LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

28
LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi LO 1.1 Biologi pergerakan gigi LO 1.2 Mekanika pergerakan gigi Jenis & biomekanik pergerakan gigi alat ortodonti lainnya 1) Pergerakan Tipping Pergerakan Tipping Pergerakan tipping ialah pergerakan gigi dimana gigi yang miring dapat ditegakkan dan gigi yang tegak dapat dimiringkan untuk mendapatkan hasil yang baik juga oklusi yang harmonis sesuai dengan bentuk lengkung gigi. Tipe pergerakan ini merupakan yang paling sederhana dan mudah dilakukan. Tekanan ortodonti diaplikasikan pada satu titik di mahkota gigi yang menyebabkan gigi miring menjauhi arah tekanan. Mahkota gigi bergerak searah dengan gaya sedangkan apeks gigi bergerak dalam arah yang berlawanan. Bila gerakan tipping terjadi, ligamen periodontal akan tertekan tetapi tidak remuk. Pembuluh darah masih vital dalam waktu 24-48 jam setelah pemberian tekanan ortodonti, osteoklas terlihat sepanjang permukaan tulang dan terjadi resorpsi tulang pada sisi tekanan dan deposisi pada sisi tegangan. 2) Pergerakan Rotasi Pergerakan rotasi adalah gerakan gigi berputar di sekeliling sumbu panjangnya. Rotasi merupakan suatu penjangkaran gigi yang paling rumit dilakukan dan sukar

Transcript of LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

Page 1: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi

LO 1.1 Biologi pergerakan gigi

LO 1.2 Mekanika pergerakan gigi

Jenis & biomekanik pergerakan gigi alat ortodonti lainnya1) Pergerakan Tipping

Pergerakan Tipping Pergerakan tipping ialah pergerakan gigi dimana gigi yang miring dapat ditegakkan dan gigi yang tegak dapat dimiringkan untuk mendapatkan hasil yang baik juga oklusi yang harmonis sesuai dengan bentuk lengkung gigi. Tipe pergerakan ini merupakan yang paling sederhana dan mudah dilakukan.

Tekanan ortodonti diaplikasikan pada satu titik di mahkota gigi yang menyebabkan gigi miring menjauhi arah tekanan. Mahkota gigi bergerak searah dengan gaya sedangkan apeks gigi bergerak dalam arah yang berlawanan.

Bila gerakan tipping terjadi, ligamen periodontal akan tertekan tetapi tidak remuk. Pembuluh darah masih vital dalam waktu 24-48 jam setelah pemberian tekanan ortodonti, osteoklas terlihat sepanjang permukaan tulang dan terjadi resorpsi tulang pada sisi tekanan dan deposisi pada sisi tegangan.

2) Pergerakan RotasiPergerakan rotasi adalah gerakan gigi berputar di sekeliling sumbu panjangnya. Rotasi merupakan suatu penjangkaran gigi yang paling rumit dilakukan dan sukar untuk dipertahankan. Rotasi gigi dalam soketnya membutuhkan aplikasi tekanan ganda. Pergerakan rotasi ini dapat diperoleh dengan memberikan kekuatan pada satu titik dari mahkota dan stop untuk mencegah bergeraknya bagian mahkota yang lain.

Pada pergerakan rotasi kecendrungan untuk relaps lebih besar, ini disebabkan karena serat-serat yang melekatkan gigi ke tulang menjadi sangat mudah terorganisasi kembali selama dan sesudah pergerakan gigi, serat-serat yang menyatukan gigi dengan jaringan gingival masih utuh, hanya mengalami distorsi selama pergerakan gigi dan kebanyakan serat-serat gingival tersebut meregang.

Page 2: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

3) Pergerakan BodiliBodili adalah pergerakan translasi menyeluruh dari sebuah gigi ke posisi yang baru, dengan semua bagian dari gigi bergerak dalam jumlah yang setara. Tekanan harus diaplikasikan pada daerah mahkota yang lebar dan setiap pergerakan tilting harus dibatasi. Pergerakan bodily mengakibatkan resorpsi tulang terjadi pada daerah tekanan dan pembentukan tulang terjadi pada daerah tarikan.

4)Pergerakan torque Pergerakan torque adalah pergerakan akar gigi dengan hanya sedikit pergerakan mahkota. Pergerakan torque mengakibatkan pada daerah tekanan akan terjadi resorpsi

Page 3: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

jaringan dan pada daerah tarikan terjadi aposisi yang menyebabkan gigi miring disekitar apeksnya.

5)Pergerakan vertikal Pergerakan vertikal ada dua jenis yaitu pergerakan ekstrusi dan intrusi dimana kedua pergerakan ini memperoleh kekuatan dengan arah yang berlawanan. Ekstrusi adalah pergerakan gigi keluar dari alveolus dimana akar mengikuti mahkota. Ekstrusi gigi dari soketnya dapat terjadi tanpa resorpsi dan deposisi tulang yang dibutuhkan untuk pembentukan kembali dari mekanisme pendukung gigi. Pada umumnya pergerakan ekstrusi mengakibatkan tarikan pada seluruh struktur pendukung.Intrusi adalah pergerakan gigi secara vertikal kedalam alveolus. Intrusi gigi menyebabkan resorpsi tulang, terutama di sekitar apeks gigi. Dalam pergerakan ini, terjadi daerah tekanan pada seluruh struktur jaringan pendukung, tanpa adanya daerah tarikan.

Page 4: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

(Siti.2004.Pergerakan gigi dalam bidang ortodonsia dengan alat cekat.Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara)

LO 1.3 Penjangkaran pergerakan gigi

PenjangkaranPergerakan sebuah gigi maupun sekelompok gigi secara ortodonti terjadi akibat penerapan gaya yang disalurkan oleh komponen aktif, seperti pegas, busur kawat, elastik, atau sekrup ekspansi. Ketika gigi-gigi digerakkan maka gaya reaksi akan disalurkan melalui alat sehingga cenderung menghasilkan pergerakan gigi-gigi lain ke arah yang berlawanan. Keadaan ini sesuai dengan Hukum Newton ke-3 yang

Page 5: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

mengatakan bahwa setiap aksi menghasilkan reaksi yang besarnya sama dan berlawanan arah. Masalahnya adalah bagaimana menghindari efek merugikan dari gaya-gaya yang berlawanan tersebut, karena tujuan yang diharapkan dari suatu perawatan adalah menggerakkan gigi yang dikehendakisementara struktur lain tidak bergerak.Kemampuan bertahan terhadap gaya yang dihasilkan oleh komponen aktif disebut penjangkaran. Pengontrolan penjangkaran ditujukan untuk sebanyak mungkin menghasilkanpergerakan gigi yang diinginkan sementara gerakan gigi yang tidak diharapkan dapat ditahanatau diupayakan sekecil mungkin. Penjangkaran dapat diperoleh secara intra oral maupun ekstra oral, namun penjangkaran intra oral lebih umum digunakan pada alat lepasan.

Penjangkaran intra oralPenjangkaran intra oral ada dua macam, yaitu penjangkaran intramaksiler dan intermaksiler. Penjangkaran intramaksiler diperoleh dari lengkung rahang yang sama. Penjangkaran jenis ini adalah yang sering dipilih dalam pemakaian alat lepasan aktif. Penjangkaran intermaksiler menggunakan lengkung rahang lawan untuk memperoleh penjangkaran. Penjangkaran jenis ini biasa digunakan pada perawatan menggunakan alat fungsional dan alat cekat, tetapi sulit untuk diterapkan pada pemakaian alat lepasan untuk pergerakkan aktif gigi karena cenderung akan melepaskan alat.Penjangkaran intramaksiler dapat diperoleh dari gigi-gigi yang dijadikan sandaran cangkolan atau gigi-gigi yang tertahan pada tempatnya oleh busur labial, pelat landasan yang beradaptasi baik dengan palatum dan dengan permukaan gigi yang tidak digerakkan, serta interdigitasi antara gigi-gigi rahang atas dengan rahang bawah.Penjangkaran intermaksiler dapat diperoleh pada penggunaan alat lepasan yang dikombinasikan dengan alat cekat pada salah satu rahangnya. Salah satu contoh kasus adalah pada maloklusi kelas II dengan susunan gigi rahang bawah yang baik. Pada rahang bawah digunakan alat lepasan dengan ditambahkan hook pada cangkolan di gigi molarnya untuk mengaitkan elastik intermaksiler sehingga menghasilkan tarikan bagi segmen anterior dari alat cekat yang dipasang pada rahang atas. Pada kasus maloklusi kelas III, alat lepasan pada rahang atas bisa digunakan untuk menghasilkan traksi kelas III, dan bisa juga digunakan alat ekspansi untuk proklinasi segmen insisif.

Page 6: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

Penjangkaran ekstra oralPenjangkaran ekstra oral dapat digunakan untuk memperkuat penjangkaran intra oral, namun bisa juga sebagai sumber utama penjangkaran, misalnya untuk retraksi segmen bukal. Gaya ekstra oral bergantung pada elastisitas dari elastik penghubung yang terdapat pada headgear. Penjangkaran ekstra oral dapat diperoleh dengan menggunakan headgear, bisa berupa headcap atau high pull headgear. Penghubung antara headgear dengan alat lepasan adalah facebow atau ‘J’ hooks.

Pemakaian headgearHeadgear yang digunakan adalah jenis headcap atau high pull headgear. Pada saat memasang headcap, tinggi kaitan elastik bisa diatur sehingga menghasilkan arah gaya yang diinginkan. Arah tarikan harus horisontal (penjangkaran occipital) atau bisa juga dibuat sedikit lebih tinggi untuk menambah retensi. Komponen gaya ke arah bawah harus dihindari karena menyebabkan alat lepasan cenderung lepas.Penghubung antara headgear dengan alat lepasan dapat menggunakan face bow atau ‘J’hook dengan alat traksi ekstra oral. Facebow dipasang ke dalam tube yang disolder pada bagian atas jembatan cangkolan di gigi premolar atau molar. Walaupun facebow dijual di pasaran dengan ukuran yang bervariasi, pada saat pemasangan tetap harus disesuaikan lagi sehingga mudah dimasukkan ke dalam tube. Bisa juga digunakan band untuk memasang tube facebow sekaligus cangkolan dari alat lepasan, namun cangkolan yang digunakan bukan Adam tetapi cangkolan flyover. Inner bow harus sesuai dengan bentuk dan panjang lengkung gigi. Inner bow diletakkan beberapa milimeter dari gigi insisif dan setinggi garis bibir aktif. Selama perawatan, loop ‘U’ mungkin perlu disesuaikan lagi untuk mengatur panjang inner bow. Outer bow terletak sedekat mungkin dengan bibir dan pipi namun tidak bersentuhan, letak hook untuk sangkutan elastik adalah setinggi permukaan mesial molar pertama, sekitar 4 cm di depan hook dari headcap. Apabila headgear dipakai bersama-sama dengan alat cekat, tinggi dan panjang outer bow menentukan vektor gaya yang diaplikasikan pada gigi-gigi dan mempengaruhi gerakan yang dihasilkan, namun pemasangan pada alat lepasan semata-mata agar arah tarikan tidak mengakibatkan alat mudah lepas.

Page 7: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

‘J’ hook merupakan alternatif penghubung antara alat traksi ekstra oral dengan alat lepasan. Alat ini disolder pada cangkolan yang terletak pada gigi insisif atau kaninus atas. Pada perawatan menggunakan alat cekat, ‘J’ hook digunakan untuk intrusi segmen labial atas, namun pada perawatan dengan alat lepasan hasilnya belum diketahui.

Tegangan elastik diperlukan untuk menyeimbangkan gaya yang timbul saat gaya dari komponen aktif diaplikasikan. Besar gaya yang digunakan tiap sisi untuk penguat penjangkaran mulai dari 150 gram hingga 200 gram dan untuk distalisasi segmen bukal mulai 400 gram hingga 500 gr. Gaya bisa diukur menggunakan tension gauge atau correx spring gauge.Jika periode awal perawatan dengan alat ekstra oral sebagai penguat penjangkaran telah selesai, penggunaannya dapat dikurangi menjadi malam hari saja, yaitu pada saat tidur. Apabila tidak diharapkan terjadi anchorage loss, maka penggunaan headgear selama 10 hingga 12 jam per hari. Untuk retraks i aktif segmen bukal, penggunaannya selama 12 hingga 14 jam per hari.Ketika memperagakan cara pemasangan alat ekstra oral kepada pasien dan orang tuanya, kita harus menjelaskan bahwa facebow atau alat traksi ekstra oral kemungkinan bisa terpental ke luar mulut. Keadaan ini bisa terjadi apabila pada saat melepas facebow, elastic penghubungnya masih terpasang pada headcap, biasanya karena pasien lupa atau kadang-kadang terlepas pada saat bermain.

Page 8: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

Target waktu pemakaian headgear sebaiknya dicapai secara bertahap. Selama dua minggu pertama, biasanya pasien diminta untuk memakai headgear di sore hari. Apabila pasien dapat melaluinya dengan baik, maka dianjurkan untuk menambah waktu pemakaian, yaitu pada saat tidur. Headgear harus diperiksa pada setiap kunjungan dan pasien harus ditanya apakah selama tidur alatnya pernah lepas. Penyebab lepasnya alat harus segera dicari dan diatasi, jika tidak maka pasien tidak akan mau memakai alatnya pada saat tidur. Keterangan mengenai penyesuaian dan pemeriksaan headgear pada setiap kunjungan harus dicatat dalam rekaman medik pasien.

Merencanakan penjangkaran pada alat lepasanPenjangkaran bisa dihasilkan secara intra oral, ekstra oral, atau keduanya. Penjangkaran ekstra oral memiliki potensi keberhasilan yang besar jika digunakan pada pasien yang kooperatif, namun penampilan alat ini tidak disukai pasien dan tidak nyaman pada saat digunakan. Penjangkaran intra oral lebih bisa diterima oleh pasien, namun kemampuan menjangkarnya sangat terbatas.Penjangkaran akan lebih baik jika dipersiapkan sejak awal dibandingkan apabila sudah terjadi anchorage loss. Jika penjangkaran ekstra oral digunakan sejak awal perawatan, sebaiknya dinilai apakah pasien sanggup untuk mematuhi waktu pemakaian, sebelum tahap rencana perawatan berikutnya dilanjutkan. Jika ragu terhadap nilai penjangkaran yang dihasilkan, maka nilai penjangkaran harus dievalusi pada setiap kunjungan. Operator harus selalu memperhatikan pergerakan gigi yang terjadi dan membandingkannya dengan keadaan sebelum perawatan.Pada prakteknya, sangat sulit untuk menentukan nilai penjangkar secara akurat. Hal-hal mendasar yang menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan nilai penjangkaran adalah besar gaya yang digunakan, tekanan yang disalurkan pada membran periodontal, morfologi akar, ruangan yang tersedia, dan struktur jaringan di sekitar gigi.

(Isaacson K G, Muir J D, Reed R T. Removable orthodontic appliances. Singapore:Elsevier. 2002: 1-2, 39-46, 93-7)

Page 9: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

LI 2 Memahami dan Menjelaskan Perawatan Non-invasif(CPP-ACP)

1.1 FluoridasiTujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi kimia : Ca10(PO4)6(OH)2+F → Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi. Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut. Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam.Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan telah terbuktimenghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara :1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor 2. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor 3. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor1. Topikal Aplikasi Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur.2. Pasta gigi fluor Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies. Akan tetapi pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masih belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi). 3.Obat kumur dengan fluor Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%. Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi atau selama terjadi kenaikan karies (Angela, 2005). Berkumur fluor diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam tahun karena telah mampu berkumur dengan baik dan orang dewasa yang mudah terserang karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat ortho.Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor meliputi : A. Indikasi 1.pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi 2.gigi dengan permukaan akar yang terbuka 3.gigi yang sensitif 4.anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh:Down syndrome) 5.pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik

Page 10: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

B. Kontraindikasi 1. pasien anak dengan resiko karies rendah 2. pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor 3. ada kavitas besar yang terbuka

(Herdiyanti.2010.Penggunaan flour dalam kedokteran gigi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Bandung : Padjajaran)

1.2 CPP-ACP

CPP-ACP merupakan singkatan dari Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate atau yang lebih dikenal dengan kompleks fosfopeptida kasein dan kalsium fosfat amorf. Konsep dari CPP-ACP sebagai agen remineralisasi pertama kali diungkapkan pada tahun 1998. Beberapa studi telah membuktikan bahwa CPP-ACP merupakan suatu bahan yang dapat menghambat aktivitas kariogenik setelah dilakukan penelitian di laboratorium, pada hewan maupun manusia dalam percobaan secara in situ.¬ Oleh karena itu CPP-ACP ini telah diperkenalkan sebagai salah satu bahan dalam bidang kedokteran gigi yang berasal dari produk derivat kasein dan juga merupakan alat baru untuk melawan penyakit karies. (Johansson,2002)

Fosfopeptida kasein (CPP) adalah kelompok peptida yang berasal dari kasein, bagian dari protein yang terjadi secara alami dalam susu. Susu adalah makanan protein yang sangat baik dalam menyediakan asam amino esensial dan nitrogen organik untuk manusia dan hewan dari segala usia. Susu juga mengandung faktor yang memiliki sifat antikariogenik : kalsium, fosfat, kasein, dan lipid. Produk susu mulai diakui di akhir 1950-an sebagai kelompok makanan yang efektif dalam mencegah karies gigi. (Johansson,2002)

CCP dianggap memiliki bioavailabilitas kalsium yang tinggi dan memiliki kemampuan dalam menstabilkan kalsium dan fosfat pada saliva serta mengikat plak pada permukaan gigi. Hal ini dikarenakan ikatan CPP yang mampu menjaga kalsium dan fosfat pada saliva tetap dalam keadaan amorf non-kristalin yang artinya stabil, kemudian ion kalsium dan fosfat dapat dengan mudah beradhesi ke enamel gigi sehingga terbukti mengurangi risiko demineralisasi enamel dan membantu proses remineralisasi email gigi. (Johansson,2002)

Kandungan CPP-ACPFosfopeptida kasein (CCP) yang mengandung kelompok urutan Ser(p)-Ser(p)-Ser(p)-Glu-Glu memiliki kemampuan signifikan untuk membuat stabilisasi kalsium fosfat amorf (ACP) dalam larutan yang bersifat metastabil. Melalui beberapa residu fosfoseril, CPP berikatan dengan bentuk kelompok ACP nano yang mencegah perkembangan bakteri pada ukuran kritis yang dibutuhkan untuk nukleasi dan fase transformasi. CPP dapat menstabilisasi kalsium fosfat lebih dari 100 kali dibandingkan yang dapat dilakukan secara normal dalam larutan cair. (Johansson,2002)CPP yang merupakan derivat dari protein casein, dimana casein memberikan beberapa manfaat lain seperti membantu respon imun, meningkatkan resistensi terhadap patahogen, mengrurangi bakteri lain yang dapat merugikan tubuh, menjaga keseimbangan mikroba di usus, meningkatkan kinerja system pencernaan dan penyerapan makanan. Beberapa studi menunjukkan bahwa casein juga memiliki pengaruh dalam ekologi rongga mulut. Asidogenik Lactobacillus dan Bifidobacteria berkaitan erat dengan proses karies. Terdapat penelitian di Finlandia yang menunjukkan

Page 11: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

bahwa terdapat peningkatan kesehatan gigi dan penurunan jumlah Streptococcus mutans pada anak-anak sekolah yang mengkonsumsi produk olahan berupa casein. Bahkan beberapa memiliki efek positif dalam mengurangi jumlah Streptococcus mutans di saliva rongga mulut manusia. (Johansson,2002)

Peranan CPP-ACP Pada Gigi1. CPP-ACP membantu proses remineralisasi enamel gigi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kargul B. bertempat di Universitas Marmara, Turkey dimana menguji efektisivitas dari pasta yang mengadung bahan CPP-ACP dengan kadar 10% terhadap kekasaran permukaan dari enamel secara in vitro. Dan hasil dari penilitian tersebut mengungkapkan bahwa 10% CPP-ACP mempunyai efek positif terhadap remineralisasi email. Dimana mekanisme antikariogenik yang dihasilan oleh CPP-ACP adalah merupakan suatu proses terlokalisasinya ion kalsium dan fosfat pada permukaan gigi, sehingga menjaga berlangsungnya proses buffer oleh saliva. Oleh karena itu hal ini membantu untuk mempertahankan keadaan netral pada email gigi, yang kemudian akan menurunkan proses demineralisasi, dan meningkatkan remineralisasi. (Johansson,2002)

2. CPP-ACP membantu mereduksi aktivitas karies.Selain meningkatkan kadar konsentrasi kalsium dan fosfor pada saliva guna membantu proses remineralisasi. Pada tahun 1980an, Reynold menarik perhatian dengan mengungkapkan fakta bahwa kalsium fosfat amorf kasein fosfopeptida, yang merupakan salah satu produk dari kasein susu, mampu masuk ke dalam permukaan email dan mempengaruhi proses karies. Sesuai dengan gambar II.1 ketika CPP-ACP diaplikasikan pada permukaan gigi maka CPP-ACP akan menghasilkan k-casien, b-casein serta ikatan nano-kompleks yang akan bertindak sebagai barrier penghalang dalam mencegah perlekatan dari Sterptococcus mutans. (Johansson,2002)

CPP-ACP menghalangi perlekatan dari bakteri Streptococcus mutans.5 Sumber: Ingegerd, Johansson, Milk and dairy products: possible effect on dental health. Scand J Nutr. 2002; 46(3):120

Penelitian yang dilakukan pada hewan, dimana 0.5% mg/ml larutan dari CPP-ACP nanokompleks diibaratkan setara dengan 500ppm larutan fluoride dapat mereduksi

Page 12: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

aktivitas karies. Larutan CPP-ACP ini diaplikasikan 2 kali sehari pada permukaan gigi tikus yang sebelumnnya sudah diinjeksikan bakteri Streptococcus sobrinus, yang merupakan bakteri penyebab karies pada manusia. Secara signifikan mampu mengurangi aktivitas karies dengan 0.1% mg/ml CPP-ACP mereduksi sebesar 14% . Sedangkan pada kadar 1% mg/ml CPP-ACP mereduksi sebesar 55% aktivitas karies. (Johansson,2002)

Kegunaan CPP-ACPSelain pada kemampuan CPP-ACP dalam membantu proses remineralisasi pada email gigi serta kemampuannya dalam mereduksi perlekatan bakteri, dalam bidang kedokteran gigi CPP-ACP juga memiliki kegunaan lain, seperti: (Johansson,2002)a. CPP-ACP dalam bentuk sedian pasta dapat memperbaiki keseimbangan mineral didalam lingkungan mulut.b. Memberi perlindugan extra terhadap gigi.c. Membantu menetralisir asam dari bakteri asidogenik dalam plak dan sumber asam internal dan external lain.d. Terdapat dalam kemasan berbagai rasa dan membuat permukaan gigi lebih halus dan bersih.e. Pasca perawatan bleaching (perawatan pemutihan gigi)f. Pasca scalling (pembersihan karang gigi) baik secara elektrik maupun secara manualg. Untuk pasien abrasi (kerusakan pada bagian servikal gigi),h. Xerostomia ( mulut kering)i. Untuk pasien dengan kondisi hipersensitif dentinj. Untuk pencegahan terhadap kerusakan gigi karena asam yang dihasilkan bakteri.

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan CPP-ACPIndikasi penggunaan CPP-ACP ini, meliputi: (Johansson,2002)a. Memperbaiki keseimbangan mineral pada pasien-pasien yang mengalami defisiensi saliva seperti xerostomia atau ketika tindakan membersihkan gigi sulit dilakukan.b. Memperbaiki keseimbangan setelah tindakan perawatan seperti scalling, root planing dan kuretase, juga mengurangi akibat apapun dari hipersensitif dentin.c. Riset membuktikan Recaldent (CPP - ACP) juga dapat mengubah warna gigi karena white-spot ke arah gigi yang terlihat translusens alamiah.d. Dapat digunakan untuk gigi permanen, aman untuk diaplikasikan pada bayi terutama anak-anak di bawah usia dua tahun dengan lesi karies awal.e. Digunakan untuk pasien dengan kebutuhan khusus seperti yang dengan gangguan intelektual, gangguan perkembangan dan fisik,serebral palsi, Down sindrom dan pasien dengan masalah medis seperti terapi radiasi(Johansson,2002)Kontra indikasi penggunaan CPP-ACP,yaitu : (Johansson,2002)Pada anak atau pasien yang terdapat riwayat alergi pada jenis makanan yang mengandung susu.

1.2 DHEOBAT KUMURObat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas rongga mulut dengan sejumlah tujuan antara lain untuk menyingkirkan bakteri perusak, bekerja sebagai penciut, untuk menghilangkan bau tak sedap, mempunyai efek terapi dan menghilangkan infeksi atau mencegah karies gigi. Obat kumur dikemas dalam dua bentuk yakni dalam bentuk kumur dan spray. Untuk hampir semua individu obat kumur

Page 13: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

merupakan metode yang simpel dan dapat diterima untuk pengobatan secara topikal dalam rongga mulut.Komposisi yang terkandung dalam obat kumur Hampir semua obat kumur mengandung lebih dari satu bahan aktif dan hampir semua dipromosikan dengan beberapa keuntungan bagi pengguna.

1. Bahan antibakteri dan antijamur, mengurangi jumlah mikroorganisme dalam rongga mulut, contoh: hexylresorcinol, chlorhexidine, thymol, benzethonium, cetylpyridinium chloride, boric acid, benzoic acid, hexetidine, hypochlorous acid.

2. Bahan oksigenasi, secara aktif menyerang bakteri anaerob dalam rongga mulut dan busanya membantu menyingkirkan jaringan yang tidak sehat, contoh: hidrogen peroksida, perborate

3. Astringents (zat penciut), menyebabkan pembuluh darah lokal berkontraksi dengan demikian dapat mengurangi bengkak pada jaringan, contoh: alkohol, seng klorida, seng asetat, aluminium, dan asam-asam organik, seperti tannic, asetic, dan asam sitrat

4. Anodynes, meredakan nyeri dan rasa sakit, contoh: turunan fenol, minyak eukaliptol, minyak watergreen

5. Bufer, mengurangi keasaman dalam rongga mulut yang dihasilkan dari fermentasi sisa makanan, contoh: sodium perborate, sodium bicarbonate

6. deodorizing agents (bahan penghilang bau), menetralisir bau yang dihasilkan dari proses penguraian sisa makanan, contoh: klorofil

7. deterjen, mengurangi tegangan permukaan dengan demikian menyebabkan bahan-bahan yang terkandung menjadi lebih larut, dan juga dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang menyebabkan bakteri lisis. Di samping itu aksi busa dari deterjen membantu mencuci mikroorganisme ke luar rongga mulut, contoh: sodium laurel sulfateBeberapa bahan inaktif juga terkandung dalam obat kumur, antara lain:a. Air, penyusun persentasi terbesar dari volume larutanb. Pemanis, seperti gliserol, sorbitol, karamel dan sakarinc. Bahan pewarnad. Flavorings agents (bahan pemberi rasa).

Sikat gigiMengevaluasi dan meningkatkan kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi 2 x /hari. Pembersihan gigi dan mulut 2x/hari, sesudah sarapan pagi dan malam sebelum tidur. Pasien diinformasikan cara, waktu dan frekuensi yang tepat dan efektif dalam menyikat gigi. Sikat gigi dengan menggunakan pasta gigi berfluoride minimal 30 menit setelah makan. Pada malam hari sebelum tidur penting untuk menyikat gigi karena selama tidur, laju alir saliva berkurang sehingga fungsi proteksi saliva sebagai larutan buffer menjadi menurun. Pasien juga akan diajarkan untuk menyikat gigi dengan metode roll teknik / modifikasi Stillman. Bulu sikat ditempatkan pada permukaan gusi, jauh dari permukaan oklusal, ujung bulu sikat mengarah ke apex, gerakan perlahan melalui permukaan gigi sehingga bagian belakang kepala sikat bergerak dalam lengkungan. Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota gigi, kedudukannya hampir tegak terhadap permukaan email. Ulangi gerakan ini sampai lebih kurang 12 kali sehingga tidak ada yang terlewat.

Page 14: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

LI 3 Memahami dan Menjelaskan Perawatan Ortodontik LepasanLO 3.1 Indikasi & Kontraindikasi

Indikasi : Maloklusi skeletal berkisar pada kelas I. Pengurangan atau penambahan

overjet hanya sebatas yang bisa dikoreksi dengan mengubah inklinasi gigi insisif,

Perawatan bisa dilakukan hanya pada salah satu rahang, misalnya rahang atas menggunakan alat lepasan sementara rahang bawah hanya dicabut atau tidak dirawat,

Malposisi individual gigi dimana posisi apikalnya bisa diperbaiki dengan tipping,

Perawatan dengan pencabutan yang membutuhkan hanya gerakan tipping untukmenutup ruang pencabutannya,

Maloklusi dalam arah buko-lingual yang diikuti dengan pergeseran mandibula,contohnya crossbite unilateral gigi posterior,

Penutupan ruang pencabutan yang menyisakan ruangan sehingga gigi segmen bukal harus dimajukan.

Kontra-Indikasi : Maloklusi skeletal yang nyata, misalnya kelas I protrusif bimaksiler, kelas II

dan kelas III skeletal, openbite atau deepbite skeletal, Perawatan yang memerlukan perbaikan relasi gigi antara rahang atas dan

bawah, Kelainan posisi apikal gigi dan rotasi yang parah, serta melibatkan banyak

akar, Membutuhkan pergerakan secara bodily, Kelainan dalam arah vertikal seperti deepbite, openbite, dan kelainan

ketinggian gigi, Masalah kekurangan atau kelebihan ruangan yang besar.

(Muir J D, Reed R T. Tooth movement with removable appliances. England: Pitman Publishing. 1979: 1-10, 71-81)

LO 3.2 Keuntungan & Kekurangan

Kelebihan :Biaya lebih murah, mudah dibuka dan dipasang sendiri, serta mudah dibersihkan. Penjangkaran dapat diperoleh dari palatum dan dapat digunakan pada pasien anak-anak untuk mengurangi overjet.

Kekurangan :Mudah patah bahkan hilang, seringkali mengganggu fungsi bicara, dan pemakaian pada rahang bawah lebih sulit ditoleransi dibandingkan rahang atas sehingga pasien jarang yang menggunakannya secara purna waktu. Gerakan yang bisa dihasilkan hanya tipping, sulit menghasilkan penjangkaran intermaksiler, tidak efektif untuk

Page 15: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

pergerakkan sejumlah gigi secara bersamaan, dan karena alat dibuat di laboratorium, maka memerlukan keterampilan dan keahlian yang memadai.

(Littlewood S J, Tait A G, Mandall N A, Lewis D H. The role of removable appliance in contemporary orthodontics. Br Den Jl. 2001, 191 (6): 304-310)LI 4 Memahami dan Menjelaskan Macama-macam Alat Orthodontik Lepasan

Komponen alat lepasan terdiri dari :A.Pelat Dasar /Baseplate merupakan rangka (frame work) dari alat ortodontik lepasan, umumnya berupa plat akrilik, berfungsi untuk:

Mendukung komponen-komponen yang lain , seperti tempat penanaman basis spring, klammer, busur labial dan lain-lain.

Meneruskan kekuatan yang dihasilkan oleh bagian aktif ke gigi penjangkar. Mencegah pergeseran gigi-gigi yang tidak akan digerakkan. Melindungi spring-spring di daerah palatal. Menahan dan meneruskan kekuatan gigitan

B.Komponen Retentif :ØKlamer / Clasp Bagian retensi dari Alat Lepasan umumnya berupa cangkolan/klamer/clasp dan kait / hook, berfungsi untuk :- Menjaga agar plat tetap melekat di dalam mulut.- Mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi.-Membantu fungsi gigi penjangkar/anchorage, menghasilkan kekuatan pertahanan yang berlawanan arah dengan kekuatan yang dihasilkan oleh bagian aktif untuk menggerakkan gigi.- Klamer dapat diberi tambahan hook untuk tempat cantolan elastik.ØKait / HookØBusur Labial / Labial Arch / Labial Bow (dalam keadaan pasif)C.Komponen Aktif :Ø Pir-pir Pembantu / Auxilliary Springs Pir-pir pembantu (auxilliary springs) adalah pir-pir ortodontik yang digunakan untuk menggerakkan gigi-gigi yang akan dikoreksi baik secara individual atau beberapa gigi secara bersama-sama. Macam-macam spring :-Pir Jari / Finger spring fungsinya untuk menggerakkan gigi kea rah mesial atau distal

- Pir Simpel / Simple spring fungsinya untuk menggerakkan gigi individual ke arah labial atau bukal.

Page 16: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

- Pir Lup / Loop spring / Buccal retractor spring fungsinya untuk meretraksi gigi kaninus atau premolar ke arah distal.

- Pir Kontinyu / Continous spring fungsinya untuk mendorong dua gigi atau lebih secara bersama ke arah  labial/bukal, misalnya gigi incisivus, caninus, dan premolar.

Ø Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow merupakan kawat  melengkung yang menempul pada permukaan labial gigi. Fungsinya adalah untuk meretraksikan gigi depan kearah lingual/palatinal, mempertahankan lengkung gigi dari arah labial, dan mempertinggi retensi serta stabilitas alat.

Ø  Skrup Ekspansi / Expansion Screw fungsinya adalah untuk menngerakkan gigi, yaitu sekrup ekspansi atau coffin spring, atau pir-pir penolong (auxilliary spring).

Page 17: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

Ø  Karet Elastik / Elastic RubberD.Komponen Pasif :

Ø  Busur Lingual / Lingual Arch / MainwireØ  Peninggi Gigitan / Biteplane adalah alat ortodontik lepasan yang dilengkapi dengan peinggi gigitan (Biteplane), yaitu penebalan akrilik disebelah palatinal/lingual gigi anterior atau disebelah oklusal gigi-gigi posterior sehingga beberapa gigi di regio lainnya tidak berkontak saat beroklusi. Indikasinya :-Pada perawatan maloklusi yang disertai dengan overbite yang berlebihan (deep overbite atau excessive overbite).-Untuk perawatan sendi rahang/TMJ (Temporo Mandibular Joint) yang terasa sakit akibat gangguan dimensi vertikal karena adanya oklusi gigi yang salah.- Untuk merawat gigitan terbalik (cross bite) diregio anterior- Untuk menghilangkan kebiasaan jelek (bad habit) seperti kerot (night grinding /bruxism)Kontra indikasinya adalah :- Jika overbite lebih kecil dari normal/gigitan dangkal (shalow bite).- Pada kasus gigitan tepi lawan tepi (edge to edge bite)- Pada kasus gigitan terbuka ( open bite)E.Komponen Penjangkar :Ø  VerkeilungØ  Busur Labial dalam keadaan tidak aktifØ   Klamer-klamer. dan modifikasinya

2.4 Macam-macamMacam Alat :• Pelat dengan Pir Pembantu• Pelat Peninggi Gigitan• Pelat Ekspansi• Aktivator

(Ardhana.2011.Ortodonsia 1.Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada)

LI 5 Memahami dan Menjelaskan Alat Orhtodontik cekat

orthodontic cekat  hanya bisa dipasang dan dilepas oleh dokter gigi.

Konstruksi alat cekat lebih komplek dari alat lepasan. Terdiri dari 2 komponen :1)      Komponen pasif, berfungsi untuk mendukung komponen aktif :

a. Bucaal tubeb. Band

Page 18: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

c. Bracket2)          Komponen aktif berfungsi untuk menggerakkan gigi :

a. Arch wireb. Auxillariesc. Sectional

wire                                                                                                                                                                    

                   

Gambar A

Gambar B

Perbedaan alat ortodonti lepasan & cekatAlat cekat mempunyai tiga komponen dasar yaitu bracket, archwire dan assesori. Interaksi dari ketiga komponen ini menentukan cara berfungsinya suatu alat. Faktor-faktor mekanis yang menentukan pilihan komponen alat cekat berhubungan dengan gerakan gigi yang dikehendaki. Kekuatan yang dipergunakan harus sesuai dengan kekuatan optimal yang sudah ditentukan untuk berbagai jenis pergerakan gigi.

Page 19: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

1. Band, 2. Bracket, 3. Stopper, 4. Arcg wire,5. Vertcal loop, 6. Buccal tube, 7. Face bow buccal tube

(Ardhana.2011.Ortodonsia 1.Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada)

Fixed

Sesuai dengan namanya, fixed orthodontik merupakan alat ortodonti yang dicekatkan langsung pada gigi.

Keuntungan:

Mengontrol gigi dengan tepat Dapat menggerakkan gigi sekaligus

Kerugian:

Oral hygiene harus sangat dijaga Estetik kurang baik Biaya mahal Kontrol penjangkaran menjadi lebih sulit Pengawasan perawatan lebih sulit

Indikasi:

Fixed orthodontic appliances diindikasikan untuk pasien yang membutuhkan pergerakan beberapa gigi sekaligus seperti, intrusi, derotasi, controlled space closure di daerah ekstraksi, pergerakan bodily, ekstrusi atau kontrol torque, dan lain sebagainya.

Kontraindikasi:

Kesehatan gigi buruk Maloklusi diluar jangkauan fixed orthodontik appliances

Komponen:

Komponen fixed orthodontik terbagi menjadi dua berdasarkan gaya yang dihasilkan:

1. Komponen aktifTermasuk komponen yang dapat menggerakkan gigi:a. Separators: digunakan untuk membuat ruang diantara dua gigi yang berdekatan,

tujuannya untuk bandingb. Archwires: kawat sebagai penghubung antar bracketc. Elasticsd. Elastomericse. Springs: biasanya digunakan untuk torque dan menegakkan gigif. Magnets: digunakan untuk menutup celah

2. Komponen pasifKomponen ini tidak dapat menggerakan gigi tetapi berfungsi untuk attachment:a. Bands: berfungsi untuk memberikan celah agar alat pendukung seperti buccal

tubes,lingual buttons dan lain sebagainya dapat melekat pada gigib. Brecket: sebagai alat pendukung

Page 20: LI 1 Memahami dan Menjelaskan Biomekanik Pergerakan Gigi.docx

c. Buccal tubes: biasanya digunakan pada gigi molar yang fungsinya membantu memperbaiki kontrol three dimensional dari jangkar gigi

d. Lingual attachment: sebagai attachment accessorye. Ligature wires: digunakan untuk mengikat archwires dengan brackets

Gurkeerat singh.2007. Textbook of Orthodontics.New Delhi:Jaypee

Fase pergerakan gigi

1. Fase InisialSelama fase ini, pergerakan gigi terjadi pada jarak yang pendek yang kemudian berhenti. Pergerakan ini mengakibatkan pergerakan gigi di dalam ruang membrane periodontal dan memungkinkan membelokkan tulang alveolar pada suatu jarak yang luas.. Baik gaya ringan dan gaya berat dapat memindahkan gigi pada taraf yang sama.

2. Fase Lag.Selama fase ini, tidak ada pergerakan gigi, jika ada hanya dalam jarak yang kecil, Fase ini dikarakteristikkan dengan pembentukan jaringan hyaline dalam ligament periodontal yang akan diresorbsi sebelum terjadi pergerakan gigi lebih lanjut.Durasi fase ini tergantung pada tekanan yang diberikan untuk menggerakkan gigi. Ika gayanya ringan, maka area hyalinisasinya kecil dan terjadi resorpsi frontal. Jika gayanya besar, maka area hyalinisasinya juga besar dan resorpsi undermining terjadi. Lama periode fase lag bergantung pada pengeliminasian jaringan hyalin. Fase ini biasanya terjadi 2-3 minggu tapi bisa mencapai 10 minggu. Durasi fase ini bergantung pada faktor densitas tulang, umur pasien, dan luas jaringan hyalin.

3. Fase Post Lag.Setelah fase lag, pergerakan gigi terjadi secara cepat setelah daerah hyalin telah dihilangkan dan tulang mulai mengalami resorpsi. Selama fase ini osteoklas akan ditemukan pada daerah permukaan yang menghasilkan langsung resorpsi pada permukaan tulang yang menghadang ligamen periodontal.

Bhalajhi Sundaresa Iyyer. 2004. Orthodontics The Art and Science. 3rd Edition. New Delhi: Arya (MEDI) Publishing House