LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku...

36

Transcript of LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku...

Page 1: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~
Page 2: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

LEKSIKOGRAFI

Page 3: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak CiptaLingkup Hak CiptaPasal 2 :

1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan PidanaPasal 72 :

1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan per buatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

2015

Dr. Teguh Setiawan, M. Hum.

LEKSIKOGRAFI

Page 5: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

LEKSIKOGRAFI Copyright©Dr. Teguh Setiawan, M. Hum, 2015

Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Ombak (Anggota IKAPI), 2015

Perumahan Nogotirto III, Jl. Progo B-15, Yogyakarta 55292

Tlp. 085105019945; Fax. (0274) 620606

e-mail:[email protected]

facebook:Penerbit Ombak Dua

website:www.penerbitombak.com

PO.638.10.’15

Penulis: Dr. Teguh Setiawan, M. Hum

Tata Letak: Adik Mustofa Tamam

Sampul: Dian Qamajaya

Perpustakaan Nasional:Katalog Dalam Terbitan (KDT)LEKSIKOGRAFI

Yogyakarta:Penerbit Ombak, 2015x + 183 hlm.; 15,5 x 23 cmISBN:978-602-258-329-5

Page 6: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ~ viiBAB I PENDAHULUAN ~ 1

1.1 Hakikat Leksikografi ~ 11.2 Leksikografi dan Terminografi ~ 51.3 Leksikologi dan Terminografi ~ 91.4 Leksikografi dan Leksikologi ~ 101.5 Objek Leksikologi ~ 121.6 Sejarah Leksikografi ~ 131.7 Leksikografi di Indonesia ~ 151.8 Metode Pendeskripsian Kata ~ 17

BAB II KRITERIA KAMUS ~ 192.1 Pengertian Kamus ~ 192.2 Kata dan Leksem ~ 222.3 Kriteria Kamus ~ 232.4 Dokumen Leksikon Lain ~ 48

BAB III TIPE KAMUS ~ 533.1 Kamus Sinkronis dan Diakronis ~ 533.2 Kamus Deskriptif dan Preskriptif ~ 543.3 Kamus Monolingual dan Bilingual ~ 553.4 Kamus Umum dan Istilah ~ 613.5 Kamus Saku dan Pelajar ~ 683.6 Fungsi Kamus Khusus ~ 69

BAB IV STRUKTUR KAMUS ~ 754.1 Struktur Distribusi ~ 754.2 Makrostruktur ~ 764.3 Mikrostruktur ~ 834.4 Struktur Frame ~ 894.5 Struktur Rujuk Silang ~ 924.6 Struktur Akses ~ 95

Page 7: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

vi Te g u h S e t i a w a n

BAB V KOMPONEN KAMUS ~ 975.1 Daftar Isi ~ 975.2 Kata Pengantar ~ 985.3 Pendahuluan ~ 995.4 Petunjuk Penggunaan ~ 1005.5 Sesi Ensiklopedia ~ 1035.6 Informasi Tata Bahasa ~ 1055.7 Daftar Kata ~ 1065.8 Indeks ~ 1085.9 Apendiks ~ 108

BAB VI DATA KAMUS ~ 1096.1 Sumber Data ~ 1096.2 Pembatasan dan Pengumpulan Korpus ~ 1106.3 Prinsip Umum Pengumpulan Data Kamus ~ 1116.4 Kutipan Data ~ 1226.5 Kaidah Pengutipan ~ 127

BAB VII LEMA ~ 1287.1 Konsep Lema ~ 1287.2 Penentuan dan Pemilihan Lema ~ 1307.3 Pembuatan Daftar Lema ~ 1317.4 Penataan Daftar Lema ~ 1337.5 Tipe Lema ~ 1377.6 Penyusunan Lema ~ 1417.7 Informasi Lema ~ 144

BAB VIII DEFINISI LEMA ~ 1538.1 Aspek Penting Pradefinisi ~ 1538.2 Fungsi Definisi ~ 1588.3 Komponen Definisi ~ 1598.4 Model Definisi ~ 1618.5 Prinsip Definisi ~ 1708.6 Kriteria Definisi ~ 1718.7 Perlakuan Kata-kata Sukar ~ 177

DAFTAR PUSTAKA ~ 181TENTANG PENULIS ~ 183

Page 8: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

vii

KATA PENGANTAR

Pada umumnya seorang yang sedang belajar bahasa kedua atau bahasa asing, yang pertama kali harus dipahami kata yang digunakan dalam

tindak komunikasi. Bahkan, dalam pembelajaran bahasa kedua sebagai bahasa asing juga terdapat pembelajaran leksikon sebagai salah satu usaha utama untuk memahami bahasa. Salah satu buku rujukan yang akan digunakan saat belajar kosakata adalah kamus. Pemilihan kamus sebagai buku acuan tidak serta merta. Ada beberapa pertimbangan mengapa kamus yang dipilih untuk membantu pemahaman kosakata.

Pertama, kamus memberi informasi kosakata bahasa yang sedang dipelajari. Bagi mereka yang sedang mempelajari bahasa asing kamus dipilih karena menghadirkan kosakata dari dua bahasa, yaitu bahasa sumber—bahasa yang telah dikuasainya—dan bahasa target—bahasa yang sedang dipelajarinya. Bagi mereka yang mempelajari bahasa sendiri, kamus memberi informasi keseluruhan atau sebagian kosakata bahasanya.

Kedua, kamus memberi informasi makna yang jelas melalui definisi yang dibuat secara cermat dan tepat. Penyusunan definisi tidak hanya berdasarkan variasi makna yang mungkin muncul dalam penggunaan bahasa, tetapi juga berdasarkan konteks penggunaannya. Dengan demikian, harapan pengguna kamus agar kamus memberi informasi yang utuh tentang makna suatu kata dapat terpenuhi. Bagi mereka yang masih ragu tentang makna suatu kata, kamus juga dapat menjadi jawabannya.

Ketiga, kamus memberi jawaban yang tepat atas berbagai variasi penulisan dan pengucapan kosakata. Sering kali dijumpai variasi pengucapan dan penulisan kosakata yang dapat membingungkan kita.

Page 9: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

viii Te g u h S e t i a w a n

Misalnya, terdapat penggunaan kata merobah, merubah, dan mengubah di satu sisi dan di sisi lain juga sering terdapat penggunaan kata persen, prosen, presen. Kamus akan memberi informasi yang tepat kata yang benar beserta maknanya.

Besarnya harapan pengguna kamus menuntut setiap penyusun kamus memperhatikan berbagai aturan penyusunan kamus karena kamus tidak hanya mengumpulkan dan menyusun leksikon. Sebagian kamus hanya merupakan kumpulan leksikon yang disusun secara teratur tanpa memedulikan kelengkapan yang harusnya ada dalam sebuah kamus. Dengan mengikuti aturan penyusunannya, kamus yang dihasilkan diharapkan sesuai dengan tujuan penyusunan kamus dan sasaran pengguna kamus. Untuk itu, buku ini dihadirkan untuk ikut memberi pengetahuan kepada siapa saja yang ingin menyusun kamus dengan baik dan sesuai dengan toeri penyusunan kamus. Oleh karena itu, bab-bab di dalam buku ini sengaja disusun berurutan untuk lebih memahamkan hakikat kamus dan teori penyusunannya.

Bab I menjelaskan perbedaan antara leksikografi, leksikologi, dan terminografi. Beberapa ahli membedakan antara leksikografi dan terminografi, sebagian ahli lain tidak bersepakat dan menganggap keduanya berbeda. Leksikografi berkaitan data kosakata umum sebagai dasar penyusunan kamus umum, sedangkan terminografi berkaitan data kosakata khusus sebagai dasar penyusunan kamus istilah. Namun, sebagian besar ahli bersepakat bahwa leksikologi dan leksikografi adalah dua bidang yang berbeda, meskipun sebagian kecil masih ada yang menganggapnya sama dan menggunakan kedua istilah itu secara bergantian untuk mengacu konsep yang sama.

Bab II menguraikan kriteria kamus. Dalam bab ini diuraikan kriteria sebuah dokumen leksikon sebagai kamus. Tidak semua dokumen leksikon adalah kamus. Ada beberapa buku yang memang memuat leksikon, tetapi bukan kamus, misalnya glosarium, ensiklopedia, katalog, indeks. Untuk dapat disebut kamus dokumen leksikon tersebut harus memenuhi beberapa kriteria di antaranya kamus merupakan paragraf yang terpisah, kamus memuat kata yang bermakna. Bab III mendeskripsikan tipe kamus.

Page 10: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

ixL e k s i k o g r a f i

Uraian ini akan memberi gambaran berbagai jenis kamus, di antaranya kamus sinkronis dan diakronis, kamus preskriptif dan deskriptif, kamus umum dan kamus istilah. Pengetahuan jenis kamus akan mempermudah penentuan tujuan penyusunan kamus.

Bab IV memaparkan struktur kamus. Kamus yang baik harus memiliki struktur yang lengkap, yaitu struktur distribusi, makrostruktur, mikrostruktur, struktur frame, struktur akses, dan struktur rujuk silang. Namun, tidak semua kamus yang beredar di masyarakat memiliki kelengkapan struktur. Struktur yang hampir pasti ada dalam setiap kamus adalah makrostruktur dan mikrostruktur.

Bab V menguraikan berbagai komponen yang harus ada dalam sebuah kamus. Komponen tersebut mencakup daftar isi, kata pengantar, pendahuluan, petunjuk penggunaan, sesi ensiklopedia, informasi tata bahasa, daftar kata, indeks, dan apendiks. Kamus yang baik dan lengkap akan memuat semua komponen kamus tersebut. Umumnya kamus jenis ini adalah kamus standar seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, sedangkan kamus lain tidak semua komponen tersebut dipenuhi.

Bab VI menjelaskan data yang diperlukan dalam setiap jenis kamus. Data kamus umum berbeda dengan data kamus khusus. Data kamus juga harus memperhatikan ragam bahasa. Untuk memperoleh data yang akurat, setiap data kamus harus dipilih berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan data, misalnya data kamus benar-benar merupakan leksikon bahasa target, data benar-benar dijumpai dalam komunikasi. Dengan prinsip tersebut diharapkan data kamus merupakan refleksi penggunaan bahasa yang sesungguhnya.

Bab VII menjelaskan isi kamus, yaitu lema. Sebagai bagian utama isi kamus lema memegang peranan penting. Lema jenis apa yang akan dimasukkan dalam kamus akan bergantung jenis kamus yang akan disusun. Uraian tentang jenis lema akan membantu penyusun kamus untuk menentukan jenis lema dan jenis kamus yang akan disusun. Bab VIII sebagai terkahir berisi definisi lema. Dalam bab ini disajikan berbagai model definisi lema yang dapat digunakan untuk menjabarkan setiap lema. Lema yang berbeda sangat mungkin didefinisikan dengan cara yang

Page 11: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

x Te g u h S e t i a w a n

berbeda. Artinya, definisi lema akan benrgantung pada karakteristik lema. Kejelasan lema akan sangat bergantung pada pemilihan model definisi lema. Apakah dengan model sinonimi, diferensial, contoh, ataukah metonimia. Bahkan untuk kata-kata tabu juga harus mendapat perhatian dalam model pendefinisiannya. Khusus kosakata tabu, penyusun kamus harus memperhatikan sasaran pengguna kamusnya karena pengguna kamus akan menentukan model definisinya, lugas atau tersamar.

Terakhir, sebagai harapan semoga buku ini dapat memberi sedikit informasi tentang penyusunan kamus di tengah-tengah kurangnya buku teori penyusunan kamus berbahasa Indonesia.

Page 12: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1HakikatLeksikografi

Saat kita membuka kamus umum berbahasa Indonesia, kita akan mendapatkan berbagai informasi tentang kata, dari penulisan kata,

kategori kata, dan makna kata, serta cara penggunaan kata. Kata dalam kamus merupakan kata pilihan karena tidak semua kata yang digunakan oleh penutur bahasa Indonesia ada dalam kamus. Kata dalam kamus merupakan kata yang memiliki ciri standar dan ditulis dengan ejaan yang benar. Selain itu, kata yang menjadi isi kamus adalah kata yang bermakna. Dengan kata lain, golongan nama diri meskipun termasuk kata, nama diri tidak akan menjadi isi kamus karena nama diri termasuk kata yang tidak bermakna.

Selintas kita mengetahui bahwa kata-kata dalam kamus dipilih dan disusun sedemikian rupa sehingga pengguna kamus dapat mencari kata yang diinginkan dengan cepat. Hal ini disebabkan susunan dan urutan kata dalam kamus juga ditata berdasarkan sistem tertentu. Pada umumnya kata dalam kamus disusun berdasarkan urutan alfabetis. Cara tersebut memungkinkan pengguna dapat mencari kata dan makna kata yang diinginkan dengan mudah.

Dari gambaran kamus tersebut setiap orang akan merasa mampu menyusun kamus. Mereka tinggal mencontoh struktur kamus yang sudah ada. Konsep kamus direduksi hanya sebagai daftar leksikon yang disusun secara alfabetis. Konsep itu memungkinkan setiap orang merasa dapat membuat kamus. Padahal, penyusunan kamus memerlukan pengetahuan yang mendasari penyusunan kamus. Bidang

Page 13: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

2 Te g u h S e t i a w a n

ilmu tersebut adalah leksikografi. Sayangnya tidak setiap penyusun kamus memahami leksikografi.

Secara sederhana leksikografi dikonsepsi sebagai cabang linguistik yang mencakup pengumpulan data, seleksi data, dan pendeskripsian unit kata atau kombinasi kata dalam satu atau lebih bahasa. Dalam beberapa kasus ada dua atau lebih bahasa yang dimasukkan dalam kamus secara serentak. Dengan kata lain, leksikografi dapat dikonsepsi sebagai cabang linguistik yang berkaitan dengan penyusunan kamus, dari perencanaan hingga penerbitan. Persepsi itu wajar karena pada umumnya produk leksikografi adalah kamus. Definisi di atas menempatkan leksikografi sebagai bidang ilmu yang hanya berkaitan dengan pembuatan kamus. Dari definisi tersebut, leksikografi tidak sekadar mengumpulkan kata dan menyusunnya secara alfabetis sebagaimana anggapan umum. Kerja leksikografi dalam mewujudkan sebuah kamus memerlukan berbagai tahapan dari pengumpulan data yang berupa kata, penyeleksian kata yang sesuai dengan jenis kamus yang akan dibuat, sampai penentuan kata yang baku dan tidak baku, baik dari sisi penulisan maupun pembentukan kata. Misalnya, penulisan kata lemari yang sering ditulis almari, kata mengubah yang sering ditulis merubah. Padahal, kata almari dan merubah bukan bentuk baku, baik dari sisi ejaan maupun proses morfologis.

Pendapat yang menyatakan bahwa leksikografi hanya berkaitan dengan penyusunan kamus tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Pendapat itu dikatakan tidak sepenuhnya benar karena kajian leksikografi tidak semata-mata berkaitan dengan penyusunan kamus. Leksikografi juga berkaitan dengan teori dan penelitian tentang kamus. Pendapat tersebut juga tidak sepenuhnya salah karena memang salah satu cakupan lesikografi adalah praktik penyusunan kamus. Dengan kata lain, leksikografi tidak hanya sebatas berkaitan dengan penyusunan kamus. Leksikografi juga membahas kamus, yaitu pengembangan dan pendeskripsian teori dan metodenya.

Lebih lanjut Hausmann (1985:368) berpendapat bahwa leksikografi mencakup dua bidang kajian, yaitu leksikografi praktik dan leksikografi

Page 14: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

3L e k s i k o g r a f i

teoretis. Hal itu diperkuat oleh pendapat Bergenholtz dan Tarp (2002:31) yang menyatakan bahwa ada dua hal yang dikaji dalam leksikografi, yaitu pembuatan kamus dan penelitian kamus. Kerja leksikografi praktik mencakup penulisan dan pengeditan kamus, sedangkan leksikografi teoretis berfokus pada studi bahasa dan kosakata dalam konteks budaya dan mengembangkan metode terbaik untuk mengompilasi kamus. Perhatian leksikografi teoretis bertujuan untuk mengembangkan teori tentang hubungan semantik dan struktural dari kata yang digunakan dalam leksikon. Leksikografi teoretis sering kali disebut sebagai metaleksikografi.

Dari penjelasan di atas, kita dihadapkan pada dua istilah yang berkaitan erat dengan leksikografi, yaitu practical lexicography dan metalexicography. Istilah practical lexicography berkaitan dengan praktik penyusunan kamus dan orang yang menyusunnya disebut leksikografer. Sebaliknya, istilah metalexicography berkaitan dengan teori leksikografi dan penelitian tentang kamus dan orang yang melakukan kegiatan tersebut disebut metaleksikografer. Dalam hal ini, seorang metaleksikografer tidak pernah dan tidak akan menyiapkan kamus. Dia hanya menghasilkan teori dan metode yang berkaitan dengan penyusunan kamus. Sebaliknya, seorang leksikografer akan menyiapkan dan menyusun kamus sebaik mungkin. Leksikografer akan mengambil keuntungan dari kerja metaleksikografer untuk memperbaiki kamus sebagai hasil kerjanya. Dengan kata lain, leksikografer memanfaatkan hasil kajian metaleksikografer untuk dapat menyusun kamus yang benar dan sesuai dengan norma-norma penyusunan kamus yang dihasilkan oleh metaleksikografer. Hubungan antara leksikografi, praktik perkamusan (practical lexicography) dan metaleksikografi, serta hubungannya dengan leksikografer dan metaleksikografer dapat dilihat pada Diagram 1 di bawah ini.

Page 15: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

4 Te g u h S e t i a w a n

Diagram 1. Hubungan antara leksikografi, praktik perkamusan, dan metaleksikografi

Kaitannya dengan praktik perkamusan, berdasarkan ciri leksikal yang menjadi data kamus, leksikografi dipilah menjadi dua bagian, yaitu leksikografi umum dan leksikografi khusus. Leksikografi umum berkaitan dengan seni penulisan, penyusunan, perancangan, penggunaan, dan pengeditan kamus yang mendeskripsikan leksikal yang digunakan secara umum. Data leksikografi umum adalah kosakata umum. Oleh karena itu, hasil pendeskripsiannya adalah kamus umum. Dalam hal ini, kamus umum yang mendeskripsikan bahasa dalam penggunaan umum disebut sebagai kamus untuk tujuan umum (Language General Purpose). Sebaliknya, leksikografi khusus berkaitan dengan kerja kamus khusus yang merinci informasi faktual dan linguistik dari bidang khusus seperi hukum, ekonomi. Data dalam leksikografi khusus adalah kosakata yang berkaitan dengan bidang ilmu tertentu, misalnya kosakata hukum, kosakata ekonomi. Kamus khusus tidak hanya memfokuskan pada satu bidang saja, tetapi juga dapat mencakup multibidang. Dengan kata lain, hasil kerja leksikografi khusus adalah kamus khusus atau kamus istilah. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa leksikografi dapat memproduksi kamus umum dan kamus istilah. Kedua kamus itu merupakan hasil kerja leksikografer. Namun, ada yang berpendapat bahwa kamus istilah atau kamus khusus merupakan kerja terminografer,

Page 16: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

5L e k s i k o g r a f i

bukan leksikografer. Kaitan kedua istilah tersebut dapat dilihat pada Ddiagram 2 di bawah ini.

Diagram 2. Hubungan leksikografer dan terminografer

1.2LeksikografidanTerminografi

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa pada umumnya leksikografer memahami leksikografi sebagai bagian linguistik yang berkaitan dengan penelitian tentang kamus (metalexicographers) dan pembuatan kamus (practical lexicographer). Apabila kita melakukan pembedaan antara leksikografi dan terminografi sebenarnya kita mencoba mengaitkannya dengan perbedaan antara leksikologi dan terminologi. Secara sederhana, leksikologi mengkaji dan mendeskripsikan kosakata, sedangkan leksikografi, yang menerapkan hasil leksikologi, berkaitan dengan pembuatan kamus. Terminologi mendeskripsikan bahasa yang berkaitan dengan tujuan tertentu secara teoretis dan metodologi (Bergenholtz dan Tarp, 2002).

Hasil kerja terminologi menjadi bahan dalam terminografi untuk membuat kamus istilah atau kamus khusus. Dengan demikian, leksikografi memanfaatkan hasil leksikologi untuk menyusun kamus umum, sedangkan terminografi memanfaatkan hasil kerja terminologi untuk menyusun kamus khusus. Dengan kata lain, penempatan leksikografi yang beroposisi dengan terminografi pada dasarnya telah menempatkan kerja leksikografer hanya memproduksi kamus umum, sedangkan kamus khusus atau kamus istilah merupakan hasil kerja terminografer.

Page 17: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

6 Te g u h S e t i a w a n

Terminografer setuju dengan kebanyakan leksikografer bahwa terminografi berbeda dengan leksikografi dengan beberapa alasan sebagai berikut. Pertama, leksikografi berkaitan dengan deskripsi kosakata umum, sedangkan terminografi berkaitan dengan deskripsi istilah untuk tujuan khusus. Namun, dalam beberapa kasus terdapat pula kosakata istilah menjadi bagian dari data kamus umum. Hal itu dimungkinkan apabila kosakata tersebut sudah menjadi pengetahuan umum. Sebaliknya, kosakata umum tidak akan menjadi lema dalam kamus istilah.

Kedua, makrostruktur pada leksikografi bersifat alfabetis, sedangkan teminografi bersifat sistematis. Perbedaan makrostruktur tersebut menuntut kecermatan pengguna, khususnya yang menggunakan pola sistematik. Bagi kebanyakan orang makrostruktur yang disusun secara alfabetis merupakan pola yang paling dikenal dan cukup mudah dipahami. Pengguna tinggal mengurutkan alfabetis kata yang dicarinya. Sebaliknya, urutan secara sistematik menuntut pengetahuan bidang ilmu tertentu karena harus menghubungkan antarkonsep yang berkaitan.

Ketiga, leksikografi bersifat deskriptif, sedangkan terminografi bersifat preskripsif. Hal itu dapat diketahui dari data yang diperlukan dalam leksikografi dan terminografi. Data dalam leksikografi mencakup semua penggunakan kosakata dalam suatu bahasa, misalnya bahasa Indonesia. Sebagai contoh, selain ditemukan kata hamil, ditemukan juga kata bunting. Demikian juga kata mati yang bervariasi dengan kata tewas dan gugur. Bahkan, dicantumkan juga data kata yang digunakan secara tidak benar, misalnya kata almari yang disandingkan dengan kata lemari sebagai bentuk yang benar. Hal itu berbeda dengan sifat preskriptif yang ada dalam terminografi. Dengan sifat itu, data yang dimuat hanya merupakan istilah yang sudah diakui dan digunakan secara tetap dalam suatu bidang ilmu tertentu dengan konsep tertentu pula.

Keempat, sasaran pengguna terminografi adalah pengguna ahli, sedangkan pengguna leksikografi adalah kelompok orang kebanyakan atau orang umum (layman). Orang umum atau masyarakat awam (laypeople) mengacu potensi pengguna kamus yang tidak memiliki

Page 18: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

7L e k s i k o g r a f i

pengetahuan dasar teori tentang bidang tertentu, misalnya biologi atau kimia. Istilah itu juga mengacu pengguna kamus yang berkerja di pendidikan tinggi yang hanya memiliki pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan yang berkaitan dengan pemahaman umum. Kelompok ini hendaknya dibedakan dengan kelompok semi-ahli (semi-expert) yang juga merupakan kelompok heterogen, tetapi memiliki pengetahuan yang lebih tinggi. Mereka adalah pekerja yang bersinggungan dengan informasi biologi atau kimia. Pada umumnya mereka adalah penasihat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang setiap hari pekerjaannya memberi nasihat pada potikus pada level provinsi atau negara. Mereka mungkin juga seorang jurnalis surat kabar lokal atau nasional yang berhadapan dengan kontroversi masalah pada tingkat regulasi. Tentu saja jurnalis dan politikus itu adalah orang yang cukup familiar dengan kedua bidang tersebut sehingga mereka dapat digolongkan dalam kelompok semi-ahli. Umumnya mereka memiliki pendidikan yang memadai. Kelompok ahli (expert) dalam terminologi bidang bioteknologi adalah mereka yang memiliki pengetahuan yang cukup memadai dalam bidang bioteknologi. Ahli bioteknologi dapat juga disebut sebagai semi-ahli. Kata ahli dimaknai orang yang tidak memiliki masalah konsep dengan pengetahuan di bidang bioteknologi.

Perbedaan lainnya adalah hal pengumpulan data. Pengumpulan data dalam terminografi hanya menggunakan pengguna akademik yang ahli, sedangkan leksikografi hanya menggunakan penutur asli. Perbedaan ini membawa akibat pada penggunanya. Hasil kerja terminografi digunakan oleh masyarakat yang mengerti dan memahami suatu bidang tertentu, sedangkan hasil leksikografi digunakan oleh orang kebanyakan tanpa membedakan bidang keahliannya.

Selain itu, pada umunya terminografi digunakan sebagai petunjuk memproduksi teks, sedangkan leksikografi digunakan untuk memahami teks dan menerjemahkan teks. Dalam terminografi tidak ditemukan bentuk polisemi meskipun terkadang ada lebih dari istilah yang digunakan untuk megacu satu konsep, sebaliknya dalam leksikografi ditemukan polisemi. Dalam teminografi digunakan pengurutan model

Page 19: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

8 Te g u h S e t i a w a n

sistemik sebagai titik awal kerja terminografi, sedangkan leksikografi penataan kata tidak menggunakan metode sistemik, tetapi alfabetis. Dalam terminografi pengelompokkan istilah berdasarkan hubungan konseptual, sedangkan leksikografi menggunakan metode linguistik. Selain itu, dalam terminologi mereka berkerja dengan konsep dan istilah, bukan dengan tanda bahasa sebagaimana dalam leksikologi.

Namun, alasan-alasan di atas tidak dapat menjadi dasar yang kuat untuk membedakan antara terminografi dan leksikografi. Perbedaan keduanya masih belum jelas. Setidaknya dari dua alasan. Pertama, leksikografi membuat konsep untuk kamus yang multifungsi, bukan berangkat dari kebutuhan pengguna. Alasan itu untuk mematahkan alasan bahwa terminografer hanya membuat buku pentunjuk yang diperuntukkan bagi pengguna ahli untuk memproduksi teks, sedangkan leksikografer membuat buku petunjuk bagi layman untuk memahami teks. Kedua, alasan yang menyatakan bahwa leksikografer membuat kamus dengan susunan makrostruktur secara alfabetis, sedangkan terminografer membuat kamus dengan makrostruktur secara sistemik, hanya dinyatakan benar jika mayoritas kamus dibuat tercetak, tetapi tidak semua dibuat tercetak. Bahkan, mayoritas terminografer bekerja tidak hanya menghasilkan petujuk yang menggunakan pola makrostrutur secara sistematis. Pada kenyataannya terminografer dan leksikografer menghasilkan kamus dengan susunan makrostruktur secara alfabetis dan sistemis, bergantung pada pengguna. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa terminografi dapat dilihat sebagai sinonim leksikografi yang khusus karena keduanya memiliki kesamaan objek dan kesamaan tujuan (Bergenholtz dan Tarp, 2002:38).

Hal itu menjadi berbeda bagi mereka yang membedakan secara ketat antara leksikografi dan terminografi, mereka juga akan membedakan antara konsep leksikologi dan terminologi. Mereka beranggapan bahwa keduanya merupakan istilah yang memiliki konsep yang berbeda. Leksikologi berkaitan dengan leksikografi, sedangkan terminologi berkaitan dengan terminografi.

Page 20: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

9L e k s i k o g r a f i

1.3LeksikologidanTerminologi

Istilah leksikologi dan terminologi merupakan merupakan dua istilah yang berkaitan. Keduanya dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pandangan pertama leksikologi mencakup terminologi karena terminologi merupakan bagian kerja leksikologi. Pandangan tersebut mendudukkan leksikologi yang cakupannya tidak hanya mendeskripsikan kosakata umum, tetapi juga kosakata khusus atau kosakata istilah. Belakangan, kosakata istilah dimasukkan dalam garapan terminologi. Dengan demikian, secara substansi terminologi merupakan bagian dari leksikologi. Oleh karena itu, kedua istilah itu memiliki kesamaan. Ada tiga alasan untuk kesamaan itu. Pertama, keduanya berkenaan dengan kata-kata, yaitu kata yang bermakna. Kedua, kedua istilah tersebut memiliki sisi teoretis dan sisi terapan. Ketiga, keduanya berkaitan dengan kamus. Leksikologi berkaitan dengan kamus dan istilah, sedangkan terminologi hanya berkaitan dengan kamus istilah. Dengan kata lain, di antara keduanya terdapat tumpang tindih, tetapi tidak total.

Pandangan kedua mendudukkan leksikologi dan terminologi sebagai dua istilah yang berbeda dan mandiri. Perbedaan keduanya didasarkan pada empat aspek, yaitu domain, satuan dasar, tujuan, dan metodologi. Dari sisi domain, leksikologi berkaitan dengan analisis dan deskripsi leksikal, yaitu semua kata-kata bahasa. Kata-kata itu dideskripsikan maknanya berdasarkan konteks penggunaan secara nyata oleh penutur. Sebaliknya, terminologi hanya mengkaji dan mendeskripsikan kata-kata khusus atau kata-kata istilah, misalnya kata-kata dalam bidang komputer, kimia, bahasa.

Dari sisi kelas kata, leksikologi akan memasukkan semua kategori kata, misalnya preposisi, verba, nomina, adjektiva, adverbia. Sebaliknya, terminologi hanya memasukan satuan bahasa berkategori nomina. Meskipun kata yang menjadi data leksikologi dan terminologi berbeda, leksikologi dapat dikatakan lebih luas dibandingkan dengan terminologi. Dengan kata lain, leksikologi mencakup terminologi atau dapat dikatakan terminologi bagian dari leksikologi.

Page 21: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

10 Te g u h S e t i a w a n

Dari sisi satuan dasar, leksikologi berkaitan dengan studi tentang kata-kata, sedangkan terminologi berhubungan dengan istilah. Kosakata umum dan istilah sama-sama merupakan satuan unit gramatikal. Dari sudut pandang lingustik, kedua kata tersebut merupakan unit bahasa yang memiliki bentuk dan struktur morfologis serta ciri gramatikal. Perbedaannya, kata umum dikosepsi berdasarkan penggunaannya dalam tidak komunikasi, sedangkan istilah dikosepsi berdasakan bidang ilmu tertentu. Selain itu, satuan dasar dalam leksikologi merupakan bentuk dasar dan bentuk tersebut dijadikan sebagai lemanya. Misalnya, kata baca, datang, rumah menjadi lema pokok, sedangkan bentuk turunannya pembaca, pendatang, sebagai sublema. Sebaliknya, satuan dasar terminologi berupa istilah yang dari sisi bentuk berupa kata atau frasa. Jika satuan dasar berupa kata, satuan tersebut bukan merupakan kata yang mengalami proses morfologis.

Dari sisi tujuan, leksikologi mendeskripsikan dan menjelaskan kata-kata umum berdasarkan perspektif penutur. Oleh karena itu, kamus yang mendasarkan pada kajian leksikologi hanya akan mengidentifikasi kosakata umum. Sebaliknya, terminologi hanya menjabarkan dan menjelaskan kata yang termasuk kosakata istilah. Deskripsi istilah tidak didasarkan pada perspektif penggunaan istilah oleh penutur sebagaimana dalam leksikologi, tetapi didasarkan atas konsep keilmuan yang berlaku umum. Deskripsi istilah juga bukan merupakan usaha untuk menjelaskan pengetahuan ahli dalam bidang tertentu. Deskripsi istilah lebih merupakan penjelasan yang berdasarkan perspektif bidang tertentu. Istilah biologi atau kimia dideskripsikan bukan berdasarkan pengetahuan ahli biologi atau ahli kimia, tetapi berdasarkan konsep ilmu biologi dan kimia.

1.4Leksikografidanleksikologi

Ada dua bidang ilmu yang berkaitan dengan kamus, yaitu leksikologi dan leksikografi. Kedua istilah itu sering kali disinonimkan padahal kedunya benar-benar merupakan dua istilah yang berbeda. Svensen (1993:1) menyatakan bahwa secara umum leksikografi dapat dipahami sebagai

Page 22: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

11L e k s i k o g r a f i

cabang linguistik yang mencakup observasi, koleksi data, seleksi data, dan deskripsi unit kata baik bentuk dasar maupun bentuk berimbuhan dalam suatu bahasa. Singkat kata, leksikografi dapat dipahami sebagai pembuatan kamus, tanpa produk kamus tidak dapat disebut leksikografi. Lebih lanjut Svensen juga menyatakan bahwa leksikografi juga mencakup pengembangan dan deskripsi teori yang menjadi dasar aktivitas kerja leksikografi, yang selanjutnya oleh Hausmann (1985:368) disebut metaleksikograf (metalexicography).

Sebenarnya, istilah metaleksikografi diderivasikan dari kata bahasa Prancis metalexicographie yang dibedakan dengan istilah leksikografer. Istilah metaleksikografi sebagaimana dijelaskna di atas digunakan untuk mengacu aktivitas seseorang yang menulis tentang teori kamus, tetapi tidak menulis kamus (Benjoint, 2000:8). Istilah itu kadang-kadang digunakan secara konotasi untuk mengacu leksikografer, yaitu istilah yang digunakan untuk mengacu seseorang yang menulis kamus.

Dalam kaitan itu, Zgusta (1971:100) lebih rinci menyatakan bahwa kerja utama seorang leksikografer ada empat, yaitu mengumpulkan data yang berupa kosakata bahasa, menyeleksi entri, mengonstruksi entri, dan merangkai serta menyusun entri. Meskipun demikian, pada kenyataannya banyak metaleksikografer adalah akademis, tetapi banyak pula leksikografer yang juga mataleksikografer.

Berbeda dengan leksikografi, leksikologi berkaitan dengan kata-kata yang akan dijadikan entri dalam kamus. Al-Kasimi (1977) berpendapat bahwa leksikologi mengacu pada kajian kata dan maknanya. Lebih lanjut dijelaskannya bahwa leksikologi pada dasarnya berkonsentrasi pada sistem leksikal bahasa seperti sintaksis, idiom, sinonim, polisemi dan komponen leksem. Sejalan dengan pendapat di atas, Svensen (1993) menyatakan bahwa leksikologi merupakan cabang linguistik yang mengkaji kosakata bahasa, struktur, dan karakteristik kata, serta makna kata. Pendapat itu diperkuat oleh Hatmann (2001) yang menyatakan bahwa leksikologi merupakan studi butir kosakata (leksem) suatu bahasa termasuk makna dan hubungan makna, serta pergeseran bentuk dan maknanya. Dengan kata lain, dapat dinyatakan bahwa leksikologi

Page 23: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

12 Te g u h S e t i a w a n

merupakan kajian kosakata bahasa dengan jabaran maknanya dalam berbagai konteks.

1.5. Objek Leksikologi

Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa leksikologi mengkaji kosakata bahasa. Dengan kata lain, objek kajian leksikologi adalah kosakata bahasa. Dalam hal ini konsep kata kaitannya dengan leksikologi perlu dipertegas. Tidak mudah untuk mendefinisikan kata secara tepat yang dapat diterima untuk semua bahasa. Secara sederhana kita mengenali kata karena penulisannnya diberi jeda dengan kata lainnya. Misalnya, dalam kalimat saya pergi ke pasar terdiri atas empat kata yaitu saya, pergi, ke, dan pasar. Masing-masing kata ditulis secara terpisah dari kata lainnya. Namun, batasan kata seperti itu masih membingungkan. Bagaimana dengan bentuk rumah sakit dalam kalimat Dia pergi ke rumah sakit, apakah diperlakukan sebagai satu kata atau dua kata. Demikian juga dengan konstruksi kamar kecil, kamar mandi, tangan kanan, dsb. Bahkan menjadi lebih sulit bila dikaitkan dengan representasi kata dalam bahasa lain karena setiap bahasa memiliki cara yang berbeda untuk merepresentasikan kata tersebut, misalnya bahasa Cina, Jepang, Arab.

Jika kita tetap menggunakan istilah kata untuk mengacu pada unit bahasa yang ditulis secara terpisah dengan unit lain, kita mempunyai dua istilah yang berkaitan dengan kata, yaitu funtional word dan content word. Kata-kata yang tergolong dalam funtional word adalah preposisi dan konjungsi, seperti di, ke, dari, kepada, jika setelah, dsb. Kata-kata itu digunakan untuk menunjang dan mendukung fungsi gramatikal. Secara internal, kata-kata itu tidak memiliki makna leksikal dan hanya akan bermakna gramatikal karena maknanya akan jelas bila bergabung dengan kata lainnya. Sebaliknya, golongan content word adalah kata yang secara internal memiliki makna leksikal seperti meja, roti, mobil, rumah. Di antara dua jenis kata itu menutur Halliday (2004:3) yang menjadi garapan leksikologi adalah kata yang termasuk golongan content word. Namun, tidak menutup kemungkinan kata-kata yang tergolong funtional word juga merupakan garapan leksikologi jika kata-kata itu dalam suatu

Page 24: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

13L e k s i k o g r a f i

konteks sudah berubah statusnya, misalnya kata memasuki dapat menjadi verba dalam kalimat Dia memasuki rumah itu, tetapi dapat juga menjadi preposisi dalam konstruksi memasuki musim penghujan. Kata-kata seperti menjadi kajian leksikologi, tetapi dalam kapasitasnya sebagai content word.

Selain kata-kata yang termasuk funtional word, ada jenis kata lain yang juga tidak menjadi garapan leksikologi, yaitu proper name. Nama diri seperti Soekarno, Soeharto, dan nama kota atau negara seperti Jakarta, Bandung, Indonesia, Singapura merupakan kata yang tak bermakna dan tidak akan dideskripsikan berdasarkan prinsip-prinsip leksikologi. Kata-kata itu pada umumnya akan dimunculkan dalam ensiklopedia. Akan tetapi, nama diri dapat menjadi objek leksikologi apabila nama diri tersebut telah mengalami leksikalisasi sehingga nama diri telah berubah menjadi tanda (simbol). Sebagai tanda, kata tersebut memiliki unsur signifie dan signifiant. Demikian juga kata golongan funtional word, menurut Atkins dan Michael (2008:193) kata-kata yang termasuk funtional word dapat menjadi kalian leksikologi dan dapat menduduki lema pokok. Kata-kata itu menurut mereka disebut sebagai kata-kata gramatikal yang juga memiliki makna, yaitu makna gramatikal. Dengan kata lain, kata-kata seperti di, ke, tetapi, merupakan kata yang bermakna gramatikal dan oleh karenanya dapat menjadi kajian leksikologi.

1.6.SejarahLeksikografi

Kapan tradisi leksikografi dimulai? Pertanyaan itu sulit untuk dijawab karena tradisi leksikografi berbeda-beda untuk masing-masing negara atau wilayah. Di India, tradisi leksikografi dimulai kira-kira pada abad kedua sebelum Masehi dalam bentuk glosarium yang menggambarkan dan menjelaskan kata-kata sulit dalam kitab Veda. Pada saat itu bentuk glosarium itu dikenal sebagai kamus. Pada abad ke-7 sesudah Masehi seorang tata bahasawan bernama Amera Sinha berhasil menyusun kamus berbahasa Sanskerta yang diberi judul Amera Kosha. Lebih dari 10 abad kamus itu tetap digunakan. Baru pada tahun 1808 kamus itu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Colebrooke dan

Page 25: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

14 Te g u h S e t i a w a n

dipublikasikan di Sarapur. Selanjutnya kamus itu oleh Roget dijadikan dasar untuk menyusun thesaurus yang cukup terkenal dan menjadi panutan para leksikografer. Karya lain dalam bahasa Sansekerta adalah kamus besar yang dikarang oleh Hamacandra dan Parkit yang berjudul Abhidhana Kintamani dan Desinamala yang diterbitkan pada abad ke 12. Kamus itu memberi keterangan yang sistimatik dan lengkap. Saat itu para sarjana India telah mencapai puncak pengetahuan dalam bidang tatabahasa dan fonologi, dan kamus memberikan bukti akan hal itu.

Tradisi leksikografi di Cina dimulai pada abad ke-3 sebelum Masehi. Tradisi leksikografinya berawal dari bentuk tesaurus ErYa yang memuat kata-kata yang berkonotasi baik. Tesaurus itu terdiri atas 3.500 kata. Selanjutnya kajian leksikal yang dilakukan di Cina mencakup tiga aspek. Pertama, rekaman kata-kata dialek seperti dalam karya Yang Xiong yang berjudul Fang Yan yang diterbitkan pada abad pertama sebelum masehi. Kedua, kajian leksikal yang merupakan hasil penelitian tentang karakter tulisan Cina sepereti yang terdapat dalam Shuo Wen Jie Zi yang dikarang oleh Xu Shen pada abad pertama sesudah Masehi. Ketiga kajian leksikal yang memfokuskan pada deskripsi bunyi kata yang sesuai dengan rimanya seperti yang terdapat dalam Qie Yun 600 Masehi dan Tang Yun tahun 750 Masehi. Tradisi leksikologi di Cina tidak terputus sampai di situ. Pada Dinasti Ming dan Qing kira-kira pada tahun 1403–1409 terbentuk kamus dan esiklopedi dengan judul Yongle Encyclopaedia. Pada tahun 1716 terbentuklah kamus dengan judul Kang Xi Dictionary yang berisi 50.000 karakter yang disertai dengan lafal dan definisi setiap karakternya.

Di dunia Arab tradisi leksikografi baru dimulai pada tahun 791 sesudah Masehi. Tradisi itu diawali dengan karya monumental dari tata bahasawan terkenal yang bernama Al-Khalil Ibn Ahmed yang berhasil menyusun sebuah kamus dalam bahasa Arab. Dalam menyusun urutan kata ia menggunakan prinsip-prinsip fonologis. Akan tetapi, leksikografer yang paling terkenal di dunia Islam ada di Persia. Kamus pertama dalam bahasa Persia disusun oleh Abu-Hafs Soghdi pada abad 9–11. Dalam perjalanannya kamus itu hilang entah ke mana. Baru abad 11 Masehi, Asadi Tusi menulis ulang kamus itu berdasarkan naskah yang ada

Page 26: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

15L e k s i k o g r a f i

dalam kamus Persia yang berjudul Laughat-e Fars. Tradisi leksikologi di Persia ternyata berkembang cukup pesat. Hal itu dibuktikan dengan munculnya kamus bilingual Persia-Arab yang berjudul Mugaddimat al-Adab yang disusun oleh Abul Qasim Mohammad Al-Zamakh Shari pada abad 11 Masehi.

Tradisi leksikografi di Eropa dibandingkan dengan yang ada di India, Cina, dan Arab jauh tertinggal. Di Eropa tradisi leksikologi baru dumulai pada tahun 1450 dalam bentuk kamus bilingual yang diperuntukkan bagi orang yang belajar bahasa Latin. Misalnya kamus Latin German, Latin -Inggris. Baru pada akhir abad 17 muncul kesadaran pada diri orang Eropa untuk mempelajari bahasanya. Muncullah kamus-kamus dalam berbagai bahasa, seperti kamus bahasa Italia dengan judul Vocabulario Degli Academici della Crusca pada tahun 1612. Kamus berbahasa Spanyol dibuat pada tahun 1726–1739, dan kamus dalam bahasa Rusia dibuat kira-kira pada tahun 1789–1794. Adapun kamus monolingual berbahasa Inggris dipublikasikan pada tahun 1604 oleh Robert Cawdrey yang berjudul A Table Alphabeticall of Hard Usuall English Word yang memuat 2.500 istilah yang disertai dengan lafal dan makna. Meskipun tradisi leksikologi di Eropa tergolong baru, tradisi itu terus berkelanjutan, tidak terputus seperti yang terjadi di India, Cina dan Arab. Oleh karena itu, perkembangan leksikografi di Eropa menjadi lebih pesat dibandingkan di wilayah lain.

1.7.LeksikografidiIndonesia

Sejarah perkamusan di Indonesia dimulai dengan kamus daftar kata atau glosarium. Karya leksikografi tertua dalam sejarah kamus Indonesia adalah daftar kata Cina-Melayu sebanyak 500 kata pada abad ke-15. Setelah itu, terbit daftar Italia-Indonesia yang disusun oleh Pigapetta (1522). Sementara itu, kamus tertua adalah kamus berbahasa Belanda oleh Frederick de Houtman berjudul Spraeckende Woord-boek, Inde Maleysche ende Madagaskarsche Talen met vele Arabische ende Tursche Woorden (1603) dan karangan Casper Wiltens dan Sabastianus Danckerts yang berjudul Vocabularium ofte Woordboek near order vanden

Page 27: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

16 Te g u h S e t i a w a n

Alphabet in’t Duytch-Maleysch ende Maleysche-Duytsch (1623). Setelah itu, ada lagi naskah kamus Jawa tertua yang tersimpan di Perpustakaan Vatikan, yakni Lexicon Javanum (1706) dan kamus bahasa Sunda yang tertua, yakni Nederduitsch-Maleisch en Sundasch Woordenboek (1841) oleh A. de Wilde. Kamus-kamus tersebut merupakan kamus dwibahasa dan kamus multibahasa yang mengawali kamus ekabahasa Melayu.

Kamus Melayu-Jawa yang pertama disusun adalah Baoesastra Melajoe-Djawa (1916) oleh R Sastrasoeganda, yang merupakan kamus dwibahasa pertama karya putra Indonesia. Kamus ekabahasa pertama yang disusun oleh putra Indonesia adalah Kitab Pengetahuan Bahasa, yakni Kamus Logat Melajoe-Johor-Pahang-Riau-Lingga penggal yang pertama oleh Raja Ali Haji dari Riau. Cetakan pertama kamus itu dilakukan oleh Al Ahmadiah Press Singapoera pada tahun 1928. Naskahnya diperkirakan ditulis pada abad ke-19. Kitab Pengetahuan Bahasa itu jika dipandang dari teknik perkamusan sebetulnya tidak dapat digolongkan sebagai kamus. Namun, buku itu dapat digolongkan sebagai kamus ensiklopedis bagi pelajar. Selanjutnya, ada pula karya W.J.S Poerwadarminta, C.S. Handjasoedarma, dan J.C. Poedjasoedira berjudul Baoesastra Djawa (1930) yang dianggap sebagai pelopor perkamusan ekabahasa bahasa Jawa.

Sejak masa kemerdekaan sampai dengan sekarang sudah ribuan kamus dihasilkan. Kamus itu antara lain adalah Kamoes Bahasa Sunda oleh R. Satjadibrata (1948), Kamus Istilah oleh S.T. Alisjahbana (1949), Logat Ketjil Bahasa Indonesia oleh W.J.S. Poerwadarminta (1949), Kamus Indonesia oleh E. St. Harahap (1951), Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Hassan Noel Arifin (1951), Kamus Moderen Bahasa Indonesia oleh St.M. Zain (1954), Kamus Sinonim Bahasa Indonesia oleh Harimurti Kridalaksana (1974), Kamus Linguistik oleh Harimurti Kridalaksana (1982), Kamus Singkatan dan Akronim Baru dan Lama oleh Ateng Winarno (1991), Kamus Hukum Belanda-Indonesia oleh M. Thermorshuizen (2000).

Selain itu, ada juga kamus yang berkaitan dengan bahasa Indonesia atau bahasa Nusantara yang disusun oleh penulis luar

Page 28: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

17L e k s i k o g r a f i

Indonesia. Misalnya, di Amerika Serikat diterbitkan An Indonesian-English Dictionary oleh John M. Echols dan Hassan Shadily (1963) dan An English-Indonesian Dictionary oleh pengarang yang sama (1975), di Prancis Dictionary Indonesian-Francis oleh La Brousse (1984), di RRC ada Kamus Baru Bahasa Indonesia-Tionghoa oleh Liang Liji (1989) dan Kamus Besar Cina-Indonesia (1995), di Rusia terbit Kamus Besar Bahasa Indonesia-Rusia oleh R.N. Korigidsky (1990), dan di Belanda diterbitkan Indonesisch-Nederlands Woordenboek oleh A. Teew (1990). Selain itu, ada pula kamus Nusantara yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam (2003) yang juga menambah khazanah perkamusan kita. Meskipun kamus yang memuat leksikon bahasa Melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia sudah ada sejak abad ke-15 bukan berarti tradisi leksikografi di Indonesia berawal pada abad itu. Para penyusun kamus bukan orang yang berasal dari Indonesia. Kebanyakan dari mereka adalah orang asing yang tertarik dengan bahasa Melayu atau bahasa daerah yang ada di Nusantara. Geliat tradisi leksikografi di Indonesia baru mulai dirasakan pada tahun 1916 dengan munculnya kamus dwibahasa dengan judul Baoesastra Melajoe-Djawa yang disusun oleh R Sastrasoeganda. Tradisi itu terus berkembang dan mulai sangat terasa kehadirannya sejak Kamus Umum Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta (1974) diolah kembali oleh Pusat Bahasa menjadi Kamus Bahasa Indonesia (1983), Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi I – III, tahun 1988 – 2002) [dan yang terbaru Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi IV tahun 2008].

1.8MetodePendeskripsianKata

Dalam kajian leksikologi ada dua metode untuk mendeskripsikan butir leksikal, yaitu metode pendeskripsian leksikal dalam kamus dan pendeskripsian leksikal dalam tesaurus (Halliday, 2004:7). Dalam tesaurus kata-kata yang memiliki kemiripan makna dimasukkan dalam satu kelompok. Adapun metode pendeskripsian kata dalam tesaurus menggunakan pola hiponimi dan metonimi. Dengan pola ini setiap kata dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan maknanya.

Page 29: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

18 Te g u h S e t i a w a n

Di dalam kamus kata-kata disusun secara alfabetis. Masing-masing entri berdiri sendiri sebagai status yang independen. Menurut Halliday (2004:5), setiap butir entri akan berisi enam elemen. Keenam elemen tersebut adalah:

1. lema atau headword;2. pelafalan;3. kelas kata;4. etimologi;5. definisi; dan6. kutipan.

Page 30: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~
Page 31: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

181

DAFTAR PUSTAKA

Al-Kasimi, Ali M. 1977. Linguistik and Bilingual Dictionary. Netherland: Leiden.

Anderson, J.M. 2007. The Grammar of Name. New York: Oxford University Press.

Antia, Bassey Edem. 2000. Terminology and language planning: an alternative framework of practice and discourse. John Benjamins Publishing: Amsterdam.

Atkins, B.T. dan Michael Rundell. 2008. The Oxford Guide to Practical Lexicography. New York: Oxford University Press.

Bejoint, Henri. 2000. Modern Lexicography: an Introduction. New York: Oxford University Press.

Bergenholtz, Henning dan Sven Trap. 1995. Manual of Specialised Lexicography. Amsterdam: John Benjamin Publishing.

Cabré, M. Teresa. 1999. Terminology Theory, methods and applications Terminology John Benjamins Publishing Amsterdam.

Fontenelle, Thierry. 2008. Practical Lexicography. New York: Oxford University Press.

Frege, G. 1948. On Sense and Reference. The Philosophical Review (57) 3 : 209–230.

Fuertes Olivera, Pedro A. 2010. Specialised Dictionaries for Learners. New York: Walter de Gruyter.

Gouwns, Rujus. 2003. Types of Articles Their Structure and Different Types of Lemma. Amsterdam: John Benjamin Publishing.

Page 32: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

182 Te g u h S e t i a w a n

Halliday, M.A.K., Wolfgang Teubert; Colin Yallop; dan Anna Cermakova. 2004. Lexicology and Corpus Linguistics An Introduction. London: Continuum.

Hartmann, R.R.K. 2001. Teaching and Researching Lexicography. London: Longman.

Kiefer, Ference dan Piet van Sterkenburg. 2003. Design and Production of Monolingual Dictionary. Amsterdam: John Benjamin Publishing.

Kripke, S. 1972. Naming and Necessity. Cambridge: Harvard University Press.

Landau, Sindey I. 2001. Dictionaries: The Art and Craft of Lexicography. Cambridge: Cambridge University Press.

Mill, J.S. (2011). A System of Logic, Ratiocinative and Inductive, Being a Connected View of the Principles of Evidence, and the Methods of Scientific Investigation. Adelaide: The University of Adelaide Library.

Quirk, R., Greenbaum, S., Leech,G. & Svartvik, J. 1985. A Comprehensive Grammar of the English Language. London: Longman.

Robinson, Ricard. 1972. Definition. Oxford: The Clarendon Press.

Russell, B. 1905. On Denoting. Mind, New Series (14) 56: pp. 479–493. New York: Oxford University Press.

Searle, J.R. 1958. Proper Names. Mind, 67: 166–173. New York: Oxford University Press.

Sevensen, Bo. 1993. Practical Lexicography; Principles and Methods of Dictionary-Making. New York: Oxford University Press.

Sterkenburg, Piet van. 2003. The History: Definition and History. Amsterdam: John Benjamin Publishing.

Van Langendonck, W. 2007. Theory and Typology of Proper Names. New York: Mouton de Gruyter.

Zugsta, Ladislav. 1971. Manual of Lexicography. Paris: Mouton.

Page 33: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

183

TENTANG PENULIS

Dr. Teguh Setiawan, M.Hum. adalah dosen Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Lahir di Tegal, 2 Oktober 1968. Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia diraih tahun 1992 dari IKIP Yogyakarta yang sekarang menjadi Universitas Negeri Yogyakarta. Gelar Magister Linguistik diraih tahun 2002 dari Universitas Indonesia,

Jakarta, sedangkan gelar doktornya diraih tahun 2012 dari Universitas Negeri Malang. Selain mengajar di S-1, ia juga mengajar di Pascasarjana UNY. Pada tahun 2015 menjadi dosen tamu di Universitas Musamus, Merauke. Aktif dalam berbagai seminar, khususnya yang berkaitan dengan linguistik dan pembelajaran bahasa. Beberapa buku yang pernah di tulis adalah buku Wacana Bahasa Indonesia dan buku Sintaksis Bahasa Indonesia. Selain itu, juga pernah aktif sebagai penulis di surat kabar.

Page 34: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

TERBITAN BAHAN AJAR BAHASA DAN SASTRA

No Judul Harga Penulis1 EYD Terbaru (Permendiknas No. 36

Tahun 2009)Rp 35.000 Tim Redaksi

2 Metode Penenelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra

Rp 40.000 Dr. Esti Ismawati, M. Pd.

3 Perencanaan Pengajaran Bahasa Rp 40.000 Dr. Esti Ismawati, M. Pd.4 Telaah Kurikulum dan Pengembangan

Bahan AjarRp 50.000 Dr. Esti Ismawati, M. Pd.

5 Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah

Rp 40.000 Dr. Esti Ismawati, M. Pd.

6 Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya Dalam Sastra Indonesia

Rp 50.000 Dra. Wiyatmi, M. Hum.

7 Teori Sosial Sastra Rp 60.000 Ahyar Anwar

8 Stilistika Rp 40.000 Dr. H. Soediro Satoto9 Kolonialisme dan Ideologi

EmansipatorisRp 55.000 Prof. Dr. Faruk

10 Analisis Drama dan Teater (Jilid I) Rp 45.000 Dr. H. Soediro Satoto11 Bimbingan Penulisan Ilmiah Rp 35.000 Ba’in Yusuf12 Pengantar Teori Fiksi Rp 35.000 Dr. Pujihato13 Puisi Indonesia Rp 35.000 Maman Suryaman14 Analisis Drama dan Teater (Jilid 2) Rp 35.000 Dr. H. Soediro Satoto15 Pengajaran Sastra Rp 40.000 Dr. Hj. Esti Ismawati, M. Pd.16 Sosiologi Sastra: Studi, Teori, dan

IntepretasiRp 50.000 Dr. Suwardi Endraswara, M.

Hum.17 Metodologi Kritik Sastra Rp 60.000 Dr. Suwardi Endraswara, M.

Hum.18 An Introduction to Linguistic; A

Practical Guide second EditionRp 40,000 Susi Herti Afriani

19 Metodologi Penelitian Antropologi Sastra

Rp 45.000 Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum.

20 Sintaksis Fraksa Rp 30.000 Imam Baehaqie, S.Pd., M.Hum.21 Teori Drama dan Pembelajarannya Rp 60.000 Dr. Yuni Pratiwi, M. Pd. & Frida

Siswiyanti, S. Pd., M. Pd.22 Kreativitas Menulis Rp 40.000 Prof.Dr.Suherli Kusmana, M.Pd.23 Kritik Sastra Indonesia Abad XXI Rp 45.000 Dr. Saifur Rohman, M.Hum.,

M.Si.24 Penelitian Tindakan Kelas: Panduan

Praktis dan ContohRp 45.000 Dr. Epon Ningrum, M. Pd.

25 Analisis Sastra Rp 50.000 Dr. I Nyoman Suaka, M. Si.26 Dekonstruksi: Desain Penafsiran dan

AnalisisRp 35.000 Dr. Saifur Rohman, M. Hum.,

M. Si.

Page 35: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~

27 Kitab Sejarah Sastra Indonesia Rp 40.000 Yant Mujiyanto Amir Fuady28 Pengasuhan Berbahasa Rp 40.000 Dr. Subyantoro, M.Hum.29 Kritik Sastra Rp 50.000 Dr. Hj. Esti Ismawati, M. Pd.30 Drama Radio: Penulisan dan

PementasanRp 50.000 Titik Renggani

31 Psikolinguistik Rp 40.000 Drs. Eko Suroso, M. Pd.32 Memahami Puisi: Dari Apresiasi

Menuju KajianRp 35.000 Imelda Oliva Wisang, S. Pd., M.

Pd.33 Psikologi Menulis Rp 40.000 Anas Ahmadi34 Sejarah Sastra Jawa: Teori, Evolusi, dan

TranformasiRp 50.000 Dr. Suwardi Endraswara, M.

Hum.35 Pendidikan Bahasa Arab Di Indonesia Rp 40.000 Toni Pransiska, M. Pd. I

PENERBIT OMBAKPerumahan Nogotirto III, Jl. Progo B15 Yogyakarta 55292Pemesanan via email: [email protected]

atau via SMS ke 082221483637

Page 36: LEKSIKOGRAFI - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku Leksikografi.pdf · 2.1 Pengertian Kamus ~ 19 2.2 Kata dan Leksem ~ 22 2.3 Kriteria Kamus ~