latr belakang

2
Akan tetapi, pada akhir-akhir ini memang sulit untuk menciptakan kader – kader yang professional, pengkaderan mahasiswa dari tahun ke tahun masih memprihatinkan.khususnya di purworejo. Terbukti ketika dalam kegiatan kegiatan seperti diskusi, seminar, kholaqah hanya sedikit sekali yang berpartisipasi. Memang inilah ironisnya pengkaderan. Di satu sisi, mahasiswa menganggap bahwa idenya layak untuk diaplikasikan pada mahasiswa baru (maba), akan tetapi dalam perjalanannya ada saja ketimpangan di dalamnya. Seperti yang sudah sering terjadi bertahun-tahun silam. DAD telah mengakibatkan terenggutnya jiwa kader secara “terpaksa”, bukan karena suka hati. Akan tetapi problemnya bias jadi terletak pada para senior yang kurang memahami arti pengkaderan. Arti pengkaderan adalah mengkader mahasiswa menjadi “mahasiswa seutuhnya.” Mahasiswa yang cerdas secara akademis, juga secara organisatoris. Kita tak bisa menyalahkan langsung kepada para seniornya (kasus) yang tidak memahami hakekat ini. Semua ini bermula dari paradigma yang terbangun di benak sang senior. Jika seniornya seorang aktivis, maka tentunya para kader akan diarahkannya menjadi aktivis mahasiswa yang cerdas, kritis dan kreatif. Agar tidak terjadi kasus sebagaimana yang lalu-lalu maka diperlukannya instruktur yang mampu mempola kader sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itulah pada makalah ini akan dibahas mengenai bentuk ideal dari pengkaderan melalui revitalisasi ideologi IMM

description

hgfghcgfcghvhjb

Transcript of latr belakang

Page 1: latr belakang

Akan tetapi, pada akhir-akhir ini memang sulit untuk menciptakan kader – kader yang

professional, pengkaderan mahasiswa dari tahun ke tahun masih memprihatinkan.khususnya di

purworejo. Terbukti ketika dalam kegiatan kegiatan seperti diskusi, seminar, kholaqah hanya

sedikit sekali yang berpartisipasi.

Memang inilah ironisnya pengkaderan. Di satu sisi, mahasiswa menganggap bahwa idenya

layak untuk diaplikasikan pada mahasiswa baru (maba), akan tetapi dalam perjalanannya ada

saja ketimpangan di dalamnya. Seperti yang sudah sering terjadi bertahun-tahun silam. DAD

telah mengakibatkan terenggutnya jiwa kader secara “terpaksa”, bukan karena suka hati.

Akan tetapi problemnya bias jadi terletak pada para senior yang kurang memahami arti

pengkaderan. Arti pengkaderan adalah mengkader mahasiswa menjadi “mahasiswa seutuhnya.”

Mahasiswa yang cerdas secara akademis, juga secara organisatoris. Kita tak bisa menyalahkan

langsung kepada para seniornya (kasus) yang tidak memahami hakekat ini. Semua ini bermula

dari paradigma yang terbangun di benak sang senior. Jika seniornya seorang aktivis, maka

tentunya para kader akan diarahkannya menjadi aktivis mahasiswa yang cerdas, kritis dan

kreatif. Agar tidak terjadi kasus sebagaimana yang lalu-lalu maka diperlukannya instruktur yang

mampu mempola kader sesuai dengan apa yang diharapkan.

Oleh karena itulah pada makalah ini akan dibahas mengenai bentuk ideal dari pengkaderan

melalui revitalisasi ideologi IMM dalam diri kader ikatan dimana akan mecetak aktivis-aktivis

IMM yang memiliki loyalitas, jati diri (identitas), dan kemajuan dalam konteks kolektivitas

kebersamaan dalam organisasi..