lguiguihgoiholjhnkijhiohiohjio

53
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Leukemia adalah proliferasi atau lebih sel hematopoetik secara berlebihan, ganas, sering disertai kelaianan bentuk leukosit abnormal dan dapat disertai anemia, trombositopenia dan berakir dengan kematian. (Riadi Wirawan, 2002). Faktor predisposisi leukemia belum dapat diidentifikasi secara pasti,tetapi terdapat beberapa factor yang di duga sebagai faktor predisposisi yaitu genetic, sinar radioaktif dan infeksi virus. Leukemia menurut jenisnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu leukemia akut dan leukemia kronik, leukemia akut dibagi menjadi 2 jenis yaitu leukemia limfloblastik akut(LLA) dan leukemia Mieloblastik akut(LMA), sedangkan leukemia kronik dibagi menjadi 2 jenis yaitu leukemia limfositik kronik(LLK) dan leukemia mielositik kronik(LMK). (Yohannes N Pasaribu & Muchtaruddin Mansyur, 2001). Leukemia akut merupakan jenis leukemia yang sering ditemukan yaitu sekitar 2-3 kasus per 100.000 orang dengan angka kematian sebesar 4%. Leukemia limfoblastik akut merupakan jenis leukemia yang seiring didapatkan pada anak usia 1-5 tahun dan terbanyak pada anak usia 3-4 tahun(80%), sedangkan pada dewasa hanya 20%. Insiden leukemia limfoblastik akut juga berhubungan

description

kjhikjhliolpjljliijiljhlihjlkjhnkljh\kjhuigujgkmbgkjhbgkklgjikgtuygfjygfhjgfjkhgyhfhjgfhjgv

Transcript of lguiguihgoiholjhnkijhiohiohjio

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

Leukemia adalah proliferasi atau lebih sel hematopoetik secara berlebihan, ganas, sering disertai kelaianan bentuk leukosit abnormal dan dapat disertai anemia, trombositopenia dan berakir dengan kematian. (Riadi Wirawan, 2002).Faktor predisposisi leukemia belum dapat diidentifikasi secara pasti,tetapi terdapat beberapa factor yang di duga sebagai faktor predisposisi yaitu genetic, sinar radioaktif dan infeksi virus. Leukemia menurut jenisnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu leukemia akut dan leukemia kronik, leukemia akut dibagi menjadi 2 jenis yaitu leukemia limfloblastik akut(LLA) dan leukemia Mieloblastik akut(LMA), sedangkan leukemia kronik dibagi menjadi 2 jenis yaitu leukemia limfositik kronik(LLK) dan leukemia mielositik kronik(LMK). (Yohannes N Pasaribu & Muchtaruddin Mansyur, 2001).Leukemia akut merupakan jenis leukemia yang sering ditemukan yaitu sekitar 2-3 kasus per 100.000 orang dengan angka kematian sebesar 4%. Leukemia limfoblastik akut merupakan jenis leukemia yang seiring didapatkan pada anak usia 1-5 tahun dan terbanyak pada anak usia 3-4 tahun(80%), sedangkan pada dewasa hanya 20%. Insiden leukemia limfoblastik akut juga berhubungan dengan jenis kelamin dan ras. Kasus leukemia limfoblastik akut(LLA) pada laki-laki ditemukan lebih banyak dari pada wanita dan lebih banyak di temukan pada ras kulit putuh dari pada ras kulit hitam. (Riadi Wirawan,2002). Sedangkan leukemia mieloblastik akut (LMA)lebih sering ditemukan pada kelompok dewasa yaitu sekitar 85% sedangkan kelompok anak-anak 15%. Leukemia limfositik kronik(LLK) meliputi 25% leukemia di negara barat mat jarang ditemukan di jepang,cina,Indonesia dan dlebih sering ditemukan pada laki-laki dari pada wanita(2:1), jarang ditemukan pada umur kurang dari 40 tahun. (Arif Mansjoer, Kuspuji Triyanti, dkk, 2000).Menurut statistik penderita kanker Indonesia, leukemia merupakan jenis kanker yang paling banyak menyerang anak--anak. Leukemia atau kanker darah menduduki peringkat tertinggi kasus kanker pada anak karena masih lemahnya penanganan kanker pada anak. Tidak heran untuk kasus penderita kanker darah pada anak yang ditemukan, umumnya sudah memasuki stadium lanjut. Terlambatnya penanganan terhadap penderita kanker darah bisa berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian. Umumnya penderita kanker darah ditemukan pada anak berusia di bawah 15 tahun.Untuk daerah dengan penderita kanker terbanyak di Indonesia adalah di Yogyakarta. Di daeerah tersebut, tingkat prevalensi tumor mencapai 9,6 per 1000 orang. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari nilai rata-rata prevalensi nasional yang sebesar 4,3 per 1.000 orang. (http://www.deherba.com/statistik-penderita-kanker-di-indonesia.html).http://sumbberilmu.blogspot.com/2012/12/askep-leukemia.htmlhttp://iedach.blogspot.com/2011/08/askep-leukemia.html

B. Tujuan 1. Tujuan umumSetelah membahas mengenai leukemia diharapkan mahasiswa mampu menegtahui asuhan keparawatan kegawatdaruratan yang tepat yang dapat di berikan kepada klien.2. Tujuan khususAdapun tujuan khusus dalam pembuatan makalah ini adalah:a. Mahasiswa mampu mengetahui defines tentang leukemiab. Mahasiswa mampu mengetahui etilogi leukemiac. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis leukemiad. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi leukemiae. Mahasiswa mampu menjelaskan patway leukemiaf. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi leukemiag. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan medis dan keperawatan pada leukemiah. Mahasiwa mampu melakukan pengkajian pada kasus leukemiai. Mahasiwa mampu menentukan diagnose leukemiaj. Mahasiswa mampu membuat inytervensi keparawatan pada leukemia.

BAB IILANDASAN TEORI

A. DefinisiLeukemia adalah keganasan yang berasal dari sel-sel induk sistem hematopoitik yang mengakibatkan proliferasi sel-sel darah putih tidak terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang. (Danielle, 1999). Leukemia adalah kanker jaringan yang menghasilkan leukosit. (Bretz, 2002)Leukemia atau kanker darah adalah proliferasi patologis dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. (Ngastiyah, 2005: 349) .Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentukan darah. (Suriadi & Rita Yuliani,2006 : 160) Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal. (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 ) Leukemia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang tidak normal, jumlahnya berlebihan, dapat menyebabkan anemia, trombositopenia, dan diakhiri dengan kematian. (Arif Mansjoer, 2001 : 561).Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah putih. Kanker mengacu pada penyakit di mana sel-sel tertentu dalam tubuh menjadi abnormal dan tubuh memproduksi terlalu banyak dari sel-sel ini. Sel-sel leukemia tidak berfungsi secara normal dan tidak bisa melakukan apa normal sel darah, seperti melawan infeksi Jenis yang paling leukemia yang paling umum adalah leukemia lymphoblastic akut, leukemia myelogenous akut, cronic leukemia limfositik dan leukemia kronis myelocytic. ALL dan AML adalah dua jenis leukemia yang mempengaruhi remaja yang paling banyak.Leukemia limfositik akut menyerang sistim pembuluh darah termasuk sumsum tulang dan sistem limfatik. Berkembang dari limfoblas ( jenis sel darah putih ) dalam sumsum tulang. sumsum tulang adalah komponen yang lembut dalam tulang. Semua bentuk sel darah yang dihasilkan dalam sumsum tulang seperti sel darah putih, sel-sel darah merah, dan trombosit. Leukemia menyerang sumsum tulang, kemudian dengan cepat menyebar ke dalam darah, dan akhirnya ke kelenjar getah bening dan bagian lain dari tubuh.

Menurut perjalanan penyakitnya leukemia dibagi kedalam 2 jenis yaitu leukemia akut dan leukemia kronik.1) Leukemia kronikDi awal penyakit, sel-sel leukemia masih dapat melakukan beberapa pekerjaan sel darah putih normal. Pada umumnya leukemia kronik tidak memiliki gejala-gejala awalnya. Dokter sering menemukan leukemia kronis selama di lakukan pemeriksaan rutin sebelum ada gejala. Perlahan-lahan, leukemia kronis menjadi parah. Karena jumlah sel-sel leukemia dalam darah meningkat. Gejala yang muncul biasanya seperti pembengkakan kelenjar getah bening atau infeksi. Ketika gejala muncul, awalnya ringan kemudian menjadi lebih buruk bertahap.2) Leukemia akutSel-sel leukemia tidak dapat melakukan pekerjaan sel darah putih normal. Jumlah sel-sel leukemia meningkat dengan cepat. Leukemia akut biasanya memburuk dengan cepat. Leukemia bisa menyerang di dalam sel atau limfoid myeloid sel. Leukemia juga dapat dikelompokkan berdasarkan jenis sel darah putih yang terkena. Leukemia yang mempengaruhi limfoid sel-sel ini disebut limfoid, , limfositik atau leukemia limfositik. Leukemia yang mempengaruhi sel-sel ini disebut, myeloid myeloid myelogenous, atau myeloblastic leukemia

Sedangkan menurut jenisnya leukemia di bagi menjadi 2 yaitu:a. Leukemia myeloid Leukemia granulositik kronik / LKG (leukemia mieloid / mielositik / mielogenous kronik)Leukemia myeloid kronik(CLM) merusak sel myeloid, biasanya leukemia myeloid ini tumbuh sangat lambat pada awalnya, kemudian tumbuh secara progresif. Leukemia myeloid ini jumlahnya meningkat hamper 5000 kasus per tahun dan biasanya menyerang orang dewasa. Leukemia mieloblastik akut / LMA (leukemia mieloid / mielositik / granulositik / mielogenous akut)Leukemia myeloid akut merusak sel myeloid,biasanya leukemia jenis ini akan tumbuh dengan sangat cepat. Dan jumlah kejadian leukemia myeloid akut meningkat lebih dari 5000 kasus setiap tahun dan dapat menyerang anak-anak dan dewasa.b. Leukemia limfoid Leukemia limfositik kronik (LLK)CLL(leukemia limfositik kronik) merusak sel-sel limfoid dan biasanya tumbuh sangat lambat. Jumlah kasus leukemia jenis ini meningkat dari 15000 kasus pertahun dan Paling sering, orang-orang yang didiagnosis dengan penyakit leukemia jenis ini berusia di atas 55, dan jarang di temukan pada anak-anak.

Leukemia limfoblastik akut (LLA)ALL merusak sel-sel limfoid dan tumbuh dengan sangat cepat, dan jumlah ini meningkat hamper 5000 kasus pertahun. Leukemia limfositik sering menyerang anak-anak dan juga orang dewasa

B. Etiologi Penyebab yang pasti belum diketahui secara pasti, akan tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu :a. RadiasiOrang yang terkena radiasi yang sangat tinggi yang jauh lebih besar daripada orang lain untuk mendapatkan leukemia myeloid akut, leukemia myeloid kronis, atau limfositik akut. Ledakan bom atomLedakan bom atom mengakibatkan tingginya tingkat radiasi (seperti di Jepang selama Perang Dunia II). Orang-orang, terutama anak-anak, yang bertahan ledakan bom atom berada pada resiko tinggi menderita leukemia. Terapi radiasiSumber lain dari paparan tingkat tinggi dari radiasi adalah pengobatan medis untuk kanker dan kondisi kondisi penyakit lain yang membutuhkan penanganan dengan menguakan radiasi . Terapi radiasi dapat meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Sinar-x diagnosticSinar-x gigi dan lainnya sinar-x diagnostik ( seperti ct scan )yang di gunakan orang namun dengan radiasi yang rendah., namun sampe sekarang belum diketahui apakah orang-orang yang terbiasa mengunakan atau melakukan sinar-x bias mengikabtkan leukemia. Para peneliti yang mempelajari apakah penggunaan sinar-x yang banyak memungkinkan terjadinya peningkatkan resiko leukemia. Mereka juga mempelajari apakah selama masa kanak-kanak yang sering melakukan ct scan dapat dihubungkan dengan peningkatan risiko dari mengembangkan leukemia.b. MerokokMerokok rokok dapat meningkatkan risiko leukemia myeloid akut.c. BenzenePaparan benzena di tempat kerja dapat menyebabkan myeloid leukimia yang akut. Ini mungkin juga menyebabkan leukemia myeloid kronis atau limfositik akut. Benzena digunakan secara luas dalam industri kimia.zat ini juga ditemukan di asap rokok dan bensin.d. KemoterapiPasien kanker mendapat pengobatan berbagai jenis obat-obatan untuk melawan kanker , pengobatan tersebut dapat mengakibatkan seseorang beresiko tinggi mendapatkan leukemia myeloid akut atau leukemia limfositik akut. Sebagai contoh, pasien kanker dirawat dengan obat-obatan yang dikenal sebagai alkylating agen atau topoisomerase inhibitor, yang kecil kemu ngkinannya dapat berkembang menjadi leukemia akut.e. Sindrom down atau penyakit kelainan genitik lainnyaSindrom down atau penyakit keturunan lainnya memiliki resiko paling besar di bandingkan orang normal lainnya untu menderita leukemia. Sindrom dan myelodysplastic atau gangguan darahOrang dengan gangguan darah tertentu berada pada peningkatan risiko tertinggi terjadinya leukemia myeloid akut.f. Human T-cell leukemia virus type I (HTLV-I)Orang-orang dengan infeksi HTLV-I berada pada resiko tinggi terjadi leukemia sel T dewasa. Meskipun HTLV-I virus dapat menyebabkan penyakit langka ini, dewasa T-sel leukemia dan jenis lain dari leukemia tidak menular.g. Keluarga dengan riwayat leukemiaJika dalam keluarga ada salah satu yang menderita leukemia maka anggota keluarga lain beresiko menderita leukemia limfositik kronis Namun, hanya beberapa orang dengan leukemia limfositik kronis memiliki seorang ayah, ibu, saudara, saudara, atau anak yang juga memiliki penyakit. Memiliki satu atau lebih faktor risiko tidak berarti bahwa seseorang akan mendapatkan leukemia. Kebanyakan orang yang memiliki faktor risiko tidak pernah mengembangkan penyakit.

C. Manifestasi klinisGejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:a. AnemiaPenderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).b. PerdarahanKetika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit) c. Terserang infeksiSel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.d. Nyeri tulang dan peresendianHal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.e. Nyeri perutNyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.f. Pembengkakan kelenjar lympaPenderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.g. Kesulitan bernafas(dsypnea)Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medisD. Patofisiologi

E. PatwayF. Pemeriksaan penunjangLeukemia biasanya di diagnosis setelah di lakukan pemeriksaan darah rutin oleh penderita. Ketika muncul gejala yang menunjukan gejala leukemia ,biasanya dokter akan mencari penyebabnya dan akan bertanya mengenai riwayat kesehtan keluarga anda. Ada beberapa tes atau pemeriksaan yang akan dilakukan seperti: Pemeriksaan fisikDilakukan untuk memeriksa apakah ada pembengkakan kelenjar getah bening,limpa atau hati. Tes darahLaboratorium melakukan pemeriksaan darah lengkap untuk memeriksa jumlah sel darah putih, sel darah merah dan trombosit.leukemia menyebabkan peningkatan produksi sel darah putih. Dan juga mnyebabkan rendahnya tingkat trombosit dan hemoglobin, yang ditemukan di dalam sel darah merah. Biopsy Dilakuakan biopsy ayitu pengambilan sedikit jaringan untuk mencari sel-sel kanker. Biopsi merupakan cara untuk mengetahui apakah sel-sel leukemia di sumsum tulang Anda. Sebelum sampel diambil, anestesi lokal digunakan untuk melumpuhkan daerah yang mau di lakukan biopsi. Ini membantu mengurangi rasa sakit. Dokter akan mengangkat beberapa jaringan sumsum tulang hipbone atau tulang besar lain. Kemudian dengan menggunakan mikroskop untuk memeriksa jaringan untuk mengetahui sel-sel leukemia. Ada dua cara, untuk dapat memperoleh sumsum tulang. Beberapa orang akan memiliki kedua prosedur yaitu : Aspirasi sum-sum tulangDengan menggunakan jarum tebal, berongga untuk mengambil sampel sumsum tulang Biopsy sum-sum tulangDengan menggunakan jarum yang sangat tebal, berongga untuk mengambil sepotong kecil tulang dan sumsum tulang SitogenetikaLaboratorium akan melakukan pemeriksaan untuk melihat kromosom sel dari sampel darah , sumsum tulang atau kelenjar getah bening. Jika ditemukan kromosom abnormal, tes dapat menunjukkan jenis leukemia yang Anda miliki. Misalnya, orang dengan CML memiliki kromosom abnormal yang disebut kromosom Philadelphia Spinal tapPengambilan beberapa cairan serebrospinal (cairan yang mengisi ruang di dan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang) dengan menggunakan jarum panjang, tipis untuk mengambil cairan dari tulang belakang bagian bawah. Prosedur memakan waktu sekitar 30 menit dan dilakukan dengan anestesi lokal. Anda harus berbaring selama beberapa jam sesudahnya untuk menjaga dari mendapatkan sakit kepala. Laboratorium memeriksa cairan untuk sel-sel leukemia atau tanda-tanda lain. Rontegn dadaX-ray dapat menunjukkan bengkak getah bening atau tanda-tanda lain dari penyakit di dada anda.

G. KomplikasiAda beberapa komplikasi dari leukemia yaitu sebagai berikut: Infeksi beberapa sistem ( pernafasan, pencernaan ) Perdarahan Relaps Efek samping dari kemoterapi/radiasi : kardiomiopati, alopesia. Kematian

H. Penatalaksanaan medis dan keperawatana) Penatalaksanaan medis Transfusi darah, jika HB kurang dari 6g%, pada trombositopenia dapat diberi transfusi trombosit Kortikosteroid ( prednison, kortison, deksametason ), setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan. Sitostatika : vinkristin, adriamicyn metrotrexat, 6-merkaptopurin, umumnya dikombinasi dengan prednison. Efek samping obat ini dapat berupa alopsia/botak, stomatitis, leucopeni infeksi skunder, kandiasis. Bila jumlah leukosit kurang dari 2000/mm pemberiannya harus hati-hati. Infeksi skunder dihindarkan ( lebih baik di isolasi ). Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai remisi dan jumlah sel leukimia cukup rendah ( 10 -10 ), imunoterapi mulai diberikan ( mengenai cara pengobatan yang terbatas masih dalam pengembangan ).b) Penatalaksanaan keperawatan

I. Pengkajian1) Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatana) Keluhan mudah lelahb) Tidak mampu melakukan aktivitas rutinc) Keluarga ada menderita leukimiad) Pekerjaan ahli radiologie) Mendapatkan terapi sinar radio aktivf) Obat golongan ankilating2) Pola nutrisi - metabolika) Anoreksia, muntah, berat badan menurun.b) Cenderung terjadi memarc) Pharingitisd) DisphagiaPemeriksaan fisik :Abdominal distensi, bising usus menurun, stomatitis, ulkus pada mulut, splenomegali, hepatomegali.3) Pola eliminasia) Keluhan diareb) Nyeri ketika bab dan bakc) Hematurid) Melenae) Urine out put menurun4) Pola aktivitas - latihana) Mudah lelahb) Lemahc) Tidakmampu melakukan aktivitasd) Dada berdebar-debare) Sesak nafasPemeriksaan fisik :Kesadaran samnolen, cenderung tidur, kulit dan membran mucosa pucat, takikardi, murmur (+) dispnea, batuk, bunyi nafas ronchi, rachles.5) Pola kognitif dan persepsi sensorisa) sakit kepalab) perubahan penglihatanc) nyeri perut dan tulang6) Pola persepsi dan pola konsep diria) Alopesia akibat kemotherapi7) Pola reproduksi sexualitasa) Menorragiab) Libido sexual menurunJ. Diagnosa keperawatan1) Resiko tinggi infeksi b.d menurunya daya tahan tubuh yang berkaitan dengan neutropenia.2) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan akibat anemia.3) Resiko tinggi injuri : perdarahan b.d penurunan trombosit4) Perubahan membran mucosa mulut : stomatitis b.d efek samping kemotherapy5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anorexia, mual, muntah, stomatitis atau efek samping kemotherapy6) Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dan leukimia7) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopsia8) Koping yang tidak efektif pada individu dan keluarga b.d diagnosis dan aturan pengobatan9) Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan.K. Perencanaan1) Resiko tinggi infeksi b.d menurunya daya tahan tubuh yang berkaitan dengan neutropeniaHasil yang diharapkan : Pasien terhindar dari infeksi ditandai dengan tidak adanya tanda infeksi2) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan akibat anemiaHYD : mampu beraktivitas sesuai dengan usia dan kemampuan tanpa keluhan kelelahan/kelemahan Intervensi : Kaji/observasi tanda anemia seperti pucat, peka rangsang, intoleransi aktivitas normal, HB normal. Tentukan toleransi aktivitas pasien Berikan kesempatan pada pasien untuk mandiri sesuai usia dan kemampuan Beri bantuan pada pasien saat beraktivitas Rencanakan waktu untuk beraktivitas Atur/ubah posisi serta berikan posisi perawatan daerah tertekan (bokong, punggung)3) Resiko tinggi injuri : perdarahan b.d penurunan trombositHYD : pasien tidak mengalami perdarahan/trauma serta perdarahan dari hidung dapat diminimalkanIntervensi : Gunakan sikat gigi yang lembut, hindari makanan yang keras R : mencegah perdarahan Hindari aktivitas bermain yang mungkin menyebabkan cedera fisik Jangan memberi mainan dengan permukaan tajam atau runcingR : mencegah perdarahan Monitor tanda-tanda perdarahan dibawah kulit, selaput mukosa, saluran cerna. Hindari penggunaan aspirinR : dapat menghambat proses pembekuan dan memperpanjang perdarahan Beri tekanan 5 - 10 menit setiapmelakukan fungsi vena Kompres dingin untuk perdarahan superfisial Beri transfusi trombosit sesuai program4) Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis b.d efek samping kemoterapi.HYD : membran mukosa pasien utuh dan bebas dari lesi.Intervensi : Berikan oral higiene menggunakan setengah larutan normal saline dan setengah hidrogen peroksida. Berikan sikat gigi yang lembut untuk menggosok gigi. Beri anastetik sistemik atau topikal sesuai program. Berikan Nistatin untuk kumur mulut sesuai dengan program. Hindari penggunaan swab lemon gliserin.5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anorexia, mual, muntah, stomatitis, efek kemoterafi.HYD : Intake nutrisi adekuat untuk mempertahankan kebutuhan metabolikIntervensi : Pada stomatis berikan sering yang tidak mengiritasi dan suhu sedang Observasi intake output makanan Beri antimetik sesuai program Antisipasi bahwa anak mungkin akan mengalami periode kelaparan dan anorexia Beri diit tinggi kalori Jangan memaksa anak untuk makan jika anorexia, berikan cairan sebagai pengganti Berikan makan dalam porsi kecil dan sering Izinkan anak memilih makan yang disukai Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi adekuat Observasi berat badan6) Nyeri b.d efek fisiologis dari leukimiaHYD : Pasien merasa nyaman dan tidak mengeluh nyeriIntervensi : Kaji keluhan nyeri, frekwensi, intensitas Observasi T,N. R : Nadi meningkat indikasi nyeri hebat Atur aktivitas perawatan dan pertahankan postur tubuh Gunakan tehnik distraksi seperti : relaksasi, tehnik pernafasan Berikan Analgetik sesuai program7) Gangguan citra tubuh b.d alopesiaHYD : Pasien mengungkapkan secara verbal penerimaan terhadap dirinya.Intervensi : Dorongan pasien untuk mengungkapkan perasaanya Beri pasien informasi tentang efek samping pengobatan Dengarkan keluhan pasien Dukung interaksi sosial8) Koping yang tidak efektif pada individu dan keluarga b.d diagnosis dan aturan pengobatanHYD : Pasien dan keluarga mempunyai koping yang adakuat untuk mencapai koping yang efektifIntervensi : Bina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga Berikan informasi yang jujur dan benar tentang kondisi pasien Gunakan pendekatan yang positif Kaji mekanisme koping, pemecahan masalah yang mungkin dan menggunakan pendekatan agama dan bantuan konseling Libatkan keluarga dalam perawatan anak Anjurkan orang tua untuk berinteraksi dengan anak secara normal9) Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan.HYD : Pasien dan keluarga memahami proses penyakit dan perawatan.Intervensi : Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluargaR : mengetahui apa yang belum jelas bagi pasien dan keluarga Kolaborasi dengan dokter untuk menjelaskan sifat penyakit dan pengobatanyaR : meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga Jelaskan bahwa pasien dan orang tua dapat mengantisipai pengobatan dalam waktu 2-3 tahun Jelaskan perlunya waktu istirahat, beraktivitas sesuai kemampuan, menghindari individu yang terkena infeksi, kebersihan mulut yang baik, adakan kontak sosial yang kontinyu, rawat jalan yang berkelanjutan Diskusikan gejala yang harus dilaporkan : demam, perdarahan, nyeri, kelelahan Anjurkan pentingnya mencuci tangan untuk mencegah infeksi menginformasikan tentang nama obat, tujuan, dosis, waktu pemberian, dan efek sampingnya.R : meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga.

. .

BAB IIIKASUS

A. Kasus An T 8 tahun di bawah orangtuanya ke RS dengan keluhan demam tinggi disertai sesak nafas dan nyeri kepala. Orang tuanya mengatakan anaknya mulai demam sejak tadi malam. Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa klien sering berkeringat pada malam hari, lemas, mudah sakit terutama pilek, mudah pendarahan terutama di gusi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan RR 29x/menit, S 38,7 derajat celcius, N 106 x/menit, TD 120/90 mmHg, leukosit 35.000 sel/tetes darah, Hb 8gr/dl, trombosit 110.000/ ml darah, klien tampak lemas dan pucat, bibir kering, sianosis, akral dingin, CRT 3 detik.

B. Pengkajian 1. IdentitasPasien Nama: An. TUmur: 8 thnJenis kelamin: laki-LakiPendidikan: SDPekerjaan: PelajarTgl, masuk RS: 3 oktober 2013Dx medis: Leukemia limfoblastik akut(ALL)Alamat: maguwoharjo

Penanggung jawabNama : Tn. BUsia : 45 tahunAgama: Islam Pendidkan : SMAPekerjaan : Buruh pabrikStatus : Menikah Alamat: MaguwoharjoHub. Dengan klien : Ayah klien

2. Pengkajian kegawatdaruratana. AirwayTidak terjadi sumbatan jalan nafas dibuktikan dengan tidak adanya sputum,tidak ada benda asing dan tidak terjadi obstruksi lidah. b. Breathing Klien mengalami dyspnea, pada saat pemeriksaan anak A menggunakan otot bantu nafas, klien nafas dengan perut.c. CirculationKlien mengeluarkan keringat dingin, akral dingin, bibir kering, sianosis dan CRT 3 detik, RR 29x/menit, nadi teraba cepat frekwensi nadi 105x/menit, tekanan darah 120/90mmHg.d. DisabilityGCS: 15Eye : 4 (bisa membuka mata dengan spontan)Verbal : 5 (orientasi baik)Motoric : 6 (mengikuti perintah)Alert : klien masih bisa merespon suara dengan tepat, misalnya saat diperintahkan untuk mengangkat kedua tangan, klien mampu melakukannya.Vocalizes : klien mengeluarkan suara yang tida bisa dimengertiResponds to pain only : klien masihh bisa merepon nyeriUnrespond to pain : klien mampu merespon nyeri.e. Expose, exmine, dan evaluatedTidak terjadi trauma cervical, dan tidak ditemukan luka.

3. Anamnesa a. Keluhan utama: klien mengatakan badannya terasa panas, kepalanya terasa nyeri disertai sesak nafas.b. Riwat penyakit sekarang: klien datang dengan keluhan demam tinggi,nyeri kepala dan disertai sesak nafas. Klien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk di kepalanya, dan semakin bertamabah nyeri ketika ia bergerak atau bangun, klien juga mengatakan skla nyeri 6.Klien mudah sakit terutama pilek. Klien mudah perdarahan terutama di gusi dan klien sering berkeringat pada malam hari, dan terlihat lemas.c. Riwatat penyakit dahulu: -d. Riwayat penyakit keluarga: -e. Riwayat penyakit kebiasaan: -f. Riwayat penykit alergi: -g. Riwayat penyekit kesehatan: -

genogram

4. Pemeriksaan fisika. KepalaDari hasil pemeriksaan didapatkan bentuk kepala normal chepalik, dan simetris. b. MukaDari hasil pemeriksaan didapatkan muka simetris antara kiri dan kanan, tidak ditemukan adanya odema. Klien tampak pucatc. Mata Konjungtiva warna merah muda,pupil ishokor, sclera tidak ada ikterik, reflex terhadap cahaya.d. TelingaTidak ada penumpukan secret, dapat mendengar dengan baik.e. HidunngTidak ada penumpukan secret, pernafasan cuping hidung.f. MulutMulut tidak bau, gusi berdarah, bibir sianosis, dan keringg. LeherSimetris.h. ThorakParu-paru Inspeksi: pengembangan dada simetris pada saat inspirasi maupun ekspirasi. Palpasi: Perkusi: sonor Aukultasi: tidak ada bunyi tambahan.

i. Jantung Inspeksi: tidak tampak iktus cordis Palpasi: teraba iktus cordis kuat Perkusi: redup, bats atas ics 2 sternal, batas kiri ics 4 midaxila, batas kanan ics 2 parasternal kiri, batas bawah ics 5 axila anterior Auskultasi: tidak ada bunyi tambahan( BJ 1 : deg, BJ2 : teg BJ 3 :)j. Abdomen Inpeksi: tidak terdapat lesi, ataupun udema Palpasi: tida ada nyeri atau pembengkakan hepar atau limpa Auskultasi : peristaltic usus 25x/menit Perkusi : timpani k. EkstermitasAtas kiri-kanan : mampu menahan tekanan perawat(5)Bawah kanan kiri : mampu menahan tekanan perawat (5)Pada saat dilakukan pemriksaan bagian akral atas dan bawa teraba dingin.l. Tulang belakangTidak terdapat lodorsis, scoliosis, dan kifosis.5. Pengkajian berdasarkan respon Kesadaran umum: composmentis Keadaan umum: Lemas dan pucat, bibir kering dan sianosis, akral dingin dan sianosis TTV: TD : 120/90 mmHg RR : 29x/menit Suhu : 38,7 celsius Nadi : 105x/menit6. OksigenasiKlien mengeluhkan sesak nafas, RR 29x/menit7. Cairan dan elektrolitKlien sering berkeringat pada malam hari. 8. Aktivitas dan istrihatKlien mengalami gangguan pada aktivitasnya. Klien tampak lemas dan pucat.9. Nyeri / ketidaknyamananKlien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk di kepalanya, dan semakin bertambah nyeri ketika ia bergerak atau bangun, klien juga mengatakan skla nyeri 610. NeurosensorikKlien komposmentis.11. Pemeriksaan penunjang laboratorium : Leukosit 35.000 sel/tetes darah, CRT 3 detik. Radiologi : - Ekg : -

C. Analisa data .

No.DATA FOKUSETIOLOGIPROBLEM

1.Ds:- klien mengatakan sesak nafasDo :- klien tampak menggunakan otot bantu pernafasan, klien bernafas mengunakan perut. - klien tampak pucat, sianosis, bagian akral teraba dingin.- klien tampak lemas, dan mengeluhkan sakit kepala/ nyeri kepala ketika bangun.- RR 29x/ menit- HB 8/dl- HT 110.000 /mel darah

Ketidak seimbangan perfusi ventilasi.Ganguan pertukaran gas.

2.Ds :- orang tua klien mengatakan anaknya demam sejak tadi malam.- klien juga mengatakan bahwa ia sering berkeringat di malam hari.Do :- suhu 38,7 celsius, Nadi 105x/menit- kulit teraba panas.- RR 29x/menit

penyakitHipertermi

3.Ds : -klien mengatakan ia mudah terserang pilek.- klien juga mengatakan kalau gusinya mudah sekali berdarah. Do :-ketika di lakukan pemeriksaan gusi klien terlihat berdarah.

Pertahanan sekunder tidak adekuat.Resiko infeksi

PRIOROTAS DIAGNOSA1. Ganguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan perfusi ventilasi2. Hipertermi b.d 3. Resiko infeksi b.d imunosupresi.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Dx TUJUAN/ KH INTERVENSIRASIONALTTD

1.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam terhadap An T maka ganguan pertukaran gas dapat diatasi dengan kriteria hasil sbb:Status pernafasan: pertukaran gas yang tidak terganggu, status ventilasi dan pernafasan yang tidak terganggu, serta tanda-tanda vital normal.

Monitor TTV Monitor status respirasi Monitor pola nafas seperti : bradipnea,hiperventilasi, cheyne stokes Observasi sianosis khususnya di membaran mukosa. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Berikan oksigen Atur intake untuk cairan mengoptimalkan kesimbangan. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penggunaan alat bantu pernafasan. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Memantau kondisi pasien agar tidak terjadi komplikasi Untuk memudahkan klien untuk menghirup udara atau meminimalkan sesak nasaf yang dialami klien Mencegah terjadinya komplikasi Agar orang tua dan pasien mengetahui dan memahami tindakan yang diberikan oleh perawat dan mecegah terjadi nya hal-hal yang tidak diinginkan seperti: melaporkan malpraktik

2.Setelaha dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam pada An T maka hipertermi dapat diatasi dengan kriteria hasil sbb:Psien akan menunjukan termoregulasi. Monitor suhu ,warna klien. Monitor tekanan darah, nadi, dan RR Kompres hangat pasien atau klien pada lipatan paha dan aksila. Tingkatkan sirkulasi aksila Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang manfaat kompres hangat untuk memurunkan panas. Koloborasi dengan tim medis dalam pemberian antipiretik seperti parasetamol, alphagesic syrup

3.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama perawatan An.T maka resiko infeksi dapat di cegah dengan kriteria hasil sbb:Pasien menunjukan status imun meningkat, resiko infeksi dapat di control dan pengetahuan klien dalam mengontrol tanda-tanda infeksi. Monitor tanda dan gejala infeksi Inspeksi kulit dan membrane mukosa, kemerahan, panas. Monitor adanya luka. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan Pertahankan teknik aseptif Kaji suhu klien Ajakrkan klien dan keluarga tanda dan gejala infeksi. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic: amoksilin.

E. ImplementasiNOTANGGALJAMIMPLEMENTASI EVALUASI

116-10-201309:00 Memonitor TTV Memonitor status respirasi Memonitor pola nafas seperti : bradipnea,hiperventilasi, cheyne stokes Mengobservasi sianosis khususnya di membaran mukosa. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Memberikan oksigen Mengaturtur intake untuk cairan mengoptimalkan kesimbangan. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penggunaan alat bantu pernafasan. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian

Memonitor suhu ,warna klien. Memonitor tekanan darah, nadi, dan RR Memberikan kompres hangat pasien atau klien pada lipatan paha dan aksila. Tingkatkan sirkulasi aksila Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang manfaat kompres hangat untuk memurunkan panas. Koloborasi dengan tim medis dalam pemberian antipiretik seperti parasetamol, alphagesic syrup

.

Tn. D 20 tahun masuk rumah sakit 1,5 bulan yang lalu dengan keluhan demam sudah 5 hari tidak turun-turun meskipun sudah diperiksa kedokter dan minum obat. Orang tua mengatakan saat itu pada kulit tangan, kaki, dan pipinya tampak lebam-lebam kebiruwan. Klien juga sering mismisan, karena itu orang tua klien membawanya kerumah sakit.Setelah dilakukan pengkajian didapatkan hasil, angka leukosit klien yang jauh diatas batas normal. Kemudian dilakukan pemeriksaan fungsi lumbal dan hasilnya klien didiagnosa menderita ALL (acute lymphocytic leukemia). Ibu klien mengatakan bahwa paman klien meninggal karena penyakit yang sama dengan anaknya.Saat ini klien barusaja menjalani kemoterapi yang ke -3. Klien tampak lemah dan pucat klien mengeluh mual-mual dan muntah serta banyak sariawan sehingga tidak nafsu makan. Rambut klien tampak rontok dan mudah patah saat ditarik. Terdapat ruam-ruam kebiruan pada kulit tangan,kaki, dan dadanya. Dari pemeriksaan didapatkan data TTV : TD: 110/70 mmhgNadi: 98x/menit (teraba lemah dan teratur)RR: 22x/menit Suhu: 38,4oC Data antropometri :BB: 56 KgTB: 171 cmLILA: 24 cm

Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan data : Hb (gr/dl): 12,5 Ht (%): 35,40 Eritrosit (lt/mmk: 3,70 MCH (pg): 31,40 MCV (fl): 95,60 MCHC: 32,80 Leukosit (rb/mmk): 58,60 Trombosit (rb/mmk): 96,1 RDW(%): 17,2 MPV (fl): 7,00 Neutrofil ( L): 90TERAPI MEDIS1. Paracetamol 3 x 500 mg 2. Vit. B complex 3 x 1 tablet3. Prednison 4-2-2 tab4. Infuse RL 20 tts/ mnt

PENGKAJIAN KEPERAWATANNama Perawat: lidya ATanggal Pengkajian : 06 Mei 2009Jam pengkajian: 08.00 WIB1Biodata :PasienNama : Tn. D 20thAgama : IslamPendidikan : SMAPekerjaan : MahasiswaStatus Pernikahan : belum menikahAlamat : Jl. Cik Ditiro No.5 , Sleman, YogyakartaDiagnosa Medis : ALL (Leukemia limfositik akut)Tgl masuk RS : 06-05-2009Penanggung JawabNama : Ny. AAgama : IslamPendidikan : S-1Pekerjaan : PNSStatus Pernikahan : Sudah menikahAlamat : Jl. Cik Ditiro No.5 , Sleman, YogyakartaHubungan dengan klien : orang tua kandung2.Keluhan utama : Klien mengeluh mual-mual dan muntah, serta banyak sariawan sehingga tidak nafsu makan.3.Riwayat Kesehatan :a.Riwayat Penyakit Sekarang :Masuk RS sejak 1,5 bulan yang lalu dengan keluhan demam 5 hari tidak turun-turun meskipun sudah diperiksakan kedokter dan minum obat-obatan, klien mengatakan

Format Pengkajian Keperawatan Medikal Bedahsering terkena flu dan batuk. Orang tua klien mengatakan pada saat pada kulit tangankaki dan pipinya tampak lebam-lebam kebiruan, Klien juga menjadi sering mimisan.Setelah dilakukan tes darah didapatkan hasil, angka leukosit klien yang jauh diatas batasnormal. Kemudian dilakukan pemeriksaan pungsi lumbal dan hasilnya klien didiagnosamenderita ALL (Acute Limphocytic Leukemia). Saat ini klien baru saja menjalani kemoterapi yang ketiga. Klien tampak lemah dan pucat, klien mengeluh mual-mual dan muntah, serta banyak sariawan sehingga tidak nafsu makan. Rambut klien tampak rontok dan mudah patah saat ditarik. Terdapat ruam-ruam kebiruan pada kulit tangan, kaki, dan dadanya. Klien dibawa ke Rs 1,5 bulan yang lalu karena demam yang tidak turun-tueunselama 5 hari berturut-turut. b.Riwayat Penyakit Dahulu :1.) Penyakit yang pernah dialamia.Kanak-kanak Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah,hanya seperti batuk dan flu saja. b.KecelakaanIbu klien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami kecelakaan yangserius.c.Pernah dirawatIbu klien mengatakan anaknya tidak pernah dirawat sebelum didiagnosa menderita LLAd.OperasiIbu klien mengatakan anaknya tidak pernah menjalani operasi. 2.) AlergiIbu klien mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat alergi, baik terhadap makanan maupun obat-obatan.3.) ImunisasiIbu pasien mengatakan anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap sewaktu kecil4.) KebiasaanPasien mengatakan dirinya tidak memiliki kebiasaan seperti merokok, minum kopiatau alcohol5.) Obat-obatanKlien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang lama .Riwayat Penyakit Keluarga :Pasien mengatakan ayahnya menderita hipertensi, Ibu Pasien juga mengatakan bahwa pamannya klien meninggal karena penyakit yang sama dengan anaknya.PATOFISIOLOGILeukemia adalah jenis gangguan pada sistem hematopoietik yang total dan terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak terkendalinya proliferasi dari leukemia dan prosedurnya.Sejumlah besar sel pertama menggumpal pada tempat asalnya (granulosit dalam sumsum tulang, limfosit di dalam limfe node) dan menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke organ yang lebih besar (splenomegali, hepatomegali). Proliferasi dari satu jenis sel sering menganggu produksi normal sel hematopoetik lainnya dan mengarah ke pengembangan pembelahan sel yang cepat dan sitopenias (penurunan jumlah). Pembelahan dari sel darah putih mengakibatkan menurunnya immunocompetence dengan meningkatnya kemungkinan terjadi infeksi (Long, 1996).Jika penyebab leukemia adalah virus, maka virus tersebut akan mudah masuk ke dalam tubuh manusia, jika struktur antigen virus sesuai dengan struktur antigen manusia. Begitu juga sebaliknya, bila tidak sesuai maka akan ditolak oleh tubuh. Struktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari bebagai alat tubuh terutama kulit dan selaput lendir yang terletak dipermukaan tubuh. Istilah HL-A (Human Leucocyte Lotus-A) antigen terhadap jaringan telah di tetapkan (WHO). Sistem HL-A individu ini diturunkan menurut hukum genetika, sehingga adanya peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi leukemia tidak dapat diabaikan (Ngastiyah, 1997).Menurut suriadi, 2001, prosesnya meliputi: normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehinngga akan menimbulkan anemia dan trombositopenia, sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi, manifestasi klinis akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yang akan berdampak pada penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan, dan adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian.Leukemia adalah penyakit kanker jaringan yang menghasilkan imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan dan menyusup ke dalam berbagai organ tubuh. Sel-sel leukemik menyusup kedalam sumsum tulang, menggati unsur-unsur sel yang normal. Akibatnya, timbul anemia dan dihasilkan eritrosit dalam jumlah yang tidak mencukupi. Timbul perdarahan akibat menurunnya jumlah trombosit yang bersikulasi. Inflasi juga lebih sering terjadi karena berkurangnya jumlah leukosit. Penyusupan sel-sel leukemik ke dalam semua organ-organ vital menimbulkan hepatomegali, splenomegali dan limfadenopati.Timbul disfungsi sumsum tulang, menyebabkan turunnya jumlah eritrosit, neutrofil dan trombosit. Sel-sel leukemik menyusupi limfonodus, limfa, hati, tulang, dan SPP (Betz, 2002).Di semua tipe leukemia, sel yang berpoliferasi dapat menekan produksi dan elemen di darah yang menyusup sumsum tulang dengan berlomba-lomba untuk menghilangkan sel normal yang berfungsi sebagai nutrisi metabolisme. Tanda dan gejala dari leukemia merukapan hasil dari infiltrasi sumsum tulang, dengan 3 manifestasi yaitu anemia dan penurunan RBC,s infeksi dari neutropenia, dan perdarahan karena produksi platelet yang menurun. Invasi sel leukemia yang berangsur-angsur pada sumsum menimbulkan kelemahan pada tulang dan cenderung terjadi fraktur, sehingga menimbulkan nyeri. Ginjal, hati, dan kelenjar limfe mengalami pembesaran dan akhirnya fibrosis, leukemia juga berpengaruh pada SSP dimana terjadi peningkatan tekanan intra kranial sehingga menyebabkan nyeri pada kepala, letargi, papil edema, penurunan kesadaran dan kaku kuduk (Wong,2000).

GENOGRAM (MEMEN)

KETERANGAN :

: Perempuan: Perkawinan

: Pria: Keturunan / sedarah

: Klien: Tinggal dalam satu rumah

: MeninggalBasic Promoting physiology of Health1. Aktivitas dan latihana. Pekerjaan : Pasien belum bekerjaFormat Pengkajian Keperawatan Medikal Bedah b.Olah raga rutin: sebelum sakit pasien aktif berolahraga 1 x seminggu, tetapi setelah sakit, pasien banyak menghabiskan waktu di rumahc.Alat Bantu: pasien tidak menggunakan alat bantud.Terapi: pasien tidak menggunakan traksi ataupun gipse.Kemampuan melakukan ROM : Pasif f.Kemampuan ambulasi dan ADL : Tergantung, pasien masih dapatmelakukan hal-hal yang ringan sepertimandi, maupun makan sendiri.2.Tidur dan istirahata.Lama tidur: 10 jam , Tidur siang: Ya, 2 jam b.Kesulitan tidur di RS : Tidak 3.Kenyamanan dan nyeri Nyeri : ada, skala nyeri 2 ( ringan ). Diakibatkan karena klien menjalanikemoterapi maupun pungsi lumbal. Tidak membuat aktivitasklien terganggu4.Nutrisia.Frekuensi makan: 3 x 1 hari b.Berat Badan / Tinggi Badan : 56 kg/ 171 cmc.IMT & BBR: 19,17 ( normal )& 78,87% (kurus)d.BB dalam 1 bulan terakhir: Klien mengatakan BB menurun 3 Kg, klienmengeluh mual dan muntah serta banyak sariawan sehingga tidak nafsu makan e.Jenis makanan:Nasi, sayuran dan lauk f.Makanan yang disukai: Pasien menyukai makanan yang berkuahg.Makanan pantang: Tidak ada makanan pantang atau alergih.Nafsu makan: Turang, pasien merasa mual dan muntah serta banyak sariawani.Masalah pencernaan: Mual, muntah, sariawan = 5 pada bagian bibir j.Riwayat operasi / trauma gastrointestinal : Tidak pernahk.Diit RS: Tinggi Energi & Tinggi Protein, 2800 kalori, makan :tidak habis hanya 3-4 sendok, alasan klien tidak nafsu makanl.Kebutuhan Pemenuhan ADL makan: Mandiri5.Cairan, elektrolit dan asam basaa.Frekuensi minum: 5-8 x Konsumsi air/hari : 1 liter/hari b.Turgor kulit: Kering, tidak elastisc.Support IV Line: Ya, Jenis : RL, Dosis 20 tts/mnt