LEUKOSIT

10
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER PENGHITUNGAN BUTIR DARAH PUTIH (LEUKOSIT) oleh I Putu Panji Nara Dharma NIM : 1209005015 Anggota kelompok : A1

description

Fisiologi

Transcript of LEUKOSIT

Page 1: LEUKOSIT

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER

PENGHITUNGAN BUTIR DARAH PUTIH (LEUKOSIT)

olehI Putu Panji Nara Dharma

NIM :1209005015

Anggota kelompok :A1

LABORATORIUM FISIOLOGI VETERINERFAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANADENPASAR

2012

i

Page 2: LEUKOSIT

PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kuasanya, sehingga

dapat diselesaikannya tulisan laporan mengenai jumlah butir darah putih (leukosit) ini dengan

baik.

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas atas selesainya dilakukannya praktikum di

laboratorium fisiologi veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Univ. Udayana.

Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dari tulisan ini, dan tak

lupa penulis ucapkan banyak terimakasih.

Denpasar, 5 November 2012

Hormat saya

Penulis

Page 3: LEUKOSIT

ii

Page 4: LEUKOSIT

DAFTAR ISI

Judul Halaman

Halaman Judul .................................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN ............................................................................................1

II. MATERI DAN METODE ............................................................................... .1

III. HASIL PRAKTIKUM .....................................................................................2

IV. BAHASAN ....................................................................................................3

V. SIMPULAN ....................................................................................................4

KEPUSTAKAAN ................................................................................................4

iii

Page 5: LEUKOSIT

I. PENDAHULUAN

Seperti pada penghitungan jumlah eritrosit, dalam penghitungan leukosit eritrositlah

yang dihancurkan dengan larutan Turk, sehingga tidak mengganggu dalam penghitungan.

Jadi praktis yang terlihat dibawah mikroskop haya leukosit saja. Untuk darah golongan

unggas oleh karena eritrositnya berinti, diperlukan larutan khusus untuk menghancurkannya.

Maksud dan tujuan mempelajari dan menghitung jumlah leukosit per mm3 pada

darah manusia atau sapi, menggunakan metode Neaubauer.

II. Materi dan metode

Alat dan bahan:

Darah sapi

Mikroskop

larutan Turk

Seperangkat hemasitometer

Neaubauer

Pipet droping

alkohol

Metode : penghitungan langsung dengan hemositometer Neaubauer

III. Tata kerja

1. Mengambil darah kedalam tabung reaksi sebanyak kira-kira 2 ml.

2. MengIsap darah dengan pipet toma (warna pengaduk di bag. gembung warna putih)

sampai angka 0.5, kemudian dilanjutkan dengan menghisap larutan Turk sampai

tanda 11 (pengenceran 20X).

3. Selang penghisap dilepas, dan memegang kedua ujung pipet dengan ibu dan jari

tengah, digoyangkan membentuk angka 8 sampai capur benar (selama 1 menit, kec.

50/menit).

1

Page 6: LEUKOSIT

4. Sebelum diteteskan ke bilik hitung, cairan yang ada disepanjang ujung pipet sampai

bagian pipet yang gembung dibuang.

5. Kamar hitung dan gelas penutup dibersihkan dari kotoran dan minyak dengan tisue,

lalu kamar hitung ditutup dengan gelas penutup, Diletakkan di atas meja.

6. Menuangkan (dengan jalan meneteskan) cairan dari pipet kira-kira 0.5 tetes. Saat

cairan masih menempel pada ujung pipet disentuhkan pada sisi atas kamar hitung

dan pinggir gelas penutup. Tunggu sampai cairan mengisi seluruh permukaan kamar

hitung dengan cara gaya kapileritasnya (merembes dengan sendirinya). Dikerjakan

juga pada sisi kamar hitung lainnya.

7. Kelebihan cairan dapat diisap dengan jariatau dengan sesuatu yang tidak

menghisap,

8. Dibiarkan kamar hitung selama 2-3 menit agar eritrosit mengendap dan tetap pada

tempatnya.

9. Menghitung dibawah mikroskop dengan pembesaran 250, atau 400X

10. Penghitungan dilakukan pada kotak leukosit yaitu kotak bag. luar = 1, 2, 3, dan 4,

(masing-masing luasnya 1 mm2 ) dan terbagi dalam 16 kotak kecil, Dilakukan

penghitungan jumlah sel dalam 4 kotak tersebut.

11. Untuk menghindari hitungan ulang (ganda), caranya adalah penghitungan dilakukan

pada semua sel yang ada di dalam dan yang menyentuh garis di sisi kanan dan

bawah kotak yang bersangkutan.

IV. Hasil

Darah sapi

No Hewan Jumlah/sel1 Sapi Total dari 4 kotak = 230

N X 50 = 230 X 50 = 11500/mm3

2

Page 7: LEUKOSIT

V. Bahasan

Dalam praktikum penghitungan jumlah leukosit pada darah sapi didapatkan hasil

pengamatan dimana jumlah leukosit yang teramati tidak lebih banyak dari jumlah eritrosit.

Dalam praktikum ini digunakan larutan turk untuk dicampur pada darah dimana larutan Turk

adalah larutan yang sejenis dengan larutan Hayem, hanya saja fungsi dan komposisinya

yang berbeda. Larutan ini digunakan untuk pengencer darah pada saat penghitungan sel

darah putih.

Dalam menghitung jumlah leukosit , metode yang dilakukan sama dengan metode

untuk menghitung jumlah eritrosit yaitu dengan menggunakan pipet toma dan mengamati

kamar hitung melalui mikroskop.

Keterangan hasil pengamatan :

Jumlah kotak 1 : 32

Jumlah kotak 2 : 59

Jumlah kotak 3 : 68

Jumlah kotak 4 : 71

Total : 230

Untuk penghitungan seluruhnya dilakukan dengan menjumlahkan semua hasil dari

setiap kamar hitung dan jumlahnya dikalikan 50N jadi 230x50N = 11500 leukosit

3

Page 8: LEUKOSIT

VI. Simpulan

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa jumlah leukosit yang teramati lebnih

sedikit dari jumlah eritrosit. Dalam pengamatan digunakan larutan turk dimana larutan ini

bisa menghancurkan sel darah merah (eritrosit), sehingga mempermudah penghitungan sel

darah putih pada kamar hitung.

Variasi jumlah sel darah putih dipengaruhi oleh:

a) Jumlah yang masuk peredaan darah dipengaruhi oleh bakteri, endotoksin, besar pori

dinding sinusoid, tingkat maturasi sel.

b) Jumlah yang keluar dari peredaran darah 

c) Distribusinya.

KEPUSTAKAAN

1. Siswanto, Sulabda IN dan Soma IG (2012). Penuntun Praktikum Fisiologi Veteriner I.

2. (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2012/11/11)

4