LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI...

36
LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI INDONESIA Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Oleh: BIMO LAKSONO 020113814194391 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG 2019

Transcript of LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI...

Page 1: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI

INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

Oleh:

BIMO LAKSONO

020113814194391

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2019

Page 2: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

2

Page 3: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

3

Page 4: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

4

Motto:

“Barangsiapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia,

wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barangsiapa yang ingin (selamat dan

berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa

yang menginginkan kedua-duanya wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula.

(HR Bukhori dan Muslim)

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Ayahanda tercinta Alm H. Hartono, S.Sos dan Ibunda tercinta Hj. Umi

Fadilah, S.E.

Keluarga besar dan kekasih ku tercinta

Sahabat-sahabat terbaik ku

Almamater kebanggaanku

Page 5: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

5

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahhirrahmaanirrahiim

Setelah melalui proses yang sangat panjang penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini atas dukungan dan bantuan dari yang terhormat Ibu Arfianna

Novera, S.H., M.Hum. selaku Pembimbing Utama dan Ibu Dian Afrilia, S.H., M.H.

selaku Pembimbing Pembantu atas saran, masukan dan kritik bagi penulis dalam

melakukan penulisan skripsi. Tentunya tidak luput dari doa dan bantuan dari pihak

lainnya, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, karena berkat ridho dan karunia Nya lah penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Kepada Ayahanda Alm H. Hartono, S.Sos. dan Ibu Hj. Umi Fadillah, S.E.

yang tercinta dan tersayang terima kasih atas doa, dukungan dan cinta

yang sangat berarti dalam segala aspek kehidupanku. Terima kasih atas

kerja kerasmu selama ini demi cita-cita anak-anakmu.

3. Kepada yang tercinta dan tersayang Kakak-kakak ku M Asrian Tono, Suci

Hardianti, Adikku Zakaria, Amiziah dan yang terkasih Rachmah Lestari,

terima kasih atas dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan selama

ini.

4. Kepada keluarga besarku yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu.

5. Bapak Dr. Febrian, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sriwijaya.

Page 6: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

6

6. Bapak Dr. Firman Muntaqo, S.H., M. Hum., selaku Wakil Dekan I

Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

7. Bapak Dr. Ridwan, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan II Fakultas

Hukum Universitas Sriwijaya.

8. Bapak Prof. Dr. H. Abdullah Gofar, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan III

Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

9. Ibu Arfianna Novera, S.H., M.Hum. selaku Pembimbing Utama, Ibu Dian

Afrilia, S.H., M.H.

10. Kepada seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang telah

memberikan ilmu.

11. Kepada seluruh Staff dan Karyawan di lingkungan Fakultas Hukum

Universitas Sriwijaya.

12. Kepada sahabatku Ahmad Ridho Ramadhan, Dewi Suptriana, Raga

Siregar, Ahmad Irfandi yang paling memahami dan mengerti, terima kasih

untuk nasehat dan masukannya.

13. Kepada sahabatku Dinding Harapan, terima kasih untuk dukungan dan

selalu menjadi pendengar terbaikku.

14. Kepada sahabatku Jeng Sri, terima kasih untuk dukungan dan selalu solid

dalam semua hal.

15. Kepada sahabat-sahabatku ROMLI (Titi, Sellvi, Gilang, Muthia, Malik

dan Candra), terima kasih atas bantuan, dukungan dan tawa canda selama

ini.

Page 7: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

7

16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap 2018/2019

Laboratorium Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

17. Kepada teman-teman Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Kampus

Palembang Angkatan 2014.

18. Kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata terhadap semua doa, dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada

penulis. Semoga Allah SWT dapat menerima kebaikan dan amal saleh dan

memberikan pahala yang berlipat ganda. Semoga ilmu yang penulis dapatkan menjadi

ilmu yang berkah dan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, 08 Januari 2019

Bimo Laksono

Page 8: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho Nya lah

penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “LEGALITAS UANG

ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI INDONESIA” yang merupakan

syarat yang harus dipernuhi untuk mengikuti ujian komprehensif Sarjana Hukum

Universitas Sriwijaya.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidaklah terlepas dari kesulitan-kesulitan

dan masalah-masalah yang dihadapi. Namun, penulis tetap mengusahakan

penyelesaian penulisan skripsi ini dengan kemampuan-kemampuan penulis serta

bimbingan dari para pembimbing skripsi. Penulis menyadari masih banyak terdapat

kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan

masukan yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi

ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Palembang, 08 Januari 2019

Bimo Laksono

Page 9: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

ABSTRAK .................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ...................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH .................................................................. 10

C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................. 10

D. MANFAAT PENELITIAN ............................................................. 10

E. RUANG LINGKUP ......................................................................... 11

F. KERANGKA TEORI ...................................................................... 12

G. METODE PENELITIAN ................................................................ 15

H. SISTEMATIKA PENULISAN ....................................................... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 21

A. TINJAUAN UMUM TENTANG UANG ....................................... 21

B. TINJAUN UMUM TENTANG UANG ELEKTRONIK ............. 28

Page 10: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

10

C. KEPASTIAN HUKUM .................................................................... 40

BAB III PEMBHASAN ............................................................................... 49

A. LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR 49

B. PERLINDUNGAN TERHADAP PENGGUNA JASA UANG ELEKTRONIK

............................................................................................................. 60

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 72

A. KESIMPULAN ................................................................................. 72

B. SARAN .............................................................................................. 73

LAMPIRAN

Page 11: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

11

Page 12: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada zaman dahulu, manusia belum mengenal yang namanya barter atau

membeli barang. Manusia memproduksi sendiri apa yang mereka butuhkan. Untuk

makan, mereka harus berburu atau menanam pohon sendiri. Namun ada banyak

ternyata mereka tidak bisa memproduksi semua yang mereka butuhkan untuk

memenuhi kebutuhan lalu mulai lah akhirnya manusia saling bantu untuk

menukarkan barang yang mereka saling butuhkan, inilah awal mulanya ada istilah

barter.1 Tapi kesulitan untuk mencari orang yang mau membarter barang, membuat

ada ide lain untuk melakukan transaksi. Orang-orang pada zaman dahulu sepakat

menggunakan barang yang berharga tinggi untuk menukarnya dengan pangan atau

sandang yang dibutuhkan sebagai alat tukar (barter).

Pada saat zaman Romawi munculah garam sebagai alat tukar yang mudah di

temui. Akan tetapi kelemahan dari garam tersebut mudah mencair dan mudah

menguap oleh sebab itu bangsa Romawi pada zaman itu mengubah alat bayar

menjadi logam emas dan perak yang lebih tahan lama juga bernilai lebih tinggi, tetapi

logam yang berat tidak dapat digunakan dalam jumlah yang besar. Seiring

1 Solikin dan Suseno, Uang: Pengertian,Penciptaa, dan Peranannya Dalam Perekonomian,

2002, hlm 4.

Page 13: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

13

berkembangnya waktu masyarakat mulai memikirkan cara yang lebih praktis dalam

melakukan transaksi pertukaran barang yang diterima secara umum, lebih mudah

dibawa, dan tahan lama yaitu uang logam.2

Sejarah mencatat bahwa penjaminan uang kertas beredar oleh simpanan

logam berharga, seperti emas di bank negara, mengalami pasang surut, sejalan

dengan situasi dan kondisi yang berlangsung. Uang kertas yang sudah beredar bahkan

sempat tidak dijamin sama sekali dengan simpanan emas sesaat setelah Perang Dunia

I. Baru kemudian sesaat setelah Perang Dunia II, 44 negara mayoritas yang dipelopori

oleh Amerika Serikat sepakat untuk mengaitkan kembali mata uang di dunia (dollar

Amerika) dengan emas. Kesepakatan tersebut dikenal dengan Kesepakatan Bretton

Woods. Dalam perkembagannya, kesepakatan tersebut hanya bertahan selama

seperempat abad. Sebagai akibat semakin besarnya kegiatan transaksi pasar uang dan

barang yang tidak mungkin memadai lagi apabila di biayai dengan emas, kesepakatan

Bretton Woods akhirnya dibatalkan pada tahun 1971.3

Di Indonesia sendiri pada zaman kolonial Belanda Indonesia mualai mengenal

mata uang tidak lepas dari pemerintahan Vereenigde Oostindische Compagnie

(VOC). Dalam masa kolonial ini Indonesia memakai jenis mata uang Gulden Hindia-

Belanda yang diperkenalkan oleh VOC dalam kegiatan perekonomian di nusantara

2 Ibid hlm 5

3 Ibid hlm 7

Page 14: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

14

selain gulden mata uang yang digunakan khususnya wilayah sumatra dan jawa adalah

dolar (hanya bertahan sampai tahun 1824 masehi).4

Uang merupakan alat pembayaran yang harus dimiliki oleh manusia dalam

melakukan pembayaran guna mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari seperti uang kertas maupun uang logam. Perngertian uang

menurut pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2011 Tentang Mata Uang

adalah alat pembayaran yang sah. Sedangkan yang dimaksud dengan mata uang

adalah uang yang dikeluarkanoleh Negara KesatuanRepublik Indonesia (Rupiah).

Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, di Indonesia

lembaga perbankan mulai mengembangkan berbagai inovasi yang kemudian

mengeluarkan transaksi pembayaran secara elektronik. Pembayaran secara elektronik

dikeluarkan guna memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran,

seperti pembayaran transportasi umum, pembayaran minimarket, pembayaran parkir,

pembayaran tol, dan masih banyak lainnya.

Uang elektronik merupakan alat pembayaran yang sah dan diakui oleh

Negara. Transaksi Elektronik adalah sebuah perbuatan hukum yang dilakukan dengan

menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik

lainnya.5Perkembangan sertai novasi yang telah dikeluarkan oleh lembaga perbankan

4http://infopromodiskon.com/news/detail/206/nederlands-indische-gulden-mata-uang-di-

zaman-penjajahan-belanda.html. Di akses pada tanggal 10 oktober 2018 pukul 09.53 WIB 5Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi

Elektronik.

Page 15: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

15

itu, memberikan manfaat tersendiri bagi penggunanya sehingga dapat meningkatkan

efisiensi dalam system pembayaran dan juga secara tidak langsung telah mengurangi

waktu, aman, nyaman juga memberikan kepraktisan, dan kepastian dalam

bertransaksi dengan menggunakan transaksi elektronik.

Perkembangan system pembayaran yang mengarah pada uang elektronik ini,

sudah memberikan dampak timbulnya berbagai inovasi baru dalam system

pembayaran yang diharapkan akan memberikan kemudahan bagi pengguna dalam

melakukan transaksi pembayaran. Bank Indonesia selanjutnya mengadaptasi suatu

alat pembayaran yang bias mengakomodasi berbagai aspek itu, yang biasa kita kenal

dengan sebutan uang elektronik (e-money).6 Alat pembayaran non tunai ini khususnya

jenis-jenis pembayaran menggunakan kartu atau alat pembayaran elektronik pada

awalnya di kenal dalam bentuk kartu kredit (credict card) yang kemudian dari kertu

kredit, berkembang pula alat-alat pembayaran menggunakan kartu lainnya yaitu kartu

Debet (Debit card) dan kartu penyimpanan dana (stored value card).

Kehadiran dan kemunculan kartu-kartu ini telah memberikan pilihan bagi para

pengguna untuk memilih cara pembayaran sesuai dengan keperluan masing-masing.

Uang elektronik juga memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan

instrument alat pembayaran lainnya seperti kartu debit, kartu kredit, dan kartu ATM

lainnya, dimana nilai uangnya tersimpan dalam buku rekening bersangkutan

6Mintarsih, “Perlindungan Konsumen Pemegang Uang Elektronik (E-Money) Dihubungkan

Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen” (2013) 29 Jurnal

Wawasan Hukum, hlm.896.

Page 16: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

16

(nasabah) di Bank, sedangkan uang elektronik, nilai uangnya tersimpan dalam

perangkat system kartu chip, kartu prabayar, ponsel, maupun system komputer.7

Dalam system pembayaran non tunai, yang berkepentingan untuk memastikan

system pembayaran non tunai yang ada dalam dalam masyarakat dapat berjalan

secara aman, nyaman, dan memberikan kepastian, baik dari sisi transaksi maupun

kepastian hukum yaitu Otoritas Jasa Keuangan sebagai Lembaga pengawas di sector

jasa keungan. Salah satu hambatan perkembangan uang non tunai atau uang

elektronik adalah soal kepercayaan masyarakat, karena masyarakat masih banyak

mempercayai uang tunai memberikan kepastian dalam bertransaksi. Berbeda dengan

kartu kredit dan kartu debit, kartu e-money tidak memerlukan konfirmasi data atau

otorisasi Personal Identification Number (PIN) ketika akan digunakan sebagai alat

pembayaran dan tidak terkait langsung dengan rekening nasabah di bank. Hal ini

karena e-money merupakan produk stored value dimana sejumlah nilai monetary

value telah terekam dalam alat pembayaran yang digunakan.8

Penggunaan uang elektronik di bidang pembayaran mikro dianggap sangat

cocok dengan kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi, sehingga diharapkan akan

mampu melakukan proses pembayaran dengan lebih cepat tanpa harus melakukan

pembayaran dengan jumlah nominal yang sedikit (retail). E-money telah diatur dalam

7Rachmadi Usman, “Karakteristik Uang Elektronik Dalam Sistem Pembayaran”, Yuridika:

Volume 32 No. 1, Januari 2017, hlm.140 8Yasser Arafat, e-money dalam Kacamata Plus-Minus, 2011.

http://resay.wordpress.com/2011/11/28/e-money-dalam-kacamata-plus-minus/. Di akses pada tanggal

1 September 2018 pukul 11:53 WIB

Page 17: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

17

Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik, menurut

ketentuan Pasal 1 angka 3 PBI No. 20/6/PBI/2018 yang menyebutkanbahwa:

“Uang elektronik ialah instrument pembayaran yang memenuhi beberapa

unsur, diantaranya:

a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetorter lebih dahulu kepada

penerbit;

b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau

chip;

c. Nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukanlah berupa

simpanan sebagaimana yang dimaksudkan dalam ketentuan yang

diatur dalam Undang-Undang perbankan.”

Secara umum, uang elektronik merupakan uang yang digunakan dalam

bertransaksi melalui internet dengan cara elektronik yaitu penggunaan jaringan

komputer. Adapun manfaat yang dapat diperoleh oleh pengguna uang elektronik ini

sendiri, diantaranya:

1. Lebih cepat dan nyaman dibandingkan dengan menggunakan uang

tunai, khususnya untuk transaksi yang bernilai kecil (micro payment);

2. Waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan transaksi dengan

menggunakan e-money lebih singkat dibandingkan menggunakan

Page 18: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

18

kartu debit atau kartu kredit, karena tidak memerlukan tanda tangan

ataupun memasukkan PIN;

3. Electronic value juga dapat di isi ulang kedalam kartu e-money

melalui berbagai macam cara yang telah disediakan oleh issuer.

Dewasa ini perkembangan uang elektronik ialah sebagai alternative alat

pembayaran non tunai tidak hanya dalam bentuk kartu, tapi juga dapat dalam bentuk

lainnya seperti tersimpan dalam smartphone. Adapun jenis uang elektronik menurut

Bank Indonesia :9

1. Uang Elektronik registered, merupakan Uang Elektronik yang data

identitas pemegangnya tercatat/terdaftar pada penerbit uang Elektronik.

Dalam kaitan ini, penerbit harus menerapkan prinsip mengenal nasabah

dalam menerbitkan Uang Elektronik Registered. Batas maksimum nilai

Uang Elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk jenis

registered adalah Rp 5.000.000,00 (lima Juta Rupiah).

2. Uang Elektronik unregistered, merupakan Uang Elektronik yang data

identitas pemegangnya tidak tercatat/terdaftar pada penerbit Uang

Elektronik. Batas maksimum nilai Ulang Elektronik yang tersimpan pada

media chip atau server untuk jenis unregistered adalah Rp 1.000.000,00

(SatuJuta Rupiah).

9http://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produksi-dan-jasa-

sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx. di akses pada tangal 1 september 2018 pukul 13.02 WIB

Page 19: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

19

Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang

berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik

Indonesia, baik sendiri maupun bersama sama melalui perjanjian penyelenggaraan

kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.10

Penerbitan uang elektronik bukan

hanya diterbitkan oleh bank saja, tetapi juga dapat diterbitkan oleh Lembaga Selain

Bank (LSB), seperti perusahaan telekomunikasi, perusahaan keuangan, ataupun

perusahaan transportasi publik.

Uang elektronik dapat bersifat “single purpose” yaitu digunakan untuk

menyelesaikan satu jeni stransaksi pembayaran, selain itu dapat juga bersifat “multi

purpose” yang digunakan untuk berbagai jenis transaksi pembayaran, tetapi

pengguna jasa uang elektronik harus pandai memilih untuk menggunakan kartu

sesuai kebutuhan yang di perlukan karna masih belum banyak pedagang yang

menyediakan fasilitas pembayaran menggunkan kartu e-money, dengan begitu belum

bisa dikatakan bahwa e-money belum dapat menjawab semua kebutuhan.

Pada pelaksanaan uang elektronik yang bersifat “multi purpose”, pembatasan

uang elektroniknya ada pada nilai elektronik yang terdapat di dalamnya serta jangka

waktu penggunaan instrument uang elektronik yang diberikan oleh bank penerbit

10

Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Page 20: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

20

kepada nasabah yang bersangkutan.11

Pada umumnya uang elektronik memiliki dua

jenis produk, yaitu digital cash dan prepaid cash, diantara kedua instrument tersebut

memiliki beberapa perbedaan, yaitu:

1. Berdasarkan system penyimpanan nilai, digital cash menggunakan

disk yang terdapat dalam personal computer nasabah dan frame bank,

sedangkan prepaid card menggunakan chip-intergrated circuit,

dimana nilainya tertanam dalam kartu tersebut;

2. Berdasarkan mekanisme pemindahan nilai, digital cash memanfaatkan

jaringan komunikasi sebagai sarana pemindahan nilai uang elektronik;

3. Pelayanan transaksi pembayaran digital cash secara virtual namun

pelayanan transaksi pembayaran prepaid card secara langsung (face to

face) antara penerima dengan pembayar.

Dari uraian di atas, penulis akan melakukan penelitian berdasarkan

permasalahan tersebut dengan skripsi yang berjudul “LEGALITAS UANG

ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI INDONESIA”.

11

Mulyana Soekarni, Studi Empiris: Dampak Perkembangan Teknologi Informasi Pada

Kegiatan Bank Sentral (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebank sentralan Bank Indonesia, 2001),

hlm.15.

Page 21: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

21

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Apakah uang elektronik sah sebagai alat bayar ?

2. Bagaimana perlindungan pemegang bila uang elektronik tak dapat dikonversi

menjadi uang rupiah ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mencapai hal sebagai berikut yaitu:

1. Untuk mengetahui uang elektronik sah sebagai alat bayar.

2. Untuk mengetahui perlindungan pemegang bila uang elektronik tak dapat

dikonversi menjadi uang rupiah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian pada penulisan skripsi ini yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan

serta memberikan manfaat dalam ilmuan pengetaahuan untuk pengembangan

hukum berkaitan dengan alat bayar.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran

yang berguna baik bagi penulis, masyarakat umum maupun praktisi hukum

mengenai acuan dalam hal terjadi kasus.

Page 22: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

22

E. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penelitian adalah bingkai dari sebuah penelitian yang

menggambarkan batas-batas penelitian, mempersempit permasalahan, dan

membatasi area penelitian.12

Adapun ruang lingkup skripsi ini meliputi:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

b. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor

182.Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor

3790;

c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata

Uang.Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 64. Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia

Nomor 5223;

d. Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang

Uang Elektronik. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor;

12

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada), 2011, hlm. 111.

Page 23: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

23

F. KERANGKA TEORI

Teori / kerangka teori / kerangka pikir, dalam penelitian hukum merupakan

jawaban konseptual dari rumusan masalah yang diperoleh melalui penelitian,

persisnya dari bahan hukum dan analisis bahan hukum.13

Adapun teori yang digunakan dalam penulisan ini diantaranya sebagai

berikut:

1. Teori Uang dan Fungsinya

Menurut Yuliadi Uang merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan

dari denyut kehidupan ekonomi masyarakat. Stabilitas ekonomi dan

pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh sejauh mana peranan

uang dalam perekonomian oleh masyarakat dan otoritas moneter. Definisi

uang bisa dibagi dalam dua pengertian, yaitu definisi uang menurut hukum

(law) dan definisi uang menurut fungsi. Definisi uang menurut hukum yaitu

sesuatu yang ditetapkan oleh undang-undang sebagai uang dan sah untuk

alat transaksi perdagangan. Sedangkan definisi uang menurut fungsi, yaitu

sesuatu yang secara umum dapat diterima dalam transaksi perdagangan serta

untuk pembayaran hutang-piutang.14

13

M. Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum,( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2007), hlm. 61. 14

Yuliadi, Ekonomi Moneter,(PT. Ideks, Jakarta,2004). hlm.4

Page 24: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

24

Uang dikenal mempunyai empat fungsi, dua diantaranya merupakan

fungsi yang sngat mendasar sedangkan dua lainnya adalah fungsi tambahan.

Dua fungsi dasar tersebt adalah peranan uang sebagai:15

a. Alat tukar (means of exchange).

Peranan uang sebagai alat ukar mensyaratkan bahwa uang tersebut

harus diterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran. Artinya, si

penjual barang mau menerima uang sebagai pembayaran untuk

barangnya karena ia percaya bahwa uang tersebut juga diterima oleh

orang lain (masyarakat umum) sebagai alat pembayaran apabila ia

nanti memerlukan untuk membeli suatu barang.

b. Alat penyimpan nilai/daya beli (store of value).

Terkait dengan sifat manusia sebagai pengumpul kekayaan.

Pemegangan uang merupakan salah satu cara untuk menyimpan

kekayaan. Kekayaan tersebut bisa dipegang dalam bentuk-bentuk lain,

seperti tanah, kerbau, berlian, emas, saham, mobil dan sebagainya.

Syarat utama untuk ini adalah bahwa uang harus bisa menyimpan daya

beli atau nilai.

c. Satuan hitung (unit of account).

Sebagai satuan hitung, uang juga mempermudah tukar-menukar. Dua

barang yang secara fisik sangat berbeda, seperti misalnya kereta api

15

Boediono, Ekonomi Moneter Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi Moneter. (Yogyakarta:

LPBFE. 1994).

Page 25: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

25

dan apel, bisa menjadi seragam apabila masing-masing dinyatakan

dalam bentuk uang.

d. Ukuran untuk pembayaran masa depan (standard for deferred

payments).

Sebagai ukuran bagi pembayaran masa depan, uang terkait dengan

transaksi pinjam-meminjam atau transaksi kredit, artinya barang

sekarang dibayar nanti atau uang sekarang dibayar dengan uang nanti.

Dalam hubungan ini, uang merupakan salah satu cara menghitung

pembayaran masa depan tersebut.

2. Teori Kepastian Hukum

Kepastian hukum adalah “Scherkeit des Rechts selbst” (kepastian

tentang hukum itu sendiri). Dalam hidup bermasyarakat di negara hukum

pasti kaya akan aturan-aturan yang ada agar terjalinnya hubungan yang baik

antara individu dengan individu maupun individu dengan masyarakat,

sehingga pelaksanaan dari aturan-aturan yang ada akan menimbulkan

kepastian hukum. Apabila terdapat peraturan yang kabur atau tidak jelas

maka akan menjadi celah bahwa hukum tidak berfungsi untuk mengatur

sebagaimana mestinya.16

Menurut Utrecht, kepastian hukum mengandung dua pengertian,

pertama, adanya aturan yang bersifat umum membuat individu mengetahui

16

Titik Tejaningsih, Perlindungan Hukum terhadap Kreditor Separatis dalam Pengurusan

dan Pemberesan Harta Pailit, (Yogyakarta : FH UII Press, 2016), hlm.27

Page 26: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

26

perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa

keamanan hukum bagi individu dari kesewenangan pemerintah karena

dengan adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa

saja yang boleh dibebankan atau dilakukan oleh Negara terhadap individu.17

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah salah satu cara yang ditempuh oleh peneliti

dalam memecahkan suatu masalah yang menjadi objek penelitian18

.Untuk

memperoleh bahan hukum yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan

penelitian, maka penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu

pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan, oleh karena penelitian

bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis,

dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa dan

konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.19

Jenis Penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum

normatif atau penelitian yuridis normatif. Penelitian hukum normatif disebut

juga dengan penelitian hukum doktrinal. Penelitian hukum jenis ini, acapkali

17

Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1999),

hlm.23 18

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia: Jakarta, 2006,

Hlm. 42. 19

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat,

(Jakarta : Rajawali Pers, 2014), hlm.1

Page 27: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

27

hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-

undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma

yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas.20

Maka dari itu penelitian ini menggunakan penelitian normatif karena

belum jelasnya legalitas atau dasar hukum terhadap adanya uang elektronik

yang beredar dalam masyarakat luas.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan masalah dalam penulisan skripsi ini menggunakan

pendekatan perundang-undangan (Satute Approach). Pendekatan perundang-

undangan atau Satute Approach dilakukan dengan menelaah semua undang-

undang dan regulasi yang bersangkutan dengan isu hukum yang sedang

ditangani.21

Suatu penelitian hukum normatif harus menggunakan pendekatan

perundang-undangan karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum

yang menjadi pembahasan pokok suatu penelitian.

Adapun pendekatan perundang-undangan (Statute Approach) yang

akan dikaji yaitu :

Pasal 23 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

“macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang”.

20

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Rajawali

Pers, 2014), hlm.118 21

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta : Kencana, 2011), hlm.93

Page 28: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

28

Pasal 23 D Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945“negara memiliki suatu bank sentral yang susunan , kedudukan,

kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya di atur dengan undang-

undang”.

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan“Fungsi

utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana

masyarakat”.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang Uang Elektronik.

3. Jenis dan Sumber Bahan Hukum

Untuk memecahkan isu hukum dan sekaligus memberikan preskripsi

mengenai apa yang seyogianya, diperlukan sumber-sumber penelitian.

Sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber

penelitian yang berupa bahan hukum primer, sekunder, dan tertier22

bahan-

bahan hukum tersebut dijabarkan sebagai berikut:23

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum yang mengikat, terdiri dari peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan objek penelitian, misalnya :

22

Peter Mahmud Marzuki, Op. cit., hlm.141 23

Zainudin Ali, Op. cit., hlm.106

Page 29: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

29

a) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945

b) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182.

Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 3790;

c) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata

Uang.Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 64. Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia

Nomor 5223;

d) Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang

Uang Elektronik. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor;

b. Bahan hukum sekunder, adalah buku-buku, tulisan-tulisan ilmiah

hukum yang terkait dengan objek penelitian.

c. Bahan hukum tertier, adalah petunjuk atau penjelasan mengenai bahan

hukum primer atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus,

ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya.

4. Teknik Pengumpulan dan Analisis Bahan Hukum

Teknik pengumpulan dan analisis bahan hukum dilakukan dengan

mengelompokkan peraturan perundang-undangan, meneliti bahan pustaka,

membaca buku-buku dan sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan

Page 30: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

30

permasalahan dalam penelitian ini.24

Setelah itu dilakukan pengolahan bahan-

bahan hukum dengan cara mengadakan sistematisasi yaitu membuat

klasifikasi terhadap bahan-bahan hukum untuk memudahkan pekerjaan

analitis dan konstruksi.25

5. Teknik Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam skripsi ini menggunakan cara berfikir

deduktif, yaitu dengan cara pengambilan kesimpulan dari pembahasan yang

bersifat umum menjadi kesimpulan yang bersifat khusus, sehingga dapat

mencapai tujuan yang diinginkan.26

H. Sistematika Penulisan

Bab I : Bab Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang

Lingkup Penelitian, Kerangka Teori, Metode Penelitian, dan

Sistematika Penulisan.

Bab II : Bab ini merupakan bab tinjauan pustakan, di mana akan

diuraikan pokok-pokok yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu teori kepastian hukum, keberlakuan hukum dan terori

mengenai kekuasaan kehakiman. Lalu akan dibahas pula

24

Soerjono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997),

hlm.56 25

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op. Cit., hlm. 251 26

Amirudin dan Zainal Asikin, Op. Cit., hlm. 18

Page 31: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

31

mengenai konsep perrjanjian, wanprestasi dan perbuatan

melanggar hokum.

Bab III : Bab ini akan menguraikan analisa terhadap pokok permasalahan

yang telah dirumuskan dalam bab I. Analisa akan diuraikan

berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan di dalam bab II.

Bab IV : Bab ini merupakan bab terakhir, yaitu sebagai bab penutup yang

berisi kesimpulan dan saran-saran mengenai permasalahan yang

telah dibahas.

Page 32: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

32

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Achmad Ali, 2002. Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan

Sosiologis). Jakarta: Gunung Agung.

Adrian Sutedi, 2008. Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan

Konsumen. Bogor: Ghalia Indoneisa.

Ahmadi Miru, Yodo, 2004. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Raja

Gragindo Persada.

Amiruddin, Asikin, 2014. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta :

Rajawali Pers.

Anthony Giddens, 1998. The Third Way : Jalan Ketiga Pembangunan

Demokrasi Sosial. Jakarta: Gramedia.

Bambang Sunggono, 2011. Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Pt. Raja

Grafindo Persada.

Burhanuddin S, 2011. Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan

Sertifikasi Halal, UIN-Maliki Pers.

Edmon Makarim, 2010. Tanggung Jawab Hukum Penyelenggara Sistem

Elektronik. Jakarta: Raja Grafindo.

Endang Saefullah, 2000. Tanggung Jawab Produsen (Product Liability) di

Era Perdagangan Bebas. Bandung: Mandar Maju.

Ernst Uthrecht, 1962. Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia.

Jakarta: Ichtiar.

Page 33: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

33

Hestu Cipto Handoyo,2009. Hukum Tata Negara Indonesia “Menuju

Konsolidasi Sistem Demokrasi”. Jakarta: Universitas Atma Jaya.

Jazim Mustafa, 2009. Hukum Lembaga Kepresidenan Indonesia. Malang,

Alumni.

Jimly Ashiddiqie, 1994. Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan

Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.

Maria Farida Indrati Soeprapto, 1998. Ilmu Perundang-undangan (Dasar-

Dasar dan Pembentukannya). Jakarta: Kanisius.

Mann Ronald J. & Jane K. Winn, 2002. Electronic Commerce. New York:

Aspen Law & Business.

Moh. Kusnardi, Harmaily Ibrahim, 1998. Pengantar Hukum Tata Negara

Indonesia, PS HTN FH UI dan Sinar Bakti.

Mulyana Soekarni 2001. Studi Empiris: Dampak Perkembangan Teknologi

Informasi Pada Kegiatan Bank Sentral (Jakarta: Pusat Pendidikan

dan Studi Kebank sentralan Bank Indonesia.

Munir Fuady, 1994. Hukum Bisinis Dalam Teori Dan Praktik, Buku Kedua.

Bandung: Citra Aditya Bakti.

Peter Mahmud Marzuki, 2008. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Kencana.

____________________, 2008. Penelitian Hukum. Jakarta : Kencana.

Rahmat, Diyah, 2011. Ciri-Ciri Keaslian, Standar Visual Kualitas Rupiah dan

Daftar Rupiah yang Dicabut dan Ditarik Dari Peredaran. Jakarta:

Direktorat Pengedaran Uang Bank Indonesia.

Riduan Syahrani, 1999. Rangkuman Intisari Ilmu Hukum. Bandung: Citra

Aditya Bakti.

Page 34: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

34

Siahaan N.H.T., 2005. Hukum Konsumen: Perlindungan Konsumen dan

Tanggung Jawab Produk. Jakarta: Panta rei..

Soerjono Soekanto, 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas

Indonesia.

________________, Mamudji, 2014. Penelitian Hukum Normatif: Suatu

Tinjuan Singkat. Jakarta : Rajawali Pers.

________________, Abdurrahman, 1997. Metode Penelitian Hukum. Jakarta :

Rineka Cipta.

Solikin, Suseno, 2002. Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya

dalam Perekonomian.

Tantri, Sularsi, 1995. Gerakan organisasi konsumen (Jakarta:YLKI dan The

Asia fondation), hlm. 3-4. Dalam Shidarta, Hukum Perlindungan

Konsumen. Jakarta: Grasindo, 2000, Hlm 29 Dalam Kristiyanti,

Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Theo Huijibers, 1995. Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah. Yogyakarta:

Kanisius.

Usep Ranawijaya, 1983. Hukum Tata Negara Dasar-Dasarnya. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Usman, 2017. Karakteristik Uang Elektronik Dalam Sistem

Pembayaran.Yuridika Volume 32 No.1.

W. Riawan Tjandra, 2014. Hukum Sarana Pemerintahan. Jakarta: Cahaya

Atma Pustaka.

Yuliadi, 2004. Ekonomi Moneter. Jakarta: PT. Ideks.

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Page 35: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

35

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182. Tambahan

Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 3790.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42.

Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 3821.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang. Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 64. Tambahan

Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 5223.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peratran

Perundang-Undangan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 82. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5234

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor

251. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5952.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang Uang Elektronik.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 6203.

C. JURNAL

Agnes M. Toar, ”Tanggung Jawab Produk dan Sejarah Perkembangannya di

Beberapa Negara”, Makalah pada Penataran Hukum Perikatan II,

Ujung Pandang, 17-29 Juli 1989.

Committee on Payment and Settlement Systems, Survey of Developments in

Electronic Money and Internet and Mobile Payments.Hal. 2 (Bank

for International Settlements 2004).

Mitarsih, 2013. Perlindungan Konsumen Pemegang Uang Elektronik (E-

Money) Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Jurnal Wawasan Hukum.

Page 36: LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI …repository.unsri.ac.id/7474/2/RAMA_74201_02011381419391_00031… · 7 16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap

36

Rachmadi Usman, “Karakteristik Uang Elektronik Dalam Sistem

Pembayaran”, Yuridika: Volume 32 No. 1, Januari 2017.

D. INTERNET

Yasser Arafat, e-money dalam Kacamata Plus-Minus,2011.

http://resay.wordpress.com/2011/11/28/e-money-dalam-kacamata-

plus-minus/. Di akses pada 1 September 2018.

http://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan konsumen /edukasi/ produksi -

dan-jasa-sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx. di akses pada 1

september 2018.

https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/ produk -dan

-jasa-sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx. di akses pada 2 oktober

2018.

http://infopromodiskon.com/news/detail/206/nederlands-indische-gulden-

mata-uang-di-zaman-penjajahan-belanda.html. Di akses pada 10

oktober 2018.

Bank Indonesia (5), “Kajian Operasional E-Money”, www.bi.go.id, diakses

pada 20 November 2018.