LBM 1 Mata

25
LBM 1 PENGLIHATAN SGD 3 STEP 1 Ortoforia : kedudukan bola mata dimana kerja otot-otot mata dalam keadaan seimbang Visus : ketajaman penglihatan STEP 2 1. Bagaimana anatomi dari organ penglihatan? 2. Bagaimana histologi dari organ penglihatan? 3. Bagaimana fisiologi dari organ penglihatan? 4. Apa maksud dari visus 6/6? 5. Bagaimana tahapan pemeriksaan untuk menilai kesehatan mata? 6. Apa saja tanda-tanda peradangan atau kelainan-kelainan pada mata? 7. Bagaimana menjaga organ penglihatan agar dapat berfungsi optimal? 8. Apa saja syarat penglihatan yang baik dan normal? 9. Bagaimana mekanisme melihat? 10. Bagaimana mekanisme pergerakan bola mata? STEP 3 1. Bagaimana anatomi dari organ penglihatan? Bola mata terletak di rongga orbita. Disusun oleh tulang : superior os frontal, lateral : os frontal, os zygomaticum, ala magna os sphenoid, inferior : os zygomaticum, os maxilla, os palatina, nasal : os lacrimal, os maxilla, os ethmoid. Fissura sagitalis superior (fissura orbitalis superior) dibatasi oleh corpus dan kedua ala osis sphenoid. Dilalui oleh beberapa nervus : n. III, n. IV, n. VI, n ophtalmicus, n. frontalis, n. lacrimalis, n. nasociliaris, n. meningea media.

description

LBM 1 modul penglihatan

Transcript of LBM 1 Mata

LBM 1PENGLIHATAN SGD 3STEP 1 Ortoforia : kedudukan bola mata dimana kerja otot-otot mata dalam keadaan seimbang Visus : ketajaman penglihatan

STEP 21. Bagaimana anatomi dari organ penglihatan?2. Bagaimana histologi dari organ penglihatan?3. Bagaimana fisiologi dari organ penglihatan?4. Apa maksud dari visus 6/6?5. Bagaimana tahapan pemeriksaan untuk menilai kesehatan mata?6. Apa saja tanda-tanda peradangan atau kelainan-kelainan pada mata?7. Bagaimana menjaga organ penglihatan agar dapat berfungsi optimal?8. Apa saja syarat penglihatan yang baik dan normal?9. Bagaimana mekanisme melihat?10. Bagaimana mekanisme pergerakan bola mata?

STEP 31. Bagaimana anatomi dari organ penglihatan?Bola mata terletak di rongga orbita. Disusun oleh tulang : superior os frontal, lateral : os frontal, os zygomaticum, ala magna os sphenoid, inferior : os zygomaticum, os maxilla, os palatina, nasal : os lacrimal, os maxilla, os ethmoid. Fissura sagitalis superior (fissura orbitalis superior) dibatasi oleh corpus dan kedua ala osis sphenoid. Dilalui oleh beberapa nervus : n. III, n. IV, n. VI, n ophtalmicus, n. frontalis, n. lacrimalis, n. nasociliaris, n. meningea media.

Organon visus : occulus (dinding)dan organon oculi assesori. Occulus bulbus oculi (selubung : tunika fibrosa : kornea dan skleratunika vasculosa : koroid, corpus ciliaris, iris, tunika nervosa : retina. Isi (teridiri dari dua kompartemen, besar dan kecil) : humor aquosus diproduksi oleh corpus siliaris, lensa crystalina dibungkus oleh capsula lentis, penggantungnya lig. suspensorium lentis, corpus vitreum : masa gelatinus yang mengisi ruang antara retina dan lensa dan nervus opticus.

Organon oculi assesori : bulu mata (cilliae), aparatus lacrimal (membasahi dan menutrusi permukaan anterior bola mata), m. extrinsik bulbus oculi (m. rectus dan m. obliquus), palpebra (superior dan inferior membatasi fissura palpebra yg berakhir pada anguli oculi lateral et medial, didalam palpebra tdpt m. extrinsik oculi yaitu m. orbicularis oculi yg berfungsi untuk menutup mata dan m. levator palpebra superior untuk membuka mata), conjugtiva (terdiri atas palpebra conjungtiva : melapisi dinding dalam palpebra sampe ke fornix conjungtiva) dan ocular conjungtiva (dari fornix conjungtiva sampai permukaan anterior mata sampai ke limbus kornea)

Ruang anterior : diantara kornea dan irisRuang posterior : diantara iris dengan lig. suspensorium dan lensa

Aquos humor mengalir kembali melalui sebuah jaringan yang berfungsi sebagai filtari diantara kornea dan sklera yang disebut dengan kanal Schelmm untuk kemudian kembali ke aliran darah.

M. siliaris berfungsi untuk mengatur lensa menebal dan menipis (mengatur akomodasi yang terjadi saat melihat)Iris, ditengahnya terdapat pupil : berfungsi mengatur cahaya yang masuk ke mata , terdapat dua otot untuk melebarkan (dilatator pupillae) dan mengecilkan pupil (sphincter pupillae). Lensa berfungsi agar cahaya dapat ditangkap oleh sel cones dan rods.

2. Bagaimana kedudukan bola mata terhadap organ sekitarnya?

3. Bagaimana histologi dari organ penglihatan?Kornea terdiri dari lima lapis : epitel, membran bowman, stroma, membran descemet, endotelial.Retina terdiri dari 10 lapis : membran limitan dalam, lapisan dari serat saraf, lapisan ganglion, lapisan plexiform dalam, lapisan inti dalam, lapisan plexiform luar, lapisan inti luar, membran limitan luar, lapisan dari fotoreseptor, dan epitel pigmen retina.

Bulbus oculi terdiri dari sklera yang terdiri dari jaringan ikat padat, lapisan vaskuler berpigmen yang disebut koroid, retina yang merupakan lapisan foto sensitive.Assesori : palpebra dan jaringan fibrous padat.Conjungtiva : terdiri dari epithel squamous kompleks non keratin yang mengandung sel goblet dan berfungsi untuk mencegah iritasi pada mata. Aparatus lacrimalis : mengandung glandula lacrimalis (kelenjar air mata) yang terdiri dari canaliculi, saccus lacrimalis dan duktus lacrimalis.

Lapisan koroid dari luar ke dalam : stratum perikondrium/lamina subarachnoid, lamina vasculosa yang kaya pembuluh darah, lamina capilarum yang banyak terdapat kapiler darah, lamina vitrea yang merupakan membran jernih sebesar 2 mikro meter yang berbatasan dengan retina sampai ke ora serrata.

4. Bagaimana fisiologi dari organ penglihatan?Proses penglihatan : cahaya yang masuk akan memasuki media refrakta (kornea, aquos humor, lensa, dan vitrous humor) cahaya sampai di retina dan akan terjadi hiperpolarisasi yang akan menimbulkan potensial aksi di sel ganglion akson dari sel ganglion akan membentuk n. opticus kedua n. opticus akan bertemu di chiasma opticum. Sebagian dari serat bag medial akan menyilang dan membentuk traktus opticus bersinanaps ke geniculatum lateral dilanjutkan sebagai radiasi opticum ke cortex visual primer pada fissura calcarina di lobus occipital medial, selain itu juga diteruskan ke korteks visual sekunder dan beberapa area (nucleus supra chiasmatic dari hipotalamus untuk mengatur irama sirkardian, nucleus pretectal untuk menimbulkan refleks pada mata agar fokus ke suatu objek dan mengaktivasi refleks pupil, coliculus superior untuk mengontrol gerakan cepat dari kedua mata).

Daya akomodasi : kemampuan lensa untuk mencembung yg terjadi akibat kontraksi m. cilliaris untuk memfokuskan jarak benda yang berbeda agar fokus ke retina. semakin dekat daya akomodasi semakin kuatbeberapa teori : 1. teori akomodasi hemholtz : zonulazinii kendor akibar kontraksi dari m. cilliaris shg lensa mjd cembung2. teori akomodasi thsernig : nucleus lensa tdk dapat berubah bentuk, yg bisa berubah adalah bag lensa superfisial/kortex lensa. saat akomodasi zonulazinii tegang, nucleus lensa terjepit mencembung.Penglihatan sentral : penglihatan dimana objek jatuh tepat di pusat retina (makula). Penglihatan perifer : objek jatuh di lapisan saraf di luar dari makula.5. Bagaimana mekanisme pergerakan bola mata?Gerakan satu mata : Bola mata bergerak diatur oleh :1. m rectus medial et lateral : kontraksi scr timbal balik untuk menggerakkan bola mata dari satu sisi ke sisi lain. 2. m. rectus superior et inferior : menggerakan bola mata ke atas dan kebawah3. m. obliquus superior et inferior : memutar bola mata.Gerakan bola mata ada duksi (adduksi : ke nasal, abduksi : ke temporal, supraduksi : ke atas dan infraduksi : ke bawah) dan torsi (intorsi : ke nasal dan ekstorsi : memutar bola mata menjauhi).Gerakan dua mata 6. Apa maksud dari visus 6/6?Pada jarak 6 meter pasien dapat membaca apa yang seharusnya bisa dibaca. Pemeriksaan menggunakan kartu snellen pada jarak 6 meter, jika pasien bisa membaca berarti visus nya normal.Ukuran tidak hanya 6 meter : ada yg 5 meter, ada yang pakai satuan feet.

7. Apa saja syarat penglihatan yang baik dan normal? Bila kualitas bayangan objek yang dilihat kedua mata jelas dan simultan. Objek yang dilihat jelas. Kalau tidak jelas kemungkinan ada kelianan refraksi, seperti miopi.

8. Bagaimana tahapan pemeriksaan untuk menilai kesehatan mata?pemeriksaan dasar mata : menilai fungsi mata dan anatomi.fungsi :a. penglihatan : tes refraksi(untuk mengukur atau menentukan kelainan optik. melihat titik fokus dasar). bersifat subjektif. emetrop (secara alami memiliki fokus optimal utk penglihatan jarak jauh) ametrop ( membutuhkan lensa koreksi contoh miopi. 2) uji penglihatan sentral(menggunakan kartu snellen) dan perifer(dengan cara uji konfrontasi) 3)uji pinhole jika tidak ada alat koreksi. pasien melihat lubang kecil2 agar mengurangi cahaya yang masuk.pemeriksaan pupil yg diperiksa ukuran, bentuk,, kesimetrisan. dilihat respon cahayanya ada yg langsung dan konsensual. yg langsung pupil kontriksi yg konsensual yg disinarin mata kanan mata kiri ikut konstriksi.menguji motilitas mata ada tes kesejajaran yaitu pasien diberi cahaya pada jarak tertentu lalu dilihat bayangan pada pupil. pake cover test : pemeriksa menutup satu mata pasien, untuk melihat apakah mata terfiksasi pada objek yang sama. normalnya tidak ada pergerakan. masih gerak : ada kelainanb. non penglihatan : kesejajaran dan gerk mataAnatomi :a. adneksa : meliputi daerah periokuler dan palpebrab. bola matac. orbita9. Apa saja tanda-tanda peradangan atau kelainan-kelainan pada mata?

10. Bagaimana menjaga organ penglihatan agar dapat berfungsi optimal?

Menjaga jarak pandang ketika melihat seperti nonton tv, di depan komputer (jarak idealnya 30 50 cm). Mengistirahatkan mata Memeriksakan mata untuk melihat apakah ada penyakit atau infeksi pada mata. Tercukupinya vitamin yang dibutuhkan mata

Syarat mata baik, normalSTEP 4

Pemeriksaan mata Selubung bulbus oculiIsi bulbus oculi daya akomodasi Organon Visual (Mata)organon assesoribulbus oculimelihatfisiologisanatomis

STEP 31. Bagaimana anatomi dari organ penglihatan?

2. Bagaimana kedudukan bola mata terhadap organ sekitarnya?

3. Bagaimana histologi dari organ penglihatan?

PendahuluanMata adalah organ indra yang sangat khusus bagi penglihatan dan fotoresepsi. Setiap bola mata dikelilingi oleh 3 lapisan yang berbeda. Lapisan luar adalah sklera, yaitu lapisan opak jaringan ikat padat. Di bagian anterior, sklera dimodifikasi menjadi kornea transparan yang memungkinkan cahaya masuk mata. Di bagian dalam sklera, terdapat lapisan berpigmen, padat yang disebut koroid. Di dalam koroid, terdapat pembuluh darah yang memberi makanan kepada sel-sel fotoreseptor di retina dan struktur lain bola mata. Lapisan paling dalam mata adalah retina, fotosensitif yang melapisi tiga per empat mata bagian posterior. Sel-sel fotosensitif retina berakhir pada daerah yang disebut ora serata. Di anterior ora serata, retina tidak lagi fotosensitif. Pada setiap bola mata terdapat palpebra tipis yang menutupi permukaan anteior mata dan rambut halus bulu mata, yang terdapat pada tepi palpebra. Struktur-struktur ini melindungi mata dari benda asing dan cahaya berlebihan. Di atas mata terdapat kelenjar lakrimalis yang secara tetap menghasilkan air mata. Dengan berkedip, air mata disebarkan di atas bola mata dan permukaan dalam palpebra. Sekret lakrimal (air mata) mengandung mukosa, garam, dan enzim anti bakteri lisozim. Fungsinya adalah membersihkan, melindungi, membasahi, dan melumasi permukaan mata. Humor aqueos, yang terdapat di dalam kamera okuli anterior dan posterior, membasuh kornea dan lensa yang avaskuler, dan memasok nutrien dan oksigen ke struktur-struktur ini. Ruang vitreus yang terdapat di belakang lensa mengandung masa mirip gelatin yang disebut korpus vitreus. Substansi ini meneruskan cahaya, penting untuk tekanan intraokular dan menahan retina di tempat yang berlawanan pada lapisan berpigmen bola mata.Retina bersifat fotosensitif dan mengandung 3 jenis neuron : sel kerucut dan sel batang yang fotoreseptif, sel-sel bipolar, dan sel-sel ganglion. Sel kerucut dan sel batang bersinaps dengan sel-sel bipolar yang kemudian menghubungkan sel-sel reseptor ini dengan sel-sel ganglion. Axon yang meningalkan sel-sel ganglion, berkonvergensi di bagian posterior pada papila optikus dan meninggalkan mata sebagai nervus optikus. Papila optikus juga disebut bintik buta karena daerah ini tidak memiliki sel-sel fotoreseptor. Karena sel kerucut dan sel batang terdapat di sebelah lapisan koroid, maka berkas cahaya harus lebih dulu melalui lapisan sel-sel ganglion dan lapisan sel bipolar agar dapat mengaktifkan sel-sel fotosensitif. Lapisan berpigmen koroid di sebelah retina menyerap berkas cahaya dan mencegahnya memancar balik melalui retina. Sel batang sangat sensitif terhadap cahaya, terutama berfungsi pada cahaya lemah, misalnya cahaya malam hari. Sel kerucut kurang sensitif terhadap cahaya lemah dan berespon paling baik terhadap cahaya terang, sebagai sensor untuk ketajaman penglihatan dan melihat warna (merah, hijau, biru). Di fovea sentralis, berkas cahaya jatuh tepat dan merangsang sel kerucut yang padat di situ. Akibatnya daerah fovea sentralis mata memberi penglihatan paling tajam untuk melihat warna paling jelas.Kelenjar LakrimalKelenjar lakrimal mensekresi air mata dan di susun oleh beberapa kelenjar tubuloasiner. Asini sekretorisnya (1,8) bervariasi dalam bentuk maupun ukurannya dan mirip jenis serosa, tetapi lumennya lebih besar. Sejumlah asini menampakkan kantong-kantong tak teratur dengan sel (5) di dalam lumennya. Sel-sel asinar (1,8) lebih silindris daripada piramidal, mengandung granul sekresi dan tetes lipid besar dan terpulas lemah. Sel-sel mioepitel (3) mengelilingi tiap-tiap asini.Duktus ekskretorius intalobar (2, bawah) yang lebih kecil dilapisi epitel selapis kuboid atau silindris. Duktus intralobar yang lebih besar (2,atas) dan duktur interlobular (7,11) dilapisi 2 lapis sel silindris rendah atau epitel bertingkat semu.Jaringan ikat intralobar (9) hanya sedikit; tetapi jaringan ikat interlobular (4) banyak dan dapat mengandung sel-sel lemak.

KorneaPermukaan anterior kornea ditutupi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tanpa papil (1,6,7). Lapisan sel terbawah (basal) silindris dan berada di atas membran basal tipis (tidak tampak). Di bawah epitel kornea terdapat membran limitans anterior (membran bowman) (2) yang berasal dari stroma kornea (subtansia propria) (3) di bawahnya. Stroma kornea membentuk badan kornea. Stroma ini terdiri atas berkas serat kolagen, paralel yang membentuk lamela tipis (9) dan lapisan-lapisan fibroblas gepeng dan bercabang, yaitu keratosit (8), di antara serat kolagen. Keratosit kornea adalah fibroblas yang dimodifikasi. Permukaan posterior kornea ditutupi epitel kuboid rendah, epitel posterior (5,10) yang juga merupakan endotel kornea. Membran limitans posterior (membran descemet) (4) lebar dan merupakan membran basal epitel kornea posterior (5,10). Membran ini berada pada bagian posterior dari stroma kornea(3).

Retina, Koroid dan SkleraDinding bola mata terdiri atas sklera (1), koroid (2) dan retina (3). Retina mengandung sel-sel reseptor fotosensitif. Gambar ini hanya memperlihatkan bagian lebih dalam sklera. Stroma sklera (1) terdiri atas serat kolagen padat (4) yang berjalan paralel terhadap permukaan bola mata. Di antara berkas kolagen, terdapat anyaman serat elastin halus. Fibroblas gepeng atau memanjang terdapat di seluruh sklera dan melanosit (5) terdapat di lapisan paling dalam.

Lapisan-lapisan Koroid dan RetinaKoroid dibagi atas beberapa lapis: lamina suprakoroid (17), lapisan vaskuler (18), lapisan koriokapiler (19), dan membran limitans transparan atau membran vitrea (membran Bruch).Lamina suprakoroid terdiri atas lamela serat-serat kolagen halus, anyama serat elastin luas, fibroblas, dan banyak melanosit besar. Lapisan vaskuler (18) mengandung banyak pembuluh darah (1) berukuran sedang dan besar. Di lapisan jaringan ikat longgar antar pembuluh darah (1) terdapat banyak melanosit (2) gepeng dan besar yang memberi warna gelap khas pada lapisan ini. Lapisan koriokapiler (19) mengandung anyaman kapiler dengan lumen besar di dalam stroma serat kolagen dan elastin halus. Lapisan terdalam koroid yaitu membran vitrea, terdapa bersebelahan dengan sel-sel pigmen (3) retina. Lapisan terluar retina adalah epitel pigmen (3); membran basalnya membentuk lapisan terdalam membran vitrea koroid. Sel pigmen kuboid (3) mengandung granul pigmen melanin di bagian apex sitoplasma, sementara prosesus (20) dengan granul pigmen terjulur di antara sel kerucut dan sel batang (21,22) retina. Disebelah sel-sel pigmen terdapat lapisan fotosensitif yang terdiri dari sel batang langsing (4,22) dan sel kerucut yang lebih tebal (5,21). Kedua jenis sel ini terdapat di sebelah membran limitan eksterna (6,23) yang dibentuk oleh cabang-cabang sel neuroglia, yaitu sel-sel Muller (30).Lapisan inti luar (7,8) mengandung inti sel batang (8,25) dan sel kerucut (7,24) dan cabang luar sel Muller (26). Di dalam lapisan pleksiform luar (9), axon sel kerucut dan batang bersinap dengan dendrit sel-sel bipolar (28) dan sel horizontal (27). Lapisan inti dalam (10) mengandung inti sel-sel bipolar (29), horizontal, dan amakrin (31), dan sel neuroglia Muller (30). Sel-sel horizontal dan amakrin adalah sel asosiasi. Di dalam lapisan pleksiform dalam (11), axon-axon sel bipolar (29) bersinap dengan dendrit sel ganglion dan sel amakrin. Lapisan sel ganglion (12) mengandung badan sel-sel ganglion (33) dan sel neuroglia. Dendrit dari sel ganglion bersinaps pada lapisan pleksiform (11,32,33). Lapisan serat nervus optikus (13,14,15) mengandung axon sel ganglion dan anyaman serat dalam sel Muller (13,37). Axon sel ganglion berkumpul pada discus optikus dan membentuk nervus optikus. Ujung dalam serat sel Muller (13,37) memancar membentuk membran limitan interna (15,36) retina. Pembuluh darah retina berjalan di dalam lapisan serat nervus optikus dan masuk sampai ke lapisan inti dalam (10). Terlihat berbagai potongan pembuluh pada lapisan ini.

Atlas Histologi di Fiore ed 9, Victor P. Eroschenko, Ph.D. EGC, Jakarta : 2003

4. Bagaimana fisiologi dari organ penglihatan? Fungsi pupil adalah untuk :a. Mengatur banyaknya cahaya yang masuk matab. Meningkatkan kedalaman fokus (untuk penglihatan 3 dimensi)c. Mengurangi aberasi sferis dan aberasi kromatisFungsi palpebraDalam keadaan menutup adneksa melindungi bola mata terhadap trauma dari luar yang bersifat fisik atau kimiawiDapat membuka diri untuk member jalan masuk sinar ke dalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan.Pembasahan dan pelicinan seluruh permukaan bola mata oleh karena pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata.Kedipan kelopak mata sekaligus mebhilangkan debu yang terdapat pada bola mataFungsi Humor Akuos Sebagai Media Refrakta Penyedia Nutrisi Lensa Dan Kornea Bagian Dalam Untuk Mengatur Tekanan Bola Mata (Normal 10 20 Mmhg)Fungsi lensa crystalina Menfokuskan sinar dengan cara akomodasi untuk melihat dekat

Fungsi corpus vitreum Sebagai media refrakta Bila kekeruhan sedikit akan melihat benda hitam melayang (floaters).Bila keruh sekali penglihatan akan kabur, mis. Karena perdarahan

Fungsi iris Berfungsi untuk mengatur sinar yang masuk ke dalam bola mataFungsi air mata: Sebagai cairan pelindung terhadap kekeringan Sebagai antibakterial karena mengandung enzim lisozim Sebagai pelicin pada waktu berkedip

Fungsi Nervus opticus: Berfungsi untuk menghantarkan impuls yang dihasilkan reseptor oleh rangsang cahaya (gelombang elektromaknetik) ke pusat penglihatan di lobus occipitalis Fungsi Visus perifer: Lapangan pandang Orientasi sekitar , penting waktu bergerak Dengan dua mata untuk melihat tiga dimensi Fungsi retina Menerima bayangan visual yang dikirim ke otakFotoreseptor kerucut berfungsi untuk sensasi terang, bentuk serta warnaFotoreseptor batang berfungsi untuk melihat dalam suasana gelap atau remang remang.Fungsi pupil adalah untuk : Mengatur jumlah sinar yang masuk ke retina Meningkatkan kedalaman fokus sinar pada retina (untuk penglihatan 3 dimensi) Mengurangi aberasi sferis serta aberasi kromatis yang ditimbulkan oleh gangguan atau kelainan sistem optik pada kornea dan lensa.Fungsi palpebra Melindungi bola mata Meratakan hasil sekresi kelenjar air mata Mendorong corpus alienum keluar Fiksasi bola mata

Ilmu penyakit mata untuk dokter umum dan mahasiswa, edisi ke21. Mekanisme AkomodasiLensa terdiri dari kapsul elastic yang kuat dan berisi cairan kental yang mengandung banyak protein dan serabut2 transparan. Bila lensa berada dalam keadaan relaksasi tanpa tarikan terhadap kapsulnya, maka lensa dianggap berbentuk hamper sferis,akibat elastisitas dari kapsul lensa.terdapat kira-kira 70 ligamen yang sangat tidak elastis yang melekat disekeliling lensa, menarik tepi lensa kearah lingkar bola mata.regangan pada ligament ini menyebabkan lensa relative datar dalam keadaan istirahat.Tempat perlekatan lensa di corpus ciliare merupaan suatu otot yang disebut otot siliaris.otot ini mempunyai dua perangkat serabut otot polos yaitu Serabut meridional (jika serabut ini berkontraksi bagian perifer dari ligament akan tertarik kedepan dan bagian medialnya akan tertarik ke kornea sehingga regangan terhadap lensa akan berkurang) dan serabut sirkular ( jika terjadi kontraksi akan terjadi gerak seperti sfingter yang akan menyebabkan jarak antar pangkal menjadi memendek akibatnya regangan ligament terhadap kapsula berkurang). Jadi kontraksi seperangkat serabut otot polos dalam otot siliaris akan mengendurkan ligament kepsul lensa dan lensa akan lebih mencembung.Perangsangan saraf parasimpatis yang dijalarkan kemata pada nucleus saraf cranial ketiga akan menimbulkan kontraksi otot siliaris mengendurjkan ligament lensa dan meningkatkan daya biasmata mampu melihat objek lebih dekat

2. Sistem Cairan MataTerdiri dari : Humor akueus dan humor vitreus(sebuah massa dari gelatin dilekatkan oleh sebuah jaringn fibriler halus ysng terutama tersusundari molekul proteoglikan yang sangat panjangHumor akueus hampir seluruhnya terbentuk sebagai sekresi aktif dari lapisan epitel prosessus ciliare.sekresi dimulai dari transport aktif ion natrium ke dalam ruangan diantara sel2 epitel, ion natrium kemudian mendorong ion klorida dan bikarbonat dan bersama-sama mempertahankan sifat netralitas listrik.kemudian semua ion ini bersama-sama menyebabkan osmosis air dari jaringan dibawahnya kedalam ruang intersel epitel yang sama,dan larutan yang dihasilkan keluar sampai permukaan prosessus ciliaris selain itu terdapat juga nutrisi yang ikut dibawa seperti asam amino,asam askorbat dan glukosa.H.A dibentuk dalam mata rata-rata 2-3 mikroliter tiap menit

3. Pengaturan TIOTekanan intraokuler normal rata-rata sekitar 15 mmHg dengan batas antara 15-18 mmHgBesarnya tekanan intraokular ditentukan terutama oleh tahanan aliran keluar humor akueus dari ruang anterior(C.O.A) kedalam canalis schelm.Tahanan aliran keluar ini dihasilkan oleh tautan trabecula yang dilewati, dimana cairan tersaring pada jalan dari sudut lateral C.O.A ke dinding canalis schelm. Trabecula ini mempunyai celah terbuka yng sangat kecil yaitu antara 2- 3 mikrometer.dengan tekanan kurang lebih 15mmHg pada mata normal jumlah cairan yang meninggalkan mata melalui canalis schelm rata2 2,5 mikroliter permenit dan begitu juga dengan jumlah aliran masuk cairan dari badan ciliare.

Penyebab meningkatnya tekanan intraokular:a. Akibat produksi yang meningkat contoh adanya radang pada corpus ciliareb. Akibat hambatan pengaliran misal terjadi blok pupil akibat dislokasi lensa c. Akibat hambatan pengeluaran misal pada oklusi pupil

4. Sistem LakrimalisSistem lakrimalis terdiri dari sistem sekresi dan sistem ekskresi Sistem sekresi terdiri dari komponen yang memproduksi air mata(tear film).,yaitu kelenjar lakrimalis utama, kelenjar asesorius (kelenjar krause dan wolfing), kelenjar Meibom, dan sel goblet conjuntiva.sedangkan sistem ekskresi akan mengalirkan hasil sekresi kelenjar2 tersebut mesuk ke rongga hidung melalui meatus nasi inferior. Untuk mencegah aliran balik udara maupun lendir dari hidung masuk ke dalam saluran lakrimalis,maka mukosa saluran lakrimalis membentuk lipatan yang berfungsi sebagai katup(katup hanser)

5. Komponen air mata(tear film)Lacrima(air mata) dibentuk supaya melindungi cornea dari kekeringan dan untuk membersihkan cornea. GL.Lacrimalis ini terletak pada sudut atas lateral cavum orbita.Pengaliran air mata dari glandula lacrimalis setelah membasahi cornea akan mengalir ke punctum lacrimalis canaliculi lacrimalis saccus lacrimalis ductus nasolacrimalis meatus nasi inferior. Tear film terdiri dari 3 komponen yaitu:a. Lipid, lapisan paling superficial yang dihasilkan oleh kelenjar Meibom yang terdapat di palpebra superior dan inferior. Tebal lapisan ini 0,1 umb. Akuos, lapisan tengah (paling tebal) yang dihasilkan oleh kelenjar Lakrimalis utama dan kelenjar lakrimalis asesorius (kelenjar Krause dan Wolfring). Tebal lapisan ini 7 um. Selain air sebagai komponen utama, juga terdiri dari elektrolit, glukosa, oksigen, protein (termesuk imunoglobulin A), enzim dan komponen lainnya.c. Mucin, lapisan paling profunda yang dihasilkan oleh sel Goblet conjunctiva. Tebal lapisan ini 0,02 0,05 um. Selain dihasilkan oleh sel Goblet, mucin juga diproduksi oleh epitel permukaan conjunctiva dan kornea yang disebut dengan N-linked mucin. Sedangkan mucin yang dihasilkan oleh sel Goblet disebut dengan O-linked mucin.Tear film mempunyai fungsi utama untuk:a. Melapisi dan melumasi permukaan korneab. Membersihkan debris dari permukaan bola matac. Suplai oksigen dan nutrisi untuk epitel kornea

5. Bagaimana mekanisme pergerakan bola mata? Tiap mata dapat abduksi (menjauh dr hidung) dan aduksi (mendekati hidung), melihat ke atas (elevasi), ke bawah (depresi). Enam otot ekstra okuler mengontrol pergerakan mata. Rektus medialis dan lateralis menggerakkan mata pada arah horizontal shg masing2 menghasilkan aduksi dan abduksi. Rektus vertikalis mengelevasi dan mendepresi mata pada abduksi. Otot oblikus superior menyebabkan depresi dalam posisi aduksi dan oblikus inferior menyebabkan elevasi dalam posisi aduksi. Semua otot vertikalis memiliki aksi sekunder tambahan (intorsi, ekstorsi, pergerakan sirkular mata).Tiga saraf kranialis mempersarafi semua otot ini yg nukleusnya berada pada batang otak, bersama dgn jaras yg menghubungkan mereka dgn nukleus2 lain (mis vestibularis) dan dgn pusat melihat (melihat horizontal di pons dan melihat vertical di otak tengah). Semuanya mengkoordinasi pergerakan kedua mata.Hubungan antar nucleus memastikan gerakan kedua mata terkoordinasi. Sebagai contoh saat melihat ke kanan, otot rektus lateralis kanan dan rektus medialis kiri sama2 terstimulasi. Di saat yg sama, inervasi otot2 antagonis yg menggerakkan mata ke kiri (rektus lateralis kiri dan rektus medialis kanan) terinhibisi.(Lecture Notes Oftalmologi)

Gerak Bola mata dan koordinasi Gerak bola matabola mata dapat bergerak karena adanya 6 otot penggerak bola mata (otot ekstra okuler), yaitu: m. rektus superior, m. rektus lateral, m. rektus inferior, m. rektus medial, m. oblikus superior, dan m. oblikus inferior. Otot ekstra okuler masing-masing memainkan peran dalam menentukan kedudukan bola mata karena adanya 3 (tiga) sumbu rotasi (yaitu sumbu vertikal, transversal, dan sagital), dan keseimbangan posisi tarikan keenam otot tersebut. Pada arah pandang (direction of gaze) tertentu, otot agonis berkontraksi dan menggulir mata kearah tersebut, sedangkan otot antagonisnya mengendor.Gerak horizontal pada sumbu vertikal meliputi gerak adduksi dan abduksi. Gerak vertikal pada sumbu transversal meliputi gerak elevasi dan depresi, sedangkan gerak pada sumbu sagital menyebabkan siklorotasi bola mata berupa insikloduksi dan eksikloduksi.Gerak bola mata berfungsi untuk menempatkan stimuli visual dari lapang pandangan perifer (retina perifer) ke titik pusat yang mempunyai tajam penglihatan paling baik (fovea), dan juga mempertahankan fiksasi fovea pada obyek yang bergerak. Fungsi ini bersama dengan fungsi mempertahankan bayangan obyek di fovea serta stabilisasi bayangan di fovea selama gerakan kepala adalah merupakan fungsi dasar gerakan mata pada manusia.Gerak bola mata dikendalikan lewat pengaturan supranuklear yang berpusat di korteks frontalis, korteks oksipitoparietalis, jalur dari kedua korteks tadi ke batang otak, formatio retikularis paramedian pontis (FRPP) di batang otak, dan fasikulus longitudinalis medialis (FLM) di batang otak. FLM menghubungkan nukleus ketiga saraf penggerak bola mata (N III, IV dan VI) baik antara nuklei homolateral maupun kontra lateral, sehingga gerakan bola mata dapat terkoordinasi dengan baik dan maksud gerak bola mata seperti tersebut diatas dapat terlaksana.

6. Apa maksud dari visus 6/6? Sesuai konversi, ketajaman penglihatan dapat diukur pada jarak 20 feet atau 6 meter. Ketajaman penglihatan diberi skor dengan 2 angka, misalnya 20/20. Penglihatan 20/20 atau 6/6 adalah normal, artinya pada jarak 6 meter pasien dapat membaca huruf yang tertera sesuai dengan mata yang normal. Penglihatan 20/60 berarti huruf yang cukup besar untuk dibaca di jarak 60 feet oleh mata normal baru bisa dibaca oleh mata pasien pada jarak 20 feet. Begitu juga untuk satuan meter.

OFTALMOLOGI UMUM. EDISI 17. VAUGHAN & ASBURY.

7. Apa saja syarat penglihatan yang baik dan normal? SYARAT AGAR PENGLIHATAN BINOKULER MENJADI SENSASI TUNGGAL : Bayangan benda yg jatuh di fovea sama dalam semua gradasi. Bayangan benda terletak pada kedua fovea sentralis. Bayangan yg diteruskan ke dalam SSP dapat menilai kedua bayangan menjadi bayangan tunggal.8. Bagaimana tahapan pemeriksaan untuk menilai kesehatan mata?Tujuan pemeriksaan fisik mata adalah untuk menilai fungsi maupun anatomi kedua mata. Fungsi disini mencakup fungsi penglihatan dan bukan penglihatan, seperti gerak mata dan kesejajaran.

PEMERIKSAAN LUAR Pemeriksaan secara umum pada adneksa mata (palpebra : ptosis atau retraksi palpebra dan periokuler). Lesi kulit, pertumbuhan dan tanda-tanda radang seperti pembengkakan, eritema, pamas, dan nyeri tekan diecaluasi melalui inspeksi dan palpasi sepintas.

PENGLIHATANsetiap pemeriksaan mata harus mencakup penilaian ketajaman penglihatan, walaupun ketajaman penglihatan tidak disebut sebagai bagian dari keluhan utama. Refraksi : mata emetrop secara alami memiliki fokus yang optimal untuk penglihatan jauh. Mata ametrop (miopia, hiperopia, atau astigmat) memerlukan lensa koreksi agar terfokus dengan baik untuk melihat jauh. Uji penglihatan sentral : ketajaman penglihatan sentral diukur dengan memperlihatkan objek dalam berbagai ukuran yang diletakkan pada jarak standar dari mata. Misalnya kartu Snellen. Ketajaman penglihatan yang belum dikoreksi diukur tanpa kacamata atau lensa kontak. Ketajaman terkoreksi berarti menggunakan alat bantu.Mata yang tidak bisa membaca satu hurufpun diuji dengan hitung jari. Jika tidak bisa mengitung jari, diuji dengan mendeteksi tangan yang digerakkan secara vertikal atau horizontal (penglihatan HM / hand movement)Tingkat penglihatan yang lebih rendah lagi adalah kesanggupan mempersepsi cahaya (LP/ Light perception). Mata yang tidak dapat mempersepsi cahaya dianggap buta total (NLP/ No light perception) Uji Pinhole : Penglihatan kabur akibat kelainan refraksi disebabkan oleh banyaknya berkas sinar tak terfokus yang masuk ke pupil dan mencapai retina sehingga terbrntuk bayangan yang fokusnya tidak tajam. Melihat kartu snellen melalui pinhole mencegah sebagian besar berkas tak terfokus yang memasuki mata sehingga bayangan yang dihasilkan menjadi lebih tajam. Uji penglihatan perifer : penglihatan lapang pandang perifer dapat dilakukan dengan uji konfrontasi. PUPIL Pemeriksaan dasar : pupil harus tampak simetris dan masing-masing harus diamati ukuran, bentuk (bulat atau tidak teratur), dan reaksi terhadap cahaya. Pada saat pupil disinari, ada dua respon yang dapat dilihat, yaitu respon langsung dan respon konsensual. MOTILITAS MATA Uji kesejajaran : pasien normal memiliki penglihatan binokuler. Hal ini dicapai dengan meminta menempatkan masing-masing mata sedemikian rupa sehingga kedua fovea terfiksasi secara serentak pada objek yang dilihat. Uji kesejajaran sederhana dapat dilakukan dengan meminta pasien melihat ke senter yang berjarak beberapa feet. Sebuah pantulan akan tampak pada setiap kornea dan seharusnya terletak di pusat masing-masing pupil jika kedua mata berpadu lurus. Uji menutup (cover test) : pasien diminta membuka kedua matanya dan menatap objek yang jauh. Jika kedua mata terfiksasi bersama pada objek, menutup satu mata tidak akan mempengaruhi posisi atau kelanjutan fiksasi mata yang satunya. Jika mata kedua tidak berpadu identik (berputar abnormal ke luar atau ke dalam), mata ini tidak terfiksasi bersamaan pada objek. Menguji gerak ekstraokuler : kedua mata pasien diminta mengikuti objek saat objek digerakkan ke salaha satu daeri empat arah pandangan utama. Pemeriksa memperhatikan kecepatan, kelancaran, dan simetri gerakan serta mencatat adanya ketidakstabilan fiksasi. Gangguan gerakan mata bisa disebabkan oleh gangguan neurologik (mis, kelumpuhan saraf kranial), kelemahan otot ekstraokuler, atau kendala mekanik di dalam orbita yang membatasai rotasi bola mata (mis, fraktur lantai orbit dengan m rectus inferior terjepit).

9. Apa saja tanda-tanda peradangan atau kelainan-kelainan pada mata? Keluhan-keluhan mata yang umum : Kelainan penglihatan : penurunan tajam penglihatan. Bisa disebabkan kelainan yang timbul pada jarak optik dan jaras visual neurologik pemeriksa harus mempertimbangkan adanya kelainan refraksi, pengeruhan atau gannguan media mata (mis : edema cornea, katarak, atau perdarahan dalam vitreus), gangguan fungsi retina, nervus opticus atau jaras visual intrakranial. Kelainan tampilan mata : keluhan mata merah harus dibedakan anatara merah pada palpebra dan daerah sekitar mata atau merah pada bola mata. Merah pada bola mata dapat disebbkan oleh perdarahan subkonjungtiva atau kongesti vaskular pada konjungtiva, sklera, atau episklera (jaringan ikat antara sklera dan konjungtiva). Kelainan warna selain kemerahan bisa berupa ikterik dan bintik bintik hiperpigmentasi pada iris atau permukaan luar mata. Nyeri dan rasa tidak nyaman : nyeri mata bisa periokular (nyeri tekan pada palpebra, saccus lacrimalis, atau arteria temporalis), okular (bisa datang dari permukaan atau dari dalam bola mata. kerusakan epitel kornea dapat menimbulkan sensasi nyeri yang tajam dan superfisial. Nyeri menetap yang lebih dalam terjadi pada glaukoma akut, iritis, skleritis), retrobulbar (di belakang bola mata, dapat disebabkan oleh radang orbita apapun) atau tak jelas lokasinya. Iritasi Mata : Rasa tidak nyaman yang superfisial biasanya disebabkan oleh kelainan di permukaan mata. Gatal, sebagai gejala primer, sering kali merupakan tanda adanya alergi. Rasa kering, perih, berpasir, dan sensasi benda asing yang ringan dapat terjadi pada mata kering atau jenis iritasi kornea lainnya. Ada dua tipe umum mata berair, refleks berair mata mendadak umunya disebabkan oleh iritasi di permukaan mata. Sebaliknya mata berair yang kronik dan epifora (air mata mengalir turun dari pipi) mungkin menunjukkan drainase lakrimal yang tidak normal.

OFTALMOLOGI UMUM. EDISI 17. VAUGHAN & ASBURY.

10. Bagaimana menjaga organ penglihatan agar dapat berfungsi optimal?

Dr. Masayuki Tatemichi dari Fakultas Kedokteran Universitas TOHO, melakukan penelitian pada beberapa pekerja di tempat yang berbeda di Jepang dan membaginya dalam beberapa kelompok berdasarkan lama menggunakan komputer dalam sehari. a) Pengguna berat: pengguna komputer dengan lama waktu kerja 9 16 jam dalam sehari. b) Pengguna sedang: pengguna komputer dengan lama waktu kerja 4 8 jam dalam sehari. c) Pengguna ringan: pengguna komputer dengan lama waktu kerja 1 3 jam dalam sehari.

Menonton televisi Menonton televisi dengan intensitas tertentu juga berpengaruh terhadap derajat miopia. Sinar biru yang dipancarkan televisi dapat menyebabkan degenerasi retina dengan merusak sitokrok oksidase dan menghambat pernapasan sel. Pada jarak yang terlalu dekat saat menonton televisi dapat pula menimbulkan keluhan seperti kelelahan akibat kekakuan leher dan bahu, pusing, penglihatan buram, mata merah dan perih, serta nyeri pada mata mata dan wajah. Intensitas menonton televisi yang dihitung dalam jam atas dasar lama waktu kerja sekali pemakaian, dengan ketentuan :1) Beban kerja rendah : menonton televisi selama < 2 jam. 2) Beban kerja sedang : menonton televisi selama 2 4 jam. 3) Beban kerja tinggi : menonton televisi selama > 4 jam.Sedangkan jarak menonton tv dinilai dalam satuan meter sesuai dengan ukuran diagonal tv. Perhitungannya adalah sebagai berikut : Jarak menonton televisi = 6 x diagonal layar tv (dihitung dalam meter dimana 1 = 0,0254 meter) 29 1) Sesuai : jarak menonton tv sesuai dengan jarak ideal 2) Jauh : jarak menonton tv lebih dari jarak ideal 3) Dekat : jarak menonton tv kurang dari jarak idealhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-ernihastir-7069-3-babii.pdf