LBM 4
-
Upload
meghawatyputry -
Category
Documents
-
view
223 -
download
6
Transcript of LBM 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sekenario
Seorang ibu berusia 58 tahun mengeluh nyeri pada sndi lutut kanan dan
kiri sejak seminggu yang lalu , nyeri seperti ditusuk-tusuk, hilang timbul.
Nyeri biasanya memberat saat melakukan aktivitas dan membaik saat
istirahat, selain keluhan tersebut, ibu juga mengeluh nyeri pada paha bagian
belakang hingga telapak kaki. Lutut dan kaki menjadi sulit digerakan terasa
kaku dan kadang dirasaka n seperti suara gemeretak pada lutut terutama saat
berubah posisi dari duduk lama ke berdiri. Keluhan ini dirasakan sering
berulang dan biasanya membaik setelah berobat. Pasien sendiri adalah
wanita tua yang sejak memiliki anak kedua memakai KB dan mengalami
peningkatan berat badab drastic.
Pada pemeriksaan tampak adanya deformitas, edema dan kemerahan
pada sendi lutut, nyeri tekan +, teraba hangat +, Laseque test +, Patrick +,
contrapatrick +.
B. Terminologi
1. Deformitas
2. Laseque test
3. Patrick
4. Contrapatrick
5. KB
C. Permaslahan
1. Anatomi fisiologi tulan dan sendi ekstramitas bawah ?
2. Interprestasi diskenario ?
3. Hubungan KB dengan peningkatan berat badan ?
4. Mengapa nyeri memberat saat aktivitas dan membaik saat istirahat?
5. Pemeriksaan fisik nyeri lutut?
6. Diagnosis banding ?
D. Pembahasan Permaslahan
1. Anatomi dan fisiologi
Ekstremitas bawah
Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang phalangs.
1. Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang
merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.
2. Femur
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal
berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan
tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang
disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh
garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle
lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta
permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat
fossa intercondylar.
3. Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya
lebih medial dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia
memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya
merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur.
Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di
sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan
ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan
tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
4. Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya
lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula
berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula
membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan
tulang-tulang tarsal.
5. Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk
artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal dan dengan
metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu
calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3).
Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.
6. Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi
dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di
distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2
tulang sesamoid.
7. Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat
2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di masing-
masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu
jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu
jari tangan.
2. Interprestasi di skenario
3. Hubungan KB dengan peningkatan berat badan
Pemakaian kontrasepsi suntik baik kontrasepsi suntik bulanan
maupun tribulanan mempunyai efek samping utama yaitu
perubahan berat badan. Faktor yang mempengaruhi perubahan
berat badan akseptor KB suntik adalah adanya hormon progesteron
yang kuat sehingga merangsang hormon nafsu makan yang ada di
hipotalamus. Dengan adanya nafsu makan yang lebih banyak dari
biasanya tubuh akan kelebihan zat-zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi
oleh hormon progesteron dirubah menjadi lemak dan disimpan di
bawah kulit. Perubahan berat badan ini akibat adanya penumpukan
lemak yang berlebih hasil sintesa dari karbohidrat menjadi lemak.
4. Mengapa nyeri memberat saat aktivitas dan membaik saat
istirahat
5. Diagnosis banding
a. Osteoarthritis
1) Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif
atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan
sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan
ketidakmampuan (disabilitas)
2) Etiologi
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai
berikut:
1. Usia/UmurUmumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas
50tahun). Karena pada lansia pembentukkan kondrotin
sulfat (substansi dasar tulang rawan) berkurang dan terjadi fibrosis tulang rawan.2 . Jenis Kelamin
Kelainan ini ditemukan pada pria dan wanita, tetapi sering ditemukan lebih banyak pada wanita pascamenopause (osteoartritis primer). Osteoartritis sekunder lebih banyak ditemukan pada pria.3. Ras
Lebih sering ditemukan pada orang Asia, khususnya cina, Eropa, dan Amerika daripada kulit hitam.4. Faktor Keturunan
Faktor genetik juga berperang timbulnya OA. Bila ibu menderita OA sendi interfalang distal, anak perempuannya mempunyai kecenderungan terkena OA 2-3 kali lebih sering.5. Faktor Metabolik/Endokrin
Klien hipertensi, hiperurisemia, dan diabetes lebih rentan terhadap OA. Berat badan berlebihan akan meningkatkan resiko OA, baik pada pria maupun wanita.
3) Patofisiologi
Selama ini OA sering di pandang sebagai proses penuaan
yang tidak dapat dihindari. Ternyata OA merupakan penyakit
gangguan hemeostasis metabolisme kartilago dengan
kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya
belum jelas diketahui.
Jejas mekanis dan kimiawi pada sinovia sendi terjadi
multifokal,antara lain faktor usia, strees mekanis, atau
penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomis, obesitas,
genetik, humoral, dan faktor kebudayaan. Pemeriksaan biopsi
sinovial klien OA menunjukkan adanya sinovitis. Pada level
seluler, terjadi peningkatan aktivitas sitokin yang menyebabkan
dikeluarkannya mediator inflamasi dan matriks
metelloproteinase (MMP). Akibatnaya, ada gangguan sintesis
proteoglikan. Selain itu ditemukan nitrogen monoksida yang
berhubungan dengan transmisi neurogenik dari mediator
inflamsi yang menyebabkan kerusakan kartilago jauh dari lokasi
peradangan.
Proses OA terjadi karena adanya gangguan fungsi
kondrosit. Kondrosit merupakan satu-satunya sel hidup dalam
tulang rawan sendi. Kondrosit akan dipengaruhi oleh faktor
anabolik dan katabolik dalam mempertahankan keseimbangan
sintesis dan degradasi. Faktor katabolik utama diperankan oleh
sitoksin interkoukin 1β (iL-β) dan tumor necrosis factor α (TNF
α), sedangkan faktor anabolik diperankan oleh transforming
growth factor (TNF β) dan insulin-like growth factor 1 (IGF 1).
Secara anatomi fisiologi, sel tulang terdiri atas osteoblas,
osteosit, dan osteoklas yang dalam aktivitasnya mengatur
hemeostasis kalsium yang tidak berdiri sendiri, melainkan saling
berinteraksi. Homeostasis kalsium pada tingkat seluler didahului
penyerapan tulang oleh osteoklas yang memerlukan waktu 40
hari, disusul fase istiraahat, dan kemudian disusul fase
pembentukkan tulang kembali oleh osteoblas yang memerlukan
waktu 120 hari. Dalam penyerapannya, osteoklas melepaskan
transforming growth factor yang meransang aktivitas awal
osteoklas. Dalam keadaan normal, kuantitas dan kualitas
pembentukkan tulang baru osteoblas. Pada osteoporosis,
penyerapan tulang lebih banyak dari pada pembentukkan baru.
4) Gejela klinik
Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan
bertambah apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.
Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul
setelah istirahat atau saat memulai kegiatan fisik.
Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan
cairan dalam ruang sendi akan menimbulkan pembengkakan dan
peregangan simpai sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa
nyeri.
Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan
aktivitas lama dan akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin
ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut
dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi
pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada
osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah
lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin,
akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena
pengumpulan cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas
tanpa adanya pemerahan.
Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk
sendi.
5) Penatalaksanaan
Terapi Non-FarmakologiAda beberapa cara dalam penanganan osteoarthritis non farmakologi, diantaranya: a) Olahraga
Olahraga dapat mengurangi rasa sakit dan dapat membantu mengontrol barat badan.Olahraga untuk osteoarthritis misalnya berenang dan jogging.b) Menjaga sendi
Menggunakan sendi dengan hati-hati dapat menghindari kelebihan stres pada sendi.c) Panas/dingin
Panas didapat, misalnya dengan mandi air panas. Panas dapat mengurangi rasa sakit pada sendi dan melancarkan peredaran darah. Dingin dapat mengurangi pembengkakan pada sendi dan mengurangi rasa sakit. Dapat didapat dengan mengompres daerah yang sakit dengan air dingin.d) Viscosupple mentation
Merupakan perawatan dari Canada untuk orang yang terkena osteoarthritis pada lutut, berbentuk gel.e) Pembedahan
Apabila sendi sudah benar-benar rusak dan rasa sakit sudah terlalu kuat, akan dilakukan pembedahan. Dengan pembedahan, dapat memperbaiki bagian dari tulang.
Terapi FarmakologiSemua obat memiliki efeksamping yang
berbeda, oleh karena itu, penting bagi pasien untuk
membicarakan dengan dokter untuk mengetahui obat
mana yang paling cocok untuk di konsumsi. Berikut
adalah beberapa obat pengontrol rasa sakit untuk
penderita osteoarthritis.
a) Acetaminophen
Merupakan obat pertama yang di rekomendasikan
oleh dokter karena relatif aman dan efektif untuk
mengurangi rasa sakit.
b) NSAIDs (nonsteroidal anti inflammatory drugs)
Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada
sendi. Mempunyai efeksamping, yaitu menyebabkan sakit
perut dangan gangguan fungsi ginjal.
c) Topical pain
Dalam bentuk cream atau spray yang bisa
digunakan langsung pada kulit yang terasa sakit.
d) Tramadol (Ultram)
Tidak mempuyai efeksamping seperti yang ada pada
acetaminophen dan NSAIDs.
e) Milk narcotic painkillers
Mengandung analgesic seperti codeinatau
hydrocodone yang efektif mengurangi rasa sakit pada
penderita osteoarthritis.
f) Corticosteroids
Efektif mengurangi rasa sakit.
b. Rhematoid Atritis
1) Definisi
Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun
(penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem
kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan
dalam waktu lama pada sendi.
2) Etiologi
Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen – antibodi), faktor metabolik dan infeksi virus.
Agen spesifik penyebab arthritis rheumatoid belum dapat dipastikan, tetapi jelas ada interaksi faktor genetik dengan faktor lingkungan.
.
3) Manifestasi klinis
Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan,
kehilangan energi, kurangnya nafsu makan, demam kelas
rendah, nyeri otot dan sendi serta kekakuan otot dan kekauan
sendi biasanya paling sering di pagi hari. Disamping itu juga
manifestasi klinis rheumatoid arthritis sangat bervariasi dan
biasanya mencerminkan stadium serta beratnya penyakit. Rasa
nyeri, pembengkakan, panas, eritema dan gangguan fungsi
merupakan gambaran klinis yang klasik untuk rheumatoid
arthritis. Gejala sistemik dari rheumatoid arthritis adalah mudah
capek, lemah, lesu, takikardi, berat badan menurun, anemia.
4) Patofisiologi
Peradangan AR berlangsung terus-menerus dan menyebar
ke struktur-struktur sendi dan sekitarnya termasuk tulang rawan
sendi dan kapsul fibrosa sendi. Ligamentum dan tendon
meradang. Peradangan ditandai oleh penimbunan sel darah
putih, pengaktivan komplemen, fagositosis ekstensif dan
pembentukan jaringan parut. Peradangan kronik akan
menyebabkan membran sinovium hipertrofi dan menebal
sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan
nekrosis sel dan respons peradangan berlanjut. Sinovium yang
menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut
panus. Panus dapat menyebar ke seluruh sendi sehingga
semakin merangsang peradangan dan pembentukan jaringan
parut. Proses ini secara lambat merusak sendi dan menimbulkan
nyeri hebat serta deformitas.
5) Penatalaksanaan
a. Memberikan Pendidikan
Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian
tentang patofisiologi, penyebab dan prognosis penyakit
termasuk komponen penatalaksanaan regimen obat yang
kompleks. Pendidikan tentang penyakit ini kepada
pasien, keluarga dan siapa saja yang berhubungan
dengan pasien.
Pendidikan pencegahan yang diberikan pada klien
berupa istirahat yang cukup, gunakan kaos kaki atau
sarung tangan sewaktu tidur malam, kurangi aktivitas
yang berat secara perlahan – lahan.
b Istirahat
Sangat penting karena Rematoid Artritis biasanya
disertai rasa lelah yang hebat. Oleh karena itu, pasien
harus membagi waktu istirahat dan beraktivitas.
C Latihan Fisik
Dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi
sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif
semua sendi yang sakit, minimalnya 2x sehari.
d Termotrafi
Lakukan kompres panas pada sendi – sendi yang
sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri.
e Gizi
Pemenuhan gizi pada atritis reumatoid adalah untuk
mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal
serta mengurangi peradangan pada sendi.
Adapun syarat – syarat diet atritis reumatoid adalah
protein cukup, lemak sedang, cukup vitamin dan mineral,
cairan disesuaikan dengan urine yang dikeluarkan setiap
hari. Rata – rata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2 – 2
½ L/hari, karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65
– 75% dari kebutuhan energi total.
c. Gout Atrhitis
1) Definisi
Gout Artritis adalah sekelompok penyakit yang terjadi
akibat deposit kristal monosodium urat di jaringan. Deposit ini
berasal dari cairan ekstra seluler yang sudah mengalami
supersarurasi dari hasil akhir metabolisme purin yaitu asam urat.
2) Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya
deposit / penimbunan kristal asam urat dalam sendi.
Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan
metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolik dalam
pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal.Beberapa factor lain yang mendukung, seperti:
1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang
menyebabkan asam urat berlebihan (hiperuricemia), retensi
asam urat, atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus,
hipertensi, gangguan ginjal yang akan menyebabkan pemecahan
asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
3. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi
asam urat sepertiaspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam
nikotinat, aseta zolamid dan etambutol.
4. Mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar purin
yang tinggi adalah jeroan yang dapat ditemukan pada hewan
misalnya sapi, kambing dan kerbau.
3) Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake
bahan yang mengandung asam urat tinggi dan sistem ekskresi
asam urat yang tidak adekuat akan menghasilkan akumulasi
asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
(Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat
menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi
lokal dan menimbulkan respon inflamasi.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan
tubuh lain, maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan
membentuk garam-garam urat yang akan berakumulasi atau
menumpuk di jaringan konektif diseluruh tubuh, penumpukan
ini disebut tofi. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi
akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya
merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang
timbul. Serum urat meningkat tapi tidak akan menimbulkan
gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan menyebabkan
hipertensi karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat
memuncak. Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi.
Serangan pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan tulang
sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi
metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama terinflamasi,
kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang.
Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan.
Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung berulang dan
dengan interval yang tidak teratur.
Periode interkritical adalah periode dimana tidak ada gejala
selama serangan gout. Kebanyakan pasien mengalami serangan
kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah serangan pertama.
Serangan berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa
kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang
biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan gout
atau gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung
sakit dengan tofi yang besar pada kartilago, membrane sinovial,
tendon dan jaringan halus.Tofi terbentuk di jari, tangan, lutut,
kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles dan organ
internal seperti ginjal.Kulit luar mengalami ulcerasi dan
mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari kristal asam
urat.
4) Penatalaksanaan
d. Ischialgia1) Definisi
Ischialgia merupakan salah satu manisfestasi dari nyeri
punggung bawah yang dikarenakan karena adanya penjebitan
nerves ischiadicus. Ischialgia adalah nyeri yang menjalar
kebawah sepanjang perjalanan akar saraf ischiadikus. Ischialgia
itu sendiri adalah Sebuah gejala yaitu bahwa pasien merasakan
nyeri pada tungkai yang menjalar dari akar saraf kea rah distal
perjalanan nervus ischiadikus sampai tungkai bawah. ensefalitis
virus.
2) Etiologi
Ischialgia timbul karena terangsangnya serabut-serabut
sensorik dimana nervus ischiadicus berasal yaitu radiks
posterior L4, L5, S1, S2, S3. Penyebab ischialgia dapat dibagi
dalam:
1. Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia
nukleus pulposus (HNP).
2. Ischialgia mekanik terbagi atas :
§ Spondiloarthrosis defermans.
§ Spondilolistetik.
§ Tumor caud.
§ Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumbosakral.
§ Fraktur corpus lumbosakral.
§ Fraktur pelvis, radang atau neoplasma pada alat- alat
dalam rongga panggul sehingga menimbulkan tekanan pada
pleksus lumbosakralis.
3. Ischailgia non mekanik (medik) terbagi atas:
§ Radikulitis tuberkulosa
§ Radikulitas luetika
§ Adhesi dalam ruang subarachnoidal
§ Penyuntikan obat-obatan dalam nervus ischiadicus
§ Neuropati rematik, diabetik dan neuropati lainnya.
Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor,
yaitu antara lain: kontraksi/ radang otot-otot daerah bokong,
adanya perkapuran tulang belakang atau adanya keadaan
yang disebut dengan Herniasi Nukleus Pulposus (HNP).
Untuk mengetahui penyebab pasti perlu dilakukan
pemeriksaan fisik secara seksama oleh dokter, jika perlu
dilakukan pemeriksaan tambahan radiologi/ Rontgen pada
tulang belakang.
3) Patofisiologi
Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal,
sakral, dan koksigis. Bagian vertebrae yang membentuk
punggung bagian bawah adalah lumbal 1-5 denagn discus
intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus sakralis.
Pleksus lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus
iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus
genitofemoralis, dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus
sakralis keluar dari lumbal4-sakral4 yang terdiri dari nervus
gluteus superior, nervus gluteus inferior, nervus ischiadicus,
nervus kutaneus femoris superior, nervus pudendus, dan ramus
muskularis. Nervus ischiadicus adalah berkas saraf yang
meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju foramen
infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di
pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus
ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus
komunis dan nervus tibialis. Ischialgia timbul akibat
perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari radiks
posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada
setiap bagian nervus ischiadicus sebelum sampai pada
permukaan belakang tungkai.
Kesalahan postur dan sikap dapat menyebabkan cedera
pada tulang belakang yang lama-kelamaan akan menyebabkan
proses penulangan, oleh karena adanya proses degenerasi yang
terus menerus maka nucleus pulposus akan terhimpit, sehingga
anolus fibrosus mengalami penekanan dan sering menonjol ke
bagian lateral. Penonjolan ini mengakibatkan penekana pada
medulla spinalis. Jika keadaan seperti ini tidak segera diobati
maka lama – kelamaan akanmengakibatkan adanya nyeri
menjalar pada sepanjang tungkai oleh karena adanya penekanan
pada nervus ischiadicus (Ischialgia). Ischialgia yang disebakan
oleh beberapa factor etiologi dan sindroma yang biasanya
dikenal sebagai sindroma stenois lumbal dan entropmentneuritis
, nyeri yang bertolak dari vertebra lumbosakralis sesisi dan
menjalar sepanjang tungkai sampai ujung kaki harus dicurigai
sebagai nyeri saraf akibat perangsangan di dalam Vertebra
Lumbosakralis. Nyeri saraf yang bertolak dari tube.
Pathway
.
4) Manifestasi klinis
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:
Nyeri punggung bawahNyeri daerah bokongRasa kaku/ terik pada punggung bawah
Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung bagian saraf mana yang terjepit.Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat.Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut.Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat
5) Pemeriksaan penunjang
Foto rontgen lumbosakral Elektromielografi Myelografi CT scan MRI
6) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit ischialgia yaitu sebagai berikut : 1. Obat – obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.
2. Program Rehabilitasi Medik.3. Operasi : di lakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu aktifitas dimana dengan obat – obatan dan Program Rehabilitasi Medik tidak membantu. Program Rehabilitasi Medik bagi penderita
adalah:1. Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi manipulasi, Exercise, dsb.2. Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.3. Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.4. Advis:
Hindari banyak membungkukkan badan. Hindari sering mengangkat barang-barang berat. Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan..
Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung tidak membungkuk.
Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus, tapi tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.
Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot punggung sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara baik dan maksimal.
e SLE atritisDefinisi
Etiologi Manifestasi klinisPatofisiologipenatalaksanaan
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Daftar Pustaka
Mansjoer, 2003. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas IndoensiaPrice, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6 .Jakarta : EGC.Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media AesculapiusSyaifudin, H. Drs. B.AC. Anatomi Fisiologi, EGC, 1997
Raven, p. prof. dr, Atlas Anatomi, Jakarta, Djambatan 2005.