LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar....

69
LEMBARAN DAERAH IBUKOTA NOMOR : 23 TABUN : 1992 SERI :B NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 7 TAHUN 1991 . TENTANG BANGUNAN DALAM WlLAYAH DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang a. bahwa ketentuan yang mengatur pelaksanaan membangun di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah Bataviasche Bouwverordening (BBV 1919-1941) sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Daerah tanggal 20 Februari 1953 (Tanlbahan Berita Negara Republik Indonesia tanr,gal 24 No· pember 1953 Nomor 94, Tamball.an Nomor 61); b. bahwa Peraturan Daerah tersebut selain berasa1 dati produk zaman Belanda, materinya dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi serta tuntutan pesatnya pembangunan rlSik di wilayail Daerah Khli' sus Ibukota Jakarta; c. bahwa sehubungan dengan hal-hal terse but pada horuf a dan b di atas, serta untuk lebib meningkatkan upaya pengawasan dan pengendalian demi terciptanya tertib bangunan di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan untuk memenuhi Surat

Transcript of LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar....

Page 1: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LEMBARAN DAERAHJAKAR~ IBUKOTA

NOMOR : 23 TABUN : 1992 SERI : B NOMOR : 2

PERATURAN DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 7 TAHUN 1991

. TENTANG

BANGUNAN DALAM WlLAYAH DAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAGUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Menimbang a. bahwa ketentuan yang mengatur pelaksanaan membangun diwilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah BataviascheBouwverordening (BBV 1919-1941) sebagaimana diubahterakhir dengan Peraturan Daerah tanggal 20 Februari 1953(Tanlbahan Berita Negara Republik Indonesia tanr,gal 24 No·pember 1953 Nomor 94, Tamball.an Nomor 61);

b. bahwa Peraturan Daerah tersebut selain berasa1 dati produkzaman Belanda, materinya dirasakan sudah tidak sesuai lagidengan perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi sertatuntutan pesatnya pembangunan rlSik di wilayail Daerah Khli'sus Ibukota Jakarta;

c. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut pada horuf a dan bdi atas, serta untuk lebib meningkatkan upaya pengawasan danpengendalian demi terciptanya tertib bangunan di wilayahDaerah Khusus Ibukota Jakarta, dan untuk memenuhi Surat

Page 2: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tahun 1992 No. 23 -2- Seri : B Nomor: 2

I

ill Tahun 1992 No_ 23 -3- Seri: B Nomor" 2

Mengingat

Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 640/691/PUOD tangga1IS Februari 1983 tentang Tertib Pelaksanaan Peraturan DaerahTentang Bangunan, perlu menetapkan Peraturan Daerah ten­tang bangunan dalam wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

1. Undang-Undang Gangguan (Hinder Ordonantie) Staatsblad1926 Nomor 226 yang telah diubah terakhir dengan Staats­

blad 1940 Nomor 450 ;2. Undang-Undang Monumen (Monumenten Ordonnantie) Staats­

blad 1931 Nomor 238 ;3. Undang-Undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 ten tang Peraturan

Umum Retribusi Daerah ;4. Un dang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentangPeraturan Dasar

Pokok-pokok Agraria ;5. Undang-Undang nomor 5 Taliun 1974 tentang Pokok-pokok

Pemerintahan Di Daerah ;6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan­

ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ;

7. Undang-Undang Nomor II Tahun 1990 tentang Susunan Pe­merintahan Daerah Khusus lbukota Negara Republik Indonesia

Jakarta;8. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3

Tahun 1975 ten tang Ketentu011 Penanggulangan Bahaya Keba­karan Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

9_ Peratilran Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5Tahun 1982 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi danTata Kerja Dinas Pengawasan Pembangunan kota Daerah Khusus

Ibukota Jakarta;10. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5

Tahun 1984 tentang Reneana Umum Tata Ruang DaerahDaerah Khusus Ibukota Jakarta;

II. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3Tahun 1986 tentang Penyidik' Pegawai Negeri Sipil DalamLingkungan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

12. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3Tahun 1987 tentang Penetapan Reneana Bagian Wilayah Kotauntuk Wilayah Kecarnatan di Doorah Khusus Ibukota Jakarta;

~

Menetapkan

13. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 11Tahun 1988 tentang Ketertiban Umum Dalarn Wilayah DaerahKhusus Ibukota Jakarta.

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DaerahKhusus Ibukota Jakarta

MEMUTUSKAN

PERATURAN . DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA TENTANG BANGUNAN DALAM WILAYAH DAE­RAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasa! 1

Dalarn Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Doorali adalah Pemerintah Daetah Khusus IbukotaJakarta;

b. Gubemur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala DaerahKhusus Ibukota Jakarta;

c. Dewan adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah KhususIbukota Jakarta;

d. Dinas Pengawasan Pembangunan Kota adalah Dinas Pengawas­an Pembangunan Kota Daerah Khususlbukota Jakarta;

e. Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota adalah KepalaDinas Pengawasan Pembangunan Kota Daerah Khusus IbukotaJakarta;

f. Petugas adalah seseorang yang ditunjuk dalam lingkunganDinas Pengawasan Pembangunan Kota untuk mengawasi pem­bangunan dan atau bangunan ;

g. Peraneang bangunan adalah seorang atau sekelompok ahlidalam bidang arsitektur yang memiliki izin bekerja ;

h. Pereneana struktur adalah seorang ahli atau sekelompok ahlidalam bidang struktur/konstruksi bangunan yang memilikiizin bekerja ;

i. Pereneana instalasi dan perlengkapan bangunan adalah l;eorangatau sekelompok ahli dalam bidang instalasi dan perlengkapan

Page 3: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

bangunan yang memiliki izin bekerja ;

j. Direksi Pengawas ada1ah seorang alau sekelompok ahIi/badanyang bertugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan membangunatas penunjukan pemilik bangunan sesuanoetentuan izin mem-

bangun ;k. Pemborong adalah seorang atau badan yang melaksanakan ke­

giatan membangun atas penunjukan pemilik bangunan sesuai

ketentuan izin ;I. Pengkaji teknis bangooan adaIah seorang atau sekelompok

ahIi/badan yang bertugas mengkaji kelayakan bangooan daIamsegala aspek teknisnya ;

m. Garis Sempadan Jalan yang selanjutnya disingkat GSJ adolahgaris reneana jalan yang ditetapkan dalam reneana kola ;

n. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSBadalah garis yang tidak boleh dilampaui oleh denah bangunanke arah GSJ yang ditetapkan dalam reneana kola ;

o. Perpetakan adaIah bidang tanah yang ditelapkan batas-batasnyasebagai satuan-satuan yang sesuai dengan reneana kota ;

p. Reneana kota adolah reneana yang disusun dalam rangka peng­aturan pemanfaatan ruang kota ;

q. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDBadalah angka perbandingan jumiah luas lantai dasar terhadapluas tanah perpetakan yang sesuai dengan reneana kola ;

r. Koefisien Lanlai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLBadalah angka perbandingan jumlah luas seluruh lantai terhadapluas tanah perpetakan yang sesuai dengan reneana kota ;

s. lingkungan adolah bagian wilayah kota yang merupakan ke­satuan ruang untuk suatu kehidupan dan penghidupan tertentudaIarn suatu sistem pengembangan kota seeara keseluruhan ;

t. lingkungan bangunan adaIah suatu kelompok bangunan yangmembentuk suatu kesatuan pada suatu lingkungan tertentu ;

u. Lingkungan campuran adalah suatu lingkungan dengan beberapaperuntukan yang ditetapkan dalam reneana kota ;

v. Membangun adalah seliap kegiatan mendirikan, membongkar,memperbaharui, mengganti seluruh atau sebagian, memperluasbangunan atau bangun·bangunan ;

w. Bangunan adalah suatu perwujudan fisik. arsitektur yang diguna·kan sebagai wadah kegiatan manusia ;

,"

x. Bangun-bangunan adolah suatu perwujudan fisik arsitekturyang lidak digunakan untuk kegiatan manusia;

y. Bangunan rendah adaIah bangunan yang mempunyai kelinggiandari permukaan tanah atau lantai dasar sampai dengan 4 lapis;

z. Bangunan sedang adaIah bangunan yang mempunyai ketinggianantara 5 sampai dengan 8 lapis ;

aa. Bangunan linggi adalah bangunan yang mempunyai kelinggianlebili dari 8 lapis;

abo Bangunan renggang adaIah bangunan dengan tampak yangmenghadap ke jaIan mempunyai jarak bebas samping terhadapbatas pekarangan ;

ac. Bangunan rapat adaIah bangunandengan tampak yangmenghadap ke jalan tidak mempunyai jarak bebas samping ;

ad. Bangunan carnpuran adaIa,h bangunan dengan lebili dati satujenis penggunaan ;

ae. Beban mati adaIah berat dati semua bagian dari suatu gedungyang bersifat tetap ;

af. Beban hidup adaIah semua beban yang terjadi akibat penghuni­an atau penggunaan suatu gedung ;

ago Beban gempa adalah semua bebas statik ekivalen yang bekerjapada gedung atau bagian gedung yang meniru pengaruh darigerakan tanah akibat gempa itu ;

ah. Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedungatau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih daIarn tekananudara;

ai. Perancah (bekisting) adaIah struktur pembantu sementaradi daIam pelaksanaan suatu bangunan untuk menunjang pekerja­an struktur bangunan ;

aj. Pagar proyek adaIah pagar yang didirikan pada laban proyekuntuk batas pengamanan proyek selama masa pelaksanaan ;

ak. Kompartemen adaIah usaha untuk meneegah penjalaran apidengan membuat pembatas dinding, lantai, kolom, baIok yangtahan terhadap api untuk waktu yang sesuai dengan kelasbangunan ;

W Tahoo 1992 No. 23 -4- Seri : B Nomor: 2WTahun 1992 No. 23 -5- Seri : B Nomor : 2

Page 4: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tahoo 1992 No. 23 -0- Seri : B Nomor: 2 ill Tahoo 1992 No. 23 -7- Seri : B Nomor: 2

. al. Alat pemadam api ringan adalah pemadam api yang mudahdilayani.oleh satu orang. digunakan untuk mernadamkan apipada awal terjadinya kebakaran ;

am. Hidran kebakaran adalah suatu sistem peinadarn kebakarandengan menggunakan air bertekanan dalam upaya penyelamat­an, pencegahan dan perlindungan t~rhadap bahaya kebakaran ;

an. Sprinkler adalah suatu sistem pemancar air yang bekerja secaraotomatis bilarnana suhu ruang mencapai suhu tertentu ;

ao. Pipa peningkat air (riser) adalah pipa vertikal yang berfungsimenga1irkan air ke jaringan pipa di tiap lantai dan mengalirkanair ke pipa-pipa cabang dalam bangunan ;

ap. Pipa peningkat air kering (dry riser) adalah pipa air kosong di­pasang dalam gedung atau areal gedung untuk memudahkanpemasukan air dari mobil pompa kebakaran guna rnengalirkanair bila teIjadi kebakaran ;

aq. Pipa peningkat air basah (wet riser) adalah pipa yang secaratetap terisi air dan mendapat a1iran tetap dari sumber air yangdipasang dalam gedung atau di dalam areal bangunan ;

ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yangdipasang pada bangunan gedung yang dapat memberi peringat­an atau tanda pada saat terjadinya suatu kebakaran ;

as. Tangga kebakaran adalah tangga yang rlirencanakan khususuntuk menyelamatkan jiwa manusia pada waktu terjadi ke­bakaran ;

at. Pintu kebakaran adalah pintu yang langsung menuju ke tanggakebakaran atau jalan ke luar dan hanya dipergunakan apabilaterjadi kebakaran ;

au. Ketahanan terhadap api adalah sifat dari komponen strukturuntuk tetap bertahan terhadap api tanpa kehilangan fungsi­nya sebagai komponen struktur, dalam waktu tertentu yangdinyatakan dalarn jam;

avo Kornponen struktur utarna adalah bagian-bagian bangunan go­dung yang memikul dan menemskan beban ke pondasi ;

aw. Komponen struktur ada1ah bagian-bagian bangunan gedungbaik yang memikul beban maupun tidak ;

ax.. Instalasi dan perlengkapan bangunan adalah instalasi dan per­lengkapan pada bangunan, bangun-bangunan dan atau pekarang­an yani digunakan untuk menunjang tercapainya unsur kenya­manan, keselamatan, komunikasi dan mobilitas dalam bangunan. ; ~.(J

B AB II

KETENTUAN ADMlNlSTRASI

BagianPertama

Kewenangan

Pasal 2

Gubernur Kepala Daerah berwenang :

a. menerbitkan izin sepanjang persyaratan teknis dan administra­tif sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

b. memberikan izin atau menentukan laiil dari ketentuan-ketentu­an yang diatur dalam Peraturan Daerah ini, dengan memper­timbangkan ketertiban umum, keserasian Iingkungan, kearnan­an jiwa manusia serta mempertimbangkan pendapat para ahIi ;

C. menetapkan sifat atau tingkat nilai izin yang diterbitkan ;

d. menerbitkan surat izin bekerja para pelaku teknis pembangun­an .,

e. mengatur lebih !anjut hal-hal khusus dalam auatu perencanaandan atau pelaksanaan pembangunan suatulingkungan ;

f. menghentikan atau menutup kegiatan di dalam suatu bangunanyang dinilai belum dilaksanakan sehagairnana dimaksud padahumf a Pasal ini, sampai yang bertanggung jawab atas bangunantersobut memenuhi persyaratan yang ditetapkan ;

g. memerinrahkan pem1lik pekarangan untuk rneninggikanatau merendahkan pekarangan sehingga seras! dengan sarana danprasarana Iingkungan yang ada ;

h. memerintahkan untuk melakukan perbaikan·perbaikan terbadapbagian bangunan, bangun-bangunan dan pekarangan ataupunsuatu Iingkungan untuk pencegahan terhadap gangguan kesc­hatan dan kesolarnatan jiwa manusia ;

i. memerintahkan, menyetujui atau menolak dilakukannya pern­. bangunan, perbaikan atau pembongkaran sarana atao prasaranaIingkungan oleh I.'emilik bangunan .tau tanah ;

j. rnenetapkan pembebasan terhadap keputusan peruntukan so­bidang tanah yang terny"ta dalam batas waktu 5 tahun keputus-

Page 5: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

ill Tahun 1992 No. 23 -8- Seri : B Nomor: 2 . ill Tahun 1992 No. 23 -9- Seri : B Nomor : 2

an peruntukan tersebut belum dapat dilaksanakan ;

k. dapat rnenetapkan kebijaksanaan terhadap lingkungan khususatau lingkungan yang dikhususkan dari ketentuan-ketentuanyang diatur da1am Peraturan Daerah ini dengan rnernpertirn·bangkan keserasian lingkungan dan atau kearnanan negara ;

I. dapat menetapkan bangunan tertentu untuk menarnpilkanarsitektur berkultur Indonesia.

Pasa1 3

Gubemur Kopala Daerah menetapkan :

a. prosedur. dan persyaratan serta kriteria teknis tentang jenis,penarnpilan bangun-bangunan ;

b. sebagian bidang pekarangan atau bangunan untuk penempat­an, pemasangan dan perneliharaan prasarana atau sarana ling­kungan kota demi kepentingan umum ;

c. kebijaksanaan teknis secara khusus terhadap bangunan yangsebagian Iahannya ditetapkan untuk digunakan bagi kepenting­anwnwn.

Pasa! 4

formulir dan .melengkapi persyaratan yang ditelapkan olehGubernur Kepala Daerah.

Pasa1 6

(I) Perrnohonan izin membangun dan alau menggunakanbangunan diajukan secara lertulis oleh pemohon kepadaGubernur Kepala Daerah.

(2) Tala cara dan persyaralan izin sebagaimana dimaksud padaayat (I) Pasal ini ditelapkan oleh Gubemur Kepala Daerab.

(3) Proses pembuatan Surat Izin dari GubemUT Kepala Daerabdalam waktu selambat-Iambalnya 3 (liga) bulan harus sudahselesai. .

Pasa1 7

Alas permohonan yang bersangkulan Gubemur Kepala Daerahdapat memberikan izin mernbangun dan atau menggunakan danat3u kelayakan menggunakan bangunan secara bertahap, sepanjangtabapan kegiatan pelaksanaan bangunan tersebut memenuhi ke­tentuan dalam Peraturan Daerah ini.

Perizinan

Bagian Kedua

Gubemur Kepala Daerah atau petugas yang ditunjuk menjalankantugasnya berwenang memasuki halaman, pekarangan dan ataubangunan.

(I)

(2)

(3)

Pasa! 5

Setiap kegiatan membangun dan atau menggunakan danatau kelayakan menggunakan bangunan da1am witayahDaerah Khusus !bukota Jakarta harus memiliki izin dariGubemur Kepala Daerah.

Selain .harus mernenuhi izin sebagairnana dimaksud pad.ayat (I) Pasa! ini harus dipenuhi pula ketentuan lain yangberkaitan dengan kegiatan mendirikan bangunan.

Permohonan izin membangun dan atau menggunakan danatau kelayakan menggunakan bangunan sebagairnana dimak· .sud dalarn ayat (I) dan (2) Pasa! ini,diajukan dengan mengisi

Pasa] 8

(1) Permohonan izin mcmbangun dan atau mcnggunakan ba­ngunan dan atau kclayab.n mcnggunakan bangunan di·langguhkan penyelcsaiannya, jika pemohon tidak melengkapidan atau mcmcnuhi persyaratan dalarn .iangka waktu yang di­lelapkan.

(2) Apabila lerjadi sengkela yang ada hubungannya dengan per­syumtan izin mernbangun dan atau menggunakan dan ataukclayakan menggunakan bangunan, penyelcsaianpennohon­an i7.in dimaksud dapal ditangguhkan sampai ada penyelcsai·an sengketa.

(3) Keputusan penangguhan penyelesaian izin sebagaimanadimaksud pada ayal (2) Pasal ini diberitahukan secara ler­tulis kepada pemohon dengan disertai alasan.

(4) Permohonan i7.in yang dilangguhkan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) Pasal ini selelah lewat waktu 12 bulan sejaktanggal penangguhan dapa! ditolak dengan sural pemberi­tahuan disertai alasan penolakan.

Page 6: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

Pasal 10

(1) Gubemur Kepala Daerah dapat membekukan izin mem·bangun dan atau menggunakan dan atau kelayakan menggu·nakan bangunan yang telah diterbitkan, apabila kemudiantemyata terdapat sengketa, pengaduan dari pihak ketigaatau pelanggaran. atau kesalahan teknis dalam membangun.

(2) Keputusan pembekuan izin diberitahukan seeara tertuliskepada pemegang izin dengan disertai alasan, setelah peme·gang izin diberikan kesempatan untuk memberikan pen·jelasan.

Gubemur Kepala Daerah dapat menolak permohonan izin meHl·bangun dan atau menggunakan dan atau kelayakan menggunakanbangunan, apabila : .

a. berdasarkan ketentuan yang berlaku kegiatan menggunakan danatau berdirinya bangunan akan melanggar ketertiban umumatau merogikan kepentingan umum ;

b. kepentingan pemukirnan masyarakat setempat akan dirugikanatau penggunaannya dapat membahayakan kepentingan umum,kesehatan dan keserasian lingkungan ;

e. pemohon belum atau tidak melaksanakan perintah tertulisyang diberikan sebagai salah satu syarat diprosesnya permohon·an.

Pasal 12

Seri : B Nomor : 2-11-

Pasa( 13

Baglan Ketiga

Tertib Pembangunan dan Bangunan

Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota dapat memberikanizin khusus untuk bangunan sementara.

(I) Izin mendirikan bangunan batal apabila dalam jargka waktu6 bulan setelah tanggal penetapan izin belum dirrulai pelak­sanaan bangunannya, atau pekerjaan yang telah dilaksana·kan tidak diteruskan dan dianggap hanya berup" pekerjaanpersiapan, kecuali ada pemberitahuan secara tntulis daripemegang izin.

(2) Jangka waktu sebagairnana dimaksud pada ayat (I) Pasal inrdapat diperpanjang dengan mengajukan permohomm.

e. dalam waktu selama·lamanya 6 bulan temyata suatu ke­harusan yang berdasarkan peraturan tidak dipenuhi :

d. pelaksanaan pekerjaan telah dihentikan selama 12 bulanberturut·turut dan tidak dilanjutkan lag\.

(2) Keputusan peneabutan izin diberitahukan seeara tertullskepada pemegang izin dengan disertai alasan, setelah peme·gang izin diberi kesempatan untuk mengemukakan alasan.

LD Tahun 1992 No. 23

rf.

Seri : B Nomor : 2 •

Pa'" 9

-10 -W Tabun 1992 No. 23

Pasal 11 Pasal 14

(I) Gubemur Kepala Daerah dapat meneabut izln membangundan atau menggunakan dan atau kelayakan menggunakanbangunan apabila :

3. izin membangun dan atau menggunakan dan atau ke­layakan menggunakan bangunan diterbitkan berdasarkankelengkapan persyaratan Izin yang diajukan dan kete·rangan pemohon, yang temyata kemudian tidak benar ;

b. pelaksanaan pem bangunan dan atau penggunaan bangun·an menyimpang dari ketentuan atau persyaratan yangtercantum dalam izin ;

Setiap bangunan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimanatercantum dalam izin membangun dan atau menggu-uakan bangun­an, hams dibongkar atau dilakukan penyesuaian·penyesuaian se·hingga memenuhi ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 15

(I) GSB yang telah ditetapkan dalam reneana kota tidak bolehdilanggar dalam mendirikan atau memperb:iharui seluruhnyaatau sebagian dari bangunan.

Page 7: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

ri

LD Tahun 1992 No. 23 -12- Seri : B Nomor : 2 LD Tahun 1992 No. 23 -13- Seri : B Nomnr: 2

Pasal 17

Pasal 18

Paragraf 1

Pengendalian Rancangan dan Reneana Bangunan

amanan dalam pencegahan penanggulangan kebakaran.

(2) Peraneangan dan perencanaan bangunan harus dilakukan dandiperlanggung jawabkan oleh para ahli yang memiliki suralizin bekerja, sesuai bidangnya masing-masing terdiri dari :

3. perancang arsitektur bangunan ;

b. perencana struktur bangunan ;.

e. pereneana inslalasi dan perlengkapan bangunan.

(3) Surat izin bekerja 50bagaimana dimaksud pada ayal (2)Pasal ini dilelapkan oleh Gubemur Kepala Daerah.

Pasal 20

Pasal 19

(1) Gambar raneangan dan reneana bangunan anlara lain lerdiridari :

a. gambar rancangan arsitektur dan atau;

b. gambar dan perhilungan struktur dan alau';

e. gambar dan perhitungan inslalasi dan perlengkapanbangunan dan atau ;

d. gambar dan perhilungan lain yang dilelapkan.

(2) Gambar dan perhilungan sllUklur, instalasi dan perlengkap­an bangunan harus 50suai dan tidak menyimpang dari garnbarrancangan arsitektur.

(3) Penyajian raneangan dan reneana bangunan sebagaimana di­maksud pada ayal (I) Pasal ini diwujudkan dalam gambaryang jelas dengan dilengkapi ukuran, penjeiasan penggunaanruang, bahan serla menyalakan letal< garis 50mpadan dans~jenisnya.

(I) Daiam setiap peraneangan dan pereneanaan bangunan, pc­milik bangunan diwajibkan menunjuk ahli sebagaimana di­maksud dalam Pasal 18, keeuali untuk bangunan lerlenludilelapkan oleh Gubemur Kepala Daerah.

. (2) Pemilik bangunan wajib memberilahukan seeara iertuliskepada Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kola,apabila lerjadi penggantian peraneang dan alau pereneanaanbangunan.

Apabila GSB sebagaimana dimaksud pada ayal (1) Pasal inibelum dilelapkan dalam reneana kola, Gubemur KepalaDaerah dapal menelapkan GSB yang bersifal semenlaraunluk lokasi ler50buI pada seliap permohonan bangunan.

GSB yang disyaralkan dalam izin membangun sebagaimanadimaksud pada ayal (2) Pasal ini dipalok di lapangan olehKepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kola.

Pasal 16

(1) Sctiap perancangan dan perencanaan bangunan selain harusmcmenuhi kctentuan teknis yang berlaku. juga hams mem­pertimbangkan segi keamanan, keselamatan, keserasianbangunan dan Iingkungan baik dari segi arsitektur, kong·truksi, instalasi dan perlengkapan bangunan termasuk ke-

Bagian Keempal

Pengendalian Pembangunan dan Bangunan

Kegiatan yang tidak memerlukan izin adalah :

3. pekerjaan yang termasuk dalam pemeliharaan dan perawatanbangunan yang bersifat biasa ;

b. mendirikan kandang pemeliharaan binatang atau bangun­bangunan di halaman bel~kang dan isinya tidak lebih dari

12 m3 ;

c. bangun·bangunan di bawah tanah ;

d. perbaikan-perbaikan yang ditentukan oleh Gubernur Kepala

Daerah.

Bangunan lertentu berdasarkan letak, benluk, ketinggian danpenggunaannya harus dilengkapi dengan peralalan yang berfungsisebagai pengamanan lerhadap lalu-linlas udara atau lalu-lintas

laut.

(3)

(2)

Page 8: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tahoo 1992 No. 23 -14 - Seri : B NomOI': 2 LD Tahoo 1992 No:23 -15 - Seri :'B NOOIor : 2

(4) Penyajian rancangan dan rencana bangunan ootuk pem·baharuan, perluasan atau perubahan, harus digambar denganjelas, baik keadaan yang ada, maupun pembaharuan, perluas.an atau perubahah dirnaksud.

Pasal 21

(I) Rancangan arsitektur suatu bangunan atau kompleks bangun·an, harus serasi dengan keseluruhan bangunan yang terdapatdi lingkungannya.

(2) Dokumen lama yang ada dan masih memenuhi persyaratandapal digunakan sebagai dasar perancangan, perencanaanbangunan dan sebagai kelengkapan persyaralan pennohonan

izin baru.

Pasa! 22

(I) Gubemur Kepala Daerah berwenang mengatur bagian·bagiankota, kelompok bangunan atau bangunan sepanjang jalanterlentu mengenai ketinggian, besar sudut dan besar jalur·jalur atap (dak overstek).

(2) Gubemur Kepala Daerah menelapkan ketenluan teknislebili lanjut tentang perletakan bangunan serta teknis peru·bahan dan penambahan bangunan, dengan letap memper­hatikan keserasian dan kelestarian lingkungan serta kaidahperencanaan kota.

Pamgraf 2

Pengendalian Pelaksanaan Bangunan

Pasa! 23

(I) Pelaksanaan kegiatan membangun harus sesuai dengan per­syaratan yang tercantum dalam izin membangun.

. (2) Setiap pelaksanaan kegialan membangun hams menjaga ke­amanan, keselamatan bangunan dan lingkungan serta tidakboleh mengganggu ketentraman dan keselamatan masyara­kat sekitamya.

(3) Tata eara dan persyaratan pelaksanaan kegiatan membangunsebagaimana dirnaksud pada ayat (I) Pasa! ini diletapkanoleh Gubernur Kepala Daerah.

P.....t 24

(I) Pelaksanaan kegiatan membangun haros dilakukan oleh pem­borong dan diawasi oleh direksi pengawas yang memilikisural izin bekerja dan berlanggung jawab atas hasil pelaksana­an kegialan lersebut.

(2) Kelentuan lentang pemborong dan direksi pengawas sebagai­mana dirnaksud pada ayat (I) Pasa! ini, diletapkan olehGubernur Kepala Daerah.

Pasal 25

(I) Pemborong dan direksi pengawas berlanggung jawab alaskesesuaian pelaksanaan lerhadap persyaralan yang lercanlumdalam izin.

(2) Direksi pengawas harns melaporkan dirnulainya kegialanmembangun dan hasil lahapan kegialan membangun secaralerinei kepada Kepala Dinas Pengawasan PembangunanKola.

(3) Apabila terjadi penyimpangan dalam kegialan membangundan alau terjadi akibat negatip lainnya, direksi peng.washams mcnghentikan pelaksanaan kegiata!l membangun danmelaporkan kepada Kepala Dinas Pengawasan PembangunanKota.

Pasa! 2.6

Segala kerugian pihak lain yang lirnbul akibal pelaksanaan kegial·an membangun, menjad! beban dan taoggung jawab pemborongdan alau pemilik bangunan.

Bagian Ke1ima

Paragraf 3

Pengenda1ian Penggunaan Bangunan

P.....t 27

(I) Setiap bangunan yang lelah berdiri hams memenuhi per­syaralan leknis, keamanan, keselamalan, keserasian bangun­an, lingkungan, baik dari segi arsilektur, konslruksi, inslalasidan perlengkapan bangunan serla memudahkan pengarnataodan pemelibaraan bangunan.

Page 9: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tabun 1992 No. 23 -16 - . Seri: B Nomor : 2 LD Tabun 1992 No. 23 - 17- Seri : B Nomor : 2

(2) Setiap bangunan yang telah selesai dibangun sebelum diguna·kan atau dihuni harus terlebih dahulu mempunyai izinmenggunakan dan atau kelayakan menggunakan bangunan.

(3) Izin menggunakan dan atau kelayakan menggunakan bangun­an sebagaimana dimaksud pada ayat (I) Pasal ini diberikanapabila ketentuan dalam izin membangun telab dipenuhidengan mempertimbangkan segi administratip dan laporanpelaksanaan yang dibuat oleh direksi pengawas, serta hasilpengkajian oleh pengkaji telmis bangunan.

Pasa! 28

Gubemur Kepala Daerab menetapkan berlakunya izin mengguna­kan dan atau kelayakan menggunakan bangunan dengan memper­hatikan sifat keputusan izin membangun.

Pasa! 29

Setiap perubaban fungsi dan penggunaan ruang suatu bangunanharus mendapat izin dari Gubemur Kepala Daerab dengan tetapmemperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40ayat (2).

PasaJ 30

Setiap penggunaan bagian bangunan yang masih dalam tahappelaksanaan, dapat diizinkan sepanjang bagiari bangunan dimaksudtidak menyimpang dari persyaratan yang .tercantum pada izinmembangun dan telah dipenuhinya persyaratan pelengkapanbangunan untuk bagian tersebut.

Pasa! 31

Gubemur Kepala Daerab dapat memerintahkan menutup ataumelarang penggunaan suatu bangunan yang tidak memenuh!persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Per.turan Daerah ini,apabila menumt pertimbangannya dapat meriimbulkan gangguanbagi kaarnanan dan katertiban umum sampai yang bertanggungjawab atas bangunan tersebut, memenuhi persyaratan yang eli·tetapkan.

II

Pasat 32

Gubemur Kepala Daerab dapat memerintabkan dalam suatubangunan umum atau lahannya, untuk menyediakan temp at gunapenempatail fasilitas umum.

Paragrat 4

Pemeliharaan Bangunan, Bangun-bangunan danPekarangan

Pasa! 33

(I) Bangunan, bangun-bangunan, atau bagian bangunan dan pe·karangan harns dalam keadaan terpelihara sehingga dapattetap digunakan sesuai dengan fungsi dan persyaratan dalamizin yang telab dikeluarkan serta tidak mengganggu segike sehatan dan kebersihan.

(2) Dalarn hal pemeliharaan bangunan, pekarangan dan bangun·bangunan yang memerlukan keahlian, harus dilaksanakanoleh pelaku tekni, bangunan sesuai dengan bidangnya.

(3) Tata cara dan persyaratan pemelibaraan bangunan, bangun­bangunan dan pekarangan ditetapkan oleh Gubemur KepalaDaerah.

Pasa! 34

(1) Pemilik bangunan atau pekarangan wajib melaksanakanatau mengizinkan dilakukannya pekerjaan-pekerjaan yangmenurut Gubemur Kepala Daerah dianggap perlu berdasar­kan pernberitahuan secara tertulis.

(2) Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal iniharus dilaksanakan dalam jangka waktu yang tercantumdalam pemberitabuan.

Pasal 35

Gubemur Kepala Daerah dapat memberi kelonggaran tekni' padapembabaruan seluruh atau sebagian dari bangunan, jika denganpembabaruan tersebut didapat keadaan atau lingkungan yang lebihbaik.

Page 10: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

ill Tahun 1992 No. 23 -18 -

Pasa! 36

Seri : B Nomor: 2 ill Tahun 1992 No. 23 -19 -

Pasal 39

Seri : B Nomor : 2

Gubemur Kepala Daerah dapat memerintahkan kepada pemilikatau penghuni bangunan untuk memperbaiki bangunannya baiksebagian atau' keseluruhan, jika menurut pendapat GubemurKepala Daerah keadaan tersebut tidak memenuhi syarat kelayakanuntuk dihuni.

Terhadap kegiatan membangun bangunan danatau bangun·bangun·an yang terkena k,tentuan peremajaan lingkungan, GubemurKepala Daerah dapat memberikan pengecualian apabila bangunandan atau bangun-bangunan tersebut dinyatakan sebagai bangunanyang perlu dilindungi dan dijaga kelestariannya.

(I)

(2)

(3)

(4)

m

(I)

(2)

Pasa! 37

Gubernur Kepala Daerah dapat menetapkan suatu bangun·an balk sebaglan atau seluruhnya tidak iayak dihuni ataudigunakan jika ditinjau dari struktur bangunan dapat memobahayakan penghuni dan atau lingkungan (bouwvallig).

Gubemur Kepala Daerah dapat memerintahkan penghuniuntuk segera mengosongkan dan menutup bangunan se·bagalmana dimaksud pada ayat (I) Pasal ini dalam jangkawaktu tertentu serta mengumumkan status bangunan ter·sebut berada di bawah pengawasan.

Apabila bangunan sebagalmana dlmaksud pada ayat (I)Pasal ini sudah dikosongkan, pembongkaran dilakukansendiri oleh penghuni atau pemilik dalam jangka waktutertentu.

Apabila ketentuan tertentu sebagalmana dlmaksud pada ayat(2) dan (3) Pasal ini, tidak dilaksanakan oleh penghuniatau pemilik, pelaksanaan pengosongan dan atau' pembong·karan dilakukan oleh Gubernur Kepala Daerah atas bebanbiaya pemilik bangunan.

Persyaratan dan tata cara penetapan bangunan tidak layakdihuni atau digunakan sebagalmana dimaksud pada ayat(I) Pasa! ini ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah.

Pasa! 38

Gubemur Kepala Daerah dapat menetapkan daerah-daerah,bangunan dan atau bangun-bangunan yang memiliki nilaisejarah atau kepurbakalaan, budaya dan arsitektur yanglingg!, sebagai daerah pemugaran yang perlu dilindungidan dijaga kelestariannya.

Gubemur Kepala Daerah menetapkan kriteria persyaratanterhadap bangunan serta bangun-bangunan sebagalmanadimaksud pada ayat (I) Pasal ini.

BAB III

KETENTUAN TEKNIS BANGUNAN

Baglan Perlama

Ketentuan Arsitektur Lingkungan

Pasa! 40

(I) Setiap bangunan harus sesuai dengan peruntukan yang di­atm dalam reneana kota-.

(2) Penggun.an jenis bangunan pada lingkungan peruntukansebagalmana dirnaksud pada .yat (I) Pasal ini, dimungkin·kan adanya penggunaan lain sebagai pelengkap atau penun·jang kegiatan utarna yang diatur sesual tabel pada lampiranI Peraturan Daerah ini.

(3) Setiap bangunan yang didirikan pada daerah peruntukancampuran. hams aman daTi bahaya pencemaran lingkungandan bahay. kebakaran.

Pasal 41

(I) Tata letak bangunan dalam snatu bagian lingkungan harusdirancang dengan memperhatikan keserasian lingkungan danrnernudahkan upaya penanggulangan bahaya kebakaran.

(2) Pada lokasi-lokasi tertentu Gubernur Kepala Daerah dapatmenetapkan pengarahan rencana tata lctak. bangunan dalamsuatu bagian lingkungan.

Pasal 42

.Gubernur Kepala Daerah dapat rnen~tapkan suatu lokasi khususuntuk bangunan fasilitas urnum, dengan tetap mernperhatikankeamanan, kesehatan, keselamatan serta keserasian lingkungan.

Page 11: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tabun 1992 No. 23 - 20-

Pasa! 43

Seri : B Nomor : 2 LD Tabun 1992 No. 23 - 21-

Pasa! 48

Seri : B Nomor : 2

Penempatan bangun·bangunan, tidak boleh mengganggu ketertib·an umum, lalu·lintas, prasarana kota dan pekarangan, bentukarsitektur bangunan dan lingkungan, rerta harus memenuhi kekuat·an struktur dengan memperhatikan keserasian, keselamatan dan ke·amanan lingkungan.

Pasa! 44

(1) Pada daerab tertentu Gubernur Kepala Daerab dapat mene­tapkan ketentuan khusus tentang pemagaran bagi suatupekarangan kosong atau sedang dibangun, serta pemasanganpapan-papan nama proyek dan sejenisnya dengan memper­hatikan keamanan, keselamatan, keindahan dan keserasianlingkungan.

(2) Gubernur Kepala Daerah dapat menetapkan suatu lingkunganbangunan dimana tidak diperkenankan membuat batas fisikatau pagar pekarangan.

Pasa! 45

Pada lingkungan bangunan tertentu Gubernur Kepala Daerab dapatmenetapkan ketentuan penggunaan setiap lantal dasar atau lantailainnya pada bangunan, untuk kepentingan umum.

Pasa! 46

Pada daerab atau lingkungan tertentu Gubernur Kepala Daerahdapat menetapkan tata cara membangun yang harus diikuti denganmemperhatikan keamanan, keselamatan, keindaban dan keserasianlingkungan.

Pasa! 47

(1) Setiap bangunan yang menimbulkan dampak terhadaplingkungan yang mengganggu, harus dilengkapi dengan an~­

sis mengenai dampak lingkungan.

(2) Setiap bangunan yang menghasilkan limbah atau buanganlainnya yang dapat menimbulkan pencemaran, harus dileng­kapi dengan sarana pengolab limbah sebe1um dibuang ke sa­luran umum.

~f·r~

.r

rf·I,'

I

(I) Bangunan yailg didirikan harus memenuhi persyaratanKDB dan KLB sesuai dengan rencana kola yang ditetapkan.

(2) Gubernur Kepala Daerab dapat memberikan kelonggaranketentuan sebagaimana dhnaksud pada ayat (I) Pasal iniuntuk bangunan perumaban dan .bangunan sosial denganmemperhatikan keserasian dan arsitektur lingkungan.

Pasa! 49

(I) Setiap bangunan yang didirikan harus sesuai dengan rencanaperpetakan yang diatur dalam rencana kota.

(2) Apabila perpetakan tidak dipenuhi -atau tidak ditetapkan,maka KDB dan KLB diperhitungkan berdasarkan luas tanahdi belakang GSJ yang dimiliki.

(3) Penggabungan atau pemecaban perpetakan dimungkinkandengan ketentuan KDB dan KLB tidak dilampaui, dandengan memperhilungkan keadaan lapangan, keserasiandan keamanan lingkungan serta memenuhi persyaratan teknisyang telab ditetapkan.

Pasal 50

Untuk lanab yang belum atau tidak memenuhi persyaratan luasminhnum perpetakan, Gubernur Kepala Daerab dapat menetap­kan lain dengan memperhatikan keserasian dan arsilektur lingku­ngan.

Pasa! 51

(I) Salah satu sisi pekarangan harus herbatasan dengan jalanumum yang telab ditetapkan dengan 1ebar minhnal 3 m.

(2) Letak pintu masuk utama bangunan harus berorientasi kejalan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (I) Pasal ini.

Pasa! 52

(1) GSB ditetapkan dalam rencana kota.

(2) Gubernur Kepala Daerah dapat menelapkan lebih lanjuttentang perletakan bangunan terhadap GSB, dengan mem­perhatikan keserasian, keamanan dan arsitektur lingkungan.

Page 12: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tabun 1992 No. 23 -22- Seri : B Nomor: 2 LD Tahun 1992 No. 23 - 23- Seri : B Nomor : 2

PasaI 53

(I) Dalam hal membangun bangunan layang di atas jalan umum,saluran dan atau sarana l"innya, hams terlebib dabulu menda­pat persetujuan dari Gubemur Kepala Daerab.

(2) Bangunan layang sebagaimana dimaksud pada ayat (I)Pasal ini lidak boleh mengganggu kelanearan ams lalu-lintaskendaraan, orang dan barang, tidak mengganggu dan merusaksarana kota maupun prasarana jaringan kota yang berada dibawah atau di atas tanah, serta tetap memperhatikan kese·rasian dan arsitektur Iingkungan.

PasaJ 54

Bangunan yang akan dibangun di bawah tanah yang meUntasisarana kota harus mendapat izin Gubemur Kepala Daerah danhams memenuhi persyaratan :

a. tidak diperkenankan untuk tempat tinggal ;

b. tidak mengganggu fungs! prasarana Garingan kota) dan saranakota yang ada;

c. penghawaan dan pencahayaan hams memenuhi persyaratankesehatan pada seliap jenis bangunan sesuai dengan fungsibangunan;

d. memiliki sarana khusus bagi keamanan dan keselamatan perna·kai bangunan.

Pasal 55

Bangunan yang dibangun di atas atau di dalam air harus mendapatizin dari Gubernur Kepala Daerah dan harus memenuhi persyarat­

an :

a. sesuai dengan rencana kota ;

b. aman terhadap pengaruh negatif pasang surut air ;

e. penggunaannya tidak mengganggu keseimbangan lingkungan,lidak menimbulkan perubahan arus air yang dapat merusaklingkungan sekitamya dan tidak menimbulkan peneemaran ;

d. penggunaan bahan yang aman terhadap kerusakan karena air;

e. penghawaan dan pencahayaan hams memenuhi persyaratankesehatan pada setiap jenis bangunan sesuai dengan fungsibangunan;

f. ruangan dalam bangunan di bawah air harus memiliki saranakhusus bag! keamanan dan keselamatan pemakai bangunan.

Pasal 56

(1) Pada daerali hantaran udara (transmisi) tegangan tinggi,letak bangunan minimal 10 m dari as jalur tegangan tinggiterluar serta tidak boleh melarnpaui garis sudut 450 (empatpuluh lima derajat), yang diukur dari as jalur tegangantinggi terluar.

(2) Gubemur Kepala Daerah dapat menetapkan lain denganmemperhalikan pertimbangan paraahli.

Pasal 57

(I) Bangunan yang didirikan harus berpedoman pada pola ke- .tinggian lingkungan bangunan yang ditetapkan dalarn ren­cana kota.

(2) Gubemur Kepala Daerah demi kepentingan umum tertentudapat 'memberi kelonggaran atas ketinggian bangunan padaIingkungan tertentu dengan memperhatikan keserasian dankelestarian llngkungan, KDB dan KLB serta keamanan ter­hadap bangunan.

Pasal 58

(I) Setiap pereneanaan bangunan harus memperhatikan bentukdan karakteristik arsitektur Iingkungan yang ada di sekitar­ny•..

(2) Setiap bangunan yang didirikan berdampingan denganbangunanpemugaran, hams serasi dengan bangunan pemu­garan terstbut.

Pasal 59

Tinggi rendah (peil) pekarangan harus dibuat sedemikian rupa se­hingga tidak merusak keserasian Ungkungan atau merugikan pihaklain.

Page 13: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

W Tabun 1992 No. 23 -24-

Pasal 60

Seri : B Nomor : 2 LD Tabun 1992 No_ 23 -25 -

Pasa! 63

Seri : B Nomor : 2

(I) Bagi daerab yang belum memiliki rencana teknik ruangkota, Gubemur Kepala Daerab dapat memberikan perse­tujuan membangun pada daerab tersebut, untuk jangkawaktu sementara.

,(2) Apabila dikemudian hari ada penetapan rencana teknikruang kota, maka bangunan tersebut hams disesuaikandengan rencana kota yang ditetapkan,

Pasa! 61

(I) Gubemur Kepala Daerab dapat memberikan persetujuansementara untuk mempertahankan jenis penggunaan llngku­ngan bangunan yang ada pada perumahan daerab perkarn­pungan yang tidak teratur, sampai terlaksananya llngkunganperuntukan yang ditetapkan dalam rencana kota,

(2) Pada lokasi tertentu, Gubemm Kepala Daerah dapat mene­tapkan jenls bangunan dengan permanensi tertentu yangbersifat sementara, dengan mempertirnbangkan segi keaman-.an, pencegahar. kebakaran dan sanitasi.

Pasal 62

(I) lingkungan bangunan pada daerab yang reneana kotanya,belum dapat diterapkan, untuk sementara masih diper­kenankan mempertabankan peruntukan dan atau jenispenggunaannya yang ada, sejauh tidak mengganggu kepen­tingan umum dan keserasian kota.

(2) Bangunan yang ada dalam lingkungan yang mengalamiperubaban rencana kota, dapat melakukan perbaikan, sesuaidengan peruntukan dan karakter bangunan lama.

(3) Apabila dikemudian hari ada pelaksanaan rencana kota,maka bangunan tersebut harus disesuaikan dengan rencanayang ditetapkan.

(4) Pada llngkungan bangunan tertentu, dapat dilakukan pe­rubaban penggunaan jenis bangunan yang ada, selama masihsesuai dengan golongan peruntukan rene ana kota, dengantetap memperhatikan keamanan, keselamatan, kesehatanserta gangguan terhadap lingkungan dan kelengkapan fasi·lltas dan utilltas sesuai dengan penggunaan baru.

(I) Atap bangunan dalam lingkungan bangunan yang letaknyaberdekatan dengan bandara udara tidak diperkenankandibuat dari baban yang menyilaukan.

(2) Ketinggian bangunan sebagairnana dirnaksud pada ayat(I) Pasal ini, tidak diperkenankan mengganggu lalu·llntasudara.

Pasal 64

Setiap perancangan arsitektur lingkungan harus memperhatikantersedianya sarana dan prasarana yang memadai sesuai denganstandar lingkungan dan persyaratan teknis yang ,berlaku.

Pasa! 65

(I) Gubemur Kepala Daerah dapat menetap~an suatu daerabsebagai daerab bencana, daerab banjir, dan yang sejenisnya.

(2) Pada daerab ben,ana sebagaimana dimaksud pada ayat (I)Pasa! ini, Gubemur Kepala Daerah dapat menetapkan larang­an membangun atau menetapkan tata cara membangun,dengan mempertimbangkan keamanan, keselamatan dankesehatan lingkungan.

Pasa! 66

(I) Gubemur Kepala Daerab dapat menetapkan lingkunganbangonan yang mengalami kebakaran sebagai daerab ter­tutup dalam jangka waktu tertentu dan atau membatasi,melarang pembangonan bangunan di dalam daerab tersebut.

(2) Bangunan-bangunan pada lingkungan bangunan sebagai­mana dimaksud pada ayat (1) Pasa! ini, dengan memper­hatikan keamanan, keselamatan dan kesehatan, diperkenan­kan mengadakan perbaikan darurat, bagi bangunan yangrusak atau membangon bangunan sementara untuk kebutuh­an darnrat dalam batas waktu penggunaan tertentu dan di­bebaskan dari izin.

(3) Gubemur Kepala Daerah dapat menentukan daerab sebagal­mana dirnaksud pada ayat (I) Pasal ini, sebagai daerabperemajaan kota.

Page 14: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

PasaI 68

pasaI 69

Tata ielak bangunan di dalam suatu tapak harus memenuhi ke­lentuan tentang jarak bebas, yang ditenlukan oleh jenis peruntuk­kan dan ketinggian bangunan.

Seri : B NomOI: 2

PasaI 70

-27 -

(I) Pada cara membangun renggang, sisi bangunan yang di­dirikan harns mempunyal jarak bebas yang tidak dibangunpada kedua sisi samping kiri, kanan dan bagian belakang yang

Pasal 73

PasaI 74

Bagian atau unsur bangunan yang dapat terletak di depan GSBadalah :

a. detail atau unsur bangunan akJbat keragaman rancangan arsi­tekWr dan tidak digunakan sebagai ruang kegiatan ;

b. detail atau unsur bangunan akJbal rencana perhitungan ~truktur

dan alau instalasi bangunan ;

c. unsur bangunan yang diperlukan sebagal sarana sirkulasi.

Ketentuan sementara ten tang tata cara dan persyaratan mem­bangun pada daerah-daerah yang rencana kotanya belum dapatditerapkan sepenuhnya dapat ditetapkan oleh Gubemur KepalaDaerah.

PasaI 72

Ruang Luar Bangunan

Paragraf 2

Ruang terbuka di antara GSJ dan GSB harns digunakan sebagalunsur penghijauan dan atau daerah peresapan air hujan serta ke­pentingan umum lainnya.

PlIsal 71

(1) Penambahan lantai dan atau tingkat pada suatu bangunandiperkenankan apabila masih me,menuhi batas ketinggianyang ditetapkan dalam rencana kola, sejauh tidak melebihiKLB dan harus memenuhi kebutuhan parkir serta seras!dengan lingkungannya.

(2) Penarnbahan lantai tingkat dimaksud pada ayat (I) Pasalini, harns memenuhi persyaratan keamanan struklur sebagai­mana diatur dalam Peraturan Daerab ini.

LD Tabuo 1992 No. 23Seri : B Nomor: 2-26 -

PasaI 67

Bagian Kedua

Persyllratan Arsitektur Bangunan

Paragraf 1

Persyaratan Tata Ruang

(I) Sellap bangunan harus memenuhi persyaratan fungsi utamabangunan, keseiamatan dan keamanan, kesehatan, keindahandan keserasian lingkungan.

(2) Suatu bangunan dapat terdiri dati beberapa ruangan denganjenis penggunaan yang berbeda, sepanjang tidak menyim­pang dati persyaratan teknis yang ditentukan dalam Per­aturan Daerah ioi.

(3) Setiap bangunan selain terdiri dati ruang-ruang fungsi utamaharns pula dilengkapi dengan ruang pelengkap serta instalas!dan perlengkapan bangunan yang dapat menjamin terseleng­garanya fungsi bangunan, sesuai, dengan persyaratan yangdiatur dalam Peraluran Daerah ini.

(4) Lantai, dinding, langit-Iangit dan alap yang membenluksuatu ruangan baik secara sendiri·sendiri maupun menjadisatu kesatuan, harus dapat memenuhi kebutuhan fungsiruang dan memenuhi persyar.tan kesehalan, keselani.tandan keamanan bangunan sebagaimanadiatur dalam Per.turanDaerah ioi.

Dalam perencanaan suatu bangunan at3u lingkungan bangunan,harus dibuat perencanaan lapak menyeluruh yang mencakuprencana sirkulasi kend.raan, orang dan barang, pola parkir, polapenghijauan, ruang terbuka, sarana dan prasarana lingkungan,dengan memperhatikan keserasian terhadap lingkungan dan Sesuaidengan standar lingkungan yang ditelapkan.

W Tabun 1992 No. 23

Page 15: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LV Tahun 1992 No. 23 -28- Seri: B Nomor: 2LV TahuR 1992 No. 23 -29 - Seri : B Nomor : 2

berbatasan dengan pekarangan sebagaimana diatur dalamPeraturan Daerah ini.

(2) Pada eara membangun rapat tidak berlaku ketentuan padaayat (1) Pasal ini, keeuali jarak bebas bagian belakang.

Pasal 7S

Pada bangunap renggang, jarak bebas samping maupun jarakbebas belakang ditetapkan 4 m pada Iantai dasar, dan pada setiappenamb. !antai, jarak bebas di atasnya ditambah 0.50 m darijarak bebas lantai di bawahnya sampai meneapai jarak bebasteJjauh 12,5 m, keeuali bangunan rumah tinggal, sedangkanbangunan gudang dan industri diatur sebagaimana ditetapkandalam Pasal 81.

Pasal 76

(1) Pada bangunan rapat dari lantai satu hingga lantai empat,samping kiri dan kanan tidak ada jarak bebas, sedang untuklantai selanjutnya harus mempunyai jarak bebas sesuaidengan ketentuan dalam Pasal 75.

(2) Gubemur Kepala Daerah dapat menetapkan pola dan ataudetail arsitektur bagi bangunan yang berdampingan atauberderet termasuk perubahan dan atau penambahan bangun·an.

Pasal 77

4. rumah sedang, lebar dari batas pekarangan samping2 m dengan kedalaman 4 m dari GSB atau sama denganjarak anlara GSB dan GSJ ;

5. rumah keeil, lebar dari batas pekarangan samping1,50 m dengan kedalaman 3 m dari GSB alau samadengan jarak anlara GSB dan GSJ.

b. jarak bebas belakang minimal :

I. rumah ladang alau pedusunan 10, m sepanjang SIS'

belakang pekarangan dan untuk bangunan lurutan 2 msepanjang sisi belakang pekarangan ;

2. rumah kebun, 8 m sepanjang sisi belakang pekarangan;

3. rumah besar, 5 m sepanjang sepertiga sisi lebar per­pelakan bagian belakang ;

4. rumah sedang, 4 m sepanjang sepertiga sisi lebarperpelakan bagian belakang ;

5. rumah keeil, 3 m sepanjangsepertiga sisi lebar per­petakan bagian belakang.

(2) Pada bangunan rumah tinggal renggang dengan bentuk per­petakan yang tidak leralur alau perpetakannya belum dialur,maka jarak bebas bangunan ditetapkan oleh GubemurKepala Daerah.

(3) Untuk pekarangan yang belum memenum perpetakan ren­cana kota, maka jarak bebas bangunan disesuaikan denganketentuan pada ayat (1) dan atau ayat (2) Pasal ini.

(1) Pada bangunan rumah tinggal renggang dengan perpetakanyang sudah terator, pada denah dasar dan tingkat ditentukan:

a. jarak bebas samping kiri dan kanan minimal:

I. rumah ladang atau pedusunan, 8 m sepanjang sisi sam­ping pekarangan untuk bangunan induk dan untukbangunan turutan 2 m sepanjang sisi samping pekara·ngan ;

2. rumah kebun, 5 m sepanjang sisi samping pekarangan ;

3. rumah besar, Iebar dari batas pekarangan samping 3 mdan kedalaman 5 m dart GSB atau sama dengan jarakantara GSB dan GSJ ; .

Pasal 78

(1) Pada bangunan rumah tinggal renggang salah satu sisi sam­ping bangunan diperkenankan dibangun rapat untuk peng­gunaan garasi, dengan tetap memperhalikan keserasianIingkungan.

(2) Untuk pencahayaan dan penghawaan pada bagian belakangruang garasi diharuskan ada ruang terbuka dengan luas mi­nimal4 m2.

i";,,,j/ .t..

, l:.

Page 16: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tabun 1992 No. 23 -30- Seri : B Nomor: 2 LD Tahun 1992 No. 23 - 31- Seri : B Nomor : 2

Pada bangunan rapat setiap kelipatan maksimal 15 m ke arabdalam, harus disediakan ruang terbuka untuk penghawaan danpencahayaan alami dengan luas sekurang-kurangnya 6 m2, dantetap memenuhi KDB yang bertaku.

Jarak bebas antara dua bangunan dalam suatu tapak diatur sebagalberikut :a. dalam hal kedua-duanya memiliki bidang bukaan yang saling

berhadapan, maka jarak antara dinding atau bidang tersebutminimal dua kali jarak bebas yang ditetapkan ;

b. dalam hal salah satu dinding yang berhadapan merupakandinding tembok tertutup dan yang laln merupakan bidangterbuka dan atau berlubang, maka jarak antara dinding tersebutminimal satu kali jarak bebas yang ditetapkan ;

c. dalam hal kedua-duanya memiliki bidang tertutup yang salingberhadapan, maka jarak dinding terluar minimal setengah kalijarak bebas yang ditetapkan_

(1)

(2)

(I)

(2)

Pasal 79

Pada bangunan rumah tinggal rapat tidak terdapat jarakbebas samping, sedangkan jarak bebas belakang ditentukansebagalmana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1) huruf b.5.

Panjang bangunan rapat maksimal 60 m, balk untuk rumabtinggal sebagalmana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini,maupun bangunan bukan rumah tinggal.

Pasa! 80

Pasal 81

Pada bangunan industri dan gudang dengan tinggi tampakmaksimal 6 m, ditetapkan jarak bebas samping sepanjangsisi samping kiri dan kanan pekarangan minimal 3 ffi, sertajarak be bas belakang sepanjang sisi belakang pekaranganminimal 5 m dengan memperhatikan KDB dan KLB yangditetapkan dalam rencana kota.

Tinggi tampak bangunan industri dan gudang yang lebUldari 6 m ditetapkanjarak bebasnya sesual dengan Pasal75.

Pasa! 82

Pasal 83

.Dalam hal jarak antara GSB dan GSJ kurang dari jarak bebasyang ditetapkan, maka jarak bidang tampak terluar dengan GSJpada lantal kelirna atau lebih, minimal sama dengan jarak bebasyang ditetapkan.

Pasal 84

(1) Pada dinding terluar lantai dua atau lebih tidak boleh dibuatjendela, kecuali bangunan terse but mempunyal jarak bebassebagalmana diatur dalam Peraturan Daerab ini.

. (2) Dalam hal dinding terluar bangunan rumab tinggal tidakmemenuhi jarak bebas yang ditetapkan, dibolehkan mem­buat bukaan penghawaan atau pencabayaan pada ketinggian1,8 m dari permukaan lantai bersangkutan atau bukaanpenuh apabila dinding-dinding batas pekarangan yang ber­hadapan dengan bukaan tersebut dibuat setinggi minimal1,8 m di atas permukaan lantal tingkat dan tidak melebihi7 m dari permukaan tanah pekarangan.

(3) Pada dinding batas pekarangan tidak boleh dibuat bukaandalam bentuk apapun.

Pasal 85

(I) Untuk mendirikan bangunan yang menurut fungsinya meng­gunakan, menyimpan atau memproduksi bahan peledakdan bahan-bahan lain yang sifatnya mudah meledak, dapatdiberikan izin apabila :

a. lokasi bangunan terletak <Ii luar lingkungan perumahanatau jarak minimal 50 m dari jaJan umum, jaJan karetaapi, dan bangunan lain di sekitarnya ;

b. lokasi bangunan seluruhnya dikelilingi pagar pengamanyang kokoh dengan tinggi minimal 2,5 m di mana ruang

. terbuka pada pintu depan hams ditutup dengan pintuyang kuat dengan diberi papan peringatan DILARANGMASUK;

c. bangunan yarig didirikan tersebut di atas harns terletakpada jarak minimai 10m dari batas-batas pekarangan dan10 m dari bangunan lainnya ;

Page 17: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

ID Taboo 1992 No. 23 -32- Seri : B Nornor: 2

rLD Taboo 1992 No. 23 -33 - Seri : B Nomor: 2

(2)

(I)

d. bagian dinding yang terlemah dari bangunan tersebutdiarahkan ke daerah yang aman.

Bangunan yang menurut fungsinya menggunakan, menyim·pan atau memproduksi bahan radio aktif, racun, mudah ter·bakar atau bahan-bahan lain yang berbahaya, harus dapatmenjamin keamanan, keselamatan, serta kes'ehatan penghunidan 1ingkungannya.

Pasa1 86

Perhitungan KDB maupun KLB ditentukan sebagai berikut:

a. perhitungan luas lantai adalah jurniah luas lantai yangdiperhitungkan sampai batas dinding terluar ;

b. ,luas lantai ruangan beratap yang mempunyai <finding lebihdart 1,20 m di atas lantai ruangan tersebut, dihitungpenuh 100%;

e. luas lantai ruangan beratap yang bersifat terbuka ataumempunyai dinding tidak lebih dart 1,20 m di atas lantairuang, dihitung 50% selama tidak melebihi 10% dari luasdenah yang diperhitungkan sesuai dengan KDB yang di­tetapkan ;

d. overstek atap yang melebihi lebar 1,50 m maka iuasmendatar kelebihannya tersebut dianggap sebagai luaslantai denah ;

e. luas lantai ruangan yang mempunyai tinggi dindinglebih dari 1,20 m di atas lantai ruangan dihitung 50%selama tidak melebihi 10% dengan KDB yang ditetapkan,sedangkan luas lantai ruangan selebihnya dihitung 100%;

f. teras tidak beratap yang mempunyai tinggi dinding tidaklebih dart 1,20 m di atas Iantai teras, tidak diperhitung-kan ; -

g. dalam perhitungan KLB luas lantai di bawah tanah diper·hitungkan seperti luas lantai di atas tanah ;

h. luas lantai bangunan yang' diperhitungkan untuk parkirtidak diperhitungkan dalam perhitungan KLB asal tidakmelebihi 50% dart KLB yang ditetapkan, selebihnya di­perhitungkan 50% temadap KLB ;

i. Iantai bangunan parkir diperkenankan meneapai 150%dart KLB yang ditetapkan ";

(2)

(3)

(1)

(2)

(3)

(4)

(I)

(2)

(I)

j. ramp dan tangga terbuka dihitung 50% ..lama tidakmelebihi 10% dar! luas lantai dasar yang diperkenankan.

"Dalam hal perhitungan KDB dan KLB, luas tapak yang di­perhitungkan adalah yang di belakang GSJ.

Batasan perhitungan luas ruang bawah tanah (basement)ditetapkan oleh Gubemur Kepala Daerah.

Pasal 87

Ketinggian ruang pada lantai dasar disesuaikan denganfung~ ruang dan ar~tektur bangunannya.

Dalam hal perhitungan ketinggian bangunan, apabila jarakvertikal dati lantai penuh ke lantai penuh berikt,tnya lebihdar! 5 m, maka ketinggian bangunan dianggap ",bagai dualantai.

Mezanine yang luasnya melebihi 50% dari luas lantai dasardianggap sebagai lantai penuh.

Tethadap bangunan tempa! ibadah, gedung pertemuan,gedung pertunjukan, gedung sekolah, bangunan nunumen.tal, gedung ulah raga, bangunan serba guna dan bangunansejenis lainnya tidak berlaku ketentuan sebagaim"na dimak­sud pada ayat (2) Pasai ini.

Pasal 88

Pada bangunan rumah tinggal, tlnggi puneak atap bangunanmaksimal 12 m diukur secara vertikaJ dar! permukaan tanahpekaraqgan, atau dar! permukaan lantai dasar dalam halpermukaan tanah tidak teratur.

Gubemur Kepala Daerah menetapkan kekeeualian dari ke.tentuan pada ayat (I) Pasal ini bagi bangunan-bangunanyang karena sifat atau fungsinya, terdapat detail atau oma­men tertentu.

Pasal 89

Tinggi lantai dasar suatu bangunan diperkenankan meneapaimaksimal 1,20 m di atas tinggi rata·rata tanah pekaranganatau tinggi rata-rata jalan, dengan memperhatikan keserasianlingkungan.

Page 18: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tabun 1992 No. 23 -34- Seri : B Nomor : 2 LD Tabun 1992· No. 23 -35 - Seri : B Nomor: 2

m Apabila tinggi tanab pekatangan berada di bawah titikketinggian (peil) bebas banjir atau terdapat kemiringan yangcuram atau perbedaan tinggi yang besar pada tanab aslisuatu perpetakan, maka tinggi maksimal lanta! dasar di­tetapkan oleh Gubemur Kepala Daerah.

Pasal 90

Pada bangunan rumah linggal kopel, apabila terdapat perubahanatau penambahan bangunan harus tetap diperhatikan kaidah­kaidah arsitektur bangunan kopel.

Pasal III

(i) Tinggi tampak rumah tinggal tidak boleh melebibi ukuranjarak antara kaki bangunan yang akan didirikan sampa! GSByang berseberangan dan maksimal 9 m.

(2) Tinggi tampak bangunan rumah susun diatur sesua! denganpola ketinggian bangunan.

Pasal 92

Pada bangunan yang menggunakan bahan kaca pantul pada tam­pak bangunan, sinar yang dipantulkan tidak boleh melebihi 24%dengan memperhatikan tata letak dan orientasi bangunan ter­hadap matahari.

Pasal 93

Pada cara membangun rapat :

a. bidang dinding terluar lidak boleh melampaui batas pekarang­an .,

b. struktur dan pondasi bangunan terluar harus berjarak sekurang­kurangnya 10 em dari batas pekarangan, kecuali untuk~angunan rumah tinggal ;

c. perbaikan atau perombakan bangunan yang semula mengguna­kan bangunan dinding batas bersama dengan bangunan disebelahnya, disyaratkan untuk membuat dinding batas tersen­diri di samping din ding batas terdahulu.

r,

t!I:

~<,

~"Uii

j

(I)

(2)

(3)

(I)

(2)

(3)

(4)

(I)

(2)

Pasal 94

Setiap bangunan bukan rumah tinggal diwajibkan menyedia­kan tempat parkir kendaraan sesua! dengan jumlah kebutuh­

an.Penyediaan parkir di pekarangan tidak boleh mengurangidaerah penghijauan sebagalmana diatur dalam PeraturanDaerah ini.Standar jumlah kebutuhan parkir menurut jenis bangunanditetapkan oleh Gubemur Kepala Daerah.

Pasal 95

Tinggi pagar batas pekarangan sepanjang pekarangan sam­ping dan belakang untuk bangunan renggang maksimal3 m di atas permukaan tanah pekarangan dan apabila pagartersebut merupakan dinding bangunan rumah tinggal ber­tingkat atau berfungsi sebagal pembalas pandangan, makatinggi tembok maksimal 7 m dar! permukaan tanah peka­rangan.Tinggi pagar pada GSJ dan antara GSJ dengan GSB padabangilnan rumah tinggal maksimal 1,50 m di atas permukaantanah, dan unll/k bangunan bukan rumah tinggal termasukuntuk bangunan industri maksimal 2 m di atas permukaantanab pekarangan.

Pagar pada GSJ sebagalmana dimaksud pada ayat (2) Pasalini, harus tembus pandang, dengan bagian bawabnya dapattidak tembus pandang maksimal setinggi 1 m di alas permu­kaan tanah pekarangan.

Untuk bangunan.bangunan tertentu GubemuI Kepala Daerahdapat menetapkan lain.

Pasal 96

Pintu pagar pekarangan dalam keadaan terbuka tidak bolehmelebihi GSJ.Letak pintu pekarangan untuk kendaraan bermotor rodaempat pacta persil sudut, minimal 8 m untuk bangunanrumah tinggal dan 20 m untuk bangunan bukan rurnahtinggal dihitung dar! titik belok tikungan.

Page 19: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

WTahun 1992 No. 23 -36 - Seri : B NomOI: 2 W Tuun 1992 No. 23 -37 - Seri : B Nomor : 2

(3)

(I)

(2)

Bagi persil kecil yang tidak memenobi ketentuan padaayat (2) Pasal ini, letak pintu pagar kendaraan bermotorroda empat adalah pada salah satu ujung batas pekarangan.

Paragrat' 3

Ruang DaIam Bangunan

PasaI 97

Bangunan tempat linggal minimal memiliki ruang-ruangfungsi utama yang terdiri dari ruang penggunaan pribadi,ruang benama dan ruang pelayanan.

Ruang penunjang dapat ditambahkan, dengan tujuan me­menulii kebutuhan kegiatan pengh,uni sepanjang tidak me­nyimpang dari penggunaan utama hunian.

Pasal 98

(4) Jumlah kebutuhan fasilitas penunjang yang harus disedia­kan pada seliap jenis penggunaan bangunan ditetapkanoleh Gubernur Kepala Daerah.

Pasal 100

(1) Seliap ruang dalam harus menggunakan peneahayaan danpenghawaan a1ami, yang dilengkapi dengan satu atau lebihjendela atau pintu yang dapat dibuka, dan langsung ber­batasan dengan udara luar, yang persyaratannya" ditetapkanoleh Gubernur Kepala Daerah.

(2) Pengeeualian ketentuan sebagaimana dimaksud pada aya!(1) Pasal ini, dibolehkan untuk bangunan bukan hunianapabila menggunakan sistem pencahayaan dan penghawaanbuatan.

Pasal 101

(I)

(2)

(I)

(2)

(3)

Perubahan fungsi dan penggunaan ruangan suatu bangunanatau bagian bangunan dapat diizinkan, apabila masih meme­nobi ketentuan penggunaan jenis bangunan dan dapat menja­min keamanan dan keselamatan bangunan serta penghuni­nya.

Bangunan atau bagian bangunan yang mengalami perubahan,perbaikan, perluasan, penambahan, tidak boleh menyebab­kan berubahnya fungsi dan atau penggunaan utama, karak­ter arsitektur bangunan dan bagian-bagian bangunan sertatidak boleh mengurangi atau mengganggu fungsi saranajalan ke luar.

Pasal 99

Suatu bangunan gudang minimal harus dilengkapi dengankamar mandi dan kakus serta ruang kebutuhan karyawan.

Suatu bangunan pabrik minimal hams dilengkapi denganfasi1itas kamar inandi dan kakus, ruang ganli pakaian karya­wan dan tempat penyimpanan barang, mushola, kanlinatau ruang makan dan atau niang istirahat serta ruang pe­layanan kesehatan seeara memadai.

Penempatan fasilitas kamar mandi dan kakus sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan (2) Pasa1 ini, untuk pria danwan!ta harus terpisah.

I:

It

iI

(1)

(2)

(3)

(I)

(2)

(1)

Ruang rongga atap hanya dapat diizinkan apabila pengguna­annya tidak menyimpang dari fungsi ulama bangunan sertamemperhatikan segi kesehatan, keamanan dan keselamatanbangunan danlingkungan.

Ruang rongga atap untuk mmah tinggal hams mempunyaipenghawaan dan peneahayaan alami yang memadai.

Ruang rongga atap dilarang digunakan sebagai dapur ataukegiatan lain yang mengandung bahaya api.

Pasal 102

Seliap penggunaan mang rongga atap yang luasnya tidaklebib dari 50% dari luas lanta! di bawahnya, tidak dianggapsebagai penambahan tingkat bangunan.

Setiap bukaan pada mang atap, lidak boleh mengubahsifat dan karakter arsitektur bangunannya.

Pasal 103

Pada ruang yang penggunaannya menghasilkan asap danatau gas, harus disediakan lobang hawa dan atau eerobonghawa seeukupnya keeuali menggunakan a1at bantu meka­nis.

Page 20: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Taltun 1992 No. 23 -38- Seri : B Nomor: 2 LD Talton 1992 No. 23 -39- Seri : B Nomor : 2

(2) Cerobong asap dan atau gas sebagaimana dimaksud padaayat (1) Pasal ini, harus memenuhi katentuan tentang pen­eegahan kebakaran.

Paragraf 4

Unsur dan Perlengkapan Bangunan

Pasa! 104

(1) Lantai dan dinding yang memisahkan ruang dengan peng·gunaan yang berbeda daiam suatu bangunan, harus meme·nuhi persyaratan ketahanan api sebagaimana diatur dalamPeraturan Daerah ini.

(2) Ruang yang penggunaannya menimbulkan kebisingan,maka lantai dan dinding pemisahnya harus kedap suara.

(3) Ruang pada daerah-daerah basah, harus dipisahkan dengandinding kedap air dan dilapisi dengan bahan yang mudahdibersihkan.

Pasa! 105

Dilarang membuat iubang pada lantai dan dinding yang berfungsisebagai penahan api, keeuaii dilengkapi a1at penutup yang meme­nuhi syarat ketahanan api.

Pasal 106

Dinding dan lantai yang digunakan sebagai peiindung radiasi padaruang sinar x, ruang radio aktif dan ruang sejenis, harns me~enuhipersyaratan yang berlaku.

Pasal 107

Gubemur Kepala Daerah dapat menetapkan ketentuan persyarat­an tentang peralatan dan perlengkapan bangunan bagi penderitacacat.

Pasal lOS

(I) Bangunan yang karena sifat penggunaannya dan atau mem­punyai ketinggian lebih dari 4 lantai harus dilengkapi dengansistem transpotasi vertikal (iift).

(2) Lift yang disediakan sebagaimana dimaksud pada ayat (I)Pasal ini, minimal satu diantaranya harus berfungsi sebagailift kebakaran.

Pasal 109

(I) Penggunaan eskalator menerus hanya dapat diperkenankanuntuk menghubungkan dari lantai ke lantai sampai denganmaksirnal 4 lantai.

(2) Gubemur Kepala Daerah dapat menetapkan lain katentuansebagaimana dimaksud pada ayat (I) Pasal ini apabila segikeamanan dan keselamatan dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Sellap pemasangan eskalator harus dilengkapi dengan a1atpengaman serta peneegah bahaya menjalamya api danasap pada saat kebakaran, keeuali eskalator sebagai peng­hubung utama dari lantai dasar ke lantai kedua atau denganlantai mezanine pada tingkat yang sarna.

(4) Pada perletakan eskalator terhadap unsur bangunan lainnyaharus terdapat ruangan kosong minimal 20 em.

Pasal 110

Setiap bangunan bertingkat harus mempunyai sistem dan atau per·alaian bagi pemeliharaa" dan perawatan bangunan yang tidakmengganggu dan membahayakan lingkungan serta aman untukkeselamatan pekerja.

Pasal 111

(I) Lebar, jumlah dan lokasi saranajalan keluar dalam bangunan,harns memenuhi persyaratan bagi keselamatan jiwa manusia,dan tidak digunakan untuk fungsi atau kegiatan lain.

(2) Gubemur Kepala Daerah menetapkan lebih lanjut persyarat­an teknis ten tang sarana jalan ke luar.

Pasal 112

(I) Setiap tangga kedap asap yang berada di luar bangunan,harus dapat dieapai melalui ruang tunggu, balkon atau terasterbuka dengan luas minimal 10 m2 dan harus dilengkapidengan dinding pengaman pada setiap sisi dengan tinggiminimal 1,20 m.

Page 21: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tabun 1991 No. 13 -40- Seri : B Nomor: 1

r,LD Tabun 1992 No. 23 -41- Seri : B Nomor : 2

(2) Setlap tangga kedap asap di luar bangunan dapat mem­punyai lobi yang luas permukaan lantai lobi minimal 50%dari luas penampang mellntang tangga.

PasaI 113

Setiap tangga kebakaran tertutup pada bmgunan 5 lantai ataulebih, harus dapat melayani semua lantai mulai dari lantai bawah,keeuali ruang bawah tanah (basement) sampai lantai teratas harusdibuat tanpa bukaan (opening) keeuali pintu masuk tunggal padaliap lantai dan pintu keluar pada lantai yang berhubungan lang·sung dengan jalan, pekarangan atau tempat terbuka.

Pasa! 114

Setiap tangga ruang bawah tanah (basement) harus memenuhi

ketentuan sebagai berikut :

a. ruang bawah tanah (basement) harus dilengkapi dengan mini·mal dua buah tangga yang menuju ke tingkat permukaan tanahdan apabila ruang tersebut dipakai untuk umum, maka satudiantaranya harus langsung berhubungan dengan jalan, peka·rangan atau lapangan terbuka ;

b. setiap pekarangan atau lapangan terbuka yang berhubungandengan tangga sebagaimana dimaksud pada huruf a Pasal ini,harus langsung menuju jalan umum atau jalan ke luar; .

e. apabila tangga dati lantai ruang bawah tanah (basement) dantangga dari lantai tingkat bertemu pada suatu sarana jalan ke·luar yang sama, maka harus diberikan pemisah dan tandapetunjuk jalan ke luar yang jelas..

Pasa! 115

(I) Oilarang menggunakan tangga melingkar (tangga spiral)sebagai tangga kebakaran.

(2) Tangga kebakaran dan bordes hams memiliki lebar minimal1,20 m dan lidak boleh menyempit ke arah bawah.

(3) Tangga kebakaran harus dilengkapi pegangan (hand rail)yang kuat setinggi 1,10 m dan mempunyai lebar injakananak tangga minimal 28 em dan tinggi maksimal anak tangga

20 em.

~I

~!.iIiE

1~

I

(4) Tangga kebakaran terbuka yang terletak di luar bangunanharns berjarak minimal I m dari bukaan dinding yang ber·dekatan dengan t""gga kebakaran tersebut.

(5) larak peneapaian ke tangga kebakaran dari setiap liti!< dalamruang efeklif, maksima! 25 m apabila tidak dilengkapidengan sprinkier dan maksimal 40 m apabila dilengkapidengan sprinkler.

Pasa! 116

(1) larak antara landasan tangga (bordes) sampai landasanberikutnya pada suatu tangga, tidak boleh lebih dari 3,60 myang diukur seeara vertikal.

(2) Seliap tangga harns mempunyai ruang bebas vertikal (headroom) lidak kurang dari 2 m yang diukur dari lantai injakansampai pada ambang bawah struktur di atasnya.

(3) lumlah anak tangga dari lantai sampai bordes atau dari bar­des ke bordes minimal 3 buah dan maksimal 18 buah.

Pasa! 117

(I) Setiap tangga untuk meneapai ketinggian 60 em ke atasharus menggunakan pegangan tangga.

(2) Setlap sisi tangga yang terbuka harns menggunakan pegangantangga.

(3) Apabila pada kedua sisi tangga terdapat dinding dari ruanglain tangga dimaksud eukup menggunakan satu pegangantangga.

(4) Lebar tangga pada rumah tinggal minimal 80 em sedanguntuk bangunan lainnya minimall m.

(5) Apabila lebar tangga melebihi 1,80 m, maka harns ditambahpegangan tangga pada seliap jarak minimal I. m atau mak·sima! 1,80 m. .

(6) Untuk tangga pada rumah tinggal, lebar injakan minima!22,5 em dan tinggi anak tangga maksimal 20 em.

Pasal 118

(I) Tangga mellngkar dapat digunakan pada rumah tingga! danapabila digunakan sebagai jalan keluar maka lantai yangdilayani maksimal 36 m2.

Page 22: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tabun 1992 No. 23 -42- Seri : B Nomor: 2 LD Tahun 1992 No. 23 -43- Seri : B Nomor : 2

(2) Tangga tegak (ladder) hanya dapat digunakan sebagai saranapeneapaian ke atas atau ke bawah untuk keperluan peme·Iiharaan dan perawatan.

Pasal 119

(I) Persyaratan lebar ramp ditetapkan sesuai dengan lebartangga.

(2) Kemiringan ramp untuk sarana jalan keluar tidak bolehlebill dari' I berbanding 12, dan untuk penggunaan lain dapatlebill euram dengan perbandingan I berbanding 8.

(3) Apabila panjang ramp melebihi 15 m, harus disediakan satubuah landasan (bordes) dengan panjang 3 m pada setiapjarak maksimal 15 m.

(4) Pennukaan lantai ramp harus diberi lapisan kasar ataubahan anti slip.

PasaI 120

(I) Lebar koridor bangunan bukan tempat tinggal minimal1,20m.

(2) Ketinggian bebas pada koridor minimal 2,20 m yang diukurdari Iangit-Iangit ke lantal.

(3) Korldor harus dilengkapi randa petunjuk yang jelas ke arahsarana jalan keluar.

(4) Lebar koridor yang berfungsi sebagai sarana jalan keluarminimal 1,80 m.

Pasal 121

(I) Ruang utilitas di atas atap(penthouse), hanya dapatdibangun apabila digunakan sebagai ruangan untuk melin·dungi alat-alat, mekanikal, elektrikal, tangki air, eerobong(shaft) dan fungsi lain sebagal ruang pelengkap hangunan,dengan ketinggian ruangan tidak boleh melebihi 2,40 mdiukur seeara vertikal dari pelat atap bangunan, kecualiuntuk ruang mesin lift atau ruang keperluan teknis lainnyadiperkenankan lebih, sesuai dengan keperluan.

(2) Apabila luas lantai melebihi 50% dariluas Iantai di bawab­nya maka ruang utilitas tersebut diperhitungkan sebagalpenambahan tingkat

1

Pasal 122

(I) GuberouT Kepala Daerah dapat mewajibkan pada bangunantertentu untuk menyediakan landasan helikopter (helipad)di atas pelat atap.

(2) Atap bangunan yang digunakan sebagal landasan helik9pter(helipad) harus mempunyai luas Iandasan helikopter (heli­pad) 7 m kali 7 m, dengan ruang bebas di sekeliling landasanrata-rata 5 m, atau ditentukan lain oleh instansi berwenang.

(3) Daerah landasan helikopter (helipad) dan sarana jalan keluarharus bebas dari eairan yang mudah terbakar.

(4) Landasan helikopter (helipad) di atas atap dapat dieapaidengan tangga khusus dari lantai di bawahnya.

(5) Penggunaan Iandasan helikopter (helipad), harus mendapatpersetujuan dari instansi yang berwenang.

PasaI 123

(l) Bangunan umum yang melebilli ketinggian 4 lantai harusmenyediakan cerobong (shaft) untuk elektrlkal, pipa-pipasaluran air bersih dan kotor, saluran telepon dan saluransurat (mailehut) sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

(2) Bangunan tempat tinggal yang melebihi ketinggllsn 4 lantaiselain persyaratan yang ditentukan dalam ayat (I) Pasal ini,perlu dilengkapi juga dengan cerobOllg sarnpah, keeualiapabila menggunakan eara lain atas persetujuan GuberourKepala Daerah.

PasaI 124

(I) Bangunan parkir yang menggunakan ramp spiral, diper­kenankan maksirnal 5 lantai dan atau kapasitas penampung­an sebanyak 500 sampai dengan 600 mobil, keeuali apabilamenggunakan ramp lutus.

(2) Kelonggaran ketentuan ayat (I) Pasal in! dapat diberikanoleh Guberour Kopala Daerah dengan mernpertimbangkankepadatan/intensitas kendaraan setempat serta keserasianbangunan.

(3) Dalam menghitung kapasitas bangunan parkir ditetapkanluas parkir bruto minimal 25 m2/mobit

Page 23: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tabun 1992 No. 23 -44- SeD : B Nomor: 2 LD Tabun 1m No. 23 -45- SeD : B Nomor: 2

(4) Tinggi minimal ruang bebas struktur (headroom) adalah

2,25 m.(5) Setiap lantai ruang parkir yang berbatasan dengan ruang

luar harus diberi dinding pengaman (parapet) setinggi mini­mal 90 em dari permukaan lantai.

(6) Setiap lantai ruang parkir harus merniliki sarana transpor­tasi dan atau sirkulasi vertiKai untuk orang.

(7) Pada bangunan parkir harus disediakan sarana penyelamat­an terhadap bahaya kebakaran.

Pasa! 125

(2) Ketentuan lebill lanjut tentang bangun-bangunan sebagai­mana tereantum dalam ayat (I) Pasal ini, ditetapkan olehGubernur Kopala Daerah.

Pasa! 129

(I) Curahan air hujan yang langsung dari atap atau pipa talangbangunan, tidak boleh jatub keluar batas pekarangan, danharus . dialirkan ke sumur resapan pada lahan bangunan.

(2) Ketentuan teknis tentang sumur resapan sebagaimana ter­eantum pada ayat (I) Pasa! ini ditetapkan oleh GubemurKepala Daerah,

(I) Kemiringan ramp lurus bagi jalan kendaraan pada bangunanparkir maksirnall berbanding 7.

(2) Apabila lantai parkir mempunyai sudut kemiringan, makasudut kemiringan tersebut maksimall berbanding 20.

Bagian Ketip

PelS)'aratan Arsitektur

PasaI 130

Pasal 127

Pasa! 126

Paragraf 5

Bangun-hangunan dan Pekarangan

Pada ramp lurus jalan satu arah pada bangunan parkir, lebar jalanminimal 3 m dengan ruang bebas struktur di kanan kiri minimal

60 em.

Persyaratan teknis atau ketentuan teknis bangunan dati ketentu­an arsitektur lingkungan dan arsitektur bangunan ditetapkan olehGubernur Kepala Daerah.

(1) Pereneanaan dan perhitungan struktur bangunan meneakup:

a. konsep dasar ;

b. penentuan data pokok ;

e. analisis struktur terhadap beban vertikal ;

d. analisis struktur terhadap beban gempa, angin dan bebankhusus ;

e. analisis bagian-bagian struktur pokok dan pelengkap ;

f. pendimensian bagian-bagian struktur pokok dan peleng­kap;

Bagian Keempat

Kotentuan StnJktur BanguDllll .

Paragraf I

Dau Perencanaan StnJktur 8anguDlIIl

PasaI 131

Pasa! 1~

Setiap bangun·bangunan baik pada bangunan atau pekarang­an tidak boleh mengganggu arsitektur bangunan dan ling­kungan.

(I)

(I) Pada ramp melingkar jalan satu arab, lebar jalan minimal3,65 m dan untuk jalan dua arah, lebar jalan minimal 7 mdengan pembatasan jalan lebar 50 em, tinggi minimal 10 em.

(2) Jari-jaIi tengah ramp melingkar minimal 9 m dihitung dari asjalan terdekat.

(3) Setiap jalan pada ramp melingkar harus mempunyai ruangbebas 60 em terhadap struktur bangunan.

Page 24: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

lJ) Tabun 1992 No. 23 -46- Seri :B Nomor' 2 lJ) Tahun 1992 No. 23 -47- Sen: B Nomor :.2

g. analisis dan pendimensian pondasi yang didasarkan atashasil penyelidikan tanab dan rekomendasi sistem pondasi­nya.

(2) Gubernur Kepala Daerah dapat menetapkan pengecllalianterhadap ketentuan sebagimana dimaksud pada ayat (I) .Pasa! ini urttuk rwnah tinggal, bangunan umum dan bangun-an lain yang struktumya bersifat sederhana. .

Pasal 132

(I) Perencanaan struktur taban gempa hWs mengikuti peratllr­an perencanaan taban gempa untuk bangunan yang berlakudi Indonesia.

(2) Analisis struktur terhadap beban gempa lIlrtuk bangunandengan ketinggian maksimal 40 m dan atau 10 lantai dapatdigunakan dengan analisis statis dan untuk bangunan ke­tinggian Iebih dati 40 m dan atau 10 Iantai harns dilengkapidengan analisis dinamis.

Pasa! 133

(I) Apabila ketentuan perencanaan stmktur bangunan belumdiatur dalam Peraturan Daerah ini dapat digunakan pedoman,standar teknis atau ketentuan lainnya yang berlaku umum di1ndonesia.

(2) Apabila dalam perencanaan struktur terdapat ketentuan­ketentuan yang be1um dan atau tidak tercakup pada ayat(1) Pasal ini, maka dapat digunakan pedoman, standar,ketentuan atau peraturan lainnya dengan terlebib dahulumendapat persetujuan Gubemur Kepala Daerah.

Paragraf 2

Pembebanan

Pasa! 134

(1) Analisis stmktur bangunan harus direncanakan terhadapbeban tetap, beban sementara dan beban khusus.

(2) Analisis struktur bangunan harus direncanakan terhadapkombinasi pembebanan yang paling berbabaya yang mungkinterjadi.

(3) Kombinasi pembebanan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) Pasa! in! adalah :

a. pembebanan tetap yaitu beban mati ditambab bebanhidup;

b. pembebanan sementara yaitu beban mati ditambahbeban hidup, ditambah beban gempa atau angin ;

c. pembebanan khusus yailu pembebanan tetap ditambahbeban khusus antara lain selisih suhu atau penurunanpondasi alau susut atau rangkak atau gaya rem ataugaya senttifugal atau gaya dinamik atau peng"rub-penga­ruh khusus lainnya.

Pasa! 135

(I) .Pada perencanaan balok induk dan portal sebagai pemikulbeban suatu bangunan, unluk pembebanan tetap maupunpembebanan sementara akibat gempa, beban hidupny'adapatdireduksi dengan mengalikan koeflsien reduksi sebagai­mana tercantum dalam tabel 11.1 lampira" It PeraturanDaerah ini.

(2) Pada perencanaan unsur-unsur struktur vertil al sepertikolom, dinding dan pondasi yang memikul lantai tingkat.beban hidup kumulatif yang terbagi rata dari lanlai-Iantaitingkat dapat dikalikan dengan koeflsien redcksi sesuaijumlah lantai yang dipikul sebagaimana tercantum dalamtabel 11.2 lampiran II Peraturan Daerah ini, kecuali untuklantai gudang. ruang arsip, perpustakaan dan ruang-ruangpenyimpanan lainnya.

Pasa! 136

(1) Penentuan beban mati dari bahan bangunan dan komponcnbangunan adalah sebagaimana lercantum dalam tabel 11.3lanlpiran II Peraturan Daerab ini.

(2) Penentuan beban hidup pada lantai bangunan adalab sebagai­mana tercantum dalam tabel 11.4 lampiran II PenlturanDaerab inL

Page 25: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

Struklur atas harus direneanakan dengan memperhilungkan kom­binasi beban.beban yang bekerja dan meneruskan ke pondasilanpa menimbulkan lendutan, perubahan bentuk yang dapat meng·ganggu kestabilan atau menyebabkan kerusakan pada sebagian

atau seluruh struktur bangunan lersebut.

Beban .hidup yang bersifat dinamis harus dikalikan suatukoefisien kejut yang besamya sesuai spesiflkasi beban mini·

mal sebesar 1,15.Beban hidup pada atap gedung tinggi yang dilengkapi denganlandasan helikopter atau helipad, harus diambil sebesarbeban yang berasal dari helikopter sewaktu mendarat danmengodara, di luar landasan diambil minimal sebesar 200

kg/m2.

pasa1 139

Seri : B Noma. : 2

Pasa! 141

-49-

Apabila analisis struktur bangunan menggunakan kompuleI,maka program komputer tersebut harns mendapat persetuju.an terlebib dabulu dari Kepala Dinas Pengawasan Pemba.ngtlnan kota.

Analisis stmktur bangunan sebagalmana dimaksud padaayat (I) Pasa! ini, harns meneantumkan konsep dasar, datamasukan dan hasil akhir.

Apabila akhir dati program komputer lersebut diragukan,maka analisis struktur bangunan tersebul harus dibuktikandengan tata eara yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Peng.awasan Pembangonan Kota.

Pasal 142

Pasal 143

J arak minimal antara dua bangunan yang berdekalan danatau delatasi harns dihitung berdasarkan peraturan peren.canaan tahan gempa untuk bangtlnan yang berlaku di Indo­nesia.

Terhadap bangunan yang merupakan satu kesatuan (mono­lit) dengan panjang lebib dari 50 m konstruj<sinya harns di.perhitungkan terhadap perubahan soou.

Apabila diperlukan mar pemisah, maka jarak siar tersebulharns memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(I) Pasa! ini.

Pm 144

Dalam pereneanaan rehabilitasi atau renovasi yang mem.pengaruhi kekuatan struktur maka pereneanaan kekuatanstruktumya ditinjau kembali secara keseluruhan berdasarkanpersyaratan struktur yang diatur dalam Peraturan Daerabini.

(I)

(2)

(3)

(I)

(2)

(3)

Dalam perencanaan konstruksi untuk penambahan tingkat bangun.an balk sebagian maupun keseluruhan', perencanaan konstruksiharus didasarkan data keadaan lapangan dan diperiksa kekuatan.nya teIbadap struktur utarna seeara keseluruhan.

(I)

W Tilton 1992 No. 23Seri : B Noma.: 2

Pm 137

-48-

Pasa1 140

Analisis struktur bangonan dapat dilakukan dengsn 2 alau 3

dimensi sesuai konsep dasamya.Pada struktur bangunan lertentu apabila dianggap perlu,analisis slruktur bangunan harus dUakukan dengan card 3dimensi dan atau diadakan pereobaan pembebanan sesua;persyaratan teknis dan prosedur yang berlaku.

Pasa! 138

Beban angin yang bekerja pada bangunan alau bagian ba·ngunan harus ditentukan dengan anggapan adanya tekananpositif dan tekanan negatif yang bekerja tegak lurus pada

bidang.bidang yang ditinjau.Besamya tekanan posilif dan tekanan negatif sebagaimanadimaksud pada ayal (I) Pasal ini, harus mengikuti peraturanpembebanan unluk bangunan yang berlaku di Indonesia.

Paragraf 3

Struktur Atas

(2)

(I)

(2)

(I)

(2)

(I)

LDTabon 1992 No. 23

Page 26: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tahun 1992 .No. 23 -50- Seri : B Nomor: 2 WTahun 1991 No. 23 - 51- Seri : B Nomor : 2

(2) Apabila kekuatan struktur sebagaimana dimaksud padaayat (1) Pasal ini lidak memenuhi ketentuan, m3ka terhadapstruktur bangurtannya harns direncanakan perkuatan danatau penyesuaian.

Parapaf 4

Struktur Hawah .

1'8..1145

(I) Rencana pondasi hams diperhilungkan ierhadap semuagaya, baik dati struklur atas maupun beban lain yang dilim·pahkan pada sistem pondasi tersebuI dan lidak melebihidaya dukung tanah serta penurnnan yang diizinkan.

(2) Persyaratan penurunan sebagaimana dimaksud pada ayat(I) Pasal ini terOOi dati persyaratan perbedaan penurunandan persyaralan penurnnan total sebagaimana dimaksuddalarn tabel1l.5 dan tabel 11.6 larnpiian· II Peraluran Daenib.ini.

(3) Rencana pondasi sebagaimana dimaksud pada ayat (I) Pasalini, harus diperhilungkan agar lidak merusak slabililas lanahdan bangunan sekitamya.

(4) Apabila berdasarkan penelitian kondisi lapangan, rencanapondasi tersebul pada ayat (3) Pasal ini berpengaruh ter­hadap lanah dan atau bangunan sekitarnya, maka harus di­buat reneana pengamanan terIebih dahulu.

PasaI 146

(1) Pereneanaan basement yang diperkirakan dapat menimbul­kan kerusakan dan gangguan pada bangunan dan lingkungansekitamya harus dilengkapi pereneanaan pengamanannya.

(2) Pada bangunan dengan basemenl dimana dasar galian lebihrendah dari muka air lanah, harus dilengkapi perencanaanpenurunan muka air lanah (dewatering).

(3) PengecuaIian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksudpada ayal (2) Pasal ini ditenlukan oleh Kepala Dinas Peng­awasan Pembangunan Kota.

PasaI 147

(I) Perencanaan sambungan pada pondasi liang pancang harusmendapat persetujuan dati Kepala Dinas Pengawasan Pem­bangunan Kota.

(2) Perencanaan pondasi tiang baja hlirus inemperhilungkanfaklorkorosi sesua! dengan slandar yang berIaku.

(3) Pada ·perencanaan pondasi, besamya lendutan di kepalatiang akibat gaya horizontal maksimal 1,27 em (I> inci)kecuali dilelapkan lain oleh Kepala Dinas PengawasanPembangunan Kota,

Pasal 148

(I) Perencanaan dan penentuan sistem ·pondasi bangunan,harus didasarkan atas anallsis hasil penyelidikan.tanah ataukondisi tanah pada lokasi dimana bangunan lersebul akandibangun, kecuali diletapkan lain oleh Kepala Dinas Peng­awasan Pembangunan Kola.

(2) Penyelidikan tanah sebagaimana dimaksud pada ayal (I)Pasal ini harus memenuhi persyaratan :

a. dilaksanakan di bawah langgung jawab ahIi bidang meka­nika tanah yang diakui oleh Cubemur Kepala Daerah ;

b. penyelidikan tanah harus mencakup daya dukung tanahyang diizinkan serta rekomendasi sislem pondasi.

(3) Tata cara dan persyaratan pekerjaan penyelidikan tanah di­tetapkan Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kola.

Pasal 149

(I) Apabila dianggap perIu, pada perencanaan pondasi dalamdan struktur penahan lanah harus dilakukan percobaanpembebanan sebesar 200% dari beban kerja rencana, balkuntuk aksial tekan, aksial tarik dan atau beban lateral.

(2) Jumlah liang pondasi untuk percobaan pembebanan aksialtok.n h.rus memenuhi persyaratan sebagai berikut .

a. untuk pondasi liang bor (bored pile) minimal satu liangpercobaan untuk setiap 75 liang yang ukurannya sarna;

b. untuk pondasi tiang pancang dan yang sejenis minimalsatu liang percobaan untuk setiap 100 liang yang ukur­anoya 83oma.

Page 27: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tabun 1992 No. 23 - 52- Seri : B Nomor: 2 LD Iabun 1992 No. 23 -53 - Seri : B Nomor: 2

Paragraf 1

Penyarat811 KellDlllllllD Ruang

Bagian Kelima

Keamanan Bangunan Terhadap BahayaK.bakalllll

Pada pereneanaan pondasi dengan sistem yang baru atau belumlazim digunakan, mob kemarnpuan sistem tersebut dalam mene­rima beban-beban struktur di atasoya serta beban-beban lainnyaharus dibuktikan dengan eara yang disetujui oleh Kepala Din..Pengawasan PemJjangunan Kota.

(3)

(4)

(5)

(I)

(2)

(3)

Ierhadap kondisi tanab dan beban kerja reneana tertentu,jumlah liang pondasi untuk pereobaan pembebanan aksialsebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasa) ini, dapat dit.tap.kan lain oleh Kepala Din.. Pengawasan Pembangunan Kota.

Pereobaan pembebanan lateral harus dilaksanakan padakepala liang yang direneanakan (cut of level) dengan lendut­an maksimal sebesar 1,27 em (~inci). .

Iata eara dan persyaratan pereobaan pembebanan selanjut­nya ditetapkan oleh Kepala Dinas Pengawasan PembangunanKota.

PasaI ISO

PasaI 151

Setiap bangunan harus dilengkapi peralatan pencegahan ter.hadap bahaya kehakaran serta penyelarnatan jiwa manusiadan lingkungannya, sesuai dengan jenis dan penggunaanbangunannya.

Setiap fungsi ruang dan .atau penggunaan bangunan yangmempunyai risiko bahaya kebak8f811 linggi harus diaturpenempatannya sehingga apabila terjadi kebakaran dapaldilokalisir.

Ruang lain yang mempunyai risiko kebakaran tinggi padabangunan hams dibatasi oleh dinding alau lantai kompar.temen yang ketahanan apinya minimal 3 jam, dan padadinding alau lantai kompartemen lersebul lidak boleh

(4)

(5)

(1)

(2)

(3)

(I)

terdapat lubang terbuka, kecuali bukaan yang dilindungi.

Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini harusdilengkapi dengan pengukur panas dan harus dirawal danatau diawasi, sehingga suhu dalam ruangan tersebut lidakmelebilli balas maksimal yang telah ditentukan.

Setiap ruangan instalasi listrik, generalor, gas turbin atauinstalasi p.mbangkit tenaga listrik lainnya serta ruangan pe­nyimpanan cairan gas atau bahan yang mudah menguapdan terbakar, harus dilindungi dengan s!stem pencegahankebakaran manual dan atau sistem pemadaman otomatis.

Pasa! 152

Setiap bangunan sedang dan tinggi harus dilindungi oleh8uatu sistem alann otomatis yang sekurang-kurangnya

mempunyai :a. lonceng atau sirene dan sumber tenaga batere cadangan ;

b. alat pengindera ;

e. panel indikalor yang dilengkapi dengan :

1. fasilitas kelompok alarm ;

2. sakelar penghubung dan pemutus arus ;

3. fasilitas pengujian batere dengan volt meter dan ampere

meter;

d. peralatan bantu lainnya.

Setiap alarm kebakaran yang dipasang pada bangunan, harusselalu siap pakai dan pemasangannya harus sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Ketentuan jenis alat pengindera yang digunakan harus sesuaidengan penggunaan ruang yang akan dilindungi.

Paragraf 2

Persyaralan Iahan Api danPerlindungan Ierhadap Api

pasa) 153

Sarana jalan ke luar untuk kebakaran harus diupayakan dan

direncanakan bebas asap.

Page 28: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tahoo 1992 No. 23 -54- Seri : B Nomor: 2 LD Tahoo 1992 No. 23 -55 - Seri : B Nomor : 2

(2) Ruang bawah lanah, ruang lerlulup, langga kebakaran danalau ruang lain yang sejenis, harus direncanakan bebas asap.

Pasal 154

K1asif1kasi bangunan dilentukan menurul lingkat kelahanan slruk­lur ulama terhadap api, terdiri dari :

a. bangunan kelas A ialah bangunan yang komponen strukturutamanya harus tahan lerhadap api minimal 3 jam;

b. bangunan kelas B ialah bangunan yang komponen slrukturulamanya harus lahan lerhadap api minimal 2 jam;

c. bangunan kelas C ialah bangunan yang komponen slruklurulamanya harus tahan terhadap api minimal Ii jam;

d. bangunan kelas D ialah bangunan yang tidak lercakup ke dalamkelas A, B, C dan diatur secara khusus.

Pasal ISS

(I) Ketahanan api komponen struklur utama pada 4 lantaiteratas pada bangunan tinggi, minimal I jam, sedang darilanlai 5 sampai dengan lantai 14 dari atas minimal 2 jam dandari lantai 15 dari alas sampai iantai lerbawah minimal 3jam.

(2) Ketahanan api dinding luar pemikul maupun dinding partisipada 4 lanlai teratas minimal I jam dan dari lanlai di bawahlantai tersebut sampai lantai lerbawim minim·a12 jam.

(3) Ketahanan api dinding.luar bUkan pemikul yang mempunyairisiko terkena api pada semua lantai minimal I jam.

(4) Ketahanan api dinding !mkan pemikul pada bagian dalamsemua lantai minimal Ii jam.

Pasal 156

(I) Pada bangunan tinggi, ketahanan api untuk atap minimalIi jam.

(2) Pada atap bangunan yang digunakan sebagai landasan hell­kopter, maka kelahanan api atap minimal I jam.

(,l3?:::'

Ii;

Pasal 157

Pada bangunan yang tidak lerkena keharusan menggunakan sprin­kler, apabila dllengkapi dengan sislem sprinkler, maka ketahananstruktur Ulama yang disyaralkan 3 jam diperkenankan menjadi 2jam.

Pasal 158

Vnsur-unsur interior bangunan gedung yang direncanakan lahanapi, harus memenuhi ketentuan sesuai dengan slandar tahan apiyang berlaku.

PasaI 159

Bagian bangunan, ruang daJam bangunan yang karena fungsinyamempunyai risiko tinggi terhadap bahaya kebakaran, harus me­rupakan suatu komparlemen terhadap penjalaran api, asap dangas beracun.

Pasal 160

(I) Seliap bangunan sedang kelas A dan bangunan tinggi kelasB, harus dilindungi dengan suatu sislem sprinkler yang dapalmelindungi setiap lantai pada bangunan.

(2) Bangunan rendah kelas A apabila seluruh sisi luamya dindingmasif, hams dilindungi dengan sistem sprinkler.

Pasal 161

(I) Setiap bangunan sedang dan tinggi harus dilindungi olehsuatu sistem lridran sesuai dengan persyaratan sebagai ber­ikut:

a. pemasangan hidran harus memenuhi kOtentuan dan di­pasang sedemikian rupa sehingga panjang selang dan pan­caran air dapat mencapai dan mellndungi seluruh per­mukaan lantai bangunan ;

b. setiap pemasangan hidran halaman harus memenuhi per­syaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 29: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

lD Tahuo 1992 No. 23 -56- Seri : B Nomor : 2 LD Tahoo 1992 No. 23 -57- Seri : B Nomor: 2

(2) Setiap bangunan barus dilengkapi a1at pemadam api ringanyang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketenluan yangberlaku.

PasaI 162

(1) Pada seliap bangunan permanen, bahan penulup alap baruslerbual dari bahan lahan api minimal *jam.

(2) Pengecualian ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayal(I) Pasal ini, hanya diperbolehkan untuk bangunan yang ber­sifat sementara dan atau diberi lapisan tahan api.

PasaI 163

Pengakhiran dinding komparlemen dengan atap atau lantai diatasnya, barus menemS sampai di bawah permukaan lantai ataualap di atasnya.

Paragraf 3

Persyaratan Terinei Terhadap Penyelamatan

PasaI 164

(1) Lebar dan jumlah pintu ke luar pada seliap fungsi mang,harus diperhitungkan untuk dapal menyelamatkan penghuniruang dalarn waktu yang singkat sesuai dengan ketentuanyang beriaku.

(2) Sarana jalan ke iuar untuk kebakaran barus bebas darisegala hambalan serta dilengkapi dengan landa pelunjukjalan ke luar yang hams selaiu dalam kondisi bail<, mudahdilihat dan dibaca.

PasaI 165

Bangunan atrium dengan kelinggian 4 lantai alau 14 m ke atas,harus dilengkapi peralatan yang dapal mengeluarkan asap daridalam bangunan pada saat lerjadi kebakaran sesuai dengan kelen­luan yang berlaku.

(I)

(2)

(3)

(I)

(2)

(3)

(4)

(1)

(2)

PasaI 166

Karnar instalasi mesin lift kebakaran serta ruang Iuncurlift kebakaran, harns dilindungi dengan dinding yang lidakmudah terbakar sesuai dengan klasifikasi bangunannya.

Pemisah antara kamar mesin dan ruang Iuncur lift kebakaranharus terbual dari baban yang tidak mudah lerbakar, denganbukaan yang hanya diperlukan untuk ventilasi.

Apabila lift kebakaran lerletak dalam suatu ruang luncurdengan lift lainnya, maka dinding ruang luncur lift harusmemenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan ayat (I)dan (2) Pasalini.

PasaI 167

Pada dapur dan ruang lain yang sejenis yang mengeluarkannap atau asap atau udara panas, harus dipasang sarana untukmengeluarkan uap atau asap atau udara panas, dan apabilaudara dalam ruangan tersebul mengandung banyak lemak,harus dilengkapi dengan alaI penangkap lemak.

Cerobong asap, saluran asap dan pembuangan gas yangmudah lerbakar, harus dibuat dari pasangan bata atau bahanlain dengan tingkat kearnanan yang sama.

Ruang tungku dan kelel yang berada di dalam bangonan,harus dilindungi dengan konslruksi tahan api minimal 3 jam,serta dilengkapi pintu yang dapat menulup sendiri dan di­pasang pada sisi dinding luar.

Pintu masuk ke ruang lungku dan ketel lidak boleh dipasangpada langga lobi, balkon, ruang tunggu atau daerah bebasapi.

PasaI 168

Unluk bangunan kelas A dengan ketinggian 4 lanlai alau14 m ke alas dan bangunan kelas B mulai dengan ketinggian8 Ianlai alau 40 m ke alas harus diperhilungkan kemungkin­an dipasang inslalasi peningkal air (riser).

Pipa peningkat air kering (dry riser) hanya boleh dipasangpada bangunan gedung dengan ketinggian maksimal 40 m,dan di alas kelinggian 40 m harus menggunakan pipa pening­kal air basah (weI riser).

Page 30: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

Pasal 171

Pasal 172

Pasal 173

Seri : B Nomor: 2-59 -

Tingkat mutu bahan lapis penutup pada ruang efeklif serta struk­tur bangunan, harns memenuhi kelentuan sebagaimana tercantumdalam tabel Ill.2 lampiran III Peraturan Daerah ini.

Pasal 177

Pasal 175

Pasal 174

(1) Bahan bangunan yang mudah terbakar dan atau yang mudahmenjalarkan api melalui pcrmukaan tanpa perlindungankhusus sesuai tabel ilL! lampiran III Peraturan Daerab ini,tidak boleh dipakai pada tempat-tempat penyelamatan ke­bakaran, maupun di bagian lainnya dalam bangunan di manaterdapat sumber api.

(2) Penggunaan bahan-bahan yang mudah terbakar dan mudahmengeluarkan asap yang banyak dan beraeun harus dibatasisehingga lidak membahayakan keselamatan umum.

Pasal 176

(1) Bahan bangunan yang dapat digunakan untuk elemenbangunan, harus memenuhi persyaratan pengujian sifatketahanan api dan sifat penjalaran api pada permukaan.

(2) Bahan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Pasal ini, diklasifikasikan sebagai bahan tahan api (mutulingkat I), bahan tahan api sedang (mutu lingkat II), bahanpenghambat api sedang (mutu lingkat Ill) dan bahan peng­hambat api sedang (mutu tingkat IV), serta b<ihan mudab ter­bakar (mutu tingkat V), sesua! dengan tabel IlI.l lampiranIII Peraturan Daerah ioi.

(2) Pada bangunan deret, dinding batas antara bangunan harusmenembus atap dengan tinggi minimal 0,50 m dari seluruhpermukaan atap.

(I) Dinding penyekat ruang sementara, ketahanan apinya harusminimal I'Z jam.

(2) Dinding sebagaimana dimaksud pada ayat (I) Pasal ini tidakboleh menerus sampa! langil-langit serta lidak boleh meng­ganggu fungsi sistem instalasi dan perlengkapan bangunanpada ruang tersebut.

LD Tabun 1992 No. 23Seri : B Nomor : 2-58-

(1) Luas ventiiasi asap kendaraan lift maksimal 0,30 m2 danuntuk cerobong lainnya maksimal 0,05 m2.

(2) Ventilasi asap tunggal pada bukaan tegak hanya dtizinkanapabila bukaannya menembus atap, dan apabila tidak me­nembus harus dipasang 2 buah ventilasi asap tunggal yangberujung pada sisi yang berlalnan.

(I) Dinding lu"" bangunan yang berbatasan dengan garis blltaspemilikan tanah harus tahan api minimal 2 jam.

(I) Bukaan vertikal pada bangunan yang dipergunakan untukcerobong pipa, cerobong ventilasi, cerobong instalasi listrikharus sepenuhnya tertutup dengan dinding dati bawah sam­pal atas dan tertutup pada seliap lantai.

(2) Apabila hams dladakan bukaan pada dinding penutupbukaan vertikal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasalini, maka bukaan hams dilindungi dengan penutup tahanapi minimal sama dengan ketahanan api dinding atau lanta!.

Eskalator atau ban berjalan yang operasinya berlawanan denganarah jalim ke luar tidak boleh digunakan sebagai sarana jalan keluar dan pada jalan masuk menuju eskalator atau ban berjalanhams diberi tanda petunjuk arah jalan ke luar terdekat.

Pasal 169

Pasal 170

(3) Pemasangan pipa peningkat air yang digunakan hams sesua!dengan ketentuan yang berlaku.

. (I) Seliap bangunan sedang dan tinggi hams dilengkapi tanggakebakaran.

(2) Ketentuan teknis mengena! tangga kebakaran ditetapkanoleh Gubemur Kepala Daerah.

CD Taboo 1992 No. 23

Page 31: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LDTabun 1992 No. 23 -60- Seri : B Nomor: 2 W Tabuo 1992 No. 23 -61- Seri : B Nomor : 2

Pasol 178

Persyaratan ketabanan api bagi unsur bangunan dan baban pelapi,berdasarkan jenis dan ketebalan, harus mengikuti ketentuan se­bagaimana tercantum dalam tabel Ill.3 lampiran 11I PeraturanDaerah lni.

Pasal 179

Pengumpul (kolektor) panas matahari yang digunakan sebagaikoinponen bangunan tidak boleh mengurangi persyaratan tahanapi yang ditentukan.

Paragmf 4

Persyaratan Kompooen Struktur Bangunan

Bagian Keenam

Instatasi dan Perlengkapan Bangunan

Paragmf 1

Instalasi Listrik

Pasal 182

Sistem instalasi listrik ams knat dan penempatannya hams mudahdlarnati, dipelihara, tidak membahayakan, mengganggu dan merugi­kan lingkungan, bagian bangunan· dan instalasi lain, serta diper­hitungkan berdasarkan standar, nonnalisa~i teknik dan peraturanlain yang berlaku_

Pasal 183

Pasal 180

(I) Bahan bangunan yang digunakan untuk komponen strukturbangunan harns memenuhi syarat umum sebagairnana ter­cantum di dalam tabel 111.4 lampiran III Peraturan Daerahini.

(2) Bahan banguoan yang tidak termasuk dalam tabel sebagai­mana dimaksud pada ayat (I) Pasal ini, dapat dipakai setelahdibuktikan dengan hasil pengujian dari instansi yang ber­wenang.

Pasal 181

Persyaratan umum ketahanan api bagi komponen struktur bangun·an berdasarkan ketinggian bangunan harus mengikuti ketentuansebagaimana tercantum dalam tabel 111.4 lampiran [(J PeraturanDaerah nli.

(I)

(2)

(3)

(4)

Beban listrik yang bekerja pada instalasi ams kuat, harus di·perhitungkan berdasarkan standar dan atau normalisasiteknik dan peraturan lain yang berlaku.

Sumber daya utama bangunan hams menggunakan tenagalistrik dari Perusahaan Listrik Negara.

Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)Pasal ini tidak memungkinkan, sumber daya utama dapatmenggunakan sistem pembangkit tenllgjl listrik sendiri,yang penempatannya hams aman dan tidak menimbulkangangguan lingkungan, serta hams mengikuti standar dan ataunonnalisasi teknik dan peraturan lain yang berlaku.

Bangunan dan ruang khusus dimana tenaga listriknya tidakboleh putus, hams memiliki pembangkit tenaga cadanganyang dayanya dapat memenuhi kelangsungan pelayanan padabangunan dan atau ruang khusus tersebut.

Pasall84

Sistem instalasi listrik pada bangunan tinggi dan bangunan umumhams memiliki sumber daya listrik darurat, yang marnpu melayanikelangsungan pelayanan utama pada bangunan apabila terjadigangguan listrik atau terj.di kebakaran.

Page 32: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tabun 1992 No. 23 -62-

Pasa1 185

Sed: B Nomor: 2 LDTabun 1992 No_ 23 -63 -

Pasa1 189

, Sed : B Nomor: 2

(1)

(2)

InstaiaSi listrik arus kuat yang dipasang, sebelum diperguna­kan harus terlebih dahulu diperiksa dan ditiji oleh instansiyang berwenang.

Pemeliharaan instalasi arus kuat harus dilaksanakan dan di­periksa secara berkala sesuai dengan sifat penggunaan dankeadaan "tempat, serta dilaporkan secara tertulls kepadaKepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota.

Pasa1 186

Apabila terjadi sambaran pada instalasi penangkal petir, harus di­adakan pemeriksaan dari bagian-bagiannya dan harus segera dilak­sanakan perbaikan terhadap bangunan yang mengalami kerusakan.

Paragraf 3

Instalasi Tata Udara Gedung

Pasa1 190

Pada ruang panel hubung dan atau ruang panel bagi, harns ter­dapat ruang yang cukup untuk memudahkan pemeriksaan, per­baikan dan pelayanan, serta diberi ventilasi cukup.

Paragraf 2

Instal..-i Penangkal Petir

Sistem tata udara gedung dan penempatannya harus mudah di­amati, dipelihara) tidak membahayakan, mengganggu dan merugi­kan lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lain, serta diperhi­tungkan berdilsarkan standar, normalisasi teknik dan peraturan lainyang berlaku.

Pasa1 191

Pasa1 187

Setiap bangunan atau bagian bangunan yang berdasarkan letak,bentuk dan penggunaannya dianggap mudah terkena sarnbaranpetir, harns diberi instalasi penangkal petir serta diperhitungkanberdasarkan standar, normalisasi teknik dan peraturan lain yangberlaku.

(1)

(2)

(3)

(4)

Pasal 188

Suatu instalasi penangkal petir harus dapat melindungi semuabagian dari bangunan termasuk juga manusia yang ada didalarnnya, terhadap bahaya sambaran petir.

Pemasangan instalasi penangkal petir pada bangunan, harusmemperhatikan arsitektur bangunan, tanpa menguranginilai perlindungan terhadap sambaran petir yang effektif.

Terhadap instalasi penangkal petir harns dilakukan peme­riksaan dan pemeliharaan secara berkala.

Setiap perluasan atau penarnbaban bangunan instalasipenangkal petir, harus disesuaikan dengan adanya perubahantersebut.

:f,

IL

I!~

'..,

;- {l:

Udara segar yang dimasukkan ke dalam sistem tata udara gedung,harus sesuai dengan kebutuhan penghuni dalarn ruang yang di­kondisikan, serta memperhatikan kebersihan udara.

Pasa1 192

Sistem ventilasi pada bangunan rumah sakit untuk ruang operasi,ruang steril dan ruang perawatan bagi pasien yang berpenyakitmenular, tidak dibenarkan mempergunakan sistem sirkulasi udarayang dapat menyebabkan penularan penyakit ke bagian lainbangunan.

Pasal 193

(1) Bangunan atau ruang parkir tertutup harus dilengkapi sistemventilasi mekanis untuk membuang udara kotor dari dalarn,dan minimal 50% volume udara ruang harns diambil padaketinggian maksimal 0,60 m di atas lantai.

(2) Ruang parkir pada ruang bawab tanab (basement) yang ter­diri dari lebih satu !antal, gas buangan mobil pada setiaplantai tidak boleh mengganggu udara bersih pad. lantailainnya.

Page 33: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

D Tabun 1992 No. 23 -64-

Pasa! 194

Sed : B Nomor : 2 LD TUum 1992 No. 23 -65-

Pual 198

Serl : B Nomor: 2

Struktur dan material lift harus selalu dalam keadaan kuat, tidal<caeat dan memenuhi syarat·syarat keselamatan dan keamanan.

Sistem instalasi transportasi dan penempatannya dalam gedungharus mudah diamati, dipelihara, tidak membahayakan, meng·ganggu dan merugikan lingkungan, bagian bangunan dan instalasilain, serta diperhitungkan berdasarkan standar, normalisasi telenikdan peraturan lain yang berlaku.

(1)

(2)

(1)

(2)

(3)

(4)

Cerobong (ducting) sistem penutup api tata udara gedunghams dilengkapi dengan penutup api (fife dumper) yangdapat menutup sendiri apabila terjadi kebakaran.

Penutup api (fife dumper) dalarn cerobong sebagahnanadimakaud pada ayat (1) Pasa! ini, harusmempunyai ketahan·an api minimal sarna dengan ketahanan api dinding di manabagian cerobong udara tersebut dipasang.

Paragraf 4

lnstaJasi Transportasi Dalam Gedung

Pasa! 195

Pasa! 196

Kapasitas angkut yang dinyatakan dalam izin, hams menjadikapasitas angkut dari lift dimaksud.

Kapasitas angkut lift yang diizinkan, harus tertulis padasangkar dan dinyatakan dalam jumlah orang yang dapat di·

angkut.Kapasitas angkut lift barang yang diizinkan, hams tertulisdalam sangkar dan dinyatakan dalam kg.

Jumlah dan kapasitas lift harus mampu melakukan pelayananyang optimal untuk sirkulasi vertikal pada bangunan.

Pasal 197

(1) Bangunan kamar mesin lift hams kuat dan kedap air sertaberventilasi cukup.

(2) Mesin lift dan bagiannya serta alat pengendali lift, harusditempatkan dalam kamar mesin.

(3) Mesin lift harus dilengkapi dengan rem pengaman yangkuat.

(4) Rem pengaman mesin yang digerakkan dengan tenaga listrik,harus dapat bekerja menghentikan dan membuka lift pada

·Iantai terdekat secara otomatis apabila arus ·lisirik mati,serta harus dapat digerakkan secara manual.

Pual 199

(1) Setiap pintu penutup ruang luncur dari lift otomatis maupuntidak otomatis, harus dilengkapi dengan kund interlock yangbekerja sejalan dengan pengendalian lift.

(2) Kund interlock sebagaimana dimaksud pada ayat (I) Pasa!ini harns menjamin :

a. sangkar tidak dapat bergerak atau melanjutkan gerakan·nya kecuali apabila pintu penutup ruang luneur tertutupdan terkunci ;

b. setiap pintu penutup roang luneur hanya dapat terbukaapabila sangkar dalam keadaan berhenti dan permukaanlaotai sangkar sarna rata dengan lantai pemberhentian,atau lantai sangkar berada dalam jarak maksimal 0,20 mdan permukaan lantai pemberhentian.

Pasal 200

(I) Ruang luncur lift hams bersili dan memenohi syarat untukkelanearan jalannya sangkar dan bobot imbang.

(2) Di dalam ruang luneur lift dilarang memasang pipa atauperalatan lain yang tidak merupakan bagian dar! instalasilift.

(3) Di bagian bawali roang luncur (pit) harus lordapat roangbebas minimal 0,60 m anlara lantai bawah ruang dan bagianbawali dari konstru.ksi sangkar untuk penempatan penyangga(buffer) sangkar dan bobot imbang.

Page 34: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

W.Tahun 1992 No. 23 -66- Seri : B Nomor: 2 LD Tahun 1992 No. 23 -67- Seri : B Nomar: 2

(4) Di bagian atas ruang luneur harus terdapat ruang bebasminimal 0,60 m antara konstruksi sangkar dan langit-langit(plafon) ruang luneur, sewaktu sangkar berada pada bataspemberl)entian akhir dibagian atas (top lending).

P..... 201

Setiap sangkar lift harus dilengkapi dengan rem pengaman mekanisyang dapat mengerem dan memberhentikan sangkar dengan amanapabila terjadi keeepatan lebib atau terjadi goncangan pada talibaja penarik sangkaT.

P..... 202

(1) Setiap lift harus dilengkapi dengan sebuab bandul mekanis(governor) yang mengatur bekerjanya rem pengaman sangkar.

(2) Setiap lift yang kecepatannya melebihi 60 m per menitbandul mekanis (governor) harus dilengkapi sebuab sakelaryang otomatis memutuskan aliran listrik ke mesin sebelumatau pada saat bandul mekanis (governor) bekerja.

P..... 203

(lJ Sangkar dan bobot imbang lift harus berjalan pada re~rel

pengantar yang eukup kuat, untuk menaban tekanan muatansangkar dan tekanan muatan bubot imbang pada saat liftmeluncur dan rem pengaman sangkar bekerja.

(2) Rei pengantar untuk sangkar dan bobot imbang harus ter­buat dari baja atau bahan lain yang sejenis.

. (3) Rei pengantar lift dengan kecepatan tidak lebib dari 120 mper menit yar.b digunakan di tempat yang menyimpan ataumengolah bahan kimia dan atau bahan yang mudab meledak.harus menggunakan rei pengantar yang terbuat dari babanlogam taban korosi.

~204.

(I) Inslalasi lislrik unluk lift selelah terpasang harus dijagadan dirawat sehingga aman dalam pemakaiannya.

(2) Sepanjang tidak diatur secara khusus dalam Peraturdn D-derabini, pemasangan instalasi listrik unluk lift harus memenuhiketenluan yang berlaku.

(3) Semua hantaran listrik harus dipasang dalarn pipa atau salur­an kabel (duct) kecuali hantaran lemas (fleksibel) yangkhuSlls.

(4) Instalasi listnk untuk lut harus dilengkapi dengan peng­anian arus lebib atau sakelar otomatis.

(5) Semua bagian logam dari lift dalam keadaan bekerja normaltidak boleh bertegangan.

P..... 20S. .~

(I) Setiap lift otomatis kecuali lift barang, hams dilengkapidengan sakelar darurat (emergency stop switch) yang jelastertulis dan ditempatkan berdekatan dengan sakelar tomboltekan pengendalian di dalam sangkar.

(2) Setiap lift harus dilengkapi dengan sakelar pengarnan batas(travel limit switch) yang dapat merighentikan mesin secaraotomatis sebelum sangkar atau bobot imbang meneapoibatasan perjalanan akhir, bail< arab ke. atas maupun arab kebawah.

(3) Setiap lift harus dilengkapi dengan a1at pembatas bebanlebib (overload limit switch) yang bekerja apabila bebanmelebibi kapasitas yang diizinkan dengan memberi tandaperingatan, sehingga lift tldak berjalan.

(4) Lift tarikan langsung (direct drive lift) harus dilengkapidengan suatu peralatin pengarnan yang akan menghentikanmotor penggerak lift secara otomatis, apabila tegang talikabel baja penarik sangkar menjadi korang dari keadaannormal.

Pasal 206

Sangkar pada setiap lift hams dilengkapi dengan peralatan tandabahaya yang dapat dilayani dari dalam sangkar, berupa bellistrik,telepon, atau a1at-a1at lainnya yang dipasang dalarn gedung ditem­pat yang mudab didengar oleh pengawas atau penanggung jawabgedung yang bersangkutan.

P_ 207

InstaIasi lift yang telab selesal dipasang atau yang telab meng­alami perubaban teknis, sebelum dioperasikan harus diperiksa dandiuji terlebib dabolu oIeh instansi yang berwenang.

Page 35: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

lD TlIhllD 1992 No. 23 -68- Seri : B Nomor: 2 LD Tahun 1992 No. 23 -69 - Seri : B Nomor: 2

(I)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

PaIaI 208

lift kebakaran dapat berupa Hft penumpang bi... atau liftbarang yang dapat diatur, sohingga dalam keadaan damratdapat digunakan secara khusus oleh petugas kebakaran,tanpa terganggu oleh tombol panggillainnya.

Untuk mengubah lift penumpang atau lift barang menjadilift kebakaran, barus dengan cara menekan sakelar kebakaran(rue switch) terlebib dahulu.

Kecepatan lift kebakaran minimal harus dapat mencapaiketinggian seluruh bangunan dalarn waktu tidal< lebib dari Imenit.

Pintu lift kebakaran horus mempunyai ketahanan api mini­mal 2 jam.lift kebakaran horus dapat berhenti di setiap !antal.

Loas lantai sangkar lift kebakaran minimal 2 M2.

Somber daya Iistrik untuk lift kebakaran barus direncanakandari dua somber yang berbeda.

Paragraf 5

Instalaaij!\ambing dan Air Buangan

Pasal 209

lemak.

(2) Pemeliharaan perangkap lemak harus dilakukan unlukmenjamin bekerjanya alai tersebut dengan baik, dan koloranyang lerkumpul horus dikeluarkan secara berkala.

Pasa1 212

Gedung yang mempunyai alat plambing harus dilengkapi dengansistem drainase, unluk menyalurkan air ke saluran umum, sedangapabila lidak terdapat saluran umum, penyaluran air buanganharus dilakukan alas pelunjuk instansi yang berwenang.

Pasa1 213

Lubang pembuangan dari alat plambing dan perlepgkapan yangdigunakan untuk penyimpanan alau pengolahan makanan, minum­an, bahan sleril atau bahan sejenis lainnya, harus dilengkapi dengancelah udara (ventllasi) yang cUkup untuk mencegah kemungkinanadanya pencemaran.

Pasa1 214

Sistem drainase horus dilengkapi dengan celah udara (venillasi)atau vent yang memungkinkan adany~ sirkulasi udara di dalamsemua pipa.

Pasal 215

Sistem plambing dan air buangan dan penempatannya harus mudahdiamati, dipelihara, tidak membahayakan, mengganggu dan merugi­kan lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lain sorta diperhi­tungkan berdasarkan standar, normalisasi teknik dan peraturanlain yang berlaku.

Pasa1 210

Pada setiap bangunan horus disediakan sistem air bersih dan airbuangan guna menyalurkan air bersih ke semua alat plambingdan membuang air limbah dari semua peralatan plambing.

Pasal 211

(1) Perangkap lemak dan minyak harus dipasang pada pipabuangan tempat cuci, lubang drainase lanlai, dan alai sanllasilain yang biasa menyalurkan buangan yang mengandung

Cairan korosif, asam alkali yang kual atau bahan kimia kuat lain·nya yang dapal merusak pipa draina5O, pipa air buangan dan celahudara (ventilasi) atau cairan yang dapat mengalirkan uap beracun,harus dibuang ke dalam saluran tersendiri.

Pasa1 216

(I) Sumber air bersih pada bangunan horus diperoleh dari sum·ber air PAM dan apabila sumber air bukan dari PAM, makasebelum digunakan horus mendapal perselujuan dari inslansiyang berwenang.

(2) Air b.ersih yang dialirkan ke alat plambing dan perlengkapanplambing yang dipergunakan untuk umum, memasak, peng­olahan makanan, pengalengan atau pembungkusan, pencuci­an alat makanan dan minuman, alat dapur atau untuk keper·

Page 36: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

I Tahuri 1992 'No. 23 -70- Seri : B Nomor : 2 W Tabun 1992 No. 23 -71- Seri : B Nomor :2

luan rumah tangga atau jenis lainnya hams mendapat per­setujuan dari instans! yang berwenang.

Pasal 217

(1) Sistem pembagi air harus direncanakan dan diatur, sehinggadengan tekanan air yang minimal, alat plambing dapatbekerja dengan baik, serta harus dipelihara untuk mencegahkebocoran.

(2) Apabila tekanan dalam jaringan distribusi air minum kotabelum memenuhi persyaratan tekanan minimal pada titikpengaliran ke luar, maka harus dipasang suatu tangki penye­diaan air yang direncanakan dan ditempatkan untuk dapatmemberikan tekanan minimal yang disyaratkan.

Pasal 218

Tangki persediaan air yang melayani keperluan gedung, hidrankebakaran, dan sistem sprinkler harus :

a. direncanakan dan dipasang sehingga dapat menyalurkan airdalarn volume dan tekanan yang cukup untuk sistem tersebut ;

b. mempunyai Iubang aJiran ke luar untuk keperluan gedung padaketmggian tertentu dari dasar tangki, sehingga persediaan mini­mal yang diperlukan untuk pemadarn kebakaran maupun sprin­kler dapat dipertahankan.

Pasal219

(1) Pipa untuk mengalirkan air minum ke dalam tangki gravi­tasi harus berakhir pada ketinggian yang cukup di ataslubang peluap, untuk mendapatkan celah udara yang disya­ratkan dan jarak aliran masuk minimal 0,10 m di atas puncakpipa peluap.

(2) Semua tangki persediaan air minum hams dilengkapi denganpipa pengosong, yang ditempatkan dan diatur sehingga dapatmencegah timbulnya kerusakan akibat pembuangan air darttangk!.

(3) Tangki gravitasi persediaan air minum maupun tangki per­sediaan air minum, tidak boleh ditempatkan di bawahpipa pembuangan.

Pasal 220

(I) Bangunan dengan ketinggian 5 lanlai atau lebih yang mempu­nyai panjang pipa pembawa air panas dari sumber air panaske alat .plambing yang melebihi 30 m, harus dilengkapidengan sistem sirkulasi penyediaan air panas.

(2) Perlengkapan plambing yang diperlukan untuk memanaskanair atau penyimpanan air panas harus dilengkapi dengankatup pelepas tekanan dan suhu.

Pasal 221

Buangan yang mengandung radio aktif harus diarnankan sesuaidengan peraturan yang berlaku dan cara pembuangannya harusmendapat izin khusus dari instansi yang berwenang.

Paragraf 6

Instalasi Komunikasi Dalam Gedung

Pasal 222

Sistem instalasi komunikasi telepon dan tata suara gcdung danpenempatannya harus mudah diamati. dipelihara, tidak membaha­yakan. mengganggu dan merugikan Iingkungan, bagian bangunandan instalasi lain serta diperhitungkan berdasarkan standar, nor­malisasi teknik dan peraturan lain yang berlaku.

Pasal 223

(I) Saluran masuk sistem telepon hams memenuhi penyaratansebagai berikut :

a. tempat pemberhentian ujung kabel harus terang, tidakada genangan air, arnan dan mudah dikerjakan ;

b. ukuran saluran masuk minimal 1,50 m kali 0,80 m ;

c. dekat dengan kabel catu dari kantor telepon dan dekatdengan jalan bew.

(2) Penempatan kabel telepon yang 'sejajar dengan kabellistrik,minimal berjarakO,lOm.

Page 37: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

W Tahun 1992 No. 23 -72-

Paal 224

Sui : B NOlDOr : 2 W Tabun 1992 No. 23 -73 -

Paal 227

Sui : B Nomor : 2

!

(I) Ruang PABX dan TRO sistem telepon hams memenum per·syaratan sebagai berileut :

a. ruangan yang digunakan harus bersih, terang, kedap debu,sirkulasi udaranya cukup dan tidak boleh kena sinarmatahari langsung, serta mempunyai ruangan yang meme·num persyaratan untuk tempat peralatan ;

b. lidak boleh digunakan cat dinding yang mudab menge·lupas ;

c. tersedia ruangan untuk petugas sentral dan operatortelepon.

(2) Ruang batere sistem telepon harus bersih, terang, mempunyaidinding lantai taban asam, sirkulasi udara cukup dan lidakboleh kena sinar matabar! langsung.

Pasa! 225

(I) Pada seliap bangunan dengan kelinggian 4 lanlai alau 14 mke alas, harus tersedia peralatan komunil<asi darurat untukkeperluan penanggulangan kebakaran.

(2) Sislem peralatan komunikasi darural sebagaimana dimaksudpada ayat (I) Pasal ini, harus menggunakan sislem khusus,sehingga apabila sislem dan peralalannya rusak, maka sislemIelcpon darurat lelap bekerja.

(3) Seliap bangunan dengan ketinggian 4 lan!ai alau 14 m kcalas. harus dipasang sistem tata suara yang dapat digunakanuntuk menyampaikan pengumuman dan instruksi apabilaIcrjadi kcbakaran.

Paragraf 7

Instalasi Gas

Pasa! 226

Sistem instalasi gas beserta sumber dan penempatannya hams mu­dah diamali, dipelihara, lidak membabayakan, mengganggu danmerugikan lingkungan, bagian bangunan dan instalas! lain sertadipcrhitungkan berdasarkan siandar , normalisasi teknil< dan per­aturan lain yang berlaleu.

,.".

<ic"Li • i;

.'C.' .•

-:1:.r: c,. ;;1

Apabila somber gas dip.roleh dati jaringan perusahaan gas mi1ikNegara, maka hams diikuti peraturan gas negara dan peraluranlain yang berlakU.

Pasa! 228

(I) Inslalasi gas hams dilengkapi dengan peralatan khususuntuk mengelahui kebocoran gas yang secara olomalis me·malikan aliran gas.

(2) Instalasi gas beserla kelengkapannya, hams diuji sehelum di­gunakan dan diperiksa secara berkala oleh instansi yangberwenang.

Paragraf 8

lnstaIasi Lain

PasaI 229

Inslalasi lain yang belum diatur dalarn. Peraturan Daerab ini hamssesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan memenum segala aspekkearnanan, keselarnatan terhadap instalasi itu sendiri, bangunandan lingkungannya.

Bacian Ketujuh

PelakIl8llll8l1 Membllllgun

Paragraf 1.

TertibPe~Memb8lllUn

PasaI 230

Seliap kegiatan membangun termasuk pekerjaan instalasi danperlengkapan bangunan hams memperhatikan dan melaksana-kan kelentuan-ketentuan tentang : .

a. keseIarnatan dan kesehatan ;

b. kebersihan dan keserasian lingkungan ;

c. keamanan dan kesehatan terhadaplin&kungan di sekitarnya ;

d. pencegahan dan penangguIangan bahaya kebakaran.

Page 38: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Taltun 1992 No. 23 -74- sen :B Nomor: 2

rLD Talton 1992 No. 23 -75 - Seri: B Nomor : 2

(I)

(2)

(I)

(2)

(I)

(2)

(I)

,:

PasaI 231

Setiap pelaku teknis dalam melaksanakan kegiatan mem­bangun wajib mengikuti petunjuk teknis yang diberikanoleh Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota.

Apabila pelaksanaan kegiatan membangun menggunakanteknologi/cara baru yang belum Iazim, maka sebelumpekerjaan tersebut dilaksanakan, pelaksana/pemilik bangon·an hams terlebih dahulu mengajukan reneana pelaksanaannyauntuk mendapat persetujuan Kepala Dinas Pengawasan Pem·bangunan Kota.

Pasa1 232

Ketentuan pelaksanaan kegiatan membangun apahila tidakdiatur dalam Peraturan Daerah ini dapat digunakan pedomanperaturan atau ketentuan lainn)'a yang berlaku umum diIndonesia.Apabila dalam pelaksanaan kegiatan membangun terdapatketentuan-ketentuan yang belum dan atau tidak diatur pada.ayat (I) Pasal ini, maka dapat digunakan pedoman peraturanatau ketentuan \ainn)'a Mngan terlebih dahulu mendapatpersetujuan Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota.

Paragraf 2

Sanna Pelaksanaan Membangun

PasaI 233

Sebelum kegiatan membangun dilaksanakan hams dipasangpapan nama proyek dan batas pekarangan harus dipagarsetinggi minimal 2,5 m, dengan memperhatikan keamanandan keserasian sekelilingnya serta lidak melampaui GSJ.

Untuk kegiatan membangun yang pelaksanaannya dapatmengganggu keamanan pejalan kaki maka pada pagar proyekyang berbataBan dengan trotcar harus dibuat konstruksipengaman yang melindungi pejalan kaki.

Pasa1234

Jalan dan pintu keluar masuk pada lokasi kegiatan mem­bangun harus dibuat, dan penempatannya tidak bolehmengganggu kelancaran 'Ialu-lintas serli tidak merusak pra·

sarana kota. I

,

(2) Apabila jalan masuk proyek tersebut melintasi trotoar dansaluran umum maka perlu dibuat konstruksi pengamanberupa jembatan sementara untuk Wu-lintas kendaraan keluar dan masuk proyek.

Pasa! 235

(I) Pemasangan dan pembongkaran bekistingharus mengikutiketentuan sebagalmana diatur dalam peraturan beton ber­tulang Indonesia.

(2) Perancah dari bahan kayu atau bambu hanya diperbolehkanuntuk pelaksanaan kegiatan membangun maksimal 4 Iantalsedangkan di atas 4 lantai harus dipakai perancah besi atauyang sejeniB.

(3) Konstruksi bekisting dan perancah hams aman dan tidakmembahayakan para pekerja dan lingkungan sekitarnya.

(4) Untuk bekisting dan perancah khusus perlu dibuat reneanadan perbitungan struktumya deDgan terlebill dahulu dise­tujui oleh Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota.

Pasa! 236

Setiap pelaksanaan kegiatan membangun yang menggunakan alatbantu seperti ramp, jembatan darnrat, tangga darurat, jaringpengaman dan alat bantu lainnya harus memenuhi ketentuan'tenlang keselamatan dan kesehatan kerja serta ketentuan teknislain yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pengawasan PembangunanKota.

Pasa! 237

(I) Pada pelaksanaan kegiatan membangun harus dilengkapidengan ,.

a. alat pemadam api sesuai ketentuan yang berlaku ;

b. sarana pembersih bagi kendaraan yang keluar proyek.

(2) Pada pelaksanaan kegiatan membangun yang tingginyalebill dari 10 lantal atau lebill dari 40 m, harns dilengkapidengan lampu tanda untuk menghindari kecelakaan lalulintas udara.

Page 39: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LDTehun 19.92,No. 23 -76-

PasaI 238

Seri :.B Nomor: 2LD Tehun 1992 No. 23 -77-

PasaI 242

Seri : B Nonior: 2

Setiap pelaksanaan kegiatan membangun yang memerlukan ins­talasi listrik untuk sumber daya futril< darurat, lift angkut barang!orang dan lain.Jain yang sejenis dan bersifat sementara harus me­

menuhi ketentuan yang berlaku.

PasaI 239

(I) Penggalian pondasi atau basement yang memerlukan dewa~

tering, pelaksanaannya tidak boleh merusak lingkungan 80­

kitamya.

(2) Tata cara dan persyaratan pelaksanaan dewatering ditetapkanoleh Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota.

PasaI 243

Penempatan dan pemakaian alat-alat bew untuk pelaksanaankegiatan membangun, tidak boleh menirnbulkan bahaya danatau gangguan terhadap bangunan maupun lingkungannya.

Pasal 240

,',:' ;

(I)

(2)

Bedeng, bangsal kerja, kamar mandi, we harus disediakanoleh pemborong untuk para pekerja sesuai dengan ke­butuhan, dan penempatannya tidak boleh mengganggu ling­kungan sekitamya serta harus memenuhi ketentuan yang ber-

laku.Bangunan sementara sebagairnana dirnaksud pada ayat (I)Pasa! ini, harus dibongkar dan dibersihkan apabila pelak­sanaan kegiatan membangun telah selesai.

paragraf 3

Basil dan Mutu Pelaksanaan Membangun

PasaI 241

(I) Pada pekerjaan pondasi liang pancang yang menggunakansambungan, harus dilakukan pengawasan dan pengamatanoleh tenaga ahli agar sambungan tersebut berfungsi sesuaidengan perencanaan.

(2) Pada pekerjaan pondasi tiang baja, harus dilakukan peng­awasan dan pengamatan terhadap gejala kelelahan liang di­maksud akibat pemancangan.

PasaI 244

(I) Pekerjaan tertentu yang menurut Kepala Dinas PengawasanPembangunan Kota memerlukan keahlian khusus harus di·lakukan oleh tenaga ahl!.

(2) Percobaan pembebanan untuk struktur bangunan harus di·laksanakan oleh pemborong dan diawasi oleh direksi peng­awas serta mengikuti persyaratan teknis, standar dan prose­dur yang berlaku.

PasaI 245

Pada pelaksanaan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus,harus diawasi oleh tenaga ahli' sesuai bidangnya antar lain :

a. pekerjaan galian/tanah untuk kedalaman lebih dar; 2 m dan

atau di lokasi yang rapat ;

b. pekerjaan struktur penahanan tanah ;

c. pekerjaan dewatering;

d. pekerjaan pondasi dalam ;

e. pekerjaan struktur bangunan khusus._·i·

(':

. (I) Apabila mutu bahan dan atau hasil pelaksanaan kegiatanmembangun diragukan, maka harus dilakukan pengujiandan pengkajian serta haslinya dilaporkan secara tertulis ke­pada Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota.

(2) Apabila mntu bahan hasil pengujian sebagairnana dirnaksudpada ayat (I) Pasa! ini tidak memenuhi persyaratan, makaKepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota dapat me­merintahkan untuk mengganti bahan yang sudah terpasang.

(3) Mutu bahan struktur bangunan yang belum lazirn digunakanharus dibuktikan terlebih dahulu dengan test atau diujioleh instansi yang berwenang.

Page 40: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Taboo 1992 No. 23 -78- Seri : B Nomor: 2 LD TabuD 1992 No. 23 -79 - Seri : B Nomor : 2

Pasa! 246

(1) Apabila dalam pelaksanaan membangun terjadi kegagalanstruktur, maka pelaksanaan membangun hams dihentikandan dilakukan pengamanan· terhadap manusia dan lingkung­an.

(2) Apabila basil penelitian terhadap kegagalan struktur sebagai­mana dimaksud pada ayat (I) Pasal ini temyata tidak dapatdiatasi dengan perkuatan dan dapat mengakibatkan ke­runtuhan, maka bangunan tersebut harus dibongkar.

Pasa! 247

Pada pelaksanaan pemasangan instalasi listrik, tata udara gedung,plambing serta instalasi lainnya dalam gedung harus aman dantidak boleh mengganggu atau mengurangi kell,uatan strukturbangunan.

Paragraf 4

Pengawasan Lingkungan

Pasal 248

(1) Pekerjaan galian dan penimbunan basil galian serta pe­nimbunan bahan-bahan tidak boleh menimbulkan bahayaatau gangguan lingkungan.

(2) Seliap pekerjaan galian lebih dalam dari 2 m, harus diaman­kan dati bahaya terjadinya kelongsoran dengan cara me­masang konstruksi pencegah kelongsoran yang perencanaandan teknis pelaksanaannya terlebih dahulu disetujui olehKepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota.

(3) Pekerjaan galian dan pemasangan struktur pencegah kelong­soran 50bagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, harusseJalu diawasi oleh tenaga ahli.

Pasal 249

(I) Pada pelaksanaan pondasi yang dapat mengakibatkan stabi­Iitas bangunan di daerah yang berbatasan dengan daerah pe­laksanaan terganggu, harus diadakan pengamanan sebelumpelaksanaan pondasi tersebut dimulai/diteruskan dengan ter­lebih dahulu mendapat persetujuan dati Kepala Dinas Peng­awasan Pembangunan Kota.

(2) Kepala Dinas Pengawasan Pembangunan Kota dapat meme­rintahkan untuk mengubah sistem pondasi yang dipakaiapabila dalam pelaksanaannya mengganggu dan atau mem­bahayakan keamanan dan keselamatan lingkungan di 5Okitar­nya.

Pasal 250

(1) Vntuk pelaksanaan bangunan tinggi dan atau bangunan lain­nya yang dapat menimbulkan bahaya jatuhnya benda-bendake sekitamya, harus dipasang jaring pengaman.

.(2) Pelaksanaan bangunan di bawah permukaan air dan di bawahpermukaan tanah harus dibuat pengaman khusus agar tidakmembahayakan bagi para pekerja maupun lingkungan sekitar­nya.

Pasa! 251

Pemborong dan atau pemilik bangunan berkewajiban deng!Ul segeramembersihkan segala kotoran dan atau memperbaiki segala ke­rusakan terhadap prasarana dan sarana kota akibat pelaksanaanbangunan sehingga berfungsi seperti keadaan semula.

Pa'" 252

Setiap kegiatan memb!Ulgun yang dilaksanakan secara bertahapdan atau terhenti pelaksanaannya, maka penghentian pekerjaanharus pada kondisi yang tidak membahayakaIl bangunan itu sendiridan lingkungan sekitamya.

PasaI 253

Pada pelaksanaan kegiatan membangun bimgunan bertingkat,pembuangan puing dan atau sisa bahan bangunan dari lantaitingkat harus dilaksanakan dengan sistem tertentu yang tidakmembahayakan dan mengganggu lingkungan.

Page 41: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

D Tabun 1992 No. 23 -80-

BAB IV

RETRIBUSI

Seri : B Nomor : 2 ill Taboo 1992 No. 23 -81-

Bagian Kedua

Bearnya Retn'busi

Seri : B Nomor; 2

Bagian Pertama

Kewajiban Retn1rusi

PasaI 254

(1) Atas pelayanan sebagaimana dimaksud dolam PeraturanDaerah ini dikenakan retribusi.

(2) Pelayanan sebagaimana dlmaksud pada ayat (1) Pasol iniadalah pennohonan izin untuk membangun, dan atau izinmenggunakan dan atau kelayakan menggunakan bangunanserta sural izin bekerja.

(3) Jenis retribusi yang dikenakan atas pelayanan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) Pasol ini iolah :

3. retribusi penyediaan farroulir ;b. retribusi pengawasan pembangunan (RPP) ;c. retribusi pengawasan tambahan (RPT) ;d. retribusi pengawasan bangunan (RPB) ;e. retribusi administrasi perizinan (RAP) yang meliputi

- balik nama izin ;- pemecahan izin :- salinan izin ;- pembatalan izin ~

- pencabutan iziD.

f. rctribusi surat izin bekerja perancang dan atau perencana,dan alau direksi pengawas dan atau pengkaji teknis ba­ngunan terdiri daTi:

pembcrian izin baru ;- perpanjangan surat izin bekerja ;- kenaikan golongan.

(4) Wilayah retribusi pengawasan pembangonan sebagaimana di­maksod pada ayat (1) Pasa! ini ialah wilayah Daerah KhosusIbukota Jakarta.

(5) Wajib retribusi pengawasan pembangunan ialah setiap orangatau badan hukum yang mendapatkan dan atau memerlu­kan pelayanan sebagaimana dimaksod dolam PeraturanDaerah ini.

Pasa! 255

Biaya penyediaan formulir dan leges sebagaimana dimaksud dolarnPasa! 254 ayat (3) bomf a dikenakan :

a. formulir Rp 1.000,00;

b. leges Rp 100,00.

Pasal 256

(I) Besamya retribusi pengawasan pembangunan (RPP) sebagai­mana dimaksud dalam Pasa! 254 ayat (3) humf b iaiah luasbangunan dikalikan dengan harga satuan retribusi per meterpersegi sebagaimana terind dolarn tabel berikut ini.

a.1. Tubel bangunan mmah tinggal.

Loas BangjLB o <LB<IOO m2 1OO<LB LB>200 m2\ <200 m2

Jenis Bang. .

Pemmahankedl :- Wkc (TjD) Rp 400,00 Rp 1.500,00 Rp 2.500,00

per m2 per m2 per m2

Perumahansedang- Wsd(TjD) Rp 1.500.00 Rp 1.500,00 Rp 2.500,00- Wtm dgKDB per m2 per m2 per m2

5% - 10%

PerumahanBesar :Whs Rp 2.500,00 Rp 2.500,00 Rp 2.500,00Wtm dg KOB per m2 per m2 per m210%- 20%

Page 42: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

't'\

LD Tahun 1992 No. 23 -82- Seri : B Nomor: 2 LD Tahun 1992 No. 23 -83- Seri : B Nomor : 2

a.2. Tabel bangunan sosial dan usaha.

No.Golongan

pembangunanleDi. bangunan Biaya Penga_

(2) . Besar retribusi peng~wasan pembangunan (RPP) untukbangunan dan bangun·bangunan yang tidak dapat atau sulitdihitung luasnya ialah 1,75% dari biaya pembuatan/pem·bangunan.

lems bangun-bangunan HllJl!a satuan retnllusi

a. Pagar pekarangan dan tanggul/turap Rp 2oo,00/mb. Awning atau yang sejenis Rp 4oo,00/m2c. Perkerasan Rp 4oo,00/m2d. Kolarn renang Rp 2.oo0,00/m2e. Gapura/gardu jaga

dengan luas maksimum 2 M2 ; Rp 25.000,00/uDitSelebihnya dihitung Rp 2.500,00/m2

f. Pondasi mesin (di luarbangunan) Rp 25.0oo,00/uDitg. lembatan/lift (untuk servis kendaraan) Rp 25.oo0,00/uDith. lembatan ja!an (komplek) Rp 25.000,00/uniti. Menara bakar/cerobong asap Rp lO.ooo,oo/uDitj. Menara penyimpanan air Rp 10.000,00/uDitk. Menara antena dan sejenisnya Rp 25.oo0,00/uDit1. Gardu Iistrik, r. trafo, dan panel dengan luas

maks. 10m2; Rp 25.oo0,00/uDitSelebihnya dihitung Rp 3.0oo,00/m2

m. Reklarne 1,75% dari biaya pembuatan reklameminimal Rp 25.000,00/ooit

n. Monurnen dalam persil/pekarangan Rp 25.000,00/uDito. Lapangan olah raga terbuka dengan perkerasan Rp 750,00/m2p. Instalasi bahan bakar Rp 350.000,00/unit

Pasa! 257

Besamya retribusi pengawasan tarnbahan (RPT) sebagaimana di·maksud pada Pasa! 254 ayat (3) huruf c adalah perbandingan luaspeningkatan pemanfaatan lebih bangunan dan atau perpetakan(LP) dengan luas tolai bangunan dan atau perpetakan (LT) di·ka1ikan retribusi pengawasan pembangunan (RPP) dikalikandengan koefIsien pemanfaatan lebih atau RPT = LP/LT x RPP x F,

10.000,0025.000,0050.000,00

= Rp 75.000,00= Rp 100.000,00

= RpRpRp

= Rp 0,00= Rp 25.000,00

c. bangunan usaha :

1. Industri/pergudangan2. Perdagangan/perkantoran

Pasa! 258

(3)

(4)

(I) Besar biaya retribusi untuk melaksanakan perbaikan bangun·an lama baik sebagian atau selurus luas lantai bangunantanpa merubah struktur utama, dikenakan retribusi 25%dari total retribusi pengawasan pembangunan dikalikanluas yang diperbaiki.

Perbaikan sobagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal iniyang tidak dapat dihitung luas bangunan yang diperbaiki,seperti perubahan tampak atau modemisasi bagian bangunandan sebagainya, dihitung 1,75% dari biaya perbaikan.

Besamya hiaya retribusi pembongkaran bangunan adalahsebesar 1,75% dari biaya pembongkaran bangunan.

Biaya retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (I), (2) dan(3) Pasal ini dikenakan sekurang·kurangnya :

a. bangunan perumahan :

I. Perumahan kecil2. Perumahan sedang3. Perumahan besar

b. bangunan sosial :

1. Bangunan Ibadah2. Bangunan non ibadah

(2)Rp 2.500,00/m2

Rp 5.0oo,00/m2

Rp 3.0oo,00/m2

Rp 0,00/m2Rp 1.S00,00/m2

a. ibadahb. non ibadah

a. industri/pergudangan

b. perdagangan/perkantoran

- bedeng keIja- direksi keet- gudang bahan

bangunan

I . Bangunan 8Osia! :

2. Bangunan usaha :

3. Banguna bersifatsementara :.

b. Bangun-bangunan

Page 43: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

.D Tabun 1992 No. 23 -84- Seri : B Nomor: 2 W Tahun 1992 No. 23 -85 - Seri : B NOOIDr·: 2

sebagairnana tereantum dalam tabel lampiran IV Peraturan DaerahinL

Pasal 259

Bangunan yang dilaksanakan sebelum ada izin dikenakan retribusipengawasan tambaban yang besamya adalah retribusi pengawasanpembangunan (RPP, dikaJikan persentase pembangunan yangtelah dilaksanakan, dikalikan koefisien pernanfaatan lebib atauRPT = RPP x % Pembangunan x F, se bagaimana tereantum dalamtabellampiran IV Peraturan Daerah ini.

Pasal 260

(1) Retribusi terhadap pelayanan administrasi perizinan sebagai­mana dimaksud dalam Pasal 254 ayat (3) hurufe dikenakan :

a. setiap balik nama atas izin yang telah dikeluarkan dike­nakan sebesar 5% dari retribusi pengawasan pembangunan(RPP), sekurang-kurangnya Rp 10.000,00 ;

b. setiap pemeeahan izin atas izin yang telah dikeluarkan,dikenakan sebesar 10% dari retribusi pengawasan pem­bangunan (RPP), sekurang-kurangnya Rp 10.000,00 ;

e. setiap pembuatan salinan izin atas izin yang telah di­keluarkan, dikenakall sebesar 5% dari retribusi peng"awasan pembangunan (RPP), sekurang-kurangnyaRp 10.000,00.

d. setiap pembatalan izin atas permintaan pemohon ter­hadap izin yang telah diproses oleh Dinas dikenakanretribusi 25% dari retribusi pengawasan pembangunan(RPP), sekurang-kurangnya Rp 10.000,00.

(2) Setiap peneabutan izin akibat kesalaban yang bersangkutan,maka biaya retribusi yang telah dibayar serta dokumenyang dilampirkan oleh pemohon menjadi hak PemerintahDaerah.

Pasal 261

(1) Alas pengawasan terhadap bangunan yang telah berdiri danpengawasan kelayakan menggunakan bangunan sebagalmanadimaksud dalam Pasal 254 ayat (3) huruf d dikenakanretribusi pengawasan bangunan (RPB) sebesar 10% dari re­tribusi pengawasan pembangunan (RPP), sekurang-kurang­nya Rp 25.000,00.

. ~;;1 ~,)!

. (2) Perpanjangan izin menggunakan dan atau kelayakan meng­gunakan bangunan yang habis rnasa berlakunya pada bangun­an. dengan penggunaan sementara dan atau yang pada bagiantertentu hams diadakan penyesuaian menurut ketentuanpenindang.undangan yang berlaku, selain dikenakan retri­busi sebagaimana dimaksud pada ayat (I) Pasal ini, dikena­kan juga retribusi tambahan sebesar 100% dari retribu,ipengawasan pembangunan (RPP) ata' bagian yang melanggar.

Pasal 262

(I) Biaya retribusi pemberian 'urat lzm bekerja peraneang,pereneana, direksi pengawas dan pengkaji bangunan sertakenaikan golongannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal254 ayat (3) huruf f dikenakan :

a. golongan A Rp 150.000,00 untuk 3 tahun ;b. golongan B Rp 100.000,00 untuk 3 tabun ;e. golongan C Rp 75.000,00 untuk 3 tahun.

(2) Setiap perpanjangan surat izin bekerja dikenakan biaya re­tribusi sebesar 50% dari ketentuan sesual ayat (1) Pasal ini.

BAB V

PEMBAYARAN DAN PENETAPAN

Pasal 263

Setiap wajib retribusi hams membayar retribusi yang terhutangdengan tidak tergantung pada adanya Surat Ketetapan Retribusi.

Pasal 264

(I) Jika temyata retribusi yang terhutang sebagaimana dimaksuddalarn Pasal 263 dibayar kurang atau sama sekali tidakdibayar menurut besamya retribusi, ditetapkan karena jabat­an oleh Gubemur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk­nya, selama belum lewat 3 tahun.

(2) Retribusi yang ditetapkan sebagaimana dinuiksud pada ayat(I) Pasai ini ditarnbah satu kaIi dari jurnlah retribusi yangkunang atau tidak dibayar.

(3) Gubemur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuknya ber·wenang mengurangkan atau membatalkan balk untuk selu­ruhnya atau sebagian tambaban sebagaimana dimaksud pada

Page 44: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

Tabun 1992 No. 23 -86- Seri :B Nomor: 2 W Tabun 1992 No. 23 -87- Seri :B 1'!omor : 2

Pasa! 266

Sural Keletapan Relribusi dan tambahannya merupakan dasarpenagihan relribusi. ' Gubemur Kepala Daerab dapal menetapkan pembebasari atau

pengurangan besarnya relribusi sebagaimana tercantum dalam Per·

aturan Daerab ini.

(4)

ayat (2) PasaJ ini berdasarkan kehilafan alau kelalaian yangdapal dimaafkan.

Surat Keletapan Relribusi sebagaimana dimalesud pada ayal(I) Pasal ini, berlaku kelenluan tentang penagihan relribusiDaerah.

BAB VI

PENAGIHAN

PasaJ 265

(3)

(4)

Apabila daJam jangka walelu 6 bulan Gubernur Kepala Dae·rab lidak menetapkan keputusan sebagaimana dimaksud padaayat (2) Pasal ini, maka keberatan yang diajukan tersebuldianggap diterima.Kewajiban uotuk memhayar retiibusi tidak lerlunda dengandiajukannya sural keberalan sebagaimana dimaksud padaayal (I) Pasal ini.'

BAB vmPEMBEBASAN

Pasa! 270

Apabila relribusi yang lerhillang pada saal jalub lempo pem­bayarannya tidale dibayar alau kurang dibliyar, malea alas jumlahrelribusi yang tidak dibayar dikenakan denda 50%.

Pasal 267

BAB IX

KETENTUAN PIDANA

PasaI 271

Pasa! 268

Tata cara penghapusan piulang retribusi yang diatur dalam Per­aturan Daerah ini ditelapkan oIeh GUbemur Kepala Daerah.

BA B vii

KEBERATAN

Hak ' unluk melakukan penagihan relribusi lermasuk denda adOli­nislrasi, lambahan, kenaikan dan biaya penagihan gugur setelablampau 3 lahun lerhitung sejak saat terhutangnya retribusi.

Pelan~aran terhadap kelentuan dalam Peraturan Daerab ini,diancam pidana kurungan selama·larnanya 3 (tiga) bulan,atau denda sebanyak-banyaknya Rp 50.000,00 dengan alautidak dengan merarnpas!menyita alaI-alaI yang dipergunakanuntuk melakukan pelanggaran.,Selain sanksi sebagaimana dimaksudpada ayal (I) Pasal ini,lerhadap pelanggaran dimaksud dapal dikenakan biaya pak·saan penegakan huknm seluruhnya atau sebagian.

Gubernur Kepala Daerah menelapkan pelaksanaan dan besar·nya biaya sebagaimana dimaksud pada ayal (2) Pasal ini.

BAB X

KETENTUAN LAIN

Pasa! 272

Sclain kelentuan pidana sebagaiinana dimaksud pada Pasal271 Gubemur Kepala Daerall, berwenang mengeluarkan pe­rintah untuk membongkar. menyegel dan menghenlikan

(I)

(3)

(2)

(1)

- ,'"

.1,-

Wajib retribusi'dapat mengajukankeberatan terhadap kete­tapan relribusi dalam jangka waklu 3 bulan sejak tanggalpenetapan.

Gubernur Kepala Dacrab menelapkan keputusan atas kebe­ratan yang diajukan.

Pasal 269

(I)

(2),".'·.1

Page 45: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LDTahun 1992 No. 23 -88- Seri : B. Nomor : 2 LDTahun 1m No. 23 -89- Seri : B Nomor : 2

-, ~'I

dengan segera pekerjaan dan atau penggunaan at... sebagianatau seluruh blingWlan, bangun·bangunan, instalasi danperlengkapan bangWlan yang bertentangan dengan ketentu­an dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Dalam hal dilakukan pembongkaran secara paba, biayapembongkaran dibebankan kepada pemi1ik bangunan.

(3) PetWljuk pelalesanaan ketentuan sebagaimana dimaksudpada ayat (I) dan (2) Pasal ini ditetapkan oleh GubemurKepala Daerah.

PasaI 273

Selain ancaman hukuman sebagaimana dimakaud pada Pasal 271dan 272, terhadap pelanggaran ketentuan dalam Peraturan Daerahini papat dikenakan tindakan berupa : . .

a. pencabulan izin membangWi bangWlan ;

b. pencabutan izin untuk menggWlakan dan atau kelayakan meng­gunakan bangunan ;

c. teguran atau skorsing atau penurWlan golongan atau pehcabut­an izin Wltuk bekerja perancang, perencana. direksi pengawas.pengkaji dan pemborong.

BAB XI

PENGAWASAN

PasaI 274

Pengawasan atas pelalesanaan ketentuan dalam Peraturan Daerahini secara teknis dan operasional ditugaskan kepada Kepala DinasPengawasan PembangWian Kota.

BAB XII

PENYIDIKAN

PISai 275

(-I) . Selain pejabat penyidik umum yang bertugas menyidiktindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimanadimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat dilakukan jugaoleh penyidik pegawai negeri sipi! di Hngkungan Pemerintah

Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai denganperaturan perWldang-undangan yang berlaku.

(2) Dalam melaksanakan tugasoya, para pejabat penyidik se­bagaimana dimaksud pada ayat (I) Pasal ini berwenang :

a. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentangadanya tindak pidana ;

b. melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat ke·jadian dan melak'\lkan pemeriksaan ;

c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksatanda pengenal diri tersangka ;

d. melakukan penyitaan benda dan atau surat ;

e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang ;

f. memanggil orang Wltuk didengar dan .diperiksa sebagaitersangka atau saksi ;

g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalamhubungannya dengan pemeriksaan perkara ;

h. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjukbahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebutbukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya mem·beritahukan hal tersebut kepada penuntut umum, ter­sangka atau keluarganya ;

i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapatdipertanggung jawabkan.

(3) Dalam melakukan tugasoya, penyidik tidak berwenang me·lakukan penangkapan dan atau penahanan.

l4) Penyidik membuat berita acara setiap tindakan ten tang :

a. pemeriksaan tersangka ;

b. pemasukan rumah ;

c. penyitaan benda ;

d. pemeriksaan surat ;

e. pemeriksaan salesi ;

f. pemeriksaan di tempat kejadian.dan mengirimkan kepada Pengadilan Negeri melaluiPenyidik POLRI.

Page 46: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

:3 -90- Seri : B Nomor: 2LD TOOun 1992 No. 23 -91-

Pasa! 280

Seri : B Nomor: 2

BAB XIll

KETENTUAN PERAUHAN

Pasa! 276

Peraturan DaerOO ini mul"i berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya seliap orang mengetOOuinya, memerintahkan pengun­dangan Peraturan DaerOO ini dengan menempatkannya dalamLembaran DaerOO DaerOO Khusus Ibukota Jakarta.

DisOOkan oleh Menteri Dalam Negeri denganKeputusan Nomor 64031-398 Tanggal 19Mei 1992.

>engan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka :

permohonan izin yang diajukan dan diterima sebelum tanggarberlakunya Peraturan Daerah ini dan masih dalam proses pe­nyelesaian, diproses berdasarkan ketentuan yang lama;

,. izin mendirikan bangunan yang sudah diterbitkan berdasarkanketentuan yang lama tetapi izin penggunaannya belum diter­bitkan, berlaku ketentuan yang lama;

_. selama belum ditetapkan peraturan pelaksanaan PeraturanDaerOO ini, maka peraturan pelaksanaan yang ada tetap masihberlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam

Peraturan Daerah ini.

BAB XN

KETENTUAN PENUTUP

Pasa! 277

Hal-hal yang merupakan pelaksanaan Peraturan Daerah ini ditetap­kan oleh Gubemur Kepala Daerah.

Pasa! 278

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHDAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KETUA,

SUPARNO WIRYOSUBROTO

Diundangkan dalam Lembaran Dae­roo Khusus lbukota Jakarta Nomor23 TOOun 1992 Seri B Nomor 2tanggal 26 Mei 1992.

SEKRETARIS WILAYAR/DAERAR KRUSUSWUKOTAJAKARTA,

Jakarta, 26 Agustus 1991

GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUSIBUKOTA JAKARTA,

WIYOGO ATMODARMINTO

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Bataviasche Bouw­verordening (BBY 1919-1941) sebagaimana diubah terakhirdengan Peraturan DaerOO tanggal 20 Pebruari 1953 (TambahanBerita Negara Republik Indonesia tanggal 25 Nopember 1953Nomor 94, Tambahan Nomor 61) dan Pasa! 20 sampai denganPasal 29 Peraturan DaerOO Nomor 9 TOOun 1985 tentang Retri­busi Bidang Pembangunan dalam wilayah Daerah Khusus IbukotaJakarta, serta ketentuan lainnya yang bertentangan dengan ke­tentuan dalam Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lag;.

Pasa! 279

Peraturan DaerOO ini dapat disebut Peraturan DaerOO Bangunan

Jakarta.

M. SINURAT, SR.NIP. .oo199סס47

Page 47: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

TABEL PERSYARATAN PENGGUNAAN BANGUNAN

LAMPlRAN I : PERATURAN DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTANOMOR 7 TAHUN 1991

KETERANGAN

OIPEAKENANKAN DENGAN SYARAT,

DIPERKENANKAN DENGANSYARAT KHUSUS

DIPEAUNTUKAN

OIPERKENANKAN

Diperken.nkln dlngefl IVlrllt khulUI

MlImperO'lhrlkomend..1 dlri, inn.nl;terkllit din .,.U illn dlIrl Din.. Pllng,I­w_n Pembangunan Kotl.

II. H.I.h.1 v.ng Ii.rul diperhe1ikan

•. Blntuk" cUin 11IU kl,.kur fllikblngurMln ..,lIoIli dlnQIn jenilperuntu k.nnyl.

b. Tid.k ml"""ll'llllIIU kll8l',ll.ndlln klllrtllriin lingkune-n.

c. Tldllk menimbulkln rl)Inamb.hbpn IIngkungan.

d. Mlmlnuhl perlY.rlltlln kllCllmlIndin k.llhet.n blIngunlln d.nlingkunpn lin. pel"lllllunllln.

I. Volumll tlll'l'lbllhlln I perubehenmIIk1imlll 35% d.ri IUIII IIn1llidell' blngunln (KOB).

C, .Janis "Solllll'" yang diberi ,.nd. {"),berOllllrkin tungli pokok blIngunlninduknVII. dIIptrt pulll diketllllOrik.n"U..l'l....

A. Dlperklnllnkln dlll.n Iy.-.t

I. Plll'llilllunNn 1.mbllhlln I perublhllnun1uk:

•. Sebllgei penunj.no I pel.ngklpfUnilr blingunln.

b. ~l tunoll lIImb....lln Vlngberllf" IIkunder.

IAl.HIJAU 81,AWTERBUIC

JAR.TRANSPORT81 LALULINTAS

PERU- IPEMERINT.8I I PERDAG. IINDUST.MAHAN PEl.AY.UMUM 81 JASA PERGUD.

MWIDGEREJA,VlHAIIIAKLEHTeNGIClIIlMATORluMMUlHOLA"

PAiRIKINDUSTRI MENGGANGGUGUDANGBENGKElINDUSTRI KECILHOME INOUSTFlIPOOL KENOARAAN TYPE 1

SEKOLAH TYPE 1LABORATORIUMTYPE 1GEDUNG PEFITEMUAN TYPE 1BANG.ICES/FIS TYPE 1POOL KENO. TYPE 1SPORT HALL TYPE·'BANG,GED,PERTEM.TYPE 1ASRAMA TYPE 1BANG.PERTANfPETER.TVPE 1KUI'lSUS TVPE ,TOKOPASAR SWALAVANTOSERIAPERTOK. a HUN IANPASAR FlAVAPERKANTORAN UMUMHOTELRESTOR ANBlOSKOP KLSA iliaBANG.REKR. TERTUTUPRUMAHPAMERRUMAHSAKITKLINIK SPESIALlSLOSMEN/PENGINAPANHOTELCOTAGEHOSTELAPARTEMENTCONDOMINIUMBUNGALOWK I 0' SLOUNORVSALONIT. CUKURPENJAHITMOTARISFITNESS/KEBUGARANNITE/CLUB MALAMKURSUS TVPE 1RESTORANTDOKTER SPEStALlSWARUNG

~g~um:TYPii2 ';'I'USDIKLATG. "AMERAN TYPE 2 'BANG.KES/RS.TYf'E 2lANG. TERMINALQEDUNQ PARKIAPARKIA PLAZAGAIIIASlPOOl. KENO, TYPE 2 _IANG.KEIUOIKESENIANBANGUNAN PEMERINTAHSPORT HALL TYPE 2GEDUNG OLAH RAGALAPANGAN TENISKOLAM AEMNGBANGUNAN PASARIALAlI.AT. KEAJABANQ.GED.PERK.TYPE 2IANCUIOSKOP KI.S. CASAAMA TWI' 2PANTI ASUHANBANG'"AT/PITER.Type 2KIOUTAAN aUARGA'ADUPaMPA BENSINAPaTIK/DRUG STOREPATUNGI'MONUMENMENARABANG.PERK.TERSUKATAMAN HIIURANBAZARKANTINRUMAHA8UKURSOS TYPE 2MUSIUMPLAYGROUPM·CKWC,'JMUMOOKTER UMUM

JENIS ,B,~NG~NAN

PERUNTUKAN

........H....... ·••

.....IION.,.,,::,,: ",', :,':F_"': ~>;~~r.tuiNT-YP':I::·,~:~;~'RUMAH-JAGA-----~~~·~

RUMAH BESARRUMAH KEBONPONDOKAN/INDEKOSGUEST HOUSE,wISMA"LATTYf'E2RUMA,HSUSUN

AUMAHiCIClI,: " ';:RUMA,,'EDIftHANA

~

~z~,!i~

"I~,SlI!!i~

DEWAN PERWAXaAN RAKYATDAERAHDAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KETUA,

Jakarta, 26 AGUSTUS 1991.

GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUSIBUKOTA JAKARTA

SUPARNQ WIRYOSUBROTO WIYOGO ATMODARMINTO

Page 48: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

Lampiran II : PERATURAN DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTANOMOR 7 TAHUN 1991

Tabel 11.1

KOEFlSffiN REDUKSI BEBANHIDUP

. Koef"lSien ..leduksi beban bidupPenllll"naan Bangunan

Untuk perencanaan .Unit Peninjauanbalok induk dan portal Gempa

Pennnahan / Penghunian :

Rumah tinggal, asrama, hotel,rumah saki!. 0,75 0,30

Pendidikan :

Sekolah, ruang kuIiah 0,90 0,50

Pertemuan Umum :

Mesjid, gereja, bioskop, restauran,ruang dansa, ruang pagelaran. 0,90 -

Kantor:

Kantor, Bank. 0,60 0,30

Perdagangan :Toka, toserba, pasar 0,80 0,80

Penyimpanan :Gudang, perpustakaan, ruang arsip. 0,80 0,80

Industri :Pabrik, bengkeL 1,00 0,90

Tempat kendaraan :Garasi, gedung parkir. 0,9 0,50

Gang dan tangga :

- Perumahan/penghunian 0,75 0,50

- Pendidikan/kantor 0,75 0,50- Pertemuan umum, pedagangan,

penyimpanan, industri, tempatkendaraan. 0,90 0,50

Seri : B Nomor: 2-93-LD Taboo 1992 No. 23

"-

........'::'­'< co... ...o 0,-~~, _.~ffi

'"a ...-'0... "l:"'ai~,co::.­'" Ol... '"o ""'0...~g-co co~ "...,

~

'"a......~

"coOl

'"co...,'<OlIIIOl

"

EzGO

~-o

~....ffi~

-CII

i

GOCII

i~-<O~- IClIO•• Co)

~ ....

-co0"'"

Ol

g:-CII

:.occ:

im~m- .....",z:.o"':.0".... "-0

i a

oc ........ cii x i:8. ::.cnmc:z ........ z8oft~~mz .... o .....

~.

ifIIIco

rn!c:m!:;'"

<

n....10'1

Page 49: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

CD Taboo 1992 No. 23 -94- Seri , B Nomor: 2 IJ) Tabuo 1992 No. 23

aturan Daenb ini

-95-

TABEL B.3

Sed : B Nomor: 2

Tab e 1 11.2

KOEFISIEN REDUKSI BEBAN HmUp KOMULATIFHERAT BEBAN BAHAN BANGUNAN DAN KOMPONEN GEDUNG

Bahan 8angunaD :

-

KOEFlSIEN REDUKSl YANG DIKALIKANJUMLAH LANTAI YANG DlCAPAl I KEPADA BEHAN HlDur KOMULATIF

1,0

2 1.0

3 0,9

4 0,8

5 0,7

6 0,6

7 0,5

8 dan lebili 0,5

Baja .Balu alam .Balu belab, balu bulal, balu goouog (beral lumpuk) .Balu karang (beral lumpuk) , .Balu peeah .Besi luang .Belon .Belon berlulang .Kayu(kelasl) : .KerikiI, koral (kering udara sampai lembab, tanpadiayak) .Pasangan bala merah .Pasangan balu belah, balu bulal, balu gunong : .Pasangan balu celak '. '.' , .Pasangan balu karang , .Pasir (kering udara sampai lembab) .Pasir Genuh air) , .Pasir keeH koral (kering udara sampailembab) .Tanah lempung dan lanau (kering udara sampai lembab) .Tanah lempung dan lanau (basah) .Timah hilam (limbel) .

Kompooen gedung :

Adukan dari semen per em Iebal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Adukan dari kapur, semen merah atau lras per em lebalDinding pasangan bala merah salu bala .Dinding pasangan bata merah setengah balu .

'Dinding pasangan batako :Berlulang :

- Tebal dinding 20 em (HB 20) , ' .~ Tebal dinding 10 em (HB 10) .

Tanpa lubang :

~ Tebal dinding 15 em .- Tebal din ding 10 em ' .

7.850 kg/m32.600 kg/m31.500 kg/m3

700 kg/m31.450 kg/m37.250 kg/m32.200 kg/m32.400 kg/m31.000 kg/m3

1.650 kg/m31.700 kg/m32.200 kg/m32.200 kg/m31.450 kg/m31.600 kg/m31.800 kg/m31.850 kg/m31.700 kg/m32.000 kg/m3

11.400 kg/m3

21 kg/m217 kg/m2

450 kg/m2250 kg/m2

. 200 kg/m2120 kg/m2

300 kg/m2200 kglm2

Page 50: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LO Tahun 1992 No. 23 -96- Seri : B Nomor:2 LOTlhun 1992 No. 23 -97- Seri : B Nomor : 2

Langil·langil dan dinding (lermasuk rusuk-riJsuknya, lanpapengganlung langil-Iangil atau pengaku) terdiri dari :- Semen asbes (entenut dan bahan lain sejeRis) deng.,;

lebal maksimum 4 rom .- Kaea dengan tebal3 - 4 mm .

Lantai kayu sederhana dengan balok kayu Iangit·langit denganbenlang maksimum 5 m dan untuk beban maksimum300 kg/m2 .

Penggantung langit·langil (dari kayu) dengan maksirnum 5 m danjarak SKS. minimum 0,80 m .

Penulup alap genling dengan reng usuk/kaso per m2 bidangatap .

Penutup alap sirap dengan reng usuk/kaso per m2 bidang alapPenulup atap seng gelombang (BWG 24) tanpa gording .Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso beton adukan

per-em tebal .Semen asbes gelombang (tebal 5 mm) .Apabila digunakan bahan bangunan atau komponen bangunandi luar ketentuan ini, dapat' diarnbil Pedoman lain alau spesifi­kasi dari pabrik yang mengeluarkan.

II kg/m210 kg/m2

40 kg/m2

7 kg/m2

50 kg/m240 kg/m210 kg/m2

24 kg/m211 kg/m2

Tabel n.4

BEBAN mDUP PADA LANTAI BANGUNAN

a. Lantai dan tangga rumah tinggal, keeuali yang disebutdalarn b .

b.' Lantai dan tangga mmah titiggal sederhana dan gudang­,gudang lidak penting yang bukan untuk toko, pabrikatau bengkel .

e. Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, loko, toserba, res-toran, hotel, asrama dan rumah sakit .

d. Lantai ruang olah raga .

e. Lantai ruang dansa ., .

f. Lantai dan balkon dalarn dari ruang-ruang untuk pertemu­an yang lain pada yang disebul dalam a s.d. e sepertimasjid, gereja, ruang pagelaran, ruang rapat, bioskop danpanggung penonton dengan tempat duduk .

g. Panggung penontong dengan tempat duduk lidak tclapatau untuk penonIon yang berdiri .

h. Tangga bordes tangga dan gang dari yang disebut dalarn e ..

i. Tangga bordes tangga dan gang dari yang disebut dalarnd,e,fdang .

j. Lantai ruang pelengkap dan disebut dalarn e, d, e, f,dang , , .. , , , .. , ., .

k. Lantai untuk pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruangarsip, toko besi, ruang a1at-a1at dan rauang mesin harusdirencanakan terhadap beban hidup yang ditentukan ter-sendiri dengan minimum .

I. Lantai gedung parltir bertingkat :

- Untuk lantai bawah . . . . . , . . .

_ Untuk lantai lingkat lainnya .

m. Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar harus diren­eanakan terhadap beban hidup dari lantai yang berbatasandengan minimum .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....

200 kgfm2

125 kg/m2

250 kg/m2

400 kg/m2

500 kg/m2

400 kgfm2

500 kg/m2

300 kg/m2

500 kg/m2

250 kg/m2

400 kg/m2

800 kg/m2

400 kg/m2

300 kg/m2

Page 51: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

:B Nomor:2LD Tahun 1992 No, 23 -99- Seri : B Nomor: 2

",/'@f:.'"

IBANGUNAN

; D1IZINKAN

Tabel 11,6

TOTAL PENURUNAN MAKSIMUM PADA PONDASI BANGUNAN

TOTAL PENURUNAN YG,D1IZINKAN

JENIS PONDAsI BANGUNANTANAHPASIR TANAH LEMPUNG

I. Pondasi setempat 4,0 em 6,5 em Nilaj-nilai ini berlakuumum dan dapat ber-variasi sesuai persyar.at-

2, Pondasi plat penuh 7,5 em 15an khusus yang diper-

em lukan oleh fungsi ba-ngunan yang direnca-nakan.

3, Pondasi beton bertulanguntuk silo, menara airdan sebagainya. 7,5 em 15 em

--

OI'WAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHDAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

, KETUA,

SUPARNO WIRYOSUBROTO

Jakarta, 26 Agustus 1991

GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUSIBUKOTA JAKARTA,

WIYOGO ATMODARMINTO_

Page 52: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

TlNGKAT MUTU BAHAN LAPIS PENUTUP DAN KOMPONEN SlRUKlUR BANGUNAN

-101-

.,,;~ :~:il ~.' , .Dinding luar _ ". !?Llmtlli~pld(,~: :i!T&!f.i daldinding1_ :i, ~;"f:!malI

:*~t~K::'::

AtapKoloan

danbalo!<Tangga kebakaran,

pintu kebakaran, dsb.Ruang sirlmlasikoridor, dsb.

Bahan Lapis Penutup Untuk

Tabel m.2

Ruang efektif,kamar, dsb.

1992 No. 23

as banglanan,an terbadap api)

Diatu r tersendiri

A (3 jam)

B (2 jam)

C (1/2 jam)

D

Bahan mututingkat 11

Bahan mututingkat 11

Bahan anutu tingkat I

Bahan mututingkat II

Bahan mutuHngkat III

Bahan mututingkat 1

Bahan mututingkat 11

Mutu Mutu Mututingkat I tingkat I tingkat I

Mutu Mutu Mututingkat 1 tingkat 1 tingkat I

Mutu Mutu Mututingkat II tingkat II tingkat II

~~~~:J~;",iW;.Mutu11o:;;;j'~ftll""~i'_........at I~:\;'~'~;t

s:~H:?:'>,

I*,~tuW1t>~at II'~~~:~.,." >.

~~:~~:~.: ::·,,··Mutu3,'tingkat II,!:):~. -.

Page 53: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tabun 1992 No. 23 -102 -

Tab e I I1I.3

KETAHANAN API UNTUK UNSUR BANGUNAN

Seri : B Nomor: I

TEBAL.MINIMUM DALAM eMlENIS UNSUR BANGUNAN

3 JAM 2 JAM Yo JAM

Lantai moooht, lantai pracetak

Lantai beton bertulang berbentuk U dan T IS 12,5 9

Lantai balok berongga, lantai12,5 9 7praeetak berbentuk kotak atau I

.

Balok beton bertulang Tanpa lapisan pelindung tambahan 5 5 2,5

Tanpa pelindung tambahan 17,s 10 7,5

Dinding beton bertu-lang Plesteran semen atau gips setebal

minimum 1,2 em pada kedua permu- 17,5 10 6,5k-an· .

Tebal minimum kolom 40 .30 . ISKolom beton bertulang .

Penutup beton minimum pada 6,5· 5 4tulan.an .

Tebal minimum penutup beton pada ..tulangan pratekan 5 4 1,5.

Lantai beton pr.atekanTebal minillwm lantai 15 12,5 .. 9

Tebal minimum penutup beton pada8,5 6,5 2,5tulangan pratekan

Balok beton pratekan

Tebal minimum balok 24 18 8

Lapisan beton bertulang tidak *)6,3 2,5 2,5memikul beban

Balnk baja

Lapisan beton bertulang *)7,5 5 5memikul beban

.

Lapisan beton bertulang tidak *) 5 2,5 2,5memikul beban

Kolom bajaLapisan beton bertulang *)

7,5 5 5memikul beban

Page 54: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

TOTAL PENURUNAN YG. DIIZINKAN:PONDAsI BANGUNAN

TANAHPASIR TANAH LEMPUNG

lasi setempat 4,0 em 6,5 em Nilai·nilai ini berlakuumum dan dapat ber-variasi sesuai persyar,at-

lasi plat penuh 7,5 em 15an khusus yang diper-

em lukan oleh rungsi ba-ngunan yang direnea-nakan.

lasi beton bertulangIk silo, menara airsebagainya. 7,5 em 15 em

.

Ta bel 11.6

TOTAL PENURUNAN MAKSIMUM PADA PONDASI BANGUNAN

192 No. 23

'ERWAKILAN RAKYAT DAERAHKHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KETVA,

IPARNO WIRYOSUBROTO

-99- Seri : B Nomor: 2

Jakarta, 26 Agustus 1991

GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUSIBUKOTA JAKARTA,

WIYOGO ATMODARMINTO.

Page 55: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tahun 1992 No. 23 -100- Seri : B NomoI: 2

LAMPIRAN ID : PERATURAN DAERAH DAERAH.• •. KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

_~.•.. ,c,'-~..,__· ~_~_NOMOR' ,7 TAHUN_199L

Tab e I Ill.1

TINGKAT MUTU BAHAN BANGUNAN TERHADAP API

MUTU MUTU MUTU MUTU MUTU

TINGKAT I TlNGKAT II TINGKAT III TINGKAT tv TINGKATV

- Belon - Papan wool - Kayu lapis - Papan poly- - Sirap bambu

kayu semen yang dilindungi esler bertulang - Sirap kayu bukan

- Bata (excelsiorboard) ulin alas kayujaiL

- Balako

- Asbes - Papan semen - Papan yang - Polyvinil - Rumbia

p~lp mengandung dengan lulang-

- Alumunium lebib dari 52% an - Anyaman

glass fibre bambu

- Kaca - Seral kacasemen - Bahan alap

- Besi - Papan parlikeI aspal berllipis-

yang dilindungl kan mineral

- Baja - Plasler

- board '. L .- Papan wo<r

. -_.. '-

- Adukan sernen-'-Kayu kamper

kayu

- Adukan gips - Pelal baja - Kayu meranli

lapis PVC- Asbes semen

- Kayu lerenlang

- Ubin keramik- Kayu lapis

14 mm

- Ubin semen17 mm

- Ubin marmer- Sofl board

- Lembaran seng- Hard' board

- Panel kalsium- Papan parlikel

silikal

- Rock wool

- Glasswool

- Genleng keramik

- Wired glass

- Lembaran bajalapis seng

"

Page 56: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

AtapKolom

danbalokTangga kebakaran,

pinto kebakaran, dsb.

Tabel m.2

-101-

Ruang sirkulasikoridor, dsb.

Bahan Lapis Penutop Untok

T1NGKAT MUTU BAHAN LAPIS PENUTUP DAN KOMPONEN SlRUKlUR BANGUNAN

Ruang efektif,komar, dsb.

1992 No. 23

A (3 jam) I Bahan muto tingkat I I Mutu Mutu Mututingkat I tingkat I tingkat

B (2 jam) I Bahan mutu Bahan mutu Bahan mutu Mutu Mututingkat II tingkat II tingk.t I tingkat I tingkat I

C (1{2 jam) I Bahan mutu Bahan mutu Bahan mutu Mutu Mutu Mutu·tingkat II tingkat III tingkat II tingkat II tingkat II tingkat

D I Diatur tersendiri

las bangunanIlIIl terhadap api)

Page 57: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

LD Tabun 1992 No. 23 -102-

Tabel IIl.3

KETAHANAN API UNTUK UNSUR BANGUNAN

Seri : B Nomor: 1

TEBAL MINIMUM DALAM eMJENlS UNSUR BANGUNAN

3 JAM 2 JAM l> JAM

Lantai monolit, lantai praeetakLanlai beton bertulang berbentuk U dan T 15 12,5 9

Lantai balok berongga, lantai12,5 9 7

praeetak berbentuk kotak atau I

Balok beton bertulang Tanpa lapisan pelindung tambahan 5 5 2,5

Tanpa pelindung tambahan 17,5 10 7,5

Dinding beton bertu·,

lang Plesteran semen atau gips setebal,

minimum 1,2 em pada kedua permu· 17,5 10 6,5k··· ' ,

_ .. _.- .

Tebal minimum kolom... -- ._-

Kolom beton bertulang40 ,30 15

Penutup beton minimum pada6,5' 5 4tulan.an ,,'

Tebal minimum penutup beton pada '"

tulangan pralekan 5 4' 1,5

Lantal beton pratekanTebal minimum lantai 15 12,5 9

Tebal minimum penulUp beton pada8,5 6,5 2,5tulangan pratekan

Balok beton pratekan

Tebal minimum balok 24 18 8

Lapisan beton bertulang tidak *)6,3 2,5 2,5memikul beban

Balok baja,

Lapisan beton bertulang *)7,5 5 5memikul beban

Lapisan beton bertulang tidak *) 5 2,5 2,5memikul beban

Kolom bajaLapisan beton bertulang *)

7,5 5 5memikul beban

Keterangan :

.): - campuran minimum 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil- jarak tulangan beton ke 8emua arah maksimum 15 em

E

Page 58: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

,un 1992 No. 23 -103 -

Tabel lilA

KETAHANAN API MENURUT JENIS KOMPONEN STRUKTUR DAN KETINGGIAN STRUKTURBANGUNAN DINYArAKAN DALAM LANTAI

Seri : B Nomor: 2

Jumlah lantai Ketahanan Api .Keterangan jumlah Iantai

,Empat lantai Antara 5 sid. Iantai 14 : Lanta; 15 dari

Komponen struktur teralas dati atas atas ke bawah

Atap Dinding partisi 1 jam 2 jam 2 jam

Lantai 1Lantai 2 } 4lantai Dinding pemikul 1 jam 2 jam 2 jam

~

Lantai 3 keatas . '".zLantai 4 OIl OIl ""- Bagian yang terkena api 'I jam 1 jam 1 jam, .5 " ~.s ~Lantai 5 "'" :a ~ '"0 .-

~"' .. } .5 " -",,,5Cl is ~iS~ Bagian lain 30 menit 30 menit 30 menit

.... --- - lantai 5 sampai deng~

.... - - - - -- lantai 14 dari atas K 0 10m I jam 2 jam 3 jam

Lantai 13Lantai 14 Lantai 1 jam 2 jam 3 jam

Lantai 15Lantai 16 B a 10k 1 jam 2 jam 3 jam

ukaan . } lantai 15 daTi atasI ;::==='::-:_-. sampaikebawah A tap 30 menit

Groundfloor .

Atap landasan helikopter 1 jamx, Basement 'MAA

~N PERWAKILAN RAKYAT DAERAHlAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KETUA,

SUPARNO WIRYOSUBROTO

Jakarta, 26 Agustus 1991

GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUSIBUKOTA JAKARTA.

.WIYOGO ATMODARMINTO

Page 59: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

Catatan F .. Koef"lSicD Pemanfaatan Icbih" PI x F2FI .. Koefisien lenil KeloagannF2 • XOefiden Jenis Bangunan untuk : - Banpnan Rumah ilJllPl : - Perumahm KeclI F2· 1

- Perumahan SedaIl8 F2 • 2- Penunahan &em F2. 3

- BangWl8.n Solill Non lb8dah ..•.•.........•..•...•._..... F2. 2- BangorD.n Ullha _.._. F2· 6

?ft:>"

"};

{Seri : B Nomor : 2

S

KETERANGAN

WIYOGO ATMODAItMINTO

Jakarta: 26 Aaustus'I991.

GUIERNUR. UPALA DAEItAII KHUSUSlBUKOTA JAKARTA,

lP = Lou yang meJanaarLT = Lou Bangunan TotalRPP .. YIIlI dimlksud RPPdiIam runtus'RPTadalahRI'P dlilam

segl1l upeknyJ.. di maJa tennuuk pula~ baai UDS\lr

yang haDya dtpat. dihitWII p1njangnya dan ltau writnya.F '" F1-XF2FI • I

lP .. Luu BalllUfWllperpetakan yans melanJPrLT ~ Luu Banpnan TotalRPP " YJ.III dimJ.ksud RPP dtlJ.m rumus RPT adJ.1aJi RPP dJ.1am

sep1J. upeknya, d.i mllIlJ. tennasuk puiJ. RPP bagi URSUryang Iwlya. dtpat dihitUDJ ptniangnyl dan atauunitnya.F=FIXF2FI .. I

11' = Lou Bangunan/pcrpetakan Ylng melangarLT = LuIs~1Wl.TotalRPP = Yang dimlksud RPP dJ.1J.m lWDUI RPT Ida.Iah JUlP dJ.Iam

.ep1a ISpeknya, Iii I1llI.DI tennuuk pula RPP bagi unsuryalll butya dihitq p1njlngnYI dan ItlU unttnya.F "PIXF2FI • 2

RPT· FX~-X RPPLT

DASAR PERIII111NGANRE11UItJSI f'ENGAWASAN

TAMIAIIAN ( OPT)

lPRPT • PX -:-- X RPP

LT

RPT· RPPX';Pemb.XF

RPT .. FX_LP

-XRPPLT

,

YoUEL ItETRIBUSI I'£NGAWASAN TAMBAIIAN (RPT)

DlKENAKAN 'JEIUIADAP POlANFAATAN LEBDl

3. Penyllratan idem Idan 2 di atal.

1. Blinpman/tmab baruIdisesuaibn menurutrlllcana kotl dan per­atuml mendhibn ba·ngunan di tempat ltu.

2.....~ ...ncunan Mna dibongb!/tw.rus dilelUlikan menu­rut rencanl kola lIanparatunn mendirikanblIngunm dl tcmpat itu.

-104 -

Z • N

2

S I FAT I PEltSYARATAN

2. Izin Semcntara""J_d. NelampaUllwsempadanbquoan (puallS).

e. Tidak MIIUIJ jcnil peruntukanwah (poa140. 98).

b. LUIS unah YUlI dikuuaI. be­(um lCSUIIi luu ..tum uvlinalsyarlt minimum luu setiap je­nis penmtubn tanab (pISli49, SO). .

c. Melebihi lua maksimum untukbUIIUIWI rumah tingal (pua148,49).

b. Mcmbangun tan.. izin (paalS).

l. •. Yield: memenuhi jan:k bcba I 1. bin berlyatlt(pull 7., 75, 76, 17, 79, 80,81,82,83,84,85).

3. I. Tidak memenuhi penyaratan 13. Izin Bersyuat!kbusus(pual21,67). iUII Sementara

2••. Melebihi Itll. nalcJirnum (pl.. I 2. Izin semcoWliwI49,86).

b. Tidak sesuai perpetaltln tanahmenaakibatkan pemecahm/penyaluan satuan kavq (pa.sal 49, 50).

c. Me1cbibijumlah Iantai (Pasal.23,57,70,121).

K.ELONGGAIlAN YANG DIKE-NAJ<AN RE'I1UB\ISIP£NGAWAS- I IANTAMBAHAN(RPT) i

SUPAItNO WlRYOSUBROTO

DEWAN PERWAKILAN LUYAT DAERAHDAERAH ~SUS ••OKurA JAKARTA

I.ETUA.

I'EIlAnJRAN DAf-RAM DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTANOMOR 7 rAHUN' 1991

n.

10.

••

WUIl

Page 60: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

been transmitted. Please try again.pages.

(TUE) JUN 8 2010 15:08

P.l

~.~:,.

~

!~ LDTahunl992 No. 23 -105-

PENJELASAN

AT AS

Seri : B Nomar:2

DOCUMENTIITIME STOREDTX STARTDURATIONCOM. MODE

7821325-034JUN 8 15:07

PERATURAN DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 7 TAHUN 1991

TENTANG

BANGUNAN DALAM WILAYAIl DAERAII KHUSUSIBUKOTA JAKARTA

I. PENJELASAN UMUM

-----------------------LJ~ ri

.n :l~

1:

u

I. Peraturan bangunan yang masih berlaku hingga sckarang adalah Bouwver­ordening 1919-1941 sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Daerahtanggal 20 Februari 1953 (Tambahan Berita Negara Republik IndonesiaNomor 94 tanggal24 November 1953, Tambahan Nomor 61).

Peraturan Daerah tersebut selain berasal dari produk zaman Be1anda, materi­nya dirasakan sudah tidak sesual lagi dengan perkembangan dan kemajuandi bidang teknologi serta tuntutan pembangunan di wi1ayah Daerah KhususIbukota Jakarta dewasa ini.

Perkembangan pembangunan di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakartatemyata mengarah dari sistem horizontal ke sistem vertika1 dengan adanyapembangunan bangunan-bangunan bertingkat karena keterbatasan bidangtanah yang semakin lama semakin sempit.

Slstem pembangunan vertikal tersebut menuntut pula adanya pelaku­pelaku teknis pembangunan yang mempunyai kemampuan dan dapatdipertanggung jawabkan keah1iannya, scsuai dengan bidangnya, balk bidangarsitektur, konstruksi maupun instalasi dan perlengkapan bangunan, disam­ping itu dituntut pula adanya sarana bangunan dan alat-alat perlengkapanlainnya scperti lift, eskalatOI, dan yang scjenis.

Selain dari pada itu perlu pula diperhitungkan pembangunan dan peng­hunian bangunan tersebut dari segi keamanan, kbususnya dari ancamanbahaya kebakaran dan keadaan lingkungan serta kesehatan pada umumnya.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan terscbut di atas dan dalam rangkamemenuhi Surat Edaran Menteri Dalam Negeri NomOI 64O/691/PUODtanggal 15 Februari 1983 tentang Tertib Pelaksanaan Peraturan DaerahTentang Bangunan, maka Peraturan Daerah tentang Bangunan dalamWilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sebagal pengganti BataviaseheBouw Verordening 1919-1941 dimaksud di atas.

Page 61: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

--.~~,----",.._._,...----

_D Tabun 1992 No. 23 -106 - Seri : B Nomor: 2 LD Tabun 1992 No. 23 -107 - Seri : B Nomor: 2

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL2. Peraturan Daerah ini diharapkan dapat menjadi sarana dan pedoman mem­bangun yang" larigsung, ielas dan resmi, baik bag; masyarakat pembangundan pemakai maupun bag; aparat terkait dalam mekanisme pembangunan diDaerah Khusus Ibukota Jakarta, sehingga dapat tercipta iklim pembangun­an yang memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat dalam menca­pai dan melaksanakan cita-cita dan peran sertanya di bidang pembangunan.

50bagaimana tersirat dalam Peraturan Daerah Daerah Khusus IbukotaJakarta Nomor 5 Tahun 1984 tontang Rencana Umum Tata Ruang DaerahDaerah .Khusus Ibukota Jakarta, maka iklim pembangunan yang sehatsebagaimana tersebut di atas sangat diperiukan dalam upaya mencapaitertib bangunan untuk menciptakan kota yang tertib, teratur, terarah danindah.

50suai dengan skalanya, terlib bangunan adalah merupakan uOSUr danatau bagian dari tertib lingkungan dimana bangunan merupakan unsurterpenting daJam pembinaan dan pembentukan karakter fisik lingkungantersebut ; dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam tertib bangunanterdapat aspek tertib lingkungan dan tertib perkotaan.

Disamping aspek tertib bangunan, Peraturan Daerah ini dibarapkan pulameniadi alat kendali bag; laiu pertumbuhan fisik kota, pencegahan ter­hadap bahaya kerusakan dan pencemaran lingkungan, pengurangan nilai­nilai estetika, kenyamanan dan keamanan bangunan, sehingga berbagaiinvestasi fisik dapat mencapai nilai manfaat sebesar-besamya, terlindungdari berbagai rasa kurang aman serta terhindar dari berbagai ancamanbahaya_

Karenanya dalam mekanisme pembangunan menu]u tertib bangunan,sangat diperlukan adanya kriteria dan tata Cara pengawasan' dan pengen­dalian yang aplikatif dan aspiratif dalam arti baik bagi para pelaku pem­bangunan maupun aparat pengawas bersama-sama dapat memahami danmenggunakan Peraturan Daerah ini secara herdaya guna dan herhasil guna.

Berdasarkan maksud dan tUjuan tersebut di atas maka Peraturan Daerahini disusun dengan mengacu kepada empat aspek, yaitu aspek hukum,aspek teknis, aspek politis, aspek sosialjekonomi, dan dengan harapanagar semua aspirasi dan prakarsa membangun rnasyarakat beserta segalapermasalahannya dapat dipecahkan, disalurkan serta dilaksanakan denganarnan, tertib, benar dan bennanfaat.

II.

Pasal I huruf a s.d_ I

huruf m sod. r

huruf s s.d. w

huruf x

huruf y s.d. ax

Pasal 2 huruf a

huruf b

huruf c

huruf d

huruf e

huruf f s.d.

huruf j

huruf k

Cukup ielas.

Cukup ielas.

Cukup ielas.

Contoh bangun-bangunan ialah pergola, kan­dang binatang, tiang bendera, pagar, kolamrenang, lapangan tenis, menara, reklame,monumen.

Cukup ielas.

Cukup ielas.

Cukup jelas_

Contoh antara lain:- izin bersyarat ;- izin sementara ;- izin sementara berjangka.

Cukup ielas_

Yang dimaksud dalarn Pasal ini ialab antaralain seperti pengaturan kembali ukuran per­petakari, pengaturan pola tampak bangunan.sepaniang hal-hal tersebut ditujukan demipeningkatan nilat kualitas lingkungan dantidak bertentangan dengan peraluran yangberiaku.

Cukup ielas.

Yang dimaksud disini ialah seperti dalamSK. Gubemur tentang Mix Farming yang ter­nyata tidak dapat teriaksana dan kemudianditetapkan sesuai penggunaan yang ada(existing) pada lingkungan tersebut, contohlain ketentuan untuk kandang_ babi menjadikarya industri.

- Yang dimaksud dengan lingkungan khususialah lingkungan bangunan yang diber­lakukan ketentuan khusus.

Contoh antara lain:

bangunan militer. istana negara. pelabuh­an.

Page 62: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

ITahun 1992 No. 23 -lOS - Seri : B Nomor: 2r,

i LD Tahoo 1992 ·No. 23 -109 - Seri : B Nomor: 2

ayal (2)

ayal (3)

Pasal 6

Pasal 7

Pasa! 8 s.d. 12

Pasal 13

- benluk dan kelinggian yang lidak ler­alur sehingga dapal membahayakan pe­nerbangan malam hari.

_ kelinggian bangunan yang melebihi 8lantai.

banguoan yang penggunaannya mem­bahayakan seperti misalnya barigunantangki minyak, silo dan sebagainya, harusdilengkapi dengan peralalan pengamanananlara lain lampu.

Yang dimaksud disini ialah anlara lain menge­eal dinding, membuat sekal-sekal, da!amruangan dengan tinggi tidak meneapai pla­fond dengan menggunakan bahan ringan,pemeHharaan bangunan dengan tidak me­ngubah denah, konslruksi maupun arsileklurdari bangunan semula yang telah mendapatizin.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan bangun-bangunan dibawah lanah ialah anlara lain gorong-gorong,septik lank dengan ukuran maksimal12 m3.

Yang dimaksud disini ialah anlara lain per­baikan inslalasi, perlengkapan bangunan,saluran-saluran pembuangan.

Cukup jelas.

Pertanggujawaban ahli harus melipuli ke­benaran leknis dan ilmiah sesuai bidanguya.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan bangunan lerl8hluialah bangunan-bangunan standar seperli an­lara lain bangunan pompa bensin, gardu lis­lrik.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dalam ayal (2) Pasa! iniialah bahwa seliap gambar struklur, instalasidan perlengkapan bangunan harus dikelahuioleh pereneana arsilektur.

lIyat (2)

Pasa! 20 ayat (1)

ayal (2)

hUiuf d

'huruf b

huruf e

ayal (3)

Pasal 19 ayal (1)

Pasa! 18 ayal (I)

ayal (2)

Pasal 17 huruf a

:ii

i•!

Yang dimaksud dengan lingkungan yangdikhususkan ialah lingkungan bangunandisamping diberlakukan kelenluan umumdiberlakukan juga kelenluan khusus.

Conloh anlara lain .

bangunan pemugaran, bangunan di daerahreklamasi.

Cukup jelas.

Cuku p jelas.

Yang dimaksud dengan izin kelayakan meng­gunakan bangunan adalah izin yang dikeluar­kan unluk menggunakan, selelah lerhadapbangunan lersebul dilakukan pengkajian lek­nis dalam hal kelayakan fisiknya.

Yang dimaksud kelenluan lain pada ayal inianlara lain hal-hal yang disyaralkan dalamizin-izin dimaksud unluk dilaksanakan danatau dipenuhi.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dimaksud izin berlahap Pasal ini anlaralain izin pendahuluan pondasi, izin pendahu­luan struktur menyeluruh.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan bangunan sementaraialah anlara lain : panggung lonlonan. bedengkerja. pagar.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Conloh anlara lain jalan yang terkena pe­lebaran.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan bangunan tcrtentudalam Pasal ini ialah antara lain :

bangunan yang Icrlelak pada ja!ur laluliotas penerbangan.

ayal (3)

ayal (1)

ayal (2)

Pasal 14

Pasa! 15

Pasal 16

huruf 1

Pasal 3 dan 4

Pasal 5 ayal (1)

til

Page 63: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

D Tahun 1992 No. 23 -110- Seri : B NomOI: 2 LDTahun 1992 No. 23 -111- Seri : B Nomor: 2

ayat (3) dan (4)

Pasal 21 s.d. 29

Pasal 30

Pasal 31

Pasal 32

Pasa! 33

P.sal 34

P-dsal 3S

P-d..1 40

ayat (I)

ayat (2)

ayat (3)

ayat (1)

•y.t (2)

s.d. 39'

•yat (I)

.y.1 (~)

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan bagian bangunanadalah apabila dalam pelaksanaannya ba­ngunan belum seluruhnya selesai dan bagianbangunan yang telah selesai merupakan ba­gian bangunan yang dapat digunakan.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan fasilitas umum ialahantara lain telepon umum. jasa pos.

Cukup jelas.

Yang dimaksud pemeliharaan bangunan danpekarangan memerlukan keahlian adalah an­tara lain pemeliharaan lift. pengolahan limbah.pengkondisian udara. instalasi listrik.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan pekerjaan disini ialahantara lain membuat saluran air hUjan.resapan air, air buangan, jaringan listrik,telepon, air bersih, gas dan menjaga sertamemelihara agar tetap dapat berfungsi sebagai­mana mestinya.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

eukup jelas.

Yang dimaksud dalam ayat ini antara lain :

I. Dalam peruntukan tanah suatu persildapat digunakan untuk penggunaan cam­puran, sejauh tidak menghilangkan artiperuntukan utamanya.

2. Dalam penggunaan campuran sebagaimanadimaksud di atas dimungkinkan adanyapenggunaan lain sebagal penunjang ataupelengkap fungai bangunan utamanya, ataukompleks bangunan.

•fi

ayal (3)

3. Cara menggunakan tabel antara lain :

3.1. Kode~:50suai dengan jenis peruntukannya ;Contoh : antara lain rumah tinggalkecil pada peruntukan wisma kecil.

3.2. Kode [Q]:Diperkenankan pada peruntukan·lain ;Contoh : rumah tingga! kecil padaperuntukan wisrna hesar dan seba­gainya, sejauh tidak rnengganggukarakler arsiteklur lingkungan.

3.3. Kode G:Diperkenankan dengan syarat ;Contoh : rurnah tinggal kecil padaperuntukan pernerintahan, perdaga­ngan, dan lain-lain, sejauh berfungsisebagai pelengkap alau penunjangkegiatan utama pada peruntukanutama.

3.4. Kode 0:Diperkenankan dengan syarat khu­sus;Contoh : bangunan ibadah sepertimushola atau rnesjid pada peruntuk­an perkantoran, perdagangan, indus­tri dan lain-lain, sejauh tidak meng­ganggu kegiatan fungsi utama sertaterjarnin kearnanan, keselarnatan dankeserasian bangunan dan lingkungan.

3.5. Kode 0 :Tidal< diperkenankan ;Contoh : bangunan rumah sedangpada peruntukan pelataran parkir,jalan arteri, sungai dan lain-lain.

Yang dimaksud dengan bahaya pencemaranlingkungan ialah berupa gangguan yang di­akibatkan oleh suatu kegiatan seperti suara,bahan buangan padal, sampah, air limbah,gas, asap, gas heracun, bau dan sebagainya:

Page 64: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

""I!!!'

Taboo 1992 No. 23 -112- Seri : B NomOI : 2 LD Taboo 1992 No. 23 -113 - Seri ; B NomoI: 2

Pasal 54

ayat (3)

Pasa! 58 dan 59

Pasal 60 ayat (I)

Pasa! 69 ayat (I)

ayat (2)

Yang dimaksud dengan bangunan di bawahtanah dalam Pasa! ini ialah antara lain per·tokoan, stasiun kereta api, lorong (koridor)penyeberangan dan bangunan penghubung.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan bangunan demikepentingan umum ialah antara lain bangun­an tempat ibadah, gedung pertemuan, gedungperlunjukan, bangunan monumental, gelang'gang olah raga, bangunan serba guna dansejenisnya. .

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan daerah-daerah yangbelum memiliki rencana lerinci kota ialahseperli antara lain daerah perbaikan kampungdan sejenisnya.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dimaksud alap yang menyilaukanialah seng, almunium, dan sejenisnya.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Jarak bebas sebagaimana dimaksud dalamPasal ini adalah jarak minimal yang diper­kenankan dari balas pekarangan sampaibidang terluar dinding bangunan atau antaradin ding teduaT bangunan yang saW dcngandin ding teTIuar dari bangunan lain yangterdekat.

Cukup jelas.

Penggunaan ruang yang beIbe da merupakanyang sekunder, sedangkan penggunaan yangserta penampilan utamanya tetap harus 80­

sual peruntukan dan jeDis bangunannya.

Yang dimaksud dalam Pasa! ini ialah antaralain WC, kamar mandl, dapur kecil, gudang,ruang jaga atau pelayan, sarana kelengkapan

ayat (2)

dan 62

ayat (I)

ayat (2)

Pasal 64 s.d. 67

Pasal 68

Pasal 61

Pasal 63

Pasal 55 dan 56

Pasal 57 ayat (I)

ayat (2)

Yang dimaksud dalam ayat (I) Pasa! iniialah bahwa dalarn perencanaan arsitekturterutama dalam tapak (pongaturan tataletak) bangunan harus memudahkan upayapencegahan bahaya kebakaran, seperti antaralain: jalan maiUk pekarangan, jarak antarabangunan, serta sirkulasi kendaraan.

Yang dimaksud lokasi-Iokasi tertentu ialahantara lain daerah-daerah MHT, tanah yangperpetakannya belum memenuhi, dan daerah­daerah belum ditetapkan rencana kota.

Yang dimaksud dengan lokasi kbusus untukbangunan fasilitas umum ialah antara lalngardu listrik, terminal, gerbang loket jalantol.Yang dimaksud dengan bangun-bangunandalam Pasal ini antara lain reklame, papannama, logo, sarana komunikasi.

Yang diatur dalam ketentuan kbusus ialahantara lain tentang jenis, bentuk, ukuran,ketinggian konstruksi, cara pelaksanaan danwaktu penggunaan.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan lingkungan tertentuialah lingkungan yang ditetapkan oleh Gu­bemur Kepala Daerah, dengan tetap mengacupada peraturan induknya, antara lain bangun­an di daerah Kawasan industri atau pusatpengembangan lingkoogan.

Yang dimaksud dengan bangunan dalamayat ini ialah antara lain bangunan industri,pabrik, work shop, bengkel besar.

Yang dimaksud dengan bangunan dalam ayatini ialah antara lain bangunan restoran, cu­mah sakit, laboratorium.

Cukup jelas.

Pasal 47 ayat (I)

ayat (2)

ayat (2)

Pasal 48 s.d. 53

Pasal 45

Pasal 46

ayat (2)

Pasal 44 ayat (I)

Pasal 43

Pasal 42

Pasal 41 ayat (I)

Page 65: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

Tabun 1992 No. 23 -114- Seri : B Nomo.: 2

r,

LV Tabun 1992 No. 23 -115 - Seri : B Nomo.: 2

dari unSUf arsitekturt antaralain kanopi, balkon.

- .daTi unsur struktur antaralain pondasi, kolom.

- dari unsur instalasi dan per­lengkapan bangunan antara lainAC. window.

Cukup jelas.

Hal ini hanya berlaku untuk bangunan rumabtinggal, rumah susun, pertokoan dan per­k.ntoran deret atau yang sejenis.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan dindingfbidangterbuka 101ab yang mengandung bukaan­buk.an jendela, pintu, teras terbuka danlain-lain.

Yang dimaksud dengan dinding/bidangtertutup io1ah yang tidak mengandungbukaan-bukaan seperri di atas, tapi masihdimungkinkan adanya jendela atas (boven­licht) yang tinggi ambang bawahnyatidak kurang dari 1.80 m dari lantai ruang­annya.

Cukup jelas.

Ketentuan dalam Paso1 ini tidak untuk meng­hitung retribusi.

Cukup jelas.

Paso1 ini digunakan untuk menentukan ke·tinggian bangunan dan bukan untuk perhi·tungan retribusi.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

ayat (4)

Pasal 70 s.d. 72

Pasal 73

Paso1 74 s. d. 79

Paso1 80

Paso1 81

Pasal 82

PasaJ 83 s.d. 85

Paso1 86

Paso1 87 ayat (I)

ayat (2)

ayat (3) dan (4)

P.sal 88

untuk memelihara

Cukup jelas..

Cukup jelas.

Contoh:

dan lain-lain sejenisnya.Pasa1 89 ayat (1)

ayat (2)

Pasa1 90

Paso1 91 ayat (I)

.yat (2)

Pasal 92 s.d. 94

Pasal 95 ayat "(I)

ayat (2) •.d. (4)

Pasal 96 ayat (1)

ayat (2)

ayat (3)

Pasa1 97 ayat (I)

ayat (2)

Pasal 98

Pasal 99 ayat (I)

Yang dimaksud dengan tinggi rata-rata tanahasli ialah ketinggian tertinggi ditambah ke­tinggian terendab dibagi dua.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan bangunan kopelialab dua bangunan yang mempunyai bentukatap dan pola tampak yang sarna dan ber·gandengan:

Yang dimaksud dengan tinggi tampak ialabtinggi bidang tegak tampak bangunan diukurdari permukaan ho1aman sampai perpotonganbidang tersebut dengan bidang tampak.

Yang dimaksud dengan rumah susun padaPasa1 ini adalab blok bangunan terdiri satuan­satuan rumah tinggal yang ditata vertikal.

Cukup jelas.

Tinggi pagar batas halaman 3 m hanya ber­laku pada batas pekarangan di beJakangGSB.

Tinggi pagar batas halarnan 7 m hanya ber­laku pada batas pekarangan di belakangbalas kedalaman jarak bebas kiri-kananbangunan.

Cukup je1as.

Cukup jelas.

Ukuran yang dimaksud dalam ayat ini ialahdihitung dari titik perpotongan kedua GSJ.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan ruang penunjangialah antara lain ruang musil<, ruang senampribadi, ruang belajar, ruang tidur pelayan,dan lain-lain yang sejeDis, sejauh penambahantersebut tidak mengganggu privacy dan ke­amanan tetangga.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Page 66: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

W Tabun 1992 No. 23 -116- Seri : B Nomor: 2

~',~:,,_::-I .

LD Taboo 1992 No. 23 -117 - Seri : B Nomor: 2

ayat (2)

ayat (3) dan (4)

Pasa! 100

Pasa! 101

Pasal 102 s.d. Pasa!107

Pasal 108 ayat (I)

ayat (2)

Pasal 109 ayat (I) dan (2)

ayat (3)

ayat (4)

Pasal 110

Pasal 111 s.d. 113

Pasa! 114 huruf a

hurnf bdan c

Pasal 115 ayat (1) s.d. (4)

ayat (5)

Pasa! 116 s.d. 120

Bila gedung atau pabrik tersebut terletakdalam satu komplek dengan satu pengelola­an, maka fasilitas-fasilitas dimaksud dapat di­pusatkan.

Cukup ielas.

Cukup ielas.

Ruang rongga atap (attic) ia1ah roang peng­gunaan yang terbentuk oleh bentuk dan struk­tur atap.

Cukupielas.

Contoh antara lain rumab sakit, rumabiompo.

Cukup ielas.

Cukup ielas.

Yang dimaksud dengan

- alat pengaman untuk pemakai ialah antaralain iaring penangkal keiatuhan.

alat pencegah menialamya api misa1nyasistem komparlementasi dengan meng­gunakan rolling door.

Cukup ielas.

Yang dimaksud dengan sistem dan atau per­alatan bagi pemeliharaan ialah antara laingondola dan seienisnya yang diwaiibkanuntuk bangunan yang melebihi ketinggiansepuluh lantai atau 40 m.

Cukup ielas.

Kedua tangga harus dapat dieapoi dari 8Ola­sar/koridor atau roang antara (hall) yang ber­hubungan langsung dengan semua ruangfungsional yang ada secara langsung.

Cukup ielas.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan iarak pencapaianialah paniangnya ialan/selasar yang dilalui,dan bukan iarak pintas.

Cukup jelas.

Pasal 121 ayat (I)

ayat (2)

Pasa! 122 ayat (I)

ayat (2)

ayat (3) dan (4)

ayat (5)

Pasal 123

Pasal 124 ayat (I) s.d. (6)

ayat (7)

Pasal 125 ayat (I)

ayat (2)

Pasal 126

Pasal 127

Pasal 128

Pasal 129 dan 130

Selain untuk ruang mekanikal' penthousedapat digunakan sebagian untukruang penun­jang fungsi utama gedung, seperti musoIa,ruang pembantu dan tidak digunakan untukruang sesuai fungsi utamanya.

Cukup ielas.

Cukup jelas.

Ukuran standar diambil dari helikopterienis BO. 105.

Instansi yang berwenang dalam ayat ini ialahDirektmat Jenderal Perhubungan Udara.

Cukup ielas.

Pengoperasian landasan helikopter harus men­dapat persetuiuan prinsip dari DepartemenPerhubungan.

Cukup jelas.

Cukup ielas.

Yang dimaksud dengan sarana penyelamatanantara lain sarana jalan keluar, alat pencegahkebakaran (hidran, sprinkler, alat pemadamapi ringan), dinding tahan api.

Yang dimaksud kemiringan disini ialah per­bandingan antara iarak vertika! terhadapjarak horizontal.

Misalnya pada bangunan parkir yang meng·gunakan sistem landasan parkir miring.

Yang dimaksud dengan ruang bebas ialahantara garis tepi permukaan ialan denganpermukaan struktur di sampingnya.

Cukup ielas.

Contoh bangun-bangunan, antara lain, fasi­litas pembuangan sampah, tempat jemuran,kolam renang, kandang hewan, sarana komu w

nikasi.

Cukup ielas.

Page 67: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

Tahun 1992 No. 23 -118- Seri : B Nomor : 21". ,'c.':.

LD Tahun 1992 No. 23 _119 - Seri : D Nomor:2

Pasal 131 ayat (I) huruf a

huruf b

huruf e

huruf d

huruf e

huruf f

huruf g

ayat (2)

Pasal 132 ayat (I)

ayat (2)

Yang dirnaksud dengan konsep dasar ialahpendekatan, asumsi dan atau penyederhanaansebagai dasar pereneanaan dan perhitunganstruktur bangunan.

Contoh dari data pokok antara lain datatentang jenis struktur, jenis mutti bahan,ukuran dari bagian'bagian struktur.

Yang dirnaksud beban vertikal ialah bebanakibat gaya gravitasi, sebagai eontoh bebanmati, beban hidup.

Yang dirnaksud beban khusus ialah getaranmesin, beban kejut.

Cukup jelas.Yang dirnaksud dengan struktur pokok ialahbagian struktur bangunan yang berfungsimenerima dan meneruskan seluruh bebanyang bekerja pada' bangunan tersebut yangapabila terjadi kelainan dan atau gangguanakan mempengaruhi stabilitas dan kekuatansebagian dan atau seluruh bangunan.

Yang dimaksud dengan struktur pelengkapadalah bagian dari struktur bangunan yangberfungsi menerima dan meneruskan bebanyang bekerja, yang apabila terjadi kelainandan atau gangguan akan mempengaruhikekuatan struktur pelengkap dan tidak mem­pengaruhi pada stabilitas bangunan.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dimakaud dengan analisis dinamis ada·lah perhitungan yang berdasarkan atas besar­nya gaya yang merupakan fungsi dari waktu(gaya tersebut berubah-ubah menurut satuanwaktu).Yang dimaksud dengan analisis statis adalahperhitul1llan yang berdasarkan atas besamyagaya tetap (tidak berubah ubah).

Pasal 133 ayat (I)

ayat (2)

Pasal 134 s.d. 136

Pasal 137 ayat (I)

ayat (2)

Pasal 138 dan 139

Pasal 140'

Pasal 141 s.d. 150

Pasal 151 ayat (I) dan (2)

ayat (3)

ayat (4) dan (5)

Pasal 1-52

Pasal 153 ayat (1)

ayat (2)

Pasal 154

Contoh pedoman standar teknis atau keten­tuan yang berlaku umum di Indonesia antaralain Peraturan Beton Indonesia (PBI), Peratur­an Pereneanaan Tanah Gempa Indonesiauntuk Gedung (pPTGIUG), Peraturan Pem­bebanan Indonesia Untuk Gedung (pPIUG).

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Contoh beban hidup antara lain beban akibatgetaran mesin, getaran lalu-lintas kendaraan.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan analisis tiga dimensiialah analisis yang berdasarkan ruang (sumbuX,Y,Z).

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Contoh ruang-ruang yang mempunyai resikobahaya kebakaran tinggi, antara lain ruangketel uap (boiler), ruang pembangkit tenagalistrik, dapur utama, ruang mesin, ruang cudkering (dry cleaning), ruang pengasap.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dirnaksud dengan sarana jalan keloardapat berupa pintu keluar, koridor, lobi,tangga kebakaran, tanda petunjuk jalan ke­luar.

Cukup jelas.

a. eontoh bangunan kelas A, ialah antaralain hotel, pertokoaiJ. dan pasar raya,perkantoran, rumah sakit dan perawatan,bangunan industri, tempat hiburan, mu­seum, bangunan dengan penggunaan eam­puran ;

b. eontoh bangunan kelas D, lalah antaralain perumahan bertingkat, asrama, seko­lah, tempat ibadah ;

Page 68: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

W Tabun 1992 No. 23 -122- Seri : B Nomor: 2 LD Tabun 1992 No. 23 -123 - Seri : B Nomor : 2

Pasal 242 dan 243

Pasa! 244 ayat (1)

ayat (2)

Pasa! 245 s.d. 247

Pasa! 248 ayat (I)

ayat (2)

ayat (3)

Pasal 249 s.d. 253

Pasa! 254 ayat (1)

ayat (2)

ayat (3)

Cukup je las.

Yang dimaksud dengan keahlian kIlususia!ab antara lain keahlian pengelasan, pema­sangan dan penarikan kabel pratekan, pe_masangan batu tempel pada bangunan tinggi.

Contoh pereobaan pembebanan antara lain :pereobaan pembebanan pondasi, blok, plat,dan struktur lainnya.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dirnaksud dengan konstruksi peneegah­an kelongsoran antara lain turap baja (sheetpile), turap beton, turap kayu.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan pengawasari pem­bangunan ialah pengawasan terhadap bangun­an selama masih dalam tahapan perencanaansampai dengan pelaksanaan.

Cukup jelas.

~ Besar retribusi pengawasan pembangun­an (RPP) yang harus dibayarkan diper·hitungkan berdasarkan peruntukan, jenisbangunan, luas bangunan, tinggi bangun­an dan golongan pembangunan.

Retribusi pengawasan tambahan (RPT)wajib dibayar oleh pemohoIl,sebagaiakibat tambahan pelayanan yang disebab­kan adanya pemanfaatan iebih dari segiteknis tertentu, yang ditetapkan dalarnPeraturan Daerah inL

Yang dirnaksud dengan pemaofaatan iebih/kelonggaran dari segi teknis tertentu dalarnPasa! ini antara lain kelonggaran jarakbebas; penambahan luas maksimum lantai,penambahan tingkat, sepanjang kelonggar­an tersebut masih dapat diberikan kebi·jaksanaan.

I'1

ayat (4) dan (5)

Pasa! 255

Pasal 256 ayat (I)

ayat (I) a.l.

ayat (I) a.2.1

ayat (I) a.2.2

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dirnaksud dengan luas bangunan ialahluas denab bangunan senyatanya da!arn satu­an meter persegi.

Cukup jelas.

Yang dirnaksud dengan bangunan .osial :

a. sosia! ibadah antara lain mesjid, gereja,villara, pura ;

b. sosia! non ibadah antara lain :

- bangunan pendidlkan : sekolah (TK,SD, SLTP dan SLTA), akademi, per­guruan OOggi, pesantren/madrasab, so­minari, pusdildat, perpustakaan, laba­catoriuID, aula. panli asuhan ;

bangunan olah raga :

sport hall, gedung olah raga, gedungstadion ;

bangunan kesehatan :rumah sakit, klinik, puskesmas ;

- bangunan pemakarnan :

krematorium, rumah abu, bangunanmakam ;bangunan kesenian/kebudayaan :

museum, gedung kesenian ;

bangunan hunian :

flat murah/sederhan. ;

- bangunan perbelanjaan :

pasar inpres.

Yang dirnaksud dengan bangunan u.aba ialah:a. industri{pergudangan :

antara lain· industri ringan, sedang, berat,mengganggu, home industri, bengkel/workshop, gudang, service station, pool kenda­raan, gedung parkir, termina!{.tasiun,hanggar, petern.kan{pertanian{perikanan,

Page 69: LEMBARAN DAERAH JAKAR~ IBUKOTA - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2016/11/7-1991.pdf · ar. Alarm kebakaran adalah suatu alat pengindera dan alarm yang dipasang pada bangunan

Cukup jelas.

Cukup jela•.

Dalam melakukan pengawasan atas pelaksa·naan sebagairnana dimaksud dalam Pasal iniDinas Pengawasan Pembangunan Kota dapatmeminta pertimbangan teknis kepada instan·si terkait. seperti antara lain Dinas Tata Kota,Dinas Kebakaran, Dinas Pekerjaan Vmum.

Cukup jelas.

studio, silo/tangki.

b. perdagangan/perkantoran :

antara lain perkantoran, hotel, cottage,motel, flat/apartement mewah, pertoko­an/kios, perbelanjaan/pasar. pasar raya(shopping centre), toserba (departementstore), pasar swalayan, ruang pamer (showroom), bioskop, amusement centre/disko·tik, pub, restoran, rumah makan, cafe­taria, apotik, kantor kedutaan.

yang dimaksud dengan lapangan olah ragaterbuka antara iain lapangan tenis, bolabasket, voli.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dirnaksud dengan bangunan yang teialiherdiri ialah bangunan yang mempunyai izin.

Untuk penetapan izin bangunan yang telahberdiri, selain dikenakan retribusi se besar10% RPP juga dikenakan retribusi peng­awasan pembangunan (RPP) dan retribusipengawasan tambahan (RPT) sebagaimanadirnaksud dalam PasaI25·9.

LD Tabun 1992 No. 23

ayat (1) huruf b.o. :

ayat (2)

Pasal 257 s.d. 260

Pasal 261 ayat (I)

ayat (2)

Pasal 262 s.d. 273

Pasal 274

Pasal 275 s.d. 280

-124 - Seri : B Nomor: 2