LEMBAR_PENGESAHAN_kata_pengantar_daftar_isi.pdf

65
ii LAPORAN TETAP PRAKTIKUM FISIKA DASAR I DISUSUN OLEH: L. ADAM AKMAL ISNEN (F1C 013 051) L. ROY SASTRO (F1C 013 056) MAS’UD (F1C 013 060) MUHAMMAD IKHLAS (F1C 013 068) MUHAMMAD ZUHUD H (F1C 013 065) NOVAL ARIF WIMBADI (F1C 013 077) RIANOVA ARDI SAPUTRA (F1C 013 082) RIZALDY YUSNI (F1C 013 094) ROBBY ZULKARDIN H (F1C 013 085) PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM 2015

Transcript of LEMBAR_PENGESAHAN_kata_pengantar_daftar_isi.pdf

  • ii

    LAPORAN TETAP

    PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

    DISUSUN OLEH:

    L. ADAM AKMAL ISNEN (F1C 013 051)

    L. ROY SASTRO (F1C 013 056)

    MASUD (F1C 013 060)

    MUHAMMAD IKHLAS (F1C 013 068)

    MUHAMMAD ZUHUD H (F1C 013 065)

    NOVAL ARIF WIMBADI (F1C 013 077)

    RIANOVA ARDI SAPUTRA (F1C 013 082)

    RIZALDY YUSNI (F1C 013 094)

    ROBBY ZULKARDIN H (F1C 013 085)

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MATARAM

    2015

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Laporan tetap Fisika Dasar I ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti

    respon akhir praktikum dan untuk memenuhi kelengkapan tugas pada mata kuliah Fisika

    Dasar I.

    Disahkan di Mataram

    Jumat, 19 Desember 2014

    Koordinator Co. Assisten Praktikum Fisika Dasar I

    FMIPA Universitas Mataram

    (NI LUH DESI RATNA ARISANDI)

    NIM : G1B 012 022

    Co. Assisten Acara Alat Ukur

    Mekanik

    (RIYAN SUPRIADI)

    NIM : G1B 012 030

    Co. Assisten Acara Viskositas

    (SATRIA FIRMANSYAH)

    NIM : G1B 012 033

    Co. Assisten Acara Konstanta Pegas

    (LALU AZHAR)

    NIM : G1B 012 018

    Co. Assisten Acara Pemuaian Zat

    Padat

    (RUDI HARTONO)

    NIM : G1B 013 031

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan limpahan rahmat

    dan hidayah-Nya, Laporan Tetap Praktikum Fisika Dasar I ini dapat terselesaikan tepat pada

    waktunya. Tak lupa penulis sampaikan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW.

    Yang telah membawa cahaya perubahan dalam dunia ini.

    Laporan Akhir Fisika Dasar I ini disusun sebagai bukti telah mengikuti praktikum

    Fisika Dasar I. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

    Fisika Dasar I. Laporan akhir ini berisi kumpulan laporan praktikum sesuai dengan urutan

    acara masing-masing dan diberi beberapa perbaikan didalamnya.

    Bagaimanapun, penulis bukan manusia yang sempurna, yang tak pernah luput

    dari kesalahan. Penulis sadar bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan, baik

    dalam hal isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun,

    sangat penulis harapkan.

    Demikian laporan akhir ini penulis susun agar dapat diterima dan digunakan

    sebagai acuan untuk laporan-laporan selanjutnya.

    Mataram, Desember 2014

    Penyusun

  • v

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul .................................................................................................. . i

    Lembar Pengesahan ............................................................................................ ii

    Kata Pengantar .................................................................................................... iii

    Daftar Isi ............................................................................................................. iv

    Acara I : Konstanta pegas ......................................................................... 1-15

    Acara II : Pemuaian Zat Padat ................................................................... 16-22

    Acara III : Alat Ukur Mekanik ................................................................... 23-44

    Acara IV : Viskositas .................................................................................. 45-63

  • vi

    ACARA I

    KONSTANTA PEGAS

    A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    1. Tujuan Praktikum

    a. Menentukan konstanta pegas, yaitu kekuatan pegas berdasarkan Hukum

    Hooke.

    b. Menentukan konstanta pegas berdasarkan getaran selaras.

    2. Waktu Praktikum

    Jumat, 14 November 2014

    3. Tempat Praktikum

    Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

    Alam, Universitas Mataram.

    B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

    1. Alat alat Praktikum

    a. Statis dilengkapi retort clamp

    b. Stopwatch

    c. Penggaris 60 m

    2. Bahan bahan Praktikum

    a. Pegas 1,5 cm

    b. Set beban 200 gram, 150 gram, 100 gram dan 50 gram

    C. LANDASAN TEORI

    Sistem Hookean (pegas, kawat, batang, dll.) adalah sistem yang kembali pada

    konfigurasi awalnya setelah berubah bentuk dan kemudian dilepaskan. Lebih lanjut,

    ketika sistem semacam ini diregangkan dengan jarak x (untuk penekanan, x adalah

    negatif). Gaya pemulih yang ditimbulkan pegas ditentukan oleh Hukum Hooke. Gaya

    pemulih adalah gaya yang berlawanan dengan perpindahan sistem. Untuk suatu massa

    pada ujung pegas, pegas yang teregang menarik massa kembali pada posisi

    kesetimbangan. Sementara pegas yang tertekan mendorong massa kembali pada posisi

    kesetimbangan ( Bueche, 2006 : 90 ).

  • vii

    Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak

    periodik. Pergeseran partikel yang bergerak periodik selalu dapat dinyatakan dalam

    fungsi sinus dan cosinus. Pernyataan yang memuat fungsi ini diberi istilah harmonik,

    maka gerak periodik sering disebut juga gerak harmonik. Periode T suatu gerak

    harmonik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh suatu lintasan lengkap dari

    geraknya, yaitu satu getaran penuh atau satu putaran ( Resnick, 1991 : 442).

    T = 2

    Apabila sebuah gaya diberikan pada benda, seperti batang logam yang

    diganung vertikal pada suatu pegas, maka panjang benda searah pusat bumi akan

    berubah. Apabila besar pertambahan panjang benda L lebih kecil dibandingkan

    panjang benda, maka diperoleh bahwa L sebanding dengan gaya yang diberikan

    pada benda tersebut

    ( Giancoli, 2001 : 299).

    F = K x L

    D. PROSEDUR PERCOBAAN

    1. Menghitung konstanta pegas berdasarkan Hukum Hooke

    a. Menggantungkan beban ( m1 ) pada pegas dan mengukur pertambahan

    panjangnya.

    b. Menambahkan beban ( m2 ) dan mengukur lagi pertambahan panjangnya.

    c. Menambahkan beban ( m3 ) dan mengukur lagi pertambahan panjang pegas

    tersebut.

    d. Menuliskan hasil pengamatan anda ke dalam tabel yang sesuai.

    e. Mengurangi beban satu persatu dan mencatat panjang pegas pada setiap

    pengurangan dalam tabel pengamatan.

    f. Menghitung rata rata pertambahan panjang untuk setiap penambahan beban.

    g. Menghitung rata rata pengurangan panjang untuk setiap pengurangan beban.

    h. Menghitung nilai konstanta pegas berdasarkan perubahan panjang, konstanta

    pegas rata rata, dan meralat nilai konstanta pegas.

    2. Menghitung konstanta pegas berdasarkan getaran selaras ( harmonik )

    a. Menggantungkan beban 50 gram pada pegas dan getarkan dengan menarik

    sejauh x ( tidak jauh ) dan lepaskan.

  • viii

    b. Menghitung waktu yang diperlukan untuk 10 getaran dan mencatat hasilnya

    pada tabel pengamatan.

    c. Menghitung periode getaran, periode rata rata dan meralat untuk periode.

    d. Menambahkan lagi beban 50 gram dan mengulangi langkah 1 sampai 3.

    e. Menambahkan lagi beban 50 gram dan mengulangi langkah 1 sampai 3.

    f. Menghitung nilai konstanta pegas, rata rata konstanta pegas dan meralat nilai

    konstanta pegas.

    E. HASIL PENGUKURAN

    1. Tabel penambahan beban

    No m m ( gr ) Lo Lo ( cm ) L L ( cm )

    1 50 0,05 16 0,05 21,5 0,05

    2 100 0,05 16 0,05 28,5 0,05

    3 150 0,05 16 0,05 35,5 0,05

    4 200 0,05 16 0,05 41,5 0,05

    2. Tabel pengurangan beban

    No m m ( gr ) Lo Lo ( cm ) L L ( cm )

    1 200 0,05 16 0,05 41,5 0,05

    2 150 0,05 16 0,05 35,5 0,05

    3 100 0,05 16 0,05 28,5 0,05

    4 50 0,05 16 0,05 21,5 0,05

    3. Tabel getaran selaras

    No

    m m ( gr )

    t ( 10x )

    t1 t2 t3 t4 t5

    1 50 0,05 4,47 4,75 5,06 5,03 4,94

    2 100 0,05 7,72 7,25 7,25 7,00 6,72

    3 150 0,05 8,41 8,19 8,22 8,22 8,16

    4 200 0,05 9,81 9,66 9,65 9,66 9,50

    F. ANALISIS DATA

  • ix

    1. Menghitung konstanta pegas berdasarkan Hukum Hooke

    a. Menghitung pertambahan panjang untuk setiap pertambahan beban

    Asumsi g = 9,8 m/s

    Menentukan gaya

    F = - K . X

    F1 = m1 . g

    = 0,05 . 9,8

    = 0,49 N

    F1 = m1 . g

    = 5 . 10-5 x 9,8

    = 4,9 . 10-4 N

    F1 = ( F1 F1 ) N

    = ( 0,49 4,9 . 10-4 ) N

    Menentukan pertambahan panjang

    X1 = L1 L0

    = 0,215 0,16

    = 0,055 m

    X1 = L + L0

    = 0,0005 + 0,0005

    = 0,001 m

    X1 = ( X1 X1 ) m

    = ( 0,055 0,001 ) m

    Menentukan konstanta pegas

    K1 =

    = ,

    ,

    = 8,91 N / m

  • x

    K1 =

    F1

    +

    X1

    =

    +

    =

    +

    = , .

    , +

    , .,

    ( , )

    = 0,16 N / m

    K1 = ( K1 K1 )

    = ( 8,91 0,16 ) N / m

    No m m

    ( gr )

    Lo

    Lo

    ( cm )

    L L

    ( cm )

    X X

    ( m )

    F F

    ( N )

    K K

    ( N / m )

    1 50 0,05 16

    0,05

    21,5

    0,05

    0,055

    0,001

    0,49

    4,9.10-4 8,91 0,16

    2 100

    0,05

    16

    0,05

    28,5

    0,05

    0,125

    0,001

    0,98

    4,9 . 10-4 7,84 0,07

    3 150

    0,05

    16

    0,05

    35,5

    0,05

    0,195

    0,001

    1,47

    4,9 . 10-4 7,54 0,04

    4 200

    0,05

    16

    0,05

    41,5

    0,05

    0,225

    0,001

    1,96

    4,9 . 10-4 7,69 0,03

  • xi

    tan =

    = ,

    ,

    = 1,1

    K1 =

    = ,

    ,

    = 8,91 N / m

    b. Menghitung pengurangan panjang untuk setiap pengurangan beban

    Asumsi g = 9,8 m/s

    Menentukan gaya

    F = - K . X

    F1 = m1 . g

    0

    0,05

    0,1

    0,15

    0,2

    0,25

    0,3

    0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25

    X

    ( m

    )

    m ( kg )

    Grafik hubungan antara massa beban dengan pertambahan panjang

  • xii

    = 0,2 . 9,8

    = 1,96 N

    F1 = m1 . g

    = 5 . 10-5 x 9,8

    = 4,9 . 10-4 N

    F1 = ( F1 F1 ) N

    = ( 1,96 4,9 . 10-4 ) N

    Menentukan pertambahan panjang

    X1 = L1 L0

    = 0,415 0,16

    = 0,225 m

    X1 = L + L0

    = 0,0005 + 0,0005

    = 0,001 m

    X1 = ( X1 X1 ) m

    = ( 0,225 0,001 ) m

    Menentukan konstanta pegas

    K1 =

    = ,

    ,

    = 7,69 N / m

    K1 =

    F1

    +

    X1

  • xiii

    =

    +

    =

    +

    = , .

    , +

    , .,

    ( , )

    = 0,04 N / m

    K1 = ( K1 K1 )

    = ( 7,69 0,04 ) N / m

    No m m

    ( gr )

    Lo

    Lo

    ( cm )

    L L

    ( cm )

    X X

    ( m )

    F F

    ( N )

    K K

    ( N / m )

    1 200

    0,05

    16

    0,05

    41,5

    0,05

    0,255

    0,001

    1,96

    4,9.10-4 7,69 0,03

    2 150

    0,05

    16

    0,05

    35,5

    0,05

    0,195

    0,001

    1,47

    4,9 . 10-4 7,54 0,04

    3 100

    0,05

    16

    0,05

    28,5

    0,05

    0,125

    0,001

    0,98

    4,9 . 10-4 7,84 0,07

    4 50 0,05 16

    0,05

    21,5

    0,05

    0,055

    0,001

    0,49

    4,9 . 10-4 8,91 0,16

  • xiv

    tan =

    = ,

    ,

    = 1,275

    K1 =

    = ,

    ,

    = 7,69 N / m

    2. Getaran Selaras

    T = 2

    T = periode =

    T= 4

    0

    0,05

    0,1

    0,15

    0,2

    0,25

    0,3

    0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25

    X

    ( m

    )

    m ( kg )

    Grafik hubungan antara massa beban dengan pengurangan panjang pada pengurangan

    beban

  • xv

    K = 4

    Menghitung waktu rata - rata

    n = Banyak percobaan

    t =

    =

    = , , , , ,

    t = 5,51 s

    t = ( )

    = ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

    =

    (, ,) (, ,) (, ,) (, ,) (, ,)

    = , , , , ,

    = ,

    = 0,77 s

    t = ( t t ) s

    = ( 5,51 0,77 ) s

    Menentukan periode

    T1 =

    = ,

  • xvi

    = 0,551 s

    T1 =

    = ,

    = 0,077 s

    T1 = ( T1 T1 ) s

    = ( 0,551 0,077 ) s

    Menentukan konstanta pegas

    K = 4

    = 4 (3,14) ,

    (,)

    = 6,5 N / m

    K1 =

    T1

    +

    m

    =

    +

    =

    +

    = (,),,

    (,) +

    (,),

    ( , )

    = 1,88 N / m

    K1 = ( K1 K1 )

    = ( 6,5 1,88 ) N / m

    No m m

    ( gr )

    t t

    ( s )

    T T

    ( s )

    K K

    ( N / m )

  • xvii

    1 50 0,05 5,51 0,77 0,551 0,077 6,5 1,88

    2 100 0,05 7,188 0,37 0,719 0,037 7,63 0,82

    3 150 0,05 8,24 0,1 0,824 0,01 8,71 0,24

    4 200 0,05 9,656 0,11 0,966 0,011 8,45 0,21

    tan =

    = ,

    ,

    = 1,54

    K1 =

    = ,

    ,

    = 6,5 N / m

    0

    0,2

    0,4

    0,6

    0,8

    1

    1,2

    0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25

    T

    ( s

    )

    m ( kg )

    Grafik hubungan antara periode dan massa beban

  • xviii

    G. PEMBAHASAN

    Jika suatu benda diberikan gaya, maka benda tersebut akan berubah bentuk,

    misalnya mengalami pertambahan panjang sebesar x. Maka, pertambahan panjang

    sebanding dengan gaya yang bekerja. Persamaan tersebut pertama kali dikemukakan

    oleh Robert Hooke.

    Periode T dari suatu gerak berulang didalam suatu sistem, yaitu yang

    bergetar atau berotasi dengan berulang. Periode dalam gerak harmonik sederhana

    adalah waktu yang dibutuhkan untuk bergerak mengelilingi lingkaran acuan satu kali.

    Berdasarkan pernyataan diatas dan praktikum yang kami lakukan, kami

    ingin menentukan hubungan besaran besaran yang terdapat didalam persamaan

    diatas. Kami ingin memahami sepenuhnya bahwa terdapat hubungan antara

    pertambahan panjang pegas dengan gaya yang bekerja pada pegas dan konstanta pegas

    dengan periode pegas.

    Berdasarkan hasil pengamatan kami, kami melakukan percobaan dengan

    dua pegas yang sama. Pada pegas yang pertama, kami melakukan percobaan sebanyak

    4 kali dengan massa yang berbeda untuk menentukan konstanta pegas yang

    berhubungan dengan pertambahan panjang dan menentukan konstanta pegas yang

    berhubungan dengan pengurangan beban untuk perubahan panjang. Ternyata, nilai

    konstanta pegas yang diperoleh berbanding terbalik dengan jumlah massa yang

    diberikan. Sedangkan untuk pengurangan beban, nilai konstanta pegas akan semakin

    besar jika beban yang dikurangi juga besar. Untuk pegas yang kedua, saya melakukan

    percobaan sebanyak 4 kali untuk 10 kali getaran untuk tiap tiap massa yang berbeda.

    Ternyata, nilai konstanta pegas yang diperoleh sebanding dengan peningkatan

    periodenya.

    Nilai konstanta pegas untuk pertambahan beban ketidakpastiannya adalah

    8,91 0,16 N / m, 7,84 0,07 N / m, 7,54 0,04 N / m dan 7,69 0,03 N / m. Nilai

    konstanta pegas untuk pengurangan panjang pada setiap pengurangan beban

    ketidakpastiannya adalah 7,69 0,03 N / m, 7,54 0,04 N / m, 7,84 0,07 N / m dan

    8,91 0,16 N / m. Nilai konstanta pegas untuk periode dalam getaran selaras

    ketidakpastiannya adalah 6,5 1,88 N / m, 7,63 0,82 N / m, 8,71 0,24 N / m dan

    8,45 0,21 N / m.

    H. KESIMPULAN DAN SARAN

  • xix

    1. Kesimpulan

    a. Pada pertambahan panjang untuk penambahan beban, nilai konstanta pegas

    yang diperoleh sebanding dengan gaya yang bekerja dengan nilai konstanta

    pegas untuk pertambahan beban ketidakpastiannya yang diperoleh adalah

    8,91 0,16 N / m, 7,84 0,07 N / m, 7,54 0,04 N / m dan 7,69 0,03 N / m

    dan pada pengurangan panjang untuk pengurangan beban, nilai konstanta

    pegas yang diperoleh sebanding dengan perngurangan gaya yang bekerja

    dengan nilai konstanta pegas untuk pengurangan panjang pada setiap

    pengurangan beban ketidakpastiannya adalah 7,69 0,03 N / m, 7,54 0,04

    N / m, 7,84 0,07 N / m dan 8,91 0,16 N / m.

    b. Untuk konstanta pegas dalam getaran selaras, nilai konstanta pegas berbanding

    lurus dengan periodenya dan diperoleh nilai konstanta pegas untuk periode

    dalam getaran selaras ketidakpastiannya adalah 6,5 1,88 N / m, 7,63 0,82

    N / m, 8,71 0,24 N / m dan 8,45 0,21 N / m.

    2. Saran

    Saran yang dapat kami sampaikan adalah kami harap fasilitas laboratorium

    dapat ditingkatkan demi menunjang pelaksanaan praktikum kedepannya.

  • xx

    DAFTAR PUSTAKA

    Bueche, Federick.2006. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

    Giancoli. 2001. Fisika jilid I. Jakarta : Erlangga.

    Resnick, Halliday. 1991. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga.

    ACARA II

    PEMUAIAN ZAT PADAT

    A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    1. Tujuan praktikum

    a. Memahami adanya pemuaian zat padat apabila temperature dinaikkan.

    b. Menentukan besarnya pemuaian zat padat yang berlainan jenisnya dengan

    ukuran sama jika temperaturnya dinaikkan.

  • xxi

    2. Waktu praktIkum

    Jumat, 21 November 2014

    3. Tempat praktikum

    Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

    Alam, Universitas Mataram.

    B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

    1. Alat-alat praktikum

    a. Alat pemuaian zat padat

    b. Skala penunjuk perubahan panjang

    c. Termometer

    d. Ketel uap

    e. Pipa karet penyambung

    f. Penggaris 60 cm

    2. Bahan-bahan praktikum

    a. Pipa-pipa tembaga

    b. Pipa-pipa besi

    C. LANDASAN TEORI

    Jika temperature benda padat dinaikkan maka, benda padat tersebut akan

    memuai. Bisa diamati oleh sebuah batang panjang yang panjangnya L pada

    temperature T. Jika temperature berubah dengan perubahan panjang sebanding

    dengan perubahan suhu dan panjang mula-mula.

    =

    Dengan adalah koefisian muai linier. Besaran ini merupakan rasio fraksi perubahan

    panjang terhadap perubahan temperature (Tipler, 1998:369).

    =

    Ketika sebuah benda mengalami pemanasan, volumenya selalu meningkat dan

    setiap dimensinya meningkat bersama. Pada tingkat mikroskopis kita dapat

    menentukan sebuah ketetapan hubungan antara panjang pada objek dengan perubahan

    suhu. Penambahan pada ukuran dapat dipahami pada istilah peningkata energy kinetic

    akibat setiap molekul bertumpukan sangat kut dengan molekul di sebelahnya.

  • xxii

    Molekul-molekul berhasil mendorong satu sama lain sampai terpisah dan

    mengembangkan bahan (Joseph, 1978 : 322).

    Benda memuai ketika dipanskan dan menyusut bia didinginkan. Besar pemuaian

    atau penyusutan berbeda tergantung pada kisaran suhu tinjauan dan jenis materi.

    Pemuaian itu berpersentase kecil disbanding dimensi bendanya, namun gaya yang

    diberikan oleh pemuaian terlau besar, sehingga tidak bisa di lawan dan hanya bisa

    dihindari. Ini menyebabkan efek pemuaian benda menempati peran penting dan selalu

    diperhitungkan keberadaannya (Irwan : 2004).

    D. PROSEDUR PERCOBAAN

    1. Menyiapkan alat dan bahan yang sudah ditentukan.

    2. Memasang bahan logam pada alat penjepit logam.

    3. Mengukur panjang masing masing logam sebagai panjang awal.

    4. Memasang pipa karet penyambung pada ujung loga dan ketel uap.

    5. Menyiapkan air dan menuangkannya ke dalam ketel uap.

    6. Menutup dan mengunci ketel uap dengan rapat

    7. Mngukur suhu ruangan sebagai suhu awal logam (t0).

    8. Memanaskan ketel uap hingga temperature tertentu.

    9. Mengamati pemuaian pada logam yaitu panjang pada logam.

    10. Mengukur temperature logam pada saat pemuaian meksimum.

    11. Membuat hasil pengamatan.

    E. HASIL PENGUKURAN

    No. Jenis Logam L0 (mm) T0 (0C) L1 (mm) T1 (

    0C) L (mm) T (0C)

    1 Tembaga 600 300 600,65 51 0,65 21

    2 Besi 600 300 600,35 51 0,35 23

  • xxiii

    Untuk : L1 = L0 + L

    L = T1 + T0

    F. ANALISIS DATA

    1. Nilai ketidakpastian pada logam tembaga dan besi :

    Nilai ketidakpastian ukuran dinyatakan dalam L.

    L = 1

    2 x nilai terkecil

    = 1

    2 x 0,1 mm

    = 0,05 mm

    2. Nilai ketidakpastian suhu

    Nilai ketidakpastian suhu dinyatakan dalam T.

    T = 1

    2 x nilai skala terkecil pada thermometer

    = 1

    2 x 10 C

    = 0,5 0C

    3. Pemuaian tembaga dan besi.

    a. Pemuaian tembaga

    L = 0,65 mm,

    T = 210C,

    L0 = 0,05 mm

    L0 = 600 mm,

    T = 0,05 0C

    Penyelesaian :

    L = Lo x T

    =

    .

    = 0,65

    600 . 210 = 5,16 x 10-5 / 0C

    Koefosien muai panjang ( ) dan nilai ketidakpastian muai panjang ( )

  • xxiv

    = L

    L

    + Lo

    Lo

    + T

    T

    = 5.16 x10

    0.05

    0.65

    + 0.05

    600

    + 0.5

    21

    = 5.16 x 10 / x 0.08

    = 4.128 x 10 /

    Maka nilai ketidakpastian koefisien muai panjang () adalah 4.128 x 10 /.

    Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa :

    =

    = 5.16 x 10 / 4.128 x 10 /

    b. Pemuaian Besi

    L = 0.05 mm,

    T = 230C,

    L0 = 0.05 mm

    L0 = 600 mm,

    T = 0.5 0C

    L =0.35 mm

    Penyelesaian :

    L = Lo x T

    =

    .

    = 0,35

    600 . 230 = 2.35 x 10-5 / 0C

    Koefosien muai panjang ( ) dan nilai ketidakpastian muai panjang ( )

    = L

    L

    + Lo

    Lo

    + T

    T

  • xxv

    = 2.53 x10

    0.05

    0.35

    + 0.05

    600

    + 0.5

    23

    = 2.53 x 10

    x 0.14

    = 3.542 x 10 /

    Maka nilai ketidakpastian koefisien muai panjang () adalah 3.542 x 10 /.

    Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa :

    =

    = 2.53 x 10 / 3.542 x 10 /

    N

    o

    Jenis

    Logam

    Lo(mm) To() L1(mm) L(mm) T() T1() (1 )

    1 Temba

    ga

    600 30 600.65 0.65 21 51 5,16 x 10

    2 Besi 600 30 600.35 0.35 23 53 2,53 x 10

    G. PEMBAHASAN

    Sebagian besar zat akan memuai jika dipanaskan dan akan menyusut jika di

    dinginkan. Akan tetapi, panjang pemuaian atau penyusutan tersebut akan bervariasi

    atau berbeda tergantung dari jenis materi itu sendiri.

    Percobaan ini menunjukan bahwa perubahan panjang () pada semua zat

    padat dengan pendekatan yang sangat baik berbanding terbalik dengan perubahan

    temperatur (). Telah diketahui bahwa disebut koefisien pemuaian zat padat dan

    mempunyai satuan 1 atau -1.

    Pada percobaan ini mebamdingkan pemuaian yg dialami oleh pipa tembaga

    dan pipa besi. Untuk tembaga dengan panjang awal 600 mm dan temperature awal

    300C, ketika dipanaskan sampai 510C, tembaga tersebut akan memuai, dan perubahan

    panjangnya (L) adalah sebesar 0,65mm sehingga panjang pipa tembaga menjadi

    600,35 mm. Sedangkan pada pipa besi dengan panjangaawal 600mm, dan temperature

    awal 300C, ketika dipanaskan hingga temperature 530C, pemuaian yang terjadi pada

    pipa besi sepanjang 0,35mm, sehingga panjang pipa besi menjadi 600,35mm.

  • xxvi

    Setelah mengamati panjang pemuaian yang terjadi pada pipa tembaga dan pipa

    besi, kita bisa menentukan koefisien muai dari kedua benda tersebut. Selain itu kita

    dapat mengetahui factor penyebab pemuaian yang dialami oleh kedua benda tersebut.

    H. KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan

    a. Pemuaian akan terjadi ketika mengalami kenaikan suhu sampai batas dimana

    molekul-molekulnya akan terpisah dan akhirnya mengembang.

    b. Menentukan besarnya pemuaian pada suatu zat, tergantung pada jenis zat,

    kalor yang diterimanya, dan susunan atom pada zat padat tersebut.

    2. Saran

    a. Alat yang digunakan harusnya lengkap, agar jalannya praktikum akan mudah

    dan efisien.

    b. Ketelitian alat juga perlu diperhatikan.

    DAFTAR PUSTAKA

  • xxvii

    Irwan,dkk. 2004. PENGGUNAAN DOTENSIONER SEBAGAI TRANSDUSER

    UNTUK MENENTUKAN MUAI PANJANG BATANG LOGAM. Yogyakarta :

    Universitas Gajah Mada.

    Joseph, W.Kone. 1998. PHYSICS. Jakarta : Erlangga.

    Tripple, A Paul. 1998. FISIKA UNTUK SCIENS DAN TEKNIK JILID I. Jakarta :

    Erlangga.

  • xxviii

    ACARA III

    ALAT UKUR MEKANIK

    A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    1. Tujuan Praktikum

    a. Mempelajari metode pengukuran panjang, massa, dan rapat jenis.

    b. Mempelajari penggunaan teori ralat dalam pengukuran.

    c. membandingkan beberapa metode pengukuran rapat jenis.

    2. Waktu Praktikum

    Jumat, 28 November 2014

    3. Tempat Praktikum

    Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

    Alam, Universitas Mataram.

    B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

    3. Alat alat Praktikum

    a. Penggaris 60 cm

    b. Jangka Sorong

    c. Mikrometer Sekrup

    d. Neraca

    4. Bahan bahan Praktikum

    a. Kawat

    b. Plat Alumunium

    c. Silinder

    d. Kubus

    C. LANDASAN TEORI

    Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang kita ukur

    menggunakan alat ukur dengan suatu satuan. Suatu pengukuran selalu disertai oleh

    ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian yaitu adanya nilai skala terkecil

    (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, adanya gesekan,

    kesalahan paralakss,fluktuasi parameter pengukuran dan lingkungan yang saling

  • xxix

    mempengaruhi serta keterampilan pengamat, sehinggasangat sulit mendapatkan nilai

    sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran (Gunada, 2014 : 5).

    Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu

    pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. pengukuran yang sangat

    teliti sangat diperlukan dalam fisika, agar peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi

    dengan kuat. Namun ketika kita mengukur suatu besaran fisis menggunakan

    instrumen, tidaklah mungkin akan mendapatka nilai benar x0 melainkan selalu terdapat

    ketidakpastian. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur yang pasti memiliki nilai skala

    terkecil (NST) (Swatikaningrum, 2013).

    Untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika adalah melakukan

    pengamatan yang disertai dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum

    tidak lengkap apabila tidak ada data yang didapat dalam pengukuran. Kenyataannya

    dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan pengukuran suatu besaran

    menggunakan alat ukur yang sudah ditentukan, karena pengukuran sebenarnya adalah

    proses pembandingan nilai besaran yang belum diketahui dengan nilai standar yang

    sudah ditetapkan (Bahtiar, 2010 : 12).

    D. PROSEDUR PERCOBAAN

    1. Menentukan Volume

    a. Mengukur panjang, lebar, tinggi/tebal dan diameter benda yang diberikan pada

    10 tempat yang berbeda.

    b. Memilih alat ukur yang sesuai untuk benda tersebut.

    c. Menuliskan hasil pengukuran sesuai dengan aturan angka penting pada tabel

    yang sesuai.

    d. Menghitung panjang rata-rata, lebar rata-rata, tinggi/tebal rata-rata dan

    diameter rat-rata serta menentukan ralat pengukuran untuk masing-masing

    benda.

    e. Menghitung volume rata-rata, dan menetukan ralat volume untuk masing-

    masing benda.

    3. Menentukan Rapat Jenis

    a. Mengukur massa masing-masing benda sebanyak 10 kali atau sesuai petunjuk

    asisten.

  • xxx

    b. Menuliskan hasil pengukuran sesuai dengan aturan angka penting pada tabel

    yang sesuai.

    c. Menghitung rapat jenis masing-masing benda, dengan membandingkan massa

    benda dengan volume benda secara berurutan.

    d. Menghitung rapat jenis masing-masing benda, dan menentukan ralat untuk

    rapat jenis masing-masing benda.

    E. HASIL PENGUKURAN

    1. Kawat massa = 0,85 gram

    2. Plat Alumunium massa = 2,92 gram

    No Pi (mm) Li (mm) Ti (mm)

    1 81 14,90 0,91

    2 81 41,90 0,92

    3 81 14,95 0,91

    4 81 14,95 0,92

    5 81 14,90 0,91

    6 81 14,90 0,91

    7 81 14,95 0,92

    8 81 14,95 0,91

    9 81 14,90 0,91

    No Pi (mm) di (mm)

    1 132 0,409

    2 132 0,41

    3 131,5 0,42

    4 132 0,409

    5 132 0,41

    6 132 0,408

    7 132 0,41

    8 131,5 0,415

    9 131,5 0,425

    10 132 0,365

  • xxxi

    10 81 14,95 0,91

    3. Silinder massa = 20,97 gram

    4. Kub

    us massa =

    21,9 gram

    No Sisi (mm)

    1 20,08

    2 20,08

    3 20,085

    4 20,09

    5 20,08

    6 20,09

    7 20,085

    8 20,11

    9 20,08

    10 20,07

    No Ti (mm) di (mm)

    1 21,09 12,05

    2 21,075 12,07

    3 21,07 12,06

    4 21,07 12,07

    5 21,075 12,07

    6 21,075 12,065

    7 21,07 12,055

    8 21,07 12,065

    9 21,075 12,065

    10 21,07 12,065

  • xxxii

    F. ANALISIS DATA

    1. Menentukan Volume Benda

    a. Kawat

    Tabel perhitungan

    No Pi (mm) di (mm) ( pi - p ) ( di - d)

    1 132 0,409 22,5 10-3 8,1 10-7

    2 132 0,41 22,5 10-3 3,61 10-6

    3 131,5 0,42 122,5 10-3 1,42 10-4

    4 132 0,409 22,5 10-3 8,1 10-7

    5 132 0,41 22,5 10-3 3,61 10-6

    6 132 0,408 22,5 10-3 1 10-8

    7 132 0,41 22,5 10-3 3.61 10-6

    8 131,5 0,415 122,5 10-3 4,76 10-5

    9 131,5 0,425 122,5 10-3 2,86 10-4

    10 132 0,365 22,5 10-3 1,86 10-3

    1318,5 4,081 0,525 2,35 10-3

    p =

    = ,

    = 131,85

    P = ( )

    ( )

    = ,

    = 0,24 mm

    % error =

    x 100 %

  • xxxiii

    = ,

    , x 100 %

    = 0,18 %

    Pkw = ( p P ) mm

    = ( 131,85 0,24 ) mm

    d =

    = ,

    = 0,4081 mm

    d = ( )

    ( )

    = , .

    = 0,016 mm

    % error =

    x 100 %

    = ,

    , x 100 %

    = 3,92 %

    dkw = ( d d ) mm

    = ( 0,4081 0,016 ) mm

    Volume kawat

    V =

    d2 p

    =

    x 3,14 x 0,4081 x 131,85

  • xxxiv

    = 17,24 mm

    V =

    x d

    +

    x P

    =

    d p (d)

    +

    d (P)

    = [(1,57 x 0,4081 x 131,85)(0,16)] + [(0,785x 0,4081 )(0,24)]

    = 1,828

    = 1,35 mm

    Vkw = ( V V ) mm

    = ( 17,24 1,35 ) mm

    b. Plat Alumunium

    Tabel perhitungan

    No Pi (mm) Li (mm) Ti (mm) ( pi - p ) ( Li - L ) ( Ti - T )

    1 81 14,90 0,91

    0 6,25 10-

    4

    9 10-6

    2 81 41,90 0,92 0 6,25 10-

    4 4,9 10-5

    3 81 14,95 0,91 0 6,25 10-

    4 9 10-6

    4 81 14,95 0,92 0 6,25 10-

    4 4,9 10-5

    5 81 14,90 0,91 0 6,25 10-

    4 9 10-6

    6 81 14,90 0,91 0 6,25 10-

    4 9 10-6

    7 81 14,95 0,92 0 6,25 10-

    4 4,9 10-5

    8 81 14,95 0,91 0 6,25 10-

    4 9 10-6

    9 81 14,90 0,91 0 6,25 10-

    4 9 10-6

    10 81 14,95 0,91 0 6,25 10-

    4 9 10-6

    810 149,25 9,13 0 6,25 10-3

    2,1 10-4

  • xxxv

    p =

    =

    = 81 mm

    P = ( )

    ( )

    =

    = 0 mm

    % error =

    x 100 %

    =

    , x 100 %

    = 0 %

    PA = ( p P ) mm

    = ( 81 0 ) mm

    L =

    = ,

    = 14,925 mm

    L = ( )

    ( )

    = ,

  • xxxvi

    = 0,026 mm

    % error =

    x 100 %

    = ,

    , x 100 %

    = 0,17 %

    LA = ( L L ) mm

    = ( 14,925 0,026 ) mm

    T =

    = ,

    = 0,913 mm

    T = ( )

    ( )

    = ,

    = 4,83 10 mm

    % error =

    x 100 %

    = ,

    , x 100 %

    = 0,53 %

    TA = ( T T ) mm

  • xxxvii

    = ( 0,913 4,83 10 ) mm

    Volume Plat Alumunium

    V = p L T

    = 81 14,925 0,913

    = 1103,75 mm3

    V = V

    P x P

    2+

    V

    L x L

    2+

    V

    Tx T

    2

    = L x P x T 2

    + P x T x L2

    + P x L x T2

    = (14,925 x 0,913 x 0) + (81 x 0,913 x 0,026) + (81 x 14,925 x 4,83 x 10 )

    = 37,8

    = 6,15 mm

    VA = ( V V ) mm

    = ( 1103,75 6,15 ) mm

    c. Silinder

    Tabel perhitungan

    No Ti (mm) di (mm) ( Ti - T ) ( di - d)

    1 21,09 12,05 2,56 10-4 1,96 10-4

    2 21,075 12,07 1 10-6 3,6 10-5

    3 21,07 12,06 1,6 10-5 1,6 10-5

    4 21,07 12,07 1,6 10-5 3,6 10-5

    5 21,075 12,07 1 10-6 3,6 10-5

    6 21,075 12,065 1 10-6 1 10-6

    7 21,07 12,055 1,6 10-5 8,1 10-5

    8 21,07 12,065 1,6 10-5 1 10-6

    9 21,075 12,065 1 10-6 1 10-6

    10 21,07 12,065 1,6 10-5 1 10-63

    210,74 120,64 3,4 10-4 4,05 10-4

  • xxxviii

    T =

    = ,

    = 21,074 mm

    T = ( )

    ( )

    = ,

    =3,78 10 mm

    % error =

    x 100 %

    = ,

    , x 100 %

    = 1,8 10 %

    TS = ( T T ) mm

    = ( 21,074 3,78 10 ) mm

    d =

    = ,

    = 21,064 mm

    d = ( )

    ( )

    = ,

    = 4,5 10 mm

    % error =

    x 100 %

  • xxxix

    = ,

    , x 100 %

    = 3,7 10 %

    dS = ( d d ) mm

    = ( 12,064 4,5 10 ) mm

    Volume Silinder

    V =

    d2 T

    =

    x 3,14 x 12,064 x 21,074

    = 17,24 mm

    V = V

    d x d

    2+

    V

    T x T

    2

    = 1

    2 d T (d)

    2+

    1

    4 d

    2 (T)

    2

    =

    [(1,57 x 12,064 x 21,074)(4,5 10 )] + [(0,785 x 12,064 )(3,78 10 )]

    = 3,42 10

    = 0,018 mm

    VS = ( V V ) mm

    = ( 2407,68 0,018 ) mm

    d. Kubus

    Tabel perhitungan

    No Sisi (mm) (Si - S )

    1 20,08 2,5 10

    2 20,08 2,5 10

    3 20,085 1 10

    4 20,09 2,25 10

  • xl

    s =

    = ,

    = 20,075 mm

    S = ( )

    ( )

    = ,

    = 0,024 mm

    % error =

    x 100 %

    = ,

    , x 100 %

    = 0,12 %

    Sk = ( S S ) mm

    = ( 20,075 0,024 ) mm

    Volume Kubus

    5 20,08 2,5 10

    6 20,09 2,25 10

    7 20,085 1 10

    8 20,01 4,23 10

    9 20,08 2,5 10

    10 20,07 2,5 10

    200,75 5,005 10

  • xli

    V = S3

    = 20,0753

    = 8090,34 mm3

    V =

    x S

    = (3S x S)

    = [(3 x 20,075 x 0,024)]

    = 29,02 mm

    VK = ( V V ) mm

    = ( 8090,34 29,02 ) mm

    2. Menentukan Massa Jenis Benda

    a. Kawat

    Diketahui :

    massa kawat = 0,85 gram

    Vkw = ( 17,24 1,35 ) mm

    m =

    x (0,01) gram = 0,005 gram

    Ditanya :

    kw = ?

    Jawab

    =

    = ,

    ,

    = 0,049 gram / mm

  • xlii

    =

    x m

    +

    x V

    =

    x m

    + (m x V)

    = 1

    17,24 x 0,005

    2+ (0,85 x 1,35)2

    = 1,15 gram / mm

    kw = ( ) gram / mm

    = ( 0,049 1,15 ) gram / mm

    b. Plat Alumunium

    Diketahui :

    massa plat alumunium = 2,92 gram

    VA = ( 1103,75 6,15 ) mm

    m =

    x (0,01) gram = 0,005 gram

    Ditanya :

    A = ?

    Jawab

    =

    = ,

    ,

    = 0,0026 gram / mm

    =

    x m

    +

    x V

    =

    x m

    + (m x V)

    = 1

    1103,75 x 0,005

    2+ (2,92 x 6,15)2

    = 17,96 gram / mm

  • xliii

    A = ( ) gram / mm

    = ( 0,026 17,69 ) gram / mm

    c. Silinder

    Diketahui :

    massa silinder = 20,97 gram

    VS = ( 2407,48 2,76 ) mm

    m =

    x (0,01) gram = 0,005 gram

    Ditanya :

    S = ?

    Jawab

    =

    = ,

    ,

    = 0,0087 gram / mm

    =

    x m

    +

    x V

    =

    x m

    + (m x V)

    = 1

    2407,48 x 0,005

    2+ (20,97 x 2,76)2

    = 57,88 gram / mm

    S = ( ) gram / mm

    = ( 0,0087 57,88 ) gram / mm

    d. Kubus

    Diketahui :

  • xliv

    massa kubus = 21,9 gram

    VK = ( 8090,34 29,02 ) mm

    m =

    x (0,01) gram = 0,005 gram

    Ditanya :

    K = ?

    Jawab

    =

    = ,

    ,

    = 0,0027 gram / mm

    =

    m x m

    2+

    V x V

    2

    = 1

    VK x m

    2+ (m x V)2

    = 1

    8090,34 x 0,005

    2+ (21,9 x 29,02)2

    = 635,54 gram / mm

    K = ( ) gram / mm

    = ( 0,0027 635,54 ) gram / mm

    G. PEMBAHASAN

    Percobaan ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa mampu memahami

    tentang pengukuran serta alat-alat ukur mekanik, kemudian mampu untuk

    menggunakan alat-alat tersebut. Mahasiswa juga diharapkan mampu menentukan nilai

    ketidakpastian pada hasil pengukuran yang diperoleh. Tujuan ke depan pun mahasiswa

    diharapkan dapat mengaplikasikan konsep ketidakpastian dan angka berarti dalam

    pengolahan pada hasil pengukuran.

    Seperti yang kita ketahui bahwa pengukuran adalah kegiatan membandingkan

    sesuatu yang kita ukur dengan alat ukur. Alat ukur tersebut harus memiliki suatu

  • xlv

    satuan (besaran). Berdasarkan teori di atas, saya melakukan percobaan dengan

    menggunakan 4 alat ukur, 3 alat ukur untuk mengukur panjang dan 1 alat untuk

    mengukur massa benda. Keempat alat ukur tersebut adalah penggaris 60 cm, jangka

    sorong, mikrometer sekrup, dan neraca Ohauss. Benda-benda yang saya ukur adalah

    silinder, kubus, plat alumunium dan kawat. Untuk kawat, yang diukur adalah

    panjangnya menggunakan penggaris, diameternya menggunakan mikrometer sekrup,

    dan massanya menggunakan neraca Ohauss. Untuk kubus, yang diukur adalah sisinya

    menggunakan jangka sorong dan massan menggunakan neraca Ohauss. Untuk plat

    alumunium, yang diukur adalah panjang menggunakan penggaris , lebar menggunakan

    jangka sorong, tebal menggunakan mikrometer sekrup dan massanya menggunakan

    neraca Ohauss. Untuk silinder, yang diukur adalah panjangnya menggunakan jangka

    sorong dan massanya menggunakan neraca Ohauss. Setaip percobaan diatas dilakukan

    sebanyak 10 kali tanpa penggantian alat.

    Dari hasil keseuruhan percobaan, untuk kawat di peroleh massa 0,85 gram,

    panjang kawat lketidakpastiannya adalah (131,85 0,24) mm, diameter kawat

    ketidakpastiannya adalah 0,0408 0,016 mm. Untuk plat alumunium di peroleh

    massanya 2,92 gram. Panjang plat alumunium ketidakpastiannya adalah 81 0

    mm, kebar kawat ketidakpastiannya adalah 14,925 0,026 mm dan tebal kawat

    ketidakpastiannya adalah 0,913 4,8 x 10-3 mm. Pada siinder diperoleh massanya

    adalah 20,97 gram, tinggi selinder ketidakpastiannya adalah 21,074 6,15 x 10-3

    mm dan diameter silinder ketidapastiannya adalaj 12,,0635 6,69 x 10-3. Terakhir

    untuk kubus diperoleh massanya adalah 21,9 gram dan sisi kubus ketidakpastiannya

    adalah 20,075 0,024.

    H. KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan

    Dari hasil percobaan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

  • xlvi

    a. Pengukuran panjang pada benda (kawat, plat alumunium, siinder, dan kubus)

    digunakan alat ukur yaitu mikrometer sekrup, jangka sorong dan mistar, namun dari

    masing-masing ala akan menghasilkan nilai panjang yang berbeda-beda, karena

    adanya perbedaaan ketelitian pada alat-alat tersebut. Sedangkan untuk menghitung

    massa suatu benda adalah dengan neraca, dan untuk menghitung rapat jenis suatu

    benda yaitu dengan membagi massa benda dengan volume benda tersebuut.

    b. Pada pengukuran selalu terdapat nilai ketidakpastian dan yang error yang selalu

    terjadi, sehingga perlu adanya teori ralat untuk memperhitungkan hal-hal tersebut.

    c. Didapatkan nilai rapat jenis dari kawat, plat alumunium, silinder, dan kubus yang

    berbeda-beda karena adanya perbedaan massa benda dan volume benda itu sendiri.

    2. Saran

    Ketika mengukur panjang, lebar, tebal/tinggi dari bahan hendaknya diperhatikan

    ketepatan dalam melihat satuan ukur pada alat ukur.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bahtiar. 2010. Fisika Dasar I. Mataram. Kurnia Kalam Semesta.

    Gunada, I Wayan. 2014. Fisika Dasar Universitas. Mataram: Duta Pustaka Ilmu.

    https://umi13sahrun.wordpress.com/2014/05/30/kumpulan-jurnal-praktikum-fisika/.,

    November 2014 10: 15.

  • xlvii

    ACARA IV

    VISKOSITAS

    A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    1. Tujuan praktikum

    a. Memahami adanya gesekan yang disebabkan benda bergerak di dalam

    fluida(zat cair).

    b. Mempelajari dan menentukan Koefisien Kekentalan Zat Cair (Coefficient of

    Viscosity).

    2. Waktu praktikum

    Jumat, 5 Desember 2014

    3. Tempat praktikum

    Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

    Alam, Universitas mataram.

    B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

  • xlviii

    1. Alat-alat praktikum

    a. Gelas ukur 2000 ml berisi zat cair

    b. Pengggaris 60 cm

    c. Jangka sorong

    d. Stopwacth

    e. Gelas ukur 10 ml

    f. Pipet tetes

    g. Penjepit

    h. Saringan

    i. Neraca analitik

    2. Bahan-bahan praktikum

    a. Bola

    b. Zat cair oli 10W

    c. Zat cair minyak

    C. LANDASAN TEORI

    Gaya gesekan antara permukaan benda padat dengan fluida medium dimana

    beenda itu bergerak akan sebanding dengan kecepatan relative gerak benda terhadap

    medium. Pada dasarnya hambatan gerakan benda di dalam fluida yang melekat

    kepermukaan benda dengan bagian fluida disebelahnya, dimana gaya gesekan itu

    sebanding dengan koefisien viskositas fluida. Menurut Stoke, gaya gesekan itu

    diberikan oleh apa ynag disebut rumus stokes, yakni F = 6 r

    ( Soedojo, 2004 : 49 ).

    Bila terdapat gaya gesek dalam fuida maka alirannya disebut aliran kental,

    sedangkan sebaliknya akan disebut alirannya disebut aliran tak kental. Gaya gesekan

    ini merupakan gaya-gaya tangensial terhadap lapisan-lapisan fluida ( Satriawan, 2007:

    84 ).

    Prinsip Archimedes berlaku ketika suatu benda yang terendam sebagian atau

    seluruhnya dalam suatu fluida akan mengalami gaya apung ke atas setara dengan berat

  • xlix

    fluida yang dipindahkan. Gaya apung dianggap bekerja secara vertikal ke atas melalui

    pusat gravitasi fluida ( Hecht, 2006 : 104 ).

    D. PROSEDUR PRAKTIKUM

    1. Mengukur diameter bola sebanyak 10 kali di tempat yang berbeda menggunakan

    jangka sorong.

    2. Menimbang bola sebanyak 10 kali menggunakan neraca analitik.

    3. Menghitung rapat massa bola, rapat massa rata-rata dan ralat untuk rapat massa.

    4. Menimbang gelas ukur 10 ml, mengulangi sebanyak 10 kali.

    5. Memasukkan fluida ke dalam gelas ukur 10 ml, kemudian menimbang gelas ukur

    bersama fluida(minyak) sebanyak 10 kali.

    6. Menghitung rapat massa fluida dengan mengurangi massa gelas ukur dan fluida

    dengan massa rata-rata.

    7. Menghitung rapat massa fluida, rapat massa rata-rata, ralat untuk rapat massa

    fluida.

    8. Mencari rapat massa fluida(oli 10W)dengan mengulangi langkah 4 sampai dengan

    7.

    9. Membuat tanda pada gelas ukur 2000 ml yang berisi fluida sejauh(d) ebagai jarak

    jatuh yang ditempuh bola.

    10. Mengatur jarak(d) sejauh 30 cm menggunakan penggaris.

    11. Menjatuhkan bola ke dalam zat cair dan mencatat waktu(t) saat bola melalui

    jarak(d)=30 cm.

    12. Mengulangi langkah 11 sebanyak 10 kali.

    13. Menentukan koefisien kekentalan fluida(oli 10W) dengan melakukan langkah 9

    sampai dengan 12.

    E. HASIL PENGUKURAN

    1. Tabel massa bola (mb) dan diameter bola (db).

    No Mb (kg) 103 db (m) 103

    1 9,9 10 24,35 10

    2 9,8 10 24,65 10

    3 9,9 10 24,45 10

    4 9,9 10 24,30 10

  • l

    5 9,9 10 24,25 10

    6 9,9 10 24,15 10

    7 9,9 10 24,45 10

    8 9,9 10 24,15 10

    9 9,9 10 23,90 10

    10 9,8 10 24,30 10

    98,8 10 242,95 10

    2. Tabel massa gelas ukur minyak (Mg), massa gelas ukur + minyak (Mgm), massa

    gelas ukur oli (Mgo), dan massa gelas ukur + oli (Mg).

    No Mg (kg) 103 Mgm (kg) 103 Mgo (kg) 103 Mg (kg) 103

    1 43,4 10 52,6 10 56 10 47,1 10

    2 43,4 10 52,6 10 56 10 47,1 10

    3 43,4 10 52,6 10 56 10 47,1 10

    4 43, 4 10 52,6 10 56 10 47,1 10

    5 43,4 10 52,6 10 56 10 47,1 10

    6 43,4 10 52,6 10 56 10 47,1 10

    7 43,4 10 52,5 10 56 10 47,2 10

    8 43,4 10 52,6 10 56 10 47,1 10

    9 43,4 10 52,5 10 56 10 47,1 10

    10 43,4 10 52,6 10 56 10 47,1 10

    434,1 10 525,8 10 560 10 471,1 10

    3. Tabel waktu jatuh pada jarak (h) = 0,3 m di dalam fluida minyak (tm) dan oli (to).

    No tm (s) to(s)

    1 1,34 1,16

    2 1,05 1,03

    3 1,49 1,29

    4 1,02 1,15

    5 1,12 1,04

    6 1,30 1,14

    7 1,91 1,17

  • li

    8 1,04 1,06

    9 0,82 1,05

    10 1,58 1,18

    12,67 11,27

    F. ANALISIS DATA

    1. Menghitung massa jenis bola

    a. Menghitung diameter bola

    db = db

    n

    = 242,95 10

    10

    = 24,3 10 m

    No db (m) (db db)2m

    1 24,35 10 2,5 10

    2 24,65 10 12,25 10

    3 24,45 10 2,25 10

    4 24,30 10 0

    5 24,25 10 2,5 10

    6 24,15 10 2,25 10

    7 24,45 10 2,25 10

    8 24,15 10 2,25 10

    9 23,90 10 1,6 10

    10 24,30 10 0

    242,95 10 37,75 10

    d = (db db)

    n 1

    d = 37,75 10

    10 1

    d = 2,05 10 m

  • lii

    db = d b d m

    db = ( 24,3 10 2,05 10 ) m

    b. Menghitung massa bola

    m b = m b

    n

    m b = 98,8 103

    10

    m b = 9,88 103 kg

    No mb (kg) (m b m b)2 kg

    1 9,9 10 4 10

    2 9,8 10 64 10

    3 9,9 10 4 10

    4 9,9 10 4 10

    5 9,9 10 4 10

    6 9,9 10 4 10

    7 9,9 10 4 10

    8 9,9 10 4 10

    9 9,9 10 4 10

    10 9,8 10 6,4 10

    98,8 10 160 10

    m b = (m b m b)

    n 1

    m b = 160 10

    10 1

    m b = 4,22 10 kg

    m b = (m b m )kg

    m b = (9,88 10 4,22 10 )kg

  • liii

    c. Menghitung volume bola

    Vb = db

    6

    Vb =3,14 (24,3 10 )

    6

    vb = 7,51 10 m

    Vb = 3d

    db

    vb

    Vb = 3 2,05 10

    24,3 10

    7,51 10

    Vb = 1,9 10 m

    Vb = (Vb Vb)m

    Vb = (7,51 10 1,9 10 )m

    d. Menghitung massa jenis bola

    b =m b

    vb

    b =9,88 10

    7,51 10

    b = 1320 kg/m 3

    b = m b

    m b

    + vb

    vb

    b

    b = 4,22 10

    9,88 10

    + 1,9 10

    7,51 10

    1320

    b = 3300 kg/m 3

    b = (b b)kg/m 3

    b = ( 1320 3300 )kg/m 3

  • liv

    2. Menghitung massa jenis fluida

    a. Menghitung massajens oli (o)

    Menghitung massa jenis gelas ukur (Mg)

    No Mg (kg) (Mg M g)2kg

    1 43,4 10 1 10

    2 43,4 10 1 10

    3 43,4 10 1 10

    4 43,4 10 1 10

    5 43,4 10 1 10

    6 43,4 10 1 10

    7 43,4 10 1 10

    8 43,4 10 1 10

    9 43,4 10 81 10

    10 43,4 10 1 10

    434,1 10 9 10

    M g = Mg

    n

    M g = 434,1 103

    10

    M g = 43,41 103 kg

    Mg = (Mg M g)

    n 1

    Mg = 9 10

    10 1

    Mg = 3,16 10 kg

    Mg = (M g Mg) kg

    Mg = (4,711 10 3,16 10 )kg

  • lv

    Menghitung massa gelas ukur + oli (Mgo)

    No Mgo (kg) (Mgo M go)2kg

    1 56 10 0

    2 56 10 0

    3 56 10 0

    4 56 10 0

    5 56 10 0

    6 56 10 0

    7 56 10 0

    8 56 10 0

    9 56 10 0

    10 56 10 0

    560 10 0

    M go = Mgo

    n

    M go = 560 103

    10

    M go = 56 103 kg

    Mgo = (Mgo M go)

    n 1

    Mgo = 0

    10 1

    Mgo = 0 kg

    Mgo = (M go Mgo) kg

    Mgo = (56 10 0) kg

    Menghitung massa oli (Mo)

    Mo = M go M g

    Mo = 56 10 43,41 10

  • lvi

    Mo = 12,59 10 kg

    Mo = (Mgo) + (Mg)

    Mo = (0) + (3,16 10 )

    Mo = 3,16 10 kg

    Mo = (M o M o)kg

    Mo = (12,59 10 3,16 10 )kg

    Menentukan massa jenis oli(o)

    vo = 10 ml

    = 10 cm 3

    = 10-5 m 3

    o = Mo

    Vo

    o = 12,59 10

    10-5

    o = 1259 kg/m 3

    vo = 0,4 0,5

    vo = 0,2 ml

    vo = 0,2 cm 3

    = 2 10 m 3

    o = Mo

    Mo

    + vo

    vo

    o

    o = 3,16 10

    12,59 10

    + 2 10

    10-5

    1259

    o = 25,18 kg/m 3

  • lvii

    o = (o o)kg/m 3

    o = (1259 25,18)kg/m 3

    b. Menghitung massa jenis minyak (m)

    Menghitung massa gelas ukur + minyak (Mgm)

    No Mgm (kg) (Mgm M gm2) kg

    1 52,6 10 4 10

    2 52,6 10 4 10

    3 52,6 10 4 10

    4 52,6 10 4 10

    5 52,6 10 4 10

    6 52,6 10 4 10

    7 52,6 10 4 10

    8 52,6 10 4 10

    9 52,6 10 4 10

    10 52,6 10 4 10

    525,8 10 160 10

    M gm = Mgm

    n

    M gm = 525,8 103

    10

    M gm = 52,58 103 kg

    Mgm = (Mgo M go)

    n 1

    Mgm = 160 10

    10 1

    Mgm = 4,22 10 kg

    Mgm = (M gm Mgm )kg

  • lviii

    Mgm = (52,58 10 4,22 10 )kg

    Menghitung massa jenis gelas ukur (Mg)

    No Mg (kg) (Mg M g)2kg

    1 47,1 10 1 10

    2 47,1 10 1 10

    3 47,1 10 1 10

    4 47,1 10 1 10

    5 47,1 10 1 10

    6 47,1 10 1 10

    7 47,1 10 8,1 10

    8 47,1 10 1 10

    9 47,1 10 1 10

    10 47,1 10 1 10

    471,1 10 9 10

    M g = Mg

    n

    M g = 471,1 103

    10

    M g = 47,11 103kg

    Mg = (Mg M g)

    n 1

    Mg = 9 10

    10 1

    Mg = 3,16 10 kg

    Mg = (M g M g) kg

    Mg = (47,11 10 3,16 10 )kg

  • lix

    Menghitung massa minyak (Mm)

    Mm = M gm M g

    Mm = 52,58 10 47,11 10

    Mm = 5,47 10 kg

    Mm = (Mgm ) + (Mg)

    Mm = (4,22 10 ) + (3,16 10 )

    Mm = 2,8 10 kg

    Mm = (M gm M gm )kg

    Mm = (5,47 10 2,8 10 )kg

    Menentukan massa jenis minyak (m )

    vm = 10 ml

    vm = 10 cm 3

    vm = 10-5m 3

    m = Mm

    vm

    m = 5,47 10

    10-5

    m = 547 kg/m 3

    vm = 0,4 0,5

    vm = 0,2 m l

    vm = 0,2 cm 3

    vo = 2 10 m 3

    m = Mm

    Mm

    + vm

    vm

    m

  • lx

    m = 2,8 10

    5,47 10

    + 2 10

    10-5

    547

    m = 11,27 kg/m 3

    m = (m m ) kg/m 3

    m = (547 11,27) kg/m 3

    3. Menghitung waktu tempuh bola dalam waktu (s)

    a. Menghitung waktu tempuh bola dalam minyak.

    No Tm (s) (tm-tm )2 (s)

    1 1,94 4,9 10

    2 1,05 48,4 10

    3 1,49 48,4 10

    4 1,02 62,5 10

    5 1,12 22,5 10

    6 1,30 0,9 10

    7 1,91 409,6 10

    8 1,04 52,6 10

    9 0,82 202,5 10

    10 1,58 96,1 10

    12,67 948,7 10

    tm =

    =,

    = 1,27 s

    tm = ( )

  • lxi

    = ,

    = 0,35 s

    tm = (tm tm) s

    = (1,27 0,33) s

    b. Menghitung waktu tempuh bola dalam oli

    No to (s) (to-to )2

    1 1,16 0,9 10

    2 1,03 10 10

    3 1,29 25,6 10

    4 1,15 0,4 10

    5 1,04 8,1 10

    6 1,14 0,1 10

    7 1,17 1,6 10

    8 1,06 4,9 10

    9 1,05 6,4 10

    10 1,18 2,5 10

    11,27 60,5 10

    to =

    =,

    = 1,13 s

    to = ( )

    = ,

    = 0,08 s

  • lxii

    to = (to to) s

    = (1,13 0,08) s

    4. Menghitung koefisien viskositas fluida ()

    a. Menghitung koefisien viskositas oli (o).

    Massa jenis total (t0)

    t0 = ( b t0 )

    = 1320 kg/m3 1259 kg/m3

    = 61 kg/m3

    t0 = (b)2

    + (o)2

    = (3300 kg/m 3)2

    + (25,18 kg/m 3)2

    = 3300,1 kg/m3

    t0 = (to t0 ) kg/m3

    = 61 kg/m3 3300,1 kg/m3

    Menentukan koefisien viskositas oli (o).

    o = . . .

    = , / .(24,3 103) . /.,

    ,

    = 0,07 Pa.s

    h = 0,1 x 0,5

    = 0,05 cm

    = 5 x 104 m

  • lxiii

    o = (2(

    ) + (

    ) + (

    ) + (

    )) x o

    = 2(205 104

    24,3 103)

    2

    + (0,08

    1,13)

    2+ (

    3300,1

    61)

    2+ (

    5x104

    0,3)

    2

    ) x 0,07 Pa.s

    = 3,79 Pa.s

    o = (o o) Pa.s

    = (0,07 3,79) Pa.s

    b. Menentukan koefisien viskositas minyak (m )

    Massa jenis total minyak (tm)

    tm = (b m)

    = 1320 kg/m3 547 kg/m3

    = 773 kg/m3

    tm = (b)2

    + (m )2

    = (3300)2

    + (11,27)2

    = 3300,02 kg/m3

    tm = (tm tm ) kg/m3

    = (773 3300,02) kg/m3

    Menentukan koefisien viskositas minyak (m )

    m = . . .

    = , / .(24,3 103)

    . /.,

    ,

    = 1,05 Pa.s

    h = 0,1 x 0,5

    = 0,05 cm

  • lxiv

    = 5 x10-4 m

    m = (2(

    ) + (

    ) + (

    ) + (

    )) x m

    = 2(2,05 x 104

    24,3 103)

    2

    + (0,32

    1,27)

    2+ (

    3300,02

    773)

    2+ (

    5x104

    0,3)

    2

    ) x 1,05 Pa.s

    = 4,49 Pa.s

    m = (m m ) Pa.s

    = (1,05 4,49) Pa.s

    G. PEMBAHASAN

    Didalam praktikum ini, praktikan melakukan percobaan yang bertujuan untuk

    menentukan besar nilai koefisien viskositas suatu zat dan pada praktikum ini fluida

    yang digunakan ada 2 macam, yaitu minyak dan oli, dan benda yang bergesek dengan

    fluida tersebut adalah bola yang telah diukur diameternya. Gelas ukur 10 ml diukur

    dan langsung dibandingkan massa gelas sebelum dan sesudah berisi fluida, masing

    masing oli dan minyak untuk mengetahui berapa massa atau kerapatan dari masing

    masing fluida tersebut.

    Setelah itu gelas ukur yang berisi 2000 ml zat cair ( oli dan minyak ), diukur

    ketingiannya hingga mencapai 30 cm atau 0,3 m sebagai jarak yang akan di tempuh

    bola dan agar lebih mudah menghitung waktu yang dibutuhkan bola untuk tenggelam.

    Dalam praktikum ini juga ada beberapa hal yang di tentukan, antara lain : diameter

    bola, massa bola, volume bola, massa jenis bola tersebut, nilai koefisien viskositas,

    massa jenis fluida ( oli dan minyak ), massa fluida, serta ralat dari masing-masing

    yang ditentukan , sehingga didapat koefisien viskositas yang telah ditentukan sebesar

    1,05 Pa.s untuk minyak dan 0,07 Pa.s untuk oli. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

    fuida minyak lebih kental daripada oli. Seharusnya fluida oli lebih kental dari minyak.

    Hal ini bisa saja terjadi karena berbagai hal, seperti massa gelas ukur yang digunakan

    tidak sama, kesalahan dalam pengujian atau dalam pengolahan data.

    H. KESIMPULAN DAN SARAN.

    1. Kesimpulan

  • lxv

    a. Besarnya gesekan yang dialami bola tergantung dari nilai viskositas dari fluida

    yang digunakan.

    b. Oli lebih kental dari minyak karena oli memiliki nilai viskositas yang lebih

    besar dari minyak.

    2. Saran

    Untuk memperoleh hasil yang lebih efisien, gunakan alat yang lebih akurat

    pada saat menghitung waktu tempuh bola (to) dan (tm).

    DAFTAR PUSTAKA

    Hecht, Eugene. 2006. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

  • lxvi

    Satriawan, Mirza. 2007. Fisika Dasar I. yogyakarta : universitas Gajah Mada.

    http://id. Slideshare. net/TikaAmalia/jurnal-viskositas/.,8 Desember 2014 10:30