjangan waktu pendataan e-KTP hingga April

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

10

Universitas Indonesia

2012 kepada Kementerian Dalam Negeri. Permohonan mengenai perpanjangan waktu

tersebut dikabulkan oleh Kementerian Dalam Negeri dengan dikeluarkannya Surat

Menteri Dalam Negeri No. 471.13/5079/SJ tanggal 20 Desember 2011 tentang

Perpanjangan Waktu Pelayanan e-KTP Secara Massal untuk 197 Kab/Kota (Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, 2011). Surat tersebut tidak

hanya berlaku di DKI Jakarta tetapi juga berlaku di 197 Kabupaten/Kota.

Jumlah penduduk di Provinsi DKI Jakarta yang telah terserap e-KTP per 31

Maret 2012 sebanyak 5.417.753 jiwa dari 7.472.259 warga wajib KTP atau sekitar

72,50%. Berikut adalah tabel rincian rekapitulasi penyerapan e-KTP di Provinsi DKI

Jakarta per 31 Maret 2012.

Tabel 1.2 Rekapitulasi Hasil Penyerapan e-KTP Di Provinsi DKI JakartaSampai Dengan Tanggal 31 Maret 2012

NoNama

Wilayah

Jumlah Wajib KTP

Jumlah Wajib KTP Yang Sudah

Dilayani

Jumlah Wajib KTP Yang

Belum Dilayani

Persentase (%) Wajib KTP Yang Sudah

Terserap e-KTP

Persentase (%) Wajib KTP Yang

Belum Tersera

p e-KTP

Ket.

1.Jakarta

Pusat842.690 jiwa

602.677 jiwa

240.0 13 jiwa 71,52% 28,48% 31/12/12

2.Jakarta

Utara 1.254.706 jiwa

878.210 jiwa

376.496 jiwa 69,99% 30,01% 31/12/12

3. Jakarta

Barat1.642.108 jiwa

1.202.617 jiwa

439.491 jiwa 73,24% 26,76% 31/12/12

4.Jakarta

Selatan1.565.982 jiwa

1.158.758 jiwa

407.224 jiwa 74,00% 26,00% 31/12/12

5.Jakarta

Timur2.149.357 jiwa

1.562.048 jiwa

587.309 jiwa 72,68% 27,32% 31/12/12

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

11

Universitas Indonesia

6.Kepulauan

Seribu17.416 jiwa

13443 jiwa

3.973 jiwa 77,19% 22,81% 31/12/12

Total 7.472.259 jiwa

5.417.753 jiwa

2.054.506 jiwa 72,50% 27,50%

Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 5 (5 Kota Administrasi dan 1 Kabupaten Administrasi), 2012

Berdasarkan rekapitulasi pada tabel 1.2 terlihat bahwa wilayah Kepulauan

Seribu menempati urutan teratas dalam hal persentase penyerapan e-KTP yakni

sekitar 77,19%. Hal ini karena wilayah Kepulauan Seribu memiliki jumlah penduduk

yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi DKI Jakarta.

Berbeda dengan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara merupakan wilayah dengan tingkat

penyerapan e-KTP paling rendah. Dengan jumlah wajib KTP sebanyak 1.254.706

jiwa, persentase wajib KTP yang telah terlayani e-KTP di Jakarta Utara sebesar

878.210 jiwa atau sekitar 69,99%. Jumlah ini masih terlampau jauh bila dibandingkan

dengan wilayah lain seperti di wilayah Jakarta Selatan, jumlah wajib KTP yang telah

terlayani mencapai 74,00% (Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI

Jakarta, 2012).

Dari enam Kecamatan dan tiga puluh satu Kelurahan yang terdapat di Jakarta

Utara, Kecamatan Pademangan khususnya Kelurahan Ancol merupakan Kelurahan

dengan penyerapan e-KTP paling rendah yaitu 62,64% (Suku Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara, 2012). Berikut adalah data

penyerapan e-KTP tanggal 31 Maret 2012 di wilayah Jakarta Utara per Kecamatan.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

12

Universitas Indonesia

Tabel 1.3 Laporan Perkembangan Penempatan Alat dan Penyerapan e-KTPDinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Wilayah Jakarta Utara Tanggal 31 Maret 2012

No. Kecamatan KelurahanJumlah

Wajib KTP

Jumlah Wajib KTP yang sudah

dilayani

Persentase

(%)

1 PenjaringanPenjaringan 76.162 jiwa 52.354 jiwa 68,74%

Pejagalan 68.643 jiwa 49.296 jiwa 71,82%

Kamal Muara 7.170 jiwa 5.765 jiwa 80,40%

Pluit 37.691 jiwa 25.426 jiwa 67,46%

Kapuk Muara 22.058 jiwa 15.984 jiwa 72,46%

2 Tj. Priok

Tj. Priok 34.979 jiwa 24.164 jiwa 69,08%

Papanggo 34.087 jiwa 24.753 jiwa 72,62%

Sungai Bambu 29.059 jiwa 19.198 jiwa 66,07%

Kebon Bawang 48.807 jiwa 33.824 jiwa 69,30%

Sunter Agung 64.073 jiwa 43.976 jiwa 68,63%

Sunter Jaya 51.147 jiwa 35.989 jiwa 70,36%

Warakas 38.889 jiwa 27.132 jiwa 69,77%

3 Koja

Rawa Badak Utara 32.043 jiwa 24.149 jiwa 75,36%Rawa Badak Selatan 34.319 jiwa 23.041 jiwa 67,14%

Koja 30.343 jiwa 19.847 jiwa 65,41%

Lagoa 51.672 jiwa 36.701 jiwa 71,03%

Tugu Selatan 28.258 jiwa 18.546 jiwa 65,63%

Tugu Utara 56.734 jiwa 40.877 jiwa 72,05%

4 Cilincing

Kalibaru 62.402 jiwa 42.802 jiwa 68,59%

Cilincing 41.538 jiwa 28.454 jiwa 68,50%

Semper Barat 63.770 jiwa 43.770 jiwa 68,64%

Marunda 15.375 jiwa 11.793 jiwa 76,70%

Sukapura 47.332 jiwa 31.169 jiwa 65,85%

Rorotan 27.802 jiwa 21.861 jiwa 78,63%

Semper Timur 30.541 jiwa 19.192 jiwa 62,84%5 Kelapa Pegangsaan Dua 40.513 jiwa 29.161 jiwa 71,98%

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

13

Universitas Indonesia

Gading Klp. Gading Barat 27.273 jiwa 19.540 jiwa 71,65%Klp. Gading Timur 32.591 jiwa 26.388 jiwa 80,97%

6 Pademangan

Ancol 22.558 jiwa 14.131 jiwa 62,64%

Pademangan barat 63.265 jiwa 43.786 jiwa 69,21%Pademangan Timur 33.612 jiwa 25.141 jiwa 74,80%

TOTAL1.254.706 jiwa

878.210 jiwa 69,99%

Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara, 2012

Kelurahan Ancol dengan jumlah wajib KTP sebesar 22.558 jiwa memulai

implementasi kegiatan perekaman e-KTP pada tanggal 15 Agustus 2011 (Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara, 2012). Untuk

menunjang implementasi program nasional e-KTP, Kelurahan Ancol diberikan

sejumlah prasarana pendukung antara lain sumber daya manusia atau tenaga operator

e-KTP dan alat-alat seperti monitor, Central Processing Unit (CPU), keyboard,

mouse, signature pad, iris mata (pemindai retina), kamera, finger print (sidik jari).

Jumlah prasarana yang diberikan di masing-masing Kelurahan berbeda-beda. Di

Kelurahan Ancol, sumber daya manusia atau tenaga operator e-KTP yang diterima

sebanyak dua orang dan jumlah perangkat e-KTP yang diterima sebanyak dua set

(Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara,

2012).

1.2 Pokok Permasalahan

e-KTP merupakan program nasional dalam bidang kependudukan yang

bertujuan untuk mewujudkan identitas tunggal bagi wajib KTP di seluruh wilayah

Indonesia. Adanya identitas tunggal menjadi sangat penting karena dewasa ini banyak

terjadi penyalahgunaan identitas yang digunakan untuk kepentingan pribadi dan

merugikan banyak pihak seperti yang dilakukan oleh para teroris dengan membuat

identitas ganda. Para teroris memanfaatkan lemahnya sistem administrasi

kependudukan Indonesia untuk menjalankan tujuannya. Hal tersebut merupakan salah

satu alasan program nasional e-KTP ini diluncurkan. Program nasional e-KTP

pertama kali dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta karena Provinsi DKI Jakarta

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

14

Universitas Indonesia

merupakan wilayah yang paling siap dibanding wilayah lain di Indonesia. Meskipun

Jakarta menjadi wilayah yang paling siap dan menjadi pilot project, namun pada

kenyataannya banyak masalah terjadi dalam implementasi e-KTP di Provinsi DKI

Jakarta. Akhir bulan Desember 2011 yang menjadi batas waktu pelaksanaan e-KTP

secara massal (penggantian KTP dengan KTP baru) di Provinsi DKI Jakarta, namun

masih terdapat sekitar tiga juta wajib KTP yang belum melakukan perekaman KTP

elektronik dari tujuh juta Wajib KTP di Provinsi DKI Jakarta. Belum terpenuhinya

target tersebut ditengarai karena tidak adanya sanksi yang tegas bagi wajib KTP yang

belum melakukan perekaman KTP. Atas dasar itu, maka Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta memperpanjang waktu pendataan e-KTP hingga April 2012.

Jakarta Utara merupakan salah satu wilayah di Provinsi DKI Jakarta yang

tengah melaksanakan program nasional e-KTP. Di wilayah ini, persentase tingkat

penyerapan e-KTP per tanggal 31 Maret 2012 sebesar 69,99% sementara di wilayah

lain seperti di wilayah Jakarta Selatan tingkat penyerapan e-KTP telah mencapai

74,00% (Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, 2012). Berdasarkan data

tersebut, dapat dikatakan bahwa penyerapan e-KTP di wilayah Jakarta Utara

tergolong rendah dan Kelurahan yang paling rendah dalam penyerapan e-KTP adalah

Kelurahan Ancol. Kelurahan ini hanya mampu menyerap sebanyak 14.131 jiwa atau

sekitar 62,64% dari jumlah wajib KTP sebesar 22.558 jiwa. Rendahnya penyerapan

e-KTP di Kelurahan tersebut menjadi salah satu hal yang memengaruhi pencapaian

target implementasi e-KTP di Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan hal tersebut, maka

dirumuskan satu permasalahan yaitu faktor-faktor apa saja yang memengaruhi

implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan,

Jakarta Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan faktor-faktor yang

memengaruhi implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, Kecamatan

Pademangan, Jakarta Utara.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

15

Universitas Indonesia

1.4 Signifikansi Penelitian

Signifikansi dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberi manfaat baik

secara teoritis maupun praktis yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Manfaat

tersebut antara lain:

a. Signifikansi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sedikit gambaran mengenai faktor-faktor

yang memengaruhi implementasi program nasional e-KTP Kelurahan Ancol,

Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan

dapat menyumbangkan pemikiran serta memperluas wawasan bagi orang yang

ingin meneliti di bidang yang sama yakni administrasi kependudukan.

b. Signifikansi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Pemerintah dalam

mengidentifikasi faktor yang memengaruhi implementasi program nasional e-KTP

di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Diharapkan dengan

mengetahui faktor yang memengaruhi implementasi, Pemerintah dapat segera

melalukan perbaikan agar program nasional tersebut berjalan sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai.

1.5 Batasan Penelitian

Adapun batasan penelitian dalam penelitian ini adalah hanya membahas

implementasi program nasional e-KTP untuk kemudian melakukan analisis terhadap

faktor-faktor yang memengaruhi implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan

Ancol.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari enam bagian yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, pokok

permasalahan, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, serta sistematika

penulisan.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

16

Universitas Indonesia

BAB 2 KERANGKA TEORI

Dalam bab ini dijabarkan mengenai teori serta konsep-konsep yang

berkaitan dengan penelitian. Selain teori dan konsep, bab ini juga berisi

tinjauan pustaka dan operasionalisasi konsep.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini berisi metode penelitian yang menjelaskan tentang pendekatan

penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

informan, penentuan site penelitian, proses penelitian, serta keterbatasan

penelitian.

BAB 4 GAMBARAN UMUM KELURAHAN ANCOL DAN PROGRAM

NASIONAL KTP ELEKTRONIK (e-KTP)

Bab ini terdiri dari dua bagian yaitu mengenai gambaran umum

Kelurahan Ancol serta gambaran umum dari program nasional KTP

elektronik (e-KTP).

BAB 5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IMPLEMENTASI

PROGRAM NASIONAL KTP ELEKTRONIK (e-KTP) DI KEL.

ANCOL, KEC. PADEMANGAN, JAKARTA UTARA

Bab ini menjelaskan dan menganalisis mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi implementasi program nasional KTP elektronik (e-KTP)

di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.

BAB 6 SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi simpulan dan rekomendasi. Dalam sub bab simpulan berisi

intisari dari penelitian ini sementara pada sub bab rekomendasi berisi

beberapa masukan kepada pemerintah untuk mengatasi permasalahan

yang terjadi.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

17

Universitas Indonesia

BAB 2KERANGKA TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian mengenai “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi

Implementasi Program Nasional KTP Elektronik (e-KTP) Di Kelurahan Ancol,

Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara”, akan dipaparkan beberapa penelitian dan

kajian ilmiah terdahulu serta beberapa konsep yang memiliki keterkaitan dengan

penelitian ini. Penelitian-penelitian terdahulu tersebut digunakan sebagai bahan

referensi dalam melakukan penelitian.

Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Ria Siskamya pada

tahun 2008. Penelitian tersebut berjudul “Implementasi Kebijakan Administrasi

Kependudukan Pada Pemerintah Kota Depok”. Penelitian tersebut bertujuan

untuk menganalisis implementasi kebijakan administrasi kependudukan pada

Pemerintah Kota Depok. Dalam melakukan penelitiannya, Ria Siskamya

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang dilakukan adalah

penelitian deskriptif dimana Ria Siskamya ingin menggambarkan proses penelitian

melalui data yang ada untuk mengetahui sejauh mana penerapan kebijakan

administrasi kependudukan telah berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam

undang-undang.

Berdasarkan hasil penelitiannya, Ria Siskamya menyimpulkan bahwa dalam

proses implementasi kebijakan administrasi kependudukan pada Pemerintah Kota

Depok dengan melihat pada enam aspek teori implementasi kebijakan Van Horn dan

Van Meter, aspek-aspek sumber kebijakan khususnya sumber daya manusia dan

sarana prasarana penunjang memerlukan perhatian khusus karena jumlahnya yang

sangat kurang dari kebutuhan yang diperlukan. Selain itu, kualitas dan tingkat

pemahaman penduduk terhadap pentingnya makna dokumen masih kurang walaupun

Pemerintah Kota Depok telah sering mengadakan program sosialisasi dan program-

program lainnya.

17

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

18

Universitas Indonesia

Penelitian kedua yang dijadikan referensi adalah penelitian yang dilakukan oleh

Yusuf Aditya N. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2010 dengan judul

“Implementasi Kebijakan Administrasi Kependudukan Oleh Pemerintah

Daerah Provinsi DKI Jakarta Dalam Upaya Pencegahan Aksi Terorisme”.

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf Aditya adalah untuk

menjelaskan implementasi kebijakan administrasi kependudukan oleh Pemerintah

daerah Provinsi DKI Jakarta dalam upaya pencegahan aksi terorisme. Dalam

penelitiannya, Yusuf Aditya menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

penelitian deskriptif. Dalam teknik pengumpulan data, Yusuf Aditya menggunakan

data primer dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan. Selain

dengan data primer, Yusuf Aditya dalam melakukan teknik pengumpulan data juga

menggunakan data sekunder dengan melakukan studi pustaka dari berbagai sumber.

Berdasarkan hasil penelitiannya, Yusuf Aditya menyimpulkan empat hal yaitu

pertama, implementasi kebijakan administrasi kependudukan oleh Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah

berjalan dengan baik dimana implementasi dilakukan dengan cara menjalankan

sistem informasi administrasi kependudukan dan membangun database

kependudukan serta menciptakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan sistem

automated finger scan identify bagi seluruh warga Provinsi DKI Jakarta yang berlaku

secara nasional sehingga dapat meminimalisir kepemilikan identitas palsu dalam

bentuk KTP ganda sehingga dapat menjadi dasar bagi terciptanya tujuan untuk

menciptakan tertib administrasi di Provinsi DKI Jakarta. Kedua, dalam

mengimplementasikan kebijakan administrasi kependudukan, Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil menjalin kerjasama dengan instansi-instansi di bawahnya seperti

Kelurahan dan Rukun Warga (RW) untuk melaksanakan sosialisasi mengenai

masalah kependudukan sekaligus melaksanakan pelayanan kependudukan seperti

implementasi KTP mobile. Ketiga, pencegahan kepemilikan KTP ganda merupakan

salah satu langkah pencegahan dini terhadap tindakan terorisme di Provinsi DKI

Jakarta karena dengan adanya tindakan pencegahan KTP ganda maka implementasi

kebijakan administrasi kependudukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

19

Universitas Indonesia

turut berperan dalam mengurangi salah satu alat yang digunakan teroris untuk

bergerilya yaitu identitas (KTP) palsu dan yang terakhir menurut wawancara dengan

informan, ditemukan penjelasan mengenai masih terdapatnya hambatan dalam

implementasi kebijakan administrasi kependudukan. Hambatan-hambatan ini terdiri

dari fasilitas pendukung, transisi sistem, dan komitmen pelaksana kebijakan.

Penelitian ketiga adalah tesis yang dilakukan oleh Johny Anthony M.

Hutagalung. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2001 dengan judul “Analisis

Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Retribusi (Studi Kasus Kebijakan

Retribusi KTP Di Provinsi DKI Jakarta)”. Adapun tujuan dari penelitian tersebut

terdiri dari empat hal yakni memperoleh informasi mengenai bagaimana kebutuhan

memiliki kartu tanda penduduk oleh masyarakat, memperoleh informasi apakah

tindakan memiliki kartu tanda penduduk menimbulkan dampak sampingan,

menguraikan bagaimana kebijakan retribusi dapat diberlakukan pada permohonan

kartu tanda penduduk, serta menguraikan komponen produksi kartu tanda penduduk

yang dapat dijadikan dasar menghitung besarnya retribusi. Penelitian tersebut

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian bersifat deskriptif.

Dalam penelitiannya, Johny Anthony menggunakan metode kuantitatif dengan cara

menyebarkan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitiannya, Johny menyimpulkan

beberapa hal yaitu pertama, bahwa kebutuhan memiliki KTP bukan berada pada

masyarakat tetapi berada pada institusi lain baik Pemerintah maupun bukan pada

Pemerintah. Hal ini diperkuat dengan adanya kebijakan mewajibkan penduduk untuk

memiliki KTP dan seringnya ditemukan bahwa KTP dibutuhkan untuk melengkapi

persyaratan pengurusan dokumen tertentu misalnya seperti mengurus SIM/Paspor.

Kedua, kebijakan yang masih mewajibkan penduduk usia 17 tahun ke atas atau sudah

kawin untuk memiliki KTP, sudah tidak relevan dengan kenyataan di lapangan.

Ketiga, tuntutan dihapuskannya pengenaan retribusi pada permohonan KTP lebih

disebabkan karena keadaan sebagaimana disebutkan pada butir 1 dan 2 di atas.

Dengan adanya peraturan tersebut, maka masyarakat menilai bahwa kebutuhan

memiliki KTP ada pada Pemerintah bukan pada masyarakat. Dengan demikian, wajar

apabila masyarakat tidak berkehendak membayar retribusi KTP. Keempat, kebijakan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

20

Universitas Indonesia

Pemerintah yang mensubsidi masyarakat untuk memiliki KTP dengan

memberlakukan KTP gratis adalah kebijakan yang kurang mendidik. Masyarakat

seharusnya diwajibkan membayar retribusi karena KTP adalah barang swasta yang

memiliki eksternalitas. Kelima, KTP sebagai tanda bukti diri tidak sama dengan kartu

nama. KTP dianggap sah dan diterima oleh pihak lain sebagai bukti identitas karena

dilakukan keabsahannya melalui pejabat berwenang secara formal. Hal terakhir atau

poin keenam yang menjadi hasil dari penelitian Johny adalah telah terjadi kekeliruan

pada penghitungan retribusi KTP sebesar Rp 1.925,- oleh Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta. Jumlah komponen yang dijadikan dasar menghitung besarnya retribusi KTP

terlalu sedikit dan tidak sesuai dengan penghitungan sebenarnya. Berdasarkan jumlah

komponen produksi KTP yang begitu banyak, diperkirakan besarnya retribusi KTP

lebih besar dari Rp 1.925,-. Dengan demikian subsidi yang diberikan oleh

Pemerintah Propinsi DKI Jakarta kepada warga dalam penyelenggaraan pendaftaran

penduduk dan pelayanan KTP adalah cukup besar.

Ketiga penelitian dalam tinjauan pustaka tersebut memiliki keterkaitan dengan

penelitian yang dilakukan. Keterkaitan antara penelitian ini dengan penelitian

pertama adalah adanya kesamaan dalam beberapa hal antara lain adalah kesamaan

dalam tema yang digunakan yakni tema mengenai administrasi kependudukan

meskipun pada penelitian ini lebih berfokus pada program nasional e-KTP.

Kemudian kesamaan lain adalah dalam penggunaan teori. Teori yang digunakan

adalah teori kebijakan publik dan konsep implementasi kebijakan publik. Teori

kebijakan publik dan konsep implementasi kebijakan publik dalam penelitian pertama

tidak menjadi teori utama melainkan hanya berperan sebagai teori pendukung.

Penelitian ini dengan penelitian pertama memiliki sejumlah kesamaan akan tetapi

terdapat beberapa perbedaan antara lain dalam hal site penelitian. Penelitian pertama

melakukan penelitian di kota Depok sementara site penelitian dalam penelitian ini

dilakukan di wilayah Jakarta Utara khususnya Kelurahan Ancol.

Demikian halnya dengan penelitian kedua. Pada penelitian kedua, penelitian ini

juga memiliki kesamaan dengan penelitian kedua dalam hal tema yang diangkat yaitu

mengenai administrasi kependudukan akan tetapi pada penelitian ini lebih berfokus

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

21

Universitas Indonesia

pada program nasional e-KTP sedangkan penelitian kedua lebih menyoroti mengenai

implementasi kebijakan administrasi kependudukan yaitu Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) sebagai bentuk pencegahan aksi terorisme.

Selain itu, kesamaan lain antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian kedua

adalah digunakannya teori serta konsep yang sama yakni teori kebijakan publik serta

konsep implementasi kebijakan.

Penelitian ketiga juga memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan

yakni keduanya membahas mengenai administrasi kependudukan dengan objek yang

sama yaitu Kartu Tanda Penduduk (KTP). Dari beberapa persamaan yang terdapat

dalam dua penelitian ini, terdapat pula beberapa perbedaan yaitu dalam hal fokus

penelitian. Fokus penelitian dari Johny Anthony adalah mengenai persepsi

masyarakat terhadap kebijakan retribusi KTP sedangkan fokus penelitian ini adalah

tentang faktor-faktor yang memengaruhi implementasi program nasional KTP

elektronik. Untuk lebih memperjelas mengenai ketiga penelitian terdahulu tersebut,

berikut ditampilkan matriks 2.1 berikut :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

22

Universitas Indonesia

Tabel 2.1 Matriks Tinjauan Pustaka

Penelitian pertama(Skripsi)

Penelitian Kedua(Skripsi)

Penelitian Ketiga(Tesis)

Penelitian yang dilakukan(Skripsi)

Judul Implementasi Kebijakan Administrasi Kependudukan Pada Pemerintahan Kota Depok

Implementasi Kebijakan Administrasi Kependudukan Oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta Dalam Upaya Pencegahan Aksi Terorisme

Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Retribusi (Studi Kasus Kebijakan Retribusi KTP Di Propinsi DKI Jakarta)

Faktor-Faktor Yang MemengaruhiImplementasi Program Nasional KTP Elektronik (e-KTP) di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara

Tahun 2008 2010 2001 2012Nama Peneliti Ria Siskamya Yusuf Aditya N. Johny Anthony M.

HutagalungDestiani Afriana

Tujuan Untuk menganalisis implementasi kebijakan administrasi kependudukan pada Pemerintah kota Depok

Untuk menjelaskan implementasi kebijakan administrasi kependudukan oleh Pemerintah daerah DKI Jakarta dalam upaya pencegahan aksi terorisme.

1. Memperoleh informasi mengenai bagaimana kebutuhan memiliki kartu tanda penduduk oleh masyarakat.

2. Memperoleh informasi apakah tindakan memiliki kartu tanda penduduk menimbulkan dampak sampingan.

3. Menguraikan bagaimana kebijakan retribusi dapat diberlakukan pada permohonan kartu

Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhiimplementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

23

Universitas Indonesia

tanda penduduk.4. Menguraikan

komponen produksi kartu tanda penduduk yang dapat dijadikan dasar menghitung besarnya retribusi

Pendekatan penelitian

Kualitatif Kualitatif Kuantitatif Positivis

Jenis penelitian Deskriptif Deskriptif Deskriptif DeskriptifTeknik pengum-pulan data

Studi kepustakaan dan studi lapangan dengan wawancara mendalam

Studi kepustakaan dan studi lapangan

1. Data primer melalui penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam

2. Data sekunder yang dikumpulkan dari hasil kegiatan organisasi baik dari dalam maupun dari luar.

Studi kepustakaan dan studi lapangan dengan wawancara mendalam dan observasi

Hasil Penelitian 1. Berdasarkan enam aspek teori implementasi kebijakan Van Horn dan Van Meter, aspek-aspek sumber kebijakan khususnya sumber daya manusia dan sarana prasarana penunjang memerlukan perhatian khusus karena jumlahnya yang sangat kurang dari kebutuhan yang diperlukan.

2. Proses Implementasi

1. Implementasi kebijakan administrasi kependudukan oleh Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah berjalan dengan baik dimana implementasi dilakukan dengan dengan cara menjalankan sistem informasi administrasi kependudukan dan membangun databasekependudukan serta

1. Kebutuhan memiliki KTP bukan berada pada masyarakat, tetapiberada pada institusi lain baik Pemerintahmaupun bukan pada Pemerintah.

2. Kebijakan yang masih mewajibkan penduduk usia 17 tahun ke atas atau sudah kawin untuk memiliki KTP, sudah tidak relevan dengan kenyataan di lapangan.

Berdasarkan 6 (enam) faktor yang memengaruhiimplementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn, setidaknya terdapat 4 (empat) faktor yang memengaruhiimplementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol yaitu faktor ukuran dan tujuan kebijakan, sumber-sumber kebijakan,

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

24

Universitas Indonesia

masih menemukan kendala.

3. Kualitas dan tingkat pemahaman penduduk terhadap pentingnya makna dokumen masih kurang walaupun Pemerintah kota depok telah sering mengadakan program sosialisasi dan program-program lainnya.

menciptakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan sistem automated finger scan identify bagi seluruh warga Provinsi DKI Jakarta yang berlaku secara nasional

2. Dalam mengimplementasikan kebijakan administrasi kependudukan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menjalin kerjasama dengan instansi-instansi di bawahnya seperti Kelurahan dan Rukun Warga (RW) untuk melaksanakan sosialisasi mengenai masalah kependudukan sekaligus melaksanakan pelayanan kependudukan seperti implementasi KTP mobile.

3. Pencegahan kepemilikan KTP ganda merupakan salah satu langkah pencegahan dini terhadap tindakan terorisme di Provinsi DKI Jakartakarena dengan adanya tindakan pencegahan

3. Tuntutan dihapuskannya pengenaan retribusi pada permohonan KTP lebih dikarenakan keadaan sebagaimana disebutkan pada butir 1 dan 2 di atas.

4. Kebijakan Pemerintahyang mensubsidi masyarakat untuk memiliki KTP dengan memberlakukan KTP gratis adalah kebijakan yang kurang mendidik.

5. KTP sebagai tanda bukti diri tidak sama dengan kartu nama. KTP dianggap sah dan diterima karena dilakukan keabsahannya melalui pejabat berwenang secara formal.

6. Telah terjadi kekeliruan pada penghitungan retribusi KTP sebesar Rp 1.925,- oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

7. Diperkirakan besarnya retribusi KTP lebih besar dari Rp 1.925,-.

komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksanaan, serta lingkungan sosial.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

25

Universitas Indonesia

KTP ganda maka implementasi kebijakan administrasi kependudukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah turut berperan dalam mengurangi salah satu alat yang digunakan teroris untuk bergerilya yaitu identitas (KTP) palsu

4. Menurut hasil wawancara dengan informan, ditemukan penjelasan mengenai masih terdapatnya hambatan dalam implementasi kebijakan administrasi kependudukan. Hambatan-hambatan ini terdiri dari fasilitas pendukung, transisi sistem, dan komitmen pelaksana kebijakan.

Sumber : telah diolah kembali

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

26

Universitas Indonesia

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Kebijakan Publik

Banyak ahli mendefinisikan beragam mengenai kebijakan. Kebijakan menurut

Lasswell dan Kaplan sebagaimana yang dikutip dalam Islamy (1997:15) adalah “a

projected program of goals, values, and practices” (suatu program pencapaian

tujuan, nilai-nilai, dan praktek-praktek yang terarah). Carl Friedrick dalam Islamy

(2004:17) turut pula mendefinisikan kebijakan. Menurutnya kebijakan adalah sebagai

berikut “… a proposed course of action of a person, group, or government within a

given environment providing obstacles and opportunities which the policy was

proposed to utilize and overcome in an effort to reach a goal or realize an objective

or a purpose” (… kebijakan sebagai program yang diusulkan dari tindakan seseorang,

kelompok, atau Pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat

hambatan-hambatan dan peluang, kebijakan tersebut berupaya untuk menyelesaikan

dan mengatasi hambatan dan berupaya untuk mencapai tujuan).

Lain halnya dengan Raksasataya dalam Islamy (2004:17), kebijaksanaan atau

kebijakan sebagai suatu taktik dan strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu

tujuan. Oleh karena itu, kebijaksanaan memuat tiga elemen yakni :

a. Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai

b. Taktik dan strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan implementasi secara nyata dari

taktik atau strategi

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai kebijakan,

dapat disimpulkan bahwa kebijakan merupakan suatu strategi yang digunakan untuk

mencapai suatu tujuan. Sama halnya dengan kebijakan, kebijakan publik juga

didefinisikan beragam oleh para ahli. Kebijakan publik menurut Dye dalam Islamy

(2004:18) adalah “whatever governments choose to do or not to do”. Dye

mendefinisikan kebijakan publik sebagai apapun yang Pemerintah pilih untuk

melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Lebih lanjut Dye mengatakan

bahwa bila Pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu maka harus ada tujuannya

(objektifnya) dan kebijakan publik itu harus meliputi semua tindakan Pemerintah,

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

27

Universitas Indonesia

bukan semata-mata merupakan pernyataan keinginan Pemerintah atau pejabat

Pemerintah saja. Senada dengan Dye, Edwards III dan Sharkansky dalam Islamy

(2004:19) juga mengemukakan definisi kebijakan publik sebagai berikut : “… is what

governments say and do, or not to do. It is the goals or purposes of government

programs…”. Edwards III mendefinisikan kebijakan publik sebagai apa yang

Pemerintah katakan dan lakukan atau tidak melakukan sesuatu. Hal ini dapat terlihat

dalam bentuk tujuan atau program yang dibuat oleh Pemerintah.

Anderson turut pula mengatakan bahwa “public policies are those policies

developed by governmental bodies and officials” (kebijakan publik adalah kebijakan-

kebijakan yang dikembangkan oleh Pemerintah dan pejabat-pejabat). Dari definisi

tersebut, Anderson mengemukakan beberapa implikasi yang timbul yaitu :

a. Kebijaksanaan atau kebijakan negara itu selalu mempunyai tujuan tertentu atau

merupakan tindakan yang berorientasi pada tujuan

b. Kebijakan itu berisi tindakan-tindakan atau pola-pola tindakan pejabat

Pemerintah

c. Kebijakan itu merupakan apa yang benar dilakukan oleh Pemerintah, jadi bukan

merupakan apa yang Pemerintah bermaksud akan melakukan sesuatu atau

menyatakan akan melakukan sesuatu

d. Kebijakan negara itu bersifat positif dalam arti merupakan beberapa bentuk

tindakan Pemerintah mengenai suatu masalah tertentu atau bersifat negatif dalam

arti merupakan keputusan Pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.

e. Kebijakan Pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif-didasarkan atau

selalu dilandaskan pada peraturan perundang-undangan dan bersifat memaksa.

Untuk lebih memahami mengenai definisi kebijakan publik, Young dan Quinn

dalam Suharto (2005:67) memiliki beberapa konsep kunci dalam kebijakan publik

yaitu :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

28

Universitas Indonesia

a. Tindakan Pemerintah yang berwenang.

Kebijakan publik adalah tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan

Pemerintah yang memiliki kewenangan hukum, politis dan finansial untuk

melakukannya.

b. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata.

Kebijakan publik berupaya merespon masalah atau kebutuhan konkret yang

berkembang di masyarakat.

c. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan.

Kebijakan publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan terdiri

dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk mencapai tujuan

tertentu demi kepentingan orang banyak.

d. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Kebijakan publik pada umumnya merupakan tindakan kolektif untuk

memecahkan masalah sosial. Namun, kebijakan publik juga dapat dirumuskan

berdasarkan keyakinan bahwa masalah sosial akan dapat dipecahkan oleh

kerangka kebijakan yang sudah ada dan tidak memerlukan tindakan tertentu.

e. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang aktor.

Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi terhadap langkah-

langkah atau rencana tindakan yang telah dirumuskan. Keputusan yang telah

dirumuskan dalam kebijakan publik dapat dibuat oleh sebuah badan Pemerintah,

maupun oleh beberapa perwakilan lembaga Pemerintah.

Dari berbagai definisi kebijakan publik yang dikemukakan oleh para ahli dapat

disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah segala tindakan yang dilakukan oleh

Pemerintah dan mempunyai pengaruh langsung terhadap kepentingan masyarakat

secara luas yang memiliki tujuan tertentu. Kebijakan lebih tepat jika dipahami dalam

kerangka hubungannya dengan berbagai macam subsistem yang ada. Kebijakan

apabila dipahami sebagai suatu sistem memiliki tiga buah komponen yang

berinteraksi secara timbal balik. Ketiga komponen tersebut adalah (Wibawa, 1994:50-

51) :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

29

Universitas Indonesia

a. Pelaku kebijakan

Adapun yang dimaksud dengan pelaku kebijakan yakni badan Pemerintah

maupun orang atau lembaga non Pemerintah yang terlibat dalam pembuatan

kebijakan. Pelaku kebijakan dapat memengaruhi dan sekaligus terkena pengaruh dari

suatu kebijakan.

b. Lingkungan kebijakan

Lingkungan kebijakan bukan orang-orang atau lembaga yang berada di sekitar

dan memengaruhi Pemerintah selaku penentu akhir suatu kebijakan melainkan lebih

menunjuk pada bidang-bidang kehidupan masyarakat yang dapat atau perlu

dipengaruhi oleh pelaku kebijakan misalnya demokrasi, pengangguran, kriminalitas,

dan efisiensi.

c. Kebijakan publik

Kebijakan publik adalah serangkaian pilihan tindakan Pemerintah untuk

menjawab tantangan (atau memecahkan masalah) kehidupan masyarakat.

Gambar 2.1 Komponen Kebijakan Publik

Sumber : Dunn, 2000:110

Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang sangat kompleks

karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh sebab itu,

beberapa ahli membagi proses-proses penyusunan kebijakan publik ke dalam

beberapa tahap seperti tahap kebijakan publik yang dikemukakan oleh William Dunn

(Winarno, 2012:36).

Pelaku kebijakan

Lingkungan kebijakan

Kebijakan publik

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

30

Universitas Indonesia

Gambar 2.2 Tahap Kebijakan Publik Menurut Dunn

Sumber : Winarno, 2012

Tahap kebijakan publik menurut Dunn terdiri dari lima tahap yaitu :

a. Tahap Penyusunan Agenda

Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda

publik. Sebelumnya, sejumlah masalah berkompetisi lebih dahulu untuk dapat masuk

ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda

kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini suatu masalah mungkin tidak

disentuh sama sekali sedangkan masalah lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan

atau ada pula masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.

b. Tahap Formulasi Kebijakan

Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para

pembuat kebijakan. Masalah-masalah tersebut didefinisikan untuk kemudian dicari

pemecahan yang terbaik. Pemecahan tersebut berasal dari berbagai alternatif atau

Penyusunan Agenda

Formulasi kebijakan

Adopsi kebijakan

Implementasi kebijakan

Evaluasi kebijakan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

31

Universitas Indonesia

pilihan kebijakan (policy option) yang ada. Dalam tahap perumusan kebijakan,

masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil

untuk memecahkan masalah.

c. Tahap Adopsi Kebijakan

Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus

kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan

dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau keputusan

peradilan.

d. Tahap Implementasi Kebijakan

Suatu program hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika program tersebut

tidak diimplementasikan. Oleh karena itu, keputusan program kebijakan yang telah

diambil sebagai alternatif pemecahan permasalahan harus diimplementasikan, yakni

dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen Pemerintah di tingkat

bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang

memobilisasikan sumber daya manusia dan finansial. Beberapa implementasi

kebijakan mendapat dukungan dari para pelaksana, namun beberapa yang lain

mungkin akan ditentang oleh para pelaksana.

e. Tahap Evaluasi Kebijakan

Pada tahap ini, kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi. Hal

ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu

memecahkan masalah. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak

yang diinginkan. Oleh sebab itu, ditentukanlah ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria

yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang

diinginkan.

Dari kelima tahap kebijakan publik yang dikemukakan oleh Dunn, tahap yang

paling penting adalah tahap implementasi kebijakan. Implementasi kebijakan

merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Suatu program

kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang

diinginkan (Winarno, 2012:146).

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

32

Universitas Indonesia

2.2.2 Implementasi Kebijakan Publik

Implementasi kebijakan merupakan tahap yang paling penting dalam studi

kebijakan publik. Implementasi kebijakan seperti yang dikemukakan oleh Grindle

dalam Wahab (2005:59) sesungguhnya bukan sekedar bersangkut paut dengan

mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur-prosedur rutin

lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu. Kebijakan menyangkut

masalah konflik, keputusan dan siapa memperoleh apa dari sebuah kebijakan

(Wahab, 2005:59). Oleh karena itu, implementasi kebijakan merupakan aspek penting

dari keseluruhan proses kebijakan. Duoji dalam Wahab (2005:59) dengan tegas

mengatakan bahwa implementasi kebijakan adalah “The execution of policies is as

important if not more important than policy-making. Policies will remain dreams or

blue prints file jackets unless they implemented” (Implementasi kebijakan merupakan

hal penting atau lebih penting dari pembuatan kebijakan. Kebijakan akan tetap

menjadi mimpi atau dokumen saja kecuali jika kebijakan tersebut diterapkan). Dari

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan publik

merupakan sebuah tahapan penting dalam proses kebijakan publik.

Sebuah kebijakan yang telah disahkan tidak akan bermanfaat apabila tidak

diimplementasikan. Hal ini karena dalam implementasi kebijakan publik, berusaha

untuk mewujudkan kebijakan publik yang masih bersifat abstrak ke dalam realita

nyata (Widodo, 2001:191). Jenkins dalam Parsons (2008:463) mendefinisikan studi

implementasi sebagai studi perubahan yaitu bagaimana perubahan terjadi, bagaimana

kemungkinan perubahan dapat dimunculkan. Implementasi kebijakan juga

merupakan studi tentang mikrostruktur dari kehidupan politik; bagaimana organisasi

di luar dan di dalam sistem politik menjalankan urusan dan berinteraksi satu sama

lain; apa motivasi-motivasi para pembuat kebijakan bertindak seperti itu, dan apa

motivasi lain yang mungkin membuat pembuat kebijakan bertindak secara berbeda.

Jones seperti yang dikutip oleh Widodo (2001:191) mengartikan implementasi

kebijakan publik sebagai getting the job done and doing it (mendapatkan pekerjaan

dan mendapatkannya). Definisi yang dikemukakan oleh Jones memang sederhana

akan tetapi makna yang terkandung di dalamnya tidak semudah itu. Menurut Jones,

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

33

Universitas Indonesia

implementasi kebijakan publik menuntut adanya syarat antara lain adanya pelaksana,

uang, dan kemampuan organisasional yang sering disebut sebagai resources. Oleh

sebab itu, Jones dalam Widodo (2001:191) lebih lanjut merumuskan batasan

implementasi sebagai a process of getting additional resources so as to figure out

what is to be done (sebuah proses mendapatkan sumber daya tambahan sehingga

untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan). Dalam implementasi kebijakan

publik, terdapat tiga aktivitas antara lain (Widodo, 2001:194) :

a. Organization

Aktivitas pertama yang terdapat dalam implementasi kebijakan adalah organisasi.

aktivitas organisasi meliputi pembentukan atau penataan ulang sumber daya, unit,

serta metode untuk melaksanakan sebuah kebijakan.

b. Interpretation

Dalam implementasi kebijakan, aktivitas interpretasi merupakan aktivitas yang

penting. Para administrator selaku pelaksana dari sebuah kebijakan harus memiliki

kemampuan menerjemahkan kebijakan yang abstrak sehingga dapat

diimplementasikan kepada masyarakat.

c. Application

Aktivitas terakhir yang terdapat dalam implementasi kebijakan adalah aplikasi.

Adapun yang dimaksud aplikasi adalah alat yang digunakan oleh pembuat kebijakan

untuk melaksanakan kebijakan.

Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (2005:65) merumuskan implementasi

kebijakan publik sebagai berikut :

“Policy implementation encompasses those actions by public and private individuals (or groups) that are directed at the achievement of objectives set forth in prior policy decisions. This includes both one time efforts to transform decisions into operational terms, as well as continuing efforts to achieve the large and small changes mandated by policy decisions” (implementasikebijakan meliputi tindakan-tindakan oleh individu publik dan swasta (atau kelompok) yang diarahkan untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam keputusan kebijakan sebelumnya. Hal ini termasuk upaya untuk mengubah keputusan ke dalam istilah operasional, serta upaya berkelanjutan untuk

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

34

Universitas Indonesia

mencapai perubahan besar dan kecil yang diamanatkan oleh keputusan kebijakan).

Van Meter dan Van Horn dalam Parsons (2008:463) mengatakan bahwa

problem implementasi diasumsikan sebagai sebuah deretan keputusan dan interaksi

sehari-hari yang tidak perlu mendapat perhatian dari para sarjana yang mempelajari

politik. Implementasi itu sederhana-meski anggapan ini menyesatkan. Dengan kata

lain, kelihatannya tidak mengandung isu-isu besar. Implementasi kebijakan yang

dirumuskan oleh Van Meter dan Van Horn menekankan pada suatu tindakan-

tindakan, baik yang dilakukan oleh pihak Pemerintah maupun individu atau

kelompok swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

dalam suatu keputusan kebijakan.

Pengertian lain mengenai implementasi kebijakan publik dikemukakan oleh

Mazmanian & Sabatier dalam Widodo (2001:192) adalah memahami apa yang

senyatanya terjadi setelah atau sesudah program dinyatakan berlaku atau dirumuskan

yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk

menimbulkan dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian. Definisi

mengenai implementasi kebijakan tersebut tidak hanya menekankan pada perilaku

badan-badan administratif yang bertanggungjawab untuk melaksanakan program dan

menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, tetapi juga menyangkut jaringan

kekuatan ekonomi, politik, sosial yang langsung atau tidak langsung dapat

memengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat serta berpengaruh terhadap

dampak baik dampak yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan (Widodo,

2001:192). Mazmanian dan Sabatier dalam Wahab (2005:68) menjelaskan lebih rinci

proses implementasi kebijakan dengan mengemukakan bahwa implementasi adalah

implementasi keputusan kebijakan dasar biasanya dalam bentuk Undang-Undang,

namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif

yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya keputusan tersebut

mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas

tujuan/sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk mengatur proses

implementasinya. Proses ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu,

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

35

Universitas Indonesia

biasanya diawali dengan tahapan pengesahan Undang-Undang kemudian output

kebijakan dalam bentuk implementasi keputusan oleh badan (instansi) pelaksana,

kesediaan dilaksananakannya keputusan-keputusan tersebut oleh kelompok-kelompok

sasaran, dampak nyata --- baik yang dikehendaki atau yang tidak --- dari output

tersebut, dampak keputusan sebagai yang dipersepsikan oleh badan-badan yang

mengambil keputusan dan akhirnya perbaikan-perbaikan penting (atau upaya untuk

melakukan perbaikan-perbaikan) terhadap Undang-Undang/ peraturan yang

bersangkutan.

Dalam tataran implementasi kebijakan serta untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, terdapat beberapa aktor yang terlibat antara lain policy maker, birokrasi

(pelaksana) serta kelompok sasaran (Wibawa, 1994:35), dimana masing-masing aktor

memiliki peran yang berbeda satu sama lain. Dalam melakukan analisis

implementasi, terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan kepatuhan dan pendekatan

apa yang terjadi (Wibawa, 1994:97). Pendekatan pertama adalah pendekatan

kepatuhan. Seorang analis yang menggunakan pendekatan ini beranggapan bahwa

implementasi kebijakan akan berhasil apabila para pelaksananya mematuhi petunjuk-

petunjuk yang diberikan oleh birokrasi atas yang menetapkan kebijakan tersebut.

Asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah pembuat kebijakan merupakan pihak

yang kaya akan informasi dan oleh karenanya kebijakan maupun cara-cara merealisir

tujuan kebijakan yang dibuatnya itu telah dengan sendirinya sempurna. Analisis ini

akan hanya mengupas perilaku organisasi dan menghasilkan kesimpulan bahwa

apabila proses administrasi atau hubungan antar pegawai di dalam organisasi

pelaksana berjalan sesuai dengan aturan-aturan birokrasi-atas sebagai pembuat

kebijakan, maka (program) kebijakan dapat terlaksana. Pendekatan kedua adalah

perspektif what’s happening (apa yang terjadi). Pendekatan ini memotret

implementasi suatu kebijakan atau program dari segala hal. Apa saja yang

berlangsung di dalam (terhadap) program dijelaskan oleh pendekatan ini karena

mendasarkan pada asumsi bahwa implementasi kebijakan melibatkan dan

dipengaruhi oleh segala macam variabel dan aktor. Dengan demikian, apa yang

terlibat dan berlangsung di dalam implementasi jauh lebih penting untuk ditangkap

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

36

Universitas Indonesia

dan dikaji ketimbang selalu mempersoalkan sesuai tidaknya implementasi dengan

keharusan-keharusan yang semestinya dilakukan.

Berdasarkan dua pendekatan yang digunakan dalam menganalisis implementasi

kebijakan seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, pendekatan yang dilakukan

termasuk dalam pendekatan apa yang terjadi (what’s happening). Hal ini karena

dalam melakukan penelitian ini, dilakukan usaha untuk memotret implementasi

program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol. Diharapkan dengan menggunakan

pendekatan ini, dapat dilakukan identifikasi mengenai faktor-faktor apa saja yang

memengaruhi implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, Kecamatan

Pademangan, Jakarta Utara.

2.2.3 Model Implementasi Kebijakan Publik

Dalam studi kebijakan publik, terdapat banyak model implementasi. Islamy

(2004:34) mengatakan bahwa perumusan kebijakan negara akan lebih mudah

dipelajari apabila menggunakan suatu pendekatan atau model tertentu. Para ahli

politik telah mengembangkan berbagai macam pendekatan atau model yang dapat

membantu untuk memahami kehidupan politik (political life), pemerintahan, proses

kebijakan, dan sebagainya. Model adalah wakil ideal dari situasi-situasi di dunia

nyata. Model adalah penyederhanaan dari realitas yang diwakili. Model dapat

dibedakan atas model fisik dan model abstrak. Model fisik adalah reproduksi ukuran

kecil dari benda atau objek fisik. Model abstrak adalah penyederhanaan fenomena

sosial atau konsep-konsep tertentu yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan-

pernyataan teoritis, simbol-simbol, gambar atau rumusan-rumusan matematis

mengenai fenomena yang dideskripsikannya (Suharto, 2011:69).

Suatu model sebagaimana yang dikemukakan oleh Conyers dalam Suharto

(2005:69) memiliki beberapa aspek. Agar model dapat mewakili realitas yang

digambarkannya, maka model yang baik mentransformasikan aspek-aspek secara

lengkap dan terintegrasi. Semakin banyak aspek yang digambarkan, maka semakin

baik suatu model. Thomas R. Dye telah membuat beberapa macam variasi analisa

model kebijakan negara. Berdasarkan tipologi tersebut, Nicholas Henry kemudian

mengelompokkan tipologi tersebut menjadi dua klasifikasi yaitu kebijakan negara

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

37

Universitas Indonesia

dianalisa dari sudut proses dan kebijakan negara dianalisa dari sudut hasil dan akibat

(efek).

Fungsi utama model adalah untuk mempermudah dalam menerangkan suatu

benda atau konsep. Fungsi model seperti yang diungkapkan oleh Suharto (2005:70-

71) adalah :

a. Membantu untuk memperoleh pemahaman tentang beroperasinya sistem alamiah

atau sistem buatan manusia. Model membantu dalam memberikan penjelasan

mengenai sistem apa dan bagaimana sistem tersebut beroperasi.

b. Membantu dalam menjelaskan permasalahan dan memilah-milah elemen-elemen

tertentu yang relevan dengan permasalahan.

c. Membantu dalam memperjelas hubungan antara elemen-elemen tersebut

d. Membantu dalam merumuskan kesimpulan dan hipotesis mengenai hakekat

hubungan antar elemen.

Terdapat beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli untuk menganalisis

sebuah kebijakan publik antara lain (Wahab, 2005:71-81):

A. Model Implementasi Hogwood dan Gunn

Model ini dikembangkan oleh Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn pada

tahun 1978 dan 1986. Model ini disebut sebagai the top down approach. Menurut

Hogwood dan Gunn, untuk dapat mengimplementasikan kebijakan publik secara

sempurna (perfect implementation) maka diperlukan beberapa persyaratan tertentu

yaitu :

a. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh instansi pelaksana tidak akan menimbulkan

gangguan atau kendala yang serius.

b. Tersedianya waktu dan sumber-sumber yang cukup memadai.

c. Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar ada.

d. Kebijakan yang akan diimplementasikan didasari oleh suatu hubungan kausalitas

yang andal.

e. Hubungan kausalitas bersifat langsung dan hanya sedikit mata rantai

penghubungnya.

f. Hubungan saling ketergantungan harus kecil.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

38

Universitas Indonesia

g. Pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan.

h. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat.

i. Komunikasi dan koordinasi yang sempurna.

j. Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut dan

mendapatkan kepatuhan yang sempurna.

B. Model Implementasi Van Meter dan Van Horn

Model ini dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn yang dikenal dengan a

model of the policy implementation process (model proses implementasi kebijakan).

Model ini beranjak dari suatu argumen bahwa perbedaan-perbedaan dalam proses

implementasi akan dipengaruhi oleh sifat kebijakan yang akan dilaksanakan. Model

ini mencoba untuk menghubungkan antara isu kebijakan dengan implementasi dan

suatu model konseptual yang mempertalikan kebijakan dengan kinerja (performance)

(Wahab, 2005:78). Kedua ahli ini juga menegaskan bahwa perubahan, kontrol, dan

kepatuhan bertindak merupakan konsep-konsep penting dalam prosedur-prosedur

implementasi. Dalam model implementasi kebijakan ini, terdapat enam hal yang

membentuk hubungan antara kebijakan dengan implementasi (performance). Keenam

hal tersebut adalah :

a. Ukuran dan tujuan kebijakan

Ukuran dan tujuan kebijakan ini didasarkan pada kepentingan utama terhadap

faktor-faktor yang menentukan kinerja kebijakan. Winarno (2012:159) menyebutkan

bahwa dalam ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan berguna dalam

menguraikan tujuan-tujuan keputusan secara menyeluruh. Dalam melakukan studi

implementasi, tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran suatu program yang akan

dilaksanakan harus diidentifikasi dan diukur karena implementasi tidak dapat berhasil

atau mengalami kegagalan bila tujuan-tujuan itu tidak dipertimbangkan. Dalam

menentukan ukuran-ukuran dasar dan sasaran-sasaran, dapat menggunakan

pernyataan-pernyataan dari para pembuat keputusan sebagaimana direfleksikan dalam

banyak dokumen seperti regulasi-regulasi dan garis-garis pedoman program yang

menyatakan kriteria untuk evaluasi kebijakan. Indiahono (2009:38) mengemukakan

bahwa standar dan sasaran kebijakan pada dasarnya adalah apa yang hendak dicapai

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

39

Universitas Indonesia

oleh program baik yang berwujud maupun tidak, jangka pendek, menengah, atau

panjang. Kejelasan dan sasaran kebijakan harus dapat dilihat secara spesifik sehingga

akhir program dapat diketahui keberhasilan atau kegagalan dari kebijakan/program

yang dijalankan.

b. Sumber-sumber kebijakan

Di samping ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan, hal yang perlu

mendapatkan perhatian dalam proses implementasi adalah sumber-sumber yang

tersedia. Hal ini penting karena menunjang keberhasilan implementasi kebijakan.

Sumber-sumber yang dimaksud mencakup dana atau insentif lain yang mendorong

dan memperlancar implementasi yang efektif.

c. Ciri-ciri atau sifat instansi pelaksana

Dalam melihat karakteristik badan-badan pelaksana seperti yang dinyatakan

oleh Van Meter dan Van Horn, maka pembahasan ini tidak dapat terlepas dari

struktur birokrasi. Struktur birokrasi diartikan sebagai karakteristik-karakteristik,

norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi berulang-ulang dalam badan

eksekutif yang mempunyai hubungan baik potensial maupun nyata dengan apa yang

mereka miliki dengan menjalankan kebijakan. Komponen dari model ini terdiri dari

ciri-ciri struktur formal dari organisasi-organisasi dan atribut-atribut yang tidak

formal dari personil mereka. Indiahono (2009:39) menyebutkan bahwa karakteristik

badan pelaksana menunjuk seberapa besar daya dukung struktur organisasi, nilai-nilai

yang berkembang, hubungan dan komunikasi yang terjadi di internal birokrasi.

d. Komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan pelaksanaan

Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan tidak dapat dilaksanakan apabila

ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan dinyatakan dengan cukup jelas sehingga para

pelaksana dapat mengetahui apa yang diharapkan dari ukuran-ukuran dasar dan

tujuan-tujuan itu. Komunikasi di dalam dan antara organisasi merupakan proses yang

kompleks dan sulit. Dalam meneruskan pesan-pesan ke bawah dalam suatu organisasi

atau dari satu organisasi ke organisasi lainnya, para komunikator dapat

menyimpangkannya atau menyebarluaskannya, baik secara sengaja maupun tidak

sengaja. Lebih dari itu, jika sumber-sumber informasi yang berbeda memberikan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

40

Universitas Indonesia

interpretasi yang tidak konsisten terhadap ukuran-ukuran dasar dan tujuan atau jika

sumber-sumber yang sama memberikan interpretasi-interpretasi yang bertentangan,

para pelaksana akan menghadapi kesulitan yang lebih besar untuk melaksanakan

maksud-maksud kebijakan.

e. Sikap para pelaksana

Van Meter dan Van Horn dalam Winarno (2012:168) berpendapat bahwa setiap

komponen dari model yang dibicarakan sebelumnya harus disaring melalui persepsi-

persepsi pelaksana dalam yurisdiksi dimana kebijakan tersebut dihasilkan. Van Meter

dan Van Horn mengidentifikasi tiga unsur tanggapan pelaksana yang mungkin

memengaruhi kemampuan dan keinginan unuk melaksanakan kebijakan yaitu kognisi

(komprehensif, pemahaman) tentang kebijakan, macam tanggapan terhadapnya

(penerimaan, netralitas, penolakan) dan intensitas tanggapan itu. Pemahaman

pelaksana tentang tujuan umum maupun ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan

kebijakan merupakan satu hal yang penting. Implementasi kebijakan yang berhasil

harus diikuti oleh kesadaran pelaksana terhadap kebijakan tersebut secara

menyeluruh. Hal ini berarti bahwa kegagalan suatu implementasi kebijakan sering

diakibatkan oleh ketidaktaatan para pelaksana terhadap kebijakan. Arah

kecendeungan-kecenderungan pelaksana terhadap ukuran-ukuran dasar dan tujuan-

tujuan juga merupakan hal yang penting. Para pelaksana mungkin gagal dalam

melaksanakan kebijakan-kebijakan dengan tepat karena menolak tujuan-tujuan yang

terkandung dalam kebijakan-kebijakan tersebut.

f. Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik.

Kondisi-kondisi ekonomi, sosial, dan politik merupakan variabel selanjutnya

yang diidentifikasi oleh Van Meter dan Van Horn. Dampak kondisi-kondisi sosial,

ekonomi, dan politik pada kebijakan publik merupakan pusat perhatian yang besar.

Sekalipun dampak dari faktor-faktor ini pada implementasi keputusan-keputusan

kebijakan mendapat perhatian yang kecil, namun menurut Van Meter dan Van Horn,

faktor-faktor ini mungkin mempunyai efek yang mendalam terhadap pencapaian

badan-badan pelaksana. Berikut adalah gambar model implementasi kebijakan Van

Meter dan Van Horn :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

41

Universitas Indonesia

Gambar 2.3 Gambar Model Implementasi Kebijakan Van Meter Dan Van Horn

Sumber : Wahab, 2005:80

C. Model Implementasi Edwards III

Model ini dikembangkan oleh Edwards III. Ia mengajukan empat faktor atau

variabel yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan implementasi

kebijakan. Empat variabel tersebut meliputi :

a. Komunikasi

Menurut Edwards III, persyaratan pertama bagi implementasi kebijakan yang

efektif adalah bahwa para pelaksana yang melaksanakan keputusan harus mengetahui

apa yang harus dilakukan. Secara umum, Edwards III membahas tiga hal penting

dalam proses komunikasi kebijakan yaitu :

Transmisi

Faktor pertama yang berpengaruh terhadap komunikasi kebijakan adalah

transmisi. Sebelum mengimplementasikan keputusan, pembuat keputusan harus

menyadari bahwa suatu keputusan telah dibuat dan suatu perintah untuk

Ukuran dan tujuan

kebijakan

Komunikasi antar organisasi

dan kegiatan implementasi

Ciri-ciri badan

pelaksana

Lingkungan ekonomi, politik,

sosial

Sikap para pelaksana

Performance

Sumber-Sumber

Kebijakan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

42

Universitas Indonesia

implementasinya telah dikeluarkan. Faktor ini menghendaki agar kebijakan publik

tidak hanya disampaikan kepada para pelaksana kebijakan (implementor), tetapi

juga disampaikan kepada kelompok sasaran kebijakan dan pihak lain yang

berkepentingan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan

tersebut. Keputusan kebijakan dan perintah-perintah harus diteruskan kepada

personil yang tepat sebelum keputusan dan perintah tersebut dapat diikuti.

Komunikasi harus akurat dan dimengerti dengan cermat oleh para pelaksana.

Konsistensi

Faktor kedua yang berpengaruh terhadap komunikasi kebijakan adalah

konsistensi. Jika implementasi kebijakan ingin berlangsung secara efektif, maka

perintah-perintah implementasi harus konsisten dan jelas. Walaupun perintah-

perintah yang disampaikan kepada para pelaksana kebijakan memiliki unsur

kejelasan akan tetapi bila perintah tersebut bertentangan, maka perintah tersebut

akan menyulitkan para pelaksana kebijakan dalam menjalankan tugasnya.

Perintah-perintah implementasi kebijakan yang tidak konsisten akan mendorong

para implementor mengambil tindakan yang sangat longgar dalam menafsirkan

dan mengimplementasikan kebijakan.

Kejelasan

Faktor ketiga yang dikemukakan oleh Edwards III adalah kejelasan. Jika

kebijakan-kebijakan diimplementasikan sesuai dengan yang diinginkan, maka

petunjuk implementasi tidak hanya diterima oleh pelaksana kebijakan tetapi juga

harus dikomunikasikan secara jelas. Seringkali instruksi-instruksi yang diberikan

kepada pelaksana kebijakan kabur dan tidak menetapkan kapan dan bagaimana

suatu program dilaksanakan. Ketidakjelasan pesan komunikasi yang disampaikan

akan mendorong terjadinya interpretasi yang salah bahkan mungkin bertentangan

dengan makna pesan awal. Edwards III dalam Winarno (2012:180)

mengidentifikasi enam faktor yang mendorong terjadinya ketidakjelasan

komunikasi kebijakan yaitu kompleksitas kebijakan publik, keinginan untuk tidak

mengganggu kelompok-kelompok masyarakat, kurangnya konsensus mengenai

tujuan-tujuan kebijakan, masalah-masalah dalam memulai suatu kebijakan baru,

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

43

Universitas Indonesia

menghindari pertanggungjawaban kebijakan, dan sifat pembentukan kebijakan

pengadilan.

b. Sumber daya

Sumber daya merupakan faktor yang penting dalam melaksanakan kebijakan

publik. Sumber daya yang penting meliputi staf yang memadai serta keahlian-

keahlian-keahlian yang baik untuk melaksanakan tugas-tugas, wewenang, dan

fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan publik.

c. Disposisi

Edwards III memandang disposisi sebagai kecenderungan, keinginan atau

kesepakatan para pelaksana untuk melaksanakan kebijakan. Keberhasilan

implementasi kebijakan tidak hanya ditentukan oleh sejauhmana para pelaku

kebijakan mengetahui apa yang harus dilakukan dan mampu melakukannya, tetapi

juga ditentukan oleh kemauan para pelaksana untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

d. Struktur Birokrasi

Implementasi kebijakan dapat menjadi tidak efektif karena adanya

ketidakefesienan struktur birokrasi meskipun sumber-sumber untuk

mengimplementasikan kebijakan cukup dan para pelaksana kebijakan mengetahui apa

dan bagaimana cara melakukannya, serta mempunyai keinginan untuk melakukannya.

Edwards III dalam Winarno (2012:180) menyebutkan bahwa terdapat dua

karakteristik utama dari birokrasi yakni prosedur-prosedur kerja atau Standard

Operating Procedure (SOP) dan fragmentasi. SOP berkembang sebagai tanggapan

internal terhadap waktu yang terbatas dan sumber-sumber dari para pelaksana serta

keinginan untuk keseragaman dalam bekerjanya organisasi-organisasi kompleks dan

tersebar luas sedangkan fragmentasi berasal terutama dari tekanan-tekanan di luar

unit-unit birokrasi seperti komite-komite legislatif, kelompok-kelompok kepentingan,

pejabat-pejabat eksekutif, konstitusi negara dan sifat kebijakan yang memengaruhi

organisasi birokrasi Pemerintah.

D. Model Mazmanian dan Sabatier

Model ini dikenal dengan a framework for implementation analysis (kerangka

analisis implementasi). Kedua ahli ini berpendapat bahwa peran penting dari analisis

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

44

Universitas Indonesia

implementasi kebijakan publik ialah mengidentifikasi variabel-variabel yang

memengaruhi tercapainya tujuan-tujuan formal pada keseluruhan proses

implementasi. Terdapat tiga variabel yang diajukan oleh kedua ahli tersebut yaitu :

a. Mudah tidaknya masalah dikendalikan

b. Kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi

c. Variabel diluar kebijakan yang memengaruhi proses implementasi.

Berikut adalah gambar kerangka konseptual model implementasi Mazmanian dan

Sabatier.

Gambar 2.4 Variabel-Variabel Proses Implementasi Kebijakan Mazmanian Dan Sabatier

Gambar 2.4 Variabel-Variabel Proses Implementasi Kebijakan Mazmanian Dan Sabatier

A. Mudah/Tidaknya masalah dikendalikan. Indikator-indikatornya adalah : 1. Kesukaran-kesukaran 2. Keragaman perilaku kelompok sasaran 3. Prosentase kelompok sasaran dibanding jumah

penduduk.4. Ruang lingkup perubahan perilaku yang diinginkan.

B. Kemampuan Kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi . indikator-indikatornya :1. Kejelasan dan konsistensi

tujuan 2. Digunakannya teori kausal

yang memadai3. ketepatan alokasi sumber dana 4. keterpaduan hierarki dalam dan

diantara lembaga pelaksana5. aturan-aturan keputusan dari

badan pelaksana 6. rekruitmen pejabat pelaksana7. Akses Formal pihak luar

C. Variabel di luar kebijakan yang memengaruhi proses implementasi. Indikator-indikatornya adalah :1. kondisi sosio-ekonomi dan teknologi2. dukungan publik3. sikap dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok-kelompok 4. dukungan dari pejabat atasan5. komitmen dan kemampuan6. kepemimpinan pejabat-pejabat pelaksana

D. Tahap-tahap dalam proses implementasi (variabel tergantung)Output kebijakan kesediaan dampak dampak output perbaikanBadan-badan Kelompok nyata kebijakan mendasar Pelaksana Sasaran output sebagai dalam

Mematuhi kebijakan dipersepsi undang-undang Output kebijakan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

45

Universitas Indonesia

Sumber : Wahab, 2005:82

2.3 Operasionalisasi Konsep

Dari berbagai model implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh para ahli,

model implementasi kebijakan yang digunakan sebagai dasar untuk menilai faktor-

faktor yang memengaruhi implementasi program nasional e-KTP adalah model

implementasi kebijakan dari Van Meter dan Van Horn dengan melakukan

penambahan indikator yang diambil dari model implementasi kebijakan dari Edwards

III. Penambahan tersebut dapat terlihat dari beberapa indikator yang terdapat dalam

dimensi komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan implementasi. Dimensi

tersebut menggunakan indikator-indikator yang berasal dari model implementasi

kebijakan Edwards III yaitu transmisi, kejelasan, dan konsistensi. Indikator tersebut

ditambahkan ke dalam dimensi komunikasi Van Meter dan Van Horn karena

indikator-indikator tersebut dapat mengukur dimensi komunikasi secara jelas.

Diharapkan dengan digunakannya indikator tersebut, dapat ditemukan informasi

sebanyak-banyaknya mengenai dimensi komunikasi yang disinyalir merupakan faktor

yang memengaruhi implementasi program nasional e-KTP.

Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn digunakan sebagai

model utama dalam melakukan analisis karena masing-masing dimensi yang

dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn tepat digunakan untuk menganalisis

faktor-faktor yang memengaruhi implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan

Ancol, Jakarta Utara. Selain itu, model tersebut dipilih karena program nasional e-

KTP masih berlangsung saat penelitian dilakukan. Model ini juga sesuai dengan

pendekatan yang dipilih dalam studi kebijakan publik yaitu pendekatan proses (the

process approach). Pendekatan proses sebagaimana yang dikemukakan oleh Lester

dan Stewart dalam Winarno (2012:4) merupakan pendekatan yang paling umum

digunakan dalam studi kebijakan publik. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk

mengidentifikasi tahap-tahap dalam proses kebijakan dan kemudian menganalisis

faktor-faktor yang menentukan dari masing-masing tahap kebijakan. Dimensi-

dimensi dalam model Van Meter dan Van Horn tersebut dapat memberikan gambaran

yang jelas mengenai implementasi kebijakan publik yang efektif serta dapat

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

46

Universitas Indonesia

membantu untuk menggali lebih dalam faktor-faktor yang memengaruhi

implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, Jakarta Utara.

Berdasarkan hal tersebut, maka model implementasi kebijakan dari Van Meter dan

Van Horn digunakan sebagai operasionalisasi konsep dalam penelitian ini.

Operasionalisasi konsep ini terdiri dari dari enam dimensi yaitu ukuran dan

tujuan kebijakan, sumber-sumber kebijakan, komunikasi antar organisasi terkait dan

kegiatan pelaksanaan, ciri-ciri atau sifat instansi pelaksana, sikap para pelaksana,

lingkungan ekonomi, sosial, dan politik. Masing masing dimensi tersebut memiliki

indikator-indikator yang berguna untuk memperjelas dimensi sehingga memudahkan

dalam melakukan analisis.

Tabel 2.2 Operasionalisasi Konsep

Konsep Variabel Dimensi Indikator

Implementasi

kebijakan

publik

Model

Implementasi

kebijakan

Publik

Ukuran dan

tujuan kebijakan

Kesesuaian antara

implementasi

kebijakan/program dengan

peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Kesesuaian antara

implementasi

kebijakan/program dengan

tujuan yang telah ditetapkan.

Adanya sasaran / target

program jangka pendek,

menengah, atau panjang.

Sumber-sumber

kebijakan

a. Tersedianya sarana dan

prasarana yang mendukung.

b. Adanya teknologi yang

mendukung.

c. Dana yang dibutuhkan untuk

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

47

Universitas Indonesia

melaksanakan

kebijakan/program.

d. Tersedianya sumber daya

manusia yang memadai

(kuantitas dan kualitas).

Komunikasi antar

organisasi terkait

dan kegiatan

implementasi

a. Transmisi

Pelaksana memahami

perintah untuk

melaksanakan

kebijakan/program dari

pembuat kebijakan.

Adanya kesamaan

interpretasi dari para

pelaksana terhadap

kebijakan/program.

Koordinasi di dalam dan

antar organisasi terkait.

Koordinasi organisasi

pelaksana dengan kelompok

sasaran kebijakan/program.

b. Kejelasan

Kejelasan instruksi dan

petunjuk implementasi

kebijakan/program kepada

para pelaksana.

fleksibilitas para pelaksana

dalam melaksanakan

kebijakan/program.

c. Konsistensi

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

48

Universitas Indonesia

Kesesuaian perintah

implementasi

kebijakan/program dari para

pembuat kebijakan kepada

para pelaksana.

Adanya keseragaman

tujuan-tujuan yang

dikomunikasikan dengan

berbagai sumber informasi.

d. Nasihat dan bantuan teknis

yang diberikan.

e. Adanya berbagai sanksi baik

positif maupun negatif.

Ciri-ciri atau sifat

instansi pelaksana

a. Struktur formal dari

organisasi.

b. Nilai-nilai yang berkembang

dalam organisasi.

c. Pola hubungan yang terjadi di

internal birokrasi.

d. Fragmentasi organisasi.

Sikap para

pelaksana

a. Kognisi (pemahaman)

pelaksana tentang

kebijakan/program.

b. Arah kecenderungan

pelaksana terhadap

kebijakan/program.

c. Intensitas kecenderungan

pelaksana.

Lingkungan a. Lingkungan politik

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

49

Universitas Indonesia

ekonomi, sosial,

dan politik.

Kecenderungan elit politik

terhadap kebijakan/program.

Kecenderungan kelompok-

kelompok kepentingan

terhadap kebijakan/program.

b. Lingkungan ekonomi

Sumber-sumber ekonomi

dalam organisasi pelaksana.

Kondisi perekonomian

ketika kebijakan/program

dilaksanakan.

c. Lingkungan sosial

Kecenderungan masyarakat

terhadap kebijakan/program.

Tanggapan masyarakat

terhadap kebijakan/program.

Kondisi masyarakat ketika

kebijakan/program

dilaksanakan

Sumber : telah diolah kembali

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

50

Universitas Indonesia

BAB 3METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian yang berjudul faktor-faktor yang memengaruhi

implementasi program nasional KTP elektronik (e-KTP) di Kelurahan Ancol,

Kecamatan Pademangan Jakarta Utara, pendekatan penelitian yang digunakan adalah

pendekatan positivis. Pendekatan ini dipilih karena menggunakan logika deduktif

yang menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam penelitian. Teori menjadi

pedoman penting dalam merencanakan penelitian. Adapun teori yang menjadi pijakan

dalam penelitian ini adalah teori kebijakan publik dengan menggunakan perpaduan

konsep model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn serta model

implementasi kebijakan Edwards III. Model ini digunakan untuk melihat faktor-

faktor yang memengaruhi implementasi kebijakan program nasional e-KTP di

Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Sebagaimana yang telah

dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan logika deduktif akan

tetapi dalam pengumpulan data digunakan metode kualitatif berupa wawancara

mendalam terhadap informan yang terkait serta melakukan observasi di Kelurahan

Ancol, Jakarta Utara. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang jelas

mengenai faktor-faktor yang memengaruhi implementasi program e-KTP di

Kelurahan Ancol, Jakarta Utara.

Pendekatan positivis seperti yang dikemukakan oleh Garner dalam Silalahi

(2010:74) digunakan untuk memahami bahwa ilmu harus diolah dengan metode

ilmiah dengan menggunakan observasi, penelitian empiris dan sebanyak mungkin

dengan pengukuran dan eksperimen. Dalam pandangan positivisme, ilmu alami

terlihat sebagai sesuatu yang ideal karena memiliki peraturan yang ketat terhadap

penelitian empiris dan diterima secara luas sebagai seperangkat prosedur eksperimen

dan kuantifikasi.

50

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

51

Universitas Indonesia

Neuman dalam Silalahi (2010:74), “positivism sees social science an an organized

method for combining deductive logic with precise empirical observations of

individual behavior in order to discover and confirm a set of probabilistic causal

laws that can be used to predict general patterns of human activity”. Positivisme

melihat ilmu sosial sebagai metode terorganisir untuk mengkombinasikan logika

deduktif dengan presisi data kuantitatif hasil observasi empiris yang tepat dari

perilaku individu untuk menemukan dan mengkonfirmasi serangkaian hukum kausal

probabilistik yang dapat digunakan untuk memprediksi pola-pola umum aktifitas

manusia. Positivisme sangat memperhatikan ketepatan dalam pembentukan teori atau

terikat pada ketepatan konstruksi teori. Teori terbentuk dari konsep, proposisi, saling

hubungan antar-proposisi (Silalahi, 2010:75).

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian seperti yang dikemukakan dalam Jannah dan Prasetyo

(2006:37), diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu berdasarkan manfaat penelitian,

berdasarkan tujuan penelitian, serta berdasarkan dimensi waktu.

Jenis penelitian ini apabila dilihat berdasarkan manfaat, tergolong ke dalam

penelitian murni karena penelitian murni lebih banyak ditujukan bagi kebutuhan

dimana terdapat kebebasan untuk menentukan permasalahan apa yang akan diteliti

(Jannah dan Prasetyo, 2006:38-39). Penelitian murni biasanya dilakukan dalam

rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan pada umumnya hasil penelitian murni

memberikan dasar untuk pengetahuan dan pemahaman.

Selanjutnya apabila ditinjau berdasarkan tujuan, maka jenis penelitian ini

tergolong dalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk

memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Nazir

(1999:63) juga mengungkapkan hal yang serupa yaitu tujuan dari penelitian deskriptif

adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Moleong (1989:7) mengungkapkan bahwa data-data yang dikumpulkan dalam

penelitian deskriptif adalah data-data yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

52

Universitas Indonesia

untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Dengan digunakannya

penelitian deskriptif, diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan,

Jakarta Utara serta dapat mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang memengaruhi

implementasi program nasional di wilayah tersebut.

Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini tergolong dalam cross sectional

research karena dilakukan dalam satu waktu tertentu dan tidak akan dilakukan

penelitian lain di waktu berbeda untuk diperbandingkan (Jannah dan Prasetyo,

2006:45). Adapun yang dimaksud dengan pengertian satu waktu tertentu tertentu

adalah waktu penelitian tidak dapat hanya dibatasi pada hitungan minggu, hitungan

bulan, atau hitungan tahun saja. Tidak ada batasan yang baku untuk menunjukkan

satu waktu tertentu akan tetapi yang digunakan adalah bahwa penelitian itu telah

selesai.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan metode kualitatif. Metode kualitatif dalam penelitian kualitatif cenderung

bersifat deskriptif, naturalistik, dan berhubungan dengan sifat data yang murni

kualitatif (Irawan, 2006:52).

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Dalam

mengumpulkan data primer, dilakukan wawancara mendalam terhadap informan yang

berkompeten dalam administrasi kependudukan dan program nasional e-KTP. Selain

menggunakan data primer, penelitian ini digunakan data sekunder. Data sekunder

diperoleh dari studi literatur dimana dikumpulkan berbagai macam sumber yang

berasal dari buku, skripsi, tesis, artikel dari internet, serta dokumen-dokumen dari

instansi terkait antara lain Kementerian Dalam Negeri, Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Jakarta Utara, dan sebagainya.

Selain dengan wawancara mendalam, dalam mengumpulkan data primer

dilakukan observasi di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.

Observasi seperti yang dikemukakan oleh Bungin (2008:133-134) adalah sebagai

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

53

Universitas Indonesia

kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat

bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan

kulit. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa metode observasi merupakan

kegiatan pengamatan langsung dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini,

diamati hal-hal yang berkaitan dengan implementasi program nasional e-KTP di

Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Pengamatan yang

dilakukan adalah seputar implementasi kegiatan perekaman e-KTP di Kelurahan

tersebut.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Analisis data

menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2006:286) adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa

yang dapat diceritakan kepada orang lain. Adapun analisis data yang dilakukan

adalah analisis data kualitatif dimana dalam analisis tersebut, data yang muncul

berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data tersebut mungkin telah

dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen, pita

rekaman) (Miles dan Huberman, 1992:15). Penelitian kualitatif memiliki perbedaan-

perbedaan mendasar dengan penelitian kuantitatif. Perbedaan tersebut berhubungan

dengan paradigma dan tujuan penelitian, metode penelitian, serta pengumpulan dan

analisis data. Dalam penelitian kuantitatif, terdapat batas yang jelas antara

pengumpulan data dengan analisis data. Hal tersebut berarti analisis data mulai

dilakukan hanya jika pengumpulan data telah selesai dilakukan sementara dalam

penelitian kualitatif, analisis data dilakukan bersamaan atau hampir bersamaan

dengan pengumpulan data (Irawan, 2006:72). Moleong (2006:287) mengemukakan

bahwa dalam teknik analisis data terdapat tiga model yaitu :

a. Metode Perbandingan Tetap (constant comparative method)

b. Metode Analisis Data Menurut Spradley

c. Metode Analisis Data Menurut Miles Dan Huberman.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

54

Universitas Indonesia

Dari ketiga model tersebut, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model Miles dan Huberman. Dalam model tersebut terdapat tiga alur kegiatan yang

terjadi secara bersamaan yakni (Miles dan Huberman, 1992, 16-21):

a. Reduksi Data

Alur pertama yang dilakukan dalam kegiatan analisis data adalah reduksi data.

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data ”kasar” yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis

yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan final dapat

ditarik dan diverifikasi. Dengan melakukan reduksi data ini, dapat dipilih data-data

yang relevan dan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dalam melakukan

penelitian. Reduksi data atau transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian

lapangan sampai laporan penelitian lengkap tersusun.

b. Penyajian Data

Alur kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data. Penyajian data adalah

sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang paling sering digunakan pada

data kualitatif adalah bentuk teks naratif berupa matriks, grafik, jaringan, dan bagan.

Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang

padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi

(Huberman, 1992:18).

c. Menarik Simpulan/Verifikasi

Alur terakhir dari analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan. Penarikan

kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-

kesimpulan juga diverifikasi selama proses berlangsung. Verifikasi tersebut mungkin

sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran suatu tinjauan ulang pada

catatan lapangan (Huberman, 1992:19). Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

55

Universitas Indonesia

3.5 Informan

Peran informan dalam analisis data kualitatif sangat penting. Hal ini karena dari

informan, diperoleh berbagai macam data dan informasi yang bermanfaat dalam

melakukan analisis. Oleh sebab itu dalam memilih informan, perlu diperhatikan

mengenai kemungkinan data yang didapat. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa

informan yaitu :

a. Bapak Indersan, selaku Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Identitas Penduduk,

Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam

Negeri.

b. Ibu Alina Balqis, selaku Kepala Bidang Data dan Informasi Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta.

c. Bapak Syuhada, selaku Kepala Seksi Pendaftaran Penduduk Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara.

d. Kepala Sub Bagian Umum selaku perwakilan dari Kecamatan Pademangan.

e. Bapak Sugeng Wibowo, selaku Sekretaris Kelurahan Ancol Jakarta Utara.

f. Bapak Sanwani, selaku Kepala Satuan Pelaksana Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kelurahan Ancol.

g. Bapak Silitonga, selaku Staff Komisi A Bidang Administrasi Kependudukan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta.

h. Muhammad Ikrar Idris dan Tony Arifianto, selaku tenaga operator e-KTP

Kelurahan Ancol.

i. Masyarakat Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.

j. Bapak Krisbudiardjo, selaku Ketua Gerakan Masyarakat Transparansi Pelayanan

Publik (Gematrappi)

3.6 Site Penelitian

Adapun lokasi yang menjadi site penelitian adalah Provinsi DKI Jakarta

khususnya Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Lokasi ini

dipilih karena Provinsi DKI Jakarta merupakan wilayah yang menjadi pilot project e-

KTP di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, wilayah Jakarta Utara merupakan wilayah

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

56

Universitas Indonesia

yang memiliki persentase penyerapan e-KTP paling rendah dibanding wilayah lain di

Provinsi DKI Jakarta. Dari 31 Kelurahan yang terdapat di Jakarta Utara, wilayah

Kelurahan Ancol merupakan wilayah dengan persentase penyerapan e-KTP paling

rendah yaitu sekitar 62,64% per 31 Maret 2012. Oleh sebab itu, wilayah ini yang

dijadikan sebagai site penelitian.

3.7 Proses Penelitian

Proses penelitian ini berawal dari menemukan tema serta judul penelitian yaitu

faktor-faktor yang memengaruhi implementasi program nasional KTP elektronik (e-

KTP) di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Proses selanjutnya

adalah mulai merumuskan pokok permasalahan dan mencari teori yang sesuai dengan

penelitian. Dalam mencari teori yang sesuai, dilakukan berbagai studi literatur dari

berbagai sumber baik melalui buku, internet, skripsi, tesis, dan lain-lain. Langkah

selanjutnya adalah mengurus surat izin penelitian ke instansi-instansi terkait yang

berhubungan dengan judul penelitian. Setelah surat perizinan tersebut telah selesai

dibuat, dilakukan pre-riset dengan mendatangi instansi tersebut. Hal ini dilakukan

untuk memperoleh data-data awal yang dapat mendukung dan memperkuat proses

penelitian. Selain itu dengan mendatangi instansi, dapat dipelajari kondisi di

lapangan. Instansi pertama yang disambangi adalah Dinas Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta.

Langkah selanjutnya adalah merumuskan rencana penelitian yaitu

menggunakan pendekatan positivis dengan metode yang digunakan adalah metode

kualitatif. Dalam pengumpulan data menggunakan metode kualitatif, data dan

informasi yang didapat setelah melakukan pre-riset dikumpulkan untuk dilakukan

analisis berdasarkan model implementasi kebijakan Van Horn dan Van Meter.

Kemudian tahap selanjutnya adalah melakukan interpretasi data yang disajikan dalam

bentuk teks naratif dan dalam bentuk laporan tertulis.

3.8 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, setidaknya terdapat empat hambatan yang ditemui.

Keempat hambatan tersebut yang kemudian menjadi keterbatasan dalam melakukan

penelitian ini. Adapun empat keterbatasan tersebut adalah :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

57

Universitas Indonesia

1. Keterbatasan penelitian pertama adalah sulit menemui dan mewawancarai

Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta Komisi A sebagai salah satu informan

dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan karena kesibukan dari Anggota DPRD

Provinsi DKI Jakarta tersebut sehingga hanya dapat menemui salah satu staf

DPRD Provinsi DKI Jakarta Komisi A.

2. Keterbatasan kedua adalah tidak berhasil memperoleh data penduduk Kelurahan

Ancol yang telah melakukan kegiatan perekaman e-KTP. Hal ini disebabkan

karena data tersebut sudah diserahkan seluruhnya kepada Kementerian Dalam

Negeri.

3. Keterbatasan ketiga adalah sulit menemui dan mewawancarai Kepala Seksi

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kecamatan Pademangan. Hal ini disebabkan

karena kesibukan dari Kepala Seksi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kecamatan Pademangan dan hanya menemui Kepala Sub Bagian (Kasubag)

Umum Kecamatan Pademangan.

4. Keterbatasan terakhir adalah akses menuju site penelitian cukup sulit. Untuk

mencapai Kelurahan Ancol hanya dapat ditempuh dengan menggunakan ojek

sepeda ontel dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Hal tersebut yang menjadi

hambatan dalam penelitian ini untuk melakukan observasi (pengamatan).

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

58

Universitas Indonesia

BAB 4GAMBARAN UMUM KELURAHAN ANCOL DAN GAMBARAN UMUM

PROGRAM NASIONAL KTP ELEKTRONIK (e-KTP)

4.1 Gambaran Umum Kelurahan Ancol

Kelurahan Ancol merupakan salah satu dari tiga puluh satu Kelurahan yang

terdapat di wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara dan termasuk ke dalam

Kecamatan Pademangan. Kecamatan Pademangan terdiri dari tiga Kelurahan yakni

Kelurahan Pademangan Barat, Kelurahan Pademangan Timur, serta Kelurahan Ancol.

Masing-masing Kelurahan memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk yang

berbeda-beda.

Berdasarkan surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 1251 Tahun

1986 tentang Penataan Wilayah, maka luas wilayah Kelurahan Ancol sekitar 577, 28

Ha dengan batas - batas wilayah sebagai berikut (Kelurahan Ancol, 2012) :

a. Sebelah utara : Pantai Laut Jawa

b. Sebelah Timur : Sungai Tiram, Jembatan PLTU, berbatasan dengan

Kecamatan Tanjung Priok

c. Sebelah Selatan : Jl. Arteri Mangga Dua, Rel KA Kota Senen

d. Selatan Barat : Sepanjang Pelabuhan Sunda Kelapa, Kali Opak

berbatasan dengan Kelurahan Pinangsia Kecamatan Taman Sari Jakarta Barat

Gambar 4.1 Gambar Kantor Kelurahan Ancol

Sumber : dokumentasi peneliti, 2012

58

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

59

Universitas Indonesia

Kelurahan Ancol berada di kawasan industri Ancol Jakarta Utara. Kelurahan ini

terdiri dari tujuh Rukun Warga (RW) dan enam puluh lima Rukun Tetangga (RT)

dimana dari tujuh RW tersebut, dua RW termasuk wilayah yang eksklusif (real

estate). Berikut adalah tabel jumlah RW dan RT yang terdapat di Kelurahan Ancol :

Tabel 4.1 Jumlah RW dan RT di Kelurahan Ancol

No RW Jumlah RT Nama Ketua RW

1

2

3

4

5

6

7

01

02

04

05

08

010

011

9

13

7

3

11

13

9

Idjar K

Eman

Supriyanto

Maman Sutarman

H.M Sunding

Lim Simin Sunarya

Ir. Hendro Luhur

Sumber : Data Bulanan Kelurahan Ancol Bulan Maret 2012

4.1.1 Jumlah dan Kondisi Penduduk Kelurahan Ancol

Jumlah penduduk Kelurahan Ancol secara keseluruhan sebesar 31.756 jiwa,

22.558 diantaranya merupakan Wajib KTP. Dari jumlah penduduk keseluruhan,

penduduk terbanyak bertempat tinggal di wilayah RW 02 yaitu sebesar 6.842 jiwa

dengan rincian 6.838 Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdiri dari 3.653 laki-laki

dan 3.206 perempuan serta empat Warga Negara Asing (WNA) yang terdiri dari dua

laki-laki dan dua perempuan. Kemudian penduduk sisanya, bertempat tinggal di RW

01, RW 04, RW 05, RW 08, RW 010, serta RW 011. Berikut adalah tabel jumlah

penduduk Kelurahan Ancol per Rukun Warga :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

60

Universitas Indonesia

Tabel 4.2 Jumlah penduduk Kelurahan Ancol Per Rukun Warga

No RWJml

RT

WNI WNA Jml

Lk Pr Jml Lk Pr Jml

1 01 9 3.103 2.639 5.721 1 1

2 02 13 3.653 3.206 6.838 2 2 4

3 04 7 3.719 3.009 6.707 2 1 3

4 05 3 1.628 1.411 3.017 2 2

5 08 11 3.078 2.579 5.639

6 010 11 806 791 1.577 3 4 7

7 011 9 1.033 1.056 2.069 2 3 5

Jumlah 65 1.7024 14.710 31.734 12 10 22 31.756

Sumber : Data Bulanan Kelurahan Ancol bulan Maret 2012

Penduduk Kelurahan Ancol didominasi oleh dua etnis utama yaitu etnis

pribumi dan etnis cina. Mata pencaharian penduduk Kelurahan Ancol antara lain

adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, tenaga profesional, buruh, nelayan, dan

sebagainya.

4.1.2 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kelurahan

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.

147 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kelurahan Pasal 2, Kelurahan merupakan

perangkat daerah di bawah Kecamatan. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota/Bupati melalui

Camat. Pertanggungjawaban Lurah kepada Walikota/Bupati merupakan pelimpahan

kewenangan dari Gubernur kepada Camat. Dalam melaksanakan tugas, Kelurahan

dikoordinasikan oleh Asisten Pemerintahan Sekretaris Kota, atau Asisten

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

61

Universitas Indonesia

Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Sekretaris Kabupaten. Dalam

melaksanakan tugasnya, Lurah dibantu oleh seorang Wakil Lurah. Kelurahan

mempunyai tugas melaksanakan tugas Pemerintahan daerah yang dilimpahkan dari

Gubernur dan mengoordinasikan implementasi tugas Pemerintahan daerah di wilayah

Kelurahan.

Selanjutnya, fungsi Kelurahan berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 147 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Kelurahan Pasal 3 adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan dan implementasi Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kelurahan.

b. Implementasi tugas Pemerintahan daerah yang dilimpahkan dari Gubernur.

c. Pengendalian operasional pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban dan

penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur oleh Satuan Tugas Satpol

PP Kelurahan.

d. Implementasi pemberdayaan masyarakat Kelurahan.

e. Pembinaan lembaga masyarakat.

f. Pemeliharaan prasarana dan sarana umum, termasuk saluran-saluran air

lingkungan serta saluran tersier lainnya.

g. Pemeliharaan dan pengembangan kebersihan dan lingkungan hidup.

h. Pemeliharaan dan pengembangan kesehatan lingkungan dan komunitas.

i. Pengoordinasian Puskesmas Kelurahan.

j. Pengawasan rumah kost dan rumah kontrakan.

k. Perawatan taman interaktif dan pengawasan pohon di jalan.

l. Pembinaan Rukun Warga dan Rukun Tetangga.

m. Implementasi koordinasi dengan lembaga musyawarah Kelurahan.

n. Pelayanan kepada masyarakat (pelayanan perizinan dan non perizinan yang

dilimpahkan dari Gubernur).

o. Pengendalian implementasi anggaran Satuan Tugas Satpol PP Kelurahan.

p. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana

dan sarana kerja.

q. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan ketatausahaan Kelurahan.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

62

Universitas Indonesia

r. Pelaporan, dan pertanggungjawaban implementasi tugas dan fungsi.

4.1.3 Struktur Organisasi Kelurahan Ancol

Mengacu pada Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Nomor 147 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kelurahan, maka struktur organisasi

Kelurahan Ancol adalah :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

63

Universitas Indonesia

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kelurahan Ancol

Sumber : Kelurahan Ancol, 2012

Lurah

Arahap S. STP

Wakil Lurah

Sumpeno Sap. M.si

Kepala Seksi Sarana dan Prasarana

-

Kepala Seksi Perekonomian

Surahwan

Sekretaris Kelurahan

Sugeng Wibowo

Kepala Seksi Kebersihan

dan Lingkungan

Hidup

Deswell Bay

Kepala Seksi Pemerintahan, Ketenteraman dan Ketertiban

Sutomo

Kepala Seksi Pelayanan

Umum

Bambang Heriyanto

Kepala Seksi Kesejahteraan

Masyarakat

Nining S.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

64

Universitas Indonesia

Kelurahan Ancol dipimpin oleh seorang Lurah yaitu Bapak Arahap S. STP

dengan dibantu oleh Wakil Lurah yaitu Bapak Sumpeno dan Sekretaris Kelurahan

yaitu Bapak Sugeng Wibowo. Lurah juga membawahi tujuh unit kerja yakni Seksi

Pemerintahan, Ketenteraman dan Ketertiban dengan Kepala Seksi adalah Bapak

Sutomo, Seksi Perekonomian dengan Kepala Seksi yaitu Bapak Surahwan, Seksi

Sarana dan Prasarana dimana ketika penelitian dilakukan tidak ada Kepala Seksi yang

menjabat, Seksi Kesejahteraan Masyarakat dengan Kepala Seksi yaitu Ibu Nining S.,

Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup dengan Kepala Seksi Bapak Deswell Bay,

Seksi Pelayanan Umum dengan Kepala Seksi yaitu Bapak Bambang Heriyanto, serta

Kelompok Jabatan Fungsional.

Secara keseluruhan, jumlah pegawai di Kelurahan Ancol baik pegawai

struktural maupun pegawai fungsional adalah sekitar dua puluh tujuh orang dengan

rincian dua belas orang pegawai struktural dan sisanya sebanyak lima belas orang

adalah pegawai fungsional yang meliputi Satuan Tugas Satuan Polisi Pamong Praja

(Satgas Satpol PP) yang berjumlah delapan orang, Penyuluh Lapangan Keluarga

Berencana (PLKB) dengan jumlah dua orang, Kepala Satuan Pelaksana

Kependudukan dan Pencatatan Sipil berjumlah satu orang, serta Bintara Pembina

Desa (Babinsa) dan Bimbingan Masyarakat (Bimas) yang masing-masing berjumlah

tiga orang dan satu orang

Sebagai organisasi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas Pemerintahan

daerah yang dilimpahkan dari Gubernur, terdapat banyak kegiatan yang dilakukan

oleh Kelurahan. Berikut adalah kegiatan yang dilaksanakan Kelurahan Ancol pada

bulan Maret 2012 adalah sebagai berikut :

a. Melaporkan hasil realisasi penerimaan PBB kepada instansi terkait

b. Menginformasikan pergantian kartu keluarga dari sistem manual ke sistem

komputer kepada masyarakat melalui pengurus RT

c. Pertemuan dengan pengurus RT/RW dalam rangka pembinaan wilayah

d. Melaksanakan pertemuan dengan pengurus LMK masa bakti 2011-2016

e. Melaksanakan pemberitahuan penyampaian PBB kepada wajib pajak untuk tahun

2012

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

65

Universitas Indonesia

4.2 Gambaran Umum Program Nasional KTP Elektronik (e-KTP)

4.2.1 Sejarah dan Perkembangan KTP di Indonesia

Kartu Tanda Penduduk (KTP) merupakan salah satu dokumen kependudukan

yang berperan penting bagi penduduk. Hal ini disebabkan karena dengan kepemilikan

KTP, seorang terdaftar sebagai penduduk di suatu wilayah secara legal dan memiliki

hak sebagai penduduk antara lain mendapatkan pelayanan publik dari Pemerintah.

Pada saat ini, proses pembuatan KTP mengalami perkembangan yang cukup

signifikan. Hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi yang demikian pesat

serta kebutuhan akan keakuratan data yang semakin mendesak sehingga digunakan

teknologi dalam pembuatan KTP.

Program nasional e-KTP ini hadir setelah dibuatnya Undang-undang No. 23

Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan dimana dalam Pasal 64 ayat (3)

disebutkan bahwa dalam KTP harus disediakan ruang untuk memuat kode keamanan

dan rekaman elektronik pencatatan peristiwa penting. Berdasarkan hal tersebut maka

dibuatlah program nasional e-KTP ini dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Sebelum adanya Undang-undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi

Kependudukan, regulasi yang digunakan untuk kegiatan administrasi kependudukan

belum cukup kuat. Hal ini dapat terlihat dari digunakannya Peraturan Presiden No. 28

Tahun 2005 Tentang Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah sebagai acuan dasar bagi

implementasi administrasi kependudukan. Peraturan Presiden tersebut kurang

memiliki landasan hukum yang kuat serta Peraturan Presiden tersebut tidak mengatur

secara spesifik mengenai administrasi kependudukan melainkan mengatur mengenai

otonomi daerah. Selain itu, sebelum adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 2006

Tentang Administrasi Kependudukan, KTP yang dimiliki oleh penduduk masih

bersifat kedaerahan, dalam arti format KTP yang ada belum bersifat nasional dan

masih menggunakan lambang daerah masing-masing. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa sebelum dikeluarkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2006

Tentang Administrasi Kependudukan, tidak ada regulasi yang mengatur mengenai

administrasi kependudukan. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak

Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

66

Universitas Indonesia

Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, “… Kita gak ada apa regulasi yang

terkait dengan kependudukan, yang pasti. Sebelum Undang-Undang itu kita ada buat

itu Perpres 28 tahun 2005. Itu juga perpres apa kepres, lupa saya. Perpres kalo ga

salah, kurang kuat kan itu.” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30

April 2012).

Sebelum program nasional e-KTP dilaksanakan, Direktorat Jenderal

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri telah terlebih dahulu

menggunakan aplikasi SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) dalam

pembuatan KTP di Indonesia. SIAK diluncurkan pada tahun 2007 di semua

Kabupaten/Kota di Indonesia akan tetapi dalam implementasinya ternyata tidak

semua Kabupaten/Kota melaksanakannya. Hal ini disebabkan karena masalah

jaringan komunikasi data sehingga belum dapat online ke seluruh Indonesia serta

masalah lainnya. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Indersan selaku

Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kementerian Dalam Negeri dalam wawancara berikut :

“ya itu SIAK itu, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. setiap kabupaten/ kota itu kita mulai bangun database melalui SIAK. Di 2006 apa 2007 itu stimulan komputer, server kita kasih di 497 kab/kota sudah online ke pusat. Akhirnya bermasalah ya karena datanya belum bisa seluruh Indonesia.” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012).

Sebenarnya, aplikasi SIAK masih tetap digunakan dalam program nasional e-

KTP. Aplikasi SIAK yang digunakan dalam e-KTP saat ini telah mengalami beberapa

proses pengembangan seperti digunakannya teknologi biometric (finger print dan iris

mata) dan chip dalam e-KTP. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Indersan

selaku Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, “iya kalo dari aplikasinya rata-rata

sama lah, cuman pengembangan-pengembangan aja. Di e-KTP pake aplikasi SIAK,

ya pengembangan. Kalo dulu kan aplikasi sederhana, model pengembangan kan baru

mulai. Bikin data penduduknya, grafik kependudukannya, penduduk lahir, mati,

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

67

Universitas Indonesia

pindah, penduduk datang.” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30

April 2012).

Aplikasi SIAK masih digunakan dalam pembuatan e-KTP tetapi pada dasarnya

kedua aplikasi tersebut memiliki sejumlah perbedaan. Setidaknya terdapat tiga hal

yang membedakan antara SIAK dengan e-KTP. Hal pertama yang membedakan

adalah dari sisi jaringan komunikasi data. Dalam aplikasi SIAK, jaringan komunikasi

data belum sepenuhnya terhubung (online) ke Pemerintah Pusat sedangkan e-KTP

sudah terhubung ke Pemerintah Pusat. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh

Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri dalam wawancara

berikut :

“Bedanya kalo SIAK itu kan dia ehm.. pertama dia belum online ke pusat, jadi ada SIAK yang sudah online tapi itu kan berat, mereka via telpon gitu. Ada sih beberapa kab/kota yang online, gak banyak. Ada yang pake jaringan ini tower, tapi gak banyak. Jadi bedanya itu kalo dari.. ini dari apa dulu. Bedanya kalo dari jaringan komunikasi data, SIAK tidak terkoneksi ke pusat, kalo KTP elektronik terkoneksi ke pusat.” (hasil wawancara mendalamdengan Bapak Indersan, 30 April 2012).

Hal kedua yang membedakan antara e-KTP dengan SIAK adalah dari sisi bahan

baku. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan KTP dari aplikasi SIAK

menggunakan bahan kertas biasa sementara bahan baku yang digunakan untuk e-KTP

adalah Polyethylene Terephtalate (PET) yang dilengkapi dengan chip. Hal ini

sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas

Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian

Dalam Negeri. dalam wawancara berikut :

“Kalo dari bahan baku ini, SIAK dari kertas biasa. Kalo KTP elektronik ini gak, sudah dilengkapi dengan chip. Di chip itulah data kependudukan kita disimpan. Kalo KTP biasa yang kita punya, ini biodata kita kan terus ada tanda tangan dari kepala Dinas sementara di e-KTP tanda tangan kita.” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012).

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

68

Universitas Indonesia

Hal terakhir yang membedakan antara SIAK dengan e-KTP adalah dari sisi

teknologi yang digunakan. Pembuatan KTP dengan menggunakan SIAK

menggunakan teknologi yang sederhana yakni komputer sedangkan pembuatan e-

KTP menggunakan teknologi canggih yaitu teknologi biometric dan chip. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas

Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian

Dalam Negeri. dalam wawancara berikut :

“Kalo ini kan (KTP biasa), standar biasa kan, print terus laminating. Kalo ini (e-KTP) ga, ini pake sidik jari terus ada tanda tangan ini kita rekam dan foto juga kita rekam terus dimasukin ke dalam chip itu tadi. Teknologinya biometric dan chip.” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012).

Dengan pengembangan-pengembangan yang terus dilakukan atas aplikasi

SIAK serta untuk menjalankan Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 terutama Pasal

64 ayat (3), maka Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri sebagai pihak yang

berwenang melaksanakan administrasi kependudukan mulai meluncurkan program

nasional e-KTP di 197 Kabupaten/Kota yang siap melaksanakan pada tahun 2011

serta 300 Kabupaten/Kota lain dilaksanakan pada tahun 2012.

4.2.2 Program Nasional KTP Elektronik (e-KTP)

KTP elektronik (e-KTP) merupakan program nasional yang tergolong baru di

Indonesia. Implementasi program nasional e-KTP merupakan amanat dari Undang-

Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Undang-Undang

tersebut menyebutkan bahwa Pemerintah wajib memberikan Nomor Induk

Kependudukan (NIK) kepada setiap penduduk Indonesia serta mencantumkannya

dalam setiap dokumen kependudukan. Program nasional ini muncul sebagai akibat

dari masih lemahnya sistem administrasi kependudukan di Indonesia. Banyak kasus

yang terjadi sebagai akibat dari lemahnya sistem administrasi kependudukan

Indonesia antara lain KTP ganda, kasus terorisme, dan sebagainya. Selain itu, belum

adanya data kependudukan yang valid juga turut mendorong munculnya program

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

69

Universitas Indonesia

nasional e-KTP ini. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan yang diungkapkan oleh

Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri dalam wawancara

berikut :

“Sistem administrasi kependudukan di Indonesia itu masih lemah, paling lemah di dunia. Jadi identitas kita itu bisa dipalsukan, bisa dibuat orang lain, terus bisa digandakan, 1 orang bisa 2, 3, 4 identitas sesuai dengan kebutuhan dia. Jadi sebelum adanya administrasi kependudukan ini kita atur, jumlah penduduk di Indonesia ini ga jelas, belum ada kepastian. Sensus BPS itu kan 10 tahun sekali, iya kan? Udah gitu pake sampel lagi. gak ada bukti kalo data mereka itu benar, akurat. nah itulah asal mulanya jadi karena carut marut administrasi kependudukan kita ini.” (hasil wawancara mendalamdengan Bapak Indersan, 30 April 2012).

Dengan latar belakang tersebut, maka diterapkanlah KTP Elektronik berbasis NIK

atau e-KTP sebagai upaya untuk mengatasi duplikasi dan menciptakan kartu identitas

tunggal.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2011 Tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Penerapan Kartu

Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional Pasal 1 ayat

(3), KTP berbasis NIK yang selanjutnya disebut KTP elektronik atau e-KTP adalah

KTP yang memiliki spesifikasi dan format KTP nasional dengan sistem pengamanan

khusus yang berlaku sebagai identitas resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana.

Dalam Peraturan Presiden tersebut Pasal 10 B disebutkan bahwa KTP elektronik

merupakan identitas resmi bukti domisili penduduk dan bukti diri penduduk untuk

pengurusan kepentingan pelayanan publik di Instansi Pemerintah, Pemerintah

Daerah, Lembaga Perbankan, dan Swasta yang berkaitan dengan dan tidak terbatas

pada perizinan, usaha, perdagangan, jasa perbankan, asuransi, perpajakan dan

pertanahan.

Program Nasional e-KTP mulai dilaksanakan pada pertengahan tahun 2011 di

197 Kabupaten/Kota termasuk Provinsi DKI Jakarta. Implementasi e-KTP di Provinsi

DKI Jakarta lebih tepatnya dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2011. Adapun

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

70

Universitas Indonesia

waktu implementasi program nasional e-KTP terbagi menjadi 2 (dua) tahap yaitu

tahap pertama dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2011 kemudian

tahap kedua dilaksanakan pada Januari 2012 hingga April 2012. Hal tersebut

diperkuat dengan pernyataan Ibu Alina Balqis selaku Kepala Bidang Data dan

Informasi Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta,

“Pemasalan e-KTP tahap pertama dilaksanakan pada bulan Agustus hingga

Desember 2011 kemudian dilakukan perpanjangan pada Januari hingga akhir April

2012.” (hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012).

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2011 Tentang

Pedoman Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional Pasal 2 ayat (1), tujuan Pemerintah

menerbitkan e-KTP adalah untuk mewujudkan kepemilikan satu KTP untuk satu

Penduduk. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011

tentang Pedoman Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional Pasal 2 ayat (2),

Implementasi e-KTP terbagi menjadi dua yaitu :

a. Penerbitan KTP elektronik secara massal

Adapun penerbitan KTP elektronik secara massal adalah penerbitan e-KTP yang

dilakukan oleh Pemerintah Pusat.

b. Penerbitan KTP elektronik secara reguler

Penerbitan KTP elektronik secara reguler adalah penerbitan KTP yang diterbitkan

oleh masing-masing Pemerintah Daerah.

Selain bertujuan untuk mewujudkan kepemilikan satu KTP, e-KTP memiliki

beberapa manfaat yaitu (Kementerian Dalam Negeri, 2011):

a. Meningkatkan keamanan negara.

b. Meningkatkan proses demokrasi (pemilu dan pilkada).

c. Meningkatkan citra/eksistensi negara.

d. Meningkatkan status kependudukan seseorang.

e. Menurunkan terorisme internasional/domestik.

f. Menurunkan jumlah pekerja ilegal/imigran.

g. Menurunkan penyalahgunaan dokumen penduduk.

h. Meningkatkan perencanaan pembangunan nasional yang tepat.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

71

Universitas Indonesia

i. Meningkatkan akses pelayanan publik (pajak, perbankan, bisnis, dll).

j. Menghasilkan data kependudukan yang akurat.

k. Meningkatkan kemudahahan dalam bepergian.

Sebuah kebijakan/program dapat direalisasikan apabila memiliki dasar hukum

yang kuat. Hal ini dilakukan karena dasar hukum tersebut berfungsi sebagai pijakan

bagi pelaksanaan kebijakan/program tersebut. Demikian dengan Program nasional e-

KTP. Berikut adalah peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum

implementasi program nasional e-KTP (Kementerian Dalam Negeri, 2011) :

a. Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

b. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang

No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.

c. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Presiden Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk

Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional.

d. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 38 Tahun 2009 tentang Standar Dan

Spesifikasi Perangkat Keras, Lunak, Blanko Kartu Tanda Penduduk Berbasis

Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 2011.

e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman

Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional.

f. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 471.13/4141/SJ tanggal 13 Oktober

2011 tentang Penerbitan NIK dan Persiapan Penerapan e-KTP.

g. Surat Menteri Dalam Negeri No. 471.13/2927/SJ tanggal 29 Juli 2011 tentang

Pemberitahuan Jadwal Pengiriman Perangkat KTP Elektronik (e-KTP) dan

Pelayanan Penerbitan e-KTP.

h. Surat Menteri Dalam Negeri No. 471.13/5079/SJ tanggal 20 Desember 2011

tentang Perpanjangan Waktu Pelayanan e-KTP Secara Massal untuk 197

Kab/Kota.

Selain dasar hukum, implementasi program nasional e-KTP juga disertai

dengan Standard Operating Procedure (SOP). SOP ini berguna untuk memudahkan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

72

Universitas Indonesia

implementasi dan menjabarkan secara teknis program nasional e-KTP. SOP e-KTP

secara umum terbagi menjadi dua yaitu :

a. Persiapan Penerapan KTP Elektronik

Kegiatan Persiapan Penerapan KTP Elektronik meliputi :

1) Pembentukan Kelompok Kerja (pokja).

2) Sosialisasi.

3) Penyiapan tempat pelayanan dan penyiapan SDM.

b. Implementasi Penerapan KTP Elektronik

Implementasi Penerapan KTP Elektronik meliputi :

1) Implementasi pendistribusian dan pemasangan perangkat KTP elektronik.

2) Pemasangan perangkat jaringan komunikasi data.

3) Bimbingan teknis.

4) Pendampingan teknis.

5) Mobilisasi penduduk wajib KTP.

6) Prosedur harian pengoperasian perangkat.

7) Pelayanan verifikasi data, perekaman pas photo, tanda tangan, sidik jari dan

iris penduduk di tempat pelayanan KTP elektronik yang tetap (statis).

8) Pelayanan verifikasi data, perekaman pas photo, tanda tangan, sidik jari dan

iris penduduk di tempat pelayanan KTP elektronik bergerak (mobile).

9) Pelayanan KTP elektronik bagi penduduk yang datang di luar jadwal yang

ditentukan atau tidak dapat datang memenuhi jadwal panggilan.

10) Pelayanan KTP elektronik bagi pendududuk wajib KTP yang tidak membawa

surat panggilan.

11) Pelayanan KTP elektronik bagi penduduk WNI wajib KTP yang belum masuk

dalam database kependudukan Kabupaten/Kota.

12) Pelayanan KTP elektronik bagi penduduk WNI wajib KTP berdomisili dan

berasal dari luar Kabupaten/Kota.

13) Data cadangan (back up data).

14) Pengiriman data, pas photo, tanda tangan, sidik jari dan iris penduduk.

15) Personalisasi blangko KTP elektronik.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

73

Universitas Indonesia

16) Pengepakan dan pendistribusian KTP elektronik.

17) Pelayanan pengambilan KTP elektronik.

Sebagai sebuah program yang bersifat nasional, e-KTP memiliki sejumlah

sasaran program yang ingin dicapai yakni terlaksananya proses perekaman data

kependudukan serta terdistribusinya e-KTP yang telah dipersonalisasi (dicetak) ke

seluruh wilayah Kabupaten/Kota untuk diserahkan kepada penduduk yang

bersangkutan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Ibu Alina

Balqis selaku Kepala Bidang Data dan Informasi Dinas Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dalam wawancara berikut :

”Sasaran dari program e-KTP itu adalah terlaksananya proses perekaman data kependudukan yang mencakup biodata, tanda tangan, pas photo, irismata, dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan, bagi seluruh penduduk wajib e-KTP di seluruh wilayah kab/kota serta terdistribusinya e-KTP yang telah dipersonalisasi ke seluruh wilayah kota/kabupaten untuk kemudian di serahkan kepada penduduk yang bersangkutan”(hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012).

Untuk dapat melakukan kegiatan perekaman KTP elektronik (e-KTP) terdapat

beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain :

a. Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih aktif

b. Surat pemanggilan e-KTP

Dalam pembuatan KTP elektronik (e-KTP), terdapat lima alur atau prosedur

yang harus dilewati oleh Wajib KTP yaitu (Kementerian Dalam Negeri, 2012) :

a. Penduduk wajib KTP mendatangi tempat pelayanan KTP Elektronik sesuai

jadwal yang tertera pada surat panggilan dengan membawa surat panggilan dan

KTP lama.

b. Penduduk menyerahkan surat panggilan dan KTP lama kepada petugas pelayanan

di tempat meja pelayanan dan minta nomor antrian.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

74

Universitas Indonesia

c. Wajib KTP menunggu di ruang tunggu secara tertib sebelum dipanggil untuk

pelayanan verifikasi biodata penduduk. Setiap penduduk wajib KTP yang datang

diberikan 1 (satu) nomor antrian artinya satu surat panggilan dapat diberikan lebih

dari satu nomor antrian sesuai dengan jumlah penduduk wajib KTP yang datang

dan tercantum dalam surat panggilan.

d. Petugas operator memanggil nomor antrian penduduk dan melakukan verifikasi

dengan urutan pas foto, tanda tangan, sidik jari, dan iris.

e. Petugas membubuhkan tanda tangan dan stempel tempat pelayanan KTP

elektronik pada surat panggilan penduduk yang dijadikan tanda bukti

pengambilan KTP elektronik.

Berikut adalah gambar 4.3 yang menunjukkan alur atau prosedur perekaman KTP

elektronik :

Gambar 4.3 Prosedur Perekaman KTP elektronik (e-KTP)

Sumber : Kementerian Dalam Negeri, 2012

Setelah dilakukan perekaman, tahap selanjutnya adalah pencetakan atau

personalisasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2011

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

75

Universitas Indonesia

Tentang Pedoman Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk

Kependudukan Secara Nasional Pasal 1, personalisasi adalah pencetakan dokumen

KTP Elektronik dengan memasukan biodata, pas photo, sidik jari telunjuk kiri-kanan,

dan tandatangan penduduk. Berikut adalah alur atau tata cara pengambilan KTP

elektronik (e-KTP):

a. Penduduk membawa surat panggilan yang telah ditandangan dan di stempel oleh

petugas tempat pelayanan KTP elektronik serta KTP lama.

b. Penduduk menyerahkan surat tersebut kepada petugas.

c. Penduduk menunggu panggilan.

d. Petugas operator melakukan verifikasi data melalui pemadanan sidik jari

penduduk 1:1. Apabila datanya sama, maka e-KTP diberikan kepada penduduk.

Apabila datanya tidak sama, maka e-KTP tidak diberikan kepada penduduk.

Berikut adalah gambar 4.4 yang menunjukkan alur atau prosedur pengambilan KTP

elektronik :

Gambar 4.4 Prosedur Pengambilan KTP elektronik (e-KTP)

Sumber : Kementerian Dalam Negeri, 2012

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

76

Universitas Indonesia

BAB 5FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IMPLEMENTASI PROGRAM

NASIONAL KTP ELEKTRONIK (e-KTP) DI KELURAHAN ANCOL, KECAMATAN PADEMANGAN, JAKARTA UTARA

Kebijakan publik merupakan sesuatu yang bersifat kompleks. Hal ini

disebabkan karena dalam sebuah kebijakan publik terdapat berbagai aktor yang

terlibat, berbagai proses maupun variabel yang harus dikaji. Kebijakan publik

merupakan upaya yang dilakukan masyarakat untuk mencari solusi atas masalah yang

dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Tidak semua masalah menjadi perhatian bagi

kebijakan publik. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Palumbo (1994:6),

“… policy is an attempt to find answers to difficult problems, and the answer selected

invariably will have opposition, there never is total agreement that a particular

policy is the best way to solve problem” (kebijakan adalah usaha untuk menemukan

jawaban atas masalah-masalah yang sulit dan jawaban yang dipilih akan selalu

memiliki oposisi, tidak pernah ada kesepakatan total bahwa kebijakan tertentu adalah

cara terbaik untuk memecahkan masalah). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

permasalahan yang melatarbelakangi dibuatnya suatu kebijakan publik merupakan

masalah-masalah yang bersifat sulit dan memerlukan tindakan dari Pemerintah.

Selain itu, kebijakan publik yang dipilih oleh Pemerintah juga memungkinkan

timbulnya pro dan kontra dari berbagai pihak karena kebijakan publik bukan

merupakan jawaban yang final, lengkap, atau jawaban akhir atas permasalahan sosial.

Easton dalam Subarsono (2010:3) berpandangan bahwa ketika Pemerintah

membuat kebijakan publik, ketika itu pula Pemerintah mengalokasikan nilai-nilai

kepada masyarakat karena setiap kebijakan mengandung seperangkat nilai di

dalamnya. Hal ini menandakan bahwa kebijakan publik tidak boleh bertentangan

dengan nilai-nilai dan praktik-praktik sosial yang ada di dalam masyarakat.

76

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

77

Universitas Indonesia

Ketika kebijakan publik berisi nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai

hidup dalam masyarakat, maka kebijakan publik tersebut akan mendapatkan

resistensi ketika diimplementasikan. Sebaliknya, suatu kebijakan publik harus mampu

mengakomodasikan nilai-nilai dan praktika-praktika yang hidup dan berkembang

dalam masyarakat (Subarsono, 2010:3).

Sebuah kebijakan publik tidak serta merta hadir begitu saja. Terdapat beberapa

proses atau tahap yang harus dilalui dan implementasi merupakan tahap yang paling

krusial dalam proses kebijakan publik. Dalam tahap ini, isi kebijakan dan akibat-

akibatnya mungkin akan mengalami modifikasi dan elaborasi bahkan mungkin akan

dinegasikan (Kusumanegara, 2010:97). Howlett & Ramesh (2003:185)

mengemukakan bahwa “public policy is defined as the process whereby programs or

policies are carried out, the translation of plans into practice” (kebijakan publik

didefinisikan sebagai proses dimana program atau kebijakan dilakukan yang

merupakan penerjemahan dari rencana-rencana ke dalam praktek). Implementasi atau

melaksanakan kebijakan publik tidak mudah. Terdapat berbagai macam faktor yang

memengaruhi implementasi kebijakan publik.

Demikian pula dengan program nasional KTP elektronik (e-KTP). Dalam

pengimplementasiannya, program nasional ini tidak mudah. Menurut Van Meter dan

Van Horn setidaknya terdapat enam hal yang memengaruhi implementasi sebuah

kebijakan publik yakni ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya kebijakan,

komunikasi antarorganisasi dan kegiatan implementasi, ciri-ciri atau sifat instansi

pelaksana, sikap para pelaksana, serta ingkungan ekonomi, sosial, dan politik. Oleh

karena itu, untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor apa yang

memengaruhi implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, maka

digunakan model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn. Berikut adalah

penjabaran lebih lanjut mengenai masing-masing dimensi :

1. Ukuran Dan Tujuan Kebijakan

Ukuran dan tujuan kebijakan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi

implementasi kebijakan maupun program. Sebuah implementasi dikatakan berhasil

apabila ukuran dan tujuan kebijakan dirumuskan secara jelas dan terukur sehingga

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

78

Universitas Indonesia

dapat terealisasi. Apabila ukuran dan tujuan kebijakan kabur, maka akan terjadi

multiintreprestasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen implementasi.

Indiahono (2009:38) mengatakan bahwa ukuran dan tujuan kebijakan pada dasarnya

adalah apa yang hendak dicapai oleh program atau kebijakan baik yang berwujud

maupun tidak, jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Untuk melihat

dan mengukur implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol

berdasarkan dimensi ukuran dan tujuan kebijakan, maka terbagi menjadi tiga

indikator yakni :

a. Kesesuaian Antara Implementasi Kebijakan/Program Dengan Peraturan

Perundang-Undangan Yang Berlaku

Indikator pertama yang digunakan untuk menilai ukuran dan tujuan kebijakan

adalah kesesuaian antara implementasi kebijakan/program dengan peraturan

perundangan yang berlaku. Sebuah program atau kebijakan dapat terlaksana dan

mencapai tujuan apabila didasarkan pada landasan hukum yang kuat. Kebijakan

publik perlu dilegalisasi dalam bentuk hukum dengan tujuan untuk menjamin

legalitasnya di lapangan. (Suandi, 2010).

Demikian pula dengan program nasional e-KTP. Implementasi program

nasional e-KTP yang diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri pada pertengahan

tahun 2011 ini merupakan amanat dari Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang

Administrasi Kependudukan. Dalam Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa

setiap penduduk wajib memiliki NIK (Nomor Induk Kependudukan) dimana NIK

dicantumkan dalam setiap dokumen kependudukan yang berlaku tunggal dan seumur

hidup. Pemerintah wajib memberikan NIK kepada semua penduduk Indonesia tanpa

terkecuali karena NIK digunakan sebagai kunci akses dalam melakukan verifikasi

dan validasi data jati diri untuk mendukung pelayanan publik. Dengan demikian

masing-masing penduduk hanya memiliki satu NIK yang berbeda dengan orang lain.

NIK sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No. 37 Tahun 2007 Tentang Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006

Tentang Administrasi Kependudukan Pasal 37 ayat (1) terdiri dari 16 digit dengan

format PPKKCCDDMMYYNNNN. Berikut adalah konfigurasi NIK :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

79

Universitas Indonesia

1) 6 (enam) digit pertama merupakan kode wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota dan

Kecamatan tempat tinggal pada saat mendaftar.

2) 6 (enam) digit kedua adalah tanggal, bulan, dan tahun kelahiran dan khusus untuk

perempuan tanggal lahirnya ditambah angka 40.

3) 4 (empat) digit terakhir merupakan nomor urut penerbitan NIK yang diproses

secara otomatis dengan SIAK.

Berikut adalah contoh tanggal lahir seseorang yang menjadi Nomor Induk

Kependudukan (NIK) :

Seorang laki-laki telah lahir di Provinsi DKI Jakarta; kode wilayah Provinsi (31),

kota Jakarta Selatan; kode wilayah Jakarta Selatan (74), Kecamatan Pancoran; (08),

pada tanggal 06 Januari 1965. Maka NIK nya adalah 31 74 08 06 01 65 0001.

Selanjutnya, pada tanggal dan tempat yang sama telah lahir seorang perempuan, maka

NIK nya adalah 31 74 08 46 01 65 0002.

Selain dengan Undang-Undang, implementasi program nasional e-KTP juga

dilengkapi dengan peraturan perundangan-undangan lain. Peraturan-peraturan

tersebut diterbitkan oleh Pemerintah sebagai upaya untuk menunjang pelaksanaan

program nasional e-KTP. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu Alina

Balqis selaku Kepala Bidang Data dan Infromasi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dalam wawancara berikut :

“Dasar hukum e-KTP itu ada Perpres 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional sebagaimana beberapa kali dirubah terakhir dengan Perpres 67 Tahun 2011, Permendagri Nomor 6 Tahun 2011 tentang Spesifikasi Perangkat Keras, Lunak, Blanko e-KTP, Permendagri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional, SE Mendagri Nomor 471.13/4141/SJ tanggal 13 Oktober 2011 tentang Penerbitan NIK dan Persiapan Penerapan e-KTP, Surat Mendagri Nomor 471.13/2927/SJ tanggal 29 Juli 2011 tentang Pemberitahuan Jadwal Pengiriman Perangkat KTP Elektronok (e-KTP) dan Pelayanan Penerbitan e-KTP, Surat Mendagri No. 471.13/5079/SJ tanggal 20 Desember 2011 tentang Perpanjangan Waktu Pelayanan e-KTP Secara Massal untuk 197 Kab/Kota” (hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012).

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

80

Universitas Indonesia

Dalam implementasi program nasional e-KTP di Provinsi DKI Jakarta,

Gubernur sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah tertinggi mengeluarkan

beberapa peraturan pendukung mengenai implementasi e-KTP yakni Keputusan

Gubernur No. 844 Tahun 2011 Tentang Tim Pelaksana Penerbitan KTP Elektronik

(e-KTP) Provinsi DKI Jakarta, Peraturan Gubernur No. 76 Tahun 2011 tentang Tata

Cara Penerbitan KTP Elektronik (e-KTP), serta Instruksi Gubernur Nomor 58 Tahun

2011 Tentang Implementasi Penerbitan KTP Elektronik (e-KTP). Peraturan-

peraturan pendukung tersebut bersifat operasional dan khusus sehingga memberikan

acuan bagi para pelaksana untuk melaksanakan program nasional e-KTP. Hal ini

sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Ibu Alina Balqis selaku Kepala

Bidang Data dan Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI

Jakarta dalam wawancara berikut :

“Kemudian untuk e-KTP di DKI nya kita mengeluarkan Keputusan Gubernur No. 844 Tahun 2011 tentang Tim Pelaksana Penerbitan KTP Elektronik (e-KTP) Provinsi DKI Jakarta, Pergub No. 76 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penerbitan KTP Elektronik (e-KTP), Instruksi Gubernur Nomor 58 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Penerbitan KTP Elektronik (e-KTP)” (hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012).

Peraturan Gubernur No. 76 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penerbitan KTP

Elektronik (e-KTP) berisi tentang prosedur-prosedur yang harus dilakukan oleh

instansi pelaksana dimana dalam hal ini adalah Kelurahan. Adapun prosedur-

prosedur yang disebutkan dalam Peraturan Gubernur adalah tata cara penerbitan KTP

elektronik, perekaman sidik jari penduduk, dan sebagainya. Peraturan Gubernur

tersebut dijadikan acuan utama bagi semua Kelurahan yang terdapat di Provinsi DKI

Jakarta dalam pelaksanaan perekaman program nasional e-KTP. Hal ini sebagaimana

yang diungkapkan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk

Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.

dalam wawancara berikut :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

81

Universitas Indonesia

“ya SOPnya itu ada tapi saya lupa. Garis besarnya aja ya. Pertama untuk melakukan pemutakhiran ya kan terus penerbitan SP NIK. Dari SP NIK akan ada pemanggilan untuk pelayanan KTP elektronik. Dikeluarkanlah surat perekaman. Setelah surat perekaman terus data itu dikirim ke data center di pusat itu di verifikasi ketunggalannya. Setelah yakin tunggal baru dikirim ke untuk sekarang ini pelaksanaan e-KTP ada dua item kegiatan besar, massal dan reguler. Massal ni ya sekarang ini, reguler nanti setelah selesai sekarang ini. jadi kita bicara yang massal dulu ya, jadi setelah di verifikasi ketunggalannya dikirim ke biro personalisasi dan di personalisasi KTP kita. Personalisasi apa? Memasukkan data kita ke dalam chip. Nah itu personalisasi. Jadi setelah itu setelah dipersonalisasi, dicetak KTP kita itu barulah dikirim ke dinas terus ke kecamatan. kalo DKI ke kelurahan. Tetap harus ada tanda terima kalo di dinas, kalo di kecamatan berita acara namanya itu penerimaan barang. Setelah itu setelah barangnya tiba di Kecamatan atau kelurahan dilakukan pemanggilan kedua. Pemanggilan kedua itulah untuk menerima KTP. Panggil dateng di verifikasi pemadanan 1:1 KTP lama kita diambil kan, biar penduduk gak punya KTP dobel” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012).

Selain Peraturan Gubernur, implementasi program nasional e-KTP di Provinsi

DKI Jakarta juga didukung oleh Instruksi Gubernur Nomor 58 Tahun 2011 Tentang

Implementasi Penerbitan KTP Elektronik (e-KTP). Dalam instruksi tersebut,

Gubernur Provinsi DKI Jakarta meminta kepada Lurah, Camat serta Walikota yang

bertindak sebagai pelaksana teknis proses pembuatan e-KTP di lima wilayah

Provinsi DKI Jakarta untuk menjadwalkan pemanggilan secara sistematis melalui

RT/RW kepada warga untuk datang ke Kelurahan. Penjadwalan tersebut dilakukan

untuk mengatur jalannya kegiatan perekaman e-KTP di Kelurahan sehingga berjalan

dengan lancar. Adanya peraturan-peraturan tambahan yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat dikatakan sebagai bentuk komitmen

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melaksanakan kegiatan program nasional e-

KTP di Kelurahan secara massal.

Terkait dengan dua peraturan pendukung tersebut, Kelurahan Ancol sebagai

salah satu Kelurahan yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta juga telah melaksanakan

dua peraturan tersebut. Hal ini dapat terlihat dari telah disebarkannya undangan

pemanggilan kepada penduduk yang menjadi wajib KTP di Kelurahan Ancol. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Sanwani selaku Kepala Satuan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

82

Universitas Indonesia

Pelaksana Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kelurahan Ancol, “Undangannya itu

kita sampaikan ke RT nanti RT yang menyampaikan ke warganya. Karena itu yang

mengetahui RT” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sanwani, 18 April

2012).

Pernyataan Bapak Sanwani mengenai penyampaian undangan pemanggilan e-

KTP didukung dengan pernyataan yang disampaikan oleh salah satu warga

Kelurahan Ancol yang telah melakukan kegiatan perekaman e-KTP. Dalam

pernyataan tersebut, warga mengetahui kegiatan perekaman e-KTP melalui surat

pemanggilan, “..Ya melalui surat itu, dikasih selebaran gitu lah. diharuskan

membuat ini KTP elektonik” (hasil wawancara mendalam dengan salah satu warga

Kelurahan Ancol, 28 April 2012). Adanya surat undangan pemanggilan tersebut,

menandakan bahwa Kelurahan Ancol telah melakukan apa yang diperintahkan

dalam instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

Selain menyampaikan surat pemanggilan, Kelurahan Ancol juga membuat

jadwal pemanggilan kepada penduduk. Adanya pengaturan jadwal tersebut bertujuan

untuk menunjang pelaksanaan kegiatan perekaman program nasional e-KTP di

Kelurahan Ancol. Penjadwalan tersebut dilakukan oleh pihak Kelurahan bersama

dengan Kepala Satuan Pelaksana Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kelurahan

Ancol. Oleh karena Kelurahan Ancol terdiri dari tujuh RW dan enam puluh lima RT

maka jadwal pemanggilan warga didasarkan masing-masing RW. Masing-masing

RW diberi waktu selama dua minggu untuk memanggil para penduduk agar

melakukan kegiatan perekaman e-KTP. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh

Bapak Sanwani selaku Kepala Satuan Pelaksana Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kelurahan Ancol dalam wawancara berikut :

“Untuk pemanggilan warga di Kelurahan ini, dilakukan aja pemberitahuan ke RT-RT. Jadi kita manggil dan ngumpulin para RW buat ngasih tahu ke RT-RT buat manggilin warga-warganya buat bikin e-KTP. Tiap RW dikasih waktu 2 minggu karena kan masing-masing RW, jumlah RT beda-beda ada yang banyak ada juga yang dikit” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sanwani, 18 April 2012).

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

83

Universitas Indonesia

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh para informan, dapat

disimpulkan bahwa implementasi program nasional e-KTP secara massal apabila

dilihat dari sisi regulasi telah memiliki landasan hukum yang kuat. Hal ini karena

implementasi program nasional e-KTP telah berlandaskan pada Undang-Undang

dimana dalam tata urutan peraturan perundangan, kedudukan Undang-Undang

berada di bawah UUD 1945 dan TAP MPR yang memiliki kekuatan hukum yang

kuat. Selain Undang-Undang, implementasi program nasional e-KTP didukung pula

oleh peraturan perundangan mulai dari Peraturan Pemerintah hingga Keputusan

Gubernur. Peraturan-peraturan tersebut bersifat saling mendukung dan tidak

bertentangan antara satu dengan lainnya sehingga dapat digunakan dan menjadi

pedoman dalam implementasi program di lapangan. Hal ini sebagaimana yang

terkandung dalam Pasal 4 ayat (1) TAP MPR No. III/MPR 2000 dituangkan asas

penyelesaian konflik antara dua peraturan perundang-undangan yaitu lex superior

derogate legi inferiori yang berarti bahwa peraturan perundangan tidak boleh

bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi. Apabila terdapat

pertentangan, maka peraturan lebih rendah yang harus mengalah (Mertokusumo,

2003:87). Selain memiliki dasar hukum yang kuat, implementasi program nasional e-

KTP terutama di Provinsi DKI Jakarta telah sesuai dengan peraturan perundangan

yang dibuat. Hal ini dapat terlihat dari telah dilaksanakannya salah satu peraturan

perundangan tambahan yaitu Instruksi Gubernur Nomor 58 Tahun 2011 Tentang

Implementasi Penerbitan KTP Elektronik (e-KTP) di Kelurahan yang merupakan

tempat pelayanan perekaman e-KTP khususnya di Kelurahan Ancol.

b. Kesesuaian Antara Implementasi Kebijakan/Program Dengan Tujuan

Kebijakan/Program tersebut

Indikator selanjutnya yang digunakan untuk menilai implementasi

kebijakan/program dari sisi ukuran dan tujuan kebijakan adalah kesesuaian antara

implementasi kebijakan/program dengan tujuan kebijakan/program tersebut. Sebuah

kebijakan publik atau program tentunya dibuat dengan tujuan-tujuan tertentu yang

ingin dicapai. Kebijakan publik disusun sebagai tindak lanjut atas suatu permasalahan

publik yang bersifat kompleks dan memerlukan penanganan.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

84

Universitas Indonesia

Demikian pula dengan program nasional e-KTP. Program nasional e-KTP

merupakan program yang dibuat oleh Kementerian Dalam Negeri yang hingga saat

ini masih berlangsung. Program nasional ini memiliki tujuan yang ingin dicapai yakni

mewujudkan kepemilikan satu KTP untuk satu Penduduk. Tujuan tersebut telah

secara jelas termaktub dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2011

Tentang Pedoman Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional Pasal 2 ayat (1) yang

menyatakan bahwa Pemerintah menerbitkan KTP Elektronik untuk mewujudkan

kepemilikan satu KTP untuk satu penduduk yang memiliki kode keamanan dan

rekaman elektronik data kependudukan berbasis NIK secara Nasional.

Untuk mewujudkan tujuan dari program ini, Pemerintah melakukan upaya yaitu

dengan melakukan implementasi kegiatan e-KTP secara massal dan reguler kepada

Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA). Kegiatan

perekaman program nasional e-KTP ini tidak hanya diperuntukkan bagi Warga

Negara Indonesia saja yang menjadi wajib KTP akan tetapi kegiatan ini juga

diperuntukkan bagi Warga Negara Asing yang telah tinggal di wilayah Indonesia

selama lima tahun berturut-turut sejak tanggal diberikannya Kartu Izin Tinggal

Terbatas (KITAS). Ketentuan mengenai kegiatan implementasi e-KTP untuk Warga

Negara Asing belum dilaksanakan. Hal ini diakui oleh Ibu Alina Balqis selaku

Kepala Bidang Data dan Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Provinsi DKI Jakarta dalam wawancara berikut :

“Pemassalan itu untuk WNI dan WNA. WNI aja udah susah ya, hehe.. WNA itu juga, yang punya KITAP, kartu izin tinggal tetap. Jadi isi KITAP itu kan di DKI atau di daerah itu jadi penduduk. dia itu punya KTP, KK dia. Jadi yang namanya penduduk itu bisa WNI dan WNA. Tapi kalo WNA yang punya KITAP, kalo KITAS (izin tinggal sementara) kan terbatas. Jadi kalo izin tinggal tetap bisa jadi penduduk” (hasil wawancara mendalam, 4 April 2012).

Kegiatan e-KTP secara massal diperuntukkan untuk Warga Negara Indonesia

(WNI) terlebih dahulu kemudian dilaksanakan kegiatan perekaman program nasional

e-KTP untuk Warga Negara Asing (WNA). Pelaksanaan program nasional e-KTP

secara massal berlangsung pada bulan Agustus hingga bulan Desember 2011

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

85

Universitas Indonesia

kemudian diperpanjang pada bulan Januari 2012 hingga bulan April 2012. Dalam

kegiatan program nasional e-KTP secara massal, jumlah penduduk yang telah

terekam datanya melalui e-KTP per harinya tidak menentu. Demikian dengan

pelaksanaan kegiatan program nasional e-KTP secara massal di Kelurahan Ancol.

Pada tahap pertama kegiatan program nasional e-KTP secara massal, jumlah

penduduk Kelurahan Ancol yang datanya telah terekam e-KTP sekitar 150 hingga

200 orang sementara pada masa perpanjangan program nasional e-KTP, jumlah

penduduk yang telah terekam sekitar 15 hingga 20 orang per hari. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh Tony Arifianto selaku tenaga operator di

Kelurahan Ancol, “hampir sama.. ada yang 150, ada yang 200. itu kita gak tentu,

namanya grafik kan naik turun. Kalo yang akhir-akhir ini, bangsa 15-20

orang.”(hasil wawancara mendalam dengan Tony Arifianto, 21 April 2012).

Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang diungkapkan oleh para informan,

dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk yang datang ke Kelurahan Ancol untuk

melakukan perekaman e-KTP per hari nya cukup banyak yakni sekitar 150-200

orang. Jumlah tersebut merupakan jumlah penduduk yang melakukan kegiatan

perekaman program nasional e-KTP pada tahap pertama sementara pada tahap kedua

jumlah penduduk yang datang ke Kelurahan Ancol untuk melakukan kegiatan

perekaman e-KTP berkurang yaitu hanya 15-20 orang per hari.

c. Adanya Sasaran/Target Program Jangka Pendek, Menengah, atau

Panjang

Indikator selanjutnya dalam dimensi ukuran dan tujuan kebijakan adalah

adanya sasaran/target program jangka pendek, menengah, atau panjang. Sasaran atau

target dalam sebuah kebijakan publik/program merupakan hal yang penting. Hal ini

disebabkan karena dengan adanya target atau sasaran, pelaksanaan kebijakan atau

program menjadi lebih terarah dan terukur serta dapat menjadi bahan evaluasi untuk

menjadi masukan (feedback) bagi kebijakan/program tersebut. Program nasional KTP

elektronik (e-KTP) sebenarnya bukan program dadakan. Hal ini disebabkan karena

program nasional e-KTP merupakan rangkaian terakhir dari tiga kegiatan strategis

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

86

Universitas Indonesia

nasional yang dibuat oleh Kementerian Dalam Negeri dalam administrasi

kependudukan.

Sebelum program nasional e-KTP dilaksanakan, telah terlebih dahulu

dilaksanakan dua kegiatan strategis lain yaitu pemutakhiran data penduduk serta

pemberian Nomor Induk Kependudukan Nasional (NIKNAS) kepada penduduk.

Pemutakhiran data penduduk merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh

Kementerian Dalam Negeri untuk menertibkan administrasi kependudukan di

Indonesia. Pemutakhiran data ini dilakukan pada tahun 2010 di 497 Kabupaten/Kota.

Pemutakhiran tersebut dilakukan guna membersihkan data penduduk dari kesalahan-

kesalahan. Pemutakhiran data penduduk tersebut dilakukan dengan pengisian

formulir F1-01 pemutakhiran. Formulir tersebut diberikan kepada penduduk untuk

dikoreksi data masing-masing kemudian dikumpulkan dan diserahkan kembali

kepada petugas kependudukan. Data-data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam

database kependudukan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak

Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal Kementerian Dalam

Negeri dalam wawancara berikut :

“2010 itu pertama pemutakhiran data kependudukan secara nasional. Pemutakhiran data kependudukan itu apa, itu untuk membersihkan data penduduk, benar salah, kurang atau kurang lengkap, mana yang kurang itu semua dibersihin. jadi sebelum e-KTP ini jalan, itu harus dibersihin semua seluruh Indonesia (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012).

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan setelah pemutakhiran data penduduk

adalah penerbitan NIK Nasional di 329 Kabupaten/Kota. NIK tidak seluruhnya

diterbitkan di semua Kabupaten/Kota di Indonesia. Hal ini disebabkan karena

terdapat 168 Kabupaten/Kota yang belum menyelesaikan kegiatan pemutakhiran data

penduduk sehingga penerbitan NIK di wilayah-wilayah tersebut dilanjutkan pada

tahun 2011. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Indersan selaku

Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kementerian Dalam Negeri dalam wawancara berikut :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

87

Universitas Indonesia

“karena ada yang belum selesai pemutakhiran datanya. Kalo yang belum selesai, ya kita lanjutkan penerbitan NIK nya di 2011. Karena kan Indonesia itu luas, kan tadi udah saya bilang. Kalo kita liat jakarta, masa sih setahun ga kelar. Tapi kalo liat seluruh Indonesia, bisa jadi” (hasil wawancara mendalam, 30 April 2012).

Kegiatan terakhir yang dilakukan dalam rangka implementasi kegiatan strategis

nasional dalam administrasi kependudukan adalah implementasi KTP elektronik (e-

KTP). Kegiatan ini dilakukan pada tahun 2011 di 197 Kabupaten/Kota yang telah

menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan e-KTP sementara 300 Kabupaten/Kota

yang belum melaksanakan kegiatan KTP elektronik (e-KTP) dilanjutkan pada tahun

2012. Kementerian Dalam Negeri menargetkan bahwa pada akhir tahun 2012 semua

penduduk Indonesia telah mendapatkan KTP elektronik sehingga pada tahun 2013

KTP yang berlaku di Indonesia adalah KTP elektronik. Hal ini sebagaimana yang

diungkapkan oleh Ibu Alina Balqis selaku Kepala Bidang Data dan Informasi Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, “.. Berdasarkan Perpres

67 Tahun 2011, penggunaan KTP non elektronik dalam pelayanan publik hanya

sampai akhir Desember 2012, sehingga mulai Januari 2013 KTP yang berlaku

adalah KTP Elektronik” (hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4

April 2012).

Berdasarkan pemaparan yang dikemukakan oleh para informan, dapat

disimpulkan bahwa tiga kegiatan strategis tersebut menjadi target dari Kementerian

Dalam Negeri khususnya Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil untuk mewujudkan administrasi kependudukan yang tertib, teratur,

dan akurat. Berkaitan dengan tiga kegiatan strategis tersebut, maka Provinsi DKI

Jakarta sebagai bagian dari Pemerintah Daerah di Indonesia juga turut melaksanakan

tiga kegiatan strategis tersebut. Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan

pemutakhiran data penduduk, penerbitan NIKNAS serta implementasi e-KTP. Hal ini

sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu Alina Balqis selaku Kepala Bidang Data

dan Informasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi

DKI Jakarta dalam wawancara berikut :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

88

Universitas Indonesia

“.. jadi kan sebelum e-KTP sebenarnya daerah itu diwajibkan untuk menuju tahap penerapan e-KTP daerah itu diwajibkan melakukan pemutakhiran data dulu. Jadi DKI sudah melakukan pemutakhiran data yaitu dengan pengisian formulir F1-01. Setelah melakukan pemutakhiran data, lalu daerah diwajibkan untuk memberikan NIKNAS. Jadi kepada setiap penduduk di daerah wajib diberikan NIKNAS. Kalo DKI itu 31 depannya, kalo dulu kan NIK daerah depannya 09. Nah NIKNAS itu harus diberikan kepada warga, di DKI itu bulan November eh desember 2010 itu setiap keluarga ada surat pemberitahuan NIKNAS (SPN) yang ditujukan kepada kepala keluarga”(hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012).

Berkaitan dengan implementasi program nasional e-KTP di Provinsi DKI

Jakarta, terdapat dua sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta yaitu terlaksananya proses perekaman data kependudukan dan terdistribusinya

e-KTP yang telah di personalisasi ke lima wilayah Kota Administrasi dan satu

Kabupaten Administrasi untuk diserahkan kepada penduduk. Hal ini sebagaimana

yang diungkapkan oleh Ibu Alina Balqis selaku Kepala Bidang Data dan Informasi

Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

dalam wawancara berikut :

“Terlaksananya proses perekaman data kependudukan yang mencakup biodata, tanda tangan, pas photo, Iris, dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan, bagi seluruh penduduk wajib e-KTP di seluruh wilayah kota administrasi DKI Jakarta serta terdistribusinya e-KTP yang telah dipersonalisasi ke 267 Kelurahan di 6 wilayah kota/kabupaten administrasi DKI Jakarta, untuk kemudian di serahkan kepada penduduk yang bersangkutan” (hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012).

Sasaran atau target tersebut pada kenyataannya belum sepenuhnya tercapai. Hal

ini dapat terlihat dari masih banyaknya jumlah Wajib KTP di Provinsi DKI Jakarta

yang belum terserap e-KTP. Berdasarkan data rekapitulasi penyerapan e-KTP yang

dihimpun dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

hingga tanggal 31 Maret 2012, jumlah wajib KTP yang telah terserap e-KTP

sebanyak 5.417.753 jiwa dari 7.472.259 jiwa Wajib KTP yang terdapat di Provinsi

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

89

Universitas Indonesia

DKI Jakarta. Dengan demikian jumlah Wajib KTP di Provinsi DKI Jakarta yang

belum terserap e-KTP sebesar 2.054.506 jiwa. Jumlah tersebut tergolong besar

mengingat Provinsi DKI Jakarta merupakan daerah yang menjadi pilot project dan

menjadi contoh bagi daerah lain dalam implementasi program nasional e-KTP. Selain

itu, terdapat beberapa sasaran atau target implementasi program nasional e-KTP di

Provinsi DKI Jakarta yang belum terpenuhi antara lain target pelaksanaan program

nasional e-KTP dapat selesai hingga akhir Desember 2011. Target tersebut pada

kenyataannya tidak berhasil terpenuhi. Hal ini disebabkan karena masih banyak wajib

KTP di DKI Jakarta yang belum melakukan perekaman e-KTP yang jumlahnya

sekitar tiga juta jiwa. Tidak terpenuhinya target tersebut yang kemudian membuat

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta perpanjangan waktu pelaksanaan kegiatan

perekaman e-KTP kepada Kementerian Dalam Negeri. Permintaan tersebut dipenuhi

sehingga pelaksanaan kegiatan perekaman e-KTP di Provinsi DKI Jakarta

diperpanjang hingga bulan April 2012.

Selain itu, tiga kegiatan strategis yang dibuat oleh Kementerian Dalam Negeri

belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Berdasarkan observasi yang dilakukan di

Kelurahan Ancol, masih ditemukan warga yang data kependudukannya bermasalah

seperti belum digunakannya NIK Nasional dalam dokumen kependudukannya,

adanya kesalahan pada tanggal, bulan, dan tahun lahir, masa berlaku KTP yang telah

habis, dan sebagainya. Hal ini didukung dengan pernyataan yang diungkapkan oleh

Tony Arifianto selaku tenaga operator e-KTP di Kelurahan Ancol dalam wawancara

berikut :

“Misalnya ada kesalahan di Ijazah, lahir tahun 87 ternyata dia di ijazahnya itu 88. Ada sering kesalahan seperti itu. kita menyuruh dia buat ngerubah, kita suruh ke sudin dulu. Karna kita ga mau nanti dia di e-KTP ini terus berlanjut, salah, karna kasian kan” (hasil wawancara mendalam dengan Tony Arifianto, 21 April 2012).

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

90

Universitas Indonesia

Pernyataan tersebut juga didukung dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak

Sanwani selaku Kepala Satuan Pelaksana Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kelurahan Ancol berikut :

“Gak bisa kalo saya gak bisa mbak karena itu kan namanya dia (KTP) mati itu kan ada dasar hukumnya. Dia harus bayar retribusi dendanya. Kalo kita rekam begitu berarti kita udah salah dong. Nanti kan pengambilan e-KTP, keadaan KTP harus hidup. Nanti tinggal tuker. Kalo umpamanya dia mati pegimana” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sanwani, 18 April 2012).

Berkaitan dengan data penduduk yang masih bermasalah, maka penduduk yang

bersangkutan tidak dapat melakukan kegiatan perekaman e-KTP sebelum

memperbaiki data kependudukan mereka terlebih dahulu ke Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara. Tidak hanya data penduduk yang

bermasalah, ditemukan pula pemalsuan data penduduk terutama pemalsuan tahun

lahir. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhammad Ikrar Idris selaku

tenaga operator e-KTP di Kelurahan Ancol dalam wawancara berikut :

“misalnya aslinya dia lahir tahun 98 tapi di komputer ketariknya tahun 94. Itu kita wawancara, itu dia gelagepan, entah dia secara ga sengaja kepleset atau dia pasti nengok orang yang bawa dia. kita kan bisa tahu dia bohong atau ga, gitu.. karena prinsipnya ini kata kasatpelnya ini namanya juga pemutakhiran. pemutakhiran itu dikatakan paling akhir, paling akhir itu harus yang paling baik, yang bagus. Kalo kita ambil datanya dia, setahu saya ketika dia direkam maka tidak akan bisa dirubah, selamanya” (hasil wawancara mendalam dengan Ikrar Idris, 18 April 2012).

Perbaikan-perbaikan identitas itulah yang diakui oleh Muhammad Ikrar Idris

selaku tenaga operator Kelurahan Ancol menjadi kendala dan mempengaruhi

implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan. Berikut hasil wawancara

mendalam dengan Muhammad Ikrar Idris :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

91

Universitas Indonesia

“Makanya saya bilang kendala yang paling sering adalah seperti yang tadi sudah disebutkan kasatpel adalah pertama adalah dari penduduknya dan kedua dari perbaikan identitas. Jadinya sekarang e-KTP itu mau liat kualitas apa kuantitas. Kalo mau liat kuantitas, kita ga perlu ada perbaikan, langsung rekam aja. Yang salah, salah udah biarin aja.”(hasil wawancara mendalam dengan Muhammad Ikrar Idris, 18 April 2012).

Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang diungkapkan oleh para informan,

dapat dikatakan bahwa sebenarnya hingga implementasi kegiatan e-KTP

dilangsungkan dalam hal ini di Kelurahan Ancol masih ditemukan kesalahan dalam

data kependudukan warga Kelurahan Ancol. Hal tersebut mengindikasikan bahwa

target yang telah dibuat oleh Kementerian Dalam Negeri melalui tiga kegiatan

strategis nasional belum sepenuhnya terlaksana. Seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya bahwa sebelum program nasional e-KTP dilaksanakan, telah terlebih

dahulu dilakukan kegiatan pemutakhiran data penduduk dan penerbitan NIK

Nasional. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seorang penduduk yang belum

melakukan pemutakhiran data tidak dapat melakukan kegiatan perekaman e-KTP.

Hal ini disebabkan karena penduduk tersebut belum mengganti NIK yang dimiliki

dengan NIK nasional. Hal-hal tersebut ternyata tidak sesuai dengan pernyataan yang

dikemukakan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk Kementerian

Dalam Negeri yang menyebutkan bahwa seluruh penduduk Indonesia telah memiliki

NIK Nasional, “Iyaa.. jadi per 31 Desember 2011 kemarin, pak Menteri Dalam

Negeri menyampaikan apa ehm.. menyampaikan secara publik lah ya ke media

massa bahwa seluruh penduduk Indonesia sudah memiliki NIK Nasional” (hasil

wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012). Pernyataan tersebut

berbeda dengan fakta yang terjadi di lapangan bahwa sebenarnya masih terdapat

warga yang belum memiliki NIK nasional sehingga datanya menjadi terkunci dan

tidak bisa melakukan perekaman e-KTP. Penduduk tersebut harus terlebih dahulu

melakukan perbaikan ke Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat.

Secara keseluruhan apabila dilihat berdasarkan masing-masing indikator yang

terdapat dalam dimensi ukuran dan tujuan kebijakan, dimensi ini memiliki pengaruh

dalam implementasi program nasional e-KTP. Hal ini disebabkan karena dimensi ini

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

92

Universitas Indonesia

berkaitan dengan dimensi yang menjadi landasan dasar bagi implementasi sebuah

kebijakan/program. Dari tiga indikator yang terdapat dalam dimensi ini, indikator

adanya target jangka pendek, menengah, atau panjang yang lebih memengaruhi

implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, Kecamatan

Pademangan, Jakarta Utara. Hal ini dapat telihat dari belum terpenuhinya salah satu

target yang terdapat dalam kegiatan strategis nasional yaitu pemutakhiran data

penduduk. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, masih ditemukan penduduk

yang belum memiliki NIK Nasional sehingga penduduk tersebut tidak dapat

melakukan kegiatan perekaman e-KTP karena data penduduk menjadi terkunci dan

harus memperbaikinya terlebih dahulu ke Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Jakarta Utara. Selain itu, masih ditemukan data penduduk yang belum bersih,

dalam arti masih ditemukannya kesalahan-kesalahan dalam penulisan nama, tempat,

tanggal, bulan, dan tahun lahir yang menyebabkan penduduk tersebut tidak dapat

langsung melakukan kegiatan perekaman e-KTP melainkan harus memperbaiki data

kependudukan tersebut ke Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta

Utara.

2. Sumber-Sumber Kebijakan

Faktor kedua yang dapat dilihat untuk mengukur implementasi sebuah

kebijakan maupun program sebagaimana yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van

Horn adalah sumber-sumber kebijakan. Sumber-sumber kebijakan menunjuk kepada

seberapa besar dukungan organisasi untuk melaksanakan program maupun kebijakan.

Sumber-sumber kebijakan terdiri dari beberapa hal antara lain sarana dan prasarana

yang mendukung, sumber daya manusia, dana, hingga teknologi yang digunakan.

Berikut akan dipaparkan masing-masing sumber kebijakan dalam implementasi e-

KTP di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara :

a. Sarana Dan Prasarana Yang Mendukung

Untuk menunjang implementasi sebuah kebijakan atau program, dibutuhkan

sarana dan prasarana yang mendukung seperti peralatan, gedung, dan sebagainya.

Untuk kegiatan implementasi e-KTP di Kelurahan Ancol, sarana yang digunakan

adalah peralatan (perangkat e-KTP) yang terdiri dari perangkat keras (hardware) dan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

93

Universitas Indonesia

perangkat lunak (software). Perangkat keras yang digunakan antara lain terdiri dari

monitor, pemindai mata (iris scanner), finger print, signature pad, kamera digital,

tripod, dan lain-lain sementara perangkat lunak (software) terdiri dari Operating

System (OS) Windows Server, Database Engine (Standard Edition per 5 User),

Aplikasi AFIS System, Anti Virus Client, serta Anti Virus Server.

Perangkat-perangkat tersebut diberikan dan didistribusikan oleh Kementerian

Dalam Negeri ke 197 Kabupaten/Kota yang sudah menyatakan kesiapannya dalam

melaksanakan program nasional e-KTP. Perangkat yang diberikan oleh Kementerian

Dalam Negeri hanya sampai pada tingkat Kecamatan yakni sebanyak 2 unit per

Kecamatan. Dari 197 Kabupaten/Kota yang telah siap melaksanakan e-KTP ternyata

pelayanan e-KTP tidak seluruhnya dilaksanakan di tingkat Kecamatan. Terdapat dua

wilayah yang mengajukan kegiatan pelayanan e-KTP di tingkat Kelurahan yakni

Provinsi DKI Jakarta dan Kota Surabaya. Dua wilayah tersebut mengajukan surat

permohonan kepada Menteri Dalam Negeri untuk melaksanakan kegiatan pelayanan

e-KTP di tingkat Kelurahan. Alasan dua wilayah tersebut adalah karena wilayah-

wilayah tersebut telah mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan program nasional e-KTP. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh

Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk, Direktorat Jenderal

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri dalam wawancara

berikut

“Sebenernya program kita itu sampai Kecamatan. Loh kok pak ada yang sampai Kelurahan? Nah boleh tapi dia mengajukan surat resmi ke Menteri Dalam Negeri bahwa mereka ingin mengadakan di Kelurahan. Di Indonesia ini ada dua yang mengajukan sampai Kelurahan yaitu DKI Jakarta sama Kota Surabaya karena mereka pasti dikasih sarana prasarananya, operatornya segala macem siap di Kelurahan, gedungnya itu udah siap, udah layak lah di Kelurahan”(hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012).

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kegiatan pelayanan e-KTP

dilaksanakan di tingkat Kecamatan, maka untuk implementasi pelayanan e-KTP di

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

94

Universitas Indonesia

tingkat Kelurahan menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah masing-masing untuk

menambah peralatan. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Indersan

selaku Kasubdit Identitas Penduduk Kementerian Dalam Negeri, “Karena terkait

dengan kontrak kita sampai kecamatan, ada daerah yang minta sampe Kelurahan.

Nah yang Kelurahan itu biaya sendiri. jadi kita cuman hanya apa memfasilitasi

sampai kecamatan. yang Kelurahan itu biaya dari pemda masing-masing untuk

menambah peralatan itu”(hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30

April 2012).

Dengan ketentuan tersebut, maka implementasi program nasional e-KTP di

Provinsi DKI Jakarta yang berada di tingkat Kelurahan menjadi tanggung jawab

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yaitu dengan menyediakan berbagai hal yang

diperlukan terutama perangkat e-KTP tambahan. Hal ini perlu dilakukan mengingat

jumlah perangkat e-KTP yang dihibahkan oleh Kementerian Dalam Negeri kepada

masing-masing Kecamatan yakni sebanyak dua unit tidak mencukupi untuk

ditempatkan di Kelurahan yang ada di Provinsi DKI Jakarta yang jumlahnya

mencapai 267 Kelurahan. Pengadaan perangkat e-KTP yang berada di Kelurahan

memang menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk

menyediakannya akan tetapi karena proses pelelangan perangkat e-KTP yang

dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

gagal, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

mengajukan surat permohonan kepada Kementerian Dalam Negeri untuk

meminjamkan perangkat e-KTP ke Kelurahan-Kelurahan di DKI Jakarta. Jumlah

perangkat yang dipinjamkan oleh Kementerian Dalam Negeri ke Provinsi DKI

Jakarta sebanyak 534 alat untuk 267 Kelurahan. Status peminjaman tersebut berakhir

setelah proses perekaman e-KTP secara massal pada tanggal 30 April 2012 selesai

dan perangkat tersebut akan ditarik kembali oleh Kementerian Dalam Negeri. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Alina Balqis selaku Kepala Bidang Data dan

Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dalam

wawancara berikut:

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

95

Universitas Indonesia

”Pemassalan pelayanan e-KTP di DKI Jakarta dilaksanakan di tingkat Kelurahan, sedangkan peralatan yang dihibahkan oleh Kemendagri basisnya adalah kecamatan (2 unit per kecamatan), sehingga secara keseluruhan DKI Jakarta mendapat hibah 88 unit, sedangkan jumlah perangkat e-KTP di Kelurahan selebihnya bersifat pinjaman yang akan ditarik oleh Depdagri setelah April 2012 (hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 10 April 2012).

Adapun jumlah perangkat yang dipinjamkan di masing-masing Kelurahan

berbeda-beda tergantung dari banyaknya jumlah wajib KTP yang dilayani. Di

Kelurahan Ancol, jumlah perangkat e-KTP yang dipinjamkan sebanyak dua set yang

terdiri dari 2 pemindai mata (iris scanner), 2 finger print, 2 signature pad, 2 kamera

digital, 2 tripod, 2 keyboard, 2 monitor, 2 server dan lain-lain. Berikut adalah gambar

satu perangkat e-KTP di Kelurahan Ancol yang terdiri dari kamera, tripod, finger

print, signature pad, iris mata, monitor, keyboard, dan CPU.

Gambar 5.1 Satu Set Perangkat e-KTP Yang Digunakan Dalam Kegiatan Perekaman e-KTP

Sumber: dokumentasi peneliti (2012)

Dalam kegiatan perekaman e-KTP di Kelurahan Ancol, jumlah perangkat yang

digunakan sebanyak dua set. Dua set perangkat tersebut digunakan secara penuh pada

saat kegiatan perekaman e-KTP tahap pertama yaitu bulan Agustus hingga Desember

2011 dan ketika masa perpanjangan e-KTP yang dilaksanakan pada bulan Januari

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

96

Universitas Indonesia

hingga April 2012, jumlah perangkat yang digunakan hanya satu set. Hal ini

disebabkan karena ketika masa perpanjangan e-KTP, jumlah warga yang datang ke

Kelurahan Ancol untuk melakukan kegiatan perekaman e-KTP semakin berkurang.

Hal ini didukung dengan penuturan Bapak Sanwani selaku Kepala Satuan Pelaksana

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kelurahan Ancol, “Saya pasang satu. kalo dua-

duanya itu kan waktu pertama bejubel. Nah sekarang pas masa perpanjangan kan

udah ga bejubel. Jadi pas implementasi pertama kita pake dua meja ini”(hasil

wawancara mendalam dengan Bapak Sanwani, 18 April 2012).

Gambar 5.2 Penduduk Yang Sedang Melakukan Kegiatan Perekaman Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga operator e-KTP

Sumber: dokumentasi peneliti, 2012

Berkaitan dengan perangkat e-KTP, kondisi perangkat e-KTP yang terdapat di

Kelurahan Ancol berada dalam kondisi baik akan tetapi apabila dilihat dari koneksi,

jaringan di Kelurahan ini seringkali bermasalah. Hal ini sebagaimana yang

diungkapkan oleh Bapak Sugeng Wibowo selaku Sekretaris Kelurahan Ancol,

“masalahnya salah satunya adalah alat yang ada di kita itu terkadang itu seringkali

bermasalah, misalnya jaringan. Jaringan servernya bermasalah” (hasil wawancara

mendalam dengan Bapak Sugeng Wibowo, 18 April 2012).

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

97

Universitas Indonesia

Untuk mengatasi masalah koneksi jaringan yang seringkali terjadi, Kelurahan

Ancol melakukan upaya untuk mengatasinya antara lain dengan melaporkan masalah

tersebut kepada Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

sebagaimana yang dikemukakan Bapak Sugeng Wibowo selaku Sekretaris Kelurahan

Ancol, “Ya paling kita lapor sudin. Ya tapi apakah sudin itu hanya melayani satu

kelurahan saja? Kan tidak” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sugeng

Wibowo, 18 April 2012). Sebenarnya penanganan untuk masalah-masalah yang

berkaitan dengan perangkat e-KTP berdasarkan ketentuan yang ada adalah dengan

melaporkannya kepada Pendamping Kelurahan (damkel). Adapun job description

dari damkel tersebut adalah melakukan pengecekan serta melaporkan apabila terdapat

kerusakan dari alat-alat atau terdapat masalah dalam hal jaringan untuk kemudian

disampaikan kepada pendamping tingkat kota dan disampaikan kepada konsorsium.

Dalam hal ini, damkel yang terdapat di Kelurahan Ancol berasal dari Sucofindo.

Damkel yang sedianya membantu mengatasi permasalahan seputar perangkat dan hal

teknis lainnya, tidak dapat berbuat banyak. Hal ini disebabkan karena tenaga damkel

yang terdapat di Kelurahan Ancol kurang menguasai teknologi informasi (IT). Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Sugeng Wibowo selaku Sekretaris

Kelurahan Ancol, “Ya kalo kita liat pendamping itu kan mereka tenaga kontrak.

Apakah kemampuan, penguasaan IT nya mereka sudah sesuai harapan? penguasaan

IT nya juga belum beres” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sugeng

Wibowo, 18 April 2012). Damkel yang ditugaskan di Kelurahan sudah seharusnya

memiliki kemampuan serta pengetahuan teknologi informasi yang mumpuni

mengingat sebagian besar alat yang dioperasikan dalam kegiatan perekaman e-KTP

merupakan alat dengan teknologi canggih seperti iris mata, finger print dan

sebagainya. Penguasaan akan teknologi dan informasi menjadi sangat penting bagi

damkel karena tidak hanya berkaitan dengan performa alat yang digunakan tetapi

juga berkaitan dengan pencapaian dari program nasional e-KTP ini. Dengan kualitas

damkel yang mumpuni, kerusakan ataupun masalah yang ditimbulkan dari perangkat

e-KTP dapat diminimalisir.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

98

Universitas Indonesia

Selain perangkat e-KTP yang terdapat di Kelurahan, Kementerian Dalam

Negeri juga memberikan perangkat e-KTP mobile di masing-masing wilayah di

Provinsi DKI Jakarta dimana masing-masing wilayah mendapatkan satu perangkat e-

KTP mobile. Selain itu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI

Jakarta juga melakukan penambahan sekitar beberapa perangkat e-KTP mobile. Hal

ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Alina Balqis selaku Kepala Bidang Data

dan Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, “alat

mobile untuk e-KTP dari DDN itu 1 alat untuk 1 wilayah dan ada tambahan juga

dari dinas dukcapil” (hasil wawancara mendalam dengan ibu Alina Balqis, 4 April

2012). Adanya perangkat e-KTP mobile tersebut bertujuan untuk mempercepat proses

perekaman e-KTP serta sebagai bentuk pelayanan jemput bola kepada penduduk yang

tidak mampu untuk datang ke Kelurahan akibat sakit yang diderita. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Syuhada selaku Kepala Seksi

Pendaftaran Penduduk Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Administrasi Jakarta Utara dalam wawancara berikut :

“pelayanan mobile itu kita lakukan dua kali. Yang pertama hari sabtu, itu rutin, yang kedua itu pada hari kerja kalo ada orang yang sakit, kita datengin dia kalo seumpama dia sakit di rumah ya kita datengin rumahnya kalo dia di rumah sakit ya kita ke rumah sakit” (hasil wawancara mendalam, 13 April 2012).

Demikian dengan Kelurahan Ancol. Kelurahan ini merupakan salah satu

Kelurahan yang mendapat giliran untuk melakukan pelayanan e-KTP mobile.

Perangkat e-KTP mobile yang digunakan sebanyak satu set akan tetapi telah terjadi

penambahan perangkat sehingga jumlah perangkat e-KTP mobile yang ada pada saat

ini adalah dua set. Perangkat tersebut dipinjamkan dan digunakan secara bergantian

antara satu Kelurahan dengan Kelurahan lain sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.

Hal ini sebagaimana yang dikemukakan Tony Arifianto selaku tenaga operator e-KTP

di Kelurahan Ancol dalam wawancara berikut :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

99

Universitas Indonesia

“alat untuk pelayanan mobile ada satu tapi sekarang ada dua karena kita pake gantian. Karena di sini ada berapa Kelurahan. Jadi kita bergantian aja pakenya. Jadi kita liat kalo dia ini, kita langsung kesono. Seumpama ada orang sakit. Orang sakit kan gak mungkin dateng ke Kelurahan, jadi kita datengin ke rumahnya.” (hasil wawancara mendalam dengan Tony Arifianto, 21 April 2012).

Jumlah perangkat yang tersedia untuk kegiatan pelayanan e-KTP mobile dalam

satu wilayah tidak mencukupi. Hal ini disebabkan karena dalam satu wilayah terdiri

dari beberapa Kecamatan dan puluhan Kelurahan. Untuk wilayah Jakarta Utara yang

terdiri dari 6 Kecamatan dan 31 Kelurahan, jumlah perangkat e-KTP mobile yang

tersedia sebanyak 2 unit. Jumlah tersebut tidak mencukupi untuk digunakan secara

bergantian antara satu Kelurahan dengan Kelurahan lain. Minimnya perangkat e-KTP

mobile yang digunakan tidak seimbang dengan dana yang dikeluarkan oleh

Pemerintah terkait dengan implementasi program nasional ini yang jumlahnya tidak

sedikit. Dana yang dikeluarkan tersebut ternyata tidak sebanding dengan kondisi yang

terjadi di lapangan dimana jumlah perangkat e-KTP mobile yang tersedia tidak

mencukupi. Kritik akan hal tersebut muncul dari Ketua Gerakan Masyarakat

Transparansi Pelayanan Publik Indonesia (Gematrappi) yaitu Bapak Krisbudiardjo,

“.. mesin ini mobile juga, komputer tidak per Kelurahan jadi pindah dari ke

Kelurahan sini, ke Kelurahan sana seolah-olah tidak pakai modal ya padahal

biayanya sangat besar, itu yang terjadi” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak

Krisbudiardjo, 28 April 2012).

Dalam pelayanan e-KTP mobile terdapat sedikit kendala yang dihadapi yaitu

lamanya waktu proses penyimpanan data. Hal ini disebabkan karena perangkat yang

digunakan dalam pelayanan mobile berupa laptop sementara data yang disimpan

adalah data dengan ukuran file yang besar sehingga proses penyimpanan data tersebut

memakan waktu yang agak lama. Data penduduk yang telah terekam kemudian

disimpan ke dalam hard disk dan langkah selanjutnya dengan memindahkan ke

server yang terdapat di Kelurahan. Proses penyimpanan data tersebut agak sedikit

menghambat proses perekaman data karena harus menunggu data hingga tersimpan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

100

Universitas Indonesia

dengan sempurna. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Tony Arifianto selaku

tenaga operator e-KTP di Kelurahan Ancol dalam wawancara berikut :

“Kendalanya ga ada, kalo di mobile paling lama doang karena dia kan laptop, lain ama PC dan dia ga menggunakan jaringan, hanya disimpen di hard disk terus dipindahin ke server sini. Paling berat, setiap orang foto, nyimpen, jadi beban, jadi lama. Itu doang” (hasil wawancara mendalamdengan Tony Arifianto, 21 April 2012).

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Syuhada selaku Kepala Seksi Pendaftaran

Penduduk Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi

Jakarta Utara yang mengatakan bahwa untuk pelayanan e-KTP mobile, kendala yang

terjadi adalah data yang tidak sinkron serta pemindahan data dari laptop ke server

Kelurahan, “Saya rasa tidak begitu banyak kesulitan yang layanan KTP mobile itu

cuma kita memindahkan ke server kelurahannya. mana kita apa namanya

memindahkan data ke server per kelurahan masing-masing.” (hasil wawancara

mendalam dengan Bapak Syuhada, 13 April 2012).

Selain sarana, sumber kebijakan yang sama pentingnya dalam implementasi

program nasional e-KTP adalah prasarana yang meliputi penyediaan tempat

pelayanan e-KTP dan ruang tunggu, kursi, dan sebagainya. Berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan, prasarana yang digunakan Kelurahan Ancol untuk

melaksanakan kegiatan perekaman e-KTP kurang memadai. Hal ini dapat terlihat

dari tempat pelayanan e-KTP yang digunakan untuk melakukan perekaman e-KTP

kurang luas. Demikian halnya dengan ruang tunggu yang disediakan bagi warga

yang menunggu giliran perekaman e-KTP juga kurang memadai. Hal ini dapat

terlihat dari kurangnya jumlah kursi di ruang tunggu sehingga warga yang sedang

mengantri untuk melakukan perekaman terpaksa berdiri. Kurang memadainya

prasarana yang tersedia di Kelurahan Ancol didukung oleh pernyataan seorang warga

Kelurahan Ancol yang telah melakukan perekaman e-KTP dalam wawancara berikut:

“Pelayanan di Kelurahan ini agak kurang ya. Masa kita nunggu giliran buat bikin e-KTP berdiri. Harusnya kursinya ditambah. Terus dibikin line seperti

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

101

Universitas Indonesia

kalo kita mengantri di bank itu ya biar jelas yang dateng duluan, dipanggilnya duluan. Perlu juga dipasang kipas angin, kan gerah juga kalo nunggu”(hasil wawancara mendalam dengan salah satu warga Kelurahan Ancol, 28 April 2012).

Berdasarkan pemaparan serta pernyataan yang dikemukakan oleh para informan,

dapat disimpulkan bahwa dari indikator sarana dan prasarana yang mendukung,

pelaksanaan program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan

masih perlu diperbaiki dan ditambah kualitasnya sehingga pelayanan e-KTP dapat

berjalan dengan lancar.

b. Teknologi Yang Mendukung

Indikator kedua yang terdapat dalam dimensi sumber kebijakan adalah

teknologi yang mendukung. Program nasional KTP elektronik (e-KTP) merupakan

program yang tergolong baru di Indonesia khususnya dalam sektor publik. Sebelum

program e-KTP ini hadir, Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang menjadi objek dalam

program nasional ini dalam proses pembuatannya masih bersifat manual dan hanya

menggunakan teknologi sederhana. Hal tersebut berbeda dengan program nasional e-

KTP yang ada pada saat ini dimana dalam proses pembuatannya, e-KTP sarat akan

teknologi.

Teknologi yang digunakan dalam pembuatan e-KTP adalah biometric dan chip.

Biometric adalah verifikasi dan validasi sistem melalui pengenalan karakteristik fisik

atau tingkah laku manusia seperti sidik jari (fingerprint), retina mata, DNA, bentuk

wajah, dan bentuk gigi (“apa”). Kegunaan biometric digunakan dalam pembuatan e-

KTP adalah karena data yang direkam melalui biometric ini tidak dapat hilang, sulit

di duplikasi, serta keaslian lebih terjamin karena harus menghadirkan person sebagai

alat validasi (Himatesil, 2012). Dari berbagai macam jenis pengamanan dengan

biometric tersebut, yang digunakan dalam pembuatan e-KTP adalah sidik jari (finger

print) dan iris mata. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak

Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri. dalam wawancara berikut:

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

102

Universitas Indonesia

“Ini (e-KTP) pake sidik jari terus ada tanda tangan ini kita rekam dan foto juga kita rekam terus dimasukin ke dalam chip itu tadi. Teknologinya biometric dan chip. Tanda tangan, foto, sidik jari kita ada disini untuk apa menyatakan bahwa KTP ini memang punya kita”(hasil wawancara mendalamdengan Bapak Indersan, 30 April 2012)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa jenis pengamanan yang

terdapat dalam pembuatan e-KTP adalah sidik jari dan iris mata. Sidik jari (finger

print) menunjukkan ketunggalan identitas seseorang. Untuk melihat ketunggalan

identitas seseorang, terdapat dua aktifitas yang dilakukan yaitu (Kementerian Dalam

Negeri, 2011) :

1) Identifikasi

Aktifitas pertama yang dilakukan adalah identifikasi. Aktifitas ini merupakan

aktifitas yang penting karena dalam aktifitas ini dilakukan proses mengenali

identitas seseorang lewat seleksi dan pencocokan terhadap keseluruhan data

identitas yang terekam pada database. Pada proses ini dilakukan pencocokan one-

to-many (1:N) untuk memastikan bahwa identitas orang yang dicari ada dalam

database atau tidak serta untuk memastikan bahwa identitas tersebut bersifat

tunggal.

2) Verifikasi

Aktifitas kedua yang dilakukan untuk menunjukkan ketunggalan identitas adalah

verifikasi. Aktifitas ini juga berperan penting dalam implementasi e-KTP.

Verifikasi adalah proses mengotentikasi identitas seseorang dengan

membandingkan hasil pengambilan karakteristik sidik jari dengan data yang

sebelumnya telah terekam pada database. Pada proses ini dilakukan pencocokan

one-to-one (1:1) untuk mengkonfirmasi bahwa identitas seseorang tersebut adalah

benar.

Jenis pengamanan lainnya yang digunakan untuk e-KTP selain sidik jari adalah

iris mata. Iris mata adalah teknologi untuk mengidentifikasi seseorang dengan cara

mengambil citra digital beresolusi tinggi terhadap iris mata dan salah satu biometric

yang bergantung pada keunikan pola iris mata. Berdasarkan hasil penelitian yang

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

103

Universitas Indonesia

dilakukan para ahli disimpulkan bahwa pola iris mata tiap individu berbeda, sangat

stabil (tidak berubah) untuk jangka waktu yang lama dan terlindungi oleh kornea dan

aqueous humor sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi identitas

ketunggalan seseorang (Himatesil, 2012).

Selain biometric, teknologi lain yang digunakan dalam e-KTP adalah

digunakannya chip di dalam e-KTP. Chip merupakan alat penyimpan data elektronik

penduduk yang dapat dibaca secara elektronik dengan alat pembaca dan sebagai

pengaman data kependudukan. Chip memiliki metode pengamanan data berupa

autentikasi antara chip dan reader writer (anti cloning), dan kerahasiaan data

(enkripsi) serta tanda tangan digital. Di dalam chip terdapat struktur data yang

meliputi biodata penduduk, tanda tangan penduduk, pas photo, serta kode keamanan

yang terdiri dari sidik jari dan tanda tangan elektronik. Penggunaan chip dalam e-

KTP telah sesuai dengan perintah yang terdapat dalam Undang-Undang No. 23

Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan Pasal 64 ayat (3) yang

menyebutkan bahwa dalam KTP harus disediakan ruang untuk memuat kode

keamanan dan rekaman elektronik pencatatan peristiwa penting. Kode keamanan

yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut adalah chip. Letak chip pada e-KTP

adalah berada di dalam yakni berada di lapisan kelima dari sembilan lapisan yang

terkandung di dalamnya. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi sebagai lapisan

keamanan yang melindungi chip dari hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini

sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas

Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian

Dalam Negeri. dalam wawancara berikut :

“ini kan terdiri dari 9 lapisan. Chip itu ditaro di lapisan kelima, kenapa di lapisan kelima? karena untuk keamanan. Jadi kita masukin di lapisan kelima terus kita lapisin lagi. nah di lapisan terakhir kita laminating. Jadi ini udah di laminating, ga usah di laminating lagi. coba kalo ATM atau kartu kredit, itu kan dia chipnya diluar. Kalo chipnya di dalem, susah untuk keamanan. Jadi untuk security keamanan data kita, data kita itu bukannya mau diobral sembarangan. Begitu juga di databasenya, securitynya ada” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012)

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

104

Universitas Indonesia

Secara keseluruhan, teknologi yang digunakan dalam implementasi program

nasional e-KTP ini merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan security

data penduduk. Hal ini dapat terlihat dari digunakannya chip sebagai alat untuk

menyimpan data pribadi penduduk yang tersimpan di dalam e-KTP serta dilindungi

oleh beberapa lapisan. Peraturan lebih lanjut mengenai spesifikasi atau teknologi

yang digunakan diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 2011

Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2009

Tentang Standar dan Spesifikasi Perangkat Keras, Perangkat Lunak dan Blanko Kartu

Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional. Dalam

peraturan tersebut disebutkan beberapa aplikasi yang mendukung KTP elektronik

seperti sistem AFIS (Automatic Finger Print Identification System). Sistem ini

merupakan sistem yang terintegrasi dengan biodata, pas photo dan sidik jari pada chip

dan SIAK serta terkonsolidasi dengan pusat data kependudukan.

c. Dana yang dibutuhkan

Indikator ketiga yang digunakan dalam dimensi sumber kebijakan adalah dana.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam implementasi sebuah kebijakan/program, dana

merupakan salah satu sumber daya yang berperan penting. Sebuah kebijakan/program

yang bagus, tidak akan berarti apabila tidak diimbangi dengan sumber pendanaan

yang kuat. Demikian pula dengan program nasional e-KTP. Implementasi program

nasional e-KTP membutuhkan dukungan finansial yang jumlahnya tidak sedikit. Hal

ini karena dalam pelaksanaan program nasional e-KTP menggunakan teknologi serta

perangkat yang canggih.

Dalam pelaksanaan program nasional e-KTP, Kementerian Dalam Negeri

selaku pembuat kebijakan bekerjasama dengan pihak ketiga (konsorsium) dalam hal

pengadaan barang dan jasa. Konsorsium merupakan pihak ketiga yang telah melalui

proses tender dalam pengadaan barang dan jasa untuk pelaksanaan program nasional

e-KTP. Konsorsium merupakan gabungan dari beberapa perusahaan yang berbeda.

Dalam implementasi program nasional e-KTP, setidaknya terdapat empat perusahaan

yang tergabung dalam konsorsium yang diketuai oleh Percetakan Negara Repbulik

Indonesia (PNRI). Adapun keempat perusahaan tersebut adalah Indosat, LEN,

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

105

Universitas Indonesia

Quadra, serta Sucofindo. Perusahaan-perusahaan tersebut dalam pelaksanaan e-KTP

menangani urusan yang berbeda. Indosat menangani urusan jaringan komunikasi,

LEN menangani urusan aplikasi, Quadra menangani urusan perangkat e-KTP, dan

Sucofindo menangani urusan bimbingan teknis dan urusan sumber daya manusia. Hal

ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas

Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian

Dalam Negeri. dalam wawancara berikut :

“iya. Jadi ada PNRI, ada indosat jaringan indosat, ada untuk bintek itu pendamping kabupaten/kota, desa/kelurahan Kecamatan itu sucofindo. Ada yang untuk aplikasinya itu PT. LAN, ada untuk alatnya itu kuadra. Kalo untuk pengadaan alatnya, dicari solusinya Quadra itu dan distribusi ke seluruh Indonesia” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012)

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2011 Pasal 9 ayat (1) Tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Penerapan

Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional

disebutkan bahwa pembiayaan perangkat keras, perangkat lunak, blanko KTP

berbasis NIK, dan pemberian bimbingan teknis pelayanan KTP berbasis NIK oleh

Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (3), dibebankan

pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Seperti yang telah dijelaskan dalam indikator sebelumnya bahwa pelaksanaan

e-KTP merupakan rangkaian terakhir dari tiga kegiatan strategis nasional di bidang

Kependudukan. Sebelum pelaksanaan e-KTP, telah terlebih dahulu dilaksanakan

kegiatan pemutakhiran data serta penerbitan NIK. Pendanaan dua kegiatan strategis

nasional tersebut juga berasal dari APBN. Dengan demikian, total keseluruhan dana

yang dianggarkan Pemerintah untuk melaksanakan tiga kegiatan strategis nasional

sebesar Rp 6,679 Trilyun dengan rincian Rp 384 Milyar untuk kegiatan pemutakhiran

data di semua Kabupaten/Kota & penerbitan NIK di 329 Kabupaten/ Kota, Rp. 2,468

Trilyun untuk penerbitan NIK di 168 Kabupaten/Kota & pelaksanaan e-KTP di 197

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

106

Universitas Indonesia

Kabupaten/Kota, serta Rp. 3,827 Trilyun untuk kegiatan pelaksanaan e-KTP di 300

Kabupaten/Kota (Kementerian Dalam Negeri, 2011).

Adapun komponen yang dibiayai dari APBN adalah perangkat e-KTP, blanko

KTP ditambah untuk personalisasi (pencetakan), pelatihan (bimbingan teknis), serta

jaringan komunikasi data. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak

Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal Administrasi

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, “pelatihan atau

bintek, jaringan komunikasi data contohnya modem, parabola, Alat sama blanko

KTP elektroniknya tapi emm.. gimana ngomongnya ya. Kalo blanko kosong gini,

berarti ini doang kita kasih, gak ada tulisan namanya. Ini di print juga kan, jadi

tintanya juga” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012).

Untuk komponen perangkat e-KTP, dana yang di anggarkan sebesar 5,8

Miliar. Untuk blanko (bahan dasar) e-KTP, dana yang dibutuhkan sekitar 3,7 Miliar.

Jumlah tersebut diperoleh dari perhitungan atas biaya yang dibutuhkan untuk 1

keping blanko e-KTP yang menghabiskan biaya sekitar Rp 20.500 (dua puluh ribu

lima ratus rupiah). Biaya tersebut kemudian dikali dengan jumlah Wajib KTP seluruh

Indonesia yakni sekitar 172 juta jiwa sehingga total biaya adalah sebesar Rp 3,5

Milyar. Jumlah tersebut belum termasuk biaya print (pencetakan) karena tinta yang

digunakan untuk mencetak blanko tersebut adalah tinta yang sudah mendapat

legalisasi dari Lembaga Sandi Negara (LSN) yang mengandung kode-kode tertentu.

Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit

Identitas Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kementerian Dalam Negeri, “Tintanya khusus, gak bisa sembarang. Ya karena ada

itu tadi kode-kode khusus dari lembaga sandi negara, terkait dengan security” (hasil

wawancara mendalam, 30 April 2012).

Komponen selanjutnya yang dibiayai dari APBN terkait implementasi e-KTP

adalah kegiatan pelatihan untuk tenaga operator e-KTP atau lebih dikenal dengan

bimbingan teknis (bintek). Bintek dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri

bekerja sama dengan pihak konsorsium yaitu Sucofindo. Dalam bintek ini, para

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

107

Universitas Indonesia

tenaga operator e-KTP menjalani proses pelatihan dimana dalam pelatihan tersebut

biaya selama menjalani pelatihan dibiayai oleh APBN.

Mengingat implementasi program nasional e-KTP di Provinsi DKI Jakarta

berada pada tingkat Kelurahan, maka pendanaan untuk melaksanakan program

nasional e-KTP juga berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Untuk tahun 2011, alokasi anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk

implementasi program e-KTP sebesar Rp 14.675.425.740 (empat belas milyar enam

ratus tujuh puluh lima juta empat ratus dua puluh lima ribu tujuh ratus empat puluh

rupiah). Jumlah tersebut diasumsikan bahwa tidak semuanya habis terpakai dan rata-

rata penyerapan anggaran tertinggi adalah sebesar 60%. Untuk tahun 2012 yaitu

ketika masa perpanjangan e-KTP, jumlah dana yang di anggarkan tidak sebesar tahun

2011 yakni sekitar Rp. 11.558.622.200 (sebelas milyar lima ratus lima puluh delapan

juta enam ratus dua puluh dua ribu dua ratus rupiah). Jumlah tersebut mengalami

penurunan disebabkan karena ada beberapa komponen yang dibiayai dari APBD

mengalami pengurangan.

Adapun komponen-komponen yang dibiayai dari APBD Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta meliputi honor tenaga operator e-KTP, daya listrik, sosialisasi, serta

sarana dan prasarana. Untuk komponen honor tenaga operator e-KTP, honor yang

diterima oleh tenaga operator e-KTP terbagi menjadi dua yaitu honor yang diterima

per bulan serta uang lembur. Adapun uang lembur yang dibayarkan dihitung

berdasarkan jam. Untuk tahun anggaran 2011, honor lembur hari kerja yang

dibayarkan per jam sebesar Rp 7.800,00 (tujuh ribu delapan ratus rupiah) sementara

untuk lembur hari libur honor yang dibayarkan per jam sebesar Rp 11.000,00 (sebelas

ribu rupiah). Untuk honor yang diterima tenaga operator e-KTP per bulan sebesar Rp.

1.350.000,00 (satu juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah). Dengan jumlah tenaga

operator e-KTP di wilayah Jakarta Utara sebanyak 208 orang, maka jumlah

keseluruhan dana yang dibutuhkan untuk honor per bulan sebesar Rp

1.123.200.000,00 (satu milyar seratus dua puluh tiga juta dua ratus ribu rupiah) (Suku

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara)

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

108

Universitas Indonesia

Untuk tahun 2012, jumlah anggaran tidak sebesar tahun anggaran 2011. Hal ini

disebabkan karena terdapat pengurangan jumlah tenaga operator e-KTP yang

digunakan. Jumlah tenaga operator e-KTP yang digunakan di wilayah Jakarta Utara

pada masa perpanjangan e-KTP adalah sebanyak 109 orang. Pada saat masa

perpanjangan e-KTP pada tahun 2012, jumlah warga yang datang ke Kelurahan untuk

melakukan kegiatan perekaman e-KTP tidak terlalu besar. Hal ini berimbas pada

berkurangnya jumlah tenaga operator yang digunakan. Pengurangan jumlah tenaga

operator e-KTP tersebut ternyata justru menambah jumlah honor yang dibayarkan

setiap bulannya yaitu sebesar Rp 1.529.150,00 (satu juta lima ratus dua puluh

sembilan ribu seratus lima puluh rupiah). Kenaikan honor tersebut disebabkan karena

diterbitkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang pada intinya

mengatakan bahwa Honor Minimum Regional adalah Rp. 1.500.000,00 (satu juta

lima ratus ribu rupiah) sehingga jumlah keseluruhan untuk honorarium tenaga

operator e-KTP adalah sebesar Rp 666.709.400,00 (enam ratus enam puluh enam juta

tujuh ratus sembilan ribu empat ratus rupiah)

Komponen selanjutnya yang dibiayai dari APBD adalah penambahan daya

listrik. Untuk mempermudah serta memperlancar implementasi e-KTP, Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan PT.

PLN menambah daya listrik di masing-masing Kelurahan. Hal ini dilakukan karena

dalam pelaksanaan kegiatan perekaman e-KTP, peralatan yang digunakan

menghabiskan daya listrik yang besar. Oleh sebab itu, untuk memperkuat daya listrik

di Kelurahan, maka daya listrik di masing-masing Kelurahan ditambah atau

dinaikkan. Dengan adanya kenaikan daya listrik tersebut, maka Kelurahan tidak

terkena pemadaman listrik secara bergilir. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan

oleh Ibu Alina Balqis selaku Kepala Bidang Data dan Kependudukan Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dalam wawancara berikut :

“Jadi di kontrak itu jaminan tidak ada mati. Jadi ketika daerah sekitarnya mati disitu ada jaminan bahwa ga boleh mati. Meskipun di kelurahan secara keseluruhan mati, tapi itu ga. Karena itu tersendiri, ga nyantol di kelurahan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

109

Universitas Indonesia

dan mungkin yang mati itu untuk pelayanan KTP biasa.”(hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012)

Komponen selanjutnya yang dibiayai dari APBD adalah untuk kegiatan

sosialisasi. Kegiatan sosialisasi ini memiliki tujuan untuk menyampaikan isi serta

tujuan dari kebijakan/program kepada kelompok sasaran kebijakan/program.

Demikian pula dengan program nasional e-KTP ini. Untuk menyampaikan tujuan

serta informasi penting lainnya terkait dengan implementasi program nasional e-KTP,

Pemerintah melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil mencetak berbagai media publikasi seperti

spanduk, leaflet, dan banner yang dipasang di tempat-tempat umum atau di

Kelurahan-Kelurahan. Berikut adalah gambar brosur e-KTP :

Gambar 5.3 Contoh Leaflet e-KTP

Sumber : Dokumentasi penulis, 2012

Komponen terakhir yang didanai oleh APBD adalah sarana dan prasarana.

Untuk pelaksanaan kegiatan pemassalan e-KTP di Provinsi DKI Jakarta yang

dilakukan di Kelurahan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan sejumlah

sarana dan prasarana seperti tenda, kursi tambahan, parabola, dan sebagainya. Hal ini

dilakukan karena tidak semua Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta memiliki fasilitas

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

110

Universitas Indonesia

yang memadai untuk pelaksanaan kegiatan perekaman e-KTP. Hal ini diperkuat

dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Ibu Alina Balqis selaku Kepala Bidang

Data dan Informasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Provinsi DKI Jakarta, “Di DKI itu relatif mudah ya tapi ada daerah-daerah yang

susah. Misalnya kelurahan mangga dua. Kita kalah dengan gedung-gedung. Jadi

kami harus pasang tower besar tuh.” (hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina

Balqis, 4 April 2012).

Berdasarkan pemaparan dan pernyataan-pernyataan yang dikemukakan oleh

para informan, dapat disimpulkan bahwa dana yang dianggarkan oleh Pemerintah

baik oleh Pemerintah Pusat yang berasal dari APBN maupun oleh Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta yang berasal dari APBD untuk pelaksanaan program nasional e-

KTP sangat besar. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menganggarkan dana pada tahun

2011 sebesar Rp 14.675.425.740 dan Rp 11.558.622.200 pada tahun 2012 sementara

dana yang dianggarkan oleh Pemerintah Pusat yang berasal dari APBN untuk

pelaksanaan program nasional e-KTP adalah sebesar 6,679 Trilyun.

d. Sumber Daya Manusia

Indikator terakhir yang termasuk dalam sumber kebijakan adalah sumber daya

manusia. Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang berperan penting

dalam implementasi suatu kebijakan atau program. Hal ini karena suatu

kebijakan/program tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya pihak yang

melaksanakan. Secanggih apapun teknologi yang digunakan untuk menjalankan

program atau kebijakan, tidak dapat berjalan lancar apabila tidak diproses oleh

manusia (Sirait, 2007:3). Demikian dengan program nasional e-KTP ini. e-KTP

merupakan program nasional yang sarat teknologi dan teknologi tersebut tidak

berdaya guna apabila tidak melibatkan peran dari manusia.

Untuk melaksanakan program nasional e-KTP, Pemerintah dalam hal ini

Kementerian Dalam Negeri menggunakan tenaga operator e-KTP sebagai pihak yang

melaksanakan program nasional e-KTP. Untuk tenaga operator e-KTP, ketentuan

yang berasal dari Kementerian Dalam Negeri sebagai pembuat program nasional ini

adalah bahwa tenaga operator e-KTP diambil dari Pemerintah Daerah yang berstatus

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

111

Universitas Indonesia

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh

Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, “Operator itu dari

Pemerintah daerah, dari dinas dukcapil. Pokoknya Pemerintah daerah lah. Mau dia

pake dinas dukcapil boleh, mau pake orang di kecamatan boleh. Itu nanti di bintek

sama konsorsium selama 2 hari mereka itu untuk mengoperasionalkan alat

perekaman”(hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012).

Ketentuan tersebut berbeda dengan ketentuan penggunaan tenaga operator e-

KTP di Provinsi DKI Jakarta. Ketentuan yang berlaku dalam hal penggunaan tenaga

operator e-KTP di Provinsi DKI Jakarta adalah menggunakan tenaga kontrak

(outsourcing). Hal ini disebabkan karena keterbatasan jumlah pegawai Administrasi

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil yang berada di masing-masing Kelurahan

sementara implementasi program nasional e-KTP ini membutuhkan banyak sumber

daya manusia. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Alina Balqis selaku Kepala

Bidang Data dan Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI

Jakarta, ”Mengingat keterbatasan jumlah pegawai, maka operator pemassalan

pelayanan e-KTP dilakukan melalui outsourcing, sebanyak 1.414 orang yang

ditempatkan di 267 Kelurahan dan 6 Suku Dinas (rata-rata 4-6 orang)”. (hasil

wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 10 April 2012).

Atas dasar itulah yang kemudian membuat Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam

memberikan pelayanan kependudukan mengambil keputusan menggunakan tenaga

outsorcing untuk tenaga operator e-KTP. Menindaklanjuti keputusan tersebut, maka

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengumumkan penerimaan tenaga

operator e-KTP ke Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai pihak

yang berwenang untuk melakukan perekrutan tenaga operator e-KTP di lima wilayah

kota Administrasi dan satu Kabupaten Administratif. Hal ini sesuai dengan

pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak Syuhada selaku Kepala Seksi Pendaftaran

Penduduk Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta

Utara, “Ehm.. yang melakukan perekrutan untuk tenaga operator e-KTP itu kita,

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

112

Universitas Indonesia

dalam arti suku dinas kependudukan atas perintah dari dinas kependudukan dan

Pencatatan Sipil provinsi DKI Jakarta”(hasil wawancara mendalam dengan Bapak

Syuhada, 13 April 2012).

Perekrutan tenaga operator e-KTP yang dilakukan oleh Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil atas instruksi dari Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta. Perekrutan tenaga operator e-KTP ditujukan

kepada siapa saja yang ingin mendaftar sebagai tenaga operator e-KTP dengan

kualifikasi minimal SLTA, menguasai keahlian komputer, serta memiliki sertifikat

komputer. Proses perekrutan tenaga operator e-KTP dimulai dengan pengumuman

penerimaan tenaga operator e-KTP di semua Kelurahan, kemudian dilakukan

penyortiran berkas-berkas yang masuk, dilanjutkan dengan penyaringan

pemberkasan, bimbingan teknis (bintek), serta proses terakhir adalah penempatan di

Kelurahan-Kelurahan. Proses rekrutmen tersebut sebagaimana yang diungkapkan

oleh Bapak Syuhada selaku Kepala Seksi Pendaftaran Penduduk Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara dalam

wawancara berikut :

”Pertama kita membuat pengumuman penerimaan tenaga operator e-KTPkhususnya bagi yang bisa mengoperasionalkan komputer di semua Kelurahan. Terus pemberkasan, terus penyaringan pemberkasan, baru bimbingan teknis (bintek) yang diselenggarakan oleh pusat atau kemendagri. Dari hasil pengumuman itu banyak peminat kurang lebih 208 orang. Setelah sampe bintek ternyata banyak yang tidak lulus, tidak mampu mengoperasionalkan komputer karena kan persyaratan utamanya harus bisa komputer dan harus punya sertifikat komputer. Kalo yang ga bisa komputer, ya ga bisa diterima. Untuk tenaga operator e-KTP, pendidikan minimal SLA dan mempunyai sertifikat komputerisasi. Tu tenaga operator e-KTP banyakan S1 tuh, S1 komputer. Makanya saya bilang, dari sekian banyak itu banyak yang ga lulus. Nah yang dinyatakan lulus, berarti dia terus. Setelah lulus, baru penempatan. Penempatannya berdasarkan tempat tinggal dia (operator). Kan dia itu dari Kelurahan-Kelurahan, berarti dia dari warga Kelurahan setempat” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Syuhada, 13 April 2012)

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

113

Universitas Indonesia

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Sanwani selaku Kepala Satuan Pelaksana

(Kasatpel) Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kelurahan Ancol yang mengatakan

bahwa penempatan tenaga operator e-KTP berdasarkan domisili disekitar Kelurahan,

”.. gak mungkin seperti ancol saya ambil orang jauh. Paling gak ya kalo warga sini

punya ijazah kom ya saya terima. yang penting dia bisa menjalankan, ya silahkan”

(hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sanwani, 18 April 2012). Lebih lanjut,

Bapak Syuhada juga menambahkan bahwa masa kerja tenaga operator e-KTP adalah

dari awal implementasi kegiatan pemassalan e-KTP sekitar bulan Agustus 2011

hingga batas akhir kegiatan pemassalan e-KTP yaitu akhir April 2012, “Tenaga

operator e-KTP itu kan tenaga outsourcing (kontrak). Kontrak itu kan ada awal ada

akhir. Tadi saya katakan 4 september berakhir 31 Desember, itu masa

operasionalnya kan. Itu abis kan ada masa perpanjangan, jadi kita perpanjang

sampai april 2012”(hasil wawancara mendalam dengan Bapak Syuhada, 13 April

2012).

Jumlah tenaga operator e-KTP yang terdapat di wilayah Jakarta Utara pada

masa perpanjangan e-KTP (Januari-April 2012) berjumlah seratus sembilan orang

sementara pada pelaksanaan program nasional e-KTP tahap pertama sebesar dua ratus

delapan orang. Jumlah tersebut mengalami pengurangan disebabkan karena ketika

masa perpanjangan e-KTP, jumlah warga yang melakukan kegiatan perekaman e-

KTP semakin berkurang. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak

Syuhada selaku Kepala Seksi Pendaftaran Penduduk Suku Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara, “Kenapa dikurangin karena

jumlah warga yang melakukan perekaman e-KTP udah berkurang” (hasil wawancara

mendalam dengan Bapak Syuhada, 13 April 2012).

Jumlah tenaga operator e-KTP yang digunakan dalam pelaksanaan program

nasionl e-KTP berbeda antara satu Kelurahan dengan Kelurahan lain. Penentuan

jumlah tenaga operator e-KTP ini tergantung dari jumlah wajib KTP yang dilayani.

Demikian dengan Kelurahan Ancol. Di Kelurahan Ancol, jumlah tenaga operator e-

KTP yang digunakan pada saat awal pelaksanaan kegiatan perekaman e-KTP

sebanyak enam orang akan tetapi jumlah tersebut mengalami pengurangan sekitar

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

114

Universitas Indonesia

empat orang sehingga total tenaga operator e-KTP menjadi dua orang ketika masa

perpanjangan waktu e-KTP yaitu bulan Januari-April 2012. Hal ini sebagaimana yang

dikemukakan oleh Bapak Sanwani selaku Kepala Satuan Pelaksana Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kelurahan Ancol dalam wawancara berikut :

“Kalo operator gini ya, operator itu ya memang yang nentuin kasudin, banyaknya dikitnya dia. Itu ditinjau dari banyaknya penduduk, yang wajib KTP yang harus direkam. Ya kalo masalah tenaga operator e-KTP itu banyak dikitnya kan ditinjau dari penduduk. Umpama kaya ancol, tenaga operatornya 6 orang karena penduduknya 22.558. alat 2 operatornya 6. Tapi operator itu ya termasuk saya juga bantu cari operator itu” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sanwani, 18 April 2012).

Dua tenaga operator e-KTP yang berada di Kelurahan Ancol pada

kenyataannya tidak berdomisili di wilayah Kelurahan Ancol. Hal ini diperkuat

dengan pernyataan yang disampaikan oleh dua tenaga operator e-KTP yang

menyebutkan bahwa sebenarnya para tenaga operator berdomisili di luar wilayah

Ancol, yaitu di daerah Jakarta Timur dan Bekasi. Fakta tersebut tentu tidak sesuai

dengan ketentuan yang disebutkan oleh Bapak Syuhada yang mengatakan bahwa

penempatan tenaga operator berdasarkan domisili tenaga operator tersebut. Hal ini

mengindikasikan bahwa telah terjadi ketidaksesuaian antara perintah atau keputusan

yang telah ditetapkan oleh Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terkait

tenaga operator e-KTP dengan yang terjadi di lapangan. Hal ini diperkuat dengan

pernyataan yang dikemukakan oleh Muhammad Ikrar Idris selaku tenaga operator e-

KTP yang menyebutkan bahwa operator tersebut berdomisili di wilayah Jakarta

Timur, “Saya tinggal di matraman” (hasil wawancara mendalam dengan Muhammad

Ikrar Idris, 18 April 2012).

Demikian pula dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Tony Arifianto,

tenaga operator e-KTP yang juga bertugas di Kelurahan Ancol yang menyebutkan

bahwa Tony berdomisili di Bekasi bukan di wilayah Ancol, “Saya dulu di cakung,

terus di bekasi sekarang” (hasil wawancara mendalam dengan Tony Arifianto, 21

April 2012). Tidak hanya itu, tenaga operator e-KTP yang berada di Kelurahan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

115

Universitas Indonesia

Ancol juga tidak melalui proses rekrutmen tenaga operator e-KTP sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Tony mengatakan bahwa sebelumnya tidak mengetahui

adanya rekrutmen untuk tenaga operator e-KTP. Tony bertugas sebagai operator

karena direkomendasikan oleh seseorang. Hal ini sebagaimana yang dituturkan oleh

Tony Arifianto selaku tenaga operator di Kelurahan Ancol, ”Sebelumnya gak,

karena dipanggil aja. Karena rekomendasi. Disuruh bawa berkas-berkas, ijazah.

Sama kaya lamaran biasa” (hasil wawancara mendalam dengan Tony Arifianto, 21

April 2012).

Hal senada juga diungkapkan Muhammad Ikrar Idris, yang juga bertugas

sebagai tenaga operator e-KTP di Kelurahan Ancol. Ikrar juga mengatakan bahwa

tidak mengetahui tentang rekrutmen tenaga operator e-KTP dan mengakui bahwa

menjadi tenaga operator e-KTP berawal dari ketidaksengajaan. Berikut hasil

wawancara dengan Muhammad Ikrar Idris :

”Kalo untuk penerimaannya, terus terang secara pribadi saya gak tahu. Kalo misalnya berita e-KTP nya berjalan sama ada yang mau menjadi operator itu sudah tahu tapi ke saya ke sudinnya itu belum tahu kalo mau jadi operator, gitu. Makanya saya tadi bilang secara tidak sengaja. karena waktu itu dibilang sama orang tua untuk bantu Kelurahan. Mereka bilang datang aja ke pademangan barat ketemu pak agus kan. Pas sampe sono baru saya dioper ke sudin, pas di sudin ternyata memang untuk bintek e-KTP” (hasil wawancara mendalam dengan Muhammad Ikrar Idris, 18 April 2012).

Berdasarkan pemaparan yang dikemukakan oleh para informan, dapat dikatakan

bahwa sebenarnya sosialisasi atau pengumuman mengenai penerimaan tenaga

operator e-KTP tidak berjalan dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan. Sosialisasi penerimaan tenaga operator e-KTP belum dilakukan secara

terbuka, artinya tidak semua orang mengetahui bahwa terdapat lowongan untuk

menjadi tenaga operator e-KTP di Kelurahan. Hal ini mengindikasikan bahwa telah

terjadi asimetris informasi dimana hanya orang-orang tertentu saja yang

mendapatkan informasi tersebut.

Untuk meningkatkan kemampuan serta keahlian tenaga operator e-KTP dalam

pelaksanaan program nasional e-KTP, Kementerian Dalam Negeri memberikan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 130: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

116

Universitas Indonesia

pembekalan kepada para tenaga operator yang telah melamar untuk mengikuti

kegiatan pelatihan yang disebut juga bimbingan teknis (bintek). Bintek

diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri bekerja sama dengan konsorsium

yaitu Sucofindo selaku instruktur pelatihan. Sucofindo merupakan salah satu

perusahaan yang tergabung dalam konsorsium yang menangani bidang sumber daya

manusia. Dalam pelaksanaan bintek, instruktur serta materi pelatihan berasal dari

Sucofindo sementara Kementerian Dalam Negeri berperan dalam hal pengawasan.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas

Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian

Dalam Negeri, “Kalo kita pas bintek operator itu memang semua dari konsorsium.

Dari kita ya pengawasan lah. Dari bintek itu yang belum apa, jangan sampe

binteknya gak sesuai kan. Ada masalah apa-apa kita tanya.” (hasil wawancara

mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012).

Bimbingan teknis diselenggarakan di dua tempat yang berbeda yaitu di Depok

serta di Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara. Hal ini

sebagaimana yang dituturkan oleh Muhammad Ikrar Idris selaku tenaga operator di

Kleurahan Ancol, “Kalo saya dapetnya di sudin, kan ada yang di depok” (hasil

wawancara mendalam dengan Muhammad Ikrar Idris, 18 April 2012). Selama

pelaksanaan bintek, materi yang diberikan kepada tenaga operator e-KTP adalah

materi pengoperasian alat baik secara teori maupun praktek sebagaimana yang

dikemukakan oleh Tony Arifianto selaku tenaga operator di Kelurahan Ancol,

“Disana teori sama prakteknya aja. teorinya tentang awalnya masuk log in kitanya,

sama ngambil NIK itunya, sama cara merekam data, ehm.. sama tanya jawab” (hasil

wawancara mendalam dengan Tony Arifianto, 21 April 2012). Hal serupa juga

dikemukakan oleh Muhammad Ikrar Idris yang juga tenaga operator e-KTP di

Kelurahan Ancol. Ikrar menuturkan bahwa materi yang diterima selama menjalani

bintek adalah materi yang bersifat teknis dan pengoperasian alat, “pengoperasian.

materi pengoperasian, materi trial and error (kalo misalnya operator menghadapi

kendala pada sistemnya), inilah SOP nya lah paling ga.” (hasil wawancara

mendalam dengan Muhammad Ikrar Idris, 18 April 2012).

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 131: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

117

Universitas Indonesia

Materi yang disampaikan dalam bimbingan teknis tersebut hanya bersifat

operasional alat saja, tidak dilengkapi dengan materi seputar program nasional e-

KTP meskipun hanya sebagian kecil. Pemberian materi mengenai program nasional

e-KTP penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tenaga operator e-KTP,

tidak hanya di bidang teknis tetapi juga menambah pengetahuan tentang kebijakan

itu sendiri sehingga tenaga operator e-KTP memiliki pemahaman yang utuh tentang

program nasional ini. Tidak diberikannya materi mengenai program nasional e-KTP

didukung dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Muhammad Ikrar Idris selaku

tenaga operator e-KTP Kelurahan Ancol dalam wawancara berikut :

“ehm.. kalo saya secara gambaran di bintek saya ga bisa dapet ilmunya ya kalo saya pribadi karena mungkin keterbatasan SDM disananya juga memang pada dasarnya di modulnya sendiri pun dijelaskan minimal 5 menit untuk pengambilan perekaman dan itu pun dikasih tahunya cuma sampe Desember. itu yang saya tangkep dari modul ya. Kalo soal kebijakannya sendiri, ga ada yang bisa saya tangkap, hanya cuman pengoperasionalnya saja. Kalo soal kebijakannya sendiri, ga ada yang bisa saya tangkap, hanya cuman pengoperasionalnya saja” (hasil wawancara mendalam dengan Muhammad Ikrar Idris, 18 April 2012).

Hal senada juga diungkapkan oleh Tony Arifianto, selaku tenaga operator e-KTP

Kelurahan Ancol. Tony mengatakan bahwa selama mengikuti pelatihan atau

bimbingan teknis tidak diberikan materi mengenai program nasional e-KTP, “Kalo

gambaran kita gak dikasih ya, kita disuruh hanya pelaksanaan doang. Jadi kita

melaksanakan alat ini, kita kerja disini. Kalo kita dikasih materi tentang itunya gak.

Kita juga gak dikasih tahu e-KTP nya itu kaya gimana” (hasil wawancara mendalam

dengan Tony Arifianto, 21 April 2012).

Selain itu, materi yang diberikan dalam bimbingan teknis di Depok dengan di

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara sedikit berbeda. Tidak

ada standar baku yang digunakan dalam pemberian materi pelatihan. Hal ini secara

tidak langsung berpengaruh terhadap kualitas dari tenaga operator itu sendiri.

Sebagaimana yang dituturkan oleh Muhammad Ikrar Idris selaku tenaga operator e-

KTP di Kelurahan Ancol. Ikrar mengatakan bahwa bimbingan teknis yang diikuti di

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 132: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

118

Universitas Indonesia

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara berjalan sangat

singkat yaitu hanya satu hari sementara rekannya sesama tenaga operator e-KTP

yang mengikuti bimbingan teknis di Depok menjalani selama 2 hari. Materi pelatihan

bimbingan teknis yang diberikan di Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara tidak terlalu spesifik, dalam arti materi yang diberikan adalah materi

yang bersifat umum seperti log-in password dan menjalankan alatnya sementara

materi yang diberikan dalam bimbingan teknis yang diselenggarakan di Depok lebih

spesifik. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhammad Ikrar Idris selaku

tenaga operator e-KTP:

“Tapi setahu saya yang di depok itu mereka lebih kentel, materinya. materinya yang diberikan itu mungkin 90-100%. Kalo yang di sudin, itu kita sudah didampingin sama mereka yang di depok, gitu” (hasil wawancara mendalam, 18 April 2012)

Berdasarkan pemaparan dari indikator-indikator yang terkandung dalam

dimensi sumber daya kebijakan serta pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh

para informan, maka dapat disimpulkan bahwa sumber daya kebijakan yang

digunakan untuk implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol belum

sepenuhnya terpenuhi. Berdasarkan 4 (empat) indikator yang ada, indikator sarana

dan prasarana yang mendukung serta sumber daya manusia belum menunjang dalam

pelaksanaan program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan,

Jakarta Utara. Hal ini dapat terlihat dari perangkat e-KTP yang terdapat di Kelurahan

Ancol. Perangkat e-KTP berada dalam kondisi baik akan tetapi jaringan komunikasi

data di Kelurahan tersebut seringkali bermasalah. Hal ini berpengaruh dalam proses

kegiatan perekaman e-KTP di Kelurahan Ancol. Selain itu, prasarana yang

digunakan oleh Kelurahan Ancol untuk pelaksanaan program nasional e-KTP juga

belum sepenuhnya mendukung. Hal ini dapat terlihat dari ruang yang digunakan

untuk kegiatan perekaman e-KTP tidak terlalu luas serta minimnya kursi yang

disediakan untuk para penduduk yang sedang mengantri menunggu giliran

perekaman.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 133: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

119

Universitas Indonesia

Dari indikator sumber daya manusia, secara kuantitas sumber daya manusia

yang digunakan sebagai tenaga operator e-KTP sudah memenuhi ketentuan yang

berlaku yaitu sebanyak 2 orang. Apabila dilihat secara kualitas, dua tenaga operator

e-KTP tersebut memiliki kualitas yang baik akan tetapi dalam proses perekutan

tenaga operator e-KTP, operator-operator tersebut tidak melalui proses awal

rekrutmen yaitu pemberkasan dan penyaringan pemberkasan. Para operator di

Kelurahan Ancol dapat menjadi tenaga operator e-KTP karena rekomendasi dan

langsung menjalani bimbingan teknis. Hal tersebut menandakan bahwa terjadi

ketidaksesuaian antara keputusan atau perintah yang telah ditetapkan dengan

pelaksanaan di lapangan.

3. Komunikasi Antar Organisasi Terkait Dan Kegiatan Pelaksanaan

Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam proses implementasi

sebuah kebijakan atau program. Hal ini disebabkan karena dengan adanya

komunikasi yang baik, tujuan sebuah kebijakan atau program dapat disosialisasikan

dengan baik sehingga dapat menghindari adanya distorsi atas kebijakan/program.

Semakin tinggi tingkat pengetahuan kelompok sasaran atas kebijakan/program maka

akan mengurangi tingkat penolakan dan kekeliruan dalam mengaplikasikan

kebijakan/program dalam ranah yang sesungguhnya (Indiahono, 2009:31). Para ahli

komunikasi menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah hasil dari pemahaman

bersama antar komunikator (penyampai) dan penerima. Komunikator berusaha

menciptakan kesamaan dengan penerima. Dengan demikian Gibson, Ivancevich, and

Donnely (1996:106) mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian informasi dan

pengertian dengan menggunakan tanda-tanda yang sama baik bersifat verbal dan

nonverbal. Gibson, Ivancevich, and Donnely (1996:107) menyebutkan bahwa di

dalam komunikasi terdapat unsur-unsur yang berperan yang terdiri dari penyandian

(encoding), pesan (message), perantara (medium), pengurai sandi, balikan (feedback).

Unsur-unsur tersebut saling terkait satu sama lain sehingga apabila salah satu unsur

tidak ada, maka proses komunikasi akan sedikit terhambat.

Terkait dengan unsur-unsur komunikasi, dalam implementasi program nasional

e-KTP maka pihak Kementerian Dalam Negeri berperan sebagai pihak yang

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 134: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

120

Universitas Indonesia

membuat program nasional ini atau dengan kata lain disebut komunikator.

Komunikator harus menyampaikan tujuan dari program nasional e-KTP serta

keputusan atau perintah yang telah dibuat dimana hal tersebut merupakan pesan.

Pesan tersebut disampaikan kepada para pelaksana untuk kemudian dilaksanakan di

lapangan dengan sasaran program adalah masyarakat khususnya wajib KTP di

seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia.

Dalam proses komunikasi, secara umum terdapat tiga bentuk komunikasi yaitu

komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi ke atas (upward

communication), serta komunikasi horizontal (horizontal communication).

Komunikasi ke bawah mengalir dari individu di tingkat atas hierarki kepada orang-

orang di tingkat bawah. Komunikasi ke atas adalah komunikasi ke atas mengalir dari

tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi sementara komunikasi horizontal

mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi (Gibson, Ivancevich, and

Donnely, 1996:110)

Demikian pula dengan program nasional e-KTP. Pelaksanaan program nasional

e-KTP ini melibatkan banyak pihak, tidak hanya dari satu organisasi melainkan antar

organisasi terkait. Oleh sebab itu, komunikasi dalam program nasional e-KTP ini

memiliki peran yang sangat penting. Untuk menilai bagaimana komunikasi dalam

program nasional ini, maka diturunkan ke dalam tiga indikator yang mencakup

transmisi, kejelasan, serta konsistensi. Berikut akan dijelaskan secara lebih mendalam

masing-masing indikator :

a. Transmisi

Indikator pertama yang digunakan untuk menilai dimensi komunikasi antar

organisasi dalam implementasi kebijakan/program adalah transmisi. Transmisi

merupakan proses penyampaian informasi dari pembuat kebijakan kepada para

pelaksana dan sebagai bentuk komunikasi ke bawah (downward communication).

Edwards III dalam Winarno (2012:178) menyebutkan bahwa persyaratan pertama

bagi implementasi kebijakan yang efektif adalah pelaksana harus mengetahui apa

yang harus dilakukan. Keputusan-keputusan kebijakan dan perintah-perintah harus

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 135: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

121

Universitas Indonesia

diteruskan kepada personil yang tepat sebelum keputusan dan perintah tersebut

diikuti.

Demikian pula dengan implementasi program nasional e-KTP ini. Sebagai

kebijakan yang didesentralisasikan dimana melibatkan banyak pihak, proses transmisi

harus berjalan dengan baik. Hal ini berarti dalam proses penyampaian kebijakan dan

perintah-perintah dari tingkat pembuat kebijakan hingga tingkat pelaksana harus

seragam dan seirama. Untuk melihat proses transmisi dalam implementasi program

nasional e-KTP, terdapat 4 (empat) sub indikator yang digunakan antara lain :

Pelaksana Memahami Perintah Untuk Melaksanakan Kebijakan/Program Dari

Pembuat Kebijakan

Dalam proses transmisi, pelaksana tidak hanya menerima keputusan dan

perintah-perintah yang disampaikan oleh pembuat kebijakan saja akan tetapi para

pelaksana juga harus memahami isi dari kebijakan dan perintah yang diberikan. Hal

ini penting dilakukan mengingat para pelaksana merupakan ujung tombak

keberhasilan implementasi sebuah kebijakan/program di lapangan.

Implementasi e-KTP di Provinsi DKI Jakarta berada di tingkat Kelurahan.

Sebagai organisasi perangkat daerah terendah dan sebagai garda terdepan dalam

pelayanan perekaman e-KTP, pegawai-pegawai maupun tenaga operator di Kelurahan

harus memahami kebijakan yang didesentralisasikan dari tingkat pusat. Hal ini

dilakukan agar para pegawai atau tenaga operator melaksanakan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Kegiatan perekaman e-KTP di Kelurahan dilaksanakan oleh tenaga operator e-

KTP. Operator sebagai pelaksana teknis bertugas melakukan verifikasi biodata

penduduk yang terdapat dalam database kependudukan. Tenaga operator e-KTP

memiliki standar-standar yang harus dipenuhi ketika melakukan perekaman e-KTP.

Demikian pula dengan Kelurahan Ancol. Tenaga operator e-KTP yang terdapat

di Kelurahan Ancol telah memahami prosedur serta ketentuan dalam pelaksanaan

program nasional e-KTP. Hal ini dapat terlihat dari telah dilakukannya prosedur yang

harus dilakukan seperti harus merekam dengan data penduduk yang valid, tidak boleh

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 136: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

122

Universitas Indonesia

mengubah data tanpa ada dasar, dan sebagainya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan

yang dikemukakan oleh Muhammad Ikrar Idris selaku tenaga operator e-KTP berikut:

“yang jelas kita harus merekam data yang valid, khususnya pengambilan tanda tangan dan iris mata. Itu ga boleh beda. Kalo misalnya iris mata, softlens itu akan tertolak, begitu juga dengan kacamata. Semua harus dilepas. Yang jelas yang terakhir itu memastikan kevalidan data” (hasil wawancara mendalam dengan Muhammad Ikrar Idris, 18 April 2012).

Hal senada juga diungkapkan oleh Tony Arifianto selaku tenaga operator e-KTP

lainnya yang bertugas di Kelurahan Ancol. Tony mengungkapkan bahwa sebelum

melakukan kegiatan perekaman e-KTP, operator harus melakukan wawancara

mengenai identitas penduduk yang akan direkam datanya. Hal ini dilakukan agar data

yang ada sesuai dengan yang sebenarnya (valid). Berikut adalah hasil wawancara

dengan Tony Arifianto :

“Kita pada intinya tuh gini kita bertanya dulu sama dia pekerjaan, terus golongan darah, kita bertanya dulu, itu kan yang bikin lama kan. Kalo kita hanya merekam-merekam doang dan kita tidak rubah data itu, itu cepet. Karena kita itu pengennya datanya itu bener-bener pas buat dia, tidak ada perubahan dari dia” (hasil wawancara mendalam dengan Tony Arifianto, 21 April 2012).

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh dua tenaga operator e-KTP, dapat

disimpulkan bahwa para pelaksana dalam hal ini adalah tenaga operator e-KTP telah

memahami prosedur atau perintah pelaksanaan program nasional e-KTP. Hal ini

dapat terlihat dari pemahaman akan prosedur-prosedur dan ketentuan yang dilakukan

sebelum melakukan kegiatan perekaman e-KTP. Tenaga operator harus bertanya

terlebih dahulu mengenai identitas penduduk yang akan direkam. Hal ini dilakukan

untuk memastikan kebenaran data dari penduduk tersebut.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 137: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

123

Universitas Indonesia

Adanya Kesamaan Interpretasi Dari Para Pelaksana Terhadap

Kebijakan/Program

Program nasional e-KTP merupakan program nasional yang bersifat kompleks

dan melibatkan banyak pihak. Oleh sebab itu, diperlukan kesamaan interpetasi dari

berbagai pihak yang terlibat. Demikian dengan yang terjadi di Kelurahan Ancol.

Dalam pelaksanaan program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, para pelaksana

dalam hal ini adalah para tenaga operator e-KTP telah memiliki kesamaan interpretasi

dengan ketentuan serta perintah-perintah dalam pelaksanaan program nasional e-

KTP. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan yang dikemukakan oleh Muhammad Ikrar

Idris selaku tenaga operator e-KTP Kelurahan Ancol yang menyebutkan bahwa

dalam pelaksanaan e-KTP, data yang diambil atau direkam adalah data yang valid,

“Karena prinsipnya ini kata kasatpelnya ini namanya juga pemutakhiran.

pemutakhiran itu dikatakan paling akhir, paling akhir itu harus yang paling baik,

yang bagus. Kalo kita ambil datanya dia, setahu saya ketika dia direkam maka tidak

akan bisa dirubah, selamanya.” (hasil wawancara mendalam dengan Muhammad

Ikrar Idris, 18 April 2012). Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh tenaga

operator e-KTP tersebut, dapat dikatakan bahwa tenaga operator tersebut telah

memiliki interpretasi (pemahaman) yang sama dengan perintah dan ketentuan dalam

pelaksanaan program nasional e-KTP.

Koordinasi Di Dalam Dan Antar Organisasi Terkait

Dalam implementasi sebuah kebijakan publik tentu membutuhkan koordinasi

yang baik dengan berbagai pihak yang terlibat. Demikian dengan program nasional e-

KTP. Sebagai program nasional dan tergolong ke dalam kebijakan yang

didesentralisasikan hingga ke tingkat Kelurahan, maka dalam pelaksanaannya

terdapat banyak organisasi yang terlibat. Banyaknya organisasi yang terlibat, maka

membutuhkan koordinasi yang efektif baik koordinasi yang dilakukan di dalam

organisasi itu sendiri maupun koordinasi antar organisasi terkait. Adapun beberapa

organisasi yang terlibat yaitu Kementerian Dalam Negeri khususnya Direktorat

Jenderal Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Kependudukan dan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 138: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

124

Universitas Indonesia

Pencatatan Sipil, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Kecamatan

hingga Kelurahan.

Dalam pelaksanaan program nasional e-KTP di Provinsi DKI Jakarta,

organisasi yang terlibat adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, Kecamatan, dan

Kelurahan. Kementerian Dalam Negeri khususnya Direktorat Jenderal Administrasi

Kependudukan dan Pencatatan Sipil selaku pembuat kebijakan melakukan koordinasi

dengan berbagai pihak tersebut. Adapun bentuk koordinasi yang dilakukan oleh

Kementerian Dalam Negeri dengan Kelurahan adalah adanya pendamping Kelurahan

(damkel). Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Indersan selaku

Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kementerian Dalam Negeri, “ya kita itu ada pendamping kelurahan itu. kepanjangan

tangan kita di kelurahan-kelurahan” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak

Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, 30 April 2012). Dari pernyataan

tersebut dapat dikatakan bahwa pendamping Kelurahan merupakan pegawai yang

berasal dari Kementerian Dalam Negeri. Pada kenyataannya hal tersebut tidak sesuai

dengan yang terjadi di Kelurahan Ancol. Pendamping Kelurahan di Kelurahan Ancol

justru berasal dari konsorsium yaitu Sucofindo bukan dari Kementerian Dalam

Negeri. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Sugeng Wibowo selaku

Sekretaris Kelurahan Ancol, “Mana.. ga ada dari DDN, hanya teori aja itu” (hasil

wawancara mendalam Bapak Sugeng Wibowo selaku Sekretaris Kelurahan Ancol, 18

April 2012).

Selain berkoordinasi dengan Kelurahan, Kementerian Dalam Negeri juga

berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI

Jakarta sebagai pihak yang melaksanakan pelayanan e-KTP. Adapun bentuk

koordinasi yang dilakukan antara Kementerian Dalam Negeri dengan Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah dengan rapat koordinasi. Hal ini

sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 139: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

125

Universitas Indonesia

Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian

Dalam Negeri dalam wawancara berikut :

“daerah mana yang belum perekaman, kendala-kendalanya. Jadi sifat koordinasi di tingkat pelayanan itu rata-rata koordinasi secara teknis seperti perangkat rusak, jaringannya gak jalan. Ada juga rapat-rapat. Sebulan sekali dengan dinas, DKI ya. Kalo pas pelaksanaan awal-awal kita sering rapat. Sebenernya sih kita kalo ada masalah, kita langsung gak usah nunggu sebulan sekali bisa langsung dateng kesini, by telepon. Kalo kita nunggu lama, lama ya gak jalan nanti kan, se-segera mungkinlah” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012).

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Alina Balqis selaku Kepala Bidang Data

dan Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta.

Dalam pernyataan tersebut, Ibu Alina menyebutkan bahwa koordinasi yang

dilakukan antara Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

dengan Kementerian Dalam Negeri adalah rapat koordinasi secara berkala

sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu Alina Balqis, “Koordinasi antara Dinas

dengan Kemendagri itu ada rapat secara berkala. Pas awal-awal pelaksanaan, itu

bisa seminggu sekali. Biasanya agenda rapatnya itu adalah menyampaikan

permasalahan-permasalahan yang tidak bisa dipecahkan dalam tataran kebijakan

oleh Dinas seperti penambahan alat dan waktu” (hasil wawancara mendalam

dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012). Dalam rapat koordinasi tersebut, dibahas

masalah-masalah yang terjadi selama pelaksanaan program nasional e-KTP dan

diupayakan pemecahannya secara bersama-sama.

Selain melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil juga melakukan koordinasi dengan masing-

masing Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang terdapat di lima

wilayah serta satu Kabupaten Administratif di Provinsi DKI Jakarta. Koordinasi yang

dilakukan antara Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

dengan Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil juga dalam bentuk rapat

koordinasi. Dalam rapat tersebut, dibahas mengenai sejumlah permasalahan-

permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing Suku Dinas Kependudukan dan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 140: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

126

Universitas Indonesia

Pencatatan Sipil untuk kemudian dilakukan pemecahan bersama atas permasalahan-

permasalahan yang terjadi. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu Alina

Balqis selaku Kepala Bidang Data dan Informasi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dalam wawancara berikut :

“Sudin itu salah satu unit kerja Dinas Kependudukan DKI Jakarta yang hanya ngelaksanain kebijakan dan permasalahan-permasalahan itu yang dibicarakannnya di tingkat dinas. Permasalahan-permasalahan yang terjadi dilaporkannya ke dinas dan pemecahannya di dinas. Setiap hari Sudin melaporkan pelaksanaan e-KTP kepada Dinas, dan setiap hari Senin dilakukan rapat koordinasi” (hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012).

Permasalahan-permasalahan yang dilaporkan oleh masing-masing Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil tersebut berasal dari Kelurahan-Kelurahan yang

melaksanakan kegiatan perekaman e-KTP. Menurut Ibu Alina Balqis, permasalahan

yang biasa dilaporkan beragam mulai dari perangkat e-KTP yang rusak, jaringannya

error hingga orang-orang yang belum melakukan perekaman e-KTP. Berikut hasil

wawancara mendalam yang dilakukan dengan ibu Alina Balqis :

“Waktu pertama sih, pertama kali.. waktu pertama kali itu ada jaringan dan alat karena alat e-KTP ini alat canggih ya dan baru, heboh tuh yang jaringan lah error lah rusak lah padahal gak gitu emm.. itu keluhan pertama. Kalo permasalahan yang sekarang ya itu orang-orang yang belum terdaftar. Soalnya kan disana.. tapi sudin kan sekarang udah dikasih tahu bagaimana caranya menambah data untuk e-KTP. Kalo sekarang permasalahan utamanya itu di DKI Jakarta itu mobilitasnya tinggi dan orangnya supersibuk ya. Jadi artinya kelurahan-kelurahan tertentu yang khususnya justru ada di pemukiman elit itu masih rendah. Alesannya macem-macem, ya ga sempet lah katanya, yang ke luar negeri mulu lah, ke luar daerah” (hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012).

Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh Ibu Alina Balqis tersebut

diketahui bahwa selama pelaksanaan program nasional e-KTP terdapat sejumlah

permasalahan yang ditemui. Selama awal pelaksanaan program nasional e-KTP ini,

permasalahan yang banyak dilaporkan oleh masing-masing Suku Dinas

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 141: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

127

Universitas Indonesia

Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah permasalahan yang diakibatkan dari

perangkat e-KTP serta jaringan yang bermasalah. Selanjutnya, permasalahan yang

dilaporkan oleh masing-masing Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

dalam pelaksanaan program nasional e-KTP pada bulan selanjutnya adalah penduduk

yang namanya belum terdaftar dalam surat pemanggilan e-KTP. Permasalahan yang

ditemui ketika pelaksanaan e-KTP di bulan terakhir adalah penduduk yang belum

melakukan perekaman e-KTP disebabkan karena tingkat kesibukan yang tinggi.

Permasalahan-permasalahan tersebut diupayakan untuk diselesaikan secara

bersama-sama di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Berbagai macam upaya

dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi seperti mengundang

para Lurah wilayah setempat melalui RT untuk memanggil warganya yang belum

melakukan perekaman, membuat surat pernyataan, pelayanan mobile lebih

ditingkatkan, dan sebagainya. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu Alina

Balqis selaku Kepala Bidang Data dan Informasi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta :

”Ya kita sih kalo di selatan ngundang para lurah tolong melalui RT nya dipanggil gitu kalau memang warganya itu tidak ada baik di luar negeri maupun di luar kota harus bikin surat pernyataan, gitu. Terus kalo lagi dipidana, itu sebenarnya kita sudah ke Departemen Hukum dan HAM prinsipnya kita mau melakukan pelayanan untuk di DKI loh ya. Kalo dia sakit, dimana sakitnya apakah di rumah atau di rumah sakit kita juga mau melakukan pelayanan mobile. Prinsipnya itu. Mungkin bulan-bulan terakhir kita lebih konsennya gitu. Banyak operasi pasar eh bahkan pelayanan yang sabtu minggu itu banyak digunakan untuk itu” (hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012)

Dalam pelaksanaan program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, pihak

Kelurahan juga melakukan upaya untuk meningkatkan penyerapan e-KTP. Adapun

upaya yang dilakukan adalah dengan membuat surat pernyataan yang disertai dengan

materai bagi penduduk yang sedang berada di luar kota atau di luar negeri dalam

rangka menempuh pendidikan atau bekerja. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan

oleh Bapak Sanwani selaku Kepala Satuan Pelaksana Kependudukan dan Pencatatan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 142: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

128

Universitas Indonesia

Sipil Kelurahan Ancol, “ya kalo emang dia lagi ada di luar negeri, ya kita kasih

bikin surat pernyataan bahwa yang bersangkutan di luar negeri pake matrai gitu”

(hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sanwani, 18 April 2012).

Dalam implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, pihak

Kelurahan juga melakukan kegiatan koordinasi dengan Suku Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil dalam bentuk koordinasi aktif. Adapun koordinasi aktif yang

dimaksud menurut Bapak Syuhada selaku Kepala Seksi Pendaftaran Penduduk Suku

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara adalah

koordinasi yang dilakukan dengan pihak Kelurahan-Kelurahan berjalan setiap saat

yaitu dengan mengundang para Lurah serta Walikota, “Koordinasi aktif, setiap saat

artinya gak ada komunikasi yang terputus. Kalau ada trouble segera terinformasi

dan segera diatasi. Caranya dengan mengundang kelurahan-kelurahan sama

walikota” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Syuhada, 13 April 2012).

Tidak hanya berkoordinasi dengan organisasi lain saja, Kelurahan Ancol juga

melakukan koordinasi internal. Adapun bentuk koordinasi internal yang dilakukan

oleh pihak Kelurahan adalah dengan menyusun jadwal pemanggilan kepada warga

untuk melakukan kegiatan perekaman e-KTP. Adapun jadwal yang disusun

berdasarkan RW dan RT. Dengan demikian RW dan RT dengan urutan paling awal

mendapat giliran pemanggilan pertama. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh

Bapak Sugeng Wibowo, “bentuk koordinasi di Kelurahan sendiri ya itu nyusun

jadwal pemanggilan per hari. Pemanggilannya berurutan sesuai RT dan RW, biar

mudah mengontrolnya” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sugeng Wibowo

selaku Sekeratris Kelurahan Ancol, 18 April 2012).

Penyusunan jadwal pemanggilan tersebut dilakukan bersama dengan Kepala

Satuan Pelaksana Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kelurahan Ancol. Untuk

jadwal pemanggilan, masing-masing RW diberi waktu selama dua minggu untuk

memobilisasi para warganya melakukan kegiatan perekaman e-KTP di Kelurahan.

Khusus untuk RW 05 karena jumlah RT yang dimiliki sedikit yaitu tiga RT, maka

jadwal pemanggilannya digabung dengan RW lain yaitu RW 08 sehingga waktu

yang diberikan untuk melakukan kegiatan perekaman lebih lama yaitu tiga minggu.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 143: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

129

Universitas Indonesia

Sayangnya jadwal pemanggilan tersebut disampaikan kepada masing-masing RW

hanya melalui pemberitahuan, tidak disusun secara tertulis. Hal ini sebagaimana

yang dikemukakan Bapak Sanwani selaku Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel)

Kependudukan dan Catatan Sipil Kelurahan Ancol dalam wawancara berikut :

“Untuk pemanggilan warga di kelurahan ini, dilakukan aja pemberitahuan ke RT-RT setempat, tidak ada jadwal tertulis. Jadi kita manggil dan ngumpulin para RW buat ngasih tahu ke RT-RT buat manggilin warga-warganya buat bikin e-KTP. Tiap RW dikasih waktu 2 minggu karena kan masing-masing RW, jumlah RT beda-beda ada yang banyak ada juga yang dikit. Misalnya untuk RW 01 itu kan ada 9 RT, nah 2 minggu itu buat 9 RT. Mengenai teknis pembagiannya, itu RT yang nentuin. Tapi khusus untuk RW 05 karena jumlah RT nya cuma ada 3 maka jadwal pemanggilannya digabung sama RW 08, jadi dikasih waktu 3 minggu.” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sanwani, 18 April 2012).

Berdasarkan pemaparan serta pernyataan-pernyataan yang dikemukakan oleh

para informan, dapat disimpulkan bahwa koordinasi yang terjadi baik di dalam

maupun antar organisasi terkait dalam implementasi program nasional e-KTP telah

berjalan. Hal ini dapat terlihat dari telah dilakukannya rapat koordinasi secara

berkala antara masing-masing. Dalam rapat koordinasi tersebut dibahas mengenai

masalah-masalah yang terjadi selama pelaksanaan e-KTP dan diupayakan untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut secara bersama-sama.

Koordinasi Organisasi Pelaksana Dengan Kelompok Sasaran Kebijakan

/Program

Dalam implementasi kebijakan/program, koordinasi tidak hanya dilakukan

antar organisasi terkait tetapi koordinasi juga dilakukan dengan kelompok sasaran

dari kebijakan/program. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pencapaian tujuan

kebijaka/program tersebut. Demikian dengan program nasional e-KTP. Dalam

melaksanakan program nasional e-KTP di Provinsi DKI Jakarta, Kelurahan sebagai

organisasi perangkat daerah terendah sekaligus sebagai tempat melakukan pelayanan

e-KTP perlu melakukan koordinasi dengan kelompok sasaran yaitu para wajib KTP.

Untuk mempermudah pencapaian tujuan program nasional e-KTP, Kelurahan Ancol

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 144: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

130

Universitas Indonesia

sebagai salah satu Kelurahan yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta melakukan tiga

cara koordinasi kepada penduduk yaitu sosialisasi ke masyarakat dengan face to face,

pemasangan spanduk atau banner, dan undangan. Hal ini sebagaimana yang

dikemukakan oleh Bapak Sugeng Wibowo selaku Sekretaris Kelurahan Ancol dalam

wawancara berikut :

“Ya pertama ya tentunya kita kan melakukan sosialisasi, itu pasti penyampaian informasi melalui sosialisasi secara langsung, face to face baik di tingkat Kelurahan maupun tingkat RW di kantor sekretariat RW, dengan pemasangan banner di tempat strategis, spanduk di kantor Kelurahan maupun di tempat strategis lainnya” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sugeng Wibowo, 18 April 2012)

Bentuk koordinasi pertama yang dilakukan Kelurahan Ancol dengan penduduk

wajib KTP adalah sosialisasi ke masyarakat dengan face to face. Sosialisasi ini

dilakukan dengan menyampaikan informasi secara langsung kepada masyarakat

melalui pertemuan warga. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Sugeng

Wibowo selaku Sekretaris Kelurahan dalam wawancara berikut :

“Jadi kita gini di kelurahan itu kan banyak kegiatan-kegiatan yang melibatkan warga, jadi setiap ada pertemuan dengan warga masyarakat yang terdapat di kelurahan itu selalu kita sampaikan. Contoh misalnya pertemuan PKK, itu tidak murni menyampaikan kegiatan PKK tapi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program Pemerintah, kegiatan yang ada saat ini di kelurahan Ancol selalu kita sampaikan, kita informasikan. Karena kita sistem sosialisasinya itu bukannya satu masalah, fokus ke masalah itu saja. Karena sosialisasi itu kan lebih bertujuan pada penyampaian informasi. Ini kita sampaikan, ini kita sampaikan. Berbeda dengan presentasi, kan gitu. kalo presentasi kan fokus di satu masalah. Kita sosialisasi sifatnya penyampaiannya” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sugeng Wibowo, 18 April 2012).

Kegiatan sosialisasi ini dibenarkan oleh salah satu penduduk Kelurahan Ancol

yang telah melakukan kegiatan perekaman e-KTP, “Iya datang, Ya pas kita tu kan

ada KTP juga yang reguler, ya kan. Terus ada NIK, Terus kita pas habis

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 145: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

131

Universitas Indonesia

perpanjangnya jadi e-KTP” (hasil wawancara mendalam dengan salah satu warga

Kelurahan Ancol, 28 April 2012). Bentuk koordinasi kedua yang dilakukan oleh

Kelurahan Ancol adalah melalui pemasangan media publikasi seperti spanduk,

banner, atau bentuk pemberitahuan lainnya. Gambar 5.5 adalah salah satu bentuk

publikasi yang dibuat oleh Kelurahan Ancol kepada penduduk.

Gambar 5.4 Salah Satu Bentuk Publikasi Yang Dilakukan Kelurahan Ancol

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2012

Bentuk koordinasi terakhir yang dilakukan oleh Kelurahan Ancol kepada

penduduk adalah melalui undangan. Bagi penduduk yang namanya telah tercantum

dalam undangan tersebut, untuk datang ke Kelurahan melakukan kegiatan perekaman

e-KTP. Adanya pemberian undangan ini didukung dengan pernyataan salah satu

penduduk Kelurahan Ancol yang telah melakukan kegiatan perekaman e-KTP.

Penduduk tersebut mengatakan bahwa mengetahui adanya program nasional e-KTP

dan datang untuk melakukam perekaman e-KTP melalui undangan yang diberikan,

“Saya tahunya dari undangan” (hasil wawancara mendalam dengan salah satu warga

Kelurahan Ancol, 21 April 2012).

Berdasarkan pemaparan serta pernyataan yang dikemukakan oleh para informan

dapat dikatakan bahwa koordinasi yang dilakukan oleh pihak Kelurahan Ancol

dengan penduduk telah cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari dilakukannya tiga

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 146: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

132

Universitas Indonesia

bentuk koordinasi yang dilakukan oleh Kelurahan Ancol untuk menyampaikan

informasi mengenai pelaksanaan program nasional e-KTP dan mengajak para wajib

KTP untuk datang melakukan perekaman e-KTP ke Kelurahan Ancol.

b. Kejelasan

Indikator selanjutnya untuk menilai komunikasi yang terjadi dalam sebuah

kebijakan/program adalah kejelasan. Seorang komunikator dalam hal ini adalah

pembuat kebijakan harus mampu menyampaikan pesan/informasi secara jelas kepada

para pelaksana sehingga tercipta pemahaman yang seragam terhadap isi atau tujuan

kebijakan/program tersebut. Adapun informasi atau pesan yang harus disampaikan

secara jelas dalam konteks kebijakan publik meliputi petunjuk implementasi,

instruksi-instruksi, dan sebagainya. Seringkali instruksi-instruksi yang diberikan

kepada para pelaksana kabur dan tidak jelas sehingga mengganggu jalannya

implementasi. Ketidakjelasan pesan komunikasi yang disampaikan berkenaan dengan

implementasi kebijakan akan mendorong terjadinya interpretasi yang salah bahkan

mungkin bertentangan dengan makna pesan awal (Winarno, 2012:180)

Dalam implementasi program nasional e-KTP dimana melibatkan banyak aktor,

rawan akan terjadinya ketidakjelasan instruksi atau bahkan menyimpang dari

instruksi awal. Ketidakjelasan yang terjadi dalam komunikasi kebijakan biasanya

disebabkan karena kompleksitas kebijakan publik, kurangnya konsensus mengenai

tujuan-tujuan kebijakan, dan sebagainya. Berikut akan dipaparkan mengenai dua sub

indikator yang digunakan untuk menilai indikator kejelasan yang terdapat dalam

program nasional e-KTP ini :

Kejelasan Instruksi Dan Petunjuk Implementasi Kebijakan/Program Kepada

Para Pelaksana

Instruksi serta petunjuk implementasi merupakan hal yang sangat penting

ketika mengimplementasikan sebuah kebijakan/program. Hal ini bertujuan untuk

memberikan kemudahan bagi para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan/program

tersebut. Dalam implementasi program nasional e-KTP juga terdapat instruksi dan

petunjuk-petunjuk yang diberikan. Adapun salah satu instruksi dalam program

nasional e-KTP adalah instruksi yang diberikan oleh Menteri Dalam Negeri untuk

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 147: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

133

Universitas Indonesia

memperpanjang pelaksanaan program nasional e-KTP hingga bulan April 2012. Hal

ini dilakukan karena hingga akhir tahun 2011, jumlah wajib KTP di Provinsi DKI

Jakarta yang telah melakukan kegiatan perekaman e-KTP masih jauh dari target.

Instruksi ini diumumkan kepada seluruh pelaksana. Hal tersebut diperkuat dengan

pernyataan yang diberikan oleh Bapak Syuhada selaku Kepala Seksi Pendaftaran

Penduduk Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta

Utara, “Dimulai Agustus – 31 Desember 2011, perpanjangan waktu Januari-April

2012” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Syuhada, 13 April 2012).

Demikian pula yang terjadi di Kelurahan Ancol. Kelurahan ini juga telah

mengikuti instruksi tersebut yaitu dengan memperpanjang proses perekaman e-KTP

hingga April 2012. Instruksi tersebut tertuang dalam Surat Menteri Dalam Negeri No.

471.13/5079/SJ tanggal 20 Desember 2011 tentang Perpanjangan Waktu Pelayanan e-

KTP Secara Massal untuk 197 Kab/Kota. Selain instruksi, petunjuk mengenai

implementasi program nasional e-KTP juga diperlukan. Dalam implementasi

program e-KTP, terdapat petunjuk mengenai tahap perekaman e-KTP. Tahap

perekaman tersebut harus diketahui dan dipahami terutama oleh para tenaga operator

e-KTP karena tenaga operator merupakan pelaksana teknis utama dalam program

nasional e-KTP. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhammad Ikrar Idris

selaku tenaga operator e-KTP e-KTP di Kelurahan Ancol dalam wawancara berikut :

”yang jelas kita harus liat dulu tahun berapa dia lahir, ganjil apa genap. ya baru kita wawancara. kita wawancara itu sesuai data yang ketarik tadi. Kalo misalnya ada perubahan. pertama kita suruh ubah dulu di regulernya baru kita tarik lagi. kalo ada perubahan nama, jelas. Kalo ada perubahan di status perkawinan, misalnya di KTP ketariknya nikah, ternyata dia bilang belum nikah. Dasarnya kita harus liat,” (hasil wawancara mendalam dengan Muhammad Ikrar Idris, 18 April 2012).

Berdasarkan pernyataan yang diungkapkan oleh Muhammad Ikrar Idris

tersebut dapat dikatakan bahwa instruksi serta petunjuk implementasi dalam program

nasional e-KTP telah tersampaikan dengan jelas dan dapat dipahami oleh tenaga

operator sehingga dapat menjalankannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 148: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

134

Universitas Indonesia

Fleksibilitas Para Pelaksana Dalam Melaksanakan Program Nasional

Sub indikator selanjutnya yang digunakan untuk menilai indikator kejelasan

dalam dimensi komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan pelaksanaan adalah

fleksibilitas para pelaksana. Adapun yang dimaksud dengan fleksibiltas adalah

keleluasaaan para pelaksana dalam melakukan tugasnya. Dalam pelaksanaan suatu

kebijakan/program, terdapat kemungkinan terjadinya ketidaksesuaian antara apa yang

tercantum dalam peraturan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

Demikian pula dalam implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan

Ancol. Dalam pelaksanaannya, banyak terjadi kesalahan dalam identitas penduduk

seperti kesalahan dalam penulisan nama, tanggal lahir, bulan lahir, tahun lahir, agama

dan sebagainya. Untuk mengubah identitas penduduk dalam hal agama, status

perkawinan, golongan darah, penduduk tidak perlu memperbaikinya dengan

mendatangi Suku Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara tetapi

dapat langsung mengubahnya di Kelurahan dengan syarat penduduk tersebut harus

membawa atau melampirkan bukti yang menunjukkan bahwa perubahan tersebut

benar adanya. Ketentuan ini berbeda ketika terdapat kesalahan dalam penulisan nama,

tanggal lahir, dan tahun lahir, penduduk harus memperbaiki dan mengubahnya

terlebih dahulu dengan mendatangi Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Jakarta Utara untuk melakukan perubahan. Hal ini karena perubahan yang disebabkan

oleh kesalahan dalam nama, tanggal lahir, dan tahun lahir dapat mengubah Nomor

Induk Kependudukan (NIK) sebagaimana yang dikemukakan oleh Tony Arifianto,

“agama itu gak ngerubah NIK. kalo ngerubah tahun tanggal bulan itu bakal

ngerubah. makanya kita suruh rubah” (hasil wawancara mendalam dengan Tony

Arifianto selaku tenaga operator di Kelurahan Ancol, 21 April 2012). Berdasarkan

pernyataan tersebut yang dikemukakan oleh tenaga operator tersebut, dapat dikatakan

bahwa keputusan yang diambil oleh tenaga operator sebagai bentuk dari fleksibilitas

para pelaksana dalam melakukan tugasnya.

c. Konsistensi

Indikator selanjutnya untuk menilai dimensi komunikasi antar organisasi terkait

dan kegiatan implementasi pelaksanaan adalah konsistensi. Sebuah

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 149: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

135

Universitas Indonesia

kebijakan/program apabila ingin berjalan dengan efektif, maka perintah pelaksanaan

harus bersifat konsisten. Konsisten sebagaimana yang dimaksud dalam indikator ini

adalah peraturan-peraturan serta perintah pelaksanaan yang berasal dari pembuat

kebijakan dilaksanakan hingga ke tingkat pelaksana secara seragam. Untuk melihat

serta menilai konsistensi yang terjadi dalam implementasi program nasional e-KTP di

Kelurahan Ancol, dapat melihat 3 (tiga) sub indikator berikut :

Kesesuaian Perintah Implementasi Kebijakan/Program Dari Para Pembuat

Kebijakan Kepada Para Pelaksana

Dalam mengimplementasikan sebuah kebijakan/program harus memiliki

kesesuaian antara apa yang diperintahkan atau diinstruksikan oleh para pembuat

kebijakan untuk disampaikan kepada para pelaksana. Dalam implementasi program

nasional e-KTP, terlihat beberapa inkonsistensi antara apa yang telah diputuskan dan

di perintahkan oleh pembuat kebijakan dengan implementasi di lapangan. Di

Kelurahan Ancol, persyaratan (berkas) yang harus dilengkapi untuk melakukan

kegiatan perekaman e-KTP adalah membawa surat undangan pemanggilan e-KTP,

membawa fotocopy KTP Nasional yang masih aktif, serta membawa fotocopy Kartu

Keluarga (KK) nasional. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Seperti yang disebutkan sebelumnya oleh Ibu Alina Balqis bahwa persyaratan untuk

melakukan perekaman e-KTP adalah hanya membawa surat pemanggilan e-KTP dan

KTP yang masih berlaku. Ketentuan tambahan yang terdapat di Kelurahan Ancol

merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh Kelurahan Ancol untuk melihat

kesesuaian dan kebenaran data penduduk. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang

diungkapkan oleh Muhammad Ikrar Idris selaku tenaga operator Kelurahan Ancol,

“ya kalo saya pribadi mah beda. Karena disini mentingin kualitas bukan kuantitas.”

(hasil wawancara mendalam dengan Mhammad Ikrar Idris, 18 April 2012).

Selain itu, inkonsistensi juga terlihat dari proses rekrutmen tenaga operator e-

KTP di Kelurahan Ancol. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Syuhada selaku

Kepala Seksi Pendaftaran Penduduk Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Administrasi Jakarta Utara bahwa penempatan tenaga operator diutamakan

adalah orang yang berdomisili di sekitar wilayah Kelurahan. Hal ini dilakukan untuk

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 150: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

136

Universitas Indonesia

efisiensi waktu dan meningkatkan pelayanan dalam pelaksanaan program nasional e-

KTP. Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Sanwani selaku Kepala Satuan

Pelaksana Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kelurahan Ancol. Bapak Sanwani

menyebutkan bahwa mengenai tenaga operator tersebut tidak mungkin mengambil

tenaga operator dari luar wilayah Ancol karena efisiensi waktu. Berikut adalah hasil

wawancara mendalam dengan Bapak Sanwani :

“kalo saya pribadi gini ya di kelurahan ancol kalo seumpama saya punya operator jauh ya kan ada di jakarta timur tanjung priok ternyata di kampung sini ada punya ijazah Kom, bisa komputer ya kita ambil. Kenapa? Kan dia harus stand by, jam 8 udah stand by kalo kita ambil jarak jauh makan waktunya sampai jam berapa” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sanwani, 18 April 2012).

Pada kenyataannya hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan. Dua tenaga operator yang terdapat di Kelurahan Ancol justru berdomisili

di luar wilayah Ancol. Hal tersebut menandakan bahwa telah terjadi inkonsistensi

perintah atau instruksi dalam hal perekrutan tenaga operator.

Adanya Keseragaman Tujuan Kebijakan/Program Yang Dikomunikasikan

Dengan Berbagai Sumber Informasi

Sub indikator terakhir digunakan untuk melihat konsistensi dari

kebijakan/program adalah adanya keseragaman tujuan kebijakan/program yang

dikomunikasikan dengan berbagai sumber informasi. Dalam program nasional e-KTP

yang memiliki tujuan untuk mewujudkan kepemilikan satu identitas. Tujuan program

nasional tersebut dikomunikasikan ke berbagai media baik cetak maupun elektronik

dengan tujuan untuk tersampaikan ke kelompok sasaran yaitu masyarakat khususnya

wajib KTP di seluruh wilayah Indonesia. Untuk menyampaikan tujuan serta

informasi mengenai program nasional e-KTP ini, Pemerintah baik Pemerintah tingkat

pusat hingga Pemerintah tingkat Kabupaten/Kota melakukan publikasi kepada

masyarakat dalam berbagai bentuk antara lain melalui sosialisasi maupun di berbagai

media seperti spanduk, banner, dan sebagainya, “Kita itu juga melakukan sosialisasi

baik melalui spanduk atau banner” (hasil wawancara mendalam dengan Kepala Sub

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 151: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

137

Universitas Indonesia

Bagian Umum Kecamatan Pademangan, 3 Mei 2012). Pernyataan yang dikemukakan

oleh Kasubag Umum Kecamatan Pademangan tersebut diperkuat dengan pernyataan

yang dikemukakan oleh salah satu penduduk Kelurahan Ancol yang telah

melaksanakan kegiatan perekaman e-KTP. Penduduk tersebut telah mengetahui

tujuan dari program nasional e-KTP, “untuk ke depannya satu KTP semua” (hasil

wawancara mendalam dengan salah satu penduduk Kelurahan Ancol, 21 April 2012).

Berdasarkan pernyataan yang diungkapkan oleh salah satu penduduk Kelurahan

Ancol, terlihat bahwa tujuan dari dibuatnya program nasional e-KTP telah sampai

kepada kelompok sasaran yaitu penduduk wajib KTP. Hal ini menandakan bahwa

telah terjadi keseragaman tujuan yang dikomunikasikan oleh Pemerintah melalui

berbagai sumber informasi atau media publikasi seperti banner dan spanduk.

d. Nasihat Dan Bantuan Teknis Yang Diberikan

Dalam melaksanakan kebijakan/program, bantuan-bantuan teknis yang

diberikan merupakan hal yang penting. Hal ini dilakukan untuk menunjang

pelaksanaan program nasional e-KTP. Demikian yang terjadi dengan pelaksanaan

program nasional e-KTP. Dalam pelaksanaan program nasional e-KTP juga terdapat

bantuan teknis yang diberikan oleh Kementerian Dalam Negeri sebagai pembuat

kebijakan kepada instansi pelaksana. Adapun bantuan teknis yang diberikan oleh

Kementerian Dalam Negeri adalah dalam bentuk pendampingan teknis yang terdapat

di Kelurahan. Pendampingan teknis merupakan kegiatan yang dilakukan dalam

rangka memastikan implementasi perekaman e-KTP berjalan dengan lancar. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas

Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian

Dalam Negeri. dalam wawancara berikut :

“Kita ada pendampingan sampai di kecamatan. tapi untuk DKI ini kita ada juga pendampingan. Dari kemendagri dari konsorsium juga. Karena itu tadi karena DKI Jakarta jadi sorotan juga, makanya kita terus dampingin. Tugas pendampingan itu untuk memastikan implementasi perekaman. Ya harus dipantau, kita ga bisa iya-iya aja. Ga disini aja kan yang dipantau, tapi di seluruh Indonesia kita pantau semua. Ada yang supervisi, memantau apa masalahnya. Kalau kita percaya aja ga mantau, kalo ga dilaksanain gimana,

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 152: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

138

Universitas Indonesia

kalo komputernya dijual atau apa kan. Repot. Jadi harus dipantau terus”(hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012).

Ketentuan tersebut juga berlaku di Kelurahan Ancol. Di Kelurahan ini juga

terdapat pendampingan teknis. Pendamping teknis di Kelurahan Ancol bukan berasal

dari Kementerian Dalam Negeri melainkan berasal dari konsorsium yaitu Sucofindo

sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhammad Ikrar Idris selaku tenaga operator

di Kelurahan Ancol, “Damkel (pendamping Kelurahan) itu dari sucofindo,

outsourcing”(hasil wawancara mendalam dengan Muhammad Ikrar Idris selaku

tenaga operator e-KTP di Kelurahan Ancol, 18 April 2012).

Sucofindo merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam konsorsium

yang memenangkan tender untuk implementasi program nasional e-KTP ini.

Konsorsium merupakan pihak ketiga yang bekerjasama dengan Kementerian Dalam

Negeri dalam pengadaan barang dan jasa untuk melaksanakan program nasional e-

KTP. Konsorsium diketuai oleh Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) yang

terdiri dari beberapa perusahaan seperti PT. LAN, Sucofindo, Indosat, dan Quadra.

Adapun masa kerja dari pendamping teknis atau damkel dalam implementasi e-

KTP hanya lima bulan yakni dari bulan Agustus-Desember 2011 dan ketika masa

perpanjangan e-KTP keberadaan damkel sudah tidak ada lagi, “Damkel itu kan

masanya cuma smpe 4 bulan itu, agustus sampe desember. kalo sekarang ga ada”

(hasil wawancara mendalam Bapak Sanwani selaku Kepala Satuan Pelaksana

Kelurahan Ancol, 18 April 2012).

Sesuai dengan job description yang ada, damkel bertugas melakukan

pengecekan terhadap perangkat e-KTP setiap harinya. Selain itu, jika terdapat

kerusakan atau masalah dari perangkat e-KTP, damkel yang menangani. Hal ini

diperkuat dengan pernyataan Tony Arifianto selaku tenaga operator e-KTP Kelurahan

Ancol dalam wawancara berikut:

“Damkel disini jumlahnya 1 orang. Dia bagian ngecek per hari. Ya kalo ada apa-apa, seumpama jaringan kita trouble dia yang langsung kesono langsung jalan. Ada masalah sama softwarenya, dia yang jalan. Kerjanya dia setiap

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 153: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

139

Universitas Indonesia

hari, dari pagi dia ngecek alat dulu siang dia liat server sorenya itu dia ngitung jumlah total per hari. Karena dia jumlah total per hari sama jumlah keseluruhannya itu dia wajib megang. Ntar dia bertanggung jawabnya ke konsorsium. Mana laporan per hari kamu, dia harus kirim email baru nanti konsorsium nanti konsorsium bertanggung jawab ke kemendagri” (hasil wawancara mendalam, 21 April 2012)

Sebagai pihak yang bertugas melakukan pengecekan terhadap perangkat e-

KTP, damkel seharusnya memiliki kemampuan serta keahlian di bidang teknologi

informasi akan tetapi damkel yang terdapat di Kelurahan Ancol kurang menguasai IT

100%. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhammad Ikrar Idris selaku

tenaga operator e-KTP, “Bagaimanapun damkelnya itu mereka hanya ehm..

kebetulan di Kelurahan ini ya damkelnya yang dipake menurut saya tidak 100%

menguasai IT, gitu kebetulan. dia bisa komputer, tapi tidak 100%. Dari sucofindo,

outsourcing” (hasil wawancara mendalam dengan Muhammad Ikrar Idris, 18 April

2012).

Sebagai tenaga yang bertugas secara teknis dalam pelaksanaan program

nasional e-KTP, damkel yang dipersiapkan memiliki keahlian dalam bidang

teknologi informasi. Berdasarkan pemaparan serta pernyataan yang diutarakan oleh

para informan dapat dikatakan bahwa pendampingan teknis di Kelurahan-Kelurahan

merupakan bentuk bantuan teknis yang diberikan oleh Kementerian Dalam Negeri

untuk menunjang pelaksanaan program nasional e-KTP. Seyogyanya, ketika bantuan

teknis diberikan kepada instansi pelaksana sebelumnya telah dipersiapkan baik dari

segi kualitas maupun kuantitas. Pada kenyataannya yang terjadi justru sebaliknya,

damkel yang ada di Kelurahan Ancol justru tidak menguasai IT secara 100%. Hal ini

secara tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan program nasional e-KTP di

Kelurahan Ancol.

e. Adanya Berbagai Sanksi Baik Positif Maupun Negatif

Indikator terakhir yang digunakan untuk menilai implementasi

kebijakan/program dilihat dari dimensi komunikasi antar organisasi dan kegiatan

implementasi kebijakan adalah adanya sanksi baik yang bersifat positif maupun

negatif. Implementasi sebuah kebijakan/program dapat berjalan dengan lancar,

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 154: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

140

Universitas Indonesia

apabila terdapat sanksi baik sanksi yang bersifat membangun maupun sanksi yang

bersifat negatif. Hal ini karena sanksi bersifat mengikat dan memaksa.

Dalam pelaksanaan program nasional e-KTP, tidak ada sanksi yang diberikan

kepada penduduk yang belum melakukan kegiatan perekaman e-KTP. Hal ini yang

kemudian membuat pelaksanaan program nasional e-KTP menjadi sedikit terhambat.

Hal ini sebagaimana yang dkemukakan oleh Ibu Alina Balqis selaku Kepala Bidang

Data dan Informasi Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil dalam wawancara

berikut :

“Saat ini memang tidak ada sanksi bagi penduduk yang tidak memenuhi pemanggilan untuk pelayanan e-KTP. Namun karena database pelayanan e-KTP menjadi sarana untuk pemutakhiran database kependudukan, maka penduduk yang tidak menggunakan haknya untuk pelayanan e-KTP akan dianggap melepaskan haknya sebagai penduduk DKI Jakarta dan bisa terhapus dari database kependudukan, sehingga nantinya akan kesulitan dalam pengurusan dokumen kependudukan. Selain itu, berdasarkan Perpres 67 Tahun 2011, penggunaan KTP non elektronik dalam pelayanan publik hanya sampai akhir Desember 2012, sehingga mulai Januari 2013 KTP yang berlaku adalah KTP Elektronik.” (hasil wawancara mendalam dengan ibu Alina, 4 April 2012).

Senada dengan ibu Alina Balqis, Bapak Sugeng Wibowo juga mengemukakan hal

sama tidak ada sanksi yang dijatuhkan bagi penduduk yang hingga batas akhir belum

melakukan kegiatan perekaman. Berikut adalah hasil wawancara dengan Bapak

Sugeng Wibowo :

“Sanksinya dengan sendirinya. Ya mereka sendiri yang rugi karena apa itu kan menyangkut identitas kependudukan dia sendiri kan. Kalo dia tidak mengurus, kan yang rugi siapa. Ya itu ngurus apa-apa sulit, itu sanksi kan. Kalo kaya sanksi pidana seperti itu tidak ada. Belum pernah ada satu orang yang dipidana karena tidak punya KTP. Ya itu kembali mindset. Contoh kasus ehm.. setiap mutasi KTP itu kan ada bates waktunya, 5 tahun. 5 tahun diwajibkan untuk memperbarui kan. Tujuannya adalah untuk.. misalnya ada seseorang buat apa bikin KTP, orang saya lahiran sini kok, dari jaman dulu ga usah bikin KTP, nenek saya juga lahiran sini kok. Terus sekali waktu dia membutuhkan pelayanan, dimana pelayanan tersebut membutuhkan rekaman identitas. Rumah sakit harus ada KTP, kita narik uang di bank harus punya

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 155: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

141

Universitas Indonesia

KTP, dan lain-lain. dia tidak bisa mendapatkan pelayanan. Oke karna faktor kemanusiaan, rumah sakit membolehkan untuk memberikan pelayanan karena sifatnya darurat tapi administrasinya itu tetap harus diurus. Atau dia dapet kiriman dana darimana umpamanya, dia tidak dapat menunjukkan kartu identitas, dia ga bisa. Walaupun dia mengajak orang satu RT bahwa itu namanya dia tapi kalo dia ga bisa menunjukkan identitasnya dia, ga bisa” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sugeng Wibowo, 18 April 2012).

Berdasarkan pernyataan yang disebutkan oleh informan diketahui bahwa

ternyata dalam pelaksanaan pemassalan e-KTP tidak disertai dengan sanksi bagi

penduduk yang belum melakukan kegiatan perekaman e-KTP. Hal inilah yang

menjadi faktor paling memengaruhi dalam pelaksanaan program nasional e-KTP di

Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.

4. Ciri-ciri atau sifat instansi pelaksana

Dimensi keempat yang memengaruhi implementasi suatu kebijakan/program

adalah ciri-ciri atau sifat instansi pelaksana. Instansi pelaksana tentulah berbentuk

organisasi dimana organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh

karena itu, organisasi merupakan wadah dimana orang-orang yang bekerjasama

dalam usahanya mencapai tujuan. Dalam wadah itu, setiap orang harus jelas tugas,

wewenang, dan tanggungjawab, hubungan dan tata kerjanya. Chester L. Bernard

dalam Syafiie (2006:114) mendefinisikan organisasi sebagai “the systems of

cooperative activitites of two or more person something intangible and impersonal,

largerly a matter of relationship” (organisasi adalah sebuah sistem tentang aktifitas

kerja sama dua atau lebih dari sesuatu yang tidak berwujud atau tidak pandang bulu,

yang sebagian besar tentang persoalan silahturahmi). Dari definisi tersebut dapat

dikatakan bahwa organisasi adalah sebuah wadah dimana terdapat aktifitas kerja

sama di dalamnya antara dua orang atau lebih.

Dalam pelaksanaan program nasional e-KTP terutama di Provinsi DKI Jakarta,

instansi yang melaksanakan adalah Kelurahan. Kelurahan merupakan organisasi

perangkat daerah terendah dan berada di bawah Kecamatan. Untuk melihat

bagaimana sifat instansi pelaksana dimana dalam hal ini adalah Kelurahan Ancol,

maka terdapat 4 (empat) indikator yang digunakan yaitu :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 156: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

142

Universitas Indonesia

Struktur Formal Dari Organisasi

Dalam sebuah organisasi, adanya struktur organisasi merupakan hal yang

sangat penting. Hal ini karena dalam struktur organisasi terdapat pembagian tugas

dan wewenang antara satu dengan yang lain. Selain itu, tujuan utama struktur

organisasi adalah untuk memengaruhi perilaku individu dan kelompok sehingga

dapat mencapai prestasi yang efektif (Gibson, Ivancevich, Donnely, 1996:29).

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Nomor 147 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kelurahan, Struktur organisasi

Kelurahan Ancol terdiri dari tujuh unit kerja yaitu Seksi Pemerintahan, Ketenteraman

dan Ketertiban; Seksi Perekonomian; Seksi Prasarana dan Sarana; Seksi

Kesejahteraan Masyarakat; Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup; Seksi

Pelayanan Umum; dan Kelompok Jabatan Fungsional yang terdiri dari Puskesmas

Kelurahan, Satuan Pelayanan Registrasi Kependudukan, dan Satuan Tugas Satuan

Polisi Pamong praja (Satgas Satpol PP). Masing-masing unit kerja tersebut memiliki

tugas yang berbeda. Dalam pelaksanaan program nasional e-KTP, yang bertindak

sebagai pelaksana adalah Kepala Satuan Pelaksana Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kelurahan Ancol dengan dibantu oleh dua tenaga operator. Kepala Satuan

Pelayanan Registrasi Kependudukan secara teknis dan administrasi berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Dinas Kependudukan dan

Pencatatatan Sipil Kecamatan, serta secara operasional dikoordinasikan Lurah.

Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Pelayanan

Registrasi Kependudukan secara teknis dan administrasi disampaikan oleh Kepala

Satuan Pelayanan Registrasi Kependudukan kepada Kepala Seksi Dinas

Kependudukan dan Pencatatatan Sipil Kecamatan, serta secara operasional

disampaikan oleh Kepala Satuan Pelayanan Registrasi Kependudukan kepada Lurah.

Nilai-Nilai Yang Berkembang Dalam Organisasi

Dalam sebuah organisasi, baik organisasi swasta atau organisasi publik tentu

memiliki nilai (value) yang dipegang dalam melakukan aktifitas organisasi. Hal ini

karena nilai (value) merupakan suatu tuntunan atau pedoman yang mendasari

bagaimana seseorang atau sebuah organisasi berpikir, mengambil keputusan, bersikap

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 157: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

143

Universitas Indonesia

dan bertindak. Nilai-nilai organisasi bukan merupakan nilai yang tertuang dalam

plakat atau visi akan tetapi nilai-nilai organisasi adalah apa yang secara aktual

memang menjadi praktek dari organisasi tersebut. Apa yang disaksikan, diyakini,

dipercaya, dilakukan, dan di praktekkan oleh para pegawai di organisasi tersebut

merupakan nilai riil (nyata).

Kelurahan Ancol sebagai instansi pelaksana teknis dari program nasional e-

KTP di Provinsi DKI Jakarta juga memiliki nilai-nilai organisasi yang diusung dalam

menjalankan kegiatan organisasi. Adapun nilai yang berkembang di dalam organisasi

Kelurahan Ancol adalah nilai kesopanan. Hal ini dapat terlihat dari adanya media

publikasi yang memberitahukan kepada masyarakat bahwa ketika melakukan

perekaman e-KTP berpakaian rapi dan sopan serta tidak diperkenankan memakai

celana pendek.

Gambar 5. 5 Pengumuman Untuk Mengenakan Pakaian Rapi Dan Sopan

Sumber : Dokumentasi penulis, 2012

Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Muhammad Ikrar

Idris selaku tenaga operator di Kelurahan Ancol. Ikrar menyebutkan bahwa di

Kelurahan tersebut ketika melakukan perekaman e-KTP harus berpakaian rapi serta

tidak memakai celana pendek, “Yang jelas kita menghimbau mereka berpakaian rapi,

gak boleh pakai celana pendek. Kita nyebutnya peraturan instansi dimana-mana

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 158: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

144

Universitas Indonesia

yang namanya Pemerintahan, kantor Pemerintahan seharusnya melarang orang

berpakaian mini, minimal selutut ga apa-apa deh” (hasil wawancara mendalam

dengan Muhammad Ikrar Idris, 18 April 2012).

Selain itu, nilai yang berkembang di Kelurahan Ancol berdasarkan hasil

observasi adalah masih terdapatnya nilai kekeluargaan yang cukup tinggi. Hal ini

dapat terlihat dari adanya proses rekrutmen tenaga operator yang dilakukan

berdasarkan atas kekeluargaan dan rekomendasi. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa nilai-nilai yang berkembang di Kelurahan Ancol adalah nilai kesopanan serta

nilai kekeluargaan. Nilai-nilai tersebut pada dasarnya berpengaruh terhadap

implementasi program nasional e-KTP dengan kadar yang kecil.

Pola Hubungan Yang Terjadi Di Internal Birokrasi

Dalam melihat karakteristik badan pelaksana seperti yang dikemukakan oleh

Van Meter dan Van Horn, maka tidak dapat dilepaskan dari struktur birokrasi.

Struktur birokrasi diartikan sebagai karakteristik-karakteristik, norma-norma, dan

pola-pola hubungan yang terjadi berulang-ulang dalam badan-badan eksekutif yang

mempunyai hubungan baik potensial maupun nyata dengan apa yang dimiliki dengan

menjalankan kebijakan.

Dalam pelaksanaan program nasional e-KTP, pola hubungan yang terjadi di

internal birokrasi bersifat hierarkis dan rigid. Hal ini dapat terlihat dari adanya

beberapa lapis birokrasi yang dilewati dalam program nasional ini yaitu dari

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Kecamatan,

hingga Kelurahan untuk pelaksanaan di Provinsi DKI Jakarta. Banyaknya tingkat

birokrasi yang dilalui dapat tercermin dari pernyataan yang dikemukakan oleh Bapak

Sugeng Wibowo selaku Sekretaris Kelurahan Ancol, “Setiap kamis, dilakukan

pelaporan ke bagian tata Pemerintahan walikota kemudian di sampaikan ke biro tata

Pemerintahan Provinsi” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sugeng

Wibowo, 18 April 2012).

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa alur data penduduk

yang telah direkam e-KTP di Kelurahan melewati beberapa tahap dimana dalam tiap

tahap rawan akan terjadinya manipulasi data. Berikut adalah interaksi data

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 159: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

145

Universitas Indonesia

kependudukan melalui Aplikasi SIAK (NIK) yang terintegrasi dengan KTP

elektronik e-KTP :

Gambar 5.6 Interaksi Data kependudukan melalui aplikasi SIAK (NIK) yang terintegrasi dengan KTP elektronik (e-KTP)

Sumber : Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, 2011

Proses pertama adalah data penduduk yang telah terekam di Kelurahan

disampaikan ke SIAK Kecamatan kemudian dari SIAK Kecamatan, data tersebut

disampaikan ke SIAK Kabupaten/Kota dan proses selanjutnya data yang telah

dilaporkan tersebut kemudian dilaporkan ke SIAK Central yaitu SIAK di

Kementerian Dalam Negeri. Dalam SIAK Central ini dilakukan identifikasi

ketunggalan data penduduk yaitu proses menetukan ketunggalan identitas seseorang

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 160: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

146

Universitas Indonesia

melalui pemadanan sidik jari 1:N (N adalah populasi penduduk Indonesia). Apabila

dari hasil identifikasi ketunggalan tersebut, data penduduk bersifat tunggal maka

dapat dilakukan kegiatan personalisasi yaitu memasukkan data penduduk tersebut ke

dalam chip dan kemudian dilakukan pencetakan. e-KTP yang telah dicetak kemudian

di serahkan ke Pemerintah Provinsi untuk kemudian disampaikan ke Kelurahan, yang

selanjutnya di distribusikan ke penduduk yang bersangkutan. apabila e-KTP telah

tiba di Kelurahan, maka dilakukan pemanggilan kedua terhadap penduduk yang e-

KTP nya telah siap. Sebelum diserahkan kepada penduduk, terlebih dahulu dilakukan

verifikasi data dengan melakukan proses finger print terhadap dua jari. Verifikasi ini

dilakukan untuk memastikan kebenaran data dan identitas seseorang. Apabila dalam

proses verifikasi tersebut datanya sesuai, maka e-KTP dapat diserahkan kepada

penduduk.

Alur data penduduk tersebut melewati beberapa instansi atau organisasi. Dari

alur data kependudukan tersebut dapat terlihat bahwa proses birokrasi dalam

pelaksanaan program nasional e-KTP sangat panjang. Proses birokrasi tersebut

mempengaruhi pelaksanaan program nasional e-KTP.

Fragmentasi Organisasi

Indikator terakhir yang digunakan untuk melihat sifat badan pelaksana adalah

fragmentasi organisasi. Adapun yang dimaksud dengan fragmentasi organisasi adalah

adanya pembagian kewenangan dan tugas dari masing-masing instansi pelaksana.

Tanggung jawab bagi suatu bidang kebijakan/program sering tersebar diantara

beberapa organisasi, seringkali pula terjadi desentralisasi kekuasaan tersebut

dilakukan guna mencapa tujuan-tujuan kebijakan/program.

Demikian dengan program nasional e-KTP. Dalam pelaksanaan program

nasional e-KTP terdapat beberapa pihak/organisasi yang terlibat antara lain

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Kecamatan,

serta Kelurahan. Masing-masing organisasi memiliki tanggung jawab dan kewajiban

yang berbeda. Berikut akan dijelaskan mengenai tugas serta kewajiban masing-

masing pihak yang terlibat dalam implementasi program nasional e-KTP :

A. Pemerintah Pusat

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 161: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

147

Universitas Indonesia

a) Menyediakan perangkat keras & perangkat lunak.

b) Menyediakan blangko KTP berbasis NIK yang dilengkapi kode keamanan

dan rekaman elektronik.

c) Memberikan Bintek & Damtek pelayanan e-KTP.

d) Memberikan sosialisasi.

B. Pemerintah Provinsi

a) Sosialisasi penerapan e-KTP di Instansi terkait & Kab/Kota di Provinsi.

b) Supervisi, Monitoring dan evaluasi oleh Tim Provinsi.

c) Koordinasi dan konsultasi ke Pusat.

C. Pemerintah Kabupaten/Kota

a) Menyediakan ruang server & ruang pelayanan yg dilengkapi catu daya listrik

cukup & genset di setiap tempat pelayanan.

b) Menyediakan tenaga operator & tenaga pendukung lainnya (kurir, pendaftar,

sorter & keamanan).

c) Menjaga akurasi database kependudukan melalui pelayanan pendaftaran

penduduk & capil menggunakan aplikasi SIAK.

d) Sosialisasi di wilayah Kab/Kota kepada : Instansi terkait, kecamatan /distrik,

desa/Kelurahan, tokoh masyarakat/agama & penduduk.

e) Menyediakan APBD untuk kebutuhan :

1. Kab/Kota.

2. Kecamatan.

3. Desa/Kelurahan.

D. Kecamatan

a) Menandatangani dan menyampaikan surat pemanggilan kepada penduduk

wajb KTP untuk melakukan perekaman data di tempat pelayanan e-KTP.

b) Menyiapkan tempat pelayanan e-KTP seperti ruang pelayanan dilengkapi AC,

ruang/gudang penyimpan e-KTP, perlengkapan kantor untuk pelayanan,

meningkatkan catu daya listrik, tenda & kursi utk ruang tunggu dilengkapi

kamar kecil.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 162: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

148

Universitas Indonesia

E. Desa/Kelurahan

a) Sosialisasi.

b) Menyampaikan surat panggilan kepada penduduk.

c) Mengkoordinasikan dan memfasilitasi mobilisasi penduduk.

Pihak-pihak tersebut juga berperan dalam hal pengawasan. Dalam pelaksanaan e-

KTP di Provinsi DKI Jakarta yang dilaksanakan di tingkat Kelurahan, Kelurahan

harus melaporkan hasil perekaman e-KTP per harinya kepada instansi yang terdapat

di atasnya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Bapak Sugeng Wibowo selaku

Sekeraris Kelurahan Ancol yang mengatakan bahwa setiap hari kamis dilakukan

pelaporan hasil perekaman e-KTP kepada bagian Tata Pemerintahan Walikota untuk

kemudian disampaikan ke Biro Tata Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, “Setiap

kamis itu kita melaporkan hasil kegiatan perekaman e-KTP ke Tata Pemerintahan

Walikota untuk kemudian disampaikan ke Biro Tata Pemerintahan Provinsi DKI

Jakarta” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Sugeng Wibowo, 18 April

2012).

5. Sikap Para Pelaksana

Dimensi kelima yang disebutkan oleh Van Meter dan Van Horn memengaruhi

implementasi kebijakan/program adalah sikap para pelaksana. Robbins (2009:92)

mendefinisikan sikap sebagai pernyataan-pernyataan evaluatif terhadap objek, orang,

atau peristiwa. Sikap para pelaksana dapat menentukan keberhasilan implementasi

suatu kebijakan/program. Sebaik apapun sumber daya yang dipersiapkan ataupun

sekuat apapun landasan hukum yang dibuat untuk pelaksanaan kebijakan/program,

tanpa disertai dengan sikap positif para pelaksana terhadap kebijakan/program maka

kebijakan/program tersebut tidak akan berjalan. Hal ini karena apabila terdapat sikap

penolakan dari pelaksana maka pelaksana tersebut akan berusaha menggagalkan

pelaksanaan kebijakan/program tersebut.

Untuk menilai bagaimana sikap para pelaksana terhadap program nasional e-

ktp, terdapat tiga indikator yang digunakan antara lain kognisi (pemahaman)

pelaksana tentang program nasional, arah kecenderungan pelaksana terhadap program

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 163: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

149

Universitas Indonesia

nasional, serta intensitas kecenderungan pelaksana. Berikut akan dijabarkan

mengenai masing-masing indikator.

Kognisi (Pemahaman) Pelaksana Tentang Kebijakan/Program

Indikator pertama yang digunakan adalah pemahaman pelaksana tentang tujuan

umum maupun ukuran-ukuran dasar dan tujuan kebijakan merupakan suatu hal yang

sangat penting. Hal ini karena dalam pelaksanaan sebuah kebijakan/program dapat

berhasil apabila diikuti oleh kesadaran terhadap kebijakan tersebut secara

menyeluruh. Hal ini berarti bahwa kegagalan implementasi kebijakan sering

diakibatkan oleh ketidaktaatan para pelaksana terhadap kebijakan. Dalam kondisi

seperti itu persepsi individu memegang peranan.

Dalam implementasi program nasional e-KTP, secara keseluruhan para

pelaksana program telah memahami program ini dengan baik, dari segi prosedur

maupun tujuan dari program nasional e-KTP. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan

yang diungkapkan oleh Muhammad Ikrar Idris selaku tenaga operator e-KTP di

Kelurahan Ancol, “SOP dari pengambilan e-KTP harus valid, sedangkan kalo

datanya ga valid, artinya kita ga bisa ngambil dong” (hasil wawancara mendalam

dengan Muhammad Ikrar Idris, 18 April 2012).

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh Muhammad Ikrar dapat

terlihat bahwa operator tersebut telah mengetahui prosedur-prosedur apa saja yang

harus dilakukan oleh seorang tenaga operator ketika melakukan kegiatan perekaman

e-KTP. Pengetahuan yang didapat oleh tenaga operator hanya sebatas pada

pengetahuan operasional alat atau hal yang bersifat teknis. Hal ini diperkuat dengan

pernyataan yang diungkapkan oleh Tony Arifianto selaku tenaga operator lainnya

yang bertugas di Kelurahan Ancol. Tony mengatakan bahwa ia hanya mengetahui

adanya e-KTP itu untuk menghindari dari KTP atau Kartu Keluarga ganda, “kalo

tujuan e-ktp itu dari awal sebenarnya untuk menghindari dari Kartu Keluarga

ganda, dari NIK ganda, terus juga pembuatan KTP ganda. Pasti itu doang yang kita

tahu” (hasil wawancara mendalam, 2 April 2012).

Kurangnya pengetahuan para tenaga operator mengenai program nasional

secara keseluruhan disebabkan karena dalam proses pelatihan atau bintek, materi

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 164: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

150

Universitas Indonesia

yang diberikan hanya bersifat operasional alatnya saja, tidak diberikan materi

mengenai program nasional e-KTP itu sendiri.

Arah Kecenderungan Pelaksana Terhadap Program Kebijakan/Nasional

Indikator kedua yang digunakan untuk menilai sikap para pelaksana terhadap

program nasional e-KTP ini adalah arah kecenderungan pelaksana terhadap program

nasional e-KTP. Arah kecenderungan para pelaksana terhadap program dapat

menentukan implementasi program tersebut. Para pelaksana mungkin gagal dalam

mengimplementasikan kebijakan-kebijakan dengan tepat karena pelaksana menolak

tujuan-tujuan yang terkandung dalam kebijakan/program tersebut. Begitupun

sebaliknya, penerimaan terhadap tujuan serta ukuran-ukuran dasar kebijakan yang

diterima secara luas oleh para pelaksana kebijakan akan menjadi pendorong bagi

mplementasi kebijakan yang berhasil.

Dalam implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol, secara

keseluruhan program nasional ini mendapatkan respon positif dari para pelaksana.

Hal ini dapat tercermin dari pernyataan yang dikemukakan oleh Ibu Alina Balqis

selaku Kepala Bidang Data dan Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Provinsi DKI Jakarta, “Pemprov DKI Jakarta mempunyai komitmen yang kuat untuk

melaksanakan pemassalan pelayanan e-KTP, yang tercermin dalam penyediaan

anggaran APBD untuk mendukung pelaksanaan e-KTP di DKI Jakarta.” (hasil

wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012). Berdasarkan

pernyataan yang dikemukakan oleh Ibu Alina Balqis, dapat diketahui bahwa

penyediaan anggaran APBD sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta terhadap pelaksanaan program nasional e-KTP.

Intensitas Kecenderungan Pelaksana

Indikator terakhir yang digunakan untuk mengukur sikap para pelaksana

terhadap kebijakan/program adalah intensitas kecenderungan pelaksana Intensitas

kecenderungan-kecenderungan pelaksana akan memengaruhi kinerja kebijakan.

Winarno (2012:169) menyebutkan bahwa para pelaksana yang memiliki pilihan-

pilihan negatif akan menunjukkannya sikap menentang tujuan dari program yang

dijalankan.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 165: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

151

Universitas Indonesia

Secara keseluruhan, implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol

mendapat dukungan dari instansi pelaksana baik dari pihak kelurahan itu sendiri

maupun dari pihak operator selaku pelaksana teknis. Para tenaga operator setuju

dengan tujuan dari program ini untuk mewujudkan kepemilikan satu identitas. Hal ini

dapat terlihat dari pernyataan yang dikemukakan oleh Muhammad Ikrar Idris. Dalam

pernyataan tersebut terlihat komitmennya untuk melaksanakan tugas sebagai tenaga

operator hampir setiap hari yaitu dari hari senin-minggu, “kita kalo hari biasa sampe

jam 4. Sabtu minggu kita jam kerja” (hasil wawancara mendalam dengan

Muhammad Ikrar Idris, 18 April 2012). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

apabila dilihat berdasarkan dimensi sikap para pelaksana, sikap para pelaksana dalam

implementasi program nasional e-KTP bersifat positif, dalam arti tidak ada penolakan

terhadap pelaksanaan program nasional e-KTP.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, Dan Politik

Teori sistem berpendapat bahwa pembuatan kebijakan publik tidak dapat

dilepaskan dari pengaruh lingkungan. Hal ini karena tuntutan terhadap kebijakan

biasanya berawal dari lingkungan kemudian ditransformasikan ke dalam suatu sistem

politik. Dari lingkungan, biasanya masalah-masalah publik timbul. Lingkungan

kebijakan seperti adanya pengangguran, kriminalitas, krisis ekonomi yang ada pada

suatu negara akan memengaruhi atau memaksa pelaku atau aktor kebijakan untuk

meresponnya, yakni memasukkannya ke dalam agenda Pemerintah dan melahirkan

kebijakan publik untuk memecahkan masalah yang bersangkutan (Subarsono,

2010:14).

Robbins (1994:255) mendefinisikan lingkungan sebagai apa saja yang berada di

luar batas organisasi. Lingkungan terbagi menjadi dua yaitu lingkungan khusus dan

lingkungan secara umum. Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang

secara langsung relevan bagi organisasi dalam mencapai tujuannya sementara

lingkungan umum mencakup kondisi yang mungkin mempunyai dampak terhadap

organisasi, namun relevansinya tidak jelas seperti lingkungan sosial, politik, ekonomi

dan sebagainya.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 166: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

152

Universitas Indonesia

Berdasarkan hal tersebut, Van Meter dan Van Horn mengidentifikasi tiga

lingkungan yang memengaruhi implementasi suatu kebijakan yakni lingkungan

sosial, politik dan ekonomi. Sekalipun indikator tersebut mendapat perhatian yang

kecil pada implementasi kebijakan namun menurut Van Meter dan Van Horn

indikator ini mempunyai efek yang mendalam (Winarno, 2012). Berikut adalah

uraian mengenai tiga lingkungan tersebut :

6.1 Lingkungan sosial

Lingkungan sosial berpengaruh dalam implementasi kebijakan/program. Hal ini

karena sasaran dari kebijakan/program yang dibuat oleh Pemerintah adalah untuk

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.

Kebijakan publik sering dipandang sebagai instrumen untuk menyelesaikan konflik

antara berbagai kelompok dalam masyarakat, dan antara Pemerintah dengan privat.

Demikian pula dengan program nasional e-KTP ini. Program nasional e-KTP

ini dibuat oleh Pemerintah sebagai upaya untuk membenahi sistem administrasi

kependudukan di Indonesia dimana sasaran utamanya adalah masyarakat yang telah

memliki KTP (wajib KTP) dan KTP pemula. KTP pemula sebagaimana yang

dituturkan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat

Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, adalah

penduduk yang telah berusia 17 tahun per 1 Juli 2011. Hal ini karena kontrak

pelaksanaan e-KTP dimulai pada tanggal tersebut, “Sasarannya itu wajib KTP dan

KTP pemula. KTP pemula itu yang umurnya 17 tahun pas tanggal 1 juli karena

kontraknya waktu itu mulai 1 juli ” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak

Indersan, 30 April 2012).

Oleh karena sasaran dari program nasional ini adalah masyarakat, maka secara

tidak langsung kondisi sosial masyarakat memiliki pengaruh terhadap

kebijakan/program. Demikian pula dengan Kelurahan Ancol. Berdasarkan data yang

diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta,

Kelurahan Ancol merupakan Kelurahan dengan persentase penyerapan e-KTP

terendah per 31 Maret 2012 yaitu sebesar 62,64%. Kelurahan Ancol ini terdiri dari

tujuh RW dimana dua dari RW tersebut yaitu RW 010 dan RW 011 merupakan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 167: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

153

Universitas Indonesia

pemukiman ekslusif. Sebagaimana yang diutarakan oleh Bapak Sugeng Wibowo,

selaku Sekretaris Kelurahan Ancol pemukiman ekslusif itu adalah wilayah dimana

sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai pengusaha dengan tingkat mobilitas

yang sangat tinggi, “Ekslusif itu kebetulan emm, dimana itu hampir 100%

masyarakatnya adalah orang yang sangat supersibuk, sebagian besar mata

pencahariannya adalah pengusaha”(hasil wawancara mendalam dengan Bapak

Sugeng Wibowo, 18 April 2012). Lebih lanjut, Bapak Sugeng Wibowo juga

menambahkan bahwa selain pengusaha, profesi penduduk Kelurahan Ancol terdiri

dari pengusaha, nelayan, buruh, tenaga profesional dan sebagainya, “Bervariasi, Ada

yang karyawan, PNS, TNI, Polri, buruh harian, tenaga profesional. Tenaga

professional itu misalnya pengacara, bengkel, guru” (hasil wawancara mendalam

dengan Bapak Sugeng Wibowo, 18 April 2012).

Ternyata mata pencaharian penduduk berpengaruh terhadap pelaksanaan

program nasional e-KTP. Rendahnya persentase penyerapan e-KTP di Kelurahan

Ancol juga disinyalir dipengaruhi oleh mata pencaharian penduduk terutama yang

bermata pencaharian sebagai pengusaha. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang

diungkapkan oleh Ibu Alina Balqis selaku Kepala Bidang Data dan Infomasi Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta yang mengatakan bahwa

daerah dengan persentase penyerapan terendah justru berasal dari wilayah dengan

pemukiman elit, “Kalo sekarang permasalahan utamanya itu di DKI Jakarta itu

mobilitasnya tinggi dan orangnya supersibuk ya. Jadi artinya kelurahan-kelurahan

tertentu yang khususnya justru ada di pemukiman elit itu masih rendah” (hasil

wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012).

Berdasarkan pernyataan yang disebutkan oleh para informan, dapat dikatakan

bahwa ternyata tingkat mobilitas penduduk yang tinggi memengaruhi implementasi

program nasional e-KTP terutama di Kelurahan Ancol. Kelurahan-Kelurahan yang

memiliki persentase rendah dalam penyerapan e-KTP justru wilayah yang terdapat

pemukiman elit dimana tingkat kesibukan penduduknya tinggi. Oleh karena tingkat

kesibukan yang tinggi, maka penduduk tidak memiliki waktu untuk melakukan

kegiatan perekaman e-KTP di Kelurahan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan salah

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 168: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

154

Universitas Indonesia

satu warga Kelurahan Ancol yang ditemui ketika melakukan kegiatan perekaman e-

KTP, “Ya karena belum sempat, sibuk” (hasil wawancara mendalam dengan salah

satu warga Kelurahan Ancol, 21 April 2012). Tingginya mobilitas penduduk tersebut

yang kemudian membuat pihak Kelurahan Ancol melakukan berbagai upaya untuk

antara lain dengan melakukan kegiatan pelayanan e-KTP pada hari Sabtu dan

Minggu. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Sugeng Wibowo selaku

Sekretais Kelurahan Ancol, “jadi kalo kita dalam melakukan pelayanan dengan

kondisi seperti itu, jadi kita yang ngalah ya jadi khusus untuk mereka-mereka itu kita

sediakan hari sabtu dan minggu” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak

Sugeng Wibowo, 18 April 2012). Kegiatan pelayanan e-KTP hari sabtu dan minggu

tidak hanya diperuntukkan bagi penduduk yang tinggal di RW eksklusif tetapi juga

di peruntukkan untuk penduduk yang tidak bisa datang melakukan perekaman e-KTP

pada hari kerja. Selain kegiatan pelayanan hari sabtu dan minggu, pihak Kelurahan

Ancol juga membuka pelayanan e-KTP malam hari hingga pukul 22.00 WIB. Hal ini

sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhammad Ikrar Idris selaku tenaga operator

yang bertugas di Kelurahan Ancol, “kalo dari bulan awal pertama kali mulai sampai

desember itu kita sampai malem terus, sampai jam 10” (hasil wawancara mendalam

dengan Muhammad Ikrar Idris, 18 April 2012).

Kegiatan pelayanan e-KTP hingga malam hari hanya dilakukan ketika

implementasi e-KTP tahap pertama yaitu bulan Agustus hingga bulan Desember

2011. Hal tersebut dilakukan karena ketika implementasi e-KTP pada tahap pertama

warga masyarakat yang ingin melakukan perekaman jumlahnya masih besar

sedangkan ketika masa perpanjangan atau tahap kedua dari implementasi e-KTP, jam

operasional pelayanan e-KTP pada hari senin-jumat kembali normal yakni hingga

jam 16.00 WIB.

Untuk kegiatan pelayanan e-KTP hari sabtu dan minggu, jam operasional yang

diberlakukan di Kelurahan Ancol yaitu jam 08.00 hingga 14.00. Ketentuan mengenai

am operasional tersebut tergantung dari kebijakan masing-masing Kepala Satuan

Pelaksana (Kasatpel) Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa jam operasional antara satu Kelurahan dengan Kelurahan lain dalam

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 169: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

155

Universitas Indonesia

pelayanan e-KTP hari sabtu dan minggu berbeda-beda. Hal ini seperti yang

dikemukakan oleh Muhammad Ikrar Idris selaku tenaga operator e-KTP di Kelurahan

Ancol dalam wawancara berikut :

“Dari jam 8 sampai ehmm.. 6 jam, berarti sampe jam 2. Karena memang sudah lengang. Ya tapi jamnya tergantung dari masing-masing sendiri kebijakannya. Kalo kasatpelnya bilang misalnya yaudah kita kan 6 jam nih kita nunggu tapi ternyata jadi ngebludak lagi karna udah mau penghabisan misalnya, kita nambah lagi tuh dan kemungkinan Kelurahan lain tuh berapa jam tergantung kasatpelnya aja, begitu. Jadi kita fleksibel aja” (hasil wawancara mendalam dengan Muhammad Ikrar Idris, 18 April 2012).

Dalam pelayanan e-KTP hari sabtu dan minggu, jumlah rata-rata penduduk yang

direkam tidak menentu. Ketika pelaksanaan e-KTP tahap pertama yaitu bulan

Agustus hingga Desember, jumlah penduduk yang melakukan perekaman e-KTP

besar yaitu sekitar 200 orang sementara ketika pelayanan e-KTP pada tahap kedua

yaitu bulan Januari hingga menjelang April 2012 jumlahnya menurun drastis yaitu

hanya sekitar 15-30 orang. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Tony

Arifianto selaku tenaga operator di Kelurahan Ancol, “kalo yang awal itu ratusan,

bisa sampai 200-orang. Kalo yang akhir-akhir, 15-30 orang. Grafiknya tu ada.

Terakhir kemaren itu total 62 orang. Hari minggu, minggu kemaren tanggal 15

April” (hasil wawancara mendalam dengan Tony Arifianto, 21 April 2012). Upaya

lain yang dilakukan Kelurahan Ancol adalah adanya kegiatan pelayanan e-KTP

mobile. Kegiatan pelayanan e-KTP mobile diperuntukkan untuk warga yang tidak

bisa melakukan perekaman e-KTP karena sakit. Adapun pelayanan e-KTP mobile

yang dilakukan berdasarkan jadwal. Berikut adalah jadwal pelayanan e-KTP mobile

di wilayah Jakarta Utara :

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 170: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

156

Universitas Indonesia

Tabel 5.1 Program Pelayanan e-KTP Keliling Suku Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara Tahun 2012

No Kecamatan Kelurahan Petugas Operator Keterangan

1 Koja

Rawa Badak Utara 2 petugas operator

18/01/2012-31/01/2012

Koja tiap KelurahanTugu SelatanRawa Badak SelatanTugu UtaraLagoa

2 Cilincing

Kalibaru 2 petugas operator

01/02/2012-15/02/2012

Cilincing tiap KelurahanSemper BaratMarundaSukapuraRorotanSemper Timur

3 Tanjung Priok

Tanjung Priok 2 petugas operator 16/02/2012-04/032012

Papanggo tiap KelurahanSungai BambuKebon BawangSunter AgungSunter JayaWarakas

4 Penjaringan

penjaringan 2 petugas operator

05/03/2012-15/03/2012

Pejagalan tiap KelurahanKamal MuaraPluitKapuk Muara

5 Kelapa Gading

Pegangsaan dua 2 petugas operator 16/03/2012-24/03/2012

Kelapa Gading Barat tiap KelurahanKelapa Gading Timur

6 Pademangan

AncolPademangan Barat

2 petugas operator tiap Kelurahan 26/03/2012 -

31/032012Pademangan Timur

Sumber : Suku Dinas dan Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara, 2012

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 171: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

157

Universitas Indonesia

Masing-masing Kelurahan mendapatkan giliran untuk melakukan pelayanan e-

KTP. Dalam melakukan pelayanan e-KTP mobile, yang terlibat dalam pelayanan

adalah kru pelayanan mobile. Selain kru pelayanan mobile, pihak-pihak lain juga ikut

terlibat yaitu Kasatpel dan Lurah setempat, serta tokoh masyarakat di Kelurahan

tersebut. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Syuhada selaku Kepala

Seksi Pendaftaran Penduduk Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Administrasi Jakarta Utara, “operator kita operator sudin, kita punya operator,

namanya kru pelayanan mobile. Kasatpel termasuk lurah setempat hadir pada saat

pelaksanaannya serta tokoh masyarakat sekitarnya” (hasil wawancara mendalam

dengan Bapak Syuhada, 13 April 2012). Kegiatan pelayanan e-KTP mobile baru

dilaksanakan pada awal tahun 2012. Ketika awal pelaksanaan program nasional e-

KTP yaitu pada tahun 2011, kegiatan pelayanan e-KTP mobile belum dilakukan.

Pelayanan e-KTP mobile juga digunakan oleh pihak Kelurahan Ancol untuk

mengejar target perekaman e-KTP. Hal ini dilakukan karena terdapat beberapa

wilayah yang masih rendah tingkat penyerapan e-KTP yaitu RW 05, RW 010, RW

08 sebagaimana yang diungkapkan oleh Tony Arifianto selaku tenaga operator di

Kelurahan Ancol, “karena dia terendah, he’eh. Jadi kita ngambil yang misalnya

presentasenya baru 50 misalnya kita kejer, yang lain misalnya udah 60-70, Kita

kejer, kita ratain semua. Jadi kalo seumpama ada orang kesini tetep, tapi kita jalan

tetep” (hasil wawancara mendalam dengan Tony Arifianto, 21 April 2012). Tony

juga menambahkan tidak semua Kelurahan memiliki kegiatan pelayanan e-KTP,

hanya wilayah dengan persentase rendah yang menyediakan pelayanan e-KTP

mobile, “kalo mobile itu yang presentasenya masih rendah” (hasil wawancara

mendalam dengan Tony Arifianto, 21 April 2012).

Berdasarkan pemaparan serta pernyataan-pernyataan yang dikemukakan oleh

informan, terlihat bahwa upaya yang dilakukan oleh Kelurahan Ancol untuk

mendukung implementasi e-KTP telah dilakukan. Hal ini dapat terlihat dari

dilakukannya berbagai macam cara yaitu dengan melakukan kegiatan pelayanan e-

KTP hingga malam hari serta membuka pelayanan pada hari sabtu dan minggu.

Kegiatan tersebut sangat tepat dilakukan mengingat tingkat mobilitas penduduk

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 172: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

158

Universitas Indonesia

terutama di Kelurahan Ancol sangat tinggi sehingga dengan adanya pelayanan

tersebut, penduduk yang tidak memiliki waktu pada hari biasa (kerja) dapat

memanfaatkan pelayanan pada hari sabtu dan minggu. Hal ini didukung pula dengan

pernyataan yang dikemukakan oleh Bapak Krisbudiardjo selaku Ketua Gerakan

Masyarakat Transparansi Pelayanan Publik, “… Tapi kalo dari Kelurahan sendiri

cukup baik di dalam mensosialisasikan maupun di dalam membuka jadwal jamnya

itu sampe malem.” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Krisbudiardjo, 28

April 2012).

Kecenderungan Masyarakat Terhadap Program

Secara keseluruhan, penduduk Kelurahan Ancol yang telah melakukan kegiatan

perekaman e-KTP menyatakan penerimaannya terhadap program nasional e-KTP ini.

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan salah satu warga Kelurahan Ancol yang

menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan program nasional e-KTP, “Bagus

juga sih, dia identitas semua tahu gitu . jadi ga ada yang ganda.” (hasil wawancara

mendalam dengan salah satu warga Kelurahan Ancol, 28 April 2012). Warga

Kelurahan Ancol lain yang ditemui juga mengatakan hal serupa yakni menyatakan

dukungannya terhadap pelaksanaannya program nasional e-KTP ini, “Ya sangat

bagus. Kita kan sebagai warga negara Indonesia ya harus mempunyai kartu

identitas, menunjang program Pemerintah, ya kan Pemerintah nyuruh gitu, kita ikutin

gitu. Ini kan demi kebaikan warga” (hasil wawancara mendalam dengan salah satu

warga Kelurahan Ancol, 28 April 2012).

Sebagian besar warga menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan

program nasional ini akan tetapi terdapat warga yang menyatakan rasa pesimis

terhadap program nasional e-KTP, “Kalo saya terus terang pesimis dengan program

ini, bisa tercapai atau gak” (hasil wawancara mendalam dengan salah satu warga

Kelurahan Ancol, 28 April 2012).

Tanggapan masyarakat terhadap program

Tanggapan masyarakat Kelurahan Ancol terhadap program nasional e-KTP

cukup beragam. Ada yang memberikan tanggapan positif, ada yang memberikan

tanggapan negatif serta ada yang acuh terhadap program nasional ini, “Semoga

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 173: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

159

Universitas Indonesia

semua rakyat itu diperhatikan gitu, jangan dipersulit aja gitu” (hasil wawancara

mendalam dengan salah satu warga Kelurahan Ancol, 28 April 2012). Hal serupa

juga dikemukakan oleh warga Kelurahan Ancol lain, “mudah-mudahan dengan cara

gini, gak ada KTP double lagi” (hasil wawancara mendalam dengan salah satu warga

Kelurahan Ancol, 28 April 2012). Tidak hanya tanggapan positif, terdapat pula

tanggapan negatif yang berasal dari salah satu warga terhadap pelaksanaan program

nasional e-KTP, “ga ada harapan, ngikutin Pemerintah aja” (hasil wawancara

mendalam dengan salah satu warga Kelurahan Ancol, 28 April 2012). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tanggapan warga terhadap program nasional e-

KTP ini adalah baik dan positif.

Kondisi masyarakat ketika program dilaksanakan

Ketika program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol dilaksanakan, masyarakat

telah diberi sosialisasi terkait dengan program nasional tersebut, baik melalui

undangan maupun melalui tatap muka. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang

diutarakan oleh Bapak Sugeng Wibowo selaku Sekretaris Kelurahan Ancol dalam

wawancara berikut :

“Contoh misalnya pertemuan PKK, itu tidak murni menyampaikan kegiatan PKK tapi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program Pemerintah, kegiatan yang ada saat ini di kelurahan Ancol selalu kita sampaikan, kita informasikan. Karena kita sistem sosialisasinya itu bukannya satu masalah, fokus ke masalah itu saja. Karena sosialisasi itu kan lebih bertujuan pada penyampaian informasi. Ini kita sampaikan, ini kita sampaikan. Berbeda dengan presentasi, kan gitu. kalo presentasi kan fokus di satu masalah. Kita sosialisasi sifatnya penyampaiannya” (hasil wawancara mendalam, 18 April 2012)

Sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Kelurahan telah tersampaikan kepada

kelompok sasaran program ini yaitu masyarakat khususnya wajib KTP. Hal ini dapat

terlihat dari pengetahuan masyarakat tentang program nasional e-KTP. Hal ini

diperkuat dengan pernyataan yang diungkapkan oleh salah satu warga Kelurahan

Ancol yang telah memahami tujuan dari program nasional e-KTP ini, “Apa ya..

hehe.. KTP Nasional nanti, bisa dipake dimana aja, terus udah lebih canggih deh

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 174: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

160

Universitas Indonesia

dari KTP biasa. Kalo KTP biasa kan bisa palsu-palsu dikit, kalo e-KTP mungkin

akan lebih susah gitu. Jadi data berapa warga Indonesia kali gitu.. hehe” (hasil

wawancara mendalam dengan salah satu warga Kelurahan Ancol, 28 April 2012).

Berdasarkan pemaparan serta pernyataan yang diperoleh dari para informan,

dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial khususnya di Kelurahan Ancol

memengaruhi implementasi program nasional e-KTP di Kelurahan Ancol,

Kecamatan Pademanga, Jakarta Utara.

6.2 Lingkungan Politik

Lingkungan politik meskipun memiliki pengaruh yang kecil terhadap

kebijakan/program, keberadaannya tidak dapat diabaikan. Untuk mengidentifikasi

bagaimana lingkungan politik memengaruhi implementasi program nasional e-KTP,

maka digunakan 2 (dua) indikator untuk yaitu :

Kecenderungan elit politik terhadap program nasional e-KTP

Indikator pertama yang digunakan adalah kecenderungan elit politik terhadap

program nasional e-KTP. Dalam pelaksanaan program nasional e-KTP, elit-elit

politik dimana dalam hal ini adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Provinsi DKI Jakarta mendukung pelaksanaan program nasional ini. Hal ini dapat

terlihat dari pengawasan yang dilakukan oleh DPRD. Hal ini sebagaimana yang

dikemukakan Bapak Silitonga selaku staff Komisi A DPRD Provinsi DKI Jakarta.

Bapak Silitonga mengatakan bahwa dalam pelaksanaan program nasional e-KTP,

DPRD berperan sebagai pengawas. Hal ini terkait dengan peran DPRD yaitu

controller, budgeting, serta legal drafting, “Dalam pelaksanaan e-KTP di Jakarta,

DPRD mendukung serta mendorong agar pelaksananaanya berjalan dengan lancar.

Kita juga ikut mengawasi karena terkait dengan peran DPRD sebagai controller,

budgeting, serta legal drafting.” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak

Silitonga, 3 Mei 2012).

Selain itu dalam pelaksanaan program nasional e-KTP, DPRD juga melakukan

koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

untuk mengetahui apa yang menjadi kendala. Hal ini sebagaimana yang

dikemukakan oleh Bapak Silitonga, “Kita juga melakukan koordinasi dengan Dinas

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 175: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

161

Universitas Indonesia

Kependudukan bisa dalam bentuk rapat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa

saja yang menjadi kendala selama pelaksanaan e-KTP di DKI Jakarta”(hasil

wawancara mendalam dengan Bapak Silitonga, 3 Mei 2012). Berdasarkan

pemaparan serta pernyataan dari para informan diketahui bahwa dalam implementasi

program nasional e-KTP di DKI Jakarta, para elit politik memberi dukungan dan

mendorong agar pelaksanaan program nasional ini berjalan lancar.

Kecenderungan Kelompok-kelompok kepentingan terhadap program nasional e-

KTP

Tidak dapat dielakkan bahwa sebuah kebjakan/program yang dibuat oleh

Pemerintah mengundang pro dan kontra dari berbagai pihak. Hal ini terjadi karena

kebijakan/program bukan merupakan produk akhir yang mutlak berlaku. Demikian

pula dengan program nasional e-KTP ini. ketika diluncurkan pertama kali oleh

Kementerian Dalam Negeri, program nasional ini mengundang pro dan kontra dari

berbagai pihak, salah salah satunya adalah Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan

Masyarakat Transparansi Pelayanan Publik (Gematrappi). Sebagai organisasi yang

bergerak di bidang pelayanan publik ini, mengatakan bahwa program nasional e-KTP

ini tidak berjalan dengan sistematis. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh

Bapak Krisbudiardjo selaku Ketua Gerakan Masyarakat Transpaansi Pelayanan

Publik dalam wawancara berikut :

“e-KTP itu boleh dibilang program tapi tidak tersusun secara sistematik. Gini misalnya diadakan pengumuman dari bulan.. ehmm tiga bulan pertama misalnya kan kemudian ada penundaan yang belum selesai kemudian ada lagi tapi seringkali mesinnya rusak itu yang kemudian merepotkan masyarakat. sedangkan sistemnya sudah bagus dimana hari sabtu minggu sampai malam pun dilakukan. Dari segi jadwal sudah oke tapi dukungan mesinnya seringkali tidak bagus, sering mati-mati sehingga dalam pelayanan ini bukan human error, tapi human machine ya, kadang-kadang tidak mengenakkan masyarakat. masyarakat sudah antri lama tiba-tiba mati dan terjadi di berbagai Kelurahan” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Krisbudiardjo, 28 April 2012).

Lebih lanjut, Bapak Krisbudiardjo mengatakan bahwa meskipun tidak berjalan

dengan sistematis akan tetapi apabila dilihat berdasarkan pelayanan yang dilakukan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 176: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

162

Universitas Indonesia

oleh Kelurahan sudah berjalan dengan baik, “Tetapi kalo dari sudut pelayanan

kelurahan udah bagus hanya seringkali kecewanya karena mati aja, diluar itu gak

ada. Karena faktor alat. Prosesnya sangat mudah sekali, cuma 5 menit” (hasil

wawancara mendalam dengan Bapak Krisbudiardjo, 28 April 2012). Dari

pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Krisbudiardjo dapat

disimpulkan bahwa Gematrappi sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat yang

bergerak dalam pelayanan publik memberikan kecenderungan yang positif terhadap

program nasional e-KTP.

6.3 Lingkungan ekonomi

Lingkungan ekonomi juga turut memengaruhi implementasi sebuah kebijakan

publik seperti lingkungan sosial dan lingkungan politik. Untuk menilai dan melihat

seberapa besar lingkungan ekonomi memengaruhi implementasi kebijakan/program,

maka digunakan dua indikator yakni sumber-sumber ekonomi dalam organisasi

pelaksana serta kondisi perekonomian ketika program dilaksanakan.

Sumber-sumber ekonomi dalam organisasi pelaksana

Indikator pertama yang digunakan adalah sumber-sumber ekonomi dalam

organisasi pelaksana. Seperti diketahui bersama bahwa ketika Pemerintah

memutuskan untuk melaksanakan kebijakan publik/program tentu menghabiskan

dana yang tidak sedikit. Demikian pula dengan program nasional e-KTP ini. Untuk

melaksanakan program ini Pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 6,679

Trilyun. Jumlah tersebut tidak hanya di anggarkan untuk pelaksanaan e-KTP di

semua Kabupaten/Kota di Indonesia akan tetapi juga untuk kegiatan pemutakhiran

data penduduk serta penerbitan NIK. Untuk implementasi program nasional e-KTP di

Provinsi DKI Jakarta, pembiayaan juga berasal dari APBD yang meliputi pembiayaan

honor tenaga operator e-KTP, penambahan daya listrik, kegiatan sosialisasi berupa

pencetakan undangan dan kegiatan publikasi. Adapun dana yang di anggarkan untuk

tahun anggaran 2011 sebesar Rp. 14.675.425.740,00 (empat belas miliar enam ratus

tujuh puluh lima juta empat ratus dua puluh lima ribu tujuh ratus empat puluh rupiah)

sementara untuk tahun 2012, dana yang di anggarkan sedikit berkurang yakni sebesar

Rp 11.558.622.200,00 (sebelas miliar lima ratus lima puluh delapan juta enam ratus

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 177: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

163

Universitas Indonesia

dua puluh dua ribu dua ratus rupiah). Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh

Ibu Alina Balqis selaku Kepala Bidang Data dan Informasi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dalam wawancara berikut :

“jumlahnya untuk tahun 2011 itu 11.558.622 200. ini anggaran loh ya. Saya lihat sih gak semua diserap. Kayanya separuh-separuh sih diserapnya. Wilayah.. ehmm.. jakarta Utara juga rendah nih penyerapannya, separuhnya hampir sepertiganya. Utara itu. ini kan hanya untuk 4 bulan. Asumsinya kalo mereka sabtu minggu bisa lembur, tapi ternyata kan pada ga begitu” (hasil wawancara mendalam dengan Ibu Alina Balqis, 4 April 2012).

Berdasarkan pernyataan tersebut diketahui bahwa jumlah anggaran baik untuk tahun

2011 dan tahun 2012 yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terbilang

cukup besar yang mencakup pembiayaan honor tenaga operator e-KTP, penambahan

daya listrik, kegiatan sosialisasi, hingga pada penyediaan sarana dan prasarana. Dari

Jumlah anggaran untuk tahun 2012 sedikit berkurang dibandingkan dengan anggran

untuk tahun 2011. Pengurangan jumlah anggaran tersebut salah satunya disebabkan

karena adanya pengurangan jumlah tenaga operator yang digunakan sehingga dana

yang di anggarkan untuk tenaga operator menjadi berkurang.

Kondisi perekonomian ketika program dilaksanakan

Indikator kedua yang digunakan untuk menilai seberapa besar lingkungan

ekonomi memengaruhi implementasi program nasional e-KTP terutama di Kelurahan

Ancol. Ketika program nasional ini pertama kali diluncurkan, kondisi perekonomian

Indonesia berada dalam kondisi baik. Kondisi Perekonomian Indonesia pada tahun

2012 bahkan diproyeksikan solid, dan memiliki peningkatan hingga 6,7%. Hal ini

tentu akan memiliki dampak positif terhadap implementasi program nasional ini.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 178: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

164

Universitas Indonesia

BAB 6SIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Simpulan

Berdasarkan pemaparan dari bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan

bahwa dari enam faktor yang memengaruhi implementasi kebijakan sebagaimana

yang terdapat dalam model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn,

terdapat empat faktor yang paling memengaruhi implementasi program nasional e-

KTP di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Keempat faktor

tersebut adalah yaitu ukuran dan tujuan kebijakan, sumber-sumber kebijakan,

komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan pelaksanaan, serta lingkungan sosial

masyarakat. Keempat faktor tersebut yang menjadi penyebab penyerapan e-KTP di

Kelurahan Ancol rendah.

6.2 Rekomendasi

Berdasarkan simpulan yang telah disebutkan, maka rekomendasi yang

disarankan adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan sistem stelsel aktif dalam pelaksanaan program nasional e-KTP masih

belum tepat dilaksanakan di Indonesia. Sistem stelsel aktif adalah suatu sistem

dimana penduduk berperan aktif dalam melaporkan kejadian penting atau

peristiwa kependudukan yang terjadi pada penduduk tersebut seperti melaporkan

pindah tempat tinggal, melapor adanya kelahiran, dan sebagainya. Sistem tersebut

dirasa belum tepat digunakan di Indonesia mengingat tingkat kesadaran penduduk

Indonesia masih rendah. Seharusnya Pemerintah tidak mengandalkan sistem itu

saja tetapi juga ikut berperan aktif dalam menciptakan administrasi kependudukan

yang tertib.

2. Perlu dilakukan pengecekan kembali terhadap database kependudukan yang

didapat dari kegiatan pemutakhiran penduduk karena berdasarkan hasil observasi

yang dilakukan di Kelurahan Ancol masih ditemukan penduduk yang belum

mengganti NIK menjadi NIK Nasional sehingga data penduduk tersebut terkunci

164

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 179: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

165

Universitas Indonesia

dan tidak dapat secara langsung melakukan perekaman e-KTP.

3. Pendamping Kelurahan (damkel) yang terdapat di Kelurahan sebaiknya tidak

hanya dari konsorsium tetapi juga ada perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri.

Hal ini dilakukan agar Kementerian Dalam Negeri dapat mengetahui secara

langsung kondisi di lapangan dan dapat menangani apabila terdapat masalah.

4. Kementerian Dalam Negeri perlu membuat dan memberlakukan sanksi yang tegas

misalnya berupa sanksi administratif kepada para penduduk yang belum

melakukan kegiatan perekaman e-KTP. Hal ini perlu dilakukan agar para

penduduk menjadi peduli terhadap program nasional ini.

5. Pelayanan e-KTP mobile perlu ditingkatkan di wilayah Kelurahan Ancol. Hal ini

dilakukan karena salah satu kendala yang dihadapi di Kelurahan tersebut adalah

tingkat mobilitas dari penduduknya yang sangat tinggi.

6. Kementerian Dalam Negeri harus menumbuhkan kesadaran kepemilikan identitas

seperti KTP kepada penduduk. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mulai

memperbaiki kualitas pelayanan administrasi kependudukan secara bertahap baik

di tingkat Kelurahan maupun di tingkat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

yang selama ini dikenal dengan adanya berbagai pungutan liar yang dilakukan

oleh oknum pegawai Kependudukan. Diharapkan dengan mulai diperbaikinya

pelayanan administrasi kependudukan, tingkat kesadaran penduduk terhadap

kepemilikan identitas menjadi meningkat dan menimbulkan dampak positif

terhaap program nasional e-KTP ini.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 180: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

166

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Buku:Bungin, M. Burhan. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi,

Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Budiardjo, Miriam. (1992). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dunn, William N. (2000). Pengantar Analisis kebijakan publik edisi kedua. (penerjemah Muhadjir Darwin dan Samodra Wibawa). Yogyakarta: GadjahMada University Press.

Gerston, Larry N. (2002). Public Policy Making In A Democratic Society : A Guide To Civic Engagement. England: M.E Sharpe.

Gibson, James L., John M. Ivancevich, James H. Donnely. (1996). Organisasi Jilid 2(Savitri Soekrisno & Agus Dharma, Penerjemah). Jakarta: Erlangga.

Holmes, Douglas. (2001). E-Gov : E-Business Strategies For Government. London: Nicholas Brealey Publishing.

Howlett, Michael & M. Ramesh. (2003). Studying Public Policy Cycles And Policy Subsystems, Second Edition. Canada: Oxford University Press.

Indiahono, Dwiyanto. (2009). Kebijakan Publik : Berbasis Dynamic Policy Analysis. Yogyakarta: Gava Media.

Indrajit, Richardus Eko,dkk. (2005). E-government in action : ragam kasus implementasi sukses di berbagai belahan dunia. Yogyakarta: ANDI.

Irawan, Prasetya. (2006). Penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk ilmu-ilmu sosial.

Depok: Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI.

Islamy, M. Irfan. (2004). Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Jannah, Lina & Bambang Prasetyo. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif : Teori Dan Aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Kusumanegara, Solahuddin. (2010). Model Dan Aktor Dalam Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 181: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

167

Universitas Indonesia

Mertokusumo, Sudikno. (2003). Mengenal Hukum : Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty.

Miles, Matthew B. dan A Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru (Terjemahan). (Tjetjep Rohendi Rohidi, Penerjemah). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazir, Mohammad. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Palumbo, Dennis J. (1994). Public Policy In America : Government In Action. USA: Harcourt Brace College.

Parson, Wayne. (2008). Public Policy : Pengantar Teori & Analisis Kebijakan (Cetakan Ketiga). (Tri Wibowo Budi Santoso, Penerjemah). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Robbins, Stephen P. (1994). Teori Organisasi : Struktur Desain Dan Aplikasi Edisi 3. (Jusuf Udaya, Penerjemah). Jakarta: Arcan.

Robbins, Stephen P & Timothy A. Judge. (2009). Perilaku Organisasi Edisi 12. (Diana Angelica, Ria Cahyani, dan Abdul Rosyid, Penerjemah). Jakarta: Salemba Empat.

Rusli, Said. (1985). Pengantar Ilmu Kependudukan. Bogor.LP3ES.

Silalahi, Ulber. (2010). Metode penelitian sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sirait, Justin T. (2007). Memahami aspek-aspek pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi. Jakarta: PT Grasindo.

Subarsono, AG. (2006). Analisis Kebijakan Publik. Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suharto, Edi. (2005). Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah Dan Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Syafiie, Inu Kencana. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI). (2006). Bandung: Bumi Aksara.

Wahab, Solichin Abdul. (2005). Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 182: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

168

Universitas Indonesia

Wibawa. Samodra. (1994). Kebijakan Publik: Proses dan analisis. Jakarta: Intermedia.

Widodo, Joko. (2001). Good Governance : telaah dari dimensi akuntabilitas dan kontrol birokrasi pada era desentralisasi dan otonomi daerah. Surabaya: Insan Cendikia.

Winarno, Budi. (2012). Kebijakan publik : teori, proses, dan studi kasus. Yogyakarta: CAPS.

Peraturan Perundang-Undangan

Republik Indonesia. Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.

Republik Indonesia. Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009 Tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasionalsebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No. 35 tahun 2010.

Republik Indonesia. Keputusan Kementerian Dalam Negeri No. 471.130.5-335 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim Teknis Penerbitan NIK Secara Nasional.

Republik Indonesia. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 147 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kelurahan.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional.

Publikasi Lainnya :“Apa dan Mengapa e-KTP”. http://www.e-ktp.com/2011/06/hello-world/ [2011,

Oktober]

Badan Pusat Statistik. “Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan 2010”. bps.go.id.http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=1 [2011, Oktober]

Desikapemita, “Pembuatan e-KTP Masih Berantakan”. citizen6.liputan6.com 25 September 2011. http://citizen6.liputan6.com/read/355042/pembuatan-ektp-masih-berantakan [2011, September]

Geohive. “Global Statistics / Population Statistics”. http://www.geohive.com/ [2011, Oktober]

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 183: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

169

Universitas Indonesia

Himatesil. “Iris dan Vein Biometric”. Himatesil.ipb.ac.id. himatesil.ipb.ac.id/.../BIOMETRIC%20IRIS%20DAN%20VENA.pdf [2012, Mei]

Kementerian Dalam Negeri. “Dari Penduduk untuk Penduduk”. Depdagri.go.id 9 Februari 2010. http://www.depdagri.go.id/article/2010/02/09/sistem-ktp-baru [2011, Oktober]

______________. “Jumlah Penduduk Indonesia 259 Juta”. Depdagri.go.id 19 September 2011. http://www.depdagri.go.id/news/2011/09/19/jumlah-penduduk-indonesia-259-juta [2011, Oktober]

______________. (2011). Pedoman Penerapan KTP elektronik (e-KTP) di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

______________. (2011). Kewenangan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Jakarta: Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

______________. (2008). Kebijakan nasional administrasi kependudukan berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2006, Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2007, dan Peraturan Presiden RI No. 25 Tahun 2008. Jakarta: Sekretariat Jenderal Administrasi Kependudukan Kementerian Dalam Negeri

______________. (2011). Program Strategis Nasional Di Bidang Kependudukan Dan Pencatatan Sipil. Jakarta: Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

______________. (2011). Penerapan NIK dan e-KTP di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kristanti, Aryani. “KTP Ganda di Jakarta Mencapai 250 Ribu”. Koran Tempo 3 Agustus 2011. http://www.tempo.co/read/news/2011/08/03/057349802/KTP-Ganda-di-Jakarta-Mencapai-250-Ribu [2011, Agustus]

Kristin, Lamtiur. “Mau Daftar e-KTP, Puluhan Warga Ditolak”. Okezone.com 18 November 2011. http://news.okezone.com/read/2011/11/18/338/530998/mau-daftar-e-ktp-puluhan-warga-ditolak [2011, November]

Muhammad, Djibril. “e-KTP Baru Siap di Sepuluh Kelurahan”. Republika.co.id 1 Agustus 2011. http://www.republika.co.id/berita/regional/jabodetabek/11/08/01/lp8e37-ektp-baru-siap-di-sepuluh-kelurahan [2011. Agustus]

Nuchasin. “40 dari 56 Kelurahan di Jakbar Siap Layani e-KTP”. Barat.jakarta.go.id 7 September 2011. http://barat.jakarta.go.id/v09/index.php?option=com_content&view=article&i

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 184: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

170

Universitas Indonesia

d=598:40-dari-56-Kelurahan-di-jakbar-siap-layani-e-ktp&catid=16:umum&Itemid=151 [2011, Oktober]

Priliawito, Eko dan Dwifantya Aquina. “250 Ribu KTP Ganda Tersebar di Jakarta”. vivanews.com 3 Agustus 2011. http://metro.vivanews.com/news/read/237856-250-ribu-ktp-ganda-tersebar-di-jakarta [2011, Agustus]

“Penduduk”. http://singkawangkota.go.id/spektakuler2012/images/filePDF/data2008/04%20Penduduk.PDF [2008, Oktober]

Aditya, Yusuf. (2011). Implementasi Kebijakan Administrasi Kependudukan Oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta Dalam Upaya Pencegahan Aksi Terorisme. Depok: FISIP UI

Hutagalung, Johny Anthony M. (2001). Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Retribusi (Studi Kasus Kebijakan Retribusi KTP Di Propinsi DKI Jakarta). Depok: FISIP UI

Siskamya, Ria. (2008). Implementasi Kebijakan Administrasi Kependudukan Pada Pemerintahan Kota Depok. Depok: FISIP UI

Suandi, I Wayan. (2010). Eksistensi Kebijakan Publik Dan Hukum Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. I No. 01, 18

World Bank. “Definition of E-Government”. Web.worldbank.org. http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/TOPICS/EXTINFORMATIONANDCOMMUNICATIONANDTECHNOLOGIES/EXTEGOVERNMENT/0,,contentMDK:20507153~menuPK:702592~pagePK:148956~piPK:216618~theSitePK:702586,00.html [2011, September]

Wandi, dkk. “Warga Kecewa, Alat Pembuat e-KTP Ngadat”. Poskota online 10 September 2011. http://poskota.co.id/berita-terkini/2011/09/10/warga-kecewa-alat-pembuat-e-ktp-ngadat [2011, September]

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 185: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

172

Universitas Indonesia

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

Skripsi : Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Implementasi Program Nasional KTP

Elektronik (e-KTP) Di Kelurahan Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta

Utara

Informan : Perwakilan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan

Sipil, Kementerian Dalam Negeri

Latar belakang dibuatnya program nasional e-KTP

Landasan hukum implementasi program nasional e-KTP

Tujuan dari program nasional e-KTP

Sasaran dari program nasional e-KTP

Waktu Implementasi program Nasional e-KTP

Perbedaan antara SIAK dengan e-KTP

Standard Operating Procedure (SOP) dalam implementasi program Nasional e-

KTP

Sanksi yang diberikan kepada pihak yang tidak mematuhi program nasional e-

KTP

Koordinasi Kementerian Dalam Negeri dengan Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta) mengenai implementasi program nasional

e-KTP

Bentuk pengawasan Kementerian Dalam Negeri terhadap implementasi program

nasional e-KTP

Pelatihan dan pendidikan bagi para operator dalam melaksanakan program

nasional e-KTP

Materi yang diberikan dalam pelatihan dan pendidikan

Jumlah sarana dan prasarana yang dibutuhkan per Kelurahan melaksanakan

program nasional e-KTP

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 186: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

173

Universitas Indonesia

Informan : Perwakilan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI

Jakarta dan Perwakilan Suku Dinas Kependudukan Dan PenPencatatan Sipil

Kota Administrasi Jakarta Utara

Peraturan yang menjadi landasan hukum implementasi program nasional e-KTP

Sasaran dari program nasional e-KTP

Waktu Implementasi program Nasional e-KTP

Standard Operating Procedure (SOP) dalam implementasi program Nasional e-

KTP

Sanksi yang diberikan kepada pihak yang tidak mematuhi program nasional e-

KTP

Jumlah sarana dan prasarana yang dibutuhkan per Kelurahan melaksanakan

program nasional e-KTP

Koordinasi antara Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI

Jakarta Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota administrasi Jakarta

Utara

Koordinasi antara Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Administrasi Jakarta Utara dengan Kelurahan-Kelurahan di wilayah Jakarta Utara

Perbedaan antara SIAK dengan e-KTP

Koordinasi yang dilakukan pihak Kementerian Dalam Negeri kepada Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

Koordinasi yang dilakukan pihak Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Administrasi Jakarta Utara

Komitmen pelaksana terhadap program nasional e-KTP

Kondisi sumber daya manusia dalam implementasi program nasional e-KTP

(kualitas dan kuantitas)

Pihak yang melakukan perekrutan tenaga operator

Persyaratan tenaga operator

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 187: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

174

Universitas Indonesia

Informan : Camat Pademangan

Waktu pelaksanaan e-KTP di Kecamatan Pademangan

Pelaksanaan e-KTP dari awal pelaksanaan hingga saat ini

Peran Kecamatan Pademangan dalam pelaksanaan e-KTP

Koordinasi yang dilakukan Kecamatan Pademangan dengan kelurahan-kelurahan

di wilayah Pademangan

Upaya yang ditempuh oleh Kecamatan Pademangan terkait pelaksanaan e-KTP

Informan : Lurah Kelurahan Ancol dan Kepala Satuan Pelaksana

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kelurahan Ancol

Waktu pelaksanaan e-KTP di kelurahan Ancol

Pelaksanaan e-KTP dari awal pelaksanaan hingga saat ini

Koordinasi Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Administrasi

Jakarta Utara dengan kelurahan Ancol

Koordinasi yang dilakukan Kelurahan Ancol dengan masyarakat

Koordinasi di dalam organisasi kelurahan Ancol

Standard Operating Procedure (SOP) dalam pelaksanaan program Nasional e-

KTP

Pemahaman lurah dan pegawai kelurahan terhadap program nasional e-KTP

Komitmen kelurahan Ancol terhadap program nasional e-KTP

Kondisi alat yang diterima kelurahan (kuantitas dan kualitas)

Kondisi tenaga operator (kualitas dan kuantitas)

Hambatan yang ditemui dalam kegiatan pelaksanaan e-KTP

Upaya yang ditempuh untuk mengatasi hambatan

Informan : Tenaga Operator

Waktu pelaksanaan e-KTP di kelurahan Ancol

Pelaksanaan e-KTP dari awal pelaksanaan hingga saat ini

Standard Operating Procedure (SOP) tenaga operator

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 188: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

175

Universitas Indonesia

Kondisi alat yang diterima kelurahan (kuantitas dan kualitas)

Kondisi tenaga operator (kualitas dan kuantitas)

Persyaratan umum dan khusus untuk menjadi tenaga operator

Pemahaman tenaga operator mengenai program nasional e-KTP

Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga operator e-KTP

Waktu dan tempat pelatihan dan pendidikan bagi para operator dalam

melaksanakan program nasional e-KTP

Materi yang diberikan selama pelatihan dan pendidikan bagi tenaga operator

Hambatan yang ditemui selama menjadi operator

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ditemui

Informan : Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI

Jakarta

Tanggapan Anggota DPRD terhadap implementasi program nasional e-KTP di

Provinsi DKI Jakarta

Peran DPRD dalam implementasi program nasional e-KTP

Informan : Masyarakat wajib KTP yang telah melaksanakan program nasional

e-KTP

Pengetahuan masyarakat mengenai program nasional e-KTP

Tanggapan masyarakat terhadap program nasional e-KTP

Sosialisasi yang dilakukan pihak Kelurahan kepada masyarakat

Realisasi program nasional e-KTP di lapangan

Kekurangan-kekurangan dari implementasi program nasional e-KTP

Lampiran 2 Hasil Wawancara

Transkip Wawancara

Informan :Indersan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 189: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

176

Universitas Indonesia

Jabatan :Kepala Seksi Kartu Tanda Penduduk, Direktorat Jenderal

Kependudukan dan Catatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri

Hari/Waktu :Senin, 30 April 2012, pukul 10.00 WIB

Desti : Sebenarnya latar belakang dibuatnya program nasional e-KTP ini apa sih pak?

Indersan : e-KTP? ehm.. yang jelas KTP kita ini kan.. emm.. sistem administrasi kependudukan di Indonesia itu masih lemah, paling lemah di dunia. Jadi identitas kita itu bisa dipalsukan, bisa dibuat orang lain, terus bisa digandakan, 1 orang bisa 2, 3, 4 KTP atau identitas lah sesuai dengan kebutuhan dia. Liat kondisi begitu, banyak kasus-kasus misalnya kalo di perbatasan itu kan orang-orang asli sana, keturunan ya. Kakeknya meninggal, masuk lagi orang dari luar, bikin KTP atas nama kakeknya, nah bertambah kan jumlah penduduk kita, padahal dia itu orang asing. Jadilah orang Indonesia udah punya KTP. terus para pengusaha mau usaha di jakarta, mau usaha di Palembang KTP nya masing-masing semua, per wilayah. Jadi kita ini apa.. dengan adanya eh sebelum adanya administrasi kependudukan ini kita atur, jumlah penduduk kita ini gak jelas, belum ada kepastian. Sensus BPS itu kan 10 tahun sekali, iya kan? 10 tahun sekali terus pake sampel lagi. ya kan? Ya.. gak ada bukti otentik yang bisa dipegang bahwa data mereka itu benar, akurat.

Desti : oo.. jadi data BPS itu belum akurat pak?Indersan : dia itu kan pake sampel, 10 tahun sekali. Coba deh kamu liat data

BPS, pake sampel dia. Itu juga gak semua penduduk itu di data. Kalo kita enggak, semua penduduk harus mengisi biodata penduduk melalui formulir F1-01, jadi biodata itu diisi per orang. Nah berangsur-angsurlah yang dulunya kita carut marut apa emm,, administrasi kependudukan Indonesia ya kan? KTP ganda, orang asing bisa sembarang bikin KTP. KTP itu kan dokumen kependudukan, artinya apa tanda bukti seorang bahwa dia warga negara Indonesia. Kalo ga memiliki KTP itu, waduuuhh bahaya banget, itu bisa di.. kekayaan kita ini kan kalo orang gak punya KTP, kita gak bisa mengontrol. nah itulah asal mulanya jadi karena carut marut administrasi kependudukan kita ini maka mulai sejak 2006 itulah kita mulai kepikiran untuk tertib administrasi. Kalo kita gak begini, kapan lagi. Kalo udah tertib itu kita bisa.. data kependudukan kita bisa valid. Ko valid sih pak? Karena penduduk sendiri yang ngisi, iya kan? Itu kan mereka sendiri yang buat, bukan kita yang buat-buat. Akhirnya kita kumpul terus kita masukin ke database kependudukan. gimana pak yang belum ngisi? Yang belum ngisi ya belum kita

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 190: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

177

Universitas Indonesia

masukin ke database. Jadi kalo yang belum ngisi, ya ngisi dulu di F1-01, formulirnya biar kita masukin databasenya sehingga kita bisa pertanggungjawabkan data yang ada. Cuman memang perlu waktu, karna kan 66 tahun Indonesia merdeka dari 45 sampe 2006 itu kan. Itu tahun 2006 itu masa transisi Undang-Undang administrasi kependudukan jadi, kan masih proses-proses kan. Jadi ya perlu waktu pembenahan-pembenahan. Terakhir itu ya sekarang ini KTP elektronik. Kalo dulu kan kita ada sistem SIAK, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, kita ada program SIAK. Udah ada dulu tahun 2006 apa 2005, ada rintisan untuk kabupaten/kota, sudah online ke pusat. Akhirnya bermasalah ya karena datanya belum bisa seluruh Indonesia. Sekarang makanya ya ada ide ini, KTP elektronik. KTP elektronik itu pertama dia online, kedua jati diri penduduk itu ada di KTP itu, sidik jari, iris mata, jari tangan, foto. Jadi kemungkinan dipalsukan atau digandakan itu susah. Ya makanya ide itu.

Desti : sebenarnya sejarah dan perkembangan KTP di Indonesia itu gimana sih pak sebelum adanya Undang-Undang No. 23 tahun 2006 itu?

Indersan : sebelumnya itu kita kenal apa itu KTP kuning. Tahu gak?Desti : Ga tau pak

Indersan : bukan KTP kuning sih, KTP manual lah karena masing-masing daerah beda-beda. Ya kan, tapi dasarnya memang kuning. Yang di ketik, itu yang di ketik manual terus di foto kita tuh putih, belakangnya kuning. Ya kan

Desti : oh itu KTP nya masing-masing daerah beda pak?Indersan : beda. Apanya maksudnya yang beda? Ehmm.. Penyebutan. Ehm

penyebutannya yang beda. Ada yang nyebutnya KTP kuning, ada juga yang nyebutnya KTP manual biasa. Terus itu juga backgroundnya bisa diatur lah, pake lambang daerah masing-masing, yang depannya itu

Desti : bukan garuda pak lambangnya?Indersan : bukan. Masih kedaerahan. Saya gak punya contohnya sih. Itu

udah lama banget. Hehe..Desti : KTP manual itu sudah ada setelah Indonesia merdeka atau

gimana pak?Indersan : pertama merdeka waduh itu referensinya nyari dimana ya, susah

juga. Hehe.. Itu sebelum KTP itu kita ada juga surat kaya akte. Surat kena lahir, Undang-Undang No. 1 tahun 74, itu barulah ada akte ada blankonya. Nah KTP juga begitu.

Desti : sebelum ada Undang-Undang No. 23 tahun 2006 itu mengacunya kemana pak untuk administrasi kependudukan?

Indersan : gak adaDesti : ooh.. Undang-Undang No.1 tahun 74 itu bukan pak?

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 191: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

178

Universitas Indonesia

Indersan : bukan, itu untuk akte kelahiran. Kita gak ada apa regulasi yang terkait dengan kependudukan, yang pasti. Sebelum Undang-Undang itu kita ada buat itu Perpres 28 tahun 2005. Itu juga baru perpres apa kepres, lupa saya. Perpres kalo gak salah, kurang kuat kan itu. Nah itu dulu yang jadi acuan kita untuk registrasi pendaftaran penduduk. Mungkin kita dulu semaunya kalo pindah kemana bikin KTP baru lagi. mau buat KTP di suatu daerah, mau buat 10 aja bisa, dimana kita tinggal semau kita kan. Dampaknya apa, dampaknya jumlah penduduk Indonesia secara pasti dan real itu kita gak tau. Orang kaya bisa 5 KTP Jakarta punya, Palembang punya, Medan punya. Kalo ngikutin KTP yang ada, berapa kali lipat jumlah penduduk. Jadi mulai dari Indonesia merdeka itu dasar hukumnya gak ada tentang administrasi kependudukan, tapi dasar dari Undang-Undang Dasar 45 ada kan. Pasal 5 ayat (1), ayat (2). Coba liat di UUD 45 setelah amandemen Pasal 5, Pasal 28 (b), pasal 28 (e). jadi memang kita gak ada dasar hukum yang jelas ya. Kalo Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan itu kan jelas ya. Jadi pindah datanya semaunya aja. Memang kita di Pemerintahan ada ini kan emm.. penunjukkan KTP, ya tergantung daerah masing-masing, ya kan. Formatnya aja begini, ada lambang daerah masing-masing kan. Iya jadi depannya putih belakangnya kuning. Jadi administrasi kependudukan kita itu dari merdeka sampe 2006 lah ya ibarat benang kusut, bercabang-cabang kemana-mana bisa semau kita kan, suka-suka kita lah. Mungkin akte kelahiran yang agak tertib sedikit. itu juga bingung, kelahiran manual juga kan. Iya jadi gitu benang kusut. Mulainya kita pelan-pelan, hati-hati jangan sampe putus. Tapi untuk mewujudkan itu juga ada pihak-pihak yang berkepentingan kan, yang gak suka begitu. Karena aktifitas sehari-hari mereka ya kaya calo, TKI. Semau dia kan.

Desti : emm.. proses yang dilalui setelah disahkannya Undang-Undang kependudukan tahun 2006 hingga sekarang sebelum e-KTP itu apa aja pak?

Indersan : ya itu SIAK itu, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. setiap kabupaten/ kota itu kita mulai bangun database melalui SIAK. Di 2006 apa 2007 itu stimulan komputer, server kita kasih, di 497 kab/kota.

Desti : itu udah semua pak?Indersan : udah semua. Ada yang belum jalan, ya pokonya kita kasih juga

tetap. Karena kebayang kalo data kependudukan di Indonesia valid, bank data itu ada begitu besar manfaatnya bagi Indonesia, ya kan? Mulai dari apa pembangunan. Kita liat misal di kabupaten/ kota, jumlah wajib belajar dari 5 atau 6 tahun sampai 9 tahun itu berapa. Kalo besar, oh berarti di daerah itu perlu

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 192: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

179

Universitas Indonesia

bangun SD Inpres. Ooh ini misalnya jumlah kelahiran 0-5 tahun itu banyak, berarti harus dibangun puskesmas. Kalo dulu-dulu kan kita kan bangun SD Inpres sembarang aja dimana kira-kira, akhirnya apa sekolah banyak yang gak ditunggu, gak diurus kan? Jadinya dihuni sama kambing segala macem kan. Puskesmas juga begitu. Jadi dengan adanya database itu nanti, kita mau buat Indonesia ini maju bisa, kita mau buat Indonesia ini hancur bisa. Makanya kerahasiaan itu dijaga sama negara, ada security-nya sendiri. Gak bisa orang asing memiliki akses untuk punya database itu, itu jadi incaran semua negara untuk buat Indonesiajadi gimana. makanya itu pertama, kedua dari orang-orang indonesia Indonesia sendiri yang tidak mau tertib. Ya alasan mereka lah dengan pola pikir yang sempit kalo mau usaha susah, ini susah, ya banyak kan tantangan kita, penghambat untuk sistem KTP elektronik ini. tapi kita maju aja terus. Itikad kita kan baik, kalo maju baik, ya mudah-mudahan yang maha kuasa bantu. Emang berat, kita akuin berat. Indonesia ini kan luas dari sabang sampai merauke. Jadi sekarang ini tergantung sama anak bangsa sendiri, sama orang Indonesia sendiri mau dibawa kemana. Kalo KTP elektronik ini sukses, maka harapan kita, cita-cita kita untuk tertib administrasi bisa tercapai.

Desti : Kenapa pak baru tahun 2006 dibuat Undang-Undang administrasi kependudukan?

Indersan : memang kita apa kan dulu kan kita ini.. minduk ini 2001 apa 2002 baru berdiri. Jadi dulu kita ini kepanjangan tangan dari BAKNAS

Desti : BAKNAS itu apa pak?Indersan : BAKNAS itu.. Badan Kependudukan Nasional

Desti : Oohh..Indersan : nah itu dari transmigrasi. Jadi kan sebelum berdirinya kita ini

dulu kan dari BAKNAS, ada apalagi itu selain BAKNAS lupa saya, ya kan akhirnya berdirilah Minduk

Desti : oohh.. jadi dulu bukan di kemendagri pak?Indersan : bukan, di transmigrasi. Bergabung di transmigrasi. Jadi karena

ada perdebatan-perdebatan. Eh masalah kependudukan ini sebenarnya siapa sih yang ngurus. Setelah kita lihat, syarat suatu negara itu apa, penduduk, ya kan? Jadi penduduk itu harus diurusi negara. kalo negara yang ngurus, berarti kementerian atau departemen yang berhak paling berhak untuk mengurusi negara ini siapa, dan jatuhlah kepada Kementerian Dalam Negeri. Karena kan Kementerian Dalam Negeri kan memang mengurusi semua urusan Pemerintahan dalam negeri seluruh Indonesia, termasuklah penduduk maka dimasukkanlah ke Dalam Negeri. Maka BAKNAS itu kemudian jadi Minduk karena bener kan. Kalo masuk ke transmigrasi, link ke daerah-daerah itu gak ada.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 193: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

180

Universitas Indonesia

Kalo kementerian dalam negeri, sampe kecamatan desa kelurahan itu kan dia harus satu format kan dari jakarta. iya kenapa, kalo gak kementerian dalam negeri susah, sampe ke desa-desa itu kita kan ada. Makanya memang itu salah satu syarat juga kan, penduduk itu harus diurusi, kita juga bisa mengawasi desa/kelurahan. Walaupun kendalanya di jalan masih banyak lah. Banyaklah ya kita perlu waktu, mengubah paradigma orang desa. Bikin KTP mah gampang lah, nanti ketik aja selesai. Nah sekarang gak bisa kan. Kalo ilang gimana pak? Ya bikin surat kehilangan. Karena kan KK, KTP sekarang bukan sekedar identitas, dokumen kepenudukan sama dengan ijazah, sama dengan paspor, sama dengan buku nikah. Ya kalo ilang, mesti lapor polisi, terutama KTP. Apalagi sekarang ada KTP elektronik. Masyarakat suka nanya ngapain sih pak KTP elektronik, lama jadinya. Kalo dulu kan dia bikin KTP tinggal ketik-ketik dan langsung bayar administrasi gitu kan. Kalo sekarang gak bisa, harus isi formulir dulu, nanti diproses. KTP elektronik ini kan kita tes dulu, dari daerah bikin datanya ke pusat, di Kemendagri. Di data center kita di tes ketunggalan dan kegandaannya apakah iris, sidik jari itu yakin tunggal baru kita kirim lagi ke daerah. Nantinya kan kalo tidak ada masalah, baru kita cetak. Udah di cetak, baru didistribusiin ke daerah-daerah. Orang-orang taunya kan lama banget jadinya, Pemerintah pusat boong aja ni. Gitu kata orang-orang.

Desti : bedanya SIAK dengan e-KTP itu apa pak?Indersan : bedanya kalo SIAK itu kan dia emm.. pertama dia belum online

ke pusat, jadi ada SIAK yang sudah online tapi itu kan berat, mereka via telpon gitu. Ada sih beberapa kab/kota yang online, gak banyak. Ada yang pake jaringan ini tower, tapi gak banyak. Jadi bedanya itu kalo dari.. ini dari apa dulu. Bedanya kalo dari jaringan komunikasi data, SIAK tidak terkoneksi ke pusat, kalo KTP elektronik terkoneksi ke pusat. Dari bahan bakunya..

Desti : maksudnya bagaimana pak?Indersan : ya artinya.. ini sendiri apa blanko, bukan blanko ya, apalah

blanko namanya, blanko KTP. Kalo dari bahan baku ini, SIAK dari kertas biasa. Kalo KTP elektronik ini gak, sudah dilengkapi dengan chip. Di chip itulah data kependudukan kita disimpan. Kalo KTP biasa yang kita punya, ini biodata kita kan terus ada tanda tangan dari kepala Dinas.

Desti : emm.. kalo bahan baku yang buat KTP elektronik ini namanya apa pak?

Indersan : apa saya lupa namanya. Hehe.. ini spesifikasinya ada di Permendagri Nomor 6, kalo ini spesifikasinya ada di Permendagri No. 9a dengan 35a. Nah itu dari bahan baku, kemudian dari teknologi yang digunakan. Kalo ini kan (KTP

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 194: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

181

Universitas Indonesia

biasa), standar biasa kan, print terus laminating. Kalo ini gak, ini pake sidik jari terus ada tanda tangan ini kita rekam dan foto juga kita rekam terus dimasukin ke dalam chip itu tadi. Teknologinya biometric dan chip. Tanda tangan, foto, sidik jari kita ada disini untuk apa menyatakan bahwa KTP ini memang punya kita. Tapi kalo yang ini (KTP biasa) bisa aja kita ganti. Misal hari ini saya buat, terus besok saya buat lagi dengan nama rudi, bisa aja kan karena gak ada biometricnya, teknologi yang digunakan gak ada yang bisa meyakinkan bahwa KTP ini adalah punya kita. Kalo sekarang gak bisa karena ada sidik jari kita. Untuk pengambilan kan, harus dilakukan pemadanan sidik jari kan, itu artinya yang ngambil sidik jari itu kan bener KTP nya ini. Kalo misalnya diambil sama orang lain, itu gak bisa, ditolak sama sistem dan kita juga petugas gak bisa memberikan kepada penduduk karena sidik jarinya bukan yang kita minta

Desti : kok gak sama pak antara e-KTP yang di sosialisasikan di poster yang ada kelurahan dengan yang sebenarnya?

Indersan : ini kan terdiri dari 9 lapisan. Chip itu ditaro di lapisan kelima, kenapa di lapisan kelima? karena untuk keamanan. Jadi kita masukin di lapisan kelima terus kita lapisin lagi. nah di lapisan terakhir kita laminating. Jadi ini udah di laminating, gak usah di laminating lagi. coba kalo ATM atau kartu kredit, itu kan dia chipnya diluar. Kalo chipnya di dalem, susah untuk keamanan. Jadi untuk security keamanan data kita, data kita itu bukannya mau diobral sembarangan. Begitu juga di databasenya, securitynya ada.

Desti : oohh.. kemudian hologram dalam e-KTP untuk apa?Indersan : Itu untuk security juga

Desti : Jadi perbedaan antara SIAK sama e-KTP dari tiga hal itu aja pak?

Indersan : iya.. kalo dari aplikasinya rata-rata sama lah, cuman pengembangan-pengembangan aja. Di e-KTP pake aplikasi SIAK, ya pengembangan. Kalo dulu kan aplikasi sederhana, model pengembangan kan baru mulai. Bikin data penduduknya, grafik kependudukannya, penduduk lahir, mati, pindah, penduduk datang.

Desti oohh.. emm target dalam pelaksanaan e-KTP ini apa aja sih pak?Indersan kalo e-KTP kita emm schedule kita.. jadi schedule kita itu dari

2010 ada tiga istilahnya itu kegiatan strategis nasional.Desti : apa aja itu pak?

Indersan : 2010 itu pertama pemutakhiran data kependudukan secara nasional. Pemutakhiran data kependudukan itu apa, itu untuk membersihkan data penduduk, benar salah, kurang atau kurang lengkap, mana yang kurang itu semua dibersihin. jadi sebelum e-KTP ini jalan, itu harus dibersihin semua seluruh Indonesia

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 195: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

182

Universitas Indonesia

Desti : Caranya gimana pak?Indersan : ya itu kita print out F1-01 pemutakhiran. Kita kasih ke penduduk,

biar mereka yang koreksi datanya, bukan kita. Makanya bisa kita pertanggungjawabkan datanya.

Desti : kalo ada penduduk yang tidak jujur gimana pak?Indersan : nah kalo orang yang gak jujur, artinya dia hari ini pake nama ini,

besok pake nama lain, dia nanti kena sanksi, kan di Undang-Undangnya ada. Kalo penduduk yang membuat data lebih dari satu KTP, membohongi data kependudukannya itu kena sanksi. Ada sanksi pidananya kalo gak salah 2 tahun penjara denda 25 juta. Di Undang-Undang 26 itu eh UU 23 tahun 2006. Kalo pasal sanksi pidana itu 95 sampai 98 ke atas deh, itu sanksinya. Kalo kita petugas kena sanksi juga, kalo kita macem-macem, dibayar orang misalnya kan, kena sanksi. Makanya kalo petugas, ditambah sepertiga sanksinya.

Desti : maksudnya pak?Indersan : tadi kan dendanya 25 juta penjara 2 tahun, nah di tambah

sepertigaDesti : jadinya berapa tuh pak?

Indersan : enam tahun eh tiga tahunan yaDesti : terus pak pas pemutakhiran data itu, banyak gak pak data yang

salah?Indersan : Banyak. Ada yang salah, keliru, harus diperbaiki. kumpul lagi

kan masyarakat lalu kita benerin terutama NIK. NIK itu kan nomor identitas, nah inilah yang berlaku tunggal dan seumur hidup. Kemanapun kita pergi, NIK ini gak akan berubah. Enam digit pertama dalam NIK itu kode wilayah, enam digit terakhir itu tanggal bulan dan tahun lahir, empat digit terakhir itu by sistem. Di rumus demografi penduduk, untuk membedakan laki-laki dan perempuan itu kalo perempuan harus ditambah 40. Jadi kalo penduduknya cewek harus ditambah 40. Ya maka itu dia nomornya cuma satu.

Desti : emm.. yang dua digit terakhir itu gimana pak?Indersan : itu by system artinya sistem yang buat. misalnya hari ini buat e-

ktp pake aplikasi SIAK, maka itu yang keluar, urutan ke berapa, kalo pertama, pertama kalo urutannya kedua, ya kedua kalo ketiga, ya ketiga

Desti : oo.. emang yang digit terakhir itu sampai ratusan pak?Indersan : ada aja. Kalo misalnya pengurusan e-KTP per hari bisa sampai

100 atau 200. Berarti berdasarkan pengurusan KTP per hari. Iya kan?

Desti : oo.. terus pak apakah digit terakhir dalam NIK itu berbeda antara satu dengan yang lain?

Indersan : beda pasti, ya walau misalnya urutan digit terakhirnya sama, tanggal lahirnya kan beda. Nah jadi dikoreksi, diliat, bener

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 196: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

183

Universitas Indonesia

dikembalikan lagi ke petugas dikumpul lagi ke petugas emm.. jadi database di seluruh kabupaten/kota itu diperbaiki berdasarkan hasil F1-01 pemutakhiran itu tadi dari penduduk

Desti : apakah NIK dengan kode keamanan itu berbeda pak?Indersan : Emm gimana ya.. kode keamanan.. Ya betis lah, beda-beda tipis.

Karena gimana ya.. Kalo NIK itu identik tunggal terus seumur hidup berdasarkan by sistem kan 4 digit terakhir . ehem.. kalo kode keamanan bisa diidentikkan dengan NIK, bisa aja. Karena NIK itu tunggal dy dan by sistem kan, Cuma tidak ada tambahan.. elemen-elemen khusus di NIK itu terkait keamanan itu misalnya kan emm.. untuk KTP elektronik, KTP elektronik itu kan dicetak, dipersonalisasi itu kan pake tinta. Tinta itu ditambah kode-kode keamanan khusus dari lembaga sandi negara, ada tambahan di tinta itu. mahal itu tintanya, jadi kalo kita beli tinta sembarangan itu gak bisa. Harus tinta yang ada legalisasi dari lembaga sandi negara tapi kalo NIK gak ada. Cuma NIK itu unik kan dia, kode Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, tanggal lahir itu dari aplikasi itu. jadi kalo mau memalsukan NIK bisa, Cuma dari sistem itu ketauan kan by sistemnya itu dari.. bisa di cek. NIK ini bener gak namanya ini, di database yang udah kerekam. Sebelum NIK itu kan perekaman data kita, setelah perekaman data kita selesai baru kita dapet NIK. Kalo kita gak merekam, kita bisa karang-karang sendiri kan NIK nya Cuma setelah di cetak di database itu ada gak. Jadi kalo dikatakan sama dengan kode keamanan, ya bisa juga Cuma dia gak ada elemen-elemen khusus.

Desti : proses pemutakhirannya itu berapa lama pak?Indersan : satu tahun, 2010. Tahun 2010 itu kita pemutakhiran data di

seluruh Indonesia.Desti : mulai pemutakhirannya dari awal tahun pak?

Indersan : mungkin mulainya gak dari januari sih, mungkin bulan maret atau april lah ya persiapannya. Jadi 2010 itu pemutakhiran data seluruh Indonesia dan penerbitan NIK, Jadi setelah pemutakhiran data itu di semua wilayah itu selesai kita terbitkan juga NIK di tahun 2010 itu di 300 kabupaten/kota

Desti : Kenapa cuma di 300 kab/kota aja pak?Indersan : karena ada yang belum selesai pemutakhiran datanya. Kalo yang

belum selesai, ya kita lanjutkan penerbitan NIKnya di 2011. Karena kan Indonesia itu luas, kan tadi udah saya bilang. Kalo kita liat jakarta, masa sih setahun gak kelar. Tapi kalo liat seluruh Indonesia, bisa jadi

Desti : kemudian setelah penerbitan NIK, apa lagi pak?Indersan : jadi penerbitan NIK di 300 kabupaten/kota. Itu ada emm.. dari

dinas ya mengeluarkan Surat Penerbitan atau kita nyebutnya SP NIK. SP NIK itulah yang jadi biodata kita, identitas kita kan kalo

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 197: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

184

Universitas Indonesia

NIK kita bener nama kita bener, tanggal lahir kita bener. 2011 setelah pemutakhiran, kita mulai lanjut ke penerapan KTP elektronik di 197 kabupaten/kota dan penerbitan NIK di 167 kabupaten/kota

Desti : oh jadi barengan pak antara penerapan KTP elektronik dengan penerbitan NIK?

Indersan : yang 2010 kita cuman dua kegiatan pemutakhiran dan penerbitan NIK di 330 kabupaten/kota. 2011 pelaksanaan KTP elektronik di 197 dan penerbitan NIK lagi yang belum di 167 kabupaten/kota. Yang 2010 belum itu kan kita terbitin di 2011.

Desti : apakah sekarang NIK udah di terbitkan semua di kabupaten/kota pak?

Indersan : Iyaa.. jadi per 31 Desember 2011 kemarin, pak Menteri Dalam negeri menyampaikan apa emm.. menyampaikan secara publik lah ya ke media massa bahwa seluruh penduduk Indonesia sudah memiliki NIK. Ya karena 2 tahun itu kita harus ada hasil kan, 2010-2011 kan udah diterbitin NIK. Jadi masyarakat berhak untuk meminta SP NIK ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Itu harus punya.

Desti : terus apa lagi pak? Indersan : Tiga kegiatan strategis itu kita mulai tahun 2010, 2011, dan 2012.

2010 itu tadi kan pemutakhiran dan penerbitan NIK. 2011 e-KTP di 197 dan penerbitan NIK. 2012 e-KTP di 300 kabupaten/kota. Ini udah mulai jalan kan dari bulan Januari terus ada juga yang belum, lagi persiapan-persiapan segala macem lah.

Desti : Dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program e-KTP itu darimana pak?

Indersan : Ya dari Pemerintah, dari APBNDesti : Yang didanai dari APBN itu apa aja pak?

Indersan : Alat sama blanko KTP elektroniknya tapi emm.. gimana ngomongnya ya. Kalo blanko kosong gini, berarti ini doang kita kasih, gak ada tulisan namanya. Ini di print juga kan, jadi tintanya juga. Tintanya khusus, gak bisa sembarang. Ya karena ada itu tadi kode-kode khusus dari lembaga sandi negara, terkait dengan security. Kalo gak begitu kan orang bisa aja beli mesinnya, tintanya ah beli aja diluar bahan bakunya beli sendiri terus dia cetak sendiri. kalo tinta khusus itu kan ada inisialnya, di readernya KTP nya kebaca kan. Oh ini yang asli ini yang palsu

Desti : Untuk perangkat e-KTP, dana yang dianggarkan dari APBN itu sekitar berapa pak?

Indersan : oo.. itu besar tu. Milyaran, trilyunan itu. 5,8 apa 6,2 ya? Ya kira-kira 5,8 lah. Dana yang dianggarkan itu kecil dibandingkan dengan keseluruhan APBN yang jumlahnya sekitar 200 Trilyun. Kecil itu dibandingkan dengan manfaatnya e-KTP nanti

Desti Sebenernya alasan pemilihan DKI Jakarta sebgai pilot project

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 198: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

185

Universitas Indonesia

program ini apa pak?Indersan : sebenernya bukan pilot project kalo saya pribadi. Kalo saya pikir

jakarta ini bukan pilot project tapi sorotan kalo saya pribadi ya. Karena ibukota negara, ibukota provinsi, semua dunia seluruh Indonesia sorotannya ke jakarta. ah jakarta aja belum, itu kata orang di daerah. Dunia juga, ngeliatnya ke jakarta dulu. wah jakarta udah tuh karena jadi sorotan itu.

Desti : Ada hal lain gak pak yang membuat jakarta jadi pilot project e-KTP?

Indersan : Emm.. kalo saya pribadi dari sarana dan prasarananya itu juga kan, gampang, cepat, arus informasinya cepat. jadi kita gak susah-susah kan. Semua terjangkau kita ini kan. Iklim budaya teknologi bisa kan jadi terjangkau semua kan di jakarta ini. apa sih yang gak ada di jakarta. jadi makanya cepat kan kita ininya mengantisipasi kalo ada masalah segala macem.

Desti : Pelaksanaan e-KTP di jakarta itu mulai dari kapan pak?Indersan : 2011, eh mulainya emm.. sebenernya sih kita mulai e-KTP gak

terlepas dari mulai pemutakhiran. Itu memang urutannya begitu. Pemutakhiran dulu, penerbitan NIK baru e-KTP. Jadi urutannya begitu. Gak bisa kita langsung buat e-KTP tanpa pemutakhiran dulu tanpa penerbitan NIK dulu. Jelas otomatis data yang ada nanti belum valid. Makanya itu kita perlu pemutakhiran.

Desti : oohh.. iya jadi proses mulai kegiatan perekaman e-KTP di Jakarta itu kapan pak?

Indersan : 2011 untuk DKIDesti : Bulan apa pak?

Indersan : kita kontraknya 1 Juli ya, emm.. Agustus lah mulainya. mulainya itu bukan langsung perekaman loh, tapi persiapan-persiapan

Desti : Kenapa pelaksanaan e-KTP di kelurahan-kelurahan Jakarta itu ga serentak bulan agustus pak?

Indersan : Kendalanya pertama jaringan, peralatannya, binteknya, operator. Karna kita ini kan program baru, alih teknologi, dari teknologi sederhana ke teknologi baru. Kita perlu persiapan-persiapan, nah persiapan itu yang bikin waktu pelaksanaan perekaman jadi agak mundur. Persiapan-persiapannya itu yang bikin mundur. Kita cek dulu, peralatan ke kelurahan-kelurahan. Itu distribusinya, settingannya, belum lagi aplikasinya pemanggilan kan perlu waktu gak harus 1 agustus tek semua jalan. Jaringan komunikasi datanya kan pake satelit indosat itu kan, 1 hari masang 1 hari setting kan

Desti : emang pasangnya susah ya pak?Indersan : masangnya mungkin kalo jakarta gak, cuman nyari jaringannya

itu sinyalnya itu agak repot dia. Jadi kendala itu tadi, teknis ajaDesti : sarana dan prasarana yang diberikan ke kelurahan itu apa aja

pak?

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 199: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

186

Universitas Indonesia

Indersan : ini apa peralatannya ya,, emm.. iris mata, finger print, signature pad, server, UPS.

Desti : UPS itu gunanya untuk apa pak?Indersan : UPS itu kaya batre, untuk menyimpan arus listrik

Desti alat-alatnya itu darimana pak?Indersan sebenernya program kita itu sampai kecamatan. Loh kok pak ada

yang sampai kelurahan? Nah boleh tapi dia mengajukan surat resmi ke Menteri Dalam Negeri bahwa mereka ingin mengadakan di Kelurahan. Di Indonesia ini ada dua yang mengajukan sampai kelurahan yaitu DKI Jakarta sama kota Surabaya karena mereka pasti dikasih sarana prasarananya, operatornya segala macem siap di kelurahan, gedungnya itu udah siap, udah layak lah di Kelurahan. Karena terkait dengan kontrak kita sampai kecamatan, ada daerah yang minta sampe kelurahan. Nah yang kelurahan itu biaya sendiri. jadi kita cuman hanya apa memfasilitasi sampai kecamatan. yang kelurahan itu biaya dari pemda masing-masing untuk menambah peralatan itu. Itu yang dari kita, memang jalurnya begitu. Cuma kalo berapa besar biayanya, kita gak tau kan tambahannya. Yang jelas kita stimulan setiap kecamatan itu 2

Desti oohh.. emm.. berarti kabupaten/kota yang lain itu sampai kecamatan ya pak?

Indersan IyaDesti yang mengoperasionalkan peralatannya itu siapa pak?

Indersan : OperatorDesti operatornya itu darimana pak?

Indersan Operator itu dari Pemerintah daerah, dari dinas dukcapil. Pokoknya Pemerintah daerah lah. Mau dia pake dinas dukcapil boleh, mau pake orang di kecamatan boleh. Itu nanti di bintek sama konsorsium selama 2 hari mereka itu untuk mengoperasionalkan alat perekaman.

Desti binteknya siapa yang ngadain pak?Indersan Konsorsium, karena kan kita kerjasama dengan konsorsium

pengadaan alat, barang, pelaksanaan. Jadi kontrak kita itu konsorsium yang melaksanakannya. Kita juga memantau, membantu lah, jadi kita ada konsorsium yang bergerak khusus untuk persiapan dan pelaksanaan lah.

Desti oh jadi konsorsium itu beda-beda pak?Indersan gak, satu bendera dia konsorsium. Jadi konsorsiumnya diketuai

sama PNRI, Percetakan Negara Indonesia.Desti oohh.. jadi maksudnya konsorsium itu terdiri dari beberapa

perusahaan gitu pak?Indersan iya. Jadi ada PNRI, ada indosat jaringan indosat, ada untuk

bintek itu pendamping kabupaten/kota, desa/kelurahan Kecamatan itu sucofindo. Ada yang untuk aplikasinya itu PT.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 200: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

187

Universitas Indonesia

LAN, ada untuk alatnya itu kuadra. Kalo untuk pengadaan alatnya, dicari solusinya Kuadra itu dan distribusi ke seluruh Indonesia

Desti oohh.. terus tugas Kemendagri pas pelaksanaan bintek itu apa pak?

Indersan kalo kita pas bintek operator itu memang semua dari konsorsium. Dari kita ya pengawasan lah. Dari bintek itu yang belum apa, jangan sampe binteknya gak sesuai kan. Ada masalah apa-apa kita tanya.

Desti materi binteknya itu siapa yang nyusun pak?Indersan dari konsorsium, dari sucofindo itu binteknya tapi kalo untuk

masalah konsorsium itu gak perlu lah dimasukin, itu teknis aja. Artinya gini mbak setiap melaksanakan kegiatan itu kita ada pihak ketiga mbak. Misalnya kita mau mengadakan pembelian komputer, kita gak bisa langsung beli dalam Pemerintahan itu. gitu juga dalam e-KTP ini karena terkait dengan peralatan kan, teknologi. Kita kalo untuk koordinasi dan konsultasi kita bisa itu dari desa/kelurahan namun kalo untuk IT repot juga kan makanya kita pake pihak ketiga, konsorsium

Desti Untuk pelaksanaan di Kelurahan itu ada pendampingan pelaksanaan gak pak?

Indersan ada, kita ada pendampingan sampai di kecamatan. tapi untuk DKI ini kita ada juga pendampingan. Dari kemendagri dari konsorsium juga. Karena itu tadi karena DKI Jakarta jadi sorotan juga, makanya kita terus dampingin.

Desti jumlah pendamping di 1 kelurahan itu ada berapa pak? Indersan itu ada 1 atau 2 orang deh.

Desti 2 orang itu dari Kemendagri?Indersan Ya

Desti terus kalo orang dari konsorsiumnya berapa orang pak?Indersan 1 orang

Desti oohh.. terus orang yang mendampingi itu tugasnya setiap hari di Kelurahan?

Indersan Iya.. tiap hari dia harus mantau artinya dia harus stand by disitu dari pagi sampai sore, dia pantau terus. Pas dia dateng ada masalah, ya dia lapor misalnya ada yang rusak atau apa.

Desti tugasnya pendamping itu apa pak?Indersan memastikan pelaksanaan perekaman. Ya harus dipantau, kita gak

bisa iya-iya aja. Gak disini aja kan yang dipantau, tapi di seluruh Indonesia kita pantau semua. Ada yang supervisi, memantau apa masalahnya. Kalau kita percaya aja gak mantau, kalo gak dilaksanain gimana, kalo komputernya dijual atau apa kan. Repot. Jadi harus dipantau terus.

Desti pembagian tenaga pendampingnya itu bagaimana pak?Indersan ya gak lah. Ya kita kerjasama aja. Ya sesuai dengan tupoksi

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 201: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

188

Universitas Indonesia

masing-masing lah, kalo bentrok itu gak.Desti emm.. bedanya damtek sama damkel itu apa pak?

Indersan damtan sama damkel kali?Desti bukan pak, damtek sama damkel pak

Indersan emm.. damtek itu mungkin pendampingan teknisi kalo damkel itu pendampingan kelurahan

Desti Bedanya apa pak?Indersan ya itu tadi, teknisi kan terkait sama peralatan itu. kalo damkel itu

mendampingi kalo pak lurahnya bingung bikin jadwal aturannya gimana alurnya. Damkel itu dari kita. Dari kita juga ada 2 orang, 1orang

Desti sebenernya SOP dalam pelaksanaan e-KTP ini gimana pak?Indersan ya SOPnya itu ada tapi saya lupa. Garis besarnya aja ya. Pertama

untuk melakukan pemutakhiran ya kan terus penerbitan SP NIK. Dari SP NIK akan ada pemanggilan untuk pelayanan KTP elektronik. Dikeluarkanlah surat perekaman. Setelah surat perekaman terus data itu dikirim ke data center di pusat itu di verifikasi ketunggalannya. Setelah yakin tunggal baru dikirim ke untuk sekarang ini pelaksanaan e-KTP ada dua item kegiatan besar, massal dan reguler. Massal ni ya sekarang ini, reguler nanti setelah selesai sekarang ini. jadi kita bicara yang massal dulu ya, jadi setelah di verifikasi ketunggalannya dikirim ke biro personalisasi dan di personalisasi KTP kita. Personalisasi apa? Memasukkan data kita ke dalam chip. Nah itu personalisasi. Jadi setelah itu setelah dipersonalisasi, dicetak KTP kita itu barulah dikirim ke dinas terus ke kecamatan. kalo DKI ke kelurahan. Tetap harus ada tanda terima kalo di dinas, kalo di kecamatan berita acara namanya itu penerimaan barang. Setelah itu setelah barangnya tiba di Kecamatan atau kelurahan dilakukan pemanggilan kedua. Pemanggilan kedua itulah untuk menerima KTP. Panggil dateng di verifikasi pemadanan 1:1 KTP lama kita diambil kan, biar penduduk gak punya KTP dobel.

Desti oohh begitu ya pak prosedurnyaIndersan iya.. prosedur ini untuk keamanan data itu sendiri. untuk tertib

administrasi lah, dikoreksi datanya.Desti DKI jakarta kan sudah lebih dahulu melakukan kegiatan

perekaman e-KTP sementara daerah lain ada yang belum melaksanakannya, itu bagaimana pak dengan proses identifikasi ketunggalannya?

Indersan ya diadu sama yang sudah. Yang terekam di data center itu yang diakuin yang sudah dilakukan perekaman. Kalo misalnya ditemukan dua data yang sama di data center, maka data itu akan dikembalikan ke daerah. Suruh milih penduduknya, mau jadi penduduk daerah mana. Kalo dia pilih misal daerah Bandung, maka data dia yang di Jakarta dihapus. Gak boleh 2 lagi. Untuk

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 202: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

189

Universitas Indonesia

mengetahui pasti perkembangan data penduduk, kalo gak begitu kan masih banyak KTP ganda.

Desti oohh.. jadi yang diprioritaskan itu yang sudah terekam pak?Indersan iya. Kalo dia belum merekam, ya kita kembalikan lagi. Kita itu

kan menggunakan stelsel aktif artinya penduduk yang aktif untuk kependudukan dan catatan sipil ini. penduduk yang harus melapor peristiwa kependudukan dan peristiwa penting seperti lahir, mati, pindah, datang, KTP KK, itu harus melapor. Memang gitu, bukannya kita yang lapor. Memang harus paham stelsel aktif itu.

Desti selama pelaksanaan e-KTP ini masalah yang muncul seperti apa pak?

Indersan ya itu tadi pengumpulan dan pengiriman datanya aja. Dari daerah ke pusat

Desti kalo di Jakarta sendiri seperti apa pak?Indersan Alhamdulillah lancar, karena deket kan. Kalo dari daerah lain

karena jauh kan banyak masalahnyaDesti kalo dari alatnya gimana pak?

Indersan kalo alat biasa itu kan. Rusak, hilang, kebakar banyak di daerah-daerah juga gitu. Kalo jakarta ada juga yang rusak-rusak gitu. Nah itu tadi pendamping kelurahan itu melapor. Kelurahan ini rusak, kelurahan ini ganti.

Desti oohh kalo rusak diganti alat baru pak?Indersan gak, kan ada garansi alatnya itu kan

Desti apa yang menyebabkan ada masa perpanjangan e-KTP pak?Indersan karena belum selesai

Desti masa perpanjangan itu khusus DKI Jakarta aja atau untuk semua daerah?

Indersan DKI.. gak juga. Seluruh Indonesia. DKI ada juga yang belum selesai, makanya diperpanjang kan

Desti koordinasi antara Kemendagri dengan Kelurahan sebagai unit pelaksana dalam program ini bagaimana pak?

Indersan ya kita itu ada pendamping kelurahan itu. kepanjangan tangan kita di kelurahan-kelurahan

Desti kemudian koordinasi antara kemendagri dengan dinas dukcapil itu bentuknya seperti apa pak?

Indersan daerah mana yang belum perekaman, kendala-kendalanya. Jadi sifat koordinasi di tingkat pelayanan itu rata-rata koordinasi secara teknis seperti perangkat rusak, jaringannya gak jalan. Ada juga rapat-rapat. Sebulan sekali dengan dinas, DKI ya. Kalo pas pelaksanaan awal-awal kita sering rapat. Sebenernya sih kita kalo ada masalah, kita langsung gak usah nunggu sebulan sekali bisa langsung dateng kesini, by telepon. Kalo kita nunggu lama, lama ya gak jalan nanti kan, se-segera mungkinlah.

Desti setelah selesai masa pemassalan 30 april ini, bagaimana pak

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 203: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

190

Universitas Indonesia

apabila ada warga yang belum perekaman e-KTP?Indersan yang belum?

Desti IyaIndersan berarti dia masuk reguler. Dia bisa melakukan perekaman di

Kelurahan. 30 April dianggap selesai untuk e-KTP 2011Desti oohh.. setelah tanggal 30 April ini masih bisa melakukan

perekaman di Kelurahan pak?Indersan masih, jadi peralatan itu tetap akan di stand by kan di Kelurahan

karena kan diberikan kan, di stimulan. Kalo kita di Kecamatan itu kita kasih. Kalo misalnya dari pemda provinsi ngasih, ya berarti tetap di Kelurahan

Desti kalo pemda cuma meminjamkan alat tersebut gimana pak?Indersan dipinjemin? siapa yang minjemin? Pemda berarti kalo di

Kelurahan, ya kan. Iya.. jadi setelah 30 April ini tetap melakukan perekaman tapi yang reguler. Reguler itu ya daerah sendiri yang tanggung jawab kan

Desti bagi warga yang belum melakukan perekaman e-KTP secara massal ada sanksi gak sih pak?

Indersan oh iya adaDesti bentuknya seperti apa pak?

Indersan kalo sebatas KTP lamanya belum jadi ya gak apa-apa. Tapi kalo KTP lamanya udah jadi, ya dia kena sanksi. Sanksinya apa? yang jelas dia harus bayar. Karena kan Pemerintah pusat hanya menanggung satu tahun

Transkip Wawancara

Informan : Alina Balqis

Jabatan : Kepala Bidang Data dan Kependudukan Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

Hari/Waktu : Rabu, 4 April 2012, pukul 09.30 WIB

Desti : Apa saja dasar hukum yang menjadi landasan program nasional e-KTP bu?

Alina : Dasar hukumnya ada Undang-Undang 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Perpres 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional sebagaimana beberapa kali dirubah terakhir dengan Perpres 67 Tahun 2011, Permendagri Nomor 6 Tahun 2011 tentang Spesifikasi Perangkat Keras, Lunak, Blanko e-KTP, Permendagri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional, SE Mendagri Nomor 471.13/4141/SJ tanggal 13 Oktober 2011 tentang Penerbitan NIK dan Persiapan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 204: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

191

Universitas Indonesia

Penerapan e-KTP, Surat Mendagri Nomor 471.13/2927/SJ tanggal 29 Juli 2011 tentang Pemberitahuan Jadwal Pengiriman Perangkat KTP Elektronok (e-KTP) dan Pelayanan Penerbitan e-KTP, Surat Mendagri No. 471.13/5079/SJ tanggal 20 Desember 2011 tentang Perpanjangan Waktu Pelayanan e-KTP Secara Massal untuk 197 Kab/Kota, Keputusan Gubernur No. 844 Tahun 2011 tentang Tim Pelaksana Penerbitan KTP Elektronik (e-KTP) Provinsi DKI Jakarta, Pergub No. 76 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penerbitan KTP Elektronik (e-KTP), Instruksi Gubernur Nomor 58 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Penerbitan KTP Elektronik (e-KTP)

Desti : Sasaran dari program ini apa bu?

Alina : Sasaran dari program ini terutama sasaran di wilayah DKI Jakarta itu ada dua, yang pertama ehm.. terlaksananya proses perekaman data kependudukan yang mencakup biodata, tanda tangan, pas photo, Iris, dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan bagi seluruh penduduk wajib e-KTP di seluruh wilayah kota administrasi DKI Jakarta. Kemudian yang kedua itu terdistribusinya e-KTP yang telah dipersonalisasi ke 267 Kelurahan di 6 wilayah kota/kabupaten administrasi DKI Jakarta, untuk kemudian di serahkan kepada penduduk yang bersangkutan

Desti : Oohh begitu. kapan program Nasional e-KTP ini dilaksanakan di DKI Jakarta bu?

Alina : Pemassalan e-KTP dilaksanakan melalui dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2011 kemudian tahap dua dilanjutkan pada bulan Januari sampai dengan April 2012.

Desti : Standard Operating Procedure (SOP) dalam pelaksanaan program Nasional e-KTP apa saja bu?

Alina : SOP nya itu ada Permendagri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional. Kemudian untuk e-KTP di DKI nya kita mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 76 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).

Desti : Peraturan-peraturan tersebut di publish di internet atau tidak bu?

Alina : ehm.. kalo permendagri bisa, bisa diliat. Ada di internet

Desti : kalo yang Instruksi Gubernur di publish juga atau tidak bu?

Alina : Kalo Peraturan Gubernur kayanya enggak. Tapi isinya gak beda jauh. Intinya prosedur tentang pelaksanaan pelayanan e-KTP, dari kecamatan secara massal yang artinya waktunya terbatas untuk WNI dan WNA. Pemassalan itu untuk WNI dan WNA. WNI aja udah susah ya, hehe.. WNA itu juga, yang punya KITAP, izin tinggal tetap. Jadi isi KITAP itu kan di DKI atau di daerah itu jadi penduduk. dia itu

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 205: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

192

Universitas Indonesia

punya KTP, KK dia. Jadi yang namanya penduduk itu bisa WNI danWNA. Tapi kalo WNA yang punya KITAP, kalo KITAS (izin tinggal sementara) kan terbatas. Jadi kalo izin tinggal tetap bisa jadi penduduk. Jadi intinya itu pelayanan KTP secara massal bagi WNI dan WNA. Lalu yang pelayanan e-KTP secara reguler ada yang setelah massal ini itu

Desti : kalau pemassalan e-KTP itu prosedur-prosedurnya apa saja bu?

Alina : ehh.. kalo prosedurnya.. yang jelas kan dia dapet undangan harus .. jadi kan karena sebelum e-KTP sebenarnya daerah itu diwajibkan untuk menuju tahap penerapan e-KTP daerah itu diwajibkan melakukan pemutakhiran data dulu. Jadi DKI sudah melakukan pemutakhiran data yaitu dengan pengisian formulir F1-01. Setelah pemutakhiran data, lalu daerah diwajibkan untuk memberikan NIKNAS. Jadi kepada setiap penduduk di daerah itu wajib diberikan NIKNAS. Kalo DKI itu 31 depannya, kalo dulu kan NIK daerah depannya 09. Nah NIKNAS itu harus diberikan kepada warga, di DKI itu bulan November eh desember 2010 itu setiap keluarga ada surat pemberitahuan NIKNAS (SPN) yang ditujukan kepada kepala keluarga. Nih loh NIK anda sekian sekian sekian anggotanya siapa siapa aja. Setelah dapet pemberitahuan NIKNAS, ada himbauan tuh pada warga yang tidak mendapatkan pemberitahuan NIKNAS, tetapi dia punya dokumen ehm.. dokumen DKI diminta untuk datang ke Kelurahan supaya dia diberikan itu dan dia dokumennya diganti. Jadi warga yang sudah diberikan NIKNAS ditambah sama warga yang complain-complain tadi, Itulah yang dipanggil, panggilan untuk pelayanan e-KTP secara massal. Dipanggillah surat itu atau surat undangan itu kepada warga. surat pemanggilan ini diberikan melalui RT. Surat undangan/surat panggilan ini diberikan melalui RT. Jadi berdasarkan surat panggilan itu warga datang cuman syaratnya surat pemanggilan sama KTP asli doang. Ya kan, datanglah ke tempat pelayanan. Kalo di DKI itu di Kelurahan. Prosedurnya kaya gitu, masyarakat datang dengan membawa surat pemberitahuan dengan KTP asli, itu saja. Begitu datang, maka petugas ehm.. kan dapat nomor antrian, tunggu, dipanggil. Kita mulai dari foto dulu terus finger print, iris, terus tanda tangan setelah itu sidik jari lagi yah 2 untuk memastikan bahwa bener apa engga. Setelah selesai, maka ke petugas lagi, undangannya di paraf kan sama petugasnya. Iya di paraf, bahwa ini sudah melakukan perekaman. Lalu pulang, KTP aslinya di bawa lagi kan. Nanti teorinya seperti itu. itu baru penyerapannya lalu setelah diserap oleh petugas artinya direkam, data itu disimpan dan secara online dikirim ke departemen dalam negeri melalui jaringan. Nah oleh departemen dalam negeri, data itu dilakukan identifikasi ketunggalan. Identifikasi ketunggalan itu jadi katakanlah data adik dikirim ke DDN lalu ehm dilakukan identifikasi ketunggalan dipastikan bahwa data ini

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 206: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

193

Universitas Indonesia

cuma satu di Indonesia. Jadi diadu dengan daerah-daerah lain data itu. kegiatan itu namanya kegiatannya identifikasi ketunggalan. Jadi diadu lah dengan daerah-daerah lain, data ini ada apa enggak di daerah lain. kalau data ini ternyata ada, oh ni double ternyata terdaftar di daerah A, di daerah B juga ada maka data itu akan dikembalikan ke daerah karena datanya ga bersih, gitu dan harus dilakukan pembersihan. Nanti kepada yang bersangkutan ga langsung jadi tuh e-KTP nya karena harus milih mana yang mau dipilih. Tapi kalo data itu bersih, oh bener nih cuma satu maka oleh departemen dalam negeri langsung dilakukan personalisasi artinya memasukkan data itu data yang sudah bersih itu ke dalam chip. Kegiatan itu namanya personalisasi artinya jadi data-data itu dimasukkinlah ke kartu. Setelah selesai kegiatan personalisasi, oleh departemen dalam negeri yang udah jadi nih e-KTP nya dikirim lagi ke daerah, ke DKI. Provinsi disampein ke sudin, sudin nanti disampein ke Kelurahan masing-masing. Nah masing-masing Kelurahan ini nanti mengundang bisa berupa undangan bisa juga informasi, Orang itu harus dateng ke Kelurahan. Nanti dilakukan ini identifikasi lagi, jadi kartu e-KTP itu di card reader ditempelin terus melalui sidik jari di identifikasi lagi bener gak nih yang ngambil. Kalo misalnya diambil sama orang lain gak bisa karena akan tertolak dan ini seperti ATM fungsinya. Jadi pendaftaran itu yang ke DDN sana itu melalui sidik jari, seperti itu ini kalo yang massal. Kalo yang reguler saya pikir sama aja. Hanya saja kalau reguler itu yang melakukan personalisasi itu daerah karena sesuai dengan perpresnya itu, yg terakhir 67 itu pengadaan blanko pertama yang massal ini diadain oleh DDN tapi ketika reguler daerah masing-masing. Jadi departemen dalam negeri kalo reguler itu hanya melakukan identifikasi ketunggalan nih ketika bersih, daerah sendiri, DKI sendiri yang melakukan personalisasi. Masalahnya makanya mungkin orang yang e-KTP secara massal gak bisa langsung jadi e-KTP nya karena kita belum ngadain itu, pengadaan. mungkin baru tahun ini tapi kita juga belum tahu.

Desti : Perbedaan antara SIAK dengan e-KTP itu apa bu?

Alina : SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) merupakan sistem yang digunakan dalam penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan, termasuk dalam pelayanan e-KTP.

Desti : Dana yang di anggarkan untuk pelaksanaan e-KTP berapa bu?

Alina : Rp 11. 558.622 200 ini anggaran loh ya. Saya lihat sih gak semua diserap. Kayanya separuh-separuh sih diserapnya. Wilayah.. ehmm.. Jakarta Utara juga rendah nih penyerapannya, separuhnya hampir sepertiganya. Utara itu. ini kan hanya untuk 4 bulan. Asumsinya kalo mereka sabtu minggu bisa lembur, tapi ternyata kan pada gak begitu dan keliatan kok mereka kerja sampe jam berapa. jadi gak usah

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 207: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

194

Universitas Indonesia

bohong sih, saya udah kerja sampe malem. Kan aktif tuh, dia mengoperasionalkan sampe jam berapa itu dia termonitor. Oohh.. tahun 2011 itu Rp 14.675.425.740. ini anggarannya loh ya, bukan yang dihabiskan. Kayanya ini banyak yang dikembaliin. Rata-rata paling tinggi itu 60% karena itu biaya lembur, kalo dia gak lembur ya gak dikasih.

Desti : Itu keliatannya di DDN?

Alina : Iya. Kami pun tahu orang lagi kerja, misalnya di Kelurahan nih, kami tahu disini bisa monitor, di lantai 4. dia ngerjain apa, sehari berapa tahu kerjanya. sudah online soalnya karena ada masing-masing passwordnya tahu. Jadi gak bisa tuh pelayanan operator saya hari ini 100, padahal gak segitu. Bisa direkap, kami bisa menyajikannya. Itu kan alat kontrol kami. Itulah dikira anak-anak yang di Kelurahan itu kan bukan pegawai dia kerja malem-malem ngerjain apa tahu. biasanya kalo malem-malem tuh aktif, kita cek petugas satpelnya, lagi dimana. Dia jawab di rumah. Lah itu siapa yang di Kelurahan, cek langsung, ternyata orang yang bantu-bantu itu, jadi keliatan di DDN juga disini juga

Desti : Rincian yang didanai dari APBD apa saja bu?

Alina : Kalo penambahan listik itu dinas, cetak panggilan dinas. Sosialisasi yang cetak-cetak itu sudin tapi kalo sosialisasi tatap muka itu dinas. Terus tenda sudin, operator sudin. Spanduk yang 2011 itu dinas, kalo yang masa perpanjangan itu sudin.

Desti : Oohh begitu ya bu..

Alina : Iya

Desti : Misalnya batas maksimalnya 1 juta tapi ternyata tagihan di Kelurahan 1,5 juta. Itu kelebihannya Kelurahan yang bayar bu?

Alina : Tapi belum pernah soalnya kita mematoknya maksimal.. jadi belum ada tuh. belum ada yang nombokin. Bahkan kayanya sih PLN nya yang untung. Hehe..

Desti : Kalau ada pemadaman bergilir, Kelurahan tempat pelayanan e-KTP terkena atau tidak bu?

Alina : Ini gak. Ada jaminan gak. Jadi di kontrak itu jaminan tidak ada mati. Jadi ketika daerah sekitarnya mati di situ ada jaminan bahwa gak boleh mati. Meskipun di Kelurahan secara keseluruhan mati, tapi itu gak. Karena itu tersendiri, gak nyantol di Kelurahan dan mungkin yang mati itu untuk pelayanan KTP biasa

Desti : Jumlah sarana dan prasarana yang dibutuhkan per Kelurahan melaksanakan program nasional e-KTP.

Alina : Sesuai dengan Pasal 2 Perpres 26 Tahun 2009 dan Surat Sekjen Kemendagri Nomor 471.13/2927/SJ tanggal 29 Juli 2011, maka perangkat e-KTP, jaringan, aplikasi, bintek dan damkel, serta blanko

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 208: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

195

Universitas Indonesia

e-KTP untuk pertama kali disediakan oleh Pemerintah Pusat. Pemassalan pelayanan e-KTP di DKI Jakarta dilaksanakan di tingkat Kelurahan, sedangkan peralatan yang dihibahkan oleh Kemendagri basisnya adalah kecamatan (2 unit per kecamatan), sehingga secara keseluruhan DKI Jakarta mendapat hibah 88 unit, sedangkan jumlah perangkat e-KTP di Kelurahan selebihnya bersifat pinjaman yang akan ditarik oleh Depdagri setelah April 2012.

Desti : Setelah selesai masa pemassalan e-KTP, itu kan e-KTP reguler, bagaimana dengan perangkat e-KTP nya bu?

Alina : Iya kami kan alatnya gak punya, jadi berdasarkan surat dari Kementerian Dalam Negeri masih memaafkan daerah sampe akhir desember. DDN masih mau melakukan personalisasi. Daerah lain gak masalah karena alatnya dihibahkan dari kementerian dalam negeri. Yang masalah itu DKI karena pelayanannya di Kelurahan. Kalo saja sekarang yang dibagi udah semua gak masalah tapi yang jadi baru dikit, baru 2 juta, kan masih ada 3 juta lebih. Kecamatan berbondong-bondong kan 2 jut dibagi 44 kecamatan sebanyak apa itu, berbahaya. Kami memahami kesulitan DDN karena data ini masih harus diadu dengan daerah lain dan saya denger sih ditemuin ratusan ribu yang ganda. Kalo ganda kan gak bisa di print harus dikarifikasi. Jadi kita udah dapet informasi

Desti : Bagaimana dengan sumber daya manusia dalam pelaksanaan program nasional e-KTP baik secara kualitas maupun kuantitas ?

Alina : Mengingat keterbatasan jumlah pegawai, maka operator pemassalan pelayanan e-KTP dilakukan melalui outsourcing, sebanyak 1.414 orang yang ditempatkan di 267 Kelurahan dan 6 Suku Dinas (rata-rata 4-6 orang)

Desti : Jakarta kan sudah melaksanakan e-KTP lebih dahulu dibanding dengan daerah lain di Indonesia. Bagaimana dengan data penduduk yang sudah merekam di Jakarta tapi penduduk tersebut terdaftar juga di daerah lain?

Alina : Ya berarti yang dimenangin yang disini. Yang sudah jadi. Orang kalo mau bikin di.. katakanlah ujung pandang, saya di DKI udah nih, saya pulang kampung. Saya disana dipanggil juga, KTP saya udah jadi tuh di DKI maka untuk supaya saya bisa diserap disana, saya harus pindah dulu dari Jakarta kesana. Soalnya dua-duanya gak bisa. Kalo nunggu semua daerah perekaman, ya gak jadi-jadi dong e-KTP nya. Ya itulah, lamanya tadinya itu. DKI itu kan termasuk yang duluan sekali nih, jadi nunggu sekian ratus daerah dulu. Orang kan udah mulai nagih-nagih nih, idealnya memang setelah semuanya tapi karena orang-orang udah pada nagih. Akhirnya ya sudah.. berarti ketika orang sudah datang di DKI, berarti memilihnya DKI. Kalo ternyata dia double, maka di daerah lain yang dihapus. Kalo mau tetep yang di daerah, pindahin. Dia harus bikin surat pindah. Surat pindah gampang kok. Itulah karena orang males ngurus ya gitu ya. Tapi saya bingung loh males ngurusnya

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 209: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

196

Universitas Indonesia

hanya di DKI. Saya ngurus di Kecamatan, di daerah lain itu cepet kok. Kalo di daerah kan ngurusnya di Kecamatan, di dinas kependudukan, jauh banget itu tapi orang mau ngurus. Padahal di DKI relatif aksesnya gampang, itulah. Di DKI Jakarta itu tahun 2010 ya itu mencatat orang yang double-double itu sekitar 250 ribu, baik double sesama DKI maupun diluar DKI. Ada yang dengan Ujung Pandang, ada yang dengan Medan. Ada yang orangnya sudah Gubernur di daerah lain, dia KTP nya double karena dia rumahnya masih disini. Kebanyakan terkait dengan itu. ya jadi penyebabnya banyak tapi penyebab terbesar adalah kepemilikan kendaraan bermotor, rumah, usaha, perusahaan bahkan orang yang sudah di luar negeri masih KTP DKI. Akhirnya peraturan di langgar, ya abis gimana dia butuh. Ketentuannya orang yang berdomisili di luar negeri, gak perlu itu.

Desti : Ada sanksi atau tidak bu bagi yang memiliki KTP ganda?

Alina : Kalo ganda jelas, sanksinya jelas 25 juta

Desti : Oohh.. tapi kok jumlahnya masih banyak saja bu?

Alina : Ya itu makanya setelah e-KTP gak mungkin, ketahuan. Makanya ketika kami sosialisasi, khususnya bapak-bapak ni yang istrinya lebih dari satu mulai dari sekarang di perhatiin, itu ternyata gawat, bagi orang-orang tertentu gawat. Pada ketahuan, tadinya kan pada gak ketahuan. Tapi memang kami mendesak DDN untuk segera apa ya ehm.. draft-draft kerjasamanya, MoU nya dengan semua Departemen tapi kayanya belum tapi dengan BPN sudah itu. dulu kan klo mau beli tanah atau rumah, persyaratannya kalo dulu harus pake KTP setempat tapi sekarang enggak. Itu yang memicu orang buat bikin KTP setempat. Hal-hal tersebut memang terjadi diluar kebijakan, tapi itu berpengaruh. Ini kan kebijakan Pemerintah pusat. Permasalahan-permasalahan ini sudah kami laporkan ke pusat. Tolong kebijakan ini di sinkronkan dengan kebijakan lain sehingga saling mendukung.

Desti : Ada sanksi tidak yang diberikan kepada pihak yang tidak mematuhi program nasional e-KTP?

Alina : Saat ini memang tidak ada sanksi bagi penduduk yang tidak memenuhi pemanggilan untuk pelayanan e-KTP. Namun karena databasepelayanan e-KTP menjadi sarana untuk pemutakhiran database kependudukan, maka penduduk yang tidak menggunakan haknya untuk pelayanan e-KTP akan dianggap melepaskan haknya sebagai penduduk DKI Jakarta dan bisa terhapus dari database kependudukan, sehingga nantinya akan kesulitan dalam pengurusan dokumen kependudukan. Selain itu, berdasarkan Perpres 67 Tahun 2011, penggunaan KTP non elektronik dalam pelayanan publik hanya sampai akhir Desember 2012, sehingga mulai Januari 2013 KTP yang berlaku adalah KTP Elektronik. Mulai tahun depan, pelayanan yang

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 210: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

197

Universitas Indonesia

mensyaratkan KTP adalah sudah menggunakan e-KTP. Jadi hukumannya itu di DKI Jakarta, kalo gak e-KTP, datanya bisa terhapus itu. Kalo orang jahat akan diperlakukan jahat balik. Kecuali kalo yang sudah ada pernyataan itu ya. Jadi kalo memang gak e-KTP juga akan kita singkirin dari database. Setelah April itu, database yang digunakan untuk orang dewasa adalah yang sudah e-KTP, kalo belum nanti akan terhapus.

Desti : Kedudukan serta peran dinas kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dalam pelaksanaan program nasional e-KTP apa sih bu?

Alina : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan perangkat daerah yang melaksanakan pelayanan e-KTP, yang meliputi : proses perekaman sidik jari, Iris, tanda tangan dan foto Penduduk Wajib KTP. Selain itu melaksanakan sosialisasi penerapan e-KTP kepada instansi di Kab/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, RT/RW dan masyarakat, menyediakan ruang server & ruang pelayanan yang dilengkapi catu daya listrik cukup & genset di Kepulauan Seribu, menyediakan tenaga operator dan tenaga pendukung lainnya (kurir, pendaftar dll, memobilisasi penduduk wajib KTP ke tempat pelayanan e-KTP melalui pencetakan undangan, menjaga akurasi database kependudukan melalui pelayanan dafduk dan capil menggunakan aplikasi SIAK, supervisi, monev dan koordinasi/konsultasi ke Pusat;

Desti : Job description Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

Alina : Iya monitor. dia yang mengeluarkan kebijakanlah, itu peraturan-peraturan atau instruksi-instruksi itu kan keluarnya dari dinas.dinas lah yang melakukan monitoring, evaluasi.

Desti : Koordinasi antara Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri

Alina : Yang jelas kami ada rapat-rapat selain antar tim teknis ya. Kalo antar tim teknis sih udah gak kehitung lah, siang malem sore. DKI karena deket, kami sering banget rapat-rapat di tingkat DDN. Kalo yang sifatnya kebijakan, itu biasanya rapat. Setahun 2x Menterinya dateng. Kalo yang pas awal-awal kita intens sekali rapat, pernah dua minggu sekali tergantung permasalahannya. Kalo yang sekarang ini kita lebih ke kita cari penyebabnya, ini kenapa-kenapa, terus yang sisa-sisa ini kemana, cenderung mandek ya. Nanti bakal bikin itu ehmm.. keluarganya kemana.

Desti : Bagaimana bentuk koordinasi antara Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil provinsi DKI Jakarta dengan Kementerian DalamNegeri bu?

Alina : Sama.. mulai dari kita nawar alat penambahan alat, ya permasalahan-permasalahan yang ditemui di lapangan. Ada yang bisa selesai di tim teknis ada yang tidak seperti tadi penambahan alat, kan tim teknis gak bisa, itu kan kebijakan. Lalu apa lagi ya.. perpanjangan waktu terus

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 211: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

198

Universitas Indonesia

kalo permintaan data-data. Kita juga diundang sama LSM-LSM. Jadi mereka yang peduli terhadap itu, kita diundang sebagai informan.

Desti : Koordinasi antara Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dengan Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Administrasi itu bagaimana bu ?

Alina : Ya tadi. Sudin itu salah satu unit kerja Dinas Kependudukan DKI Jakarta yang hanya ngelaksanain kebijakan dan permasalahan-permasalahan itu yang dibicarakannnya di tingkat dinas. Permasalahan-permasalahan yang terjadi dilaporkannya ke dinas dan pemecahannya di dinas. Setiap hari Sudin melaporkan pelaksanaan e-KTP kepada Dinas, dan setiap hari Senin dilakukan rapat koordinasi.

Desti : Oohh jadi sudin itu hanya melaksanakan saja ya bu?

Alina : Iya.. kebijakan itu di tingkat dinas.

Desti : Biasanya pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang dilaporkan oleh sudin itu seperti apa bu?

Alina : Ya katakanlah kaya gini, upaya-upaya apa.. mulai dari pertama lah dulu ehm.. kita mau sistemnya seperti apa dalam merekrut pegawai eh tenaga operator. Yang memandu siapa. Lalu ketika ada ehm.. permasalahan-permasalahan.. katakanlah apa upaya-upaya untuk ehm.. mempercepat ehm.. atau lebih.. ehm.. kita kan sudah lebih.. misal di Kelurahan ini udah gak ada orang-orang lagi. Apa upaya-upayanya. Lalu ketika ada permasalahan ini, ada orang tambahan.. tambahan penduduk yang belum dipanggil, padahal dia KTP DKI tapi belum dipanggil tolong didata lagi. Jadi ngerjain yang nanti yang memasukkan data lagi buat e-KTP dari sini. Pelayanan orang yang baru didata sekarang. Ya kalo ada permasalahan-permasalahan lah

Desti : Ehm.. permasalahan yang biasanya dilaporin sudin-sudin itu apa aja bu?

Alina : Waktu pertama sih, pertama kali.. waktu pertama kali itu ada jaringan dan alat karena alat e-KTP ini alat canggih ya dan baru, heboh tuh yang jaringan lah error lah rusak lah padahal gak gitu ehm.. itu keluhan pertama. Kalo permasalahan yang sekarang ya itu orang-orang yang belum terdaftar. Soalnya kan disana.. ehm..tapi sudin kan sekarang udah dikasih tahu bagaimana caranya menambah data untuk e-KTP. Kalo sekarang permasalahan utamanya itu di DKI Jakarta itu mobilitasnya tinggi dan orangnya supersibuk ya. Jadi artinya Kelurahan-Kelurahan tertentu yang khususnya justru ada di pemukiman elit itu masih rendah. Alesannya macem-macem, ya gak sempet lah katanya, yang dia ke luar negeri melulu lah, ke luar daerah. Jadi di daerah-daerah di hampir 5 wilayah, kalo elit coba diliat Kelurahannya.. daya itunya agak minim, rendah. Ternyata justru orang menengah ke atas yang agak susah. Itu yang di jakarta selatan ada yang di bawah 50% itu daerah.. ehm.. daerah senayan. Orangnya kan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 212: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

199

Universitas Indonesia

jarang ada tuh Desti : Terus upaya apa yang dilakukan bu?

Alina : Ya kita sih kalo kemarin di selatan ngundang para lurah tolong melalui RT nya dipanggil gitu kalau memang warganya itu tidak ada baik di luar negeri maupun di luar kota harus bikin surat pernyataan, gitu. Terus kalo lagi dipidana, itu sebenarnya kita sudah mencoba keDepartemen Hukum dan HAM prinsipnya kita mau melakukan pelayanan untuk di DKI loh ya. Kalo dia sakit, dimana sakitnya apakah di rumah atau di rumah sakit kita juga mau melakukan pelayanan mobile. Prinsipnya itu. Mungkin bulan-bulan terakhir kita lebih konsennya kesitu. Banyak operasi pasar eh bahkan pelayanan yang sabtu minggu itu banyak digunakan untuk itu, pelayanan e-KTP.

Desti : Terus kalo penduduk yang sedang sekolah di luar negeri dan kembali ke Indonesia itu gimana bu?

Alina : Itu dia masuk e-KTP reguler

Desti : Masih terkait dengan koordinasi antara Dinas Kependudukan DKI Jakarta dengan Suku Dinas kependudukan di masing-masing wilayah kota Administrasi, ada waktu khusus tidak bu untuk membahas dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang dilaporkan suku dinas?

Alina : Minimal hari senin, ehm.. setiap senin kita ngumpul dengan kasudin-kasudin dan tidak kemungkinan juga banyak instruksi-instruksi lah. Apalagi yang pertama kali dilaksanain, instruksi-instruksi. Pas pertama kali itu kan SIAK nya berubah-ubah itu DDN, jadi waktu pertama kalinya tuh yang heboh jadi melalui sms melalui email, wajib tuh jadi pokoknya 24 jam gak boleh ditutup. Kalo sekarang udah agak ayem hehe.. Paling tidak setiap senin

Desti : Jadi dalam sebulan berapa kali bu?

Alina : Empat kali, dan setiap hari sabtu ada tim keliling. ke wilayah-wilayah, di sudin-sudin.

Desti : Yang ikut dalam kegiatan keliling itu siapa aja bu?

Alina : Giliran, ada jadwalnya. kalo yang dari dinas itu per Kelurahan?Enggak, kalo dinas itu kan sifatnya monitoring tuh, ada SK tim nya. Jadi enggak ehm.. per sudin ada 1, minimal 1 orang, per wilayah kota. Jadi tim suku dinas mangkal minimal tiap sudin ada 1 terus suku dinas juga bisa mobile kemana-mana.

Desti : Biasanya daerah yang dituju untuk kegiatan e-KTP keliling itu daerah yang bagaimana bu?

Alina : Gak, kalo yang ehmm.. yang sudah pasti adalah orang yang sedang sakit, sudah lumpuh, sudah jompo itu didatengin ke rumah. terus.. ehmm.. sebenernya itu ditujukannya untuk itu. Hanya saja sekaranguntuk operasi pasar, setiap pelayanan baik yang terpadu yang

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 213: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

200

Universitas Indonesia

dilakukan malam hari, terus yang sabtu siang, kita di pos-pos . Untuk orang yang mengaku sibuk lah, tapi gak ada kriteria, kita bergilir lah, bergilir di Kelurahan-Kelurahan itu. Tapi memang diutamakan daerah yang pencapaian persentasenya rendah.

Desti : Kalau orang yang sedang di rawat di rumah sakit bagaimana bu?

Alina : Kita dateng ke rumah sakit. Misalnya ada orang lapor anggota keluarga sakit, dia lapor ke RT. Di satu Kelurahan dikumpulin yah, nah jadi supaya tim itu dateng, tim ini dari sudin. Itu yang perangkatnya itu datengnya dari sudin, jadi orang-orangnya juga orang sudin. Nah jadi dikumpulin di Kelurahan itu ada berapa orang, nanti dijanjiin ya, misalnya beberapa orang, beberapa rumah. Jadi datanya sudah siap tuh. Kita minta datanya dulu jadi di inventarisin dulu datanya. Terus kalo yang dirawat di rumah sakit, ya tergantung kondisinya. Kalo memang orang itu di bisanya hanya di tempat tidur, ya kita di tempat tidur melayaninya.

Desti : Terus mobil yang digunakan untuk pelayanan e-KTP keliling itu jumlahnya ada berapa bu?

Alina : masing-masing wilayah sekarang 3.

Desti : Masing-masing mobil itu terdiri dari berapa perangkat bu?

Alina : Satu perangkat, tapi sebenernya bisa dua tiga alat, soalnya kan laptop. Ada yang berupa PC ada yang berupa laptop. Jadi bisa tergantung keperluan atau kondisinya. Kalo musim hujan, ya ditaro aja soalnya kan bisa masuk mobil cuma satu ya. Biasanya kalo pelayanan mobilenya itu kalo tempatnya luas, enak kita bisa banyak tuh perangkatnya.

Desti : Komitmen pelaksana terhadap program nasional e-KTP

Alina : Ya Pemprov DKI Jakarta mempunyai komitmen yang kuat untuk melaksanakan pemassalan pelayanan e-KTP, ditunjukkan dengan anggaran. Kita itu banyak kegiatan tadi, menyediakan untuk menyukseskan ini ya. Ehm.. sosialisasi terus pengadaan operator, terus penambahan listrik, tempat-tempat juga bahkan ada tenda lalu apa lagi ya.. pemberitahuan melalui media berupa apa sih.. ehmm.. pamflet-pamflet, spanduk. Kayanya DKI udah super-super lah.

Desti : Kalo dari sisi orang yang melaksanakannya gimana bu?

Alina : Kita ada pendampingan, sampe ke RT-RT, kita kan turun sampe ke masyarakat. Walikota, camat, lurah turun. Semua unit-unit terkait kita sosialisasiin, biar mereka tahu. Tidak hanya dari dinas kependudukan saja.

Desti : Yang menyelenggarakan pelatihan operator itu siapa bu?

Alina : Iya, bimbingan teknis itu outsourcing. Kemarin kalo gak salah dari sucofindo, yang nyelenggarain DDN, departemen dalam negeri

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 214: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

201

Universitas Indonesia

Desti : Apakah sudah semua bu wajib KTP di DKI Jakarta ini terekam e-KTP?

Alina : Ya kita diapresiasi 100%. Hehe..

Desti : dari data yang saya lihat per 30 april, masih ada yg belum bu?

Alina : iya jadi ketika ehhmm.. itulah problemnya DKI Jakarta. banyak orang yang terdaftar di DKI jakarta tapi domisilinya tidak disana. Kita kan gak tahu persis ni. Ini sudah di halo-halo tapi kok gak datang-datang. Jadi asumsinya 100% itu bagi orang yang tinggal disitu. Karena ada juga orang DKI Jakarta yang mobilitasnya tinggi ya, kadang-kadang yang sekolah di luar negeri, yang keluar daerah, terus yang pindah ke sesama DKI tapi gak bilang pindahnya, kan ada juga begitu. Kita sudah halo-halo sudah mengumumkan lah. Jadi departemen dalam negeri menganggapnya kan udah tinggal satu dua sudah habis

Desti : pada saat pelayanan e-KTP reguler, masih ada pelayanan sabtu minggu gak bu di Kelurahan?

Alina : Tidak ada kewajiban, kalo memang ada yang buka, hebat dia. Jadi tidak ada kewajiban dan tidak ada larangan. Tapi pelayanan mobileada. Pelayanan mobile kan tiap sabtu.

Transkip Wawancara

Informan : Syuhada

Jabatan : Kepala Seksi Pendaftaran Penduduk Suku Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi

Jakarta Utara

Hari/Waktu : Jumat, 13 April 2012, pukul 09.30 WIB

Desti : Peraturan yang menjadi landasan hukum pelaksanaan program nasional e-KTP apa pak?

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 215: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

202

Universitas Indonesia

Syuhada : Ehm.. peraturannya itu antara lain Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 471.13/2715/SJ Tgl 5 Juli 2010 Perihal Pemutakhiran Data Kependudukan, Penerbitan NIK dan Persiapan Penerapan E-KTP, Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 58 tahun 2011 tentang pelaksanaan KTP elektronik., Keputusan Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta No. 182 Tahun 2011 tentang Penunjukkan Pejabat Penanggung Jawab Penyedia Tenaga Operator Dalam Rangka Penerapan Pemassalan E-KTP Di Provinsi DKI Jakarta

Desti : Sasaran dari program nasional e-KTP ini apa pak?Syuhada : antara lain satu orang hanya satu identitas diri atau hanya satu KTP

dimanapun ia tinggal atau beradaDesti : Pelaksanaan program Nasional e-KTP ini dimulai kapan pak?

Syuhada : Dimulai 15 Agustus – 31 Desember 2011, perpanjangan waktu Januari-April 2012, nanti akan terbaca disitu satu orang satuidentitas

Desti : Sanksi yang diberikan kepada pihak yang tidak mematuhi program nasional e-KTP

Syuhada : Udah ada di brosur yang warna biru itu. Ambil dari situ yaDesti : Dana yang di anggarkan itu berapa ?

Syuhada : Nanti hubungi ibu bendahara ya. Memang yang menggaji tenaga operator itu kita sudin. Memang ada masa kontraknya awal sampe akhir. Berapa banyak, berapa upahnya. Karena tenaga operator itu tenaga honorer

Desti : Jumlah sarana dan prasarana yang dibutuhkan per kelurahan melaksanakan program nasional e-KTP berapa pak?

Syuhada : Sarana dan prasarana di drop dari pusat atau Departemen Dalam Negeri. komputernya apa apanya dipinjamkan dari kementerian dalam negeri atau Pemerintah pusat. Karena itu skupnya se Indonesia.

Desti : Sumber daya manusia yang digunakan dalam pelaksanaan program nasional e-KTP (kualitas) ini bagaimana pak?

Syuhada : SDM yang ada mampu mengoperasionalkan komputer. Semua serba computerizing, artinya ga ada yang manual (kesisteman) secara sistem

Desti : Pihak yang melakukan rekrutmen tenaga operator itu siapa pak?Syuhada : Ehm.. yang melakukan perekrutan untuk tenaga operator e-KTP itu

kita, dalam arti suku dinas kependudukan atas perintah dari dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil provinsi DKI Jakarta

Desti : SOP dalam melakukan rekrutmen tenaga operator itu yang menyusun siapa pak?

Syuhada : SudinDesti : Proses rekrutmen tenaga operator itu seperti apa pak?

Syuhada : Pertama kita membuat pengumuman penerimaan tenaga operator khususnya bagi yang bisa mengoperasionalkan komputer di semua

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 216: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

203

Universitas Indonesia

kelurahan. Terus pemberkasan, terus penyaringan pemberkasan, baru bimbingan teknis (bintek) yang diselenggarakan oleh pusat atau kemendagri. Dari hasil pengumuman itu banyak peminat kurang lebih 208 orang. Setelah sampe bintek ternyata banyak yang tidak lulus, tidak mampu mengoperasionalkan komputer karena kan persyaratan utamanya harus bisa komputer dan harus punya sertifikat komputer. Kalo yang ga bisa komputer, ya ga bisa diterima. Untuk tenaga operator, pendidikan minimal SLA dan mempunyai sertifikat komputerisasi. Tu tenaga operator banyakan S1 tuh, S1 komputer. Makanya saya bilang, dari sekian banyak itu banyak yang ga lulus. Nah yang dinyatakan lulus, berarti dia terus. Setelah lulus, baru penempatan. Penempatannya berdasarkan tempat tinggal dia (operator). Kan dia itu dari kelurahan-kelurahan, berarti dia dari warga kelurahan setempat”.

Desti : Masa kerja tenaga operator itu berapa lama pak?Syuhada : Tenaga operator itu kan tenaga outsourcing (kontrak). Kontrak itu

kan ada awal ada akhir. Tadi saya katakan 4 september berakhir 31 Desember, itu masa operasionalnya kan. Itu abis kan ada masa perpanjangan, jadi kita perpanjang sampai april 2012

Desti : Status tenaga operator setelah bulan April 2012 itu bagaimana pak?Syuhada : Ya sudah selesai, udah berakhir.

Desti : Kenapa sih pak jumlah tenaga operator itu berkurang ketika masa perpanjangan?

Syuhada : Kenapa dikurangin karena jumlah warga yang melakukan perekaman e-KTP udah berkurang

Desti : Bagaimana peran dan kedudukan Suku Dinas Kependudukan dan Pncatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara dalam pelaksanaan program nasional e-KTP ini?

Syuhada : Teknik pelaksana operasional daripada penyelesaian e-KTP per wilayah kota masing-masing. Kan ada 5 wilayah ni barat selatan pusat timur utara termasuk Kepulauan Seribu

Desti : Bagaimana koordinasi antara Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil?

Syuhada : Ya ada. Koordinasinya kan semuanya sama. Jadi ada komunikasi aktif, disana jalan disana jalan. Sama waktu dan pelaksanaannya sama di lima wilayah. Secara rutinitas, jadi ga terputus, setiap saat baik detik, jam itu selalu koordinasi. Koordinasi itu saling terkait ibarat mata rantai artinya ga ada yang terputus

Desti : Bagaimana koordinasi antara Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Utara dengan kelurahan-kelurahan di wilayah Jakarta Utara?

Syuhada : Koordinasi aktif, setiap saat artinya ga ada komunikasi yang terputus. Kalau ada trouble segera terinformasi dan segera diatasi. Caranya dengan mengundang kelurahan2 sama walikota

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 217: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

204

Universitas Indonesia

Desti : Bagaimana komitmen pelaksana terhadap program nasional e-KTPSyuhada : Ya ada komitmen. Masalahnya itu kebijakan, bersifat rahasia

Desti : Upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan e-KTP

Syuhada : Monitoring dan pengawasan secara rutinitas smpai pada kelurahan-Kelurahan secara estafet, sabtu minggu ada kegiatan pelayanan khususnya pemassalan e-KTP ini tetap berjalan (tidak libur) di semua kelurahan, layanan mobile (jemput bola) e-KTP secara terjadwal. Terjadwal per kecamatan setiap minggu. Kecamatan kan beberapa kelurahan tuh, jadi pindah-pindah

Desti : Jadwal kegiatan pelayanan e-KTP mobile itu kapan aja pak?Syuhada : Pelayanan mobile itu kita lakukan dua kali. Yang pertama tiap

sabtu, itu rutin, yang kedua itu pada hari kerja kalo ada orang yang sakit, kita datengin dia kalo seumpama dia sakit di rumah ya kita datengin rumahnya kalo dia di rumah sakit ya kita ke rumah sakit

Desti : Terus dalam pelayanan mobile itu yang turun ke lapangan itu siapa aja pak?

Syuhada : Ya operator kita, operator sudin, kru pelayanan mobileDesti : Kasatpelnya ikut gak pak?

Syuhada : Kasatpel termasuk lurah setempat ikut dalam pelaksanaannya entah tokoh masyarakat sekitarnya. Jadi kita bergantian dari sau kelurahan ke kelurahan lain. paham maksudnya? Tidak pernah berhenti dan tidak pernah libur

Desti : Pelayanan itu hari sabtu aja atau sabtu minggu pak?Syuhada : Sabtu yang rutin dan di hari kerja pun bila ada yang sakit dan minta

bantuan tuh kita kunjungin ke rumah maupun ke rumah sakit.Desti : Selama pelaksanaan kegiatan e-KTP mobile, rumah sakit mana saja

pak yang sudah didatangi?Syuhada : Iya ada.. udah banyak. Rumah sakit koja.. rumah sakit islam

sukapura, rumah sakit yang ada di jakarta utara yang jelas di rawat di rumah sakit mana, nanti petugas kita datang. Kalau masih terjangkau kita kunjungin rumah sakit mana.

Desti : Selama pelaksanaan pelayanan mobile ini, ada kendala gak sih pak yang dihadapi?

Syuhada : Ya kalo kendala ya pasti ada contohnya misalnya data yang kurang sinkron tapi itu dapat diatasi terkadang alamat yang kurang jelas, kemudian apalagi ehmm.. jaringannya kan pake apa.. ehm.. saya rasa tidak begitu banyak kesulitan yang layanan KTP mobile itu cuma kita memindahkan ke server kelurahannya. mana kita apa namanya memindahkan data ke server per kelurahan masing-masing.

Desti : Memang gak bisa pak langsung dihubungin ke Kemendagri?Syuhada : Ya gak bisa. Kan lewat laptop, ya gak bisa langsung. Itu kan

nariknya hari-hari tertentu, terbatas. Dia kan nariknya ga wilayah itu aja, kan se Indonesia. Kalo untuk pusat kan gitu. Kalo unutk itu

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 218: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

205

Universitas Indonesia

kita ga ada hambatan, maslaah pusat yang menangani masalah ituDesti : Saya kira bisa langsung dihubungin langsung pak ?

Syuhada : Itu kewenangan mereka bukan kewenangan kita lagi, kita hanya sampai ke server

Desti : Kalo yang dari mobil itu gimana pak?Syuhada : Lah itu di mobil.. itu dengan unit mobil juga dengan motor keliling

juga. jadi itu pelayanannya di mobil bukan di kantor atau di rumah. Di mobilnya makanya saya bilang itu misalnya di RW berapa nih nanti masyarakat pada dateng ke RW itu, kita panggilin satu-satu namanya. Data kan masuk nih ke laptop abis itu kita transfer ke data server, kelurahan mana. Nah itu yang kita lakukan.

Transkip Wawancara

Jabatan : Kepala Sub Bagian Umum, Kecamatan Pademangan,

Jakarta Utara

Hari/Waktu : Kamis, 3 Mei 2012, pukul 13.00 WIB

Desti : Pelaksanaan program nasional e-KTP di Kecamatan Pademangan itu kapan pak?

Warga : Kalo gak salah mulai Agustus

Desti : Peran kecamatan pademangan dalam pelaksanaan program nasional e-KTP ini bagaimana pak?

: Peran kita itu melakukan monitoring, pengawasan kegiatan pelaksanaan e-KTP di Kelurahan-Kelurahan yang ada di Kecamatan Pademangan. Terus kita juga ada pelaporan kegiatan

: Bagaimana pelaksanaan e-KTP di Kelurahan-Kelurahan yang terdapat Kecamatan Pademangan pak?

: Serentak, kita mulainya di tiga Kelurahan itu serentak

: Bagaimana koordinasi antara Kecamatan Pademangan dengan Kelurahan-Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Pademangan?

: Koordinasinya itu kita ada rakor (rapat koordinasi) setiap bulan. Jadi lurah-lurah diundang buat rapat. Kita itu juga melakukan sosialisasi baik melaui spanduk atau banner. Kalo sosialisasi. Ga cuma itu, kalo sosialisasi yang diadain sama kelurahan, ada perwakilan dari Kecamatan yang dateng ke Kelurahan tersebut. Selain dari kepala seksi kependudukan dan pencatatan sipil Kecamatan yang dateng, Camat atau wakil Camat atau kalo gak bisa Sekretaris Camat.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 219: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

206

Universitas Indonesia

: Upaya yang dilakukan pihak Kecamatan Pademangan untuk memperlancar pelaksanaan e-KTP apa pak?

: Ya itu ada pelayanan malam hari. Itu akan membantu pelaksanaan karena bagi warga yang tidak bisa dateng pagi atau siang hari, bisa dateng malem hari.

Transkip Wawancara

Informan : Sugeng Wibowo

Jabatan : Sekretaris Kelurahan Ancol

Hari/waktu : Rabu, 18 April 2012, pukul 08.30 WIB

Desti : Luas wilayah Ancol berapa pak?Sugeng : Kelurahan Ancol merupakan kelurahan dengan wilayah terluas di

seluruh Jakarta, yang luasnya mencapai 500 ha lebih. Apalagi nanti ada reklamasi pantai. Luasnya nanti akan bertambah, totalnya bisa 1000 ha. Wilayah Kelurahan Ancol itu sampai pelabuhan sunda kelapa, mangga dua square dan WTC mangga dua itu masih masuk wilayah kita

Desti : Kelurahan Ancol ada berapa RW pak?Sugeng : Ada 11 RW. Di 2 RW itu ekslusif ya Desti : Maksudnya wilayah ekslusif gimana itu pak?

Sugeng : Ekslusif itu kebetulan emm, dimana itu hampir 100% masyarakatnya adalah orang yang sangat supersibuk, sebagian besar mata pencahariannya adalah pengusaha. jadi kalo kita dalam melakukan pelayanan dengan kondisi seperti itu, jadi kita yang ngalah ya jadi khusus untuk mereka-mereka itu kita sediakan hari sabtu dan minggu. Jadi dengan kata lain kepada warga yang pada hari kerja mereka belum sempat untuk entri data e-KTP, kita persilakan hadir hari sabtu dan minggu. Kalo warga masyarakat lainnya umumnya ya .. tapi seandainya kalo sabtu minggu pun mereka mau dateng ya silakan. Sistimnya adalah kita emm.. dengan membagikan undangan. Menyebarkan undangan itu untuk yang wajib mempunyai KTP gitu. Sistem pendistribusian undangan melalui pengurus RT

Desti : Wilayah yang termasuk wilayah ekslusif itu RW mana aja pak?Sugeng : RW 010 dan RW 011Desti : Dua RW aja pak?

Sugeng : Iya dua RW Desti : Lokasinya itu dimana pak?

Sugeng : Itu RW 011. Yang satunya deket Jaya Ancol ya.. bersebelahan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 220: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

207

Universitas Indonesia

dengan itu apa emm.. taman impian jaya ancol Desti : Nama perumahan yang termasuk RW 010 dan RW 011 apa pak?

Sugeng : Perumahannya banyak. Puri jimbaran, puri jimbaran residence, nusa dua, marina, the bukit, the coast, banyak sekali marina tom house

Desti : Kelurahan Ancol terdiri dari berapa RT dan RW pak?Sugeng : 7 RW, 66 RT Desti : Apakah warga yang telah menerima undangan telah

melaksanakan perekaman e-KTP terutama di 2 RW ekslusif tersebut?

Sugeng : Hampir 100% mereka sudah. kenapa saya katakan 100%, penduduk di kelurahan ancol terutama di dua RW eksklusif emm mungkin waktunya dalam satu tahun itu 6 bulan di Indonesia bukan di Kelurahan Ancol ya dan 6 bulan mereka berada di luar negeri. Di Indonesia itu bisa saja mereka ada di Surabaya, ada di Semarang atau ada dimana saja, seperti itu. makanya tetep aja ada yang kemari.

Desti : Persebaran penduduk di Kelurahan Ancol ini bagaimana pak?Sugeng : Persebaran penduduk dalam arti pemegang identitas atau

persebaran penduduk secara umum?Desti : Maksudnya pak?

Sugeng : Jadi gini, di dalam administrasi kependudukan itu ada dua macam. Pertama pemegang KTP setempat berarti warga yang memiliki identitas yang dikeluarkan oleh kelurahan ancol dan emm penduduk ancol tapi tidak mempunyai identitas kelurahan ancol. Misalnya dia emm.. disini sifatnya kontrak, jadi dia kost kan tentunya mereka punya identitas atau masyarakat-masyarakat dari daerah yang bekerja di kelurahan ancol. Karena mereka kerjanya kontrak, mereka kan hanya sekedar kost. Jadi secara de facto mereka ada tapi de jure nya mereka bukan warga kelurahan ancol. Yang tadi ade maksud yang mana?

Desti : Yang saya maksud tadi adalah penduduk yang memiliki identitas yang dikeluarkan kelurahan ancol pak

Sugeng : Itu hampir merata sih. Merata. Tapi yang bukan pemegang kartu identitas terbitan kelurahan ancol, persebarannya merata tapi khusus untuk di 2 RW emm itu 70% etnis cina, kalo yang 5 RW lainnya itu 90% pribumi

Desti : Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Kelurahan Ancol apa aja pak?

Sugeng : Yang 2 RW itu pengusaha. Desti : RW yang lainnya bagaimana pak?

Sugeng : Bervariasi, Ada yang karyawan, PNS, TNI, Polri, buruh harian, tenaga profesional. Tenaga professional itu misalnya pengacara, bengkel, guru

Desti : Cara yang dilakukan oleh kelurahan ancol untuk melaksanakan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 221: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

208

Universitas Indonesia

e-KTP?Sugeng : Ya pertama ya tentunya kita kan melakukan sosialisasi, itu pasti

penyampaian informasi melalui sosialisasi secara langsung, face to face baik di tingkat kelurahan maupun tingkat RW di kantor sekretariat RW, dengan pemasangan banner di tempat strategis, spanduk di kantor kelurahan maupun di tempat strategis lainnya

Desti : Kemudian ada lagi ga pak upaya yang dilakukan?Sugeng : Emm ya kita memberikan undangan, terjadwal pada warga

masyarakatnya melalui pengurus RT dan RW masing-masing. Contoh : untuk RT 01/01 itu tanggal pelayanannya tanggal 2 januari sampai dengan tanggal 4 januari misalnya seperti itu.

Desti : Kalo misalnya ada warga yang tidak bisa datang pada jadwal tersebut gimana pak?

Sugeng : Ya tetep kita beri kesempatan untuk hari berikutnya. Tapi kenapa dengan jadwal itu maka agar warga masyarakat di lingkungan RT yang sudah terjadwal itu dapat diberikan pelayanan secara prioritas. Tujuannya adalah agar warga masyarakat tahu kapan dia harus dateng karena kalo kita tidak pake pola itu masyarakat merasa ah ntar-ntaran aja. Semuanya merasa ntar-ntaran aja, gagal dong perekaman data. Misalnya nih kita dapet undangan jam 9, logikanya sebelum jam sembilan kita harus udah ada di tempat kan. Kata dia palingan jam sembilan belum pada ngumpul, ngaret, ya kan. Mindset kita masih seperti itu kan

Desti : Sosialisasinya itu bulan apa pak?Sugeng : Aduh saya lupa tapi emm.. terus berkesinambungan dari satu

bulan sebelum program e-KTP dilaksanakan sampe saat ini pun kita tetep melakukan sosialisasi. sosialisasi kan ada banyak bentuknya ya. Melalui face to face ada, melalui leaflet dan banner juga ada. Jadi seperti itu

Desti : Kelurahan Ancol pertama kali melaksanakan program nasional e-KTP itu kapan pak?

Sugeng : Aduh saya lupa. Emm.. tanya pak sanwani aja ya Desti : Terus koordinasi antara kelurahan ancol dengan sudin

kependudukan dan catatan sipil itu seperti apa pak?Sugeng : Pasti ada, tapi untuk lebih detailnya silakan tanya petugasnya

karena mereka kan operator. Jadi koordinasi, pelaksanaan dan lain-lainnya itu

Desti : Jadi kelurahan ini cuma memfasilitasi saja pak?Sugeng : Iya. Karena itu kan programnya DDN, Kemendagri kan Desti : Hingga saat ini, apakah masih ada warga yang belum melakukan

perekaman e-KTP?Sugeng : Pasti masih ada lah, pasti masih ada. Makanya tetep kita berikan

pelayanan terus Desti : Terus upaya yang dilakukan apa pak?

Sugeng : Ya itu kita tetep memberikan pelayanan dan undangan. Kita tetep

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 222: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

209

Universitas Indonesia

melakukan pemberitahuan-pemberitahuan melalui pengurus RT dan RW nya

Desti : Apakah ada sanksi pak bagi warga yang belum melakukan perekaman e-KTP?

Sugeng : Sanksinya dengan sendirinya. Ya mereka sendiri yang rugi karena apa itu kan menyangkut identitas kependudukan dia sendiri kan. Kalo dia tidak mengurus, kan yang rugi siapa. Ya itu ngurus apa-apa sulit, itu sanksi kan. Kalo kaya sanksi pidana seperti itu tidak ada. Belum pernah ada satu orang yang dipidana karena tidak punya KTP. Ya itu kembali mindset. Contoh kasus emm.. setiap mutasi KTP itu kan ada bates waktunya, 5 tahun. 5 tahun diwajibkan untuk memperbarui kan. Tujuannya adalah untuk.. misalnya ada seseorang buat apa bikin KTP, orang saya lahiran sini kok, dari jaman dulu ga usah bikin KTP, nenek saya juga lahiran sini kok. Terus sekali waktu dia membutuhkan pelayanan, dimana pelayanan tersebut membutuhkan rekaman identitas. Rumah sakit harus ada KTP, kita narik uang di bank harus punya KTP, dan lain-lain. dia tidak bisa mendapatkan pelayanan. Oke karna faktor kemanusiaan, rumah sakit membolehkan untuk memberikan pelayanan karena sifatnya darurat tapi administrasinya itu tetap harus diurus. Atau dia dapet kiriman dana darimana umpamanya, dia tidak dapat menunjukkan kartu identitas, dia ga bisa. Walaupun dia mengajak orang satu RT bahwa itu namanya dia tapi kalo dia ga bisa menunjukkan identitasnya dia, ga bisa

Desti : Masih terkait sosialisasi pak, ada waktu khusus tidak pak terkait pemberian sosialisasi ke masyarakat?

Sugeng : Jadi kita gini di kelurahan itu kan banyak kegiatan-kegiatan yang melibatkan warga, jadi setiap ada pertemuan dengan warga masyarakat yang terdapat di kelurahan itu selalu kita sampaikan. Contoh misalnya pertemuan PKK, itu tidak murni menyampaikan kegiatan PKK tapi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program Pemerintah, kegiatan yang ada saat ini di kelurahan Ancol selalu kita sampaikan, kita informasikan

Desti : Oohh.. jadi ada semacam selingan ya pak?Sugeng : Iya tetap. Karena kita sistem sosialisasinya itu bukannya satu

masalah, fokus ke masalah itu saja. Karena sosialisasi itu kan lebih bertujuan pada penyampaian informasi. Ini kita sampaikan, ini kita sampaikan. Berbeda dengan presentasi kan gitu, kalo presentasi kan fokus di satu masalah. Kita sosialisasi sifatnya penyampaiannya

Desti : Bagaimana respon masyarakat pak ketika program ini pertama kali dilaksanakan?

Sugeng : Antusias, antusias lah. Karena kalau mereka tidak antusias, ya mereka rugi sendiri.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 223: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

210

Universitas Indonesia

Desti : Jumlah alat e-KTP di Kelurahan ini ada berapa pak ?Sugeng : Ada dua. Itu kamu bisa lihat di bawahDesti : Ada ga sih pak keluhan dari masyarakat ?

Sugeng : Keluhan secara umum tidak ada. Paling dilihatnya yang timbul itu emm.. dalam pengisian database itu kan bener-bener harus akurat. Nah jadi terkadang emm.. masalahnya salah satunya adalah alat yang ada di kita itu terkadang itu seringkali bermasalah, misalnya jaringan. Jaringan servernya bermasalah. Tapi itu tidak dirasakan secara langsung oleh pemohon oleh masyarakat tapi lebih banyak dirasakan oleh operator kita. Sekarang saya kasih gambaran, kamu harus online terus mendadak jaringannya bermasalah, itu kamu stress ga? Terus ditunggu oleh orang banyak. Mereka nanya terus, jam berapa pak, jam berapa pak, waktu saya terbatas nih tolong dong cepet. Masyarakat cuma tahu pelayanannya ga beres. Tapi apa mereka tahu bahwa operator itu sampe stress karena apa dia untuk koneksi di jaringannya itu, dia bermasalah

Desti : Memang ga ada bantuan dari Kemendagri pak?Sugeng : Ya kalo kita liat pendamping itu kan mereka tenaga kontrak.

Apakah kemampuan, penguasaan IT nya mereka sudah sesuai harapan?

Desti : Ohh jadi pendamping itu tenaga kontrak pak?Sugeng : Kontrak. Mana.. ga ada dari DDN, hanya teori aja itu.

penguasaan IT nya juga belum beres. Terus ditambah juga kecepatan alat-alat kerjanya juga lemot, stress ga kira-kira?

Desti : Itu ga ada tindakan lebih lanjut dari Kemendagri terkait masalah tersebut?

Sugeng : Terlalu jauhDesti : Terus yang dilakukan oleh pihak Kelurahan terkait masalah

tersebut apa pak?Sugeng : Ya paling kita lapor sudin. Ya tapi apakah sudin itu hanya

melayani satu kelurahan saja? Kan tidak. Saya kasih gambaran, jumlah penduduk Kota Jakarta itu 11 juta sekian. Yang wajib mempunyai KTP itu 7 juta sekian yang tersebar di 267 Kelurahan. Pada saat yang bersamaan, semua Kelurahan menginput data, logika aja kan pasti kalo situasinya seperti itu, … lama atau bahkan ga bisa. Nah apalagi di kota metropolitan. itu

Sugeng : Sekarang gini itu khusus tingkat Jakarta yang dimana itu emm.. untuk IT nya SDM nya dibandingkan kota lain lebih tinggi sekarang kalo kamu bayangkan itu di daerah terpencil, dimana jaringan internetnya saja masih sulit. Itu baru tahap IT nya saja ya, belum lagi SDM nya

Desti : Di Kelurahan ini, sudah dibagikan e-KTP nya belum pak?Sugeng : Belum. Pada saat ini belum. Nah itu salah satu kendala juga itu.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 224: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

211

Universitas Indonesia

banyak yang nanya juga.

Transkip Wawancara

Informan :Sanwani

Jabatan :Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Kependudukan dan

Catatan Sipil Kelurahan Ancol

Hari/Waktu :Rabu, 18 April 2012, pukul 09.30 WIB

Desti : uhukk.. uhukk.. Udah semua belum sih pak dari semua RW di kelurahan ini merekam data e-KTP?

Sanwani : yah klo semua RW sih ya belum semua mba. Kan td saya bilang kendalanya itu orang sudah tidak berdomisili di tempat itu. dia masa kontrak kerjanya habis dia pirgi.

Desti : itu kebanyakan dari RW mana pak ?Sanwani : Ya kalo dari RW mananya kita ga bisa sebutin satu-satu memang

semua RW ada yang di luar negeri, ada yang berlayar. Seperti RW 08 kebanyakan berlayar, memang kebanyakan orang bugis nelayan, berlayar. Kalo RW 010 komplek RW 011 itu kebanyakan anaknya pada di luar negeri, sekolah ya kerja disana.

Desti : Oh begitu. Terus ada ga sih pak upaya yang dilakukan kelurahan buat orang yang belum e-KTP?

Sanwani : ya kalo emang dia lagi ada di luar negeri, ya kita kasih bikin surat pernyataan bahwa yang bersangkutan di luar negeri pake matrai gitu

Desti : ooh orang tuanya?Sanwani : iya. umpama dari 4 orang keluarga yang foto 2 yang 2 di luar

negeri. Ya dia harus surat pernyataan 2, nama masing-masing.Desti : oo.. Kalau misalnya dia udah kembali dari luar negeri bagaimana

pak?Sanwani : Yang penting kewajiban dia kartu keluarga harus dia ganti. Yang

NIK nya sudah nasional. Ya mudah-mudahan dengan ada pernyataan itu, ya Mendagri atau Pemerintah pusat pun punya kebijakan. Yang dikasih kan surat pernyataan pernyataan pakai materai. Upaya sih surat edaran dari lurah juga udah berapa kali. Emang orangnya udah ga ada di tempat mau kata apa. Saya juga udah tanya RT nya, ya memang orangnya udah ga ada di tempat ya pegimana. Ya makanya saya bilang undangan yang dikembalikan itu RT pun harus tanggung jawab. Dalam arti apa dia harus stempel, kasih keterangan pindah tanpa lapor, kan begitu. Jadi bukan dari kita aja, RT pun tanggung jawab yang tahu wilayahnya dan tahu warganya. ini mbak contohnya. kalo

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 225: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

212

Universitas Indonesia

undangan di pulangin, RT harus kasih stempel, kasih keterangannya apa dia warga itu.

Desti : yg ini keterangannya pak?Sanwani : Iya, ini apa keterangannya?

Desti : Sekolah di luar negeriSanwani : kan RT kan

Desti : Di kelurahan ini, ada orang dari Kementerian Dalam Negeri atau damkel ga sih pak?

Sanwani : Damkel kan masanya cuma smpe 4 bulan itu, agustus sampe desember. kalo sekarang ga ada

Desti : damkelnya jumlahnya berapa orang pak?Sanwani : Kalo tiap kelurahan ya 1

Desti : Tugas damkel apa aja pak?Sanwani : dia, ya kalo alatnya bermasalah, ya urusan dia, lapornya sama

dia. Jaringan putus apa ini ga berfungsi, rusak, kita lapor sama dia. Biar damkel langsung ke damkotnya dan damkotnya lapor ke konsorsium.

Desti

Sanwani

:

:

Uhuukk.. jadi damkelnya itu datangnya kalau ada keluhan aja ya pak?enggak, datang tiap hari, wajib. selama 4 bulan itu agustus, september, oktober, november, desember, 5 bulan lah

Desti : Kalau ga ada apa-apa tetep datang pak?Sanwani : Dateng. Kan dia buat memback-up. Kalo umpama server ini ga ke

kirim, nah dia urusannya.Desti : terus kenapa pas masa perpanjangan ga ada damkel pak?

Sanwani : ya kalo masalah damkel sekarang ga ada itu urusan kemendagriDesti : ooh jadi itu urusan kemendagri ya pak. Uhuk.. uhukk..Desti : yang menentukan tenaga operator itu siapa pak?

Sanwani : yang menentukan tenaga operator itu ya paling ga ya antara suku dinas kependudukan

Desti : ooh.. trus syarat-syarat jadi operator itu apa pak?Sanwani : Yang penting dia punya ijazah, kom. silahkan

Desti : Tenaga operator itu langsung jadi operator atau bagaimana pak ?Sanwani : ya paling ga kan kita adain mm.. istilah kata apa ya itu

sebutannya.. mm.. kalo itu pelatihan dipanggil apa (bertanya ke orang lain). kita adain bintek dulu 2,5 hari ya 3 hari lah

Desti : setelah bimtek itu, langsung jadi operator pak?Sanwani : Iya

Desti : di kelurahan ini yang melamar menjadi tenaga operator berapa orang pak?

Sanwani : Kalo operator gini ya, operator itu ya memang yang nentuin kasudin, banyaknya dikitnya dia. Itu ditinjau dari banyaknya penduduk, yang wajib KTP yang harus direkam. Ya kalo masalah tenaga operator itu banyak dikitnya kan ditinjau dari penduduk. Umpama kaya ancol, tenaga operatornya 6 orang krn

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 226: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

213

Universitas Indonesia

penduduknya 22.558. alat 2 operatornya 6. Tapi operator itu ya termasuk saya juga bantu cari operator itu

DestiSanwani

::

maksudnya bantu cari itu bagaimana pak?tenaganya, ga mungkin seperti ancol saya ambil orang jauh. Paling ga ya kalo warga sini punya ijazah kom ya saya terima. yang penting dia bisa menjalankan, ya silahkan

Desti : kalo misal dia bisa mengoperasikan tapi dia ga punya sertifikat komputer itu gimana pak?

Sanwani : ya itu kalo itu kalo memang dia bisa tapi ga punya sertifikat, ya itu tergantung dari kebijakan Kelurahan

Desti : oo.. emm jadi untuk tenaga operator yang diprioritasin dari orang-orang yang tinggal deket sini?

Sanwani : bukan prioritas, kalo saya pribadi gini ya di kelurahan ancol kalo seumpama saya punya operator jauh ya kan ada di jakarta timur tanjung priok ternyata di kampung sini ada punya ijazah Kom, bisa komputer ya kita ambil. Kenapa? Kan dia harus stand by, jam 8 udah stand by kalo kita ambil jarak jauh makan waktunya sampai jam berapa

Desti : dari awal pelaksanaan e-KTP, tenaga operatornya tetap pak dalam arti ga ganti orang?

Sanwani : seumpama operator 6, ya enam-enam nya harus bisa. Ya nanti kan kita rolling, operator, pendaftaran gitu

Desti : emm.. tempat melakukan perekamannya disini pak?Sanwani : (Mengangguk)

Desti : ini alatnya pak?Sanwani : Iya

Desti : Cuma satu pak alatnya?Sanwani : yang satunya ada di dalem. Saya pasang satu. kalo dua-duanya itu

kan waktu pertama bejubel. Nah sekarang pas masa perpanjangan kan udah ga bejubel. Jadi pas pelaksanaan pertama kita pake dua meja ini.

Desti : oo.. saya kira ga disini pak tempat perekamannya, saya kira di aula gitu pak?

Sanwani : ga, kan kalo di aula itu yang memang ruangannya ga dapet, kan ini ada

Desti : dalam sehari itu biasanya berapa orang pak yang melakukan perekaman?

Sanwani : ya kagak tentu, kalo pas pertama bisa dapet 100-150. Ya kalo sekarang perpanjangan paling 10-12. ya tinggal sisanya aja istilah katanya

Desti : emm.. biasanya orang baru melakukan perekaman itu kenapa sih pak?

Sanwani : satu ya baru sempat, kedua ya memang belum dapet undangan karena KK nya bermasalah mungkin baru diperbaikin baru bisa. Bisa aja KTP nya mati belom perpanjang

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 227: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

214

Universitas Indonesia

Desti : oohh.. jadi kalo KTP nya mati harus di perpanjang dulu pak baru bisa bikin e-KTP pak?

Sanwani : iya.. harus di perpanjang duluDesti : oohh.. saya kira bisa langsung bikin e-KTP pak

Sanwani : ga bisa kalo saya ga bisa mba karena itu kan namanya dia mati itu kan ada dasar hukumnya. Dia harus bayar retribusi dendanya. Kalo kita rekam begitu berarti kita udah salah dong. Nanti kan pengambilan e-KTP, keadaan KTP harus hidup. Nanti tinggal tuker. Kalo umpamanya dia mati pegimana

Desti : cara sosialisasi ke masyarakat mengenai program e-KTP ini gimana pak?

Sanwani : Undangan mba, ya undangan itu.Desti : lewat undangan aja pak?

Sanwani : dapet undangan aja, kalo sosialisasi kan udah lewat media-media gitu seperti Koran, tivi

Desti : Undangannya itu langsung disampaikan kepada warga atau gimana pak?

Sanwani : undangannya itu kita sampaikan ke RT nanti RT yang menyampaikan ke warganya. Karena itu yang mengetahui RT.

Desti : Kalo jadwal pemanggilan kepada warganya gimana pak?Sanwani : Untuk pemanggilan warga di kelurahan ini, dilakukan aja

pemberitahuan ke RT-RT setempat, tidak ada jadwal tertulis. Jadi kita manggil dan ngumpulin para RW buat ngasih tahu ke RT-RT buat manggilin warga-warganya buat bikin e-KTP. Tiap RW dikasih waktu 2 minggu karena kan masing-masing RW, jumlah RT beda-beda ada yang banyak ada juga yang dikit. Misalnya untuk RW 01 itu kan ada 9 RT, nah 2 minggu itu buat 9 RT. Mengenai teknis pembagiannya, itu RT yang nentuin. Tapi khusus untuk RW 05 karena jumlah RT nya cuma ada 3 maka jadwal pemanggilannya digabung sama RW 08, jadi dikasih waktu 3 minggu.

Desti : Apakah semua kelurahan menerapkan waktu yang sama untuk penjadwalan pemanggilan warga?

Sanwani : Engga mba. Itu disesuaikan sama jumlah penduduknya. Kalo di kelurahan ini, itu saya yang bikin, per RW itu dikasih waktu 2 minggu.

Desti : emm.. kalo misal tanggal 30 April masih ada warga yang belum merekam e-KTP itu gimana pak?

Sanwani : kalo emang dia belom kerekam setelah tanggal 30 April, kita cek datanya dia ada dimana. Karena kan undangannya dikembalikan ke Kemendagri. Seumpama RT nya ngasih keterangan pindah ya kita bikin pindah. Jadi saya sama RT biar satu bahasa. Ya makanya walaupun dia jauh, kan denger program e-KTP. Kenapa ko dia ga mau melaksanakan. Ya dia terima resiko sendiri, itu berarti namanya nantangin Pemerintah. RT juga nyari-nyari nama

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 228: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

215

Universitas Indonesia

dia tapi ga ketemu udah ga berdomiili di RT itu lagi. Nah gimana nih caranya biar klop dengan undangan penduduk, nah saya bikin keterangan, RT pun juga bikin keterangan. Keterangannya apa pindah tanpa lapor, Begitu.

Transkip Wawancara

Informan : Silitonga

Jabatan : Staf Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Provinsi DKI Jakarta

Hari/Waktu : Kamis, 3 Mei 2012, pukul 10.00 WIB

Desti : Tanggapan Anggota DPRD terhadap implementasi program nasional e-KTP di DKI Jakarta

Silitonga : Dalam pelaksanaan e-KTP di Jakarta, DPRD mendukung serta mendorong agar pelaksananaanya berjalan dengan lancar. Kita juga ikut mengawasi karena terkait dengan peran DPRD sebagai controller, budgeting, serta legal drafting

Desti : Terus ada koordinasi tidak pak dengan pihak terkait ?

Silitonga : Kita juga melakukan koordinasi dengan Dinas Kependudukan bisa dalam bentuk rapat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala selama pelaksanaan e-KTP di DKI Jakarta

Desti : Kendala yang dihadapi apa saja pak yang dilaporkan

Silitonga : Alatnya kadang suka rusak, terus ngantrinya lama.

Desti : Terus ada laporan tidak pak dari warga yang dikenai biaya pas pelaksanaan e-KTP?

Silitonga : Ada, tapi pas kita kroscek ke Kelurahannya, ga ada. itu ulah oknum aja

Transkip Wawancara

Informan : Muhammad Ikrar Idris

Jabatan : Tenaga Operator di Kelurahan Ancol

Hari/Waktu : Rabu, 18 April 2012, pukul 11.00 WIB

Desti : Mas, bertugas jadi operator di Kelurahan ini sejak kapan?Ikrar : Dari bulan.. saya kan pengoperan dari pademangan barat tadinya.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 229: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

216

Universitas Indonesia

Disini karena 4 orang, saya dialihkan kemari. Karena disana pertama itu sekitar 10 orang, dipangkas 8. 8 kebanyakan juga karena itu dioper kemari termasuk saya. Begitu Desember selesai, yang satu dipindah disana dikembalikan, saya dipertahankan disini, gitu

Desti : jadi dari bulan Agustus mas jadi operator disini?Ikrar : ehm.. kebetulan.. dari September 2011 sampe sekarangDesti : terus bagaimana sih mas awal mula jadi tenaga operator di Kelurahan

ini?Ikrar : kalo saya kebetulan ehm.. untuk masalah bidang komputer dari dulu

memang suka tapi tidak terlalu menguasai. awal tahu untuk e-KTP ini justru secara tidak sengaja.

Desti : maksudnya bagaimana mas?Ikrar : karena waktu itu dibilang sama orang tua untuk bantu Kelurahan.

Mereka bilang datang aja ke pademangan barat ketemu pak agus kan. Pas sampe sono baru saya dioper ke sudin, pas di sudin ternyata memang untuk bintek e-KTP

Desti : mas tahu atau tidak tentang rekrutmen tenaga operator?Ikrar : Kalo untuk penerimaannya, terus terang secara pribadi saya ga tahu.

Kalo misalnya berita e-KTP nya berjalan sama ada yang mau menjadi operator itu sudah tahu tapi ke saya ke sudinnya itu belum tahu kalo mau jadi operator, gitu. Makanya saya tadi bilang secara tidak sengaja.

Desti : proses menjadi operator itu gimana sih mas?: kalo dari sudin itu biasanya mereka yang pertama diambil itu jelas

adalah yang paling deket dulu, seperti di wilayah ini. he’eh diprioritaskan seperti itu dulu. Kalo misalnya seandainya sudahterpenuhi itu berarti seharusnya kan sudah ga ganti lagi ternyata malah kurang jadi akhirnya dipakailah sebagian ada yang memang diprioritaskan sebagian memang dari luar, dicampur. Ya contohnya kaya saya

Desti : memang mas tinggal dimana?Ikrar : saya tinggal di matramanDesti : oo.. kok yang diambil jadi operator itu yang tinggalnya jauh sih mas?Ikrar : iya untuk enam orang itu, enam orang itu memang yang lima memang

dari daerah siniDesti : terus hal apa yang membuat mas dipilih jadi tenaga operator disini

padahal mas tidak berdomisili di daerah sini? Ikrar : itu penilaian juga. Pertahanan operator itu penilaian dari kasatpelnya

sendiri yang bersangkutan ya kan. kalo misalnya katakanlah maaf saya juga mungkin masih agak kurang jadi kalo misalnya ada kelebihan itu biasanya dipertahankan atahu disini diperbantukan. Bagaimanapun damkelnya itu mereka hanya ehm.. kebetulan di Kelurahan ini ya damkelnya yang dipake menurut saya tidak 100% menguasai IT, gitu kebetulan. dia bisa komputer, tapi tidak 100%

Desti : Emang damkelnya itu dari mana?Ikrar : Dari sucofindo, outsourcing

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 230: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

217

Universitas Indonesia

Desti : ooh.. saya kira damkelnya itu orang dari kemendagriIkrar : ga..itu outsourcing. Kita itu outsourcing juga sebenernya cuma untuk

pengambilan operatornya memang dari sudin, gituDesti : oo.. apakah mas melalui proses awal rekrutmen tenaga operator?Ikrar : Ya itu saya ga sengaja. Jadi waktu ke pademangan barat disuruh ke

sudin. Karna saya pikir harus ada secara tertulisnya kali kerja di kependudukan. Pas sampe sana ya udah banyak orang, saya pikir mereka mau ngapain. Mereka udah bawa surat lamaran semuanya. Begitu sampai sana ternyata nama saya sudah ada. Itu pun selang dari saya dateng., Agustus.. Agustus awal ya saya disuruh ke sana sekitar tanggal 10 atau 11 lah saya agak lupa-lupa inget. Jadi memang sudah dipersiapkannya disana.

Desti : terus ada pelatihan gitu ga sih mas untuk tenaga operator?Ikrar : ada, bintekDesti : oo.. binteknya dimana tuh mas?Ikrar : di sudin jakarta utara. Kalo saya dapetnya di sudinDesti : oohh.. emang beda-beda tempat binteknya?Ikrar : iya, kan ada di depok.Desti : oo.. ehm.. dasar pembagian tempat bintek itu apa mas?Ikrar : pembagian apa?Desti : iya pembagian lokasi binteknya antara yang di depok dan di sudin itu

berdasarkan apa?Ikrar : Ooh saya ga terlalu ngerti, tapi setahu saya yang di depok itu mereka

lebih kentel, materinya. materinya yang diberikan itu mungkin 90-100% Kalo yang di sudin, itu kita sudah didampingin sama mereka yang di depok, gitu. Ngerti ga? Jadi kalo saya menilainya 1 Kelurahan itu harus ada yang dibintek di depok minimal 1 orang. Jadi ketua regunya ya, kalo menurut saya ya. Walaupun kita ga ada ketentuannya ya. Yang di depok itu materinya lebih kentel

Desti : oohh begitu. Terus pemberi materi yang bintek di sudin itu darimana mas?

Ikrar : kebetulan kalo yang saya tahu itu dari sucofindonya ehm.. karna kita pengoperasian alat, sucofindo kan buat perekrutan SDM damkelnya. Kebetulan untuk alat itu namanya kuadra. Itu pihak ketiga memang yang memberi materi

Desti : itu binteknya berapa hari mas yang di sudin?Ikrar : saya?Desti : iya, mas berapa hari?Ikrar : Satu hariDesti : oo.. kalo yang binteknya di depok berapa hari mas?Ikrar : tiga hari-anDesti : oo.. berarti yang binteknya di sudin itu semuanya cuma satu hari mas?Ikrar : IyaDesti : di bintek itu materi yang diberikan apa aja mas?Ikrar : pengoperasian. materi pengoperasian, materi trial and error (kalo

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 231: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

218

Universitas Indonesia

misalnya operator menghadapi kendala pada sistemnya), inilah SOP nya lah paling ga.

Desti : terus apa lagi mas?Ikrar : apa.. makan paling. Haha..Desti : oo.. waktu binteknya berapa lama mas?Ikrar : saya dari pagi itu, seinget saya selesainya itu kira-kira jam 10, itu

seinget saya ya . ehm.. tapi memang saya tidak dibekali ehm.. ininya modulnya

Desti : oohh dikasih modul juga mas?Ikrar : saya itu tidak dibekali modul. Kebetulan saya orangnya itu gratil,

begitu alat dateng, memang belum dipasang ya, belum di rakit. Tapi ada beberapa modul kebetulan saya deket sama damkel yang di pademangan barat, modulnya saya diberi tahu. Jadi sebelum saya kesana pun saya juga sudah tahu apa saja yang akan dimaterikan disana. Kalo itu pribadi saya. Jadi apa yang disana saya sudah tahu

Desti : modulnya itu isinya apa aja mas?Ikrar : materi-materi di dalemnya ehm.. yang materi pengoperasional-an.

Disana udah ada alatnya terus diperagain tentang cara perekaman buat e-KTP

Desti : Kalo yang bintek di depok apakah seperti itu atau tidak mas?Ikrar : kayanya mereka lebih spesifik deh. Karna kan tiga hari, cuma untuk

ehmm.. jadi mungkin kalo misalnya kita cuma dikasih tahu cara masuknya gimana, ngisi password loginnya gimana, tapi kalo mereka mungkin di kasih tahu step-stepnya gimana. Kalo kita kan cuma tahunya ini aplikasinya, masuk, ini username, password terus tinggal ngejalanin, singkat. Tapi kalo mereka aplikasinya didalemnya di kasih tahu, ini alat-alatnya. Jadi mereka memang lebih spesifik

Desti : ehm.. di bintek itu mas dapet materi tentang gambaran program e-KTP secara umum ga?

Ikrar : eehm.. maksudnya gambaran program e-KTPnya gimana nih?Desti : iya misalnya tentang tujuan e-KTP, sasarannya dari program iniIkrar : ehm.. kalo saya secara gambaran di bintek saya ga bisa dapet ilmunya

ya kalo saya pribadi karena mungkin keterbatasan SDM disananya juga memang pada dasarnya di modulnya sendiri pun dijelaskan minimal 5 menit untuk pengambilan perekaman dan itu pun dikasih tahunya cuma sampe Desember. itu yang saya tangkep dari modul ya. ehm apa lagi ya.. yang jelas kita ga bisa memberikan data orang yang sudah kita rekam ke orang lain. kalo misalnya dia bilang dia cerai, hanya saya sama dia yang tahu kalo dia cerai dan untuk validasi data misal dia udah menikah disitu harus nunjukkin kalo dia udah menikah. Kalo soal kebijakannya sendiri, ga ada yang bisa saya tangkap, hanya cuman pengoperasionalnya saja. Tapi yang penting adalah tidak membocorkan data ke orang lain, tidak boleh merubah tanpa ada dasar, gitu aja. Di dalem binteknya itu ga ada, kalo saya ya kurang tahu kalo yang di depok

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 232: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

219

Universitas Indonesia

Desti : Latar belakang pendidikannya mas apa?Ikrar : S1 HI Sospol Desti : oo.. lah saya kira lulusan IT masIkrar : ya itulah saya bilang tadi, saya ga sengaja. Kalau saya pribadi sospol,

mungkin yang lain ITDesti : oo.. tapi punya sertifikat komputer ga mas?Ikrar : SMA, komputer dasar. Gratil komputer ya game, tukang ngajarin

komputer hehe, saya belajar sendiri. saya aja bilang saya ga sengaja, ya gitu mbaknya aja nangkepnya beda dari politik jatuhnya ke IT. Karena saya melihatnya penerimaan ini mungkin agak rancu juga. Disini kan persyaratannya bilang punya sertifikat komputer. sertifikat komputer itu kan global,itu kan ada hardware, software, dan lain-lain. Kalo mereka itu bilang punya ijazah komputer, kalo mbak punya ijazah SMP komputer pun bisa masuk, logikanya gitu aja. Kecuali kalo mereka bilang ijazah komputer bidang software misalnya saya udah ga mungkin masuk. Mungkin ada beberapa yang memiliki sertifikat komputer, ada yang kuliah tapi alhamdulillah sih yang di ancol ini kita memang punya sertifikat komputer, ada yang dari SMA ada juga yang dari D3. Setahu saya yang di ancol ya, ga tahu kalo Kelurahan lain.

Desti binteknya waktu itu diselenggarain kapan mas?Ikrar : kalo saya ga salah.. Agustus sih mba. Sebelum mulaiDesti : oo.. sebelum mulai e-KTPnya?Ikrar : he’eh. Kalo ga salah antara tanggal 1 atau 10-anDesti : oo.. binteknya itu dilaksanain hari apa mas?Ikrar : Kalo ga salah hari sabtu deh karna saya ingetnya waktu itu hari liburDesti : terus pengalamannya mas selama jadi operator gimana? Suka

dukanya?Ikrar : kalo saya sih nyebutnya duka ya, tapi duka itu saya bilang sukaDesti : emang kenapa mas?Ikrar : jelas, tadinya kan setelah kuliah itu, kerja itu bisa menemui banyak

orang. Ternyata kita kerja begini saya jadi tahu karakter banyak orang. Mana yang bisa diatur, mana yang tidak. mana yang memang harus kita bantu secara fisik, bukan yang lain ga saya bantu tapi mereka mampu secara fisik. Mana yang bohong, mana yang ga. Karakter itu udah terbentuk sendiri. Karena pada saat di SOP nya kita harus wawancarain dia, dia bohong atau ga pasti ketahuan, data boleh boong, tapi mimik wajah tidak

Desti banyak ga mas kasus seperti itu?Ikrar MenganggukDesti oo.. contohnya kaya gimana mas?Ikrar misalnya dia lahirnya tahun 78, eh maaf lahirnya masih muda misalnya

belum 17 tahun terus dari wajahnya keliatan lebih muda, ngeliatnya gitu aja

Desti maaf mas saya masih belum ngertiIkrar misalnya aslinya dia lahir tahun 98 tapi di komputer ketariknya tahun

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 233: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

220

Universitas Indonesia

94. Itu kita wawancara, itu dia gelagepan, entah dia secara ga sengaja kepleset atahu dia pasti nengok orang yang bawa dia

Desti maksudnya mas?Ikrar biasanya ditemenin entah oleh ibunya, kakaknyaDesti oo.. kalo memang dia nengok karena ada hal lain gimana mas?Ikrar ga, kita kan bisa tahu dia bohong atau ga, gitu. karena prinsipnya ini

kata kasatpelnya ini namanya juga pemutakhiran. pemutakhiran itu dikatakan paling akhir, paling akhir itu harus yang paling baik, yang bagus. Kalo kita ambil datanya dia, setahu saya ketika dia direkam maka tidak akan bisa dirubah, selamanya.

Desti oo.. kan berlakunya lima tahunan mas?Ikrar perubahan, perubahan data itu kan urusan kementerian. yang kita tahu

ya, yang kita tahu kalo misalnya data itu tidak valid, SOP dari pengambilan e-KTP harus valid, sedangkan kalo datanya ga valid, artinya kita ga bisa ngambil dong. Kita perbaiki menjadi baik atau kita teruskan yang salah. Itu pilihannya. Tetep kita kasih pilihan ke orang itu, mau terus direkam atahu tidak.

Desti kalo misal seseorang ketahuan bohong, itu bagaimana mas?Ikrar balikin lagi. sekarang mas sebenernya lahir tahun sekian tapi disini

tahun sekian. Mas mau pake yang mana kalo mau pake yang bener, ini saya ambil tapi kalo mas mau ngelanjutin yang sama dengan di aplikasinya. kalo ga perbaiki dulu nanti ga bisa direkam, gitu aja. Makanya saya bilang kendala yang paling sering adalah seperti yang tadi sudah disebutkan kasatpel adalah pertama adalah dari penduduknya dan kedua dari perbaikan identitas. Jadinya sekarang e-KTP itu mau liat kualitas apa kuantitas. Kalo mau liat kuantitas, kita ga perlu ada perbaikan, langsung rekam aja. Yang salah, salah udah biarin aja.

Desti biasanya warga yang ada masalah sama identitasnya itu gimana mas?Ikrar ehm.. biasanya kalo yang.. kalo misalnya dia, ehm.. biasanya dia hanya

jadi korban ya. Kan biasanya kalo kasus gitu ada oknum yang maen, ada pihak ketiga yang maen. “Oh saya ga tahu, waktu itu ngurusnya sama si ini nih” berarti dia kan korban. Kalo misalnya tanggal lahirnya sama, kita cek dulu di komputer reguler itu betul ga NIK ini yang punya dia. Karna kan undangan e-KTP itu dibentuk 2010. Dari 2010 ke 2011, bisa aja yang punya KTP itu narik lagi, dibetulkan lagi sama yang punya.

Desti SOP tenaga operator itu apa aja mas?Ikrar Kalo secara gamblang dibuka itu ga bisa karena menyangkut

kerahasiaan, secara sederhana aja ya. yang jelas kita harus merekam data yang valid, khususnya pengambilan tanda tangan dan iris mata. Itu ga boleh beda. Kalo misalnya iris mata, softlens itu akan tertolak, begitu juga dengan kacamata. Semua harus dilepas. Yang jelas yang terakhir itu memastikan kevalidan data

Desti kalo misal ada yang bohong gimana mas?

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 234: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

221

Universitas Indonesia

Ikrar ya kalo misal dia bohong, dia ga yakin, itu akan jadi permasalahannya dia ke depan. Kan tanda tangan di surat pernyataan, kita ga maksa.

Desti emang ada surat pernyataan mas?Ikrar ada.. ehm.. mbak waktu perekaman e-KTP 2x tanda tangan ga? Yang

terakhir kan telunjuk kanan telunjuk kiri. Abis itu kan tanda tangan, ya itu surat pernyataannya. Yang paling krusial ya itu tanda tangan sama mata. Itu aja yang krusial

Desti Tahap-tahap perekaman e-KTP itu gimana sih mas?Ikrar Kalo disini mereka pas dateng daftar pertama. Setelah daftar, absen..

absen daftar ya, jadi tanda tangan itu ada dua, absen daftar. Mereka nunggu dipanggil terus masuk, setelah keluar mereka tanda tangan kedua, ya seperti itu aja. Yang jelas kita menghimbau mereka berpakaian rapi, ga boleh pakai celana pendek. Kita nyebutnya peraturan instansi dimana-mana yang namanya Pemerintahan, kantor Pemerintahan seharusnya melarang orang berpakaian mini, minimal selutut ga apa-apa deh

Desti urutan kegiatan dalam perekaman e-KTP apa aja mas? Ikrar yang jelas kita harus liat dulu tahun berapa dia lahir, ganjil apa genap.Desti memang kenapa?Ikrar beda backgroundnya. Kalo itu kan cuman filter buat di datanya aja.

Jadi supaya keliatan. Yang lahir genap keliatan, yang lahir ganjil keliatan. Kalo genap backgroundnya biru, kalo ganjil backgroundnya merah.

Desti tahap selanjutnya apa mas?Ikrar ya baru kita wawancara. kita wawancara itu sesuai data yang ketarik

tadi. Kalo misalnya ada perubahan. pertama kita suruh ubah dulu di regulernya baru kita tarik lagi. kalo ada perubahan nama, jelas. Kalo ada perubahan di status perkawinan, misalnya di KTP ketariknya nikah, ternyata dia bilang belum nikah. Dasarnya kita harus liat,

Desti dasarnya itu darimana?Ikrar kan kita e-KTP itu orang itu harus bawa KK sama KTP fotocopy-nya

kalo disini. Kalo misalnya disitu tulisannya nikah tapi dia tetep kekeuhbilang belum menikah, dia bikin surat pernyataan. Kalo status udah cerai, terus dia bilang dibikin cerai aja mas, itu surat lampirannya juga harus dibawa sama dia. pindah agama surat baptis, surat masjid itu harus dibawa, kalo disini

Desti memang setiap Kelurahan beda ya mas?Ikrar ya kalo saya pribadi mah beda. Karena disini mentingin kualitas bukan

kuantitas. Desti tahap selanjutnya apa lagi mas?Ikrar foto, tanda tangan, sidik jari, iris mata, yang terakhir itu verifikasi sidik

jari. Sidik jari hanya dua jari aja. Kalo misalnya dapetnya.. kita ikutin yang pertama telunjuk. Kalo telunjuk ga bisa, ya jari tengahnya. Sesuai urutan aja, tapi kalo misalnya dia dua-duanya dapet yang kanan dan kiri di telunjuk, ya udah 2 jari kanan 2 jari kiri. Terus verifikasi data

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 235: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

222

Universitas Indonesia

disertai tanda tangan pernyataan yang benar (valid)Desti ehm.. ada ga mas masyarakat yang suka protes gitu?Ikrar ya balik lagi karakter orang kan beda-beda. Ada yang keras, ada yang

maunya diduluinDesti terus upaya yang dilakukan apa mas?Ikrar ya kita nyikapin aja pelan-pelan. kalo mereka tetep maksa, ya kita

bilang ke forum di depan orang banyak, kan dia akan malu Desti uhuukk.. untuk tenaga operator, ada evaluasi ga sih mas dari

Kemendagri?Ikrar Evaluasi dalam arti apa ini?Desti ya evaluasi selama pelaksanaan e-KTPIkrar mereka udah kasih tahu, karena.. kenapa saya bilang mereka udah

kasih tahu ehm.. kita ini di lapangan tahu kualitas kita di lapangan itu terakhir pas masa pemutusan kontrak, kan ga semuanya diperpanjang kan. Karena kasudinnya sendiri pun sudah bilang minta maaf kalo selama ini kita benturan sama warga, maaf kalo kita sudah apa namanya memakai kita sebagai tenaga operator. Dalam arti minta maaf itu mereka juga berterima kasih, jadi bukan berterima kasih karena kita bersalah. Jadi kasudin itu berterima kasih dan meminta maaf karena kita kan harusnya selesai jam 10 tapi kita kejar waktu sampai jam 12 malem gitu kan karena memang undangan di atas meja pendaftaran itu memang harus habis, gitu. Jadi ga bisa jam 4 tutup, jam 4 selesai. Tapi ya kita di lapangan, kalo disini ya enjoy-enjoy aja, ga ada apa-apa. Makanya pas pemutusan bulan Desember itu kasudin itu secara pribadi minta maaf karena mereka sebenernya juga sudah tahu di lapangan itu seperti apa karena kan pasti kasatpel sendiri menyambungkan suara yang di lapangan itu kesana. Jadi evaluasi itu mereka ga harus terjun langsung. Kadang mereka terjun, kadang mereka hanya melalui kasatpelnya saja, gitu

Desti di Kelurahan ini, pelayanan e-KTP sampai jam berapa?Ikrar kalo dari bulan awal pertama kali mulai sampai Desember itu kita

sampai malem terus, sampai jam 10Desti jam 10 itu masih ada warga yang dateng?Ikrar ada, dan itu bukan ada aja yang dateng karena emang harus ngabisin.

Kadang ada yang daftarnya siang, sorenya dia baru dateng selesai pulang kerja

Desti oo.. jadi bisa ditinggal gitu?Ikrar he’eh. Jadi begitu dia liat di meja pendaftaran sudah banyak, kira-kira

kapan pak? bapak dapet urutan ke 100 sekian. Satu undangan itu bisa4-5 orang. Kita batesin waktu, kita bilang abis makan siang nanti dateng, bener pas dia dateng abis makan siang emang urutannya. Yang naronya sore, ya pasti malem dapetnya, gitu aja. Kita ga mau daftar sekarang, dateng besok, ga mau. Ga bisa kita kalo digituin. Daftar sekarang, ya harus dateng sekarang

Desti Terus kalo yang masa perpanjangan gimana mas?

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 236: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

223

Universitas Indonesia

Ikrar kita kalo hari biasa sampe jam 4. Sabtu minggu kita jam kerja.Desti jam berapa tuh mas?Ikrar dari jam 8 sampai ehm.. 6 jam, berarti sampe jam 2. Karena memang

sudah lengang. Ya tapi jamnya tergantung dari masing-masing sendiri kebijakannya. Kalo kasatpelnya bilang misalnya yaudah kita kan 6 jam nih kita nunggu tapi ternyata jadi ngebludak lagi karna udah mau penghabisan misalnya, kita nambah lagi tuh dan kemungkinan Kelurahan lain tuh berapa jam tergantung kasatpelnya aja, begitu. Jadi kita fleksibel aja

Desti oo.. terus mas yang memberi upah tenaga operator siapa?Ikrar Sudin karena kan mereka yang merekrutDesti oo.. bukan Kelurahan?Ikrar bukan, kan beda kedinasannya. Memang satu atap, tapi kedinasannya

beda. Ini kan kebijakannya kependudukanDesti ehm.. upahnya setiap berapa kali mas? Ikrar sebulan sekaliDesti upah yang diterima tenaga operator sama atau beda?Ikrar Itu yang saya kurang tahu. Saya kurang tahu. Bisa aja di timur beda, di

selatan beda, di utara beda. Kalo itu terus terang saya kurang tahu. karena memang…. Saya belum pernah ketemu Untuk e-KTP saya masuk tiap hari jadi kita untuk keluar ke Kelurahan lain pun. Jangankan ke satu wilayah utara, saya di matraman sendiri jarang ngobrol karena memang waktunya ga ketemu. Kita dituntut datang kerja, dateng kerja. Kerja doang. Masalah gaji dan waktu pun kita masih belum tahu gimana keadaan diluar.

Desti setelah pemassalan e-KTP selesai, bagaimana dengan nasib operator?Ikrar ya balik lagi, karena kita belum tahu april ini. sama kaya kasus

sebelumnya Desember. kita kan ga tahu Desember itu selesai itu diperpanjang apa ga kita ga tahu. Begitu kita sudah di farewell sama pak kasudin, besokannya kita dipanggil lagi. jadi kita masih belum tahu april ini perpanjang atau ga.

Transkip Wawancara

Informan : Tony Arifianto

Jabatan : Tenaga Operator di Kelurahan Ancol

Hari/Waktu : Rabu, 21 April 2012, pukul 10.00 WIB

Desti : Mas, disini bertugas dari kapan?Tony : Dari bulan.. dari pas mulai..bulan.. dari bulan agustus.Desti : Tanggal berapa mas?Tony : Tanggal 15Desti : Sampai sekarang?

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 237: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

224

Universitas Indonesia

Tony : IyaDesti : mas tahu tidak ada penerimaan tenaga operator untuk pelaksanaan e-

KTP?Tony : penerimaan operator itu kita dari sudin dipanggil, dari sudin

kependudukanDesti : bukan, maksud saya mas tahu gak ada pengumuman penerimaan

tenaga operator?Tony : sebelumnya gak, karena dipanggil aja. Karena rekomendasiDesti : ooh karena rekomendasi?Tony : IyaDesti : Jadi prosesnya itu langsung dipanggil aja?Tony : bawa berkas-berkas, ijazah. Sama kaya lamaran biasa.Desti : Mas tinggal di daerah sini?Tony : Di bekasi. Desti : oohh di bekasi. Bukan daerah sini?Tony : Dulu di cakung, terus di bekasi sekarangDesti : kenapa yang dipakai justru malah yang dari daerah lain, bukan dari

daerah ancol?Tony : kalo operator itu yang dari sini 3, yang di luar 3.Desti : maksudnya bagaimana mas?Tony : iya jadi yang tinggal di wilayah sini 3, yang tinggal di wilayah luar

ada 3Desti : terus kenapa yang bertugas sekarang ini operator yang berasal dari

luar daerah ancol?Tony : operator yang dari daerah ancol masih ada tapi mereka hanya

membantu sementara doang. Kalo yang disini buat manggil warga-warganya, itu doang karena mereka kan yang tahu wilayahnya.

Desti : oo.. latar belakang pendidikannya mas apa?Tony : SLTADesti : oo jadi pas ngelamar pake ijazah SLTA?Tony : IyaDesti : trus ada ijazah komputer gak?Tony : ada, sertifikatDesti : sertifikatnya dapet dari mana mas?Tony : dari lesDesti : gimana sih mas ehm.. pelaksanaan e-KTP di kelurahan ini dari pas

awal pelaksanaan sampai sekarang? Tony : maksudnya?Desti : iya pelaksanannya e-KTP di kelurahan ancol gimana? Adakah

hambatan yang ditemui?Tony : kalo hambatan sih gak ada ya. Paling karena kalo awal kan rame, jadi

kita ngantri. Biasanya orang-orang minta buru-buru karena pengen kerja. Jadi kita kasih tahu, makanya kalo buat orang yang kerja itu ada pelayanan sabtu minggu, jadi kesempatan dia. Kalo hari sabtu dan minggu mereka kan libur, ya itu doang, Kalo masalah, kayanya

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 238: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

225

Universitas Indonesia

hampir gak ada sih di kelurahan iniDesti : oohh.. berarti kalo yang awal-awal orang-orang pada berebutan ya?Tony : iya, rata-rata semua kaya gituDesti : terus mas kalo pelaksanaan pas masa perpanjangan gimana mas?Tony : masa perpanjangan udah sepi, udah gak ada masalah.Desti : kalo pelayanan sabtu minggu itu dibukanya dari jam berapa sampai

jam berapa mas ?Tony : dari jam sembilan sampai jam empat.Desti : terus pelayanan yang hari sabtu dan minggu itu biasanya dalam sehari

berapa orang?Tony : yang sabtu dan minggu itu.. ehm.. yang awal apa yang akhir?Desti : dua-duanya masTony : kalo yang awal itu ratusan, bisa sampai 200-orang. Kalo yang akhir-

akhir, 15-30 orang. Grafiknya tu ada. Terakhir kemaren itu total 62 orang. Hari minggu, minggu kemaren

Desti : tanggal berapa tuh mas?Tony : tanggal 15 aprilDesti : itu yang diakumulasiin atau hari minggu aja?Tony : Hari minggu. kita ambil hari minggu. kan per hari kita ngambil

datanyaDesti : trus kalo yang pas awal-awal itu sehari yang bukan sabtu-minggu

berapa orang? Tony : biasanya itu.. yang awal apa yang akhir?Desti : yang awalTony : hampir sama.. ada yang 150, ada yang 200. itu kita gak tentu,

namanya grafik kan naik turunDesti : Trus kalo yang akhir-akhir berapa orang?Tony : Kalo yang akhir-akhir ini, bangsa 15-20 orang.Desti : ehm.. tenaga operator disini itu ada pelatihannya gak sih mas?Tony : bintek? AdaDesti : binteknya itu dimana mas?Tony : Di sawangan, depok.Desti : itu berapa hari?Tony : 2 hari 2 malemDesti : ohh.. nginep ya?Tony : Iya nginepDesti : Tempat binteknya dimana mas?Tony : apanya?Desti : di kantor apa ?Tony : Di BLK, balai latihan kerja.Desti : Disana ngapain aja mas?Tony : Disana teori sama prakteknya ajaDesti : teorinya apa aja mas?Tony : teorinya tentang awalnya masuk log in kitanya, sama ngambil NIK

itunya, sama cara merekam data

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 239: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

226

Universitas Indonesia

Desti : Terus apa lagi mas? Tony : ehm.. sama tanya jawab.Desti : Maksudnya tanya jawab itu gimana mas?Tony : Tanya jawabnya masalah ehm.. karena awal kita gak tahu, misalnya

kalo ini loncat kesini gimana. Misalnya dari foto loncat ke iris mata, gimana. Di data awal kan karena belom update-an datanya masih berat, jadi datanya berentet aja. Jadi dari foto ke tanda tangan, dari tanda tangan sidik jari dari sidik jari ke iris mata. Itu doang.

Desti : ehm.. terus di bintek itu dikasih materi tentang e-KTP secara umum gak?

Tony : e-KTP secara umum ada,Desti : apa tuh mas?Tony : modulnya kan?Desti : bukan mas. Maksud saya apakah di bintek itu mas di kasih materi

seputar kebijakan e-KTP itu sendiri? Misal tujuan e-KTP, landasan hukumnya apa?

Tony : kalo tujuan e-ktp itu dari awal sebenarnya untuk menghindari dari Kartu Keluarga ganda, dari NIK ganda, terus juga pembuatan KTP ganda. Pasti itu doang yang kita tahu

Desti : terus pas di bintek di kasih gambaran umum tentang e-KTP gak?Tony : materi, kaya buku panduan gitu?Desti : bukan mas, tentang gambaran e-KTP secara umum dikasih apa gak?Tony : Kalo gambaran kita gak dikasih ya, kita disuruh hanya pelaksanaan

doang. Jadi kita melaksanakan alat ini, kita kerja disini. Kalo kita dikasih materi tentang itunya gak. Kita juga gak dikasih tahu e-KTP nya itu kaya gimana

Desti : oohh.. gak di kasih tahu mas?Tony : kita cuma di kasih tahunya gambar programnya. Udah gitu ajaDesti : terus tadi kan di bintek itu di kasih teori sama praktek, prakteknya itu

seperti apa?Tony : Kita hanya menjalankan ini doang.Desti : Menjalankan apanya mas?Tony : Alatnya. Dari foto, iris mata, sidik jari, finger printDesti : terus bintek yang di depok, pemberi materinya sama gak dengan

pemberi materi yang di sudin?Tony : sama. dari konsorsium semuaDesti : Dari mana?Tony : Dari konsorsiumDesti : binteknya kan 2 hari mas, itu pembagiannya bagaimana mas?Tony : 1 hari teori. 1 hari praktekDesti : binteknya itu tanggal berapa mas?Tony : waduh.. saya agak lupa tuh mbaDesti : kira-kira bulan apa mas?Tony : Kalo gak salah agustus awal deh mba.. ehh.. juli-juli akhir deh. Desti : uhukk.. terus pengalamannya mas selama jadi operator bagaimana

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 240: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

227

Universitas Indonesia

mas?Tony : pengalaman apa nih?Desti : iya pengalaman mas selama jadi operator? Suka dan dukanya gitu

mas?Tony : Kalo sukanya ya.. sukanya ya kita yang ngejalanin lancar, gak ada

kendala. Kalo dukanya tiba-tiba orang dateng supaya minta duluan, marah-marah.. disuruh antri gak mau

Desti : terus upaya yang dilakukan apa mas?Tony : upayanya kita ngejelasin bahwa disini gak cuma mas aja yang

ngantri, banyak yg ngantri. kita gituin aja. Kita liat banyak orang tua, masa mas mau melangkahi orangtua. Begitu doang. dengan menasehati..

Desti : dengan cara itu mereka mau ngerti?Tony : Alhamdulillah lah semua orang-orang itu bahwa liat orang kaya gitu,

ya mereka ngerti Desti : ehm.. di kelurahan ini ada gak sih mas upaya lain yang ditempuh buat

ngejar target selain pelayanan sabtu dan minggu?Tony : pelayanan kita ngambil pake laptop kalo ngejar target, namanya

pelayanan mobile. Kita jalan ke kantor RW, kita jalan kesono.Desti : Itu udah dilakukan? Tony : UdahDesti : di daerah mana aja mas?Tony : di RW 05, RW 010, terus.. sama RW 08Desti : itu kenapa di RW sana aja?Tony : karna itu yg kemaren kita harus kejar, karna dia masih kurang Desti : oohh.. terus di RW lain gimana mas?Tony : di RW lain udah, Alhamdulillah udahDesti : oohh.. alat yang digunakan untuk pelayanan mobile itu ada berapa

mas?Tony : satu Desti : apakah itu cukup?Tony : sekarang ada dua karena kita pake gantian. Karena di sini ada berapa

kelurahan. Jadi kita bergantian aja pakenya.Desti : oohh. Jadi pakenya gantian sama kelurahan lain?Tony : iya, Jadi kita liat kalo dia ini, kita langsung kesono. Seumpama ada

orang sakit. Orang sakit kan gak mungkin dateng ke kelurahan, jadi kita datengin ke rumahnya.

Desti : alat yang dipakai buat pelayanan mobile itu dari mana mas?Tony : dari provinsinya semuaDesti : bukan dari sudin?Tony : ditempatinnya di sudin, ditaronya di sudin. Jadi kita minjem di

jadwal. Desti : Ooh.. jadi 1 kelurahan dipinjemin 1 alat?Tony : iya. Misal hari senin kelurahan ini, hari selasa kelurahan ini, hari rabu

kelurahan ini. pokonya kalo presentasenya masih rendah, itu yang

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 241: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

228

Universitas Indonesia

dipinjemin. Desti : ooh..Tony : kecuali kalo presentasenya tinggi dan benar-benar ada orang sakit.

sakit stroke, sakit di rumah sakit, abis melahirkan itu baru dipinjeminDesti : di kelurahan ancol udah dicetak belum sih mas e-KTPnya?Tony : belom.Desti : Terus ada keluhan ga sih mas dari masyarakat tentang e-ktp yang

belum dicetak?Tony : apanya nih? Ehm.. mereka sih cuma nanya, KTP nya kapan jadi.

Paling itu doang. Saya bilang KTP lama masih aktif, masih aja dipegang aja dulu untuk sementara. Yang jadi itu kan Departemen Dalam Negeri yang cetak. Kita hanya dikasih, terus barulah kita sebarkan, gitu. Jadi memang kita ngasih tahunya begitu. Kalo ngeluh, sampai saat ini belom ada

Desti : uhuk.. kalo dari yang pelayanan mobile itu ada kendala yang dihadapi gak mas?

Tony : kendalanya gak ada, kalo di mobile paling lama doang karena dia kan laptop, lain ama PC dan dia gak menggunakan jaringan, hanya disimpen di harddisk terus dipindahin ke server sini. Paling berat, setiap orang foto, nyimpen, jadi beban, jadi lama. Itu doang

Desti : biasanya dalam perekaman e-KTP, ada masalah gitu gak sih mas?Tony : masalahnya yang disini, dia itu kadang-kadang lupa sama tanggal

lahirnyaDesti : Kok bisa lupa mas?Tony : Itulah.. namanya udah lanjut usiaDesti : OohhTony : terus yang susahnya itu sidik jari mba. Sidik jari kalo orang udah

manula, ditempelin, kadang-kadang dia gak mau ngebaca karena kualitas udah pecah-pecah, jadi udah susah. Jadi paling dibasuh dulu pake air. Baru ditempelin ke finger print

Desti : memang hal itu berpengaruh ya? Tony : sidik jari ngaruh, jangan salah sama sidik jari. Sidik jari kalo udah

pecah, di tempelin di kaca, itu gak ada uapnya atau sedikit uapnya jadi itu gak mau nempel. Bekasnya itu kadang juga gak ada

Desti : terus kalo yang orang manula itu ada lagi gak?Tony : ga adaDesti : ada gak sih mas warga yang gak mau melakukan tahap iris mata?Tony : kita ngasih tahu dari awal bahwa disini ada iris mata, foto,

Alhamdulillah disini pada ngerti, pada mau. softlens dilepas pada mau

Desti : kalo warganya gak bawa cairan buat softlens gimana mas?Tony : kita nyiapin mbaDesti : oohh nyiapinTony : kita tahu kalo orang-orang itu pasti lupaDesti : oo.. ehm.. sampai saat ini masih ada gak mas warga yang belum pada

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 242: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

229

Universitas Indonesia

foto e-KTP?Tony : masih ada yang belum foto, masih. Desti : di daerah mana aja tuh mas?Tony : rata sih mba. Rata semuaDesti : terus kenapa yang pelayanan mobile di tiga RW itu aja?Tony : karena dia terendah, he’eh. Jadi kita ngambil yang misalnya

presentasenya baru 50 misalnya kita kejer, yang lain misalnya udah 60-70, Kita kejer, kita ratain semua. Jadi kalo seumpama ada orang kesini tetep, tapi kita jalan tetep

Desti : oohh.. jadi ada dua?Tony : Jadi seumpama ada orang dateng kesini, kita layanin yang mobile

juga kita layaninDesti : ehm.. biasanya warga yang belum e-KTP itu kenapa sih mas?Tony : kebanyakan.. karna dia kerja, karna dia gak ada liburnya. Materi juga

mba jangan salah. Materi untuk dia ongkos dari sono kesini juga kadang-kadang gak terjangkau sama mereka. Dia harus pake ojek dulu, makanya kita samperinlah RW itu

Desti : emang RW mana mas? Tony : RW 05.. mangga dua tahu kan?Desti : WTC?Tony : WTC.. harco-harco..Desti : ehm.. gak tahu masTony : WTC deh. kan ada rel. kesini lagi disitu ada rumah wargaDesti : oohh.. kampung bandan?Tony : bukan. Nih WTC ni. Kan ada rel, disitu ada pos FBR, disitu ada

wargaDesti : oohh disana alasannya karena gak ada materi ya mas?Tony : IyaDesti : oohh,, berarti disana masih wilayah Ancol ya mas?Tony : masih.. perbatasanDesti : perbatasan sama daerah mana tuh mas?Tony : Antara mangga dua selatan sama wilayah AncolDesti : ooh.. berarti wilayahnya masih luas ya?Desti : itu yang di RW situ masih banyak mas?Tony : itu keliatannya masih banyak mba tapi banyak yang sudah pindah

tanpa lapor. itulah mba pindah tanpa lapor. Kita udah cari dia tapi gak ketemu.

Desti : Emang warga yang pindah tersebut pindahnya gak bilang ?Tony : gak bilang sama ketua RTnyaDesti : Ehm.. ada gak sih mas warga yang udah di kasih undangan tapi gak

dateng? Tony : Ada. Alesannya karna saya gak mau ngantri. kita udah bilang udah

gak ngantri lagi. terpaut jarak itu juga ada mba, Karena jauh kesininya, dia gak ada yang nganterin. Makanya kita mobile, kita samperinlah ke warga itu. kurang apa tuh warga. Hehe.. uhuuk

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 243: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

230

Universitas Indonesia

Desti : yang melakukan sosialisasi itu siapa mas?Tony : Satpel sini, sama pak lurah sama RT RW ajaDesti : kalo RW yang jauh gimana mas?Tony : Ya tetep disuruh dateng.Desti : oo.. jadi nanti RW nya yang sosialisasiin ke masyarakat?Tony : he’em.. ke RT dulu, baru nanti ke warga.Desti : uhuuukk.. ehm.. sebenernya tahap perekamannya itu harus berurutan

atau gak sih mas?Tony : tahap apa?Desti : Tahap perekaman masTony : oo.. kebanyakan loncat-loncat gitu sih. Masalahnya orang itu lagi ke

luar kota, baru dateng berlayar, dia baru tahu. Atau yang berlayar Desti : Emang disini sebagian besar mata pencaharian penduduknya apa sih

mas?Tony : Kalo sebagian masyarakat disini itu seperti nelayan, berlayar, ke luar

kota kita gak tahu. Atau mungkin..kaya RW 010 ada yang sekolah di luar negeri dang a mungkin dia bisa dateng, tapi lagi itu ada yang sempet bela-belain dari luar negeri kesini hari itu juga

Desti : Maksudnya? oo.. dia abis itu balik lagi ?Tony : dibelain cuma buat e-KTP. Emang ada yang patuh, ada yang engga,

ya gitu aja. Kadang dia di tempat itu, dia di situ ya dia gak mau mikirin. mungkin dia pikir gak ada gunanya. Makanya dia santai-santai-santai. mungkinkan biasanya diakhirnya selesainya itu dia rugi sendiri. Kita kan gak tahu kemunculan e-KTP ini akan seperti apa. Mungkinkah buat ini, mungkin buat ini. ya begitulah warga kan ada yang patuh, ada yang gak. Sampe saking patuhnye ampe dari luar negeri aje dateng, dia bela-belain buat e-KTP sedangkan orang yang ada di sini, kadang yang pasti ada di tempat ini kadang nyepelein, katanya ribet, ngantri. padahal kita udah kasih kabar kalo udah gak ngantri

Desti : Terus kalo udah selesai tgl 30, gimana nasib operator mas?Tony : kita? Kita ini paling.. kalo ada perpanjangan, kita udah diperpanjang

dari tgl 15 otomatis kan. Tapi sekarang belum ada, saya tidak tahu sih, kalo tiba-tiba mendadak. Kita gak tahu uhuuk

Desti : biasanya kalo kegiatan perekaman itu ada minimal waktunya gak sih mas?

Tony : kegiatan perekaman batas waktu satu orang gitu? kayanya sih kalo dulu ada, tapi kita udah.. karena kita jalannya cepet, gak ada. Kita itungannya itu,, kan awal-awalnya itu ada yang sampe 2 menit perekaman. Kita pada intinya tuh gini kita bertanya dulu sama dia pekerjaan, terus golongan darah, kita bertanya dulu, itu kan yang bikin lama kan. Kalo kita hanya merekam-merekam doang dan kita tidak rubah data itu, itu cepet. Karena kita itu pengennya datanya itu bener-bener pas buat dia, tidak ada perubahan dari dia. seumpama ada perubahan dari dia, kita minta seperti agama misalnya ngerubah

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 244: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

231

Universitas Indonesia

agama, pemandiannya ada atau tidak, ada yang Kristen ke IslamDesti : itu ngerubahnya langsung mas? Tony : kita minta dulu, kita rubah kesono bahwa orang ini sudah merubah

agamanya. Kita fax kesonoDesti : Jadi orang itu gak perlu sendiri yang ngurus?Tony : gak perlu.. kita yang ngasih tahu kalo dia udah merubah agamanya.

ini golongan darahnya kalo dia ganti umur, tahun. Misalnya ada kesalahan di Ijazah lahir tahun 87 ternyata dia di ijazahnya itu 88. Ada sering kesalahan seperti itu. kita menyuruh dia buat ngerubah, kita suruh ke sudin dulu. Karna kita gak mau nanti dia di e-KTP ini terus berlanjut, salah, karna kasian kan

Desti : Ooo.. kalo kasus seperti itu gak bisa kaya ngerubah agama gitu? Tony : laen. Kalo NIK baru, agama itu gak ngerubah NIK. kalo ngerubah

tahun tanggal bulan itu bakal ngerubah. makanya kita suruh rubahDesti : oo.. jadi dia harus ngerubah golongan darah gak perlu ke sudin dulu?Tony : gak perlu. Kita hanya menerima berkasnya nanti baru kita kirimDesti : kalo ngubah status perkawinan gitu gimana mas?Tony : kalau memang dia sudah menikah, kita minta tunjukkin buktiDesti : bukti apa tuh? Tony : Surat nikah, emang bener kalo dia sudah menikah. Atau surat kalo

yang agama Kristen surat dari catatan sipil, sama akte nikahnyaDesti : buat ngerubah itu perlu ke sudin juga apa gak mas?Tony : disini.. Kalo dia gak menunjukkan itu, kita gak bisa ngerubah, kita

butuh dasarnya. Dasarnya itu seperti apaDesti : kalo misalnya gak ngerubah apa-apa itu biasanya waktunya berapa

menit?Tony : kalo tidak merubah apa-apa 1,5 menitDesti : Kalo yang manula itu biasanya menghabiskan waktu berapa menit? Tony : lama mba, Sidik jarinya, kadang-kadang dia fotonya miring, kita

harus ngerapiin dia dulu, kurang lebih sekitar 5 menit kita harus pelan-pelan bilangin dia

Desti : Kalo misalnya namanya ada kesalahan gitu, dia harus mengubah ke Sudin dulu apa bisa langsung diubah disini?

Tony : sudin dulu karena dia ngerubah dulu KTP dia yang reguler, Baru kesini, baru kita fotoin buat bikin e-KTP.

Desti : em.. selama pelaksanaan e-KTP, ada evaluasi gak sih mas dari Kemendagri atau Sudin?

Tony : Ada, ada evaluasi dulu disonoDesti : Evaluasinya itu kaya gimana mas?Tony : dia yang ikut (menunjuk)Desti : Cuma 1 doang?Tony : jadi disini evaluasinya kesono, ke sudin.Desti : berapa orang mas?Tony : kalo saya di depok, tiga orang yang disiniDesti : jadi evaluasinya itu per bintek ?

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 245: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

232

Universitas Indonesia

Tony : Jadi pas bintek doang ujiannya. Iya pas bintek doang. Alatnya kalo praktek di sudin 1 doang

Desti : Kalo yang di depok? Tony : Banyaak. 1 orang 1 PC. Misalnya golongan dari utara.. kelurahan dari

utara itu satu per satu. Terus kelurahan dari barat satu per satu juga.Desti : di kelurahan ini ada petugas dari kemendagri gak sih mas?Tony : Damkel? Damkel adaDesti : terus kalo damtek ada gak mas?Tony : Damkel doangDesti : Damkel itu tugasnya ngapain mas?Tony : Damkel itu bagian ngecek per hariDesti : Berapa jumlah damkelnya ?Tony : 1 orang. Ya kalo ada apa-apa, seumpama jaringan kita trouble dia

yang langsung kesono, langsung jalan, ada masalah sama softwarenya, dia yang jalan

Desti : Jadi dia ngecek-ngecek doang?Tony : iya jadi dia ngecek-ngecek doangDesti : Terus damkelnya kerjanya gimana?Tony : kerjanya dia paling.. dari pagi dia ngecek alat dulu, siang dia liat

serverDesti : Damkelnya itu datengnya setiap hari? Tony : Setiap hari. sorenya itu dia ngitung jumlah total per hari. Karena dia

jumlah total per hari sama jumlah keseluruhannya itu dia wajib megang. Ntar dia bertanggung jawabnya ke konsorsium. Mana laporan per hari kamu, dia harus kirim email baru nanti konsorsium nanti konsorsium bertanggung jawab ke kemendagri

Desti : ehm.. pelayanan sabtu minggu itu ada di setiap kelurahan gak mas?Tony : ada semuaDesti : terus kalo pelayanan mobile ada di setiap kelurahan apa gak mas?Tony : gak, kalo mobile itu yang presentasenya masih rendah

Transkip Wawancara

Informan : Krisbudiardjo

Jabatan : Ketua Gerakan Masyarakat Transparansi Pelayanan Publik

Indonesia (Gematrappi)

Hari/Waktu : Rabu, 28 April 2012, pukul 14.00 WIB

Desti : menurut pandangan LSM Gematrappi, pelaksanaan e-KTP di DKI Jakarta itu bagaimana sih pak?

Krisbudiardjo : e-KTP itu boleh dibilang program tapi tidak tersusun secara sistematik.

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 246: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

233

Universitas Indonesia

Desti : maksudnya gimana pak?Krisbudiardjo : Gini misalnya diadakan pengumuman dari bulan.. ehmm tiga

bulan pertama misalnya kan kemudian ada penundaan yang belum selesai kemudian ada lagi tapi seringkali mesinnya rusak itu yang kemudian merepotkan masyarakat. sedangkan sistemnya sudah bagus dimana hari sabtu minggu sampai malam pun dilakukan. Dari segi jadwal sudah oke tapi dukungan mesinnya seringkali tidak bagus, sering mati-mati sehingga dalam pelayanan ini bukan human error, tapi human machine ya, kadang-kadang tidak mengenakkan masyarakat. masyarakat sudah antri lama tiba-tiba mati dan terjadi di berbagai Kelurahan celakanya mereka dijadwal dengan waktu tertentu dan mesin ini mobile juga, komputer tidak per Kelurahan jadi pindah dari ke kelurahan sini, ke kelurahan sana seolah-olah tidak pakai modal ya padahal biayanya sangat besar, itu yang terjadi. Tapi kalo dari kelurahan sendiri cukup baik di dalam mensosialisasikan maupun di dalam membuka jadwal jamnya itu sampe malem.

Desti : kalau dilihat dari segi SDM bagaimana pelaksanaan e-KTP menurut Gematrappi?

Krisbudiardjo : Saya kira SDM sudah cukup ya karena anak-anak muda apakah itu kontrak saya tidak tahu, sopan cekatan tapi kalo mesinnya rusak mau diapain, sering hang ya. Nah hang-nya itu apakah faktor dari listrik PLN atau dari faktor komputernya. Seringkali katanya itu kita tidak tahu persis ya di pusatnya. Apa benar itu alatnya .. tapi intinya orang tidak terlayani karena mesinnya, tidak berfungsi hingga harus balik lagi, nah untuk balik ini kadang-kadang waktunya bisa lupa, bisa macem-macem. Itu dalam tahap program pertama. Kemudian untuk program tahap kedua itu lebih longgar karena orang bisa dateng agak bebas tetapi tetap harus mendaftar karena ada yang sudah terdaftar ke NIK baru ada yang belum hingga orang yang belum punya terpaksa harus membuat NIK baru lagi, nah ini yang repot Secara umum pelayanan e-KTP cukup sederhana, sangat sederhana dan masyarakat cukup antusias melaksanakan e-KTP ini. mungkin sekarang sudah selesai semua ya?

Desti : masih ada yang belum sih pakKrisbudiardjo : nah belom itu bisa 2 masalah. Memang kalo di kelurahan

deket sini ya, saya ambil datanya itu tapi sudah enam bulan yang lalu, pake daftar nama-nama yang belum. Tapi itu 6 bulan yang lalu, kalo sekarang udah ga valid ya penyebabnya adalah hubungan kelurahan kan ke RT, RT nya ini yang kadang-kadang tidak aktif atau mereka sudah tidak lagi jadi penduduk sana. Jadi penduduk saya tapi tidak ber KTP di

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 247: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

234

Universitas Indonesia

saya. Tentu ga mau dong saya layani. Ini yang menjadi masalah di kota besar. Saya kira tidak hanya di jakarta. kalo RT atau RW melayani yang tidak ber KTP di wilayahnya maka tidak mau. Itu yang menjadikan tidak akan selesai. Sedangkan e-KTP itu pendataan kan belum ketauan KTP nya seperti apa. Jadi kalo yang dikatakan selesai itu selesai apanya , mungkin pendataannya. Mungkin e-KTP yang terjadi sekarang adalah pendataannya. Belum menggunakan KTP yang baru masih yang lama. Ga tau daerah lain gimana. Nah itu masalah yang terjadi berdasarkan data yang ada itu karena sudah tidak ada di tempat orangnya. Ada juga memang orangnya tinggal diditu tapi berada luar negeri atau sedang kuliah di luar negeri . jadi prinsipnya adalah warga yang bersangkutan tidak ada di tempat. Nah itu yang mengakibatkan pendataan itu tidak selesai. Tetapi kalo dari sudut pelayanan kelurahan udah bagus hanya seringkali kecewanya karena mati aja, diluar itu ga ada. Karena faktor alat. Prosesnya sangat mudah sekali, cuma 5 menit hanya saja saya baru tahu kalo memang konon ceritanya saya liat di yahoo harus fotocopy KTP lama kalo orang yang punya urusan dengan perbankan, karena nomornya berubah kan. Nah itu yang dikeluhkan oleh banyak teman bahwa harus ngerubah semua dokumen yang kita miliki, mudah-mudahan tidak merubah dengan SIM, tidak berpengaruh terhadap kepemilikan mobil dan sebagainya. Kalo itu berpengaruh akan merepotkan sekali sehingga perubahan ini harusnya diintegrasikan dengan lembaga-lembaga lain secara otomatis seharusnya. Tapi karena saya belum ngalamin saya belum berani. hanya keluhan yang masuk ke kita yang sudah memiliki KTP baru itu berbeda dengan nomer KTP lama. Nah itu berdampak pada tidak diakuinya oleh perbankan, nah itu bahaya. Sehingga begitu orang selesai harus ada sosialisasi untuk segera melakukan approve secara sendiri-sendiri. Ya kalo tidak KTP akan ditolak karena beda nomer KTP nya karena oang yang terdaftar di perbankan itu harus punya KTP. Bagaimana dengan kartu kredit, bagaimana dengan kredit-kredit yang lain, bagaimana dengan akte jual beli yang belum terlaksana, nah itu perlu dipikirkan. Itu yang kemungkinan akan timbul masalah. Kemungkinan ya karena ini tidak semua pake e-KTP ya. Saya berpikir bahwa akan timbul seperti itu. karena masing-masng sektoral belum terintegrasi, terkoordinasi sehingga orang mau tidak mau suka tidak suka harus menyimpan KTP lama, fotocopy. Karena kan akan ditarik tuh atau ada juga yang akal-akalan lapor hilang supaya masih menyimpan KTP lama. tujuannya adalah hanya untuk

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 248: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

235

Universitas Indonesia

sekedar. Ini loh KTP saya yang lama terus diganti baru, itu saja. Itu yang akan terjadi karena perbedaan nomor induk warga negara, NIK itu. NIK dulu kan hanya ada di ehm.. KK tidak tercantum di KTP. Ini yang akan jadi masalah di kemudian hari, nah apakah antisipasi ini udah dilakukan? ini yang kita tidak tahu. harusnya Kementerian Dalam Negeri mensosialisasikan kode-kode ke lembaga lain, ke perbankan dari nomor ini ke nomor ini. jadi harus ada database yang menyebutkan secara otomatis nomor ini pindah kesini, demikian juga kepada pihak kepolisian, Jangan sampe pihak kepolisian menerbitkan KTP baru, wah celaka.. dengan alasan apapun. E-KTP ini kan supaya single identity tujuannya kan ya, nah kalo itu terjadi bahaya .. tapi keluhan ke kita sudah mask seperti itu. saran yang kita berikan sementara ini adalah sebelum pindah KTP coba fotocopy dulu atau tahan KTP jangan diserahkan. Banyak keluhan

Desti : keluhannya seperti itu aja pak?Krisbudiardjo : iya. Perubahan nomer KTP ini dianggap menyusahkan padahal

gak susah bagi yang ngerti karena kan tidak semua orang ngerti dan tidak mau susah. Karena perubahan nomer KTP ini sangat mengganggu sekali sama saja dengan perubahan jalan karena semua nya ganti KK ganti, dan lain-lain kaya perubahan jalan. Ya memang begitulah yang terjadi. Yang penting data utama tidak hilang

Desti : kalau pelaksanaan e-KTP ditinjau dari segi regulasinya bagaimana pak?

Krisbudiardjo : ehhmm kalau maksud dan tujuannya sih bagus tapi apakah itu bisa harmonis dengan aturan-aturan yang lain. seorang di Jakarta kan ga bisa beli tanah di Jawa atau tidak terlayani membeli tanah di Kalimantan. Tidak mudah aturannya seperti faktanya di lapangan. Itu yang membuat orang terpaksa membuat KTP ganda, untuk bisa bertransaksi di wilayahnya. e-KTP ini dimaksud single identity dimanapun orang berada menggunakan satu KTP. Akan tetapi di satu sisi banyak daerah-daerah yang jauh lebih baik dari e-KTP, Jembrana misalnya itu chipnya bisa untuk medical record jadi dengan satu KTP, penyakit seseorang bisa dideteksi. Bisa juga untuk mencari sekolah, itu jauh lebih maju. Bahkan chip itu bisa menanadakan anda gratis atau bayar di rumah sakit, terbaca di chip. Itu di Balikpapan juga sama. Jadi kemajuan KTP di daerah itu jauh lebih maju dibandingkan KTP nasional, contohnya Balikpapan dan Jembrana. Dengan adanya e-KTP, seluruh program yang nilainya milyaran itu hilang. Oke gak apa-apa, tapi pertanyaannya kalo kemudian e-KTP diterapkan secara nasional, kemudian terjadi transaksi-transaksi property

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 249: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

236

Universitas Indonesia

sudah bisa berlaku atau belum. Nah ini masing-masing daerah harus ini, terlayani atau tidak. Contoh saya punya property di samarinda, tapi KTP nya Jakarta apa bisa nantinya. Kadang-kadang daerah tidak bisa terlayani, dulu. Nah sekarang kan belum teruji e-KTP ini maunya seperti apa. Tetapi memang kalo e-KTP ini benar berlaku nasional dan tidak ada ganda, itu luar biasa karena menghindari banyak masalah misalnya untuk menghindari kawin banyak, kemudian untuk menghindari kejahatan dimana seringkali orang punya double dan juga memudahkan pelacakan pajak. kemudian validasi jumlah penduduk. Jadi kalo memang itu dijadikan kebijakan nasional itu tepat sekali cuma apakah e-KTP ini alat-alatnya bisa permanen di setiap kecamatan atau tidak, itu yang kita gak tahu. tapi kalo database yang disentralisir di Jakarta, servernya kemudian juga ada server-server di daerah sehingga ada terjadi apa namanya double server, itu akan aman. dan yang paling penting tatkala orang belum terdaftar, bisa gak daftar lagi. kan sekarang belum 100 % omong kosong. Bagaimana dengan orang-orang yang selama ini belum ber KTP. Orang Indonesia yang belum ber KTP itu jutaan loh, kenapa itu? karena tidak ada surat nikah, tidak punya surat KTP seperti suku-suku yang ada di hutan-hutan. Karena mereka harus mencantumkan agama yang bukan agamanya, yang lama. Nah kan kalo yang baru kan boleh menyebut ehm.. agama saya keyakinan, itu boleh kata Undang-Undang. Soalnya orang baduy dalem itu gak punya KTP, sekarang mungkin bisa punya KTP atau suku sangkit, itu jumlahnya puluhan ribu di daerah Riau karena dia harus mencantumkan yang bukan agamanya. Apakah e-KTP ini bisa menjangkau mereka? Nah itu untuk kepentingan nasional. Orang-orang itu kan gak pernah mobile, hanya disitu-situ aja, namanya juga terpencil. Tapi semuanya cukup banyak. Mereka tidak ber KTP, tidak memiliki surat nikah, surat kelahiran. oohh begitu pak. Terus jadinya bagaimana itu pak?

Krisbudiardjo : jakarta juga banyak. Contoh orang-orang di pinggir jalan, gelandangan itu. mereka punya KTP gak?

Desti : gak tahu pakKrisbudiardjo : mau penduduk mana, RT mana. Mana ada RT pinggir jalan.

Terus manusia gerobak, yang tidur makan di gerobak. Kemudian orang-orang yang menempati tanah-tanah negara seperti misalnya di tanah merah, tanjung priok itu sebagian besar ada yang tidak punya KTP, KTP kampung adanya, itu juga sudah mati. Saya gak tahu itu jalan keluarnya gimana.

Desti : oohh jadi penduduk tersebut belum e-KTP?Krisbudiardjo : KTP biasa aja gak bisa apalagi e-KTP

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 250: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

237

Universitas Indonesia

Desti : terus memang gak ada upaya yang dilakukan pak?Krisbudiardjo : Nah itu negara. karena kan di KTP harus jelas tempat tinggal.

Kalo tempat tinggalnya gak jelas gimana. Belum suku kubu, yang hidup di hutan, yang hidupnya berpindah-indah apakah mereka punya KTP, tidak. Itu kalo kita bicara kebijakan KTP, tidak semua warga di negara ni yang tidak ber-KTP, jadi penduduk kita tidak pernah valid. Nah dengan adanya e-KTP diharapkan tidak tahu berapa lama itu tergantung dari Pemerintah daerahnya dalam melaksanakan program ini karena sentralistik dan apakah walaupun dengan teknologi canggih adminduk dari kementerian dalam negeri bisa menjangkau walaupun secara teoritis itu mudah, sangat mudah karena kan dengan teknologinya. Jadi kalo data server udah terdata gampang kan. Cuma ya itu kebijakan secara nasional, saya yakin 100% di kota-kota tertentu dengan tanda kutip tidak termasuk yang saya bilang tadi manusia-manusia tidak jelas, oleh negara dianggap tidak jelas walaupun di Undang Undang Dasar dijamin oleh negara tapi orang ini tidak jelas warga mana dan tidak diakui oleh warga. Anak-anak jalanan lahirnya aja gak tahu, gak ada akte kelahirannya. e-KTP belum mampu menjangkau mereka termasuk Jakarta. hehehehe.. tapi itu yang terjadi

Desti : kalo dari kemendagri, apa yang udah dilakukan?Krisbudiardjo : Itu urusan kemensos dalam tanda kutip penanganannya tapi

dalam pelayanan kemendagri itu tergantung usulan dari lurah. Basic dari KTP itu kan dari Kelurahan. Yang terhimpun di pusat, kemedagri tidak bisa menjangkau mereka. Warganya kan warga daerah punya. Pertanyaannya mereka warga desa mana?

Desti : gak tahu pakKrisbudiardjo : Nah itu, orang dia pindah-pindah. Tetapi data mereka tentu

ada di Kementerian Sosial, itu kewenangan Kementerian Sosial. Jumlahnya cukup besar, puluhan ribu.

Desti : Kalo dari segi transparansi data penduduk yang sudah terekam e-KTP, apakah masyarakat mudah mengakses data tersebut?

Krisbudiardjo : Sampe hari ini belum ada data itu. seharusnya sih gampang, bisa dan kalo tidak bisa ehmm.. karena gak pernah ada yang minta ke kita jadi gak pernah kita umumkan. Tapi kalo misalnya ada yang minta, kita sarankan untuk ke ditjen adminduk kemendagri di Kalibata. Tiga kali minta gak dikasih, mereka kita tuntut. Tapi sampe hari ini.. kita ini bergerak kan kalo ada yang minta.

Desti : jadi kasus-kasus yang banyak dikeluhkan itu hanya yang tadi aja pak?

Krisbudiardjo : Iya yang itu saja

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 251: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

238

Universitas Indonesia

Desti : Gak ada yang sampe di advokasi gitu pak?Krisbudiardjo : Kayanya gak ada, apa yang mau di advokasi

Desti : Oohh.. keluhan dari masyarakat misalnya di persulit di Kelurahan gitu ada gak pak?

Krisbudiardjo Gak ada. artinya selama ini kita ninjau di beberapa tempat ya itu tidak pernah terjadi warga yang tidak dilayani, warga ber KTP ya kecuali warga tidak ber KTP, itu banyak. Terutama orang-orang yang kerja di luar kota itu kebanyakan belum daftar e-KTP seperti kerja di batam, singapura. Nah itu kita gak tahu nanti setelah program ini selesai

Desti : kalo keluhan dari masyarakat mengenai adanya pungutan liar dalam pembuatan e-KTP ada tidak pak?

Krisbudiardjo : gak ada. on the track jalan bagus. Pelayanan dalam e-KTP terkecuali alat rusak boleh dibilang tidak ada keluhan. Yang mengeluh adalah ketidaktahuan. Misalnya dia belum mempunyai NIK. Yang belum punya NIK tidak bisa dilayani e-KTP. Nah itu dia harus urus lagi. nah itu yang sering ngamuk-ngamuk. Karena ketidaktahuan. Kan harus punya NIK, banyak loh yang gak punya. Saya aja yang menemui langsung ada 4 orang gak punya NIK. Tapi kalo punya NIK langsung aja. Kan ada dua yang panggilan dan yang gak panggilan. Yang kedua gak panggilan. Kalo punya NIK langsung bisa, tapi kalo gak punya NIK gak bisa. Harus proses dulu dari KTP lama ke KTP baru beberapa hari kemudian baru dipanggil untuk bikin e-KTP. Hehe..

Krisbudiardjo : di Jakarta ada KTP musiman loh, jangan salah ya. Gak tahu ya? Para pekerja malam itu rata-rata KTP nya musiman. KTP musiman itu begini mereka terdata katakanlah di Jakarta jangka waktu enam bulan, dikasih KTP sementara, itu. Itu perda namanya

Desti : Itu kenapa begitu pak?Krisbudiardjo : Ya karena perda nya begitu

Desti : Terus kenapa orang itu gak bikin yang resmi aja yang jangka waktu berlakunya lima tahun?

Krisbudiardjo : Ya karena KTP dia masih di kampung, KTP numpang. Itu ratusan ribu jumlahnya. Saya khawatir yang dimaksud itu. itu banyak terjadi, KTP musiman, nah itu yang nembak

Desti : Jadi kalo KTP itu habis gimana pak?Krisbudiardjo : Ya dia perpanjang lagi. itu makanannya RT-RT di kota.

Ahahahaha.. kalo gak dia ditangkep. Di samarinda, di balik papan sama. Itu kan basicnya seluruh Indonesia. Misalnya warga daerah lebaran di Jakarta dalam waktu yang lama, harus lapor RT, kalo gak bakal ditangkep. Namanya operasi yustisi. Nah diharapkan dengan adanya e-KTP, hal tersebut tidak terjadi karena satu identitas secara nasional. Tidak perlu bikin

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 252: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

239

Universitas Indonesia

KTP setempat lagi. kalo pemerataannya benar. Di Ancol KTP musimannya juga banyak.

Desti : Saran dari gematrappi terhadap program nasional e-KTP ini apa pak?

Krisbudiardjo : Adminduk harus memberikan sosialisasi kepada lembaga terkait dengan perubahan NIK, dari perubahan KTP lama ke NIK. Itu yang belum terlaksana. Seperti perbankan, pertanahan, kepolisian

Transkip Wawancara Warga Kelurahan Ancol (1)

Hari/waktu : Sabtu, 21 April 2012, pukul 10.00 WIB

Desti : Apakah mba sudah melakukan kegiatan perekaman e-KTP?

Warga : Iya ini baru

Desti : Alasan mba kenapa baru datang untuk melakukan kegiatan perekaman sekarang?

Warga : Ehm.. karena sibuk terus ganti-ganti jadwal

Desti : Mba dari RW mana?

Warga : Berapa ya.. ehmm.. RW 01

Desti : Apa yang mba ketahui tentang e-KTP?

Warga : Untuk ke depannya satu KTP semua

Desti : Oohh.. terus menurut mba proses pembuatan e-KTP itu bagaimana?

Warga : Prosesnya cepat

Desti : Mba tahu tidak kegunaan e-KTP?

Warga : Biar datanya lebih akurat

Transkip Wawancara Warga Kelurahan Ancol (2)

Hari/waktu : Sabtu, 21 April 2012, pukul 10.10 WIB

Desti : Apakah bapak sudah melakukan kegiatan perekaman e-KTP?

Warga : Udah, udah lama

Desti : Bapak dari RW berapa?

Warga Saya dari RW 06

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 253: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

240

Universitas Indonesia

Desti : oo.. terus yang bapak ketahui tentang e-KTP apa?

Warga : Ehm.. identitas kita

Desti : Menurut Bapak, proses e-KTP itu bagaimana?

Warga : Susah-susah gampang ya

Desti : Bapak tahu ada program e-KTP dari mana pak?

Warga : Saya tahu melalui undangan

Desti : Menurut bapak ada tidak yang harus diperbaiki dari pelayanan e-KTP ini?

Warga : Gak ada

Transkip Wawancara Warga Kelurahan Ancol (3)

Hari/waktu : Sabtu, 21 April 2012, pukul 10.15 WIB

Desti : Apakah bapak sudah membuat e-KTP?

Warga : Ini baru buat

Desti : Kenapa baru buat sekarang pak?

Warga : Ya karena belum sempat, sibuk

Desti : Bapak dari RW mana?

Warga : RW Ancol.. saya lupa RW berapa

Desti : Yang bapak tahu tentang e-KTP apa pak?

Warga : Ga tau, cuma gantiin KTP, gak ada sesuatu yang lebih baik

Desti : Menurut bapak proses membuat e-KTP ini bagaimana pak?

Warga : Prosesnya lancar

Desti : Sebelum adanya program e-KTP ini, ada pemberitahuan tidak pak di lingkungan tempat tinggal bapak?

Warga : Saya lupa kapan sosialisasinya

Desti : Menurut bapak, ada yang perlu diperbaiki tidak dari pelayanan e-KTP ini?

Warga : Gak ada

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 254: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

241

Universitas Indonesia

Transkip Wawancara Mendalam (4)

Hari/waktu : Sabtu, 21 April 2012, pukul 10.20 WIB

Desti : Apakah ibu sudah membuat e-KTP?

Warga : Ini baru bikin

Desti : Kenapa baru bikin e-KTP sekarang bu?

Warga : Karena baru tahu

Desti : Ibu dari RW mana?

Warga : Mana ya lupa saya..

Desti : Yang ibu ketahui tentang e-KTP apa bu?

Warga : Apa ya? Kurang tahu

Desti : Prosesnya bagaimana bu?

Warga : Baik

Desti Ada tidak bu pemberitahuan sebelum pelaksanaan e-KTP ini?

Warga Aduh lupa saya

Desti Menurut ibu, ada tidak yang perlu diperbaiki dalam pelayanan e-KTP ini?

Warga Gak ada

Transkip Wawancara Warga Kelurahan Ancol (5)

Hari/waktu : Sabtu, 28 April 2012, pukul 09.00 WIB

Desti : apakah bapak sudah melakukan perekaman KTP elektronik?Warga : SudahDesti : kapan pak waktunya melakukan perekaman itu?

Warga : dari.. ehm.. sebulan lebih ya .. udah 2 bulanDesti : oohh berarti pas masa perpanjangan ya pak?

Warga : IyaDesti : ehm.. alasan bapak melakukan perekaman ketika masa perpanjangan e-

KTP ini apa pak?Warga : oo.. lagi sibuk kita sihDesti : bapak dari RW mana pak?

Warga : Ehmm.. di Ancol sih.. di deket mangga dua squareDesti : Yang bapak tahu tentang e-KTP apa pak?

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 255: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

242

Universitas Indonesia

Warga : Apanya?Desti : Iya yang bapak tahu tentang e-KTP itu apa ?

Warga : Bisa buat pakeDesti : Apakah Bapak tahu kegunaan e-KTP?

Warga : Kegunaannya itu buat identitas.. diriDesti : Menurut bapak pelaksanaan e-KTP di Kelurahan ini gimana pak?

Warga : Bagus, cepat,Desti : Harapan bapak terhadap program e-KTP ini apa pak?

Warga : Bagus juga sih, dia identitas semua tahu gitu . jadi ga ada yang ganda.Desti : Selama ini bapak punya berapa identitas?

Warga : SatuDesti : Sebelum pelaksanaan e-KTP, dikasih tahu atau tidak pak sama RT?

Warga : IyaDesti : Terus bapak hadir atau tidak pas pemberitahuan itu?

Warga : Iya datangDesti : Apa saja pak yang dikasih tahu?

Warga : Ya pas kita tu kan ada KTP juga yang reguler, ya kan. Terus ada NIK, , Terus kita pas habis perpanjangnya jadi e-KTP

Desti : Pas pemberitahuan itu, dikasih liat contohnya ga sih pak nanti bentuk e-KTP itu seperti apa?

Warga : Iya dikasih tahuDesti : Menurut bapak, ada ga sih yang perlu diperbaiki dari program e-KTP

ini?Warga : Apa ya.. ehmm.. belum semua lah lapisan masyarakatDesti : Maksudnya pak?

Warga : Iya belum semua lapisan masyarakat, Ya dari kelurahan itu perlu diperbaiki

Transkip Wawancara Warga Kelurahan Ancol (6)Hari/waktu : Sabtu, 21 April 2012, pukul 09.15 WIB

Desti : Yang bapak tahu tentang KTP elektronik apa pak?Warga : Itu kan sebagai pengganti apa ya KTP yang lama kan .. KTP yang

kita pake sehari-hari itu diganti ke elektronik, ga bisa dipalsukanDesti : Apakah bapak tahu tentang kegunaan KTP elektronik?

Warga : KTP elektronik ya ibaratnya seperti ini ya emm identitas diri kita. Ya membantu Pemerintah lah istilahnya untuk ini ya ehmm apa ya. Ini kan nanti bisa ikut pilkada ini. kalo ga ada KTP elektronik kan ga bisa ikut, pemilihan gubernur

Desti : Di lingkungan tempat tinggal bapak, sebelum pelaksanaan KTP elektronik ini ada pemberitahuan ga pak? Kaya dikumpulin gitu?

Warga : Ada, Desti : Yang memberitahu siapa pak?

Warga : RTDesti : Dikasih tahunya gimana pak?

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 256: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

243

Universitas Indonesia

Warga : Ya melalui surat itu, dikasih selebaran gitu lah. diharuskan membuat ini KTP elektonik

Desti : Terus ada warga yang keberatan gitu ga sih pak?Warga : Tapi saya warga ga keberatan, karena membantu kita juga. Desti : Terus dikasih tahu ga pak KTP elektronik itu nanti seperti apa

bentuknya?Warga : Belum. Hanya disuruh membuat ajaDesti : Terus menurut bapak pelaksanaan e-KTP gimana pak?

Warga Ga ribet. Kan kita udah membuat itu kan udah membuat. Saya hari ini disuruh dateng, disuruh foto

Desti Dikasih tahu ga pak e-KTP itu dicetaknya kapan?Warga Ya.. katanya paling-paling 2 mingguDesti Harapan bapak terhadap program KTP elektronik apa pak?

Warga Ya sangat bagus. Kita kan sebagai warga negara Indonesia ya harus mempunyai kartu identitas, menunjang program Pemerintah, yak an Pemerintah nyuruh gitu, kita ikutin gitu. Ini kan demi kebaikan warga.

Transkip Wawancara Warga Kelurahan Ancol (7)

Hari/waktu : Sabtu, 28 April 2012, pukul 09.20 WIB

Desti : Bapak berasal dari RW berapa?Warga : RT 011 RW 08Desti : Apakah bapak sudah melakukan perekaman e-KTP?Warga : Ehmm.. waktu itu saya udah dapet suratnya tapi belom sempet

waktunya. Kebetulan juga abis perpanjang KTP krn udah abis masa berlakunya.

Desti : Oohh.. begitu pak. Ehhmm yang bapak tahu tentang e-KTP itu apa sih pak?

Warga : Ya katanya kalo e-KTP itu istilahnya sifatnya nasional, jadi untuk ehm.. di daerah gak bisa digandakan.

Desti : Di tempat tinggal bapak, ada pemberitahuan atau tidak pak sebelum pelaksanaan e-KTP ini?

Warga : Ada tapi kita gak datengDesti : Menurut bapak, bagaimana pelaksanaan e-KTP ini?Warga : Kalo buatnya sih ga ribet, cuman yg saya tahu selama ini yang udah

pada daftar, itu belom pada dapet. Begitu katanya Desti : Harapan bapak dengan program e-KTP ini apa pak?Warga : Semoga semua rakyat itu diperhatikan gitu, jangan dipersulit aja gitu.

Hehe..

Transkip Wawancara Kelurahan Ancol (8)

Hari/waktu : Sabtu, 28 April 2012, pukul 09.30 WIB

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 257: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

244

Universitas Indonesia

Desti : Apakah ibu sudah melakukan perekaman e-KTPWarga : Iya udah, kan penutupan tanggal 30Desti : Tepatnya kapan bu?

Warga : Lama kali yaDesti : Pas awal pelaksanaan atau pas masa perpanjangan?

Warga : Gak pas awal-awal, soalnya dari kampung juga kan. Ehmm.. maret kayanya

Desti : Ibu dari RW berapa?Warga : RW 08Desti : Sebelum ada e-KTP, ada pemberitahuan

Warga : AdaDesti : Dalam pemberitahuan itu dikasih taunya apa aja bu?

Warga : Suruh ke kelurahan, fotokopi KK sama KTP, terus foto gituDesti : Ohh begitu ya bu.. terus yang ibu tahu tentang e-KTP itu apa

sih?Warga : Apa ya.. hehe.. KTP Nasional nanti, bisa dipake dimana aja, terus

udah apa sih namanya lebih canggih deh dari KTP biasa. Kalo KTP biasa kan bisa palsu-palsu dikit, kalo e-KTP mungkin akan lebih susah gitu. Jadi data berapa warga Indonesia kali gitu.. hehe

Desti : Terus ketika ada pemberitahuan tentang e-KTP, dikasih tahu gak bu kegunaan e-KTP itu apa?

Warga : Lupa.. udah pikunDesti : Terus ketika ibu datang untuk melakukan perekaman, itu nagntri

apa gak?Warga : Gak. Hari minggu kesininyaDesti : Kenapa memilih hari minggu bu?

Warga : Karena sehari-harinya kerjaDesti : Menurut ibu proses e-KTP gimana?

Warga : Prosesnya gampang Desti : Terus kalo dari segi alatnya gimana bu?

Warga : Termasuk canggihDesti : Menurut ibu, hambatan pelaksanaan e-KTP ini apa?

Warga : Ehmm apa ya, ga ada sih. Paling orang-orangnya aja yang pada males, suka menunda-nunda, itu doang. Orang cepet, pas hari minggu itu juga langsung selesai

Desti : Harapan ibu terhadap program e-KTP ini apa bu?Warga : Ya itu aja biar ga gampang dipalsuin identitas.. hehe

Transkip Wawancara Warga Kelurahan Ancol (9)

Hari/waktu : Sabtu, 28 April 2012, pukul 09.40 WIB

Desti : Apakah mba sudah membuat e-KTP?Warga : Ini baruDesti Kenapa baru bikin mba?

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 258: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

245

Universitas Indonesia

Warga Karena baru bikin KTP regulerDesti Mba tinggal di RW dimana?

Warga : Di RT berapa ya.. ehmm.. RT 013 RW 05Desti Ooh.. yang deket WTC mangga dua ya?

Warga IyaDesti : Yang mba tahu tentang e-KTP ini apa mba?

Warga : Hehe.. kurang tahuDesti : Sebelum pelaksanaan e-KTP, ada pemberitahuan gak dari RT?

Warga : AdaDesti : Dikumpulin gitu warganya?

Warga : Gak tahu sih, waktu itu saya pulang ke banjar. Makanya ini baru datang abis itu besok pergi lagi

Desti : Menurut mba, pelaksanaan e-KTP di kelurahan ini gimana mba?Warga : Gak susah sihDesti : Ada saran gak mba untuk pelaksanaan e-KTP di Kelurahan ini?

Warga : Gak adaDesti : Harapan mba dengan adanya program e-KTP apa ?

Warga : Ya semoga identitas semakin jelasTranskip Wawancara Warga Kelurahan Ancol (10)

Hari/waktu : Sabtu, 28 April 2012, pukul 09.50 WIB

Desti : Apakah ibu sudah membuat e-KTP?

Warga : Udah

Desti : Kapan bu membuatnya?

Warga : Udah lama, ehmm.. pas awal-awal tuh

Desti : Apa yang ibu ketahui tentang e-KTP?

Warga : Gak tahu, KTP bagus sih sebenernya..

Desti : Sebelum program e-KTP dilaksanakan, ada pemberitahuan tidak bu di sekitar tempat tinggal ibu?

Warga : Dari dalam negeri,

Desti : Menurut ibu, pelaksanaan e-KTP bagaimana bu?

Warga : Lumayan lancar

Desti : Menurut Ibu, ada yang perlu diperbaiki tidak bu dari pelayanan e-KTP?

Warga : Lama

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 259: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

246

Universitas Indonesia

Desti : Apa harapan ibu terhadap e-KTP ini?

Warga : Gak ribet, mudah-mudahan dengan cara gini gak ada KTP double-double lagi

Transkip Wawancara Warga Kelurahan Ancol (11)

Hari/Waktu : Sabtu, 28 April 2012, Pukul 10.15 WIB

Desti : Apakah bapak sudah membuat e-KTP?

Warga : Ini baru bikin

Desti : Apa yang membuat bapak baru membuat e-KTP?

Warga : Karena kesibukan

Desti : Apa yang bapak ketahui tentang e-KTP?

Warga : Untuk menggantikan KTP lama dan untuk penyeragaman

Desti : Sebelum ada program e-KTP ini, ada pemberitahuan tidak pak dari RT atau RW?

Warga : Ada

Desti : Bentuknya seperti apa pak pemberitahuannya?

Warga : Melalui undangan aja, gak di kumpulin di RW

Desti : Menurut bapak, bagaimana pelaksanaan e-KTP di Kelurahan ini?

Warga : Pelaksanaannya bagus

Desti : Apa harapan bapak terhadap program e-KTP ini?

Warga : Gak ada harapan, cuma ngikutin Pemerintah aja

Transkip Wawancara Warga Kelurahan Ancol (12)

Hari/waktu : Sabtu, 28 April 2012, pukul 10.00 WIB

Desti : Apakah mba sudah membuat e-KTP?

Warga : Ini baru buat

Desti : Kenapa baru buat e-KTP mba?

Warga : Sebenernya udah tahu, tapi belum ada surat panggilan

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 260: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

247

Universitas Indonesia

Desti : Apa yang mba ketahui tentang e-KTP?

Warga : KTP baru yang dibentuk sama Pemerintah

Desti : Sebelum pelaksanaan e-KTP, ada pemberitahuan tidak mba di sekitar tempat tinggal mba?

Warga : Sosialisasinya kurang, gak semua orang tahu

Desti : Menurut mba, proses pembuatan e-KTP bagaimana?

Warga : Prosesnya lancar, persyaratannya ribet

Desti : Apa harapan mba terhadap program e-KTP?

Warga : Harapannya biar jakarta sepi dari orang-orang pendatang karena jakarta rame, terus biar aman dan gak di palsuin

Transkip Wawancara Warga Kelurahan Ancol (13)

Hari/waktu : Sabtu, 28 April 2012, pukul 10.10 WIB

Desti : Apakah Bapak sudah membuat e-KTP?

Warga : Udah

Desti : Kapan lebih tepatnya bapak melakukan perekaman e-KTP?

Warga : Ehm.. pas masa perpanjangan sih kayaknya. Saya ini baru pindah, sebelum e-KTP ini di penjaringan. KTP istri saya di tambora, saya di penjaringan, tapi pas e-KTP nama saya ada di Ancol

Desti : Oohh.. apa yang bapak ketahui tentang e-KTP?

Warga : e-KTP ini untuk menghindari KTP ganda

Desti Menurut bapak, pemberitahuan tentang pelaksanaan e-KTP ini bagaimana pak?

Warga Agak kurang ya

Desti : Menurut Bapak, pelayanan e-KTP di Kelurahan ini bagaimana pak?

Warga : Pelayanan di Kelurahan ini agak kurang ya. Masa kita nunggu giliran buat bikin e-KTP berdiri. Harusnya kursinya ditambah. Terus dibikin line seperti kalo kita mengantri di bank itu ya biar jelas yang dateng duluan, dipanggilnya duluan. Perlu juga dipasang kipas angin, kan gerah juga kalo nunggu

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 261: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

248

Universitas Indonesia

Desti : Apa harapan bapak dengan program e-KTP ini?

Warga : Kalo saya terus terang pesimis dengan program ini, bisa tercapai atau gak

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012

Page 262: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356031-S-Destiani Afriana.pdf · Sidik Jari (Finger Print) Dan Foto Yang Dilakukan Oleh Tenaga Operator e-KTP 97

171

Universitas Indonesia

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Destiani Afriana

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Desember 1990

Alamat : Jln. K. S. Tubun No. 6 RT 006/01 Kel. Kota

Bambu Selatan, Kec. Palmerah Jakarta Barat

11420

Nomor Telepon, Surat Elektronik : 085710378677, [email protected]

Nama Orang Tua :

Ayah : Arief Ginaryoko

Ibu : Ikah Djuhriah

Riwayat Pendidikan Formal:

SD : SDN Kota Bambu 05 Pagi (1996-2002)

SMP : SMPN 61 Jakarta Barat (2002-2005)

SMA : SMAN 35 Jakarta Pusat (2005-2008)

S1 : Ilmu Administrasi Negara FISIP UI (2008-2012)

Faktor-faktor yang..., Destiani Afriana, FISIP UI, 2012