Le père judas; guy de maupassant duta putra niagara
-
Upload
sekolah-vokasi-ugm -
Category
Documents
-
view
529 -
download
0
Transcript of Le père judas; guy de maupassant duta putra niagara
Duta Putra Niagara
09/281862/SA/14682
Le Père Judas
Waktu: Cerpen ini menceritakan kejadian di masa lampau seperti kebanyakan cerpen lainnya. Kala yang dipakai: imparfait, passé composé, passé simple.
Setting tempat: sebuah daerah sekitar danau; digambarkan keindahannya pada awal cerita, kota kecil di sekitarnya.
Setting waktu: sebuah masa pada abad XIX Alur cerita: cerpen ini memiliki dua narator, yang pertama
adalah “aku” yang menceritakan tentang seorang kakek tua (le pere Joseph) (selanjutnya akan disebut C1), kemudian le pere Joseph menceritakan cerita lain (selanjutnya akan disebut C2). Seperti ada satu cerita di dalam cerita lain yang keduanya dijembatani oleh sebuah benda (simbol) yang dapat memancing memori si tokoh. Namun di sini cerita intinya adalah C2.
Situation Initiale
Penokohan:Dalam C1: - “Moi”: seseorang yang
berkunjung ke danau dan menemui le pere Joseph.
- “Le pere Joseph”: seorang nelayan tua renta.Dalam C2: - “Une vieille mediante”: seorang
wanita penuh iba bertubuh besar yang hidup dari uang sumbangan dan meminta-minta.
- “Un vieillard mediante”: pengemis lelaki tua dengan jenggot putih panjang.
Seorang wanita pengemis penuh iba yang dianggap sebagai orang Yahudi oleh masyarakat (kaum Yahudi pada saat itu sangat termarginalkan di Eropa).
Datang seorang pria tua yang juga seorang pengemis ke rumah sang wanita, mereka akhirnya tinggal bersama dan mengemis bersama.
Suatu hari ada yang memberikan mereka dua ekor babi untuk diternakkan.
Situation
Sang wanita tua pengemis terserang penyakit parah dan sang pria tua merawatnya di gubuk reot mereka. Tidak ada yg mengunjungi mereka karena mereka dianggap Yahudi sebab tak pernah muncul di gereja.
Actions:Mereka berhenti mengemis, hanya sesekali sang pria
yang mengemis.Pendeta setempat mendengar kabar bahwa sang
pengemis wanita sekarat dan kemudian datang untuk menawarkan bantuan.
Pengemis pria menolak mentah-mentah tawaran itu dengan mengolok-olok sang pendeta dengan bahasa yang aneh dan tidak diketahui.
Noeud déclencheur
Pria tua akhirnya merawat sang wanita sendiri sampai akhirnya sang wanita meninggal dunia.
Situation finale:Wanita pengemis akhirnya meninggal dunia
dan sang pria tua menguburnya sendiri tanpa. Tak lama hidup sendiri, sang pengemis tua akhirnya ditemukan tewas dimakan oleh babi-babinya yang kelaparan karena tidak diurus dengan baik olehnya.
Dénouement
Séquence 1-3 adalah dalam C1Séquence 1.Ditemukan banyak sekali disjonctions
topologiques pada tiga paragraf pertama. Contoh: “Tout ce pays était surprenant, marqué d'un caractère de grandeur presque religieuse et de désolation sinistre.”
Disjonctions actorielles:“une petite maison basse habitée par un
vieux batelier, le père Joseph…”
Segmentation du texte
Séquence 2Disjonction temporelle:- “…et soudain…”
Disjonction topologique:- “… sur l'autre bord, une ruine, une chaumière
éventrée dont le mur portait une croix, une croix énorme et rouge, qu'on aurait dit tracée avec du sang,…”
Séquence 3; diawali dengan sebuah disjonction actorielle:
- “Jadis cette hutte était occupée par une grande femme, sorte de mendiante, vivant de la charité publique.”
Disjonction actorielle yang lain:- “…un vieillard à barbe blanche…”
Disjonction temporelle:- “Or un soir,…”
Séquence 4Disjonction temporelle:- “Or, un jour,…”- “Et bientôt…”
Séquence 5Disjonction temporelle:- “Sa compagne, une nuit,…”
Séquence 6Disjonction temporelle:- “Le lendemain…”- “C'était pendant la semaine sainte…”
Séquence 7Dimulai dengan sebuah disjonction temporelle:
“Mais le lundi de Pâques…”Juga terdapat sebuah disjonction temporelle dalam
dialog le pere Joseph: “…le vendredi saint, à trois heures après midi.”
Séquence 1: pengenalan setting tempat dan tokoh dalam C1.
Séquence 2: bertemunya tokoh dengan sebuah benda (gubuk kosong berdarah) yang menjembatani C1 dengan C2/menarik flashback.
Séquence 3: masuk ke dalam flashback (C2)/pengenalan tokoh dalam C2/pengemis wanita kedatangan pengemis pria/“Or un soir,…”/hidup bersama/situation initiale.
Séquence 4: informasi tentang gosip ke-Yahudi-an sang dua pengemis/ « Maman, maman, c'est la Juive ! »/dysphorie: kemiskinan dan dianggap Yahudi.
Séquence 5: pengemis wanita sakit/“Sa compagne, une nuit,…”/datang pendeta (simbol euphorie)/noeud déclencheur.
Séquence 6: pengemis wanita meninggal/“Le lendemain…”/dénouement.
Séquence 7: pengemis pria mati dimakan babi yang kelaparan/“Mais le lundi de Pâques,…”/Situation finale.
YAHUDI vs NASRANIMISKIN vs KECUKUPANDOMINÉ vs DOMINANT
Les oppositions principales du texte.