Lembar Pertanyaan
description
Transcript of Lembar Pertanyaan
Lembar Pertanyaan
1. Bagaimanan perjalanan infeksi virus varisela zoster hingga menimbulkan
dapat menimbulkan herpes zoster?
Port de entre dari VZV adala melalui mukosa saluran pernafasan atas
adan orofaring. Disana virus bermultiplikasi yang mengakibatkan penyebaran
virus dalam julah kecil melalui darah dan limfe (viremia primer) memasiku
periode inkubasi. Selama masa inkubasi infeksi dapat diatasi oleh sistem
pertahanan tubuh dengan pembentukan respon imun spesifik. Bila tidak dapat
viremia tidak teratasi maka pada sekitar minggu ke-2 akan terjadi viremia
sekunder yang akan menimbulkan gambaran lesi kulit dan gambaran infeksi
lainnya. Selama periode tersebut VZV akan berpindah dari lesi pada kulit dan
mukosa menuju ujung saraf sensoris dan menyebar secara sentripetal
menngikuti Selama proses varisela berlangsung, VZV lewat dari lesi pada
kulit dan permukaan mukosa ke ujung saraf sensorik menular dan dikirim
secara sentripetal, naik ke serabut sensoris ganglia sensoris. Di ganglion,
virus membentuk infeksi laten yang menetap selama kehidupan. Pada masa
reaktivasi, virus bereplikasi kemudian merusak dan terjadi peradangan
ganglion sensoris. Virus menyebar ke sumsum tulang belakang dan batang
otak, dari saraf sensoris menuju kulit dan menimbulkan erupsi kulit vesikuler
yang khas. Pada daerah dengan lesi terbanyak mengalami keadaan laten dan
merupakan daerah terbesar kemungkinannya untuk mengalami herpes zoster.
Biasanya dermatom thoracolumbal merupakan lokasi yang paling sering
terlibat (50%), diikuti oleh trigeminal oftalmika, kemudian cervical dan
sacral. Ektremitas menjadi lokasi yang paling jarang terkena. 1,2,3
2. Bagaimana algoritma penatalaksanaan herpes zoster dan komplikasinya?
Pasien dengan herpes zoster akut, dipastikan adanya kemungkinan
komplikasi organ visceral, herpes zoster otikus, sindrom ramsay hunt, atau
saraf motorik, maka berikan terapi antiviral (asiklovir) yang adekuat dan
rujuk ke spesialis terkait. Apa bila pasien dengan risiko nyeri paska herpes,
maka berikan terapi antiviral disertai analgesik dan dipertimbangkan
pemberian tambahan antidepresan atau antikonvulsan (amitriptilin 10 mg
dosis tunggal perhari selama 3 bulan), pantau selama 8 minggu bila tidak ada
perbaikan konsulkan ke spesialis saraf, bila perbaikan pengobatan dilanjutkan
hingga 3 bulan. Pada pasien tanpa komplikasi setelah pemulihan dapat
dikontrol kembali dalamm 12 minggu.4
Alogaritma Komplikasi4
Terapi penunjang:
Jaga ruam agar tetap bersih dan kering
Untuk rasa tidak nyaman: kompres dingin/lotio kalamin/anestetik
topikal
Anjuran memakai pakaian dari serat alami yang longgar
Edukasi mengenai penyakit herpes zoster
Catatan:
Acyclovir topikal tidak dianjurkan
Terapi antivirus oral tidak dianjurkan pada herpes zoster dengan kehamilan
Pasien imunokompromais: harus diberi terapi antivirus oral
3. Faktor yang menyebabkan nyeri post herpetic lebih sering terjadi pada orang
tua?
Postherpetic neuralgia memiliki patofisiologi yang berbeda dengan nyeri
herpes zoster akut, dapat berhubungan dengan erupsi akut herpes zoster yang
disebabkan oleh replikasi jumlah virus varicella zoster yang besar dalam
ganglia yang ditemukan selama masa laten. Penyebab paling umum
timbulnya peningkatan virus ialah penurunan sel imunitas yang terkait
dengan pertambahan umur, maka sering terjadi pada orang tua. 1,2,5
Oleh karena itu, mengakibatkan inflamasi atau kerusakan pada serabut syaraf
sensoris yang berkelanjutan, hilang dan rusaknya serabut-serabut syaraf atau
impuls abnormal, serabut saraf berdiameter besar yang berfungsi sebagai
inhibitor hilang atau rusak dan mengalami kerusakan terparah. Akibatnya,
impuls nyeri ke medulla spinalis meningkat sehingga pasien merasa nyeri
yang hebat. 1,2,3
4. Bagaimana pemberian antiviral secara intravena untuk penatalaksanaan
herpes zoster?
Asiklovir dapat diberikan secara intravena (zovirax) dengan sediaan 250 mg
dan 500 mg per vial. Pada dewasa dan anak usia 12 tahun ke atas 5-10
mg/KgBB, injeksi lambat diberikan setiap 8 jam selama 5 hingga 10 hari.
Usia 12 tahun kebawah 10-20 mg/kGBB, injeksi lambat dan diulangi setiap 8
jam selam 7 sampai 10 hari. Pada pasien immunocompromized dewasa dosis
diberikan dosis ganda 10mg/KgBB setiap 8 jam selama 5 hari, pada anak 3
bulan – 12 tahun dosis 20mg/KgBB setiap 8 jam selama 5 hari.5
Daftar Referensi
1. Handoko R. Penyakit virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,
editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi
kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ.
Varicella and Herpes Zoster. In : Fitzpatrick. Dermatology in
General Medicine. 7th ed. New York : McGraw Hill
Company.2008.
3. Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas & synposis of clinical
dermatology. 6th ed. New York: McGraw Hill Medical. 2009
4. Lumintang, H. et al. editor. Pentatalaksanaan infeksi herpes virus
humanus di Indonesia 2011. Surabaya: Pusat Penerbitan dan
Percetakan Universitas Airlangga . 2011
5. http://www.mims.com/Indonesia/drug/info/Zovirax%20IV/?
type=full#Dosage . Diakses pada 5 september 2015.