Lembar Pertanyaan

6
Lembar Pertanyaan 1. Bagaimanan perjalanan infeksi virus varisela zoster hingga menimbulkan dapat menimbulkan herpes zoster? Port de entre dari VZV adala melalui mukosa saluran pernafasan atas adan orofaring. Disana virus bermultiplikasi yang mengakibatkan penyebaran virus dalam julah kecil melalui darah dan limfe (viremia primer) memasiku periode inkubasi. Selama masa inkubasi infeksi dapat diatasi oleh sistem pertahanan tubuh dengan pembentukan respon imun spesifik. Bila tidak dapat viremia tidak teratasi maka pada sekitar minggu ke-2 akan terjadi viremia sekunder yang akan menimbulkan gambaran lesi kulit dan gambaran infeksi lainnya. Selama periode tersebut VZV akan berpindah dari lesi pada kulit dan mukosa menuju ujung saraf sensoris dan menyebar secara sentripetal menngikuti Selama proses varisela berlangsung, VZV lewat dari lesi pada kulit dan permukaan mukosa ke ujung saraf sensorik menular dan dikirim secara sentripetal, naik ke serabut sensoris ganglia sensoris. Di ganglion, virus membentuk infeksi laten yang menetap selama kehidupan. Pada masa reaktivasi, virus bereplikasi kemudian merusak dan terjadi peradangan ganglion sensoris. Virus menyebar ke sumsum tulang belakang dan batang otak, dari saraf sensoris menuju kulit dan menimbulkan

description

herpes zoster pertanyaan

Transcript of Lembar Pertanyaan

Page 1: Lembar Pertanyaan

Lembar Pertanyaan

1. Bagaimanan perjalanan infeksi virus varisela zoster hingga menimbulkan

dapat menimbulkan herpes zoster?

Port de entre dari VZV adala melalui mukosa saluran pernafasan atas

adan orofaring. Disana virus bermultiplikasi yang mengakibatkan penyebaran

virus dalam julah kecil melalui darah dan limfe (viremia primer) memasiku

periode inkubasi. Selama masa inkubasi infeksi dapat diatasi oleh sistem

pertahanan tubuh dengan pembentukan respon imun spesifik. Bila tidak dapat

viremia tidak teratasi maka pada sekitar minggu ke-2 akan terjadi viremia

sekunder yang akan menimbulkan gambaran lesi kulit dan gambaran infeksi

lainnya. Selama periode tersebut VZV akan berpindah dari lesi pada kulit dan

mukosa menuju ujung saraf sensoris dan menyebar secara sentripetal

menngikuti Selama proses varisela berlangsung, VZV lewat dari lesi pada

kulit dan permukaan mukosa ke ujung saraf sensorik menular dan dikirim

secara sentripetal, naik ke serabut sensoris ganglia sensoris. Di ganglion,

virus membentuk infeksi laten yang menetap selama kehidupan. Pada masa

reaktivasi, virus bereplikasi kemudian merusak dan terjadi peradangan

ganglion sensoris. Virus menyebar ke sumsum tulang belakang dan batang

otak, dari saraf sensoris menuju kulit dan menimbulkan erupsi kulit vesikuler

yang khas. Pada daerah dengan lesi terbanyak mengalami keadaan laten dan

merupakan daerah terbesar kemungkinannya untuk mengalami herpes zoster.

Biasanya dermatom thoracolumbal merupakan lokasi yang paling sering

terlibat (50%), diikuti oleh trigeminal oftalmika, kemudian cervical dan

sacral. Ektremitas menjadi lokasi yang paling jarang terkena. 1,2,3

2. Bagaimana algoritma penatalaksanaan herpes zoster dan komplikasinya?

Pasien dengan herpes zoster akut, dipastikan adanya kemungkinan

komplikasi organ visceral, herpes zoster otikus, sindrom ramsay hunt, atau

saraf motorik, maka berikan terapi antiviral (asiklovir) yang adekuat dan

rujuk ke spesialis terkait. Apa bila pasien dengan risiko nyeri paska herpes,

maka berikan terapi antiviral disertai analgesik dan dipertimbangkan

Page 2: Lembar Pertanyaan

pemberian tambahan antidepresan atau antikonvulsan (amitriptilin 10 mg

dosis tunggal perhari selama 3 bulan), pantau selama 8 minggu bila tidak ada

perbaikan konsulkan ke spesialis saraf, bila perbaikan pengobatan dilanjutkan

hingga 3 bulan. Pada pasien tanpa komplikasi setelah pemulihan dapat

dikontrol kembali dalamm 12 minggu.4

Alogaritma Komplikasi4

Terapi penunjang:

Jaga ruam agar tetap bersih dan kering

Untuk rasa tidak nyaman: kompres dingin/lotio kalamin/anestetik

topikal

Anjuran memakai pakaian dari serat alami yang longgar

Edukasi mengenai penyakit herpes zoster

Catatan:

Acyclovir topikal tidak dianjurkan

Terapi antivirus oral tidak dianjurkan pada herpes zoster dengan kehamilan

Pasien imunokompromais: harus diberi terapi antivirus oral

Page 3: Lembar Pertanyaan

3. Faktor yang menyebabkan nyeri post herpetic lebih sering terjadi pada orang

tua?

Postherpetic neuralgia memiliki patofisiologi yang berbeda dengan nyeri

herpes zoster akut, dapat berhubungan dengan erupsi akut herpes zoster yang

disebabkan oleh replikasi jumlah virus varicella zoster yang besar dalam

ganglia yang ditemukan selama masa laten. Penyebab paling umum

timbulnya peningkatan virus ialah penurunan sel imunitas yang terkait

dengan pertambahan umur, maka sering terjadi pada orang tua. 1,2,5

Oleh karena itu, mengakibatkan inflamasi atau kerusakan pada serabut syaraf

sensoris yang berkelanjutan, hilang dan rusaknya serabut-serabut syaraf atau

impuls abnormal, serabut saraf berdiameter besar yang berfungsi sebagai

inhibitor hilang atau rusak dan mengalami kerusakan terparah. Akibatnya,

impuls nyeri ke medulla spinalis meningkat sehingga pasien merasa nyeri

yang hebat. 1,2,3

4. Bagaimana pemberian antiviral secara intravena untuk penatalaksanaan

herpes zoster?

Asiklovir dapat diberikan secara intravena (zovirax) dengan sediaan 250 mg

dan 500 mg per vial. Pada dewasa dan anak usia 12 tahun ke atas 5-10

mg/KgBB, injeksi lambat diberikan setiap 8 jam selama 5 hingga 10 hari.

Usia 12 tahun kebawah 10-20 mg/kGBB, injeksi lambat dan diulangi setiap 8

jam selam 7 sampai 10 hari. Pada pasien immunocompromized dewasa dosis

diberikan dosis ganda 10mg/KgBB setiap 8 jam selama 5 hari, pada anak 3

bulan – 12 tahun dosis 20mg/KgBB setiap 8 jam selama 5 hari.5

Page 4: Lembar Pertanyaan

Daftar Referensi

1. Handoko R. Penyakit virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,

editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi

kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;

2. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ.

Varicella and Herpes Zoster. In : Fitzpatrick. Dermatology in

General Medicine. 7th ed. New York : McGraw Hill

Company.2008.

3. Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas & synposis of clinical

dermatology. 6th ed. New York: McGraw Hill Medical. 2009

4. Lumintang, H. et al. editor. Pentatalaksanaan infeksi herpes virus

humanus di Indonesia 2011. Surabaya: Pusat Penerbitan dan

Percetakan Universitas Airlangga . 2011

5. http://www.mims.com/Indonesia/drug/info/Zovirax%20IV/?

type=full#Dosage . Diakses pada 5 september 2015.