Level Amputasi

4
LEVEL AMPUTASI Level amputasi ditentukan oleh beberapa faktor di antaranya : 1. Kondisi patologis 2. Anatomi 3. Pembedahan 4. Protesa 5. Individual, seperti jenis kelamin usia, pekerjaan sehari- hari Jenis level amputasi yang dipertimbangkan : 1. Pinggang (hindquarter) 2. Sendi pinggul (hip diarticulation) 3. Amputasi paha (tight) 4. Sendi lutut 5. Amputasi bawah lutut 6. Prosedur Syme 7. Amputasi bawah Amputasi Hindquarter dan hip disarticulation hampir mutlak dilakukan karena adanya kondisi patologis. Amputasi ini tidak perlu menyisakan 1 atau 2 inci femur pada level hip karena perkembangan jenis protesa saat ini. Amputasi di atas lutut seharusnya dilakukan ketika terdapat kondisi patologis memungkinkan. Dua faktor protesa yang perlu dipertimbangkan yaitu, deformitas fleksi hip dan kebutuhan untuk menyediakan ruang untuk pemakaian protesa. Jika deformitas fleksi

description

TugasRM

Transcript of Level Amputasi

Page 1: Level Amputasi

LEVEL AMPUTASI

Level amputasi ditentukan oleh beberapa faktor di antaranya :

1. Kondisi patologis

2. Anatomi

3. Pembedahan

4. Protesa

5. Individual, seperti jenis kelamin usia, pekerjaan sehari-hari

Jenis level amputasi yang dipertimbangkan :

1. Pinggang (hindquarter)

2. Sendi pinggul (hip diarticulation)

3. Amputasi paha (tight)

4. Sendi lutut

5. Amputasi bawah lutut

6. Prosedur Syme

7. Amputasi bawah

Amputasi Hindquarter dan hip disarticulation hampir mutlak dilakukan karena adanya kondisi

patologis. Amputasi ini tidak perlu menyisakan 1 atau 2 inci femur pada level hip karena

perkembangan jenis protesa saat ini.

Amputasi di atas lutut seharusnya dilakukan ketika terdapat kondisi patologis memungkinkan.

Dua faktor protesa yang perlu dipertimbangkan yaitu, deformitas fleksi hip dan kebutuhan untuk

menyediakan ruang untuk pemakaian protesa. Jika deformitas fleksi hip dipertimbangkan, misalnya

30 -40°, maka pasien tidak mungkin memakai prothesa dan jika sedikit menandainya mungkin akan

berpengaruh pada level amputasi. Adanya strain pada lumbar spine dikarenakan adanya deformitas

hip flexi dan menyebabkan penurunan kemampuan dan nyeri punggung pada orang dapat

menyebabkan ketidaknyamanan pada amputasi. Batas hip flexi yang dapat diakomodasi protesa,

batas ini dapat dilihat dari segi kosmetik dan biomekanik dasar soket (socket brim),yang merupakan

lokasi pembebanan dan penempatan anatomi tidak dimungkinkan. Pada umumnya, jika ada

deformitas hip fleksi, maka akan disarankan tingkat pemotongan yang lebih tinggi daripada kondisi

patologis.

Page 2: Level Amputasi

Faktor lain yang memerlukan pertimbangan adalah kebutuhan untuk menyesuaikan protesa diatas

sendi lutut palsu dimana harus ada jarak 4,5 - 5 inci antara ujung stump dan sendi lutut. Pada level

tigh, idealnya amputasi dilakukan 10 sampai 12 inci dari trochanter.

Amputasi pada daerah supracondyler tidak dianjurkan. Daerah supracondyler bukan

meruapakan end-bearing yang sesungguhnya dan daerah tersebut tidak menyediakan ruang yang

cukup bagi penempatan alat kontrol lutut dari protesa.

Amputasi lutut dianggap sebagai metode yang amputasi yang baik karena memiliki

keuntungan berupa perdarahan yang terjadi relatif sedikit, sebagian besar otot paha tetap berada

pada insersi normal, menghasilkan lever sistem (sistem pengungkit) yang panjang dan kuat, serta

menghasilkan permukaan bearing yang luas (20 inci persegi). Teknik amputasi ini biasanya

diterapkan pada masa pertumbuhan sepanjang epifise femur distal tetap dipertahankan atau pada

pasien dengan usia tua dimana pada pasien tersebut kemampuan keseimbangan pada end-bearing

sangat diperlukan. Amputasi pada lutut ini juga dapat mencegah terjadinya deformitas fleksi.

Kerugian dari amputasi lutut adalah protesa yang kurang memuaskan dari segi kosmetik.

Amputasi bawah lutut berarti amputasi yang dilakukan pada titik 5,5 inci dari plateu tibia.

Pembelahan seharusnya tidak dibuat lebih rendah dari musculo-tendinous junction dari otot betis

dan meskipun stump yg lebih pendek masih fungsional, kurang efektif jika lebih pendek dari 3,5

inci, diukur dari plateau tibia.

Rekomendasi berikutnya untuk amputasi ekstremitas adalah amputasi Syme diamana

amputasi jenis ini menghasilkan stump yang sempura dengan end-bearing dan pergerakan (pada

keadaan tanpa protesa) yang baik. Amputasi Syme dapat dilakukan pada masa pertumbuhan

maupun pada pasien dengan usia tua, tetapi dianggap tidak begitu memuaskan dari segi

kosmetik. Prosedur Pirogoff dan Boyd dianggap kurang baik karena stump yang terlalu panjang

dan dapat merubah anatomi dari tumit sehingga menyebabkan gangguan dalam weight-bearing.

Prosedur Chopart yang dilakukan pada kaki belakang dan pada daerah mid-tarsal dapat

menyebabkan permasalahan utama berupa ketidakseimbangan pada otot walaupun telah

dilakukan pemindahan tendon. Keadaaan ini terjadi pada kasus pada daerah tibialis anterior

dimana ketidakseimbangan otot yang menetap menyababkan terjadinya deformitas stump,

selanjutnya menyebabkan equino-varus dan luka yang sangat nyeri.

Page 3: Level Amputasi

Indikasi dari amputasi diantaranya adalah :

1. Penyakit pemuluh darah : merupakan penyebab terbesar dari tindakan amputasi di

seluruh dunia. Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui viabilitas

jaringan, diantaranya adalah pemeriksaan plethysmography, oscilometry, skin

temperature test, arteriography.

2. Tumor : pada kasus tumor dasar penentuan untuk level amputasi adalah sifat dasar

dari tumor dan ada atau tidaknya metastase.

3. Trauma : prinsip amputasi didasarkan pada penyelamatan jaringan yang masih

mungkin

4. Infeksi kronis : pada kasus ini amputasi hanya dilakukan pada keadaan dimana

pemberian antibiotik tidak berhasil, didapatkan adanya tanda infeksi sistemik yang

jelas, keadaan dimana tindakan bedah rekonstruksi tidak dimungkinkan.

5. Paralisis, deformitas, limb discrepency : hal-hal yang perlu diperhatikan pada keadaan

ini adalah jenis kelamin, profesi, keluarga, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan

pasien, biomekanika, serta protesa. Amputasi pada kasus ini bukan merupakan suatu

tindakan life-saving. Amputasi tidak dapat dilakukan hanya dikarenakan adanya

keadaan kosmetik yang ingin diubah.

6. Kongenital : contohnya pada kasus congenital limb deficiency, amputasi dilakukan

karena terdapat masalah fungsional.