LEMBAR PENGESAH

download LEMBAR PENGESAH

of 18

description

akauanbhanb

Transcript of LEMBAR PENGESAH

LEMBAR PENGESAHAN

MANAJEMEN TERPADU UNIT GAWAT DARURAT DI PUSKESMAS CANDIMULYO KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Disusun Oleh :

Befrie Mahaztra S (10711186)

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Dosen Pembimbing Fakultas

dr. Sunarto, M.Kes

Dosen Pembimbing Lapangan I Dosen Pembimbing Lapangan II

dr. Lies Pramudiyanti dr. Syirotul Aini

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbilalamin puji syukur atas kehadirat dan rahmat Allah SWT yang telah memberikan curahan nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat berpartisipasi, berbakti dan mengabdi di masyarakat melalui kegiatan kepanitraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Segala kekurangan dan kesalahan yang penulis tidak harapkan mungkin pernah terjadi, namun berkat adanya dukungan semangat dari diri sendiri dan pihak-pihak yang sangat berjasa, dalam segi fisik maupun moril akhirnya seluruh tahap dapat dilalui dengan lancar. Sehubungan dengan itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Lies P selaku Kepala Puskesmas Candimulyo

2. dr. Syirotul Aini selaku Penanggung jawab UGD Candimulyo

3. Dokter Kepala Puskesmas Pakem dan Ngaglik I

4. dr. Sunarto M.Kes selaku pembimbing dari fakultas

5. Kedua Orang tua saya tercinta yang selalu mendukung

6. Seluruh teman-teman stase IKM FK UII Puskesmas Candimulyo

7. Seluruh pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang ikut membantu kelancaran penyusunan laporan ini, saya ucapkan terima kasih Banyak sekali kekurangan yang mungkin masih ditemukan, sehubungan dengan itu penulis menerima dengan lapang dada segala bentuk pendapat, kritik dan saran yang membangun. Diharapkan pada penulisan yang akan datang, penulis dapat menjadi lebih baik lagi. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Magelang, November 2014

Penulis

I. LATAR BELAKANG

Keadaan gawat darurat adalah suatu kondisi yang mana pasien memerlukan pemeriksaan medis segera terkait peristiwa yang mengancam nyawa dan apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi pasien1. Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan salah satu unit di penyedia pelayanan kesehatan baik itu puskesmas, klinik atau rumah sakit yang harus dapat memberikan pelayanan kegawat daruratan kepada pasien yang menderita penyakit akut atau mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar prosedur yang berlaku. UGD puskesmas mengemban tugas yang lebih sederhana baik dari jam kerja maupun tingkat kompetensi kasus2.

Tidak seperti UGD rumah sakit yang mewajibkan buka 24 jam, UGD puskesmas hanya buka sesuai dengan jam kerja puskesmas walaupun di beberapa tempat sudah menyediakan layanan UGD puskesmas 24 jam. Standar kompetisi penanganan kasus juga terbatas pada kasus-kasus pada PPK Primer. Namun, walau begitu keberadaan UGD puskesmas tidak dapat dianggap suatu hal yang sepele. Puskesmas merupakan unit kesehatan yang mampu menjangkau pasien di daerah terpencil. Kasus-kasus kegawatan terutama yang berhubungan dengan kecelakaan dapat terjadi dimanapun juga1.

Alasan pemilihan topik manajemen UGD puskesmas adalah berkaca pada masih cukup banyak kasus di puskesmas yang memerlukan tindakan di ruang UGD. Kurangnya perhatian dari petugas kesehatan di Puskesmas Candimulyo menggugah apenulis untuk melakukan suatu perubahan. Beberapa hal yang masih kurang adalah tidak adanya manajemen registrasi pasien, obat dan alat; terbengkalainya penataan bahan medis di lemari, tidak adanya panduan kasus kegawatan (misal protan syok anafilaksis), dan tidak adanya proses pensterilan alat yang benar. Seharusnya hal ini dibenahi untuk kebaikan dan kemudahan puskesmas dan tentunya bermanfaat juga untuk pasien agar mendapat tatalaksana yang maksimal.

Untuk menanggulangi masalah diatas, maka penulis dokter muda ingin melakukan studi banding manajemen UGD Puskesmas dengan Puskesmas yang telah mendapat ISO. Diharapkan puskesmas yang tekah memiliki sertifikat ISO (ISO 9001:2008) telah memiliki kendali mutu pelayanan secara komperhensif termasuk dengan UGD. Berdasarkan pertimbangan itu maka dipilih Puskesmas Pakem dan Puskesmas Ngaglik I sebagai acuan. Pemilihan kedua puskesmas tersebut selain telah memiliki ISO adalah karena jumlah kunjungan yang cukup banyak tiap harinya, sistem manajemen yang baik dan masih dalam kondisi geografis, sosial, dan budaya yang sama.

II. METODE

Metode dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan diskusi. Pada hari pertama dan kedua minggu elektif, penulis akan mengunjungi Puskesmas Pakem untuk melakukan penelitian dan magang, kemudian hari ketiga dan keempat minggu elektif, penulis akan mengunjungi Puskesmas Ngaglik I. Selanjutnya pada hari kelima dan keenam maka penulis akan magang dan melakukan intervensi di Puskesmas Canidmulyo. Observasi yang dilakukan adalah terkait dengan :

a. Kelengkapan dan manjemen Alat

b. Kelengkapan dan manejmen Obat dan Bahan Medis

c. Kelengkapan dan manajemen dokumen registrasi

Dalam observasi dipandu dengan checklist yang dibuat sebelumnya. Untuk mendukung proses observasi yang dilakukan, juga diadakan diskusi dengan petugas penanggung jawab UGD baik itu dokter, perawat maupun petugas registrasi. Hasil observasi akan dicatat dan difoto, sedangkan hasil dari diskusi akan disampaikan kesimpulannya. Selain itu, juga dilakukan pengambilan data sekunder dilakukan terkait dengan registrasi obat, pasien dan kasus.

Selain melakukan observasi dan wawancara, penulis juga melakukan kegiatan magang di UGD Puskesmas untuk mempelajari secara langsung pelaksanaan kegiatan UGD Puskesmas bersangkutan. Hasil yang diperoleh akan dipaparkan dan dianalisis dalam bentuk checklist kelengkapan.

III. HASIL OBSERVASI

A. Fakta-Fakta Masalah Kesehatan yang Ditemukan

1. Puskesmas Pakem

a. Kelengkapan dan Manajemen Alat

Dilihat dari kelengkapan alat, puskesmas pakem telah memiliki sejumlah alat kesehatan yang lengkap. Secara gambaran singkat, berdasar checklist yang disusun, beberapa alat yang ada di UGD Puskesmas Pakem adalah

NO Nama Alat Jumlah Keterangan 1 Tempat tidur 2 Kondisi normal 2 Sterilitator 1 Kondisi normal 3 Tabung Oksigen 3 Kondisi normal 4 Set bedah Minor 6 Kondisi normal, 1 tidak steril 5 Kursi roda 1 Kondisi normal 6 Lampu periksa 2 Kondisi normal 7 Set pemeriksaan Indra 4 Kondisi normal, 1 rusak 8 Meja alat 2 Kondisi normal 9 Duk steril 6 Kondisi baik, 1 kusam 10 Selimut 4 Kondisi baik, 1 berlubang 11 Nebulizer 2 Kondisi normal 12 Tiang infus 2 Kondisi normal 13 Tempat sampah 3 Medis, non medis, tajam 14 Wastafel 1 Kondisi normal 15 Stetoskop 4 Kondisi normal 16 Tensimeter 5 Kondisi normal, 1 rusak 17 Termometer 8 4 manual, 4 digital (1 rusak) 18 Respiration counter 6 Kondisi normal, 2 rusak 18 Meja Kayu 1 Kondisi normal

19 Kursi duduk 2 Kondisi normal 20 Kursi pijakan 2 Kondisi normal 21 Set Partus 2 Kondisi lengkap dan normal 22 Protap UGD 1 Kondisi baik, bentuk buku 23 Algoritma dinding 3 Cuci tangan, sterilisasi, syok 24 Lemari 1 Kondisi normal 25 Handuk 4 Kondisi normal, 1 kotor 26 EKG 1 Kondisi normal 27 Snelen chart 1 Kondisi normal 28 Tirai gorden pemisah 3 Kondisi normal 29 Bantal 2 Kondisi normal 30 Set Resusitasi 1 Kondisi normal

Ditinjau dari sisi manajemen, berdasarkan diskusi dengan petugas ruang UGD didapatkan informasi bahwa :

- Terdapat suatu lembaran checklist inspeksi alat. Inspeksi pada tabel dilakukan perhari. Sempat berjalan sesuai rencana namun akhir-akhir ini mulai tidak terisi.

- Alat yang rusak akan didata kemudian dipindahkan ke gudang. Untuk meminta alat baru, akan dibuat lembar permintaan pengadaan alat kepada pimpinan.

- Setiap alat medis yang telah dipakai akan direndam dengan larutan klorin 0,5 % kemudian akan disterilkan dengan mesin sterilitator dimana jadwal sterilisasi setiap hari sabtu.

b. Kelengkapan dan Manajemen Obat dan Bahan Medis

Selain analisis manajemen alat, juga dilakukan analisis kelengkapan obat dan bahan medis. Tujuan analisis ini adalah untuk mengkroscek apakah obat dan bahan medis minimal telah tersedia di ruang UGD. Untuk Puskesmas Pakem, hasil yang didapat adalah :

No Nama Item Stok Minimal Ketersediaan 1 Kapas 1 Gulung Ada 2 Alkohol 1 Botol Ada 3 Spuit 3 cc 5 Buah Ada 4 Masker 5 Buah Ada 5 Sarung Tangan 6 Buah Ada 6 Chlorin/Bayclin 1 Botol Ada 7 Benang silk+Jarum 3 Buah Ada 8 Benang catgut+Jarum 3 Buah Ada 9 Plester antibiotik 1 Sachet Ada 10 Hipafix 1 Gulung Ada 11 Kassa 1 Gulung Ada 12 Infus set 4 Buah Ada 13 Abocath 4 Buah Ada 14 Infus RL 2 Buah Ada 15 Infus NaCl 2 Buah Ada 16 Epinefrine 2 Ampul Ada 17 Lidocain 4 Ampul Ada 18 Povidon Iodine 1 Botol Ada

Semua obat dan bahan medis minimal telah terpenuhi dan dalam kondisi yang baik. Berdasarkan wawancara dengan Petugas UGD didapatkan informasi tentang manajemen obat dan bahan medis yaitu :

- Terdapat suatu kartu register yang membantu dalam memanajemen obat dan bahan medis. Didalam kartu tersebut terdapat data tentang nama obat, tanggal masuk, jumlah stok dan jumlah sisa setelah dipakai. Pengisian kartu tersebut adalah setelah selesai dipakai. Selain itu juga teradapat buku manajemen obat yang isinya hampir sama dengan kartu

- Apabila stok dari obat/bahan medis tersebut berkurang atau habis maka langsung dimintakan ke apootek dan didata. Untuk mengantisipasi kehabisan saat digunakan secara rutin setiap rabu dan sabtu, dari pihak apotek akan melakukan pengecekan registrasi obat dan bahan medis.

- Setiap kali selesai menggunakan obat/bahan medis maka sampahnya di buang kedalam tempat sampah berdasarkan jenis sampahnya. Terdapat 3 golongan yaitu sampah medis, sampah non-medis dan benda tajam. Pembuangan sampah dilakukan setiap hari oleh petugas kebersihan.

c. Kelengkapan dan Manajemen Dokumen Registrasi

Untuk analisis pada bagian ini difokuskan pada ada tidaknya bentuk fisik dari registrasi pasien yang mendapat tindakan di UGD, selain itu kedisiplinan dalam mengisi juga dinilai. Untuk Puskesmas Pakem, hasil yang didapatkan adalah :

NO Nama Item Ketersediaan Kedisiplinan 1 Buku Register Pasien Ada Selalu Terisi 2 Stempel/form persetujuan Ada Selalu Terisi 3 Rekapitulasi kasus Ada Ada, tiap bulan

Puskesmas Pakem cukup disiplin dengan memanajemen data tentang pasien. Berkoordinasi dengan Bagian Pengobatan (ruang dokter) maka dibuat data terpadu antara registrasi tindakan dan pengobatan. Hasil diskusi dengan petugas UGD dan petugas registrasi didapatkan data :

- Buku registrasi tindakan di UGD selalu diisi setiap kali ada kasus yang memerlukan tindakan di UGD. Buku ini terpisah dengan buku registrasi ruang dokter (BP).

- Sebelum melakukan suatu tindakan terdapat stempel yang berisi tentang kesediaan pasien menerima tindakan.

- Terdapat rekapitulasi data tentang setiap kasus sesuai dengan kode ICD-X yang ditulis setiap ada kasus dan pada akhir bulan akan setorkan kepada bagian registrasi untuk direkapitulasi.

Gambar 4 Kartu Register Obat Gambar 5 Checklist inspeksi Alat

2. Puskesmas Ngaglik I

a. Kelengkapan dan Manajemen Alat

Dibandingkan dengan Puskesmas Pakem, Puskesmas Ngaglik I telah memiliki sejumlah alat kesehatan yang juga lengkap namun dalam jumlah yang lebih sedikit. Secara gambaran singkat, berdasarkan checklist yang dibuat, beberapa alat yang ada di UGD Puskesmas Ngaglik I adalah :

NO Nama Alat Jumlah Keterangan 1 Tempat tidur 2 Kondisi normal 2 Sterilitator 1 Kondisi normal 3 Tabung Oksigen 2 Kondisi normal 4 Set bedah Minor 5 Kondisi normal 5 Kursi roda - - 6 Lampu periksa 2 Kondisi normal 7 Set pemeriksaan Indra 3 Kondisi normal 8 Meja alat 2 Kondisi normal 9 Duk steril 5 Kondisi baik 10 Selimut 3 Kondisi baik, 1 berlubang 11 Nebulizer 1 Kondisi normal 12 Tiang infus 2 Kondisi normal 13 Tempat sampah 3 Medis, non medis, tajam 14 Wastafel 1 Kondisi normal 15 Stetoskop 4 Kondisi normal 16 Tensimeter 4 Kondisi normal, 1 rusak 17 Termometer 6 4 manual, 2 digital 18 Respiration counter 4 Kondisi normal 18 Meja Kayu 1 Kondisi normal 19 Kursi duduk 2 Kondisi normal 20 Kursi pijakan - - 21 Set Partus 2 Kondisi lengkap dan normal 22 Protap UGD 1 Kondisi baik, bentuk buku 23 Algoritma dinding 5 Cuci tangan, sterilisasi, syok 24 Lemari 1 Kondisi normal 25 Handuk 3 Kondisi normal, 1 kotor 26 EKG 1 Kondisi normal 27 Snelen chart 1 Kondisi normal 28 Tirai gorden pemisah 3 Kondisi normal 29 Bantal 2 Kondisi normal 30 Set Resusitasi 1 Kondisi normal

Selain itu ditinjau dari sisi manajemen, Puskesmas Ngaglik memiliki manajemen yang lebih disiplin. Berdasarkan diskusi dengan petugas di ruang UGD didapatkan informasi bahwa :

- Sama sepeti Puskesmas Pakem terdapat suatu lembaran checklist inspeksi alat. Inspeksi ada beberapa checklist yaitu tentang inspeksi AC, hecting set, THT set, anafilaksis hit, dan oksigen. Semua inspeksi dijadwalkan pada tabel dilakukan perhari. Dari tulisan yang ada, inspeksi tersebut masih rutin dilakukan.

- Untuk masalah alat yang rusak, di Puskesmas Ngaglik I akan didata kemudian dipindahkan ke gudang. Hal ini sudah terlaksana sehingga relatif alat yang ada di UGD bisa berfungsi semua. Untuk meminta alat baru, akan dibuat lembar permintaan pengadaan alat kepada pimpinan.

- Setiap alat medis yang telah dipakai akan direndam dengan larutan klorin 0,5 % kemudian akan disterilkan dengan mesin sterilitato. Berbeda dengan Puskesmas Pakem, untuk sterilisasi alat di Puskesmas Ngaglik I dilakukan setiap hari rabu dan jumat.

b. Kelengkapan dan Manajemen Obat dan Bahan Medis

Selayaknya di Pusksmas Pakem, maka di Puskesmas Ngaglik I juga dilakukan analisis manajemen dan kelengkapan obat dan bahan medis. Untuk Puskesmas Ngaglik I, hasil yang didapat adalah :

No Nama Item Stok Minimal Ketersediaan 1 Kapas 1 Gulung Ada 2 Alkohol 1 Botol Ada 3 Spuit 3 cc 5 Buah Ada 4 Masker 5 Buah Ada 5 Sarung Tangan 6 Buah Ada 6 Chlorin/Bayclin 1 Botol Ada 7 Benang silk+Jarum 3 Buah Ada 8 Benang catgut+Jarum 3 Buah Ada 9 Plester antibiotik 1 Sachet Ada 10 Hipafix 1 Gulung Ada 11 Kassa 1 Gulung Ada

12 Infus set 4 Buah Ada 13 Abocath 4 Buah Ada 14 Infus RL 2 Buah Ada 15 Infus NaCl 2 Buah Ada 16 Epinefrine 2 Ampul Ada 17 Lidocain 4 Ampul Ada 18 Povidon Iodine 1 Botol Ada

Hasil serupa didapatkan jika dibandingkan dengan Puskesmas Pakem yaitu semua obat dan bahan medis minimal telah terpenuhi dan dalam kondisi yang baik. Berdasarkan wawancara dengan Petugas UGD didapatkan informasi tentang manajemen obat dan bahan medis yaitu :

- Tidak terdapat suatu kartu register yang membantu dalam memanajemen obat dan bahan medis namun, sebagai gantinya terdapat buku register obat/bahan medis. Didalam buku tersebut terdapat data tentang nama obat, tanggal masuk, jumlah stok dan jumlah sisa setelah duipakai. Pengisian buku tersebut adalah setiap selesai dipakai.

- Sama halnya dengan Puskesmas Pakem, di Puskesmas Ngaglik I Apabila stok dari obat/bahan medis tersebut berkurang atau habis maka langsung dimintakan ke apootek dan didata. Pengecekan dari apotek dilakukan setiap hari rabu dan jumat.

- Di Puskesmas Ngaglik I juga terdapat 3 tempat sampah untuk 3 golongan sampah berbeda. 3 golongan sampah itu adalah sampah medis, sampah non-medis dan benda tajam. Pembuangan sampah dilakukan setiap hari oleh petugas kebersihan.

c. Kelengkapan dan Manajemen Dokumen Registrasi

Dilakukan juga analisis mengnai kelengkapan dokumentasi registrasi. Untuk Puskesmas Ngaglik I hasil yang didapatkan adalah :

NO Nama Item Ketersediaan Kedisiplinan

1 Buku Register Pasien Ada Selalu Terisi 2 Stempel/form persetujuan Ada Selalu Terisi 3 Rekapitulasi kasus Ada Ada, tiap bulan

Sama halnya dengan Puskesmas Pakem, Puskesmas Ngaglik I cukup disiplin dalam memanajemen data tentang pasien. Hasil diskusi dengan petugas UGD dan petugas registrasi didapatkan data :

- Di Puskesmas Ngaglik I juga terdapat buku registrasi tindakan di UGD. Buku tersebut selalu diisi setiap kali ada kasus yang memerlukan tindakan di UGD. Buku ini terpisah dengan buku registrasi ruang dokter (BP).

- Untuk mendapat persetujuan tindakan, terdapat stempel yang berisi tentang kesediaan pasien menerima tindakan.

-

- Sama halnya dengan puskesmas Pakem, Terdapat rekapitulasi data tentang setiap kasus sesuai dengan kode ICD-X yang ditulis setiap ada kasus dan pada akhir bulan akan setorkan kepada bagian registrasi untuk direkapitulasi.

3. Puskesmas Candimulyo

a. Kelengkapan dan Manajemen Alat

Dibandingkan dengan Puskesmas Pakem dan Ngaglik I, Puskesmas Candimulyo masih kurang dalam kepemilikan sejumlah alat kesehatan. Secara gambaran singkat, berdasarkan checklist yang dibuat, beberapa alat yang ada di UGD Puskesmas Candimulyo adalah :

NO Nama Alat Jumlah Keterangan 1 Tempat tidur 1 Kondisi normal 2 Sterilitator 1 Kondisi rusak (bocor) 3 Tabung Oksigen - Ada di mobil ambulan 4 Set bedah Minor 3 2 set tidak steril 5 Kursi roda - - 6 Lampu periksa - - 7 Set pemeriksaan Indra 2 Tidak ada batere 8 Meja alat 1 Kondisi normal 9 Duk steril 2 Kondisi agak kusam 10 Selimut 1 Kondisi baik 11 Nebulizer - - 12 Tiang infus 1 Kondisi normal 13 Tempat sampah 1 Campur-campur 14 Wastafel - - 15 Stetoskop 2 Kondisi normal 16 Tensimeter 4 Kondisi normal, 2 rusak 17 Termometer 6 4 manual, 2 digital (rusak) 18 Respiration counter 6 4 rusak 18 Meja Kayu - - 19 Kursi duduk 2 Kondisi normal 20 Kursi pijakan - -

21 Set Partus 1 Kondisi lengkap dan normal 22 Protap UGD 1 Kondisi baik, bentuk buku. 23 Algoritma dinding - - 24 Lemari 1 Kondisi normal 25 Handuk 2 Kondisi normal 26 EKG 1 Rusak 27 Snelen chart - - 28 Tirai gorden pemisah - - 29 Bantal 1 Kondisi baik 30 Set Resusitasi 1 Kondisi normal

Apabila ditinjau dari sisi manajemen, Puskesmas Candimulyo memiliki manajemen alat yang kurang baik. Berdasarkan diskusi dengan petugas di ruang UGD didapatkan informasi bahwa :

- Tidak seperti kedua puskesmas sebelumnya, di Puskesmas Canimulyo tidak memiliki chekclist inspeksi alat. Data inventaris alat sudah ada, jadwal inspeksinya adalah 1 bulan sekali.

- Untuk masalah alat yang rusak, di Puskesmas Candimulyo masih belum memiliki gudang alat. Sehingga alat-alat yang rusak masih tercampur di ruang UGD. Sama seperti kedua puksesmas sebelumnya, Untuk meminta alat baru, akan dibuat lembar permintaan pengadaan alat kepada pimpinan.

- Setiap alat medis yang telah dipakai tidak direndam dengan larutan klorin 0,5 % namun hanya langsung dicuci diwastafel bersama yang terletak di luar gedung UGD. Pencucian alat menggunakan sabun cuci tangan kemudian dijemur di bawah sinar matahari.

b. Kelengkapan dan Manajemen Obat dan Bahan Medis

Berbeda dengan di Pusksmas Pakem dan Puskesmas Ngaglik , beberapa obat dan bahan medis di Puskesmas Candimulyo tidak memenuhi kriteria minimal. Untuk Puskesmas Candimulyo, hasil yang didapat adalah :

No Nama Item Stok Minimal Ketersediaan 1 Kapas 1 Gulung Ada 2 Alkohol 1 Botol Ada 3 Spuit 3 cc 5 Buah Ada 4 Masker 5 Buah Ada 5 Sarung Tangan 6 Buah Tidak ada (hanya 2) 6 Chlorin/Bayclin 1 Botol Tidak ada 7 Benang silk+Jarum 3 Buah Ada 8 Benang catgut+Jarum 3 Buah Ada 9 Plester antibiotik 1 Sachet Tidak Ada 10 Hipafix 1 Gulung Ada

11 Kassa 1 Gulung Ada 12 Infus set 4 Buah Tidak ada (hanya 1) 13 Abocath 4 Buah Tidak ada (hanya 1) 14 Infus RL 2 Buah Tidak ada (hanya 1) 15 Infus NaCl 2 Buah Tidak ada (hanya 1) 16 Epinefrine 2 Ampul Ada 17 Lidocain 4 Ampul Ada 18 Povidon Iodine 1 Botol Ada

Hasil ini menunjukkan jika dari kelengkapan alat, Puskesmas Candimulyo masih kurang. Kemungkinan peristiwa ini berkaitan dengan sistem manajemen obat dan bahan medis yang kurang baik. Berdasarkan wawancara dengan Petugas UGD didapatkan informasi tentang manajemen obat dan bahan medis yaitu :

- Tidak terdapat suatu kartu register atau buku yang membantu dalam memanajemen obat dan bahan medis. Hanya terdapat lembaran kertas berisi jumlah stok obat/ bahan medis namun tidak pernah diperbaharui sejak 2 tahun yang lalu.

- Sama halnya dengan Puskesmas Pakem dan Puskesmas Ngaglik I, Apabila stok dari obat/bahan medis tersebut berkurang atau habis maka langsung dimintakan ke apootek, namun tidak didata. Tidak ada pengecekan rutin dari apotek .

- Berbeda dengan kedua Puseksmas Sebelumnya, di Puskesmas Candimulyio hanya memiliki 1 buah tempat sampah untuk pembuangan seluruh limbah baik medis, non medis maupun sampah tajam.

c. Kelengkapan dan Manajemen Dokumen Registrasi

Untuk analisis pada bagian ini puskesma Candimulyo masih kurang dalam sisi kedisplinan dan kelengkapan. Untuk Puskesmas Candimulyo, hasil yang didapatkan adalah :

NO Nama Item Ketersediaan Kedisiplinan 1 Buku Register Pasien Ada Tidak terisi 2 Stempel/form persetujuan Tidak Ada - 3 Rekapitulasi kasus Ada Ada, tiap bulan

Dari hasilpengamatan didapatkan data registrasi di UGD masih kurang. Buku resgitrasi masih menjadi satu di ruang BP atau pendaftaran peserta sehingga di UGD tidak memiliki dokumen tersebut. Hasil diskusi dengan petugas UGD dan petugas registrasi didapatkan data :

- Buku registrasi tindakan di UGD sduah ada namun tidak pernah di isi lagi sejak bulan februari 2014. Alasannya adalah telah menjadi satu di bagian pendaftaran.

- Tidak terdapat stempel yang menunjukkan kesediaan pasien untuk menerima tindakan.

- Tidak terdapat rekapitulasi data tentang setiap kasus yang masuk UGD. Pasien UGD bercampur dengan pasien yang ada di BP.

B. Rencana Intervensi

Intervensi yang akan dilakukan akan dibagi menjadi 3 macam sesuai dengan 3 hal yang diamati. Intervensi akan dilakukan di Puskesmas Candimulyo dengan beracuan pada ilmu yang didapatkan selama magang di Puskemas yang telah ber-ISO. Bentuk intervensi tersebut adalah :

Kelengkapan dan manjemen Alat

- Melakukan Penataan kembali Alat di UGD Puskesmas Candimulyo Ruangan di Puskesmas Candimulyo relatif lebih sempit jika dibandingkan dengan kedua Puskesmas sebelumnya. Akan dilakukan penataan kembali untuk memisahkan alat yang masih bisa bekerja dan alat yang rusak. Karena puskesmas Candimulyo tidak memiliki gudang alat maka akan diatur tempat untuk penyimpanan alat rusak.

- Membuat Kartu Kendali Alat

Akan dibuat suatu Kartu Kendali Alat (KKA) yang membantu petugas UGD untuk menginspeksi kondisi alat. Dengan mengetahui kondisi alat maka rencana tindak lanjut akan lebih mudah.

- Membuat Algoritma terkait Unit Gawat Darurat

Akan dibuat suatu algoritma yang akan ditempel didinding untuk membantu dalam proses pelayanan. Direncanakan ada 3 hal yaitu tentang tata laksana syok anafilaksis, manajemen luka dan perawatan alat medis.

Kelengkapan dan manejmen Obat dan Bahan Medis

- Menata ulang penyimpanan Obat dan Bahan medis

Akan disusun dan dibuatkan tempat khusus seperti rak-rak kecil agarobat dan bahan medis tertata dengan rapi. Setiap rak ada memiliki identitas sehingga memudahkan dalam pencarian.

- Membuat Kartu Registrasi Benda Medis

Pembuatan Kartu Registrasi Benda Medis (KRBM) dihararpkan dapat memudahkan petugas UGD untuk mengelola obat dan bahan medis di

UGD. KRBM direncanakan diisi setiap kali obat atau bahan medis tersebut dipakai.

- Membuat Tempat Sampah Medis

Demi kemudahan pengolahan limbah maka direncanaka untuk menambah ketersediaan tempat sampah di UGD. Di dekat tempat sampah tersebut akan dibuat keterangan untuk membedakan tempat sampah medis maupun non medis.

Kelengkapan dan manajemen dokumen registrasi

- Menata ulang registrasi dokumen UGD Puseksmas

Berkas di ruang UGD Candimulyo cukup berantakan dan tidak tertata dengan rapi. Berkas tersebut menumpuk di atas lemari UGD dan mengganggu kerapian. Akan dilakukan penataan kembali berkas tersebut.

- Membuat buku register UGD Puskesmas yang baru

Akan dibuat buku regsiter UGD yang baru, khusus buku tindakan yang terpisah dari registrasi di ruang tindakan. Buku ini untuk membantu rekapitulasi data kasus-kasus di UGD. Selain itu pada bagian buku ini akan di sertai kolom tanda-tangan persetujuan pasien/wali pasien.

IV. INTERVENSI DAN HASIL

A. Kegiatan yang tekah dilakukan

1. Pelaksanaan Kegiatan

1.1 Observasi dan Magang di Puskesmas Pakem

Dimulai dari hari pertama minggu elektif yaitu pada tanggal 24 November 2014, Penulis datangke Puskesmas Pakem. Disana sebelumnay beramah tamah dengan kepala Puskesmas danmenyerahkamn surat izin. Selanjutnya penulis diarahkan menuju dr. Sari untuk dijelskan tentang UGD. Penulis kemudian melakukan kegiatan magang dengan ikut jaga di ruang UGD. Penulis ikut membantu bila ada pasien yang berobat. Setelah memasuki waktu dzuhur, penulis berdiskusi dengan petugas dan kepala bagian UGD tentang bagaimana manajemen Alat. Selanjutnya penulis magang kembali di UGD hingga jam kerja puskesmas tutup. Setelah itu penulis meminta izin untuk tetap tinggal di UGD dan melakukan pengamatan sesuai dengan checklist dan perapian ruang UGD Puskesmas Pakem.

Pada hari kedua yaitu tanggal 25 November 2014, selain melakukan magang maka penulis berdiskusi dengan perawat dan petugas registrasi mengenai manajemen obat serta manajemen registrasi dokumen. Selain itu penulis juga mencari data tentang rekapitulsi kasus yang terjadi di UGD dalam 3 bulan terakhir. Selanjutnya sebelum pulang, penulis melakukan observsi obat/bahan medis dan dokumen registrasi kemudian merapikan kembali berkas-berkas register ruang UGD.

1.2 Observasi dan Magang di Puskesmas Ngaglik I

Bentuk kegiatan yang dilakukan relatif sama dengan apa yang dilakukan di Puskesmas Pakem karena penulis ingin membuat suatu data pembanding. Magang di puskesmas Ngaglik I dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 26 dan 27 November 2014. Selain magang untuk ikut

tahu alur pelayanan UGD, maka penulis juga melakukan diskusi mengenai manajemen alat, obat/bahan medis dan registrasi pasien. Sebelum pulang, Penulis juga melakukan pengamatan berdasarkan checklist yang telah disusun sebelumnya. Selanjutnya penulis ikut merapikan ruang UGD puskesmas Ngaglik I.

1.3 Observasi dan Magang di Puskesmas Candimulyo

Setelah mendapat ilmu dari magang yang dilakukan di Puskesmas yang telah ber-ISO maka penulis melakukan magang di Puskesmas Candimulyo untuk menerapkan ilmu yang didapat. Hari Jumat tanggal 28 November 2014 , penulis melakukan magang, observasi dan magang terkait dengan kelengkapan alat, obat dan registrasi dokumen. Selanjutnya penulis merancang produk-produk yang akan diberikan ke UGD Puskesmas Candimulyo

Pada hari terakhir magang yaitu Sabtu tanggal 29 November 2014, penulis mengikuti kegiatan hari puncak HKN terlebih dahulu karena puskesmas candimulyo terpilih sebagai tuan rumah acara. Selanjutnya penulis melaukan intervensi dan memasang produ. Setelah itu penulis melakukan pengamatan respon dan tanggapan dari pengunjung maupun petugas UGD Puskesmas Candimulyo.

2. Bentuk Intervensi and Produk

Sesuai dengan yang direncanakan, Intervensi yang akan dilakukan akan dibagi menjadi 3 macam. Bentuk intervensi tersebut adalah : Kelengkapan dan manjemen Alat

- Melakukan Penataan kembali Alat di UGD Puskesmas Candimulyo Penulis melakukan penataan kembali untuk memisahkan alat yang masih bisa bekerja dan alat yang rusak. Untuk penyimpanan alat rusak dipakai kardus besar lalu di letakkan di sekat terbawah lemari. Penulis juga memberikan larutan chlorin(Bayclin) untuk membantu perawtan alat.

Membuat Kartu Kendali Alat

Penulis merancang dan membuat Kartu Kendali Alat (KKA) yang membantu petugas UGD untuk menginspeksi kondisi alat. Dengan mengetahui kondisi alat maka rencana tindak lanjut akan lebih mudah. Selanjutnya penulis melakukan registrasi alat dengan bantuan KKA.

- Membuat Algoritma terkait Unit Gawat Darurat

Penulis membuat algoritma yang akan ditempel didinding untuk membantu dalam proses pelayanan. Algoritma yang dibuat adalah tentang tata laksana syok anafilaksis, manajemen luka dan perawatan alat medis. Pembuatan algoritma ini berdasarkan sumber referensi yang jelas. Kelengkapan dan manejmen Obat dan Bahan Medis

- Menata ulang penyimpanan Obat dan Bahan medis

Penulis menata obat/bahan medis lalu menyediakan rak-rak kecil agar obat dan bahan medis tertata dengan rapi. Setiap rak kecil itu memiliki identitas sehingga memudahkan dalam pencarian.

- Membuat Kartu Registrasi Benda Medis

Penulis merancang dan membuat Kartu Registrasi Benda Medis (KRBM) Selanjutnya penulis melakukan registrasi obat/bahan medis dengan bantuan KRBM. Penulis memberikan edukasi kepada petugas UGD untuk mengisi KRBM setiap kali obat atau bahan medis tersebut dipakai.

- Membuat Tempat Sampah Medis

Demi kemudahan pengolahan limbah maka penulis menambah ketersediaan tempat sampah di UGD. Di dekat tempat sampah tersebut penulis membuat keterangan untuk membedakan tempat sampah medis maupun non medis.

Kelengkapan dan manajemen dokumen registrasi

- Menata ulang registrasi dokumen UGD Puseksmas

Penulis menata kembali berkas-berkas yang menumpuk di atas lemari UGD dan mengganggu kerapian. Berkas tersebut kemudian diletakkan di sekat terbawah lemari.

- Membuat buku register UGD Puskesmas yang baru

Penulis membuat buku regsiter UGD yang baru, khusus buku tindakan yang berbeda dengan register di bagian pengobatan (BP). Pada bagian buku ini disertai kolom tanda-tangan persetujuan pasien/wali pasien.

B. Respon terhadap Intervensi

Respon yang diberikan terhadap intervensi adalah sangat baik. Dari sisi petugas UGD memberikan komentar positif bahwa dengan adanya penataan kembali ruang UGD membuat pekerjaan lebih mudah. Dengan adanya sistem registrasi yang rapi juga membuat pelayanan lebih baik. Lebih lanjut lagi, petugas UGD tersebut terbantu dengan adanya algoritma yang menempel didinding. Adanya KKA dan KRBM ternyata mendapat tanggapan positif karena pengisiannya yang mudah dan dimpel

Dari sisi pengunjung (pasien) juga memberikan respon yang positif. Ruang UGD yang lebih rapi dan bersih membuat lebih nyaman. Adanya algoritma berwarna di dinding ternayta menambah estetika dari sudut pandang pasien. Menurut pasien, dengan adanya buku tindakan yang disertai tanda tangan kesediaan tindakan membuat lebih dihargai sebagai pasien.

C. Perubahan yang terjadi

Perubahan yang dapat diamati selain ruang UGD menjadi lebih rapi dan bersih adalah :

- Tidak ada lagi peristiwa salah ambil alat yang rusak karena alat yang rusak

telah di pisahkan.

- Pengambilan obat/bahan medis menjadi lebih cepat karena sudah tertata

rapi dalam rak yang diberi identitas.

- Obat/baham medis yang telah dipakai tercatat dengan rapi dan bisa mengantisipasi saat stok menipis.

- Proses pensterilan alat setelah dipakai menjadi lebih lege artis dengan bantuan algoritma serta bahan yang diberikan penulis.

- Waktu pelayanan pasien di ruang tindakan menjadi lebih cepat karena proses pelayanan yang lebih baik.

- Terisinya buku registrasi tindakan yang baru sehingga rekapitulasi data

menjadi lebih mudah.

Secara garis besar perubahan yang terjadi adalah kearah positif. Sempat dikhawatirkan adanya penolakan KKA,KRBM dan Buku registrasi tindakan karena dirasa menambah beban kerja petugas. Namun, ternyata hal ini justru memudahkan dan banyak bermanfaat.

D. Harapan Masyarakat

Selain menghimpun respon dan tanggapan, penulis juga menanyakan harapan masyarakat. Dari sisi masyrakat yang notabene sebagai pengunjung berharap agar setelah adanya perubahan ini pelayanan di ruang UGD Puskesmas Candimulyo menjadi lebih baik. Pasien mendapat terapi yang benar dan lebih cepat. Selain itu pasien juga mengharapkan ada kesungguhan dri petugas untuk terus melaksankan perubahan-perubahan, inovasi yang baik.

Dari sisi penulis, mengharapkan perubahan yang terjadi dapat dipertahankan dan akan lebih baik lagi jika dapat ditingkatkan. Masih banyak aspek yang harus dibuah, banyak alat yang ahrus ditambah, dan banyak fasilitas yang bisa direnovasi. Namun, itu semua akan sia-sia jika tidak ada kedisiplinan dan kemantapan hati untuk melakukan dengan ikhlas. Semua ini demi kebaikan bersama baik dari pasien maupun dari pihak puskesmas.

V. PEMBAHASAN

Setelah dilakukan magang dan penelitian di ketiga puskesmas berbeda, didaptkan banyak ilmu mengenai manajemen Unit Gawat darurat yang baik. Puskesmas sebagai penyedia pelayanan di tingkat Fasilitas Kesehatan I mengambil peran penting. Letak puskesmas yang berada di daerah perifer dan lebih terjangkau warga, membuat puskesmas harus siap sedia saat ada peristiwa kegawatan. Dengan sistem manajemen yang baik maka walau fasilitas kesehatan yang ada terbatas, tetap dapat dilakukan pelayanan kesehatan yang baik3.

Berdasarkan dengan pasal 32 Undang-Undang tentang kesehatan Republik Indonesia No 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa jika dalam keadaan gawat darurat, maka fasilitas pelayanan kesehatan, entah itu milik pemerintah atau swasta, wajib melakukan pelayanan kesehatan guna usaha menyelamatkan nyawa pasien dan pencegahan perburukan penyakit hingga kecacatan4. Disinilah peran penting ilmu manajemen fasilitas di ruang UGD guna siap sedia mengantisipasi adanya kasus kegawatan yang tidak bisa diprediksi kapan datangnya.

Kondisi gawat darurat ialah keadaan klinis yang dialami oleh pasien yang membutuhkan tindakan/pelayanan medis segera untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan yang lebih parah5. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, wajib dilengkapi dengan piranti medis dan non medis yang memadai, sesuai standar dan berfungsi dengan baik sesuai dengan bentuk pelayanan yang akan diberikan serta harus memenuhi standar keamanan, keselamatan dan mutu. Penyedia layanan juga wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku6.

Mempertimbangkan hal diatas maka sangat penting untuk menjaga standar kualitas pelayanan dan menjamin kualitas yang diberikan adalah yang terbaik. Dengan manajemen ruang, tata kelola, SDM dan prosedur pelayanan yang baik maka didapatkan mutu pelayanan yang baik pula. Untuk menjadi suatu penyedia layanan kesehatan yang baik maka setidaknya harus memperhatikan2 :

(1) Peralatan, Sarana dan Prasarana

(2) Sumber daya manusia

(3) Administrasi dan manajemen

Dengan selalu meningkatkan komponen diatas maka mutu pelayanan akan semakin baik dalam menyelenggarakan pelayanan gawat darurat. Aspek itulah yang sedang diamati diketigas puskesmas yang dikunjungi. Didapatkan hasil yang berbeda- beda.

Ditinjau dari ketiga aspek tersebut, di puskesmas Candimulyo masih cukup tertinggal bila dibandingkan dengan puskesmas lain yang telah memiliki ISO. Hal ini dimungkinkan karena memang kebijakan daerah yang berbeda antara Kabupaten Magelang dan Kabupaten Sleman. Perbedaan yang paling mendasar adalah tentang kedisiplinan. Kedisiplinan petugas dalam melaksanakan tugas akan membuat pekerjaannya menjadi lebih baik. Petugas yang disiplin akan melahirkan prestasi- prestasi. Dari prestasi-prestasi ini dapat menjadi poin khsusus yang menarik perhatian pemerintah pusat untuk memberikan bantuan peralatan, srana dan prasana yang memadai. Jadi selama ini selain terus berusaha untuk mendapat fasilitas yang lebih baik, petugas kesehatan di puskesmas Candimulyo baiknya terus memperbaiki diri. Mendisiplinkan dengan fasilitas yang ada. Istiqomah dengan perubahan dan saran perbaikan yang diberikan oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nurfadhli. 2012. Analisis Kelengkapan fasilitas Unit Gawat darurat Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Semarang Terhadap Standar Operasional Pelayanan Unit Gawat Darurat. Karya Tulis Ilmiah : FK UNDIP.

2. Soekanto S. H. 2007. Aspek Medikolegal Pelayanan Gawat Darurat Vol.57. CV Remadja Karya : Jakarta

3. Tietjen, Linda, dkk. 2004. Panduan Pencegahan INfeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo : Jakarta

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan

5. Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Nuha Medika : Yogyakarta

6. Elok MQ. 2012. Manajemen Pelayanan Instalasi Gawat Darurat RSUD Kudus. Porgram Pascasarjana : Fakultas IKM UNDIP