TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe...

101
TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN KERAJAAN, KABUPATEN PAKPAK BHARAT: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN PENYAJIAN, KAJIAN TEKSTUAL DAN MUSIKAL SKRIPSI SARJANA O L E H NAMA : ERNI JUITA BANJARNAHOR NIM : 100707021 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2014

Transcript of TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe...

Page 1: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI,

KECAMATAN KERAJAAN, KABUPATEN PAKPAK

BHARAT: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN PENYAJIAN,

KAJIAN TEKSTUAL DAN MUSIKAL

SKRIPSI SARJANA

O

L

E

H

NAMA : ERNI JUITA BANJARNAHOR

NIM : 100707021

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2014

Page 2: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2014

ERNI JUITA BANJARNAHOR

NIM : 100707021

Page 3: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan Perubahan Penyajian, Kajian Tekstual Dan Musikal”

Tangis beru si jahe merupakan nyanyian ratapan seorang gadis yang akan dipinang dan dinyanyikan menjelang pernikahannya. Nyanyian ini berisikan tentang ungkapan kesedihan karena harus berpisah dengan anggota keluarganya dengan tujuan agar anggota keluarga yang mendengarkan merasa iba dan terharu kemudian mereka akan memberikannasihat-nasihat dan bantuan berupa materi kepada si gadis yang akan menikah tersebut. Nyanyian ini pada umumnya disajikan dengan gaya repetitif dengan mengutamakan teks daripada melodi(strofic-logogenic).

Dalam tulisan ini akan dibahas tentang kontinuitas dan perubahan yang terjadi dalam penyajian tangis beru si jahe , hal-hal yang melatar belakangi terjadinya perubahan serta kajian tekstual dan musikal tangis beru si jahe. Nyanyian ini mengalami perubahan penyajian menjelang tahun 60-an (sesuai hasil wawancara dengan Tamma Br. Bancin, Pandapotan Solin, Sorti Br. Tinambunan) pada masa sekarang nyanyian ini sudah sering dipertunjukkan bahkan sesuai hasil wawancara penulis nyanyian ini sudah sering difestivalkan.

Untuk memperoleh data atau informasi tentang nyanyian ini, maka penulis melakukan wawancara langsung dengan informan yang mengetahui tentang nyanyian ini dan mengadakan kuisioner kepada beberapa masyarakat Pakpak yang ada disekitar lokasi penelitian untuk mengetahui bagaimana analisis pemikiran mereka tentang adanya perubahan yang terjadi dalam penyajian nyanyian ini.

Page 4: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah

memberikan kekuatan dan pengetahuan serta penyertaan kepada penulis sehingga

saat ini tulisan ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai,

Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan Perubahan,

Kajian Tekstual Dan Musikal.” Skripsi ini merupakan syarat dalam memperoleh

gelar sarjana (S.Sn) di Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tulisan ini.

oleh sebab itu, sebelumnya penulis memohon maaf kepada pembaca dan

harapannya dapat dimaklumi.

Dalam menyelesaikan tulisan ini, banyak pihak yang telah memberi

bantuan serta dukungan kepada penulis baik dalam bentuk doa, semangat serta

materi supaya proses penyelesaian tulisan ini dan hal-hal yang dibutuhkan penulis

dapat terpenuhi. Maka daripada itu, penulis dalam kesempatan ini menghaturkan

banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memotivasi penulis dalam

menyelesaikan tulisan ini.

Teramat khusus penulis ucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga

kepada kedua orangtua tercinta yaitu P.Banjarnahor dan A.Hutasoit atas motivasi,

cinta, kasih sayang, kesabaran, pengorbanan, didikan serta doa yang tiada henti

mereka panjatkan serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan penulis selama proses

penyelesaian studi. Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua

Page 5: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

tercinta sebagai salah satu kebanggan. Terimakasih Ayah, buat dorongan,

motivasi, kasih sayang, semangat dan kerja kerasmu. Terimakasih Ibu, buat

cintamu, doamu, dan motivasimu. Semoga Tuhan Yesus memberkati Ayah dan

Ibu. Aku mencintai Ayah dan Ibu. Kepada abang dan kakak tercinta Andi

Banjarnahor, Sutrisno Banjarnahor, Nurlela Banjarnahor dan Monita Banjarnahor

A.md yang telah memberikan motivasi dan doa kepada penulis. Terimakasih

banyak abang dan kakak buat semua hal yang kalian berikan, aku mengasihi

kalian.

Kepada keluarga besar yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu

diantaranya Oppung Andi dan Oppung Henri, Namboru Lamsan dan Amang boru

serta keluarga. Namboru dan Amang Boru Purba beserta keluarga. Trimakasih

buat dukungan dan doa yang kalian panjatkan untuk penulis.

Terima kasih yang tak terhingga juga penulis ucapkan kepada Bapak Drs.

Torang Naiborhu, M.Hum, selaku pembimbing I yang telah membimbing penulis

dan memberikan arahan, saran-saran serta ilmu kepada penulis hingga tulisan ini

dapat selesai. Terima kasih kepada Bapak, semoga Tuhan memberkati. Serta

kepada Ibu Dra. Arifninetrirosa, SST. Selaku pembimbing II penulis yang sudah

banyak memberi dukungan dan arahan kepada penulis selama menyelesaikan

tulisan ini. Semoga Tuhan memberkati Ibu.

Kepada Bapak/Ibu dosen yang ada di Departemen Etnomusikologi yang

telah memberikan ilmu kepada penulis selama penulis duduk dibangku

perkuliahan. Terima kasih Bapak, terima kasih Ibu semoga Tuhan memberkati

dan menyertai selalu. Serta kepada Staf/pegawai yang ada di departemen

Page 6: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Etnomusikologi yang sudah membantu penulis dalam proses administrasi hingga

tulisan ini selesai dengan baik.

Kepada Ibu Tamma br. Bancin yang sudah banyak memberi masukan

kepada penulis. kepada Bapak Pandapotan Solin dan Ibu Marseti Munthe yang

selalu memberi dukungan selama penelitian selalu menyediakan tempat

penginapan bagi penulis selama penelitian. Kepada Ibu Sekdes Sukaramai yang

membantu dalam hal rekonstruksi ulang serta membantu menerjemahkan

nyanyian tersebut kedalam bahasa indonesia, Bang Mardi Boang Manalu yang

membantu penulis selama penelitian, Ibu Merti Tumangger yang banyak meberi

masukan dan arahan, Ibu Sorti Tinambunan, Tulang Hotman, Bapak Mansehat

Manik, Bapak Era Banurea, Namboru dan Amang Boru Epron dan masih banyak

lagi yang belum penulis sebutkan terima kasih banyak buat informasi, semangat,

dan bantuan kalian selama penelitian berlangsung. Semoga Tuhan membalas

kebaikan kalian dan semakin diberkati.

Kepada sahabat seperjuangan stambuk 2010 yang penulis sayangi:

Chandra, Tribudi, Miduk, AM Surung, Yosua, Anna, Friska, Gohanna, Jenni,

Ruth, Pretty, Frita, Upay, Maharani, Debora, Tita, Ayu, Selly, Deby, Kezia,

Yoseni, Nandes, Mery, Indra, Denata, Samuel, Supriadi, Tumpak, Bobby, Jasrel,

Luhut, Lido, Hosea, Rendy, Benny, Fery, jakry, Fajri, Syafwan, Woyo, Rony,

Yusuf, Rano, ai, Fendri, dan yang belum penulis sebutkan. Terima kasih buat

kasih sayang, perhatian, dorongan, semangat, pertolongan dan motivasi teman-

teman sekalian. Banyak hal yang tidak bisa penulis lupakan dari teman-teman

selama proses perkuliahan. Kiranya kita tetap saling mendukung antara satu sama

lain dan persaudaraan diantara kita tidak akan luntur. Teramat khusus buat Miduk

Page 7: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Melinda Nadeak yang selalu menemani penulis baik setiap penelitian bahkan

dalam proses pengerjaan tulisan ini, yang selalu memotivasi, membantu dan

menyemangati penulis, serta selalu ada saat penulis dalam kesusahan (trimakasih

sedalam-dalamnya Mel semoga Tuhan memberkatimu). Kepada Anna Purba yang

sudah memberi semangat dan motivasi dan masukan kepada penulis trimakasih

dan semoga Tuhan memberkati. Buat Chandra Marbun yang sudah menjadi

sahabat sekaligus menjadi saudara bagi penulis, terimakasih buat masukan dan

semangat yang diberikan mulai awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

Kepada abang dan kakak alumni yang banyak memberikan dukungan

kepada penulis. Khususnya kepada Bang Monang Butar-Butar S.Sn yang banyak

memberi masukan dan motivasi, Bang Tomi Butar-Butar S.Sn yang sudah

memberi masukan dan bantuan kepada saya.

Tak lupa juga penulis ucapkan banyak terimakasih kepada Bang Roberto

Manik, S.Kom. atas dukungan, motivasi dan bantuan dalam pengeditan skripsi ini,

Bang Michael Yones Sibarani, S.Kom. atas bantuan dalam pengeditan. Teramat

spesial terimakasih kepada Bang Dussel SPB, S.Sn. buat dukungan, motivasi,

masukan, bantuan baik moril maupun materil dan arahan-arahan yang selalu

abang berikan selama ini semoga Tuhan memberkati. kepada sahabat penulis,

Erika Banurea yang selalu mendukung, memberi masukan dan dorongan sehingga

penulis tetap semangat mengerjakan skripsi ini. Kepada Grace Wandahana Napitu

(terima kasih buat ejekannya selama ini yang menjadi penyemangat bagi penulis).

Kepada seluruh keluarga besar UKM PSM USU yang telah banyak

memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis selama masuk dalam

Page 8: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

organisasi serta selama proses menyelesaikan skripsi ini. Jayalah PSM dan

semakin maju. Semua kenangan kita tidak akan pernah terlupakan. Pahit manis

yang kita jalani bersama tidak akan pernah terlupakan.

Kepada junior Etnomusikologi yang penulis kasihi khusus kepada Mario

Yosua Sinaga yang sudah membantu penulis dalam hal pentranskripsian, kepada

Deby Hutabarat dan Lisken Angkat yang sudah banyak memberikan motivasi dan

dukungan kepada penulis.

Kepada orang yang penulis sayangi, Tribudi Syahputra Purba terimakasih

buat motivasi dan dukungan selama ini. semoga Tuhan memberkati dan

melindungi dimanapun berada dan sukses kedepannya.

Akhirnya penulis berharap penuh tulisan ini menjadi salah satu bahan

pembelajaran yang baru bagi setiap pembaca dan dapat berguna dan menambah

wawasan serta informasi bagi semua kalangan. Terutama bagi kalangan

masyarakat Pakpak.

Medan, Oktober 2014

Hormat saya,

Erni Juita Banjarnahor

Page 9: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................i ABSTRAKSI......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi DAFTAR TABEL............................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 LatarBelakangMasalah ..................................................................................... 1 1.2 PokokPermasalahan ......................................................................................... 5 1.3 TujuanPenelitian .............................................................................................. 6 1.4 Manfaat penelitian ............................................................................................ 6 1.5 Konsep .............................................................................................................. 6 1.6 Kerangka Teori ................................................................................................. 6 1.7 Metode Penelitian ........................................................................................... 14

1.7.1 StudiKepustakaan ..................................................................................... 15 1.7.2 Obserfasi .................................................................................................. 16 1.7.3 Wawancara ............................................................................................... 17 1.7.4 Kerja Laboratorium .................................................................................. 17

1.8 LokasiPenelitian ............................................................................................. 18

BAB II ETNOGRAFI UMUM MASYARAKAT PAKPAK DI DESA SUKA RAMAI, KECAMATAN KERAJAAN, KABUPATEN PAKPAK BHARAT ................................................................................................... 19

2.1 Wilayah BudayaEtnikpakpak ......................................................................... 19 2.2. LokasiPenelitian ............................................................................................ 20 2.3. Sistem Mata Pencarian .................................................................................. 21 2.4. SistemKepercayaandanReligi ....................................................................... 22

2.4.1 KepercayaanTerhadapDewa-Dewa ................................................... 22 2.4.2 KepercayaanTerhadapRoh-roh .......................................................... 24

2.5 SistemKekerabatan ......................................................................................... 25 2.5.1 SulangSilima ...................................................................................... 25

2.6 Bahasa ............................................................................................................ 28 2.7Kesenian ….......................................................................................................29 2.7.1 Seni Musik ...................................................................................... 29 2.7.2 Seni Suara ........................................................................................ 34 2.7.3 Seni Tari .......................................................................................... 38 BAB III KONTINUITAS DAN PERUBAHAN PENYAJIAN NYANYIAN

TANGIS BERU SI JAHE ...................................................................... 41 3.1 Tangis Beru Si Jahe ........................................................................................ 41 3.2 DeskripsiPenyajianNyanyianTangisBeru Si JaheMenjelangTahun 60-an ..... 42 3.3DeskripsiPenyajiannyanyian Tangis Beru Si Jahe Pada Masa Sekarang ........ 45

3.3.1 PenyajianNyanyianTangisBeru Si Jahe ........................................... 45 3.3.2 PelakuFestifalTangisBeru Si Jahe ................................................... 53

Page 10: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

3.3.3 Lokasi Festival ................................................................................ 54 3.3.4 Jalanya Festival ............................................................................... 54

3.4 Perubahan Yang Terjadi Dari Nyanyian Tangis Beru Si Jahe ....................... 55 3.4.1 Perubahan Penyajian Dan Kontinuitas Tangis Beru Si Jahe ........... 55 3.5 Hal-hal Yang MelatarBelakangiTerjadinyaPerubahan .................................. 57 3.6 FungsiTangisBeru Si Jahe .............................................................................. 59 3.6.1 Fungsi Pengungkapan Emosional ................................................... 60 3.6.2 Fungsi Komunikasi ......................................................................... 61 3.6.3 Fungsi Perlambangan ..................................................................... 62 3.6.4 Fungsi Reaksi Jasmani .................................................................... 63 3.6.5 Fungsi Norma-norma Sosial ........................................................... 63 3.6.6 Fungsi Kesinambungan Kebudayaan .............................................. 63 3.6.7 Fungsi Lembaga Sosial ................................................................... 64 3.6.8 Fungsi Hiburan / Pertunjukan ......................................................... 64 BAB IV KAJIAN TEKSTUAL DALAM MUSIKAL TANGIS BERU SI JAHE ............................................................................................... 65 4.1 KajianTekstual Tangis Beru Si Jahe .............................................................. 65 4.1.1 Analisis Seniotik Terhadap Teks Tangis Beru Si Jahe Menangisi Inangna dan Memnagisi Puhunna Oleh Ibu Tamma Br.Bancin ..... 65 4.1.2 Isi Teks ........................................................................................... 68 4.1.3 Makna Teks ..................................................................................... 69 4.1.4 Pemilihan Teks ................................................................................ 70 4.2KajianMusikalTangisBeru Si Jahe ….............................................................. 71 4.2.1 Tangga Nada (Scale) ....................................................................... 72 4.2.2 Nada Dasar (Pitch Center) .............................................................. 72 4.2.3 Wilayah Nada (Range) .................................................................... 73 4.2.4 Jumlah Nada .................................................................................... 73 4.2.5 Jumlah Interval ................................................................................ 74 4.2.6 Pola Kadensa (Candence Patterns) .................................................. 75 4.2.7 Formula Melodi (Melody Formula) ................................................ 75 4.2.7.1 Analisis Bentuk dan Frasa Pada Tangis Beru Si Jahe ......... 76 4.2.8 Kontur (countour) ........................................................................... 76 4.2.9 Analisis Ritem ................................................................................. 78 4.2.10 Pola Melodi Yang Diulang ............................................................ 78 BAB V PENUTUP .............................................................................................. 80 5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 80 5.2 Saran ............................................................................................................... 81 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 82 DAFTAR INFORMAN ...................................................................................... 84

Page 11: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Genderang Sisibah ..................................................................... 32 Gambar 2 : Tamma Br.Bancin Penyaji tangis beru si jahe .......................... 44 Gambar 3 :Mencontohkan salah satu gerakan dembas (tarian Pakpak) ....... 45 Gambar 4 : Juara harapan tahun 2012 Festival Tangis Beru Si Jahe

(br.Solin dan br. Munthe) ............................................................. 48 Gambar 5 :Rekonstruksi ................................................................................ 49 Gambar 6 : Foto hasil rekonstruksi Nasi Putih ............................................. 50 Gambar 7 : Foto rekonstruksi Manuk tasak/ayam yang sudah dimasak ....... 51 Gambar 8 : Foto rekonstruksiBaka berisi sirih ............................................. 52 Gambar 9 : Foto rekonstruksi Tikar/belagen ................................................ 52 Gambar 10 : Foto rekonstruksi Keseluruhan Perlengkapan ............................ 53

Page 12: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

DAFTAR TABEL Tabel 1 : Jumlah Interval............................................................................ 87

Page 13: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari pastinya berdasar

kepada kebudayaan. Budaya yang dimiliki akan menjadi ciri utama kelompok-

kelompok individu yang menggunakannya. Kebudayaan tersebut hadir sebagai

salah satu bentuk untuk meregenerasikan kepada keturunan yang baru.

Kebudayaan sebagaimana halnya mengatur tentang siklus perjalanan hidup

manusia mulai dari lahir, masa kanak-kanak, masa remaja, dewasa, tua, sampai

meninggal dunia. Demikian halnya dengan yang terjadi dalam kebudayaan

Pakpak.

Setiap etnis yang ada di Sumatera Utara, baik dari kelompok etnis Batak

maupun etnis lainnya pastinya memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang

masing-masing memiliki keunikan tersendiri dan setiap kebudayaan tersebut tidak

dapat dibandingkan mana yang lebih baik. Demikian juga halnya dengan etnis

Pakpak, masyarakat Pakpak memiliki kebudayaan yang diwariskan secara turun

temurun oleh leluhurnya, baik secara lisan maupun tulisan. Kesenian pada

masyarakat Pakpak diantaranya terdiri atas seni rupa, seni tari, seni ukir dan seni

musik. Dalam tulisan ini, penulis lebih terfokus untuk mengkaji tentang aspek

musiknya.1

1Skripsi Sarjana Saridin Tua Sinaga

Page 14: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Seni musik dalam masyarakat Pakpak dibagi kedalam tiga kategori: vokal,

instrumen yang terdiri atas dan gabungan antara vokal dengan instrumen. Dalam

hal ini penulis tertarik mengkaji tentang salah satu vokal Pakpak.

Masyarakat Pakpak memiliki alat musik yang dapat dimainkan secara

ensambel maupun secara solo. Masyarakat Pakpak membagi alat musiknya secara

folk taxonomies yang berdasar pada bentuk penyajian yang masih dibagi dalam

dua kelompok yaitu: Gotchi dan Oning-oning.dan cara memainkan yang terdiri

atas Sipaluun, Sisempulen, dan Sipiltiken.

Sedangkan untuk semua jenis musik vokal masyarakat Pakpak memberi

nama ende-ende. Kemudian untuk membedakan jenis nyanyian yang satu dengan

yang lain, dibelakang kata ende-ende tersebut dicantumkan nama nyanyian yang

dimaksudkan. Misalnya; ende-ende merkemenjen yaitu nyanyian mengambil

kemenyan; ende-ende memuro yaitu nyanyian pada saat menjaga padi dan

tanaman-tanaman diladang. Selain nyanyian tersebut ada juga yang disebut ende-

ende tangis milangi yang mana disebut juga sebagai tangis-tangis yang

merupakan kategori nyanyian ratapan(lamenta) yang disajikan dengan gaya

menangis yang terdiri atas Tangis beru si jahe, Tangis anak melumang yaitu

nyanyian ratap seorang anak ketika terkenang pada salah satu atau kedua orang

tuanya yang sudah meningal, dan tangisi mate yaitu nyanyian ratapan kaum

wanita ketika salah seorang anggota keluarga meninggal dunia. Selain itu ada juga

yang disebut dengan ende-ende mendedah yaitu sejenis nyanyian lullaby yang

dipakai oleh sipendedah(pengasuh) baik pria ataupun wanita, yang terdiri atas

orih-orih yaitu nyanyian untuk menidurkan anak dimana sianak digendong dan

sambi dinina bobokan dengan nyanyian yang liriknya berisi tentang nasehat,

Page 15: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

harapan, cita-cita, ataupun curahan kasih sayang terhadap si anak tersebut.

Berikutnya ada juga disebut oah-oah(kodeng-kodeng) yang merupakan jenis

nyanyian dimana teksturnya sama dengan orih-orih. Yang membedakan adalah

cara dalam menina bobokan si anak. Oah-oah disajikan dengan mengayunkan si

anak pada ayunan yang digantungkan pada sebatang kayu dirumahmaupun

digubuk. Ada juga yang disebut dengan cido-cido yaitu nyanyian untuk mengajak

si anak bermain. Selanjutnya ada yang disebut dengan Nangan yaitu nyanyian

yang disajikan pada waktu mersukut-sukuten (dongeng atau ceritera rakyat). Dan

yang terakhir ada yang disebut dengan ende-ende merdembas merupakan bentuk

nyanyian permainan dikalangan anak-anak usia sekolah yang dipertunjukkan pada

malam hari di halaman rumah saat terang bulan purnama. Mereka menari

berbentuk lingkaran, membuat lompatan-lompatan kecil secara bersama-sama

berpegangan tangan, sambil melantunkan lagu-lagu secara koor (chorus) maupun

nyanyian solo yang disambut koor(solo chorus). 2

Dalam hal ini penulis lebih terfokus untuk mengkaji tentang nyanyian

Tangis Beru Si Jahe.

Tangis beru si jahe merupakan nyanyian ratapan seorang gadis yang akan

dipinang dan dinyanyikan menjelang pernikahannya. Nyanyian ini berisi tentang

ungkapan kesedihan karena harus berpisah dengan anggota keluarganya dengan

tujuan agar anggota keluarga yang mendengarkan merasa iba dan terharu

kemudian mereka akan memberikan nasihat-nasihat dan bantuan berupa materi

kepada si gadis yang akan menikah tersebut. Secara tekstual nyanyian ini banyak

menggunakan bahasa-bahasa simbolis yang mengandung makna-makna tertentu,

2Drs.Torang Naiborhu, M.Hum. “Music Pakpak Dairi-Sumatera Utara” dalam

buku Pluralitas Music Etnik(147-163)

Page 16: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

sebagai gambaran dari sesuatu hal ataupun representasi dari situasi sosial

kemasyarakatan pemilik budaya ini. Digarap dengan nuansa kesedihan (Pakpak:

lolo ate) melalui teknik sillabis dan melismatis yang dituangkan dalam melodi

lagu dalam bentuk strofic logogenic yaitu mengutamakan pesan melalui teks

daripada garapan melodi lagunya, melalui teks yang selalu berubah sedangkan

melodi cenderung diulang-ulang 3 . Namun dalam perkembangannya beberapa

tahun belakangan ini tangis beru si jahe bukan lagi disajikan untuk upacara adat

namun menjadi salah satu bentuk hiburan dan telah difestivalkan.

Tangis beru si jahe hanya dinyanyikan oleh perempuan. Tangis beru si

jahe disajikan dan ditujukan kepada orangtua beru si jahe, kerabat terdekat

dengan cara mendatangi rumah mereka masing-masing. Selain itu, orang-orang

yang didatangi oleh beru si jahe tersebut akan memberi dia makan(nakan

pengindo tangis) dimana tinggi rendahnya status sosial adat beru si jahe tersebut

ditentukan berdasarkan banyaknya jumlah kepala ayam yang nantinya akan

dibawa menuju tempat mertuanya. Semakin banyak kepala ayam yang diterima

oleh beru si jahe, maka akan semakin tinggi pula status sosial adatnya dihadapan

keluarga suaminya4.

Pada umumnya teks dari tangis beru si jahe berisikan tentang kiasan dan

perumpamaan. Yang dinyanyikan pada umumnya kebalikan dari kenyataan karena

si gadis merasa bahwa seolah-olah orang tuanya sudah tidak perduli bahkan

mencampakkan dia. Selain itu dia nantinya tidak bisa merasakan kebahagiaan

seperti apa yang dirasakan selama ini di lingkungan keluarganya.

3 Tesis Strata-2 Drs. Torang Naiborhu, M.Hum

4 Skripsi sarjana Monang Butar-Butar tentang Analisis tekstual dan musikologi tangis beru sijahe Pakpak Dairi di desa Silima Kuta Kecamatan Salak.

Page 17: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Mengapa harus menangis? Hal tersebut dikarenakan si beru jahe merasa

takut jika nantinya dikeluarganya yang baru dia tidak akan merasakan

kebahagiaan seperti yang selama ini diterima dilingkungan keluarganya. Dia

khawatir jika nantinya dia akan dijadikan budak dan dianggap hanya untuk alat

penyambung keturunan keluarga suaminya.

Pada saat sekarang, nyanyian ini telah mengalami perubahan konsep

penyajian. Sampai tahun 1960-an tangis beru si jahe masih disajikan untuk

upacara adat. Berbeda halnya dengan masa sekarang, sesuai dengan

perkembangan zaman dan faktor pendukung lainnya, nyanyian tersebut sudah

menjadi suatu bentuk hiburan dan telah dipertunjukkan didepan khalayak umum.

Namun urutan penyajian nyanyian tetap sama dengan yang sebenarnya. Ungkapan

perasaan yang dinyanyikan si gadis berbeda-beda kepada setiap anggota keluarga

yang disebutkan diatas. Dengan kata lain isi teks nyanyian nya berbeda kepada

setiap orang yang ditujukan namun melodinya tetap sama.

Dari uraian latar belakang masalah tersebut, Maka penulis tertarik untuk

meneliti, mengkaji, serta menuliskannya kedalam sebuah tulisan ilmiah yang dibe

ri judul : ” Tangis Beru Si jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan,

Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan Perubahan Penyajian, Kajian

Tekstual Dan Musikal”

1.2 Pokok Permasalahan

1. Hal-hal apa sajakah yang melatar belakangi terjadinya perubahan tangis

beru si jahe?

2. Perubahan apa saja yang terjadi dari nyanyian tersebut?

Page 18: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

3. Bagaimana kajian tekstual dan musikal tangis beru si jahe?

1.3. Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui hal-hal yang melatar belakangi terjadinya perubahan

penyajian nyanyian tangis beru si jahe

2) Untuk mengetahui perubahan apa saja yang terjadi dari nyanyian tangis

beru si jahe

3) Untuk mengetahui kajian tekstual dan musikal tangis beru sijahe

1.4 Manfaat Penelitian

1) Menjadi salah satu sarana dalam memperluas ilmu pengetahuan tentang

tangis beru si jahe dari kesenian masyarakat Pakpak

2) Menjadi salah satu bahan dokumentasi tambahan tentang informasi tangis

beru si jahe

3) Sebagai suatu perwujudan tentang ilmu yang telah diperoleh penulis

selama menjalani perkuliahan di Departemen Etnomusikologi

1.5 Konsep

Konsep merupakan rangkaian ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

peristiwa kongkrit(Kamus besar bahasa indonesia, Balai Pustaka, 1991:431).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun

1988, kata ‘kontinuitas’ memiliki arti kelanjutan, kelangsungan dan

kesinambungan. Pada penjelasan ini berkaitan dengan masih adanya hal-hal yang

masih tetap eksis dipertahankan dan berkelanjutan sampai saat ini.

Page 19: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Kata ‘perubahan’ memiliki arti situasi dan keadaan yang berubah serta

peralihan dan pertukaran. Dalam hal ini terjadi perubahan penyajian tangis beru si

jahe menjadi sebuah sarana hiburan/dipertunjukkan kepada khalayak umum.

‘Penyajian’ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id)

merupakan proses, cara, perbuatan menyajikan

Sedangkan ‘nyanyian’ merupakan bagian dari seni musik, dimana secara

umum seni musik dibagi kedalam tiga bagian: 1) musik vokal, 2) musik

instrumental, dan 3) gabungan dari musik vokal dan instrumental.

Beru adalah anak gadis, sedangkan si jahe adalah yang akan dinikahkan (i

pejahekan) Beru sijahe merupakan sebutan kepada seorang gadis yang akan

berpisah dengan keluarganya disebabkan perkawinan.

Tangis beru si jahe merupakan nyanyian ratapan seorang gadis yang akan

dipinang dan dinyanyikan menjelang pernikahannya. Nyanyian ini berisikan

tentang ungkapan kesedihan karena harus berpisah dengan anggota keluarganya

dengan tujuan agar anggota keluarga yang mendengarkan merasa iba dan terharu

kemudian mereka akan memberikan nasihat-nasihat dan bantuan berupa materi

kepada si gadis yang akan menikah tersebut. Dengan demikian tulisan ini

bertujuan untuk memperoleh hasil dari kelanjutan dan perubahan yang terjadi dari

penyajian tangis beru si jahe.

Tekstual merupakan hal-hal yang berkaitan dengan teks atau tulisan dari

suatu nyanyian. Teks atau syair dari nyanyian tersebut akan menghasilkan suatu

makna. Makna tersebut adalah suatu yang tersirat dibalik bentuk dan aspek isi dari

suatu kata atau teks yang kemudian terbagi menjadi dua bagian, yaitu makna

konotatif dan makna denotatif. Makna konotatif adalah makna kata yang

Page 20: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

terkandung arti tambahan sedangkan makna denotatif adalah kata yang tidak

mengandung arti tambahan atau disebut dengan makna sebenarnya (Keraf,

1991:25). Istilah musikal menunjukkan kata sifat yang berarti bersifat musik,

memiliki unsur-unsur musik seperti melodi, tangga nada, modus, dinamika,

interval, frasa, serta pola ritem.

1.6 Kerangka Teori

Menurut Soekanto, perubahan terjadi karena usaha masyarakat untuk

menyesuaikan diri sesuai kebutuhan situasi dan kondisi yang timbul sejalan

dengan pertumbuhan masyarakat (Soekanto 1992;21). Suatu kebudayaan tidaklah

bersifat statis, melainkan selalu berubah dengan kemajuan zaman sebab

kebudayaan bukanlah sesuatu hal yang lahir hanya sekali (Ihromi 1987:32).

Demikian halnya dengan nyanyian tangis beru si jahe yang mengalami perubahan

penyajian sesuai dengan kemajuan zaman.

Herskovits dalam Merriam mengemukakan bahwa perubahan dan

kelanjutan merupakan suatu tema yang digunakan untuk memahami sifat stabil

dan dinamis yang melekat dalam setiap kebudayaan.

Perubahan-perubahan dari penyajian tangis beru si jahe tersebut terjadi

karena berbagai hal yang berasal dari dalam masyarakat maupun dari luar. Dari

pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan perubahan

adalah sebuah konsep yang mencakup perubahan dari berbagai unsur kebudayaan,

termasuk perubahan sikap pandangan masyarakat di berbagai tingkat kehidupan.

Kondisi-kondisi sosial primer yang menyebabkan terjadinya perubahan seperti,

pengetahuan, ekonomi, teknologi, atau geografi, merupakan faktor-faktor

Page 21: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

penyebab terjadinya perubahan pada berbagai aspek sosial lainnya. Perubahan

sosial dan kebudayaan, disamping itu juga harus diperhatikan situasi dan kondisi

dari tempat atau lokasi dimana suatu perubahan terjadi.

Alan P. Merriam dalam bukunya yang berjudul’The Anthropology of

Music’(1964:16), mengatakan bahwa:

“the ultimate interest of man himself, and music is part of what he

does and part and part of what he studies about himself”.

Yang artinya bahwa perhatian manusia yang utama/pokok adalah manusia

itu sendiri, dan musik yang termasuk didalamnya merupakan bagian yang

dikerjakannya sebagai dirinya sendiri.

Merriam juga mengatakan bahwa dalam aspek musikal terdapat dua unsur

pokok yang dominan---maksudnya nyanyian---yaitu teks lagu dan melodinya.

Berkaitan dengan studi teks nyanyian, isi dari teks nyanyian tersebut adalah hal

yang penting lainnya untuk dipelajari (Echols dan Shadily, 1986:369).5

William P.Malm dalam bukunya yang berjudul’Music Cultures Of The

Pasific, The Near, and Asia’(1977:9) juga mengatakan bahwa:

“in vocal music, another important characteristik is the relation

of music to text, the style is’Syllabic’, if one Syllable is used with

many notes, the style is’Melismatic’”.

Yang berarti bahwa “dalam musik vokal, hal lain yang paling

penting adalah karakteristik hubungan antara musik dan teks, yang

disebut “Sillabik”, jika satu Sillabik digunakan dengan banyak nada, itu

disebut ‘Melismatik’”.

5 Skripsi Sarjana Monang Butar-Butar tentang Kajian Tekstual dan Musikologis Tangis

Beru Sijahe Pakpak Dairi di desa Silima Kuta Kecamatan Salak.

Page 22: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Dalam pembahasan tangis beru si jahe budaya Pakpak yang berada di

Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat ini, penulis

menggunakan teori fungsionalisme. Dalam disiplin ilmu etnomusikologi, Merriam

dalam bukunya (1964: 7-18) menyatakan bahwa dalam studi Etnomusikologi,

maka para ahlinya tidak bisa terlepas dari konteks kebudayaan secara keseluruhan.

Untuk memahami fungsi musik dalam tangis beru sijahe, penulis mengacu kepada

pendapat Alan P. Merriam dalam bukunya “The Anthropology of Music“(1964:

209-226) yang menyatakan tentang penggunaan musik yang meliputi perihal

pemakaian musik dan konteks pemakainya atau bagaimana musik itu digunakan.

Berkenaan dalam hal penggunaan yang dikemukakan oleh Alan P.Merriam (1964:

217-218) menyatakan perihal penggunaan musik sebagai berikut: (1) penggunaan

musik dengan kebudayaan material, (2) penggunaan musik dengan kelembagaan

sosial, (3) penggunaan musik dengan manusia dan alam, (4) penggunaan musik

dengan nilai-nilai estetika, (5) penggunaan musik dengan bahasa.

Untuk menemukan jawaban dari fungsi musik dalam tangis beru sijahe,

Merriam menyebutkan ada sepuluh fungsi musik dalam Ilmu Etnomusikologi

yakni: 1) fungsi pengungkapan emosional, 2) fungsi pengungkapan estetika, 3)

fungsi hiburan, 4) fungsi komunikasi, 5) fungsi perlambangan, 6) fungsi reaksi

jasmani, 7) fungsi yang berkaitan dengan norma sosial, 8) fungsi pengesahan

lembaga sosial, 9) fungsi kesinambungan kebudayaan, 10) fungsi pengintegrasian

masyarakat.

Dalam mengkaji strukstur dan makna tekstual tangis beru sijahe, penulis

menggunakan teori semiotika. Dimana teori ini digunakan untuk memahami

bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui sistem simbol yang

Page 23: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

membangun sebuah peristiwa seni. Ada dua tokoh perintis semiotika yakni

Ferdinand de Sausurre ahli bahasa dari Swiss dan Charles Sanders Pierce, filosof

berkebangsaan Amerika Serikat. Saussure melihat bahasa sebagai sistem yang

membuat lambang bahasa itu terdiri dari sebuah imaji bunyi (sound image) atau

signifier yang berhubungan dengan konsep (signified). Setiap bahasa mempunyai

lambang bunyi tersendiri.

Peirce juga menginterpretasikan bahasa sebagai sistem lambang, tetapi

terdiri dari tiga bagian yang saling berkaitan: 1) representatum, 2) pengamat

(interpretant), 3) objek. Dalam kajian kesenian berarti kita harus memperhitung-

kan peranan seniman, pelaku, dan penonton sebagai pengamat dari lambang-

lambang dan usaha kita untuk memahami proses pertunjukan atau proses

penciptaan. Peirce membedakan lambang-lambang kedalam tiga kategori: pertama

simbol, kedua indeks dan yang terakhir simbol. Apabila lambang itu menyerupai

yang dilambangkan seperti foto, maka disebut sebagai ikon. Jika lambang itu

menunjukkan akan adanya sesuatu seperti timbulnya asap akan diikuti api disebut

dengan indeks. Apabila lambang tidak menyerupai yang dilambangkan, seperti

burung garuda melambangkan negara Republik Indonesia, maka disebut dengan

simbol.

Semiotika atau semiologi adalah kajian terhadap tanda-tanda (sign) serta

tanda-tanda yang digunakan dalam perilaku manusia. Defenisi yang sama

dikemukakan pula oleh seorang pendiri teori semiotika, yaitu pakar linguistik dari

Swiss Ferdinand De Sausurre. Menurut beliau semiotika adalah kajian mengenai

“kehidupan tanda-tanda dengan masyarakat yang menggunakan tanda-tanda itu.”

Meskipun kata-kata ini telah dipergunakan oleh pleh filosof Inggris pada abad ke-

Page 24: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

17 yaitu John Locke, gagasan semiotika sebagai sebuah modus interdisiplin ilmu,

dengan berbagai contoh fenomena yang berbeda dalam berbagai lapangan studi,

baru muncul ke permukaan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika

munculnya karya-karya Saussure dan karya-karya seorang filosof Amerika

Serikat, Charles Sanders Peirce.

Dalam karya awal Peirce di lapangan semiotik ini, ia menumpukkan

perhatian kepada pragmatisme dan logika. Ia mendefenisikan tanda sebagai

“sesuatu yang mendukung seseorang untuk sesuatu yang lain.” Salah satu

sumbangannya yang besar bagi semiotika adalah pengkategoriannya mengenai

tanda-tanda ke dalam tiga tipe, yaitu: 1) ikon, yang disejajarkan dengan ikonnya

(misalnya jalan raya adalah tanda untuk jatuhnya bebatuan; 2) indeks, yang

disamakan dengan referennya (asap adalah tanda adanya api) dan 3) simbol, yang

berkaitan referennya dengan cara penemuan (seperti dengan kata-kata atau signal

grafik). Ketiga aspek tanda ini penulis pergunakan untuk mengkaji teks tangis

beru sijahe.6

Semiotika adalah studi tentang tanda dan segala yang berhubungan

dengannya: cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain,

pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.

Semiotika dan teori komunikasi adalah dua hal yang sangat mirip sehingga sering

disebut sebagai semiotika komunikasi. Komunikasi terjadi dengan perantaraan

tanda-tanda dengan mengemukakan sesuatu (representamen) berdasarkan makna

denotatum, designatum atau makna yang ditunjuknya.7 Dalam melakukan analisis

semiotika, pembahasannya antara lain mencakup pada hal-hal yang berkaitan

6 Skripsi sarjana Marliana Manik 7 Tesis Torang Naiborhu

Page 25: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

dengan: semiotika binatang (zoosemiotics); paralinguistik (paralinguistics);

bahasa alam (natural language); komunikasi visual (visual communication);

kode-kode musik (musical codes); kode rahasia; sistim objek; dan lain-lain.8

Dalam pengerjaan tulisan, penulis lebih berpedoman pada teori yang

dikemukakan oleh William P.Malm (1977:3) yang dikenal dengan teori weighted

scale. Dimana dikatakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dalam

pendeskripsian melodi, adalah: tangga nada (scale), nada dasar (pitch center),

wilayah nada (range), jumlah nada (frequency of note), jumlah interval, pola

kadensa, formula melodi (melody formula), dan kontur (contour).

Untuk mengungkap perubahan yang terjadi dari nyanyian tangis beru

sijahe, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Alan P Merriam

(1964:303) yang dikemukakan dalam tulisannya tentang Music and Culture is

Dynamic dalam buku The anthropology of Music yang mengatakan “culture

change begins with the processes of innovation. Type of innovation is variation,

invention, tentation, dan culture borrowing”.

Menurut Carol R. Ember (1987 : 32), suatu kebudayaan tidaklah pernah

bersifat statis, melainkan selalu berubah. Walaupun pada kenyataan perubahan itu

bukan atas gangguan yang datangnya dari luar, suatu kebudayaan pasti akan

mengalami perubahan. Hal ini berhubungan dengan waktu, bergantinya generasi

serta perubahan dan kemajuan tingkat pengetahuan masyarakat.

Alan P. Merriam mengemukakan bahwa perubahan berasal dari dalam

lingkungan kebudayaan atau internal, dan perubahan juga bisa berasal dari luar

kebudayaan atau eksternal. Perubahan secara internal meurpakan perubahan yang

8 Tesis Torang Naiborhu

Page 26: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

timbul didalam dan dilakukan oleh pelaku-pelaku kebudayaan itu sendiri, dan juga

disebut inovasi. Sedangkan perubahan eksternal merupakan perubahan yang

timbul akibat pengaruh yang dilakukan oleh orang-orang dari luar lingkup budaya

tersebut. Merriam menambahkan bahwa kelanjutan dan perubahan merupakan

suatu tema yang digunakan untuk memahami sifat stabil dan dinamis yang

melekat dalam setiap kebudayaan. Berkaitan dengan fenomena ini, teori

kebudayaan secara umum mengasumsikan bahwa setiap kebudayaan beroperasi

dalam kerangka waktu yang terus mengalami kelanjutan, dimana variasi-variasi

dan perubahan yang terjadi adalah hal yang tidak dapat dielakkan (1964: 305).

1.7 Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan

agar hasil dari pekerjaan tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan dikehendaki

melalui cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksaan suatu kegiatan

guna mencapai tujuan yang telah ditentukan(Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Balai Pustaka 2005). Sementara penelitian merupakan kegiatan dalam

mengumpulkan, mengolah, menganalisis serta menyajikan data yang dilakukan

secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji

suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum(Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005).

Untuk memperoleh data secara sistematis, maka penulis menggunakan

metode penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif. Penelitian yang bersifat

deskriptif bertujuan untuk memaparkan secara tepat sifat-sifat suatu individu,

keadaan, gejala atau kelompok tertentu untuk menentukan frekwensi atau

Page 27: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

penyebaran dari suatu gejala ke gejala lain dalam suatu masyarakat

(Koentjaraningrat 1990:29).

Dalam hal ini, penulis melakukan rekonstruksi ulang terhadap penyajian

nyanyian ini. Selain itu, penulis juga melakukan rekonstruksi ulang terhadap

contoh festival tangis beru si jahe yang pernah dilaksanakan. Penulis melakukan

rekonstruksi ulang di rumah Bapak Pandapotan Solin (Lembaga Pelatihan Musik

Pakpak) yang berlokasi di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten

Pakpak Bharat. Tujuan penulis merekonstruksi kembali karena jadwal untuk

festival ini tidak menentu namun lebih seringnya dilaksanakan satu kali dalam dua

tahun.

Menurut Whitney (1960) metode deskriptif analitis merupakan metode

pengumpulan fakta melalui interpretasi yang tepat. Dengan tujuan untuk

mempelajari permasalahan yang timbul dalam masyarakat dalam situasi tertentu,

termasuk didalamnya hubungan masyarakat, kegiatan, sikap, opini, serta proses

yang tengah berlangsung dan pengaruhnya terhadap fenomena tertentu dalam

masyarakat. Selain itu menurut Soegiyono(2009) metode deskriptif analitis

bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap suatu objek

penelitian yang diteliti melalui sampel atau data yang telah terkumpul dan

membuat kesimpulan yang berlaku umum.

1.7.1 Studi Kepustakaan

Untuk mendukung keseluruhan data yang disertakan penulis, maka penulis

juga terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan untuk mengumpulkan data-data

yang mendukung tulisan. Mulai dari menelaah berbagai buku seperti: Theory and

Page 28: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Method In Ethnomusicology, The Anthropology of Music, Music Culture of

Pasific, the Near East and Asia, Masyarakat Kesenian Di Indonesia, dan juga

membuka situs-situs internet yang berhubungan dengan data penelitian,

mengumpulkan beberapa referensi, buku dan skripsi-skripsi terdahulu yang

berhubungan dengan topik penelitian. Data diperoleh melalui literatur berupa

catatan dan informasi lain yang berkaitan dengan penulisan

Studi pustaka diperlukan untuk melengkapi teori-teori yang berhubungan

dengan topik penelitian penulis sehingga dapat menambah data yang kongkrit

terhadap kebenaran penelitian.

Nyanyian tangis beru si jahe pada awalnya sudah pernah dikaji oleh

alumni Etnomusikologi. Salah satunya oleh Monang Butar-Butar pada tahun

1992. Beliau mengkaji tekstual dan musikologis dari tangis beru si jahe. Namun

beliau belum menyebutkan bahwa dalam penelitiannya telah terjadi perubahan

penyajian dari nyanyian ini. Maka oleh sebab itu, penulis memutuskan untuk

meneliti serta menuliskan tentang bagaimana proses perubahan dan kelanjutan

dari penyajian nyanyian tangis beru si jahe dan hal-hal yang melatar belakangi

terjadinya perubahan dalam nyanyian tangis beru sijahe pada masa sekarang.

1.7.2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi merupakan metode yang

dipakai dengan menggunakan pengamatan dan pengindraan untuk menghimpun

data penelitian. Menurut Bungin(2007:115) metode observasi merupakan kerja

pancaindera mata dengan dibantu pancaindera lainnya.

Page 29: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai tulisan ini maka

penulis melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yang telah penulis

ketahui sebelumnya yang berlokasi di desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan,

Kabupaten Pakpak Bharat.

1.7.3. Wawancara

Salah satu teknik wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara

berfokus (focus interview) yaitu membuat pertanyaan yang berpusat terhadap

pokok permasalahan. Selain itu penulis juga melakukan wawancara bebas (free

interview) yaitu membuat pertanyaan yang tidak hanya terfokus pada pokok

permasalahan saja tetapi pertanyaan berkembang terhadap pokok permasalahan

lainnya namun tidak menyimpang dari pokok permasalahan (koentjaraningrat,

1985:139). Dalam hal ini penulis tidak hanya berpatokan terhadap hal-hal yang

akan diteliti, namun penulis juga melakukan wawancara bebas untuk mengetahui

bagaimana kehidupan informan sehari-hari.

1.7.4 Kerja Laboratorium

Seluruh data yang penulis peroleh berasal dari berbagai sumber yaitu dari

hasil pengamatan langsung di lapangan. Hasil wawancara tersebut kemudian akan

diolah dalam kerja laboratorium. Selain itu penulis juga akan mentranskripsikan

nyanyian tersebut sebagai sesuatu yang baru.

Setelah penulis melakukan kerja laboratorium, penulis membuatnya

menjadi sebuah tulisan ilmiah berbentuk skripsi sesuai dengan aturan penulisan

sebuah karya ilmiah. Maka dengan demikian, tulisan ini diharapkan memiliki

Page 30: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

manfaat dan dapat menambah wawasan pengetahuan di bidang Etnomusikologi

dan bermanfaat untuk seluruh kalangan

1.8 Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai tulisan ini maka

penulis melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yang telah penulis

ketahui sebelumnya yang berlokasi di desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan,

Kabupaten Pakpak Bharat. Alasan penulis memilih lokasi ini dikarenakan masih

banyak yang mengalami peristiwa ini dan di Sukarami sudah berkali-kali

dilakukan festival Tangis Beru Si Jahe. Bahkan masih banyak di daerah ini

tinggal seniman-seniman yang mengetahui tentang budaya Pakpak.

Page 31: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

BAB II

ETNOGRAFI UMUM MASYARAKAT PAKPAK DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN KERAJAAN,

KABUPATEN PAKPAK BHARAT

2.1 Wilayah Budaya Etnik Pakpak

Etnis Pakpak adalah salah satu suku pribumi di Provinsi Sumatera Utara

dan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, yang terbagi menjadi beberapa bagian,

yaitu :

1. Kabupaten Dairi ibukota Sidikalang yang terdiri dari 15 Kecamatan dan 184

Desa. Kelurahannya meliputi Suak Keppas dan Pegagan.

2. Kabupaten Aceh Singkil ibukotana Singkil yang terdiri dari 15 Kecamatan

dan 148 Desa. Kelurahannya meliputi seluruh daerah Suak Singkil Boang.

3. Kabupaten Pakpak Bharat ibukotanya Salak yang terdiri dari 8 kecamatan

dan 59 Desa. Kelurahannya meliputi Suak Simsim dan sebagian daerah

Keppas.

4. Kotamadya subbul sallam ibukotanya Salak yang terdiri dari 5 kecamatan

dan (64) Desa/Kelurahan yang merupakan pemekaran dari Aceh Singkil dan

masih termasuk Suak Singkil Boang.

5. Kabupaten tapanuli tengah ibukotanya Pandan yang terdiri dari 6 kecamatan

dari daerah (wilayah) Kabupaten Tapanuli Tengah adalah hak ulayat Tanah

Pakpak Suak Kelasen) yang terdiri dari Kecamatan Barus, Barus Utara,

Page 32: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Sosar Godang, Andam Dewi, Manduamas dan Sirandorung dan 56

Desa/Kelurahan.

6. Kabupaten Humbang Hasundutan ibukotany Dolok Sanggul yang terdiri

dari 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Pakkat, Parlilitan, dan Kecamatan Tara

Bintang dan masih termasuk kedalam Suak Kelasen. Luas wilayah yang

menjadi wilayah persebaran masyarakat Pakpak keseluruhan adalah

8.331,12 km2 yang terdiri dari 52 Kecamatan dan 471 Desa/Kelurahan.

2.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang penulis ambil berlokasi di Desa Sukaramai,

Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat dimana daerah ini merupakan

salah satu daerah atau wilayah bermukimnya suku Pakpak yang disebut dengan

Suak Simsim dan sebagian daerah keppas. Luas Wilayah Kabupaten Pakpak

Bharat adalah 121.830 Ha. (1.218,30 Km2), terletak di wilayah pantai barat

Sumatera Utara yaitu pada 2.000 – 3.000 Lintang Utara dan 96.000 – 98.000

Bujur Timur dengan ketinggian berkisar antara 250 – 1.400 meter di atas

permukaan laut. Kabupaten pakpak Bharat terbentuk dari dari hasil pemekaran

dari Kabupaten Dairi. Secara administratif Kabupaten Pakpak Bharat terdiri dari

52 Desa dalam 8 (delapan) Kecamatan Kabupaten Pakpak Bharat adalah :

1) Kecamatan Salak, 2) Sitellu Tarli Urang Jehe, 3) Pangindar, 4) Sitellu

Tali Urang Julu, 5) Pargeteng-geteng Sengkut, 6) Kerajaan, 7) Tinada, dan

8) Siempat Rube.

Page 33: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Adapun batas wilayah Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebagai berikut:

Sebelah timur berbatasan dengan : Kecamatan Parbuluan Kabupaten

Dairi dan Harian Kabupaten Samosir.

Sebelah barat berbatasan dengan : Kabupaten Aceh Singkil Propinsi

Nanggroe Aceh Darussalam.

Sebelah utara berbatasan dengan : Kecamatan Silima Pungga-Pungga,

Kecamatan Lae Parira, Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi.

Sebalah selatan berbatasan dengan : Kecamatan Tara Bintang

Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kecamatan Manduamas

Kabupaten Tapanuli Tengah.

Adapun batas-batas wilayah dari desa sukaramai adalah :

Sebelah timur berbatasan dengan : Desa Kuta Saga.

Sebelah barat berbatasan dengan : Desa Surung Mersada.

Sebelah selatan berbatasan dengan : Desa Pardomuan.

Sebelah utara berbatasan dengan : Desa Kuta Meriah.

2.3 Sistem Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat Pakpak khusunya yang berada di wilayah

Kabupaten Pakpak Bharat sangat beragam, disesuaikan dengan keahlian pribadi

yang dimiliki oleh seseorang, dan tidak terbatas pada satu bidang saja. Banyak

warga Pakpak yang bekerja sebagai pedagang, petani, PNS (pegawai negeri sipil),

guru, pegawai swasta, dan lain-lain. Dari hasil wawancara dengan beberapa

narasumber, bahwa pekerjaan yang paling banyak digeluti masyarakat Pakpak

Page 34: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

yang berdomisili di wilayah kabupaten Pakpak Bharat adalah bercocok tanam.

Kopi, padi, tanaman palawija, durian dan jeruk. Menurut penuturan beliau,

banyak diantara pegawai negeri sipil maupun pegawai swasta menekuni pekerjaan

bercocok tanam selain dari pekerjaan utamanya. Begitu juga dengan para

pedagang maupun pengusaha kecil memiliki ladang bercocok tanam serta

menekuni kegiatan tersebut sebagai penopang hidup.

2.4 Sistem Kepercayaan dan Religi

Sebelum agama Islam dan Kristen masuk ke wilayah Pakpak, masyarakat

setempat menganut kepercayaan yang disebut persilihi atau perbegu. Persilihi

atau perbegu ini ialah suatu kepercayaan yang meyakini bahwa alam ini berada

dibawah kuasa pengaruh roh-roh gaib atau dengan adanya Dewa-Dewa maupun

roh-roh nenek moyang yang dikultuskan (lihat, Naiborhu, 1988 : 22-26).

2.4.1 Kepercayaan Terhadap Dewa-Dewa

Sebelum agama masuk ke lingkungan masyarakat Pakpak,masyarakat

mempercayai kekuatan alam gaib dan percaya bahwa alam adalah sumber

kehidupan. Masyarakat pakpak percaya terhadap Debata Guru/Batara Guru yang

dikatakan dalam bahasa Pakpak Sitempa/Sinembe nasa si lot yang artinya maha

pencipta segala sesuatu yang ada di bumi ini yang diklasifikasikan

atau diistilahkan sebagai berikut:

Page 35: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Debata Guru/ Batara Guru menjadikan wakilnya untuk menjaga dan

melindungi, yaitu :

1) Beraspati Tanoh.

Diberi simbol dengan menggambar cecak yang berfungsi melindungi segala

tumbuh-tumbuhan. Jadi, jika seorang orang tua menebang pohon bambu, kayu

atau tumbuhan lainnya, maka ia harus meminta izin kepada Beraspati Tanoh.

2) Tunggung Ni Kuta

Tunggung Ni Kuta diyakini memiliki peranan untuk menjaga dan melindungi

kampung atau desa serta manusia sebagai penghuninya. Oleh karena hal tersebut,

maka tunggung ni kuta memberikan kepada manusia beberapa benda yaitu

sebagai berikut :

a. Lapihen, terbuat dari kulit kayu yang didalamnya terdapat tulisan-tulisan

yang berbentuk mantra atapun ramuan obat-obatan serta ramalan-ramalan.

b. naring, wadah yang berisi ramuan sebagai pelindung kampung. Apabila

satu kampung akan mendapat ancaman, maka naring akan memberikan

pertanda berupa suara gemuruh ataupun siulan.

c. Pengulu balang, sejenis patung yang terbuat dari batu yang memiliki fungsi

untuk memberikan sinyal atau tanda berupa gemuruh sebagai pertanda

gangguan, bala, musuh, atau penyakit bagi masyarakat suatu desa.

d. Sibiangsa, yaitu wadah berbentuk guci yang diisi ramuan yang ditanam di

dalam tanah yang bertugas mengusir penjahat yang datang.

Page 36: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

e. Sembahen Ni Ladang, yaitu roh halus dan penguasa alam sekitarnya yang

diyakini dapat menggangu kehidupan dan sekaligus dapat melindungi

kehidupan manusia apabila diberi sesajen.

f. Tali Solang, yaitu tali yang disimpul di ujungnya, mempunyai kepala ular

yang digunakan untuk menjerat musuh.

g. Tongket Balekat, yaitu terbuat dari kayu dan hati ular yang berukuran lebih

kurang satu meter yang diukir dengan ukiran Pakpak dan dipergunakan

untuk menerangi jalan.

h. Kahal-kahal, yaitu menyerupai telapak kaki manusia untuk melawan

musuh.

i. Mbarla, yaitu roh yang berfungsi untuk menjaga ikan di laut, sungai dan

danau.

j. Sineang Naga Lae, yaitu roh yang menguasai laut, danau dan air.

2.4.2 Kepercayaan Terhadap Roh-Roh

Kepercayaan terhadap roh-roh, yang meliputi :

a. Sumangan, yaitu tendi (roh) orang yang sudah meniggal mempunyai

kekuatan yang menentukan wujud dan hidup seseorang yang dikenang.

b. Hiang, yaitu kekuatan gaib yang dibagikan kepada saudara secara turun

temurun.

Page 37: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

c. Begu Mate Mi Lae atau disebut juga dengan begu Sinambela, yaitu roh

orang yang sudah meninggal diakibatkan karena hanyut di sungai.

d. Begu Laus, yaitu sejenis roh yang menyakiti orang yang datang dari

tempat lain serta dapat membuat orang menjadi sakit secara tiba-tiba.

Kepercayaan- kepercayaan diatas sudah jarang dilaksanakan oleh

masyarakat Pakpak khususnya yang berada di wilayah Kecamatan kerajaan

sejak masuknya agama di daerah tersebut.

Masyarakat Pakpak di daerah ini sebagian besar sudah memeluk agama yang

tetap, yaitu agama yang sudah diakuai oleh pemerintah. Sebagian besar

masyarakat yang ada di daerah ini beragama Islam, Kristen dan sebagian kecil

beragama Katolik.

2.5 Sistem Kekerabatan

Masyarakat Pakpak sejak dahulu kala sudah ada ikatan yang mengatur tata

krama dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari dan ditaati oleh masyarakat

itu sendiri. Sistem tersebut selalu ada dan diterapkan dalam upacara-upacara adat

termasuk juga dalam upacara kematian (kerja njahat). Sistem tersebut yaitu:

2.5.1 Sulang Silima

Sulang silima adalah lima kelompok kekerabatan yang terdiri dari

kulakula, dengan sebeltek siampun-ampun/anak yang paling kecil, serta anak

Page 38: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

berru. Sulang silima ini berkaitan dengan pembagian sulang/jambar dari daging-

daging tertentu dari seekor hewan seperti kerbau, lembu atau babi yang

disembelih dalam konteks upacara adat masyarakat Pakpak. Pembagian

daging/jambar ini disesuaikan dengan hubungan kekerabatannya dengan pihak

kesukuten atau yang melaksanakan upacara. Dalam adat masyarakat Pakpak,

kelima kelompok tersebut masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab

yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam acara adat.

a. kula-kula

kula-kula merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sistem

kekerabatan pada masyarakat Pakpak. kula-kula adalah kelompok/pihak

pemberi istri dalam sistem kekerabatan masyarakat Pakpak dan merupakan

kelompok yang sangat dihormati dan dianggap sebagai pemberi berkat oleh

masyarakat. Dengan demikian, kula-kula juga disebut dengan istilah Debata Ni

Idah (Tuhan yang dilihat). Oleh karena itu, pihak kula-kula ini haruslah dihormati.

Sikap menentang kula-kula sangat tidak dianjurkan dalam kebudayaan Pakpak.

Dalam acara-acara adat, kelompok kula-kula diwajibkan untuk hadir, termasuk

juga dalam adat kematian dan mendapat peran yang penting.

b. Dengan sebeltek/Senina

Dengan sebeltek/senina adalah mereka yang mempunyai hubungan tali

persaudaraan yang mempunyai marga yang sama. Mereka adalah orang-orang

yang satu kata dalam permusyawaratan adat. Selain itu, dalam sebuah upacara

adat ada kelompok yang dianggap dekat dengan sebeltek, yaitu senina. Dalam

sebuah acara adat, senina dan seluruh keluarganya akan ikut serta dan mendukung

Page 39: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

acara tersebut. Secara umum, hubungan senina ini dapat disebabkan karena

adanya hubungan pertalian darah, se subklen/semarga, memiliki ibu yang

bersaudara, memiliki istri yang bersaudara dan memiliki suami yang bersaudara.

c. Anak beru

Anak beru artinya anak perempuan yang disebut dengan kelompok pengambil

anak dara dalam sebuah acara adat, anak berru lah yang bertanggung jawab atas

acara adat tersebut. Tugas anak berru adalah sebagai pekerja, penanggung jawab

dan pembawa acara pada sebuah acara adat.

Sedangkan situaan adalah anak yang paling tua, siditengah adalah anak tengah

dan siampun-ampun adalah anak yang paling kecil. Mereka adalah pihak yang

mempunyai ikatan persaudaraan yang terdapat dalam sebuah ikatan keluarga.

Kelima kelompok diatas mempunyai pembagian sulang (jambar) yang

berbeda, yaitu sebagai berikut :

1) Kula-kula (pihak pemberi istri dari keluarga yang berpesta) akan

mendapat sulang per-punca naidep. Situaan (orang tertua yang

menjadi tuan rumah sebuah pesta akan mendapat sulang per-

isang-isang).

2) Siditengah (keluarga besar dari keturunan anak tengah) akan

mendapat sulang per-tulantengah.

3) Siampun-ampun (keturunan paling bungsu dalam satu keluarga)

akan mendapat sulang per-ekur-ekur.

4) Anak beru (pihak yang mengambil anak gadis dari keluarga yang

berpesta) akan mendapat sulang perbetekken atau takal peggu.

Page 40: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Biasanya penerimaan perjambaren anak beru disertai dengan takal

peggu. Yang artinya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang

besar terhadap berjalannya pesta. Anak beru lah yang bertugas

menyiapkan makanan serta menghidangkan selama pesta

berlangsung.

2.6 Bahasa

Pada umumnya, bahasa yang dipakai oleh masyarakat di Kecamatan

Kerajaan adalah bahasa Pakpak karena mayoritas penduduk disana adalah suku

Pakpak. Hal ini menyebabkan kehidupan sehari- hari penduduk disana

menggunakan bahasa Pakpak begitu juga dalam acara adat.

Terdapat juga sebagian kecil suku lain seperti suku Toba, Karo, Nias dan

Jawa yang datang kedaerah Kecamatan Kerajaan, tetapi setelah tinggal beberapa

lama disana, masayarakat dari suku-suku tersebut diatas sudah mengerti dan fasih

menggunakan bahasa Pakpak. Selain bahasa Pakpak, bahasa yang digunakan

dalam komunikasi sehari-hari adalah bahasa Indonesia yang digunakan di tempat-

tempat umum, seperti sekolah, puskesmas dan kantor Kelurahan.

Ada beberapa jenis gaya bahasa yang digunakan dalam kehidupan

masyarakat Pakpak, yaitu :

1. Rana telangke yaitu kata-kata perantara atau kata-kata tertentu untuk

menghubungkan maksud si pembicara terhadap objek si pembicara.

Page 41: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

2. Rana tangis yaitu gaya bahasa yang dituturkan dengan cara menangis atau

bahasa yang digunakan untuk menangisi sesuatu dengan teknik bernyanyi

(narrative songs atau lamenta dalam istilah etnomusikologi) yang disebut

tangis mangaliangi (bahasa tutur tangis)

3. Rana mertendung yaitu gaya bahasa yang digunakan dihutan,

4. Rana nggane yaitu bahasa terlarang, tidak boleh diucapkan di tengah-

tengah kampung karena dianggap tidak sopan

5. Rebun (rana tabas atau mangmang) yaitu bahasa pertapa datu atau bahasa

mantera oleh guru (Naiborhu, 2002:51).

2.7 Kesenian

2.7.1 Seni Musik

Masyarakat Pakpak membagi alat musiknya berdasarkan bentuk

penyajiannya dan cara memainkannya. Berdasarkan cara memainkannya,

instrumen musik tersebut dibagi atas dua kelompok, yaitu gotchi dan oning-

oningen.

Sedangkan berdasarkan cara memainkannya, instrument musik tersebut

terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu : sipaluun (alat musik yang dimainkan

dengan cara dipukul), sisempulen (alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup)

dan sipiltiken (alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik). Istilah gotchi dan

oning-oningen sudah mendapat pergeseran arti dikalangan masyarakat Pakpak.

Page 42: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Menurut wawancara dengan beberapa pemusik tradisi Pakpak sekarang

menyebutkan bahwa gotchi adalah istilah untuk beberapa ensambel seperti :

ensambel genderang sisibah, genderang sipitu-pitu, genderang silima,

gendangmsidua-dua, gerantung, mbotul dan gung. Sedangkan istilah oning-

oningen digunakan untuk ensambel yang terdiri dari gendang sitelu-telu, gung

sada rabaan, lobat (aerophone), kalondang (xylophone), dan kucapi

(chordophone), yang pada penggunaannya di gunakan untuk upacara mbaik

seperti upacara pernikahan (merbayo).

1. Instrumen Musik Berdasarkan Bentuk penyajian

Gotchi adalah isntrumen musik yang disajikan dalam bentuk seperangkat

(ensambel) yang terdiri dari : ensambel genderang sisibah, genderang sipitu-pitu,

genderang silima, gendang sidua-dua, gerantung, mbotul dan oning-oningen.

Genderang si sibah (drum-chime) merupakan salah satu alat musik

tradisional masyarakat suku Pakpak yang juga merupakan bagian dari kelompok

gotci. Dikatakan genderang si sibah karena alat musik ini terdiri atas sembilan

buah gendang satu sisi yang diletakkan dalam satu rak yang dipukul dengan

menggunakan stik (pemukul). Genderang si sibah ialah seperangkat gendang satu

sisi yang berbentuk konis (single headed conical nine drums). Genderang ini

dipakai untuk mengiringi upacara-upacara adat yang ada di Pakpak, melus bulung

bulu, melus bulung sempula, dan melus bulung simbernaik. Didalam ensambel ini

juga terdapat alat musik kalondang (xylophone), lobat (aerofon, recorder), kecapi

dan gong. Disamping alat musik tersebut juga ada ensambel musik genderang si

pitu, yang terdiri dari 7 buah gendang (drum set) yang diletakkan pada satu rak.

Permainan kalondang biasanya dimainkan dengan melodi yang sama dengan

Page 43: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

vokal dengan pukulan gendang yang variatif. Sejauh ini tradisi musik Pakpak

belum banyak mengalami perubahan.

Masing-masing nama dari kesembilan gendang ini dari ukuran terbesar

sampai ukuran terkeci adalah sebagai berikut :

Gendang 1, Si Raja Gumeruhguh (suara bergemuruh) atau disebut

juga sebagai gendang induk (menginang-inangi/mengindungi)

Gendang 2, Si Raja Dumerendeng atau Si Raja Manjujuri dengan

pola ritmis menjujuri atau mendonggildonggili (mengagungkan,

mentakbiri, menghantarkan)

Gendang 3-7, Si Raja Menak-menak dengan pola ritmis benna

kayu yang merupakan pembawa melodi (menenangkan,

menenteramkan)

Gendang 8, Si Raja Kumerincing dengan pola ritmis menehtehi

(menyeimbangkan)

Gendang 9, Si Raja Mangampuh dengan pola ritmis menganak-

anaki atau tabil sondat (menghalang-halangi). Namun terdapat

juga nama lain dari instrumen ini dalam bentuk kelompok

permainannya, yaitu untuk gendang 1 dan 2 disebut menginang-

inangi (induk); untuk gendang 2 sampai 7 disebut benna kayu

(pembawa lagu); dan gendang 7 sampai 9 disebut manganaki

(anak).9

Dalam bentuk seperangkat, kesembilan gendang ini dimainkan bersamaan

dengan gung sada rabaan (seperangkat gung yang terdiri dari empat buah, yaitu

9Wawancara dengan Bapak Pandapotan Solin tahun 2011

Page 44: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

panggora (penyeru), poi (yang menyahut), tapudep (pemberi semangat) dan

pong-pong (yang menetapakan). Instrumen lain yang digunakan adalah sarune

(double reed oboe) dan cilat-cilat (simbal concussion). Dalam penyajiannya,

ansambel ini hanya dipakai pada jenis upacara suka cita (kerja mbaik) saja pada

tingkatan upacara terbesar atau tertinggi saja.

Gambar 1 : Genderang Sisibah (Dokumentasi Pribadi Tahun 2011)

Keterangan : Nomor pada penjelasan diambil dari genderang terbesar sampai terkecil seperti pada gambar.

Selanjutnya adalah ensambel genderang sipitu-pitu. Ensambel ini terdiri

dari 7 buah gendang konis yang berasal dari genderang sisibah. Ketujuh gendang

ini berasal dari genderang sisibah dengan hanya menggunakan gendang mulai

Page 45: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

dari urutan I sampai VII. Instrumen lainnya yang terdapat dalam ensambel ini

adalah gung sada rabaan, Sarune, dan cilat-cilat sebagaimana yang terdapat

dalam genderang sisibah. Ensambel ini biasanya digunakan untuk kerja mbaik

dalam tingakatan tertentu saja.

Selanjutnya adalah ensambel genderang Si lima yaittu seperangkat

gendang satu sisi berbentuk konis yang terdiri dari lima buah gendang. Kelima

gendang ini berasal dari genderang sisibah dengan hanya menggunakan gendang

pada bilangan ganjil saja diurut dari gendang terbesar, yaitu gendang I, III, V, VII

dan IX. Fungsi dari kelima gendang tersebut sama dengan fungsinya masing-

masing seperti pada genderang sisibah. Instrumen lainnya yang terdapat dalam

ensambel ini adalah gung sada rabaan, Sarune, dan cilat-cilat sebagaimana yang

terdapat dalam genderang sisibah. Ensambel ini digunakan pada upacara dukacita

(kerja njahat) saja, seperti upacara kematian, mengongkal tulan (mengangkat

tulang-tulang) pada tingkatan upacara terbesar dan tertinggi secara adat.

Selanjutnya terdapat ensambel gendang sidua-dua. Ensambel gendang ini

terdiri dari sepasang gendang dua sisi berbentuk barrel (double head two barrel

drums). Kedua gendang ini terdiri dari gendang inangna (gendang induk, gendang

ibu) yaitu gendang yang terbesar dan gendang anakna (gendang anak, jantan)

yaitu gendang terkecil. Instrumen lain yang terdapat dalam instrument ini adalah

empat buah gong (gung sada rabaan) dan sepasang cilat-cilat (simbal).

Ensambel ini biasanya digunakan untuk upacara ritual, seperti mengusir

roh penunggu di hutan sebelum diolah menjadi lahan pertanian (mendeger uruk)

dan hiburan saja seperti upacara penobatan raja atau mengiringi tarian pencak.

Page 46: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Kemudian ensambel musik mbotul adalah seperangkat alat musik gong

(idiophones) berpencu yang terdiri dari 5, 7, atau 9 buah gong. Disusun berbaris

diatas rak seperti kenong pada tradisi gamelan Jawa. Dalam penggunaannya,

instrumen ini berperan sebagai pembawa melodi dan secara ensambel dimainkan

bersama-sama dengan gung sada rabaan.

Selanjutnya adalah ensambel oning-oningen. Ensambel ini terdiri dari

gendang sitelu-telu(membranophone single head), gung sada rabaan, lobat

(aerophone), kalondang (xylophone), dan kucapi (chordophone). Ensambel ini

digunakan pada upacara suka cita (kerja mbaik) seperti upacara penikahan

(merbayo) dan untuk mengiringi tarian (tatak).

b. Instrumen Musik Berdasarkan Cara memainkannya.

1. Sipaluun: Genderang, kalondang, gung, cilat-cilat, ketuk, mbotul, deng-

deng, doal, gerantung, gendang si dua-dua.

2. Sisempulen: Sarune, lobat, sordam

3. Sipiltiken: Kucapi

2.7.2 Seni Suara

Masyarakat Pakpak memiliki beberapa jenis seni suara ataupun nyanyian.

Nyanyian yang dimaksud adalah musik vokal. Masyarakat Pakpak memberi nama

ende-ende (baca :nde-nde) terhadap semua musik vokalnya. Ada beberapa jenis

musik vokal yang terdapat pada masyarakat Pakpak yang dibedakan berdasarkan

fungsi dan penggunaannya masing-masing yaitu sebagai berikut:

Page 47: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

(i) tangis milangi atau disebut juga tangis-tangis adalah kategori nyanyian

ratapan (lamenta) yang disajikan dengan gaya menangis. Disebut tangis milangi

karena hal-hal mengharukan yang terdapat didalam hati penyajinya akan ditutur-

tuturkan (dalam bahasa Pakpak: ibilangbilangken, milangi) dengan gaya

menangis (Pakpak : Tangis). Ada beberapa jenis tangis milangi yang terdapat

pada masyarakat Pakpak, yaitu sebagai berikut.

a. tangis si jahe adalah jenis nyanyian yang disajikan oleh gadis (female

song) menjelang pernikannya. Teks nyanyian ini berisi tentang ungkapan

kesedihannya karena akan meninggalkan keluarganya dan memasuki

lingkungan keluarganya. Nyanyian ini ditujukan supaya orang yang

mendengar merasa iba dan memberi petuah-petuah tentang hidup berumah

tangga. Nyanyian ini disajikan dalam bentuk melodi yang berubah-ubah

(repetitif) dengan teks yang berubah-ubah.

Tangis beru si jahe hanya dinyanyikan oleh perempuan. Tangis

beru si jahe disajikan dan ditujukan kepada orangtua beru si jahe, kerabat

terdekat dengan cara mendatangi rumah mereka masing-masing. Selain

itu, orang-orang yang didatangi oleh beru sijahe tersebut akan memberi

dia makan (nakan pengindo tangis) dimana tinggi rendahnya status sosial

adat beru si jahe tersebut ditentukan berdasarkan banyaknya jumlah

kepala ayam yang nantinya akan dibawa menuju tempat mertuanya.

Semakin banyak kepala ayam yang diterima oleh beru si jahe, maka akan

semakin tinggi pula status sosial adatnya dihadapan keluarga suaminya

Page 48: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

b. Tangis anak melumang, nyanyian ini disajikan oleh pria ataupun wanita.

Nyanyian ini berisi tentang kesedihan seseorang yang ditinggal mati orang

tuanya. Nyanyian ini biasanya disajikan pada saat-saat tertentu, seperti

ketika berada di hutan, di ladang, di sawah atau tempattempat sepi lainnya.

Teksnya berubah-ubah dengan melodi yang sama.

c. Tangis si mate adalah nyanyian ratapan (lament) kaum wanita ketika salah

seorang anggota keluarganya meninggal dunia. Disajikan di depan si mati

dan teksnya berisi tentang kisah hidup si mati, berisi tentang perilaku yang

paling berkesan dari si mati smasa hidupnya. Nyanyian ini adalah nyanyian

strofik yang lebih mementingkan isi teks daripada melodi.

(ii) ende-ende mendedah adalah sejenis nyanyian lullaby atau nyanyian

menidurkan anak yang dinyanyikan oleh sipendedah (pengasuh) baik kaum pria

maupun wanita untuk menidurkan atau mengajak si anak bermain. Jenisnya terdiri

dari , oah-oah dan cido-cido. Ketiga nyanyian jenis nyanyian ini menggunakan

teks yang selalu berubah-ubah dengan melodi yang diulang-ulang (repetitif).

a. Orih-orih ialah nyanyian untuk menidurkan anak yang dinyanyikan oleh

sipendedah (pengasuh) orangtua atau kakak baik pria maupun wanita.Si

anak digendong sambil i orih-orihken (sambil menina bobokan si anak

dalam gendongan) dengan nyanyian yang liriknya berisi tentang nasehat,

cita-cita, harapan maupun curahan kasih sayang terhadap si anak.

b. Oah-oah sering disebut juga dengan kodeng-kodeng, yaitu jenis nyanyian

yang teksturnya sama dengan orih-orih. Yang membedakannya adalah cara

Page 49: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

menidurkannya, jika orih-orih disajikan dengan cara menggendong, maka

oah-oah disajikan sambil mengayun si anak dalam ayunan.

c. Cido-cido adalah nyanyian untuk mengajak si anak bermain. Tujuannya

adalah agar si anak merasa terhibur dengan gerakan-gerakan lucu sehingga

si anak merasa terhibur dan tertawa. Teks lagu yang dinyanyikan biasanya

berisi tentang harapan-harapan agar kelak si anak menjadi orang yang

berguna.

(iii) Nangan ialah nayanyian yang disajikan pada waktu bersukut-sukuten

(mendongeng). Setiap ucapan dari tokoh-tokoh yang terdapat pada cerita

tersebut di sajikan dengan cara bernyanyi. Ucapan tokoh yang dinyanyikan

tersebut dalam cerita disebut dengan nangen, sedangkan rangkaian

ceritanya disebut sukut-sukuten.

Secara tekstur, cerita sukut-sukuten umumnya berisi tentang pedoman

pedoman hidup dan teladan yang harus dipanuti berdasarkan perilaku yang yang

diperankan oleh tokoh yang terdapat dalam cerita.

Persukuten haruslah orang yang cukup ahli menciptakan tokoh-tokoh melalui

warna nangen. Adapun sukut-sukuten yang cukup dikenal oleh masyarakat pakpak

adalah Sitagandera, Nan tampuk mas, Manuk-manuk Si Raja Bayon, Si buah

mburle, dan lain sebagainya.

(iv) Ende-ende mardembas adalah bentuk nyanyian permainan dikalangan anak-

anak usia sekolah yang dipertunjukkan pada malam hari di halaman rumah

pada saat terang bulan purnama. Mereka menari dan membentuk lingkaran

dan membuat lompatan kecil sambil bernyanyi secara chorus (koor) maupun

Page 50: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

solo chorus (nyayian solo yang disambut dengan koor). Isi teksnya biasanya

berisi tentang keindahan alam serta kesuburan tanah kampungnya dan

dinyanyikan dengan pengulangan melodi (repetitif) serta teks yang berubah-

ubah sesuai pesan yang disampaikannya.

(v) Ende-ende Memuro Rohi, naynyian ini termasuk kedalam nyanyian work

song, yaitu nyanyian yang di sajikan pada saat bekerja. Biasanya

dinyanyikan ketika berada di ladang atau di sawah untuk mengusir burung-

burung agar tidak memakan padi yang ada di sawah. Kegiatan muro

(menjaga padi) ini biasanya menggunakan alat yang disebut dengan ketter

dan gumpar yang dilambai-lambaikan ketengah sawah sambil menyanyikan

ende-ende memuro rohi.

2.5.3 Seni Tari

Masyarakat Pakpak menyebutkan istilah tari dengan istilah Tatak. Tatak

pada masyarakat pakpak erat hubungannya dengan kegiatan upacara ataupun kerja

dan juga sebagai hiburan atau pertunjukan. Tatak digunakan dalam kerja mbaik

ataupun kerja njahat. Adapun jenis gerakan yang digunakan dalam upacara tau

pun kerja adalah :

Mangera-era

Gerakan ini digunakan oleh kaum Beru untuk menyambut Kula-kula

ataupun gerakan yang digunakan oleh anak terakhir kepada anak tertua

ataupun yang muda kepada yang lebih tua.

Page 51: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Suyuk

Gerakan ini digunakan untuk menyambah ataupun menghormati.

Memasu-masu

Gerakan ini digunakan oleh kula-kula kepada beru yang menyimbolkan

pemberian berkat.

Mengembur

Gerakan ini digunakan untuk menyembah atau member hormat oleh beru

kepada kula-kula.

Mengeleap

Gerakan ini digunakan untuk menunjukkan bahwa kegiatan kerja sudah

berhasil dilaksnankan.

Adapun beberapa jenis tatak yang digunakan untuk hiburan atau pertunjukan

adalah sebagai berikut :

Tatak Menabi page

Tatak ini dilakukan oleh para muda-mudi di ladang dan menggambarkan

kegembiraan dari para muda-mudi. Hal ini terjadi karena pada zaman

dahulu, para muda-mudi di daerah Pakpak hanya dapat bertemu dan

berbicara lebih dekat pada saat masa panen. Tatak ini menggambarkan

tentang kegembiraan dalam memanen padi.

Tatak Mendedah

Tatak ini menggambarkan tentang bagaimana seorang ibu mengasuh

bayinya. Tatak ini hanya dilakukan oleh para perempuan.

Page 52: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Tatak Renggisa

Tatak ini menggambarkan tentang sepasang muda-mudi yang sedang

kasmaran atau sedang jatuh cinta satu sama lain.

Tatak Garo-garo

Tatak ini mengambarkan tentang kegembiraan muda-mudi dalam masa

panen. Tatak ini memiliki kemiripan dengan tatak menabi pange, namun

dalam tatak garo-garo, hal yang digambarkan tidak hanya dalam memanen

padi, melainkan mulai dari proses menanam sampai memanen padi

tersebut.

Tatak Memuat kopi

Tatak ini menggambarkan tentang bagaimana proses memetik kopi yang

dilaksanakan oleh para petani di daerah Pakpak.

Tatak Perampuk-ampuk

Tatak ini menggambarkan tentang keharmonisan yang terjalin antara kaum

muda-mudi yang ada dalam kebudayaan masyarakat Pakpak.

Tintoa serser

Tatak ini menggambarkan tentang bagaimana masyarakat Pakpak dalam

membuka atau memulai suatu ladang pertanian yang dalam hal inj

adalah persawahan.

Tatak Mengindangi

Page 53: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Tatak ini menggambarkan tentang suasana menumbuk padi pada

masyarakat Pakpak. Perlu diketahui bahwa tatak yang sifatnya hiburan

ataupun pertunjukan biasanya hanya di laksanakan oleh para kaum muda-

mudi. Serta untuk mengiringi tarian ini digunakan ensambel oning-

oningen.10

10 Skripsi Sarjana Batoan Sihotang dan wawancara kepada informan yang mengetahui tentang budaya Pakpak

Page 54: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

BAB III KONTINUITAS DAN PERUBAHAN PENYAJIAN NYANYIAN TANGIS

BERU SI JAHE

3.1 Tangis Beru Si Jahe

Tangis beru si jahe merupakan nyanyian ratapan seorang gadis yang akan

dipinang dan dinyanyikan menjelang pernikahannya. Nyanyian ini berisikan

tentang ungkapan kesedihan karena harus berpisah dengan anggota keluarganya

dengan tujuan agar anggota keluarga yang mendengarkan merasa iba dan terharu

kemudian mereka akan memberikan nasihat-nasihat dan bantuan berupa materi

kepada si gadis yang akan menikah tersebut. Nyanyian ini pada umumnya

disajikan dengan gaya repetitif dengan mengutamakan teks daripada melodi

(strofic-logogenic). Namun dalam perkembangannya beberapa tahun belakangan

ini tangis beru si jahe bukan lagi disajikan untuk upacara adat namun menjadi

salah satu bentuk hiburan dan telah difestivalkan.

Tangis beru si jahe hanya dinyanyikan oleh perempuan. Tangis beru si jahe

disajikan dan ditujukan kepada orangtua beru si jahe, kerabat terdekat dengan

cara mendatangi rumah mereka masing-masing. Selain itu, orang-orang yang

didatangi oleh beru sijahe tersebut akan memberi dia makan (nakan pengindo

tangis) dimana tinggi rendahnya status sosial adat beru si jahe tersebut ditentukan

berdasarkan banyaknya jumlah kepala ayam yang nantinya akan dibawa menuju

tempat mertuanya. Semakin banyak kepala ayam yang diterima oleh beru si jahe,

maka akan semakin tinggi pula status sosial adatnya dihadapan keluarga

suaminya.

Page 55: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Pada umumnya teks dari tangis beru si jahe berisikan tentang kiasan dan

perumpamaan. Seperti yang dapat dilihat dalam teks berikut di Bab VI

“Nang...mela podinken enda berumu, tah terjampa-jampa berumu mengkuso

kusoi bage manuk medemken berumu i ladang ni kalak le nang ni beruna. Bisa

saja nanti putrimu ini merasa bingung karena dia tidak tau apa yang akan dia

perbuat.” Selain teks tersebut masih banyak lagi perumpamaan yang terkandung

dalam teks nyanyian tersebut baik yang menangisi inangna (ibunya) maupun yang

menangisi puhun (pamannya).

Yang dinyanyikan pada umumnya kebalikan dari kenyataan, hal tersebut

dikarenakan si gadis merasa bahwa seolah-olah orang tuanya sudah tidak perduli

bahkan mencampakkan dia. Selain itu dia nantinya tidak bisa merasakan

kebahagiaan seperti apa yang dirasakan selama ini di lingkungan keluarganya.

Bahkan dia menuduh bahwa keluarganya menganggap dia sudah mati seperti yang

disebut dalam teks nyanyian menangisi Puhunna berikut “Nang...nggo mo

kepeken karinana memurpurken daging si melala inang ni beruna dekket bapani

berruna puhun ni turang dekket bapani bere berena. Ternyata orang tuaku

menganggap aku seperti orang sudah mati demikian halnya dengan engkau

paman.”

3.2 Deskripsi Penyajian Nyanyian Tangis Beru Si Jahe Dalam Budaya

Pakpak

Tangis beru si jahe pada masa ini digunakan untuk upacara adat

perkawinan dan dianggap sakral.

Page 56: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Pada dasarnya tangis beru si jahe ditujukan kepada dua hal yaitu, untuk

manusia dan untuk alam. Tangis beru si jahe yang ditujukan kepada manusia

dimulai dengan menangisi orang tuanya, kemudian menangisi Puhun (paman),

berikutnya menangisi namberru (bibi), selanjutnya menangisi rading-radingna

(rekan-rekan ataupun teman-teman terdekatnya). Kemudian beru si jahe akan

menerima petuah dan barang-barang untuk nantinya digunakan pada saat sudah

berumah tangga. Selain daripada itu beru jahe akan menerima takal manuk

(kepala ayam) dari setiap anggota keluarga yang ditangisi, dan semakin banyak

kepala ayam yang diterima maka akan semakin tinggi derajatnya dikeluarga

barunya nanti. Apabila kepala ayam itu banyak dibawa kerumah mertuanya

nantinya, hal itu menandakan bahwa mereka taat akan adat istiadat Pakpak. Waktu

yang baik untuk mengunjungi sanak saudara masa ini adalah sore hari (cibon atau

boni ari, antara pkl 15.00-18.00)

Setelah menangisi orang tuanya, si beru jahe akan berangkat menuju

rumah puhun (paman) dan sanak saudara lainnya, dia akan ditemani salah seorang

rading (teman sebaya) dan seorang Ibu tua yang memiliki marga yang sama

dengannya. Masing-masing sanak saudara diatas akan ditangisi setiap sorenya.

Jika jumlah sanak saudara yang ditangis 7 orang maka dibutuhkan waktu tujuh

hari untuk menangisi mereka. Hal ini memakan waktu yang lama sesuai dengan

jumlah yang akan ditangisi dan lokasi tempat tinggal dari masing-masing sanak

keluarga.

Pada masa itu mereka yang mengalami tangis beru si jahe akan berkumpul

dan melakukan tarian sebagai pertanda bahwa mereka mengalami hal yang sama

atau dengan kata lain mempunyai nasib yang sama. Setiap gerakan yang mereka

Page 57: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

tarikan berguna untuk menenangkan diri masing-masing dan pada saat itulah satu

sama lain akan saling mencurahkan isi hati mereka. Apa yang menjadi alasan

mereka dikawinkan akan diungkapkan sambil melakukan tarian tersebut sebagai

hiburan hati (wawancara dengan Informan Tamma Br.Bancin dan Pandapotan

Solin)

Gambar No.2

Tamma Br.Bancin Penyaji tangis beru si jahe

Tamma Br. Bancin merupakan salah satu penyaji tangis beru si jahe.

Beliau juga pernah mengalami hal tersebut. Beliau merupakan mantan penyanyi

lagu daerah Pakpak, banyak lagu yang masih dihapal olehnya termasuk lagu

perjuangan dan lagu opera. Walaupun usia beliau sudah sangat tua, namun beliau

masih dapat dikatakan energik. Beliau masih sanggup menari dan karakter

vokalnya masih sangat baik.

Page 58: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Gambar No.3 (Dokumen Pribadi 2014)

Mencontohkan salah satu gerakan dembas (tarian Pakpak)

3.3 Deskripsi Penyajian Nyanyian Tangis Beru Si Jahe Pada Masa

Sekarang

3.3.1 Penyajian

Untuk mengungkap perubahan yang terjadi dari nyanyian tangis beru sijahe,

penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Alan P Merriam (1964:303)

yang dikemukakan dalam tulisannya tentang Music and Culture is Dynamic dalam

buku The anthropology of Music yang mengatakan “culture change begins with

the processes of innovation. Type of innovation is variation, invention, tentation,

dan culture borrowing”.

Menurut Carol R. Ember (1987 : 32), suatu kebudayaan tidaklah pernah

bersifat statis, melainkan selalu berubah. Walaupun pada kenyataan perubahan itu

Page 59: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

bukan atas gangguan yang datangnya dari luar, suatu kebudayaan pasti akan

mengalami perubahan. Hal ini berhubungan dengan waktu, bergantinya generasi

serta perubahan dan kemajuan tingkat pengetahuan masyarakat.

Alan P Merriam mengemukakan bahwa perubahan berasal dari dalam

lingkungan kebudayaan atau internal, dan perubahan juga bisa berasal dari luar

kebudayaan atau eksternal. Perubahan secara internal meurpakan perubahan yang

timbul didalam dan dilakukan oleh pelaku-pelaku kebudayaan itu sendiri, dan juga

disebut inovasi. Sedangkan perubahan eksternal merupakan perubahan yang

timbul akibat pengaruh yang dilakukan oleh orang-orang dari luar lingkup budaya

tersebut. Merriam menambahkan bahwa kelanjutan dan perubahan merupakan

suatu tema yang digunakan untuk memahami sifat stabil dan dinamis yang

melekat dalam setiap kebudayaan. Berkaitan dengan fenomena ini, teori

kebudayaan secara umum mengasumsikan bahwa setiap kebudayaan beroperasi

dalam kerangka waktu yang terus mengalami kelanjutan, dimana variasi-variasi

dan perubahan yang terjadi adalah hal yang tidak dapat dielakkan (1964: 305).

Pada masa sekarang tangis beru si jahe disajikan untuk kepentingan

umum. Nyanyian ini sudah dipertunjukkan dihadapan umum bahkan sudah

berkali-kali difestivalkan. Nyanyian ini disajikan dengan berbagai cara dan

dengan persiapan yang matang. Misalnya untuk festival, para penyaji harus

mengikuti prosedur dan segala aturan yang diutarakan oleh para Juri. Mereka

harus belajar dari pelatih dan menghapal lirik demi lirik tangis beru si jahe yang

diberikan oleh pelatih untuk dipertandingkan nantinya. Proses demi proses latihan

dijalani oleh mereka yang nantinya mengikuti festival. Langkah-langkah yang

harus mereka lalui yaitu: 1) menerima syarat-syarat dan aturan-aturan yang

Page 60: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

diajukan oleh Panitia lomba; 2) memilih dan menentukan kelompok; 3)

menetukan pelatih, persiapan selama latihan baik vokal maupun mimik/ekspresi;

4) penentuan kostum yang akan dikenakan dan properti yang digunakan pada saat

festival. Festival dan Pertunjukan nyanyian tangis beru si jahe pada masa

sekarang dilakukan di ruangan indoor maupun outdor. Seperti di gereja, di Aula

Pertemuan bahkan di lapangan luas.

Pada masa sekarang festival tangis beru si jahe disajikan pada acara ulang

tahun kabupaten, ulang tahun gereja, pesta gotilen gereja, pagelaran budaya

Pakpak, ulang tahun Organisasi. Panitia akan mengadakan lomba dan

menyediakan hadiah bagi pemenang. Menurut wawancara penulis dengan

informan yang pernah memenangkan festival tangis beru si jahe yaitu Sorti

br.Tumanggor (pernah memenangkan festival tangis beru si jahe pada tahun

2010) dan ibu br.Solin bersama ibu Munthe (juara harapan 1 festival tangis beru

si jahe dalam acara pagelaran budaya Pakpak yang tahun 2012) mereka mendapat

hadiah selain berupa uang tunai, mereka juga mendapat sertifikat, atau piagam

penghargaan dan piala sebagai hasil dari kemenangan mereka.

Gambar berikut merupakan gambar Penyaji tangis beru si jahe pada saat

mengikuti festival tangis beru si jahe dalam Penyelenggaraan Festival Budaya

Daerah di Gedung Serbaguna Kota Salak pada tahun 2012. Dengan kata lain kita

dapat melihat bahwa didalam gambar jelas kita lihat bahwa mereka berada diatas

sebuah panggung yang indah, terdapat forografer, tukang syuting, serta mereka

juga menggunakan mikrophone agar suara mereka didengar oleh orang-orang

yang hadir dalam gedung tersebut.

Page 61: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Tujuan tangis beru si jahe ini diangkat kembali yaitu untuk melestarikan

budaya Pakpak yang sudah punah, memperkenalkannya kembali pada masyarakat

Pakpak terutama generasi muda. Supaya masyarakat Pakpak semakin mencintai

budayanya dan menghargai adat isti adat yang ada.

Gambar No.4 (Hasil Rekonstruksi)

Juara harapan tahun 2012 (br.Solin dan br. Munthe)

Page 62: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Dari hasil wawancara penulis dengan informan tersebut bahkan yang

sudah pernah menjadi juri dalam festival tangis beru si jahe, Hal-hal yang dinilai

dari festival tangis beru si jahe, antara lain yaitu:

1. Penguasaan panggung

2. Kelengkapan material

3. Kostum

4. Urutan tangis yang benar

5. Durasi waktu, dalam hal ini tidak boleh melebihi dari waktu yang

ditentukan oleh panitia

6. Mimik/ekspresi

7. Logat (cengkok) yang tepat

8. Teknik vokal dan mampu mengikuti intonasi nyanyian tersebut

9. Penguasaan nyanyian, meresapi nyanyian, mengerti nyanyian

10. Kekompakan

Pelaku dari pertunjukan maupun festival tangis beru si jahe tidak hanya

mereka yang sudah tua, bahkan yang muda juga dapat menyajikan tangis ini.

Karena disajikan dalam bentuk pertujukan ataupun festival pelakunya tidak harus

yang mengalami tangis beru si jahe, namun mereka yang memiliki karakter vokal

dan mampu menyajikan tangis beru si jahe dengan baik. Hal ini dikarenakan

mereka juga memiliki pelatih dan mereka bisa belajar vokal dengan pelatih

tersebut.

Berikut merupakan contoh gambar pertujukan nyanyian tangis beru si jahe

yang diadakan di Sanggar Pelatihan musik Pakpak LP Mandiri di desa Sukaramai,

Kecamatan Kerajaan, Pakpak Bharat.

Page 63: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Gambar No.5 (Hasil Rekonstruksi)

Dalam hal ini penulis memilih ibu Munthe sebagai ibu (Inang ni beru si

jahe) dan ibu Solin (selaku sekdes Sukaramai) sebagai beru si jahe. Mereka

pernah mengikuti festival tangis beru si jahe dalam rangka pagelaran Budaya

Pakpak di gedung Serbaguna Kota Salak tahun 2012.

Berikut merupakan beberapa perlengkapan yang dibutuhkan sebagai

gambaran dari tangis beru sijahe yang dilaksanakan pada masa menjelang tahun

60-an

Page 64: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Gambar No.6 (Hasil Rekonstruksi)

Nasi Putih

Nakan/nasi diberikan oleh orang tua si beru jahe yang memiliki makna

sebagai suapan terakhir si ibu kepada si beru jahe dikarenakan akan ada

perpisahan diantara mereka.

Gambar No.6 (Hasil Rekonstruksi)

Manuk tasak/ayam yang sudah dimasak

Page 65: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Ayam yang dimasak merupakan salah satu menu yang disajikan orangtua

kepada beru si jahe untuk dimakan. Namun yang paling dipentingkan dalam

bagian ini yaitu kepala ayam tersebut (takal manuk). Kepala ayamlah yang

nantinya akan dibawa si beru jahe ketempat keluarga barunya. Penulis

menggunakan teori semiotika untuk menganalisis gambar diatas, bahwa ada

terdapat tanda dimana kepala ayam menjadi perlambang bahwa semakin banyak

kepala ayam yang dibawa si beru jahe ketempat keluarga suaminya, maka akan

semakin tinggi pula derajat si beru jahe atau dengan kata lain keluarga dari si beru

jahe taat akan adat. Tinggi rendahnya status sosial adat beru si jahe tersebut

ditentukan berdasarkan banyaknya jumlah kepala ayam yang nantinya akan

dibawa menuju tempat mertuanya. Semakin banyak kepala ayam yang diterima

oleh beru si jahe, maka akan semakin tinggi pula status sosial adatnya dihadapan

keluarga suaminya (wawancara dengan Ibu Tamma br.Bancin)

Gambar No.7 (Hasil Rekonstruksi)

Baka berisi sirih

Page 66: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Setelah Ibu dari beru si jahe memberikan sekepal nasi kepadanya

sebaliknya si beru jahe akan memberikan sirih kepada ibunya. Sirih yang ada

dalam baka ini akan diberikan oleh beru si jahe kepada ibu sebagai tanda bahwa

dia akan pergi dan melepas masa mudanya dan dia akan meninggalkan semua

kebiasaan dan kenangan selama masih berada di lingkungan keluarganya.

Gambar No. 8 (Hasil Rekonstruksi)

Tikar/belagen

Gambar nomor-6 Merupakan salah satu materi yang diberikan keluarga

kepada beru si jahe untuk bekal nantinya saat membina keluarga baru.

Page 67: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Gambar No.7 (Hasil Rekonstruksi)

Keseluruhan Perlengkapan

3.3.2 Pelaku Festival Tangis Beru Si Jahe

Pelaku festival Tangis beru si jahe:

1) Beru si jahe yaitu gadis yang akan di nikahkan dan yang menjadi

objek utama penelitian.

2) Orang tua beru si jahe

3) Keluarga puhun yaitu mereka yang memiliki kedudukan tertinggi

dalam adat Pakpak

4) Pihak namberu

5) Rading-rading yaitu teman sebaya dari beru si jahe

6) Juri, tim penilai dari festival tersebut

7) Tokoh-tokoh adat, budayawan

8) Tim audio/visual

Page 68: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

9) Penonton

Mereka yang disebutkan diatas merupakan orang-orang yang menjadi

pelaku dalam pertunjukan/festival tangis beru si jahe.

3.3.3 Lokasi festival

Adapun yang menjadi lokasi festival tangis beru si jahe yang penulis teliti

berlokasi di desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat

berada di rumah Ibu Munte Lembaga Pelatihan Musik Pakpak (LPMP) Mandiri.

Posisi pelaku berada di bagian depan sebuah ruangan seolah-olah berada dalam

ruang pertunjukan. Mereka duduk di atas belagen/tikar putih dengan segala

perlengkapan yang sudah ditata dengan rapi. Jarak mereka dengan penonton kira-

kira 2m supaya penonton lebih bebas untuk menyaksikan penampilan mereka.

3.3.4 Jalannya festival

Festival tangis beru si jahe dilaksanakan setelah menempuh beberapa

persiapan. Mulai dari menentukan kelompok-kelompok yang dapat diajak

kerjasama, kemudian pendaftaran dan penentuan pelatih, proses latihan dan

tahapan festival.

3.4 Perubahan yang Terjadi dari Nyanyian Tangis Beru Si Jahe

Perubahan yang terjadi dalam nyanyian tangis beru si jahe adalah

perubahan konsep penyajian. Hal-hal yang berubah diantaranya adalah : penyaji

tangis (pelaku), konsep penyajian, waktu penyajian tangis, dan lain sebagainya.

Page 69: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Berikut merupakan penjelasan dari perubahan dan keberlanjutan dari

tangis beru si jahe.

3.4.1 Perubahan Penyajian dan Kontinuitas Tangis Beru Sijahe

Sebagaimana yang telah disebutkan di halaman 46 bahwa Alan P Merriam

mengemukakan perubahan berasal dari dalam lingkungan kebudayaan atau

internal, dan perubahan juga bisa berasal dari luar kebudayaan atau eksternal.

Perubahan secara internal meurpakan perubahan yang timbul didalam dan

dilakukan oleh pelaku-pelaku kebudayaan itu sendiri, dan juga disebut inovasi.

Sedangkan perubahan eksternal merupakan perubahan yang timbul akibat

pengaruh yang dilakukan oleh orang-orang dari luar lingkup budaya tersebut.

Merriam menambahkan bahwa kelanjutan dan perubahan merupakan suatu tema

yang digunakan untuk memahami sifat stabil dan dinamis yang melekat dalam

setiap kebudayaan. Berkaitan dengan fenomena ini, teori kebudayaan secara

umum mengasumsikan bahwa setiap kebudayaan beroperasi dalam kerangka

waktu yang terus mengalami kelanjutan, dimana variasi-variasi dan perubahan

yang terjadi adalah hal yang tidak dapat dielakkan (1964: 305).

Perubahan yang terjadi dari penyajian tangis beru si jahe dimulai dari

tahun 60-an hingga sekarang. Perubahan ini didasari karena kemajuan jaman,

masuknya agama yang memberi larangan bahwa semua hal yang dianggap

menentang agama harus dihapuskan dalam hal ini agama Kristen yang dalam

pelaksanaan ibadahnya mengharuskan jemaat untuk bernyanyi secara bersama-

sama sebagai bagian dari tata peribadatannya. Namun perlu diketahui, tradisi

bernyanyi secara bersama-sama ini hanyalah terbatas dalam konteks keagamaan

Page 70: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

saja, berikutny kemajuan pendidikan, IPTEK, serta kemajuan ekonomi.

Masyarakat Pakpak sudah banyak meninggalkan kebiasaan lama mereka dan

mengikuti perkembangan jaman.

Menjelang tahun 60-an tangis beru sijahe disajikan untuk upacara

perkawinan, sedangkan pada masa sekarang sudah berubah dan disajikan untuk

hiburan bahkan sudah difestivalkan. Tujuan diangkat kembali yaitu untuk

memperkenalkan kepada generasi masyarakat Pakpak bahwa mereka pada masa

dahulu memiliki suatu kebiasaan dalam adat perkawinan, serta untuk melestarikan

kembali budaya-budaya Pakpak yang hampir punah.

Konsep penyajian tangis beru si jahe pada masa sekarang disesuaikan

dengan urutan penyajian tangis pada masa dahulu. Awalnya si beru jahe

menangisi ibunya dan mengungkapkan semua pertanyaan dalam hatinya mengapa

dia harus dikawin paksakan. Berikutnya beru sijahe akan menemui puhun(paman)

untuk meminta kepada pamannya jika bisa acara pernikahan tersebut dibatalkan.

Kemudian dia menjumpai bibinya dan menerima nasehat-nasehat dari bibinya.

Selanjutnya yaitu menjumpai kerabat terdekatnya untuk mengungkapkan kata-

kata perpisahan. Yang berbeda yaitu para penyaji harus mengikuti prosedur dan

setiap aturan-aturan yang diajukan oleh panitia, mengatur tata rias dan pakaian,

belajar vokal dan penghayatan.

Namun pada masa sekarang, setiap peserta mengejar suatu kemenangan

yaitu hadiah-hadiah yang dijanjikan oleh panitia lomba. Setiap peserta lebih

memperhatikan penampilan daripada makna sebenarnya dari nyanyian tersebut.

Page 71: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

3.5 Hal-hal Yang Melatar Belakangi Terjadinya Perubahan

Berikut ini merupakan beberapa hal yang melatar belakangi terjadinya

perubahan dalam nyanyian tangis beru si jahe. Selain Perubahan Yang Terjadi

Dalam masyarakat yang mengikuti bagaimana perkembangan zaman, ada juga

beberapa hal lain yang menjadi latar belakang perubahan dari penyajian tangis

beru si jahe, antara lain yaitu:

1. Masuknya Agama

Sebelum agama Islam dan Kristen masuk ke wilayah Pakpak, masyarakat

setempat menganut kepercayaan yang disebut persilihi atau perbegu. Persilihi

atau perbegu ini ialah suatu kepercayaan yang meyakini bahwa alam ini berada

dibawah kuasa pengaruh roh-roh gaib atau dengan adanya Dewa-Dewa maupun

roh-roh nenek moyang yang dikultuskan (lihat, Naiborhu, 1988 : 22-26). Seluruh

urusan adat diatur oleh aturan-aturan yang dibuat pertaki.

Akan tetapi, dengan datangnya agama Kristen ke daerah ini sekitar awal

abad ke-20, secara lambat laun telah turut membawa perubahan terhadap konsep

dan kebiasaan bernyanyi yang dianut oleh masyarakat Pakpak. Hal ini sejalan

dengan ajaran agama Kristen yang dalam pelaksanaan ibadahnya mengharuskan

jemaat untuk bernyanyi secara bersama-sama sebagai bagian dari tata

peribadatannya. Namun perlu diketahui, tradisi bernyanyi secara bersama-sama

ini hanyalah terbatas dalam konteks keagamaan saja. Nyanyian-nyanyian tradisi

selain Nangan (nyanyian berceritera) dan Ende-ende mendedah (Inggris: lullaby,

nyanyian menidurkan anak) tetap saja tidak lazim disajikan di depan umum,

bahkan sampai sekarang. Walaupun beberapa kali disaksikan nyanyian-nyanyian

Page 72: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

pribadi disajikan di depan umum atas usaha dari generasi muda Pakpak untuk

mengangkatnya ke dalam pertunjukan, kondisi nyanyian ini tetap saja seperti

semula. Masyarakat tetap merasa malu (Pakpak: mela diri) dan sungkan (Pakpak:

malang ate) apabila harus bernyanyi didengar atau di hadapan orang lain, terlebih-

lebih bersama-sama dengan orang lain baik sejenis maupun dengan lawan jenis

(Tesis Torang Naiborhu)

Pengaruh agama yang semakin kuat menjadi salah satu faktor yang

mengikis kekuatan dan pengaruh kepercayaan lama. Hal ini disesuaikan dengan

visi dan misi keagamaan dan aturan-aturan keagamaan itu sendiri. Diatas tahun

60-an, masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama diasingkan dan

dianggap tidak mengikuti aturan pemerintahan. Mereka biasanya berdomisili di

daerah-daerah terpencil dan semakin hari semakin merosot (wawancara dengan

Bapak Pandapotan Solin).

2. Kemajuan Ekonomi

Sebelum menjelang tahun 60-an sistem perekonomian di wilayah Pakpak

Bharat masih menganut sistem perdagangan. Dengan kata lain barang ditukar

dengan barang(barter). Emas dan kain yang bagus pada masa itu belum dianggap

sangat berharga seperti sekarang ini. Pada masa sekarang, emas dan kain-kain

yang bagus memiliki harga yang sangat tinggi. Tidak sembarang orang mampu

membeli emas dan pakian mahal tersebut. Berbeda dengan jaman dahulu,

perekonomian masih sistem barter.

Page 73: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

3. Kemajuan Pendidikan

Sebelum mengecap dunia pendidikan masyarakat Pakpak pada umumnya

masih buta huruf. Kemajuan pendidikan menjadi salah satu faktor perubahan dari

penyajian tangis beru si jahe.

4. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Berkembangnya media sosial dan pengetahuan pada masyarakat Pakpak

menjadi salah satu hal yang melatar belakangi terjadinya perubahan dalam budaya

Pakpak. Internet, handphone dan media lain menjadi pengaruh besar terhadap

terjadinya perubahan dalam budaya Pakpak. Dulunya segala sesuatu dibicarakan

dari mulut ke mulut. Namun sekarang median sosial menjadi alat yang sangat

canggih untuk membantu pekerjaan manusia. Misalnya dalam hal mengundang

sanak saudara menghadiri suatu upacara adat, dapat menggunakan Handphone

sebagai alat bantu walaupun dipisahkan jarak yang sangat jauh, tanpa harus

berkunjung kerumah-rumah sanak saudara yang akan menghadiri pesta yang akan

digelar. Kemajuan dunia telekomunikasi seperti internet juga menjadi pengaruh

besar dalam perubahan yang terjadi dalam budaya Pakpak bahkan dunia.

Informasi-informasi terbaru yang setiap detiknya berubah dapat secara cepat dan

tepat diterima/diakses.

3.6 Fungsi Tangis Beru Sijahe

Berbicara mengenai fungsi musik, Alan P Merriam mengemukakan

sepuluh fungsi musik yaitu: 1) fungsi pengungkapan emosional, 2) fungsi

Page 74: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

pengungkapan estetika, 3) fungsi hiburan, 4) fungsi komunikasi, 5) fungsi

perlambangan, 6) fungsi reaksi jasmani, 7) fungsi yang berkaitan dengan norma

sosial, 8) fungsi pengesahan lembaga sosial, 9) fungsi kesinambungan

kebudayaan, 10) fungsi pengintegrasian masyarakat. (1964: 219-226) .

Jika dilihat dari eksistensi, perubahan penyajian dan kontinuitas dari tangis

beru sijahe, maka penulis menemukan ada delapan fungsi musik yang terdapat

pada nyanyian tangis beru sijahe. Diantaranya, Fungsi pengungkapan emosional,

Fungsi hiburan, Sarana komunikasi, Fungsi perlambangan, Fungsi reaksi jasmani,

Fungsi norma-norma sosial, kesinambungan kebudayaan., fungsi pengesahan

lembaga sosial.

3.6.1. Fungsi Pengungkapan Emosional

Bunyi yang dihasilkan oleh musik mampu mempengaruhi emosional dari

pendengarnya. Baik sedih, senang, rindu dan lain sebagainya.

Dari hasil yang penulis telah uraikan, tangis beru sijahe disajikan didepan

sanak keluarga dari beru si jahe. Sehingga semua ungkapan perasaan yang ada

dalam hatinya dapat diungkapkan dan sangat wajar untuk diselesaikan bersama.

Hal ini dapat dilihat dari ungkapan beru si jahe berikut ini

“Nang...nggom(nggo mo) ko peahen kono menuman berumu le nang ni beruna”. (Ibu...apakah engkau telah bosan mengasuh putrimu, tidakkah engkau mengingat bagaimana sakitnya melahirkan aku)

Ungkapan emosional tersebut merupakan salah satu frase teks tangis beru

si jahe yang ditujukan sigadis kepada ibunya. Karena ibunya setuju dan rela

melepaskan si beru jahe untuk ikut dan bersatu dengan keluarga suaminya yang

Page 75: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

masih sangat asing baginya. Si beru jahe menuduh ibunya telah bosan untuk

mengasuhnya.

Hal ini tidak sepenuhnya benar, namun diakibatkan kekhawatiran dari si

beru jahe apabila dia sudah berada di lingkungan keluarganya yang baru, dia tidak

mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian seperti yang diterimanya saat berada

dilingkungan keluarganya.

3.6.2. Fungsi komunikasi

Umumnya nyanyian mengandung makna-makna yang dapat

mempengaruhi pendengar. Nyanyian juga berfungsi sebagai sarana komunikasi

kepada pendengar. Demikian halnya dengan apa yang dirasakan beru si jahe, dia

mengungkapkan isi hatinya seolha-olah mengkomunikasikan kepada yang

mendengarkan tangisnya tentang apa yang dirasakannya. Yang diungkap dalam

teks nyanyian “nggom kepe peahen kono menuman berumu le nang ni beru na.”

Demikianlah salah satu frase teks nyanyian tangis beru si jahe yang

mengatakan bahwa orang tuanya tidak lagi menyayanginya bahkan mengatakan

bahwa ibunya sudah lupa saat-saat melahirkannya serta menuduh ibunya

menelantarkannya.

Hal ini diungkapkan si beru jahe dalam bahasa teks yang dalam

keseharian tidak layak untuk diungkapkan.

Selain itu si beru jahe juga mengungkapkan keluh kesahnya kepada

pamannya (puhunna). Dalam hal ini si beru jahe menuturkan segala kesedihan

yang dirasakannya lewat syair-syair tangisannya dengan tujuan untuk

Page 76: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

meringankan beban dan kesedihannya bahkan berharap supaya pamannya

membatalkan perkawinan tersebut.

Selain beberapa hal diatas, sebelum tahun 60-an tangisan ini juga menjadi

syarat bahwa dalam waktu dekat akan ada yang melangsungkan perkawinan.

Masyarakat bisa memprediksikan tanpa harus ada yang mengumumkan secara

langsung.

3.6.3. Fungsi Perlambangan

Pada masyarakat Pakpak, tangis beru si jahe merupakan perlambangan

dari hal-hal, ide-ide serta tingkah laku si beru jahe dengan orang yang

ditangisinya. Dengan menyajikan tangis, beru si jahe akan diberi makan(nakan

pengindo tangis11). Orang tua beru si jahe akan menyuguhkan makanan berupa

daging ayam yang dimasak, namun ada bagian yang tidak bisa dimakan pada

masa itu yakni kepala ayam. Kepala ayam tersebut nantinya akan dikumpulkan

dari seluruh anggota keluarga yang ditemuinya dan ditangisinya yang kemudian

akan dibawa nantinya ke rumah suaminya sebagai lambang bahwa si beru jahe,

keluarga dan kerabat-kerabatnya adalah orang yang patuh terhadap adat.ada juga

bentuk perlambangan lain yang terdapat dalam lirik tangis beru si jahe yang

menyatakan penderitaan yang akan dialami nantinya di keluarganya yang baru.

Hal ini dapat dilihat dari pernyataan: “Nang...mela podinken enda berumu, tah

terjampa-jampa berumu mengkuso kusoi bage manuk medemken berumu i ladang

ni kalak le nang ni beruna, Bisa saja nanti putrimu ini merasa bingung karena

tidak tau apa yang akan ku perbuat.

11 nakan pengindo tangis: makanan yang disuguhkan oleh orang tua beru jahe sebagai

pertanda bahwa dia akan dinikahkan dalam waktu dekat.

Page 77: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

3.6.4. Fungsi Reaksi Jasmani

Bagian akhir dari frasa teks tangis beru si jahe umumnya selalu diakhiri

dengan isakan tangis. Hal ini diakibatkan kesedihan yang mendalam yang

dirasakan si beru jahe. Hal tersebut akan berpengaruh besar terhadap orang yang

mendengarkan, jika mereka benar-benar memahami apa yang di ungkapkan beru

jahe tersebut maka mereka juga akan ikut mengeluarkan air mata seolah-olah

mereka ikut merasakan kesedihan si beru jahe tersebut. Demikian juga terhadap

orang yang ditangisi. Mimik, ekspresi dan tangisan si beru jahe akan

mempengaruhi pendengar seolah-olah memberitahukan betapa sedihnya

perasaannya pada masa itu.

3.6.5. Fungsi norma-norma sosial

Paman memiliki kedudukan tertinggi dalam upacara adat masyarakat

Pakpak. Apabila paman membatalkan untuk menikahkan seorang keponakannya

maka tidak ada yang bisa melarang. Hal tersebut menandakan bahwa Paman

memiliki hak mutlak dalam adat.

3.6.6. Fungsi Kesinambungan Kebudayaan

Adanya festival dan pertunjukan tangis beru si jahe menjadi salah satu

wujud dari kesinambungan kebudayaan. Kelanjutan dari tangis beru si jahe ini

menjadi salah satu wacana untuk mengangkat kembali, melestarikan dan

Page 78: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

mengenalkan seperti apa tangis beru si jahe tersebut kepada msyarakat khususnya

masyarakat Pakpak.

3.6.7. Fungsi Lembaga Sosial

Lembaga sosial (yang menyangga kebiasaan-kebiasaan adat)

dapatdisahkan oleh lagu-lagu yang ikut menyangga kebiasaan adat dan untuk

mentaati peraturan-peraturan adat (merriam)

Dalam hal ini tangis yang ditujukan kepada orang tua, paman, bibi dan

kerabat selain sebagai ungkapan perasaan juga merupakan permohonan

dukungan dari mereka melalui nasehat, materi sebagai bekal perkawinan yang

akan diberikan kepada beru si jahe tersebut. Melalui pemberian-pemberian

tersebut diatas sudah merupakan salah satu pertanda bahwa secara adat

kelompok sosial tersebut sudah memberikan pengesahan melalui apa yang

mereka berikan masing-masing kepada beru si jahe.

3.6.8. Fungsi Hiburan/ Pertunjukan

Tangis beru si jahe sudah mengalami pergeseran fungsi yang dahulunya

berfungsi sebagai upacara adat namun saat sekarang sudah dipertunjukkan di

depan umum sebagai bentuk hiburan bahkan sudah berkali-kali difestivalkan

yang mana pemenang festival mendapat hadiah dan penghargaan. Dalam hal ini

yang lebih diutamakan adalah penampilan dan keindahan dari apa yang mereka

pertunjukkan.

Page 79: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

BAB IV

KAJIAN TEKSTUAL DAN MUSIKAL TANGIS BERU SI JAHE

4.1 Kajian Tekstual Tangis Beru Si Jahe

4.1.1 Analisis Semiotik Terhadap Teks Tangis Beru Si Jahe menangisi

inangna dan menangisi puhunna oleh Ibu Tamma Br.Bancin

Penulis menggunakan teori semiotika untuk menjelaskan tentang isi

daripada teks tangis beru si jahe. Seperti yang telah disebutkan dalam BAB I

Halaman 16, bahwa Semiotika adalah studi tentang tanda dan segala yang berhu-

bungan dengannya: cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain,

pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.

Semiotika dan teori komunikasi adalah dua hal yang sangat mirip sehingga sering

disebut sebagai semiotika komunikasi. Komunikasi terjadi dengan perantaraan

tanda-tanda dengan mengemukakan sesuatu (representamen) berdasarkan makna

denotatum, designatum atau makna yang ditunjuknya. 12 Dalam melakukan

analisis semiotika, pembahasannya antara lain mencakup pada hal-hal yang

berkaitan dengan: semiotika binatang (zoosemiotics); paralinguistik

(paralinguistics); bahasa alam (natural language); komunikasi visual (visual

communication); kode-kode musik (musical codes); kode rahasia; sistim objek;

dan lain-lain.13

Sebelum menganalisis bagaimana makna dan struktur dari teks tangis beru

si jahe, penulis lebih dahulu akan menuliskan teks dari nyanyian tersebut. Berikut

12 Tesis Torang Naiborhu 13 Tesis Torang Naiborhu

Page 80: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

merupakan isi teks yang disajikan oleh Ibu Tamma Br. Bancin menangisi inangna

yang saya terjemahkan dibantu oleh Ibu Sekdes Sukaramai Br.Solin ke dalam

bahasa Indonesia.

Penyaji tangis : Tamma Br.Bancin

Tempat Rec. : Desa Sukaramai, Pakpak Bharat

Tanggal Rec. : 25 juli 2014

Oleh : Erni Juita BN Ket : (P) Pakpak, (I) Indonesia

(P) : Nang...nggom (nggo mo) ko peahen kono menuman berumu le nang ni beruna

(I) : Ibu...apakah engkau telah bosan mengasuh putrimu, tidakkah engkau mengingat bagaimana sakitnya melahirkan aku

(P) : Nang...padan mo ko kepeken mengayak oles deba metem engket emas nggersing asa berumu i penuman numan kono inang ni beruna

(I) : Mengapa ibu hanya menginginkan kain yang mahal dan emas yang begitu banyak tanpa mengingat bagaimana sakitnya melahirkan aku

(P) : O...kepeken bage memurpurken lae mbergoh kono karinana mendahi daging simelala

(I) : O...sepertinya Ibu hanya menginginkan kemewahan itu tanpa memikirkan perasaan Putrimu. Dan menganggap bahwa aku sudah mati

(P) : Nang...padin mo kepeken inang ni beruna engket bapani beruna mengayaki oles deba metem, emas deba nggersing sa berumu i penuman numan ko inang ni beruna

(I) : Ternyata lebih bagi Bapak dan Ibu menginginkan kain yang mahal, dan emas yang banyak tanpa memikirkan bagimana perasaan putrimu ini

(P) : O...molo padinken enda tah terjampa-jampa mo berumu i ladang ni kalak le nang ni beruna

(I) : O..kalaulah aku sudah pergi kekampung yang akan kutuju, aku bagaikan seseorang yang tidak tau arah dan tujuan

(P) : Nang...mela kalak menuman berumu tah tertingkah lae nciho si cegen, tertingkah lae meletuk molo cibon berumu i ladang ni kalak le inang ni beruna

(I) : akan merasa malulah aku nantinya jika aku tidak tau tujuan mereka. Apabila nanti aku dikampung orang, aku salah tingkah dan tak tau apa yang harus kukerjakan

(P) : Nang...mela kono menuman berumu pateari sada pe pateari dua bekas berumu, ulang ko sondat mermari mangan taba berumu le nang ni beruna

Page 81: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

(I) : Ibu..ketika aku sudah berada dikampung orang maka ingatlah putrimu ini hari demi hari

(P) : Nang...mela kalak menuman berumu tah bage pilian mencalit sora ni kalak bage renggur mesora

(I) : padahal, bagaimana perasaanmu jika putri orang lain merasakan apa yang aku rasakan ini dimana engkau mengeluarkan suara sekuat bunyi petir ketika dia tidak tau harus berbuat apa dan mengerjakan apa

(P) : Nang...mela podinken enda berumu, tah terjampa-jampa berumu mengkuso kusoi bage manuk medemken berumu i ladang ni kalak le nang ni beruna

(I) : Bisa saja nanti putrimu ini merasa bingung karena dia tidak tau apa yang akan dia perbuat

(P) : Nang...tah mengkuso kusoi mo berumu dalan mi juma, tah dalan mi lae mo berumu podinken enda ladang ni kalak inang ni beruna

(I) : karena kebingungannya maka putrimu bagaikan seseorang yang tidak tau jalan menuju ladang, dan jalan menuju sungai

(P) : Nang...menadingken page ntasak mendapatken page tuhur mo berumu menadingken si nggo ramah mendapatken lako ki tutur berumu le nang ni beruna

(I) : Ibu...aku akan meninggalkan semua kebiasaanku saat masih bersamamu dan akan menjumpai hal yang baru serta memulai kehidupan dari awal

(P) : O...mela berumu podinken enda tah bage biah merdokar mo i ladang ni kalak ibaen deba berumu le nang ni beruna

(I) : O..kalaulah aku dipaksakan menikah, apakah kamu pernah memikirkan bahwa mereka nantinya hanya menjadikanku untuk memperbanyak keturunan mereka

(P) : Nang...cemal kin ngo i bere kono berumu pateari sada pe pateari dua bekas berumu oda ko sondat mermari ko mangan tabah berumu le nang ni beruna

(I) : Ibu..ketika aku sudah berada dikampung orang maka ingatlah putrimu ini hari demi hari, ingatlah bagaimana selama ini engkau menyediakan apa yang aku perlukan.

(P) : Nang...mela podinken enda mela kalak menuman berumu tah bage renggur mencalit me sora ni kalak menergang berumu inang ni beruna

(I) : lebih baik aku tinggal saja dirumah ini daripada nantinya aku diperlakukan tidak baik dirumah orang lain

(P) : O...padin mo ko kepeken mengayaki emas deba nggersing, oles deba metem asa berumu i penuman numan ko le nang ni beruna

(I) : Mengapa ibu hanya menginginkan kain yang mahal dan emas yang begitu banyak tanpa mengingat bagaimana sakitnya melahirkan aku

Page 82: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

(P) : Nang...menisi nisi mo berumu bage sira si kurang mbue sili sili tah menisi nisi mo berumu sili so sili bage sira si kurang mbue le nang ni beruna

(I) : dirumah yang akan aku tuju, aku akan terasing selalu karena aku belum mengenal mereka

(P) : O...tah bage biahat merdokar me sora ni kalak ndahi berumu le nang ni beruna

(I) : seperti suara harimau yang akan menerkam mangsanya lah nantinya suara mereka kepadaku jika aku tidak tau apa yang akan aku kerjakan

(P) : Nang...ipurpurken kono pe berumu i tabah berumu perosongenna sirang tanoh mate

(I) : Sama saja engkau menyuruh aku untuk bunuh diri jika aku jadi dengan pilihanmu

(P) : Nang...mela kono menuman berumu batang-batang si kurang monggal, uruk-uruk si kurang dates bekas berumu tertabah bekas berumu kabar-kabar oda ko sondat merborih lako mangan bage ntualuh kebonen ari, sora berumu mendok mangan le inang ni beruna

(I) : padahal nanti putrimu seperti salah duduk dan salah berdiri dalam mengerjakan segala pekerjaan di keluarga yang kutuju. Ingatlah putrimu ini selalu Ibu, yang memanggil-manggilmu pada saat kelaparan. (P) : O...mela kalak menuman berumu tah bage pulian cu merpari bage

renggur mencalit sora ni kalak inang ni beruna (I) : padahal, bagaimana perasaanmu jika putri orang lain merasakan apa yang

aku rasakan ini dimana engkau mengeluarkan suara sekuat bunyi petir ketika dia tidak tau harus berbuat apa dan mengerjakan apa

(P) : Nang...tah bage tertingkah lae nciho mela cibon, tertingkah lae meletuk mo beru mu le nang ni beruna

(I) : merasa malulah nantinya aku, seolah-olah aku tidak tahu ke mana arah dan tujuan hidupku.

Berikut isi teks tangis beru si jahe menangisi Puhunna

(P) : Nang...nggo mo kepeken Bapani bere berena menuman daging si melala14

(I) : Paman ternyata aku sama saja seperti orang yang sudah meninggal (P) : Nang padin mo ko kepeken bapani bere berena menuman kalak asa

beremu i penuman numan kono bapani bere berena

14 Daging si melala: merupakan perumpamaan dalam bahasa Pakpak untuk menyebutkan

seseorang yang dianggap sudah mati

Page 83: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

(I) : Ternyata engkau Paman sama saja seperti orang lain yang sama sekali tidak memperdulikan perasaan keponakanmu

(P) : Nang mela kono menuman beremu, nggo kepe peahen kono menuman beremu bapa ni bere berena

(I) : Engkau merasa malu memiliki keponakan seperti ku, dan ternyata engkau tidak memperdulikan apa yang ku rasakan

(P) : Nang...nggo mo kepeken karinana memurpurken daging si melala inang ni beruna dekket bapani berruna puhun ni turang dekket bapani bere berena

(I) : Ternyata orang tuaku menganggap aku seperti orang sudah mati demikian halnya dengan engkau paman

(P) : Nang...bage memurpurken lae mbergoh mo ko kepeken menuman daging si melala bapa ni bere berena

(I) : Engkau seperti hanya menginginkan kemewahan tanpa tahu bagaimana perasaanku paman

(P) : Nang...karinana ke kepeken nggo peahen menuman daging si melala sa memurpurken lae mbergoh mo kepeken kene tabah daging si melala bapa ni bere berena

(I) : Semua sudah menganggap bahwa aku sudah mati dan tidak seorangpun memikirkan perasaanku paman

4.1.2 Isi Teks

Jika dilihat dari makna dan struktur teks yang tertera diatas, penulis

meyakini bahwa ada beberapa pesan yang terkandung didalamnya. Mulai dari

perpisahan:

Teks di atas menceritakan tentang bagaimana penyaji mengungkapkan isi

hatinya kepada ibu dan pamannya saat dia hendak dinikahkan. Dia menuduh

bahwa ibunya sudah tidak lagi menyayanginya, tidak lagi perduli akan

kehidupannya kedepan dan menuduh ibunya mencampakkannya. Dia merasa

khawatir jika nantinya dikeluarganya yang baru dia hanya dijadikan sebagai

pembantu, diasingkan bahkan dianggap hanya untuk memperbanyak keturunan

saja, ditelantarkan dan hanya dijadikan sebagai pembantu. Dia merasa khawatir

Page 84: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

jika nantinya dikeluarganya yang baru dia hanya dijadikan sebagai pembantu,

diasingkan bahkan dianggap hanya untuk memperbanyak keturunan saja,

ditelantarkan dan hanya dijadikan sebagai pembantu.

Demikian halnya dengan tangis yang ditujukan kepada Paman (Puhun:

memiliki kedudukan tertinggi dalam perlakuan adat). Dia menginginkan

dukungan dari pamannya, supaya perkawinan yang telah disetujui Ayah dan

Ibunya, dapat dibatalkan oleh paman. Dia juga menuduh bahwa Pamannya sudah

tidak lagi menyayanginya bahkan tidak memikirkan tentang perasaannya.

4.1.3 Makna Teks

Penyaji dalam teks tangis beru si jahe pada umumnya menggunakan

kiasan dan perumpamaan. Ada terdapat beberapa makna yang saya lihat dari isi

teks tersebut, yaitu: Sebagai ungkapan rasa sedih dan rasa takut akan apa yang

nantinya akan dirasakan beru si jahe di kehidupan keluarganya yang baru.

Misalnya beberapa isi teks berikut yang menyatakan harapan dari beru si jahe

pada saat dia tidak bersama dengan orang tuanya “Nang...mela kono menuman

berumu pateari sada pe pateari dua bekas berumu, ulang ko sondat mermari

mangan taba berumu le nang ni beruna. Ibu..ketika aku sudah berada dikampung

orang maka ingatlah putrimu ini hari demi hari.

Berikutnya ada juga tuduhan beru si jahe terhadap orangtuanya bahwa

mereka tidak memikirkan perasaaan putrinya seperti ungkapan berikut

“Nang...padin mo kepeken inang ni beruna engket bapani beruna mengayaki oles

deba metem, emas deba nggersing sa berumu i penuman numan ko inang ni

Page 85: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

beruna. Ternyata lebih bagi Bapak dan Ibu menginginkan kain yang mahal, dan

emas yang banyak tanpa memikirkan bagimana perasaan putrimu ini.”

Makna selanjutnya adalah harapan dan doa kepada keluarga yang akan

ditinggalkan oleh beru si jahe “Nang...cemal kin ngo i bere kono berumu pateari

sada pe pateari dua bekas berumu oda ko sondat mermari ko mangan tabah

berumu le nang ni beruna. Ibu..ketika aku sudah berada dikampung orang maka

ingatlah putrimu ini hari demi hari, ingatlah bagaimana selama ini engkau

menyediakan apa yang aku perlukan.” Dan ungkapan berikut

“Nang...menadingken page ntasak mendapatken page tuhur mo berumu

menadingken si nggo ramah mendapatken lako ki tutur berumu le nang ni beruna.

Ibu...aku akan meninggalkan semua kebiasaanku saat masih bersamamu dan akan

menjumpai hal yang baru serta memulai kehidupan dari awal.”

4.1.4 Pemilihan Teks

Dalam teks tangis beru si jahe, terdapat istilah-istilah yang digunakan

penyaji tangis dalam penyampaian kata-kata tangisannya. Dengan kata lain,

istilah itu ditujukan kepada orang-orang yang ditangisinya, seperti pada contoh

berikut ini.

Nang ni beruna sebutan untuk Ibu (Ibu dari Putrimu)

Bapa ni beruna sebutan untuk Ayah (Ayah dari Putrimu)

Bapa ni bere-berena sebutan untuk Paman (Paman dari Keponakan)

4.2 Kajian Musikal Tangis Beru Si Jahe

Penulis berpedoman pada teori yang dikemukakan oleh William P.Malm

(1977:3) yang dikenal dengan teori weighted scale. Dimana dikatakan bahwa hal-

Page 86: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

hal yang harus diperhatikan dalam pendeskripsian melodi, adalah: tangga nada

(scale), nada dasar (pitch center), wilayah nada (range), jumlah nada (frequency of

note), jumlah interval, pola kadensa, formula melodi (melody formula), dan

kontur (contour).

Simbol Dalam Notasi

1.

Garis paranada yang memiliki lima buah garis paranada dan empat buah

spasi dengan tanda kunci G

2.

Simbol yang menyatakan freemeter

3.

Terdiri atas empat buah not 1/16 yang digabung menjadi seperempat ketuk

4.

Terdiri atas dua buah not 1/16 yang digabung menjadi seperempat ketuk

5.

Tanda istirahat (rest) ½ yang bernilai dua ketuk

6.

Tanda istirahat (rest) ¼ yang bernilai satu ketuk

Page 87: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

7.

Tanda istirahat (rest) 1/16 yang bernilai ¼ ketuk

4.2.1 Tangga Nada (Scale)

Dalam pendeskripsian tangga nada, penulis membuat urutan-urutan dari

nada-nada yang terdapat dalam melodi nyanyian tersebut dimulai dari nada yang

terendah sampai nada yang tertinggi

4.2.3 Nada Dasar (pitch center)

Untuk menentukan nada dasar dari nyanyian tangis beru si jahe, maka

penulis berpedoman dengan pendapat yang dikemukakan Bruno Nettl dalam

bukunya “Theory and Method in Ethnomusicology” bahwa nada dasar merupakan

nada yang terdapat dibagian awal atau dibagian akhir dalam suatu

komposisi.Berdasar atas hal tersebut , maka nada dasar yang terdapat dalam

nyanyian tangis beru si jahe baik menangisi inangna maupun menangisi puhunna

adalah C.

4.2.4 Wilayah Nada (range)

Berikut merupakan wilayah nada yang diurutkan dari nada terendah

hingga nada tertinggi .

Page 88: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

4.2.5 Jumlah Nada

Jumlah nada merupakan banyaknya nada yang dipakai dalam suatu musik

atau nyanyian. Banyaknya nada yang terdapat pada nyanyian tangis beru si jahe

dapat dilihat dari garis paranada berikut ini

Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa jumlah nada C sebanyak 7 buah,

sedangkan jumlah nada G sebanyak 178 buah, jumlah nada D sebanyak 10 buah,

jumlah nada Ais sebanyak 19 buah dan jumlah nada B sebanyak 2 buah

Untuk nada C

Untuk nada G

Untuk nada D

Untuk ada Ais

Untuk nada B

Page 89: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

4.2.6 Jumlah Interval

Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain yang terdiri

dari interval naik maupun turun. Sedangkan jumlah interval merupakan

banyaknya interval yang dipakai dalam suatu musik atau nyanyian. Berikut ini

merupakan interval dari nyanyian tangis beru si jahe.

Tabel : Jumlah Interval

Interval Jumlah interval

1 P

2 Aug

4 P

5 P

6 P

3 M

164

17

2

14

2

1

4.2.7 Pola Kadensa (Cadence Patterns)

Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni atau melodi sebagai penutup

pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga dapat dengan sempurna

menutup melodi tersebut.

Page 90: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

4.2.8 Formula Melodi (Melody Formula)

Formula melodi yang dibahas dalam tulisan ini terdiri atas bentuk, frasa,

dan motif. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu

pola melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. Sedangkan motif

adalah ide melodi sebagai dasar pembentukan melodi.

Berikut beberapa istilah untuk menganalisis bentuk, yang dikemukakan

oleh William P. Malm :

1. Repetitif yaitu bentuk nyanyian yang diulang-ulang

2. Ireratif yaitu bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang

kecil dengan kecenderungan pengulang-pengulang di dalam

keseluruhan nyanyian

3. Strofic yaitu bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teks

nyanyian yang baru atau berbeda

4. Reverting yaitu bentuk yang apabila dalam nyanyian terjadi

pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi penyimpangan-

penyimpangan melodi.

5. Progressive yaitu bentuk nyanyian yang terus berubah dengan

menggunakan materi melodi yang selalu baru.

Jika dilihat dari apa yang dikemukakan Malm mengenai bentuk nyanyian,

maka penulis mengambil kesimpulan bahwa melodi dan nyanyian tangis ini

adalah repetitive yang artinya menggunakan melodi yang berulang-ulang dengan

teks yang berbeda.

4.2.8.1. Analisis Bentuk dan Frasa pada Tangis Beru Si Jahe

Page 91: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Secara garis besar bentuk, frasa, dan motif dalam tangis beru si

jahe adalah sebagai berikut :

1. Bentuk yang terdapat pada nyanyian tangis beru si jahe terdiri atas 25

bentuk yaitu bentuk A-A-A-B-A-A-A’-A

2. Terdapat 6 frasa dalam nyanyian ini, hal ini dapat dilihat dari partitur lagu

4.2.9. Kontur (contour)

Malm (1977: 13) membedakan beberapa jenis kontur, yakni:

1) Ascending yakni garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada

yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi

2) Descending yakni garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari

nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah.

3) Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari

nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi

ke nada yang lebih tinggi atau sebaliknya

4) Conjunct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu

nada ke nada yang lain baik naik maupun turun

5) Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang

lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih

rendah ke nada yang lebih tinggi

6) Disjunct yaitu melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada

yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor

maupun minor

Page 92: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

7) Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai

batasan-batasan.

Garis kontur yang terdapat pada melodi tangis beru si jahe baik menangisi

inangna maupun menangisi puhunna adalah ascending, descending, dan

static. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Paranada garis kontur ascending

Paranada garis kontur descending

Paranada garis kontur static

4.2.10. Analisis Ritem

1. Tempo : -

2. Durasi not : 1’. 36”

3. Meter : Free meter

Tangis beru si jahe memiliki meter bebas. Dengan tidak memiliki tempo.

Nyanyian ini mengalir dan melodinya tetap sama namun teks nya yang berubah-

ubah.

Page 93: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

4.2.11. Pola Melodi yang Diulang

Catatan : pola melodi yang terdapat dalam tangis beru si jahe yang menangisi

inangna maupun menangisi puhunna tersebut cenderung berulang-ulang

(repetitif). Dengan demikian penulis tidak mentranskripsikan kedua nyanyian

tersebut

Page 94: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan
Page 95: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tangis beru si jahe merupakan nyanyian ratapan seorang gadis yang akan

dipinang dan dinyanyikan menjelang pernikahannya. Tangis beru sijahe hanya

dinyanyikan oleh perempuan. Tangis beru si jahe disajikan dan ditujukan kepada

orangtua beru sijahe, kerabat terdekat dengan cara mendatangi rumah mereka

masing-masing. Selain itu, orang-orang yang didatangi oleh beru sijahe tersebut

akan memberi dia makan (nakan pengindo tangis) dimana tinggi rendahnya status

sosial adat beru sijahe tersebut ditentukan berdasarkan banyaknya jumlah kepala

ayam yang nantinya akan dibawa menuju tempat mertuanya. Semakin banyak

kepala ayam yang diterima oleh beru sijahe, maka akan semakin tinggi pula status

sosial adatnya dihadapan keluarga suaminya.

Perubahan berasal dari dalam lingkungan kebudayaan atau internal, dan

perubahan juga bisa berasal dari luar kebudayaan atau eksternal. Perubahan secara

internal meurpakan perubahan yang timbul didalam dan dilakukan oleh pelaku-

pelaku kebudayaan itu sendiri, dan juga disebut inovasi. Sedangkan perubahan

eksternal merupakan perubahan yang timbul akibat pengaruh yang dilakukan oleh

orang-orang dari luar lingkup budaya tersebut. Merriam menambahkan bahwa

kelanjutan dan perubahan merupakan suatu tema yang digunakan untuk

memahami sifat stabil dan dinamis yang melekat dalam setiap kebudayaan.

Pada masa sekarang tangis beru si jahe disajikan untuk kepentingan

umum. Nyanyian ini sudah dipertunjukkan dihadapan umum bahkan sudah

berkali-kali difestivalkan. Nyanyian ini disajikan dengan berbagai cara dan

Page 96: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

dengan persiapan yang matang. Misalnya untuk festival, para penyaji harus

mengikuti prosedur dan segala aturan yang diutarakan oleh para Juri.

5.2 Saran

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

sebab itu, dengan rendah hati penulis menerima saran dan kritik yang membangun

demi kesempurnaan tulisan ini. Seperti pepatah mengatakan ‘tiada gading yang

tak retak’ demikian halnya tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Penulis menyarankan kepada masyarakat Pakpak khususnya generasi

muda untuk tetap mencintai budaya dan tradisi yang ada dalam masyarakat

Pakpak serta memberikan perhatian baik terhadap seni musik, vokal dan tari.

Page 97: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

DAFTAR PUSTAKA

Berutu, Lister. 2006. Adat & Tata cara Perkawinan Masyarakat Pakpak.

Medan: Grasindo Monoratama.

Butar-Butar, Monang. Kajian Tekstual dan Musikologis Tangis Beru Sijahe

Pakpak Dairi Di Desa Silima Kuta Kecamatan Salak, Skripsi

Sarjana S-1, Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra,

Universitas Sumatera Utara.

Dewi, Heristina. 2008. Masyarakat Kesenian Di Indonesia “Masyarakat dan

Kesenian Pakpak-Dairi”. Medan: Studia Kultura, Fakultas Sastra,

Universitas Sumatera Utara.

Ginting, Novalinda Tringani. Kontinuitas Dan Perubahan Gendang Patam-

Patam Dalam Musik Tradisional Karo. Skripsi Sarjana S-1,

Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Sumatera Utara.

Jansen H. Sinamo, DAIRI The Hidden Prosperity.2000.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka

Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id)

Koentjaraningrat. 1990. Penelitian yang bersifat deskriptif

Malm, William P. 1964. Music Culture of Pasific, the Near East and Asia.

Manik, Marliana. 2013. Analisis Fungsi Sosial, Tekstual Dan Musikal Tangis

Simate Pada Masyarakat Pakpak Di desa Siompin, Aceh Singkil.

Page 98: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Skripsi Sarjana S-1, Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Merriam, Alan P. 1964. The Anthropology of Music. Chicago: North Western

University Press.

Merriam, Alan P. 1964. Music and Culture is Dynamic dalam buku The

anthropology of Music. Chicago: North Western University Press.

Naiborhu, Torang, 2004.” Musik Pakpak Dairi di Sumatera Utara,” dalam

Ben Pasaribu (ed), Pluralitas Musik Etnik. Medan: Pusat

Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak. Universitas HKBP

Nommensen.

1993.

Tesis. Odong-odong: Nyanyian Ratapan Rimba Pakpak Dairi.

Analisa Tekstual dan Musikologis. Medan: Lembaga Penelitian

USU.

Nainggolan, Leonald. Kontinuitas dan Perubahan Gondang Naposo Pada

Masyarakat Toba di Desa Gajah Kecamatan Sei Balai Kabupaten

Asahan. Skripsi Sarjana S-1, Departemen Etnomusikologi, Fakultas

Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Netll, Bruno. 1964. “Theory and Method In Ethnomusicology” New York:

Free Press

Whitney. 1960. Metode Deskriptif Analitis

Page 99: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

Saragih, Tumpal. Teknik Dasar Permainan Sarune Pakpak di Desa Sukaramai,

Kecamatan Raja, Kabupaten Pakpak Bharat. Skripsi Sarjana S-1,

Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Sumatera Utara

Sidabutar, Bonggud. 2013. Sulim Batak Toba: Sebagai Kontinuitas dan

Perubahan. Skripsi Sarjana S-1, Departemen Etnomusikologi,

Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara

Sinaga, Saridin. 2009. Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak

Arisden Purba di Huta Manik Saribu Nagori Sait Buttu Saribu

Kecamatan P. Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Skripsi Sarjana

S-1, Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas

Sumatera Utara

Sitohang, Martahan. Perubahan dan Kontinuitas Ritual Pembuatan Taganing di

Desa Turpuk Limbong, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir.

Skripsi Sarjana S-1, Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra,

Universitas Sumatera Utara

Soduppangon, Dussel. 2012. Pengaruh Konsili Vatikan II Terhadap Inkulturasi

Musik Liturgi Dalam Ofisi Di Biara Ordo Kapusin Santo Fransiskus

Asisi Pematang Siantar. Skripsi Sarjana S-1, Departemen

Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Page 100: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Tamma Br. Bancin Umur : 79 tahun Pekerjaan : Petani Pengalaman Seni : Penyanyi Pakpak, Penyaji Tangis Beru Si Jahe Alamat : Desa Sukaramai, Kec. Kerajaan, Kabupaten

Pakpak Bharat

2. Nama : Merti Br Tumangger Umur : 61 tahun Pekerjaan : Petani Pengalaman seni : Penyaji Tangis Beru Sijahe

Alamat : Desa lae mbuturen, kecamatan kerajaan, Pakpak Bharat

3. Nama : Sorti Br. Tinambunan

Umur : 60 tahun Pekerjaan : Petani Pengalaman seni : Penyaji Tangis Beru Sijahe Alamat : Desa Kuta Tinggi, Pakpak Bharat

4. Nama : Pandapotan Solin Umur : 49 Tahun Pekerjaan : Pengukir dan pembuat alat musik Tradisional

Pakpak Pengalaman seni : Pemusik Tradisional Pakpak, Pembuat alat musik

tradisional Pakpak, Pelaku seni Alamat : Desa Sukaramai, Kec. Kerajaan, Pakpak Bharat

5. Nama : Marseti Br. Munthe Umur : 45 tahun Pekerjaan : Guru Sekolah Dasar Pengalaman Seni : Penyaji Tangis Beru Sijahe Alamat : Desa Sukaramai, Kec.Kerajaan, Pakpak Bharat

6. Nama : Romasta Uli br. Solin Umur : 45 tahun Pekerjaan : Sekretaris Desa Sukaramai Pengalaman Seni : Pelatih Tari, Penyaji Tangis Beru Sijahe Alamat : Sukaramai, Kec.Kerajaan, Pakpak Bharat

Page 101: TANGIS BERU SI JAHE DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN … · Skripsi ini berjudul “Tangis Beru Si Jahe Di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat: Kontinuitas Dan

7. Nama : Mansehat Manik Umur : 56 Tahun Pekerjaan : Anggota DPRD Kab. Pakpak Bharat Pengalaman seni : Budayawan Pakpak, Pelaku seni, pemilik salah satu

museum Budaya Pakpak Alamat : Kota Salak, Pakpak Bharat

8. Nama : Era Banurea Umur : 47 Tahun Pekerjaan : Mantan Anggota DPRD Kab.Pakpak Bharat Pengalaman seni : Penari Tradisional maupun Tari Kreasi Baru

Pakpak, Pemusik Tradisional Pakpak, Budayawan Pakpak

Alamat : Desa Salak II, Pakpak Bharat

9. Nama : Mardi Boangmanalu Umur : 25 tahun Pekerjaan : petani Pengalaman seni : Pemusik Tradisional Pakpak Alamat : Aornaken, Pakpak Bharat