Leaflet Hidrosephalus

2
Amanda Kurniasih, S.Kep Hidrocephalus pada Dewasa Shunting, juga disebut ventrikulo- peritoneal shunting, diperlukan un- tuk dapat menyalurkan kelebihan cairan dan meringankan tekanan pada otak. Kateter dimasukkan dalam otak untuk menyalurkan CSF untuk sistem ventri- kuler dalam rongga perut ketika pasien tertidur di bawah bius total Prognosiis Prognosis tergantung pada kondisi awal pasien dan kondisi penyerta (penyakit lain) Pada kelompok yang dioperasi, angka kematian adalah 7%. Setelah operasi sekitar 51% kasus mencapai fungsi normal dan sekitar 16% mengalami retardasi mental ringan. VP-Shunt

Transcript of Leaflet Hidrosephalus

Page 1: Leaflet Hidrosephalus

Amanda Kurniasih, S.Kep

Hidrocephalus

pada Dewasa Shunting, juga disebut ventrikulo-peritoneal shunting, diperlukan un-tuk dapat menyalurkan kelebihan cairan dan meringankan tekanan pada otak. Kateter dimasukkan dalam otak untuk menyalurkan CSF untuk sistem ventri-kuler dalam rongga perut ketika pasien tertidur di bawah bius total

Prognosiis

Prognosis tergantung pada kondisi awal pasien dan kondisi penyerta (penyakit lain)

Pada kelompok yang dioperasi, angka kematian adalah 7%. Setelah operasi sekitar 51% kasus mencapai fungsi normal dan sekitar 16% mengalami retardasi mental ringan.

VP-Shunt

Page 2: Leaflet Hidrosephalus

Apa Itu Hidrosephalus?

Hidrosefalus adalah akumu-

lasi CSS dalam ventrikel serebral ,

ruangsubarachnoid atau ruang sub-

dural

Cairan serebrospinalis adalah

cairan jernih yang mengisi ruang

subarachnoid.

Fungsi utama cairan serebrospinalis

adalah untuk melindungi otak dalam

kubahnya yang padat.

Pada prinsipnya hidrosefalus ter-

jadi sebagai akibat dari ketidak-

seimbangan antara produksi, ob-

struksi dan absorpsi dari CSS.

Penyebab:

1. Produksi CSS yang berlebihan

2. Obstruksi aliran CSS

3. Absorbsi CSS berkurang

Pada dewasa gejala yang paling ser-

ing dijumpai adalah nyeri kepala.

Sementara itu gangguan visus, gang-

guan motorik/berjalan, dan kejang

terjadi pada 1/3 kasus hidrosefalus

pada usia dewasa. Pemeriksaan neu-

rologik pada umumnya tidak menun-

jukkan kelainan, kecuali adanya

edema papil dan/atau adanya paral-

isis n.abdusens

HIDROSEPHALUS OBSTRUKTIF

Tatalaksana Hidrosepalus

Terapi medikamentosa

Hidrosefalus dengan progresifitas rendah dan

tanpa obstruksi pada umumnya tidak memerlukan

tindakan operasi. Dapat diberi azetazolamide

dengan dosis 25-50mg/kgBB, tetapi hasil

jangka panjangnya mengecewakan.

Operasi

Penatalaksanaan hidrosefalus yang paling ser-

ing dilakukan dan paling efektif adalah den-

gan pembuatan shunt. Drainase CSS menggunakan

shunt dapat mencegah akumulasi CSS sehingga

dapat mengurangi tekanan intrakranial dan

akibatnya mengurangi injuri pada otak. Shunt

yang paling sering dibuat adalah dengan men-

ghubungkannya dengan rongga peritoneum

(Ventriculo-Peritoneal Shunt). Shunt juga

dapat dibuat dengan menghubungkannya dengan

atrium kanan jantung (ventriculoatrial

shunt), ventriculopleural shunt, lumboperito-

neal shunt dan third ventriculostomy.

Metode Ventriculo-Peritoneal (VP) shunt meru-

pakan metode yang paling sering dipakai

karena memiliki risiko yang lebih kecil di-

bandingkan metode shunt yang lainnya.

Komplikasi yang terjadi akibat pembuatan

shunt tersebut dapat berupa komplikasi

mekanik seperti obstruksi, diskoneksi, mi-

grasi serta komplikasi infeksi.

Adapun gejala klinis dari penyakit ini

adalah

sakit kepala,

kesadaran menurun,

kejang,

kelemahan saraf,

inkontinensia urin (sulit menahan

buang air kecil),

nyeri kepala diikuti gejala muntah,

dan gangguan penglihatan.

Bahkan bila hidrosefalus dewasa tidak

segera diatasi bisa sampai menyebabkan

kebutaan. Bila sudah buta tidak bisa

mengembalikan penglihatannya lagi.

Bila kesadaran penderita hidrosefalus

menurun bisa meninggal.