Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
Transcript of Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
1/36
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat
dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau rangsangan lainnya.Masalah tidur
yang menyebabkan stres pribadi yang signifikan atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan atau
peran lain diklasifikasikan dalam sistem DSM sebagai gangguan tidur (sleep disorder).
Gangguan tidur adalah salah satu gejala depresi yang termuat dalam Diagnosti and
Statistial Manual of Mental Disorders!"# (DSM!"#). Gangguan tidur yang dialami pada
sebagian besar orang adalah insomnia dan $%& adalah hipersomnia. Gangguan tidur dapat
disebabkan oleh banyak hal atau bersifat holistik. 'al yang mempengaruhi adalah
biopsikososial yaitu dari faktor genetik, psikologis, dan lingkungan. Sehingga bisa dikatakan
penyebabnya sangat kompleks dan memerlukan inestigasi yang ermat.
Gangguan tidur primer terdiri atas dissomnia dan parasomnia. Dissomnia adalah suatu
kelompok gangguan tidur yang heterogen termasuk insomnia primer, hipersomnia primer,
narkolepsi, gangguan tidur yang berhubungan dengan pernafasan, dan gangguan tidur irama
sirkadian. arasomnia adalah suatu kelompok gangguan tidur termasuk gangguan mimpi
menakutkan (nightmare disorder), gangguan teror tidur, dan gangguan tidur berjalan. Dari
gangguan tidur primer tersebut, yang berkaitan dengan usia lanjut adalah insomnia dan
hipersomnia primer.
Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada
penderita yang berkunjung ke praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan
masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta
yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. ada orang normal, gangguan tidur yang
berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan!perubahan pada siklus tidur biologiknya,
menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi,
kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri
sendiri atau orang lain.
Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin lama semakin
meningkat sehingga menimbulkan maslah kesehatan. Di dalam praktek sehari!hari,
keendrungan untuk mempergunakan obat hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu
penyebab yang mendasari penyakitnya, sehingga sering menimbulkan masalah yang baru
1
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
2/36
akibatpenggunaan obat yang tidak adekuat. Melihat hal diatas, jelas bahwa gangguan tidur
merupakan masalah kesehatan yang akan dihadapkan pada tahun!tahun yang akan datang.Gangguan tidur insomnia terjadi pada hampir *+!%+& dari seluruh populasi didunia. Dari
kesemuanya itu sekitar $+& mengalami insomnia kronis, yaitu gangguan tidur yang terjadi
sudah lama pada seseorang selama kurang lebih * minggu lebih, namun tidak terlalu
mempengaruhi keadaan seseorang tersebut.Sekitar sepertiga orang dewasa mengalami
kesulitan memulai tidur danatau mempertahankan tidur dalam setahun, dengan $-& di
antaranya mengakibatkan gangguan kualitas hidup. Sebanyak %& orang /merika telah
melaporkan sebuah episode dariinsomnia pada beberapa waktu selama hidup mereka.Di 0epang dilaporkan 1& responden tidur kurang dari 2 jam, 1*& merasa kekurangan
dalam jam tidur, 2& menggunakan obat tidur, 1$& memiliki prealensi insomnia dan $%&
yang mengalami kondisi mengantuk yang parah pada siang harinya.
Menurutstudiepidemiologidariinsomnia,chornicinsomnia mengenai sekitar !$1& populasi
didunia. Di "ndonesia, pada tahun 1+$+ terdapat $$,-& penduduk mengalami insomnia."nsomnia kebanyakkan terjadi pada usia dewasa dan semakin meningkat frekuensinya
seiring bertambahnya usia dan terjadi kebanyakkan pada wanita dibanding pria. /nak!
anakpun dapat terjadi insomnia namun kebanyakkan insomnia yang terjadi pada anak!anak
banyak disebabkan oleh faktor organik ketimbang orang dewasa yang lebih banyak
disebabkan oleh faktor anorganik.
1.2 Tujuan
enulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang insomnia yang meliputi
definisi, insiden dan epidemiologi, etiologi, faktor risiko, patogenesis, klasifikasi, diagnosis,
penatalaksanaan dan juga penegahan insomnia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skenario
2
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
3/36
LBM III
TIDUR MALAMKU TERANU
Tn. 3udi 2% thn datang ke oliklinik 4S 56"7/4 diantar istrinya. Tn. 3udi mengeluh sudah
tiga bulan ini sering terbangun tengah malam tanpa ada alasan dan susah untuk tertidur lagi,
pasien juga merasa tidur malamnya tidak nyenyak dan membutuhkan waktu lebih banyak untuk tidur siang hari karena sangat mengantuk. "stri Tn. 3udi meneritakan jika suaminya
tidur sekitar jam 1+.++ dan terbangun sekitar jam +1.++. pasien mengaku memiliki riwayat
hipertensi tapi rajin kontrol sedangkan riwayat penyakit lain disangkal.
ada pemeriksaan awal didapatkan T38 $2% m, 338 -9 :g, tanda ital TD8$%%% mm'g,
68 9+;menit, 48 1+ ;menit, S8 *2,91. 3agaimana erubahan siklus tidur akibat proses menua>
*. Gangguan tidur dan klasifikasi gangguan tidur>?. /logaritma diagnosis@
%. Diagnosis kasus di skenario@
2. enatalaksanaan pada kasus di skenario>
2.' Per!a"ala#an $a%a "kenario
1. 3agaimana siklus tidur normal>
Tidur merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang memiliki fungsi
perbaikan dan homeostatik (mengembalikan keseimbangan fungsi!fungsi normal tubuh)
serta penting pula dalam pengaturan suhu dan adangan energi normal.Tahapan tidur normal manusia di bagi menjadi dua bentuk, yaitu tidur tenang atau
non 4AM (non rapid eye moement) dan tidur aktif atau 4AM, dengan penjelasan
sebagai berikut8
/. Tidur 6on 4AM
Tidur non 4AM terdiri dari ? tahap, dimana setiap tahapnya mempunyai iri
tersendiri. ada tidur tahap " terjadi saat seseorang mulai merasakan ngantuk dan
mulai tertidur. 0ika telepon berbunyi atau ada sesuatu sampai membuat terbangun,
dan sering kali tidak merasakan bahwa sebenarnya kita telah tertidur. Gelombang
kelistrikan otak memperlihatkan Bgelombang alfaC dengan penurunan oltase. Tahap "
ini berlangsung *+ detik sampai % menit pertama dari siklus tidur.Tidur tahap "", seluruh tubuh kita seperti berada pada tahap tidur yang lebih
dalam. Tidur masih mudah dibangunkan, meskipun kita benar!benar berada dalam
keadaan tidur. eriode tahap 1 berlangsung dari $+ sampai ?+ menit.:adang!kadang
3
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
4/36
selama tahap tidur 1 seseorang dapat terbangun karena sentakan tiba!tiba dari
ekstremitas tubuhnya. "ni normal, kejadian sentakan ini, sebagai akibat masuknya
tahapan 4AM.
Tahap * dan ?. Tahap ini merupakan tahap tidur nyenyak. ada tahap *, rang
yang tertidur ukup pulas, rileks sekali karena tonus otot lenyap sama. Tahap ?
mempunyai karakter 8 tanpa mimpi dan sulit dibangunkan, dan orang akan binggung
bila terbangun langsung dari tahap ini, dan memerlukan waktu beberapa menit untuk
meresponnya. ada tahap ini, diproduksi hormone pertumbuhan guna memulihkan
tubuh, memperbaiki sel, membangun otot dan jaringan pendukung. erasaan enak dan
segar setelah tidur nyenyak, setidaktidaknya disebabkan karena hormon pertumbuhan
bekerja baik.Tahapan tidur 6on!4AM mempunyai karakter sebagai berikut 8
$. 6on!4AM Tahap " dimana kedaan ini masih dapat merespons ahaya,
berlangsung beberapa menit, aktiitas fisik menurun, tanda ital dan metabolisme
menurun, bila terbangun terasa sedang mimpi.
1. 6on!4AM Tahap "" dimana tubuh mulai relaksasi otot, berlangsung $+ E 1+
menit, fungsi tubuh berlangsung lambat, dapat dibangunkan dengan mudah.
*. 6on!4AM Tahap """ adalah awal dari keadaan tidur nyenyak, sulit di bangunkan,
relaksasi otot menyeluruh, tekanan darah menurun, berlangsung $% E *+ menit.?. 6on!4AM Tahap "# dimana sudah terdapat tidur nyenyak, sulit untuk di
bangunkan, untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun, sekresi lambung
menurun, gerak bola mata epat.3. Tidur 4AM
Tahap tidur 4AM sangat berbeda dari tidur non 4AM. Tidur 4AM adalah tahapan
tidur yang sangat aktif. ola nafas dan denyut jantung tak teratur dan tidak terjadi
pembentukan keringat. :adang!kadang timbul twithing pada tangan, kaki, atau
muka, dan pada laki!laki dapat timbul ereksi pada periode tidur 4AM. Falaupun ada
aktiitas demikian orang masih tidur lelap dan sulit untuk dibangunkan. Sebagian
besar anggota gerak tetap lemah dan rileks. Tahap tidur ini diduga berperan dalam
memulihkan pikiran, enjernihkan rasa kuatir dan daya ingat dan mempertahankan
fungsi sel!sel otak.Siklus tidur pada orang dewasa biasanya terjadi setiap + menit. ada + menit
pertama seluruh tahapan tidurnya adalah 6on 4AM. Setelah + menit, akan munul
periode tidur 4AM, yang kemudian kembali ke tahap tidur 6on 4AM. Setelah itu
4
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
5/36
hampir setiap + menit tahap tidur 4AM terjadi. ada tahap awal tidur, periode 4AM
sangat singkat, berlangsung hanya beberapa menit. 3ila terjadi gangguan tidur,
periode 4AM akan munul lebih awal pada malam itu, setelah kira!kira *+!?+ menit.
rang itu akan mendapatkan tidur tahap * ? lebih banyak. Selama tidur, tahapan
tidur akan berpindah!pindah dari satu tahap ke tahapan yang lain, tanpa harus
menuruti aturan yang biasanya terjadi. /rtinya suatu malam, mungkin saja tidak ada
tahap * atau ?. Tapi malam lainnya seluruh tahapan tidur akan didapatkannya.
:arakteristik tidur 4AM meliputi 8 mata epat tertutup dan terbuka, kejang otot
keil, otot besar imobilisasi, pernapasan tidak teratur, kadang dengan apnea, nadi
epat dan ireguler, tekanan darah meningkat atau fluktuasi, sekresi gaster meningkat,
metabolisme meningkat, temperatur tubuh naik, siklus tidur 8 sulit di bangunkan.
:eadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim /4/S (/sending
4etiulary /tiity System). 3ila aktifitas /4/S ini meningkat orang tersebut dalam
keadaan tidur. /ktifitas /4/S menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur.
/ktifitas /4/S ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter seperti sistem
serotoninergik, noradrenergik, kholinergik, histaminergik.
a. Sistem serotonergik
'asil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisme asam amino
trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah
serotonin yang terbentuk juga meningkat akan menyebabkan keadaan
mengantuk tidur. 3ila serotonin dari trypthopan terhambat pembentukannya,
maka terjadi keadaan tidak bisa tidur jaga. Menurut beberapa peneliti lokasi
yang terbanyak sistem serotogenik ini terletak pada nukleus raphe dorsalis di
batang otak, yang mana terdapat hubungan aktifitas serotonis dinukleus raphe
dorsalis dengan tidur 4AM.
b. Sistem /drenergik
6euron!neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di
badan sel nukleus ereleus di batang otak. :erusakan sel neuron pada lokus
5
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
6/36
ereleus sangat mempengaruhi penurunan atau hilangnya 4AM tidur. bat!
obatan yang mempengaruhi peningkatan aktifitas neuron noradrenergik akan
menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur 4AM dan peningkatan keadaan
jaga.
. Sistem :holinergik
Sitaram et al ($-2) membuktikan dengan pemberian prostigimin intra
ena dapat mempengaruhi episode tidur 4AM. Stimulasi jalur kholihergik ini,
mengakibatkan aktifitas gambaran AAG seperti dalam keadaan jaga.
Gangguan aktifitas kholinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan
tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur
4AM. ada obat antikolinergik (sopolamine) yang menghambat pengeluaran
kholinergik dari lokus sereleus maka tamapk gangguan pada fase awal dan
penurunan 4AM.
d. Sistem hormone
engaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon
seperti /
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
7/36
rang usia lanjut membutuhkan waktu lebih lama untuk masuk tidur ( berbaring
lama di tempat tidur sebelum tidur) dan mempunyai lebih sedikitlebih pendek waktu
tidur nyenyaknya.
ada penelitian di laboratorium tidur, orang usia lanjut mengalami waktu tidur
yang dalam lebih pendek, sedangkan tidur stadium $ dan 1 lebih lama. 'asil uji dengan
alat polysomnographi didapatkan penurunan yang bermakna dalam slow wae sleep dan
rapid eye moement (4AM). rang usia lanjut juga lebih sering terbangun di tengah
malam akibat perubahan fisik karena usia dan penyakit yang dideritanya sehingga
kualitas tidur seara nyata menurun.ada usia lanjut juga terjadi perubahan pada irama sirkadian tidur normal yaitu
menjadi kurang sensitif dengan perubahan gelap dan terang. Dalam irama sirkadian yang
normal terdapat peranan pengeluaran hormon dan perubahan temperatur badan selama
siklus 1? jam. Akskresi kortisol dan G' meningkat pada siang hari dan temperatur badan
menurun di waktu malam. ada usia lanjut, ekskresi kortisol dan G' serta perubahan
temperatur tubuh berfluktuasi dan kurang menonjol. Melatonin menurun dengan
meningkatnya umur.enelitian lain menunjukkan kualitas tidur usia lanjut yang sehat, juga tergantung
pada bagaimana aktiitasnya pada siang hari. 3ila siang hari sibuk dan aktif sepanjang
hari, pada malam hari tidak ada gangguan dalam tidurnya, sebaliknya bila siang hari tidak
ada kegiatan dan enderung tidak aktif, malamnya akan sulit tidur.
7
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
8/36
Gambar $. erubahan siklus tidur pada lanjut usia
'ypnograms memerlihatkan perbedaan karakter tidur pada orang muda dan orang tua.
Dibandingkan dengan orang muda, rang tua enderung memiliki onset tidur yang lama,
tidur yang terfragmentasi, bangun terlalu dini di pagi hari dan menurunnya tidur tahap *
dan ?.
'. Gangguan tidur dan :lasifikasi gangguan tidur pada lansia>
1. :lasifikasi Gangguan Tidur a. angguan Ti%ur Pri!er
Gangguan tidur primer adalah gangguan tidur yang bukan disebabkan oleh
gangguan mental lain,kondisi medik umum, atau Iat. Gangguan tidur ini dibagi
dua yaitu disomnia dan parasomnia. Disomnia ditandai dengan gangguan pada
jumlah,kualitas, dan waktu tidur.arasomnia dikaitkan dengan perilaku tidur atau
8
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
9/36
peristiwa fisiologis yang dikaitkan dengan tidur, stadium tidur tertentu atau
perpindahan tidur bangun.Disomnia terdiri dari insomnia primer , hipersomnia
primer, narkolepsi, gangguan tidur yang berhubungan dengan pernafasan,
gangguan ritmik sirkadian tidur, dan disomnia yang tidak dapat diklasifikasikan.
arasomnia terdiri dari gangguan mimpi buruk, gangguan teror tidur, berjalan saat
tidur, dan parasomnia yang tidak dapat diklasifikasikan.
(. angguan ti%ur terkait gangguan !ental lain
Gangguan tidur terkait gangguan mental lain yaitu terdapatnya keluhan gangguan
tidur yang menonjol yang diakibatkan oleh gangguan mental lain(sering karena
gangguan mood) tetapi tidak memenuhi syarat untuk ditegakkan sebagai
gangguan tidur tersendiri. /da dugaan bahwa mekanisme patofisiologik yang
mendasari gangguan mental juga mempengaruhi terjadinya gangguan tidur!
bangun.Gangguan tidur ini terdiri dari8 "nsomnia terkait aksis " atau "" dan
'ipersomnia terkait aksis " atau "".
&. angguan ti%ur aki(at kon%i"i !e%ik u!u! ter%iri %ari) In"o!nia terkait
ak"i" I atau II %an Hi$er"o!nia terkait ak"i" I atau II.
Gangguan akibat kondisi medik umum yaitu adanya keluhan gangguan tidur yang
menonjol yang diakibatkan oleh pengaruh fisiologik langsung kondisi medik
umum terhadap siklus tidur!bangun.
%. angguan ti%ur aki(at *at
Jaitu adanya keluhan tidur yang menonjol akibat sedang menggunakan atau
menghentikan penggunaan Iat (termasuk medikasi). enilaian sistematik terhadap
seseorang yang mengalami keluhan tidur seperti ealuasi bentuk gangguan tidur
yang spesifik, gangguan mental saat ini, kondisi medik umum, dan Iat ataumedikasi yang digunakan, perlu dilakukan.
2. angguan Ti%ur Pa%a Lan"ia
A. Peru(a#an ti%ur $a%a lan"ia nor!al
9
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
10/36
ola tidur!bangun berubah sesuai dengan bertambahnya umur. ada masa
neonatus sekitar %+& waktu tidur total adalah tidur 4AM. =ama tidur sekitar $9
jam. ada usia satu tahun lama tidur sekitar $* jam dan *+ & adalah tidur 4AM.
Faktu tidur menurun dengan tajam setelah itu. Dewasa muda membutuhkan
waktu tidur -!9 jam dengan 64AM -%& dan 4AM 1%&. :ebutuhan ini menetap
sampai batas lansia.
=ansia menghabiskan waktunya lebih banyak di tempat tidur, mudah jatuh
tidur, tetapi juga mudah terbangun dari tidurnya. erubahan yang sangat menonjol
yaitu terjadi pengurangan pada gelombang lambat, terutama stadium ?,
gelombang alfa menurun, dan meningkatnya frekuensi terbangun di malam hari
atau meningkatnya fragmentasi tidur karena seringnya terbangun. Gangguan juga
terjadi pada dalamnya tidur sehingga lansia sangat sensitif terhadap stimuluslingkungan.
Selama tidur malam, seorang dewasa muda normal akan terbangun sekitar
1!? kali. Tidak begitu halnya dengan lansia, ia lebih sering terbangun. Falaupun
demikian, rata!rata waktu tidur total lansia hampir sama dengan dewasa muda.4itmik sirkadian tidur!bangun lansia juga sering terganggu. 0am biologik
lansia lebih pendek dan fase tidurnya lebih maju. Seringnya terbangun pada
malam hari menyebabkan keletihan, mengantuk, dan mudah jatuh tidur pada siang
hari. Dengan perkataan lain, bertambahnya umur juga dikaitkan dengan
keenderungan untuk tidur dan bangun lebih awal.Toleransi terhadap fase atau jadual tidur!bangun menurun, misalnya sangat
rentan dengan perpindahan jam kerja. /danya gangguan ritmik sirkadian tidur
juga berpengaruh terhadap kadar hormon yaitu terjadi penurunan sekresi hormon
pertumbuhan, prolaktin, tiroid, dan kortisol pada lansia. 'ormon!hormon ini
dikeluarkan selama tidur dalam. Sekresi melatonin juga berkurang. Melatonin
berfungsi mengontrol sirkadian tidur. Sekresinya terutama pada malam hari.
/pabila terpajan dengan ahaya terang, sekresi melatonin akan berkurang.
Tabel 1.$ :eluhan Subyektif dan byektif pada 5sia =anjut
Subyektif byektif
$. Menghabiskan terlalu banyak waktu
di tempat tidur
$. enurunan stase * dan ? (delta)
tidur
10
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
11/36
1. Menghabiskan lebih sedikit waktu
dalam tidur nyenyak
*. 0umlah terbangun meningkat
?. Faktu untuk bisa tidur lebih lama
%. :epuasan tidur kurang
2. :eletihan sepanjang hari
-. =ebih sering dan lebih lama
menghabiskan waktu untuk istirahat
1. enurunan 4AM (Rapid Eye
Movemen) tidur.
*. eningkatan nyata dalam jumlah
terbangun.
?. Hrekuensi gangguan tidur
meningkat.
%. Afisiensi tidur menurun.
2. Mengantuk di siang hari seara
nyata meningkat.
-. 0umlah istirahat meningkat.
HIIENE TIDUR PADA LANSIA
Gangguan tidur dapat berbentuk buruknya higiene tidur dan gangguan
tidur spesifik. Aaluasi keluhan tidur lansia hendaklah selalu dilakukan. :eluhan
tidur hendaknya jangan diabaikan meskipun mereka sudah tua. 3uruknya higiene
tidur dapat disebabkan oleh harapan yang berlebihan terhadap tidur atau jadual
tidur. /kibatnya, lansia sering menghabiskan waktunya di tempat tidur atau
sebentar!sebantar tertidur di siang hari.
+HE+KLIST HIIENE TIDUR
Ti%ur (angun
Faktu tidur yang tidak teratur menunjukkan adanya gangguan ritmik
sirkadian tidur. emanjangan latensi tidur menunjukkan adanya ketegangan atau
keemasan sehingga terjadi insomnia. eningkatan frekuensi dan durasi terbangun
di malam hari dikaitkan dengan nokturia, kejang otot kaki, pernafasan pendek,dan keemasan. Terbangun dini hari atau memanjangnya durasi tidur dapat
menunjukkan depresi. eningkatan frekuensi dan durasi mengantuk di siang hari
menunjukkan tidak adekuatnya tidur di malam hari. asien mesti didorong untuk
mengatur dan mengurangi waktunya di tempat tidur. Selain itu, pasien mesti
didorong untuk lebih aktif di siang hari (fisik dan sosial).
11
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
12/36
Lingkungan
Suara gaduh, ahaya, dan temperatur dapat mengganggu tidur. =ansia
sangat sensitif terhadap stimulus lingkungannya. enggunaan tutup telinga dan
tutup mata dapat mengurangi pengaruh buruk lingkungan. Temperatur dan alas
tidur yang tidak nyaman juga dapat mengganggu tidur. :ebiasaan kebiasaan yang
tidak baik di tempat tidur juga harus dihindari misalnya makan, menonton T#,
dan memeahkan masalah masalah serius. Haktor faktor ini mesti di ealuasi
ketika menghadapi lansia yang mengalami gangguan tidur lansia mesti di
anjurkan untuk meniptakan suasana yang nyaman untuk tidur.
Diet %an $enggunaan o(at
Minum teh,kopi, dan soda,serta merokok sebelum tidur dapat mengganggu
tidur. /lkohol dapat memperepat onset tidur beberapa jam kemudian pasien
kembali tidak bisa tidur. bat obat tidur atau obat yang diresepkan untuk
gangguan kondisi medik dapat kadang!kadang mengganggu tidur. engaruhnya
dapat terjadi berangsur!angsur setelah beberapa lama menggunakan obat tersebut.
asien di anjurkan untuk mengurangi atau mengubah jam!jam penggunaan obat
atau diet!diet yang dapat mempengaruhi tidur.
Hal,#al U!u!
Adukasi tentang tidur malam perlu diberikan kepada lansia. asien
dianjurkan untuk membuat kontak sosial dan aktiitas fisik seara teratur di siang
hari. asien harus pula dibantu untuk menghilangkan keemasannya. Membaa
sampai mengantuk merupakan salah satu ara untuk menghilangkan keemasan
yang mengganggu tidur
B. angguan Ti%ur $a%a Lanjut U"ia
Gangguan tidur pada lansia dapat bersifat nonpatologik karena faktor usia dan ada
pula gangguan tidur spesifik yang sering ditemukan pada lansia. /da beberapa
gangguan tidur yang sering ditemukan pada lansia.
12
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
13/36
INS-MNIA PRIMER
Ditandai dengan8
a. :eluhan sulit masuk tidur atau mempertahankan tidur atau tetap tidak segar
meskipun sudah tidur. :eadaan ini berlangsung paling sedikit satu bulan.
(. Menyebabkan penderitaan yang bermakna seara klinik atau impairment
sosial, okupasional, atau fungsi penting lainnya.
&. Gangguan tidur tidak terjadi seara eksklusif selama ada gangguan mental
lainnya.
%. Tidak disebabkan oleh pengaruh fisiologik langsung kondisi medik umum
atau Iat.
Seseorang dengan insomnia primer sering mengeluh sulit masuk tidur dan
terbangun berkali!kali. 3entuk keluhan tidur berariasi dari waktu ke waktu. Misalnya,
seseorang yang saat ini mengeluh sulit masuk tidur mungkin suatu saat mengeluh sulit
mempertahankan tidur. Meskipun jarang, kadang!kadang seseorang mengeluh tetap tidak
segar meskipun sudah tertidur. Diagnosis gangguan insomnia dibuat bila penderitaan atau
impairmentnya bermakna. Seorang penderita insomnia sering berpreokupasi dengan tidur.
Makin berokupasi dengan tidur, makin berusaha keras untuk tidur, makin frustrasi dan
makin tidak bisa tidur. /kibatnya terjadi lingkaran setan.
"nsomnia kronik disebut juga insomnia psikofisiologik persisten. "nsomnia ini
dapat disebabkan oleh keemasanK selain itu, dapat pula terjadi akibat kebiasaan atau
pembelajaran atau perilaku maladaptif di tempat tidur. Misalnya, pemeahan masalah
serius di tempat tidur, kekhawatiran, atau pikiran negatif terhadap tidur ( sudah berpikir
tidak akan bisa tidur). /danya keemasan yang berlebihan karena tidak bisa tidur
menyebabkan seseorang berusaha keras untuk tidur tetapi ia semakin tidak bisa tidur.
:etidakmampuan menghilangkan pikiran!pikiran yang mengganggu ketika berusaha
tidur dapat pula menyebabkan insomnia psikofisiologik. Selain itu, ketika berusaha untuk
tidur terjadi peningkatan ketegangan motorik dan keluhan somatik lain sehingga juga
13
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
14/36
menyebabkan tidak bisa tidur. enderita bisa tertidur ketika tidak ada usaha untuk tidur.
"nsomnia ini disebut juga insomnia yang terkondisi.
Mispersepsi terhadap tidur dapat pula terjadi. Diagnosis ditegakkan bila seseorang
mengeluh tidak bisa masuk atau mempertahankan tidur tetapi tidak ada bukti objektif
adanya gangguan tidur. Misalnya, pasien mengeluh susah masuk tidur (lebih dari satu
jam), terbangun lebih lama (lebih dari *+ menit), dan durasi tidur kurang dari lima jam.
Tetapi dari hasil polisomnografi terlihat bahwa onset tidurnya kurang dari $% menit,
efisiensi tidur +&, dan waktu tidur totalnya lebih lama. asien dengan gangguan seperti
ini dikatakan mengalami mispersepsi terhadap tidur.
"nsomnia idiopatik adalah insomnia yang sudah terjadi sejak kehidupan dini.
:adang!kadang insomnia ini sudah terjadi sejak lahir dan dapat berlanjut selama hidup.
enyebabnya tidak jelas, ada dugaan disebabkan oleh ketidakseimbangan neurokimia
otak di formasio retikularis batang otak atau disfungsi forebrain.
=ansia yang tinggal sendiri atau adanya rasa ketakutan yang dieksaserbasi pada
malam hari dapat menyebabkan tidak bisa tidur. "nsomnia kronik dapat menyebabkan
penurunan mood (risiko depresi dan an;ietas), menurunkan motiasi, atensi, energi, dan
konsentrasi, serta menimbulkan rasa malas. :ualitas hidup berkurang dan menyebabkan
lansia tersebut lebih sering menggunakan fasilitas kesehatan.
Seseorang dengan insomnia primer sering mempunyai riwayat gangguan tidur
sebelumnya. Sering penderita insomnia mengobati sendiri dengan obat sedatif!hipnotik
atau alkohol. /nksiolitik sering digunakan untuk mengatasi ketegangan dan keemasan.
:opi dan stimulansia digunakan untuk mengatasi rasa letih. ada beberapa kasus,
penggunaan ini berlanjut menjadi ketergantungan Iat.
emeriksaan polisomnografi menunjukkan kontinuitas tidur yang buruk (latensitidur buruk, sering terbangun, efisiensi tidur buruk), stadium $ meningkat, dan stadium *
dan ? menurun. :etegangan otot meningkat dan jumlah aktiitas alfa dan beta juga
meningkat.
PERALANAN ANUAN INS-MNIA PRIMER
14
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
15/36
Haktor!faktor yang mempresipitasi insomnia berbeda!beda. nset insomnia bisa
bersifat tiba!tiba. "nsomnia biasanya terjadi akibat stresor psikologik, fisik dan sosial.
"nsomnia sering berlanjut meskipun kausanya sudah dapat diatasi. 'al ini disebabkan
terjadinya kondisioning negatif atau kewaspadaan yang meningkat. Misalnya, seorang
lansia yang menderita nyeri dapat menghabiskan waktunya di tempat tidur dan sulit tidur
karena nyerinya. :ondisioning negatif dapat terjadi. :ondisi ini dapat bertahan meskipun
nyeri sudah tidak ada lagi.
"nsomnia juga dapat berkembang dalam konteks stresor psikologik akut atau
gangguan mental. erjalanan insomnia dapat berariasi. "nsomnia harus dibedakan dari
gangguan mental yang salah satu gambaran kliniknya insomnia (skiIofrenia, gangguan
depresi berat, gangguan emas menyeluruh). "nsomnia primer tidak ditegakkan jika
insomnia terjadi seara eksklusif selama adanya gangguan mental lain. Diagnosis
insomnia primer dibuat jika gangguan mental lain tidak dapat menerangkan insomnia,
atau jika insomnia dan gangguan mental mempunyai perjalanan yang berbeda. 0ika
insomnia merupakan manifestasi gangguan mental dan seara eksklusif terjadi selama
gangguan mental lain, diagnosis yang lebih ook adalah insomnia terkait gangguan
mental lain. Diagnosis dibuat jika keluhan insomnia sangat menonjol dan perlu mendapat
perhatian klinik tersendiri
ANUAN TIDUR TERKAIT PERNA/ASAN 0APNEA TIDUR
Gangguan tidur terkait pernafasan atau 3reathing!4elated Sleep Disorders atau
apnea tidur ditandai dengan episode berulang henti nafas yang menyebabkan terjadinya
hipoksia dan terbangun berkali!kali. :eadaan ini dapat terjadi akibat gangguan entilasi
ketika tidur (hipoentilasi aleolar sentral). Gangguan tidur ini tidak disebabkan oleh
gangguan mental lain dan tidak pula akibat langsung pengaruh fisiologik atau Iat
(termasuk medikasi).
enderita sering mengeluh mengantuk berlebihan di siang hari sehingga
mengganggu fungsinya. 4asa kantuk yang berlebihan ini terjadi akibat seringnya
terbangun di malam hari karena penderita berusaha untuk bernafas normal. 4asa kantuk
sering munul pada situasi santai misalnya ketika membaa dan menonton T# atau dalam
15
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
16/36
pertemuan. 3ila rasa kantuk sangat berlebihan, penderita bisa jatuh tidur meskipun ia
sedang dalam keadaan aktif misalnya sedang berakap!akap, makan, berjalan, atau
berkendara. Tertidur sejenak tidak menyegarkan bahkan dapat menimbulkan nyeri kepala.
/pnea tidur lebih sering terjadi pada laki!laki terutama bila ia tidur telentang.
eristiwa!peristiwa respirasi abnormal yang terjadi pada apnea tidur yaitu apnea
(episode berhenti nafas), hipopnea (respirasi lambat dan dangkal), dan hipoentilasi
( abnormal kadar oksigen dan karbon dioksida darah).
Apisode apnea dapat di eksaserbasi oleh penggunaan obat!obat yang mendepresi
susunan saraf pusat dan alkohol. Mendengkur,hipertensi,dan penyakit kardioaskuler
bekaitan dengan apnea tidur. 3ila sindrom apnea tidur derajatnya berat dan tidak diobati,
gangguan fungsi jantung dapat terjadi dan mortalitas meningkat.
/da tiga bentuk apnea tidur yaitu8
$. Sindrom apnea tidur obstruktif
1. Sindrom apnea tidur sentral
*. Sindrom hipoentilasi aleolar sentral.
Sindrom apnea tidur obstruktif adalah bentuk apnea tidur yang paling sering
ditemukan. Sindrom ini ditandai dengan episode berulang obstruksi jalan nafas atas
(apnea!hipopnea) selama tidur. 3iasanya terjadi pada penderita yang sangat gemuk.
enderita biasanya tidur mendengkur (sangat keras) dan nafas pendek bergantian dengan
episode diam yang berlangsung sekitar 1+!*+ detik. Dengkuran yang keras terjadi karena
ia bernafas melalui aliran udara yang tersumbat sebagian. /danya periode diam atau
berhenti nafas disebabkan terjadinya obstruksi sempurna jalan nafas. 3erhenti nafas
kadang!kadang terjadi 2+!+ detik sehingga bisa terjadi sianosis. Sebagian besar
penderita tidak menyadari gangguannya ini.
Sindrom apnea tidur sentral ditandai dengan penghentian episodik entilasi ketika
tidur (apnea dan hipopnea) tanpa obstruksi jalan udara. Gangguan ini sering terjadi pada
lansia akibat gangguan jantung atau neurologik yang mengganggu regulasi entilasi.
Mendengkur ringan sering ditemukan pada penderita dengan gangguan tidur ini.
16
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
17/36
Sindrom hipoentilasi aleolar sentral ditandai dengan gangguan pengontrolan
entilasi yang mengakibatkan rendahnya kadar oksigen arteri. 3entuk ini paling sering
terjadi pada orang yang sangat gemuk dan adanya keluhan tidur berlebihan di siang hari.
Seseorang dengan apnea tidur sering mengeluh adanya rasa tidak enak di dada
pada malam hari, rasa terekik, dan keemasan. asien mengalami gangguan memori,
konsentrasi buruk, dan iritabel. Gangguan mood (gangguan depresi mayor, distimia),
gangguan emas (gangguan panik) dan demensia sering dikaitkan dengan apnea tidur.
Mengantuk di siang hari dapat menyebabkan keelakaan misalnya tertidur saat
berkendara. Selain itu, dapat pula terjadi impairmen okupasional dan sosial.
6okturia dan inkontinensia nokturnal merupakan salah satu gejala apnea tidur
obstruktif. 'al ini terjadi karena ekskresi urin meningkat dan juga karena faktor mekanik
(tekanan diafragma). 6okturia juga meningkatkan risiko terjadinya keelakaan (jatuh)
terutama pada lansia yang menggunakan sedatif!hipnotik. realensi penyakit renal
kronik meningkat dengan bertambahnya umurK gangguan ini sering menyebabkan
nokturia.
Tan%a,Tan%a %an ejala A$nea Ti%ur -("trukti
Su"unan "ara $u"at
! Somnolen berlebihan di siang hari
! Gelisah nokturnal! Depresi
! Deteriorasi kognitif
! 6yeri kepala di pagi hari! 3erkurangnya dorongan seksual
Re"$ira"i
! Mendengkur! Mulut dan tenggorok kering
Kar%io3a"kuler
! 'ipertensi
! Gagal jantung
17
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
18/36
! /tritmia
Renal
! Anuresis, nokturia
! 'ematologi! olisitemia
RESTLESS LE S4NDR-ME 0RLS %an PERI-DI+ LE M-5EMENT 0PLM
=ansia dapat mengalami disfungsi neuromuskular yang berkaitan dengan tidur.
4estless =eg Syndrome disebut juga sindrom Akbom. Sindrom ini ditandai dengan
adanya dorongan yang kuat untuk memindah!mindahkan kaki dengan epat ketika mau
jatuh tidur. Gerakan!gerakan kaki sering bersamaan dengan apnea tidur. asien sering
mengeluh adanya rasa sakit atau parestesia yang menjalar. :adang!kadang ada sensasi
seperti semut atau aing menjalar di tungkai. Gagal ginjal, diabetes, anemia kronik, dan
gangguan saraf perifer sering dihubungkan dengan 4=S. 4estless leg syndrome dapat
pula diinduksi oleh neuroleptik, antidepresan, lithium, diuretik, dan narkotik. /gonis
dopamin dapat mengurangi 4=S. 6arkotik juga efektif tetapi harus hati!hati karena dapat
menimbulkan resistensi.
5ntuk gangguan ini belum ada terapi yang ideal. 3enIodiaIepin (lonaIepam)
dan temaIepam dapat mengurangi frekuensi terbangun tetapi kurang bermanfaat terhadap
gerakan!gerakan kaki. Selain itu, obat ini dapat menyebabkan sedasi di siang hari. bat!
obat seperti opioid, dan leodopa, serta arbamaIepine, juga ukup bermanfaat.
eriode leg moement disebut juga mioklonus nokturnal, yaitu gerakan kaki
berulang,stereotipi, dan durasinya pendek. Gerakan berupa fleksi epat dan periodik
tungkai dan telapak kaki. :eadaan ini dapat menyebabkan terbangun berulang kali
sepanjang malam. realensinya meningkat dengan bertambahnya umur. Gangguan ini
dihubungkan oleh sebab!sebab metabolik, askuler,anemia,defisiensi asam olat dan
gangguan neurologik.
18
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
19/36
/pnea tidur dan gerakan kaki periodik juga sering pada lansia. realensinya
berkisar antara 1%&!2+&. "ndiidu dengan gerakan kaki periodik memiliki waktu tidur
satu jam lebih kurang bila dibandingkan dengan kontrol normal.
ANUAN RITMIK SIRKADIAN TIDUR
Gambaran penting gangguan ritmik sirkadian yaitu pola menetap dan berulang
gangguan tidur akibat tidak sinkronnya jam biologik sirkardial internal seseorang dengan
siklus tidur bangun. 'al ini terjadi karena tidak ooknya jam sirkardian dengan tuntutan
eksogen mengenai saat dan lamanya tidur,misalnya karena perjalanan melintasi Iona
waktu yang berbeda. enyebab lain dapat berupa disfungsi ritmik biologik dasar.
/kibat tidak samanya siklus sirkadian, seseorang dengan gangguan ini dapat
mengeluh insomnia pada waktu tertentu (misalnya malam hari) dan tidur berlebihan pada
siang hari sehingga terjadi gangguan fungsi sosial, pekerjaan, fungsi lainnya atau dapat
menyebabkan penderitaan seara subyektif. Diagnosis ditegakkan bila terjadi gangguan
fungsi sosial, pekerjaan, atau penderitaan subyektif seara signifikan.
:emampuan indiidu beradaptasi dengan perubahan sirkadian berariasi sangat
luas. :ebanyakan indiidu dengan gejala ini tidak menari pertolongan karena gejalanya
tidak berat. 4itme sirkadian dapat berkurang amplitudonya dengan bertambahnya umur.
=ansia enderung tidur lebih awal dan bangun juga lebih awal. Dewasa normal
membutuhkan dua jam ahaya siang hari untuk mendapatkan ritme tidur yang stabil,
tetapi lansia hanya membutuhkan sekitar ?% menit. leh karena itu, lansia disarankan
menggunakan kaamata hitam bila keluar rumah di pagi hari. ajanan ahaya terang
buatan antara pukul -! malam dapat meningkatkan keterjagaan. Suara gaduh juga bisa
mempengaruhi tidur. 4itme sirkadian yang dangkal dikaitkan dengan gangguan tidur.
ANUAN TIDUR AKIBAT K-NDISI MEDIK UMUM
Pen6akit kar%io3a"kuler
asien angina dapat menderita insomnia akibat serangan angina di malam hari.
3egitu pula pasien pasa infark jantung dan pasa bedah jantung sering mengeluh
insomnia. 3eberapa pasien pasa infark jantung yang diobati dengan benIodiaIepin dapat
19
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
20/36
mengalami apnea tidur berulang dengan durasi pendek. Selain itu, pasien gagal jantung
kronik dapat pula mengalami apnea pernafasan yang sangat berat saat berbaring .Tekanan
darah seara normal menurun ketika tidur dan meningkat ketika bangun.
:ejadian!kejadian kardioaskuler atau jantung mengikuti pola sirkadian yaitu
gangguannya sering terjadi antara pukul 2!$$ pagi. /ritmia juga berkaitan dengan tidur!
bangun. Takikardia entrikel sering terjadi antara pukul ? dan pagi. asien stroke akut
dapat mengalami gangguan tidur baik insomnia atau hipersomnia. Sering terbangun
setelah onset tidur dikaitkan dengan buruknya keluaran stroke. asien stroke sering
terbangun di malam hari. 6yeri kepala yang sering terjadi saat tidur ! biasanya tidur
4AM, dapat menginterupsi tidur.
Pen6akit $aru
asien penyakit paru obstruktif kronik sering terbangun dan mengalami
penurunan efisiensi tidur, juga lebih berisiko untuk apnea tidurK penggunaan triaIolam
+,1% mg malam hari ukup aman. Selain itu, penyakit asma dan hipoentilasi juga dapat
menyebabkan sindrom apnea tidur obstruktif. "nsomnia juga sering pada penderita asmaK
sekitar 2+&!-+& lansia terbangun tengah malam karena serangan asmanya. bat seperti
;anthine, beta adrenergik, dan steroid sistemik yang digunakan untuk asma atau penyakit
paru obstruktif kronik dapat pula menyebabkan insomnia. 3ila pasien mengeluh
gangguan tidur pertimbangkan kemungkinan apnea tidur. Dengkuran dapat menunjukkan
adanya apnea tidur.
angguan neuro%egenerati
Sekitar *+& pasien /lIheimer mengalami gangguan tidur seperti kurang tidur,
sering terbangun, bingung atau berjalan saat tidur, dan mengantuk di siang hari. "nsomnia
yang terjadi dikaitkan dengan perubahan pola tidur siang!malam yang biasanya terjadi pada awal penyakit. /gitasi nokturnal juga bisa menyebabkan insomnia. /gitasi
nokturnal dan insomnia sering menjadi alasan penderita dibawa ke rumah sakit. enderita
/lIheimer yang gangguan tidurnya lebih berat dapat mengalami penurunan kognitif lebih
epat. Mereka lebih sensitif terhadap efek samping obat yang diresepkan untuk tidur .
20
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
21/36
Gangguan tidur dapat pula terjadi pada penyakit arkinson. Gangguan tidur pada
pasien ini dikaitkan dengan nokturia, nyeri, kekakuan, sulit membalikkan tubuh di tempat
tidur, dan dapat pula akibat terapi leodopa dan bromoriptine.Gangguan degeneratif lain
seperti 'untington atau penyakit lain yang menimbulkan mioklonus dan khorea dapat
menimbulkan insomnia-.
Pen6akit en%okrin
'ipertiroidisme sering menimbulkan insomnia. Falaupun demikian, insomnia kadang!
kadang dapat pula ditemukan pada penderita hipotiroidisme. Gangguan tidur kronik dapat
mengganggu regulasi glukosa. Sebaliknya, diabetes melitus dapat pula menimbulkan
insomnia. 'ipoglikemia nokturnal dan nokturia atau penurunan glukosa dapat
meningkatkan rasa kantuk. :urang tidur merupakan sinyal untuk meningkatkan makan.
:ualitas tidur lansia penderita diabetes lebih buruk daripada yang tidak menderita
diabetes.
Pen6akit "aluran $en&ernaan
5lkus peptikum, hernia hiatus, refleks gastroesofagus, atau kolitis dapat
menimbulkan insomnia. 'al ini dikaitkan dengan adanya nyeri nokturnal. asien gagal
hepar juga dapat mengalami insomnia. "nsomnia memburuk bila penyakit heparnya
progresif. Ansefalopati hepatik ringan juga dapat menimbulkan insomnia. embatasan
protein bermanfaat seara klinik.
3enIodiaIepin seperti loraIepam dan o;aIepam yang metabolismenya tidak
memerlukan sistem mikrosomal hepar dapat digunakan pada lansia gagal hepar. Tidur
dapat pula terganggu karena diuresis nokturnalK gangguan jalan nafas dan refluks
gastroesofagus dapat menyebabkan bronkospasme akut sehingga mengganggu tidur.
Pen6akit !u"kulo"keletal
Tidur sering terganggu akibat penyakit medik lain seperti artritis, rematik, dan
sindrom nyeri lainnya. Terapi yang sesuai dapat memperbaiki tidur (misalnya, analgesik
21
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
22/36
untuk nyeri). asien sindrom fibromialgia sering mengeluh gangguan tidur. Gangguan
tidur yang sering terjadi yaitu 4=S.
ANUAN TIDUR AKIBAT ANUAN MENTAL LAINN4A
angguan &e!a" %an %e$re"i
ola tidur pasien depresi berbeda dengan pola tidur pasien tidak depresi. ada
depresi terjadi gangguan pada setiap stadium siklus tidur. Afisiensi tidurnya buruk, tidur
gelombang pendek menurun, latensi 4AM juga turun, serta peningkatan aktiitas 4AM.
=ansia dengan keluhan insomnia harus dipikirkan kemungkinan adanya depresi
atau anksietas. "nsomnia dan mengantuk di siang hari merupakan faktor risiko depresi.
Sebaliknya, penderita depresi dapat pula mengalami gangguan kontinuitas tidurK episode
tidur 4AM!nya lebih awal daripada orang normal. /kibatnya, ia terbangun lebih awal,
tidak merasa segar di pagi hari, dan mengantuk di siang hari. Sekitar ?+& penderita
lansia depresi mengalami gangguan tidur. :eluhan tidur dapat pula memprediksi akan
terjadinya depresi pada lansia.
De!en"ia %an %eliriu!
Gangguan tidur sering ditemukan pada demensia. 3erjalan saat tidur di malam
hari sering ditemukan pada delirium meskipun pada siang hari pasien terlihat normal.
asien /lIheimer sering terbangun dan durasi bangunnya lebih lama. Tidur 4AM dan
gelombang lambat meningkat.
?. /logaritma diagnosis/logaritma untuk penyaringan gangguan tidur dan pendekatan untuk diagnosis dan
perawatan
22
0ika tidak 8
1. /pakah ada alas an stress yang lain
(mis.alasan menderita
kerugiankekalahan, kehilangan,
perawatan rumah sakit yang akut)>
/tau kondisi kesehatan yangmengganggu tidur>
ertanyaan!pertanyaan Saringan 8
$. /pakah anda puas dengan tidur anda>
1. /pakah tidur atau kelelahan mengganggu aktiitas harian>
*. /pakah teman tidur anda atau yang lainnya mengeluhkan sikap yang tidak biasa selama tidur,
sepeti mendengkur, gangguan nafas, atau gerakan tangan>
0ika $ tidak atau ya untuk 1 atau * 8
1. /pakah ini sudah menjadi masalah selama lebih dari 1!* minngu>
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
23/36
23
0ika ya 8
$. Hokuskan pada latar belakang
dan pengobatan fisik
1. 4eiew kebersihan tidur
3. /pakah ada bukti dari
gangguan tidur utama>
jika ya 8
$. /pakah ada kejadian sleep
apnea> 4; 8 turunkan bb,
hilangkan sedatie, rujuk ke
spesialis tidur
1. /pakah ada kejadian
gerakan!gerakan periodi
dari badan selama tidur> 4;
8 oba leodopakarbidopa,
rujuk ke spesialis tidur 3. /pakah ada kejadian
abnormalitas irama
sirkadian> 4; 8 tingkatkan
kebrsihan tidur, terapi
sinar terang
jika tidak, reiewkebersihan tidur. 4; 8
a. 5sahakan
meningkatkan
kebersihan tidur
b. Aaluasi ulang jika
tidak ada kemajuan
dalam 1!* minggu.
0ika ya, pusatkan perhatian pads stressor>kondisi!kondisi
ini. 4;8
a. :ebersihan tidur
b. Terapi kondisi medis
yang menyertai
c. 0ika stressor bersifat
sementara (selama
perawatan rumah
sakit akut atau
sedang dalamkedukaan) dan
kesulitan tidur
sangat nyata,
pertimbangkan
pemberian
hipnotik angka
pendek !ika
tidak ada kontra
indikasi"
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
24/36
7. Diagnosis kasus di skenario
INS-MNIA
a. Deini"i In"o!niaMenurut DSM!"#, "nsomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal
kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non!restoratif
yang berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan gangguan signifikan
atau gangguan dalam fungsi indiidu. The International Classification of
Diseases mendefinisikan "nsomnia sebagai kesulitan memulai atau
mempertahankan tidur yang terjadi minimal * malamminggu selama minimal
satu bulan. Menurut The International Classification of Sleep Disorders, insomnia
adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak
nyaman setelah episode tidur tersebut. 0adi, "nsomnia adalah gejala kelainan
dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur
walaupun ada kesempatan untuk melakukannya. "nsomnia bukan suatu penyakit,
tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan
24
jika tidak 8
$. /pakah ada penyebab medis potensial (seperti nyeri karena
arthritis,reflu;,dll)>
1. /pakah ada penyebab obat!obatan yang potensial> 0ika ya,
hilangkanturunkan dosis obat tersebut
*. /pakah ada depresi> 0ika ya, obati depresi
?. /pakah ada tanda!tanda demensia> 0ika ya, tingkatkan kebersihan
tidur, terapi semua kondisi yang menyertai, pastikan lingkungan
rumah aman (jika ada masalah sering pergi malam hari)K
pertimbangkan pemberian obat sedatie malam hari
%. /pakah pasien pemakai kronik benIodiaIepinehipnotik> 0ika ya,
oba turunkan dosis obat untuk menghentikan atau turunkan penggunaan hanya 1!* malam tiap minggu. 0ika tidak
berhasil,rujuk ke spesialis tidur
6. /pakah ada indikasi masalah dengan pemakaian alohol> 0ika ya,
rekomendasikan untuk mengurangi atau menghilangkan
pemakaian alohol, atau rujuk ke pusat rehabilitas pemakai alkohol
http://id.wikipedia.org/wiki/Tidurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tidur
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
25/36
emosional, kelainan fisik dan pemakaian obat!obatan. "nsomnia dapat
mempengaruhi tidak hanya tingkat energi dan suasana hati tetapi juga kesehatan,
kinerja dan kualitas hidup.
b. Kla"iika"i In"o!nia
1. "nsomnia rimer "nsomnia primer ini mempunyai faktor penyebab yang jelas. insomnia atau
susah tidur ini dapat mempengaruhi sekitar * dari $+ orang yang menderita
insomnia. ola tidur, kebiasaan sebelum tidur dan lingkungan tempat tidur
seringkali menjadi penyebab dari jenis insomnia primer ini.
2. "nsomnia Sekunder "nsomnia sekunder biasanya terjadi akibat efek dari hal lain, misalnya kondisi
medis. Masalah psikologi seperti perasaan bersedih, depresi dan dementia
dapat menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini pada % dari $+ orang.
Selain itu masalah fisik seperti penyakit arthritis, diabetes dan rasa nyeri juga
dapat menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini dan biasanya
mempengaruhi $ dari $+ orang yang menderita insomnia atau susah tidur.
"nsomnia sekunder juga dapat disebabkan oleh efek samping dari obat!obatan
yang diminum untuk suatu penyakit tertentu, penggunaan obat!obatan yang
terlarang ataupun penyalahgunaan alkohol. Haktor ini dapat mempengaruhi $!
1 dari $+ orang yang menderita insomnia.
3erdasarkan "nternational
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
26/36
&. Tan%a %an ejala In"o!nia
a. :esulitan untuk memulai tidur pada malam hari
(. Sering terbangun pada malam hari
&. 3angun tidur terlalu awal
%. :elelahan atau mengantuk pada siang hari
e. "ritabilitas, depresi atau keemasan
. :onsentrasi dan perhatian berkurang
g. eningkatan kesalahan dan keelakaan
#. :etegangan dan sakit kepala
i. Gejala gastrointestinal
%. Etiologi In"o!nia
a. Stres
:ekhawatiran tentang pekerjaan, kesehatan sekolah, atau keluarga dapat
membuat pikiran menjadi aktif di malam hari, sehingga sulit untuk tidur.
eristiwa kehidupan yang penuh stres, seperti kematian atau penyakit dari
orang yang diintai, pereraian atau kehilangan pekerjaan, dapat menyebabkan
insomnia. b. :eemasan dan depresi
'al ini mungkin disebabkan ketidakseimbangan kimia dalam otak atau
karena kekhawatiran yang menyertai depresi.
. bat!obatan
26
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
27/36
3eberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur, termasuk beberapa
antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alergi, stimulan (seperti
4italin) dan kortikosteroid.
d. :afein, nikotin dan alkohol. :opi, teh, ola dan minuman yang mengandung
kafein adalah stimulan yang terkenal. 6ikotin merupakan stimulan yang dapat
menyebabkan insomnia. /lkohol adalah obat penenang yang dapat membantu
seseorang jatuh tertidur, tetapi menegah tahap lebih dalam tidur dan sering
menyebabkan terbangun di tengah malam.
e. :ondisi Medis
0ika seseorang memiliki gejala nyeri kronis, kesulitan bernapas dan sering
buang air keil, kemungkinan mereka untuk mengalami insomnia lebih besar
dibandingkan mereka yang tanpa gejala tersebut. :ondisi ini dikaitkan dengan
insomnia akibat artritis, kanker, gagal jantung, penyakit paru!paru,
gastroesophageal reflu; disease (GA4D), stroke, penyakit arkinson dan
penyakit /lIheimer.
f. erubahan lingkungan atau jadwal kerja
:elelahan akibat perjalanan jauh atau pergeseran waktu kerja dapat
menyebabkan terganggunya irama sirkadian tubuh, sehingga sulit untuk tidur.
4itme sirkadian bertindak sebagai jam internal, mengatur siklus tidur!bangun,
metabolisme, dan suhu tubuh.
g. L3elajarL insomnia
'al ini dapat terjadi ketika /nda khawatir berlebihan tentang tidak bisa
tidur dengan baik dan berusaha terlalu keras untuk jatuh tertidur. :ebanyakan
orang dengan kondisi ini tidur lebih baik ketika mereka berada jauh dari
lingkungan tidur yang biasa atau ketika mereka tidak menoba untuk tidur,
seperti ketika mereka menonton T# atau membaa.
e. /aktor Re"iko In"o!nia
'ampir setiap orang memiliki kesulitan untuk tidur pada malam hari tetapi resiko
insomnia meningkat jika terjadi pada 8
1. Fanita
27
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
28/36
erempuan lebih mungkin mengalami insomnia. erubahan hormon
selama siklus menstruasi dan menopause mungkin memainkan peran.
Selama menopause, sering berkeringat pada malam hari dan hot flashes
sering mengganggu tidur.
1. 5sia lebih dari 2+ tahun
:arena terjadi perubahan dalam pola tidur, insomnia meningkat sejalan
dengan usia.
*. Memiliki gangguan kesehatan mental
3anyak gangguan, termasuk depresi, keemasan, gangguan bipolar dan
post!traumati stress disorder, mengganggu tidur.
?. Stres
Stres dapat menyebabkan insomnia sementara, stress jangka panjang
seperti kematian orang yang dikasihi atau pereraian, dapat menyebabkan
insomnia kronis. Menjadi miskin atau pengangguran juga meningkatkan
risiko terjadinya insomnia.
%. erjalanan jauh (0et lag) dan erubahan jadwal kerja
3ekerja di malam hari sering meningkatkan resiko insomnia.
. Diagno"i"
5ntuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap8
a. ola tidur penderita.
b. emakaian obat!obatan, alkohol, atau obat terlarang.. Tingkatan stres psikis.
d. 4iwayat medis.
e. /ktiitas fisik
f. Diagnosis berdasarkan kebutuhan tidur seara indiidual.
Sebagai tambahannya, dokter akan melengkapi kuisioner untuk
menentukan pola tidur dan tingkat kebutuhan tidur selama $ hari. 0ika tidak
dilakukan pengisian kuisioner, untuk menapai tujuan yang sama /nda bisa
menatat waktu tidur /nda selama 1 minggu.
emeriksaan fisik akan dilakukan untuk menemukan adanya suatu
permasalahan yang bisa menyebabkan insomnia. /da kalanya pemeriksaan darah
28
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
29/36
juga dilakukan untuk menemukan masalah pada tyroid atau pada hal lain yang
bisa menyebabkan insomnia.
0ika penyebab dari insomnia tidak ditemukan, akan dilakukan pemantauan
dan penatatan selama tidur yang menangkup gelombang otak, pernapasan, nadi,
gerakan mata, dan gerakan tubuh.
Kriteria Diagno"tik In"o!nia Non,-rganik (er%a"arkan PPD
'al tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti8a. :eluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau
kualitas tidur yang buruk.
b. Gangguan minimal terjadi * kali dalam seminggu selama minimal $ bulan.. /danya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan
terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari.
d. :etidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan
penderitaan yang ukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
pekerjaan.e. /danya gangguan jiwa lain seperti depresi dan an;ietas tidak menyebabkan
diagnosis insomnia diabaikan.
f. :riteria lama tidurN (kuantitas) tidak diguankan untuk menentukan adanya
gangguan, oleh karena luasnya ariasi indiidual. =ama gangguan yang
tidak memenuhi kriteria di atas (seperti pada transient insomniaN) tidak
didiagnosis di sini, dapat dimasukkan dalam reaksi stres akut (H?*.+) atau
gangguan penyesuaian (H?*.1)
8. enatalaksanaan pada kasus di skenario>
enanganan insomnia pada usia lanjut terdiri dari terapi nonfarmakologi dan
farmakologi. Tujuan terapi adalah menghilangkan gejala, meningkatkan produktiitas
dan fungsi kognitif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien usia
lanjut.
1. Tera$i Nonar!akologi
Terapi nonfarmakologi khususnya !ehavioral therapies efektif sebagai
farmakoterapi dan diharapkan menjadi pilihan pertama untuk insomnia kronis
29
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
30/36
pada pasien usia lanjut. 'ehavioral therapies terdiri dari beberapa metode yang
dapat diterapakan baik seara tunggal maupun kombinasi yaitu 8a. Stimls control
Melalui metode ini pasien diedukasi untuk mengunakan tempat tidur hanya
untuk tidur dan menghindari aktiitas lain seperti membaa dan menonton tdi tempat tidur. :etika mengantuk pasien datang ke tempat tidur, akan tetapi
jika selama $%! 1+ menit berada disana pasien tidak bisa tidur maka pasien
harus bangun dan melakukan aktiitas lain sampai merasa mengantuk baru
kembali ke tempat tidur. Metode ini juga harus didukung oleh suasana kamar
yang tenang sehingga memperepat pasien untuk tertidur. Dengan metode
terapi ini, pasien mengalami peningkatan durasi tidur sekitar *+!?+ menit.
Terapi ini tidak hanya bermanfaat untuk insomnia primer tapi juga untuk
insomnia sekunder jika dikombinasi dengan sleep hy#iene dan terapi relaksasi.
b. Sleep restrictionTujuan dari terapi ini adalah mengurangi frekuensi tidur dan meningkatkan
sleep efficiency. asien diedukasi agar tidak tidur terlalu lama dengan
mengurangi frekuensi berada di tempat tidur. Terlalu lama di tempat tidur
akan menyebabkan pola tidur jadi terpeah! peah. ada usia lanjut yang
sudah tidak beraktiitas lebih senang menghabiskan waktunya di tempat tidur
namun, berdampak buruk karena pola tidur menjadi tidak teratur. Melalui
Sleep Restriction ini diharapkan dapat menentukan waktu dan lamanya tidur
yang disesuaikan dengan kebutuhan.
. Sleep hi#iene
Sleep i#iene bertujuan untuk mengubah pola hidup pasien dan
lingkungannya sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur. 'al!hal yang
dapat dilakukan pasien untuk meningkatkan Sleep i#iene yaitu8 olahraga
seara teratur pada pagi hari, tidur seara teratur, melakukan aktiitas yang
merupakan hobi dari usia lanjut, mengurangi konsumsi kafein, mengatur
waktu bangun pagi, menghindari merokok dan minum alkohol 1 jam sebelum
tidur dan tidak makan daging terlalu banyak sekitar 1 jam sebelum tidur.
d. Terapi relaksasiTujuan terapi ini adalah mengatasi kebiasaan usia lanjut yang mudah terjaga
di malam hari saat tidur. ada beberapa usia lanjut mengalami kesulitan untuk
tertidur kembali setelah terjaga. Metode terapi relaksasi meliputi8 melakukan
30
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
31/36
relaksasi otot, #ided ima#ery, latihan pernapasan dengan diafragma, yoga
atau meditasi. ada pasien usia lanjut sangat sulit melakukan metode ini
karena tingkat kepatuhannya sangat rendah.
e. Co#nitive !ehavioral therapy
Co#nitive 'ehavioral Therapy (
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
32/36
Selain kelima prinsip diatas, dalam memberikan obat harus
memperhatikan perubahan farmakokinetik dan farmokodinamik pada usia lanjut.
Dengan pertambahan umur akan terjadi perubahan dalam distribusi, metabolisme
dan eliminasi obat yang berkaitan erat dengan timbulnya efek samping obat.
Terapi farmakologi yang paling efektif untuk insomnia adalah golongan
3enIodiaIepine (37Ds) atau non!3enIodiaIepine. bat golongan lain yang
digunakan dalam terapi insomnia adalah golongan sedatin# antidepressant ,
antihistamin, antipsikotik. Menurut The I state%of%the%Science Conference
obat hipnotik baru seperti esIopilone, ramelteon, Ialeplon, Iolpidem dan
Iolpidem M4 lebih efektif dan aman untuk usia lanjut. 3eberapa obat hipnotik
yang aman untuk usia lanjut yaitu8
a. Ben*o%ia*e$ine3enIodiaIepine (37Ds) adalah obat yang paling sering digunakan untuk
mengobati insomnia pada usia lanjut. 37Ds menimbulkan efek sedasi karena
bekerja seara langsung pada reseptor benIodiaIepine. Afek yang
ditimbulkan oleh 37Ds adalah menurunkan frekuensi tidur pada fase 4AM,
menurunkan sleep latency, dan menegah pasien terjaga di malam hari. /da
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian 37Ds pada usia
lanjut mengingat terjadinya perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik
terkait pertambahan umur. /bsorpsi dari 37Ds tidak dipengaruhi oleh
penuaan akan tetapi peningkatan masa lemak pada lanjut usia akan
meningkatkan dr#%elimination half life, disamping itu pada usia lanjut lebih
sensitif terhadap 37Ds meskipun memiliki konsentrasi yang sama jika
dibandingkan dengan pasien usia muda. ilihan pertama adalah short%actin#
37Ds serta dihindari pemakaian lon# actin# 37Ds.37Ds digunakan untuk transient insomnia karena tidak dianjurkan untuk
penggunaan jangka panjang. enggunaan lebih dari ? minggu akan
menyebabkan tolerance dan ketergantungan. Golongan 37Ds yang paling
sering dipakai adalah temaIepam, termasuk intermediate actin# 37Ds
karena memiliki waktu paruh 9!1+ jam. Dosis temaIepam adalah $%!*+ mg
setiap malam. Afek samping 37Ds meliputi8 gangguan psikomotor dan
memori pada pasien yang diterapi short%actin# 37Ds sedangkan residal
32
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
33/36
sedation munul pada pasien yang mendapat terapi lon# actin# 37Ds. ada
pasien yang menggunakan 37Ds jangka panjang akan menimbulkan resiko
ketergantungan, daytime sedation, jatuh, keelakaan dan fraktur.
(. Non,Ben*o%ia*e$ine
Memiliki efek pada reseptor G/3/ dan berikatan seara selektif padareseptor benIodiaIepine subtife $ di otak. bat ini efektif pada usia lanjut
karena dapat diberikan dalam dosis yang rendah. bat golongan ini juga
mengurangi efek hipotoni otot, gangguan prilaku, kekambuhan insomnia jika
dibandingkan dengan obat golongan 37Ds. 7aleplon, Iolpidem dan
AsIopilone berfungsi untuk mengurangi sleep latency sedangkan ramelteon
(melatonin reeptor agonist) digunakan pada pasien yang mengalami
kesulitan untuk mengawali tidur. bat golongan non!benIodiaIepine yang
aman pada usia lanjut yaitu8
&. 7aleplon Ancoli% Israel menemukan keefektifan dan keamanan dari Ialeplon pada usia
lanjut. 7aleplon dapat digunakan jangka pendek maupun jangka panjang,
tidak ditemukan terjadinya kekambuhan atau *ithdra*al symptom setelah
obat dihentikan. Dosis dari Ialeplon %!$+ mg, akan tetapi waktu paruhnya
hanya $ jam.
%. 7olpidem
7olpidem merupakan obat hipnotik yang berikatan seara selektif pada
reseptor benIodiaIepine subtife $ di otak. Afektif pada usia lanjut karena
tidak mempengaruhi sleep architectre. 7olpidem memiliki waktu paruh 1,%!
1, jam dengan dosis %!$+ mg. 7olpidem merupakan kontraindikasi pada
sleep related !reathin# disorder dan gangguan hati. Afek samping dari
Iolpidem adalah mual, di--iness, dan efek ketergantungan jika digunakan
lebih dari ? minggu.
e. AsIopilone
Golongan non!benIodiaIepine yang mempunyai waktu paruh paling lama
adalah esIopilone yaitu selama % jam pada pasien usia lanjut. Scharf et al
dalam penelitiannya menyimpulkan esIopilone 1 mg dapat menurunkan
sleep lateny, meningkatkan kualitas dan kedalaman tidur, meningkatkan
TST pada pasien usia lanjut dengan insomnia primer. /rystal AD et al dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa esIopilone * mg setiap malam dapat
33
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
34/36
membantu mempertahankan tidur dan meningkatkan kualitas tidur pada
pasien usia lanjut dengan insomnia kronik.
. Melatonin reseptor a#onist
Melatonin Reseptor A#onist (4amelteon) obat baru yang direkomendasikan
oleh 0ood and Dr# Administration (HD/) untuk terapi insomnia kronis pada usia lanjut. 4amelteon bekerja seara selektif pada reseptor melatonin
MT$ dan MT1. Dalam penelitian yang dilakukan dengan metode A
randomi-ed, do!le !lind stdy selama % minggu pada 91 sampel berumur
rata!rata -1,? tahun dengan chronic primary insomnia disimpulkan terjadi
penurunan sleep latency dan peningkatan TST pada minggu pertama.
4amelteon tidak menimbulkan *ithdra*al effect .
g. Sedatin# Antidepressant
Sedatin# antidepressant hanya diberikan pada pasien insomnia yangdiakibatkan oleh depresi. /mitriptiline adalah salah satu sedatin#
antidepressant yang digunakan sebagai obat insomnia, akan tetapi pada usia
lanjut menimbulkan beberapa efek samping yaitu takikardi, retensi urin,
konstipasi, gangguan fungsi kognitif dan delirium. ada pasien usia lanjut
juga dihindari penggunaan trisiklik antidepresan. bat yang paling sering
digunakan adalah traIodone. 1alsh dan Sch*eit-er menemukan bahwa
traIodone dosis rendah efektif pada pasien yang mengalami insomnia oleh
karena obat psikotik atau monoamnie o$idase inhi!itor dan pada pasien yang
memiliki kontraindikasi terhadap 37Ds.
BAB III
PENUTUP
'.1. Ke"i!$ulan
"nsomnia merupakan kesulitan untuk masuk tidur, kesulitan dalam
mempertahankan tidur, atau tidak ukup tidur. "nsomnia merupakan gangguan
fisiologis yang ukup serius, dimana apabila tidak ditangani dengan baik dapat
mempengaruhi kinerja dan kehidupan sehari!hari.
34
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
35/36
"nsomnia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres, keemasan
berlebihan, pengaruh makanan dan obat!obatan, perubahan lingkungan, dan kondisi
medis. "nsomnia didiagnosis dengan melakukan penilaian terhadap pola tidur
penderita, pemakaian obat!obatan, alkohol, atau obat terlarang, tingkatan stres psikis,
riwayat medis, aktiitas fisik, dan kebutuhan tidur seara indiidual.
Mengingat prealensi insomnia pada populasi usia lanjut dan ketersediaan
pengobatan yang tepat, maka sangat penting untuk menapis indiidu usia lanjut yang
memiliki gangguan tidur. asien harus diberi pengetahuan tentang perubahan normal
terkait siklus tidur, dan memberikan pengertian masalah tidur bukan merupakan
bagian dari penuaan normal. Gangguan tidur mungkin memiliki dampak negatif pada
kesehatan dan kualitas hidup yang terkait kesehatan.
'.2. SaranSemoga pembuatan dari laporan ini berguna kedepannya.
DA/TAR PUSTAKA
'arrison. 1+++. "rinsip%"rinsip Ilm "enyait Dalam, 2olme 3. 0akarta8 AG
-
8/18/2019 Lbm 3 Gangguan Tidur-hardinata-unizar
36/36