KEGIATAN PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI PT. GUNUNG KECAPI

71
 KEGIATAN PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI PT. GUNUNG KECAPI DESA LIUNGGUNUNG KECAMATAN PLERED KABUPATEN PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN I Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan I Program Studi Teknik Pertambangan Mineral Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP”  oleh HAMZAH NPM : 12051116 I NYOMAN WICKY MAHARDIKA NPM : 12051119 IKSAN HADYAN HILAL NPM : 12051120 YUDI GOENADI NPM : 12051130 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN MINERAL POLITEKNIK GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN “AGP”  BANDUNG 2012

description

penelitian tentang kegiatan penambangan batu andesit

Transcript of KEGIATAN PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI PT. GUNUNG KECAPI

KEGIATAN PENAMBANGAN BATU ANDESITDI PT. GUNUNG KECAPI DESA LIUNGGUNUNG KECAMATAN PLERED KABUPATEN PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARATLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN IDiajukan sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan I Program Studi Teknik Pertambangan Mineral Politeknik Geologi dan Pertambangan AGPolehHAMZAHNPM : 12051116I NYOMAN WICKY MAHARDIKA NPM : 12051119IKSAN HADYAN HILALNPM : 12051120YUDI GOENADINPM : 12051130PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN MINERAL

POLITEKNIK GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN AGPBANDUNG

2012

LEMBAR PENGESAHANLAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN I DI PT. GUNUNG KECAPI DESA LIUNGGUNUNGKECAMATAN PLERED KABUPATEN PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT

olehHAMZAHNPM : 12051116I NYOMAN WICKY MAHARDIKANPM : 12051119IKSAN HADYAN HILALNPM : 12051120YUDI GOENADINPM : 12051130

Bandung, Juni 2012Menyetujui

Ir. Deti RumbiyawatiIr. Sahruddin Sahminan

Kepala Teknik PT. Gunung KecapiDosen Pembimbing

i

PRAKATAPuji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Laporan ini merupakan salah satu kegiatan akhir dalam Praktik Kerja Lapangan pada Program Studi Teknik Pertambangan Mineral Politeknik Geologi dan Pertambangan AGP Bandung. Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan dengan metode pengambilan data primer maupun sekunder serta wawancara dengan para pegawai di PT.Gunung Kecapi.Penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada:1.Bapak Ir. Yayat Nur Ahmad, ME., sebagai Direktur Politeknik Geologi dan Pertambangan AGP.2.Bapak Ir. Sahruddin Sahminan, sebagai Pembantu Direktur I Bidang Akademik Politeknik Geologi dan Pertambangan AGP dan sebagai Dosen Pembimbing.3.Bapak Ir. Djumara Wiradisastra, M,Si., sebagai Ketua Program Studi Teknik Pertambangan Mineral Politeknik Geologi dan Pertambangan AGP4.Ibu Ir. Deti Rumbiyawati, sebagai pembimbing lapangan5.Seluruh staf dan dosen pengajar di lingkungan Politeknik Geologi dan Pertambangan AGP.

ii

6. Bapak Riyan yang telah memfasilitasi dan membantu kami.7. Orang tua serta keluarga yang telah mendukung kami.8.Teman-teman seangakatan dan sekelas di Program Studi Teknik Pertambangan Mineral yang telah mendukung jalannya Praktik Kerja Lapangan I.Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini baik dalam pemaparan materi maupun dalam format penulisan laporan. Oleh karena itu dalam upaya penyempurnaan penulisan laporan yang akan datang penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.Semoga laporan ini bermanfaat khususnya kepada penulis maupun para pembaca.

Bandung, Juni 2012

Tim Penulisiii

SARI PT. Gunung Kecapi adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penambangan, pengolahan, dan pemasaran batu andesit. Berdasarkan Undang-Undang No. 4 tahun 2009 menyatakan bahwa pertambangan batu andesit termasuk di dalam golongan pertambangan mineral batuan. Lokasi penambangan terletak di Gunung Kerud, Desan Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupatan Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Produksi andesit yang dihasilkan per bulan adalah 17.249,5 m3. Penambangan batu andesit meliputi pengupasan lapisan penutup (overburden), pengeboran (drilling), peledakan (blasting), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling), pengolahan, dan pemasaran. Sistem penambangan yang dilakukan oleh PT. Gunung Kecapi adalah sistem kuari dengan arah ke belakang. Kegiatan pengeboran dilakukan dengan menggunakan CRD(Crawler Rock Drill), untuk kegiatan peledakan menggunakan bahan peledak ANFO, power gel sebagai primer dan elektrik detonator sebagai pemicu dan pemuatan dilakukan dengan 3 unit excavator Caterpillar 320D. Pengolahan batu andesit menggunakan mesin peremuk (crushing plant) yaitu jaw crusher dan cone crusher. Produk yang dipasarkan antara lain: batu split 1-2, batu split 2-3, batu split 3-5, macadam 5-7, base coarse super, abu batu dan batu belah

iv

iv

DAFTAR ISIHalamanLEMBAR PENGESAHANiPRAKATAiiSARIivDAFTAR ISIvDAFTAR TABELixDAFTAR GAMBARxDAFTAR LAMPIRANxiBAB I PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Tujuan21.3 Ruang Lingkup31.4 Metode Penelitian31.5 Waktu dan Pelaksanaan31.6 Sistematika Penulisan4BAB II TINJAUAN UMUM52.1 Profil PT. Gunung Kecapi52.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah62.2.1 Kesampaian Daerah62.2.2 Lokasi62.4 Kegiatan Eksplorasi92.5 Sarana Penunjang10BAB III KEGIATAN PENAMBANGAN123.1 Tahap Pengupasan Tanah Penutup133.2 Tahap Pengeboran (Drilling)133.2.1 Peralatan Pada Kegiatan Pengeboran143.2.2 Persiapan Sebelum Melakukan Kegiatan Pengeboran173.2.3 Tahapan Pengeboran183.3 Tahap Peledakan (Blasting)193.3.1Peralatan dan Perlengkapan Kegiatan Peledakan193.3.2 Persiapan Kegiatan Peledakan203.3.3 Tahapan Kegiatan Peledakan203.4 Tahap Pemuatan (Loading)213.4.1 Peralatan Kegiatan Pemuatan213.4.2 Persiapan Kegiatan Pemuatan223.4.3 Tahapan Pemuatan223.5 Tahap Pengangkutan (Hauling)233.5.1 Peralatan yang Digunakan Pada Pengangkutan233.5.2 Persiapan Kegiatan Pengangkutan243.5.3 Kegiatan Pengangkutan243.6 Tahap Pengolahan243.6.1 Peralatan dalam Kegiatan Pengolahan253.6.2 Persiapan Kegiatan Pengolahan253.6.3 Tahapan Pengolahan26BAB IV HASIL PENGAMATAN27 4.1 Jadwal Kerja di PT. Gunung Kecapi274.2 Metode Penambangan284.2 Pembongkaran294.2.1 Kegiatan Pengeboran304.2.1.2 Pola dan Arah Pengeboran324.2.2.2 Desain Lubang Ledak334.2.2 Kegiatan Peledakan334.2.2.1 Geometri Peledakan354.2.2.2 Rangkaian Peledakan384.3 Kegiatan Pemuatan384.4 Kegiatan Pengangkutan394.5 Kegiatan Pengolahan414.5.1 Peremukan Primer (Primary Crushing)414.5.2 Peremukan Sekunder (Secondary Crushing)424.5.3 Peremukan Tersier (Tertiary Crushing)434.5.4 Hasil Pengolahan444.6 Kegiatan Pemasaran444.7 Lingkungan dan K3464.7.1 Dampak Kegiatan Penambangan464.7.2 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)484.8 Prasarana dan Sarana Penunjang Kegiatan di PT. Gunung Kecapi504.8.1 Prasarana Penunjang Kegiatan504.8.2 Sarana Penunjang Kegiatan52BAB V SIMPULAN56DAFTAR PUSTAKA58LAMPIRAN.........................................59viii

DAFTAR TABEL

Tabelhalaman ix

4.1Jadwal kerja PT. Gunung Kecapi.......27

4.2Nama crusher dan produk yang dihasilkan44

4.3Daftar produk dan harga di PT. Gunung Kecapi...45

4.4Perkiraan pendapatan dari penjualan perbulan..46

4.5Jumlah karyawan PT. Gunung Kecapi...51

vii

DAFTAR GAMBARGambarHalaman2.1Peta kesampaian daerah .....6

2.2Situasi kuari di PT. Gunung Kecapi...7

3.1Diagram alir kegiatan penambangan hingga pemasaran...12

3.2CRD 01 & CRD 02 merk Furukawa......14

3.3Kompresor Ingersoll-Rand ........15

3.4Kompresor merk Airman....16

3.5Batang bor pada kegiatan pengeboran16

3.6Mata bor yang digunakan dalam kegiatan pengeboran..17

3.7Peralatan, perlengkapan, dan bahan peledak pada kegiatan peledakan..19

3.8Excavator merk caterpillar tipe 320D digunakan untuk mengeruk hasil ledakan.............................................................................................21

3.9Excavator merk caterpillar tipe 320D pada kegitan pemuatan...22

3.10Dumptruck dalam kegiatan pengangkutan.....23

3.11Gambar crushing plant, con crusher, jaw crusher, dan vibrating screen....25

4.1Metode benching yang digunakan di PT. Gunung Kecapi.28

4.2Sketsa jenjang di PT. Gunung Kecapi...29

4.3CRD yang digunakan di PT. Gunung Kecapi.30

4.4Kompresor yang digunakan untuk kegiatan pengeboran30

4.5Pengeboran menggunakan CRD dengan rel tegak lurus terhadap bidang..31

x

4.6Pola pengeboran di PT. Gunung Kecapi.32

4.7Desain lubang ledak33

4.8 Bahan peledak ANFO.34

4.9Detonator dan power gel.34

4.10Pemeriksaan hambatan menggunakan blasters ohm meter...35

4.11Geometri peledakan36

xi

4.12Rangkaian peledakan..38

4.13Alat muat yang digunakan di PT. Gunung Kecapi.........39

4.14Dumptruck Komatsu HD-180.40

4.15Kondisi jalan angkut ..................41

4.16Peremukan Primer dengan hopper dan jaw crusher42

4.17Cone crusher Otsuka 1500 pada Peremukan Sekunder..43

4.18Vibrating screen yang digunakan untuk Peremukan Tersier.43

4.19Tempat penampungan dan pengisian BBM50

4.20 Sarana perkantoran.52

4.21Gudang bahan peledak dan perlengkapan peledakan53

4.22Pos keamanan.53

4.23Bengkel alat-alat berat54

4.24Kolam penampungan air dan lumpur54

4.25Ruang pembangkit listrik55

xi

DAFTAR LAMPIRANLampiran HalamanAKegiatan yang Dipengaruhi Oleh Faktor Cuaca...........................................59

BSpesifikasi Beberapa Alat Berat....................................................................60

xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangKebutuhan konsumen terhadap pembangunan yang sangat pesat baik pembangunan jalan raya, gedung-gedung, perumahan maupun lapangan terbang dan untuk keperluan lainnya, yang tentunya dalam hal ini akan terjadi peningkatan akan permintaan bahan-bahan baku penunjang yang salah satu diantaranya adalah material utama batu andesit serta tanah galian yang nantinya diproses kembali menjadi batu split, batu macadam, abu batu, basecoarse, batu belah.Dilihat pada kebutuhan tersebut, maka PT. Gunung Kecapi yang berlokasi di Desa Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, yang selaku sebagai perusahan yang bergerak di bidang pertambangan batu andesit khususnya tambang batuan di Indonesia sehingga sangat mendukung usaha-usaha pertambangan, khususnya kebutuhan konsumen untuk pembangunan.Dilihat pada peningkatan arus permintaan akan material, guna mendukung proyek pembangunan. Sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah produksi batu andesit yang dihasilkan, dengan meningkatnya kegiatan pembangunan nasional, maka akan meningkat pula kebutuhan material bangunan, seperti batu andesit, maka untuk tujuan ini pula seluruh aktivitas penambangan harus tersusun secara rapi dan tepat.

1

Dilihat pada luas materi yang menyangkut kegiatan penambangan yang diusahakan oleh perusahan ini, menjadikan penyusun dalam kegiatan pengamatan dilapangan, maupun dalam pembahasan hasil pengamatan hanya akan dititik beratkan pada aktivitas penambangan.Dengan demikian diharapkan akan tercapai hasil yang lebih baik, serta peningkatan mutu operasional dalam kegiatan penambangan.Politeknik Geologi dan Pertambangan AGP sebagai lembaga pendidikan, diharapkan mampu melahirkan mahsiswa/ calon tenaga kerja yang mempunyai kemampuan untuk menyerap dan menerima perkembangan dalam bentuk nyata demi kemajuan industri pertambangan. Oleh karena itu, Praktik Kerja Lapangan I (PKL I) merupakan salah satu cara untuk dapat mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya di lapangan dengan dasar-dasar yang telah di terima selama perkuliahan dan diharapkan akan membuka pola pikir mahasiswa.Program Studi Teknik Pertambangan Mineral, Politeknik Geologi dan Pertambangan AGP menyikapi persoalan tersebut dengan mewajibkan mahasiswa untuk melaksanakan dan menyelesaikan PKL I.

1.2 TujuanTujuan dari kegiatan PKL I ini adalah untuk mengetahui kegiatan pertambangan yang dilakukan di PT. Gunung Kecapi. PKL I ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa tingkat 1 agar pembelajaran secara teori di kampus dapat diimplementasikan kedalam dunia kerja di masa yang akan datang.

1.3 Ruang LingkupRuang lingkup yang dibahas dalam tulisan ini adalah kegiatan penambangan andesit secara umum di PT. Gunung Kecapi. Ruang lingkup tersebut adalah sebagai berikut:a. Sejarah singkat perusahaanb. Letak Geologis serta iklim di sekitar area tambangc. Proses Penambangand. Proses pengolahane. Proses pemasaranf. K3 dan dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan

1.4 Metode PenelitianSecara garis besar metode penelitian yang digunakan pada PKL I ini dibagi atas 3 tahapan, yaitu :a. Pengumpulan data sekunder/studi pustaka yang diambil dari beberapa sumber antara lain buku, literatur,dan internet.b. Peninjauan dan praktik secara langsung di lapangan untuk mendapatkan data primer.c. Melalui wawancara dan diskusi dengan para pegawai PT. Gunung Kecapi di area pertambangan batu andesit.

1.5 Waktu dan PelaksanaanPKL I ini dilaksakan mulai tanggal 4 Juni 2012 hingga tanggal 18 Juni 2012 di PT. Gunung Kecapi, Desa Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.1.6 Sistematika PenulisanSistematika Penulisan yang digunakan dalam membahas dan mengolah data penulisan laporan PKL I ini adalah sebagai berikut:BAB IPada bab ini dikemukakan latar belakang, tujuan pelaksanan PKL I, Ruang lingkup, Metode penelitian, Waktu dan pelaksanaan dan Sistematika penulisan

BAB IIPada bab ini penulis akan membahas tinjauan umum yang terdiri atas Sejarah PT. Gunung Kecapi, Kesampaian daerah, Lokasi kegiatan, keadaan geologi lokal, ganesa batuan andesit di daerah Plered, dan kegiatan prapenambangan

BAB IIIPada bab ini penulis membahas tentang landasan teori yang terdiri atas skema pertambangan, proses penambangan yang meliputi pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan dan pengolahan

BAB IVPada bab ini penulis membahas hasil pangamatan aktivitas pertambangan di wilayah PT. Gunung Kecapi mulai dari pengeboran, peledakan, pemuatan, pengangkutan hingga proses pemasaran.

BAB VPada bab ini penulis menyampaikan kesimpulan dan saran dari kegiatan PKL I ini

4

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Profil PT. Gunung KecapiPT. Gunung Kecapi didirikan berdasarkan perjanjian kerjasama tertanggal 04 Juni 1991 no. 12 yang dibuat Notaris Gina Riswara Koswara, SH. Selanjutnya ditingkatkan menjadi akte no. 1 tertanggal 01 Februari 2007.PT. Gunung Kecapi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan yang memproduksi berbagai jenis dan ukuran batu andesit untuk kebutuhan konstruksi. PT. Gunung Kecapi telah beroperasi selama 20 tahun. Perizinan yang telah dimiliki oleh perseroan adalah sebagai berikut :a. Keputusan Bupati Purwakarta tentang Persetujuan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Batu Andesit Kepada PT. Gunung Kecapi Nomor: 541.3/Kep.547-DESDM/2009b. Tanda Daftar Perusahaan Nomor 09.05.1.51.21383c. Surat Izin Usaha Perdagangan Besar (SIUP) Nomor : 01527/1.824.271d. Nomor Pokok Wajib Pajak Nomor : 01.585.456.5.029.000e. Pembelian dan Penggunaan Bahan Peledak (P2) Nomor : SI/4721/08/2011f. Pemilikan, Penguasaan, dan Penyimpanan Bahan Peledak (P3) Nomor : SI/1004/111/2010

g. 5h. Pengguna Sisa Bahan Peledak (P1) Nomor : SI/4726/08/2011

6

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

2.2.1 Kesampaian DaerahLokasi penambangan yang dilakukan oleh PT. Gunung kecapi berada di Desa Liunggunung, secara administratif lokasi ini berada di Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Untuk mencapai lokasi penambangan di PT. Gunung Kecapi dapat menggunakan 2 jalur yaitu jalur tol untuk kendaraan roda 4 dan jalur lama untuk kendaraan roda 2 dan 4. Kondisi jalan tol maupun jalan lama cukup baik namun pada 2 km sebelum lokasi penambangan jalan yang dilalui rusak berdebu jika cuaca panas dan berlumpur ketika hujan.Rute yang dipakai jika melalui jalan tol yaitu: Masuk Tol Purbaleunyi lalu keluar di km 82 arah Purwakarta dan Ciganea. Setelah exit ambil arah kanan menuju Plered setelah 8 km disebelah kanan terdapat tanda petunjuk PT. Gunung Kecapi. Lokasi penambangan berada 1 km dari tanda tersebut.Rute yang dipakai jika melalui jalan lama yaitu: Cimahi Padalarang Cikalong - Cikalong Wetan Plered Lokasi Penambangan. Dapat dilihat dari Gambar 2.1

2.2.2 LokasiLokasi daerah penambangan berada di blok Gunung Kerud, Desa Liunggung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat (Lihat Gambar 2.2). Luas area penambangan yang dikelola oleh PT. Gunung Kecapi saat ini adalah 15 Ha dengan total cadangan 10.767.00 m3. Sumber: www.googlemaps.com = lokasi penelitianGambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah Penelitian

Sumber: google earth 2009Gambar 2.2 Situasi Kuari di PT. Gunung Kecapi

2.3 Geologi Lokal dan Ganesa BatuanBerdasarkan hasil pemetaan geologi permukaan, terdapat dua jenis batuan yaitu: intrusi dan tanah penutup yang terdiri dari pasir lempungan, batu pasir dan lapukan andesit. Singkapan batuan andesit ini terlihat di sebelah timur sedangkan untuk bagian di sebelah barat tidak dijumpai adanya singkapan batu andesit.Dari singkapan batu andesit yang ada, tidak dijumpai adanya struktur kekar (joint) dan sesar, yang ada hanyalah perubahan cuaca dan temperatur panas ke dinging yang mengakibatkan terjadinya pemuaian dan penyusutan secara drastis pada batuan tersebut sehingga batuan induk andesit pecah menjadi beberapa bagian yang disebut bolder.Daerah ini berada pada ketinggian antara level 460 dpl sampai dengan 240 dpl yang merupakan tanah berjenis lempung coklat dan hasil pelapukan dari batu andesit.Secara lokal Gunung Kerud terdiri dari batuan andesit dan tanah penutup yang terdiri dari lempung pasiran dan lapukan batuan andesit tersingkap yang dapat dilihat dari sebelah timur. Adapun ketebalan rata-rata dari lapisan pucuk sekitar 0,5 meter dan tanah penutup antara 5-10 meter, dengan rata-rata sekitar 7 meter.Batuan andesit yang terdapat di lokasi Gunung Kerud merupakan suatu intrusi magma yang berasal dari inti bumi yang menerobos kepermukaan sehingga keberadaan batuan andesit menerus hingga kebawah mengarah ke inti bumi. Dengan demikian dapat diperkirakan pada level 270 yang tidak tercapai oleh pengeboran inti masih terdapat batu andesit.

2.4 Kegiatan EksplorasiPada tahun 2009 PT. Gunung Kecapi telah melaksanakan kegiatan eksplorasi di lokasi Blok Gunung Kerud yang terletak di Kampung Bandung Herang, Desa Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta dengan luas daerah eksplorasi sekitar 15 Ha sesuai dengan surat Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi No. 541.3/Kep.547DESDM/2009. Daerah ini berdekatan dengan lokasi pasca pertambangan Blok Gunung Kecapi yang terletak sebelah barat dengan jarak sekitar 1 km. Setelah melakukan peninjauan umum, perusahaan melakukan penyelidikan lanjutan dengan 2 metode. Metode yang digunakan adalah metode Geolistrik dan Pengeboran inti, kegiatan ini dilakukan selama 3 bulan, dimulai pada bulan November 2009 hingga Januari 2010. Secara terperinci tahapan penyelidikan dapat dilihat sebagai berikut :a. Pengukuran Geolistrik: bulan November 2009b. Pengeboran inti: bulan Desember 2009 Januari 2010c. Interpretasi, Pengolahan data dan laporan : bulan Januari Februari 2010

2.5 Sarana PenunjangDalam menunjang seluruh kegiatan penambangan di suatu perusahaan maka dibutuhkan sarana penunjang. Sarana penunjang yang dimiliki oleh PT. Gunung Kecapi antara lain:a. Akses jalan masuk dari cilalawi/jalan Kabupaten ke lokasi PT. Gunung Kecapi kurang lebih 3 km dengan lebar 7-10 m kondisi jalan cukup bagus diperkeras batu.b. Jalan tambang sepanjang 1000-1500 meter dengan lebar 10-12 meter dengan kondisi cukup bagus diperkeras batu.c. Sarana Perkantorand. Mes /karyawane. Pos Satpamf. Alat Komunikasig. Gudang Bahan Peledakh. Perbengkelani. Kendaraan Lapanganj. Kolam Penampungan air dan lumpurk. Instalasi Listrikl. Sarana P3K lengkap dengan peralatannyam. Sarana Kesehatan: Rumah Sakit Bayu Asih dan Aqma (Mitra kerja dengan perusahaan)11

12

BAB III KEGIATAN PENAMBANGAN

Secara garis besar kegiatan penambangan yang dilakukan PT. Gunung Kecapi dapat dilihat pada gambar diagram alir di bawah ini:

Gambar 3.1Diagram alir kegiatan penambangan hingga pemasaran

Batu andesit merupakan salah satu jenis pertambangan mineral batuan. Dengan menggunakan sistem penambangan Kuari. PT. Gunung Kecapi melaksanakan tahap-tahap penambangan yang dimulai dari pembongkaran hingga pemasaran yang meliputi:a. Tahap pengupasanb. Tahap pengeboran c. Tahap peledakan

d. 13

e. Tahap pengolahanf. Tahap pemasaran.

3.1 Tahap Pengupasan Tanah PenutupPengupasan dilakukan dengan menggunakan bulldozer lalu tanah tersebut didorong dan dikumpulkan di suatu tempat yang nantinya akan diangkut ke tempat penyimpanan tanah penutup yang telah disediakan untuk dipergunakan kembali dalam persiapan reklamasiMaterial tanah penutup yang disimpan itu bersifat berai maka pengaturan tanah penutup tersebut ditata dan dapat disimpan dengan bentuk menyerupai perbukitaan dengan mengatur kemiringan yang disesuaikan sebesar sudut gesek dari material tumbuhan sehingga tidak akan longsor secara gravitasi dan dapat dilakukan penanaman untuk mencegah erosi serta dibuatkan saluran drainase-nya

3.2 Tahap Pengeboran (Drilling)Lubang ledak merupakan tempat penyimpanan bahan peledak, tujuan pembuatan lubang ledak yaitu :a. Sebagi media untuk meletakan bahan peledak agar hasil kegiatan pada peledakan yang dihasilkan dapat memecahkan batuan yang tidak dapat dibongkar dengan alat berat.b. Bentuk lubang ledak yang berbentuk tabung memungkinkan gelombang longitudinal yang dihasilkan diarahkan ke segala arah dengan kekuatan yang sama.

3.2.1 Peralatan Pada Kegiatan Pengeborana. Alat borAlat bor dengan jenis yang sering dipakai perusahaan tambang di daerah Plered yaitu CRD(Crawler Rock Drill). PT. Gunung Kecapi memiliki 2 unit CRD yang beroperasi yaitu:1. CRD 01 merk Furukawa (a)2. CRD 02 merk Furukawa (b) baGambar 3.2a. Mesin Bor CRD 01 dan b. Mesin Bor CRD 02 merk Furukawa Kemampuan dari kedua alat ini hampir sama dan mempunyai prinsip kerja yang sama, kemampuan kedua alat ini adalah sebagai berikut :1. Digerakkan oleh angin/udara bertekanan tinggi (bantuan kompresor)2. Kedua alat ini menggunakan batang bor dengan panjang 10 meter yang dibagi atas 4 bagian batang bor yang masing-masing mempunyai panjang 2,5 meter. 3. Kedalaman lubang bor yang dihasilkan adalah 10 meter.4. Lubang bor yang dihasilkan untuk satu hari adalah 15-20 lubang bor tergantung dari cuaca dan kekerasan batuan yang dibor.5. Jumlah tenaga kerja pada kegiatan pengeboran adalah 7 orang.6. Jenis gaya yang digunakan adalah rotary drill yaitu memecahkan batuan dengan cara memutar alat bor ke batuan yang akan dibuat lubangb. Kompresor Kompresor adalah suatu alat yang dipakai untuk mengubah udara bertekanan rendah/udara luar, menjadi udara bertekanan tinggi. Sumber tenaga penggerak mesin bor peledakan adalah dengan menggunakan tenaga angin yang dihasilkan dari kompresor. PT Gunung Kecapi menggunakan 2 jenis kompresor, yaitu: 1. Kompresor Ingersoll-Rand (lihat Gambar 3.3)2. Kompresor 02 merk Airman (lihat Gambar 3.4)

Gambar 3.3Kompresor Ingersoll-Rand

Gambar 3.4Kompresor 02 merk Airman

c. Batang BorBatang bor yang digunakan memiliki panjang 2,5 meter (7,5 ft).

Gambar 3.5Batang bor pada kegiatan pengeborand. Mata BorMata bor yang digunakan berjenis button bit dengan diameter 2,5 inch

Gambar 3.6Mata Bor yang digunakan dalam kegiatan pengeboran

3.2.2 Persiapan Sebelum Melakukan Kegiatan PengeboranSebelum melakukan kegiatan pengeboran, dilakukan kegiatan persiapan. Kegiatan persiapan tersebut antara lain:a. Mempersiapkan alat bor dengan kelengkapannya Mempersiapkan peralatan pengeboran dan pemeriksaan kelainan komponen alat misalnya mesin bor CRD, disiapkan dan dicoba, mengontrol komponen alat bor seperti batang bor, mata bor, kunci-kunci, minyak pelumasnya dicek dan check list peralatan diisi. Sedangkan pada kompresor diperiksa kelainannya, selang udara dari kompresor diperiksa kelainannya, bahan bakarnya dicek.b. Pemindahan peralatan pengeboran dan kelengkapannya dari gudang ke lokasi pengeboran/lapangan. Ada dua persiapan yang harus kita lakukan adalah :1. Pengecekan kelengkapan peralatan pengeboran. 2. Pengawasan pemindahan peralatan pengeboran dan kelengkapannya dari gudang ke lapangan.c. Penerapan rencana pengeboran yaitu dilakukan dengan memeriksa titik lokasi pengeboran/lokasi yang akan dibor yang sudah ditandai sebelumnya.d. Penyiapan tempat kerja pengeboran dengan cara area clearing yaitu mebersihkan daerah sekitar kegiatan pengeboran dari pepohonan dan tanah penutup, tanah penutup/kotoran dibuang ketempat tertentu dan permukaan tanah lokasi pengeboran diratakan.

3.2.3 Tahapan Pengeboran Tahapan pengeboran yang dilakukan adalah sebagai berikut:Kompresor dihidupkan dan dipanaskan lalu kemudian selang udara yang berasal dari kompresor disambungkan ke CRD. Kompresor ini berguna untuk menggerakan alat pengeboran CRD, mengeluarkan cutting dari lubang bor, dan mendinginkan mata bor. Udara yang masuk kedalam CRD diatur agar cutting yang dihasilkan tidak terlalu banyak namun kecepatan pengeboran sesuai dengan yang diharapkan. Setalah itu operator mulai mempersiapkan mesin bor CRD untuk kegiatan pengeboran dengan mengecek semua komponen agar pengeboran berjalan baik.bor diarahkan sesuai dengan keadaan bidang lubang ledak. Selanjutnya batang mata bor diarahkan ke batuan yang akan dibor. Batang bor yang dipakai memiliki panjang maksimal 2,5 meter sehingga untuk mencapai kedalaman 10 meter diperlukan 4 batang bor yang disambungkan. Setelah mencapai kedalaman yang ditentukan batang bor diangkat dan dilepas satu persatu. 3.3 Tahap Peledakan (Blasting)Kegiatan peledakan bertujuan untuk memperkecil batuan yang menjadi bahan produksi atau memecah batuan yang tidak dapat dibongkar oleh alat berat.

3.3.1 Peralatan dan Perlengkapan Kegiatan Peledakan

cba

detonatorBlasters ohm meterBlasting machine

Power gelANFuel oil/solargfd

Gambar 3.7Peralatan, Perlengkapan, dan Bahan peledak pada kegiatan peledakan

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan peledakan :a. Blasting Machine (BM) merk Koblab. Blasters Ohm Meter merk REOPerlengkapan yang digunakan dalam kegiatan peledakan :c. Detonator merk Dahanad. Power Gel merk Dayagel (Dahana)e. Connecting wire dan lead wireBahan peledak yang digunakan pada kegiatan peledakan:f. AN merk Dahanag. Bahan bakar minyak jenis solar (FO)

3.3.2 Persiapan Kegiatan PeledakanPersiapan yang dilakukan sebelum kegiatan peledakan dilakukan adalah sebagai berikut :a. Memeriksa hambatan tiap baris dan tiap kolomb. Memasang rambu untuk batas area berbahayac. Melakukan clearing area peledakan dari batuan bebas atau batuan gantung yang berpotensi flying rock sebelum peledakan dimulai

3.3.3 Tahapan Kegiatan PeledakanTahapan kegiatan peledakan dimulai dari membawa peralatan, perlengkapan dan bahan peledak dari gudang bahan peledak. kegiatan selanjutnya memasukan detonator ke dalam power gel setelah itu siapkan lalu campurkan Amonium Nitrat dan Fuel Oil dengan persentase perbandingan AN 94,5% dan FO 5,5%. Masukan power gel yang telah berisi detonator ke dalam lubang setelah itu masukan campuran ANFO. Tutup lubang ledak dengan stemming dan sambungkan rangkaian connecting wire tiap detonator dan periksa hambatan rangkaian menggunakan blasters ohm meter. Setelah dinyatakan sesuai connecting wire disambung pada lead wire periksa kembali hambatan jika sesuai dan dinyatakan aman sambungkan pada blasting machine. Kegiatan peledakan siap dilakukan

3.4 Tahap Pemuatan (Loading)Pemuatan adalah suatu kegiatan untuk memuat batuan-batuan yang berasal dari kegiatan pedakan untuk selanjutnya dilakukan kegiatan pengangkutan. Pada kegiatan ini excavator (backhoe) mempunyai peran yang sangat penting karena pemuatan yang dilakukan di PT. Gunung Kecapi seluruhnya dilakukan oleh alat berat tersebut.Sebelum pemuatan dilakukan penurunan material hasil ledakan yang masih berada di jenjang bagian atas menggunakan 2 buah excavator merk Caterpillar type 320 D (lihat Gambar 3.12)

Gambar 3.8Excavator merk Caterpillar tipe 320 D digunakan untuk mengeruk hasil peledakan

3.4.1 Peralatan Kegiatan PemuatanPeralatan dalam kegiatan pemuatan di PT. Gunung Kecapi yang digunakan yaitu Excavator/Backhoe merk Caterpillar tipe 320 D (lihat Gambar 3.9)

Gambar 3.9Excavator merk Caterpillar tipe 320D pada kegiatan pemuatan

3.4.2 Persiapan Kegiatan PemuatanSebelum melakukan kegiatan pemuatan perlu persiapan terlebih dahulu. Persiapan tersebut agar alat berat yang digunakan dalam kegiatan ini tidak mengalami masalah sehingga target pemuatan perhari dapat tercapai.Persiapan meliputi:a. Pengecekan excavator baik mesin, bahan bakar, panel kemudi, bucket, rantai roda, dll.b. Pemanasan mesin excavator

3.4.3 Tahapan PemuatanSetelah dilakukan kegiatan peldekan, material batuan yang masih berada di atas jenjang akan dijatuhkan ke bawah dengan menggunakan 2 alat excavator merk Caterpillar tipe 320D. Material batuan yang sudah berada dibawah dimuat ke Dump Truck menggunakan sebuah excavator seperti Gambar 3.9.

3.5 Tahap Pengangkutan (Hauling)Pengangkutan atau hauling adalah kegiatan untuk mengangkut tanah penutup atau material hasil peledakan ke crushing plant. PT. Gunung Kecapi dalam kegiatan ini menggunakan 5 unit alat angkut dump truck. 3.5.1 Peralatan yang Digunakan Pada PengangkutanPeralatan yang digunakan oleh PT. Gunung Kecapi dalam kegiatan pengangkutan ini adalah dump truck merk Komatsu tipe HD180. Dump truck ini mempunyai berat tanpa muat 16 ton dan berat dengan muatan 34 ton. Besaran derajat maksimal yang dapat dicapai oleh dump adalah 65 (lihat Gambar 3.10).

Gambar 3.10Dump truck pada kegiatan pengangkutan

3.5.2 Persiapan Kegiatan PengangkutanPersiapan yang dilakukan pada kegiatan ini antara lain:a. Memeriksa kondisi dump truck yang akan digunakan mulai dari mesin, bahan bakar, aki, dan tekanan ban agar tidak terjadi masalah pada kegiatan pengangkutan.b. Memanaskan mesin dump truck c. Persiapan fisik bagi operator dump truck

3.5.3 Kegiatan PengangkutanSetelah material dimuat oleh excavator ke dump truck . Dump truck langsung mengangkut material dari front peledakan ke front pengolahan (crushing plant). Jarak yang ditempuh oleh dump truck 1,5 km.

3.6 Tahap PengolahanPengolahan adalah tahap dimana material yang berukuran besar/bongkahan besar yang diangkut dari tambang (run of mine) ke tempat peremukan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh ukuran material batuan tertentu sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan (pasar) atau sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk proses berikutnya. Pada tahap peremukan ini berfungsi untuk memproses bahan baku yang diperoleh dari hasil penambangan yang berupa batu andesit yang diolah menjadi produk siap dipakai dalam pemasaran, lebih dikenal dengan sebutan material bangunan.Dari kegiatan ini batuan yang diangkut oleh dump truk ditumpahkan kedalam alat peremuk (Crushing Plant), untuk memperoleh hasil dari batuan yang diinginkan, keadaan ini dilakukan dengan pengolahan menggunakan crusher. 3.6.1 Peralatan dalam Kegiatan PengolahanKegiatan pengolahan di PT. Gunung Kecapi menggunakan tiga unit crushing plant merek Sandbow tipe VE 600 x 900, cone crusher merek Otsuka tipe 1500, jaw crusher, dan vibrating screen seperti pada Gambar 3.11

Crushing plantCone crusher

Vibrating screenJaw crusher Gambar 3.11Gambar crushing plant, cone crusher, jaw crusher dan vibrating screen

3.6.2 Persiapan Kegiatan PengolahanPersiapan sebelum melaksanakan kegiatan pengolahan dilakukan dengan:1) Mengecek seluruh unit crusher mulai dari belt conveyor, motor penggerak, roda conveyor, alat pengayak (screening), dll.2) Menambahkan pelumas pada setiap bagian yang bergerak.3) Memanaskan seluruh unit crusher

3.6.3 Tahapan PengolahanPada kegiatan pengolahan yang pertama dilakukan adalah memasukan material yang akan diolah kedalam crushing plant. Material akan melewati peremukan primer oleh jaw crusher lalu hasilnya akan melewati peremukan sekunder di cone crusher terakhir hasil material dari peremukan sekunder diayak menggunakan vibrating screen barulah produk pengolahan keluar dengan menggunakan conveyor.

26

27

BAB IV HASIL PENGAMATAN

4.1 Jadwal Kerja di PT. Gunung KecapiPT. Gunung Kecapi mempunyai jam operasional yang dimulai pada jam 07.00-15.00 dan jam lembur pada 15.00-17.00 dengan rincian sebagai berikut

Tabel 4.1Jadwal Kerja PT. Gunung KecapiNoKegiatanHari dan Waktu Kerja

Senin-Kamis, Sabtu dan MingguJumat

Jam kerjaMenitJam kerjaMenit

1Masuk Kerja07.00-07.00-

2Persiapan Kerja07.00-07.303007.00-07.3030

3Kerja Produktif I07.30-12.0027007.30-11.00210

4Istirahat12.00-13.006011.00-13.00120

5KerjaProduktif II13.00-15.0012013.00-15.00120

6Lembur15.00-17.0012015.00-17.00120

7Pulang17.00-17.00-

Jam Kerja yang tersedia540480

Jam Kerja Produktif390330

27

a. Jam Kerja yang tersedia = Persiapan kerja+Kerja produktif I+Kerja Produktif II+Lemburb. Jam Kerja Produktif = Persiapan kerja+Kerja produktif I+Kerja Produktif IIBerdasarkan Tabel 4.1, jam kerja pada hari Jumat ternyata lebih singkat dibanginkan hari kerja lainnya4.2 Metode PenambanganMetode penambangan yang digunakan di PT. Gunung Kecapi adalah metode kuari dengan arah penambangan ke belakang. Dalam metode ini terdapat bench/jenjang yang memiliki fungsi sebagai berikut :a. Menghindari longsor.b. Meminimalisir lumpur yang mengalir ke pemukiman, sawah ataupun jalan.c. Memudahkan kegiatan pembongkarand. Menjaga keselamatan pekerja kegiatan pembongkaran baik yang berada di atas maupun di bawah

Gambar 4.1Sistem penjenjangan yang digunakan di kuari PT. Gunung Kecapi28

z15 meter9 meter7-8 meter15 meterzyxw7-8 meterLetak kegiatan pengeboran dan peledakanGambar 4.2Sketsa jenjang di PT. Gunung Kecapi (tanpa skala)

Dapat dilihat pada Gambar 4.2 setiap jenjang memiliki lebar 15 meter dengan tinggi 9 meter. Untuk mempermudah kegiatan pembongkaran setiap jenjang dibagi menjadi 2 sebagai jalan excavator selebar 7-8 meter. Selain mempermudah proses pembongkaran, bentuk jenjang diatas dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Maksud dari sistem kuari ke arah belakang yang dilakukan di PT. Gunung Kecapi adalah jenjang x pada Gambar 4.2 akan diturunkan sejajar jenjang w dengan bantuan peledakan dan excavator. Setelah jenjang w dan jenjang x sejajar penurunan dilanjutkan pada jenjang y dengan cara yang sama ke arah belakang.

4.2 PembongkaranTahap pembongkaran di PT. Gunung Kecapi dibagi atas dua kegiatan yaitu:

1. Pengeboran2. Peledakan

4.2.1 Kegiatan PengeboranPengeboran bertujuan untuk membuat lubang ledak. Lubang bor yang dihasilkan di PT. Gunung Kecapi dengan menggunakan 2 mesin bor Crawler Rock Drill (CRD) merk furukawa (lihat Gambar 4.3) dengan bantuan 2 kompresor (lihat Gambar 4.4) dan menggunakan empat buah batang bor sepanjang 2,5 meter (7,5 ft) yang menghasilkan kedalaman lubang bor dengan kedalaman 10 meter

Gambar 4.3CRD yang digunakan di PT. Gunung Kecapi

Gambar 4.4Kompresor yang digunakan untuk kegiatan pengeboranHal yang pertama dilakukan adalah meletakan 2 buah kompresor di tempat yang aman dan tidak mengganggu kegiatan lain di area pengeboran. Mesin kompresor dipanaskan 30 menit dan di atur tekanan udaranya sesuai dengan tekanan udara yang diperlukan CRD. Kompresor dan CRD dioperasikan oleh 3 orang. 2 orang sebagai operator dan 1 orang pengawas bila terjadi masalah pada saat pengeboran berlangsung. Pengeboran dilakukan dengan mengarahkan rel tegak lurus 90 (lihat gambar 4.5).

9090Gambar 4.5Pengeboran menggunakan CRD dengan rel tegak lurus terhadap bidang

dengan bidang pengeboran dilanjutkan dengan pemasangan batang bermata bor pada rel CRD dengan memutar rel searah jarum jam untuk mengunci batang bor pada sambungan rel. jika sudah dinyatakan aman dan siap, batang bor diturunkan dan mulai melubangi bidang yang menjadi lubang ledak. Setelah batang bor mencapai kedalaman maksimal operator melepaskan sambungan batang bor dengan memutar rel CRD melawan arah jarum jam, rel diangkat lalu batang bor yang akan ditambah disambungkan ke rel dan batang bermata bor yang berada dilubang. Hal ini dilakukan terus menerus hingga kedalaman 10 meter. Dalam sehari kegiatan pengeboran dapat menghasilkan 20-30 lubang ledak. Pengeboran lubang ledak yang dilakukan oleh PT. Gunung Kecapi dilakukan sesuai keadaan serta waktu yang telah ditentukan. Faktor utama yang mempengaruhi kegiatan pengeboran antara lain:a. Cuacab. Kekerasan batuanc. Keahlian operatord. Kemiringan bidange. Kemampuan alat (CRD dan Kompresor)Pengeboran dilakukan hingga jumlah lubang ledak berkisar antara 45-60 lubang. 4.2.1.2 Pola dan Arah PengeboranPola yang digunakan di PT. Gunung Kecapi adalah segitiga (triangular) dengan arah pengeboran vertical tegak lurus dengan bidang ledak (lihat Gambar 4.6)

Gambar 4.6Pola Pengeboran triangular di PT. Gunung Kecapi4.2.2.2 Desain Lubang LedakDesain lubang ledak yang dipakai oleh PT. Gunung Kecapi memiliki desain lubang ledak yang sama pada tiap lubangnya. Desain ini telah ditentukan oleh pihak perusahaan karena desain yang dipergunakan dinilai efektif dan efeisien. Desain lubang yang dipakai dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.7Sketsa lubang ledak tegak

4.2.2 Kegiatan PeledakanKegiatan Peledakan yang dilakukan oleh PT. Gunung Kecapi bertujuan untuk membongkar dan memperkecil batuan yang digunakan untuk bahan produksi. PT. Gunung Kecapi dalam kegiatan ini memakai bahan peledak ANFO. Bahan peledak ANFO dipilih karena dinilai ekeftif dan efisien dalam kegiatan peledakan.

SolarAmmonium NitratGambar 4.8Bahan Peledak ANFO

Pada kegiatan yang dilakukan oleh PT. Gunung Kecapi dimulai dari pengiriman bahan peledak dari gudang bahan peledak yang berjarak 1,5 km dari tempat peledakan. Setelah bahan peledak dikirim pekerja mulai memasukan detonator jenis delay ke dalam power gel. Detonator ini sebelumnya telah disambung dengan connecting wire.

Power geldetonatorGambar 4.9Detonator dan Power Gel

selanjutnya pekerja mulai mencampurkan ammonium nitrat dan bahan bakar jenis solar. Pencampuran ini dilakukan sesuai kondisi dan situasi di lapangan. Setelah pencampuran selesai, ANFO siap dimasukan ke dalam lubang ledak yang telah dimasukan detonator dan power gel, setiap lubang diisi dengan 1 karung ANFO dengan berat 25 kg. Berat total ANFO yang digunakan pada kegiatan peledakan 1500-1750 kg bergantung pada jumlah lubang ledak. Tiap lubang menggunakan 2 power gel agar batuan yang dihasilkan lebih kecil. Setelah Detonator dan ANFO dimasukan, tutup dengan material sebagai stemming. Selanjutnya connecting wire tiap lubang ledak rangkai secara seri disetiap baris dan tiap baris dirangkai secara paralel. Connecting wire diperiksa hambatannya menggunakan blasters ohm meter agar hambatan pada tiap lubang dan baris sama, hal ini dimaksudkan agar ledakan dapat berjalan baik.

Gambar 4.10Pemeriksaan hambatan listrik menggunakan blasters ohm meter

Setelah dinyatakan hambatan sesuai maka connecting wire, lead wire dan blasting machine disambungkan. Jika area sudah dinyatakan aman maka peledakan baru akan dilakukan.

4.2.2.1 Geometri PeledakanDari pengamatan yang dilakukan, geometri peledakan yang dipakai oleh PT. Gunung Kecapi adalah sebagai berikut :

freeface

B = 1,90 mS = 2,28 m

T = 1, 33 m

H = 10,09 mK = 9,52 m

PC = 8,76 m

J= 0,57 m

Gambar 4.11Geometri peledakan

Keterangan : B= burdenH= tinggi lubang ledakS= spasiPC= powder columnT= stemmingJ= subdrillingK= tinggi jenjangDengan diameter bor 2,5 inch, jumlah lubang ledak 60 dan berat bahan peledak tiap lubang 25 kg, maka perhitungan yang dilakukan seperti berikut ini :

Kb x dDiameter mata bor (d) = 2,5 inch

30 x 2,512Burden (B)=

12= = 6,25 ft (1,90 m)Stemming (T)= 0,7 x B = 0,7 x 6,25 = 4,375 ft (1,33 m)Subdrilling (J)= 0,3 x B= 0,3 x 6,25 = 1,875 ft (0,57 m)Spasi (S)= 1,2 x B= 1,2 x 6,25 = 7,5 ft (2,28 m)Tinggi jenjang (K)= 5 x B= 5 x 6,25 = 31,25 ft (9, 52 m)Tinggi lubang bor (H) = K + J= 31,25 + 1,875 = 33,125 ft ( 10,09 m)Powder column (PC)= H T= 33,125 4,375 = 28,75 ft (8,76 m) Volume batuan yang dihasilkan = (m-1)S x nB x Km= kolom= 15n= baris= 4 = (15-1).2,28m x 4.1,9m x 9,52m= 2309,47584 m3Blasting Ratio= = = = 1,3965056 Specific Drilling= = = = 0,262137403

4.2.2.2 Rangkaian PeledakanFree face

BM-+

Gambar 4.12Rangkaian peledakan

Rangkaian yang digunakan pada peledakan ini adalah rangkaian seri-paralel, yaitu rangkaian seri untuk setiap baris dan paralel untuk menghubungkan tiap barisnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi hambatan (). Rangkaian ini memudahkan juru ledak untuk memeriksa lubang ledak yang berpotensi misfire.

4.3 Kegiatan PemuatanKegiatan pemuatan ini bertujuan untuk memuat hasil pembongkaran kealat angkut dengan menggunakan 3 alat muat jenis excavator tipe #20D merk Caterpillar dengan kapasitas bucket hingga 0,8 m3 (lihat Gambar 4.13). sebelum kegiatan pemuatan dilakukan seluruh alat muat dipanaskan mesinnya terlebih dahulu selama 30 menit.

Gambar 4.13Alat muat yang digunakan di PT. Gunung Kecapi

Pemuatan dapat berhenti jika cuaca di kuari gerimis/hujan dengan intensitas kecil dikarenakan alat angkut yang digunakan sebagai tujuan pemuatan tidak dapat beroperasi.

4.4 Kegiatan PengangkutanKegiatan pengangkutan merupakan tahap lanjutan setelah proses pemuatan material kedalam alat angkut. Dalam kegiatan ini PT. Gunung Kecapi mengoperasikan lima alat angkut secara bergantian. Sebelum kegiatan pengangkutan dilakukan biasanya mesin alat angkut dipanaskan terlebih dahulu selama 30 menit. Alat angkut yang beroperasi di PT. Gunung Kecapi memiliki merk dan tipe yang sama yaitu dump truck Komatsu tipe HD-180 dengan kapasitas 8 m3.

Gambar 4.14Dump truck Komatsu HD-180

Jalur pengangkutan yang ditempuh dump truck dari tempat pemuatan sampai tempat pengolahan 1,5 km. Setiap harinya seorang operator dump truck dapat melakukan kegiatan pengangkutan sebanyak 15-20 kali. Hal ini bergantung kepada kondisi cuaca, kondisi dump truck, dan kemahiran operator.Pada kegiatan pengamatan ini, masalah yang sering muncul dalam kegiatan pengangkutan antara lain:a. Jalan yang terjal dan licin setelah hujan.b. Kondisi dump truck yang bermasalah misalnya ban kempes, mesin bermasalah, accu bermasalah, dll.c. Terjadi antrian alat angkut saat proses pemuatan sehingga tidak efektif.

Gambar 4.15Kondisi jalan angkut4.5 Kegiatan PengolahanKegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pengangkutan. Kegiatan pengolahan merupakan tahap akhir kegiatan penambangan. Hasil dari kegiatan ini adalah produk yang dapat dijual langsung kepada pembeli. Kegiatan ini terdiri atas 3 tahap, yaitu : Peremukan Primer (primary crushing), Peremukan Sekunder (secondary crushing), dan Peremukan Tersier (tertiary crushing). PT. Gunung Kecapi memiliki 4 crushing plant yang menghasilkan berbagai produk.

4.5.1 Peremukan Primer (Primary Crushing)Peremukan primer dilakukan oleh jaw crusher. Kegiatan ini bertujuan untuk perkecil batuan yang berasal dari proses pembongkaran. Sebelum masuk ke dalam jaw crusher terlebih dahulu batuan masuk ke hopper. Peremukan primer menghasilkan batuan dengan ukuran 6-8.

HopperJaw CrusherGambar 4.16Hopper dan Jaw crusher sebagai alat peremukan primer

4.5.2 Peremukan Sekunder (Secondary Crushing)Peremukan sekunder merupakan kelanjutan dari Peremukan primer. Peremukan primer bertujuan untuk menghasilkan batuan yang lebih kecil disesuai kan dengan kebutuhan pasar. Peremukan sekunder menghasilkan batuan yang akan dipergunakan pada kegiatan Peremukan tersier ataupun dijual langsung ke pembeli. Peremukan sekunder menggunakan alat cone crusher merk Otsuka 1500 (lihat Gambar 4.18 ).

Cone CrusherGambar 4.17Cone crusher Otsuka 1500 pada Peremukan Sekunder

4.5.3 Peremukan Tersier (Tertiary Crushing)Peremukan Tersier merupakan pengolahan tahap akhir yang menghasilkan berbagai produk batuan yang sudah diperkecil seperti: batu split 1-2, base coarse dan abu batu. Peremukan Tersier mengunakan alat vibrating screen untuk mengayak hasil Peremukan Sekunder. Semua tingkat pengolahan ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar yang ada.

Gambar 4.18Vibrating screen yang digunakan untuk Peremukan Tersier4.5.4 Hasil PengolahanPT .Gunung Kecapi memiliki 3 unit crusher dan menghasilkan beberapa produk. (lihat Tabel 4.2)Tabel 4.2Nama crusher dan produk yang dihasilkanNoNama crusherProduk yang dihasilkan

1Crusher satu bawah Makadam 5-7 Base coarse Super Abu batu

2Crusher dua bawah Makadam 5-7 Base coarse Super

3Crusher tigaTiga atas Base coarse tiga atas (diolah kembali di crusher tiga bawah) Abu batu

Tiga bawah Batu Split 1-2 Batu Split 2-3 Batu Split 3-5 Abu batu

4.6 Kegiatan PemasaranKomoditi pertambangan mineral batuan memiliki sifat khusus dalam hal pemasaran yaitu terkait antara lokasi tambang dengan konsumen akhir oleh karena itu pemasaran produk dikhususkan untuk konsumen di sekitar lokasi tambang atau ditujukan bagi konsumen di Kabupaten Purwakarta, Bekasi, Karawang, dan DKI Jakarta. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi nasional maka permintaan pembangunan fisik pun meningkat.Di daerah ini terdapat banyak toko material bangunan dan proyek perumahan, di samping itu di kabupaten atau kota banyak prasarana jalan yang rusak serta pembangunan jalan tol, jalan by pass, jalan lingkar, jalan alternatif, saluran drainase dan pekerjaan konstruksi lainnya. Pembangunan fisik ersebut dipastikan banyak memerlukan bahan galian terutama batu andesit dari ukuran besar hingga terkecil seperti abu batu. Konsumen datang langsung ke PT. Gunung Kecapi untuk membeli produk yang dihasilkan PT. Gunung Kecapi. Produk yang dipasarkan adalah produk yang berkualitas namun dari segi harga, perusahaan ini menerapkan strategi harga yang kompetitif. Sumber pendapatan kegiatan penambangan di PT. Gunung Kecapi dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu target produksi dan harga jual bebas ke pasar dengan berbagai jenis produk. Berikut adalah tabel daftar produk dan harga yang dipasarkan PT. Gunung Kecapi (Tabel 4.3). . Perkiraan pendapatan dari penjualan perbulan dengan produksi perbulan maksimal dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.3 Daftar produk dan harga di PT. Gunung KecapiNoProduk Harga

1Batu Split ukuran 1-2Rp 98.000,00/m3

2Batu Split ukuran 2-3Rp 90.000,00/ m3

3Batu Split ukuran 3-5Rp 85.000,00/ m3

4Makadam 5-7Rp 80.000,00/ m3

5Base coarse SuperRp 75.000,00/ m3

6Abu Batu Rp 70.000,00/ m3

7Batu belah Rp 50.000,00/ m3

Tabel 4.4Perkiraan pendapatan dari penjualan perbulanJenis ProdukProduksi Perbulan(m3)Harga Satuan(Rp/m3)Pendapatan Perbulan(Rp)

Split 1-2 (15%)2.587,598.000253.575.000

Split 2-3 (15%)2.587,590.000231.875.000

Split 3-5 (15%)2.587,585.000219.937.500

Abu batu (10%)1.725,070.000120.750.000

Macadam 5-7 (20%)3.450,080.000276.000.000

BC super (20%)3.450,075.000258.750.000

Batu Belah (5%)862,050.00043.125.000

Jumlah 17.249,51.404.012.500

4.7 Lingkungan dan K3Kegiatan penambangan berkaitan erat dengan lingkungan sekitar. Kegiatan tersebut berpengaruh terhadap perubahan lingkungan yang langsung berdampak terhadap lingkungan alam sekitar maupun sosial masyarakat.

4.7.1 Dampak Kegiatan Penambangana. Dampak terhadap lingkungan alamDampak penambangan dan pengolahan yang diperkirakan akan terjadi tehadap lingkungan antara lain1. Perubahan TopografiPerubahan topografi setelah adanya penambangan berupa:a) Hilangnya sebagian tubuh bukitb) Perubahan sudut lereng bukit2. Perubahan stabilitas lahana) Kemungkinan terjadi longsor pada bidang retakanb) Erosi dapat terjadi karena hilangnya tumbuhan penutup dan dapat mengakibatkan longsor pada tebing yang tidak stabil3. Perubahan hidrologis dan hidro-orologisa) Peningkatan erosi permukaan karena hilangnya penahan lapisan air hujanb) Meningkatnya pelumpuran terutama pada musim hujan4. Perubahan kualitas udaraa) Meningkatnya debu pada kegiatan penambangan dan pengolahan terutama pada musim kemaraub) Meningkatnya kebisingan oleh kegiatan mesin-mesin penambangan, peledakan, pengolahan, dan pengangkutan.b. Dampak terhadap sosial masyarakatDampak penambangan, pengolahan, dan pengangkutan hasil tambang terhadap lingkungan sosial masyarakat adalah:1. Gangguan debu dan kebisingan2. Kerusakan jalan yang dilalui mobil truk konsumen3. Peningkatan kepadatan lalu lintas di jalan CilalawiKegiatan penambangan akan berpengaruh terhadap perubahan sosial budaya di daerah sekitar lokasi penambangan. Sebagai kontribusi nyata yang dilakukan oleh perushaan terhadap perubahan sosial budaya tersebut diantaranya adalah bidang ekonomi dan pengembangan infrastruktur.Dalam bidang ekonomi, dengan berdirinya perusahaan ini maka tercipta suatu lapangan pekerjaan untuk penduduk setempat di longkungan penambangan yang memacok sebagian besar karyawan, baik itu karyawan tetap dan tidak tetap adalah penduduk daerah sekitar. Sedangkan dalam hal pengembangan infrastruktur, perusahaan telah melakukan bantuan-bantuan berupa dan dan terial untuk pembangunan tempat-tempat ibadah dan membuat sarana yang dipergunakan penduduk setempat, membuat sumur bor air bersih khususnya di daerah Desa Bandung Herang dan Pamoyanan, serta perbaikan jalan sepanjang jalan menuju Cilalawi.

4.7.2 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)a. Upaya untuk menjaga kesehatan kerja dilakukan dengan upaya pencegahan dan pengobatan. Upaya pencegahan dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan, membagikan alat proteksi diri dan melakukan pengawasan di dalam penggunaannya. Untuk pengobatan bagi karyawan yang terjangkit gangguan kesehatan dan menderita sakit, pihak perusahaan menyediaakan klinik P3 di lokasi tambang dan klinik di luar yang ditunjuk oleh perusahaan (klinik Budi Bhakti dan Aqma) dan para pekerja mendapat jaminan kesehatan dari perusahaan serta diprogramkan untuk mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja.b. Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan di setiap unit kerja dengan menerapkan SOP (Standar Operasional Prosedur) antara lain: unit kuari,unit pengolahan, unit perbengkelan, unit tenaga penggerak, unit perkantoran dan perumahan, unit lingkungan gudang bahan peledak dll. Maka untuk itu diperlukan pengamanan sebagai berikut :1. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) seperti safety belt, ear plug, safety shoes, dust masker, helm pengaman, kacamata pengaman (di unit tertentu)2. Melengkapi mesin-mesin pada daerah berpotensi bahaya dengan alat pelindung yang memadai.3. Melengkapi peralatan yang digerakan listrik dengan emergency break.4. Usaha menyirami debu dengan penyiraman air (sprayer)5. Menetapkan SOP (Standard Operation Procedure) untuk setiap pekerjaan seperti pengoperasian alat berat, pengoperasian crusher, pengoperasian belt conveyor, pengoperasian generator set, aktivitas pengeboran dan pelaksanaan peledakan yang baik dan benar.6. Memasang tanda peringatan pada daerah yang berpotensi bahaya.7. Ketinggian jenjang maksimum 9 meter disesuaikan dengan kemamouan alat bor dan jangkauan dari alat gali excavator. 8. Penambangan dilakukan secara sistematis dan bertahap yang dimulai dari elevasi paling tinggi sehingga front kerja lebih baik dan aman.9. Inspeksi keperalatan dan lokasi yang memiliki potensi bahaya oleh kepala teknik tambang atau petugas yang ditunjuk.

4.8 Prasarana dan Sarana Penunjang Kegiatan di PT. Gunung Kecapi

4.8.1 Prasarana Penunjang KegiatanKegiatan penambangan tentunya harus di dukung oleh prasarana yang menunjang agar kegiatan penambangan dapat berjalan dengan baik.Prasarana yang dimiliki PT. Gunung kecapi antara lain:

Gambar 4.19Tempat penampungan dan pengisian BBMa. Bahan BakarBahan bakar yang digunakan PT. Gunung Kecapi adalah Bahan bakar minyak jenis solar. Solar yang digunakan adalah solar industri. Bahan bakar digunakan untuk pengoperasian alat berat, crusher, kompressor, dan pembangkit listrik (genset).Untuk menunjang segala kegiatan penambangan, pengolahan dan kebutuhan listrik, PT. Gunung Kecapi memerlukan 3000 liter solar per hari atau sekitar 1.095.000 liter per tahun.

b. Tenaga kerjaTenaga kerja yang dipakai untuk menunjang kegiatan penambangan dan pengolahan adalah 93 orang termasuk tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Tenaga kerja dilingkungan PT. Gunung Kecapi diutamakan berasal dari daerah sekitar lokasi proyek sejauh kondisinya memungkinkan.Tabel 4.5Jumlah karyawan PT. Gunung KecapiNoJabatanJumlah (orang)

1Pengawas Operasional dan Teknik1

2Kepala Teknik1

3Wakil Kepala Teknik1

4Kepala Gudang1

5Juru Ledak1

6Operator Excavator5

7Operator Wheel Loader2

8Operator Hauling Dump Truck7

9Operator bulldozer1

10Operator crusher 6

11Operator drilling 2

12Kepala Mekanik2

13Mekanik Alat Berat4

14Mekanik Drilling1

15Operator + Mekanik Genset2

16Bagian Administrasi4

17Keamanan13

18Helper Lokal39

Total Jumlah Karyawan93

Sumber: Laporan Kemajuan Tambang PT. Gunung Kecapi Tahun 20114.8.2 Sarana Penunjang KegiatanDalam menunjang segala kegiatan penambangan di suatu perusahaan maka dibutuhkan sarana penunjang.Sarana penunjang yang dimiliki PT. Gunung Kecapi antara lain:a. Akses jalan masuk dari Cilalawi/ Jalan Kabupaten ke lokasi PT. Gunung Kecapi 3 km dengan lebar 7-10 m, kondisi jalan cukup bagus dan diperkeras batu.b. Jalan tambang 1-1,5 km dengan lebar 10-12m, kondisi cukup bagus dan diperkeras batu.c. Sarana perkantoran

Gambar 4.20Sarana perkantoran

d. Alat komunikasiUntuk berkomunikasi di lingkungan tambang PT. Gunung Kecapi, yang digunakan adalah handy talkie.e. Gudang bahan peledakGudang bahan peledak berlokasi terpisah dan jauh dari segala kegiatan pernambangan. Gudang bahan peledak didesain dengan tanggul-tanggul yang memisahkan antara gudang bahan peledak dan gudang perlengkapan peledakan.

Gambar 4.21Gudang bahan peledak dan perlengkapan peledakanf. Pos keamanan

Gambar 4.22Pos keamanan

g. Perbengkelan

Gambar 4.23Bengkel alat-alat berat

h. Kolam penampungan air dan lumpur

Gambar 4.24Kolam penampungan air dan lumpur

i. Instalasi listrikUntuk memenuhi kebutuhan listrik, PT. Gunung Kecapi mengoperasikan 4 buah genset 900 KVA sebagai pembangkit listrik.

Gambar 4.25Ruang pembangkit listrik

j. Sarana P3K lengkap dengan peralatannyak. Sarana kesehatan : Rumah sakit Bayu Asih dan klinik AQMA (mitra kerja dengan perusahaan)46

l.

BAB V SIMPULAN

Dari kegiatan PKL I yang berlangsung di PT. Gunung Kecapi, penulis dapat menyimpulkan bahwa :1. Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT. Gunung Kecapi dimulai dari pengupasan tanah penutup, pembongkaran, pemuatan, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran. 2. Kegiatan pengupasan tanah penutup dilakukan dengan crawler dozer komatsu D85ESS-2A.3. Kegiatan pembongkaran dilakukan dengan pengeboran dan peledakan. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan crawler rock drill (CRD) furukawa PCR 200 dan kompresor ingersol rand dan airman. Peledakan dilakukan dengan menggunakan bahan peledak jenis ANFO dengan detonator elektrik dan dirangkai seri-paralel dengan blasting machine kobla BI-200. 4. Kegiatan pemuatan dilakukan dengan excavator Caterpillar 320D.5. Kegiatan pengangkutan dilakukan dengan dump truck Komatsu HD-180.6. Kegiatan pengolahan dilakukan secara tiga tahap menggunakan jaw crusher, cone crusher, dan vibrating screen. Produk yang dihasilkan pada kegiatan ini adalah split 1-2, split 2-3, split 3-5, macadam 5-7, base coarse super, abu batu, dan batu belah.

7. 56

8. Kegiatan pemasaran menggunakan strategi konsumen produk datang dan membeli langsung produk PT. Gunung Kecapi. Setiap harinya PT. Gunung Kecapi dan memasarkan 1200 m3 produk.9. Kegiatan K3 dan lingkungan di PT. Gunung Kecapi dilakukan dengan secara baik dan sistematis sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setiap kegiatan yang dilakukan, didasari oleh Standard Operation Procedure (SOP).57

DAFTAR PUSTAKASahminan, Sahruddin. 2012. Teknik Pelaporan. Diktat Kuliah. Bandung: Politeknik Geologi dan Pertambangan AGP. PT. Gunung Kecapi. 2011. Laporan Kemajuan Tambang PT. Gunung Kecapi.PT. Gunung Kecapi. 2010. Laporan Kegiatan Eksplorasi dengan Cara Pengukuran Geolistrik dan Pengeboran Inti di Lokasi Gunung Kerud, Desa Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta.

58