Legenda Gunung Batu Hapu
Transcript of Legenda Gunung Batu Hapu
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di: https://bisnisbook.wordpress.com http://ebookloe.wordpress.com
Legenda Gunung Batu Hapu
Menurut cerita orang tua-tua, dahulu kala di perbatasan kedua desa itu hiduplah seorang janda
miskin bersama putranya. Nama janda itu Nini Kudampai, sedangkan nama putranya Angui.
Mereka tidak mempunyai keluarga dekat sehingga tidak ada yang membantu meringankan beban
anak beranak itu. Walaupun demikian, Nini Kudampai tidak pernah mengeluh. Ia bekerja sekuat
tenaga agar kehidupannya dengan anaknya terpenuhi.
Saat itu, Angui masih kecil sehingga ia masih senang bermain, belum ada kesadaran untuk
menolong ibunya bekerja. Angui tidak mempunyai teman sebaya sebagai teman bermain.
Sebagai gantinya, ia ditemani tiga ekor hewan kesayangannya, yaitu ayam jantan putih, babi
putih, dan seekor anjing yang juga putih bulunya. Ke mana pun ia pergi, ketiga ekor hewan
kesayangan itu selalu menyertainya. Mereka tampak sangat akrab.
Pada suatu hari, ketika Angui sedang bermain di halaman rumah, melintaslah seorang saudagar
Keling. Saudagar itu amat tertarik kepada Angui setelah menatap Angui yang sedang bermain. Ia
berdiri tidak begitu jauh dari tempat Angui bermain. Angui terus diamatinya. Dari hasil
pengamatan itu, ia mendapatkan sesuatu yang menonjol pada penampilan Angui. Air muka
Angui selalu jernih dan cerah. Ubun-ubunnya kelihatan berlembah. Dahinya lebar dan lurus.
Jari-jarinya panjang dan runcing ke ujung. Di ujung-ujung jari itu terdapat kuku laki yang bagus
bentuknya. Satu hal yang memikat adalah adanya tahi lalat yang dimiliki Angui. Tahi lalat
seperti itu dinamakan kumbang bernaung.
Saudagar Keling mendapat firasat bahwa tanda-tanda fisik yang dimiliki Angui menunjukkan
nasib balk atau keberuntungannya. Barang siapa memelihara anak itu akan bernasib mujur.
“Aku harus mendapatkan anak itu,” katanya dalam hati. Tanpa menyia-nyiakan waktu, saudagar
itu segera menemui Nini Kudampai, sang ibu. Dengan keramahan dan kefasihan lidahnya
berbicara selain janji-janji yang disampaikan, ia dapat menaklukkan hati Nini Kudampai. Nini
Kudampai tidak keberatan jika Angui diasuh dan dipelihara saudagar itu. Angui pun amat
tertarik untuk mengikuti saudagar itu pulang ke negerinya.
“Anak lbu tidak akan hilang,” kata saudagar itu meyakinkan. “Percayalah Bu, suatu saat kelak ia
pasti kembali menemui ibunya, bukan sebagai Angui yang sekarang ini, tetapi sebagai orang
ternama.”
Walaupun Nini Kudampai telah merelakan kepergian anaknya, ia tidak dapat menyembunyikan
rasa harunya ketika akan berpisah. Kesedihan dan keharuan kian bertambah ketika Angui
meminta agar ketiga hewan teman bermainnya selama ini dipelihara sebaik-baiknya oleh ibunya.
“Bu, tolong Ibu jaga babi putih, anjing putih, dan ayam putihku. Jangan Ibu sia-siakan!” kata
Angui sambil mencium tangan ibunya dengan linangan air mata.
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di: https://bisnisbook.wordpress.com http://ebookloe.wordpress.com
Saudagar Keling pulang ke negerinya dan tiba dengan selamat bersama Angui. Angui diasuh dan
dipeliharanya, tak ubahnya memelihara anak kandung. Angui hidup bermanja-manja karena
kehendaknya selalu dikabulkan orang tua asuhnya. Kemanjaan itu berakibat buruk kepadanya. Ia
lupa diri dan menjadi anak nakal, pemalas, serta pemboros.
Saudagar Keling sering tercenung seorang diri.
“Firasatku ternyata salah,” katanya dalam hati, “rupanya keadaan lahir belum tentu
mencerminkan sifat dan watak seseorang.”
Saudagar Keling merasa tidak mampu lagi menjadi orang tua asuh Angui. Kehadiran Angui
dalam keluarga itu hanya menyusahkannya saja. Tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh selain
mengusir Angui. Saudagar Keling itu tidak mau memeliharanya lagi.
Angui amat menyesali kelakuannya selama ini. Apa dayanya karena sesal kemudian tiada guna.
Ia hidup luntang-lantung tiada arah. Kesempatan baik telah disia-siakannya.
Syukurlah, lambat laun Angui mampu mengatasi keputusasaannya.
“Aku harus menjadi manusia yang berhasil,” katanya penuh tekad.
Ia menanggalkan sikap malasnya dan mau bekerja membanting tulang. Ia tidak merasa malu
melakukan pekerjaan apa pun, asal pekerjaan itu halal.
Beberapa tahun kemudian, berkat kerja keras dan kejujurannya dalam bekerja, is menjadi
seorang saudagar kaya. Kekayaannya tidak kalah dibanding kekayaan saudagar Keling yang
pernah menjadi orang tua asuhnya. Ketenarannya melebihi saudagar Keling itu.
Akhirnya, kekayaan Angui melebihi kekayaan siapa pun di negeri Keling itu. Namanya makin
terkenal setelah is berhasil menyunting putri raja Keling menjadi istrinya. Sejak menjadi
menantu raja, Angui mendapat nama baru, yakni Bambang Padmaraga.
Meskipun sudah kaya, Angui alias Bambang Padmaraga sering terkenang kampung halamannya.
Ia amat rindu kepada ibunya, Nini Kudampai. Ia juga teringat pada babi putih, anjing putih, dan
ayam putih, ketiga teman bermain yang disayanginya. Selain itu, ia ingin memperkenalkan
istrinya kepada ibunya dan menunjukkan keberhasilannya di perantauan. Ia ingin
membahagiakan ibunya yang bertahun-tahun ditinggalkannya tanpa berita.
Pada suatu hari, Angui mempersiapkan sebuah kapal yang lengkap dengan anak buahnya. Tidak
lupa pula bekal untuk perjalanan jauh dan cendera mata, Inang pengasuh bagi istrinya turut serta
dalam pelayaran ke negerinya. Ia dan istrinya menempati sebuah bilik khusus di dalam kapal
yang ditata begitu apik seperti dalam sebuah istana.
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di: https://bisnisbook.wordpress.com http://ebookloe.wordpress.com
Berita kembalinya Angui dan istrinya, putri raja Keling, dengan naik kapal segera tersiar ke
seluruh penjuru. Nini Kudampai pun mendengar dengan penuh rasa syukur dan sukacita. Apalagi
kapal putranya itu konon merapat dan bersandar tidak berapa jauh dari kediamannya.
Nini Kudampai segera berangkat ke pelabuhan dengan menggiring ketiga hewan piaraan teman
bermain Angui, yaitu babi putih, anjing putih, dan ayam putih. Ia berharap agar Angui segera
mengenalinya dengan melihat ketiga hewan itu.
Nini Kudampai pun berseru melihat Angui berdiri berdampingan dengan istrinya di atas kapal,
“Anakku!”
Sebenarnya, Angui mengenali ibunya dan ketiga hewan piaraannya. Akan tetapi, ia malu
mengakuinya di hadapan istrinya karena penampilan ibunya sangat kumal. Jauh berbeda dengan
ia dan istrinya. Ia memalingkan muka dan memberi perintah kepada anak buahnya, “Usir
perempuan jembel itu!”
Hancur Iuluh hati Nini Kudampai diusir dan dipermalukan putra kandung yang dilahirkan dan
dibesarkannya. Angui mendurhakainya sebagai ibu kandung. Ibu yang malang itu segera pulang
ke rumah. Tiba di rumah, is memohon kepada Yang Mahakuasa agar Angui menerima kutukan.
Belum pecah riak di bibir, begitu selesai Nini kudampai menyampaikan permohonan kepada
Tuhan, topan pun mengganas. Petir dan halilintar menggelegar membelah bumi. Kilat sabung-
menyabung dan langit mendadak gelap gulita. Hujan deras bagai dituang dari langit. Gelombang
menggulung kapal bersama Angui dan istri serta anak buahnya. Kapal dan segenap isinya itu
terdarnpar di antara Tambarangan dan Lawahan. Akhirnya, kapal dan isinya berubah menjadi
batu.
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di: https://bisnisbook.wordpress.com http://ebookloe.wordpress.com
THE LEGEND OF BATU HAPU MOUNTAIN
According to the stories of elders, long ago on the border of the two villages there lived a poor
widow with her son. Name Nini Kudampai widow, while his son name Angui.
They do not have a close family so no one to help ease the burden that children bear. However,
Nini Kudampai never complained. He works hard for his life with her son fulfilled.
At that time, Angui still small, so he still likes to play, there is no awareness to help his mother
worked. Angui has no peer as a friend to play. Instead, he accompanied three favorite animals,
namely a white rooster, white pig, and a dog who is also white fur. Wherever he went, the three
tails pet that always accompany it. They looked very familiar.
One day, when Angui was playing in the yard, a merchant melintaslah Keling. The merchant was
very interested to Angui after staring Angui who is playing. He stood not far from where Angui
play. Angui continue observes. From the observation that, he got something that stands out in
appearance Angui. Angui mien always clear and bright. Berlembah top of his head visible. His
forehead was wide and straight. Her fingers were long and tapering to the tip. At the ends of the
finger nails are a good man shape. One thing that lure is the presence of a mole that is owned
Angui. Such moles are called beetle shelter.
Merchant Keling got a hunch that the physical signs that indicate the fate Balk Angui owned or
luck. Any person who maintains the child would lucky.
"I have to get the boy," he said to himself. Without wasting time, the merchant immediately meet
Nini Kudampai, the mother. With friendliness and fluency of her tongue to speak in addition to
the promises made, he can conquer the hearts Nini Kudampai. Nini Kudampai not mind if Angui
nurtured and maintained that merchant. Angui was very interested to follow the merchant
returned to his country.
"The boy's mother will not be lost," said the merchant convincing. "Believe Mom, someday he
would return to see his mother, not as Angui that right now, but as a famous person."
Although Nene Kudampai has given up her son's departure, he could not hide his harunya when
it will split. Growing sadness and compassion when all three animals Angui requested that his
playmate had been best preserved by his mother.
"Mom, please keep the pork a white mother, white dog, and my white chicken. Do not waste
your Mother! "Angui said, kissing her mother's hand with tears.
Merchant Keling returned to his country and arrived safely with Angui. Angui nurtured and
dipeliharanya, any more than maintaining biological children. Angui life be spoiled-spoiled
because his will is always granted his foster parents. Comforting it be bad to him. He forgot
himself and became a bad boy, lazy, and waster.
Merchant Keling often stunned by himself.
"Something was wrong," he said to himself, "seems to circumstances of birth do not necessarily
reflect the nature and character of a person."
Merchant Keling was no longer able to become foster parents Angui. Angui presence in the
family was only troubled him alone. There is no other way that can be taken in addition to expel
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di: https://bisnisbook.wordpress.com http://ebookloe.wordpress.com
Angui. Keling merchant would not maintain it anymore.
Angui very sorry for his behavior during this. What regret later charged because there is no
order. He lives go alone no direction. Have a good chance of utter siakannya.
Thankfully, Angui gradually able to overcome her despair.
"I have to become a successful human being," she says with determination.
He took the attitude of lazy and willing to work fingers to the bone. He does not feel ashamed to
do any job, provided it is lawful employment.
Several years later, thanks to hard work and honesty in work, is becoming a wealthy merchant.
His net worth is not less than the wealth Keling merchant who had been a foster parent. Keling's
fame exceeds the merchant.
Finally, wealth exceeds the wealth Angui anyone in the country that Keling. His name is more
famous after successfully editing Keling princess became his wife. Since becoming law of the
king, Angui got a new name, namely Bambang Padmaraga.
Despite the already wealthy, Angui aka Bambang Padmaraga often remembered hometown. He
greatly longed to her mother, Nini Kudampai. He also remembered the white pigs, white dog,
and a white chicken, three friends who loved to play. In addition, he wanted to introduce his wife
to his mother and show its success in overseas. He wants his mother happy that many years left
with no news.
On one day, Angui prepare a ship complete with his men. Do not forget also equipped for long
trips and souvenirs, Host caregiver for his wife participated in the voyage to the country. He and
his wife occupy a special chamber within the ship which laid out so beautifully as in a palace.
News return Angui and his wife, daughter of the king Keling, with increased ship immediately
spread to all corners. Nini Kudampai was heard with great gratitude and joy. Moreover, his son
was said to moor the ship and leaned some distance from his residence.
Nini Kudampai immediately went to the port with the third herd of pets playmate Angui, namely
white pigs, white dog, and a white chicken. He hopes for Angui immediately recognize it by
looking at the third animal.
Nini Kudampai was called to see Angui standing side by side with his wife on board, "My son!"
Actually, Angui recognize his mother and three pets. However, he was ashamed to admit it in
front of his wife because his mother is very disheveled appearance. Far different from he and his
wife. He turned away and gave orders to his subordinates, "Throw it tacky woman!"
Shattered hearts Iuluh Nini Kudampai expelled and humiliated son who was born and
dibesarkannya bladder. Angui mendurhakainya as the biological mother. The poor mother
immediately went home. Arriving at the house, is begging to the Almighty for Angui receive the
curse.
Not to burst ripple on the lips, once completed Nini kudampai submit a request to the Lord, even
hurricane raged. Thunder boomed and lightning split the earth. Quick cocks-fight and suddenly
the sky was pitch black. Heavy rain poured from the sky like. Waves roll along the vessel Angui
and wife and their men. The ship and all its contents were terdarnpar between Tambarangan and
Lawahan. Finally, the ship and its contents turned to stone.
Versi file lengkapnya dalam Ms. Wordnya Bisa Di Ambil Di: https://bisnisbook.wordpress.com http://ebookloe.wordpress.com
GENERIC STRUCTURE
ORIENTATION
long ago on the border of the two villages there lived a poor widow with her son. Name Nini
Kudampai widow, while his son name Angui.
COMPLICATION
Nini Kudampai never complained. He works hard for his life with her son fulfilled.
At that time, Angui still small, so he still likes to play, there is no awareness to help his mother
worked. Angui has no peer as a friend to play. Instead, he accompanied three favorite animals,
namely a white rooster, white pig, and a dog who is also white fur. Wherever he went, the three
tails pet that always accompany it.
RESOLUTION
Nini kudampai submit a request to the Lord, even hurricane raged. Thunder boomed and
lightning split the earth. Quick cocks-fight and suddenly the sky was pitch black. Heavy rain
poured from the sky like. Waves roll along the vessel Angui and wife and their men. The ship
and all its contents were sinks between Tambarangan and Lawahan. Finally, the ship and its
contents turned to stone.
REORIENTATION
love your parents because of them we can see the world