refrensi letsu
-
Upload
sisca-mutz-sisca -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
description
Transcript of refrensi letsu
SAP KELAINAN LETAK
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Topik : Kelainan Letak
Nama Mahasiswa :
-ROUDATUL JANNAH
- SITI ZUBAIDAH
-ZAINAB
TUJUAN
A. UMUM
Ibu-ibu dapat mengetahui macam-macam kelainan letak, sehingga setiap ibu hamil rajin memeriksakan kehamilannya.
B. KHUSUS
1. Ibu dapat mengetahui definisi kelainan letak.
2. Ibu dapat mengetahui dan menyebutkan macam-macam kelainan letak.
3. Ibu dapat mengetahui dan menyebutkan penyebab kelainan letak
4. Ibu dapat mengetahui penanganan kelainan letak
II MATERI
1. Pengertian dari setiap kelainan letak
2. Macam-macam kelainan letak
3. Penyebab kelainan letak
4. Penanganan kelainan letak
II. SASARAN
Audience : Ibu nifas dan menyusui
Jumlah : 24 orang
Pendidikan : SD-SMP
III. TEMPAT DAN WAKTU
Tempat : Ruang 8 RSSA Malang
Waktu : 10.00 WIB- Selesai
Hari / tanggal : Kamis/14 Juni 2012
IV METODE DAN LANGKAH
a. Metode
1. Ceramah atau tanya jawab
2. Diskusi
b. Langkah-langkah
1. Persiapan
a. Undangan
b. Fasilitas
- Brosur
- Gambar macam-macam kelainan letak (lembar balik)
2. Pelaksanaan
1. Pembukaan (5 menit)
o Mengucapkansalampembukaan
o Memperkenalkandiri
o Menyampaikantujuanpenyuluhan
2. Pengembangan (20 menit)
o Penyampaianmateri, yaitu:
Ø Definisi kelainan letak
Ø Macam-macam kelainan letak
o Memberi kesempatan bertanya dan melakukan pengulangan materi.
3. Penutup (15 menit)
o Memberi kesempatan diskusi
o Melakukan tanya jawab
o Menyimpulkan hasil penyuluhan
o Menyampaikan terima kasih dan salam penutup.
V SUMBER
1. Lab/upt. Ilmu kebidanan dan penyakit kandungan, 1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soetomo, Surabaya.
2. Mauaba, Prof. Dr. Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk pendidikan Bidan, Jakarta: EGC.
3. Mochtar, Prof. Dr. Rustam, NPH.1998. Sinopsis Obstetri jilid 2. Jakarta: EGC.
4. PrawitoHarjo. Prof. Dr. Saswono, SPOG. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SD.
VI EVALUASI
a. Evaluasi Proses
Penyuluhan berjalan lancar
Ibu aktif bertanya dan bisa menjawab pertanyaan
b. Evaluasi Formatif
Dengan tanya jawab :
1. Ibu dapat menjelaskan tentang definisi kelainan letak
2. Ibu dapat menjelaskan macam-macam kelainan letak
3. Ibu dapat menyebutkan penyebab dari kelainan letak
4. Ibu dapat menyebutkan penanganan dari kelainan letak
MATERI PENYULUHAN
1.1 LETAK SUNGSANG
1.1.1 PENGERTIAN
Disebut letak sungsang apabila janin terlihat membujur dalam rahim dengan bokong pada bagian bawah.
Tergantung dari bagian janin yang terendah dapat dibedakan:
a. letak bokong
b. letak bokong kaki
c. letak kaki
1.1.2 ETIOLOGI
Letak janin dalam uterus tergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam posisi letak sungsang, letak lintang, maupun letak kepala. Pada triwulan terahir dimana jumlah air ketuban sudah berkurang dan pertumbuhan janin lebih cepat, bokong dipaksa menempati ruangan yang lebih luas yakni fundus uteri, sedangkan kepala menempati ruangan yang lebih kecil disegmen bawah uterus. Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya letak sungsang adalah multiparitis, hamil kembar, hidramnion, hidrosepalus, plasenta previa dan panggul sempit
1.1.3 PATOFISIOLOGI
Faktor-faktor penyebab letak sungsang antara lain:
1. Gangguan akomodasi,misalnya kelainan bentuk rahim, tumor rahim, kehamilan ganda, plasenta pada kornu, ekstensi tungkai janin, oligo hidramnion.
2. Gerakan janin yang bebas, misalnya pada hidramnion, janin kecil atau premature, grande multi gravida.
3. Gangguan fiksasi kepala pada pintu atas panggul, misalny apada plasenta previa, tumor panggul, kesempitan panggul, anensepalus/hidrosepalus.
1.1.4 GEJALA KLINIS
1. Pada persalinan letak sungsang, kepala yang merupakan bagian janin dengan diameter terbesar lahir paling akhir.
2. Evaluasi tentang kemungkinan disproporsi kepala –panggul lebih sukar
3. Persalinan pervagina dapat berupa:a). Persalinan spontan
b). Ekstraksi partial (Manual-aid)
c). Ekstraksi total
4. Moribiditas/mortalitas janin lebih tinggi di bandingkan persalinan letak kepala
1.1.5 DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
1. Palpasi
Leopold I : Kepala “Ballotement di fundus”
Leopold II : Teraba punggung di satu sisi, bagian-bagian kecil di sisi lain
Leopold III & IV : Bokong teraba di bagian bawah rahim
2. Pemeriksaan dalam
ü Pada letak bokong teraba tuber isciadica,cacrum dan anus
ü Pada ketuban pedah mungkin terlihat meconium
ü Pada letak sungsang teraba kaki dan bokong sedangkan pada letak kaki teraba satu atau dua kaki.
Pemeriksaan Pembantu
a. Ultasonografi diperlukan untuk:
1. Konfirmasi letak janin apabila pemeriksaan fisik tidak jelas
2. Menentukan letak plasenta
3. Menentukan kemungkinan adanya cacat bawaan
b. X-ray pelvimetri/MRI
c. X-foto ( Bila perlu dan bila tidak diputuskan lahir Secsio Caesaria(SC))
1. Menentukan posisi tungkai dibawah
2. Konfirmasi letak janin
3. Menentukan habitus kepala janin
4. Menentukan kemungkinan kelainan bawaan anak (hidrosepalus, Anensepalus)
1.1.6 PENYULIT
Ibu dan janin termasuk resiko tinggi
Ibu:
- Resiko Sc dengan gejala penyulit Secsio Caesaria (Sc)
- Trauma jalan lahir
Janin
1. Penyulit pertama adalah:
Akibat prematuritas; kelainan bawaan dan trauma persalinan
2. Asphixia karena kompresi tali pusat sering terjadi karena thorak-abdomen dijepit pelvis
3. Kemacetan bahu / kepala
- Kelainan bawaan terjadi pada 2/3 kasus letak sungsang
- persisten sungsang dapat mempunyai abdominal neurology
1.1.7 PENATALAKSANAAN
1. Antenatal
(a) Kewaspadaan terhadap kasus letak sungsang sudah di mulai sejak kehamilan 24 minggu
(b) Bila pada kehamilan 28-30 minggu masih di dapatkan letak sungsang,maka dilakukan ultrasonografi untuk mencari kemungkinan adanya kelainan letak plasenta (plasenta previa), cacat bawaan atau kelainan bentuk rahim.
(c) Apabila pada pemeriksaan USG tidak ditemukan kelainan, maka dicoba / dilakukan versi luar ke letak kepala (tanpa paksaan)
(d) Penderita diminta kontrol seminggu kemudian
(e) Apabila versi luar gagal, penderita diminta control seminggu kemudian dan
Dicoba versi luar (VL) sekali lagi, bila gagal maka VL tidak dilakukan lagi.
2. Persalinan
(a) Pada kasus versi luar berhasil,maka penatalaksanaan persalinan seperti pada letak kerpala
(b) Pada kasus versi luar gagal / janin tetap letak sungsang, maka penatalaksanaan persalinan lebih waspada.
(c) Persalinan di akhiri dengan secsio secaria apabila:
- Persalinan pervaginam diprakirakan sukar / berbahaya (Feto Pelvic disproporsi atau skor Zatuchini Andros kurang dari 3)
- Tali pusat menumbung pada
Ø Primigravida
Ø Multigravida (kala1)
- Didapatkan suatu kemacetan persalinan / distosia.
Yang di maksud distosia dalam hal ini adalah:
Ø Fase laten lebih dari 14 jam
Ø “Proctacted active phase”
Ø “Secondary arrest of dilatation”
Ø “Prolonged second stage”(1 jam mengejan bokong tidak lahir)
(d). Kehamilan premature / Intra uterine growth Retardination
3. Pada dasaarnya oxitosin drip pada letak sungsang tidak di anjurkan oleh karena deteksi kemungkinan adanya Cephalopelvic Disproportion
1.2 LETAK LINTANG
1.2.1 PENGERTIAN
Bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 900.
Jika sudut yang dibentuk kedua sumbu ini tajam disebut oblique lie, yang terdiri dari deviated head presentation (letak kepala mengolak) dan deviated breech presentation (letak bokong mengolak)
Karena biasanya yang paling terendah adalah bahu, maka dalam hal ini disebut jiga shoulder presentation.
· Menurut letak kepal terdiri atas:
a. LLi I: kepala di kiri
b. LLi II: kepala di kanan
· Menurut posisi punggung terbagi atas:
a. Dorso anterior (di depan)
b. Dorso posterior (di belakang)
c. Dorso superior (diatas)
d. Dorso inferior (di bawah)
1.2.2 ETIOLOGI
Penyebab dari LL sering merupakan kombinasi dari berbagai faktor, sering pula penyebabnya tetap merupakan suatu misteri. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosephalus, anensephalus, placenta previa, dan tumor-tumor pelvis.
b. Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil, atau sudah mati
c. Gemelli (kehamlan kembar)
d. Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau septum
e. Lumbar skoliosis
f. Pelvic kidney dan kandung kemih serta rectum yang penuh
1.2.3 DIAGNOSIS
a. Inspeksi
Perut membuncit kesamping.
b. Palpasi
- F. U lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan
- F U kosong dan bagian bawah koson, kecuali kalau bahu sudah masuk kedalam PAP
- Kepala (ballottement) teraba dikanan atau dikiri
c. Auskultasi
DJJ setinggi pusat kanan atau kiri
d. Pemeriksaan dalam
- Teraba tulang iga , scapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara bersalaman
- Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila kepala terletak dikiri ketiak menutupi dikiri
- Letak punggung ditentukan dengan adanya scapula, letak dada dengan klavikula
- Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban intak, namun pada LL biasanya ketuban cepat pecah
e. Foto rontgen
Tampak janin dalam letak lintang.
1.2.4 PROGNOSIS
a. Bagi Ibu
Bahaya yang mengancam adalah ruptu uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini dengan demikian mudah dapat infeksi intrapartum.
b. Bagi janin
Angka kematian tinggi (25-40%) yang dapat disebabkan oleh:
1. Prolapsus funiculi
2. Trauma partus
3. Hipoksia karena kontraksi uteus terus menerus
4. Ketuban pecah dini
1.2.5 PENANGANAN
a. Pada saat hamil
Usahakan jadiletak membujur (kepala atau bokong) dengan melakukan versi luar pada primi dengan usia kehamilan 34 minggu, atau multi pada kehamilan 36 minggu.
b. Pada saat partus
Janin dapat dilahirkan dengan cara pervaginam, yaitu dengan versi dan ekstraksi atau embriotomi (dekapitasi-eviserasi) bila janin sudah meninggal: atau perabdominam; seksio caesaria
c. Tingkat pertolongan
1. bila ketuban belum pecah
- pembukaan 5 cm ………… versi luar
- pembukaan 5 cm ………... Tunggu sampai hamper lengkap ketuban dipecahkan
Versi dan ekstraksi
2. bila ketuban sudah pecah
- baru pecah dan pembukaan lengkap ………….. versi dan ekstraksi
- lama pecah ……………………………………. Secsio caesaria
- letak lintang kasep, anak hidup ………………. Secsio caesaria
- letak lintang kasep anak mati …………………. Laparatomi, atau kalau fasilitas kurang, embriotomi secara hati-hati
KELAINAN LETAK PADA LETAK KEPALA
1.1 presentasi letak kepala
1.1.1.Pengertian presentasi puncak kepala
Bagian terendah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendpatah, dan UUB sudah berputar ke depan.
1.1.2 Etiologi
Letak defleksi ringan ini biasanya disebabkan:
(1) Kelainan panggul (panggul picak)
(2) Kepalanya bentuknya bundar
(3) Anak kecil atau mati
(4) Kerusakan dasar panggul
1.1.3 Daignosis
Pada pemeriksaan dalam didapati UUB paling rendah dan berputar kedepan atau sudah anak lahir caput terdapat di daerah UUB.
Dalam memimpin partus , kita harus menubggu sambil mengobservasi, karena kira-kira 75% dapat lahir spontan. Untuk mrenolong perputaran,ibu tidur miring kearah punggung anak. Bila ada indikasi dapat dinolong dengan ekstraks forsep (Vakum).
1.1.4 komplikasi
Pada ibu dapat terjadi partus lama atau robekan jalan lahir yang lebih luas. Selain itu karena partus lama moulage hebat maka mortalitas anak agak tinggi (9 %).
1.2 Presentasi Muka
1.2.1 Pengertian presentasi muka
Adalah letak kepala tengadah (defleksi) , sehingga bagian kepala yang teeletak poaling rendah iala h muka.letak ini merupakan letak defleksi yang paling maksimal, jadi occiput dan punggung berhungan rapat, muka terlihat kebawah, jadi seperti orang menjolok mangga.
1.2.2 Etiologi
Karena adanya sebab yang menghalangi terjadinya fleksi kepala dan menyebabkan defleksi kepala.
a) Primer
Sejak dari awal persalinan sudah terjadi letah muka, karena:
- Ansefalus
- Hidrosefalus
- Kongenetal anomaly
- Congenetal shortening of the cervical muscle
- Struma
- Higroma koli (kista leher)
- Liltan tali pusat pada leher beberapa kali
b) Sekunder
- Panggul sempit
- Tangan menumbung di samping kepala
- Anak sangat besar
- Plasenta previa atau plasenta letak rendah
- Grande multi
- Pergerakan anak bebas, misalnya pada hidramnion dan perut gatung
- Posisi uterus miring
1.2.3 Diagnosis
a. Palpasi
Teraba kepala menengadah, cekung punggung kepala sangat menudik (Sudut Fabre), dan belakang kepala menonjol.
b. Auskultasi
DJJ jelas terdengar pada toraks janin
c. Pemeriksaan Dalam
Teraba dagu yang runcing, mulut, hidung, dan lekuk mata
d. Foto Rontgen
Tampak kepala sangat menengadah.
1.2.4 Penatalaksanaan
a. Pada pembukaan lengkap, lakukan versi dan ekstraksi atau ekstraksi vakum/forcep.
b. Bila pembukaan masih kecil, lakukan section caesaria
c. Pada prmigravida, lakukan section caesaria.
1.2.5 Prognosis
a. Bagi Ibuk terkena infeksi postpartum atau infeksi nifas
- Partus akan lebih lama, mudah terkena infeksi post partum atau infeksi nifas
- Luka jalan lahir
- Mortalitas 3%
b. Bagi Anak
- Caput didaerah muka, kepala seperti mulut babi (delichocephal)
- Perdarahan dalam otak
- Mortalitas kira-kira 15%
1.3 Persentasi Dahi
1.3.1 Pengertian
Posisi kepala antara fleksi, dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dahi, biasanya dengan sendirinya akan merubah menjadi letak muka atau letak belakang kepala
1.3.2 Etiologi
a. Anak kecil atau sudah meninggal
b. Penempatan dahi persisten
c. Seperti letak muka
1.3.3 Diagnosis
a. Palpasi
- Bokong teraba difundus dan kepala dibawah
- Benjolan kepala terdapat tempat punggung ini membuat suut yang agak tajam (sudut fabre)
b. Auskultasi
Paling jelas terdengar melewati dada
c. Pemeriksaan Dalam
Teraba UUB, orbita, glabella, dan pangkal hidun, sementara dagu tidak teraba.
1.3.3 Prognosis
a. Bagi Ibu
Partus menjadi lama dan lebih sulit, bisa terjadi robekan yang hebat dan rupture uteri.
b. Bagi Anak
Mortalitas lebih tinggi
1.4 Posisi Oksiput Posterios Persisten
1.4.1 Pengertian
Pada letak belakang kepala biasanya ubun-ubun kecil akan memutar kedepan dengans endirinya, dan janin lahir secara spontan. Kadang kadang UUK tidak berputar ke depan, tetapi tetap berada di belakang, yang disebut POSITIO OCCIPUT POSTERIOR PERSISTENT.
Dalam menghadapi persalinan dimana UUK terdapat di belakang, kita harus sabar, sebab rotasi ke depan kadang kadang baru terjadi di dasar panggul.
1.4.2 Etiologi
a. sering kita jumpai pada panggul anthropoid, android dan kesempitan midpelvis
b. letak punggung janin dorsoposterior.
c. putar paksi salah satu tidak berlangsung, pada :
- perut gantung.
- Janin kecil atau janin mati
- Arcus pubis sangat luas.
- Dolichocephali.
- Panggul sempit.
Akibatnya partus akan menjadi lama dan lebih sukar sehingga dapat terjadi perlukaan pada perineum.
Pada posisi occiput posterior persisten, masih ada kemungkinan jalan lahir spontan yaitu UUB berada di bawah simpisis, terjadi hiperfleksi untuk melahirkan belakang kepala melewati perineum, kemudian menjadi defleksi untuk melahirkan muka dibawah simpisis.
Pada letak ini hanya kira kira 4% yang memerlukan pertolongan khusus untuk melahirkan janin.
1.4.3 Diagnosis
UUK pada pemeriksaan dalam teraba di belakang, putar paksi terhalang atau tidak terjadi.
1.5 Letak Belakang Kepala UUK Melintang.
1.5.1 Pengertian
Pada pemeriksaan, kepala sudah di dasar panggul sedangkan UUK masih di samping, terjadi karna putar paksi terlambat.
1.5.2 Etiologi
a. kelemahan his pada kala II
b. panggul picak
c. janin kecil atau mati.
d. kepala janin bundar
1.6 Letak Tulang Ubun Ubun (Positio Occiput Directa)
1.6.1 Pengertian
Bagian janin yang terdepan adalah tylang ubun ubun, terdiri dari:
a. Positio Occiput Pubica (Anterior)
b. Positio Occiput Sakralis (Posterior)
Keadaan ini terjadi karena asinklitismus (tetap) yang bhiasanya kita jumpai pada panggul picak.
Pada yang pertama didapati oksiput berada diidekat simpisis dan pada yang kedua dekat sacrum.
1.6.2 Diagnosis
Pada pemeriksaan dalam teraba os temporalis, parietalis, dan telinga.
Diposkan 27th June 2012 oleh MinZuJi Yeoja