LBM 3 SKN
-
Upload
fauzia-halida -
Category
Documents
-
view
208 -
download
0
description
Transcript of LBM 3 SKN
LBM 3 SKN
SGD 11
STEP 1
1. Eradikasi polio o Pemberantasan secara menyeluruh terhadap penyakit polio.
o Cara untuk menghentikan transmisi virus polio ke manusia diantaranya imunisasi
yang tinggi pada imunisasi dasar dan PIN (Pekan Imunisasi Nasional).
2. SWOT analisisStrength Weakness Opportunity Threat. Merupakan suatu metode perencanaan yang digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman dalam suatu program.
3. Kebijakan pemerintah daerahAturan tertulis yang merupakan keputusan formal yg dikeluarkan oleh pemda yg bersifat mengikat dan mengatur perilaku yg bertujuan menciptakan tata nilai baru dlm masyarakat.
4. Produk kebijakan strategisHasil dari kebijakan.
STEP 2
1. INDIKATOR MASALAH KESEHATAN
2. PENELITIAN KEBIJAKAN KESEHATAN
3. KEBIJAKAN KESEHATAN
Definisi
Tujuan
Manfaat
Sasaran
Proses
Visi dan misi
Ruang lingkup
Macam
Strategi kebijakan di Indonesia
Faktor konstekstual yang mempengaruhi kebijakan
Produk kebijakan
4. SWOT
Definisi
Unsur
Teknik
Fungsi
Kelemahan analisis SWOT
Kelebihan
Analisis SWOT dalam eradikasi polio
5. Indikator derajat kesehatan
STEP 3
1. INDIKATOR MASALAH KESEHATAN
System kesehatan nasional
Pembangunan jangka panjang atau rencana pembangunan jangka panjang kesehatan dan repelita kesehatan
Profil kesehatan (nasional, provinsi, kabupaten/ kota)
System pencatatan dan pelaporan puskesmas dan stratifikasi puskesmas
Survey kesehatan rumah tangga
2. PENELITIAN KEBIJAKAN KESEHATAN
Definisi
Proses penyelenggaraan penelitian untuk mendukung kebijakan terhadap masalah sosial dan fundamental untuk memantu pengambilan kebijakan dengan jalan menyediakan rekomendasi yang berorientasi pada tindakan/ tingkah laku dimana dapat diaplikasikan untuk memecahkan masalah sosial.
Kegiatan
Pemahaman menyeluruh terhadap masalah sosial (kemiskinan, kekurangan nutrisi, ledakan penduduk, dll)
Pelaksanaan penelitian untuk mencari alternatif pemecahan masalah
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah untuk disampaikan kepada pembuat kebijakan
Latar belakang
- Penemuan yg diperoleh dari penelitian kebijakan hanya salah satu dari banyak masukan yg diperlukan bagi pembuatan kebijakan
- Kebijakan merupakan suatu kebijakan dari akumulasi kasus
- Kompleksitas kebijakan pada hakekatnya merupakan kompleksitas sosial
3. KEBIJAKAN KESEHATAN
Definisi
Aturan tertulis yg merupakan keputusan formal organisasi yg mengikat dan mengatur perilaku dgn tujuan untuk menciptakan tata nilai dlm masyarakat di bidang kesehatan. Bisa dirumuskan di berbagai tingkatan (nasional, provinsi, kota), dari masing-masing tingkatan harus mengacu pada undang-undang atau peraturan yang lebih tinggi kedudukannya.
Tujuan
Mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat melalu upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningktan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Manfaat
- Memantapkan manajemen kesehatan
- Peningkat kinerja dan mutu kesehatan
- Meningkatkan pembangunan nasional
- Meningkatkan permberdayaan masyarakat sehat
Sasaran
o Tersedianya berbagai kebijakan dan pedoman serta hukum kesehatan yg menunjang
pembangunan kesehatan
o Terbentuk dan terselenggaranya system informasi manajemen kesehatan yg ditunjang
oleh system informasi manajemen kesehatan daerah
o Terlaksananya dan termanfaatkannya hasil penelitian dan pengembangan kesehatan
dlm mendukung pembangunan kesehatan
o Terselenggaranya promosi kesehatan dlm rangka pemberdayaan masyarakat dan
pengembangan perilaku sehat
Proses
Identifikasi masalah: identifikasi isu isu
Perumusan kebijakan: menemukan siapa yg terlibat dlm perumusan kebijakan, bagaimana kebijakan dihasilkan, disetujui, dikomunikasikan.
Pelaksanaan kebijakan: pelaksanaan dari kebijakan tsb
Evaluasi kebijakan: pengawasan, pengawasan di awal kebijakan, pertengahan, dan akhir kebijakan, dirapatkan kmudian dievaluasi kembali hasil akhirnya sesuai dgn yg diharapkan atau tidak.
Sesuatu yg dicampur adukkan oleh penyusun kebijakan.
Visi dan misi
Visi: Departemen kesehatan sebagai penggerak pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat.
Misi: memantapkan manajeman kesehatan yg dinamis dan akuntable; meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan; memberdayakan masyarakat dan daerah; melaksanakan pembangunan kesehatan yg berskala nasional.
Ruang lingkup
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan : kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengamanan makanan dan minuman, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, kesehatan jiwa, pemberantasan peyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, penyuluhan kesmas, pengamanan kesediaan farmasi dan alkes, pengamanan zat adiktif, kesehatan sekolah dan olahraga, pengobatan tradisional.
Macam
- Kebijakan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
- Kebijakan program lingkungan sehat
- Kebijakan program upaya kesehatan
- Kebijakan program pelayanan kesehatan
- Kebijakan program kesehatan perorangan
- Kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit
- Kebijakan program perbaikan gizi masyarakat
- Kebijakan program SDK
- Kebijakan program kebijakan dan manajemen pemkes
- Kebijakan program penelitian dan pengembangan kesehatan
Strategi kebijakan di Indonesia
Mewujudkan komitmen pembangunan kesehatan
Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan
Membina system kesehatan dan system hukum Indonesia
Mengemangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan
Faktor konstekstual yang mempengaruhi kebijakan
- Factor situasional : kondisi yg tidak permanen (kekeringan, gempa)
- Factor structural : meliputi system politik (partisipasi masyarakat dalam pemutusan kebijakan)
- Factor budaya : pengaruh kebudayaan yang sangat penting pengaruhnya bagi masyarakat setempat
- Faktor internasional : ketergantungan antar Negara, kerjasama antar Negara.
4. SWOT
Definisi
Analisi kondisi internal (S, W) maupun eksternal (O, T) dari suatu organisasi yg selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Unsur
- Strength (kekuaan) : kelebihan yg bersifat khas untuk mencapai tujuan
- Weakness (kelemahan) : kekurangan khas apabila diatasi dpt digunakan untuk mencapai tujuan
- Opportunity : kesempatan yg positif
- Threat (ancaman) : ancaman dari luar bersifat negative yg merupakan kendala dan apabila diatasi dpt digunakan untuk mencapai tujuan
Faktor positif : S O, negative: W T
Teknik
- Tetapkan unsur organisasi yg akan dinilai
- Memberikan nilai untuk unsur yg akan dinilai : nilai penampilan ( baik/ buruk ) dan kepentingan
- Matriks dari hasil penelitian
- Menarik kesimpulan
Fungsi
Digunakan untuk memahami sebuah kondisi real atau posisi objek yg dianalisis (pembuatan kebijakan).
Menganalisa faktor dalam organisasi yg ikut andil terhadap kualitas pelayanan
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman organisasi
Kelemahan analisis SWOT
Kelebihan
Analisis SWOT dalam eradikasi polio
5. Indikator derajat kesehatan
- Angka kematian
- Angka kesakitan
- Status gizi
- Ketergantungan penyalahgunaan obat
STEP 7
1. INDIKATOR MASALAH KESEHATAN
a. Sistem Kesehatan Nasional (SKN)b. PJP atau RPJPK & Repelita Kesehatanc. Profil Kesehatan (tingkat Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kodya)d. SP3 (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas) & Stratifikasi Puskesmase. SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga)f. Susenas, dll
(Budioro B.2002.Pengantar Administrasi Kesehatan Masyarakat.Semarang:FK UNDIP)
2. PENELITIAN KEBIJAKAN KESEHATAN
Definisi
Proses penyelenggaraan penelitian untuk mendukung kebijakan atau analisis terhadap masalah-masalah social yang bersifat fundamental secara teratur untuk membantu pengambil kebijakan memecahkan masalah dengan jalan menyediakan rekomendasi yang berorientasi pada tindakan atau tingkah laku pragmatic.Sumber : Buku Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, Sudarwan Danim, Bumi Aksara
Kegiatan
Diawali dengan pemahaman yg menyeluruh terhadap masalah sosial,spt
kekurangan nutrisi, kemiskinan, ledakan penduduk, urbanisasi, inflasi,
kerawanan sosial dll.
Pelaksanakan penelitian untuk mencari alternative pemecahan masalah
Kegiatan akhir dari penelitian kebijakan adalah merumuskan rekomendasi
pemecahan masalah untuk disampaikan kpd pembuat kebijakan.
Latar belakang
- penemuan yg diperoleh dlm penelitian kebijakan hanyalah salahsatu dr banyak masukan yg diperlukan bagi pembuatan kebijakan
- kebijakan merupakan suatu kebijakan dr akumulasi kasus- kompleksitas kebijakan pada hakikatnya sama dgn komplekaitas masalah social
3. KEBIJAKAN KESEHATAN
Definisi
Kebijakan Kesehatan (Health Policy): Segala sesuatu untuk mempengaruhi faktor –faktor penentu di sektor kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas kesehatanmasyarakat; dan bagi seorang dokter kebijakan merupakan segala sesuatu yangberhubungan dengan layanan kesehatan (Walt, 1994)http://www.pusdiklat-aparaturkes.net/Downloads/Diklat%20Kepemimpinan/Pelatihan%20PKP%20Kepala%20Dinkes/MODUL.1%20PKP%20KADINKES/POKOK%20BAHASAN%20DAN%20ATAU%20SUB%20BAHASAN/Kebijakan%20Kesehatan%20%202/materi%20pb.%202_kebijakan%20kesehatan.pdfDefinisi : aturan tertulis yg merupakan keputusan formal organisasi yg bersifat mengikat dan mengatur perilaku dg tujuan menciptakan tata nilai baru dlm masy dlm bidang kesehatan yg bersifat problem solving dan proaktif (Sumber :http://www.kebijakankesehatan.co.cc/2009/09/pengertian-kebijakan)
Contoh kebijakan adalah: (1) Undang-Undang, (2) Peraturan Pemerintah, (3) Keppres, (4) Kepmen, (5) Perda, (6) Keputusan Bupati, dan (7) Keputusan Direktur. Setiap kebijakan yang dicontohkan di sini adalah bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh obyek kebijakan. Contoh di atas juga memberi pengetahuan pada kita semua bahwa ruang lingkup kebijakan dapat bersifat makro,meso,dan mikroDunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan Drs. Samodra Wibawa, MA dkk. Edisi ke 2. Jakarta
Tujuan
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat melalui upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Sumber : Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga, Azrul Azwar
Manfaat
- Memantapkan manajemen kesehatan
- Peningkat kinerja dan mutu kesehatan
- Meningkatkan pembangunan nasional
- Meningkatkan pemberdayaan masyarakat sehat
Sasaran
- Tersedianya berbagai kebijakan dan pedoman serta hukum kesehatan yang menunjang pembangunan kesehatan
- Terbentuk dan terselenggaranya sistem informasi menejemen kesehatan yang ditunjang oleh sistem informasi kesehatan daerah
- Terlaksananya dan ketermanfaatannya hasil penelitian dan pengembangan kesehatan dlm mendukung pembangunan kesehatan
- Terselenggaranya promosi kesehatan dlm rangka pemberdayaan masyarakat dan perilaku sehat
- Terselenggaranya advokasi dan pengawasan oleh perorangan, kelompok dan masyarakat di bidang kesehatan
- Terselenggaranya sistem survilance dan kewaspadaan dini serta penanggulangan KLB
- Tersedianya pembiayaan kesehatan yang cukup adil, berdaya guna, berhasil guna.
- Tersedianya tenaga kesehatan bermutu secara mencukupi dan distribusinya merata.
http://www.depkes.go.id/downloads/bab_4.pdf-Renstra Departemen Kesehatan 2005-2009
Proses
Proses Penyusunan Kebijakan- Identifikasi masalah dan isu: menemukan bagaimana
isu – isu yang ada dapat masuk kedalamagenda kebijakan, mengapa isu – isu yang lain justru tidak pernah dibicarakan. Dalam Bab 4pembaca akan mengetahui tahap ini dengan lebih
rinci.
- Perumusan kebijakan: menemukan siapa saja yang terlibat dalam perumusan kebijakan,bagaimana kebijakan dihasilkan, disetujui, dan dikomunikasikan.
- Pelaksanaan Kebijakan: tahap ini yang paling sering diacuhkan dan sering dianggap sebagai bagian yang terpisah dari kedua tahap yang pertama. Namun, tahap ini yang diperdebatkan sebagai tahap yang paling penting dalam penyusunan kebijakan sebab bila kebijakan tidak dilaksanakan, atau dirubah selama dalam pelaksanaan, sesuatu yang salah mungkin terjadi dan hasil kebijakan tidak seperti yang diharapkan.
- Evaluasi kebijakan: temukan apa yang terjadi pada saat kebijakan dilaksanakan – bagaimana pengawasannya, apakah tujuannya tercapai dan apakah terjadi akibat yang tidak diharapkan.Tahapan ini merupakan saat dimana kebijakan dapat diubah atau dibatalkan serta kebijakan yang baru ditetapkan
http://www.pusdiklat-aparaturkes.net/Downloads/Diklat%20Kepemimpinan/Pelatihan%20PKP%20Kepala%20Dinkes/MODUL.1%20PKP%20KADINKES/POKOK%20BAHASAN%20DAN%20ATAU%20SUB%20BAHASAN/Kebijakan%20Kesehatan%20%202/chapter%201_kerangka%20kebijakan%20kesehatan%20konteks%20proses%20dan%20pelakuu.pdf
Visi dan misi
Visi : Departemen Kesehatan sebagai penggerak pembangunan kesehatan menuju terwujudnya Indonesia SehatMisi : Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntable Meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan Memberdayakan masyarakat dan daerah Melaksanakan pembangunan kesehatan yang berskala nasional Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan Drs. Samodra Wibawa, MA dkk. Edisi ke 2. Jakarta
Ruang lingkup
Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tatanilai baru dalam masyarakat,. Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan proaktif. Berbeda dengan Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation), kebijakan lebih bersifat adaptif dan intepratatif, meskipun kebijakan juga mengatur “apa yang boleh, dan apa yang tidak boleh”. Kebijakan juga diharapkan dapat bersifat umum tetapi tanpa menghilangkan ciri lokal yang spesifik. Kebijakan harus memberi peluang diintepretasikan sesuai kondisi spesifik yang ada.
Masih banyak kesalahan pemahaman maupun kesalahan konsepsi tentang kebijakan. Beberapa orang menyebut policy dalam sebutan ”kebijaksanaan”, yang maknanya sangat berbeda dengan kebijakan. Istilah kebijaksanaan adalah kearifan yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan kebijakan adalah aturan tertulis hasil keputusan formal organisasi.
Contoh kebijakan adalah: (1) Undang-Undang, (2) Peraturan Pemerintah, (3) Keppres, (4) Kepmen, (5) Perda, (6) Keputusan Bupati, dan (7) Keputusan Direktur. Setiap kebijakan yang dicontohkan di sini adalah bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh obyek kebijakan. Contoh di atas juga memberi pengetahuan pada kita semua bahwa ruang lingkup kebijakan dapat bersifat makro,meso,dan mikro
Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan Drs. Samodra Wibawa, MA dkk. Edisi ke 2. Jakarta
Macam
1. Kebijakan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat dan generasi
muda Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
2. Kebijakan program lingkungan sehat Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan Pengembangan wilayah sehat
3. Kebijakan program upaya kesehatan Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas dan jaringannya Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat
generik esensial Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-
kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana
4. Kebijakan program pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas dan jaringannya Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat
generik esensial Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
5. Kebijakan program upaya kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin kelas III RS Pembangunan sarana dan parasarana RS di daerah tertinggal secara
selektif Perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit Pengadaan obat dan perbekalan RS
Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan Pengembangan pelayanan kedokteran keluarga Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
6. Kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko Peningkatan imunisasi Penemuan dan tatalaksana penderita Peningkatan surveilans epidemologi Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit
7. Kebijakan program perbaikan gizi masyarakat Peningkatan pendidikan gizi Penangulangan KEP, anemia gizi besi, GAKI, kurang vitamin A,
kekuarangan zat gizi mikro lainnya Penanggulangan gizi lebih Peningkatan surveilans gizi Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
8. Kebijakan program sumber daya kesehatan Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan
terutama untuk penduduk miskin Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit
9. Kebijakan program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan Pengkajian dan penyusunan kebijakan Pengembangan sistem perencanaan dan pengangaran, pelaksanaan
dan pengendalian, pengawasan dan penyempurnaan administrasi keuangan, serta hukum kesehatan
Pengembangan sistem informasi kesehatan Pengembangan sistem kesehatan daerah Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan
10. Kebijakan program penelitian dan pengembangan kesehatan Penelitian dan pengembangan Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana penelitian
Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan
Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan Drs. Samodra Wibawa, MA dkk. Edisi ke 2. Jakarta
Strategi kebijakan di Indonesia
Mewujudkan komitmen pembangunan kesehatan Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidang
kesehatan Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan
Faktor konstekstual yang mempengaruhi kebijakan
Faktor situasional: Faktor yang tidak permanen atau khusus yang dapat berdampak pada kebijakan (contoh: kekeringan)
Faktor struktural: bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah (misal: system politik)
Faktor Budaya: Faktor yang dapat berpengaruh seperti hirarki, gender, stigma terhadap penyakit tertentu
Faktor Internasional atau eksogen: faktor ini menyebabkan meningkatnya ketergantungan antar negara dan mempengaruhi kemandirian dan kerja sama internasional dalam kesehatan
SUMBER : Buse K. (2009), Chapter 1: Kerangka Kebijakan Kesehatan: Konteks,
Proses dan Pelaku. Making Health Policy : Understanding Public Health
4. SWOT
Definisi
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif
(memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor
masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.
Identifikasi bebagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yang
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang
(Opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses)
dan ancaman (Threats).
Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan. Hal utama yang ditekankan
adalah bahwa dalam proses perencanaan tersebut, suatu institusi membutuhkan penilaian
mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang mempengaruhi proses pencapaian
tujuan institusi.
Unsur
Teknik
1. Melakukan Analisis Kekuatan dan Kelemahan organisasia. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai, terdiri dari
perangkat organisasi dan fungsi organisaib. Memberi nilai (performance baik/buruk dan
importancepenting/tidak penting) untuk setiap unsur yang akan dinilai
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukand. Menarik kesimpulan hasil penilaian
2. Melakukan Analisis Kesempatan Organisasia. Menetapkan unsur-unsur yang akan dinilaihal2 baru seperti
kebijakan pemerintahb. Memberi nilai (nilai attractiveness dan nilai success probability
tinggi/rendah) untuk setiap unsur yang akan dinilaic. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukand. Menarik kesimpulan hasil penilaian
3. Melakukan Analisis Hambatan Organisasia. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai, terdiri dari
perangkat organisasi dan fungsi organisaib. Memberi nilai (nilai probability of occurancesering/jarang dan
nilai seriousness serius/tidak) untuk setiap unsur yang akan dinilai
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukand. Menarik kesimpulan hasil penilaian
Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga, Azrul Azwar
Fungsi
o Untuk menganalisa faktor2 dlm organisasi yg berikan andil thdp kualitas pelayanan atau suatu komponen serta mempertimbangkan faktor2 eksternal
o Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman organisasi
Kelemahan analisis SWOT
Dalam proses perencanaan SWOT, perusahaan harus menghabiskan sebagian waktunya guna memikirkan hal – hal yang positif (S & O) dan sebagiannya untuk mengurusi hal yang negatif. Namun, manusia cenderung lebih suka menonjolkan hal yang negatif.
Secara umum:
1. Analisis tidak selalu benar
2. Analisis tidak selalu adaptif
3. Proses kerja analisis lambat dan mahal
4. Tidak sepenuhnya dapat menunjukkan dengan nyata masalah mana yang harus segera diselesaikan
Sumber : Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga, Azrul Azwar
Kelebihan
Lebih sistematis karena strateginya lebih spesifik.
Analisis SWOT dalam eradikasi polio
S: tenaga kesehatan yang berkompeten (imunisasi)
W: kesadaran masyarakat kurang
O: Pemerintah sudah menggalakkan program imunisasi polio
T: pendanaan dan pemerintah daerah
5. Indikator derajat kesehatan
Indikator derajat kesehatan
Angka2 kematian utama, seperti :
Angka Kematian Umum
Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Balita
Angka Kematian Ibu Bersalin
Umur Harapan Hidup Sejak Lahir
Angka2 kesakitan & penyebab kematian, seperti :
Pola penyakit utama & kecenderungannya