Legenda sumatra utara dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh

5
http://agathanicole.blogspot.com | GROUP FORUM -> https://groups.google.com/d/forum/agatha-nicole-forum Page 1 LEGENDA CERITA RAKYAT PROVENSI SUMATRA UTARA INDONESIA DONGENG BATAK BERU SIBOU – POHON ENAU/AREN Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama seperti : Nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung Malaya); Kawung, taren, akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); Moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain. Bangsa Belanda mengenalnya sebagai arenpalm atau zuikerpalm dan bangsa Jerman menyebutnya zuckerpalme. Dalam bahasa Inggris disebut sugar palm atau Gomuti palm. Aren adalah tumbuhan yang dilindungi oleh undang-undang. Palma yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang. Daunnya majemuk menyirip, seperti daun kelapa, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya. Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga- bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m. Buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal. Pohon enau menghasilkan banyak hal, yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang serbaguna, terutama sebagai penghasil gula. Gula aren diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning. Tandan ini mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga keluar cairan dari dalamnya. Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang menetes. Cairan manis yang diperoleh dinamai nira (alias legen atau saguer), berwarna jernih agak keruh. Nira ini tidak tahan lama, maka tahang yang telah berisi harus segera diambil untuk diolah niranya; biasanya sehari dua kali pengambilan, yakni pagi dan sore. Setelah dikumpulkan, nira segera dimasak hingga mengental dan menjadi gula cair. Selanjutnya, ke dalam gula cair ini dapat dibubuhkan bahan pengeras (misalnya campuran getah nangka dengan beberapa bahan lain) agar gula membeku dan dapat dicetak menjadi gula aren bongkahan (gula gandu). Atau, ke dalam gula cair ditambahkan bahan pemisah seperti minyak kelapa, agar terbentuk gula aren bubuk (kristal) yang disebut juga sebagai gula semut. Di banyak daerah di Indonesia, nira juga biasa difermentasi menjadi semacam minuman beralkohol yang disebut tuak atau di daerah timur juga disebut saguer. Tuak ini diperoleh dengan membubuhkan satu atau beberapa macam kulit kayu atau akar-akaran (misalnya kulit kayu nirih (Xylocarpus) atau sejenis manggis hutan (Garcinia)) ke dalam nira dan membiarkannya satu sampai beberapa malam agar berproses. Bergantung pada ramuan yang ditambahkan, tuak yang dihasilkan dapat berasa sedikit manis, agak masam atau pahit. Dengan membubuhkan bahan yang lain, atau dengan membiarkan begitu saja selama beberapa hari, nira dapat berfermentasi menjadi cuka. Cuka dari aren ini kini tidak lagi populer, terdesak oleh cuka buatan pabrik. Figure 1_Pohon Enau Atau Pohon Aren - http://id.wikipedia.org/wiki/Aren

description

Menurut cerita, pada zaman dahulu kala di sebuah desa yang terletak di Tanah Karo, Sumatera Utara, hiduplah sepasang suami-istri bersama dua orang anaknya yang masih kecil. Yang pertama seorang laki-laki bernama Tare Iluh, sedangkan yang kedua seorang perempuan bernama Beru Sibou.

Transcript of Legenda sumatra utara dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh

Page 1: Legenda sumatra utara   dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh

http://agathanicole.blogspot.com | GROUP FORUM -> https://groups.google.com/d/forum/agatha-nicole-forum Page1

LEGENDA CERITA RAKYATPROVENSI SUMATRA UTARA INDONESIA

DONGENG BATAKBERU SIBOU – POHON ENAU/AREN

Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalahpalma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karenamerupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenaldengan berbagai nama seperti : Nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk(aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung Malaya); Kawung, taren, akol, akel, akere, inru, indu(bahasa-bahasa di Sulawesi); Moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara),dan lain-lain.

Bangsa Belanda mengenalnya sebagai arenpalm atauzuikerpalm dan bangsa Jerman menyebutnyazuckerpalme. Dalam bahasa Inggris disebut sugar palmatau Gomuti palm. Aren adalah tumbuhan yangdilindungi oleh undang-undang.

Palma yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m.Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh danpada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitamyang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuksebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yangmenyelubungi batang.Daunnya majemuk menyirip, seperti daun kelapa,panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m.Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm,berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan olehkarena lapisan lilin di sisi bawahnya.Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-

bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul di ketiakdaun; panjang tongkol hingga 2,5 m. Buah buni bentuk bulat peluru,dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga,

tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butirbuah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal.

Pohon enau menghasilkan banyak hal, yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang serbaguna, terutama sebagai penghasil gula.Gula aren diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning.Tandan ini mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga keluar cairan dari dalamnya. Tandankemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang menetes.Cairan manis yang diperoleh dinamai nira (alias legen atau saguer), berwarna jernih agak keruh. Nira ini tidak tahan lama, maka tahangyang telah berisi harus segera diambil untuk diolah niranya; biasanya sehari dua kali pengambilan, yakni pagi dan sore.Setelah dikumpulkan, nira segera dimasak hingga mengental dan menjadi gula cair. Selanjutnya, ke dalam gula cair ini dapat dibubuhkanbahan pengeras (misalnya campuran getah nangka dengan beberapa bahan lain) agar gula membeku dan dapat dicetak menjadi gula arenbongkahan (gula gandu). Atau, ke dalam gula cair ditambahkan bahan pemisah seperti minyak kelapa, agar terbentuk gula aren bubuk(kristal) yang disebut juga sebagai gula semut.Di banyak daerah di Indonesia, nira juga biasa difermentasi menjadi semacam minuman beralkohol yang disebut tuak atau di daerah timurjuga disebut saguer. Tuak ini diperoleh dengan membubuhkan satu atau beberapa macam kulit kayu atau akar-akaran (misalnya kulit kayunirih (Xylocarpus) atau sejenis manggis hutan (Garcinia)) ke dalam nira dan membiarkannya satu sampai beberapa malam agar berproses.

Bergantung pada ramuan yang ditambahkan, tuak yang dihasilkan dapat berasa sedikit manis, agak masam ataupahit.Dengan membubuhkan bahan yang lain, atau dengan membiarkan begitu saja selama beberapa hari, nira dapatberfermentasi menjadi cuka. Cuka dari aren ini kini tidak lagi populer, terdesak oleh cuka buatan pabrik.

Figure 1_Pohon Enau Atau Pohon Aren -http://id.wikipedia.org/wiki/Aren

Page 2: Legenda sumatra utara   dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh

http://agathanicole.blogspot.com | GROUP FORUM -> https://groups.google.com/d/forum/agatha-nicole-forum Page2

Nira mentah (segar) bersifat pencahar (laksativa), sehingga kerap digunakan sebagai obat urus-urus. Nira segar juga baik sebagai bahancampuran (pengembang) dalam pembuatan roti.Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir inti biji (endosperma) yang berwarna putih tersalut batok tipisyang keras. Buah yang muda intinya masih lunak dan agak bening. Buah muda dibakar atau direbus untuk mengeluarkan intinya, dankemudian inti-inti biji itu direndam dalam air kapur beberapa hari untuk menghilangkan getahnya yang gatal dan beracun.. Cara lainnya,buah muda dikukus selama tiga jam dan setelah dikupas, inti bijinya dipukul gepeng dan kemudian direndam dalam air selama 10-20 hari.Inti biji yang telah diolah itu, diperdagangkan di pasar sebagai buah atep (buah atap) atau kolang-kaling.Kolang-kaling disukai sebagai campuran es, manisan atau dimasak sebagai kolak. Teristimewa sebagai hidangan berbuka puasa di bulanRamadhan.

Sebagaimana nipah dan rumbia, daun pohon enau juga biasa digunakan sebagai bahan atap rumah rakyat. Pucuk daunnya yang masihkuncup (janur) juga dipergunakan sebagai daun rokok, yang dikenal pasar sebagai daun kawung. Lembar-lembar daunnya di Jawa Baratbiasa digunakan sebagai pembungkus barang dagangan, misalnya gula aren atau buah durian. Lembar-lembar daun ini pun kerap dipintalmenjadi tali, sementara dari lidinya dihasilkan barang anyaman sederhana dan sapu lidi.Seperti halnya daun, ijuk dari pohon enau pun dipintal menjadi tali. Meski agak kaku, tali ijuk ini cukup kuat, awet dan tahan digunakan diair laut. Ijuk dapat pula digunakan sebagai bahan atap rumah, pembuat sikat dan sapu ijuk. Dari pelepah dan tangkai daunnya, setelahdiolah, dihasilkan serat yang kuat dan tahan lama untuk dijadikan benang, tali pancing dan senar gitar Batak.Batangnya mengayu di sebelah luar dan agak lunak berserabut di bagian dalam atau empulurnya. Kayunya yang keras ini dipergunakansebagai papan, kasau atau dibuat menjadi tongkat. Empulur atau gumbarnya dapat ditumbuk dan diolah untuk menghasilkan sagu, meskikualitasnya masih kalah oleh sagu rumbia. Batang yang dibelah memanjang dan dibuang empulurnya digunakan sebagai talang atau saluranair. Dari akar dihasilkan serat untuk bahan anyaman, tali pancing atau cambuk.

Pohon enau mudah tumbuh. Memiliki asal usul dari wilayah Asia tropis, enau diketahui menyebar alami mulai dari India timur di sebelahbarat, hingga sejauh Malaysia, Indonesia, dan Filipina di sebelah timur. Di Indonesia, enau tumbuh liar atau ditanam, sampai ketinggian1.400 m dpl. Biasanya banyak tumbuh di lereng-lereng atau tebing sungai. Meskipun getahnya amat gatal, buah enau yang masak banyakdisukai hewan. Musang luwak diketahui sebagai salah satu hewan yang menyukai buah enau ini, dan secara tidak langsung berfungsisebagai hewan pemencar biji enau. Di Bangka, pada masa lalu orang-orang Tionghoa memasang perangkap di bawah pohon enau yangtengah berbuah, untuk menangkap rombongan babi hutan yang berpesta buah enau yang berjatuhan.

Enau atau aren dapat dikembang biakkan secara generatif yaitu melalui bijinya. Agar diperoleh keturunan yang baik, benih sebaiknyadiambil dari pohon induk yang memiliki kriteria sebagai berikut :

Batang pohon harus besar dengan pelepah daun merunduk dan rimbun. Sampai saat ini dikenal dua macam tanaman aren yaituAren Genjah yang memiliki batang agak kecil dan pendek dengan produksi nira antara 10–15 liter/tandan/hari, dan Aren Dalamyang memiliki batang besar dan tinggi dengan produksi nira 20–30 liter/tandan/hari. Untuk kepentingan produksi nira danturunannya, dianjurkan untuk menggunakan varietas Dalam sebagai pohon induknya.

Pohon terpilih harus memiliki produktivitas yang tinggi. Perlu diketahui bahwa tidak semua pohon aren dan tidak semua mayang(tandan bunga) jantan yang keluar (9 – 11 mayang) menghasilkan nira. Hal ini sangat dipengaruh oleh proses fisiologi tanaman.Calon pohon induk perlu diperiksa produktivitasnya dengan menyadap nira dari mayang jantan pertama atau kedua; jika hasilnyabanyak maka pohon itu pantas dijadikan pohon induk. Kemudian pohon induk ini tidak lagi disadap niranya, agar kualitas benihyang dihasilkan tetap baik.

Selanjutnya tahapan penyediaan bibit tanaman aren adalah sebagai berikut:1. Pengumpulan buah Buah yang digunakan sebagai sumber benih harus matang, sehat yang ditandai dengan kulit buah yang

berwarna kuning kecoklatan, tidak terserang hama dan penyakit dengan diameter buah ± 4 cm. Sebaiknya buah yang diambiladalah yang terletak di bagian luar rakila. Buah aren ini dapat disimpan selama 2 minggu pada karung plastik atau dus untukmemudahkan pemisahan biji (benih) dari kulit.

2. Pengambilan biji dari buah. Pengambilan biji dari dalam buah aren harus menggunakan sarung tangan karena buah arenmengandung asam oksalat yang akan menimbulkan rasa gatal apabila kena kulit. Cara lain, yaitu dengan memeram buah-buaharen yang telah dikumpulkan sampai kulit buah menjadi busuk sehingga biji terpisah dengan sendirinya dari daging buah. Dengancara ini, biji dapat diambil dengan mudah dan kulit buah aren tidak gatal lagi.

3. Perkecambahan Benih disemaikan dalam tempat persemaian dengan media campuran pasir dan serbuk gergaji denganperbandingan 2:1. Untuk mempercepat perkecambahan, tempurung biji dapat digosok dengan kertas pasir (ampelas) di bagianpunggungnya, tempat keluar apokol, selebar kira-kira 3 mm kemudian biji direndam dalam air agar air meresap ke dalamendosperm sampai jenuh, lalu disemaikan. Benih disiram setiap hari untuk mempertahankan kelembaban yang tinggi sekitar 80%.

4. Pembibitan, Semai aren yaitu setelah terbentuk apokol yang telah mencapai panjang 3 – 5 cm dipindahkan ke tempat pembibitanatau ke dalam kantong plastik (polibag) yang berdiameter 25 cm, yang telah diisi ¾ bagiannya dengan tanah-tanah lapisan atasyang dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2. Bibit-bibit yang telah dipindahkan ini memerlukan penyiramandan naungan agar terhindar dari cahaya matahari secara langsung. Bibit aren dapat dipindahkan (ditanam) ke lapangan setelahberumur 6-8 bulan sejak daun pertama terbentuk.

Page 3: Legenda sumatra utara   dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh

http://agathanicole.blogspot.com | GROUP FORUM -> https://groups.google.com/d/forum/agatha-nicole-forum Page3

CERITA LEGENDA ORANG BATAK NERU SIBOU

Sudah disebutkan diatas bahwa salah satu kegunaan Pohon Enau dapat dibua sebagai minuman tradisional orak Batak yaituTUAK, selain sebagai minuman sehari-hari, tuak memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan sosial-budaya bagisebagian masyarakat Batak di Sumatera Utara, terutama yang tinggal di daerah dataran tinggi. Dalam tradisi orang Batak,tuak juga digunakan pada upacara-upacara tertentu, seperti upacara manuan ompu-ompu dan manulangi. Pada upacaramanuan ompuompu, tuak digunakan untuk menyiram beberapa jenis tanaman yang ditanam di atas tambak orang-orangyang sudah bercucu meninggal dunia. Sementara dalam upacara manulangi, tuak merupakan salah satu jenis bahan sesajiyang mutlak dipersembahkan kepada arwah seseorang yang telah meninggal dunia oleh anak-cucunya. Pertanyaannya adalahkenapa tuak (nira) memiliki fungsi yang amat penting dalam kehidupan sosial-budaya orang Batak ?

Menurut cerita, pada zaman dahulu kaladi sebuah desa yang terletak di TanahKaro, Sumatera Utara, hiduplahsepasang suami-istri bersama dua oranganaknya yang masih kecil. Yang pertamaseorang laki-laki bernama Tare Iluh,sedangkan yang kedua seorangperempuan bernama Beru Sibou.

Keluarga kecil itu tampak hidup rukundan bahagia. Namun, kebahagiaan itutidak berlangsung lama, karena sangsuami sebagai kepala rumah tanggameninggal dunia, setelah menderitasakit beberapa lama. Sepeninggalsuaminya, sang istri-lahyang harus bekerja keras, membantingtulang setiap hari untuk menghidupikedua anaknya yang masih kecil. Olehkarena setiap hari bekerja keras, wanitaitu pun jatuh sakit dan akhirnyameninggal dunia. Si Tare dan adikperempuannya yang masih kecil itu, kinimenjadi anak yatim piatu. Untungnya,orang tua mereka masih memiliki sanak-saudara dekat. Maka sejak itu, si Taredan adiknya diasuh oleh bibinya, adikdari ayah mereka.

Waktu terus berjalan. Si Tare Iluhtumbuh menjadi pemuda yang gagah,sedangkan adiknya, Beru Sibou, tumbuhmenjadi gadis remaja yang cantik.Sebagai seorang pemuda, tentunya SiTare Iluh sudah mulai berpikiran dewasa.Oleh karena itu, ia memutuskan pergi

merantau untuk mencari uang dari hasil keringatnya sendiri, karena ia tidak ingin terus-menerus menjadi beban bagi orangtua asuhnya.“Adikku, Beru!” demikian si Tare Iluh memanggil adiknya.

“Ada apa, Bang!” jawab Beru.“Kita sudah lama diasuh dan dihidupi oleh bibi. Kita sekarang sudah dewasa. Aku sebagai anak lakilakimerasa berkewajiban untuk membantu bibi mencari nafkah. Aku ingin pergi merantau untukmengubah nasib kita. Bagaimana pendapat Adik?” tanya Tare Iluh kepada adiknya.

Page 4: Legenda sumatra utara   dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh

http://agathanicole.blogspot.com | GROUP FORUM -> https://groups.google.com/d/forum/agatha-nicole-forum Page4

“Tapi, bagaimana dengan aku, Bang?” Beru balik bertanya.“Adikku! Kamu di sini saja menemani bibi. Jika aku sudah berhasil mendapat uang yang banyak, aku akan segera kembalimenemani adik di sini,” bujuk Tare kepada adiknya.“Baiklah, Bang! Tapi, Abang jangan lupa segera kembali kalau sudah berhasil,” kata Beru mengizinkan abangnya, meksipundengan berat hati.“Tentu, Adikku!” kata Tare dengan penuh keyakinan.

Keesokan harinya, setelah berpamitan kepada bibi dan adiknya, si Tare Iluh berangkat untuk merantau ke negeri orang.Sepeninggal abangnya, Beru Sibou sangat sedih. Ia merasa telah kehilangan segala-segalanya. Abangnya, Tare Iluh, sebagaisaudara satu-satunya yang sejak kecil tidak pernah berpisah pun meninggalkannya. Gadis itu hanya bisa berharap agarabangnya segera kembali dan membawa uang yang banyak.

Sudah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun ia menunggu abangnya, tapi tak kunjung datang jua.Tidak ada kabar tentang keadaan abangnya. Ia tidak tahu apa yang dilakukannya di perantauan. Sementara itu, Tare Iluh diperantauan bukannya mencari pekerjaan yang layak, melainkan berjudi. Ia beranggapan bahwa dengan memenangkanperjudian, ia akan mendapat banyak uang tanpa harus bekerja keras. Tetapi sayangnya, si Tare Iluh hanya sekali menangdalam perjudian itu, yaitu ketika pertama kali main judi. Setelah itu, ia terus mengalami kekalahan, sehingga uang yang sudahsempat terkumpul pada akhirnya habis dijadikan sebagai taruhan. Oleh karena terus berharap bisa menang dalam perjudian,maka ia pun meminjam uang kepada penduduk setempat untuk uang taruhan. Tetapi, lagi-lagi ia mengalami kekalahan. Takterasa, hutangnya pun semakin menumpuk dan ia tidak dapat melunasinya. Akibatnya, si Tare Iluh pun dipasung olehpenduduk setempat.

Suatu hari, kabar buruk itu sampai ke telinga si Beru Sibou. Ia sangat sedih dan prihatin mendengar keadaan abangnya yangsangat menderita di negeri orang. Dengan bekal secukupnya, ia pun pergi mencari abangnya, meskipun ia tidak tahu di mananegeri itu berada. Sudah berhari-hari si Beru Sibou berjalan kaki tanpa arah dan tujuan dengan menyusuri hutan belantaradan menyebrangi sungai, namun belum juga menemukan abangnya. Suatu ketika, si Beru Sibou bertemu dengan seor angkakek tua.“Selamat sore, Kek!”“Sore, Cucuku!” Ada yang bisa kakek bantu?”“Iya, Kek! Apakah kakek pernah bertemu dengan abang saya?”“Siapa nama abangmu?”“Tare Iluh, Kek!”“Tare Iluh…? Maaf, Cucuku! Kakek tidak pernah bertemu dengannya. Tapi, sepertinya Kakek pernah mendengar namanya.Kalau tidak salah, ia adalah pemuda yang gemar berjudi.”“Benar, Kek! Saya juga pernah mendengar kabar itu, bahkan ia sekarang dipasung oleh penduduk tempat ia berada sekarang.Apakah kakek tahu di mana negeri itu ?“Maaf, Cucuku! Kakek juga tidak tahu di mana letak negeri itu. Tapi kalau boleh, Kakek ingin menyarankan sesuatu.”“Apakah saran Kakek itu?”“Panjatlah sebuah pohon yang tinggi. Setelah sampai di puncak, bernyanyilah sambil memanggil nama abangmu. Barangkaliia bisa mendengarnya.”

Setelah menyampaikan sarannya, sang Kakek pun segera pergi. Sementara si Beru Sibou, tanpa berpikir panjang lagi, ia segeramencari pohon yang tinggi kemudian memanjatnya hingga ke puncak. Sesampainya di puncak, si Beru Sibou segera bernyanyidan memanggil-manggil abangnya sambil menangis. Ia juga memohon kepada penduduk negeri yang memasung abangnyaagar sudi melepaskannya.

Sudah berjam-jam si Beru Sibou bernyanyi dan berteriak di puncak pohon, namun tak seorang pun yang mendengarnya. Tapi,hal itu tidak membuatnya putus asa. Ia terus bernyanyi dan berteriak hingga kehabisan tenaga. Akhirnya, ia pun segeramengangkat kedua tangannya dan berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa.

“Ya, Tuhan! Tolonglah hambamu ini. Aku bersedia melunasi semua hutang abangku dan merelakan air mata, rambut danseluruh anggota tubuhku dimanfaatkan untuk kepentingan penduduk negeri yang memasung abangku.” Baru saja kalimatpermohonan itu lepas dari mulut si Beru Sibou, tiba-tiba angin bertiup kencang, langit menjadi mendung, hujan deras pun

turun dengan lebatnya diikuti suara guntur yang menggelegar. Sesaat kemudian, tubuh si Beru Siboutiba-tiba menjelma menjadi pohon enau. Air matanya menjelma menjadi tuak atau nira yangberguna sebagai minuman. Rambutnya menjelma menjadi ijuk yang dapat dimanfaatkan untuk ataprumah. Tubuhnya menjelma menjadi pohon enau yang dapat menghasilkan buah kolangkaling untukdimanfaatkan sebagai bahan makanan atau minuman.

Page 5: Legenda sumatra utara   dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh

http://agathanicole.blogspot.com | GROUP FORUM -> https://groups.google.com/d/forum/agatha-nicole-forum Page5

Demikianlah cerita “Kisah Pohon Enau” dari daerah Sumatera Utara. Hingga kini, masyarakat Tanah Karo meyakini bahwapohon enau adalah penjelmaan si Beru Sibou. Untuk mengenang peristiwa tersebut, penduduk Tanah Karo pada jamandahulu setiap ingin menyadap nira, mereka menyanyikan lagu enau.

Cerita di atas termasuk ke dalam cerita rakyat teladan yang mengandung pesan-pesan moral. Di antara pesan moral yangdapat dipetik dari cerita di atas adalah memupuk sifat tenggang rasa dan menjunjung tinggi persaudaraan, serta akibat burukdari suka bermain judi.Sifat tenggang rasa. Sifat ini tercermin pada sifat Beru Sibou yang sangat menjunjung tinggi tenggang rasa dan persaudaraan.Ia rela mengorbankan seluruh jiwa dan raganya dengan menjelma menjadi pohon yang dapat dimanfaatkan orang-orang yangtelah memasung abangnya. Hal ini dilakukannya demi membebaskan abangnya dari hukuman pasung yang telah menimpaabangnya tersebut. Sifat tenggang rasa dan persaudaran yang tinggi ini patut untuk dijadikan suri teladan dalam kehidupansehari-hari.

Ω SELESAI Ωhttp://agathanicole.blogspot.com ™