Laut Dalam

34
BAB I PENDAHULUAN B. Latar belakang Laut dalam merupakan daerah yang tidak pernah diungkapkan dan dijelajahi. Orang banyak mengeksplorasi ke luar angkasa dari pada ke bawah laut. Itulah sebabnya banyak yang tidak meng etahui keajaiban- keajaiban yang ada dilaut. Di tahun 1960, Bathyscaphe Trieste menuju ke dasar dari Palung Mariana dekat Guam, pada kedalaman 35.798 kaki (10.911 m), titik terdalam di bumi. Jika Gunung Everest ditenggelamkan, maka puncaknya akan berada lebih dari satu mil dari permukaan. Pada kedalaman ini, ikan kecil mirip flounder terlihat. Kapal selam penelitian Jepang, Kaiko, adalah satu- satunya yang dapat menjangkau kedalaman ini, dan lalu hilang di tahun 2003. Hingga tahun 1970, hanya sedikit yang diketahui tentang kemungkinan adanya kehidupan pada laut dalam. Namun penemuan koloni udang dan organisme lainnya di sekitar hydrothermal vents mengubah pandangan itu. Organisme-organisme tersebut hidup dalam keadaan 1

Transcript of Laut Dalam

Page 1: Laut Dalam

BAB I

PENDAHULUAN

B.     Latar belakang

Laut dalam merupakan daerah yang tidak pernah diungkapkan dan

dijelajahi. Orang banyak mengeksplorasi ke luar angkasa dari pada ke bawah laut.

Itulah sebabnya banyak yang tidak meng etahui keajaiban-keajaiban yang ada

dilaut.

Di tahun 1960, Bathyscaphe Trieste menuju ke dasar dari Palung

Mariana dekat Guam, pada kedalaman 35.798 kaki (10.911 m), titik terdalam di

bumi. Jika Gunung Everest ditenggelamkan, maka puncaknya akan berada lebih

dari satu mil dari permukaan. Pada kedalaman ini, ikan kecil mirip flounder

terlihat.

Kapal selam penelitian Jepang, Kaiko, adalah satu-satunya yang dapat

menjangkau kedalaman ini, dan lalu hilang di tahun 2003.

Hingga tahun 1970, hanya sedikit yang diketahui tentang kemungkinan

adanya kehidupan pada laut dalam. Namun penemuan koloni udang dan

organisme lainnya di sekitar hydrothermal vents mengubah pandangan itu.

Organisme-organisme tersebut hidup dalam keadaan anaerobik dan tanpa cahaya

pada keadaan kadar garam yang tinggi dan temperatur 149 oC. Mereka

menggantungkan hidup mereka pada hidrogen sulfida, yang sangat beracun pada

kehidupan di daratan. Penemuan revolusioner tentang kehidupan tanpa cahaya dan

oksigen ini meningkatkan kemungkinan akan adanya kehidupan di tempat lain di

alam semesta ini.

A.      Tujuan

1.      Mengetahui  komponen penyusun  ekosistem laut dalam ( baik komponen

biotik maupun komponen abiotik)

1

Page 2: Laut Dalam

2.      Mengetahui   interaksi yang terjadi antara factor biotik dan abiotik yang

terjadi pada ekositem laut dalam

2

Page 3: Laut Dalam

BAB II

ISI

A. Komponen Laut Dalam

Laut dalam adalah  bagian dari lingkungan bahari yang terletak di bawah

ke dalaman yang dapat diterangi sinar matahari di laut terbuka, dan lebih dalam 

dari paparan -  paparan benua ( >200 m) . laut dalam diliputi suasana gelap gulita

sepnjang tahun ( Nybakken,1988 :128). Pada ekosistem laut dalam terdapat

komponen biotic serta abiotik. Selain itu terdapat interaksi antara komponen

biotic dan abiotik tersebut . Kompoen abiotik pada ekosistem laut dalam antara

lain :

1. Suhu

Menurut Nybakken (1988 :133), Kecuali di bagian atas zona mesopelagik

dimana pada pada waktu dan kondisi tertentu masih ada cahaya matahari, laut

dalam gelap gulita sepanjang tmasa ( intensitas cahaya nya sangat rendah )

sehingga fotosintesis tak mungkin berlangsung. Pada laut dalam tidak

terdapat produksi primer

2. Kedalaman

Suatu zonasi dasar yang dapat dilakukan ialah membagi laut menjadi  dua

zona yaitu zona bentik ( berasosiasi dengan dasar laut ) dan zona pelagic

( berasosiasi dengan perairan terbuka ) . Karena terdapat perbedaan

lingkungan fisik antara kedua zona ini, maka asosiasi organisme di zona ini

sangat berbeda. Dewasa ini mungkin fauna bentik  laut dalam lebih dikenal

daripada fauna zona pelagic.

3

Page 4: Laut Dalam

Tabel 4.1 Zona Zona Fauna Laut Dalam

Cahaya Zona Pelagik Kisaran

Kedalaman

Zona

Bentik

Kisaran

Kedalaman

Ada ( fotik

)

Epipelagik 0 – 200 m Paparan

benua atau

sublitoral

0 – 200 m

Tidak ada

( afotik )

Mesopelagik 200 – 1000 m 

( ? )

Batial 200 – 400 m ( ? )

Batipelagik 1000 – 4000 m

(?)

Abisal Pelagik 4000 – 6000 m

(?)

Abisal 4000 – 6000 m

( ? )

Hadal Pelagaik 6000 – 10000 m Hadal 6000 – 10.000 m

Menurut Hedepth , 1957

Catatan ( ? ) = berubah – ubah.

Menurut Nybakken(1988 :129),fauna bentik dapat dibagi menjadi dua

yaitu penghuni zona batial di lereng benua dan penghuni zona abisal yang

merupakan zona terluas di dasar laut dalam . Para penghuni palung – palung

yang sangat dalam menempati suatu zona yang dinamakan zona hadal ( ultra

abisal ).

Di bagian pelagic sebelah atas terdapat suatu zona yang terletak tepat di

bawah zona eufotik. Banyak sekali hewan pwnghuni zona di bawah zona

eufotik ini yang mengadakan migrasi ke zona eufotik pada malam hari . Zona

ini dinamakan zona mesopelagik yang dihuni oleh sejum lah besar spesies

hewan yang memiliki mata yang telah berkembang baik dan berbagai organ

penghasil cahaya. Kebanyakan spesies ikan penghuni zona mesopelagik

berwarna hitam,sedangkan spesies udang berwarna merah. Karena zona ini

lebih mudah dicapai dibandingkan dengan zona – zona lainnya , pengetahuan

tentang zona ini  juga lebih banyak diketahui . Jumlah organisme penghuni

zona mesopelagik rupanya terbanyak\ di antara zona – zona laut dalam 4

Page 5: Laut Dalam

lainnya. Zona ini membentang 700 sampai 1000 m dari batas bawah zona

eufotik ke arah dasar perairan. Batas bawah nya bergantung pada lokasi

perairan, kecerahan, dan factor – factor lain ( Nybakken,1988 :129).

Masih sangat sulit untuk mengadakan zonasi kolom air di bawah zona

mesopelagik dan batas bawah palung – palung ( di kedalaman sekitar

6000m ) di bagi menurut Hedgpeth menjadi 2 zona yaitu

( Nybakken,1988 :129) :

a. Zona batipelagik di bagian atas

b. Zona abisal pelagic di bawah zona patipelagik.

Batas antara kedua zona ini sangat tidak jelas dan terdapat bermacam –

macam pendapat tentang batas kedua zona ini. Dibandingkan dengan zona

mesopelagik jumlah individu maupun spesies pada zona batipelagik dan zona

abisal pelagic jauh lebih kecil.  Penghuni zona ini cenderung berwarna putih

atau tidak berwarna serta memiliki  mata dan organ – organ penghasil cahaya

yang rendah tingkat perkembangannnya.Kolom air yang ada di dalam suatu

palung dinamakan zona hadal pelagik

3. Tekanan Hidrostastik

Tekanan hidrostastik  menunjukan kisaran yang terbesar dari semua factor

lingkungan laut dalam. Tiap kedalaman bertambah  10 meter akan

mengakibatkan meningkatnya tekanan hidrostatik sebesar 1 atm . Karena laut

dalam memiliki kedalaman berkisar antara beberapa ratus mete sampai lebih

dari 10000 m ( di palung – palung tertentu ) ,tekanan hidrostatik berkisar

antara 20 sampai lebih dari 1000 atm. Sebagian besar laut dalam bertekanan

hidrostatik antara 200 sampai 600 atm( Nybakken,1988 :133).

Pengaruh tekanan hidrostatik terhadap organisme – organisme laut dalam

dapat disimpulkan dari beberapa percobaan terhadap suatu kelompok

organisme bahari yang dapat dipertahankan setelah ditangkap di laut dalam

yaitu bakteri laut dalam. Dari hsil percobaan yang dilakukan bahwa  bakteri

laut dalam berhenti tumbuh dan berkembang biak pada tekanan – tekanan

hidrostatik yang rendah , dan aktif tumbuh dengan berkembang  biak dengan 

5

Page 6: Laut Dalam

baik pada tekanan – tekanan hidrostatik tinggi, sama dengan tekanan –

tekanan hidrostataik pada habitatnya( Nybakken,1988 :133).

Penelitian dari Siebenaller dan Somero menunjukan bahwa  perbedaan

tekanan hidrostatik sebesar 100 atm atau bahkan lebih kecil , dapat mengubah

sifat – sifat fungsional enzim – enzim – enzim yaitu dapat mengubah

kemampuan enzim – enzim untuk mengikat subatrat yang tepat dan merubah

kecepatan reaksi pengikatan ini( Nybakken,1988 :135).

Penelitian bahkan telah membuktikan bahwa tekanan sangat

mempengaruhi morfologi sel, termasuk kemampuan membentuk kumparan

mitotic dan melangsungkan mitosis. Bukti – bukti yang diperoleh melalui

berbagai percobaan membuktikan dengan menggunakan bermacam- macam

hewan laut dalam sangat dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan bahwa

tekanan hidrostastik mungkin sangat penting dalam menentukan pola

distribusi hewan laut dalam( Nybakken,1988 :136).

4. Salinitas

Salinitas pada kedalaman 100 m pertama , dapat \dikatakan konstan

( walaupun terdapat sedikit perbedaan – perbedaan , tetapi tidak

mempengaruhi ekologi secara nyata.

5. Suhu

Menurut  Nybakken (1988 :136), termoklin merupakan daerah dimana

suhu air cepat berubah dengan berubahnya kedalaman laut ialah suatu daerah

peralihan yang terletak antara masa air permukaan dengan masa air dalam .

Tebal termoklin berkisar antara beberapa ratus meter sampai hampir 1

kilometer. Semakin dalam suhu semakin turun, tetapi laju perubahan nya

lebih lambat draipada daerah termoklin. Pada kedalaman 3000 – 4000 m,

massa air dapat dikatakan isothermal Dengan kata lain suhu tidak berubah –

ubah untuk jangka waktu yang panjang.( tidak terdapat perubahan –

perubahan suhu musiman maupun tahunan).

6. Oksigen

Menurut Nybakken (1988 :136), hal yang aneh pada kadar oksigen di laut

dalam adalah adanya suatu zona oksigen minimum yang terletak antara

6

Page 7: Laut Dalam

kedalaman 500 dan 1000 m. Di bawah maupun di atas zona ini , kadar

oksigen lebih tinggi. Dalam zona oksigen minimum, kadar oksigen mungkin

kurang dari 0,5ml/liter. Terjadinya zona oksigen minimum di kedalaman

antara 500  dan 1000 m dan bukan di kedalaman – kedalaman yang lebih

dalam ialah karena di kedalaman melebihhi 1000 m kepadatan organisme

demikian rendahnya sehingga kadar oksigen di sini tidak nyata menurun.

Sebaliknya di kedalaman antara 500 sampai 1000 kepadatan organisme tinggi

. Di kedalaman – kedalaman kurang dari 500m, kadar oksigen cukup tinggi

sekalipun biomasa organisme tinggi , karena adanya cadangan oksigen dari

atmosfer dan hasil samping fotosintesis tumbuhan 

7. Pakan

Menurut Nybakken (1998 : 138), Letak laut dalam yang jauh dari zona

fotosintetik dan di dalam nya tidak berlangsung produksi primer , kecuali di

daerah - daerah tertentu dimana terdapat bakteri kemiosmotik. Karena

populasi organisme di lapisan atas laut dalam sangat padat , sangat kecil

kemungkinan bahwa masih adanya pakan ynag tenggelam hingga mencapai

laut dalam . Langkanya pakan di laut dalam mungkin merupakan penyebab

rendahnya kepadatan organisme penghuni laut dalam .Tanpa adanya energy

dalam jumlah besar yang berasal dari pakan, tidak mungkin sejumlah besar

organisme dapat  bertahan hidup. Di laut dalam terdapat berbagai jenis

sumber pakan antara lain :

1. Sumber pakan ynag langsung dapat dimanfaatkan sebagai pakan

a. bermacam organisme laut dalam yang menghabiskan masa awal

hidupnya atau stadium larvanya di zona fotik untuk kemudian

bermigrasi di laut dalam dimana ia kan menjadi mangsa para

predator

b. mamalia bahari dan ikan mati yang tenggelam ke laut dalam dan

sampai disana sebelum dimakan seluruhnya oleh organisme –

organisme penghuni zona – zona perairan di atas laut dalam

2. Sumber pakan yang tidak bisa dimanfaatkan secara langsung ( baru bisa

dimanfaatkan setelah diuraikan oleh bakteri antara lain :  sisa – sisa

7

Page 8: Laut Dalam

tubuh hewan dan tumbuhan ynag tidak tercernakan ( kitin, kayu ,

selulosa ).

3. Sumber pakan yang potensial Ialah bahan – bahan organik yang larut

atau berbentuk koloid dan bahan – bahan yang berasal dari plankton

dan berbentuk gelatin . Dewasaini belum diketahui pentingnya bahan –

bahan ini sebagai pakan.

Kelangkaan pakan merupakan penyebab rendahnya kepadatan organisme

laut dalam. Di laut dalam juga terdapat makhluk hidup yang tidak bergantung

pada material organik terlarut sebagai makanan mereka. Jenis makhluk hidup

tersebut hanya ditemukan di sekitar hydrothermal vent. Lubang hidrotermal,

misalnya, adalah suatu habitat laut-dalam tempat menyemburnya cairanpanas

dari habitat dasar laut. Semua ini ditemukan di pegunungan laut pertengahan

tempat lempeng tektonik Bumi bercabang .

Gambar Hydrotermal vent

Sebagai contoh adalah hubungan simbiotik antara cacing tabung Riftia

dengan bakteri kemosintetik. Kemosintesis yang mendukung kehidupan

komunitas kompleks tersebut dapat ditemukan di sekitar hydrothermal vent. 8

Page 9: Laut Dalam

Komunitas ini adalah satu-satunya komunitas di planet ini yang tidak

bergantung pada keberadaan cahaya matahari. Bagian – bagian cacing

tabung:

Trofosom – Organ hijau-cokelat tua ini bertekstur seperti spons, dan

mengandung bakteri yang menggunakan oksigen, karbon dioksida, dan

hidrogen sulfida untuk membuat makanan mereka sendiri maupun

untuk cacing, pastikan untuk menyertakan benda tertentu sebagai

bakteri.

Gudang – Di sinilah tempat limbah disimpan, karena cacing tabung

tidak punya mulut, perut, usus, ataupun anus.

Tabung – Ini silinder berongga yang keras, dan melindungi cacing

seperti kulit hewan lainnya. Tentakel dapat ditarik seluruhnya ke dalam

cacing untuk menghindari predator.

Opistosom – Organ ini (seperti vestimentum) menghasilkan bahan baru

untuk tabung dan membantu menahan cacing tetap berada di dalam

tabungnya.  

Fitur yang sangat jelas pada cacing tabung adalah baunya. Salah satu

zat kimia yang digunakan oleh bakteri kemosintetik adalah hidrogen

sulfida, yang membuat telur busuk berbau begitu khas

B. Adaptasi

Karena hidup pada laut dalam yang memiliki karakterisrik seperti tersebut

di atas maka  organisme ( fauna) laut dalam  menyesuaikan diri dengan berbagai

macam adaptasi antara lain organisme yang hidup pada zona abisal dan batial

sering tidak berwarna atau berwarna putih  kotor , dan tampaknya tidak

berpigmen ( khususnya hewan – hewan bentik ).  Karakteristik fauna laut dalam :

Mata yang besar

Mata yang besar akan memberikan kemampuan maksimum untuk

mendeteksi cahaya di dalam laut dalam yang intensitas cahaya nya sangat

rendah dan mungkin diperlukan pula untuk dapat mendeteksi cahaya

berintensitas rendah yang dihasilkan oleh organ – organ penghasil cahaya.

9

Page 10: Laut Dalam

Ikan – ikan pada laut dalam juga memiliki penglihatan senja yang sangat

peka karena adanya pigmen rodopsin dan tingginya kepadatan batang

retina.

Tidak bermata

Pada zona laut dalam yang terdalam  lebih dari 2000 m ( abisal

pelagic dan hadal pelagic ) ikan – ikan yang hidup disitu memiliki mata

yang sangat kecil bahkan tidak bermata karena hidup di lingkungan yang

gelap gulita bahkan mata tidak ada guna nya.

Mata berbentuk pipa tubuler

Mata ikan ikan dari beberapa family berbentuk silinder pendek

berwarna hitam dengan sebuah lensa tembus cahaya berbentuk setengah

lingkaran di puncak silinder .tiap mata mempunyai 2 retina ( yang satu di

pangkal silinder sedangkan yang lainnya di dinding silinder ). Retina di

pangkal silinder fungsinya untuk melihat obyek obyek yang dekat sedang

yang terdapat di dinding silinder untuk melihat obyek – obyek yang jauh.

Memiliki mulut yang besar

Ikan laut dalam memiliki mulut yang besar , relative lebih besar

daripada ukuran tubuh nya , dibandingkan dengan ikan penghuni habitat

bahari lainnya. Dalam  mulut ikan laut dalam terdapat gigi – gigi yang

panjang melengkung ke arah tenggorokan ( gigi-gigi ini menjamin bahwa

apa yang tertangkap tidak akan keluar lagi dari mulut . Mulut dihubungkan

dengan tengkorak oleh suatu engsel yang memungkinkan ikan membuka

sangat lebar daripada tubuhnya , sehingga memungkinkan untuk menelan

mangsa yang lebih besar daripada tubuhnya. Hal tersebut dilakukan

sebagai adaptasi terhadap langkanya pakan di laut dalam.

Giagantisme abisal

Kelompok – kelompoak invertebrate tertentu khususnya

amfipoda ,isopoda , ostrakoda,misid, dan kopepoda berukuran jauh lebih

besar daripada kerabat – kerabat mereka yang hidup dalam perairan –

perairan yang dangkal. Keadaan dimana ukuran  membesar dengan

meningkatnya kedalaman . Hewan yang berukuran besar lebih mobile serta

10

Page 11: Laut Dalam

mampu menjelajahi wilayah yang luas dalam mencari pasangan bagi

keperluan reproduksi dan memperoleh makanan. Jangka  hidup  yang

panjang juga berarti bahwa periode dewasa seksual juga panjang ,

sehingga cukup waktu untuk mencari pasangan bagi kepentingan

reproduksi.

Selain morfologi yang beranekaragam, hewan bentik juga memiliki

beberapa tipe atau cara makan. Hal tersebut dikeranakan populasi di laut dalam

yang sedikit serta minin kandungan oksigen. Sehingga mereka lebih sering

menyerap makanan atau memancing. Berikut beberapa tipe cara hewan bentik

mencari makan:

Penyerap

Penyerap adalah binatang zat-zat organik yang larut atau berbentuk

koloid dari sedimen atau air yang menggenangi. Kebanyakan pogonoforan

dan kelompok yang tidak mempunyai saluran pencernaan yang makan

dengan cara ini.

Pemakan reruntuk

Inilah cara makan yang paling lazim di laut dalam. Pemakan

reruntuk mengumpulkan bahan-bahan didasar dan melakukannya ke

dalam saluran pencernaannya sambil mencernakan zat-zat organik,

bakteri-bakteri dan lain-lain organisme kecil yang diserapnya.

Pemakan suspensi

Organisme yang makan zat-zat partikel bersuspensi disebut

pemakan suspensi. Biasanya paling sering dengan mekanisme lendir-

bulu getar, yang menimbulkan arus makanan untuk membawa air

partikel diperangkap dan kemudian diangkut ke mulut oleh tarikan-

tarikan khusus dari bulu-bulu getar.

Pemakan bangkai dan daging busuk

Binatang yang berasil sebagai pemakan bangkai kerapkali

memiliki kemampuan yang luar biasa untuk mencari makanan yang

geografis terasing dan peranti untuk menyimpan dan mengolah

makanan itu, yang jarang-jarang dijumpainya. Alat-alat indra kimiawi

11

Page 12: Laut Dalam

di antenul-antenul amfipoda lisianasid cukup berkembang dan

mungkin membantu mencari makanan

Pemangsa

Pemangsa laut-dalam meliputi moluska septibranki, cacing-

cacing polikheta, efausid batipelajik, amfipoda lisianasid, dekapoda

natasia dan ikan.

C. Bioluminesens di laut dalam

Menurut Nybakken,(1988 :149 ), bioluminesens adalah produksi cahaya

oleh orgnisme yang hidup.Mekanisme produksi cahaya tidak hanya dilakukan

oleh hewan terrestrial namun juga dilakukan oleh hewan aquatic.Spektrum warna

ynag dihasilakn berbeda menurut spesies namun secara keseluruhan warna warna

yang dihasilkan dari ungu sampai merah. Organ penghasil cahaya disebut fotofor.

Khusus pada ikan , cumi – cumifotofor terdapat dalam jumlah yang besar.Hewan

yng memiliki fotofor paling banyak terdapat di bagian atas laut dalam, yaitu zona

mesopelagik dan bagian atas zona batipelagik. Di bagian terdalam dari laut dalam

jarang ditemukan bioluminesens Fungsi fotofor antara lain.

Melumpuhkan sejenak predator . hal ini dapat terjadi karena fotofor

menghasilkan  suatu cahaya kilat yang menyilaukan

Sebagai umpan agar organisme yang dimangsa mendekat sampai jarak

jangkau terkaman seekor predator

Menerangi daerah sekelilingnya sehingga suatu predator dapat melihat

mangsanya.

D. Organisme – Organisme laut dalam

Organisme – organisme laut dalam menunjukan adaptasinya terhadap

karakteristik laut dalam ( bertekanan besar, sushu ekstrem, langkanya makan,

suasana gelap gulita ).Contoh adaptasi – adaptasi tersebut dapat kita lihat dari

contoh organisme yang hidup pada laut dalam antara lain :

12

Page 13: Laut Dalam

i. Viperfish

Viperfish ( ditemukan di zona mesopelagik pada  kedalaman

80 – 1600 meter ) merupakan  ikan yang terlihat seperti monster laut

yang kejam. Beberapa dari mereka berwarna hitam saat malam

dengan organ cahaya ( yang disebut dengan photophores ). Fotofor

terletak pada salah satu tempat strategis pada tubuhnya.  Beberapa

viperfish  dan banyak spesies ikan laut dalam lainnya tidak memiliki

pigmen sehingga semua nya transparan.Mereka juga memiliki mata

yang besar untuk mengumpulkan cahaya dari daerah yang sangan

minim cahaya. Organ penghasil cahaya dari hewan laut

mengahsilkan cahaya karena bioluminescen.

13

Page 14: Laut Dalam

ii. Fangtooth

Fangtooth atau Anoplogaster cornuta hidup pada kedalaman

16 feet . Meskipun terlihat seperti monster, hanya tumbuh sampai 6

inchi panjangnya, memiliki body yang pensek dan kepala yang

besar. Anoplogaster cornuta disebut juga fangtooth karena memiliki

taringyang panjang , tajam , serta ggi – gigi lain yang menyerupai

taring dalam jumlah yang banyak dan mulut yang besar.

Warna dari fangtooth dewasa berkisar antara coklat gelap

hingga hitam. Sedangkan fangtooth muda berwarna abu –abu cerah.

Tekanan pada kedalaman 16 feet sangat lah tinggi , air juga hampir

membeku, makanan juga sangat langka sehingga fangtooth akan

memakan apa saja yang dapat ia temukan. Fangtooth  ditemukan

hampir ditemukan di seluruh laut dalam di dunia termasuk di daerah

tropis.

14

Page 15: Laut Dalam

iii. Dragonfish

Ikan naga ( dragonfish ) atau Grammatostomias

flagellibarba,adalah predator buas meskipun berukuran kecil.

Dragonfish memiliki kepala yang besar , mulut yang dilengkapi

dengan gigi yang menyerupai taring yang tajam. Ikan ini mampu

tumbuh hingga panjangnya 6 inchi.Ikan naga (n dragonfish )

memiliki photophores di sepanjang sisi tubuhnya. Organ penghasil

cahaya inilah yng digunakan  sebagai tanda kepada dragonfish

lainnya selama kawin selain itu digunakan pula untuk menarik

perhatian mengsanya . Dragonfish hidup pada kedalaman 5000 feet (

1500 ) meter dan ditemukan pada laut tropis.

15

Page 16: Laut Dalam

iv. Angler (Melanocetus johnsoni )

 Angler atau Melanocetus johnsoni, memiliki badan yang

berbentuk seperti bola basket. . Melanocetus johnsoni memiliki

mulut yang lebar dengan gigi yang menyerupai taring yang tajam.

Melanocetus johnsoni hanya tumbuh hingga panjang 5 inchi.

Melanocetus johnsoni diberi julukan angler karena ikan

tersebutmemiliki tulang belakang yang panjang dan pada ujungnya

terdapat photophores ( yang memproduksi cahaya ). Fakta yang

naeh dari ikan ini adalah bahwa ikan yang jantan lebih kecil  dari

iakn betina dan memiliki gigi kait yang kecil yang digunakan untuk

menempel pada ikan betina. Ketika menempel maka pembuluh

darah iakn jantan akan menyatu dengan pembuluh darah ikan

betina. Ikan jantan seperti parasit, karena mendapat seluruh nutrisi

nya dari ikan betina. Apabila ikan jantan tidak mampu menempel

pada betina maka ia akan mati kelaparan. Melanocetus johnsoni

ditemukan pada kedalaman lebih dari 3000 feet.

16

Page 17: Laut Dalam

v. Gulper Eel  (Eurypharynx pelecanoides)

Gulper Eel atau nama latinnya  Eurypharynx pelecanoides

merupakan salah satu makhluk teraneh yang hidup di laut dalam.

Mulut dari ikan ini sangat lebar sehingga dapat memangsa hewan

yang lebih besar dari nya.  Perut iakn ini juga dapat meregang

untuk mengakomodasi makanan  yang besar.Selain itu 

Eurypharynx pelecanoides juga memiliki ekor yang panjang . Ikan

jenis ini ditemukan hampir di seluruh laut di dunia pada kedalaman

3000- 6000 kaki

vi. Architeuthis dux

17

Page 18: Laut Dalam

Architeuthis dux, merupakan salah satu dari hewan terbesar

di bumi dengan panjang mencapa 60 kaki sehingga    Architeuthis

dux  sekaligus menjadi avertebrata terbesar di dunia. Architeuthis

dux  masuk ke dalam kelas cephalopoda  filum molluska dan

merupakan hewan karnivora ( kan memakan apa saja yang dapat

ditangkap ).

vii. Harriotta raleighana

Harriotta raleighana dapat mencapai 5 feet panjangnya .

Ikan jenis memiliki belati kecil seperti hidung yang mengingatkan

pada salah satu kontur hidung pesawat jet supersonik. Harriotta

raleighana memiliki racun pada bgaian pertama tulang belakang

nya  yang dapat membunuh manusia. Ikan ini hidup pada

kedalaman 8000 kaki.

viii. Coffinfish

18

Page 19: Laut Dalam

B.melanostomus  memiliki badan yang lembek dan ekor

yang panjang yang ditutupi oleh duri – duri kecil. Spesies ini dapat

tumbuh hingga panjang minimal 10 cm. B.melanostomus  hidup

pada kedalaman 1320 m sampai 1760 m. Nama B.melanostomus  

diambil dari  bahasa yunani melanos yang berarti hitam dan stoma

yang berarti mulut.

i. Bathynomus giganteus

Isopoda raksasa atau yang di kenal dengan nama ilmiah

Bathynomus giganteus merupakan salah satu anggota dari family

isopoda Hewan ini dapat mencapai panjang hingga 16 inchi .

Bathynomus giganteus merupakan krustasea karnivor yang

beradaptasi untuk memakan apasaja yang jatuh dasar laut selain itu

19

Page 20: Laut Dalam

ia juga memakan beberapa  invertebrate kecil yang hidup pada

kedalaman 2000 kaki.

ii. Vampyroteuthis infernalis

Vampyroteuthis infernalisis adalah Cephalopoda

kosmopolitan yang tinggal di lapisan minimum oksigen antara

kedalaman 600 dan 800m. Studi morfometrik dan fisiologis

menunjukkan bahwa V. Infernalishas memiliki kapasitas kecil

untuk jet propulsi dan memiliki tingkat metabolisme terendah yang

pernah diukur untuk Cephalopoda Karena berenang dengan sirip

sudah lebih efisien daripada jet propulsi, beberapa pengurangan

penggunaan energi relatif terhadap cephalopoda lainnya mungkin

timbul dari penggunaan sirip sebagai sarana utama jet propulsi. V. 20

Page 21: Laut Dalam

infernalisundergoes sebuah metamorfosis yang cepat yang terdiri

dari perubahan dalam ukuran, posisi dan bentuk sirip. Hal ini

menunjukkan bahwa ada perubahan dalam selektif faktor yang

mempengaruhi gerak melalui ontogeni.

Tabel Beberapa jenis binatang eribatik serta kedalaman darimana mereka

diambil.

Porifera

Tenea murikata 30 sampai 3440 meter

Stilokordila borealis 2 sampai 3000 meter

Tantorium semisuberites 26 sampai 2970 meter

Polikheta

Lumbrikonereis impasiens Sekurang – kurangnya sampai 3000

meter

Glisera ruksi Sekurang – kurangnya sampai 3000

meter

Notomastus lateriseus Sekurang – kurangnya sampai 3000

meter

Hidroides norvegika Sekurang – kurangnya sampai 3000

meter

Pomatoseros 5 sampai 3000 meter

Amfikteis guneri 20 sampai 5000 meter

Siripedia

Veruka stromia Litoral sampai 300 meter

Kumasea

Diastilis levis 9 sampai 2980 meter

Edorela trunkatula 9 sampai 2980 meter

Isopoda

21

Page 22: Laut Dalam

Antarturus furkatus 10 sampai 3010 meter

Lamelibrankiata

Limopsis aurita 38 sampai 3175 meter

Astarte sulkata 10 sampai 2000 meter

Skrobikularia longikalus 36 sampai 4400 meter

Gastropoda

Neptunea kurta 8 sampai 2580 meter

Neptunea islandika  30 sampai 3000 meter

Pungturela noakhina  8 sampai 2000  meter

Sisulera krispata 12 sampai 2300  meter

Natika grunlandia 3 sampai 2300  meter

Natika afinis 6 sampai 2600 meter

Skafander pungtostriatus 35 sampai 2800 meter

Asteroidea

Psedarkhaster pareli 15 sampai 2500 meter

Henrisia sanguinolenta 0 ampai 2450 meter

Ofiuroidea

Ofiakanta bidentata 5 sampai 4400 meter

Ofiofolis akuleata 0 sampai 2450 meter

Ofiura sarsi 10  sampai 3000 meter

Ofiokten seriseum 5 sampai 4500 meter

Ekhinoidea

Ekhinokardium austral 0 sampai 4900 meter

Holoturoidea

Mesoturian intestinalis 20 sampai 2000 meter

22

Page 23: Laut Dalam

23

Page 24: Laut Dalam

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagian besar dunia ini di tutupi oleh lautan sehingga jumlah

keaneragaman hayatinya jauh lebih banyak dari pada di darat maupun di

udara. Banyak orang telah melakukan penelitan tentang keanekaragaman

hewan di darat maupun udara namun sedikit yang melakukannya di laut

khususnya di laut-dalam. Jika di lihat sekilas laut dalam tampak

menyeramkan namun disitulah banyak terjadi fenomena yang unik ataupun

hewan-hewan yang aneh, seperti adanya hidrothermal vent dan ikan

anglerfish yang sering di gambarkan sebagai ikan yang memiliki lampu.

B. SARAN

Sebagian besar manusia melakukan penelitihan di darat atau udara

dan di permukaan laut bahkan manusia mampu mancapai titik teratas

permukaan bumi bahkan sudah melewatinya, namun hanya beberapa yang

melakukan penelitihan di laut-dalam atau di bagian bumi yang paling

bawah. Sehingga masih banyak spesies atau keanekaragaman yang belum

diketahui oleh manusia. Mungki dengan adanya penelitihan tentang laut-

dalam membuat banyak manusia mulai penasaran dan banyak melakukan

penelitihan di laut-dalam

24