letsu

44
Laboratorium Obstetri dan Ginekologi Laporan Kasus Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Letak Sungsang Disusun Oleh: Surya Hadiwijaya Pembimbing: dr. Samuel Randa Bunga, Sp.OG Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada Bagian Obstetri dan Ginekologi

description

letak sungsang

Transcript of letsu

Page 1: letsu

Laboratorium Obstetri dan Ginekologi Laporan Kasus

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

Letak Sungsang

Disusun Oleh:

Surya Hadiwijaya

Pembimbing:

dr. Samuel Randa Bunga, Sp.OG

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Pada Bagian Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

2015

Page 2: letsu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak

memanjang/membujur dengan kepala difundus uteri dan bokong dibagian bawah

kavum uteri.

Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:

• Presentasi bokong (frank breech) (50-70%).

Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke

atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan

demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong (1,4).

• Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) ( 5-10%).

Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki (1,4).

• Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or

footling) (10-30%).

Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping

bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian

paling rendah adalah satu atau dua kaki (1,4).

Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan

tunggal.(1-3) Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang

dimana presentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya.

Angka kejadiannya adalah 3-4% dari seluruh kehamilan. (1-3) Beberapa peneliti lain

seperti Greenhill melaporkan kejadian persalinan presentasi bokong sebanyak 4-

4,5%.(1) Di Parkland Hospital 3,5 persen dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun

1990 sampai 1999 merupakan letak sungsang (1). Sedangkan di RSUP dr. Mohammad

1

Page 3: letsu

Hoesin Palembang sendiri pada tahun 2003-2007 didapatkan persalinan presentasi

bokong sebesar 8,63%.

Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada

kematian perinatal pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih tinggi

daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan

jenis presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong :

hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan

kongenital terdapat 6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada

presentasi kepala (1,2,4).

1.2. Tujuan

1.2.1. Mengetahui prosedur anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

yang diperlukan dan penegakkan diagnosis obstetrik.

1.2.2. Mengetahui keadaan persalinan yang didapatkan dalam kasus ini, yaitu letak

sungsang termasuk alur penegakkan diagnosis dan penatalaksanaannya.

1.2.3. Mengkaji ketepatan penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan dalam kasus

ini.

2

Page 4: letsu

BAB II

KASUS

Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 16 November 2015

di ruang VK Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

ANAMNESIS

Identitas Pasien

Nama : Ny. K

Usia : 40 tahun.

Alamat : Jl. AM Tahir RT 21

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SD

Suku : Bugis

Agama : Islam

Identitas Suami

Nama : Tn. M

Usia :45 tahun.

Alamat : Jl. AM Tahir RT 21

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SMP

Suku : Bugis

Agama : Islam

Masuk ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda pada 17 November 2015 pukul 17.10 WITA dengan diagnosis G4P3A0

gravid 40-41 minggu + letak sungsang + inpartu kala I fase aktif

3

Page 5: letsu

Keluhan Utama

Perut terasa kencang-kencang

Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan dialami sejak 2 jam SMRS. Keluhan juga disertai dengan keluarnya

lendir dan darah dari jalan lahir. Sedangkan air-air yang keluar dari jalan lahir tidak

ditemukan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus maupun asma

sebelum masa kehamilan.

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus maupun

asma.

Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 tahun.

Siklus haid : 28 hari / teratur.

Lama haid : 8 hari.

Jumlah darah haid : 2-3 kali ganti pembalut.

Hari pertama haid terakhir : 14-02-2015

Taksiran persalinan : 21-11-2015

4

Page 6: letsu

Riwayat Pernikahan

Perkawinan pertama, kawin usia 15 tahun, perkawinan kedua usia 37 tahun,

lama pernikahan dengan suami sekarang 3 tahun..

Riwayat Obstetrik

No.Tahun

partus

Tempat

Partus

Umur

kehamilan

Jenis

Persalinan

Penolong

PersalinanPenyulit

Jenis

Kelamin/

Berat

Badan

Keadaan

anak

Sekarang

1. 1999 BPS Prematur Spontan Bidan - P/2500 gr Sehat

2. 2006 BPS Aterm Spontan Bidan - L/2500 gr Sehat

3. 2009 BPS Aterm Spontan Bidan - L/2500 gr Sehat

4. 2015 Hamil ini

Antenatal Care (ANC)

Bidan setiap bulan

Kontrasepsi

Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi jenis apapun

Pemeriksaan Fisik

Antropometri : Berat badan (BB) : 54 kg, Tinggi badan (TB) : 150 cm.

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital :

Tekanan darah : 130/90 mmHg

Frekuensi nadi : 90 kali/menit

Frekuensi nafas : 23 kali/menit

Suhu : 36,6 ºC

5

Page 7: letsu

Status Generalisata

Kepala : normocephal

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).

Telinga : tidak ditemukan kelainan

Hidung : tidak ditemukan kelainan

Tenggorokan : tidak ditemukan kelainan

Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran

tiroid (-)

Thoraks :

Jantung : S1S2 reguler tunggal, murmur (-), gallop (-)

Paru-paru : suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)

Abdomen:

Inspeksi : cembung, linea (-), striae (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas:

Superior : edema (-/-), akral hangat

Inferior : edema (+/+), akral hangat, varises (-/-)

Status Obstetrik dan Ginekologi

Inspeksi : membesar arah memanjang, striae albicans (+), linea nigra

(+).

Palpasi : Tinggi fundus uteri : 29 cm.

Leopold I : Teraba kepala

Leopold II : punggung janin terletak di kanan ibu.

Leopold III : Teraba bokong

Leopold IV : sudah masuk pintu atas panggul.

Taksiran Berat Janin (Johnson) : (29-12) x 155 gram : 2635 gram.

His : 2 kali dalam 10 menit selama 25 detik

Auskultasi : Denyut jantung janin : 152 kali / menit

6

Page 8: letsu

Vaginal toucher : vulva vagina normal, portio tipis lunak, Pembukaan 7

cm, ketuban (-), teraba bagian kecil lipatan paha, blood slym (+)

Diagnosis Kerja Sementara

G4P3A0 gravid 40-41 minggu, janin tunggal hidup intrauterin, letsu, inpartu kala I

fase aktif

Pemeriksaan Penunjang

Darah Rutin

Leukosit : 14.900 / mm3

Hemoglobin : 10,8 gr %

Hematokrit : 31,4 %

Trombosit : 188.000 / mm3

Bleeding Time: 3 menit

Clotting Time : 9 menit

Kimia Darah

GDS : 81 mg/dl

Ureum : 20,8 mg/dl

Creatinin : 0,5 mg/dl

Urine Lengkap

Berat jenis : 1,015

Hb/darah : +

Warna : kuning

Kejernihan : agak keruh

pH : 6

Protein : -

7

Page 9: letsu

Laporan Persalinan

Bayi lahir spontan pervaginam pada pukul 19.08 WITA, jenis kelamin

perempuan, dengan Apgar Score (A/S) 7/9, berat badan lahir (BBL) 2700 gram,

panjang badan (PB) 47 cm, anus (+), cacat (-)

Follow Up Antepartum

Tanggal/Jam Follow Up

17.10 Menerima pasien dari IGD dan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisikG4P3A0gravid 40-41 minggu, janin tunggal hidup intrauterin,

letsu, inpartu kala I fase aktif

18.30 Lapor dr. SpOG, advice:• Rehidrasi 1 kolf• Observasi inpartu dan vital sign

18.55 VT pembukaan lengkap, ketuban meconium, bokong di H III tampak kaki di luar vulva

19.08 Bayi lahir spontan, jenis kelamin perempuan A/S 7/9, berat 2700 gr, panjang badan 47 cm, anus (+), cacat (-)

19.18 Plasenta lahir lengkap, perineum utuh

Persalinan Kala IV

Tanggal/

Jam

Follow Up

19.10 Tekanan Darah : 130/90 mmHgNadi : 90x/menit

8

Page 10: letsu

TFU : sepusatKontraksi uterus : baikKandung kemih : kosongPerdarahan : 50 cc

19.25 Tekanan Darah : 120/90 mmHgNadi : 86x/menitTFU : 1 jari di bawah pusatKontraksi uterus : baikKandung kemih : kosongPerdarahan : 10 cc

19.40 Tekanan Darah : 120/80 mmHgNadi : 86x/menitTFU : 2 jari dibawah pusatKontraksi uterus : baikKandung kemih : kosongPerdarahan : -

19.55 Tekanan Darah : 120/80 mmHgNadi : 86x/menitTFU : 2 jari dibawah pusatKontraksi uterus : baikKandung kemih : kosongPerdarahan : -

20.25 Tekanan Darah : 120/80 mmHgNadi : 82x/menitTFU : 2 jari dibawah pusatKontraksi uterus : baikKandung kemih : kosongPerdarahan : -

20.55 Tekanan Darah : 120/80 mmHgNadi : 82x/menitTFU : 2 jari dibawah pusatKontraksi uterus : baikKandung kemih : kosongPerdarahan : -

9

Page 11: letsu

Follow Up di Ruang Nifas

Tanggal/

Jam

Follow Up

18/11/2015 Post Partum pervaginam Hari ke-1

Keluhan Subjektif : BAK (+), Pusing (-),

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital :

Tekanan darah : 130/90 mmHg

Pernapasan : 20 kali/menit

Nadi : 96 kali/menit

Suhu : 36,6 ºC

Status Generalisata

Kepala :

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema

palpebra (-/-)

Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), epistaksis (-)

Gigi dan mulut : dalam batas normal

Telinga : Peradangan (-), tumor (-)

Faring : Hiperemis (-)

Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid

(-), peningkatan tekanan vena jugularis (-)

Dada :

Payudara : Peradangan (-), retraksi puting susu (-), air susu ibu (-)

Paru : Gerakan napas simetris, retraksi interkostal (-), fremitus

raba simetris, suara napas vesikuler, wheezing (-), ronki (-)

Jantung : Pelebaran batas jantung (-), S1S2 tunggal regular, gallop

(-), murmur (-)

10

Page 12: letsu

Abdomen : Cembung, TFU sepusat, kontraksi baik

Urogenital : perdarahan (+) sedikit

Ekstremitas : dalam batas normal, edema (-)

Diagnosis : P4004 + post partum spontan

Penatalaksanaan :

Amoxicilin 3x500 mg tab

SF 2x300mg

Paracetamol 3x500 mg tab

Pulang

11

Page 13: letsu

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 LETAK SUNGSANG

3.1.1 Pengertian

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan

kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri

(Prawirohardjo, 2008, p.606).

3.1.2. Klasifikasi letak sungsang

1) Presentasi bokong murni (frank breech)

Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki

setinggi bahu atau kepala janin.

2) Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech)

Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan

di samping bokong dapat diraba kedua kaki.

3) Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech)

Yaitu letak sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan

kaki yang lain terangkat ke atas. (Kasdu, 2005, p.28)

3.1.3 Diagnosis

Diagnosis letak sungsang yaitu pada pemeriksaan luar kepala tidak teraba di

bagian bawah uterus melainkan teraba di fundus uteri.

Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-

olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita

tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada yang terdahulu, karena

terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut

12

Page 14: letsu

jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada

umbilicus.

Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat,

karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air

ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih

ada keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan

ultrasonografik. Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang

ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba

kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada

tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang

jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong

janin mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong

dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan antara bokong dengan

muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot,

sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang dan

alveola tanpa ada hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat

diraba di samping bokong sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna,

hanya teraba satu kaki di samping bokong (Prawirohardjo, 2008, pp.609-611).

3.1.4 Etiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap

ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air

ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan

leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala,

letak sungsang, ataupun letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh

dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang. Karena bokong dengan

kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa

menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam

13

Page 15: letsu

ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti

mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi,

sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam

presentasi kepala. Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak

sungsang diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus,

plasenta previa, dan panggul sempit. Kadang-kadang letak sungsang disebabkan

karena kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di daerah

kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang karena plasenta

mengurangi luas ruangan di daerah fundus (Prawirohardjo, 2008, p.611).

3.1.5 Penanganan

Presentasi Bokong pada Masa Kehamilan

Pada saat ini ada tiga cara yang dipakai untuk mengubah presentasi bokong

menjadi presentasi kepala yaitu versi luar, moksibusi, dan/atau akupunktur, dan posisi

dada-lutut pada ibu (knee-chest position). Baru tindakan versi luar yang

direkomendasikan.

Perubahan spontan menjadi presentasi kepala sebagian besar akan terjadi pada

umur kehamilan 34 minggu, sehingga penemuan adanya presentasi bokong mulai

umur kehamilan 34 minggu akan bermanfaat untuk pertimbangan melakukan

tindakan versi luar.

Versi luar cukup aman dan efektif namun komplikasi dapat terjadi berupa

bradikardia janin yang bersifat sementara, solusio plasenta, komplikasi pada tali

pusat, perdarahan feto-mtaternal dengan kemungkinan sensitisasi, dan ketuban pecah

dini.

Keadaan yang harus dikethaui sebelum menawarkan versi luar adalah

perkiraan berat janin, volume air ketuban, letak plasenta, dan morfologi janin normal.

Kontra indikasi versi luar adalah semua keadaan kontra indikasi persalinan

pervaginam. Kontraindikasi relative yaitu KPD, oligohidramnion, perdarahan uterus

yang tidak diketahui sebabnya, atau dalam persalinan kala I fase aktir.

14

Page 16: letsu

Pada umumnya versi luar efektif pada usia kehamilan 34 – 36 minggu. Versi

luar dapat dilakukan pada usia kehamilan sebelum 34 minggu, namun kemungkinan

untuk kembali lagi menjadi presentasi bokong cukup besar, dan apabila terjadi

komplikasi yang mengharuskan dilahirkannya dengan segera, maka morbiditas

karena prematuritasnya menjadi tinggi. Versi luar dapat dipertimbangkan untuk

diulang bila sebelumnya gagal atau sudah berhasil namun kembali lagi menjadi

presentasi bokong.

Sebelum melakukan versi luar, diperlukan edukasi kepada ibu tentang

mekanisme dan kemungkinan komplikasi. Pemeriksaan NST perlu dilakukan sebelum

dan sesudah versi. Untuk melakukan versi luar, mula-mula bokong dikeluarkan dari

pelvis dan diarahkan lateral sedikitnya sebesar 900 . Dengan langkah ini biasanya

kepala akan bergerak 900 ke arah yang berlawanan dengan bokong. Setelah itu

dilakukan maneuver bersamaan pada kepala dan bokong untuk mengarahkan kepala

kea rah kaudal dan bokong ke arah cranial. Apabila digunakan tokolitik, 5 – 10 menit

setelahnya baru dilakukan versi.

Versi luar direkomendasikan dilakukan tidak lebih dari dua kali. Apabila

belum berhasil, dapat diulang pada sesi berikutnya tergantung umur kehamilan dan

kondisi saat itu.

Persalinan pada Presentasi Bokong

1) Pervaginam

Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat yang harus

dipenuhi yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit ketuban sudah pecah, his

adekuat dan tafsiran berat badan janin < 3600 gram. Terdapat situasi-situasi tertentu

yang membuat persalinan pervaginam tidak dapat dihindarkan yaitu ibu memilih

persalinan pervaginam,direncanakan bedah sesar tetapi terjadi proses persalinan yang

sedemikian cepat, persalinan terjadi di fasilitas yang tidak memungkinkan dilakukan

bedah sesar, presentasi bokong yang tidak terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran

janin kedua pada kehamilan kembar. Persalinan pervaginam tidak dilakukan apabila

15

Page 17: letsu

didapatkan kontra indikasi persalinan pervaginam bagi ibu dan janin, presentasi kaki,

hiperekstensi kepala janin dan berat bayi > 3600 gram, tidak adanya informed

consent, dan tidak adanya

petugas yang berpengalaman dalam melakukan pertolongan persalinan

(Prawirohardjo, 2008, p.593).

a) Persalinan spontan (spontaneous breech)

Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri (cara bracht). Pada

persalinan spontan bracht ada 3 tahapan yaitu tahapan pertama yaitu fase lambat, fase

cepat, dan fase lambat. Berikut ini prosedur melahirkan secara bracht :

1. Ibu dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depan vulva.

2. Biarkan persalinan berlangsung dengan sendirinya (tanpa intervensi apapun)

sampai tampak bokong di vulva

3. Pastikan bahwa pembukaan sudah benar-benar lengkap sebelum

memperkenankan ibu mengejan

4. Apabila bokong sudah membuka vulva, dapat dilakukan episiotomi.

5. Biarakan bokong lahir , bila tali pusat sudah tampak kendorkan. Perhatikan

hingga tampak scapula janin di vulva.

6. Dengan lembut pegang bokong dengan cara kedua ibu jari penolong sejajar

sumbu panggul, sedangkan jari lain memegang belakang pinggul janin.

7. Tanpa melakukan tarikan, angkatlah kaki, bokong, dan badan janin dengan

kedua tangan penolong disesuaikan dengan sumbu panggul ibu

(melengkung ventrokranial kearah perut ibu) sehingga berturut-turut lahir

perut, dada, bahu, dan lengan,dagu, mulut dan seluruh kepala.

b) Manual Aid

16

Page 18: letsu

Janin dilahirkan sebagaian dengan tenaga ibu dan sebagian lagi menggunakan

tenaga penolong. Pada persalinan dengan cara ini,ada 3 tahap : tahap lahirnya bokong

sampai pusat dengan kekuatan ibu sendiri, tahap kedua lahirnya bahu dan lengan

yang memakai tenaga penolong dengan cara klasik, mueller, lovset; tahap ketiga

lahirnya kepala dengan memakai cara mauriceau dan forceps piper.

Berikut ini cara melahirkan bahu dan lengan pada letak sungsang dengan cara

klasik :

1. Biarkan bahu dan lengan anterior lahir sendirinya dengan cara bokonh

ditarik kea rah berlawanan (posterior). Bila tidak bisa lahir spontan,

keluarkan lengan dengan cara mengusap lengan atas janin menggunakan 2

jari penolong berfungsi sebagai bidai.

2. Angkatlah bokong janin kearah perut ibu untuk melahirkan bahu dan

lengan posterior. Teknik yang serupa dengan melahirkan bahu dan lengan

anterior dapat dipakai bila bahu dan lengan posterior tidak dapat lahir

secara spontan.

17

Page 19: letsu

Prosedur melahirkan lengan di atas kepala dan di belakang leher (manvuer

Lovset)

1. Pegang janin pada pinggulnya

2. Putar bayi setengah lingkaran dengan arah putaran mengupayakan

punggung berada di atas (anterior)

3. Sambil melakukan gerakan memutar, lakukan traksi ke bawah sehingga

lengan posterior berubah menjadi anterior, dan melahirkannya dengan

menggunakan dua jari penolong di lengan atas bayi.

4. Putar kembali badan janin ke arah berlawanan sambil melakukan traksi ke

arah bawah. Dengan demikian, lengan yang awalnya adalah anterior

kembali lagi ke posisi anterior untuk dilahirkan dengan cara yang sama.

Berikut ini melahirkan bahu dan lengan pada letak sungsang dengan cara mueller :

1. Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan traksi

curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan di bawah simfisis

dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan di bawahnya.

2. Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih

dipegang secara femuro-pelvis ditarik ke atas sampai bahu belakang lahir.

18

Page 20: letsu

19

Page 21: letsu

Melahirkan kepala adalah tahap III dalam persalinan sungsang. Berikut ini

melahirkan kepala dengan cara mauriceau :

1. Janin dalam posisi telungkup menghadap ke bawah, letakkan tubuhnya di

tangan dan lengan penolong sehingga kaki janin berada di kiri kanan

tangan tersebut (seperti menunggang kuda).

2. Tempatkan jari telunjuk dan jari manis di tulang pipi janin

3. Gunakan tangan yang lain untuk memegang bahu dari arah punggung dan

dipergunakan untuk melakukan traksi

4. Buatlah kepala janin fleksi dengan cara menekan tulang pipi janin kea rah

dadanya.

5. Bila belum terjadi putar paksi dalam, penolong melakukan gerakan putar

paksi dengan tetap menjaga kepala tetap fleksi dan traksi pada bahu

mengikuti arah sumbu panggul

6. Bila sudah terjadi putar paksi dalam, lakukan traksi ke bawah dengan

mempertahankan fleksi kepala janin, dan mintalah asisten untuk menekan

daerah supra simfisis.

7. Setelah

suboksiput

lahir di bawah

simfisis,

badan janin

sedikit demi

sedikit

dielevasi ke atas (kea rah perut ibu) dengan suboksiput sebagai

hipomoklion. Berturut-turut akan lahir dagu, mulut, dan seluruh kepala.

20

Page 22: letsu

21

Page 23: letsu

Melahirkan kepala juga dapat menggunakan teknik Prague Terbalik. Teknik

ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang dekat sacrum dan

muka janin menghadap simpisis. Satu tangan penolong mencengkeram leher dari

bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan

penolong yang lain memegang kedua pergelangan kaki, kemudian ditarik keatas

bersamaan dengan tarikan pada bahu janin sehingga perut

janin mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai

hipomoklion, kepala janin dapat dilahirkan.

Teknik lain melahirkan kepala adalah dengan cara Cunam Piper. Seorang

asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua lengan janin diletakkan

dipunggung janin. Kemudian badan janin

dielevasi ke atas sehingga punggung janin

mendekati punggung ibu. Pemasangan cunam

piper sama prinsipnya dengan pemasangan pada

letak belakang kepala. Hanya saja cunam

dimasukkan dari arah bawah sejajar dengan

pelipatan paha belakang. Setelah oksiput tampak dibawah simpisis, cunam dielevasi

ke atas dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion berturut-turut lahir dagu, mulut,

muka, dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir.

22

Page 24: letsu

c) Ekstraksi sungsang

Yaitu janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.

Ekstraksi sungsang dilakukan jika ada indikasi dan memenuhi syarat untuk

mengakhiri persalinan serta tidak ada kontra indikasi. Indikasi ekstraksi sungsang

yaitu gawat janin, tali pusat menumbung, persalinan macet.

Cara ekstraksi kaki :

1. Bila kaki masih terdapat di dalam vagina, tangan

operator yang berada pada posisi yang sama dengan os

sacrum dimasukkan dalam vagina untuk menelusuri

bokong, paha sampai lutut guna mengadakan abduksi

paha janin sehingga kaki janin keluar. Selama

melakukan tindakan ini, fundus uteri ditahan oleh

tangan operator yang lain.

2. Bila satu atau dua kaki sudah berada di luar vulva, maka dipegang dengan dua

tangan operator pada betis dengan kedua ibu jari berada punggung betis.

Lakukan traksi ke bawah. Setelah lutut dan sebagian paha keluar, pegangan

dialihkan pada paha dengan kedua ibu jari pada punggung paha.

3. Dilakukan traksi ke bawah lagi (operator jongkok) dengan tujuan

menyesuaikan arah traksi dengan sumbu panggul ibu.

Cara ekstraksi bokong

1. Lakukan periksa dalam vagina untuk memastikan titik penunjuk (os sacrum).

2. Jari telunjuk tangan operator yang berhadapan dengan os sacrum dikaitkan

pada lipat paha depan janin. Kemudian dilakukan ekstraksi curam ke bawah.

3. Bila trokanter depan sudah berada di bawah simfisis, jari telunjuk tangan

operator yang lain dipasang pada lipat paha belakang untuk membantu traksi

sehingga bokong berada di luar vulva.

4. Arah ekstraksi berubah ke atas untuk mengeluarkan trokanter belakang.

23

Page 25: letsu

5. Ekstraksi kemudian mengikuti putaran paksi dalam.

6. Bila pusat sudah berada di luar vulva, dikendorkan.

7. Ekstraksi diteruskan dengan cara menempatkan kedua tangan pada bokong

janin dengan kedua ibu jari berada di atas sacrum dan jari-jari kedua tangan

berada di atas lipat paha janin.

8. Ekstraksi dilakukan dengan punggung janin di depan, kemudian mengikuti

putaran paksi dalam bahu, salah satu bahu akan ke depan.

9. Setelah ujung tulang belikat terlihat dilakukan periksa dalam vagina untuk

menentukan letak lengan janin, apakah tetap berada di depan dada,

menjungkit atau di belakang tengkuk. Pada ekstraksi bokong sampai tulang

belikat sering diperlukan bantuan dorongan kristeller.

2.) Perabdominam

Memperhatikan komplikasi persalinan letak sungsang melalui pervaginam,

maka sebagian besar pertolongan persalinan letak sungsang dilakukan dengan seksio

sesarea. Pada saat ini seksio sesarea menduduki tempat yang sangat penting dalam

menghadapi persalinan letak sungsang. Seksio sesarea direkomendasikan pada

presentasi kaki ganda dan panggul sempit (Prawirohardjo, 2008, p.622).

Seksio sesarea bisa dipertimbangkan pada keadaan ibu yang primi tua, riwayat

persalinan yang jelek, riwayat kematian perinatal, curiga panggul sempit, ada indikasi

janin untuk mengakhiri persalinan (hipertensi, KPD >12 jam, fetal distress), kontraksi

uterus tidak adekuat, ingin steril, dan bekas SC. Sedangkan seksio sesarea bisa

dipertimbangkan pada bayi yang prematuritas >26 minggu dalam fase aktif atau perlu

dilahirkan, IUGR berat, nilai social janin tinggi, hiperekstensi kepala, presentasi kaki,

dan janin >3500 gram (janin besar) (Cunningham, 2005, p.568).

Persalinan pada letak sungsang dapat ditentukan apakah dilakukan

pervaginam atau perabdominam dengan memperkirakannya menggunakan skor

Zatuchni Andros. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan berbahaya bila skor

Zachtuchni Andros ≤ 3.

24

Page 26: letsu

Skor Zachtuchni Andros

Parameter Nilai

0 1 2

Paritas Primi multi -

Pernah letak sungsang Tidak 1 kali 2 kali

TBJ > 3650 g 3649-3176 g < 3176 g

Usia kehamilan > 39 minggu 38 minggu < 37 minggu

Station < -3 -2 -1 atau >

Pembukaan serviks 2 cm 3 cm 4 cm

Arti nilai:≤ 3 : persalinan perabdominam4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap

dapat dilahirkan pervaginam. >5 : dilahirkan pervaginam

3.1.6 Komplikasi persalinan letak sungsang

Komplikasi pada ibu

a) Perdarahan

b) Robekan jalan lahir

c) Infeksi

Komplikasi pada bayi

a) Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh :

25

Page 27: letsu

(1) Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air ketuban-lendir)

(2) Perdarahan atau edema jaringan otak

(3) Kerusakan medula oblongata

(4) Kerusakan persendian tulang leher

(5) kematian bayi karena asfiksia berat.

b) Trauma persalinan

(1) Dislokasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas

(2) Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung

(3) Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktur tulang dasar

kepala ; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau

telinga ; kerusakan pada jaringan otak.

c) Infeksi, dapat terjadi karena :

(1) Persalinan berlangsung lama

(2) Ketuban pecah pada pembukaan kecil

(3) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam

26

Page 28: letsu

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien Ny. K usia 40 tahun datang ke IGD Rumah Sakit A.W.Sjahranie

Samarinda 16 November 2015 pukul 17.10 WITA dengan keluhan utama perut terasa

kencang-kencang keluar lendir dan darah dari jalan lahir. Setelah melakukan

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka didapatkan diagnosis

G4P3A0 gravid 40-41 minggu + letak sungsang + inpartu kala I fase aktif.

4.1 Penegakan Diagnosis

No Teori Fakta

1 Anamnesis :

- Letak sungsang merupakan

keadaan dimana janin terletak

memanjang dengan kepala di

fundus uteri dan bokong berada di

bagian bawah kavum uteri

- Seringkali, ibu hamil dengan

letak sungsang mengeluhkan

perut terasa penuh di bagian atas

dan gerakan terasa lebih banyak

di bagian bawah

Pasien datang dengan keluhan perut

kencang-kencang yang dialami sejak

2 jam SMRS. Keluhan juga disertai

dengan keluarnya lendir dan darah

dari jalan lahir. Sedangkan air-air

yang keluar dari jalan lahir tidak

ditemukan.

Pasien tidak mengeluhkan adanya

rasa penuh di bagian atas saat

kehamilan.

27

Page 29: letsu

- Faktor yang memegang peranan

dalam terjadinya letak sungsang

diantaranya adalah multiparitas,

hamil kembar, hidramnion,

hidrosefalus, plasenta previa, dan

panggul sempit.

Ini merupakan kehamilan keempat

pasien. Kehamilan sebelumnya

normal dan pasien melahirkan secara

spontan.

Menurut pengakuan pasien, pasien

sudah pernah dilakukan pemeriksaan

USG di praktek dokter. Dari hasil

USG didapatkan janin dalam letak

sungsang.

2 Pemeriksaan Fisik :

Diagnosis letak sungsang yaitu

pada pemeriksaan luar kepala tidak

teraba di bagian bawah uterus

melainkan teraba di fundus uteri.

Denyut jantung janin pada

umumnya ditemukan setinggi pusat

atau sedikit lebih tinggi daripada

umbilicus

Pada pemeriksaan palpasi didapatkan

- Leopold I : Teraba kepala

- Leopold II : punggung

janin terletak di kanan ibu.

- Leopold III : teraba bokong

- Leopold IV : sudah masuk

pintu atas panggul

3 Pemeriksaan Penunjang

Apabila masih ada keragu-raguan,

Pasien sudah pernah diperiksa USG di

praktek dokter swasta dan ditemukan

28

Page 30: letsu

harus dipertimbangkan untuk

melakukan pemeriksaan

ultrasonografik.

janin letak sungsang.

4.2Penatalakasanaan

Teori Fakta

Persalinan pada letak sungsang

dapat ditentukan apakah dilakukan

pervaginam atau perabdominam dengan

memperkirakannya menggunakan skor

Zatuchni Andros. Persalinan

pervaginam diperkirakan sukar dan

berbahaya bila skor Zachtuchni Andros

≤ 3.

Menurut skor Zatuchni Andros, pasien

memiliki skor 7. Berdasarkan

interpretasi nilai, pasien dapat

dilakukan persalinan pervaginam.

29

Page 31: letsu

BAB V

PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus atas pasien Ny. S yang berusia 34 tahun

datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut terasa kencang-kencang disertai

lendir dan darah keluar dari jalan lahir. Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang, maka didapatkan G2P1A0 gravid 39-40 minggu,

janin tunggal hidup intrauerin, letak kepala, inpartu kala I fase laten + preeklampsia

berat

Diagnosis akhir pada pasien ini adalah G2P1A0 gravid 39-40 minggu, janin

tunggal hidup intrauerin, letak kepala, inpartu kala I fase laten + preeklampsia berat.

Secara umum penegakkan diagnosis maupun penatalaksanaan pada pasien ini sudah

tepat dan sesuai dengan teori.

30

Page 32: letsu

DAFTAR PUSTAKA

31