li sgd 1 blok 10.docx

1
1.Mekanisme berkemih Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria ( kandung kemih ). Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi 250-450 cc (pada orang dewasa) dan 200-250 cc ( pada anak- anak) . Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat menimbulkan rangsangan pada saraf-saraf di dinding vesika urinaria.Kemudian rangsangan tersebut di teruskan melalui medula spinalis ke pusat pengontrol berkemih yang terdapat di korteks serebral.Selanjutnya otak memberikan impuls/rangsangan melalui medula spinalis ke neuromotoris di daerah sakral,kemudian terjadi koneksasi otot detrusor dan relaksasi otot sphincer internal.Urin di lepaskan dari vesika urinaria , tetapi masih tertahan sphincter eksternal.Jika waktu dan tempat memungkinkan , akan menyebabkan relaksasi sphincter eksternal dan urine kemungkinan di keluarkan ( berkemih ) . Sumber : Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan ed.2 Oleh A. Aziz Alimul 2.Sebutkan farmakologi dari penyakit retansi urin Alfuzosin dilisensikan untuk penggunaan bagi pasien usia >65 tahun yang dikateterisasi, untuk membantu pengeluaran urin selama TWOC. Digunakan 10 mg/hari (setelah makan, sebagai sediaan lepas lambat) sejak hari pertama kateterisasi, dilanjutkan 2‐3 hari selama katerisasi dan 1 hari setelah kateter dilepas. Penggunaan lebih dari 4 hari atau penggunaan pada pasien <65 tahun tidak bermanfaat. sumber : Charlotte Battersby and Kevin Thomas, 2007; terjemahan .Diana Lyrawati,2008. 3.

Transcript of li sgd 1 blok 10.docx

Page 1: li sgd 1 blok 10.docx

1.Mekanisme berkemih

Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria ( kandung kemih ). Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi 250-450 cc (pada orang dewasa) dan 200-250 cc ( pada anak- anak) .

Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat menimbulkan rangsangan pada saraf-saraf di dinding vesika urinaria.Kemudian rangsangan tersebut di teruskan melalui medula spinalis ke pusat pengontrol berkemih yang terdapat di korteks serebral.Selanjutnya otak memberikan impuls/rangsangan melalui medula spinalis ke neuromotoris di daerah sakral,kemudian terjadi koneksasi otot detrusor dan relaksasi otot sphincer internal.Urin di lepaskan dari vesika urinaria , tetapi masih tertahan sphincter eksternal.Jika waktu dan tempat memungkinkan , akan menyebabkan relaksasi sphincter eksternal dan urine kemungkinan di keluarkan ( berkemih ) .

Sumber : Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan ed.2 Oleh A. Aziz Alimul

2.Sebutkan farmakologi dari penyakit retansi urin

Alfuzosin dilisensikan untuk penggunaan bagi pasien usia >65 tahun yang dikateterisasi, untuk

membantu pengeluaran urin selama TWOC. Digunakan 10 mg/hari (setelah makan, sebagai sediaan

lepas lambat) sejak hari pertama kateterisasi, dilanjutkan 2‐3 hari selama katerisasi dan 1 hari setelah

kateter dilepas. Penggunaan lebih dari 4 hari atau penggunaan pada pasien <65 tahun tidak

bermanfaat. sumber : Charlotte Battersby and Kevin Thomas, 2007; terjemahan .Diana Lyrawati,2008.

3.